Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN KAMPANYE KEBIASAAN MENGUCAPKAN
TOLONG DAN TERIMA KASIH DI MASYARAKAT KOTA BANDUNG
DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2014/2015
Oleh:
Siti Intan Fathonah 51911035
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
iii KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin serta
rahmat dan ridha-Nya penulis telah menyelesaikan “Perancangan Kampanye Sosial Mengucapkan Tolong dan Terima Kasih di Masyarakat Kota Bandung”. Selama proses penelitian ini, penulis mendapat bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak program studi DKV, terutama dengan izin Allah SWT, kesulitan
tersebut dapat teratasi. Penulis juga ingin mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak secara
langsung telah membantu dalam proses penyelesaian tugas akhir ini, terutama
kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Bapak Prof. Dr. Primadi Tabrani selaku Dekan Fakultas Desain, Universitas
Komputer Indonesia.
3. Bapak Irwan Tarmawan, M.Ds, sebagai koordinator Tugas Akhir penulis.
4. Bapak Deni Albar, M.Ds, sebagai pembimbing Tugas Akhir penulis.
5. Bapak M. Syahril Iskandar M.Ds, selaku Ketua Program Studi Desain
Komunikasi Visual, Universitas Komputer Indonesia.
6. Ibunda dan ayahanda penulis yang telah memberikan dorongan moril maupun
materil.
7. Rekan-Rekan: Meilanti Asriana Mentari, Sandri Nur Pasha, Endih Rosidin,
Bambang Candra Purnama, serta seluruh rekan peserta Tugas Akhir/Skripsi
semester genap 2014-2015.
8. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Bandung, 2015
vi DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ...i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
Bab II PERANCANGAN KAMPANYE KEBIASAAN MENGUCAPKAN TOLONG DAN TERIMA KASIH DI MASYARAKAT KOTA BANDUNG ... 4
II.1 Kampanye ... 4
II.1.1 Strategi Komunikasi Persuasif Untuk Kegiatan Kampanye ... 4
II.2 Pengertian Ucapan Tolong dan Terima Kasih ... 6
II.2.1 Nilai dan Norma Ucapan Tolong dan Terima Kasih ... 7
II.2.2 Manfaat Mengucapkan Tolong dan Terima Kasih ... 8
II.3 Opini Masyarakat Terkait Mengucapkan Tolong dan Terima Kasih ... 11
II.4 Masyarakat Kota Bandung ... 13
II.5 Khalayak Sasaran Terkait Ucapan Tolong dan Terima Kasih ... 13
vii
Bab III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 17
III.1 Strategi Perancangan ... 17
III.1.1 Tujuan Komunikasi ... 17
III.1.2 Pendekatan Komunikasi ... 17
III.1.3 Materi Pesan ... 18
III.1.4 Gaya Bahasa ... 18
III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan ... 19
III.1.6 Strategi Kreatif ... 19
III.1.6.1 Konsep Pelaksanaan Acara ... 19
III.1.6.2 Tahap Pelaksanaan Acara ... 20
III.1.7 Strategi Media ... 21
III.1.7.1 Strategi Pemilihan Media ... 22
III.1.8 Strategi Distribusi dan Waktu Penyebaran Media ... 23
III.2 Konsep Visual ... 24
Bab IV TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA ... 45
Bab IV.1 Teknis Produksi ... 45
Bab IV.2 Media Utama ... 46
Bab IV.3 Media Pendukung ... 47
DAFTAR PUSTAKA ... 57
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan
membutuhkan keberadaan orang lain untuk dapat bertahan hidup. Dalam
menjalankan kehidupannya dengan orang lain, seseorang harus mampu
menghargai orang lain dalam bersikap maupun berkomunikasi. Menurut
Suryalaga (dalam Saleh, 2014) “kearifan lokal yang terdapat dalam kehidupan masyarakat Sunda adalah meletakkan pentingnya keharmonisan hubungan antar
manusia dan masyarakat yang saling ketergantungan (interdependency) dengan
tidak melupakan jati diri dan habitatnya masing-masing”. Kearifan lokal ini berlandaskan pada silih asih, silih asah, dan silih asuh pada masyarakatnya. Salah
satu sikap yang dapat menjaga keharmonisan hubungan antara manusia adalah
mengucapkan tolong dan terima kasih. Kedua kata ini menggambarkan sebuah
kondisi dimana adanya tolong menolong antara sesama manusia, juga rasa
menghargai dan dihargai.
Kenyataan saat ini, muncul sebuah fenomena pada masyarakat kota Bandung
dimana bagi sebagian orang yang sudah dewasa mengucapkan tolong dan terima
kasih terkadang tidak dilakukan sebagaimana mestinya. Berdasarkan observasi
(2014) yang dilakukan di wilayah kota Bandung, terdapat sebuah fakta bahwa
orang dewasa jarang mengucapkan tolong dan terima kasih pada waktu yang
tepat, orang yang tepat, dan cara yang tepat. Seperti kepada orang yang dimintai
pertolongan dan kepada orang yang memberikan pertolongan di lingkungan
publik, lingkungan kerja, bahkan lingkungan keluarga. Orang dewasa
beranggapan bahwa mengucapkan tolong dan terima kasih lebih tepat diucapkan
kepada orang yang lebih tua dan orang asing. Kota Bandung merupakan kota yang
secara geografis menjadi salah satu wilayah yang didiami oleh masyarakat suku
sunda. Fenomena yang terjadi di kota Bandung saat ini tidak sesuai dengan
2 provinsi Jawa Barat, sudah sepatutnya kota Bandung mampu menjadi kota
percontohan bagi kota-kota lainnya di wilayah Jawa Barat.
Mengucapkan tolong dan terima kasih idealnya dilakukan kepada orang yang
tepat, dilakukan pada waktu yang tepat, dan dengan cara yang tepat pula. Baik
pada orang tua, anak, istri, teman, pegawai, adik, bahkan orang asing sebagai
wujud penghargaan terhadap orang lain. Berdasarkan uraian masalah diatas, maka
penelitian mengenai kebiasaan mengucapkan tolong dan terima kasih penting
untuk dilakukan.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah sebagai
berikut:
Kebiasaan mengucapkan tolong dan terima kasih pada orang dewasa tidak
dilakukan sebagaimana mestinya, yaitu kepada orang yang dimintai
pertolongan dan memberikan pertolongan.
Kebiasaan mengucapkan tolong dan terima kasih jarang dilakukan pada
orang-orang yang telah akrab dan juga kepada orang-orang yang lebih muda.
Anggapan orang dewasa bahwa mengucapkan tolong dan terima kasih lebih
tepat diucapkan kepada orang yang lebih tua dan orang asing saja.
Kota Bandung sebagai wilayah yang didiami oleh masyarakat suku sunda
mengalami fenomena yang tidak sesuai dengan kearifan lokal yang ada pada
masyarakat sunda.
Kota Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat sudah sepatutnya mampu menjadi kota percontohan bagi kota-kota lainnya di wilayah Jawa Barat.
1.3Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
“Bagaimana meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya orang dewasa agar mengucapkan tolong dan terima kasih kepada orang yang tepat, di waktu yang
3 memiliki kearifan lokal yang berlandaskan pada silih asih, silih asah, dan silih
asuh pada masyarakatnya?”
1.4Batasan Masalah
Agar permasalahan terfokus pada masalah yang diteliti, maka penelitian dibatasi
hanya di wilayah kota Bandung. Hal ini bertujuan menjadikan Bandung sebagai
kota awal percontohan untuk kota-kota lainnya di Jawa Barat.
1.5Tujuan Perancangan
Berdasarkan identifikasi masalah maka tujuan dari perancangan adalah sebagai
berikut:
Membuat orang dewasa biasa mengucapkan tolong dan terima kasih kepada
orang yang tepat menerimanya dan pada waktu yang tepat pula.
Membuat orang dewasa membiasakan mengucapkan tolong dan terima kasih
pada teman akrab juga pada orang yang lebih muda.
Memberi informasi bahwa tidak tepat hanya mengucapkan tolong dan terima
kasih kepada orang yang lebih tua dan orang asing.
Memberi informasi bahwa fenomena jarangnya orang dewasa mengucapkan
tolong dan terima kasih tidak sesuai dengan kearifan lokal yang ada pada
masyarakat sunda.
Membuat kota Bandung mampu menjadi percontohan kota-kota lainnya di
4 BAB II
PERANCANGAN KAMPANYE KEBIASAAN MENGUCAPKAN TOLONG DAN TERIMA KASIH DI MASYARAKAT KOTA BANDUNG
II.1 Kampanye
Pada dasarnya kampanye merupakan bentuk tindakan komunikasi yang bertujuan
mengubah pola pikir dan prilaku masyarakat. Rogers dan story (seperti dikutip
Muyasaroh, 2013) mendefinisikan kampanye sebagai “serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada
sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu”. Berdasarkan definisi tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat empat hal yang menjadi ciri-ciri kampanye, antara lain adanya efek atau
dampak tertentu sebagai tujuan, adanya jumlah khalayak yang besar, dalam kurun
waktu tertentu, dan menggunakan serangkaian tindakan komunikasi yang
terorganisasi. Masing-masing organisasi penyelenggara kampanye, baik
pemerintah maupun perusahaan swasta, lembaga swadaya masyarakat atau
lembaga lainnya mempunyai tujuan yang berbeda.
Setiap kampanye sosial pada dasarnya tidak terlepas dari tiga hal yang oleh
Ostergaard (dalam Muyasaroh, 2013) dikenal dengan 3A, yaitu awareness,
attitude dan action. Ketiga hal tersebut berkaitan satu sama lain untuk
mewujudkan kondisi perubahan yang bertahap. Hal yang paling sulit dalam
melaksanakan ketiga hal tersebut adalah membangun kesadaran. Menurut
Muyasaroh (2013) “kesadaran adalah motif internal yang menjadi akar munculnya perasaaan suka, simpati, kepedulian, bahkan keberpihakan, yang akan membentuk sikap mental masyarakat.” Tumbuhnya kesadaran yang kritis merupakan salah satu tujuan dari kampanye, karena kesadaran yang kritis akan memberikan
kesadaran berdasarkan hati nurani dan tanpa paksaan dari pihak lain.
II.1.1 Strategi Komunikasi Persuasif Untuk Kegiatan Kampanye
Menurut Muyasaroh (2013) kegiatan dan bentuk komunikasi yang bertujuan
5 sebenarnya mengandung apa yang sering disebut sebagai komunikasi persuasif.
Istilah persuasif lebih ditekankan pada aspek psikologi dan bukan koersi. Kegiatan
koersi akan memunculkan perubahan sikap, pendapat dan prilaku yang didasari
karena ancaman, perasaan takut yang pada akhirnya akan menimbulkan perasaan
benci, tidak senang, dan sikap-sikap negatif lainya. Sementara kegiatan persuatif
diharapkan akan melahirkan perubahan sikap, pendapat dan prilaku yang didasari
atas kesadaran, kerelaan dan dilakukan dengan penuh kesungguhan dan perasaaan
suka cita dan gembira.
Menurut Hogan (dalam Muyasaroh, 2013) terdapat sembilan prinsip umum
persuasi yang selalu dapat diterapkan dalam praktik kampanye, prinsip-prinsip
tersebut adalah sebagai berikut :
Prinsip timbal balik. Jika manusia menerima sesuatu yang dipandang berharga,
maka seketika ia akan menanggapi dan memberikan sesuatu.
Prinsip kontras. Orang akan cenderung memilih yang terbaik dari pilihan yang
hampir sama. Orang cenderung mengingat hal terakhir yang mereka lihat atau
diberitahukan bahwa hal tersebut jauh lebih baik daripada hal sebelumnya.
Prinsip karena teman. Orang mempunyai kecenderungan untuk melakukan sesuatu terhadap apa yang diminta temannya.
Prinsip harapan. Orang akan cenderung melakukan sesuatu yang menjadi
harapan orang yang ia percaya dan dihormati.
Prinsip asosiasi. Manusia mempunyai kecenderungan untuk menyukai produk,
jasa atau gagasan yang didukung oleh orang lain yang disukai atau dihormati.
Prinsip konsistensi. Orang akan melakukan sesuatu jika sesuai dengan pendiriannya
Prinsip kelangkaan. Semakin langka sesuatu yang diinginkan, akan semakin
besar nilainya. Orang akan melakukan sesuatu jika merasa bahwa kesempatan
yang sama tidak akan ia dapatkan pada waktu dan tempat yang lain.
Prinsip kompromi. Kebanyakan orang cenderung menyetujui usul, produk, jasa yang akan dipandang bisa diterima olah mayoritas orang lain atau mayoritas
6 Prinsip kekuasaan. Semakin berkuasa seseorang dipandang oleh orang lain,
semakin besar kemungkinan permintaannya akan dipertimbangkan dan
diterima. Kekuasaan ini bukan semata kekuasaan politik, tetapi kekuasaan yang
dipengaruhi oleh ruang dan waktu, dimana seseorang bertindak.
II.2 Pengertian Ucapan Tolong dan Terima Kasih
Sebagai makhluk sosial, manusia cenderung hidup secara berkelompok dengan
manusia lainnya. Seseorang tidak bisa hidup sendiri tanpa keberadaan orang lain,
karena setiap orang memiliki karakteristik dan kemampuannya masing-masing.
Dalam hidup berkelompok, hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah
sikap saling menghargai antar manusia agar tercipta suasana yang nyaman dan
harmonis. Jika seseorang memiliki hubungan yang baik dengan orang lain, maka
orang tersebut akan mudah meminta bantuan ketika ia membutuhkannya. Namun,
ketika meminta pertolongan, seseorang harus tetap bersikap sopan terutama dalam
hal perkataan. Hamidin (2011) berpendapat bahwa “perkataan merupakan bentuk perhatian dan penghargaan seseorang terhadap orang yang dimintai tolong, baik
orang tersebut sudah dikenal ataupun belum”. Seseorang yang berkata sopan telah menciptakan bentuk penghargaan dan perhatian terhadap lawan bicaranya
tersebut.
Kata tolong merupakan gambaran seseorang tentang dirinya sebagai manusia, di
mana manusia memiliki keterbatasan-keterbatasan. Mengucapkan tolong kepada
orang lain ketika meminta bantuan, membuat seseorang menghargai orang
tersebut dan menghargai dirinya sendiri. Ketika seseorang mengucapkan terima
kasih, baik dalam hati maupun lisan, maka akan terjadi proses penyerapan
kembali kata-kata itu oleh pikiran. Kekuatan dari kata-kata yang seseorang
pikirkan mampu mempengaruhi pikiran, emosi, maupun fisiknya.
Menurut Hamidin (2011) “jika dilihat dari akar kata, terima kasih terdiri atas dua kata, yaitu terima dan kasih. Ini artinya, ada dua hal yang harus dilakukan, setelah
seseorang menerima (terima), orang tersebut juga harus memberi (kasih),
7 yang telah memberikan sesuatu kepada orang tersebut”. Hamidin (2011) berpendapat “dengan mengucapkan terima kasih, menggambarkan seseorang bertanggung jawab terhadap orang- orang di sekitarnya”. Dapat disimpulkan bahwa mengucapkan terima kasih dapat membuat hubungan sosial menjadi lebih
baik, dimana dapat mempererat hubungan individu-individu didalamnya.
II.2.2 Nilai dan Norma Ucapan Tolong dan Terima Kasih
Nilai dan norma memegang peranan yang sangat penting sebagai pengatur tata
kehidupan bermasyarakat. Nilai dan norma harus dijunjung tinggi kehidupan
sosial dapat terjalin secara harmonis sehingga tercipta keseimbangan sosial.
Pelanggaran terhadap sistem nilai dan norma akan menimbulkan konflik dalam
kehidupan sosial. Kimball Young (dalam Widianti, 2009) berpendapat “nilai sosial merupakan asumsi-asumsi abstrak mengenai apa yang benar dan penting”. Sedangkan M.Z. Lawang (dalam Widianti, 2009) berpendapat “nilai sosial merupakan gambaran mengenai apa yang diinginkan, yang pantas, yang berharga, dan yang mempengaruhi perilaku sosial”. Dari pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa nilai sosial merupakan sikap dan perasaan yang diterima oleh
masyarakat, sebagai dasar untuk merumuskan apa yang dianggap benar dan
penting. Nilai sosial sangat besar peranannya dalam membentuk pandangan hidup.
Perwujudan nilai-nilai sosial dalam peri kehidupan, juga akan membentuk
identitas budaya suatu masyarakat tertentu yang membedakannya dengan budaya
lain. Sedangkan norma sosial merupakan pedoman-pedoman berperilaku
bermasyarakat, yang berupa aturan- aturan dan sanksi-sanksi yang dikenakan,
baik terhadap individu maupun kelompok dalam masyarakat secara keseluruhan
dalam rangka mewujudkan nilai-nilai sosial. Norma sosial sangat besar
peranannya di dalam pembentukan identitas suatu masyarakat. Perwujudan norma
sosial dapat berbentuk tertulis dan tidak tertulis. Berdasarkan pada kekuatan yang
mengikat sistem nilai dalam kehidupan masyarakat, norma sosial dapat
digolongkan dalam beberapa macam, yaitu cara (usage), kebiasaan (folkways),
tata susila (mores), adat istiadat (customs), hukum (laws), dan agama (religion).
8 ada pada masyarakat, Sanksi palanggaran hanya berupa gunjingan, nasihat, atau
teguran.
II.2.3 Manfaat Mengucapkan Tolong dan Terima Kasih
Mengucapkan tolong dan terima kasih merupakan sebuah bentuk komunikasi. Mulyana (2014) “komunikasi memiliki banyak fungsi, beberapa diantaranya adalah untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan”. Menurut para psikolog, kebutuhan utama kita sebagai manusia yang sehat secara rohani adalah kebutuhan hubungan sosial yang ramah, yang
hanya bisa terpenuhi dengan membina hubungan yang baik dengan orang lain.
Kebutuhan dalam hubungan sosial yang baik dapat dilakukan dengan
mengucapkan tolong dan terima kasih. Ucapan tolong dan terima kasih mampu
memenuhi kebutuhan dasar manusia akan penghargaan diri, sehingga orang yang
mendapat ucapan tolong dan terima kasih akan merasa bahwa keberadannya
diakui dan orang tersebut telah mendapat dukungan sosial. Menurut Sommer
(seperti dikutip Mulyana, 2014) “orang-orang yang mendapat dukungan sosial yang tinggi mempunyai kemungkinan lebih rendah untuk terserang penyakit jantung, kanker, kemangkiran, dan dirawat di rumah sakit”. Menurut penelitian yang dilakukan Michael Babyak dari Universitas Duke (dalam Mulyana, 2014), “orang yang tidak ramah, tidak suka berteman, dan mendominasi pembicaraan, berpeluang 60% lebih tinggi menemui kematian dibandingkan orang yang ramah,
suka berteman, dan berbicara tenang”.
Ucapan tolong dan terima kasih juga memiliki peran yang penting dalam
kehidupan rumah tangga. Ketika seorang suami tidak bisa menghargai istrinya
maka hubungan rumah tangga yang terjalin tidak akan harmonis. Surat kabar The
Age yang terbit pada tanggal 24 Desember 1998 (seperti dikutip Mulyana ,2014) “pria dan wanita yang menikah, hidup lebih lama daripada yang tidak menikah atau bercerai”. Ucapan tolong dan terima kasih agar menjadi komunikasi yang tulus, hangat, dan akrab, maka perlu dilakukan baik secara verbal maupun non
verbal (perilaku atau ekspresi wajah). Hal ini bertujuan untuk memberikan
9 2014) “kelangkaan rangsangan emosional dan sensoris mampu menimbulkan kemunduran struktur otak manusia, yang akan mengakibatkan kurang gizi dan
akhirnya berujung pada kematian. Sehingga sentuhan emosional dan sensoris
menjadi sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia”. Dapat disimpulkan bahwa manfaat mengucapkan tolong dan terima kasih adalah sebagai berikut: Sebagai wujud hubungan sosial yang ramah, ucapan tolong dan terima kasih
mampu menyehatkan rohani manusia.
Ucapan tolong dan terima kasih mampu memenuhi kebutuhan dasar manusia
akan penghargaan diri.
Ucapan tolong dan terima kasih merupakan wujud dukungan sosial seseorang
kepada orang lain yang dapat mengurangi resiko terserang penyakit jantung,
kanker, bahkan kematian.
Dalam mengucapkan tolong dan terima kasih dalam bentuk verbal dan non verbal,
terdapat beberapa contoh bentuk komunikasi yang biasanya dilakukan oleh
sekelompok masyarakat ketika mengucapkan tolong dan terima kasih, antara lain;
berjabat tangan, tersenyum, menepuk pundak, dan mengangguk. Menurut Mulyana (2014) “beberapa studi menunjukkan bahwa sentuhan bersifat persuasif, misalnya subjek yang lengannya disentuh lebih terdorong untuk menandatangani
suatu petisi daripada mereka yang tidak disentuh”. Berjabat tangan merupakan komunikasi nonverbal yang biasanya dilakukan seseorang ketika mengucapkan
terima kasih. Hal ini sebagai simbol kesepakatan bahwa orang yang dimintai
10 Gambar II.1 Jabatan tangan sebagai ucapan terima kasih
Sumber: http://www.google.com/index.php (10 April 2015)
Sama seperti berjabat tangan, menepuk pundak juga merupakan komunikasi non
verbal yang biasa dilakukan ketika mengucapkan tolong dan terima kasih.
Menyentuh pundak biasanya dilakukan kepada orang yang akrab seperti teman,
atau seorang atasan terhadap pegawainya.
Gambar II.2 Menyentuh pundak sebagai simbol ucapan terima kasih Sumber:https://anatoliaratnadewi.wordpress.com/author/anatoliaratnadewi/page//
11 Tersenyum memiliki arti lebih dari sekedar ungkapan rasa senang dan bahagia.
Setiap orang pasti pernah tersenyum, ketika sendiri maupun berada dalam
lingkungan sosial, namun bukan hanya memberi sinyal bahwa mereka bahagia,
tetapi banyak hal lain yang dimaksudkan ketika sesorang tersenyum. Seseorang
tersenyum untuk tujuan sosial tertentu, dengan tersenyum segala macam manfaat
dapat diterima oleh dirinya sendiri maupun orang lain. Salah satu tujuan sosial ini
adalah mengungkapan rasa terima kasih. Hal ini dapat dilakukan dengan
menampilkan ekspresi wajah yang ramah, seperti tersenyum. Melalui senyuman
rasa terima kasih terhadap orang yang telah membantu dapat tersampaikan, selain
dengan ucapan. Salah satu kebahagiaan dalam kehidupan sosial adalah ketika
seseorang tersenyum kepada orang lain dan orang tersebut tersenyum kembali.
Gambar II.3 Senyuman merupakan ekspresi yang ideal dilakukan ketika mengucapkan
terima kasih
Sumber:
http://www.daftarmenarik.com/2014/09/10-artis-indonesia-tercantik-dan-terpopuler.html (10 April 2015)
Pada kelompok masyarakat sunda, ketika seseorang mengucapkan tolong (punten
dalam bahasa Sunda) kepada orang lain biasanya disertai oleh anggukan kepala
12 II.3 Opini Masyarakat Terkait Mengucapkan Tolong dan Terima Kasih Menurut opini masyarakat, mengucapkan tolong dan terima kasih adalah sesuatu
yang penting untuk dilakukan, karena manusia merupakan makhluk yang
memiliki keterbatasan, dengan mengucapkan tolong dan terima kasih maka
keterbatasan tersebut dapat dilengkapi oleh orang lain. Mengucapkan tolong dan
terima kasih merupakan wujud keramahan dan sopan santun dalam berkomunikasi
yang merupakan budaya orang Indonesia. Memberi efek psikologis, pendengarnya
akan merasa dihargai menjadikan komunikasi yang berlangsung menjadi lebih
manis.
Adapun hal- hal yang menjadi kendala terhentinya mengucapkan tolong dan
terima kasih berdasarkan sumber data primer dan data sekunder antara lain:
Data Primer
Proses pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan wawancara
terhadap 25 responden, pria dan wanita berusia 20- 40 tahun yang berada di
wilayah kota Bandung. Adapun pertanyaan yang ditujukan kepada responden
adalah berkaitan dengan kendala yang menyebabkan responden tidak
mengucapkan tolong dan terima kasih terhadap orang lain. Berdasarkan
wawancara tersebut diperoleh data mengenai kendala tidak terucapnya kata
tolong dan terima kasih adalah sebagai berikut:
Jika pada teman sebaya, atau teman akrab akan menjadi canggung ketika
mengucapkan tolong dan terima kasih karena bahasa cenderung formal.
Adanya rasa saling mengerti ketika tidak adanya ucapan tolong dan terima
kasih, karena sifat pertemanan yang santai.
Untuk hal-hal sepele atau kecil seperti meminjam pulpen, menyuruh adik
mengambilkan handuk, ucapan tolong dan terima kasih tidak dilakukan,
karena bantuan yang diberikan bukan hal yang besar.
Orang yang menolong adalah orang yang dianggap menyebalkan. Ketika seseorang diberikan pertolongan namun orang tersebut tidak menunjukkan
13 pertolongan merasa tidak perlu untuk mengucapkan terima kasih karena si
penolong tidak membantu dengan ikhlas.
Suasana hati. Ketika orang yang ditolong dalam keadaan marah, jengkel,
atau kesal, biasanya orang tersebut tidak akan fokus pada orang-orang
disekitarnya, orang tersebut hanya fokus pada suasana hatinya.
Status sosial yang lebih tinggi, sehingga malu untuk mengucapkan tolong dan terima kasih. Orang yang memiliki status sosial yang lebih tinggi
beranggapan tidak perlu mengucapkan tolong dan terima kasih karena apa
yang orang tersebut minta adalah kewajiban orang yang dimintai
pertolongan.
Mampu mengerjakan sebuah pekerjaan tanpa bantuan orang lain, karena
seseorang merasa mampu orang tersebut tidak merasa membutuhkan
bantuan orang lain. Ketika ada seseorang yang membantu, orang tersebut
tidak mengucapkan tolong dan terima kasih karena orang tersebut tidak
memintanya.
Data Sekunder
Proses pengumpulan data selanjutnya dilakukan melalui media buku yang bertema motivasi yang berjudul “Betapa Dahsyatnya Energi Maaf, Tolong, dan Terima Kasih”. Dalam buku ini dijelaskan pengalaman menulis mengenai lunturnya ucapan tolong dan terima kasih pada orang dewasa disekitar penulis.
Hal ini disebabkan oleh pengkotak-kotakan sosial yang terjadi di masyarakat.
Selain itu buku bertema sosial, budaya, dan psikologi juga digunakan dalam
penelitian ini.
II.4 Masyarakat Kota Bandung
Kota Bandung merupakan salah satu wilayah yang secara geografis didiami oleh
masyarakat suku sunda. Masyarakat sunda memiliki kearifan lokal yang telah ada
sejak dahulu. Sartini (dalam Saleh, 2014) kearifan lokal merupakan kebenaran
yang mentradisi dalam suatu komunitas masyarakat sebagai perpaduan antara
nilai-nilai suci firman Tuhan dan berbagai nilai yang ada dalam kehidupannya.
14 masyarakat sunda adalah meletakkan pentingnya keharmonisan hubungan antara
manusia dan masyarakat yang saling ketergantungan, dengan tidak melupakan jati
diri dan habitatnya masing-masing. Salah satu kearifan budaya sunda yang
menjadi landasan dalam kehidupan bermasyarakat adalah silih asih, silih asah, dan
silih asuh. Silih asih dimaknai sebagai saling mengasihi dengan segenap
kebeningan hati. Silih asah bermakna saling mencerdaskan kualitas kemanusiaan.
Silih asuh tak pelak lagi dimaknai kehidupan yang penuh harmoni (Suryalaya
dalam Saleh, 2014).
II.5 Khalayak Sasaran Terkait Ucapan Tolong dan Terima Kasih
Mengetahui khalayak sasaran dalam sebuah permasalahan merupakan hal yang
penting, karena solusi dari permasalahan tersebut akan diterapkan pada khalayak
sasaran. Menurut McQuail dan Windahl (dalam Muyasaroh) “khalayak sasaran didefinisikan sebagai sejumlah besar orang yang pengetahuan, sikap, dan prilakunya akan diubah melalui kegiatan kampanye”. Penentuan khalayak sasaran dibuat berdasarkan demografis, psikografis, dan geografis. Demografis adalah
gambaran penduduk di suatu wilayah, mengklasifikasikan khalayak sasaran
berdasarkan status ekonomi sosial, jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan,
pendidikan, dan status dari khalayak sasaran. Psikografis mengenai pandangan,
gaya hidup, sikap, dan kepribadian khalayak sasaran. Dan geografis mengenai
wilayah yang menjadi tujuan penyampaian pesan atau informasi. Adapun
khalayak sasaran terkait ucapan tolong adalah sebagai berikut:
Tabel II.1 Khalayak Sasaran Terkait Ucapan Tolong dan Terima Kasih
Demografs
Usia : 20- 40 tahun
Dariyo (dalam Melati, 2011) “Mengatakan bahwa secara umum mereka yang tergolong dewasa
muda (young adulthood) ialah
mereka yang berusia 20-40 tahun.”
15 Psikografis
Senang berkumpul baik bersama teman maupun keluarga, memiliki
kepribadian yang cenderung terbuka, memiliki pandangan yang
besar mengenai penghargaan diri. Memiliki gaya hidup modern dan
mengikuti perkembangan teknologi.
Geografis Wilayah perkotaan Bandung, provinsi Jawa Barat.
Pemilihan wilayah perkotaan
Bandung, karena masyarakat
perkotaan/ atau modern memiliki
ciri menurut Selo Soemardjan
(dalam Soekanto, 1993) “hubungan antar manusia didasarkan atas
kepentingan pribadi, masyarakat
tergolong-golong menurut profesi
serta keahlian, dan hukum yang berlaku hukum tertulis”. Pada masyarakat modern, hukum yang
berlaku hanya hukum tertulis yang
menurut bentuknya adalah hukum
yang diatur UUD, seperti hukum
pidana.
II.6 Ringkasan dan Solusi
Kearifan lokal yang terdapat pada masyarakat sunda kota Bandung meletakkan
pentingnya keharmonisan hubungan antara manusia dan masyarakat yang saling
ketergantungan. Salah satu hal dasar yang dapat dilakukan untuk menjaga
keharmonisan ini adalah dengan mengucapkan tolong dan terima kasih. Tolong
dan terima kasih merupakan wujud sikap saling menghargai antar sesama. Di
dalamnya terdapat penggambaran manusia yang memiliki ketergantungan
16 harus mampu menerapkan sikap saling menghargai ini sebagai perwujudan dari
silih asih, silih asah, dan silih asuh yang merupakan landasan masyarakat sunda.
Sebagai ibukota provinsi Jawa Barat yang secara geografis didiami oleh
masyarakat sunda, sudah sepatutnya kota Bandung mampu menjaga dan
memelihara kearifan lokal ini, karena kearifan lokal merupakan hal yang
mengendalikan dan memberikan arah terhadap perkembangan kebudayaan,
sehingga masyarakat di dalamnya tidak kehilangan jati diri. Ketika kota Bandung
mampu melakukannya, maka kota Bandung akan menjadi percontohan bagi kota-
kota lainnya di Jawa Barat.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka solusi yang akan dilakukan adalah
meningkatkan kesadaran masyarakat kota Bandung (orang dewasa berusia 20-40
tahun) agar membiasakan kembali mengucapkan tolong dan terima kasih, sebagai
wujud pelestarian kearifan lokal budaya sunda yang silih asih, silih asah, dan silih
asuh. Sehingga membuat kota Bandung menjadi percontohan bagi kota-kota
lainnya di Jawa Barat. Solusi ini akan diwujudkan dalam sebuah kampanye.
Secara teknis kampanye ini akan dibuat dalam bentuk event yang akan
dilaksanakan satu bulan sebelum hari ulang tahun kota Bandung setiap hari
17 BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
III.1 Strategi Perancangan
Dalam melakukan strategi perancangan, solusi yang akan digunakan adalah
pelaksanaan kampanye yang bertujuan mengubah perilaku khalayak sasaran.
Menurut Rogers dan Story (dalam Muyasaroh, 2013) mendefinisikan kampanye sebagai “serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptalan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara
berkelanjutan pada kurun waktu tertentu”. Kampanye yang merupakan bentuk komunikasi akan dilakukan dengan komunikasi persuasif. Menurut Muyasaroh
(2013) komunikasi persuasif merupakan “kegiatan dan bentuk komunikasi yang bertujuan untuk mengubah pandangan, pendapat, pola pikir dan perubahan perilaku”. Komunikasi persuasif ini dipilih karena komunikasi dilakukan dengan merangsang aspek psikologis khalayak sasaran, sehingga perubahan yang
dilakukan khalayak berdasarkan atas kesadaran pribadi, kerelaan, dan
kesungguhan diri khalayak sendiri.
III.1.1 Tujuan Komunikasi
Adapun tujuan komunikasi yang dilakukan kepada khalayak sasaran, antara lain:
Mengubah perilaku khalayak sasaran agar mengucapkan tolong dan terima
kasih kepada orang yang tepat, pada waktu yang tepat, dan cara yang tepat. Memberikan informasi kepada khalayak sasaran mengenai manfaat
mengucapkan tolong dan terima kasih yang dilakukan dengan tulus kepada
orang yang tepat, pada waktu yang tepat, dan cara yang tepat.
III.1.2 Pendekatan Komunikasi
Ketika berbicara kepada khalayak sasaran, pendekatan komunikasi harus
dirancang dengan baik dan benar agar esensi pesan yang akan disampaikan dapat
langsung ditangkap dan melekat pada khalayak sasaran. Pendekatan komunikasi
yang dipilih dalam kampanye ini adalah pendekatan emosional-rasional.
18 masyarakat modern yang sedang mengalami masa membangun hubungan sosial
yang baik dengan orang lain.
Pendekatan verbal
Pendekatan verbal yang akan digunakan dalam kampanye ini berdasarkan
pada khalayak sasaran, yakni orang dewasa. Sehingga pendekatan yang akan
digunakan adalah pendekatan yang formal juga tegas. Penggunaannya
bertujuan untuk memberikan kesan serius mengenai permasalahan yang
disampaikan. Adapun tagline dari kampanye ini adalah “Ucapkan Tolong & Terima Kasih”.
Pendekatan visual
Pendekatan visual dalam kampanye ini menggunakan ilustrasi vektor dengan
karakter realis. Tujuannya agar ilustrasi terlihat nyata sehingga memudahkan
khalayak sasaran untuk peka terhadap pesan yang disampaikan. Ilustrasi ini
dikemas menggunakan warna- warna yang cerah, dan ceria. Selain itu, ikon-
ikon kota Bandung juga ditampilkan agar memperkuat suasana Bandung
dalam penyampaian pesan. Dengan menggunakan pendekatan visual seperti
yang telah dijelaskan, diharapkan dapat menarik perhatian serta menggugah
kesadaran khalayak sasaran.
III.1.3 Materi Pesan
Materi pesan yang akan disampaikan dalam kampanye perubahan sosial ini antara
lain; manfaat dari ucapan tolong dan terima kasih baik secara fisik, sosial, dan
psikis bagi orang yang mengucapkan dan menerimanya jika dilakukan dengan
tulus, ikhlas, dan akrab, serta dilakukan dengan dukungan jabatan tangan,
menepuk pundak, dan senyuman.
III.1.4 Gaya Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam kampanye ini adalah bahasa Indonesia yang
formal, karena khalayak sasaran merupakan orang dewasa, juga karena tujuannya
19 III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan
Consumer Insight
Pria atau wanita berusia 20-40 tahun yang berada pada status sosial kelas
menengah atas. Senang berkumpul baik bersama teman maupun keluarga,
memiliki kepribadian yang cenderung terbuka, memiliki pandangan yang besar
mengenai penghargaan diri. Memiliki gaya hidup modern dan mengikuti
perkembangan teknologi.
III.1.6 Strategi Kreatif
Dalam proses pembuatan kampanye sosial ini, strategi kreatif yang digunakan
adalah membuat permainan kartu kuartet yang nantinya akan dimainkan pada
acara akrab bersama tolong dan terima kasih yang bekerja sama dengan
pemerintah kota Bandung sebagai mandatory acara tersebut.
Tujuan dari pembuatan permainan kartu kuartet ini antara lain:
Menarik perhatian khalayak sasaran untuk melihat informasi dalam acara
akrab bersama tolong dan terima kasih.
Mengajak khalayak sasaran untuk membiasakan diri mengucapkan tolong dan
terima kasih.
Sebagai media kampanye yang dapat menciptakan keakraban antara khalayak
sasaran.
III.1.6.1 Konsep Pelaksanaan Acara
Acara akrab bersama tolong dan terima kasih merupakan sebuah gerakan untuk
membuat masyarakat membiasakan kembali mengucapkan tolong dan terima
kasih dalam kehidupan sehari- hari. Acara ini akan dilaksanakan satu bulan
sebelum ulang tahun kota Bandung, mulai dari tanggal 23 Agustus 2015 – 20 September 2015. Car free day di jalan Dago Bandung akan menjadi lokasi
pelaksanaan acara. Dengan adanya kampanye Akrab bersama Tolong dan Terima
Kasih ini, diharapkan kota Bandung dapat menjadi kota percontohan bagi
kota-kota lain di Jawa Barat, sebagai kota-kota yang menjunjung tinggi budaya saling
20 III.1.6.2 Tahapan Pelaksanaan Acara
Agar khalayak sasaran dapat menerima dan mengikuti informasi mengenai acara
Akrab bersama tolong dan terima kasih, maka dibuat sebuah tahapan untuk
mempermudah jalur penyampaian. Tahapan penyampaian pesan ini antara lain:
Tahap Pra-Event
Sebagai tahap awal, media poster dan iklan akan digunakan sebagai media
penyampai pesan. Media poster dibuat dalam bentuk cetak dan digital, media
cetak poster akan disebar di papan pengumuman umum Jl. Ganesha Bandung,
sedangkan poster digital akan disebar di media sosial dan website.
Tahap Informasi
Pada tahap ini, penyebaran informasi dilakukan melalui media brosur. Dalam
brosur ini akan diinformasikan mengenai betapa pentingnya mengucapkan
tolong dan terima kasih, juga menginformasikan fenomena yang terjadi pada
masyarakat kota Bandung sekarang ini terkait masalah tolong dan terima
kasih. Tahap ini bertujuan menumbuhkan simpati terhadap masyarakat,
sehingga masyarakat mau ikut berpartisipasi dalam kampanye sosial ini.
Tahap Pelaksanaan Event
Acara bincang-bincang akrab akan diadakan dalam tahap ini. Tujuan dari
acara bincang-bincang akrab ini adalah untuk mengingatkan kembali
masyarakat mengenai kebiasaan tolong dan terima kasih dan kaitannya dengan
nilai lokal yang menjadi landasan masyarakat kota Bandung.
Tahap Pasca Event
Setelah acara bincang- bincang akrab selesai dilaksanakan, maka diadakan
pemainan kuartet bersama bagi warga masyarakat yang ikut berpartisipasi
dalam acara tersebut. Peserta yang mampu menjadi pemenang dalam tiga level
permainan akan mendapat hadiah dari pihak penyelenggara acara.
Copywriting
Kampanye sosial ini akan menampilkan sebuah kondisi hubungan seseorang
dengan orang-orang disekitarnya. Ketika seseorang tersebut mampu
21 hubungan sosial harmonis, yang dapat memberikan manfaat bagi dirinya
sendiri juga orang-orang disekitarnya berupa keakraban yang hangat.
Pembuatan Headline Visual
Headline dibuat berdasarkan acara yang akan dilaksanakan, yaitu acara
talkshow dan bermain kartu kuartet bersama tentang mengucapkan tolong dan
terima kasih, dan berdasarkan konsep kampanye secara keseluruhan yaitu
menciptakan keakraban.. Adapun headline dan subheadline visual dari
kampanye adalah sebagai berikut:
Headline:
“Yuk, Ucapkan Tolong & Terima Kasih” Subheadline:
“Bersama Tolong & Terima Kasih menjadi lebih akrab.”
Visualisasi
Visual dari headline “Yuk, Ucapkan Tolong & Terima kasih” adalah menceritakan empat orang dewasa yang sedang bercanda gurau sambil
tertawa, duduk melingkar diatas meja sambil memegang kartu kuartet. Empat
orang dewasa ini terdiri dari satu laki- laki usia 30an, satu laki- laki usia 20an,
satu laki- laki usia 40an, dan wanita usia 30an. Masing-masing orang
memakai kaos olah raga dan memakai nametag. Laki- laki usia 40an
menunjuk laki- laki usia 20an. Visualisasi ini menggambarkan keakraban pada saat acara “Tolong dan Terima Kasih Bandung”.
III.1.7 Strategi Media
Strategi media merupakan proses perancangan alat atau sarana penyampai pesan
yang disesuaikan dengan kebutuhan perancangan agar pesan dapat disampaikan
dan diterima dengan baik oleh khalayak sasaran dan sesuai dengan tujuan
perancangan. Dalam kampanye ini akan digunakan media primer sebagai
penggugah perhatian khalayak sasaran, media sekunder sebagai media yang
22 media yang mampu mengingatkan khalayak sasaran untuk terus melakukan hal
yang dijelaskan dalam pesan.
III.1.7.1 Pemilihan Media
Media merupakan hal yang sangat penting dalam proses penyampaian pesan.
Media yang tepat dapat membuat pesan tersampaikan secara efekif. Dalam
kampanye kebiasaan mengucapkan tolong dan terima kasih ini, digunakan media
utama dan media pendukung dalam proses penyampaian pesan. Media utama
Media utama dalam kampanye ini adalah kartu permainan kuartet. Kartu
kuartet dipilih karena kartu ini menjadi media yang aplikatif dalam
penyampaian pesan. Selain itu, ketika permainan berlangsung dapat tercipta
suasana yang akrab antar sesama pemain, serta para pemain dan warga yang
ikut berpartisipasi dalam acara akan akrab kembali dengan tolong dan terima
kasih.
Media pendukung
Media pendukung berfungsi mendukung tersampaikannya informasi pada
media utama. Dalam kampanye ini media pendukung yang digunakan antara
lain:
Poster Acara
Poster cetak dan digital sebagai media yang mendukung adanya media utama
akan disebar di beberapa kawasan strategis seperti media sosial, mall, papan
pengumuman umum.
Brosur Informasi
Brosur informasi akan dibagikan kepada khalayak sasaran sebagai media
untuk menarik simpati dan mengerti mengenai materi pesan yang nantinya
akan disampaikan.
X-Banner
Media ini digunakan untuk menginformasikan sebuah acara, yang
ditempatkan langsung di lokasi kegiatan, sangat tepat dan efektif
23 Backdrop
Backdrop ditempatkan di tempat berlangsungnya acara, biasanya digunakan
sebagai media informasi mengenai acara.
Stiker
Stiker merupakan media yang dapat ditempel dimana saja, media ini
merupakan media yang efektif menyampaikan tagline kampanye. Selain itu,
jangkauan penyampaian pesannya pun luas.
Flag Chain
Media ini digunakan untuk keperluan display stand booth yang ditempatkan
ketika acara berlangsung. Media Sosial
Media ini digunakan sebagai media informasi sekaligus media attention.
III.1.8 Strategi Distribusi dan Waktu Penyebaran Media
Pendistribusian media dilakukan dengan kerjasama Pemerintah Kota Bandung.
Media utama akan ditempatkan pada saat acara dilaksanakan, sedangkan untuk
media pendukung akan disebarkan di papan pengumuman umum, media sosial,
pusat kota, serta tempat-tempat publik lainya yang sering ramai dikunjungi warga
kota Bandung. Adapun tabel tahapan strategi distribusinya sebagai berikut:
24 III.2 Konsep Visual
Adapun konsep visual yang dibuat untuk menyampaikan pesan dalam kampanye
antara lain:
- Format Desain
- Tata Letak (Layout)
- Tipografi
- Ilustrasi
- Warna
III.2.1 Format Desain
Kartu kuartet yang menjadi media utama dalam kampanye ini berukuran custom
(85mmx140mm), dicetak pada kertas art paper plus laminasi dof. Format seperti
ini dipilih agar mudah digenggam oleh orang dewasa, dan keterbacaan pada kartu
jelas. Laminasi dof pada kartu bertujuan membuat orang yang memainkannya
merasa nyaman dengan tekstur halus pada kertas kartu.
III.2.2 Tata Letak (layout)
Layout yang akan digunakan pada desain visual kampanye adalah layout dengan
pola simetris. Layout yang digunakan pada media utama yaitu portrait. Layout ini
akan disesuaikan dengan media-media pendukung lainnya agar terdapat
keterkaitan antara media utama dan media pendukung.
25 III.2.3 Huruf
Huruf atau tipografi merupakan elemen dasar dalam karya desain. Tipografi yang
baik mampu membuat proses komunikasi verbal dalam karya dapat tersampaikan dengan baik. Menurut Supriyono (2010) “tipografi merupakan pemilihan bentuk huruf, besar huruf, cara dan teknik penyusunan huruf menjadi kata atau kalimat
sesuai karakter pesan (sosial atau komersial) yang ingin disampaikan.
Font yang digunakan pada headline, subheadline, dan tagline:
Fundamental Brigade
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ!@#$%^&*()_+
Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz1234567890
Font ini dipilih karena mencerminkan kota Bandung sekarang ini yang modern
dengan karakter garis lurus pada huruf, selain itu juga selain memiliki garis lurus
font ini juga memiliki karakter garis lengkung yang terkesan ramah, dan halus,
karakter ini sesuai dengan konsep dari pesan yang ingin disampaikan.
Optimus Princeps
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ!@#$%^&*()_+
Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz1234567890
Digunakan pada media utama kartu kuartet, font ini memiliki kesan yang hangat
dengan lengkukan garis pada hurufnya, karakter ini sesuai dengan konsep dari
penyampaian pesan.
III.2.4 Ilustrasi
Menurut Supriyono (2010) “ilustrasi merupakan gambar atau foto yang bertujuan menjelaskan teks dan sekaligus menciptakan daya tarik”. Ilustrasi yang digunakan dalam media utama ini adalah visualisasi dari sebuah kondisi dimana, kapan, dan
kepada siapa idealnya tolong dan terima kasih diucapkan. Kondisi-kondisi ini
biasanya dialami oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari, hal ini bertujuan
mengingatkan khalayak sasaran dengan perumpamaan yang dekat dengan
kehidupannya. Ilustrasi vektor dengan karakter realis dipilih untuk menyajikan
ilustrasi dalam kampanye ini. Alasan mengapa ilustrasi jenis ini digunakan dalam
konsep visual adalah karena khalayak sasaran merupakan orang dewasa secara
26 untuk mengerti apa yang disampaikan oleh gambar karena sifat gambar yang
sama seperti wujud sebenarnya secara umum. Ilustrasi dalam media utama ini
merupakan modifikasi dari sebuah foto yang telah ada. Foto ini digunakan sebagai
referensi untuk gestur-gestur dalam ilustrasi.
Identitas Kampanye
Gambar III.2 Ilustrasi pada logo identitas kampanye
Sumber : (a) http://eventasticme.com/2014/07/ (2 Juni 2015) (b) Dokumen Pribadi
Konsep logo kampanye dibuat berdasarkan gestur tangan yang sedang meminta
tolong dan memberikan pertolongan. Gestur ini menggambarkan sebuah kondisi
dimana adanya konsep memberi dan menerima. Warna yang digunakan dalam
logo ini adalah warna oranye dan hijau yang memiliki kesan hangat, dan ceria.
Ilustrasi pada Media Utama
27 Garis lengkung yang terdapat pada bagian ujung kartu memiliki arti santai, halus,
disesuaikan dengan konsep kampanye. Pada bagian dalam kartu, terdapat garis
yang bergelombang, garis ini merupakan garis yang menggambarkan letak kota
Bandung yang dikelilingi oleh gunung-gunung.
Gambar III.4 Ilustrasi pada bagian belakang kartu kuartet Sumber : Dokumen Pribadi
Pada bagian belakang kartu, ilustrasi dari beberapa ikon kota Bandung
ditampilkan sebagai visual yang mewakili kota Bandung sebagai subjek sekaligus
objek dari kampanye yang akan dilaksanakan. Ilustrasi pada kartu bagian
belakang dibuat sama karakter garisnya dengan kartu bagian depan, agar konsep
visual dapat terlihat konsisten.
a. b.
Gambar III.5 Ilustrasi iket pada media utama
28 Gambar III.6 Ilustrasi pada kartu kuartet
Sumber : (a) http://www.cooladvices.com/how-to-talk-to-a-friend-who-goes-through-hard-moments/ (2 Juni 2015) (b) Dokumen Pribadi
Ilustrasi ini dibuat untuk menggambarkan orang yang sedang menjelaskan
alasannya ketika meminta pertolongan kepada orang lain. Menjelaskan alasan
merupakan hal harus dilakukan ketika meminta pertolongan. Hal ini
mempermudah orang yang meminta pertolongan untuk mengukur kemampuannya
untuk memberikan pertolongan.
Gambar III.7 Ilustrasi pada kartu kuartet
Sumber : (a)http://www.hipwee.com/motivasi/ada-bermacam-macam-cara-buat-bahagia/ (2 Juni 2015) (b) Dokumen Pribadi
Ketika seseorang menolong orang lain, maka orang lain pun akan memberikan
pertolongan kepadanya. Ilustrasi ini menggambarkan bagaimana seseorang dapat
29 menyeberang jalan. Kebaikan kecil yang dapat tumbuh menjadi hal baik lain yang
lebih besar.
Gambar III.8 Ilustrasi pada kartu kuartet
Sumber : (a) http://de.123rf.com/photo_4822301_zwei-frohliche-geschaftsfrau-ein-gesprach-ber-die-br-nette-frau-etwas-zu-erklaren-und-gesten-mit-den.html (2 Juni 2015)
(b) Dokumen Pribadi
Dalam waktu santai dan kondisi suasana hati yang baik adalah waktu yang lebih
baik digunakan untuk meminta tolong, agar orang yang dimintai pertolongan tidak
terbebani. Ilustrasi ini menggambarkan waktu santai yang dimaksud, duduk
bersama dan minum kopi atau teh. Suasana hati yang dalam kondisi baik
tergambarkan dengan senyuman dari masing-masing karakter dalam ilustrasi.
Gambar III.9 Ilustrasi pada kartu kuartet
30 Ketika meminta tolong dalam sebuah pekerjaan kepada orang lain, melihat
kemampuan dan kapasitas orang tersebut dalam pekerjaan yang diminta perlu
diperhatikan, hal tersebut untuk mencegah orang tersebut merasa terbebani.
Ilustrasi ini menggambarkan kondisi dimana seseorang diberi pekerjaan yang
melebihi kemampuannya, dengan ekspresi wajah dan gestur yang terlihat
terbebani dengan pekerjaannya.
Gambar III.10 Ilustrasi pada kartu kuartet
Sumber : (a) https://jaihamidon.wordpress.com/2014/07/07/bersalaman-berjabat-tangan/ (2 Juni 2015) (b) Dokumen Pribadi
Mengucapkan tolong dan terima kasih kepada kerabat, membuat hubungan
kekerabatan semakin dekat. Ilustrasi ini menggambarkan suasana seorang kerabat
yang baru bertemu kembali dengan kerabatnya dalam sebuah acara keluarga.
Pelukan yang diberikan kepada pria berbaju oranye merupakan bentuk ungkapan
terima kasih terhadap pria berbaju oranye karena mau meluangkan waktunya
31 Gambar III.11 Ilustrasi pada kartu kuartet
Sumber : (a) https://djuniadi.wordpress.com/galeri/idul-fitri-2009/ (2 Juni 2015) (b) Dokumen Pribadi
Orang tua merupakan orang yang paling berjasa bagi seorang anak, meluangkan
waktu untuk mengucapkan terima kasih atas apa yang telah orang tua lakukan
merupakan hal yang diwajibkan. Seorang pria yang sedang melakukan sungkem
terhadap ayahnya digambarkan dalam ilustrasi ini. Sungkem merupakan tradisi
orang Sunda yang dilakukan untuk meminta restu, meminta maaf, atau berterima
kasih kepada orang tua sebagai wujud penghormatan.
Gambar III.12 Ilustrasi pada kartu kuartet
Sumber : (a) http://www.dreamstime.com/stock-photo-having-breakfast-home-happy mature-wife-serving-bread-to-her-husband-image44104315 (2 Juni 2015) (b) Dokumen
32 Mengucapkan terima kasih kepada istri ketika menyediakan makanan untuk
sarapan dapat membuat istri bahagia dan merasa dihargai. Ilustrasi ini
menggambarkan hal tersebut, seorang istri yang sedang menghidangkan makanan
dan ungkapan terima kasih suami kepada istri atas kewajiban yang telah
dilakukannya dengan tersenyum.
Gambar III.13 Ilustrasi pada kartu kuartet
Sumber : (a http://blog.connectfamily.in/2015/03/15-insights-on-improving-mother-daughter-relationship/ (2 Juni 2015) (b) Dokumen Pribadi
Menemani anak belajar dan mengucapkan terima kasih atas apa yang telah dia
lakukan akan membuat anak termotivasi dan semakin bersemangat untuk
berprestasi. Hal ini digambarkan dalam ilustrasi seorang ibu yang sedang
menemani anaknya belajar di sebuah taman. Latar taman yang digunakan dalam
ilustrasi tersebut dipilih karena taman merupakan tempat yang nyaman dan dapat
33 Gambar III.14 Ilustrasi pada kartu kuartet
Sumber : (a) http://www.dreamstime.com/royalty-free-stock-photography-man-comforting-unhappy-senior-friend-outdoors-whilst-sitting-bench-looking-worried image40894267 (2
Juni 2015) (b) Dokumen Pribadi
Mengucapkan terima kasih kepada teman dapat dilakukan dengan cara
mendengarkan keluh kesahnya. Hal seperti ini dapat menjadikan ucapan terima
kasih lebih bermakna. Ilustrasi tersebut digambarkan dengan satu orang dewasa
yang mendengarkan dan menenangkan temannya yang terlihat memiliki masalah
dengan raut wajah yang sedang sedih.
Gambar III.15 Ilustrasi pada kartu kuartet
34 Memberikan sesuatu yang menyenangkan kepada teman dekat sebagai ungkapan
terima kasih akan membuat teman dekat semakin nyaman. Digambarkan dalam
sebuah ilustrasi pria yang memberikan kejutan bunga kepada teman dekatnya.
Memberikan bunga dapat menjadi salah satu bentuk mengekspresikan ungkapan
terima kasih kepada teman dekat, untuk membuat teman dekat berharga.
Gambar III.16 Ilustrasi pada kartu kuartet
Sumber : (a) https://rahmatjunet.wordpress.com/tag/office-boy/ (2 Juni 2015) (b) Dokumen Pribadi
Seorang atasan memberikan ucapan terima kasih kepada pegawai sebagai
apresiasi terhadap pekerjaan yang telah ia lakukan dapat membuat pegawai
merasa dihargai dan lebih menghormati atasan. Hal tersebut digambarkan dalam
ilustrasi ini, seorang office boy yang telah menyajikan minuman untuk atasannya,
35 Gambar III.17 Ilustrasi pada kartu kuartet
Sumber : (a) http://sulut.kemenag.go.id/index.php?a=foto&id=91498 (2 Juni 2015) (b) Dokumen Pribadi
Mengucapkan tolong dan terima kasih kepada orang yang tidak dikenal ataupun
baru dikenal dapat dilakukan dengan menjabat tangannya. Hal ini dapat membuat
ucapan terima kasih lebih berharga. Dalam ilustrasi ini digambarkan dua orang
pria yang sedang berjabat tangan. Pria berbaju hijau mengucapkan terima kasih
kepada pria berbaju oranye yang telah membantunya menemukan jalan yang ia
cari.
Gambar III.18 Ilustrasi pada kartu kuartet
Sumber : (a) https://www.youtube.com/watch?v=aw_hYnmpDw4 (2 Juni 2015) (b) Dokumen Pribadi
Mengucapkan tolong dapat menyadarkan seseorang mengenai keterbatasannya
sebagai manusia yang selalu membutuhkan bantuan orang lain. Seorang pria yang
36 dalam ilustrasi diatas. Pria tersebut tidak dapat mendorong mobilnya sendiri
karena sebagai manusia ia memiliki keterbatasan, oleh karena itu bantuan orang
lain dapat memenuhi keterbatasan pria tersebut sehingga ia dapat mendorong
mobil tersebut.
Gambar III.19 Ilustrasi pada kartu kuartet
Sumber : (a) http://www.jurukunci.net/2011/12/10-kebaikan-di-balik-senyuman.html (2 Juni 2015) (b) Dokumen Pribadi
Ucapan tolong dapat menghilangkan kesombongan dalam diri seseorang, karena
dengan meminta tolong seseorang telah sadar membutuhkan orang lain.
Kesombongan diri yang hilang digambarkan dengan senyum ramah seorang pria.
Ilustrasi ini menggambarkan hal positif yang dapat terjadi ketika kesombongan
diri seseorang telah hilang.
37 Gambar III.20 Ilustrasi pada kartu kuartet
Sumber : (a) http://www.imagekb.com/akrab (2 Juni 2015) (b) Dokumen Pribadi
Mengucapkan tolong kepada orang yang dimintai pertolongan membuat orang
tersebut akan merasa dihargai. Hal ini akan menjadikan hubungan seseorang
dengan orang lain menjadi akrab. Ilustrasi diatas menggambarkan gestur yang
biasanya dilakukan ketika meminta tolong atau berterima kasih kepada orang lain.
Gambar III.21 Ilustrasi pada kartu kuartet
Sumber : (a) http://de.123rf.com/photo_18117874_asian-businessman-standing-and-talking-in-office.html (2 Juni 2015) (b) Dokumen Pribadi
Mengucapkan terima kasih juga merupakan bentuk penghargaan seseorang
terhadap orang lain. Salah satunya seorang atasan yang mengucapkan terima kasih
kepada pegawai, ucapkan terima kasih atas pekerjaannya sebagai apresiasi, ini
38 menggambarkan seorang atasan yang sedang memberikan apresiasi terhadap apa
yang telah dilakukan pegawainya, dengan menepuk pundak pegawai sebagai
gestur yang mendukung penyataan atasannya tersebut.
Gambar III.22 Ilustrasi pada kartu kuartet
Sumber : (a) http://adrianaden.blogspot.com/2013_05_01_archive.html (2 Juni 2015) (b) https://hijapedia.com/6-cara-agar-doa-kita-dikabulkan-allah-swt/ (2 Juni 2015) (c) http://nataliakusnadi.blogdetik.com/index.php/category/uncategorized/ (2 Juni 2015) (d) http://grettyann.blogspot.com/2013/03/om-swastyastuhere-my-melasti-story.html (2 Juni
2015) (e) Dokumen Pribadi
Mengucapkan Terima kasih kepada Tuhan dengan berdoa merupakan wujud rasa
syukur terhadap , menjadikan manusia menjadi makhluk yang rendah hati.
Ilustrasi diatas menggambarkan orang-orang dari berbagai agama sedang berdoa,
sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas apa yang telah Tuhan berikan. Rasa
syukur dapat dikatakan sebagai bentuk ungkapan terima kasih, dan ungkapan rasa
39 Gambar III.23 Ilustrasi pada kartu kuartet
Sumber : (a) http://www.123rf.com/photo_8911490_mother-and-son-having-a-hug.html (2 Juni 2015) (b) Dokumen Pribadi
Ibu adalah seseorang yang paling berjasa bagi seorang anak di dunia ini,
meluangkan waktu untuk berkumpul bersama dan memeluknya dengan penuh
kasih sayang merupakan ungkapan terima kasih yang paling sederhana. Seorang
anak yang sedang memeluk ibunya digambarkan dalam ilustrasi diatas. Pelukan
merupakan wujud kasih sayang yang dapat dilakukan seorang anak kepada orang
tua.
Gambar III.24 Ilustrasi pada kartu kuartet
Sumber : (a) http://tags.walla.co.il/?w=///1370151/5/@@/media (2 Juni 2015) (b) Dokumen Pribadi
Seorang atasan yang mengucapkan terima kasih kepada pegawainya telah
40 pegawai yang dihargai dan diapresiasi oleh atasannya akan lebih termotivasi
dalam pekerjaannya. Ilustrasi diatas menggambarkan kondisi dimana seorang
atasan sedang memberikan apresiasi terhadap pegawainya, dengan bentuk jabatan
tangan, senyuman, dan sentuhan di lengannya.
Gambar III.25 Ilustrasi pada kartu kuartet
Sumber : (a) http://makesmokinghistory.org.au/how-do-i-stay-quit/keeping-on-track (2 Juni 2015) (b) Dokumen Pribadi
Mengucapkan terima kasih dapat meningkatkan derajat seseorang dihadapan
Tuhan, karena berarti seseorang tersebut termasuk pribadi yang pandai bersyukur.
Orang dengan gestur seperti seorang pemenang yang memenangkan sebuah
kompetisi, berdiri di tangga yang paling tinggi menunjukkan bahwa orang
tersebut berada pada tingkatan teratas. Ilustrasi ini menggambarkan orang yang
41 Gambar III.26 Ilustrasi pada kartu kuartet
Sumber : (a) http://www.pasarpolis.com/blogs/tidur-sehat-kunci-jalani-puasa-dengan-lancar (2 Juni 2015) (b) Dokumen Pribadi
Ilustrasi diatas menggambarkan manfaat yang dapat timbul ketika seseorang
mengucapkan terima kasih. Manfaat ini adalah meningkatkan kualitas tidur.
Ilustrasi digambarkan dengan orang yang sedang menikmati tidurnya yang
nyenyak dan sehat, dapat terlihat dari ekspresi wajah yang tenang dan nyaman.
Gambar III.27 Ilustrasi pada kartu kuartet
Sumber : (a) http://www.dreamstime.com/stock-image-strong-heart-attack-young-man-white-t-shirt-image37761241 (2 Juni 2015) (b) Dokumen Pribadi
Ilustrasi diatas menggambarkan manfaat yang dapat timbul ketika seseorang
42 jantung. Ilustrasi digambarkan dengan orang yang sedang mengalami serangan
jantung, dimana serangan jantung ini dapat dikurangi resikonya dengan
mengucapkan terima kasih.
Gambar III.28 Ilustrasi pada kartu kuartet
Sumber : (a) http://www.huffingtonpost.com/michele-willens/mother-daughter-relationship_b_3547296.html (2 Juni 2015) (b) Dokumen Pribadi
Mengucapkan terima kasih kepada orang- orang di sekitar merupakan salah satu
cara sederhana yang dapat ditunjukkan sebagai bentuk cinta dan kasih sayang
terhadap mereka. Ilustrasi diatas menggambarkan bentuk cinta dan kasih sayang
yang merupakan ungkapan terima kasih seorang anak terhadap ibunya.
Gambar III.29 Ilustrasi pada kartu kuartet
43 Ilustrasi diatas menggambarkan manfaat yang dapat timbul ketika seseorang
mengucapkan terima kasih. Manfaat ini adalah meningkatkan kesehatan mental.
Ilustrasi digambarkan dengan orang yang sedang melakukan meditasi, dimana
meditasi dapat menyehatkan mental dan fisik seseorang.
Ilustrasi pada media pendukung
Ilustrasi pada media pendukung poster dan flyer dibuat dengan cara yang sama
dengan media utama yaitu dengan memodifikasi sebuah foto sebagai referensi
gestur. Visualisasi dalam ilustrasi menggambarkan keakraban yang tercipta
ketika masyarakat ikut berpastisipasi bermain kuartet bersama dalam acara “Tolong dan Terima Kasih Bandung”.
a. b.
Gambar III.30 Ilustrasi pada media poster dan flyer (2 Juni 2015)
Sumber : (a) http://postgradproblems.com/the-old-balls-club-membership-brochure/ (b) Dokumen Pribadi
III.2.5 Warna
Warna yang akan digunakan dalam visual adalah warna-warna ceria yang ramah,
akrab, hangat, dan halus. yang terdiri dari warna biru, kuning, dan merah. Warna
biru yang memiliki kesan ramah dan tenang, warna kuning yang berkesan hangat,
44 Gambar III.31 Warna untuk visual perancangan
45 BAB IV
TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA
IV.1 Teknis Produksi
Proses Produksi media akan dilakukan melalui beberapa tahap yaitu:
Tahap Pengumpulan Data
Setelah medapatkan konsep dari tujuan perancangan dan strategi perancangan
maka selanjutnya adalah mengumpulkan data pendukung yang akan dimuat di
media, seperti data berupa gambar, foto, tulisan/font, logo serta referensi
internet dan buku.
Tahap Perancangan
Tahap perancangan ini adalah tahapan dimana konsep yang telah dibuat
diwujudkan kedalam media-media kampanye. Proses pertama yang dilakukan
adalah membuat sketsa ilustrasi untuk keperluan media. Tahap selanjutnya
membuat ulang sketsa tersebut kedalam bentuk digital dengan menggunakan
softaware Adobe Illustrator CS5, membuat ikon-ikon pendukung ilustrasi,
dan mengatur layout dari ilustrasi dan ikon tersebut. Kemudian menambahkan
materi pesan pada media serta menambahkan pula logo kampanye dan logo
mandatory penyelenggara kampanye. Tahap terakhir adalah tahap finishing
dimana softcopy media yang telah dirancang dan akan disempurnakan sebagai
media utama ataupun sebagai media pendukung.
Tahap Cetak
Tahap cetak adalah proses perwujudan media yang sebelumnya berupa
softcopy lalu akan dicetak sesuai keperluannya hingga menjadi benda asli
(hardcopy) seperti poster, flyer, banner, backdrop, flag chain, dan kebutuhan
46 VI.2 Media Utama
Media ini menampilkan informasi mengenai materi pesan dari kampanye sosial
yang akan dilaksanakan bersama ketika acara berlangsung
Gambar IV.1 Gambar Kartu Kuartet Sumber: Dokumen Pribadi
Ukuran Media: 7.5cm x 13cm
Bahan: Art paper 310gr
47 Media kartu ini menampilkan informasi mengenai materi pesan dari kampanye
sosial yang akan dilaksanakan, dan akan dimainkan bersama ketika acara
berlangsung.
IV.3 Media Pendukung
Media-media pendukung yang akan digunakan dalam kampanye ini antara lain:
Brosur Informasi
48 Ukuran Media: 14.85cm x 21cm
Bahan: Art paper 150gr
Teknik: Digital Print
Media brosur digunakan untuk menyampaikan informasi lengkap mengenai
hal-hal yang berhubungan dengan ucapan tolong dan terima kasih, sehingga mampu
menarik simpati masyarakat terhadap materi pesan yang disampaikan
Poster Acara
Gambar IV.3 Gambar Poster Acara Sumber: Dokumen Pribadi
Ukuran Media: 29.7cm x 42cm
Bahan: Art paper 150gr
Teknik: Digital Print
Media poster digunakan untuk menginformasikan seputar pelaksanaan acara.
Ditempatkan di kawasan strategis yang banyak dikunjungi orang dewasa secara
49 Flyer Acara
Gambar IV.4 Gambar Flyer Acara Sumber: Dokumen Pribadi
Ukuran Media: 14.85cm x 21cm
Bahan: Art paper 150gr
Teknik: Digital Print
Media flyer digunakan untuk menginformasikan seputar pelaksanaan acara.
50 dikunjungi seperti Mall, Car Free Day, dan alun-alon kota Bandung, sehingga
penyebarannya efektif.
Stiker
Gambar IV.5 Gambar Stiker Acara Sumber: Dokumen Pribadi
Ukuran Media: 12 cm x 3cm
Bahan: Sticker Chromo
Teknik: Digital Print
Stiker digunakan sebagai gimmick yang dibagikan kepada masyarakat ketika acara
berlangsung, berfungsi sebagai media pengingat kampanye yang memberi
51 Gantungan kunci
Gambar IV.6 Gambar Gantungan kunci Sumber: Dokumen Pribadi
Ukuran Media: 5.8 cm x 5.8 cm
Bahan: Plastik putih, ring rantai
Teknik: Digital Print
Gantungan digunakan sebagai gimmick yang dibagikan kepada masyarakat ketika
acara berlangsung, berfungsi sebagai media yang mengingatkan masyarakat
mengenai mengenai pesan yang disampaikan pada kampanye sosial yang telah
52
Mug
Gambar IV.7 Gambar Mug Sumber: Dokumen Pribadi
Ukuran Media: Custom
Bahan: Keramik
Teknik: Digital Print
Gantungan digunakan sebagai souvenir yang dibagikan kepada masyarakat ketika
acara berlangsung, berfungsi sebagai media pengingat kampanye yang memberi
53 X-banner
Gambar IV.8 Gambar x-banner Sumber: Dokumen Pribadi
Ukuran Media: 60 cm x 260 cm
Bahan: Flexi Korea
Teknik: Digital Print
X- banner digunakan untuk keperluan display acara, menampilkan informasi
54 Media sosial
Gambar IV.9 Banner media sosial
Ukuran Media: 850px x 315px
Media sosial digunakan sebagai media informasi yang akan menyampaikan