PERBANDING SISWA MEL
THINK–TAL DIVIS PE
Diajukan
FAKULTAS M
GAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MAT ELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATI TALK-WRITE DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEM
VISION KELAS IX SMP SWASTA MUSDA PERBAUNGAN TAHUNAJARAN 2016/2017
Oleh : Mimi Silvianti NIM.4121111019
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
an Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Ge Sarjana Pendidikan
S MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAH UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2016
ATEMATIS TIF TIPE VEMENT DA
atika
Gelar
ii
RIWAYAT HIDUP
Mimi Silvianti lahir di Sei Buluh, pada tanggal 10 Desember 1993. Ayah
bernama Parno, Ibu bernama Suwartik dan merupakan anak kedua dari 3
bersaudara, penulis mempunyai 1 abang dan 1 adik yaitu abangda Rido Pratama
S.Pd, dan adik tersayang Nuri Fatimah Am.Kep. Pada tahun 2000 penulis masuk
SD Negeri 105417 Sei Rampah dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006
penulis diterima di MTSs As-sakinah Tanah Raja dan lulus pada tahun 2009.
Selanjutnya penulis bersekolah di MAN Lubuk Pakam dan selesai pada tahun
2012. Pada tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikan di Jurusan Pendidikan
iii
PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
THINK-TALK-WRITE DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION KELAS IX SMP SWASTA MUSDA PERBAUNGAN
TAHUN AJARAN 2016/2017 Mimi Silvianti (NIM. 4121111019)
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen quasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan komunikasi matematika siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write lebih tinggi daripada siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division di kelas IX SMP.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Swasta Musda Perbaungan yang terdiri dari 4 kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah 69 siswa yang terdiri dari dua kelas, yaitu kelas IX-A yang merupakan kelas eksperimen A sebanyak 34 siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write dan kelas IX-B yang merupakan kelas eksperimen B sebanyak 35 siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division. Instrumen dalam penelitian ini berupa pre test dan post test yang berbentuk essay test (uraian) masing-masing sebanyak 4 soal. Sebelum tes diberikan kepada siswa (sampel), terlebih dahulu tes divalidkan oleh 3 orang dosen dan dinyatakan valid.
Sebelum dilakukannya tindakan, terlebih dahulu di lakukan uji pada pretest untuk mengetahui apakah ada tidak nya perbedaan kemampuan awal siswa pada kedua kelas dengan menggunakan uji-t yang sudah berdistribusi normal dan homogen. Dari analisis data pada kelas eksperimen A diperoleh nilai rata-rata pre test 64,52 dan standart deviasi pret test 11,89, sedangkan pada kelas eksperimen B nilai rata-rata pre test 63,57 dan standart deviasi pret test 11,69. Dari analisis data skor pretest di peroleh bahwa thitung< ttabel yaitu 0,34 < 1,997 maka Ho di terima yaitu kemampuan awal kedua kelas sama. Uji t juga di lakukan untuk melihat kemampuan komunikasi siswa, dimana pengujian hipotesis tersebut, terlebih dahulu diuji normalitas dan homogenitas data. Dari pengujian ini diperoleh bahwa sampel berasal dari populasi yang memiliki varians yang homogen dan berdistribusi normal. sedangkan nilai rata-rata post test 88,05 dan standart deviasi post test 10,36. Pada kelas ekperimen B sedangkan nilai rata-rata post test 77,86 dan standart deviasi post test 11,67. Dari analisis data skor post test dengan menggunakan uji-t pada taraf α= 0,05 diperoleh thitung > ttabel yaitu 3,8328 > 1,997 maka H0ditolak dan Haditerima.
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirobbil’aalamiin, puji dan syukur penulis ucapkan kepada
ALLAH SWT atas segala berkah, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbandingan Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write Dan Student Teams Achievement Division Kelas IX SMP Swasta Musda Perbaungan”, yang disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan
Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan dapat
diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam–dalamnya kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini, antara
lain:
1. Bapak Prof. Dr. H. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.S., M.Sc, selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Medan.
4. Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika.
5. Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan
Matematika.
6. Bapak Dr. Syafari, M. Pd, selaku Pembimbing Skripsi penulis yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk memberi arahan, bimbingan, dan saran
guna kesempurnaan skripsi ini.
7. Bapak Dra. N. Manurung, M.Pd, selaku dosen Penasehat Akademik (PA)
v
8. Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D, M.Si, Ibu Dr. Izwita Dewi, M. Pd, dan
Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si sebagai Dosen Penguji yang telah banyak
memberikan saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
9. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika.
10. Ibu H. Harun, sebagai Kepala Sekolah yang telah mengizinkan penulis untuk
melaksanakan penelitian di SMP Swasta Musda Perbaungan.
11. Bapak H. Sarman, S.Pd, sebagai guru bidang studi matematika di SMP
Swasta Musda Perbaungan dan peserta didik kelas IX-A dan IX-B atas
kerjasama dan kesediannya dalam membantu penulis selama melakukan
penelitian.
12. Teristimewa rasa dan ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis
sampaikan kepada kedua orang tua tercinta untuk setiap tetes keringat dan air
mata, untuk kasih sayang yang tak pernah berkurang, untuk harapan yang tak
pernah pudar, do’a yang tak henti, yang selalu membanggakan tak peduli
berapa kali mengecewakan, dan perjuangan dan pengorbanan yang telah
dilakukan untuk penulis selama ini.
13. Abangku Rido Pratama S. Pd untuk dukungan, perhatian, dan kasih sayang
yang begitu besar sehingga adik mampu menyelesaikan skripsi ini tepat
waktu.
14. Adikku termanis Nuri Fatimah untuk dukungan, perhatian, dan kasih sayang
yang begitu besar sehingga kakak mampu menyelesaikan skripsi ini tepat
waktu.
15. Kepada keluarga besar saya, nenek, uwak, ibu, pale, abang, kakak, dan adik
sepupuyang telah memberikan do’a, semangat, serta dukungan.
16. Teman seperjuangan dalam menyelesaikan skripsi (M. RahmatSyah S.Pd,
Veppy Marlina S.Pd, Wulandari S.Pd, Nurainun S.Pd, penghuni kos
songkolondo (dx Tyas, Dx Nurul, dx Wanda, dan kak Mei), serta terkhusus
buat Oriza, A. Md) untuk support dan suka duka yang telah dilewati bersama.
17. Seluruh sahabat Matematika DIK-B 2012 (terkhusus Para Crackers ( Fitri,
Ira, Siti, Manto, Ulan)) yang sangat luar biasa, terima kasih untuk perjuangan
vi
petualangan bersama yang telah kita lewati, dan untuk suka duka yang
tercipta.
18. Seluruh staff pegawai dan teman-teman tentor Bimbingan Belajar BIMA
yang senantiasa menyemangati, membantu dan mendoakan agar cepat
menyelesaikan skripsi dan pihak akademik yang memaklumi kanura yang
suka batalin jadwal mendadak karena kewajiban akan skripsi ini.
19. Kawan-kawan PPLT SMP Negeri 1 Perbaungan 2015 yang pernah menjadi
bagian cerita indah dalam hidup penulis.
20. Seluruh teman-teman Matematika stambuk 2012 yang pernah berbagi cerita
dan membekaskan kenangan.
21. Seseorang yang jauh dimata namun dekat dalam doa yang selalu menjadi
penyemangat agar dapat menyelesaikan skripsi ini secepatnya. Semoga
setelah selesai kewajiban kuliah ini tepat waktu, kamu juga segera datang ya
menemui waliku. Aamiin Yaa Rabb.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung, yang tidak tercantum dalam ucapan ini. Semoga
dukungan dan bantuan yang telah diberikan dirahmati oleh Allah SWT. Akhir
kata dengan kerendahan hati penulis mempersembahkan karya yang sederhana ini
semoga bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan dalam dunia
pendidikan.
Medan, Agustus 2016 Penulis,
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vii
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel xi
Daftar Lampiran xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 7
1.3. Batasan Masalah 7
1.4. Rumusan Masalah 7
1.5. Tujuan Penelitian 8
1.6. Manfaat Penelitian 8
1.7. Definisi Operasional 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Pengertian Belajar 10
2.1.2. Pembelajaran Matematika 11
2.1.3. Masalah Dalam Matematika 12
2.1.4. Pengertian Komunikasi 14
2.1.5. Kemampuan Komunikasi Matematis 17
2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif 22
2.1.6.1 Model Pembelajaran Kooperatif tipe TTW 26 2.1.6.2 Hubungan Pembelajaran TTW dengan Komunikasi 32
Matematika
2.1.6.3 Kelebihan Dan Kelemahan Pembelajaran
Kooperatif tipe TTW 33
2.1.6.4 Teori Belajar yang Mendukung Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW 34
2.1.6.5 Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD 36 2.1.6.6 Kelebihan Dan Kelemahan Pembelajaran
Kooperatif tipe STAD 39
2.1.6.7 Teori Belajar yang Mendukung Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 40
2.1.5. Materi Ajar 41
2.1.5.1 Tabung 43
2.1.5.2 Kerucut 40
2.2. Penelitian Relevan 52
2.3. Kerangka Berpikir 53
viii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 55
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 55
3.2.1. Populasi Penelitian 55
3.2.2. Sampel Penelitian 55
3.3. Variabel Penelitian 55
3.4. Jenis dan Desain Penelitian 56
3.5. Prosedur Penelitian 57
3.6. Instrumen Penilaian 59
3.6.1. Pretest dan Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa 61
3.7. Teknik Analisis Data 65
• Menghitung Rata-Rata Skor 65
• Menghitung Standard Deviasi 65
• Uji Normalitas 66
• Uji Homogenitas 67
• Pengujian Hipotesis 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 70
4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Kemampuan Komunikasi Matematis 70 4.1.2. Tingkat Kemampuan komunikasi matematis 71 4.1.2.1. Hasil Test Kemampuan Awal Komunikasi Matematis 71
4.1.2.2. Analisis Data Pretest 75
4.1.2.2.1. Uji Normalitas Data 75
4.1.2.2.2. Uji Homogenitas 76
4.1.2.2.3. Pengujian Hipotesis Kemampuan Awal Siswa 77 4.1.2.3. Hasil Test Kemampuan Akhir Komunikasi Matematis 77
4.1.2.4. Analisis Data Posttest 84
4.1.2.4.1. Uji Normalitas Data 84
4.1.2.4.2. Uji Homogenitas 84
4.1.2.4.3. Pengujian Hipotesis Kemampuan Awal Siswa 85
4.2. Hasil Observasi 86
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 86
4.4. Temuan Penelitian 89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 90
5.1. Kesimpulan 90
5.2. Saran 90
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Desain Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write 32
Gambar 2.2. Magnet Silinder 41
Gambar 2.3. Tabung dan Jaring-jaring Silinder 42
Gambar 2.4. Kerucut dan Jaring-Jaring Silinder 43
Gambar 2.5. Unsur-Unsur Tabung 43
Gambar 2.6. Unsur-unsur Kerucut 44
Gambar 2.7. Tabung dan Jaring-jaring Tabung 45
Gambar 2.8. Juring ABC 45
Gambar 2.9. Tabung 46
Gambar 2.10. Jaring-Jaring Tabung 47
Gambar 2.11. Tumpeng 47
Gambar 2.12. Uang 49
Gambar 2.13. Kerucut dan Tabung 49
Gambar 2.14. Tabung 50
Gambar 2.15. Tabung Besar dan Tabung Kecil 51
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian 57
Gambar 4.1 Kategori Hasil Pretest Kemampuan Komunikasi Matematis
Pada Kelas Eksperimen I 73
Gambar 4.2 Kategori Hasil Pretest Kemampuan Komunikasi Matematis
Pada Kelas Eksperimen II 74
Gambar 4.3. Kategori Hasil Pretest Kemampuan Komunikasi Matematis
Pada Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 75
Gambar 4.4. Kategori Hasil Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis
Pada Kelas Eksperimen I 80
Gambar 4.5. Kategori Hasil Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis
Pada Kelas Eksperimen II 81
Gambar 4.6. Kategori Hasil Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis
x
Gambar 4.7. Perbandingan pretest-posttest Kelas Eksperimen I 82
Gambar 4.8. Perbandingan pre-test-posttest kelas eksperimen II 83
Gambar 4.9. Perbandingan Selisih pretest-posttest kelas eksperimen I
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Pedoman Penilaian Kemampuan Komunikasi Matematis 20
Tabel 2.2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 25
Tabel 2.3. Sintaks Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-write 29
Tabel 2.4. Sintaks Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 38
Tabel 3.1. Desain Penelitian two group pretest and posttest design 56
Tabel 3.2. Nama–Nama Validator 59
Tabel 3.3. Hasil Validasi Isi Instrumen Penelitian 60
Tabel 3.4. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis 62
Tabel 3.5. Pedoman Penilaian Kemampuan Komunikasi Matematis 62
Tabel 3.6. Kriteria Proses Jawaban Kemampuan Komunikasi Matematis 64
Tabel 3.7. Kriteria Proses Jawaban Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 65
Tabel 4.1. Data Pretest Kelas Eksperimen I 71
Tabel 4.2 Data hasil pretest Kelas Eksperimen II 72
Tabel 4.3. Kategori Hasil Pretest Kemampuan Komunikasi Matematis 72 Pada Kelas Eksperimen I
Tabel 4.4. Kategori Hasil Pretest Kemampuan Komunikasi Matematis
Pada Kelas Eksperimen II 73
Tabel 4.5. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Komunikasi
Matematis 76
Tabel 4.6. Data Hasil Homogenitas 76
Tabel 4.7. Data Posttest Kelas Eksperimen I 78
xii
Tabel 4.9. Kategori Hasil Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis
Pada Kelas Eksperimen I 79
Tabel 4.10 Kategori Hasil Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis
Pada Kelas Eksperimen II 80
Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan
Komunikasi Matematis 84
Tabel 4.12. Data Hasil Uji Homogenitas 85
Tabel 4.13 Ringkasan hasil Pengujian Uji t 85
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. RPP I (Eksperimen 1 TTW) 94
Lampiran 2. RPP II (Eksperimen 1 TTW) 101
Lampiran 3. RPP I (Eksperimen 2 STAD) 111
Lampiran 4. RPP II (Eksperimen 2 STAD) 118
Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I 127
Lampiran 6. Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa I 131
Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa II 135
Lampiran 8. Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa II 140
Lampiran 9. Kisi-Kisi Pre-Test 145
Lampiran 10.Soal Pretest 146
Lampiran 11. Alternatif Penyelesaian Pre-Test 148
Lampiran 12. Pedoman Penskoran Pretest 151
Lampiran 13. Kisi–Kisi Posttest 154
Lampiran 14. Soal Post-Test 155
Lampiran 15. Alternatif Penyelesaian Post-Test 157
Lampiran 16. Pedoman Penskoran Post-Test 162
Lampiran 17. Lembar Validitas Pre-Test 165
Lampiran 18. Lembar Validitas Post-Test 168
Lampiran 19. Lembar Validator 171
Lampran 20. Lembar Observasi Guru 172
xiv
Lampiran 22. Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen A 179
Lampiran 23. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standart Deviasi
Data Pre-Test Kelas Eksperimen I 180
Lampiran 24. Nilai Post-Test Eksperimen I 184
Lampiran 25. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standart Deviasi
Data Post-Test Kelas Eksperimen I 185
Lampiran 26. Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen II 18
Lampiran 27. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standart Deviasi
Data Pre-Test Kelas Eksperimen II 190
Lampiran 28. Nilai Post-Test Eksperimen II 194
Lampiran 29. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standart Deviasi
Data Post-Test Kelas Eksperimen II 195
Lampiran 30. Uji Normalitas Data 199
Lampiran 31. Uji Homogenitas 204
Lampiran 32. Uji Hipotesis Pre-test 206
Lampiran 33. Uji Hipotesis Kemampuan Komunikasi Matematis 208
Lampiran 34. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 211
Lampiran 35. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t 213
Lampiran 36. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 214
Lampiran 37. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z 215
Lampiran 38. Hasil Observasi 216
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Desain Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write 32
Gambar 2.2. Magnet Silinder 41
Gambar 2.3. Tabung dan Jaring-jaring Silinder 42
Gambar 2.4. Kerucut dan Jaring-Jaring Silinder 43
Gambar 2.5. Unsur-Unsur Tabung 43
Gambar 2.6. Unsur-unsur Kerucut 44
Gambar 2.7. Tabung dan Jaring-jaring Tabung 45
Gambar 2.8. Juring ABC 45
Gambar 2.9. Tabung 46
Gambar 2.10. Jaring-Jaring Tabung 47
Gambar 2.11. Tumpeng 47
Gambar 2.12. Uang 49
Gambar 2.13. Kerucut dan Tabung 49
Gambar 2.14. Tabung 50
Gambar 2.15. Tabung Besar dan Tabung Kecil 51
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian 57
Gambar 4.1 Kategori Hasil Pretest Kemampuan Komunikasi Matematis
Pada Kelas Eksperimen I 73
Gambar 4.2 Kategori Hasil Pretest Kemampuan Komunikasi Matematis
Pada Kelas Eksperimen II 74
Gambar 4.3. Kategori Hasil Pretest Kemampuan Komunikasi Matematis
Pada Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 75
Gambar 4.4. Kategori Hasil Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis
Pada Kelas Eksperimen I 80
Gambar 4.5. Kategori Hasil Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis
Pada Kelas Eksperimen II 81
Gambar 4.6. Kategori Hasil Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis
Pada Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 82
x
Gambar 4.8. Perbandingan pre-test-posttest kelas eksperimen II 83
Gambar 4.9. Perbandingan Selisih pretest-posttest kelas eksperimen I
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Pedoman Penilaian Kemampuan Komunikasi Matematis 20
Tabel 2.2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 25
Tabel 2.3. Sintaks Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-write 29
Tabel 2.4. Sintaks Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 38
Tabel 3.1. Desain Penelitian two group pretest and posttest design 56
Tabel 3.2. Nama–Nama Validator 59
Tabel 3.3. Hasil Validasi Isi Instrumen Penelitian 60
Tabel 3.4. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis 62
Tabel 3.5. Pedoman Penilaian Kemampuan Komunikasi Matematis 62
Tabel 3.6. Kriteria Proses Jawaban Kemampuan Komunikasi Matematis 64
Tabel 3.7. Kriteria Proses Jawaban Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 65
Tabel 4.1. Data Pretest Kelas Eksperimen I 71
Tabel 4.2 Data hasil pretest Kelas Eksperimen II 72
Tabel 4.3. Kategori Hasil Pretest Kemampuan Komunikasi Matematis 72 Pada Kelas Eksperimen I
Tabel 4.4. Kategori Hasil Pretest Kemampuan Komunikasi Matematis
Pada Kelas Eksperimen II 73
Tabel 4.5. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Komunikasi
Matematis 76
Tabel 4.6. Data Hasil Homogenitas 76
Tabel 4.7. Data Posttest Kelas Eksperimen I 78
Tabel 4.8. Data Posttest Kelas Eksperimen II 78
Tabel 4.9. Kategori Hasil Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis
xii
Tabel 4.10 Kategori Hasil Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis
Pada Kelas Eksperimen II 80
Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan
Komunikasi Matematis 84
Tabel 4.12. Data Hasil Uji Homogenitas 85
Tabel 4.13 Ringkasan hasil Pengujian Uji t 85
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. RPP I (Eksperimen 1 TTW) 94
Lampiran 2. RPP II (Eksperimen 1 TTW) 101
Lampiran 3. RPP I (Eksperimen 2 STAD) 111
Lampiran 4. RPP II (Eksperimen 2 STAD) 118
Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I 127
Lampiran 6. Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa I 131
Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa II 135
Lampiran 8. Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa II 140
Lampiran 9. Kisi-Kisi Pre-Test 145
Lampiran 10.Soal Pretest 146
Lampiran 11. Alternatif Penyelesaian Pre-Test 148
Lampiran 12. Pedoman Penskoran Pretest 151
Lampiran 13. Kisi–Kisi Posttest 154
Lampiran 14. Soal Post-Test 155
Lampiran 15. Alternatif Penyelesaian Post-Test 157
Lampiran 16. Pedoman Penskoran Post-Test 162
Lampiran 17. Lembar Validitas Pre-Test 165
Lampiran 18. Lembar Validitas Post-Test 168
Lampiran 19. Lembar Validator 171
Lampran 20. Lembar Observasi Guru 172
Lampiran 21. Pedoman Penskoran Kemapuan Komunikasi Matematis 176
xiv
Lampiran 23. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standart Deviasi
Data Pre-Test Kelas Eksperimen I 180
Lampiran 24. Nilai Post-Test Eksperimen I 184
Lampiran 25. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standart Deviasi
Data Post-Test Kelas Eksperimen I 185
Lampiran 26. Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen II 18
Lampiran 27. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standart Deviasi
Data Pre-Test Kelas Eksperimen II 190
Lampiran 28. Nilai Post-Test Eksperimen II 194
Lampiran 29. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standart Deviasi
Data Post-Test Kelas Eksperimen II 195
Lampiran 30. Uji Normalitas Data 199
Lampiran 31. Uji Homogenitas 204
Lampiran 32. Uji Hipotesis Pre-test 206
Lampiran 33. Uji Hipotesis Kemampuan Komunikasi Matematis 208
Lampiran 34. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 211
Lampiran 35. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t 213
Lampiran 36. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 214
Lampiran 37. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z 215
Lampiran 38. Hasil Observasi 216
Lampiran 39. Dokumentasi 217
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan wadah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,
sebab melalui pendidikanlah tercipta sumber daya manusia yang terdidik dan
mampu menghadapi perubahan zaman yang semakin cepat. Namun apabila
kualitas pendidikan itu rendah, maka yang tercipta adalah sumber daya manusia
yang rendah pula. Kondisi seperti inilah yang terjadi pada pendidikan di Indonesia
saat ini. Trianto (2009:1) mengungkapkan bahwa : “Pendidikan yang baik adalah
pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang, yang
berarti mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang
bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupannya”.
Dunia pendidikan khususnya matematika telah menjadi perhatian utama
dari berbagai kalangan. Hal ini disadari bahwa betapa pentingnya peranan
matematika dalam pengembangan berbagai ilmu dan teknologi dan dalam
kehidupan sehari-hari.
Cockroft (dalam Abdurrahman, 2012:204) menjelaskan :
”Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: (1) Selalu digunakan
dalam segi kehidupan; (2) Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat; (4) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) Memberikan kemampuan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang”.
Selanjutnya Hudojo (2005:37) juga menyatakan bahwa:
“Matematika suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir. Karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada setiap anak didik sejak SD bahkan sejak TK. Hal ini dimaksudkan untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif serta kemampuan bekerja sama”.
Sejalan dengan yang diungkapkan Abdurrahman (2012:202) bahwa:
2
bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang berkesulitan
belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.
Hal ini terlihat dari rendahnya prestasi belajar matematika yang di capai
siswa. Seperti yang terbukti dari penelitian yang dilakukan oleh PISA. Hasil
pemeringkatan oleh Program for International Student Assesment (PISA) tahun
2012 tergolong sangat rendah. Hasil pemeringkatan PISA 2012 menempatkan
siswa Indonesia pada peringkat 64 dari 65 negara dalam ujian literasi matematika.
Perolehan ini jauh lebih buruk dari pemeringkatan PISA 2009 yang menempatkan
Indonesia pada posisi 61 dari 65 negara peserta pemeringkatan.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan salah seoranng
guru bidang studi matematika kelas IX di SMP Swasta Musda Perbaungan, yang
menyatakan bahwa kemampuan komunikasi siswa masih tergolong rendah karena
pada dasarnya banyak siswa yang tidak tertarik belajar matematika, dan mereka
menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit. Sehingga mereka tidak
dapat mengkomunikasikan soal kedalam model matematika. Hal ini dapat dilihat
dari:
1. Ketika dihadapkan pada suatu soal cerita, siswa tidak terbiasa menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal sebelum menyelesaikannya, sehingga siswa sering salah menafsirkan maksud dari soal tersebut.
2. Siswa masih kurang mampu menyelesaikan masalah dan menjelaskan kesimpulan yang diperoleh.
3. Kurangnya ketepatan siswa dalam menyebutkan simbol atau notasi matematika.
Disamping itu, pada proses pembelajaran berlangsung, hanya beberapa
siswa yang yang antusias terhadap pelajaran matematika. Siswa masih kurang
aktif dalam proses pembelajaran. Mereka hanya mendengar ceramah guru dan
mengerjakan soal latihan yang diberikan. Hal ini terjadi hampir pada setiap materi
matematika.
Hal yang sama juga terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh Qohar
(2009:44) menunjukkan bahwa siswa masih kurang baik dalam melakukan
3
mengungkapkan pendapatnya, walaupun sebenarnya ide dan gagasan sudah ada
dipikiran mereka yang disebabkan siswa kurang terbiasa.
Hal serupa penelitian yang dilakukan oleh Sumirat (2014:23) yang
mempunyai pengalaman sebagai guru bidang studi matematika menyatakan
bahwa sebagian besar siswa menganggap matematika merupakan salah satu
pelajaran yang dianggap sulit karena matematika bersifat abstrak. Kebanyakan
siswa diarahkan untuk dapat menjawab soal sesuai dengan contoh yang telah
diberikan oleh guru dimana lebih mementingkan jawaban “Benar” dari pada
bagaimana siswa dapat berfikir secara logis tentang matematika dan bagaimana
siswa dapat mengkomunikasikan ide atau gagasannya secara lisan atau tertulis.
Dilihat dari beberapa kasus tersebut. Komunikasi matematis memiliki
peran penting dalam pembelajaran matematika. Melalui komunikasi, siswa dapat
menyampaikan ide-idenya kepada guru dan kepada siswa lainnya. Komunikasi ini
merupakan salah satu dari lima standar proses yang ditekankan dalam NCTM.
Kelima standar proses tersebut adalah pemecahan masalah, penalaran dan bukti,
komunikasi, koneksi, dan representasi. (Kadir, 2009:255).
Melalui aktivitas komunikasi juga, ide-ide menjadi objek komunikasi
untuk selanjutnya dilakukan diskusi, refleksi, dan perbaikan pemahaman. Ketika
siswa ditantang untuk berfikir dan beralasan tentang ide matematis dan kemudian
mengkomunikasikan hasil pemikirannya kepada siswa lain, baik secara lisan
maupun tulisan maka ide itu semakin jelas dan mantap bagi diri siswa tersebut.
Selain itu bagi siswa lain yang mendengarkannya akan berkesempatan untuk
membangun pengetahuan dari hasil menyimak penjelasan tersebut (Suhaedi:
2012:192).
Dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa,
maka guru perlu memilih model pembelajaran yang memerlukan keterlibatan
siswa secara aktif. Penggunaan model pembelajaran kooperatif merupakan salah
satu cara yang dapat digunakan guru untuk membantu siswa lebih aktif dalam
proses pembelajaran. Sebagaimana yang diungkapkan Slavin (dalam Isjoni,
4
“Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang telah
dikenal sejak lama, dimana pada saat itu guru mendorong para siswa untuk melakukan kerjasama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya. Dalam melakukan proses belajar mengajar guru tidak lagi mendominas seperti lazimnya pada saat ini, sehingga siswa dituntut untuk berbagi informasi dengan siswa yang lainnya dan saling belajar mengajar sesama mereka.”
Dengan pembelajaran yang kooperatif, guru di harapkan dapat
mengetahui karakteristik cara berpikir siswa sehingga akan meningkatkan
kemampuan komunikasi matematis siswa.
Ada banyak tipe dari model pembelajaran kooperatif diantaranya model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write (TTW) dan tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD). Dimana model pembelajaran kooperatif tipe
Think-Talk-Write (TTW) merupakan model pembelajaran yang pada setiap
langkahnya memuat aspek-aspek kemampuan komunikasi matematis.
Sebagaimana Ansari (2009:78) menyatakan bahwa “Strategi pembelajaran TTW
ini pada dasarnya dibangun melalui proses berpikir, berbicara, dan menulis”. Alur
kemajuan pembelajaran TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam proses
berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca (think),
kemudian dilanjutkan dengan diskusi (talk) dan mengkomunikasikan hasil
pemikirannya dalam kelompok, dan akhirnya melalui proses diskusi siswa
menuliskan kembali hasil pemikiran tersebut (write). Menurut Ansari (2009:69)
“suasana belajar TTW ini lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok heterogen
dengan 3-5 siswa”. Hal ini memungkinkan membangun kepercayaan diri terhadap
kemampuannya.
Sedangkan Model tipe Student Teams Achievement Division merupakan
salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan
kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa
secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran,
penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.
Dengan karakteristik dari dua model pembelajaran kooperatif tersebut,
5
matematika dan membuat siswa lebih aktif dan bersosialisasi, mendorong
kerjasama antar siswa dalam mempelajari suatu materi, sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Dan karena ditemukannya beberapa penelitian
yang relevan mengenai peningkatan hasil belajar dari model pembelajaran
tersebut.
Berdasarkan dari penelitian sebelumnya oleh Nunun Elida,
“Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah
Pertama Melalui Pembelajaran Think-Talk-Write”, hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematik siswa yang memperoelh
pembelajaran dengan kooperatif Think-Talk-Write lebih baik daripada siswa yang
memperoleh pembelajaran konvensional.
Dari hasil penelitian oleh Sunyoto “Penerapan Strategi TTW untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi matematika dan penalaran siswa pada
materi SPLDV Kelas X SMKN 2 Bangkalan”.Menunjukkan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TTW dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi SPLDV Kelas X SMKN 2 Bangkalan
Sedangkan penelitian Tesis yang dilakukan oleh Rahmiyana
“Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Komunikasi Matematis
Siswa SMA/MA Di Kecamatan Simpang Ulim Melalui Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD 2012/2013”. Diperoleh Pada siklus 1 yaitu pengajaran dengan model
pembelajaran kooperatiftipe STAD, terdapat 20 orang siswa atau 50% telah
mencapai ketuntasan belajar dan 20 orang siswa atau 50% yang belum mencapai
ketuntasan. Hasil analisis setelah diberi tindakan pada siklus II, yaitu pengajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terdapat 87,5%
telah mencapai ketuntasan belajar.. Sehingga dari analisis yang dilakukan dapat
ditarik kesimpulan bahwa pengajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi siswa.
Begitu juga penelitian tesis yang dilakukan oleh Nurhalimah “Perbedaan
Kemampuan Pemahaman Konsep dan Komunikasi Matematika Siswa Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write Dengan Model
6
penyelesaian jawaban siswa yang pembelajarannya dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TTW Lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran
langsung.
Dari penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe TTW (Think-Talk-Write) dan STAD (Student Team Achievement
Division) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa.
Karena keduanya mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematis
siswa, maka penulis tertarik ingin melihat bagaimana perbedaan nilai kemampuan
komunikasi matematika siswa jika model pembelajaran kooperatif tipe TTW
(Think-Talk-Write) dan STAD (Student Team Achievement Division)
dibandingkan.
Berdasarkan keseluruhan uraian di atas, maka peneliti ingin mengetahui
perbandingan kemampuan komunikasi matematika siswa dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe TTW (Think-Talk-Write) dan STAD (Student
Teams Achievment Divison). Karena luasnya cakupan materi matematika peneliti
mengambil materi Bangun Ruang Sisi Lengkung pada materi tabung dan kerucut
7
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Kemampuan Komunikasi matematika siswa yang masih rendah.
2. Pembelajaran di kelas masih berpusat pada guru.
3. Mayoritas siswa menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang
sulit.
4. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
5. Kurangnya variasi model pembelajaran yang dilakukan guru terutama
menerapkan model kooperatif tipe TTW.
1.3. Batasan Masalah
Dari masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah ini pada:
1. Kemampuan komunikasi matematis yang diukur adalah kemampuan
komunikasi tertulis.
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif
tipe Think-Talk-Write dan Student Teams Achievement Division.
3. Materi pelajaran yang digunakan yaitu Luas dan Volume tabung dan kerucut
3.1. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukan pada latar belakang masalah dan
batasan masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah
kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TTW lebih baik dari kemampuan komunikasi
matematis siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
8
3.2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan
komunikasi matematis siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif
tipe TTW lebih baik dari kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar
dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
3.3. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa, diharapkan kemampuan komunikasi matematis mereka
terutama secara tertulis dapat meningkat.
2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model
pembelajaran yang tepat, efektif dan efisien dalam melibatkan siswa di
dalamnya sehingga nantinya dapat meningkatkan hasil dan aktivitas
belajar matematika dan diharapkan para guru supaya aktif mengikuti
diklat-diklat untuk meningkatkan kualitas mengajar mereka.
3. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan model
pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Di
masa yang akan datang dapat dijadikan bahan masukan bagi penelitian
sejenis.
1.7 Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini berjudul perbandingan kemampuan komunikasi matematis melalui
model pembelajaran kooperatif tipe TTW dan tipe STAD di SMP Musda
Perbaungan Tahun Ajaran 2016/2017.
Untuk menghindari kesalahpahaman penelitian ini memberi batasan
definisi operasional sebagai berikut:
1 Model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) merupakan model
pembelajaran kooperatif dimana alur kemajuan pembelajaran TTW dimulai
dari keterlibatan siswa dalam proses berpikir atau berdialog dengan dirinya
9
(talk) dan mengkomunikasikan hasil pemikirannya dalam kelompok, dan
akhirnya melalui proses diskusi siswa menuliskan kembali hasil pemikiran
tersebut (write).
2 Model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) adalah
model pembelajaran dimana tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang
merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru
menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka
memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.
3 Komunikasi matematis adalah proses menafsirkan dan menyatakan gagasan
atau ide-ide matematika melalui aspek menjelaskan, menggambar dan
ekspresi matematika dalam bentuk tulisan.
4 Kemampuan komunikasi matematis diartikan sebagai kesanggupan siswa
dalam menafsirkan dan menyatakan gagasan atau ide-ide matematika secara
tertulis melalui tiga aspek yakni: (1) menjelaskan matematika, (2)
90
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi
siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Think-Talk-Write lebih baik daripada kemampuan komunikasi siswa yang diajarkan dengan
model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division pada materi
tabung dan kerucut di kelas IX SMP Swasta Musda Perbaungan T.A 2016/2017.
Aspek kemampuan komunikasi matematis siswa yang mempunyai selisih paling
tinggi pada pembelajaran dengan model kooperatif tipe TTW adalah aspek
kemampuan membuat gambar, sedangkan aspek kemampuan komunikasi
matematis siswa yang mempunyai selisih paling tinggi pada pembelajaran dengan
model kooperatif tipe STAD adalah aspek kemampuan membaca gambar.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan
adalah:
a. Kepada guru matematika dapat menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Think-Talk-Write sebagai salah satu alternatif dalam
kegiatan pembelajaran karena model pembelajaran tersebut dapat
meningkatkan komunikasi matematika siswa.
b. Bagi guru khususnya guru matematika agar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan selalu melibatkan siswa
dalam proses belajar mengajar yang bertujuan untuk memotivasi siswa dan
melatih siswa untuk belajar aktif.
c. Kepada peneliti lanjutan dapat dijadikan pertimbangan sebagai penelitian
lanjutan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik yang dapat
91
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2012), Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan Remediasinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Ansari, Bansu I., (2009), Komunikasi Matematika (Konsep dan Aplikasi), Penerbit Pena, Banda Aceh.
Arikunto, S., (2009), Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Elida, Nunun , (2012), Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW), Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1 Nomor 2, hal 178-185 [Online] http://journal. nunun@wahyurock.com.ac.id.index.php.jrpm/article/view/2679/2232.pdf, 25 Januari 2016.
Hamzah, H.M.A., dan Muhlisrarini, (2014), Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Hudojo, H., (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Universitas Negeri Malang, Malang.
Isjoni, H., (2011), Pembelajaran Kooperatif : Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.
Izzati, Nur, dan Suryadi, Didi, (2010), Komunikasi Matematik Dan Pendidikan Matematika Realistik, Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Yogyakarta, UNY, 27 November 2010, ISBN: 978-979-16353-5-6, 721-729.
Kadir, (2009), Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP Di Daerah Pesisir Kabupaten Buton Setelah Mendapat Pembelajaran Konstekstual Pesisir, Prosiding Seminar Nasional Pembelajaran Matematika Sekolah, Yogyakarta, FMIPA UNY, 6 Desember 2009, ISBN: 978-979-16353-4-9, 255-265.
Nurhalimah, (2014), Perbedaan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Komunikasi Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write Dengan Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Autograph. Tesis. PPs. Unimed.
92
Prosiding Seminar Nasional Pembelajaran Matematika Sekolah, Yogyakarta, FMIPA UNY, 6 Desember 2009, ISBN: 978-979-16353-4-9, 43-56.
Rachmayani, Dwi, (2014), Penerapan Pembelajaran Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Kemandirian Belajar Matematika Siswa, Jurnal Pendidikan UNSIKA Vol 2 No. 1, ISSN: 2338-2996, 13-24.
Rahmiyana, (2013), Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Komunikasi Matematis Siswa SMA/MA di Kecamatan Simpang Ulim Melalui Pembelajaran Koperatif Tipe STAD. Tesis. PPs Medan.
Setiawan, R.H., dan Harta, I., (2014), Pengaruh Pendekatan Open-Ended dan Pendekatan Kontekstual terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Sikap Siswa terhadap Matematika, Jurnal Riset Pendidikan Matematika,
Vol 1 No,mor 2, hal 240-255 [Online]
http://journal.uny.ac.id.index.php.jrpm/article/view/2679/2232.pdf, 25 Januari 2016.
Shafridla, (2012), Peningkatan Kemampuan Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Melalui Pendekatan Matematika Realistik, Tesis, FMIPA UNIMED.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Slavin, R.E., (2005), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung.
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Suhaedi, Didi, (2012), Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik, Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Yogyakarta, FMIPA UNY, 10 Desember 2012, ISBN: 978-979-16353-8-7, 191-202.
Sumirat, L.A., (2014), Efektifitas Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Kemampuan Komunikasi dan Disposisi Matematis Siswa, Jurnal Pendidikan dan Keguruan Vol. 1 No. 2, ISSN: 2356-3915.
93
Pendidikan Matematika, Surabaya, FKIP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, 09 Juli 2011.
Shoimin, (2014), 68 Model Pembelajaran Inofatif dalam Kurikulum 2013, Arruz Media, Yogyakarta
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana Prenada Media Group, Jakarta.