• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Program Event Pelatihan Membatik Di Batik Komar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Program Event Pelatihan Membatik Di Batik Komar"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN PROGRAM EVENT PELATIHAN MEMBATIK DI BATIK KOMAR

DK37503/Tugas Akhir Semester II 2014-2015

Oleh :

Adzan Mushofi 51911168

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

i

LEMBAR PENGESAHAN

PERANCANGAN PROGRAM EVENT PELATIHAN

MEMBATIK DI BATIK KOMAR

Adzan Mushofi

NIM: 51911168

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Tugas Akhir pada tanggal: ( / / )

Menyetujui, Pembimbing

Deni Albar, M.Ds NIP.4127 32 06 013

Dekan Ketua Program Studi Fakultas Desain Desain Komunikasi Visual

Prof. Dr. Primadi Tabrani M. Syahril Iskandar, M.Ds

(3)

ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Adzan Mushofi

NIM : 51911168

Program Studi : Desain Komunikasi Visual

Dengan ini menyatakan bahwa karya beserta Laporan Tugas Akhir ini adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan duplikasi dari hasil karya orang lain.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaraan dalam pernyataan ini maka saya bersedia sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Bandung, 14 Agustus 2015

(4)

iii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya, sehingga Laporan Tugas Akhir yang berjudul “ PERANCANGAN PROGRAM EVENT PELATIHAN MEMBATIK DI BATIK KOMAR” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Tugas Akhir Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia.

Menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih banyak memiliki kekurangan sehingga apa yang tertulis dalam laporan ini akan jauh dari sempurna dan semoga semua pihak dapat memakluminya. Akhir kata, menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga penyusunan laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.

Bandung, 14 Agustus 2015

(5)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ii

KATA PENGANTAR iii

BAB II TINJAUAN BATIK KOMAR 5

II.1 Pengertian CSR 5

(6)

vii

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 19

III.1 Strategi Perancangan 19

III.1.1 Tujuan Perancangan 19

III.1.2 Pendekatan Komunikasi 19

III.1.3 Materi Pesan 19

III.1.4 Gaya Bahasa 20

III.1.5 Khalayak Sasaran 21

III.1.6 Strategi Kreatif 21

III.1.7 Strategi Media 23

III.1.8 Strategi Distribusi dan Waktu Penyebaran Media 24

III.2 Konsep Visual 25

BAB IV TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA 31

IV.1 Teknis Produksi Media 31

IV.1.1 Media Utama 31

IV.1.2 Tahap Eksekusi Proses Video Pelatihan Membatik 32

IV.1.3 Teknik Pengambilan Gambar 41

IV.1.4 Tahap Akhir 43

DAFTAR PUSTAKA 52

(7)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

(8)

2 secara kebetulan beliau juga adalah pengguna produk Batik Komar. Merk komar sudah didaftarkan sejak tahun 2000 di Direktorat Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, melalui Direktur Merk dan Hak Cipta dengan berbagai macam kelas jasa yang sesuai dengan bidang usaha dari Batik Komar itu sendiri.

Kondisi Batik Komar saat ini hampir sama dan tidak banyak mengalami perubahan. Batik Komar sudah sangat maju dan sudah sampai ke kancah internasional, citra dari Batik Komar sekarang sekiranya perlu ditingkatkan dan dipertahankan. Batik Komar membutuhkan program CSR untuk membangun dan menjaga reputasi perusahaan di mata masyarakat, meningkatkan citra perusahaan dari Batik Komar itu sendiri, mempertahankan posisi merk perusahaan Batik Komar, dan juga mempertahankan sumber daya manusia yang berkualitas agar bisa terus bersaing dalam bidang usaha. CSR merupakan kepanjangan dari Corporate Social Responsibility yang artinya adalah sebuah identitas usaha yang wajib melakukan adaptasi kultural dengan lingkungan sosialnya. Konsep ini menyediakan jalan bagi setiap perusahaan untuk melibatkan dirinya dengan dimensi sosial dan memberikan perhatian terhadap dampak-dampak sosial yang ada.

(9)

3 I.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang dialamai oleh Batik Komar diidentifikasikan sebagai berikut:

 Keberadaan Batik Komar saat ini masih dirasakan oleh masyarakat belum

memberi manfaat sosial.

 Batik Komar terancam kehilangan penerus dari tenaga ahli membatik, Sumber Daya Manusia untuk membatik sulit dicari.

 Citra dari perusahaan Batik Komar masih belum mengalami perubahan.

 Membangun dan menjaga reputasi perusahaan Batik Komar agar tetap

dipertahankan dan lebih berdampak positif bagi masyarakat.

 Batik Komar harus tetap mempertahankan posisi merknya dan sumber daya

manusia yang berkualitas.

I.3. Rumusan Masalah

Dari uraian beberapa masalah pada identifikasi masalah, yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah :

“Bagaimana merancang suatu program CSR agar citra yang ada di Batik

Komar bisa ditingkatkan dan dipertahankan untuk perusahaan Batik Komar kedepannya dan memberi dampak sosial positif bagi masyarakat ?”

I.4. Batasan Masalah

Agar pembahasan tidak terlalu meluas, perlu memberikan batasan. Batasan masalah disini adalah wilayah penelitian studi kasus hanya meliputi kota Bandung dan masalah Batik Komar lebih pada program CSR.

I.5. Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perancangan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

 Memberi dampak sosial positif dari keberadaan Batik Komar untuk

masyarakat.

 Menarik minat masyarakat khususnya generasi muda untuk membatik.  Mempertahankan sumber daya manusia yang berkualitas.

(10)
(11)

5 BAB II

TINJAUAN BATIK KOMAR

II.1. Pengertian CSR

Konsep dari CSR mengandung arti bahwa organisasi bukan lagi sebagai identitas yang hanya mementingkan dirinya sendiri (selfish). Sehingga terealisasi dari lingkungan masyarakat di tempat mereka bekerja, melainkan sebuah identitas usaha yang wajib melakukan adaptasi kultural dengan lingkungan sosialnya. Konsep ini menyediakan jalan bagi setiap perusahaan untuk melibatkan dirinya dengan dimensi sosial dan memberikan perhatian terhadap dampak-dampak sosial yang ada. CSR lebih lanjut dimaknai sebagai komitmen perusahaan atau organisasi untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas local dan masyarakat secara lebih luas.

(12)

6 II.1.1. Manfaat Pelaksanaan CSR

Penerapan CSR merupakan salah satu bentuk implementasi dari tata kelola perusahaan yang baik. Hal ini agar perilaku pelaku bisnis mempunyai arahan yang bisa dirujuk dengan mengatur hubungan dengan stakeholders yang dapat dipenuhi secara proporsional, mencegah kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera.

Manfaat dari CSR itu sendiri terhadap pelaku bisnis sangat bervariasi, tergantung pada sifat (nature) perusahaan bersangkutan, dan sulit diukur secara kuantitatif. Meskipun demikian, ada sejumlah besar literatur yang menunjukkan adanya korelasi antara kinerja sosial/lingkungan dengan kinerja finansial dari perusahaan. Aktivitas CSR memiliki fungsi strategis bagi perusahaan, yaitu sebagai bagian dari manajemen risiko khususnya dalam membentuk katup pengamana sosial (social security). Dengan menjalankan CSR, perusahaan diharapkan tidak hanya mengejar keuntungan jangka pendek, namun juga harus turut berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan jangka panjang. Adapun manfaat CSR bagi perusahaan yang menerapkannya, yaitu :  Membangun dan menjaga reputasi perusahaan.

 Meningkatkan citra perusahaan.  Mengurangi resiko bisnis perusahaan.  Melebarkan cakupan bisnis perusahaan.  Mempertahankan posisi merk perusahaan.

(13)

7 II.1.2. Model Pelaksanaan CSR

Program-program CSR dapat dijabarkan kedalam berbagai bentuk oleh masing-masing perusahaan. Kegiatan ini perlu disesuaikan dengan tujuan organisasi, orientasi bisnis dan image yang ingin dibangun pada masyarakat luas. Pelaksanaan dari kegiatan ini dapat ditunjukan pada publik internal atau eksternal dari perusahaan.

Lebih lanjut, konsep piramida CSR yang dikembangkan Archie B. Carrol (1991) memberi justifikasi teoritis dan logis mengapa sebuah perusahaan perlu menerapkan CSR bagi masyarakat di sekitarnya. Menurut Carrol, CSR adalah puncak piramida yang erat terkait, dan bahkan identik dengan tanggung jawab filantropis. Setidaknya terdapat empat model CSR yang akan diuraikan sebagai berikut :

1. Tanggung jawab sosial ekonomi

Perusahaan harus dioperasikan dengan berbasis laba serta dengan misi tunggal untuk meningkatkan keuntungan selama berada dalam batas-batas peraturan pemerintah.

2. Tanggung jawab legal

Kegiatan bisnis diharapkan untuk memenuhi tujuan ekonomi para pelaku dengan berlandasakan kerangka kerja legal maupun nilai-nilai yang berkembang di masyarakat secara bertanggung jawab.

3. Tanggung jawab etika

Kebijakan dan keputusan perusahaan didasarkan pada keadilan, bebas dan tidak memihak, menghormati hak-hak individu, serta memberikan perlakuan yang sama untuk mencapai tujuan perusahaan.

4. Tanggung jawab sukarela atau diskresioner

(14)

8 II.2. Batik Komar

Batik Komar didirikan oleh H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds (43 tahun), berdiri pada tahun 1998 dengan jumlah karyawan 3 orang pada saat itu. Pada awalnya showroom Batik Komar menempati ruko milik dosen Marketing UNPAD DR Dwi Kartini di daerah Setrasari Mall selama kurang lebih 2 tahun. Jumlah karyawan hingga saat sekarang sudah mencapai 225 orang, yang tersebar di 2 Kota, yaitu Bandung dan Cirebon. Tahun 2003 Batik Komar bisa membeli tempat sendiri di Jl. Sumbawa 22 Bandung. Sejak saat itu hingga sekarang lokasi tersebut dijadikan pusat penjualan dan sebagai Kantor untuk kegiatan administrasi usaha.

Dipilihnya kota Bandung sebagai pusat pengembangan desain, dikarenakan Bandung merupakan salah satu pusat mode (Paris Van Java), lebih dekat dan lebih mudah untuk akses ke Jakarta, banyak institusi pendidikan dan perguruan tinggi seni, banyak seniman yang mempunyai reputasi nasional dan internasional dan masih banyak lagi hal positif yang dapat dijadikan alasan Bandung adalah kota yang tepat untuk menjalankan usaha batik khususnya Batik Komar. Ide pemberian nama merk komar adalah atas saran dosen dan ahli marketing dari UNPAD yang secara kebetulan beliau juga adalah pengguna produk Batik Komar.

Merk komar sudah didaftarkan sejak tahun 2000 di Direktorat Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, melalui Direktur Merk dan Hak Cipta dengan berbagai macam kelas jasa yang sesuai dengan bidang usaha dari Batik Komar itu sendiri. Dalam persaingan pasar batik di indonesia dengan menggunakan beberapa strategi, yaitu:

a. Pemasaran

 Pameran (exhibition)

 Rumah ke rumah (door to door)  Reseller

 Titip jual (consignment)  Showroom

b. Produksi

(15)

9  Produksi di Cirebon murni

 Produksi di Bandung-Cirebon (merging procces) c. Pembelian bahan baku

 Pembelian langsung  Pembelian tidak langsung

II.1.1. Visi dan Misi Misi :

Melestarikan dan menumbuhkan tradisi batik Cirebon sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Trusmi Plered Cirebon pada khususnya dan menumbuhkan industri kerajinan batik Indonesia pada umumnya. Visi :

 Batik Tradisional Trusmi Cirebon bisa lebih dikenal di kancah dunia batik

nasional dan internasional

 Meningkatkan kesejahteraan karyawan melalui lingkungan tempat kerja dan

tempat tinggal yang bersih dan sehat, pemberian upah yang wajar sesuai dengan keahlian dan prestasi kerja yang diberikan kepada perusahaan

 Meningkatkan kualitas dan daya saing yang berpotensi untuk memasuki pasar

global

 Memperkaya desain motif untuk menambah perbendaharaan motif-motif

tradisional yang sudah ada dan memasyarakat

 Melakukan inovasi pada bidang bahan dasar kain, melalui pengembangan

desain tekstur tenun dan melakukan kombinasi serat alam.

 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang industri kerajinan batik

dengan cara mendidik tenaga-tenaga terampil dan produktif yang diambil dari daerah-daerah di luar pusat pengrajin batik.

 Memperluas jaringan kerja dengan pusat-pusat industri kerajinan batik melalui

pertukaran informasi desain dan proses produksi

 Berbagi ilmu dan informasi tentang berbagai proses batik bagi pengrajin batik

(16)

10 II.1.1. Logo Batik Komar

Gambar : II.1 Logo Batik Komar. Sumber : Dokumen Pribadi.

Logo Batik Komar saat ini memiliki beberapa filosofi, yaitu :

 Semangat yang kokoh dan harus bisa berdiri untuk menopang segala tindakan

yang dilakukan dalam mencapai tujuan perusahaan layaknya batu cadas.

 Seluruh karyawan dan orang-orang yang terlibat dalam perusahaan harus bisa

menghidupi kebutuhan pangannya. Mampu dan terus memiliki kejayaan dan kekayaan untuk menghidupi dan membiayai seluruh kebutuhan keluarga.  Harus terus mengembangkan usahanya keseluruh pelosok dunia dengan

(17)

11 II.1.1. Struktur Organisasi

Gambar II.2 Struktur Organisasi Batik Komar. Sumber : Dokumen Pribadi.

II.1.1 Partner Bisnis

(18)

12 Produk ( Product )

Batik Komar hingga saat ini memproduksi beberapa jenis produk dengan desain batik, diantaranya adalah Batik Cirebon, Sarung Batik, Selendang Batik, Kemeja Batik, Scarf & Stolla Batik.

Gambar II.2 Produk Batik Komar

(Sarung Batik, Selendang Batik, Kemeja Batik, Scarf & Stolla Batik, Cap Besar).

Harga ( Price )

(19)

13 perusahaan sedikit lebih mahal, hal ini dikarenakan pembuatannya membutuhkan riset penelitian desain terhadap identitas brief klien. Hal inilah yang membuat Batik Komar berbeda dengan batik-batik lainnya, Batik Komar selalu berpedoman pada metode penelitian desain untuk mendapatkan motif batik yang baru.

Tempat ( Place )

Untuk menyaingi kompetitornya, Batik Komar berusaha membangun beberapa cabang showroom, hingga kini Batik Komar memiliki 4 showroom. Lokasi showroom ditempatkan di lokasi yang strategis, lokasi ini terletak di kota bandung dan kota cirebon.

Lokasi showroom di Bandung terletak di :  Showroom I

Jl. Sumbawa No. 22 Bandung 20113  Showroom II

Jl. Cigadung Raya Timur I No. 1 Bandung 40191 Lokasi showroom di Cirebon terletak di :

 Trusmi Plered Cirebon

Dengan adanya showroom/lokasi tempat Batik Komar ini masyarakat khususnya di Bandung bisa datang kesini untuk membeli pakaian, aksesoris batik dan masih banyak yang lainnya.

(20)

14 Selain membangun showroom di kedua kota tersebut, Batik Komar mempunyai tempat tujuan untuk mempromosikan batiknya, sasaran pemasaran produk Batik Komar yaitu bandung, cirebon, jawa, jepang, amerika sampai tahap internasional. Promosi ( Promotion )

Dalam mempromosikan produk batikya, Batik Komar melakukan beberapa strategi promosi, yaitu dengan cara :

Pameran ( Exhibition )

Batik Komar aktif mengikuti berbagai macam pameran produk kerajinan dan handicraft tingkat nasional khususnya di Jakarta seperti pameran INACRAFT, ICRA, DEKRANAS dan GBN (Gelar Batik Nusantara). Tujuan mengikuti ajang pameran yang sudah cukup dikenal luas oleh masyarakat, serta biasanya diikuti oleh para perajin dengan kualitas yang sudah cukup baik akan menambah kepercayaan konsumenserta bisa menambah image dari perusahaan itu sendiri. Disamping itu tujuan dari mengikuti pameran adalah untuk memperkenalkan merk perusahaan, menambah luas jaringan pemasaran dan berharap akan menambah partner bisnis yang bisa berjangka panjang.

Di awal-awal berdirinya Batik Komar sering mengikuti berbagai macam pameran di Bandung dan di Jakarta, namun dengan berjalannya waktu akhirnya diputuskan hanya beberapa event pameran yang bergengsi dan berkualitas saja yang terus diikuti oleh Batik Komar. Hal ini untuk menjaga kepercayaan dan rasa kebanggaan bagi pengguna Batik Komar.

Rumah ke rumah

(21)

15  Reseller

Bentuk pemasaran semacam ini secara putaran (turn over) masih bisa memberikan keuntungan yang cukup lumayan bagi perusahaan, dikarenakan jumlah produksi bisa diserap lebih banyak. Akan tetapi secara imej tidak banyak membantu untuk peningkatan brand image bagi Batik Komar itu sendiri.

Titip jual

Sistem pemasaran dengan cara ini adalah, sistem pemasaran yang sangat lemah dan kita harus nurut dengan segala macam bentuk aturan yang telah ditetapkan oleh partner bisnis kita. Dari beberapa pengalaman yang pernah dilakukan, cara semacam ini tidak banyak membantu dalam meningkatkan kapasitas produksi maupun besarnya keuntungan.

Showroom

Bentuk pemasaran ini jauh lebih baik dan berdampak sangat bagus bagi usaha. Hal ini dikarenakan banyak mendatangkan keuntungan diantaranya :

 Merek atau brand dengan nama sendiri jelas akan lebih dikenal

 Konsumen akan lebih percaya dan merasa tidak ditipu mengenai harga produk yang dipasarkannya

 Keuangan akan mudah diatur dan tidak melalui rekening orang lain dulu.  Barang-barang akan mudah ditata dan diatur sesuai dengan keinginan kita  Keuntungan atau margin profit akan mudah kita sesuaikan berdasarkan

biaya-biaya yang harus kita keluarkan

 Dan masih banyak lagi keuntungan yang lainnya.

(22)

16 II.3. Khalayak Masyarakat

Khalayak masyarakat yang diinginkan Batik Komar meliputi beberapa ruang lingkup, yaitu ruang lingkup perusahaan, ruang lingkup daerah pemasaran, ruang lingkup konsumen, semuanya tertampung berdasarkan 3 aspek yaitu demographic, geographic dan behaviour. Khalayak dari Batik Komar adalah dari generasi muda yang kreatif dan memiliki pengetahuan tentang membatik.

II.3.1 Demografis

Demografis meliputi semua kalangan laki-laki dan perempuan, umur 18 tahun s/d 25 tahun, semua jenjang pendidikan, tak ada batasan agama, kelas sosial B dan A (menengah dan menengah keatas).

II.3.2. Geografis

Untuk aspek geografis juga Batik Komar menginginkan strategi pemasarannya sampai ke pelosok daerah, keluar daerah sampai tahap internasional. Namun sebelum mencapai itu, Batik Komar melakukan perluasan aspek geografis meliputi wilayah Jawa Barat Indonesia seperti Bandung, Cirebon, Cianjur, Jakarta, Bekasi, dan wilayah Jawa Barat yang lainnya.

II.3.3. Psikografis

Psikografis yang dituju adalah anak muda yang mengenyampingkan atau kurang memperhatikan tentang batik dan mempunyai aktivitas yang serba sibuk. Sehingga menjadikan pelatihan membatik ini sebagai pilihan yang tepat dalam upaya pelestarian batik di masyarakat khususnya di Bandung. (Albert Loudon & David Della Britta).

Consumer Insight dan Consumer Journey :

Consumer Insight: suatu keinginan yang ada di dalam benak seseorang. Anak muda saat ini sangat menginginkan hidup serba praktis dan instant serta bergengsi dalam melakukan berbagai aktivitas termasuk dalam hal bermain gadget, nongkrong bersama teman-teman dan masih banyak yang lainnya.

(23)

17 Consumer Journey: suatu kebiasaan yang sering dilakukan oleh seseorang setiap harinya. Bangun tidur terlalu siang, pergi kekampus terlambat, pola makan yang tidak teratur, gaya hidup yang semakin modern dalam penggunaan gadget menyukai menghabiskan waktu di tempat-tempat yang memberikan fasilitas internet secara gratis dan memberikan kesan bergengsi di tempat-tempat bergengsi tersebut salah satunya adalah restoran, mall dan masih banyak yang lainnya.

II.4. Ringkasan & Solusi Perancangan

(24)

19 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1. Strategi Perancangan

Untuk menginformasikan gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dibutuhkan suatu bentuk komunikasi yang mampu menyampaikan suatu informasi atau pesan yang dapat dengan mudah dimengerti oleh sasaran. Komunikasi tersebut dapat menggunakan bahasa verbal atau bahasa visual. Sebagian besar yang berkunjung di Rumah Batik Komar ini berusia 18 – 25 tahun ke atas, di usia ini kebanyakan ingin mempelajari sesuatu yang baru atau sesuatu yang bisa menambah ilmu pengetahuan mereka sendiri. Gaya bahasa yang digunakan adalah majas metafora yaitu mengubah makna kalimat yang dibentuk. Memberikan warna-warna elegan supaya tidak mengurangi kesan yang disampaikan oleh Rumah Batik Komar sendiri.

III.1.1. Tujuan Perancangan

Memperkenalkan / mempromosikan sekaligus mendekatkan konsumen dengan Batik Komar melalui jenis promosi public relation sekaligus membujuk konsumen untuk lebih peduli dan mengenal lebih terhadap budaya batik indonesia. Dan akan dibuatkannya sebuah event pelatihan membatik dengan cara membebaskan peserta untuk berkreasi dalam membuat batik dengan ide atau identitas sendiri.

III.1.2. Pendekatan Komunikasi

Pesan utama dalam event ini berfungsi untuk menyampaikan informasi dan membujuk masyarakat mengenai Batik Komar sebagai batik yang memiliki arti nilai seni yang tinggi, serta bangga terhadap batik ini. Sehingga diharapkan dimudahkan dalam proses penyampaian event ini kepada masyarakat.

III.1.3. Materi Pesan

(25)

20 Bandung Jawa Barat. Materi pesan yang digunakan pada perancangan event pelatihan membatik ini adalah bertujuan untuk meningkatkan keterampilan para generasi muda untuk berkreasi dalam membatik agar budaya batik bisa tetap lestari. Selain itu materi pesan yang ingin disampaikan dalam promosi ini adalah :  Mengenalkan cara pembuatan batik

 Mengajak untuk datang berlatih cara membuat batik

 Mempromosikan Rumah Batik Komar kepada masyarakat terutama remaja

Pesan tersebut dibuat semenarik mungkin lewat tagline, headline, visual, lambang dan semua komponen yang terdapat pada media-media promosi agar lebih efektif penyampaiannya dan mudah diingat. Tagline dalam promosi ini adalah : “Yuk Membatik”.

III.1.4. Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang dipakai lebih lebih banyak menggunakan gaya bahasa non-verbal yaitu promosi yang dilakukan lebih banyak melalui media visual seperti poster, stiker, brosur dan lain-lain. Hal tersebut bertujuan agar pesan yang ingin disampaikan dari event ini lebih mudah dimengerti oleh khalayak sasaran.

III.1.5 Khalayak Sasaran

 Jenis Kelamin : Laki-Laki & Perempuan  Usia : 18 – 25 Tahun

 Profesi : Pelajar & tidak berprofesi (pengangguran)

III.1.6. Strategi Kreatif

(26)

21 Copywriting

 Headline : Membatik Bersama Batik Komar  Tagline : Yuk Membatik

Storyline

Suatu hari seorang seorang remaja mahasiswa desain di salah satu perguruan tinggi swasta Bandung sedang mengerjakan kegiatan sehari harinya dengan muka muram, dengan mengenakan pakaian kaos dan celana jeans yang tampak sudah using dan ketinggalan zaman. Dia melihat teman-temannya mengenakan pakaian batik, pada waktu itu batik menjadi trend fashion yang digunakan oleh kalangan remaja, dipakai untuk segala aktifitas seperti kuliah, nongkrong, ataupun acara-acara khusus seperti acara-acara pernikahan atau acara-acara resmi lainnya.

Dia berfikir untuk merubah gayanya, namun dia juga berfikir kenapa desain batik yang dipakai oleh teman-temannya seperti stok desain, desainnya hampir sama semua hanya saja ada perbedaan warna dan sedikit bentuk yang berbeda. Dia pun punya keinginan untuk memiliki batik dengan gayanya sendiri, sesuai dengan profesi dan hobinya.

Datanglah dia ke Batik Komar, dia bisa mengeluarkan idenya untuk membuat desain batik baru dengan mengkombinasikan hobi dan profesinya kedalam desain. Jadilah sebuah kemeja batik dengan corak pencil dan brush yang mencirikan dia seorang seniman dan desainer.

Dia pun bangga dengan mengenakan batiknya, sehari-harinya dia menjadi lebih percaya diri dan berasa menjadi orang yang cinta budaya serta wibawa.

Storyboard

(27)

22 tentang pelatihan membatik agar informasi tersebut dapat diterima oleh semua masyarakat secara detail.

Gambar III.1.6 Storyboard. Sumber : Dokumen Pribadi.

(28)

23 III.1.7. Strategi Media

Konsep Aplikasi Media

Pemilihan media yang tepat untuk penempatan visualisasi pelatihan lomba mendesain batik ini adalah video iklan, poster, papan madding, banner, stiker, brosur dan media – media pendukung yang lainnya.

Konsep Event :

- “Yuk Membatik” Bersama Batik Komar. - Tanggal : 2 Oktober s/d 4 Oktober 2015.

- Hari : Jumat s/d Minggu pukul 08.00 s/d 16.00 WIB.

- Lokasi di Rumah Batik Komar, Jl. Cigadung Raya I No.5 Bandung. - Untuk semua kalangan & tidak dipungut biaya (pendaftaran gratis).

Media Publikasi :

- X-banner event 3 lembar dipasang di setiap titik lokasi.

- Brosur & Flyer dipromosikan sebanyak 10 s/d 20 lembar ke tempat umum. - Video iklan pelatihan membatik ini nantinya akan dipublikasikan di youtube.

Tema : Membatik Bersama Batik Komar. Tema yang diangkat disini adalah tentang kebudayaan, jadi disnini saya ingin mengajak masyarakat untuk lebih melestarikan budaya batik ini khususnya di Bandung.

III.1.8. Strategi Distribusi dan Waktu Penyebaran Media

(29)

24 kendaraan dan pejalan kaki berlalu lalang. Distribusi ini dilakukan di sekolah-sekolah, kampus, kantor dan tempat umum lainnya.

Jadwal penyebaran media ini dilakukan 3 tahap yaitu :

 Tahap pertama dimana penyebaran media ini bertujuan sebagai pemberitahuan

awal untuk menginformasikan bahwa adanya wisata Rumah Batik Komar.  Tahap kedua adalah penyebaran media promosi yang membujuk/mengajak

segmentasi untuk melakukan pelatihan membatik di Rumah Batik Komar.  Tahap ketiga adalah penyebaran media promosi yang merupakan media

pengingat sekaligus juga menjadi media pendukung pada saat peserta mengunjungi dan melakukan pelatihan membatik di Rumah Batik Komar.

Strategi distribusi dimulai dengan dari poster yang akan disebarkan bersamaan dengan brosur. Sedangkan media pendukung lainnya seperti banner akan disebarkan dan diletakkan di sekitar area sekolah atau kampus-kampus atau di tempat yang biasa anak muda berlalu lalang dan banyak melakukan aktivitas. Untuk media gimmick dan sertifikat akan diberikan kepada peserta bila mengikuti kursus pelatihan membatik di Rumah Batik Komar.

III.2. Konsep Visual

(30)

25 Gambar III.2 Pengrajin Batik Komar.

Sumber : Dokumen Pribadi.

Gambar III.2 Pengrajin Batik Komar. Sumber : Dokumen Pribadi. III.2.1. Format Desain

Format desain yang digunakan adalah landscape dan portrait, karena disesuaikan dengan material yang telah ada. Sehingga dapat diaplikasikan pada berbagai media dengan mudah. Wide berukuran 720 px x 480px. Bertujuan agar iklan pemasyakatan ini seperti video-video pada umumnya.

(31)

26 Gambar III.2.1 Contoh Gambar Ukuran Brosur.

Sumber : Dokumen Pribadi. III.2.2. Tata Letak (Layout)

Layout merupakan salah satu unsur yang sangat berpengaruh dalam sebuah komposisi. Pengertian layout sendiri ialah mengatur penempatan berbagai unsur komposisi, seperti huruf, teks, garis, bidang, gambar dan lain sebagainya. Layout yang digunakan adalah perpaduan antara layout jenis Copy heavy dan Type specimen layout. Layout copy heavy adalah suatu layout yang tata letaknya mengutamakan pada bentuk copy writing atau dengan kata lain komposisi layout didominasi oleh penyajian teks. Sedangkan layout Type specimen adalah layout yang tata letak iklan hanya menekankan pada penampilan jenis huruf dengan size yang besar.

III.2.3. Huruf / Tipografi

(32)

27 Berikut ini adalah tipe huruf yang dipilih:

ALGERIAN

Penggunaan ilustrasi dalam sebuah iklan video ini berfungsi untuk memperjelas dan mempertegas juga sekaligus sebagai daya tarik visual. Ilustrasi yang dipakai dalam iklan video ini adalah dengan menampilkan seorang pengrajin batik yang sedang membatik di Rumah Batik Komar, hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesan nyata dan lebih dapat dicerna oleh target sasaran, karena berhubungan dengan budaya tradisional.

(33)

28 III.2.5. Warna

Warna merupakan salah satu unsur desain yang mempengarusi pesan. Pemilihan warna dalam konsep visual ini berdasarkan pada kesan yang ingin di tonjolkan dan kepada siapa kesan ini akan disampaikan.

Warna-warna yang dipilih oleh perancang adalah warna-warna yang sangat di sukai oleh remaja / generasi muda. Warna yang mencolok juga warna yang sering dilihat oleh remaja yaitu putih, biru tua, kuning, hijau, merah, coklat, biru muda. Adapun makna warna dalam batik yaitu :

 Warna coklat : warna ini dikatakan hangat sehingga disosialisasikan dengan tipe pribadi yang hangat, terang, bersahabat, kebersamaan, tenang dan rendah hati.

 Warna putih : warna ini dikaitkan dengan kebenaran, kebersihan, kesucian

yang melambangkan karakter orang yang baik hati selalu mengutamakan kebenaran dan kejujuran dalam kehidupannya.

 Warna biru tua : warna ini dikaitkan dengan kejahatan dan kegelapan. atau

melambangkan keangkamurkaan , keserakahan dan kesesatan. Dalam arti yang baik warna ini melambangkan orang yang mempunyai kepribadian yang kuat, tidak mudah terpengaruh komentar orang lain. Sehingga dalam melaksanakan kewajibannya dilakukan penuh tanggung jawab.

 Warna kuning : warna ini melambangkan ketentraman. Segala yang ada di

dunia adalah baik untuk kehidupan.

 Warna merah : warna ini melambangkan keberanian.  Warna hijau : warna ini melambangkan kesuburan.  Warna biru muda : warna ini melambangkan kesetiaan.

(34)

29 Gambar III.2.5 Warna CMYK & RGB.

(35)

31 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA

IV.1. Teknis Produksi Media

Proses pembuatan video iklan pelatihan membatik di Batik Komar ini dimulai dengan pembuatan naskah kasar kemudian berkembang menjadi storyline. Selanjutnya, dikembangkan kembali menjadi storyboard yang terdiri dari narasi dan visualisasi, merupakan jalan cerita dari masing-masing informasi yang ingin di sampaikan. Setelah proses sketsa yang sebelumnya telah dilakukan studi terlebih dahulu, selanjutnya adalah dilakukan proses scanning dengan menggunakan media scanner. Seluruh sketsa kemudian discan dan diedit, selanjutnya mulai melakukan take shooting, yang mana hasil dari take shooting akan di editing di Adobe Premier CS 6. Selanjutnya file yang telah selesai siap untuk direndering.

IV.1.1. Media Utama

Gambar IV.1.1 tampilan awal video iklan Batik Komar. Sumber : Dokumen Pribadi.

Adapun spesifikasi media utama video iklan dari Batik Komar yaitu: Format / bentuk : Wide

Ukuran : 720 px x 480 px

(36)

32 IV.1.2. Tahap Eksekusi Proses Video Pelatihan Membatik

Pada tahap eksekusi ini adalah tahap dimana dilakukannya proses visual, dimana pada proses visual ini adalah dengan mengambil gambar seseorang yang sedang melakukan kegiatan membatik mulai dari mencanting, mencap, membuat sketsa batik sampai pada tahap hasil produksi Batik Komar ini. Disini nantinya akan dijabarkan dari proses awal penyampaian informasi sampai akhir.

(37)

33 Gambar IV.1.2 Tahap 2.

Sumber : Dokumen Pribadi.

Gambar IV.1.2 Tahap 3. Sumber : Dokumen Pribadi.

(38)

34 Gambar IV.1.2 Tahap 5.

Sumber : Dokumen Pribadi.

(39)

35 Gambar IV.1.2 Tahap 7.

Sumber : Dokumen Pribadi.

(40)

36 Gambar IV.1.2 Tahap 9.

Sumber : Dokumen Pribadi.

(41)

37 Gambar IV.1.2 Tahap 11.

Sumber : Dokumen Pribadi.

(42)

38 Gambar IV.1.2 Tahap 13.

Sumber : Dokumen Pribadi.

(43)

39 Gambar IV.1.2 Tahap 15.

Sumber : Dokumen Pribadi.

(44)

40 Gambar IV.1.2 Tahap 17.

Sumber : Dokumen Pribadi.

Gambar IV.1.2 Tahap 18. Sumber : Dokumen Pribadi.

IV.1.3. Teknik Pengambilan Gambar

Teknik – teknik dalam pengambilan gambar yang dilakukan sebagai berikut :  Dalam teknik pengambilan gambar di Rumah Batik Komar ini menggunakan

(45)

41 mata objek, tidak ada kesan dramatik tertentu yang didapat dari eye level ini, yang ada hanya memperlihatkan pandangan mata seseorang yang berdiri.  Frame size yang digunakan adalah Full Shoot (FS). Dalam pengambilan

gambar ini penuh dengan objek dari kepala hingga kaki, fungsinya untuk memperlihatkan objek beserta lingkungannya secara lebih jelas.

Moving Camera (Gerakan Kamera) yang digunakan adalah Fading (in/out). Merupakan pergantian gambar secara perlahan-lahan.

(46)

42 IV.1.4. Tahap Akhir

 Brosur

Ukuran Media : 42 cm x 29,7 cm

Teknis Produksi : Cetak, kertas Art Papper 150 gr double side

Media brosur digunakan sebagai media utama dalam peracangan event pelatihan membatik untuk dibagikan / dipromosikan kepada masyarakat.

(47)

43 Gambar IV.1.4 Brosur Bagian Belakang.

Sumber : Dokumen Pribadi.

 Poster

Ukuran Media : A3 (42 cm x 29,7 cm)

Teknis Produksi : Cetak, Art Papper 250 gr laminasi glossy

(48)

44 Gambar IV.1.4 Poster.

Sumber : Dokumen Pribadi.

 X-Banner

(49)

45

Gambar IV.1.4 X-Banner. Sumber : Dokumen Pribadi.

 Flyer

Ukuran Media : A4 (210 cm x 297 cm)

Teknis Produksi : Cetak, Art Papper 250 gr laminasi glossy

(50)

46 Gambar IV.1.4 Flyer.

Sumber : Dokumen Pribadi.

 Sticker

Ukuran Media : A4 (210 cm x 297 cm)

Teknis Produksi : Cetak, Art Papper 250 gr laminasi glossy

Media sticker digunakan sebagai media pendukung dalam peracangan event pelatihan membatik sebagai merchandise.

(51)

47  Name Tag

Ukuran Media : A4 (8 cm x 11 cm)

Teknis Produksi : Cetak, Art Papper 250 gr laminasi glossy

Media Name Tag digunakan sebagai media pendukung dalam peracangan event pelatihan membatik sebagai identitas pengunjung pelatihan membatik.

(52)

48  T-Shirt

Media T-SHirt digunakan sebagai media pendukung dalam peracangan event pelatihan membatik sebagai merchandise.

Gambar IV.1.4 T-Shirt. Sumber : Dokumen Pribadi.

Format / Bentuk : - Material : -

(53)

49  Pin

Pin digunakan sebagai media pendukung dalam peracangan event pelatihan membatik sebagai merchendise.

Gambar IV.1.4 Pin. Sumber : Dokumen Pribadi.

Format / Bentuk : Lingkaran Material : -

(54)

50  Megatron

Megarton digunakan sebagai media pendukung dalam perancangan event membatik di Rumah Batik Komar.

Gambar IV.1.5 Megatron. Sumber : Dokumen Pribadi.

Format / Bentuk : - Material : -

Teknik Produksi : Televisi Besar

Kesimpulan

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman, Oemi. 2001. “Dasar-Dasar Public Relation”. Bandung : PT Citra Aditya Bakti.

Adi, Isbandi Rukminto. 2008. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta :

Rajawali Press. Bungin, Burhan. 2011. “Konstruksi Sosial Media Massa”. Kencana : Jakarta.

Budimanta, Arief dkk. 2004. Corporate Social Responsibility:

Jawaban Bagi Model Pembangunan Indonesia Masa Kini. Jakarta : Indonesia Center for Sustainable Development.

Jalal. 2010. “Komunikasi CSR:

Pelatihan Membangun Reputasi Perusahaan melalui Komunikasi CSR Efektif”. Jakarta: Lingkar Studi CSR/A+ CSR Indonesia.

Kartini, Dwi. 2009. Corporate Social Responsibility:

Transformasi Konsep Sustainable Management dan Implementasi di Indonesia. Bandung: PT Refika Aditama.

Kusniadji, Suherman. 2011.

“Mengkomunikasikan Program Corporate Social Responsibility Untuk Meningkatkan Citra Perusahaan”. Universitas Tarumanagara.

Mulyana, Dedi. 2008. “Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar”. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Rahmatullah, Corporate Social Responsibility (CSR) dan Keberlanjutan Perusahaan

Reza Rahman, Reza. 2009. Corporate Social Responsibility, Antara Teori dan Kenyataan. Jakarta: MedPress.

Rakhmat, Jalaludin. 1997.

“Psikologi Komunikasi”. Bandung: Remaja Rosda Karya. Ruslan, Rosady. 2003. Metode Penelitian

(56)

Solihin, Ismail. 2009.

Corporate Social Resposibility: From Charity to Sustainability. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Wibisono, Yusuf. 2007.

(57)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA DIRI :

Nama : Adzan Mushofi Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat/Tanggal Lahir : Indramayu, 7 Oktober 1993

Alamat : Jl. Olahraga No.21 RT. 01/RW. 04, Karanganyar, Indramayu

Agama : Islam

Status : Single Kewarganegaraan : Indonesia

Kesehatan : Sehat dan Normal Tinggi/Berat Badan : 170 cm/58 kg Golongan Darah : B

No Handphone : +6285797056600

(58)

DATA PENDIDIKAN :

Formal

SD : SD Negeri Margadadi 5 Indramayu (1999 – 2005) SMP : SMP Negeri 2 Sindang Indramayu (2005 – 2008) SMA : SMK Negeri 1 Indramayu (2008 – 2011)

Perguruan Tinggi : Universitas Komputer Indonesia Bandung (2011 – 2015)

PENGALAMAN KERJA :

Editing Photo di CV. Andreas Jaya, Indramayu – Agustus s/d Oktober 2011

DATA KEMAMPUAN :

Beberapa software yang mampu dikuasai diantaranya :

 Corel Draw

 Adobe Photoshop

 Adobe Illustrator

Gambar

Gambar III.2.1 Contoh Gambar Ukuran Frame.
Gambar III.2.1 Contoh Gambar Ukuran Brosur.
Gambar III.2.5 Warna CMYK & RGB.
Gambar IV.1.1 tampilan awal video iklan Batik Komar.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kualitas penerapan KTSP aspek kepala sekolah disajikan pada Tabel 5: Tabel 5. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan, nilai tersebut tergolong baik. Dengan

Setelah selesai menuliskannya, maka hasil dari tiap-tiap kelompok akan ditanggapi oleh kelompok lain yang ditentukan oleh dosen dengan menempelkan kertas kecil

Ialah cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidik untuk menyampaikan bahan atau materi pendidikan islam agar materi pendidikan islam tersebut dapat dengan mudah diterima oleh

Universitas

Berdasarkan sejumlah temuan di lapangan, tampak bahwa revitalisasi karakter bangsa melalui pendidikan kewarganegaraan dengan pengembangan budaya lokal di masyarakat

Gaya hidup sehat yang menjadi impian dan harapan pemerintah kota. Yogyakarta/ pagi tadi kembali dihimbau dalam peringatan

Perbandingan Self Efficacy Akhir Berdasarkan Dimensi Magnitude ... Perbandingan Self Efficacy Akhir Berdasarkan Dimensi

[r]