• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kriminologis Terhadap Perempuan Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Wilayah Polresta Bandar Lampung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kriminologis Terhadap Perempuan Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Wilayah Polresta Bandar Lampung)"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP PEREMPUAN SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN

(Studi Wilayah Polresta Bandar Lampung)

Oleh

YOGA NUGRAHA LIAWAN

Tindak pidana pembunuhan tidak hanya dilakukan oleh laki-laki, perempuan juga dapat melakukan tindak pidana pembunuhan.Sifat dasar perempuan yang lemah lembut dapat berubah dan melakukan tindak pidana pembunuhan memiliki alasan yang logis dan rasional. Adanya faktor-faktor penyebab seorang perempuan melakukan tindak pidana pembunuhan , seperti faktor kejiwaan, faktor ekonomi, dan

overmachtmerupakan contoh penyebab perempuan dapat melakukan tindak pidana pembunuhan.Permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah faktor-faktor yang menyebabkan perempuan melakukan tindak pidana pembunuhan? (2) Bagaimanakah upaya Kepolisian dalam menanggulangi tindak pidana pembunuhan yang dilakukan oleh perempuan? (3) Apakah faktor-faktor yang menjadi penghambat Kepolisian dalam menanggulangi tindak pidana pembunuhan yang dilakukan oleh perempuan?

Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris.Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan studi lapangan. Responden penelitian terdiri dari Penyidik Kepolisian Resor Kota Bandar Lampung, Pegawai Lembaga Pemasyarakatan kelas IIA Bandar Lampung, dan Narapidana perempuan Lembaga pemasyarakatan kelas IIA Bandar Lampung. Data penelitian dianalisis secara kualitatif.

(2)
(3)

DAFTAR ISI

Halaman I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 5

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual ... 7

E. Sistematika Penulisan ... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Kriminologis ... 12

B. Tindak Pidana dan Tindak Pidana Pembunuhan ... 15

C. Faktor-faktor Penyebab terjadinyaTindak Pidana Pembunuhan ... 17

D. Upaya Penanggulangan Tindak Pidana ... 18

E. Faktor yang menjadi Penghambat dalam Penegakan Hukum ... 21

III. METODE PENELITIAN A. Pendeketan Masalah ... 23

B. Sumber dan Jenis Data……… ... 24

C. Penentuan Populasi dan Sampel……… ... 26

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data…… ... 27

E. Analisis Data……… ... 28

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden ... 29

B. Faktor-faktor Penyebab Perempuan Melakukan Tindak Pidana Pembunuhan ... 31

C. Upaya Penanggulangan dalam Tindak Pidana Pembunuhan Yang dilakukan Oleh perempuan ... 38

(4)

V. PENUTUP

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Andrisman, Tri. 2009. Delik Khusus dalam KUHP. Universitas Lampung. BandarLampung.

Arief, Barda Nawawi. 1998. Kebijakan Hukum Pidana. Prenada Media Grup. Jakarta. Hamzah, Andi. 1994. Pengantar penelitian hukum dan survey. UI press. Jakarta Kartanegara, Satochid. Hukum Pidana. Balai Lektur. Sumatra Barat.

Lamintang, P.A.F. 1997. Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia. Citra Aditya Bakti.Bandung.

Muhammad, Abdulkadir. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Citra Aditya Bakti.Bandung.

Leerboek van het.Nederlandse strafrecht, p. Noordhof N.V., GroningenBatavia, 1937.

Saleh, Roeslan. 1983. Perbuatan pidana dan pertanggung jawabanPidana Aksara Baru. Jakarta.

Sianturi, SR. 1996.Asas-asas hukum pidana di Indonesia dan penerapannya. Alumni Ahaem-Petehaem. Jakarta.

Soekanto, Soerjono. 1983. Sosiologi suatu pengantar. UI press. Jakarta

……….1986.Pengantar penelitian hukum dan survey. UI Press.Jakarta

Syani, Abdul. 1987. Sosiologi kriminalitas. Remadja Karya. Bandung www.detik.com

(6)
(7)

Judul Skripsi : Analisis Kriminologis Terhadap Perempuan Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Wilayah Polresta Bandar Lampung)

Nama Mahasiswa : Yoga Nugraha Liawan No. Pokok Mahasiswa : 0912011270

Bagian : Hukum Pidana

Fakultas : Hukum

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Firganefi, S.H., M.H. NIP. 19631217 198803 2 003

Maya Saphira, S.H., M.H. NIP. 1977060 1200501 2 002

2. Ketua Bagian Hukum Pidana,

(8)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Firganefi, S.H., M.H. ………

Sekretaris/Anggota :Maya Saphira, S.H., M.H. ………...

Penguji Utama : Diah Gustiniati, S.H., M.H. ………...

2. Dekan Fakultas Hukum

Dr. Heryandi, S.H., M.S. NIP. 19621109 198703 1 003

(9)

SAN WACANA

Alhamdulilahirabbil ‘alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT, sebab hanya dengan kehendaknya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : Analisis Kriminologis Terhadap Perempuan Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Wilayah Polresta Bandar Lampung). Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selama proses penyusunan sampai dengan terselesaikannya skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Heryandi, S.H., M.H., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung

2. Ibu Diah Gustiniati, S.H., M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Lampung, sekaligus Pembahas I yang memberikan saran dan kritik dalam penulisan ini

3. Ibu Firganefi, S.H., M.H., selaku Pembimbing I yang penuh dengan kesabaran memberikan bimbingan, motivasi, jalan, saran dan juga kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

(10)

5. Bapak A.Irzal F, S.H., M.H., selaku Pembahas II, masukan dan saran yang diberikan selama proses perbaikan skripsi ini.

6. Ibu Martha Riananda, S.H., selaku Pembimbing Akademik atas bimbingannya selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Lampung 7. Seluruh dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah memberikan

ilmu kepada penulis selama menempuh studi

8. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama menempuh studi

9. Kepolisian Resor Kota Bandar Lampung dan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kota Bandar Lampung yang telah memberikan izin penelitian, saran serta masukan kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini

10. Teman-teman seperjuanganku Bro_Kum (Soleh, Fery, Sena, Geol, Rifky, Acil, Anand, Tody, Yoga pc, Andri, ami, cindy, aci, tari, welin)

11. Teman-teman landas XXVII Mahusa Unila (Anes, Moses, Chandra, Rodi, Erick, Ratna)

12. Teman-teman KKN Tematik 2009 Kabupaten Lampung Selatan Kecamatan Ketapang Desa Tri Dharmayoga

13. Teman-teman sepermainanku di Indonesian Starlet Club Chapter Lampung (Bro Rois, Bro Iyus, Bro andika, Bro Nadhir, Bro Faisal, Bro Langgeng, Bro Ricky, Bro Ivan, Bro Hery, Bro Hendrawan, Bro Rahmad, Sist Cory, Sist Dina)

14. Teman-teman kosan ku (Harli, DM, Chenso, Kak Reka, Kak Inu, Kak Affan, Kak Gilang)

(11)

16. Teman-teman Band SMA-ku Life Is Tragedy (Abimanyu, Dani, Rendy)

17. Seluruh angkatan 2009, terutama teman-teman Jurusan Hukum Pidana 2009 atas bantuan, dukungan dan kerjasamanya

18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas semua bantuan, kerelaan dan dukungannya.

19. Almamater tercinta Universitas Lampung

Penulis berdoa semoga semua kebaikan dan amal baik yang telah diberikan akan mendapatkan balasan pahala dari sisi Allah SWT, dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Bandar Lampung, Maret 2013

Penulis

(12)

PERSEMBAHAN

Teriring Do’a dan Rasa Syukur Kehadirat Allah SWT Atas Rahmat dan Hidayah-Nya serta Junjungan Tinggi Rasullulah Muhammad SAW

Kupersembahkan Skripsi ini kepada :

Papa dan Mama, sebagai orang tua penulis tercinta yang telah mendidik, membesarkan, dan membimbing penulis menjadi sedemikian rupa yang selalu memberikan kasih sayang yang tulus dan memberikan do’a yang tak

pernah putus untuk setiap langkah yang penulis lewati serta yang tidak pernah meninggalkan penulis dalam keadaan penulis terpuruk sekalipun

Adik ku Reza Naufal Liawan yang selalu menjadi motivasi penulis untuk selalu berpikir maju memikirkan masa depan yang jauh lebih baik dari

sekarang.

Umehku tercinta yang telah mendo’a-kan dan selalu mendukung penulis

Uwa Sulaiman Yusuf dan sepupuku Kak Ita, Kak Yosi, Kak Yopi, Kak Yora, Kak Yori, Kak Yoan, Kak Dila, serta keponakan-keponakanku, seluruh Keluarga Besar atas motivasi dan dukungannya untuk keberhasilanku

Nirmala Asri Prayogi yang selalu memberikan motivasi serta semangat kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini

(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Jakarta pada tanggal 12 Oktober 1991, merupakan putra pertama dari dua bersaudara, pasangan Bapak Drs. Meiwandi Rasul, M.M dan Ibu Misliha, Bsc.Ac.

(14)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kejahatan merupakan masalah yang senantiasa menarik untuk dibahas dan di perbincangkan. Kejahatan sangat mempengaruhi stabilitas yang ada dalam masyarakat, karena akan berdampak secara langsung dengan kestabilan yang ada didalamnya. Kejahatan tidak dapat kita hindari secara menyeluruh, karena kejahatan akan selalu hadir di sekitar masyarakat karena kejahatan itu lahir dari dalam masyarakat dan keadaan masyarakat.

Perkembangan global sekarang ini yang juga di ikuti oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya memberikan efek positif namun juga sebaliknya.Kejahatan juga dapat dikatakan sebagai perilaku dan sulit untuk di lenyapkan namun perkembangannya dapat di minimalisasi se-efektif mungkin.

(15)

Menurut Majalah Selecta, 1116 Tahun XXV, pada data kepolisisan disebutkan :

a. Pencurian dengan kekerasan terjadi pada setiap 4,5 menit b. Penganiayaan berat terjadi pada setiap 31 menit

c. Pemerasan terjadi pada setiap 3 jam

d. Pemerkosaan terjadi pada pada setiap3,5 jam e. Penculikan terjadi pada setiap 4,5 jam f. Pembunuhan terjadi pada setiap 4,5 jam1

Kejahatan khususnya pembunuhan mungkin hanya dilakukan oleh laki-laki saja. Seiring dengan pekembangan zaman, pembunuhan juga dapat dilakukan oleh perempuan.Sifat dasar perempuan yang lemah lembut dapat berubah dan melakukan suatu kejahatan, baik kejahatan ringan maupun kejahatan berat.

Kasus yang melibatkan artis ibu kota Lydia Pratiwi. Statusnya adalah tersangka pembunuhan Naek Gonggom Hutagalung (33), pengusaha konstruksi yang juga aktif sebagai model. Lidya dituduh berkomplot menghabisi pria yang menaruh hati padanya itu pada Jumat malam tanggal 28 April 2006 di Kamar Tongkol nomor 59 Putri Duyung Cottage, Ancol, Jakarta Utara. Motif pembunuhan ini ialah karena tuntutan keluarga dan faktor ekonomi yang dialami oleh Lydia Pratiwi. Bersama tersangka lainnya, Lidya dikenai pasal berlapis, yaitu perencanaan pembunuhan,

1

(16)

melakukan pembunuhan pengeroyokan, dan pencurian dengan kekerasan, dengan masa penjatuhan hukuman kurungan selama 9 (sembilan) tahun.2

Kasus pembunuhan oleh perempuan juga di temui di desa kinandang, kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Kasus pembunuhan ini dilakukan oleh seorang ibu kandung terhadap anaknya. Korban merupakan seorang anak perempuan beruasia 4 tahun bernama Nayla Ramadhani yang ditemukan tewas bersimbah darah. Korban mengalami luka parah pada bagian leher belakang akibat sayatan benda tajam.Pelaku pembunuhan ini yaitu Sriatun yang merupakan ibu kandungnya sendiri.Motif pembunuhan tersebut karena kemarahan pelaku terhadap anaknya karena kenakalan anak tersebut juga penyaki kejiwaan yang dialami Sriatun sehingga tega membunuh anak kandungnya.3

Kasus lainnya juga terjadi di Bandar Lampung, yang menimpa seorang mantan anggota DPRD Lampung Barat yang juga purnawirawan TNI yaitu Letkol Sunarto pada awal tahun 2004, di sebuah kamar hotel yang terletak di daerah Lempasing, Bandar Lampung. Tersangka dalam kasus ini adalah NurFadilah, seorang wanita yang merupakan karyawan alm.Letkol.Sunarto di PT. Great.Korban mengalami luka tusukan di perut dan dada.Motif dari pembunuhan tersebut menurut penuturan tersangka adalah untuk membela diri dikarenakan korban hendak memperkosa tersangka.

2

www.detik.com 3

(17)

Berdasarkan kasus-kasus ini maka dapat dilihat adanya faktor-faktor penyebab seorang perempuan melakukan tindak pidana pembunuhan, seperti faktor ekonomi dan juga tuntutan keluarga yang dialami oleh Lydia Pratiwi dan penyakit kejiwaan yang dialami Sriatun, serta overmacht yang dialami Nurfadilah yang melibatkan perempuan sebagai pelaku tindak pidana pembunuhan.

Selama ini faktor-faktor yang melatarbelakangi perempuan melakukan tindak pidana pembunuhan yaitu seperti gangguan kejiwaan yang dialami, tekanan psikologis atas niat perkosaan yang dialami, sehingga menimbulkan keadaan memaksa untuk membela diri, dendam pribadi, perselingkuhan yang dilakukan oleh pasangannya, dan sebagainya.Upaya kepolisian dalam menanggulangi tindak pidana pembunuhan yang dilakukan oleh perempuan lebih dioptimalkan pada upaya penanggulangan secara penal yang bersifat secara represif.

Baik upaya penanggulangan secara penal dan non penal ditemui beberapa faktor penghambat, seperti para perempuan pelaku tindak pidana pembunuhan tidak koooperatif dalam memberikan keterangan di penyidikan, perempuan cenderung lebih tertutup kepada masalah yang mereka alami sehingga keluarga ataupun orang terdekat terkadang tidak mengetahui masalah tersebut.Upaya penyuluhan atau konseling yang dilakukan oleh PPA tidak memberikan antusiasme yang tinggi kepada masyarakat.

(18)

pembunuhan dapat dibagi-bagi berdasarkan motif nya, ada yang disebut pembunuhan biasa, pembunuhan berencana, pembunuhan terhadap kandungan, pembunuhan anak.

Berdasarkan uraian diatas, dapat kita lihat bahwa banyak sekali faktor-faktor yang mendasari seorang perempuan melakukan tindak pidana pembunuhan, baik dari segi hukum maupun sosial masyarakat. Untuk itu peneliti akan meninjau bagaimana “Analisis Kriminologis Terhadap Perempuan Sebagai Pelaku Tindak Pidana

Pembunuhan”

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut

1. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan perempuan melakukan tindak pidana pembunuhan?

2. Bagaimanakah upaya kepolisian dalam menanggulangitindak pidana pembunuhan yang dilakukan oleh perempuan?

(19)

2. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup dalam skripsi ini menggunakan kajian ilmu hukum pidana secara kriminologis, serta menggunakan ilmu kriminologi yang merupakan salah satu ilmu bantu dalam ilmu hukum pidana. Substansi skripsi ini ialah menitik beratkan pada faktor-faktor penyebab perempuan melakukan tindak pidana, khususnya dalam tindak pidana pembunuhan.Daerah penelitian juga penulis hanya membatasi di wilayah Polresta Bandar Lampung.Penelitian ini berlangsung pada tahun 2012-2013.

C.Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai permasalahan yang akan dibahas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan perempuan melakukan tindak pidana pembunuhan

2. Untuk mengetahui upaya kepolisian dalam menanggulangitindak pidana pembunuhan yang dilakukan oleh perempuan.

(20)

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

Untuk memperluas wawasan penelitian dalam mengembangkan konsep pemikiran tentang Hukum Pidana pada kasus Tindak Pidana Pembunuhan yang dilakukan oleh perempuan.

b. Kegunaan Praktis

Untuk memberi informasi kepada civitas akademika pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, tentang tindak pidana pembunuhan yang dilakukan oleh seorang perempuan, dan apa yang mendasari perempuan tersebut melakukannya.

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual

1. Kerangka Teoritis

Kerangkat teoritis adalah konsep-konsep yang sebenar-benarnya merupakan abstraksi dari hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya bertujuan untuk mengadakan kesimpulan terhadap dimensi-dimensi sosial yang di anggap relevan untuk penelitian.4 Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan kejahatan pembunuhan, penulis menggunakan teori yang dikemukakan oleh Abdul Syani,5 yaitu:

4

Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar penelitian hukum dan surve. Ui press, Jakarta hlm.123 5

(21)

1. Faktor intern dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

a. Sifat khusus dari individu, seperti: sakit jiwa, daya emosional, rendahnya mental dan anomi.

b. Sifat umum, dapat dikategorikan atas beberapa macam yaitu; umur, gender, kedudukan didalam masyarakat, pendidikan, dan hiburan.

2. Faktor ekstern, antara lain

a. Faktor ekonomi, Dipengaruhi oleh kebutuhan hidup yang tinggi namun keadaan ekonomi-nya rendah.

b. Faktor agama, Dipengaruhi rendahnya pengetahuan agama. c. Faktor bacaan, Dipengaruhi oleh bacaan/buku yang dibaca. d. Faktor film, Dipengaruhi oleh film yang di saksikan.

Upaya penanggulangan suatu tindak pidana pembunuhan dalam konteks kriminologis, penulis menggunakan teori penanggulangan tindak pidana6, penanggulangan tindak pidana di terapkan dengan cara :

1. Penerapan hukum pidana (criminal law application) 2. Pencegahan tanpa pidana (prevention without punishment) 3. Pencegahan melalui media massa

Penanggulangan kejahatan dapat dilakukan dengan menggunakan sistem peradilan pidana (SPP),atau disebut juga penanggulangan secara penal. Disamping itu

6

(22)

penanggulan laindapat juga dilakukandengan non sistemperadilan pidana atau disebut juga non penal.

Hukum pidana lebih menerapkan pada tindakan refresif, yaitu segala perbuatan berupa tindakan yang dijatuhkan sebagai konsekuensi terhadap seseorang yang melakukan tindakan pidana oleh aparat penegak hukum dengan sarana penal. Sedangkan pencegahan secara preventif yang lebih menekankan kepada upaya untuk mencegah terjadinya tindak pidana sebelum terjadi, dilakukan melalui pendekatan media massa baik cetak maupun elektronik, yang bertujuan untuk merubah mindset

masyarakat agar tidak melakukan tindak pidana. Namun di dalam upaya penanggulangan tindak pidana tersebut di temui faktor-faktor penghambat seperti kesadaran masyarakat yang kurang, penegak hukum yang tidak tegas dan substansi hukum yang lemah dan tidak kuat.

Menurut Soerjono Soekanto, yang menjadi faktor penghambat dalam penegakan hukum ialah:

a. Faktor hukumnya sendiri b. Faktor penegak hukum c. Faktor sarana atau fasilitas d. Faktor masyarakat

e. Faktor kebudayaan7

7

(23)

2. Konseptual

Kerangka Konseptual adalah kerangka yang menggambarkan hubungan antara konsep-konsep khusus,khusus yang merupakan kumpulan dari arti-arti yang berkaitan dengan istilah yang ingin tahu akan diteliti8.

Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap pokok-pokok pembahasan dalam penulis ini, maka penulis akan memberikan konsep yang bertujuan untuk menjelaskan berbagai istilah yang digunakan dalam penulisan ini, agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap pokok-pokok pembahasan.

Adapun istilah-istilah yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini ialah :

a. Analisis adalah suatu proses berfikir manusia tentang suatu kejadian atau peristiwa untuk memberikan jawaban atas kejadian atau peristiwa tersebut,9

b. Kriminologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang kejahatan10 c. Perempuan adalah manusia yang dapat menstruasi, hasil, menyusui,11 d. Pelaku adalah Orang yang melakukakan sesuatu,12

e. Tindak pidana adalah perbuatan yang oleh aturan hukum pidana dinyatakan sebagai perbuatan yang dilarang,13

f. Pembunuhan adalah menghilangkan nyawa orang lain 14

8

Soerjono Soekanto,opcit hlm.132 9

Kamus Besar Bahasa Indonesia 10

Ibid Kamus Besar Bahasa Indonesia 11

opcitKamus Besar Bahasa Indonesia 12

opcitKamus Besar Bahasa Indonesia 13

(24)

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman terhadap tulisan ini secara keseluruhan dan mempermudah untuk memahaminya, maka penulis menyajikan sistematika penulisan sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang penulisan.Dari uraian latar belakang tersebut dapat di tarik suatu pokok permasalahan dan ruang lingkup, tujuan dan kegunaan penulisan, kerangka teoritis dan konseptual serta menguraikan tentang sistematika penulisan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini merupakan pengantar pemahaman terhadap dasar hukum, pengertian-pengertian umum mengenai tentang pokok bahasan. Dalam uraian bab ini lebih bersifat teoritis mengenai definisi kriminologis, pengertian tindak ppidana pembunuhan , serta faktor-faktor yang menyebabkan perempuan melakukan tindak pidana pembunuhan.

14

(25)

III. METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang pendekatan masalah, sumber dan jenis data, penelitian populasi dan sampel, metode pengumpulan dan pengolahan data, serta tahap akhirnya yaitu analisis data.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat pokok bahasan berdasarakan hasil penelitian, yang tentang karakteristik responden, apa saja yang menyebabkan perempuan melakukan tindak pidana pembunuhan, Upaya apa saja yang dilakukan pihak terkait guna menanggulangi tindak pidana pembunuhan yang dilakukan oleh perempuan, baik secara penal maupun non penal. Serta apa saja yang menjadi penghambat dalam penanggulangan tersebut.

V. PENUTUP

(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Kriminologis

1. Pengertian Kriminologi

Kehidupan di dunia terdapat suatu nilai-nilai mengenai apa yang dianggap baik dan mana yang dianggap tidak baik. Namun, masih saja banyak yang melakukan penyimpangan dengan mengikuti nilai yang dianggap tidak baik tersebut.Hal ini lah yang mendasari seorang manusia melakukan kejahatan.Abdul syani dalam teorinya mengatakan ada dua faktor penyebab seseorang melakukan kejahatan, yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri individu (intern) dan faktor yang bersumber dari luar diri individu (ekstern).1

Kriminologi (sebagai ilmu pengetahuan) mempelajari sebab-sebab timbulnya kejahatan dan keadaan-keadaan yang turut mempengaruhinya, serta mempelajari cara pemberantasannya. Kriminologi merumuskan kejahatan sebagai setiap tingkah laku yang merusak dan tidak susila (dalam arti luas), yang menimbulkan keresahan dalam masyarakat tertentu, karena masyarakat tidak menyukai tingkah laku tersebut.Jadi,

1

(27)

kriminologi mengartikan kejahatan sebagai.gejala dalam masyarakat yang tidak pantas dan termasuk tidak/belum terikat kepada ketentuan-ketentuan yang telah tertulis.2

2. Etiologi kriminil

Terdapat tiga mashab yang melatari timbulnya kejahatan.Pertama, mashab

anthropologis yang mengartikan sebab-sebab timbulnya kejahatan adalah karena bersumber pada bentuk-bentuk jasmaniah, watak dan/atau rohaniah seseorang. Dengan kata lain seseorang telah ditakdirkan lahir sebagai seorang penjahat. Paham ini dikemukakan oleh Cesare Lombroso.Kedua ialah sosiologis, yang mengartikan faktor-faktor dari lingkunganlah yang mempengaruhi seseorang melakukan tindak pidana.Faktor ekonomilah yang menjadi dasar dan merusak moril seseorang sehingga ia menjadi seorang penjahat. Mashab ketiga ialah mashab biososiologis, menurut ajaran ini, timbulnya berbagai bentuk kejahatan di pengaruhi oleh sederetan faktor-faktor dimana watak dan lingkungan seseorang mempengaruhi. Faktor-faktor-faktor tersebut antara lain: sifat,bakat, watak, intelek, pendidikan dan pengajaran, suku bangsa, sex, umur, kebangsaan, agama, ideologi, pekerjaan, keadaan ekonomi dan keluarga

2

(28)

B. Tindak Pidana dan Tindak Pidana Pembunuhan

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa adanya manusia lain di kehidupannya. Didalam tiap ruang gerak atau interaksi sesama manusia tidak sulit ditemui adanya ketidak sesuaian ideatau pendapat, yang berujung dengan konflik. Hal ini sangat merugikan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, baik kerugian atas barang maupun nyawa seseorang. Perilaku yang menyebabkan kerugian ini yang dapat dikatakan dengan Tindak Pidana.

Tindak pidana atau straafbaar feit ialah kata “feit” itu sendiri berasal dari Bahasa Belanda yang berarti “sebagian dari suatu kenyataan” sedangkan “strafbaar” berarti”dapat dihukum”. Sehingga dapat disimpulkan strafbaar feit ialah sebagian dari suatu kenyataan yang dapat dihukum. Menurut Profesor Simons, strafbaar feit

ialah tindakanmelanggar hukum yang telah dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja oleh seseorang yang dapat di pertanggung jawabkan atas tindakannya dan yang oleh undang-undang telah dinyatakan sebagai suatu tindakan yang dapat dihukum.3 Alasan dari Professor Simons mengenai arti dari strafbaar feit yaitu :

a. Untuk adanya suatustrafbaar feit itu di syaratkan bahwa di situ harus terdapat suatu tindakan yang dilarang ataupun diwajibkan oleh undang-undang, dimana pelanggaran terhadap larangan atau kewajiban semacam itu telah dinyatakan sebagai suatu tindakan yang dapat dihukum.

3

(29)

b. Agar sesuatu tindakan itu dapat dihukum, maka tindakan tersebut harus memenuhi semua unsur dari delik seperti yang dirumuskan dalam undang-undang.

c. Setiap strafbaar feit sebagai pelanggaran terhadap larangan atau kewajiban menurut undang-undang itu, pada hakikatnya merupakan suatu tindakan melawan hukum atau merupakan suatu “onrechtmatige handeling”.4

Profesor Satochid Kartanegaramenjelaskan dalam perkuliahan-perkuliahannya, bahwa dari Pasal 10 KUHP, yang dapat dihukum itu ialah manusia dan bukan perbuatannya. Sehingga menjelaskan tentang subjek hukum tersebut.

Menurut Prof. Satochid Kartanegara, unsur-unsur tindak pidana terbagi dua:

1 Unsur objektif adalah unsur-unsur yang terdapat dari luar diri manusia yang berupa tindakan, akibat tertentu (een bepald gevolg), keadaan (omstandigheid). 2 Unsur Subjektif adalah perbuatan yang dilakukan oleh diri manusia itu sendiri.

Yang dapat dipertanggung jawabkan (toerekeningsvat baarheid) dan Kesalahan (schuld).5

Tindak Pidana pembunuhan yang merupakan jenis pidana umum secara rinci diatur didalam kitab undang-undang hukum pidana dalam buku kedua tentang kejahatan di dalam Pasal 338 sampai dengan Pasal 350 KUHP.

4

Simons, ibid hal.121 5

(30)

Menurut Tri Andrisman6,di identifikasi dalam KUHP Tindak Pidana pembunuhan dibagi menjadi:

1. Pembunuhan biasa (Pasal 338 KUHP)

2. Pembunuhan dengan kualifikasi atau gequalificeerd (Pasal 339 KUHP) 3. Pembunuhan berencana (Pasal 340 KUHP)

4. Pembunuhan anak (Pasal 341 KUHP)

5. Pembunuhan atas permintaan si korban (Pasal 344 KUHP) 6. Bunuh diri (Pasal 345 KUHP)

7. Menggugurkan kandunganatau abortus (Pasal 346 KUHP)

8. Karena kelalaian menyebabkan matinya seseorang (Pasal 359 KUHP).

C. Faktor-Faktor Penyebab terjadinya TIndak Pidana Pembunuhan

Dikemukakan oleh Adrianus Meliala, kriminologi dari UI, tentang adanya hubungan antara tindakan kejahatan dengan latar belakang kultural.7Adrianus menjelaskan dengan acuan riset-riset yang diadakan oleh para kriminolog.

Menurutnya adanya kultur-kultur tertentu yang mengaungkan nilai-nilai kekerasan. Misalnya di daerah Lampung, Sumsel, dan Sumut. Angka kejahatan disana seperti curanmor dan pembunuhan sangat tinggi.

6

Tri Andrisman. 2009. “Delik Khusus dalam KUHP”. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Hlm.133

7

(31)

Berdasarkan kultur tersebut maka dapat disimpulkan, kejahatan pembunuhan dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu yang bersumber dari dalam diri (intern) dan faktor yang bersumber dari luar diri (ekstern).

Dikemukakan oleh Abdul syani8 yaitu : 1. Faktor intern :

a. Sifat khusus dalam diri individu seperti sakit jiwa, daya emosional, rendahnya mental, dan anomi

b. Sifat umum dapat dikategorikan atas beberapa macam yaitu umur, seks atau jenis kelamin, kedudukan individu dalam masyarakat, pendidikan, masalah rekreasi atau hiburan.

2. Faktor ekstern :

a. Faktor ekonomi, Dipengaruhi oleh kebutuhan hidup yang tinggi namun keadaan ekonomi-nya rendah.

b. Faktor agama, Dipengaruhi rendahnya pengetahuan agama. c. Faktor bacaan, Dipengaruhi oleh bacaan/buku yang dibaca. d. Faktor film, Dipengaruhi oleh film yang di saksikan.

D. Upaya Penanggulangan Tindak Pidana

Hukum pidana memiliki fungsi ganda, yakni fungsi primer sebagai sarana penanggulangan (sebagai bagian politik kriminal) dan fungsi sekunder sebagai sarana pengaturan tentang kontrol sosial. Bertujuan untuk menemukan cara-cara

8

(32)

memberantas tindak pidana setelah menemukan penyebab-penyebab dari suatu tindak pidana, maka hasil dari penemuan itu digunakan untuk menemukan cara pemberantasan dan pencegahannya. Maka di perlukanlah upaya secara preventif maupun represif. Upaya preventif di lakukan sebelum terjadinya tindak pidana, dengan cara menghimbau dan memberi peringatan akan bahaya dan hukuman apabila melakukan tindak kriminal atau tindak pidana. Sedangkan upaya represif diterapkan dengan cara pemidanaan.

Upaya Penanggulangan Tindak Pidana dapat dilakukan dengan menggunakan sistem peradilan pidana (SPP), atau disebut juga penanggulangan secara penal. Disamping itu penanggulan lain dapat juga dilakukan dengan non sistem peradilan pidana atau disebut juga non penal.

1. Sarana Penal

Upaya penal adalah upaya penanggulangan kejahatan yang bersifat represif bagi pelanggar hukum atau pelaku kejahatan.Jadi upaya ini dilakukan setelah kejahatan terjadi.

2. Sarana Non Penal

(33)

terhadap pelaku kejahatan dapatlah di masukan kedalamnya, sebab pemberian pidana juga dimaksudkan agar orangyang bersangkutan dan masyarakat pada umumnya tidak melakukan tindak pidana.9

Upaya penanggulangan secara penal dilandasi oleh Pasal 10 KUHP khususnya mengatur jenis-jenis hukuman, hukum pidana formal, maupun hukum pelaksaan pidana yang dilaksanakan melalui sistem peradilan pidana. Sedangkan upaya penanggulangan secara non penal, meliputi bidang-bidang yang sangat luas dalam sektor kebijakan sosial untuk memperbaiki kondisi sosial.

Upaya penanggulangan Tindak Pidana sangat erat kaitannya dengan tujuan pemidanaan. Didalam literaturnya Van Hammel menunjukan bahwa prevensi khusus suatu pidana ialah :

1. Pidana harus memuat suatu unsur menakutkan supaya mencegah penjahat yang mempunyai kesempatan untuk tidak melaksanakan niat buruknya.

2. Pidana harus mempunyai unsur memperbaiki terpidana.

3. Pidana mempunyai unsur membinasakan penjahat yang tidak mungkin diperbaiki. 4. Tujuan satu-satunya suatu pidana ialah mempertahankan tata tertib hukum.10

9

Barda Nawawi Arief. 1998. Kebijakan Hukum Pidana. Prenada Media Grup. Jakarta. 10

(34)

Pengertian mengenai tujuan pemidanaan juga diatur lebih rinci didalam rancangan KUHP nasional :

1. Mencegah dilakukannya tindak pidana dengan menegakkan norma hukum demi pengayoman masyarakat.

2. Mengadakan koreksi terhadap terpidana dan demikian menjadikannya orang yang baik dan berguna.

3. Menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh tindak pidana, memulihkan keseimbangan dan mendatangkan rasa damai dalam masyarakat.

4. Membebaskan rasa bersalah pada terpidana.

E. Faktor yang menjadi penghambat dalam penegakan hukum

Menurut Soerjono soekanto, yang menjadi faktor-faktor penghambat dalam penegakan hukum yaitu :

1. Faktor hukumnya sendiri

(35)

2. Faktor penegak hukum

Penegak hukum mempunyai kedudukan (status) dan peranan (role).Seorang yang mempunyai kedudukan tertentu lazimnya dinamakan pemegang peranan (roleoccupant). Hak sebenarnya adalah wewenang untuk berbuat atau tidak berbuat, sedangkan kewajiban adalah beban atau tugas

3. Faktor sarana atau fasilitas

Penegakan hukum tidak tidak mungkin berlangsung lancar tanpa adanya faktor sarana dan fasilitas. Sarana dan fasilitas tersebut antara lain mencakup tenaga manusia yang berpendidikan dan terampil, organisasi yang baik, peralatan yang memadai, keuangan yang cukup dan seharusnya.

4. Faktor masyarakat

Penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan untuk mencapai kedamaian didalam masyarakat. Oleh karena itu dipandang dari sudut tertentu maka masyarakat dapat mempengaruhi penegakan hukum tersebut.

5. Faktor kebudayaan

Kebudayaan (sistem) hukum pada dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku. Nilai-nilai yang merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap baik (sehingga dianut) dan apa yang dianggap buruk (sehingga dihindari)11

11

(36)
(37)

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah

Pembahasan dalam skripsi ini, penulis melakukan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris. Pendekatan yuridis normatif ialah yang mengkaji hukum tertulis dari berbagai aspek yaitu teori, sejarah, filosofi,struktur dan komposisi, formalitas dan kekuatan mengikat suatu undang-undang.1 Pendekatan yuridis normatif lebih menelaah hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas-asas hukum, konsepsi hukum, pandangan, dan doktrin-doktrin hukum,peraturan dan sistem hukum dengan menggunakan data sekunder, di antaranya asas, kaidah norma dan aturan hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan peraturan lainnyayang berhubungan erat dengan penelitian yang dibahas dalam skripsi ini, serta menelusuri bahan pustaka yang mendukung akan skripsi ini sehingga dapat dilihat dan di pelajari apa penyebab yang melatari perempuan dapat melakukan tindak pidana pembunuhan.

Pendekatan yuridis empiris ialah pendekatan yang dilakukan dengan meneliti secara langsung ke lapangan untuk melihat secara langsung penerapan hukuman yang di

1

(38)

jatuhkan kepada seorang perempuan tersebut apakah menimbulkan efek jera dan berguna untuk kehidupan perempuan tersebut kedepannya atau sebaliknya.2

Pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris, di tujukan agar diperolehnya sebuah kecermatan dan keakuratan dalam skripsi ini.Penelitian hukum normatif-empiris (applied law research) adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan atau implementasi ketentuan hukum normatif secara in actionpada setiap hukum tertentu yang terjadi dalam masyarakat.

B. Sumber dan jenis data

Jenis data dilihat dari sumbernya, data yang di peroleh langsung dari masyarakat atau lapangan, dan dan data yang diperoleh dari bahan pustaka. Dalam skripsi ini penulis menerapkan dua jenis data, yaitu :

a. Data Primer

Data Primer adalah sumber data yang di peroleh dari hasil studi lapangan dengan cara wawancara dan kunjungan kepada Polresta Bandar Lampung sebagai lembaga penegakan hukum. Semua akan di peroleh dengan cara wawancara dengan responden yang berhubungan dengan langsung dengan masalah peniulisan skripsi ini.

2

(39)

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tak langsung dari studi kepustakaan juga literatur-literatur yang mendukung dengan permasalahan yang ada dalam skripsi ini. Jenis data sekunder dalam skripsi ini terdiri dari :

1. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum yang memiliki kekuatan hukum mengikat seperti: a. Undang-undang No.4 Tahun 1976 tentang KUHP

b. Undang-undang No.8 Tahun 1981 tentang KUHAP

c. Undang-undang No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan KDRT, yang kaitannya dalam skripsi ini sebagai peraturan yang menjadi dasar perempuan melakukan tindak pidana pembunuhan akibat adanya KDRT.

2. Bahan Hukum Sekunder

Bahan yang berkaitan dan menjelaskan bahan hukum primer sehingga dapat membantu dalam memahami dan menganalisa bahan hukum primer dan norma-norma hukum yang dibahas dalam skripsi ini, seperti:

a. RUU KUHP b. RUU KUHAP

(40)

3. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, yang terdiri dari kamus, literatur-literatur, artikel-artikel, atau berita serta berbagai keterangan media massa sebagai pelengkap.

C. Penentuan populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sejumlah manusia atau unit yang memiliki karakteristik yang sama.3Adapun pendapat Burjhan Ashofa yang mengatakan bahwa populasi adalah seluruh objek atau seluruh individu atau sejumlah gejala atau kejadian atau seluruh unit yang diteliti.4Maka dalam hal ini yang menjadi populasi adalah Polri yang bertugas di Polresta Bandar Lampung dan Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung.

2. Sampel

Teknik penentuan sample yang penulis pakai dalam skripsi ini adalah metode “proportional purposive sampling”, yaitu suatu metode pengambilan sampel berdasarkan atas pertimbangan dan tujuan penulis yang telah ditetapkan.

3

Soerjono Soekanto Opcit hlm.72 4

(41)

Dalam penelitian ini diambil responden ialah :

1. Satuan Reserse Kriminal Polresta Bandar Lampung : 1 Orang 2. Narapidana perempuan Lapas Wanita kelas IIA

Bandar Lampung : 2 Orang

3. Pegawai Lapas Wanita kelas IIA Bandar Lampung : 3 Orang+

Jumlah : 6 Orang

D. Prosedur pengumpulan dan pengolahan data

1. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Studi kepustakaan (library research)

Dilakukan untuk memperoleh data sekunder yang dilakukan dengan serangkaian kegiatan berupa membaca, mencatat, mengutip buku-buku serta bahan-bahan dan informasi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

b. Studi lapangan (field research)

(42)

Wawancara dilakukan secara langsung dengan mengadakan tanya jawab untuk mendapatkan keterangan atau jawaban yang bebas, sehingga hasil yang diperoleh berupa data yang relevan yang diharapkan sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini.

2. Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh baik dari kepustakaan maupun dari lapangan kemudian diproses, diteliti, dan disusun kembali secara seksama.Pengolahan data dilakukan melalui kegiatan editingyaitu memeriksa kembali kelengkapan dan kebenaran data yang di peroleh serta relevansinya bagi permasalahan dalam penelitian.

E. Analisis Data

(43)

V. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasar kepada hasil penelitian dan pembahasan yang penulis sampaikan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan, yaitu :

1. Faktor-faktor yang menyebabkan perempuan melakukan tindak pidana pembunuhan terdapat dari dalam (intern) dan dari luar (ekstern) diri perempuan sebagai pelaku tindak pidana pembunuhan. Faktor intern yang bersumber dari dalam individu, seperti rasa kekecewaan yang mendalam terhadap korban, emosional yang terakumulasi, adanya dendam pribadi serta kurangnya pengetahuan dan keimanan seseorang.

(44)

2. Upaya penanggulangan terhadap tindak pidana tersebut dilakukan secara preventif oleh kepolisian seperti konseling yang dilakukan unit PPA Polresta Bandar Lampung secara berkala dan berkesinambungan. Tidak hanya secara preventif, upaya penanggulangan tindak pidana pembunuhan yang dilakukan oleh perempuan juga secara represif dengan sanksi penegakan hukum. Upaya penanggulangan ini dilakukan secara penal dan non-penal. Lembaga pemasyarakatan juga turut berperan dalam menanggulangi tindak pidana pembunuhan oleh perempuan yang telah terjadi, Lembaga pemasyarakatan mengenal dengan istilah pembinaan, pembinaan ini bertujuan untuk mengembalikan perempuan pelaku tindak pidana pembunuhan tersebut agar diterima dan berguna di masyarakat serta sebagai bekal untuk melanjutkan hidup barunya dengan harapan tidak akan mengulanginya kembali.

(45)

B.Saran

Saran-saran yang penulis berikan berdasarkan dari pembahasan adalah sebagai berikut :

1. Faktor intern merupakan faktor yang paling kuat mempengaruhi perempuan. Perempuan harus lebih rasional dalam bersikap jangan menggunakan hati dan perasaan dalam menghadapi sebuah permasalahan, walaupun tidak menyalahi hakikat perempuan itu sendiri yang lebih menggunakan perasaan dalam melakukan aktifitas kehidupannya. Melalui pengetahuan agama dan pendekatan spiritual kepada tuhan yang maha esa dapat melatih diri untuk bersikap lebih tenang dan mengenyampingkan emosional.

Keluarga dan lingkungan yang merupakan faktor ekstern harus disikapi secara baik. Keluarga harus mendukung dan memberikan perhatian khususnya pada anggota perempuan, karena perempuan ingin dimengerti. Media massa baik cetak maupun elektronik harus menyiarkan produk media sebagai bahan tontonan masyarakat yang positif, mengurangi unsur kekerasan. Peran pemerintah juga sangat penting, pemerintah harus lebih selektif dalam meliindungi dan melayani masyarakat.

(46)

harus lebih tegas dan tertata dengan baik, sesuai dengan prosedur yang diatur dalam KUHP dan KUHAP. Sanksi hukum harus tetap di tegak-kan. Pembinaan yang dilakukan oleh Lembaga pemasyarakatan harus di laksanakan secara baik dengan harapan agar perempuan pelaku tindak pidana pembunuhan menyadari kesalahan-nya dan tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.

Referensi

Dokumen terkait

Desa Adi Jaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah sudah menerima alokasi dana desa sejak tahun 2015 untuk mewujudkan pengelolaan keuangan desa yang

Elastisitas penawaran output (jagung) baik di Provinsi Jawa Timur maupun di Jawa Barat terhadap perubahan harga sendiri adalah elastis, sedangkan terhadap perubahan harga

Oleh karena itu krisis yang semula berawal dari krisis bidang moneter, dengan adanya praktek-praktek diatas kini berbah. menjadi krisis yang multi kompleks dan bermuara pada

Serangkaian pendekatan resolusi konflik sebagaimana dikemukakan oleh Boistein (2018) menetapkan beberapa strategi yang digunakan untuk mencegah terjadinya konflik antar

More than three fourth of the population in Aceh think positively about the Indonesian Government effort in implementing the Helsinki Accord.. These are the Indonesian

kepala daerah untuk menghindari besarnya biaya penyelenggaraan pilkada Berapapun biaya yang akan di keluarkan, sangat penting bagi rakyat untuk memilih pemimpin

Pluralitas dalam kerangka yang satu ini, dalam pandangan islam, adalah.. satu “ayat (tanda kekuasaan)” dari ayat-ayat Allah SWT dalam penciptaan

Program pelatihan keterampilan sangat bermanfaat bagi para pemuda, karena dapat mendorong untuk menciptakan lapangan kerja baru terutama bagi dirinya maupun orang