SEJARAH ETNIS TIONGHOA DI KABANJAHE
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh:
SUSAN YOLANDA BR.GINTING 3123121055
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Susan Yolanda Br.Ginting. NIM. 3123121055. Sejarah Etnis Tionghoa di Kabanjahe. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan. Medan. 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang sejarah awal kedatangan etnis Tionghoa di Kabanjahe, serta penerimaan masyarakat pribumi pada awal kedatangan etnis Tionghoa, dan kehidupan awal etnis Tionghoa di Kabanjahe, baik dari segi mata pencaharian dan kehidupan sosial serta pelaksanaan kegiatan kerohanian etnis Tionghoa di Kabanjahe, serta bagaimana peran dan keikutsertaan etnis Tionghoa pada perjuangan kemerdekaan di Tanah Karo.
Penelitian ini mengunakan teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan (Library Research) dengan mengumpulkan buku-buku, dokumen, artikel, naskah, dan sejenisnya. Selain itu untuk mendukung data, penulis juga melakukan penelitian lapangan (Field Research) dengan observasi, wawancaradan data dokumentasi yang berhubungan dengan sejarah etnis Tionghoa di Kabanjahe. Dalam penelitian ini penulis mendatangi dan mewawancarai orang-orang yang kemungkinan mengetahui tentang sejarah etnis Tionghoa serta peranannya pada perjuangan kemerdekaan di Tanah Karo.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas kasih karunia, berkat
dan anugerahNya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
pendidikan dengan judul “Sejarah Etnis Tionghoa di Kabanjahe”
Dalam menulis Skripsi ini penulis sudah berusaha dengan maksimal dan
dengan seoptimal mungkin untuk memberikat hasil yang terbaik, dan dengan data
yseakurat mungkin namun sebagai manusia biasa yang memiliki keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
memiliki kelemahan. Oleh karena itu, penulis mengharapakan masukan berupa
saran serta kritikan yang bersifat membangun bagi penulis demi kesempurnaan
skripsi ini.
Dalam melaksanakan penelitian maupun pada penulisan Skripsi ini,
penulis banyak mendapat dukungan baik dukungan materil, motivasi dan doa
serta bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.
3. Bapak dan Ibu pembantu Dekan Fakultas Ilmu Sosial.
4. Bapak Drs.Yushar Tanjung, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan
iii
yang banyak memberikan bimbingan, arahan, masukan, dan pemikiran
dalam menyelesaikan skripsi ini.
dan Bapak Syahrul Nizar Saragih S.Hum, M.A selaku sekretaris Jurusan
Pendidikan Sejarah.
5. Ibu Dra. Flores Tanjung, M.A selaku dosen pembimbing akademik dan
penguji penulis yang banyak memberikan bimbingan kepada penulis
selama duduk di bangku perkuliahaan.
6. Bapak Dr. Phil Ichwan Azhari, MS selaku dosen penguji ahli yang telah
banyak memberikan pemikiran dan saran sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak Syahrul Nizar Saragih, S.Hum, M.A selaku dosen pembanding ahli
yang banyak memberikan pandangan serta masukan bagi penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Sejarah serta tata usaha, terimakasih atas
semua ilmu yang diberikan selama penulis duduk di bangku kuliah.
9. Terkhusus kepada Orangtua penulis, Bapa Kekelengen Efendi Ginting
Munthe dan Nande kekelengen Sry Andria Br.Barus atas segala kasih
sayang yang tak terhingga serta atas semua dukungan yang diberikan
kepada penulis selama awal perkuliahan dan sampai penulisan skripsi ini
dan meraih gelar Sarjana Pendidikan. Semua ini penulis persembahkan
buat kedua orangtua penulis yang tercinta dan terkasih.
10.Kepada Bulang kekelengen penulis H. Barus dan Nini kekelengen penulis
iv
mendukung dan memberikan dukungan kepada penulis. Terkhusus kepada
Adinda penulis yang tercinta yaitu Corry Gibreka Br.Ginting, Gea Avanza
Ginting, dan Eysy Risky agita Br.Ginting serta kepada seluruh keluarga
besar penulis keluarga Bibik Tengah dan Bapak Tengah Bp.Thomi
Tarigan, Keluarga Bibik Uda Nande Sandra, dan Keluarga Ginting
Mergana, Bp.Tengah dan Mak Tengah yang di Kabanjahe, Kakanda
Nd.Joshelin dan Abanganda Bp.Joshelin Sembiring penulis ucapkan
terimakasih atas dukungan moral dan motivasi yang telah diberikan
selama ini dan Terimakasih atas segala dukungan kepada penulis.
11.Kepada Bapak/ibu pegawai di Kantor Bakesbang Kabanjahe,Kantor BPS
Tanah Karo, Kantor Veteran Tanah Karo, Kantor Kecamatan Kabanjahe
dan Arsip Kabanjahe atas segala bantuan dalam mengurus administrasi
dan data selama peneliti melakukan penelitian.
12.Kepada informan penulis bapak Alex Chandra selaku Ketua Paguyuban
Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kepada informan Bapak
Dermawan, Ibu Martalena Br.Sembiring dan Ibu Osin, bapak ashiung,
bapak aseng, bapak B.tarigan, dan Bapak Telagah tarigan, dan bapak
junaidi serta keluarga yang telah banyak memberikan informasi yang
sesuai dengan apa yang ingin penulis peroleh dengan segala penyampaian
informasi yang di sampaikan oleh informan yang di dapatkan saat penulis
v
13.Kepada kawan-kawan terkasih Marheni Br.Sitepu, Bere Ita Br.Sembiring,
yang selalu memberikan dukungan dan semangat serta mendampingi
penulis pada saat penelitian .
14.Kepada Keluarga amangboru dan namboru pemilik kost Sinaga Jln.Rela
No.115, pada adinda Lusiana Lauren Sinaga dan kakanda Juni Arta
Tambunan terimakasih atas kebersamaan dan segala dukungan kepada
penulis selama ini.
15.Spesialnya untuk Dwi Risky Adelina, Ellanda Fitri, Frieda
Br.Perangin-angin yaitu Ribu kekelengen dan Lely Susana Sihombing kekelengen,
yang terkhir dan yang telah berpulang terlebih dahulu dari pada kita semua
alm.Elvi Rezeki yang pernah berjuang bersama-sama dengan kita
(DEELFRISA) terimaksih atas dukungan dan atas semua semua yang telah
kita lewati bersama-selama ini baik suka maupun duka.
16.Sahabat penulis seluruh kawan-kawan Kelas A-Reguler 2012,Imam
suharyadi, Bayu Satria, Wido, Sarwendy, Hendro, Niko, Amly, Jatmiko,
Rioby Tarigan, Della, Frieda, Lely, Ellanda, impalku Arifin Wiratama
Manurung yang senantiasa memberikan masukan dan saran pada skripsi
ini, Siti Mada, Dhiah, Dyna, Tria Ayumi, Zein, Ave Br.Tarigan, Tria
Anggi, Omy, Novica, Cendana, Yeni, Desi, Yosepha, Sister Linier
Togatorop S.pd, Jelita, Dewi, Debora terimakasih atas kebersamaan
selama ini semoga kita bisa mengejar cita-cita masing-masing.
17.Seluruh kawan-kawan di IMKA RUDANG MAYANG FIS dan seluruh
vi
18.Seluruh Teman-teman Pengurus Permata Klasis Barus-Sibayak Abg Janry
Ridik Barus, Abg Amsal Sembiring, Kak Santa Nopa Br.Surbakti, Abg
Bani Sinuhaji, Kak Enda Ulinata Simanjorang, Abg Roi Tarigan, Abg
Irwan Sembiring, Abg Leo waldi Ginting, Abg Leo Chandra Tarigan, Kak
Herda, Abg Agultaripa Sembiring, Kak Aidy br.Bangun dan adinda
Elwina Aritonang. Serta kepada teman-teman Permata Runggun Barus
Jahe yang senantiasa memberikan doa, motivasi dan dukungan yang
diberikan kepada penulis selama pengerjaan skripsi ini.
19.Teman-teman satu PPLT SMA N 1 KABANJAHE, Avrianika Br.Tarigan
Susilowati,Siti Hardiyanti Br.Sembiring, Margareth Oktavia Br.Ginting
Lusia Nababan, Saema, Siska Br.Tarigan, Fana Natalia Br.Tarigan,
Nurlena Berutu, Nanda, Irma, mbak Wiwin, Tifri Yanti Siregar,
Zeblonsius Barasa, Natanail Perangin-angin dan Liharson Simanjorang.
Skripsi ini dapat terselesaikan karena bantuan dan doa dari semua pihak.
Dan kepada teman-teman dan pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satupersatu
namanya. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini
bisa bermanfaat bagi semua pembaca.
Medan, Juli 2016
Penulis
Susan Yolanda Br.Ginting
vii
1.2Identifikasi Masalah ... 9
1.3Rumusan Masalah ... 9
1.4Tujuan Penelitian ... 10
1.5Manfaat penelitian ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKAdan LANDASAN TEORITIS ... 11
2.1.Kajian Pustaka ... 11
2.2.LandasanTeori ... 13
2.2.1.Sejarah Etnis ... 14
2.2.2.Konsep Perkembangan ... 16
2.2.3.Sosial-Ekonomi Etnis Tionghoa di Kabanjahe ... 17
2.3.Kabanjahe ... 21
2.4.Kerangka Berfikir ... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 23
3.1 Metode Penelitian ... 23
3.2 Lokasi Penelitian ... 24
3.3 Sumber Data ... 24
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 25
3.5Teknik Analisis Data ... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 27
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 27
4.1.1 Keadaan daerah Kabanjahe ... 27
viii
4.1.3 Sejarah Etnis Tionghoa Di Indonesia ... 29
4.1.4 Kedatangan Etnis Tionghoa Ke Medan ... 31
4.2. Pembahasan ... 37
4.2.1 Sejarah Kedatangan Etnis Tionghoa di Kabanjahe ... 37
4.2.2 Komposisi Penduduk Etnis Tionghoa di Kabanjahe ... 40
4.2.3 Keterlibatan etnis Tionghoa pada masa-masa perjuangan di Tanah Karo ... 44
4.2.4 Kondisi sosial-ekonomi Etnis Tionghoa pada orde lama Di Kabanjahe ... 46
4.2.5 Kondisi sosial- ekonomi EtnisTionghoa pada orde baru Di Kabanjahe ... 47
4.2.6 Kondisi Sosial- Ekonomi etnis Tionghoa pada masa reformasi Hingga kini diKabanjahe ... 49
4.2.7 Perkembangan Pendidikan di Kabanjahe ... 51
4.2.8 Perayaan-Perayaan Besar yang dilakukan etnis Tionghoa ... 52
4.2.9 Peribadahan etnis Tionghoa di Kabanjahe ... 56
4.2.10 Organisasi Masyarakat Tionghoa di Kabanjahe ... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63
5.1 Kesimpulan ... 63
5.2 Saran ... 64
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Observasi
Lampiran 2 Pedoman Wawancara
Lampiran 3 Nama Informan
Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah suatu negara yang terdiri dari berbagai jenis suku, ras dan
agama sehingga Indonesia juga dikenal dengan negara yang multikurtural.
Keragaman ini yang menjadikan Indonesia menjadi negara yang kaya akan
kebudayaan yang beragam serta adanya perbedaan tradisi dan banyak perbedaan
yang mendasar, namun perbedaan itu disatukan ke dalam semboyan negara
Bhineka Tunggal Ika. Dari Sabang sampai merauke begitu banyak suku bangsa
yang tinggal dan bernegarakan Indonesia, selain penduduk asli Indonesia ada juga
diantaranya penduduk yang suku bangsa lain seperti India, Arab dan etnis
Tionghoa yang telah lama berdomisili di Indonesia.Salah satu etnis yang dibahas
adalah Etnis Tionghoa banyak yang merasa bahwa Etnis Tionghoa adalah
pendatang yang membawa kebudayaan asing dan memiliki strata sosial yang
tertutup.
Tanah Karo adalah daerah yang pada umumnya dihuni oleh suku Karo
yang merupakan penduduk asli, namun ada juga suku maupun etnis pendatang
yang bertempat tinggal di Tanah Karo yaitu suku Batak Toba, Nias, Simalungun,
Pak-Pak, Jawa, Sunda, Minang, padang, india dan etnis Tionghoa.
Sarjani (2008:4-5) menyatakanbentuk dari dataran tinggi Tanah Karo
menyerupai sebuah kuali yang sangat besar karena sangat besar karena dikelilingi
oleh pegunungan dengan ketinggian 140 s/d 1400 m di atas permukaan air laut,
2
3o19oLS, 97o 55o – 98o38o BT diantara gunung-gunungnya yang terkenal adalah disebelah
Utara adalah: Gunung Barus, Pinto, Sibayak, Simole, dan Sinabung, disebelah selatan
terdapat gunung Sibuaten. Dari semua itu terdapat dua gunung berapi yaitu: Sibayak dan
Sinabung.
Keadaan tanah berbukit-bukit serta diselang selingi oleh lembah dan
padang rumput serta zat belerang yang dihembuskan oleh angin dari kedua
gunung berapi mengakibatkan tanah di sekitarnya menjadi subur karena didukung
oleh potensi alam tersebut maka sangat cocok untuk ditanami jeruk, kentang, kol,
cabe, jeruk dan tanaman palawija lainnya.Sarjani(2008:5) menyatakan sejak
zaman penjajahan Belanda dan sampai saat ini, hasil bumi dari tanah Karo seperti
sayur-sayuran dan buah-buahan menjadi komoditas eksport ke Singapura. Oleh
karena itu tidak mengherankan jika daerah yang subur dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk bertani.
Perdana(1989:3) pada mulanya dataran tinggi Karo didiami oleh suatu
suku bangsa yang kemudian meluas sampai jauh ke selatan yaitu Samosir dan
Asahan. Kemudian terjadi pula kedatangan orang-orang Toba dari daerah lain
seperti daerah Pak-pak kemudian ada juga imigrasi dari daerah timur dan selatan
Kabanjahe adalah ibukota kabupaten Karo,kini daerah ini dihuni oleh
beberapa suku, Terdiri dari suku Karo, Batak Toba, Simalungun, Mandailing,
Pak-pak, Aceh, Mandailing, Jawa, dan Tionghoa. Etnis Tionghoa terdiri dari
beberapa suku dan masing-masing suku memiliki kebudayaan yang berbeda dan
3
Pada umumnya orang Karo dikenal hidup menjadi seorang petani yang
rajin dan kebiasaan dalam menghemat untuk mengumpulkan uang dan harta demi
anak cucunya, dan bagi setiap orang yang memiliki uang dan harta yang
melimpah akan mendapat penghormatan dan penghargaan dengan disegani di
daerah tempat tinggalnya namun bukan bermaksud untuk sombong dan pamer
hanya ada kebanggaan tersendiri karena dapat menikmati hasil dari kerja keras
yang mereka lakukan selama ini. Sarjani(2008:5) menyatakan lebih jauh
digambarkan bahwa dalam kebiasaan menghemat dan keinginan mengumpulkan
uang, orang karo mempunyai persamaan dengan etnis Tionghoa.
Kehidupan etnis tionghoa di Kabanjahe pada umumnya hidup
berdampingan dengan suku yang lain terutama dengan masyarakat karo hal ini
dibuktikan dengan kemampuan dan kecakapan etnis tionghoa dalam
menggunakan bahasa karo dalam keseharian mereka, dan pada umumnya
memiliki keturanan dari percampuran pernikahan dengan etnis Karo, sehingga
banyak etnis Tionghoa yang telah menggunakan marga suku Karo namun masih
menggunakan nama dari bahasa Tionghoa, dengan menggunakan bahasa karo
akan mempermudah etnis Tionghoa melakukan interaksi dagang dengan
masyarakat pribumi dan berkomunikasi dengan para pekerja mereka dan
melakukan interaksi dengan masyarakat sekitar tempat tinggalnya.
Kesibukan yang dijalani etnis Tionghoa memang membuat interaksi yang
sangat terbatas karena pada umumnya interaksi dapat dilakukan sesuai dengan
pekerjaan mereka masing-masing seperti pedagang dengan pembeli, pemilik lahan
4
umumnya ayah atau kepala rumah tangga yang mengelola lahan pertanian atau
ladang, sedangkan anak dan Istri etnis Tionghoa mengelola usaha toko mereka.
Interaksi ini yang kerap terjadi, namun dikala ada waktu luang ada juga diantara
etnis Tionghoa pada senja atau malam hari akan disempatkan untuk
berbincang-bincang dengan masyarakat pribumi di warung kopi yang pada umumnya
dilakukan oleh bapak-bapak, sedangkan untuk ibu-ibu akan melakukan arisan
antara sesama pemilik toko-toko, baik toko elektronik, toko radio atau toko
makanan.
Di Kabanjahe etnis Tionghoa adalah etnis yang minoritas namun mereka
mampu menggerakkan perekonomian mereka dengan stabil, banyak diantaranya
mampu menguasai pasar tradisional di Kabanjahemereka mampu menjual barang
dagang dengan harga yang terjangkau pembeli sehingga di kalangan masyarakat
dikenal dengan sistem dagang cina, dimana mereka pada umumnya hanya
mendapat untung yang sedikit dari setiap barang namun barang dagangannya
dapat berganti untuk dijual dan pada umunya etnis Tionghoa berdagang alat-alat
perabot rumah tangga, barang pecah belah, obat-obatan, alat alat elektronik, toko
pupuk dan pestisida pertanian dan membuka usaha rumah makan dan membuka
toko roti sehingga persaingan tidak dapat dihindari dengan pedagang-pedagang
pribumi lainnya yang menjual baraang dagangan yang sama.
Bukan hanya dalam bidang perdagangan namun dalam bidang pertanian
kini juga etnis Tionghoa sudah mampu membuka lahan pertanian dalam bentuk
perladangan dimana etnis Tionghoa menjadi petani buah jeruk, tomat, jahe,
5
Pada umumnya mereka membibit tanaman Kol, Cabe, Brokoli, wortel dan
jenis-jenis lainnya dan tidak jarang hal ini yang membuat adanya kecemburuan
penduduk pribumi karena akan terjadi persaingan ketat diantara para pengusaha
Tionghoa dengan pengusaha Karo sehingga munculnya sikap empati kepada etnis
Tionghoa, namun ada juga masyarakat pribumi yang simpatik kepada etnis
tionghoa karena melihat kerja keras dan sikap memegah teguh kepercayaan dari
etnis Tionghoa dan ada juga etnis Karo yang berlangganan membeli kebutuhan
perabot rumah tangga, membeli obat tradisional cina, dan membeli makanan yang
dijual oleh etnis tionghoa bahkan ada juga yang membeli bibit tanaman yang
mereka butuhkan ke tempat pembibitan tanaman etnis tionghoa dengan persepsi
jika berbelanja di usaha etnis Tionghoa maka harga lebih terjangkau dan kualitas
barang terjamin serta bibit tanaman juga berkualitas.
Etnis Tionghoa yang dikenal dengan sikap kerja kerasnya serta sistem
dagang yang dilakukan dengan baik, dan memegang teguh kepercayaan adalah
prinsip etnis Tionghoa namun tidak jarang ada juga masyarakat pribumi yang
simpatik dengan etnis Tionghoa, baik bagi mereka etnis Tionghoa yang pedagang
maupun bagi mereka yang petani.
Pemukiman etnis Tionghoa telah hampir berada di seluruh daerah
Kabanjahe namun pada umunya etnis Tionghoa bertempat tinggal di Ruko pajak
Kabanjahe dan mereka tidak pernah tinggal sendiri atau hanya satu keluarga
namun tinggal berkelompok dan tinggal di daerah yang berdekatan sedangkan
lahan pertanian mereka berada di desa seperti di Singa, Kacinambun,Seribu jandi,
6
Sesuai keterangan dari narasumber penulis kedatangan etnis Tionghoa di
Kabanjahe pada abad ke-18 di terima dengan baik oleh etnis Karo, karena sifat
etnis Karo mekade-kade (memiliki rasa persaudaraan yang tinggi) sehingga
kehadiran etnis Tionghoa di Kabanjahe disambut dengan baik oleh etnis Karo,
pada awal kedatangan etnis Tionghoa belum mampu untuk mendirikan rumah
sendiri sehingga masih menyewa rumah- rumah kecil dan sederhana, serta
bermata pencaharian sebagai petani di ladang etnis Karo, etnis Tionghoa
menyewa lahan pertanian untuk bertani, ada pula diantaranya bekerja sebagai
distributor tanaman jagung dan penjual garam ke daerah daerah yang jauh dari
keramaian kemudian hasil panen jagung dikirim ke medan dengan mobil-mobil
truk.
Dari hasil wawancara penulis dengan narasumber, Etnis Tionghoa keluar
dari Tiongkok karena terjadi peperangan dan penjajahan yang dilakukan Jepang
sehingga kesusahan terjadi di Tiongkok kelaparan dan kesusahan sehingga
mereka pergi ke kwanton kemudian berlayar keluar dari Tiongkok, dalam
pelayaran yang dilakukan dengan keadaan seadanya banyak wilayah yang
disinggahi oleh etnis Tionghoa dan dalam perjalanannya banyak yang meninggal
dalam perjanan, setibanya di Indonesia etnis Tionghoa mendarat di Jawa pada
abad ke-15 bekerja menjadi kuli perkebunan, pada masa pemerintahan sultan deli
etnis Tionghoa didatangkan dari Jawa untuk menjadi kuli di perkebunan
tembakau, etnis Tionghoa menjalankan kehidupan dengan hari-hari menjadi kuli
perkebunan kemudian pada akhir abad ke-17 sebahagian etnis Tionghoa dibawa
7
hasilnya akan dikirim ke kesultanan yang terletak di daerah berastagi. Etnis
Tionghoa dipekerjakan menjadi buruh pertanian di berastagi, keluar dari
pekerjaan menjadi buruh etnis Tionghoa mencari penghidupan yang lebih layak
bermodalkan kebolehan menjadi petani yang diwariskan dari nenek moyang
mereka sejak dari Tiongkok dan dengan pengalaman yang diperoleh selama
bekerja menjadi buruh pertanian di Berastagi.
Etnis Tionghoa di Kabanjahe mendirikan pekong tempat bersembahyang
umum bagi etnis Tionghoa di Jl.Irian Kabanjahe dan di tanggapi baik dari etnis
Karo, karena niat dan tujuan untuk membangun pekong ini adalah baik, yang
bertujuannya supaya para pemilik tanah yaitu roh nenek moyang senantiasa
memberkati dan menyertai semua orang yang tinggal di daerah Kabanjahe dan
dijauhkan dari bencana alam dan wabah penyakit yang menular dan senantiasa di
berkahi dengan rezeki yang berlimpah.
Pernikahan campuran terjadi di etnis Tionghoa dengan etnis Karo, hal ini
di menjadi keuntungan bagi etnis Tionghoa karena dengan menikah dengan warga
pribumi akan menjadikan adanya jaminan bagi etnis Tionghoa seperti diberikan
kepemilikan lahan bangunan dan lahan pertanian. Karena ada kesulitan bagi etnis
Tionghoa untuk dapat menjadikan hak milik suatu lahan pertanian atau bangunan
karena dibatasinya kepemiliki kekayaan bagi etnis Tionghoa.
Selain keterlibatan etnis Tionghoa dalam perekonomian baik dalam
perdagangan dan pertanian, etnis Tionghoa juga memungkinkan memiliki
8
menjadi lurah atau menjadi kepala lorong, karena dilihat dari keberadaan mereka
di Kabanjahe hal tersebut cukup memungkinkan.
Menurut hasil wawancara penulis dengan narasumber bapak Alex Chandra
pada pemilu legislatif ada etnis Tionghoa yang ingin maju menjadi kandidat calon
legislatif namun karena ongkos dan biaya menjadi caleg yang tinggi dengan
pengajuan dan tawaran dengan nomor urut 1 pada suatu partai sehingga
menyurutkan niat bapak Alex Chandra untuk maju karena beliau ingin
memajukan daerahnya untuk menyejahterakan masyarakat dengan kemampuan
dan potensi yang dimiliki namun jika harus membayar dengan hal yang dimaksud
tidak wajar untuk niat baik tersebut menyurutkan niat beliau untuk maju pada
pilkada pada lima tahun silam. Hal ini menunjukkan bahwa etnis Tionghoa peduli
untuk kemajuan tanah Karo, bukan hanya berpartisipasi menjadi relawan bencana
erupsi Sinabung namun etnis Tionghoa ingin memajukan serta menyejahterakan
masyarakat Tanah Karo.
Bukan hanya kekinian pada masa perjuangan di Tanah Karo banyak etnis
Tionghoa yang berperan dalam peperangan dan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia di Tanah Karo khususnya sehingga ada diantaranya yang menerima
penghargaan dari negara yaitu menjadi veteran Tanah Karo, karena berpartisipasi
serta aktif dan memberikan sumbangsih bagi Tanah Karo.
Namun kedatangan Etnis Tionghoa ke Kabanjahe dan memilih Kabanjahe
menjadi tempat tingggal mereka adalah alasan yang ingin diteliti serta bagaimana
9
bagaimana kelangsungan hidup Etnis Tionghoa dalam menjalankan kebudayaan
mereka.
Berdasarkan uraian diatas, penulis termotivasi melakukan penelitian
dengan judul “Sejarah Etnis Tionghoa di Kabanjahe”
1.2.Identifikasi Masalah
Dalam setiap penelitian, permasalahan merupakan hal yang paling utama
dan disertai dengan bagaimana solusi untuk pemecahan masalah tersebut. Namun
sebelumnya terlebih dahulu dilakukan identifikasi masalah.
Agar penelitian terkonsep dengan baik dan jelas maka perlu merumuskan
masalah yang akan diteliti. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka
masalah dapat di identifikasi sebagai berikut:
1. Masuknya Etnis Tionghoa di Kabanjahe
2. Perkembangan Etnis Tionghoa di Kabanjahe
3. Kegiatan ekonomi dan sosial Etnis Tionghoa di Kabanjahe
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka peneliti merumuskan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana masuknya etnis Tionghoa ke Kabanjahe?
2. Bagaimana perkembangan Etnis Tionghoa di Kabajahe?
10 1.4. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejarah kedatangan etnis Tionghoa di Kabanjahe
2. Untuk mengetahui Perkembangan etnis Tionghoa di Kabanjahe
3. Untuk mengetahui kegiatan ekonomi dan sosial etnis Tionghoa di
Kabanjahe
1.5. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian, adapun manfaat yang diharapkan
dalampenelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai penambahan wawasan, pengetahuan, dan pengalaman bagi
peneliti dan pembaca mengenai sejarah etnis Tionghoa di Kabanjahe
2. Sebagai perbandingan kepada peneliti lain yang ingin meneliti
masalah-masalah yang sama dengan tempat dan waktu yang berbeda
3. Sebagai referensi pembelajaran tentang sejarah tentang sejarah etnis
Tionghoa di Kabanjahe
4. Sebagai tambahan bahan ajar bagi pendidik yang ingin mengajarkan
tentang etnis Tionghoa di Kabanjahe kepada peserta didik
5. Sebagai koleksi di perpustakaan dan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian di atas maka kesimpulan yang diperoleh adalah
sebagai berikut :
1. Masyarakat pribumi di Kabanjahe sebelum kedatangan etnis Tionghoa di
Kabanjahe adalah masyarakat yang terdiri dari suku Karo, Toba,
Simalungun dan Jawa.
2. Kepercayaan masyarakat pribumi pada umumnya agama pemena, Islam,
Kristen Protestan dan Katholik, namun ketika etnis Tionghoa masuk ke
Kabanjahe juga membawa tradisi, kebiasaan dan agama Buddha.
3. Setelah masuknya Etnis Tionghoa di Kabanjahe berkisar pada tahun
1800-an maka perkawinan campuran juga terjadi yaitu pernikahan
antaradua orang yang berbeda etnis yaitu seseorang etnis Tionghoa
dengan etnis Karo dan pribumi lainnya.
4. Pendirian rumah ibadah bagi etnis Tionghoa dari zaman-ke zaman
memiliki gejolak yang mempengaruhi kehidupan social-ekonomi etnis
Tionghoa
5. Keterlibatan etnis Tionghoa dalam peperangan dan mempertahankan
kemerdekaan di Tanah Karo sebelum tahun 1945 namun aksi social
kemasyarakatan terus digalang etnis tionghoa yang tergabung dalam
64
B. Saran
Berdasarkan pengalaman saat melakukan penelitian dan analisa terhadap
hasil penelitian, penelitin mencoba memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Masyarakat Setempat
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber pengetahuan
sejarah masyarakat terhadap sejarah etnis Tionghoa di Kabanjahe dan
menjadi bahan refleksi atas hidup berdampingan dengan etnis yang
berbeda dengan kita dan tetap menjaga sikap toleransi kepada sesama
manusia dan senantiasa tetap beriman kepada Tuhan.
2. Bagi Pemerintah Setempat
Diharapkan hasil penelitian ini menjadi masukan dan tambahan
dalam mewujudkan Visi dam Misi Kabupaten Karo
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini menjadi
tambahan bahan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang akan
dilakukan serta melakukan penelitian lebih jauh dan lebih dalam lagi dari
yang dikaji penulis. Meskipun penulis selanjutnya membahas dengan
kajian dan dengan tempat dan waktu serta dengan orang yang berbeda
serta objek yang berbeda pula namun memiliki kaitan yang sama, kiranya
skripsi ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan bagi penulis
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saiffudin. 2007. Metodologi Penelitian. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Barth, Fredrik. 1969. Kelompok Etnik dan Batasannya. Jakarta:Universitas Indonesia
Bloomfield, Frena. 1986. Dibalik Sukses Orang Cina. Jakarta:Midas Surya Rrafindo
Ginting, Perdana. 1989. Masyarakat Karo Dewasa ini. Medan
Gordon, S. 1995. Jiwa Kapitalisme Cina. Jakarta:Abdi Tandur
Haliman.1957. Sumbangan untuk Mempeladjari Pertentangan Antara Golongan-Golongan di Sumatera Utara. Medan:Universitas Sumatera Utara
Hamzah, Alfian. 1998. Kapok Jadi Nonpri. Bandung:Zaman Wacana Mulia
Koentjaranigrat. 2007. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:Djambatan
Koentjaraningrat. 2005. Pengantar Antropologi. Jakarta:PT Rineka cipta
Perret, Daniel. 2010. Kolonialisme dan etnisitas batak dan melayu di sumatera timur. Bogor: Grafika Mardi Yuana
Reid,Antony. 2010. Menuju Sejarah Sumatera. Jakarta:Obor Indonesia
Sa’dun.Moch. 1999. Pri-Non Pri. Jakarta:Adikarya
Sinar,Lukman. 2013. Kedatangan Imigran-Imigran China ke Pantai Timur Sumatera abad-19. Sumut:Forkala
Sjamsudin,Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta:Ombak
Stedenatlas Nederlands Indies, J R Van Diessen R.P.G.A Voskuil
Syarif,Kemali. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Medan:Unimed Press
Tan,Melly. 2008. Etnis Tionghoa di Indonesia. Jakarta:Obor Indonesia
Tarigan,Sanjani. 2009. Lentera Kehidupan Orang Karo Dalam Berbudaya. Medan:Perumnas Simalingkar
Tim jurusan pendidikan ekonomi unimed (2011:13)
Infokabanjahe.blogspot.com