• Tidak ada hasil yang ditemukan

ENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI KELAS V SDN 2 TULUNGAGUNG PRINGSEWU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI KELAS V SDN 2 TULUNGAGUNG PRINGSEWU"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

DI KELAS V SDN 2 TULUNGAGUNG PRINGSEWU

Oleh

Dartono

Tujuan penelitian untuk peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pelajaran Matematika melalui penerapan model pembelajaran STAD di kelas V SDN 2 Tulungagung Pringsewu. Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus, yang terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Penelitian aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V yang berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Dalam aktivitas dari 60% pada siklus I menjadi 90% pada siklus II dan peningkatan ketuntasan hasil belajar dari 30 % pada siklus I menjadi 93% pada siklus II.

Hasil penelitian ini menunjukkan sebagai wujud suatu keberhasilan dalam tindakan: (1). Melalui kerja kelompok pembelajaran Matematika dapat diselesaikan dengan mudah, (2) Kegiatan pembelajaran menjadi menarik. (3). Proses pembelajaran dapat diikuti siswa aktivitas yang tinggi, (4) Adanya peningkatan hasil evaluasi belajar siswa.

(2)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

(STAD)

DI KELAS V SDN 2 TULUNGAGUNG

PRINGSEWU

(Skripsi)

Oleh : DARTONO

PROGRAM STUDI PGSD STRATA 1 DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(3)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) DI KELAS V SDN 2 TULUNGAGUNG

PRINGSEWU

Oleh

Dartono

Tujuan penelitian untuk peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pelajaran Matematika melalui penerapan model pembelajaran STAD di kelas V SDN 2 Tulungagung Pringsewu. Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus, yang terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Penelitian aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V yang berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Dalam aktivitas dari 60% pada siklus I menjadi 90% pada siklus II dan peningkatan ketuntasan hasil belajar dari 30 % pada siklus I menjadi 93% pada siklus II.

Hasil penelitian ini menunjukkan sebagai wujud suatu keberhasilan dalam tindakan: (1). Melalui kerja kelompok pembelajaran Matematika dapat diselesaikan dengan mudah, (2) Kegiatan pembelajaran menjadi menarik. (3). Proses pembelajaran dapat diikuti siswa aktivitas yang tinggi, (4) Adanya peningkatan hasil evaluasi belajar siswa.

(4)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

(STAD)

DI KELAS V SDN 2 TULUNGAGUNG

PRINGSEWU

Oleh : DARTONO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi PGSD Strata 1 Dalam Jabatan Jurusan Ilmu Pendidkan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PROGRAM STUDI PGSD STRATA 1 DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(5)

Judul Skipsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN

MODELPEMBELAJARAN STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) DI KELAS V SDN 2 TULUNGAGUNG PRINGSEWU

Nama Mahasiswa : DARTONO

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013119009

Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Dr. M. Thoha BS.Jaya, M.S

(6)

PENGESAHAN

1. Tim Penguji

Penguji : Dr. M. Thoha BS.Jaya, M.S. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr.Riswandi, M.Pd. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

H. Bujang Rahman, M.Si.

NIP. 19600315 198503 1 003

(7)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya :

Nama : DARTONO

NPM : 1013119009

Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Perguruan Tinggi : Universitas Lampung

Judul : Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Penerapan Model Pembelajaran

Student Teams Achievement Division

(STAD) Di Kelas V SDN 2 Tulungagung Pringsewu

Menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan pengetahuan saya tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada Universitas atau Instansi lain.

Pringsewu, Maret 2012 Yang membuat pernyataan

Dartono

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Dartono dilahirkan di Mataram pada tanggal 6 April 1958. Merupakan putra ke lima dari sembilan bersaudara, buah hati dari pasangan ayahanda Yasir Sankaryo dan ibunda Kasiyem.Pendidikan formal diawali dari Sekolah Dasar Negeri 1 Mataram Kecamatan Gadingrejo lulus pada tahun 1972.

Kemudian melanjutkan ke pendidikan menengah

pertama pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Gadingrejo Kabupaten Pringsewu lulus pada tahun 1975, dan melanjutkan ke sekolah menengah atas pada Sekolah Pendidikan Guru Negeri 1 Pringsewu cabang Tanjungkarang lulus pada tahun 1979. Dan pada tanggal 1 Oktober tahun 1979 di angkat menjadi CPNS pada SD Negeri 3 Yogyakarta Kecamatan Gadingrejo.

Selanjutnya pada tahun 1999 menempuh Pendidikan Universitas Terbuka dengan program studi Diploma II PGSD di Gadingrejo dan lulus pada tahun 2001.Dan pada bulan Maret 2009 dimutasikan di SD Negeri 2 Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu sebagai Kepala Sekolah.

(9)

MOTTO

Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan; jangan pula

lihat masa depan dengan ketakutan; tapi lihatlah sekitar

(10)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selama ini tiada henti-hentinya memberikan doa serta kasih sayang kepada penulis.

2. Istri dan anak-anak tersayang yang selalu setia memberi semangat dalam hidup.

3. Saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa memberikan doa,saran,dan dukungan.

4. Para guru dan dosen pembimbing yang selalu memberi bimbingan, masukan dan motivasi hingga terselesainya Skripsi ini.

5. Almamater tercinta.

6. Sahabat-sahabat terdekat yang telah memberikan dukungan,saran, semangat,doa dan motivasi selama proses pembuatan sehingga terciptanya Skripsi ini.

(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan tidak ada hambatan yang berarti.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini,penulis menyadari bahwa semuanya tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari semua pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr.Hi.Bujang Rahman,M.Si,selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Drs.Baharuddin Risyak,M.Pd,selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan 3. Bapak Dr.Hi.Darsono,M.Pd,selaku Ketua Program Studi PGSD

4. Bapak Dr.M.Thoha BS Jaya,MS, selaku Dosen Pembimbing 5. Bapak Dr.Riswandi,M.Pd, selaku Dosen Pembahas

6. Selurah dewan guru SD Negeri 2 Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

7. Keluargaku tercinta yang selalu memberi semangat dan dukungan.

Penulis menyadari bahwa dalam Skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna memperbaiki skripsi ini. Akhir kata , penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Maret 2012 Peneliti

Dartono

(12)

DAFTAR ISI

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 5

1.3. Pembatasan, Rumusan Masalah dan Permasalahan ... 5

1.4. Tujuan Penelitian ... 6

1.5. Manfaat Hasil Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Belajar ... 8

2.2. Kajian Penelitian ... 21

2.3. Kerangka Pikir ... 22

2.4. Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian ... 24

3.2. Subyek Penelitian ... 24

3.3. Setting Penelitian ... 24

(13)

3.5. Sumber Belajar ... 31

3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.7. Metode Analisis Data ... 31

3.8. Indikator Keberhasilan ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 33

4.2. Deskripsi Pelaksanan Penelitian ... 36

4.3. Pembahasan ... 70

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 73

5.2. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

2. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siklus I Pertemuan I, II dan III 3. Daftar Nilai Tes Siklus I Pertemuan I, II dan III

4. Analisis Soal Siklus I Pertemuan I, II dan III 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

6. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siklus II Pertemuan I, II dan III 7. Daftar Nilai Tes Siklus II Pertemuan I, II dan III

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1....Pencap

aian Nilai Evaluasi Belajar Siswa Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 4

2.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 15

4.1. Nama-nama yang pernah menjadi Kepala Sekolah SDN 2 Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu ... 31

4.2. Nama-nama Guru SDN 2 Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu ... 32

4.3. Sarana dan Prasarana yang dimiliki SDN 2 Tulungagung Kecamatan Gadingrejo ... 32

4.4. Jadwal Pelajaran Matematika Kelas 5 SDN 2 Tulungagung ... 33

4.5. Data rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 36

4.6. Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa Pada Siklus I ... 36

4.7. Data Rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 40

4.8. Data Rata-rata Hasil Evaluasi Belajar Siswa Pada Siklus II ... 40

4.9. Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II ... 41

4.10. Rekap Observasi Aktivitas Belajar Siswa Dalam Proses Kegiatan Belajar Mengajar ... 43

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Visualisasi Kerangka Berpikir ... 20 2. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas Penggunaan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 22 3. Grafik Rekap Observasi Aktivitas Belajar Siswa Dalam Proses KBM

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam rangka mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional yaitu “ Mencerdaskan

Kehidupan Bangsa “ Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia berfungsi

untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan

martabat manusia Indonesia.

Penegasan ini tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa :

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia,sehat, beriman, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggungjawab.

Untuk kemampuan profesional guru perlu ditingkatkan dan dikembangkan

dengan berbagai upaya, diantaranya kemampuan guru dalam menguasai

(18)

proses hasil belajar, dan kemampuan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber

belajar, disiplin, komitmen terhadap tugas.

Sesuai dengan Peraturan Menteri No. 22 Tahun 2006 tentang Tujuan Mata

Pelajaran Matematika secara umum adalah kegiatan yang ditempuh peserta

didik dalam mata pelajaran Matematika dalam setiap satuan pendidikan

dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan

beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang

dimaksud terdiri dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang

dikembangkan berdasarkan kompetensi lulusan.

Matematika merupakan kegiatan yang tidak lepas dari kehidupan manusia

sehari-hari dalam berbagai operasi Matematika yaitu penjumlahan,

pengurangan, perkalian, dan pembagian. Begitu juga dalam pembelajaran

Matematika terdapat perhitungan ( Operasi Matematika ) baik penjumlahan,

pengurangan,perkalian, dan pembagian.

Namun sampai saat ini proses pembelajaran masih didominasi oleh guru,

memang di dalam proses pembelajaran diperlukan seorang guru yang kreatif

dan inovatif. Guru yang bukan sekedar melakukan tugasnya sebagai rutinitas

(19)

Seringkali di dalam proses pembelajaran siswa kurang berpartisipasi aktif,

siswa tidak mempunyai pengalaman belajar, belajar kurang bermakna, siswa

hanya menghafal tetapi tidak mengingat, siswa kurang inisiatif di dalam

bertanya dan mengemukakan pendapat, suasana kelas seperti mencekam. Untuk

itulah maka perlu dikembangkan sikap aktif yang tumbuh dalam diri siswa.

Untuk itu, Suseno Muchlas (2005) menyarankan agar Demontrasi dapat

digunakan lebih banyak, agar proses dan hasil belajar menjadi lebih cepat

(faster), lebih baik (better) dan lebih mudah (easier). Suparlan dkk (2008)

menyatakan bahwa : Para pendidik harus mau dan mampu mengubah

paradigma pembelajaran, dari paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru

(teachers centered) menjadi paradigma pembelajaran yang berpusat kepada

siswa (students centered).

Mengubah pola pembelajaran memang sulit dilakukan. Pembelajaran memang

dekat dengan budaya atau pola tingkah laku yang terjadi dalam kehidupan

sosial. Gaya mengajar yang dilakukan oleh guru di dalam kelas bisa menjadi

semacam pembelajaran yang sulit dirubah. Untuk merubah itu guru harus

merubah pola pikirnya melalui proses pembelajaran yang lebih menekankan

kepada kreatifitas peserta didik.

(20)

ceramah dan cerita (story telling). 1. Guru masih terfokus pada pengajaran

formal kelas, sehingga siswa merasa kurang tertarik, 2. Proses pembelajaran

belum dikemas dalam bentuk yang menyenangkan, 3. Dalam melaksanakan

pembelajaran guru lebih cenderung memilih pembelajaran penanaman konsep

dan informasi daripada pembelajaran fakta dan bermakna, 4. Dalam proses

pembelajaran Matematika masih belum mencapai KKM yaitu 65.

Berdasarkan kenyataan di atas guru perlu mengupayakan sesuatu pembelajaran

yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran STAD.

Dengan penelitian tindakan kelas melalui pembelajaran STAD bertujuan

melakukan tindakan perbaikan, peningkatan mutu pendidikan dan perubahan

kearah yang lebih baik dari sebelumnya sebagai upaya pemecahan masalah

yang dihadapi pada kegiatan pembelajaran atau proses belajar mengajar

penelitian tindakan kelas (PTK).

Tabel 1.1. Pencapaian Nilai Belajar Siswa Tahun Pelajaran 2010/2011

NO KKM RENTANG

NILAI

JUMLAH

SISWA PERSENTASE KET

1 65 35-44 8 27,00 Belum Tuntas

2 65 45-54 6 20,00 Belum Tuntas

3 65 55-64 9 30,00 Belum Tuntas

4 65 65-74 4 13,00 Tuntas

5 65 75-84 2 7,00 Tuntas

6 65 85-… 1 3,00 Tuntas

Jumlah 30 Siswa 100%

(21)

Tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa siswa yang belum mencapai KKM

sebanyak 23 siswa (dibawah 65) dan yang sudah mencapai KKM sebanyak 7

siswa (65 ke atas).

Berdasarkan penjelasan diatas, maka perlu diadakan Penelitian Tindakan Kelas,

untuk meningkatkan hasil evaluasi belajar mata pelajaran Matematika tentang

Menyelesaikan Masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak dan kecepatan.

1.2. Identifikasi Masalah

Dari hasil identifikasi, diperoleh hal-hal sebagai berikut :

1. Aktivitas dan hasil belajar dan pemahaman siswa masih rendah

2. Kurangnya frekuensi latihan belajar yang diberikan

3. Sebagian besar hasil belajar matematika belum mencapai KKM

4. Penerapan model pembelajaran yang kurang menarik

1.3. Pembatasan, Rumusan masalah dan Permasalahan

Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :

Rata-rata hasil evaluasi belajar siswa kelas V mata pelajaran Matematika SDN

2 Tulungagung Tahun 2011/2012 75% sebanyak 23 siswa di bawah KKM yang

sebesar 65.

Atas dasar masalah diatas, permasalahan yang diajukan adalah :

(22)

Pringsewu ? Dengan demikian judul penelitian ini adalah : Peningkatan

Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Melalui

Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division(STAD)

Di Kelas V SDN 2 Tulungagung Pringsewu.

1.4. Tujuan Penelitian

1. Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

Matematika dengan menggunakan model pembelajaran STAD di kelas V

SDN 2 Tulungagung.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika di

kelas V SDN 2 Tulungagung.

1.5. Manfaat Hasil Penelitian 1. Bagi Siswa

Siswa dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dengan rasa percaya

diri, tanggung jawab, memiliki peran dan dapat berinteraktif langsung antar

teman sekelompoknya dalam pelajaran matematika dengan menggunakan

model pembelajaran STAD.

2. Bagi Guru

a. Menggunakan model pembelajaran STAD sangat membantu guru

dalam proses pembelajaran Matematika dengan materi Menyelesaikan

(23)

b. Peran guru dapat berubah kearah yang lebih baik, positif, beban guru

untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat

dikurangi bahkan dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian

pada aspek penting lain dalam proses pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

a. Memberikan masukan kepada sekolah untuk meningkatkan proses

pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran

STAD.

b. Memberikan masukan tentang identifikasi kebutuhan sekolah yang baik

dan tepat dalam proses pembelajaran matematika secara umum dan

secara khusus untuk materi tentang menyelesaikan masalah yang

(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Teori Belajar

1. Teori Behaviorisme

Pada prinsipnya kajian teori Behaviorisme mengenai hakikat belajar

berkaitan dengan perilaku atau tingkah laku. Hasil belajar diukur

berdasarkan terjadi-tidaknya perubahan tingkah laku atau

pemodifikasian tingkah laku yang lama menjadi tingkah laku yang

baru.Tingkah laku dapat disebut sebagai hasil pemodifikasian tingkah

laku yang lama, sehingga apabila tingkah laku yang lama berubah

menjadi tingkah laku yang baru dan lebih baik dibandingkan dengan

tingkah laku yang lama. Perubahan tingkah laku di sini bukanlah

perubahan tingkah laku tertentu,tetapi perubahan tingkah laku secara

keseluruhan yang telah dimiliki oleh seseorang .Hal ini berarti

perubahan tingkah laku ini menyangkut perubahan tingkah laku

kognitif,tingkah laku afektif, dan tingkah laku psikomotor.

Pada prinsipnya teori Behaviorisme menjelaskan bahwa belajar

merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman

individu berinteraksi dengan lingkungannya.

Perubahan yang dalam diri individu banyak ragamnya,baik sifat

maupun jenisnya. Karena itu tidak semua perubahan dalam diri

(25)

perubahan tingkah laku dalam belajar, menurut Tim Dosen

Pengembang MKDK-IKIP Semarang (1989) dan FKIP Universitas

Lampung (2010 :1.12) mencakup hal-hal seperti dikutip berikut ini :

a. Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar.

Setiap individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan

tingkah laku atau sekurang-kurangnmya merasakan telah terjadi

perubahan dalam dirinya.

b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.

Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus

menerus dan tidak statis.

c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

Dalam perubahan belajar,perubahan-perubahan senantiasa

bertambah dan tertuju untuk ,memperoleh suatu yang lebih baik

dari sebelumnya.

d. Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara.

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap dan

permanen.

e. Perubahan dalam belajar bertujuan.

Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan

dicapai.

f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses

(26)

2. Teori BelajarKognitivisme

Cognition diartikan sebagai aktivitas mengetahui, perolehan,

mengorganisasikan, dan menggunakan pengetahuan.

Teori ini dikemukakan oleh Jean Piaget, dalam FKIP Univesitas

Lampung (2010 : 1-18) yang memandang individu sebagai struktur

kognitif, peta mental, skema atau jaringan konsep guna memahami

dan menanggapi pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan.

Tahapan perkembangan kognitif versi Piaget :

1. Sensorimator intelegence(lahir s.d usia 2 tahun) :

Perilaku terikat pada panca indra dan gerak metorik

2. Preopertion thought(2 s.d 7 tahun) :

Tampak kemampuan berbahasa, berkembang pesat penguasaan

konsep.

3. Concrete coperation (7 s.d 11 tahun)

Berkembang daya mampu anak berpikir logis untuk memecahkan

masalah konkrit.

4. Formal operations(11 s.d 15 tahun)

Kecakapan kognitif mencapai puncak perkembangan.

3. Teori BelajarKontruktivisme

Teori ini mengemukakan bahwa pembelajaran kontruktivisme

merupakan satu teknis pembelajaran yang melibatkan peserta didik

untuk membina sendiri secara aktif pengetahuan dengan

(27)

masing-masing. Pendapat Nik Azis Nik Pa dalam Belajar dan Pembelajaran

FKIP Universitas Lampung (2010 : 1.25) menunjukkan bahwa

keaktifan peserta didik menjadi syarat utama dalam pembelajaran

kontruktivisme. Peranan guru hanya sebagai fasilitator atau pencipta

kondisi belajar memungkinkan peserta didik secara aktif mencari

sendiri informasi, mengasimilasi, dan mengadaptasi sendiri informasi,

dan mengkontruksinya menjadi pengetahuan yang baru berdasarkan

pengetahuan yang telah dimiliki masing-masing.

4. Teori Belajar Humanisme

Teori belajar humanisme memandang kegiatan belajar merupakan

kegiatan yang melibatkan potensi psikis yang bersifat kognitif, afektif

dan konatif. Dalam teori humanisme didasarkan pada pemikiran

bahwa belajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang dalam

upayanya mempengaruhi kebutuhan hidupnya. (Udin S.Winata Putra,

dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Terbuka).

Apabila peserta didik merasa upaya pemenuhan kebutuhannya

terabaikan maka besar kemungkinan didalam dirinya tidak akan

tumbuh motivasi berprestasi dalam belajarnya.

5. Teori Belajar Gestalt

Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu

akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan /

(28)

Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :

1. Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan

yang penting dalam perilaku.

2. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning);

kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan menunjang

pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran.

3. Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa perilaku terarah

pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan

stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan dengan tujuan

yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektifitas

peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya.

4. Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku individu memiliki

keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada.

5. Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku

dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut

pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan

pengertian obyek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu

untuk kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam

tata-susunan yang tepat. Juga menekankan pentingnya

penangkapan prinsip-prinsip pokok yang luas dalam pembelajaran

dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan umum (generalisasi).

6. Aktivitas Belajar

Menurut Slameto (2003), belajar adalah suatu proses usaha yang

(29)

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam

interaksi dengan lingkunganya.

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada

aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat

penting dalam interaksi belajar mengajar (Sardiman, 2001 : 93). Dalam

aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan

ilmu jiwa, yaitu pandangan ilmu jiwa lama dan modern. Menurut

pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas didominasi oleh guru sedangkan

menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa.

Semakin banyak aktivitas yang dilakukan siswa diharapkan siswa akan

semakin memahami dan menguasai materi pelajaran yang disampaikan

guru. untuk itu aktivitas siswa dalam pembelajaran perlu diperhatikan.

Ada beberapa aspek dalam aktivitas siswa yang biasanya diamati

menurut Paul D Dierich.(Oemar Hamalik, 2001) antara lain aspek

keaktifan dan kerjasama. Untuk aspek keaktifan antara lain:

1. Berani bertanya

2. Berani mengemukakan pendapat

3. Berani menjawab pertanyaan.

Untuk aspek kerjasama, indikatornya antara lain adalah:

1. Bersedia membantu teman selama kegiatan pembelajaran

2. Menghargai pendapat dan penjelasan teman

(30)

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

aktivitas belajar adalah segala kegiatan untuk memperoleh suatu ilmu

pengetahuan dan keterampilan untuk memperoleh perubahan tingkah

laku yang baru yang melibatkan kerja pikiran dan badan terutama dalam

hal kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan

antara lain : 1. Berani bertanya, 2. Berani mengemukakan pendapat, 3.

Berani menjawab pertanyaan, 4. Bersedia membantu teman selama

kegiatan pembelajaran, 5. Menghargai pendapat dan penjelasan teman,

6. Tidak mengganggu teman saat pembelajaran, 7. Tanggung jawab

terhadap tugas kelompok

7. Hasil Belajar

Dalam Poerwadinata (2003 : 348), hasil adalah sesuatu yang diadakan

oleh usaha. Jadi hasil belajar merupakan hasil yang dicapai setelah

seseorang mengadakan suatu kegiatan belajar yang berbentuk dalam

bentuk suatu nilai hasil belajar yang diberikan oleh guru.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah melakukan

sesuatu proses pembelajaran. Hasil belajar sangat ditentukan oleh

aktivitas belajar yang ditentukan oleh siswa itu sendiri. Jadi tidak

mungkin hasil itu baik, jika siswa tidak melakukan belajar, karena siswa

tidak akan tahu tentang materi pelajaran.

Dengan demikian dapat dikemukakan pula sesuai dengan teori Piaget,

bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap

(31)

diberikan kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik

yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh

pertanyaan-pertanyaan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan

rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan

lingkungan (Djamarah, Saiful Bahri, 2000 FKIP Universitas Lampung).

Berdasarkan keterangan di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar

merupakan suatu pencapaian usaha yang diperoleh siswa setelah

pembelajaran yang ditandai dengan peningkatan kemampuan siswa.

Pengukuran terhadap kemampuan siswa sehingga hasil belajar

dilakukan dengan melalui evaluasi hasil belajar siswa. Salah satu

indikator dari hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai yang diperoleh

siswa setelah mengikuti tes atau evaluasi.

8. PembelajaranStudent Teams Achievement Division(STAD) a. Pengertian Model Pembelajaran STAD

Model Pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung,

pembelajaran yang kooperatif maksud kooperatif adalah suatu

pengajaran yang melibatkan siswa belajar dalam

kelompok-kelompok untuk menetapkan atau menentukan tujuan bersama.

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah

satu model dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik

untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif

(32)

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa pembelajaran

kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama, yaitu

penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor pengembangan dan

penghargaan kelompok. Selain itu STAD juga terdiri dari siklus

kegiatan pengajaran yang teratur.

Variasi Model STAD

Lima komponen utama pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu :

a. Penyajian kelas.

b. Belajar kelompok

c. Kuis.

d. Skor Perkembangan

e. Penghargaan kelompok

Berikut ini uraian selengkapnya dari pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Division(STAD).

1. Pengajaran

Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi

pelajaran sesuai dengan yang direncanakan. setiap awal dalam

pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan

penyajian kelas. Penyajian tersebut mencakup pembukaan

pembangunan dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran

(33)

a. Pembukaan

1) Menyampaikan pada siswa apa yang hendak mereka

pelajari dan mengapa hal itu penting. Timbulkan rasa ingin

tahu siswa dengan demonstrasi yang menimbulkan

teka-teki.Masalah kehidupan nyata, atau cara lain.

2) Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk

menemukan konsep atau merangsang keinginan mereka

pada pelajaran tersebut.

3) Ulangi secara singkat ketrampilan atau informasi yang

merupakan syarat mutlak.

b. Pengembangan

1) Kembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang

akan dipelajari siswa dalam kelompok.

2) Pembelajaran kooperatif menekankan, bahwa belajar

adalah , memahami makna bukan hafalan.

3) Mengontrol pemahaman siswa sesering mungkin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan.

4) Memberi penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut benar atau salah.

5) Beralih pada konsep yang lain jika siswa telah memahami pokok masalahnya.

c. Latihan Terbimbing

1) Menyuruh semua siswa mengerjakan soal atas pertanyaan

(34)

2) Memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau

menyelesaikan soal. Hal ini bertujuan supaya semua siswa

selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin,

3) Pemberian tugas kelas tidak boleh menyita waktu yang

terlalu lama. sebaiknya siswa mengerjakan satu atau dua

masalah (soal) dan langsung diberikan umpan balik.

2. Belajar Kelompok

Selama belajar kelompok, tugas kelompok adalah menguasai

materi yang di berikan guru dan membantu teman satu kelompok

untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan

yang dapat digunakan untuk melatih ketrampilan yang sedang

diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu

kelompok.

Pada saat pertama kali guru menggunakan pembelajaran kooperatif.

guru juga perlu memberikan bantuan dengan cara menjelaskan

perintah, mereview konsep atau menjawab pertanyaan. Selanjutnya

langkah-langkah yang dilakukan guru sebagai berikut :

1) Mintalah anggota kelompok memindahkan meja bangku

mereka bersama-sama dan pindah kemeja kelompok.

2) Berilah waktu lebih kurang 10 menit untuk memilih nama kelompok.

3) Bagikan lembar kegiatan siswa.

4) Serahkan pada siswa untuk bekerja sama dalam pasangan,

(35)

sedang dipelajari. Jika mereka mengerjakan soal,

masing-masing siswa harus mengerjakan soal sendiri dan kemudian

dicocokan dengan temannya. Jika salah satu tidak dapat

mengerjakan suatu pertanyaan, teman satu kelompok

bertanggung jawab menjelaskannya. Jika siswa mengerjakan

dengan jawaban pendek, maka mereka lebih sering bertanya

dan kemudian antara teman saling bergantian memegang

lembar kegiatan dan berusaha menjawab pertanyaan itu.

5) Tekankan pada siswa bahwa mereka belum selesai belajar

sampai mereka yakin teman-teman satu kelompok dapat

mencapai nilai sampai 100 pada kuis pastikan siswa mengerti

bahwa lembar kegiatan tersebut untuk belajar tidak hanya

untuk diisi dan diserahkan. Jadi penting bagi siswa mempunyai

lembar kegiatan untuk mengecek diri mereka dan teman-teman

sekelompok mereka pada saat mereka belajar. Ingatkan siswa

jika mereka mempunyai pertanyaan, mereka seharusnya

menanyakan teman sekelompoknya sebelum bertanya guru.

6) Sementara siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling

dalam kelas. Guru sebaiknya memuji kelompok yang semua

anggotanya bekerja dengan baik, yang anggotanya duduk

dalam kelompoknya untuk mendengarkan bagaimana anggota

(36)

3. Kuis

Kuis dikerjakan siswa secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk

menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama belajar

dalam kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan

individu dan disumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok.

4. Penghargaan Kelompok

Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah

menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu dan

memberi sertifikat atau penghargaan kelompok yang lain.

Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai

perkembangan individu dalam kelompoknya.

b. Tujuan STAD

Tujuan dari penggunaan pembelajaranStudent Teams Achievement

Division(STAD).

1. Bisa menjelaskan pembelajaran kooperatif.

2. Menjelaskan tentang sintaks langkah-langkah dalam

pembelajaran kooperatif

c. Keunggulan Pembelajaran STAD

Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)

mempunyai beberapa keunggulan (Slavin 1995 : 12) diantaranya

sebagai berikut :

(37)

2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk

berhasil bersama

3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan

keberhasilan kelompok.

4. Iteraksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan

mereka dalam berpendapat.

d. Model Pembelajaran STAD

Langkah-langkah Model pembelajaran STAD :

1. Membentuk kelompok yang anggotanya : 4-5 orang secara

hitrogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku dll).

2. Guru menyajikan pelajaran.

3. Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh

anggota-anggota kelompok, anggotanya tahu menjelaskan pada

anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu

mengerti.

4. Guru memberi kuis pertanyaan kepada seluruh siswa pada saat

menjawab kuis tidak boleh saling membantu.

5. Memberi Evaluasi

6. Kesimpulan

2.2. Kajian Hasil Penelitian

Berdasarkan masalah dan permasalahan, melalui model pembelajaran STAD

(38)

proses belajar akan produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses belajar

mengajar.

Dalam teori belajar Vigotsky menyatakan bahwa lingkungan dalam

pembelajaran dilingkungan sosial sangat penting karena dimulai dari

lingkungan yang terpusat pada siswa berkomunikasi, berinteraksi,

mengamati, guru hanya mengarahkan. pembelajaran harus berpusat pada

bagaimana mengamati siswa menggunakan pengetahuan baru dalam

lingkungan yang nyata. Strategi belajar lebih dipentingkan dari hasilnya,

umpan balik amat penting bagi siswa yang berasal dari proses pembelajaran.

(Dalam Belajar dan Pembelajaran FKIP Universitas Lampung, 2010 : 1.20),

Riswanti Rini (FKIP UNILA 2010).

2.3. Kerangka Pikir

Berdasarkan kajian pustaka menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran

Matematika materi Menyelelesaikan Masalah yang berkaitan dengan waktu,

jarak dan kecapatan dengan menggunakan model pembelajaran Student

Team Achievement Division(STAD) akan meningkatkan hasil belajar siswa.

(39)

Gambar 1. Visualisasi Kerangka Berpikir PTK

2.4. Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas dapatlah dirumuskan hipotesis tindakan Apabila

Metode STAD dapat diterapkan dengan langkah yang benar, maka dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Tulungagung

(40)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Penelitian ini digunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom

Action Research ) dengan penekanan terhadap proses pembelajaran

Matematika di Kelas V. Penelitian Metode ini didasarkan bahwa penelitian

tindakan kelas ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk

memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam proses

pembelajaran di kelas dengan melihat berbagai indikator keberhasilan

proses dan hasil pembelajaran, yang terjadi pada siswa (Suyanto, 1997 : 2,

Hopkins, l 993 : 34). Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah

mengikuti yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart, ( dalam

Hopkins, 1993: 48).

3.2. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Tulungagung Pringsewu Kelas V mata

pelajaran Matematika materi Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

Waktu, Jarak dan Kecepatan tahun pelajaran 2011/2012, dengan jumlah

siswa 30 orang yang terdiri dari 17 siswa laki-laki, 13 siswa perempuan.

3.3. Setting Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subyek penelitian

Siswa Kelas V SDN 2 Tulungagung Pringsewu tahun pelajaran 2011/2012.

(41)

3.4. Langkah-Langkah Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus dengan berbagai kemungkinan

perubahan yang dianggap perlu, siklus pertama dan kedua saling

berhubungan. Siklus penelitian tindakan kelas menggunakan prosedur

Kemmis dan Mc. Taggart dalam Hopkins ( 1993: 48), Langkah-langkah

penelitian dalam setiap siklus dilakukan dalam 4 tahap yaitu (l). Tahap

perencanaan, (2). Tahap pelaksanaan, (3). Tahap observasi, (4). Tahap

refleksi.

` Prosedur penelitian dari setiap siklus dapat digambarkan sebagai berikut.

(42)

Orientasi :

Pada siklus pertama ini sudah tidak ada kendala yang terlihat pada saat observasi

(43)

Siklus 1.

1. Tahap Perencanaam

a) Membuat skenario pembelajaran atau rencana pembelajaran.

b) Membuat lembar observasi dan lembar kerja siswa dalam pelaksanaan

pembelajaran.

c) Menyiapkan soal-soal untuk melaksanakan latihan.

2. Tahap Pelaksanaan.

Pada tahap pelaksanaan yang dilakukan adalah merujuk pada skenario

pembelajaran yaitu melalui pembelajaran STAD dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

a) Membentuk kelompok kecil

b) Memberikan motivasi belajar pada siswa melalui gambaran-gambaran

atau pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi

pelajaran.

c) Melaksanakan kegiatan inti, siswa mengadakan observasi dan

pengamatan dengan menyelidiki Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan Waktu, Jarak dan Kecepatan.

d) Setiap kelompok belajar merumuskan masalah dengan mengajukan

pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari hasil penemuannya tentang

Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Waktu, Jarak dan

Kecepatan.

e) Guru sebagai fasilitator dan memberikan bimbingan pada setiap

(44)

f) Siswa bersama guru membuat kesimpulan yang diperoleh selama

pengamatan tentang Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

Waktu, Jarak dan Kecepatan.

3. Tahap Observasi

Pelaksanakan observasi dilakukan oleh guru selama kegiatan pembelajaran

berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. Hasil observasi

dijadikan sebagai bahan perencanaan untuk pembelajaran berikutnya.

4. Tahap Evaluasi

Evaluasi dilakukan dengan alat lembar observasi selama proses

pembelajaran untuk memperoleh data kualitatif dengan lembar kerja tes

yang dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran yang terbentuk data

kuantitatif.

5. Tahap Refleksi

Setelah pembelajaran dan evaluasi dilaksanakan maka hasil yang diperoleh

pada tahap evaluasi pada setiap siklus dikumpulkan dan dianalisis. Hasil

dari analisis ini kemudian dijadikan bahan untuk merefleksikan tindakan

(45)

Siklus 2

Materi pokok yang akan diberikan pada siklus ke 2 adalah pelaksanaan

tindakan yang dilakukan sama seperti pada siklus 1 hanya pada siklus ke 2

guru tidak lagi menjelaskan secara rinci, guru hanya memberikan arahan

dan berperan sebagai fasilitator. Pada siklus 2, guru masih membantu siswa.

1. Tahap Perencanaam

a) Membuat skenario pembelajaran atau rencana pembelajaran.

b) Membuat lembar observasi dan lembar kerja siswa dalam

pelaksanaan pembelajaran.

c) Menyiapkan soal-soal untuk melaksanakan latihan.

2. Tahap Pelaksanaan.

Pada tahap pelaksanaan yang dilakukan adalah merujuk pada skenario

pembelajaran yaitu melalui pembelajaran STAD dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

a) Membentuk kelompok kecil

b) Memberikan motivasi belajar pada siswa melalui

gambaran-gambaran atau pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan

materi pelajaran.

c) Melaksanakan kegiatan inti, siswa mengadakan observasi dan

pengamatan dengan menyelidiki Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan Waktu, Jarak dan Kecepatan.

(46)

penemuannya tentang Menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan Waktu, Jarak dan Kecepatan.

e) Guru sebagai fasilitator dan memberikan bimbingan pada setiap

kelompok belajar dalam melaksanakan tugasnya.

f) Siswa bersama guru membuat kesimpulan yang diperoleh selama

pengamatan tentang Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

Waktu, Jarak dan Kecepatan.

3. Tahap Observasi

Pelaksanakan observasi dilakukan oleh guru selama kegiatan

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi.

Hasil observasi dijadikan sebagai bahan perencanaan untuk

pembelajaran berikutnya.

4. Tahap Evaluasi

Evaluasi dilakukan dengan alat lembar observasi selama proses

pembelajaran untuk memperoleh data kualitatif dengan lembar kerja tes

yang dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran yang terbentuk data

kuantitatif.

5. Tahap Refleksi

Setelah pembelajaran dan evaluasi dilaksanakan maka hasil yang

diperoleh pada tahap evaluasi pada setiap siklus dikumpulkan dan

dianalisis. Hasil dari analisis ini kemudian dijadikan bahan untuk

merefleksikan tindakan dan digunakan untuk memperbaiki pelaksanaan

(47)

3.5. Sumber Data

1. Data kualitatif adalah data yang diperoleh selama proses pembelajaran

melalui observasi pengamatan.

2. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa.

3.6. Teknik Pengumpulan Data 1. Data Aktifitas Siswa

Data aktivtas siswa dilakukan untuk mengetahui aktifitas siswa selama

pembelajaran berlangsung. Pengumpulan data siswa dilakukan

pengamatan, lembar observasi, aktivitas siswa terhadap pembelajaran

melalui kerja kelompok.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah :

a. Lembar observasi aktivitas siswa selama pembelajaran

b. Lembar soal tes evaluasi hasil belajar siswa

c. Lembar observasi untuk melihat tindakan guru atau peneliti pada

saat proses pembelajaran

3.7. Metode Analisis Data

1. Data Kualitatif

Data ini diambil pada proses pembelajaran dengan menggunakan

lembar observasi terhadap aktivitas siswa yang dimunculkan dari

(48)

kelas yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan rumus sebagai

berikut. :

% Aktivitas Siswa = x 100%

(Metode Statistika Menurut Sudjana tahun 2005).

2. Data Kumulatif

Data yang diperoleh dari hasil tes evaluasi belajar yang di berikan pada

akhir siklus. Kemudian data dianalisis dengan tehnik presentase untuk

menentukan konsep-konsep siswa mengenai Matematika kemudian

data ditabulasikan dengan menggunkaan rumus :

Nilai rata-rata X =

Keterangan

X : Nilai rata-rata kelas

∑ : Jumlah nilai seluruh kelas

N : Jumlah yang mengikuti tes

(Metode Statistika Menurut Sudjana tahun 2005).

3.8. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas adalah diharapkan

mengalami peningkatan aktivitas dan hasil belajar pada mata pelajaran

Matematika siswa Kelas V SDN 2 Tulungagung Pringsewu dan apabila

siswa telah dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan

(49)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Dari uraian yang telah ditulis pada bab sebelumnya dapat dikemukan simpulan

dan saran sebagai berikut :

5.1 Simpulan

1. Keaktifan siswa dalam belajar menunjukkan adanya kenaikan. Model

pembelajaran STAD melatih siswa berdiskusi, mengemukakan

pendapat dan melatih siswa bekerja dalam tim. Keaktifan belajar siswa

pada siklus I sebesar 60% dan siklus II sebesar 97%.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Hal ini terlihat pada siklus I terdapat peningkatan sebesar

30% dan siklus II sebesar 92% dengan indikator ketercapain prestasi

belajar melebihi dari yang diterapkan yaitu 65% dari keseluruhan siswa

dengan mendapat nilai minimal 6,5.

5.2 Saran

1. Hendaknya guru memanfaatkan model pembelajaran STAD sebagai

salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan

keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar.

2. Model pembelajaran STAD dapat digunakan sebagai suatu cara yang

efektif dalam melatih siswa untuk bersosialisasi dengan temannya

(50)

3. Penerapan model pembelajaran STAD diharapkan dapat digunakan

sebagai masukan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian yang

serupa atau bahan perbandingan dengan model pembelajaran lain untuk

diketahui hasil yang efektif dalam suatu model pembelajaran dan

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri, 2000 Dalam Teori Belajar dan Pembelajaran. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 2010.

Hopkins. David 1993.A. Teacher Guideto Classroom Reseach.Open University Press.

Kemmis dan Taggart dalam Suharsimi Arikunto, 2006.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta, Bumi Aksara.

Oemar Hamalik. 2001.Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara.

Poerwadinata. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. PN Balai Pustaka, Jakarta. Balai Pusdik.

Riswanti Rini. 2010.Belajar dan Pembelajaran. FKIP Universitas Lampung.

Sardiman, A.M. 2001.Intetaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Slameto. 2003.Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta RIneke Cipta.

Slavin, R.E. 1995.Educational Psycology: Boston : A. Viacom. Campany.

Sudjana, 2005.Metode Statistika. Tarsito. Bandung .

Sunyono. 2010.Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Universitas Lampung. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Suseno Mukhlas. 2005,Power of Words; Materi Kuliah Personality

Development, Jakarta : Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris.Universitas Negeri Jakarta.

Suyanto, 1997.Pedoman Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK). Pengenalan Tindakan Kelas. Yogyakarta. Dirjen Dikti.

Tim Pengembang MKDK-IKIP Semarang, 1996.Psikologi Belajar. Semarang : IKIP Semarang Press.

Gambar

Gambar 1. Visualisasi Kerangka Berpikir PTK
Gambar 2. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Area cagar budaya memiliki keterikatan yang sangat jelas terhadap waktu, terutama berkaitan dengan aspek kesejarahannya, sehingga untuk menghadirkan objek yang ’abadi’,

Pengaruh Implementasi Electronic Procurement (E- Proc) Dalam Pengadaan Barang/ Jasa Terhadap Perwujudan Good Governance Di Balai Besar Wilayah Sungai

Audiovisual Dalam Penguasaan Keterampilan Pertolongan Persalinan Kala II” adalah proses mental yang berhubungan dengan panca indera yang terjadi pada mahasiswa Program Studi

difasilitasi oleh dua orang instruktur yang memiliki Nomor Induk Asesor yang relevan, termasuk pada saat ujian. Rayon LPTK merancang strategi pelaksanaan PLPG, materi

Dari hasil yang diperoleh penulis berdasarkan analisis Economic Value Added dapat diketahui bahwa kinerja keuangan perusahaan pada periode tersebut dapat dikatakan baik karena

Pemeriksaan kendaraan bermotor atau disebut juga “ syaken ” ,adalah pemeriksaan dengan waktu tertentu, apakah mobil yang Anda pakai sesuai dengan standart dasar hukum

Untuk menarik minat pencari informasi bentuk elektronik misalnya website, maka dapat dibuatkan tampilan gambar yang menarik sekaligus informasi yang up to date. Pada kesempatan

Dokumen ini adalah f ormulir Resmi VerVal NUPTK periode 2013, untuk inf o lebih lanjut kunjungi http://padamu.kemdikbud.go.id.. FORMULIR