• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Biaya Pembelian Bahan Baku untuk Efisiensi Biaya Produksi Pada Perusahaan Tahu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Biaya Pembelian Bahan Baku untuk Efisiensi Biaya Produksi Pada Perusahaan Tahu"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Evaluasi Biaya Pembelian Bahan Baku untuk Efisiensi

Biaya Produksi Pada Perusahaan Tahu “ADMA”

di Kecamatan Karangploso Malang

Diajukan Oleh:

Nama : Sigit Purnomo Nim : 00610096

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

Bab 1

Pendahuluan A. Latar Belakang.

Perusahaan untuk dapat berkembang haruslah melalui perjuangan dan didukung dengan perencanaan yang matang dalam menghadapi berbagai masalah dan rintangan yang timbul, seperti masalah operasional, keuangan, maupun masalah pemasaran dari produk yang diproduksi. Masalah persaingan antar perusahaan mengharuskan perusahaan harus terus menerus melakukan perbaikan dalam mutu barang dan layanan serta efisiensi dalam menekan biaya produksi. Pada perusahaan manufaktur, penghasilan yang diperoleh dari hasil penjualan produk yang diolah sendiri dalam hal ini perusahaan manufaktur harus mengolah terlebih dahulu bahan baku melalui proses produksi menjadi barang yang siap dijual, oleh karena itu untuk memperoleh laba yang maksimal perusahaan manufaktur harus benar-benar memperhatikan biaya produksi, sehingga harga pokok produksi dapat ditentukan dengan tepat. Haryono (1999:403)

(3)

harga pembelian bahan rendah atau murah sesuai dengan harga yang berlaku dipasaran dengan kuantitas dan kualitas yang baik serta waktu penyerahan yang tepat, maka perusahaan dapat menekan tingkat biaya produksi dan harga jual produk mampu bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya sehingga apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat tercapai.

Sebelum melakukan kegiatan produksi perusahaan terlebih dahulu menyiapkan faktor-faktor produksinya diantaranya adalah bahan baku yang akan diolah menjadi produk jadi. Didalam pengadaan bahan baku perusahaan dapat membuat sendiri atau membeli bahan baku tersebut dari pemasok. Pembelian bahan baku ini merupakan salah satu fungsi dari manajemen persediaan karena berkaitan dengan pengadaan barang, baik berupa bahan baku, bahan setengah jadi maupun bahan jadi. Menurut Fien (2005) peran manajemen pembelian ditunjang oleh besarnya biaya pembelian yang mencapai 50% sampai 70% dari total biaya produksi dan berdampak langsung pada kualitas produk. Tahap pembelian ini dimulai dari pengadaan, penyimpanan, sampai penyerahan barang untuk kegiatan proses produksi.

(4)

digunakan oleh setiap perusahaan berbeda tergantung pada situasi yang dihadapi dan perkembangan usaha perusahaan. system penyediaan bahan dengan strategi pembelian yang tepat dapat menjamin kelancaran kegiatan dan perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang. Oleh karena itu perlu pertimbangan yang cermat dan tepat agar setiap rencana yang hendak dilaksanakan dapat terealisasikan seperti apa yang diharapkan dan kemungkinan faktor-faktor yang merupakan kelemahan atau penghambat dapat diantisipasi sedini mungkin. Penggunaan straregi yang tepat juga akan dapat menunjang tercapainya tingkat efisiensi biaya produksi sehingga keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi.

Biaya pembelian material pada perusahaan supplier mencakup sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan supplier untuk melaksanakan proses produksinya. Sebelum harga beli ditetapkan departemen pembelian harus menghitung perkiraan harga material dan menetapkan harga standar sebagai harga patokan, dengan demikian harga beli yang akan ditetapkan akan menjadi harga yang wajar. Pembelian material dengan harga terlalu mahal mengakibatkan peningkatan biaya produksi yang kemudian dapat mengurangi keuntungan perusahaan. Sebaliknya pembelian material dengan harga yang terlalu murah meskipun dapat menguntungkan perusahaan akan tetapi dapat menimbulkan permasalahan di masa yang akan datang yaitu perusahaan kesulitan dalam menetapkan standar pembelian dan penjualannya jika harga pembelian tiba-tiba menjadi naik.

(5)

memegang peran penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, dengan adanya bahan baku yang teredia memudahkan perusahaan untuk menjalankan operasinya. Variabel lain adalah tenaga kerja yaitu terdiri dari karyawan-karyawan yang melakukan proses produksi. Disamping itu biaya overhead juga merupakan faktor penting karena pada saat produksi berlangsung terdapat biaya tambahan selain biaya diatas.

Pada usaha tahu ADMA yang merupakan usaha industri rumah tangga, dibutuhkan perencanaan produksi yang baik jika usaha ini ingin berkembang. Pada kegiatan produksi perusahaan, efisiensi biaya sangat diperlukan guna meminimalisasi modal dan peningkatan laba . Untuk menyesuaikan antara biaya pembelian dengan penjualan maka diperlukan perhitungan harga pokok produksinya, sebagai analisa biaya dan pendapatan untuk melihat efisiensi usaha tersebut.

(6)

B. Rumusan masalah.

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut :.

Apakah pembelian bahan baku yang dilakukan perusahaan sudah tepat dan dapat mencapai efisiensi biaya produksi ?

C. Batasan penelitian

Agar permasalahan yang akan dibahas tidak mengalami bias maka ditentukan terlebih dahulu batasan masalahnya. Batasan dalam penelitian ini menyangkut tentang : bagaimana mengoptimalkan biaya pembelian pada perusahaan, dengan periode penelitian 3 bulan antara januari – maret 2007 . D. Tujuan penelitian .

1. untuk mengetahui cara pembelian bahan baku perusahaan dalam kegiatan operasi perusahaan.

2. untuk mengetahui biaya pembelian bahan baku dan biaya produksi perusahaan untuk keberhasilan tujuan perusahan.

E. Kegunaan penelitian

1. Bagi Pihak lain.

Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat dipakai sebagai tambahan wacana dan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan dan berminat untuk mengembangkannya.

(7)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai oleh perusahaan sebagai acuan referensi informasi dalam kebijakan bidang operasional perusahaan manufaktur sehingga perusahaan dapat berproduksi dengan optimal. 3. Bagi penulis.

(8)

Bab II

Tinjauan Pustaka

A. Landasan Teori

1 Pembelian bahan baku

2 Arti dan pentingnya Bahan Baku.

Bahan baku bagi perusahaan sangatlah dibutuhkan dalam kegiatan proses produksi, karena bahan baku akan diolah menjadi produk jadi. Untuk itu, bahan baku sangatlah penting dalam menunjang keberhasilan kegiatan proses produksi. Hal ini disebabkan kaena bahan baku sangat mempengaruhi bentuk atau komposisi produk jadi baik secara kuantitas maupun kualitas serta harga jual produk.

Bahan baku mempengaruhi factor kuantitas maupun kualitas produk, karena jika bahan baku yang diperoleh memiliki kuantitas dan kualitas yang baik maka akan memperlancar kegiatan proses produksi dan perusahaan akan mampu menghasilkan produk dengan mutu yang memuaskan.

(9)

3 Macam macam bahan baku.

Dalam proses produksi suatu perusahaan manufaktur biasanya membutuhkan bahan baku untuk menghasilkan suatu produk. Carter usry (2002 : 40) jenis bahan baku ada dua macam, yaitu:

1) Bahan baku langsung

Adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dinasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk. Contoh dari bahan baku langsung adalah kayu yang digunakan untuk membuat mebel dan minyak mentah yang digunakan untuk membuat bensin.

2) Bahan baku tidak langsung

Adalah bahan baku yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu produk tetapi tidak diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung karena bahan baku tersebut tidak menjadi bagian dari produk atau karena secara jumlah tidak signifikan . Contohnya adalah amplas pola kertas, dan pelunas.

4 Biaya pembelian

(10)

bahan baku, biaya untuk pemrosesan ditambah dengan biaya-biaya yang lain termasuk sejumlah keuntungan yang wajar yang harus diterima oleh perusahaan supplier sebagai imbalan atas usahanya.

Fungsi pengadaan material mengandung pengertian sebagai berikut:

1) Fungsi biaya

Merupakan fungsi untuk menciptakan laba bagi perusahaan dengan usaha penghematan biaya dan selalu berusaha untuk dapat melakukan penurunan biaya material pada kondisi biaya yang wajar.

2) Fungsi perolehan.

Merupakan fungsi untuk mengadakan jumlah pasokan material yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan proses produki. Dalam proses produksi yang pertama diperlukan adalah bagaimana memperoleh material yang cukup, kapan dan bagaimana memasoknya ke lini produksi.

Langkah-langkah dalam pembelian

Dalam melakukan pembelian diperlukan beberapa hal yang terkait yaitu: 1) membuat perencanaan produksi

(11)

Teknik pembelian merupakan cara atau metode bagaimana pembelian itu dapat dilaksanakan. Sedangkan strategi adalah pemilihan cara atau teknik yang tepat bagi suatu perusahaan, sehingga perusahaan lebih mampu mempertahankan hidupnya dan mengembangkan usahanya.

Macam teknik pembelian yang digunakan oleh perusahaan adalah sebagai berikut:

1) Pembelian cara biasa.

Cara pembelian ini adalah cara pembelian konvensional yang ditempuh dalam kegiatan pembelian untuk memenuhi kepeluan biasa,. Rutin, atau pembelian yang direncanakan atau tidak direncanakan jauh hari sebelumnya, yaitu dengan menggunakan surat pesanan.

2) Pesanan selimut.

Pesanan selimut atau blanket order atau blanket purchase ordrer mendasarkan pesanan atau pembelian persatuan pasti selama waktu tertentu.

3) Pembelian atas dasar konsinyasi

Dalam cara konsinyasi ini, pembeli tidak menenggung resiko financial atas persediaan barang yang dibeli. Yang memiliki barang selama belum dipakai oleh pembeli adalah penjual.

4) Pembelian tepat waktu.

(12)

tepat waktu dan mutunya harus terjamin karena pembelian ini berusaha meniadakan persediaan.

5) Sistem kontrak.

Sistem kontrak merupakan variasi dalam pembelian tepat waktu. Dalam pembelian jenis ini, teknik pembelian ditekankan pada pembelian dan pengisisan kembali persediaan barang yang keperluannya berulang dengan mengurangi biaya dan waktu administrasi.

d Cara-cara lain 1) pesanan telepon

2) pesanan secara elektronik 3) wesel perintah pembelian 4) pembelian kas kecil

5) pembelian dengan kartu kredit 6) pembelian secara terus menerus

2. Biaya Produksi

a Arti dan pentingnya biaya produksi.

Perusahaan mempunyai fungsi pokok yang lebih kompleks dibandingkan dengan perusahaan dagang dan jasa. Hal ini disebabkan karena perusahaan harus mengubah bentuk barang yang dibeli menjadi produk jadi atau siap pakai, sedangkan perusahaan dagang langsung menjual barang-barang yang dibeli tanpa melakukan perubahan bentuk.

(13)

maka untuk menutup pengeluaran biaya- biaya tersebut biasanya perusahaan memperhitungkannya dalam penetapan harga jual produk. Kebijakan manajemen dalam penetapan harga jual produk belum dapat memadai jika hanya ditujukan untuk mengganti atau menutup semua biaya yang telah dikeluarkan, tetapi juga harus dapat menjamin adanya laba yang diharapkan, meskipun keadaan yang dihadapi tidak menguntungkan. Walaupun permintaan dan penawaran biasanya merupakan factor yang menentukan dalam penetapan harga, namun penetapan harga jual produk yang menguntungkan akan tergantung pula pada pertimbangan mengenai biaya.

Untuk itu perusahaan berusaha untuk menekan atau memperkecil pengeluaran biaya, kususnya yang berkaitan dengan kegiatan proses produksi, baik mengenai biaya perolehan bahan baku, biaya yang dikeluarkan untuk bahan pembantu atau penolong, biaya tenaga kerja, penyusutan peralatan, pemeliharaan, dan sebagainya.

Bila perusahaan dapat menekan biaya sampai pada batas minimal maka perusahaan akan dapat mencapai keunggulan biaya sehingga nilai keuntungan yang diperoleh perusahaan akan meningkat, dan dalam strategi penjualannya apakah perusahaan akan menurunkan harga jual produknya atau tetap pada harga yang berlaku dipasar semua tergantung pada perusahaan itu sendiri.

Istilah biaya dapat diartikan bermacam-macam, tergantung pada maksud pemakaian istilah tersebut.

(14)

Menurut mulyadi (1998 : 8) mengatakan bahwa biaya adalah pengorbanan sumber okonomi yang diukur dalam bentuk satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Menurut sunarto (2003 : 4) mengatakan bahwa biaya adalah harga pokok atau bagiannya yang telah dimanfaatkan atau dikonsumsi untuk memperoleh pendapatan.

c Macam biaya produksi

Biaya produksi atau biaya pabrik dapat didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya, yaitu bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.

Menurut Carter Usry (2002) macam biaya produksi digolongkan menjadi: 1) Bahan baku langsung

adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara ekplisit dalam perhitungan biaya produksi.

2) Tenaga kerja langsung

adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. 3) Overhead pabrik

adalah semua biaya manufaktur yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke output tertentu selain biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.

(15)

1) biaya bahan baku atau bahan langsung

adalah biaya ini timbul karena pemakaian bahan. Biaya bahan baku merupakan harga pokok bahan yang dipakai dalam produksi untuk membuat barang. Biaya bahan baku merupakan bagian dari harga pokok barang jadi yang akan dibuat.

2) Biaya tenaga kerja langsung

adalah biaya yang timbul karena pemakaian tenaga kerja yang dipergunakan untuk mengolah bahan menjadi bahan jadi. Biaya tenaga kerja langsung merupakan gaji dan upah yang diberikan kepada tenaga kerja yang terlebat langsung dalam pengolahamn barang

3) Biaya overhead pabrik

adalah biaya yang timbul karena pemakaian fasilitas untuk mengolah barang berupa mesin, alat-alat, tempat kerjadan kemudahan lain. Dalam kenyataannya dan sesuai dengan label biaya tersebut, kemudian biaya overhead pabrik adalah semua biaya selain biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung.

Biaya dalam hubungannya dengan volume produksi.

(16)

Menurut sunarto (2003 : 4) ada 2 macam biaya menurut perilakunya terhadap volume produksi

1) biaya tetap

biaya tetap merupakan biaya yang mempunyai tingkah laku tetap, tidak berubah terhadap perubahan volume kegiatan.biaya tetap tidak berubah meskipun kegiatan produksi berubah.

2) Biaya variabel

Biaya variabel merupakan biaya yang mempunyai tingkah laku berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan produksi. Setiap perubahn volume produksi maka akan ditanggapi dengan perubahan biaya variabel dengan jumlaj yang sebanding dengan perubahan volume kegiatan produksi tersebut.

Menurut Carter Usry (2002 : 42) ada tiga macam biaya dalam hubungannya dengan volume produksi, antara lain:

1) Biaya variable

Merupakan suatu biaya yang meningkat totalnya secara proposional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun totalnya secara proposional terhadap penurunan dalam aktivitas.

Biaya variable menunjukkan jumlah per unit yang relative konstan dengan berubahnya aktivitas dalam rentang yang relevan.

(17)

Merupakan suatu biaya yang tidak berubah secara total pada saat aktivitas bisnis meningkat atau turun.

3) Biaya semi variable

Merupakan suatu biaya yang memperlihatkan baik karakteristik biaya tetap maupun karakteristik biaya variable.

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah produksi.

Menurut Pangestu Subagyo (2000:121) ada beberapa factor yang mempengaruhi jumlah produksi perusahaan yaitu:

1) permintaan

jumlah kebutuhan konsumen akan barang yang dihasilkan oleh perusahaan biasanya jumlahnya terbatas, sehingga permintaan merupakan salah satu kendala atau batasan dalam perencanaan jumlah produksi perusahaan

2) kapasitas pabrik

kapasitas maksimum yang dimiliki oleh pabrik atau mesin-mesin juga merupakan kendala dalam merencakan jumlah produksi perusahaan sebab perusahaan tidak dapat menghasilkan barang melebihi kapasitas maksimumnya

3) kapasitas SDM

(18)

biasanya suplai bahan baku yang tersedia terbatas. Batasan ini tidak hanya jumlahnya, tetapi juga kontinyuitas penyediaan, usia bahan baku dan fluktuasi harganya.

5) modal kerja

modal kerja digunakan untuk membiayai kegiatan sehari-hari perusahaan. Kemampuan modal kerja membiayai kegiatan produksi sebesar jumlah modal kerja dikalikan dengan tingkat perputarannya. Sehingga kemampuan modal kerja dalam membiayai kegiatan produksi (dalam unit produk) sebanyak modal kerja dibagi dengan rata-rata biaya operasi dikurangi depresi setiap unit.

6) peraturan pemerintah

peraturan pemerintah kadang-kadang merupakan kendala produksi. Misalnya dengan adanya larangan terhadap produk tertentu, ketentuan jumlah pruduksi maksimum, campur tangan pemerintah dalam mengendalikan harga dan sebagainya.

7) ketentuan teknis

ketentuan teknis dapat menjadi kendala. Contoh dari ketentuan teknis adalah: komposisi masukan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu macam produk, serta komposisi keluaran yang dihasilkan pada suatu proses produksi

5 Kaitan antara pembelian bahan baku dengan biaya produksi.

(19)

dengan kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan pada harga yang pantas dan ketepatan waktu penyerahannya serta dari sumber yang dapat dipercaya. Apabila tujuan ini dapat dicapai perusahaan akan dapat menekan biaya operasi lebih rendah atau efisien, sehingga akan diperoleh peningkatan profitabilitas. Hal ini disebabka karena pembelian bahan sangat mempengaruhi dalam penetapan harga pokok produkisi, kususnya dalam struktur biaya, bila biaya-biaya ynag dikeluarkan untuk mendapatkan bahan-bahan tersebut lebih tinggi, maka akan memperkecil tingkat profitabilitas perusahaan.

6 Kerangka pikir

Dalam penelitian ini dibuat sebuah kerangka pemikiran yang berfungsi untuk memudahkan dalam melaksanakan penelitian. Dalam suatu kerangka pikir tersebut akan memuat secara runtut kronologis bahasan tentang suatu penelitian dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan.

Gambar kerangka pikir dapat dilihat dalam gambar 1 Gambar 1 skema kerangka pikir

Menganalisa biaya pembelian dalam perusahaan perlu dilakukan mengingat Pembelian Bahan

Baku

Biaya Produksi HPP produksi

(20)

disesuaikan dengan jumlah bahan yang akan diproduksi dan jumlah persediaan yang ada. Dengan menggunakan penentuan harga pokok produksi ini dapat menentukan harga jual dan kebijaksanaan penjualan.

7 Hipotesis

(21)

Bab III

Metodologi Penelitian

A. lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan manufaktur yang berada di jl. Susando no.298 Karang Ploso Malang.

B. Sifat Penelitian .

Penelitian yang digunakan adalah studi kasus, dimana dalam mengumpulkan dan menganalisa data dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung ke obyek penelitian dengan maksud supaya memperoleh data dan keterangan yang lengkap sesuai dengan masalah yang diteliti.

C. Data dan sumber data.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:

Data sekunder yaitu data yang diambil, dikumpulkan diolah dan disajikan untuk pihak lain yang masih mempunyai hubungan dengan penelitian.

D. Teknik pengumpulan data.

Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang sudah ada baik berupa laporan jumlah biaya produksi dan biaya pembelian.

E. Definisi Operasional Variabel

(22)

2. organisasi dan personil pembelian 3. strategi pembelian

Pada aspek biaya produksi yang meliputi: b harga bahan baku

c biaya pembelian d biaya overhed

F. Metode Analisa Data

Metode analisa data merupakan upaya untuk mengelola data dengan cara mempelajari permasalahan dan cara untuk mengatasinya. Analisa yang digunakan dalam penentuan HPP adalah dengan menggunakan pendekatan Full Costing dan Variabel Costing.

1. Pendekatan Full Costing

Full costing adalah penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsure biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik baik yang variable maupun tetap.

Cara perhitungan HPP dengan metode Full Costing adalah:

Biaya Bahan Baku Rp XXX Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp XXX Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp XXX Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp XXX +

(23)

2. Pendekatan Variabel Costing

Variable Costing adalahsuatu konsep penentuan harga pokok produksi yang hanya memasukkan atau membebankan biaya produksi variable sebagai elemen harga pokok produksi, sedangkan biaya produuksi tetap dianggap sebagai biaya periode yang langsung dibebankan kepada laba rugi. Cara perhitungan HPP dengan metode Variabel Costing adalah:

Biaya Bahan Baku Rp XXX Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp XXX Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp XXX +

Harga Pokok Produksi Rp XXX

3. Penentuan harga jual

laba yang diharapkan + biaya yang tidak dipengaruhi langsung oleh volume produksi

Persentase markup =

Harga jual = taksiran biaya penuh + laba yang diharapkan

(24)

Bab IV

Hasil penelitian dan pembahasan

A. Gambaran umum perusahaan.

1. Sejarah berdirinya perusahaan

Perusahaan tahu ADMA Malang merupakan usaha industri rumah tangga yang didirikan oleh Ibu nurul pada tanggal 16 agustus 1997, dimana modal yang digunakan adalah modal sendiri dan sebagian modalnya dari orang tua. Dalam menjalankan operasi perusahaannya Ibu Nurul berperan sebagai pemilik serta merangkap sebagai pimpinan.

Pada awal perusahaan ini berproduksi dengan skala kecil untuk wilayah karang ploso saja tetapi pada tahun-tahun berikutnya mulai melebarkan kedaerah dinoyo dan sekitarnya. Pemilik perusahaan selalu mengedepankan kualitas produknya dibandingkan degan kuantitas hal ini untuk memberikan kepuasan dan mendapatkan kepercayaan pelanggan.

2. Struktur organisasi

(25)

Gambar 2 Struktur organisasi Perusahaan tahu ADMA Malang

Adapun tugas dari masing masing bagian adalah sebagai berikut. a Pimpinan

Pimpinan disini bertugas untuk mengawasi jalannya produksi, mengelola keuangan serta melakukan kegiatan pembelian bahan. b Bagian produksi

Pada bagian produksi terdapat tukang yang bertugas menyiapkan bahan dan mengawasi jalannya proses produksi. Sedangkan pekerja bertugas mengangkut bahan dari satu tempat ketempat lain.

c Bagian pemasaran

Pimpinan

Bag. pemasaran Bag. produksi

Tukang Pekerja Distribusi &

(26)

Pada bagian pemasaran bertugas untuk mengantarkan barang jadi /tahu, ketempat penjualan dan melakukan penagihan kepada para pedagang pengecer.

3. Jumlah dan kualifikasi karyawan

Jumlah keseluruhan dari karyawan dan tenaga kerja perusahaan adalah 14 orang, yang terbagi atas:

a. 3 orang tenaga wanita b. 11 orang tenaga pria

Sedangkan kualifikasi karyawan secara terperinci dapat dilihat pada table1 Tabel 1: kualifikasi karyawan berdasarkan pendidikan

Lulusan Jumlah Prosentase Sarjana

Untuk hari kerja dimulai pada hari senin sampai minggu dengan waktu kerja yang berlaku pada perusahaan tahu ADMA ini adalah sebagai berikut:

Hari senin, selasa, rabu, kamis, sabtu dan minggu : - jam kerja : 06.00 – 18.00

- jam isrirahat : 12.00 – 13.00 : 15.00 – 16.00 hari jumat :

(27)

- jam istirahat : 11.00 – 13.00 : 15.00 – 16.00

Besarnya upah dan gaji disesuaikan dengan kualifikasi karyawan. Sedangkan system pembayarannya dilakukan sebagai berikut :

- untuk tenaga kerja langsung dilakukan berdasarkan system upah borongan yang dapat dilihat pada table 2:

Table 2: jenis dan jumlah upah karyawan

karyawan Jumlah Upah perminggu Tukang

Mesin dan peralatan yang digunakan oleh perusahaan dalam melakukan kegiatan proses produksi antara lain adalah sebagai berikut:

a mesin ketel

Bahan baku merupakan kebutuhan pokok dalam melaksanakan kegiatan proses produksi. Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

(28)

c garam 6. Proses produksi

Proses produksi yang digunakan perusahaan adalah kontinyu, dimana bahan mentah yang masuk proses produksi akan langsung dibuat menjadi produk jadi dan tidak menunggu mengerjakan yang lain. Jadi mulai pabrik berdiri selalu mengerjakan barang yang sama (tidak pernah berganti macam barang yang dikerjakan) sehingga prosesnya tidak pernah terputus dengan mengerjakan barang yang lain. Setup atau persiapan fasilitas produksi dilakukan sekali pada saat pabrik mulai bekerja. Sesudah itu, proses produksi berjalan secara rutin. Urutan proses produksi selalu sama sehingga letak mesin dan peralatan produksi yang lain disesuaikan dengan urutan proses produksinya agar produksi berjalan lancar dan efisien.

(29)

a. Penyiapan bahan

kedelai ditampi untuk dipilih biji yang baik, untuk menghasilkan kualitas hasil yang baik

b. Perendaman

Kedelai dicuci, lalu direndam dalam air besar selama dua jam, hal ini supaya kedelai mudah untuk digiling

c. Pencucian

Setelah proses perendaman kedelai dicuci lagi sampai bersih untuk menghilangkan kotoran yang masih tersisa

d. Penggilingan

Kedelai digiling sampai halus, dan butir kedele mengalir ke dalam tong penampung.

e. Perebusan

Bubur kedelai langsung direbus selama 15-20 menit di dalam panic/tungku berukuran besar. Jarak waktu antara selesai penggilingan dan pemasakan tidak lebih dari 5-10 menit untuk menjaga kualitas tahu yang dihasilkan. f. Penyaringan

(30)

diperas lagi dengan menyiram air panas, sampai tidak mengandung sari lagi. Penyaringan dilakukan berkali-kali hingga bubur kedelai habis. g. Pemisahan ampas dan sari kedelai

Bubur kedelai dipisahkan dengan sari kedelai dan ditempatkan dalam wadah yang lain

h. penambahan cuka

Air saringan yang tertampung dalam tong warna kuning atau putih dicampur dengan asam cuka agar menggumpal. Selain asam cuka, dapat juga ditambahkan air kelapa, atau cairan whey (air sari tahu bila tahu telah menggumpal) yang telah dieramkan, atau bubuk batu tahu (sulfat kapur). i. Penggumpalan

Setelah pemberian cuka, sari kedelai akan menggumpal Air asam dipisahkan dari gumpalan atau jonjot putih dan disimpan, sebab masih dapat digunakan lagi

j. Pencetakan

Gumpalan atau jonjot tahu yang mulai mengendap dituangkan dalam kotak berukuran misalnya 50 x 60 cm2 dan dialasi kain belacu. Adonan tahu kotak dikempa selama satu menit, sehingga air yang masih tercampur dalam adonan tahu itu terperas habis.

k. Pemotongan

(31)

B. Pembelian

1. Organisasi dan personil pembelian

Bila ditinjau dari aspek perkembangannya, perusahaan tahu ini merupakan tergolong sangat kecil, karena perusahaan ini merupakan industri kecil/ home industri. Oleh karena itu keberadaan aktifitas pembeliannya belum memiliki wadah tersendiri, dan biasanya kegiatan pembeliannya dilakukan oleh pimpinan perusahaan.

Kegiatan pembelian ini dilakukan secara langsung ketempat supplier yang dilakukan setiap 1 sekali. Supplier diri perusahaan tahu ini adalah sebuah agen pemasok kedelai di pasuruan. bila ditinjau dari aspek sistemnya perusahaan ini menggunakan system sentralisasi dimana kewenangan dalam melakukan pembelian hanya terletak pada satu orang.

2. prosedur pembelian

prosedur pembelian bahan pada perusahaan tahu ini adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan informasi dari bagian poduksi, bagian pembelian mempersiapkan kebutuhan bahan –bahan hendak dibeli.

(32)

bahan baku yang telah dipersiapkan sebelumnya. Biasanya perusahaan tinggal menunggu pengiriman bahan-bahan yang telah dibeli tersebut 1hari kemudian.

c. Setelah bahan-bahan yang telah dibeli tersebut diterima, kemudian dilakukan pengecekan berdasarkan surat pengiriiman barang atau yang diterima baik jumlah, kualitas, dan apakah terdapat bahan-bahan yang cacat. Bila deketahui ada bahan-bahan yang cacat atau rusak maka jumlah yang rusak tersebut nantinya dikembalikan pada supplier setelah sebelunnya diambil bagian yang baik atau tidak rusak.

3. Strategi pembelian yang digunakan

Srtategi yang digunakan perusahaan adalah dengan pembelian dengan cara biasa, dimana pembelian dilakukan untuk memenuhi kepeluan biasa atau. Rutin. Pembelian semacan ini dilakukan karena proses produksinya adalah terus menerus dengan jumlah yang relative sama setiap tahunnya. Pembelian pada tahun 2006 dilakukan dimalang dan pada awal januari 2007 perusahaan tahu ADMA mencoba dengan pemasok dari daerah pasuruan dengan perbandingan sebagai berikut:

Pemasok dari malang

Pembelian 24 ton kedelai @ 4000/Kg Jadi 24.000 × 3975 = Rp 95.400.000 Biaya pembelian Rp 10.000

(33)

Dalam satu tahun januari – desember 2006 telah terjadi 4 kali pengiriman produk rusak dengan jumlah rata-rata 40 Kg @ Rp159.000 × 4 = Rp 636.000

Jadi total biaya pembelian dalam satu bulan adalah: Rp.95.400.000 + Rp.10.000 = Rp. 95.410.000 + Rp.636.000 = Rp.96.046.000

Pemasok dari pasuruan

Pembelian 24 ton kedelai @ 4025/Kg Jadi 24.000 × 4000 = Rp 96.000.000 Biaya pembelian Rp 50.000

Syarat pembelian: barang rusak atau cacat dapat dikembalian

Dalam dua bulan pengiriman januari – mei 2007 belum pernah diterima produk rusak

Jadi total pembelian dalam satu bulan adalah: Rp.96.000.000 + Rp.50.000 = Rp.96.050.000

(34)

4. Kendala yang dihadapi perusahaan dalam pembelian

a Terdapat bahan-bahan yang diterima dalam keadaan rusak hal ini dapat diketahui dari pembelian selama 1 tahun terdapat 4 kali perusahaan menerima produk yang rusak sehingga perlu diganti. b Adanya ketidak sesuian kuantitas bahan yang dipesan

dengan kuantitas bahan yang diterima. Kuantitas barang yang diterima kadangkala kurang 10 sampai 20 Kg. walaupun sedikit tapi hal ini dapat mengurangi jumlah produksi perusahaan.

c Terjadinya fluktuasi harga dalam pembelian. Fluktuasi harga disini terjadi pada tahun 2006 hal ini disebabkan jumlah pasokan kedelai dari agen atau distributor berkurang, karena terjadi kelangkaan jumlah kedelai. Fluktuasi harga kedelai berkisar antara Rp 150 sampai Rp100 per Kg.

d Kadangkala terjadi pemborosan dalam pemakaian. Dalam proses produksi tahu pada waktu penyaringan bubur kedelai yang kurang baik maka sari kedelai yang dihasilkan juga sedikit sehingga tahu yang dihasilkan tidak maksimal jumlahnya.

5. Penyebab dari kendala dalam pembelian Permasalahan yang dihadapi perusahaan diatas disebabkan karena: a. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelian yang kurang

(35)

yang sesuaian kualitas, kuantitas dan harga bahan yang dibeli tidak seperti yang diharapkan

b. Kurang adanya pengawasan secara intensif terhadap kondisi fisik bahan dan pemakaian bahan dalam kegiatan proses produksi sehingga menimbulkan adanya pemborosan dalam pemakaian bahan. Hal ini dapat dimaklumi karena kegiatan pembelian perusahaan belum memiliki wadah tersendiri, sehingga pelaksanaanya belum sebaik dan seefektif perusahaan yang mempunyai organisasi pembelian yang lebih baik dimana kedudukannya dalam struktur organisasi sejajar dengan bagian atau departemen yang lainseperti bagian produksi, keuangan atau pemasaran.

Dampak yang ditimbulkan dari permasalahan diatas adalah sebagai berikut :

a Terjadi ketidaksesuaian kualitas bahan yang diterima berakibat pada menurunnya kualitas produk yang dihasilkan sehingga bila hal ini sering terjadi akan menimbulkan berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap kualitas pruduk perusahaan

b Ketidak sesuaian kuantitas menyebabkan hal yang sama dengan adanya produk yang rusak yaitu jumlah produk yang dihasilkan perusahaan berkurang sehingga produksi perusahaan kurang optimal.

(36)

produksi menjadi lebih tinggi sehingga jumlah keiuntungan yang diperoleh perusahaan menjadi berkurang.

d Adanya bahan-bahan yang rusak pada waktu diterima mengakibatkan teganggunya proses produksi sehingga dapat menghambat dan mengakibatkan berkurangnya jumlah produksi.

6. kebijakan dalam melakukan pembelian

Selama ini perusahaan telah melakukan kegiatan pembelian dengan cukup baik, namun belum dapat menjamin tingkat efisiensi dalam biaya produksi . dalam melakukan kegiatan pembelian perusahaan telah melakukan pertimbangan dalam hal kualitas dan harga dari bahan-bahan yang akan dibeli, dimana sebelum melakukan pembelian perusahaan meminta sample bahan kepada supplier untuk dipilih sample yang berkualitas pada harga yang pantas dan dibandingkan dengan supplier yang lain.

(37)

baik untuk dapat diajak kerja sama. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat melakukan perbandingan dalam berbagai factor yang ada antara supplier yang satu dengan supplier yang lain. Sehingga perusahaan dapat lebih baik dalam melakukan kegiatan pembeliannya

Untuk dapat mencapai tingkat efisiensi, bagian pembelian perlu melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap kuanlitas dari sample yang telah dipilih dan bahan-bahan yang diterima apakah telah sesuai dengan kualitas sample yang dipilih atau tidak, demikian juga terhadap kuantitas, apakah kuantitas bahan yang diterima telah sesuai dengan kuantitas pesanan, serta adakah bahan yang rusak atau cacat.

Disamping kegiatan tersebut diatas, hal yang penting lainnya adalah penggunaan strategi dalam pembelian bahan yang tepat, guna mencapai tingkat biaya produksi seefisien mungkin. Strategi pembelian yang digunakan perusahaan saat ini bila ditinjau dari segi tujuan yang ingin dicapai masih kurang tepat, yaitu pembelian dengan cara biasa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pembelian semacam ini merupakan pembelian yang direncanakan atau tidak direncanakan jauh hari sebelumnya tanpa membuat kontrak kerjasama sehingga bahan yang diterima dari pemasok kadangkala tidak sesuai dengan ketentuan yang dibutuhkan.

(38)

a. Dengan kebijakan strategi system kontrak kemungkinan timbulnya kekurangan atau kelebihan bahan dapat diantisipasi sedini mungki, karena jumlah bahan dapat disesuaikan dengan kebutuhan

b. Kegiatan pengawasan terhadap pemakaian bahan baku lebih efisien, karena persediaan bahan baku selalu dapat ditinjau dan diisi kembali tiap periode.

c. Perusahaan dapat memenuhi jumlah pesanan para konsumen.

Kelemahan pada pembelian dengan system kontrak adalah sebagai berikut: a Perusahaan harus selalu memantau jumlah

persediaan baahan baku sebelum melakukan kegiatan produksi untuk memastikan apakah jumlah persediaan telah mencukupi atau tidak.

C. Analisa dan interpretasi data.

1. Menentukan harga pokok produksi

Unsure-unsur biaya dalam penentuan harga pokok produksi adalah sebagai berikut:

a. Biaya bahan baku

Bahan baku yang digunakan untukmembuat tahu adalah hanya kedelai yang cukup tersedia untuk diperoleh. Untuk mengetahui nialai bahan baku yang digunakan adalah sebagai berikut:

(39)

1 kotak = 5 bak jadi 700*5 = 3500 bak

biaya bahan baku per bak adalah : Rp 3.200.000/Rp 3.500 = Rp 914,28

biaya pengiriman Rp 50.000/3500 = Rp14,28 b. Biaya tenaga kerja langsung

Pada usaha tahu ini tenaga kerja yang digunakan adalah sebagian besar pria yang tinggal di sekitar kecamatan karangploso. Pembuata tahu ini tidaklah membutuhkan keterampilan kusus hanya dibutuhkan karyawan yang mampu bekerja keras karena pada tahap pembuatannya memerlukan tenaga yang cukup besar.

Adapun unsure-unsur biaya tenaga kerja langsung adalah sebagai berikut:

1) Upah tukang : Rp 3.500 * 14 kali memasak = Rp 49.000

2) Upah pembantu : Rp 2.500 * 14 kali memasak = Rp 35.000

Jumlah tukang 4 orang : 4 * 49.000 = 196.000

Jumlah pembantu 10 orang : 10 * 35.000 = 3500.00 Jumlah produksi 3500 bak per hari

Biaya tenaga kerja per bak adalah :

(40)

c. Biaya ovehed pabrik

Jenis-jenis biaya overhed yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah:

1) biaya overhead variable a) Kayu bakar

1 pikup kayu baker seharga Rp 200.000 Rp 200.000

jadi, = Rp 57,14 3500

b) Biaya listrik

Jumlah pemakaian listrik adalah Rp 2.000.000 Rp 2.000.000

= Rp 571,42 3500

2) Biaya overhead tetap a) biaya penyusutan peralatan

Untuk menghitung biaya penyusutan maka perlu diketahui harga perolehan dan taksiran umur ekonomis dari peralatan dengan menggunakan metode garis lurus. Adapun jenis dan umur peralatan yang digunakan dalah sebagai berikut

Table 3: jenis dan umur peralatan pembuatan tahu

(41)

1 adalah 105.000 bak jadi nilai penyusutan peralatan ini adalah sebagai berikut:

Mesin penggiling tahu

Jadi biaya penyusutan mesin penggiling adalah: Rp 2,38 Ketel uap

Rp 4.000.000 Rp 800.000

(42)

200000

= 1,90 105000

Jadi biaya penyusutan ketel uap adalah: Rp 1,90 Tungku masak

Rp 4.500.000 Rp 900000

= = Rp 75000 × 3 bulan = 5 tahun 12 bulan

Rp 225.000 225.000

= 2,14 105000

Jadi biaya penyusutan tungku masak adalah: Rp 2,14 Penyaring

Rp 500.000 Rp 500.000

= = Rp 41.666,67 × 3 bulan = 1 tahun 12 bulan

Rp 125000 125000

= 1,19 105.000

(43)

Rp 500.000 Rp 100.000

= = Rp 8.333,33 × 3 bulan = 5 tahun 12 bulan

Rp 25000 25000

= 0,23 105000

Jadi biaya penyusutan pencetak adalah: Rp 0,23

Kotak kontener

Rp 100.000 Rp 33.333

= = Rp 2777,77× 3 bulan = Rp 3 tahun 12 bulan

8333,33 8333,33

= 0,08 105000

Jadi biaya penyusutan kotak kontener adalah: Rp 0,08

(44)

Penentuan harga pokok produksi

Metode full costing

Table 4: kalkulasi harga pokok produksi tahu dengan metode full costing No Jenis biaya produksi Biaya perpotong

1

2

3

Biaya bahan baku a. kedelai

b. ongkos pembelian bahan baku jumlah biaya bahan baku

biaya tenaga kerja langsung a. upah tukang

b. upah pembantu

jumlah biaya tenaga kerja langsung

biaya overhed

a. biaya overhead variabel

Rp 914,28 Rp 14,28

Rp 928,56

Rp 56 Rp 100

Rp 156

(45)

1) kayu bakar

Table 5: kalkulasi harga pokok produksi tahu dengan metode variabel costing No Jenis biaya produksi Biaya perbak

(46)

3 b. biaya listrik

Table :6 evaluasi perhitungan harga pokok produksi tahu

(47)

biaya overhed

a. biaya overhead variabel a. kayu bakar

b. biaya listrik b. biaya overhed tetap

2) biaya penyusutan

jumlah biaya overhed

Rp 57,14

Rp 7,92

Rp 636,48

Rp 57,14 Rp 571,42

Rp 628,56

Harga pokok produksi perbak Rp 1721,04 Rp 1713,12 Implikasi penelitian

- full costing laporan rugi laba

laporan rugi laba perusahaan tahu adma

per 3 bulan

Penjualan (105.000 bak * Rp 2000 ) Rp 210.000.000 Harga pokok penjualan

(105.000 bak * Rp1721,04 ) Rp 180.709.200

-Marjin bruto Rp 29.290.800

(48)

-Prosentase mark up

Marjin bruto Prosentase mark up =

Harga pokok penjualan Rp . 29.290.800

=

Rp . 180.709.200 = Rp .0,1620 atau 16 %

- variabel costing laporan rugi laba

laporan rugi laba perusahaan tahu adma

per 3 bulan

Penjualan (105.000 bak * Rp 2000) Rp 210.000.000 biaya variabel (105.000 bak * Rp 1713,12) Rp 179.877.600

Marjin kontribusi Rp 30.122.400 Biaya tetap:

Biaya penyusutan peralatan

(49)

biaya pemasaran

(105.000 bak * Rp14,28) Rp 1.499.400 +

Rp 2.331.000 -

Penghasilan netto Rp 27.791.400 Prosentase mark up

Marjin bruto Prosentase mark up =

Biaya variabel Rp . 30.122.400

=

Rp 179.877.600 Rp 0,1674 atau 16%

Penentuan harga jual full costing dengan metode cost plus, yaitu:

Table 7: perhitungan harga jual dengan cost-plus pricing berdasarkan pendekatan fuul costing

Bahan baku langsung Rp 914,28 Biaya kirim pembelian Rp 14,28 Tenaga kerja langsung Rp 156 Biaya overhead variabel Rp 628,56 Biaya overhed tetap Rp 7,92

Rp 1721,04 Mark up (16%*1721,04) Rp 275,36

(50)

Penentuan harga jual variabel costing dengan metode cost plus, yaitu: Table 8: perhitungan harga jual dengan cost-plus pricing berdasarkan pendekatan variabel costing

Bahan baku langsung Rp 914,28 Biaya kirim pembelian Rp 14,28 Tenaga kerja langsung Rp 156 Biaya overhead variabel Rp 628,56

Rp 1713,12 Mark up (16%*1713,12) Rp 274,09

(51)

Bab V

Penutup

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasn yang telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu, maka dapt diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing besarnya biaya pembelian perbak adalah Rp 914,28 sedangkan total harga pokok produksinya adalah Rp 1721,04 dan pada laporan rugi laba diketahui penghasilan neto Rp 27.791.400. Pada perhitungan harga pokok produksi dengan metode variabel costing besarnya biaya pembelian perbak adalah Rp 914,28 sedangkan total harga pokok produksinya adalah Rp 1713,12 dan pada laporan rugi laba diketahui penghasilan neto Rp 27.791.400 .

(52)

B. Saran.

Sedangkan saran-saran yang dapat penulis berikan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Sebelum melakukan kegiatan pembelian perusahaan terlebih dahulu memilih pemasok dengan mempertimbangkan factor harga, jarak tempuh, kualitas dan kuantitas. Hal ini untuk tercapainya efisiensi biaya.

2. Perusahaan dalam mendapatkan bahan untuk proses produksi, sebaiknya mencari supplier lebih dari satu. Hal ini dapat memudahkan perusahaan menentukan kebijakan dalam melakukan pembelian bahan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan.

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Arman Hakim Nasution. 2005. Manajemen Industri. Yogyakarta. CV Andi Offset. Carter, William K dan Usry, Milton F. 2002. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat

Jusup.Al. Haryono. 1999. Dasar-Dasar Akuntansi. Yogyakarta. STIE Yogyakarta Indrajad, Eko Ricardus dan Djokopranoto, Ricardus. 2005. Strategi Pembelian

dan Supply Chain. Jakarta. PT Gramedia.

Subagyo, Pangstu. 2000. Manajemen Operasi. Yogyakarta. BPFE Yogyakarta. Sunarto. 2004. Akuntansi Biaya. Yogyakarta. AMUS Yogyakarta.

Sunarto. 2004. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta. AMUS Yogyakarta.

Supriyanto, Agus dan Masruchah, Ida. 2000. Manajemen Purchasing, Strategi

Pengadaan dan Pengelolaan Material untuk Perusahaan Manufakturing.

Jakarta. PT Elex Media Komputindo.

Gambar

Gambar 1 skema kerangka pikir
Gambar 2Struktur organisasi
Tabel 1: kualifikasi karyawan berdasarkan pendidikan
Gambar 3
+6

Referensi

Dokumen terkait

Instruktur yang ditujuk oleh penanggung jawab program yaitu warga belajar keaksaraan fungsional (KF). Alasan ditunjuknya Ibu Amenah sebagai instruktur karena

Hasil pendataan tahun pertama 2009 hutan rasamala Bodogol TNGGP masih termasuk kategori hutan sekunder, hal ini dicirikan oleh susunan diameter batang tumbuhan yang sebagian

Salah satu solusi itu adalah dengan memanfaatkan internet (blog) sebagai media pembelajaran alternatif. Era modern yang ditandai dengan pesatnya perkembangan dunia teknologi

Segera percepat proses lelang pembangunan RS paling lambat Maret 2016.

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada baba sebelunya dapat disimpulkan bahwa pada pengujian pengaruh jumlah komponen utama dengan variasi jumlah komponen utama 5,

Analisis Estimasi parameter statistik secara visual mendapatkan hasil yaitu distribusi Lognormal paling mendekati distribusi panjang paket data untuk waktu pagi,

Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Mengurangi kecemasan Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Arias. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Dugaan ikan lidah betina pertama matang gonad pada panjang total ikan 105,5 mm dengan jumlah telur berkisar antara 2.657-39.647 butir.. Perlu dilakukan penelitian lanjutan