PESAN KRITIK SOSIAL DALAM FILM( Analisis Isi Dalam Film “Alangkah
Lucunya (Negeri Ini)” Karya Deddy Mizwar)
Oleh: Priska Andina ( 06220034 )
Communication Science Dibuat: 20110201 , dengan 6 file(s).
Keywords: Kata Kunci : Film Alangkah Lucunya (Negeri Ini), Pesan Kritik Sosial
ABSTRAK
Film adalah media komunikasi secara visual, alat penyampai gagasan dalam bentuk gambar. Gagasan tersebut bisa berupa informasi, hiburan, persuasi, pendidikan. Film tidak lagi dimaknai sebagai sekedar karya seni, tetapi lebih sebagai praktek sosial sebagai medium komunikasi massa yang beroperasi didalam masyarakat yang didalamnya terkandung nilainilai sosial. Kemampuan film dalam memberikan tampilan baik dari segi audio dan visual, mampu memberikan efek dramatis bagi para penonton yang mengapresiasikan setiap karya film. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengetahui seberapa banyak frekuensi pesan kritik sosial dalam Film Alangkah Lucunya (Negeri Ini) yang disutradarai oleh Deddy Mizwar, baik audio ataupun visual? Dengan tujuan penelitian untuk mengetahui berapa banyak
kemunculan pesan kritik sosial dalam film dan mendeskripsikan berapa banyak pesan kritik sosial dalam film, baik dalam unit analisis audio maupun visual.
Penelitian ini menggunakan metode analisis isi dengan perangkat statistik deskriptif. Tujuan dari analisis isi adalah merepresentasikan kerangka pesan secara akurat. Penelitian ini menggunakan unit analisis audio dan visual sebagai bagian penting dari sebuah film, dengan struktur kategori yang terdiri pemerintahan, kejahatan, hukum, pendidikan, moral masyarakat dan kemiskinan. Penelitian ini menggunakan satuan ukur per scene, kemunculan scene yang mengandung unsur dalam kategori yang sudah ditentukan. Dari uji reliabilitas dan validitas menggunakan rumus Holsty dan Scott, menunjukkan bahwa dari 6 kategori, telah memenuhi tingkat validitas yakni diatas 0,75 dan rata – rata mencapai nilai validitas sebesar 0,90.
Penelitian menunjukkan pesan kritik sosial dalam film Alangkah Lucunya (Negeri Ini) adalah sebanyak 62 scene (100%) dari keseluruhan total scene film yakni 113 scene. Hasil penelitian manunjukan porsi kategori paling besar adalah kategori Pendidikan, dengan jumlah scene sebanyak 18 atau sebesar 29%. Adanya porsi yang besar untuk kategori Pendidikan dalam film ini, dikarenakan banyak pesan kritik yang dilakukan dalam penyampaian gagasan dan informasi lebih efektif dilakukan dalam dialog antar tokohnya. Dari 62 scene yang terdapat dalam kategori yang telah ditentukan, masing masing terdiri dari 36 scene terdapat dalam unit analisis visual dan 26 scene terdapat dalam unit analisis audio. Hal ini menunjukkan bahwa lebih efektif menggunakan unit visual dalam menyanpaikan pesan kritik sosial dalam film, dikarenakan penyampaian pesan melalui bahasa non verbal mampu menghasilkan feedback yang cepat dari pihak yang termasuk dalam kritik sosial.
tersampaikan dan diapresiasikan dengan baik.
ABSTRACT
Keywords: Film Alangkah Lucunya (Negeri Ini), Messaging Social Criticism The film is a visual communications media, devices in the form of images conveys the idea. Ideas could include information, entertainment, persuasion, education. The film is no longer seen as mere works of art, but rather as a social practice as a medium of mass communication that operate within the society in which social values contained. Capability gives the appearance of the film in terms of both audio and visual, can provide dramatic effect for viewers who appreciate all the work of the film. The formulation of the problem in this research is to find out how much the frequency of messages of social criticism in the film Alangkah Lucunya (Negeri Ini) directed by Deddy Mizwar, either audio or visual? With the aim of the research to find out how much the
emergence of social criticisms in the film and describe how many messages of social criticism in the film, both in units of audio and visual analysis. This study uses content analysis method with descriptive statistical tools. The objective of content analysis is to accurately represent the framework message. This research uses audio and visual analysis unit as an essential part of a movie, with a category structure that consists of government, crime, law, education, public morality and poverty. This study used a unit of measurement per scene, the appearance of scenes that contain elements in the specified category. Of test reliability and validity using the formula Holsty and Scott, shows that of the 6 categories, namely the validity of the compliance level above 0.75 and average validity score of 0.90. Research shows the message of social criticism in the film Alangkah Lucunya (Negeri Ini) is the scene were 62 (100%) of the overall total of the 113 movie scene scene. The results shows portion biggest category is the category of Education, with the number of scene as many as 18 or 29%. The existence of a large portion for the