ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
DI KELAS V SDN 2 TULUNGAGUNG PRINGSEWU
Oleh
Dartono
Tujuan penelitian untuk peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pelajaran Matematika melalui penerapan model pembelajaran STAD di kelas V SDN 2 Tulungagung Pringsewu. Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus, yang terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Penelitian aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V yang berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Dalam aktivitas dari 60% pada siklus I menjadi 90% pada siklus II dan peningkatan ketuntasan hasil belajar dari 30 % pada siklus I menjadi 93% pada siklus II.
Hasil penelitian ini menunjukkan sebagai wujud suatu keberhasilan dalam tindakan: (1). Melalui kerja kelompok pembelajaran Matematika dapat diselesaikan dengan mudah, (2) Kegiatan pembelajaran menjadi menarik. (3). Proses pembelajaran dapat diikuti siswa aktivitas yang tinggi, (4) Adanya peningkatan hasil evaluasi belajar siswa.
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
STUDENT
TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION
(STAD)
DI KELAS V SDN 2 TULUNGAGUNG
PRINGSEWU
(Skripsi)
Oleh : DARTONO
PROGRAM STUDI PGSD STRATA 1 DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT
TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) DI KELAS V SDN 2 TULUNGAGUNG
PRINGSEWU
Oleh
Dartono
Tujuan penelitian untuk peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pelajaran Matematika melalui penerapan model pembelajaran STAD di kelas V SDN 2 Tulungagung Pringsewu. Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus, yang terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Penelitian aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V yang berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Dalam aktivitas dari 60% pada siklus I menjadi 90% pada siklus II dan peningkatan ketuntasan hasil belajar dari 30 % pada siklus I menjadi 93% pada siklus II.
Hasil penelitian ini menunjukkan sebagai wujud suatu keberhasilan dalam tindakan: (1). Melalui kerja kelompok pembelajaran Matematika dapat diselesaikan dengan mudah, (2) Kegiatan pembelajaran menjadi menarik. (3). Proses pembelajaran dapat diikuti siswa aktivitas yang tinggi, (4) Adanya peningkatan hasil evaluasi belajar siswa.
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
STUDENT
TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION
(STAD)
DI KELAS V SDN 2 TULUNGAGUNG
PRINGSEWU
Oleh : DARTONO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi PGSD Strata 1 Dalam Jabatan Jurusan Ilmu Pendidkan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
PROGRAM STUDI PGSD STRATA 1 DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Judul Skipsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN
MODELPEMBELAJARAN STUDENT
TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) DI KELAS V SDN 2 TULUNGAGUNG PRINGSEWU
Nama Mahasiswa : DARTONO
Nomor Pokok Mahasiswa : 1013119009
Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing
Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Dr. M. Thoha BS.Jaya, M.S
PENGESAHAN
1. Tim Penguji
Penguji : Dr. M. Thoha BS.Jaya, M.S. ...
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr.Riswandi, M.Pd. ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
H. Bujang Rahman, M.Si.
NIP. 19600315 198503 1 003
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini saya :
Nama : DARTONO
NPM : 1013119009
Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Perguruan Tinggi : Universitas Lampung
Judul : Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Penerapan Model Pembelajaran
Student Teams Achievement Division
(STAD) Di Kelas V SDN 2 Tulungagung Pringsewu
Menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan pengetahuan saya tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada Universitas atau Instansi lain.
Pringsewu, Maret 2012 Yang membuat pernyataan
Dartono
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Dartono dilahirkan di Mataram pada tanggal 6 April 1958. Merupakan putra ke lima dari sembilan bersaudara, buah hati dari pasangan ayahanda Yasir Sankaryo dan ibunda Kasiyem.Pendidikan formal diawali dari Sekolah Dasar Negeri 1 Mataram Kecamatan Gadingrejo lulus pada tahun 1972.
Kemudian melanjutkan ke pendidikan menengah
pertama pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Gadingrejo Kabupaten Pringsewu lulus pada tahun 1975, dan melanjutkan ke sekolah menengah atas pada Sekolah Pendidikan Guru Negeri 1 Pringsewu cabang Tanjungkarang lulus pada tahun 1979. Dan pada tanggal 1 Oktober tahun 1979 di angkat menjadi CPNS pada SD Negeri 3 Yogyakarta Kecamatan Gadingrejo.
Selanjutnya pada tahun 1999 menempuh Pendidikan Universitas Terbuka dengan program studi Diploma II PGSD di Gadingrejo dan lulus pada tahun 2001.Dan pada bulan Maret 2009 dimutasikan di SD Negeri 2 Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu sebagai Kepala Sekolah.
MOTTO
Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan; jangan pula
lihat masa depan dengan ketakutan; tapi lihatlah sekitar
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selama ini tiada henti-hentinya memberikan doa serta kasih sayang kepada penulis.
2. Istri dan anak-anak tersayang yang selalu setia memberi semangat dalam hidup.
3. Saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa memberikan doa,saran,dan dukungan.
4. Para guru dan dosen pembimbing yang selalu memberi bimbingan, masukan dan motivasi hingga terselesainya Skripsi ini.
5. Almamater tercinta.
6. Sahabat-sahabat terdekat yang telah memberikan dukungan,saran, semangat,doa dan motivasi selama proses pembuatan sehingga terciptanya Skripsi ini.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan tidak ada hambatan yang berarti.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini,penulis menyadari bahwa semuanya tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari semua pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr.Hi.Bujang Rahman,M.Si,selaku Dekan FKIP Unila.
2. Bapak Drs.Baharuddin Risyak,M.Pd,selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan 3. Bapak Dr.Hi.Darsono,M.Pd,selaku Ketua Program Studi PGSD
4. Bapak Dr.M.Thoha BS Jaya,MS, selaku Dosen Pembimbing 5. Bapak Dr.Riswandi,M.Pd, selaku Dosen Pembahas
6. Selurah dewan guru SD Negeri 2 Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.
7. Keluargaku tercinta yang selalu memberi semangat dan dukungan.
Penulis menyadari bahwa dalam Skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna memperbaiki skripsi ini. Akhir kata , penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, Maret 2012 Peneliti
Dartono
DAFTAR ISI
1.1. Latar Belakang Masalah ... 11.2. Identifikasi Masalah ... 5
1.3. Pembatasan, Rumusan Masalah dan Permasalahan ... 5
1.4. Tujuan Penelitian ... 6
1.5. Manfaat Hasil Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Belajar ... 8
2.2. Kajian Penelitian ... 21
2.3. Kerangka Pikir ... 22
2.4. Hipotesis ... 23
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian ... 24
3.2. Subyek Penelitian ... 24
3.3. Setting Penelitian ... 24
3.5. Sumber Belajar ... 31
3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 31
3.7. Metode Analisis Data ... 31
3.8. Indikator Keberhasilan ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 33
4.2. Deskripsi Pelaksanan Penelitian ... 36
4.3. Pembahasan ... 70
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 73
5.2. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
2. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siklus I Pertemuan I, II dan III 3. Daftar Nilai Tes Siklus I Pertemuan I, II dan III
4. Analisis Soal Siklus I Pertemuan I, II dan III 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
6. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siklus II Pertemuan I, II dan III 7. Daftar Nilai Tes Siklus II Pertemuan I, II dan III
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1....Pencap
aian Nilai Evaluasi Belajar Siswa Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 4
2.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 15
4.1. Nama-nama yang pernah menjadi Kepala Sekolah SDN 2 Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu ... 31
4.2. Nama-nama Guru SDN 2 Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu ... 32
4.3. Sarana dan Prasarana yang dimiliki SDN 2 Tulungagung Kecamatan Gadingrejo ... 32
4.4. Jadwal Pelajaran Matematika Kelas 5 SDN 2 Tulungagung ... 33
4.5. Data rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 36
4.6. Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa Pada Siklus I ... 36
4.7. Data Rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 40
4.8. Data Rata-rata Hasil Evaluasi Belajar Siswa Pada Siklus II ... 40
4.9. Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II ... 41
4.10. Rekap Observasi Aktivitas Belajar Siswa Dalam Proses Kegiatan Belajar Mengajar ... 43
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Visualisasi Kerangka Berpikir ... 20 2. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas Penggunaan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 22 3. Grafik Rekap Observasi Aktivitas Belajar Siswa Dalam Proses KBM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam rangka mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional yaitu “ Mencerdaskan
Kehidupan Bangsa “ Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia berfungsi
untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan
martabat manusia Indonesia.
Penegasan ini tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa :
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia,sehat, beriman, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab.
Untuk kemampuan profesional guru perlu ditingkatkan dan dikembangkan
dengan berbagai upaya, diantaranya kemampuan guru dalam menguasai
proses hasil belajar, dan kemampuan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar, disiplin, komitmen terhadap tugas.
Sesuai dengan Peraturan Menteri No. 22 Tahun 2006 tentang Tujuan Mata
Pelajaran Matematika secara umum adalah kegiatan yang ditempuh peserta
didik dalam mata pelajaran Matematika dalam setiap satuan pendidikan
dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan
beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang
dimaksud terdiri dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
dikembangkan berdasarkan kompetensi lulusan.
Matematika merupakan kegiatan yang tidak lepas dari kehidupan manusia
sehari-hari dalam berbagai operasi Matematika yaitu penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian. Begitu juga dalam pembelajaran
Matematika terdapat perhitungan ( Operasi Matematika ) baik penjumlahan,
pengurangan,perkalian, dan pembagian.
Namun sampai saat ini proses pembelajaran masih didominasi oleh guru,
memang di dalam proses pembelajaran diperlukan seorang guru yang kreatif
dan inovatif. Guru yang bukan sekedar melakukan tugasnya sebagai rutinitas
Seringkali di dalam proses pembelajaran siswa kurang berpartisipasi aktif,
siswa tidak mempunyai pengalaman belajar, belajar kurang bermakna, siswa
hanya menghafal tetapi tidak mengingat, siswa kurang inisiatif di dalam
bertanya dan mengemukakan pendapat, suasana kelas seperti mencekam. Untuk
itulah maka perlu dikembangkan sikap aktif yang tumbuh dalam diri siswa.
Untuk itu, Suseno Muchlas (2005) menyarankan agar Demontrasi dapat
digunakan lebih banyak, agar proses dan hasil belajar menjadi lebih cepat
(faster), lebih baik (better) dan lebih mudah (easier). Suparlan dkk (2008)
menyatakan bahwa : Para pendidik harus mau dan mampu mengubah
paradigma pembelajaran, dari paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru
(teachers centered) menjadi paradigma pembelajaran yang berpusat kepada
siswa (students centered).
Mengubah pola pembelajaran memang sulit dilakukan. Pembelajaran memang
dekat dengan budaya atau pola tingkah laku yang terjadi dalam kehidupan
sosial. Gaya mengajar yang dilakukan oleh guru di dalam kelas bisa menjadi
semacam pembelajaran yang sulit dirubah. Untuk merubah itu guru harus
merubah pola pikirnya melalui proses pembelajaran yang lebih menekankan
kepada kreatifitas peserta didik.
ceramah dan cerita (story telling). 1. Guru masih terfokus pada pengajaran
formal kelas, sehingga siswa merasa kurang tertarik, 2. Proses pembelajaran
belum dikemas dalam bentuk yang menyenangkan, 3. Dalam melaksanakan
pembelajaran guru lebih cenderung memilih pembelajaran penanaman konsep
dan informasi daripada pembelajaran fakta dan bermakna, 4. Dalam proses
pembelajaran Matematika masih belum mencapai KKM yaitu 65.
Berdasarkan kenyataan di atas guru perlu mengupayakan sesuatu pembelajaran
yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran STAD.
Dengan penelitian tindakan kelas melalui pembelajaran STAD bertujuan
melakukan tindakan perbaikan, peningkatan mutu pendidikan dan perubahan
kearah yang lebih baik dari sebelumnya sebagai upaya pemecahan masalah
yang dihadapi pada kegiatan pembelajaran atau proses belajar mengajar
penelitian tindakan kelas (PTK).
Tabel 1.1. Pencapaian Nilai Belajar Siswa Tahun Pelajaran 2010/2011
NO KKM RENTANG
NILAI
JUMLAH
SISWA PERSENTASE KET
1 65 35-44 8 27,00 Belum Tuntas
2 65 45-54 6 20,00 Belum Tuntas
3 65 55-64 9 30,00 Belum Tuntas
4 65 65-74 4 13,00 Tuntas
5 65 75-84 2 7,00 Tuntas
6 65 85-… 1 3,00 Tuntas
Jumlah 30 Siswa 100%
Tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa siswa yang belum mencapai KKM
sebanyak 23 siswa (dibawah 65) dan yang sudah mencapai KKM sebanyak 7
siswa (65 ke atas).
Berdasarkan penjelasan diatas, maka perlu diadakan Penelitian Tindakan Kelas,
untuk meningkatkan hasil evaluasi belajar mata pelajaran Matematika tentang
Menyelesaikan Masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak dan kecepatan.
1.2. Identifikasi Masalah
Dari hasil identifikasi, diperoleh hal-hal sebagai berikut :
1. Aktivitas dan hasil belajar dan pemahaman siswa masih rendah
2. Kurangnya frekuensi latihan belajar yang diberikan
3. Sebagian besar hasil belajar matematika belum mencapai KKM
4. Penerapan model pembelajaran yang kurang menarik
1.3. Pembatasan, Rumusan masalah dan Permasalahan
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
Rata-rata hasil evaluasi belajar siswa kelas V mata pelajaran Matematika SDN
2 Tulungagung Tahun 2011/2012 75% sebanyak 23 siswa di bawah KKM yang
sebesar 65.
Atas dasar masalah diatas, permasalahan yang diajukan adalah :
Pringsewu ? Dengan demikian judul penelitian ini adalah : Peningkatan
Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division(STAD)
Di Kelas V SDN 2 Tulungagung Pringsewu.
1.4. Tujuan Penelitian
1. Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
Matematika dengan menggunakan model pembelajaran STAD di kelas V
SDN 2 Tulungagung.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika di
kelas V SDN 2 Tulungagung.
1.5. Manfaat Hasil Penelitian 1. Bagi Siswa
Siswa dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dengan rasa percaya
diri, tanggung jawab, memiliki peran dan dapat berinteraktif langsung antar
teman sekelompoknya dalam pelajaran matematika dengan menggunakan
model pembelajaran STAD.
2. Bagi Guru
a. Menggunakan model pembelajaran STAD sangat membantu guru
dalam proses pembelajaran Matematika dengan materi Menyelesaikan
b. Peran guru dapat berubah kearah yang lebih baik, positif, beban guru
untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat
dikurangi bahkan dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian
pada aspek penting lain dalam proses pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
a. Memberikan masukan kepada sekolah untuk meningkatkan proses
pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran
STAD.
b. Memberikan masukan tentang identifikasi kebutuhan sekolah yang baik
dan tepat dalam proses pembelajaran matematika secara umum dan
secara khusus untuk materi tentang menyelesaikan masalah yang
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Teori Belajar
1. Teori Behaviorisme
Pada prinsipnya kajian teori Behaviorisme mengenai hakikat belajar
berkaitan dengan perilaku atau tingkah laku. Hasil belajar diukur
berdasarkan terjadi-tidaknya perubahan tingkah laku atau
pemodifikasian tingkah laku yang lama menjadi tingkah laku yang
baru.Tingkah laku dapat disebut sebagai hasil pemodifikasian tingkah
laku yang lama, sehingga apabila tingkah laku yang lama berubah
menjadi tingkah laku yang baru dan lebih baik dibandingkan dengan
tingkah laku yang lama. Perubahan tingkah laku di sini bukanlah
perubahan tingkah laku tertentu,tetapi perubahan tingkah laku secara
keseluruhan yang telah dimiliki oleh seseorang .Hal ini berarti
perubahan tingkah laku ini menyangkut perubahan tingkah laku
kognitif,tingkah laku afektif, dan tingkah laku psikomotor.
Pada prinsipnya teori Behaviorisme menjelaskan bahwa belajar
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman
individu berinteraksi dengan lingkungannya.
Perubahan yang dalam diri individu banyak ragamnya,baik sifat
maupun jenisnya. Karena itu tidak semua perubahan dalam diri
perubahan tingkah laku dalam belajar, menurut Tim Dosen
Pengembang MKDK-IKIP Semarang (1989) dan FKIP Universitas
Lampung (2010 :1.12) mencakup hal-hal seperti dikutip berikut ini :
a. Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar.
Setiap individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan
tingkah laku atau sekurang-kurangnmya merasakan telah terjadi
perubahan dalam dirinya.
b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.
Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus
menerus dan tidak statis.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
Dalam perubahan belajar,perubahan-perubahan senantiasa
bertambah dan tertuju untuk ,memperoleh suatu yang lebih baik
dari sebelumnya.
d. Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara.
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap dan
permanen.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan.
Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan
dicapai.
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses
2. Teori BelajarKognitivisme
Cognition diartikan sebagai aktivitas mengetahui, perolehan,
mengorganisasikan, dan menggunakan pengetahuan.
Teori ini dikemukakan oleh Jean Piaget, dalam FKIP Univesitas
Lampung (2010 : 1-18) yang memandang individu sebagai struktur
kognitif, peta mental, skema atau jaringan konsep guna memahami
dan menanggapi pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan.
Tahapan perkembangan kognitif versi Piaget :
1. Sensorimator intelegence(lahir s.d usia 2 tahun) :
Perilaku terikat pada panca indra dan gerak metorik
2. Preopertion thought(2 s.d 7 tahun) :
Tampak kemampuan berbahasa, berkembang pesat penguasaan
konsep.
3. Concrete coperation (7 s.d 11 tahun)
Berkembang daya mampu anak berpikir logis untuk memecahkan
masalah konkrit.
4. Formal operations(11 s.d 15 tahun)
Kecakapan kognitif mencapai puncak perkembangan.
3. Teori BelajarKontruktivisme
Teori ini mengemukakan bahwa pembelajaran kontruktivisme
merupakan satu teknis pembelajaran yang melibatkan peserta didik
untuk membina sendiri secara aktif pengetahuan dengan
masing-masing. Pendapat Nik Azis Nik Pa dalam Belajar dan Pembelajaran
FKIP Universitas Lampung (2010 : 1.25) menunjukkan bahwa
keaktifan peserta didik menjadi syarat utama dalam pembelajaran
kontruktivisme. Peranan guru hanya sebagai fasilitator atau pencipta
kondisi belajar memungkinkan peserta didik secara aktif mencari
sendiri informasi, mengasimilasi, dan mengadaptasi sendiri informasi,
dan mengkontruksinya menjadi pengetahuan yang baru berdasarkan
pengetahuan yang telah dimiliki masing-masing.
4. Teori Belajar Humanisme
Teori belajar humanisme memandang kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang melibatkan potensi psikis yang bersifat kognitif, afektif
dan konatif. Dalam teori humanisme didasarkan pada pemikiran
bahwa belajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang dalam
upayanya mempengaruhi kebutuhan hidupnya. (Udin S.Winata Putra,
dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Terbuka).
Apabila peserta didik merasa upaya pemenuhan kebutuhannya
terabaikan maka besar kemungkinan didalam dirinya tidak akan
tumbuh motivasi berprestasi dalam belajarnya.
5. Teori Belajar Gestalt
Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu
akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan /
Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :
1. Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan
yang penting dalam perilaku.
2. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning);
kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan menunjang
pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran.
3. Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa perilaku terarah
pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan
stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan dengan tujuan
yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektifitas
peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya.
4. Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku individu memiliki
keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada.
5. Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku
dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut
pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan
pengertian obyek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu
untuk kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam
tata-susunan yang tepat. Juga menekankan pentingnya
penangkapan prinsip-prinsip pokok yang luas dalam pembelajaran
dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan umum (generalisasi).
6. Aktivitas Belajar
Menurut Slameto (2003), belajar adalah suatu proses usaha yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam
interaksi dengan lingkunganya.
Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada
aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat
penting dalam interaksi belajar mengajar (Sardiman, 2001 : 93). Dalam
aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan
ilmu jiwa, yaitu pandangan ilmu jiwa lama dan modern. Menurut
pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas didominasi oleh guru sedangkan
menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa.
Semakin banyak aktivitas yang dilakukan siswa diharapkan siswa akan
semakin memahami dan menguasai materi pelajaran yang disampaikan
guru. untuk itu aktivitas siswa dalam pembelajaran perlu diperhatikan.
Ada beberapa aspek dalam aktivitas siswa yang biasanya diamati
menurut Paul D Dierich.(Oemar Hamalik, 2001) antara lain aspek
keaktifan dan kerjasama. Untuk aspek keaktifan antara lain:
1. Berani bertanya
2. Berani mengemukakan pendapat
3. Berani menjawab pertanyaan.
Untuk aspek kerjasama, indikatornya antara lain adalah:
1. Bersedia membantu teman selama kegiatan pembelajaran
2. Menghargai pendapat dan penjelasan teman
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
aktivitas belajar adalah segala kegiatan untuk memperoleh suatu ilmu
pengetahuan dan keterampilan untuk memperoleh perubahan tingkah
laku yang baru yang melibatkan kerja pikiran dan badan terutama dalam
hal kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
antara lain : 1. Berani bertanya, 2. Berani mengemukakan pendapat, 3.
Berani menjawab pertanyaan, 4. Bersedia membantu teman selama
kegiatan pembelajaran, 5. Menghargai pendapat dan penjelasan teman,
6. Tidak mengganggu teman saat pembelajaran, 7. Tanggung jawab
terhadap tugas kelompok
7. Hasil Belajar
Dalam Poerwadinata (2003 : 348), hasil adalah sesuatu yang diadakan
oleh usaha. Jadi hasil belajar merupakan hasil yang dicapai setelah
seseorang mengadakan suatu kegiatan belajar yang berbentuk dalam
bentuk suatu nilai hasil belajar yang diberikan oleh guru.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah melakukan
sesuatu proses pembelajaran. Hasil belajar sangat ditentukan oleh
aktivitas belajar yang ditentukan oleh siswa itu sendiri. Jadi tidak
mungkin hasil itu baik, jika siswa tidak melakukan belajar, karena siswa
tidak akan tahu tentang materi pelajaran.
Dengan demikian dapat dikemukakan pula sesuai dengan teori Piaget,
bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap
diberikan kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik
yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh
pertanyaan-pertanyaan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan
rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan
lingkungan (Djamarah, Saiful Bahri, 2000 FKIP Universitas Lampung).
Berdasarkan keterangan di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar
merupakan suatu pencapaian usaha yang diperoleh siswa setelah
pembelajaran yang ditandai dengan peningkatan kemampuan siswa.
Pengukuran terhadap kemampuan siswa sehingga hasil belajar
dilakukan dengan melalui evaluasi hasil belajar siswa. Salah satu
indikator dari hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai yang diperoleh
siswa setelah mengikuti tes atau evaluasi.
8. PembelajaranStudent Teams Achievement Division(STAD) a. Pengertian Model Pembelajaran STAD
Model Pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung,
pembelajaran yang kooperatif maksud kooperatif adalah suatu
pengajaran yang melibatkan siswa belajar dalam
kelompok-kelompok untuk menetapkan atau menentukan tujuan bersama.
Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah
satu model dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik
untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa pembelajaran
kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama, yaitu
penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor pengembangan dan
penghargaan kelompok. Selain itu STAD juga terdiri dari siklus
kegiatan pengajaran yang teratur.
Variasi Model STAD
Lima komponen utama pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu :
a. Penyajian kelas.
b. Belajar kelompok
c. Kuis.
d. Skor Perkembangan
e. Penghargaan kelompok
Berikut ini uraian selengkapnya dari pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division(STAD).
1. Pengajaran
Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi
pelajaran sesuai dengan yang direncanakan. setiap awal dalam
pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan
penyajian kelas. Penyajian tersebut mencakup pembukaan
pembangunan dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran
a. Pembukaan
1) Menyampaikan pada siswa apa yang hendak mereka
pelajari dan mengapa hal itu penting. Timbulkan rasa ingin
tahu siswa dengan demonstrasi yang menimbulkan
teka-teki.Masalah kehidupan nyata, atau cara lain.
2) Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk
menemukan konsep atau merangsang keinginan mereka
pada pelajaran tersebut.
3) Ulangi secara singkat ketrampilan atau informasi yang
merupakan syarat mutlak.
b. Pengembangan
1) Kembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang
akan dipelajari siswa dalam kelompok.
2) Pembelajaran kooperatif menekankan, bahwa belajar
adalah , memahami makna bukan hafalan.
3) Mengontrol pemahaman siswa sesering mungkin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan.
4) Memberi penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut benar atau salah.
5) Beralih pada konsep yang lain jika siswa telah memahami pokok masalahnya.
c. Latihan Terbimbing
1) Menyuruh semua siswa mengerjakan soal atas pertanyaan
2) Memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau
menyelesaikan soal. Hal ini bertujuan supaya semua siswa
selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin,
3) Pemberian tugas kelas tidak boleh menyita waktu yang
terlalu lama. sebaiknya siswa mengerjakan satu atau dua
masalah (soal) dan langsung diberikan umpan balik.
2. Belajar Kelompok
Selama belajar kelompok, tugas kelompok adalah menguasai
materi yang di berikan guru dan membantu teman satu kelompok
untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan
yang dapat digunakan untuk melatih ketrampilan yang sedang
diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu
kelompok.
Pada saat pertama kali guru menggunakan pembelajaran kooperatif.
guru juga perlu memberikan bantuan dengan cara menjelaskan
perintah, mereview konsep atau menjawab pertanyaan. Selanjutnya
langkah-langkah yang dilakukan guru sebagai berikut :
1) Mintalah anggota kelompok memindahkan meja bangku
mereka bersama-sama dan pindah kemeja kelompok.
2) Berilah waktu lebih kurang 10 menit untuk memilih nama kelompok.
3) Bagikan lembar kegiatan siswa.
4) Serahkan pada siswa untuk bekerja sama dalam pasangan,
sedang dipelajari. Jika mereka mengerjakan soal,
masing-masing siswa harus mengerjakan soal sendiri dan kemudian
dicocokan dengan temannya. Jika salah satu tidak dapat
mengerjakan suatu pertanyaan, teman satu kelompok
bertanggung jawab menjelaskannya. Jika siswa mengerjakan
dengan jawaban pendek, maka mereka lebih sering bertanya
dan kemudian antara teman saling bergantian memegang
lembar kegiatan dan berusaha menjawab pertanyaan itu.
5) Tekankan pada siswa bahwa mereka belum selesai belajar
sampai mereka yakin teman-teman satu kelompok dapat
mencapai nilai sampai 100 pada kuis pastikan siswa mengerti
bahwa lembar kegiatan tersebut untuk belajar tidak hanya
untuk diisi dan diserahkan. Jadi penting bagi siswa mempunyai
lembar kegiatan untuk mengecek diri mereka dan teman-teman
sekelompok mereka pada saat mereka belajar. Ingatkan siswa
jika mereka mempunyai pertanyaan, mereka seharusnya
menanyakan teman sekelompoknya sebelum bertanya guru.
6) Sementara siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling
dalam kelas. Guru sebaiknya memuji kelompok yang semua
anggotanya bekerja dengan baik, yang anggotanya duduk
dalam kelompoknya untuk mendengarkan bagaimana anggota
3. Kuis
Kuis dikerjakan siswa secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk
menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama belajar
dalam kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan
individu dan disumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok.
4. Penghargaan Kelompok
Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah
menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu dan
memberi sertifikat atau penghargaan kelompok yang lain.
Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai
perkembangan individu dalam kelompoknya.
b. Tujuan STAD
Tujuan dari penggunaan pembelajaranStudent Teams Achievement
Division(STAD).
1. Bisa menjelaskan pembelajaran kooperatif.
2. Menjelaskan tentang sintaks langkah-langkah dalam
pembelajaran kooperatif
c. Keunggulan Pembelajaran STAD
Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
mempunyai beberapa keunggulan (Slavin 1995 : 12) diantaranya
sebagai berikut :
2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk
berhasil bersama
3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan
keberhasilan kelompok.
4. Iteraksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan
mereka dalam berpendapat.
d. Model Pembelajaran STAD
Langkah-langkah Model pembelajaran STAD :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya : 4-5 orang secara
hitrogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku dll).
2. Guru menyajikan pelajaran.
3. Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh
anggota-anggota kelompok, anggotanya tahu menjelaskan pada
anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu
mengerti.
4. Guru memberi kuis pertanyaan kepada seluruh siswa pada saat
menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
5. Memberi Evaluasi
6. Kesimpulan
2.2. Kajian Hasil Penelitian
Berdasarkan masalah dan permasalahan, melalui model pembelajaran STAD
proses belajar akan produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses belajar
mengajar.
Dalam teori belajar Vigotsky menyatakan bahwa lingkungan dalam
pembelajaran dilingkungan sosial sangat penting karena dimulai dari
lingkungan yang terpusat pada siswa berkomunikasi, berinteraksi,
mengamati, guru hanya mengarahkan. pembelajaran harus berpusat pada
bagaimana mengamati siswa menggunakan pengetahuan baru dalam
lingkungan yang nyata. Strategi belajar lebih dipentingkan dari hasilnya,
umpan balik amat penting bagi siswa yang berasal dari proses pembelajaran.
(Dalam Belajar dan Pembelajaran FKIP Universitas Lampung, 2010 : 1.20),
Riswanti Rini (FKIP UNILA 2010).
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan kajian pustaka menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran
Matematika materi Menyelelesaikan Masalah yang berkaitan dengan waktu,
jarak dan kecapatan dengan menggunakan model pembelajaran Student
Team Achievement Division(STAD) akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Gambar 1. Visualisasi Kerangka Berpikir PTK
2.4. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas dapatlah dirumuskan hipotesis tindakan Apabila
Metode STAD dapat diterapkan dengan langkah yang benar, maka dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Tulungagung
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Penelitian ini digunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research ) dengan penekanan terhadap proses pembelajaran
Matematika di Kelas V. Penelitian Metode ini didasarkan bahwa penelitian
tindakan kelas ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk
memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam proses
pembelajaran di kelas dengan melihat berbagai indikator keberhasilan
proses dan hasil pembelajaran, yang terjadi pada siswa (Suyanto, 1997 : 2,
Hopkins, l 993 : 34). Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mengikuti yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart, ( dalam
Hopkins, 1993: 48).
3.2. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Tulungagung Pringsewu Kelas V mata
pelajaran Matematika materi Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
Waktu, Jarak dan Kecepatan tahun pelajaran 2011/2012, dengan jumlah
siswa 30 orang yang terdiri dari 17 siswa laki-laki, 13 siswa perempuan.
3.3. Setting Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subyek penelitian
Siswa Kelas V SDN 2 Tulungagung Pringsewu tahun pelajaran 2011/2012.
3.4. Langkah-Langkah Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus dengan berbagai kemungkinan
perubahan yang dianggap perlu, siklus pertama dan kedua saling
berhubungan. Siklus penelitian tindakan kelas menggunakan prosedur
Kemmis dan Mc. Taggart dalam Hopkins ( 1993: 48), Langkah-langkah
penelitian dalam setiap siklus dilakukan dalam 4 tahap yaitu (l). Tahap
perencanaan, (2). Tahap pelaksanaan, (3). Tahap observasi, (4). Tahap
refleksi.
` Prosedur penelitian dari setiap siklus dapat digambarkan sebagai berikut.
Orientasi :
Pada siklus pertama ini sudah tidak ada kendala yang terlihat pada saat observasi
Siklus 1.
1. Tahap Perencanaam
a) Membuat skenario pembelajaran atau rencana pembelajaran.
b) Membuat lembar observasi dan lembar kerja siswa dalam pelaksanaan
pembelajaran.
c) Menyiapkan soal-soal untuk melaksanakan latihan.
2. Tahap Pelaksanaan.
Pada tahap pelaksanaan yang dilakukan adalah merujuk pada skenario
pembelajaran yaitu melalui pembelajaran STAD dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a) Membentuk kelompok kecil
b) Memberikan motivasi belajar pada siswa melalui gambaran-gambaran
atau pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi
pelajaran.
c) Melaksanakan kegiatan inti, siswa mengadakan observasi dan
pengamatan dengan menyelidiki Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan Waktu, Jarak dan Kecepatan.
d) Setiap kelompok belajar merumuskan masalah dengan mengajukan
pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari hasil penemuannya tentang
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Waktu, Jarak dan
Kecepatan.
e) Guru sebagai fasilitator dan memberikan bimbingan pada setiap
f) Siswa bersama guru membuat kesimpulan yang diperoleh selama
pengamatan tentang Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
Waktu, Jarak dan Kecepatan.
3. Tahap Observasi
Pelaksanakan observasi dilakukan oleh guru selama kegiatan pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. Hasil observasi
dijadikan sebagai bahan perencanaan untuk pembelajaran berikutnya.
4. Tahap Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan alat lembar observasi selama proses
pembelajaran untuk memperoleh data kualitatif dengan lembar kerja tes
yang dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran yang terbentuk data
kuantitatif.
5. Tahap Refleksi
Setelah pembelajaran dan evaluasi dilaksanakan maka hasil yang diperoleh
pada tahap evaluasi pada setiap siklus dikumpulkan dan dianalisis. Hasil
dari analisis ini kemudian dijadikan bahan untuk merefleksikan tindakan
Siklus 2
Materi pokok yang akan diberikan pada siklus ke 2 adalah pelaksanaan
tindakan yang dilakukan sama seperti pada siklus 1 hanya pada siklus ke 2
guru tidak lagi menjelaskan secara rinci, guru hanya memberikan arahan
dan berperan sebagai fasilitator. Pada siklus 2, guru masih membantu siswa.
1. Tahap Perencanaam
a) Membuat skenario pembelajaran atau rencana pembelajaran.
b) Membuat lembar observasi dan lembar kerja siswa dalam
pelaksanaan pembelajaran.
c) Menyiapkan soal-soal untuk melaksanakan latihan.
2. Tahap Pelaksanaan.
Pada tahap pelaksanaan yang dilakukan adalah merujuk pada skenario
pembelajaran yaitu melalui pembelajaran STAD dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a) Membentuk kelompok kecil
b) Memberikan motivasi belajar pada siswa melalui
gambaran-gambaran atau pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
materi pelajaran.
c) Melaksanakan kegiatan inti, siswa mengadakan observasi dan
pengamatan dengan menyelidiki Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan Waktu, Jarak dan Kecepatan.
penemuannya tentang Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan Waktu, Jarak dan Kecepatan.
e) Guru sebagai fasilitator dan memberikan bimbingan pada setiap
kelompok belajar dalam melaksanakan tugasnya.
f) Siswa bersama guru membuat kesimpulan yang diperoleh selama
pengamatan tentang Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
Waktu, Jarak dan Kecepatan.
3. Tahap Observasi
Pelaksanakan observasi dilakukan oleh guru selama kegiatan
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi.
Hasil observasi dijadikan sebagai bahan perencanaan untuk
pembelajaran berikutnya.
4. Tahap Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan alat lembar observasi selama proses
pembelajaran untuk memperoleh data kualitatif dengan lembar kerja tes
yang dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran yang terbentuk data
kuantitatif.
5. Tahap Refleksi
Setelah pembelajaran dan evaluasi dilaksanakan maka hasil yang
diperoleh pada tahap evaluasi pada setiap siklus dikumpulkan dan
dianalisis. Hasil dari analisis ini kemudian dijadikan bahan untuk
merefleksikan tindakan dan digunakan untuk memperbaiki pelaksanaan
3.5. Sumber Data
1. Data kualitatif adalah data yang diperoleh selama proses pembelajaran
melalui observasi pengamatan.
2. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa.
3.6. Teknik Pengumpulan Data 1. Data Aktifitas Siswa
Data aktivtas siswa dilakukan untuk mengetahui aktifitas siswa selama
pembelajaran berlangsung. Pengumpulan data siswa dilakukan
pengamatan, lembar observasi, aktivitas siswa terhadap pembelajaran
melalui kerja kelompok.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah :
a. Lembar observasi aktivitas siswa selama pembelajaran
b. Lembar soal tes evaluasi hasil belajar siswa
c. Lembar observasi untuk melihat tindakan guru atau peneliti pada
saat proses pembelajaran
3.7. Metode Analisis Data
1. Data Kualitatif
Data ini diambil pada proses pembelajaran dengan menggunakan
lembar observasi terhadap aktivitas siswa yang dimunculkan dari
kelas yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan rumus sebagai
berikut. :
% Aktivitas Siswa = x 100%
(Metode Statistika Menurut Sudjana tahun 2005).
2. Data Kumulatif
Data yang diperoleh dari hasil tes evaluasi belajar yang di berikan pada
akhir siklus. Kemudian data dianalisis dengan tehnik presentase untuk
menentukan konsep-konsep siswa mengenai Matematika kemudian
data ditabulasikan dengan menggunkaan rumus :
Nilai rata-rata X =
Keterangan
X : Nilai rata-rata kelas
∑ : Jumlah nilai seluruh kelas
N : Jumlah yang mengikuti tes
(Metode Statistika Menurut Sudjana tahun 2005).
3.8. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas adalah diharapkan
mengalami peningkatan aktivitas dan hasil belajar pada mata pelajaran
Matematika siswa Kelas V SDN 2 Tulungagung Pringsewu dan apabila
siswa telah dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Dari uraian yang telah ditulis pada bab sebelumnya dapat dikemukan simpulan
dan saran sebagai berikut :
5.1 Simpulan
1. Keaktifan siswa dalam belajar menunjukkan adanya kenaikan. Model
pembelajaran STAD melatih siswa berdiskusi, mengemukakan
pendapat dan melatih siswa bekerja dalam tim. Keaktifan belajar siswa
pada siklus I sebesar 60% dan siklus II sebesar 97%.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Hal ini terlihat pada siklus I terdapat peningkatan sebesar
30% dan siklus II sebesar 92% dengan indikator ketercapain prestasi
belajar melebihi dari yang diterapkan yaitu 65% dari keseluruhan siswa
dengan mendapat nilai minimal 6,5.
5.2 Saran
1. Hendaknya guru memanfaatkan model pembelajaran STAD sebagai
salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan
keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar.
2. Model pembelajaran STAD dapat digunakan sebagai suatu cara yang
efektif dalam melatih siswa untuk bersosialisasi dengan temannya
3. Penerapan model pembelajaran STAD diharapkan dapat digunakan
sebagai masukan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian yang
serupa atau bahan perbandingan dengan model pembelajaran lain untuk
diketahui hasil yang efektif dalam suatu model pembelajaran dan
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri, 2000 Dalam Teori Belajar dan Pembelajaran. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 2010.
Hopkins. David 1993.A. Teacher Guideto Classroom Reseach.Open University Press.
Kemmis dan Taggart dalam Suharsimi Arikunto, 2006.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta, Bumi Aksara.
Oemar Hamalik. 2001.Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara.
Poerwadinata. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. PN Balai Pustaka, Jakarta. Balai Pusdik.
Riswanti Rini. 2010.Belajar dan Pembelajaran. FKIP Universitas Lampung.
Sardiman, A.M. 2001.Intetaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Slameto. 2003.Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta RIneke Cipta.
Slavin, R.E. 1995.Educational Psycology: Boston : A. Viacom. Campany.
Sudjana, 2005.Metode Statistika. Tarsito. Bandung .
Sunyono. 2010.Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Universitas Lampung. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Suseno Mukhlas. 2005,Power of Words; Materi Kuliah Personality
Development, Jakarta : Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris.Universitas Negeri Jakarta.
Suyanto, 1997.Pedoman Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK). Pengenalan Tindakan Kelas. Yogyakarta. Dirjen Dikti.
Tim Pengembang MKDK-IKIP Semarang, 1996.Psikologi Belajar. Semarang : IKIP Semarang Press.