• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PENDEKATAN OPEN-ENDED DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN Novita Rochmadeni KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah Tahun Ajaran 2011/2012)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PENDEKATAN OPEN-ENDED DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN Novita Rochmadeni KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah Tahun Ajaran 2011/2012)"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PENDEKATANOPEN-ENDED DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN

KONSEP MATEMATIS SISWA

( Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah Tahun Ajaran 2011/2012 )

(Skripsi)

Oleh

NOVITA ROCHMADENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

Novita Rochmadeni

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PENDEKATANOPEN-ENDED

DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah Tahun Ajaran 2011/2012)

Oleh

NOVITA ROCHMADENI

Pembelajaran dengan pendekatan open-ended merupakan pembelajaran yang menyajikan masalah terbuka, yaitu masalah yang memiliki metode penyelesaian lebih dari satu cara, jawaban lebih dari satu atau memiliki pengembangan masalah yang terbuka. Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pendekatan open-ended untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas VII SMP Negeri 2 Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah. Desain penelitian yang digunakan adalah posttest only design dengan populasi seluruh siswa kelas VII, melalui teknik purposive sampling diperoleh kelas VII-A dan VII-E sebagai sampel penelitian. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pendekatan open-ended efektif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas VII SMP Negeri 2 Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah.

(3)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PENDEKATANOPEN-ENDED DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN

KONSEP MATEMATIS SISWA

( Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah Tahun Ajaran 2011/2012 )

Oleh

NOVITA ROCHMADENI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

Judul Skripsi : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PENDEKATAN OPEN-ENDED DITINAJU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah Tahun Ajaran 2011/2012)

Nama Mahasiswa : NOVITA ROCHMADENI Nomor Pokok Mahasiswa : 0813021042

Program Studi : Pendidikan Matematika Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dra. Nurhanurawati, M.Pd. Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd. NIP 19670808 199103 2 001 NIP 19610524 198603 1 006

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.

(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dra. Nurhanurawati, M.Pd. _____________

Sekretaris : Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd. _____________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd. _____________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(6)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Novita Rochmadeni

NPM : 0813021042

Program Studi : Pendidikan Matematika Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi tidak terdapat karya yang telah dia-jukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepengeta-huan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diter-bitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandarlampung, Mei 2012 Yang menyatakan,

Materai 6000

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Candirejo Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah pada tanggal 24 November 1991. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Sukarno, S.Pd.I dan Sarini.

Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Candirejo, pendidikan dasar di SD Negeri 2 Candirejo Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2002. Pada tahun 2005, penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 2 Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah dan menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2008.

(8)

MOTTO

Tiada alasan untuk tidak bersyukur

(9)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil Alamin

Segala Puji hanya milik Allah SWT, atas Rahmat dan Nikmat yang tak terhitung. Shalawat dan Salam kepada Rasululloh

Muhammad SAW

Kupersembahkan skripsiku ini untuk

mama (Rini) dan papa (Sukarno) tercinta

Berharap suatu hari aku dapat membuat kalian menangis bangga.

Kedua adikku, Alda dan Khesya Terima kasih untuk doa dan dukungannya.

Fadil Murda Kusuma

Terima kasih tak pernah lelah membantu dan memberi semangat.

Para Guru dan Dosen yang kuhormati Terima kasih untuk ilmu dan pengalaman.

Sahabat yang telah memberi warna dihidup ini.

(10)

SANWACANA

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyu-sunan skripsi ini sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Penulis menya-dari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas menya-dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus ikhlas kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan beserta jajaran dekanat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

3. Bapak Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pen-didikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu PenPen-didikan Universitas Lampung dan selaku pembimbing pembantu atas kesediannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik baik selama penyusunan skripsi;

(11)

iii 5. Ibu Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd., selaku penguji utama atas kesediaannya memberikan bimbingan, kritik, dan saran baik selama perkuliahan maupun selama penyusunan skripsi.

6. Seluruh dosen yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menyele-saikan studi;

7. Bapak Sukimin, S.Pd. M.M.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 2 Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah yang telah memberikan izin penelitian;

8. Bapak Saefudin, S.Pd., selaku guru mitra yang telah banyak memberikan arahan dan masukan selama penelitian;

9. Mama dan Papa tercinta, kedua adikku (Alda dan Khesya), serta semua keluarga besarku yang selalu menyayangi, mendoakan dan selalu menjadi penyemangat dalam hidupku.

10. Fadil Murda Kusuma, yang tak pernah lelah memberi motivasi dan semangat. 11. Sahabat-sahabatku yang tergabung dalam Six Angels (Niki Pujarwati, Nenik

Dyah Kurniawati, Farida, Eka Puspitasari, Fenty Eka Cahyani) dan Crazy Girls( Dwi Rahmalia, Dhita Mita dan Yunistia Wilman) serta Nastiti Rahayu. Terimakasih untuk persahabatan yang indah ini.

(12)

iv 13. Teman-teman seperjuangan PPL di SMA Negeri 1 Seputih Raman: Sari

Pratiwi, Rizky Prasastifani, Ninuk Suhartati, Titin Satriana, Dena Marista, Nurhasanah, April, Ririn dan Novan.

14. Teman-teman angkatan 2008 mandiri, kakak tingkat 2004 sampai 2007 dan adik tingkat 2009 sampai 2011.

15. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa membalas semua kebaikan yang telah diberikan dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung, Mei 2012 Penulis,

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran ... 8

B. PendekatanOpen-Ended ... 10

C. Pembelajaran Konvensional ... 18

D. Pemahaman Konsep Matematis... 20

E. Kerangka Pikir ... 22

F. Anggapan Dasar ... 24

G. Hipotesis ... 24

(14)

vi

A. Populasi dan Sampel ... 25

B. Desain Penelitian ... 26

C. Prosedur Penelitian ... 27

D. Data Penelitian ... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ... 28

F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37

B. Pembahasan ... 41

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 45

B. Saran ... 45

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Distribusi Rombongan Belajar SMP Negeri 2 Way Pengubuan Kab

Lampung Tengah ... 25

3.2 Rata-rata Nilai Ulangan Semester Ganjil ... 26

3.3 Desain Penelitian ... 26

3.4 Interpretasi Nilai Taraf Kesukaran ... 31

3.5 Tingkat Kesukaran Uji Coba Instrumen Tes... 31

3.6 Interpretasi Nilai Daya Pembeda ... 32

3.7 Daya Pembeda Uji Coba Instrumen Tes ... 33

3.8 Rekapitulasi Hasil Data Tes Uji Coba ... 33

4.1 Statistik Deskriptif Data Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa ... 37

4.2 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa ... 38

4.3 Nilai Varians untuk Distribusi Data Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis ... 39

4.4 Pencapaian Indikator Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Eksperimen ... 40

(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam pembangunan bangsa. Hal ini disebabkan pendidikan merupakan salah satu upaya meningkatkan sumber daya manusia, yaitu menyiapkan generasi penerus bangsa yang cerdas, tangguh dan mandiri. Baedhowi (2003: 13) menyatakan pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia, menjadi wahana utama dalam meningkatkan kapabilitas seorang atau masyarakat. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Guru dan Dosen juga disebutkan :

...bahwa pembangunan bidang pendidikan merupakan salah satu upaya dalam mencerdaskan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, dan beradab.

(17)

2

Berdasarkan hasil survei Trends in Mathematics and Sciences Study (TIMSS) tahun 2003 untuk siswa kelas VIII, Indonesia ditempatkan pada posisi 34 dari 46 negara pada penguasaan umum. Pada penguasaan dan pengetahun tentang fakta, prosedur dan konsep, Indonesia menempati urutan ke-33, sedangkan dalam penerapan pengetahuan dan pemahaman konsep, Indonesia menempati urutan ke-36. Lima Negara yang memperoleh skor tertinggi dalam kategori di atas adalah Singapura, Korea, China-Taipe, Jepang, dan Hongkong (dalam TIMSS, 2003: 36). Tahun 2007, hasil survei TIMSS menempatkan Indonesia pada posisi 36 dari 48 negara tentang penguasaan matematika untuk siswa sekolah menengah pertama.

Dari keterangan di atas, dapat kita lihat bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih sangat rendah, termasuk dalam penguasaan dan pemahaman konsep. Padahal pemahaman konsep pada materi sebelumnya akan mempermudah siswa untuk mempelajari materi matematika yang baru. Tingkat pemahaman konsep yang rendah akan menghambat pola berfikir siswa, dimana hal ini akan mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa.

(18)

3

kurang memaknai pembelajaran dan cenderung menghafal langkah penyelesaian yang diberikan guru. Begitu pula yang terjadi di SMP Negeri 2 Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah. Berdasarkan wawancara dengan guru matematika kelas VII di SMP tersebut, pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran konvensional yang kurang menarik minat siswa dalam belajar matematika. Selain itu, hasil belajar yang dicapai oleh siswa masih belum memuaskan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata ulangan semester ganjil matematika siswa yang sebagian besar belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM). Nilai rata-rata ulangan semester ganjil matematika siswa tahun pelajaran 2011/2012 hanya 43,11 sedangkan KKM yang ditetapkan oleh sekolah adalah 65 (skala 100). Dari hasil ulangan semester ini pula terlihat bahwa hanya 4,21% siswa yang mem-peroleh nilai lebih dari atau sama dengan 65.

Selama ini yang banyak diajarkan di sekolah adalah masalah-masalah matematika tertutup (closed problems), yaitu masalah matematika yang dalam penye-lesaiannya hanya ada satu jawaban benar. Prosedur yang digunakan baku. Menurut Weirthe pembelajaran yang prosedural seperti penerapan rumus cenderung menghilangkan kemampuan manusia untuk melihat struktur masalah secara utuh. Padahal, pemahaman akan konsep matematis merupakan hal penting dalam pembelajaran.

(19)

4

bila ada permasalahan matematika semacam ini, soal atau permasalahan itu dianggap salah soal.

Menurut Suherman dkk (2003: 114) problem yang diformulasikan memiliki multijawaban yang benar disebut problem tak lengkap disebut juga open-ended problem atau soal terbuka. Siswa yang dihadapkan denganopen-ended problem, tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban. Dengan demikian bukanlah hanya satu pendekatan atau metode dalam mendapatkan jawaban, namun beberapa atau banyak. Sifat keterbukaan dari suatu masalah dikatakan hilang apabila hanya ada satu cara dalam menjawab permasalahan yang diberikan atau hanya ada satu jawaban yang mungkin untuk masalah tersebut. Berdasarkan hal tersebut, siswa akan lebih memahami konsep matematis.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam Apakah pendekatan open-ended lebih efektif diterapkan pada pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas VII SMP Negeri 2 Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah dibandingkan dengan pembelajaran konvensional

(20)

5

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan masalah yang menjadi pusat penelitian ini, maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penggunaan pendekatan open-ended untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas VII SMP Negeri 2 Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini secara teoretis diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan, untuk menambah dan memperkaya wawasan, pengetahuan dunia pendidikan, terutama terkait pemahaman konsep matematis siswa dan pendekatan open-ended.

2. Manfaat Praktis

Dilihat dari segi praktis, penelitian ini memberi manfaat antara lain :

a. Bagi sekolah, memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya mengadakan perbaikan mutu pembelajaran matematika.

b. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih pendekatan, strategi, metode ataupun model pembelajaran matematika yang paling tepat agar kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika lebih baik dan siswa lebih aktif dalam pembelajaran di kelas.

(21)

6

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Efektivitas

Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keefektifan penggunaan pendekatan open-ended. Dikatakan efektif apabila rata-rata nilai kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan open-ended lebih baik dibandingkan dengan rata-rata nilai kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

2. PendekatanOpen-Ended

Pembelajaran dengan pendekatan open-ended adalah pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode penyelesaian lebih dari satu cara, jawaban lebih dari satu atau memiliki pengembangan masalah yang terbuka.

3. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran langsung yang berpusat pada guru. Dalam pembelajaran ini pelajaran ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa. Permasalahan yang disajikan menggunakan permasalahan tertutup, yaitu masalah yang diformulasikan dengan satu jawaban benar.

4. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

(22)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Efektivitas Pembelajaran

Terdapat dua kata berbeda dari istilah tersebut, yakni efektivitas dan pembelajaran. Efektivitas itu sendiri menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan. Pembelajaran berasal dari kata belajar. Belajar memiliki arti aktivitas perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang dimaksud itu nyata dan memiliki arti yang luas, seperti perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. Trianto (2010: 17) mengatakan pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan siswa, dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang terarah pada suatu tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, efektivitas pembelajaran dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

(23)

9

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 584), efektivitas berasal dari kata ruhnya, Efektivitas mengarah pada kemampuan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dan manfaat dari hasil yang diperoleh. Disisi lain, E. Mulyasa (2006: 193) menyatakan bahwa pembelajaran dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru, dan membentuk kompetensi peserta didik, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal. Hal ini dapat dicapai dengan melibatkan peserta didik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pe-nilaian pembelajaran.

Pembelajaran dapat efektif apabila siswa secara aktif dilibatkan dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak hanya pasif menerima pengetahuan yang diberikan guru. Senada dengan ini, Hamalik (2001: 171) menyatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar. Penyediaan kesempatan belajar sendiri dan beraktivitas seluas-luasnya diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami konsep yang sedang dipelajari.

Menurut Soemosasmito (dalam Trianto, 2010: 20) keefektifan program pembelajaran ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1) Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan dalam kegiatan pembelajaran.

(24)

10

4) Memberikan pengalaman belajar yang atraktif, melibatkan siswa secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan instruksional.

Lebih lanjut menurut Soesasmito, guru yang efektif adalah guru yang menemukan cara dan selalu berusaha agar anak didiknya terlibat secara tepat dalam suatu mata pelajaran dengan presentasi waktu belajar akademis yang tinggi. Berdasarkan ciri program pembelajaran efektif tersebut, keefektifan program pembelajaran tidak hanya ditinjau dari segi tingkat prestasi belajar saja, melainkan harus pula ditinjau dari segi proses dan sarana penunjang.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Dalam penelitian ini, efektivitas dikatakan tercapai bila siswa pada pembelajaran dengan pendekatan open-ended memiliki rata-rata nilai kemampuan pemahaman konsep matematis lebih baik daripada rata-rata nilai kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

B. PendekatanOpen-ended

(25)

11

yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Dipihak lain Sanjaya (2009: 125) menyatakan:

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan tergantung dari pendekatan tertentu.

Menurut Suherman, dkk (2001: 70) terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika, antara lain pendekatan konstruktivisme, pendekatan pemecahan masalah, pendekatan open-ended, pendekatan realistik dan lain-lain.

Menurut Shimada (dalam Becker dan Shimada, 1997: 1) munculnya pendekatan open-ended

the objectives of higher-order thinking there after reffered to as

Dengan kata lain, munculnya pendekatan open-endedberawal dari pandangan bagaimana menilai kemampuan siswa secara objektif kemampuan berpikir tingkat tinggi matematika. Selain itu, munculnya pendekatan ini sebagai reaksi atas pendidikan matematika sekolah saat itu yang aktivitas kelasnya disebut denganfrontal teaching, yaitu guru menjelaskan konsep baru di depan kelas kepada para siswa, kemudian memberikan contoh untuk menyelesaikan beberapa soal.

(26)

12

memiliki multijawaban (banyak penyelesaian) yang benar. Di samping itu, melalui pendekatan open-endedsiswa dapat menemukan sesuatu yang baru dalam penyelesaian suatu masalah, khususnya masalah yang berkaitan dengan matematika. Berdasarkan hal tersebut, pendekatan open-ended dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar.

Pendekatan open-ended adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki lebih dari satu jawaban atau metode penyelesaian (dalam Shimada dan Becker, 1997: 1). Siswa yang dihadapkan dengan masalah terbuka, tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban. Oleh karena itu, bukanlah hanya satu cara atau metode dalam mendapatkan jawaban, namun beberapa atau banyak cara atau metode yang digunakan.

Tujuan dari pembelajaran dengan pendekatan open-endedmenurut Nohda (dalam Suherman, 2001: 124) ialah untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematika siswa melalui problem solving secara simultan. Hal yang perlu diperhatikan adalah perlunya memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir dengan bebas sesuai dengan minat dan kemampuannya. Aktivitas kelas yang penuh dengan beragam ide matematika ini akan memacu kemampuan berpikir siswa.

(27)

13

membangun motivasi siswa untuk menjawab permasalahan melalui berbagai cara penyelesaian.

Menurut Suherman, dkk (2001: 114) kegiatan matematika dan kegiatan siswa disebut terbuka jika memenuhi tiga aspek berikut.

1) Kegiatan siswa harus terbuka

Kegiatan siswa harus terbuka adalah kegiatan pembelajaran harus mengakomodasi kesempatan siswa untuk melakukan segala sesuatu secara bebas.

2) Kegiatan matematika adalah ragam berpikir

Kegiatan matematika adalah kegiatan yang di dalamnya terjadi proses pengabstraksian dari pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari ke dalam dunia matematika atau sebaliknya.

3) Kegiatan siswa dan kegiatan matematika merupakan suatu kesatuan

Kegiatan siswa dan kegiatan matematika dikatakan terbuka dalam pembelajaran, jika kebutuhan dan berpikir matematika siswa terperhatikan guru melalui kegiatan-kegiatan matematika yang bermanfaat untuk menjawab permasalahan lainnya. Permasalahan matematika yang diberikan akan mendorong potensi mereka untuk melakukan kegiatan matematika.

(28)

14

1) Pendekatan open-endeddimulai dengan memberikan masalah terbuka kepada peserta didik, masalah tersebut diperkirakan mampu diselesaikan peserta didik dengan banyak cara dan mungkin juga banyak jawaban sehingga memacu potensi intelektual dan pengalaman peserta didik dalam proses menemukan pengetahuan yang baru.

2) Peserta didik melakukan beragam aktivitas untuk menjawab masalah yang diberikan.

3) Berikan waktu yang cukup kepada peserta didik untuk mengeksplorasi masalah.

4) Peserta didik membuat rangkuman dari proses penemuan yang mereka lakukan.

5) Diskusi kelas mengenai strategi dan pemecahan dari masalah serta penyimpulan dengan bimbingan guru.

Menyajikan masalah open-ended bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Sebagaimana diungkapkan oleh Sawada (dalam Shimada dan Becker, 1997: 28) : generally speaking, it is difficult to develop good, appropriate, open-ended

problem for students at different grade level Secara umum dapat dikatakan sulit untuk mengembangkan masalah open-ended yang baik, tepat dan untuk siswa dengan kemampuan yang berbeda. Meskipun demikian, Sawada menemukan beberapa hal penting yang bisa dijadikan sebagai pedoman dalam mengkonstruksi atau membuat masalahopen-ended, yaitu sebagai berikut.

(29)

15

2) Memodifikasi soal-soal pembuktian yang ada, sedemikian sehingga siswa dapat memahami keterkaitan antar konsep matematika, yang akan atau semestinya digunakan oleh siswa dalam melakukan pembuktian yang lebih kompleks.

3) Sajikan masalah melalui gambar bangun-bangun (geometri). Kemudian siswa diminta agar menemukan sebuah konsep matematika dengan membuat sebuah konjektur berdasarkan gambar.

4) Sajikan masalah kepada siswa berupa sederetan angka atau berupa tabel. Kemudian siswa diminta untuk membuat kesimpulan atau menemukan aturan-aturan matematika melalui sederetan angka atau tabel tersebut.

5) Sajikan beberapa kejadian nyata dalam beberapa kategori. Pilihlah satu persatu kejadian lainnya yang memiliki karakteristik sama dengan sebuah kejadian yang dicontohkan tersebut, sehingga siswa dapat membuat generalisasi dari kejadian-kejadian yang ada.

6) Sajikan beberapa latihan atau permasalahan yang memiliki kemiripan satu dengan yang lainnya. Siswa dituntut untuk menyelesaikan latihan atau permasalahan tersebut serta meminta siswa untuk menemukan sebanyak-banyaknya kemungkinan sifat-sifat yang sama dari paling sedikitnya antara dua latihan atau permasalahan yang memiliki kemiripan satu dengan lainnya. 7) Sajikan kepada siswa beberapa situasi matematika yang tidak sebenarnya

(30)

16

8) Sajikan sebuah contoh konkret yang memuat struktur dan data numerik yang mudah dikumpulkan. Kemudian siswa diminta untuk menemukan aturan-aturan matematika yang menunjukkan kebenaran dari contoh tersebut.

Menurut Shimada dan Becker (1997: 31), sebelum guru menyampaikan masalah di depan kelas, guru harus memperhatikan aspek berikut ini.

1) Apakah masalah tersebut kaya dengan konsep-konsep matematika dan bernilai? Masalah harus mendorong siswa untuk berfikir dari berbagai sudut pandang. Selain itu, masalah juga harus kaya dengan konsep-konsep matematika yang sesuai dengan siswa berkemampuan rendah sampai tinggi untuk menggunakan strategi sesuai dengan kemampuannya.

2) Apakah level matematika dari masalah itu cocok dengan siswa? Pada saat menyelesaikan masalah, siswa harus menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Jika soal tersebut diprediksi diluar jangkaun siswa, maka guru harus mengubahnya.

3) Apakah masalah itu mengundang pengembangan konsep matematika lebih lanjut?

Apabila masalah telah sesuai dengan kriteria tersebut, selanjutnya mengembangkan rencana pembelajaran yang baik dengan menyajikan masalah yang telah dibuat. Sawada (dalam Shimada dan Becker, 1997: 32) menyarankan beberapa hal penting dalam mengembangkan dan menyusun rencana pembelajaranopen-endeddengan baik, yaitu sebagai berikut.

(31)

17

4) Lengkapi prinsip problem solving sehingga siswa memahaminya dengan mudah

5) Berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk melakukan eksplorasi.

Suherman, dkk (2001: 121) mengemukakan beberapa kelebihan penerapan soal open-endeddalam pembelajaran matematika yaitu sebagai berikut.

1) Peserta didik dapat berpartisipasi dengan aktif dan lebih sering mengekspresikan idenya.

2) Peserta didik mempunyai kesempatan lebih untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan secara komprehensif.

3) Peserta didik yang kurang pandai dapat merespon pertanyaan dengan caranya sendiri.

4) Peserta didik termotivasi secara instrinsik untuk memberikan jawaban-jawaban yang lebih banyak.

5) Peserta didik memiliki pengalaman yang kaya dari proses penemuan yang dilakukan dari ide-ide temannya.

Namun demikian, pendekatan ini juga memunculkan berbagai kelemahan. Menurut Suherman, dkk (2001: 121) kelemahan yang muncul antara lain :

1) Sulit membuat atau menyajikan situasi masalah matematika yang bermakna bagi siswa.

2) Sulit bagi guru untuk menyajikan masalah secara sempurna. Seringkali siswa menghadapi kesulitan untuk memahami bagaimana caranya merespon atau menjawab permasalahan yang diberikan.

(32)

18

4) Terdapat kecenderungan bahwa siswa merasa kegiatan belajar mereka tidak menyenangkan karena mereka merasa kesulitan dalam mengajukan kesim-pulan secara tepat dan jelas.

Kelemahan pendekatan open-ended masih dapat diatasi. Cara mengatasi kelemahan tersebut yaitu sebagai berikut.

1) Guru membuat dan menyiapkan masalah yang bermakna bagi siswa. 2) Guru terlebih dahulu mendaftar semua respon yang diinginkan.

3) Untuk mengatasi kecemasan yang dialami siswa pandai yaitu sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan open-ended siswa diberi informasi bahwa jawaban yang diajukan dalam permasalahan dapat beragam tergantung dari sudut pandang siswa dan beragam jawaban tersebut mungkin semuanya benar.

4) Guru membantu siswa dalam menarik kesimpulan akhir.

C. Pembelajaran Konvensional

(33)

19

tentang konsep, tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu bukan mampu untuk melakukan sesuatu.

Menurut Sanjaya (2009: 145) pembelajaran konvensional dalam bentuk ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru. Guru lebih sering menggunakan metode ceramah dengan mengikuti urutan materi dalam kurikulum. Guru berasumsi bahwa keberhasilan program pembelajaran di-lihat dari ketuntasannya menyampaikan seluruh materi yang ada dalam kuri-kulum. Penekanan aktivitas belajar lebih banyak pada buku teks dan kemampuan mengungkapkan kembali isi buku tersebut. Jadi pembelajaran konvensional kurang menekankan pada pemberian keterampilan proses.

(34)

20

Pembelajaran konvensional menggunakan permasalahan tertutup dalam pelaksanaannya. Menurut Suherman, dkk (2001: 113) permasalahan yang disajikan pada pembelajaran konvensional adalah masalah tradisional, yaitu permasalahan tersebut telah diformulasikan dengan baik dengan jawaban benar atau salah. Problem demikian disebut masalah lengkap atau masalah tertutup.

D. Pemahaman Konsep Matematis

Menurut Purwanto (1994: 44) pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Sementara E. Mulyasa (2006: 78) menyatakan bahwa pemahaman adalah kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu. Selanjutnya Virlianti (2002: 6) mengemukakan bahwa pemahaman adalah konsepsi yang bisa dicerna atau dipahami oleh peserta didik sehingga mereka mengerti apa yang dimaksudkan, mampu menemukan cara untuk mengungkapkan konsepsi tersebut, serta dapat mengeksplorasi kemungkinan yang terkait. Sejalan dengan pendapat tersebut, pemahaman menurut Hamalik (2002: 48) adalah kemampuan melihat hubungan-hubungan antara berbagai faktor atau unsure dalam situasi yang problematis. Berdasarkan pengertian pemahaman dari berbagai pendapat, dapat disimpulkan bahwa pemahaman merupakan suatu cara yang sistematis dalam memahami dan mengemukakan tentang sesuatu yang diperolehnya.

(35)

ter-21

sebut dapat terjadi. Siswa pada tahapan ini belum bisa menerapkan hal tersebut pada keadaan baru yang berkaitan. Pemahaman yang kedua adalah pemahaman relasional (relational understanding). Pada tahapan ini, siswa tidak hanya sekedar hafal tetapi juga tahu bagaimana dan mengapa hal tersebut dapat terjadi dan dapat menggunakannya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan.

Pemahaman konsep sangat penting dalam pembelajaran matematika karena dengan pemahaman konsep akan memudahkan siswa dalam mempelajari matematika. Abdurrahman (1999: 254) menyatakan :

Konsep menunjuk pada pemahaman dasar. Siswa mengembangkan konsep ketika mereka mampu mengklasifikasikan atau mengelompokkan benda-benda atau ketika mereka dapat mengasosiasikan suatu nama dengan kelompok benda tertentu.

Dahar (dalam Basri, 2008: 28) menyatakan bahwa belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Dipihak lain, Driver menyatakan bahwa pemahaman adalah kemampuan untuk menjelaskan suatu situasi atau suatu tindakan. Kemampuan memahami konsep menjadi landasan untuk berpikir dalam menyelesaikan persoalan. Hamalik (2002: 164) menyatakan bahwa dalam suatu pembelajaran konsep berperan sebagai berikut.

1. Konsep mengurangi kerumitan lingkungan.

2. Konsep membantu siswa untuk mengidentifikasi objek-objek yang ada di sekitar mereka.

3. Konsep dan prinsip untuk mempelajari sesuatu yang baru, lebih luas dan lebih maju. Siswa tidak harus belajar secara konstan, tetapi dapat

menggunakan konsep-konsep yang telah dimilikinya untuk mempelajari sesuatu yang baru.

4. Konsep mengarahkan kegiatan instrumental. 5. Konsep memungkinkan pelaksanaan pengajaran.

(36)

22

perkembangan anak didik SMP dicantumkan indikator dari kemampuan pemahaman konsep matematis adalah sebagai berikut.

1) Menyatakan ulang sebuah konsep.

2) Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu. 3) Memberi contoh dan non contoh dari konsep.

4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. 5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep.

6) Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu. 7) Mengaplikasikan konsep dan algoritma pemecahan masalah.

E. Kerangka Berpikir

Kemampuan pemahaman konsep matematis adalah salah satu tujuan penting da-lam pembelajaran karena materi matematika yang diajarkan kepada siswa tidak hanya sebagai hafalan. Pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa menyebabkan siswa sering menunggu guru dan siswa cenderung mengikuti langkah penyelesaian yang telah diberikan guru, tanpa memaknai materi yang diberikan. Pada kondisi tersebut, guru mengajar hanya menekankan pada penyampaian konsep.

(37)

23

sesuatu yang baru berdasarkan pengetahuan dan cara perfikir matematika yang telah mereka dapatkan sebelumnya sehingga memungkinkan siswa memahami konsep bukan sekedar menghafal konsep.

Masalah yang disajikan pada pembelajaran konvensional yaitu dalam bentuk permasalahan tertutup (closed problem). Closed problem merupakan permasalahan matematika yang hanya memiliki satu jawaban benar dengan satu cara penyelesaiannya.Closed problembiasanya disajikan secara terstruktur, mulai dari yang diketahui, ditanyakan dan metode penyelesaian yang digunakan. Hal tersebut mengakibatkan siswa hanya sekedar terampil dalam menggunakan rumus tanpa memahami konsepnya.

Berdasarkan uraian di atas pendekatan open-ended dapat efektif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada pembelajaran matematika.

F. Anggapan Dasar

Penelitian ini bertolak pada anggapan dasar sebagai berikut.

1. Semua siswa kelas VII semester genap SMPN 2 Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah Tahun Ajaran 2011/2012 memperoleh materi pelajaran matematika yang sama dan sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

2. Pengaruh faktor-faktor lain yang tidak diteliti tidak diperhatikan.

G. Hipotesis

(38)

24

(39)

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII yang terdiri dari 5 rombongan belajar yaitu VII-A, VII-B, VII-C VII-D dan VII-E, dengan distribusi rombongan belajar sebagai berikut.

Tabel 3.1 Distribusi Rombongan Belajar SMP Negeri 2 Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah

No. Kelas Jumlah Peserta didik

1 VII A 34

2 VII B 34

3 VII C 32

4 VII D 34

5 VII E 32

Jumlah populasi 166

Sumber : Dokumentasi SMP N 2 Way Pengubuan Tahun Ajaran 2011/2012.

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu mengambil dua kelas dengan kemampuan yang sama atau hampir sama. Tahap-tahap pengambilan sampel ini adalah sebagai berikut.

1. Mencari data awal (nilai ulangan semester ganjil) dari guru kelas VII SMP Negeri 2 Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah

(40)

26

3. Menentukan 2 kelas dengan nilai rata-rata kelas yang sama atau hampir sama. Kemudian 2 kelas tersebut akan dikategorikan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol.

4. Diasumsikan kelas dengan nilai rata-rata sama atau hampir sama memiliki kemampuan awal yang sama.

Setelah mendapatkan nilai ulangan semester ganjil siswa dari guru mata pelajaran matematika kelas VII diperoleh nilai rata-rata ulangan semester ganjil siswa setiap kelas sebagai berikut.

Tabel 3.2 Rata-rata Nilai Ulangan Semester Ganjil

No Kelas Nilai Rata-rata

Berdasarkan nilai rata-rata tersebut, sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII-A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-E sebagai kelas kontrol.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment) mengguna-kan desainpost-test onlydengan kelompok pengendali yang tidak diacak sebagai-mana dikemukakan Furchan (1982: 368) sebagai berikut.

(41)

27

P = Kelas pengendali atau kontrol

X = Perlakuan pada kelas eksperimen menggunakan pendekatanopen-ended C = Kelas Kontrol menggunakan pembelajaran konvensional

O1 = Skorpost-testpada kelas ekperimen

O2 = Skorpost-testpada kelas kontrol

Pada kelas eksperimen diterapkan pendekatan open-ended sedangkan pada kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional kemudian dilakukan tes akhir. Tes akhir adalah tes kemampuan pemahaman konsep matematis yang dilakukan pada kedua kelas sampel dengan soal tes yang sama.

C. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Observasi awal, melihat kondisi lapang seperti jumlah kelas yang ada, jumlah siswa, serta cara mengajar guru matematika.

2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelas eksperimen dengan menggunakan pendekatanopen-endeddan untuk kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

3. Menyiapkan instrumen tes penelitian berupa tes pemahaman konsep matematis

4. Melakukan validasi instrumen tes 5. Melakukan uji coba instrumen tes

6. Melakukan perbaikan instrumen tes dan nontes bila diperlukan 7. Melaksanakan perlakuan pada kelas eksperimen

8. Mengadakanpostestpada kelas eksperimen dan kelas kontrol 9. Menganalisis data

10. Membuat kesimpulan

(42)

28

Data penelitian ini adalah data kemampuan pemahaman konsep matematis, diperoleh melalui tes yang dilakukan di akhir pokok bahasan yang berupa data kuantitatif.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, baik dalam pembelajaran dengan pendekatan open-ended maupun dengan pembelajaran konvensional. Tes yang diberikan berupa tes pemahaman konsep matematis yang berbentuk esai. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini harus baik agar data yang didapatkan akurat, diantaranya memenuhi validitas, reliabilitas, daya beda dan taraf kesukaran instrumen tes yang semestinya.

1. Validitas

Instrumen tes dikatakan valid apabila instrumen tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validasi terhadap perangkat tes pemahaman konsep matematis dilakukan dengan tujuan agar diperoleh perangkat tes yang memenuhi validitas isi. Untuk mendapatkan perangkat tes yang valid dilakukan langkah-langkah berikut.

(43)

29

2) Membuat soal berdasarkan kisi-kisi.

3) Meminta pertimbangan kepada guru mitra mengenai kesesuaian antara kisi-kisi dengan soal.

Penilaian terhadap soal tes dilakukan oleh guru kelas VII di sekolah tempat penelitian ini dilakukan. Jika penilaian guru kelas VII menyatakan soal tes telah sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator maka soal tes tersebut dikategorikan valid. Setelah perangkat tes dinyatakan valid, maka perangkat tes diujicobakan. Uji coba dilakukan diluar sampel penelitian tetapi masih dalam populasi yang sama yaitu pada siswa kelas VII-B. Setelah diujicobakan, diukur reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal. Setelah perangkat tes melalui tiga tahap di atas, instrumen tes dinyatakan valid. Kemudian dilakukan uji coba.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan suatu instrumen tes apabila diujikan kepada suatu subjek yang sama. Menurut Ruseffendi (2003: 142) reliabilitas instrumen berkaitan dengan keajegan atau ketetapan alat evaluasi dalam mengukur sesuatu dari siswa. Suatu instrumen tes dikatakan reliabel jika ia dapat memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali terhadap subjek yang sama, atau dengan kata lain instrumen tes dikatakan reliabel jika hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan atau keajegan.

(44)

30

=

1 1

Keterangan :

= Reliabilitas yang dicari

= Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total

n = banyaknya item angket Dimana:

= ( ) /

Keterangan:

= Jumlah kuadrat skor total = Skor total

N = Banyaknya responden

Menurut Sudijono (2008: 213) tes dikatakan reliabel jika lebih dari 0,70. Dari hasil uji reliabilitas diperoleh bahwa instrumen tes memiliki reliabilitas 0,72. Berdasarkan kriteria uji, instrumen dapat digunakan untuk mengumpulkan data.

3. Taraf kesukaran

Taraf kesukaran digunakan untuk menentukan derajat kesukaran suatu butir soal. Suatu instrumen tes dikatakan baik jika memiliki derajat kesukaran sedang, yaitu tidak terlalu sukar, dan tidak terlalu mudah. Teknik perhitungan taraf kesukaran butir soal objektif adalah menghitung berapa persentase yang menjawab benar untuk tiap-tiap item. Menurut Sudijono (2008: 372) untuk menghitung taraf kesukaran suatu butir soal digunakan rumus sebagai berikut.

=

Keterangan:

TK : taraf kesukaran suatu butir soal

JT : jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diperoleh

(45)

31

Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria indeks kesukaran sebagai berikut.

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Taraf Kesukaran

Nilai Interpretasi

Dalam penelitian ini, soal-soal yang digunakan memiliki taraf kesukaran sedang. Dari perhitungan uji coba instrumen tes yang telah dilakukan didapatkan perhitungan tingkat kesukaran soal sebagai berikut.

Tabel 3.5 Taraf Kesukaran Uji Coba Instrumen Tes

No. Soal Tingkat Kesukaran

(46)

32

rata-rata (mean), yaitu antara rata-rata dari kelompok atas dengan rata-rata dari kelompok bawah untuk tiap-tiap item.

Untuk menghitung daya pembeda soal uraian dapat digunakan rumus dalam To (Noer, 2010: 22) :

=

Dengan

DP : indeks daya pembeda satu butri soal tertentu

JA : jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah JB : jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah IA : jumlah skor ideal kelompok (atas/bawah)

Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang tertera dalam tabel berikut :

Tabel 3.6 Interpretasi Nilai Daya Pembeda

Nilai Interpretasi

DP Sangat Buruk

DP Buruk

DP Agak baik, perlu revisi

DP Baik

DP > 0,50 Sangat Baik

Soal-soal yang akan digunakan dalam penelitian ini memiliki daya pembeda lebih dari atau sama dengan 0,30. Dari perhitungan uji coba instrumen tes yang telah dilakukan didapatkan perhitungan daya pembeda soal sebagai berikut.

Tabel 3.7 Daya Pembeda Uji Coba Instrumen Tes

(47)

33

6 0,42 (baik)

Dari perhitungan uji coba instrument tes yang telah dilakukan didapatkan data validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran sebagai berikut.

Tabel 3.8 Rekapitulasi Hasil Data Tes Uji Coba

No Soal Reliabilitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran 1

0.72

0.31 (baik) 0,70 (sedang)

2 0,50 (baik) 0,63 (sedang)

3 0,58 (sangat baik) 0,40 (sedang)

4 0,50 (baik) 0,35 (sedang)

5 0,50 (baik) 0,31 (sedang)

6 0,42 (baik) 0,32 (sedang)

Dari Tabel 3.8 diatas, butir soal pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima dan keenam telah memenuhi kriteria yang ditentukan sehingga dapat digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dilihat dari nilai posttest. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji kesamaan dua rata-rata, uji-t. Untuk dapat melakukan uji tersebut, terlebih dulu dilakukan uji syarat uji-t yaitu dengan prosedur sebagai berikut.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah nilai pemahaman konsep matematis siswa pada sampel berdistribusi normal atau tidak. Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah sebagai berikut.

Ho : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

H1: sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.

(48)

34

= ( )

Keterangan:

: frekuensi pengamatan : frekuensi yang diharapkan

Kriteria uji : terima H0 jika < dengan taraf nyata 5%. (Sudjana,

2005: 293). Dalam penelitian ini dipilih

2. Uji Kesamaan Dua Varians (Homogenitas)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data skor tes kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang diperoleh memiliki varians sama atau sebaliknya. Untuk menguji homogenitas masing-masing data dilakukan dengan uji homogenitas varians dengan hipotesis sebagai berikut.

H0 12 22(kedua populasi bersifat homogen)

H1 12 22(kedua populasi bersifat tidak homogen)

Statistik uji :

diperoleh dari daftar distribusi F dengan peluang , sedangkan 1adalah dk

pembilang, 1adalah dk penyebut dan = 0,05 (Sudjana, 2005: 250).

3. Uji Hipotesis

(49)

35

pemahaman konsep matematika siswa. Untuk menguji dua rata-rata digunakan formulasi uji-t, dengan hipotesis sebagai berikut.

Hipotesis Uji

H0: 1 2 (Rata-rata kemampuan pemahaman konsep dengan menggunakan

metode open-ended sama dengan rata-rata kemampuan pemahaman konsep dengan menggunakan metode konvensional) H1: 1 2 (Rata-rata kemampuan pemahaman konsep dengan menggunakan

metode open-ended tidak sama dengan rata-rata kemampuan pemahamn konsep dengan menggunakan metode konvensional)

Untuk menguji hipotesis di atas, penulis dalam penelitian ini menggunakan rumus statistik yaitu uji kesamaan dua rata-rata berikut.

1= 2= tetapi tidak diketahui :

x : skor rata-rata tes dari kelas eksperimen 2

x : skor rata-rata tes dari kelas kontrol n1 : banyaknya subyek kelas eksperimen

n2 : banyaknya subyek kelas kontrol

s12 : varians kelompok eksperimen

s22 : varians kelompok kontrol

s2gab: varians gabungan

Kriteria pengujian adalah dengan dk = (n1 + n2 2 ) dan taraf kepercayaan 5%

(50)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dengan pendekatan open-ended lebih baik dibandingkan dengan siswa dengan pembelajaran konvensional. Dengan kata lain, pendekatan open-ended efektif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas VII SMP Negeri 2 Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah.

B. Saran

Saran yang dapat penulis sumbangkan sehubungan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Penerapan pembelajaran dengan pendekatan open-ended perlu terus dikem-bangkan dan diterapkan karena pendekatan tersebut dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

(51)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PENDEKATANOPEN-ENDED DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN

KONSEP MATEMATIS SISWA

( Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah Tahun Ajaran 2011/2012 )

Oleh

NOVITA ROCHMADENI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono.1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta dan Depdikbud. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi.2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Baedhowi. 2003.Informasi Bantuan Pendidikan.Depdiknas. Jakarta.

Basri, Suherman Hasan. 2008. Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Open-Ended Untuk Meningkatkan Kemampuan Conceptual Understanding Matematika Siswa Sma. Tersedia :

http://repository.upi.edu/skripsiview.php.htm (10 November 2011)

Depdiknas. 2002.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

E. Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Furchan, Arief. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Usaha Nasional. Surabaya

Hamalik, Oemar. 2001.Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta

_____________. 2002. Perencanaan Pengajaran Matematika Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.

Hudoyo, H. 1990.Strategi Mengajar Belajar matematika.IKIP Malang. Malang. Indonesia Legal Center Publishing.2008.Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 14 Tahun 2005 Guru dan Dosen. CV Karya Gemilang. Jakarta.

Muaddab, Hafis. 2010. Pemahaman Siswa. [on line]. Tersedia: http://hafismuaddab.wordpress.com/2010/01/13/pemahaman-siswa/

(30 Januari 2012)

Mullis, dkk. 2003. TIMSS 2003 International Mathematics Report [on Line]. Tersedia : http://timss.bc.edu/timss2003.html. (23 Mei 2012)

(53)

47

Purwanto, M.N. 1994. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Riduwan. 2010. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

Pengaruh Pola-Pola Pembelajaran Visual dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Masalah-Masalah Matematika (Eksperimen pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika di Kalimantan Barat). [on line]. Tersedia :

http://repository.upi.edu/disertasiview.php.htm (10 November 2011)

Ruseffendi, E.T. 2003. Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-eksakta Lainnya. IKIP Semarang Press. Semarang.

Sagala, Syaiful. 2009.Konsep dan Makna Pembelajaran.Alfabeta. Bandung. Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan.Kencana. Jakarta.

Shimada, S. dan Becker J.P. 1997. The Open-Ended Approach. A New Proposal for Teaching Mathematics. NCTM. Virginia.

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sudjana. 2005.Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.

Suherman, Erman dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. JICA Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Sukandi, Ujang,dkk. 2003. Belajar Aktif dan Terpadu. Duta Graha Pustaka. Surabaya

Sutikno, M. Sobry. 2005.Pembelajaran Efektif.NTP Pres. Mataram.

Static. 2009. Pembelajaran Konvensional. [On Line]. Tersedia : http//xpresiriau.com/.htm (4 januari 2012)

Syah, Muhibin. 2005.Psikologi Belajar.Rajawali. Jakarta.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta.

(54)

Judul Skripsi : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PENDEKATAN OPEN-ENDED DITINAJU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah Tahun Ajaran 2011/2012) Nama Mahasiswa : NOVITA ROCHMADENI

Nomor Pokok Mahasiswa : 0813021042

Program Studi : Pendidikan Matematika Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dra. Nurhanurawati, M.Pd. Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd. NIP 19670808 199103 2 001 NIP 19610524 198603 1 006

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.

(55)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dra. Nurhanurawati, M.Pd. _____________

Sekretaris : Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd. _____________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd. _____________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

Gambar

Tabel 3.1 Distribusi Rombongan Belajar SMP Negeri 2 Way PengubuanKabupaten Lampung Tengah
Tabel 3.2  Rata-rata Nilai Ulangan Semester Ganjil
Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Taraf Kesukaran
Tabel 3.6 Interpretasi Nilai Daya Pembeda

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru dengan prestasi belajar siswa; (2) ada hubungan

This research concludes that the strategic role of women (as strategic partners, fighters, administrative experts, agents of change) was able to provide a significant

Since the thesis is trying to identify the inaccuracy in translating English singular and plural forms, to find the effects of the inaccuracy toward its original story, and to

Anda hanya menyorot opsi [I]nstall jika ingin menginstal atau meng- upgrade paket software, opsi [R]emove jika ingin menghapus sebuah software dari sistem, opsi [C]onfig

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menentukan kurva isoterm sorpsi air, pemodelan isoterm sorpsi air yang tepat dan menentukan kadar air monolayer pada tepung ubi

Perlakuan pupuk memberikan pengaruh nyata terhadap produksi kedelai dan bobot 100 butir benih tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per tanaman,

Jadi randai yang berbentuk teater rakyat di Minangkabau, adalah sesebuah persembahan yang memiliki pelbagai unsur seni dan memiliki hubungan yang harmonis yang

dari data 23 nasabah pembiayaan ARRUM BPKB Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan terdapat 52% nasabah yang mengalami peningkatan pendapatan karena pendapatan yang