PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN KESELURUHAN DAN BAGIAN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR
PASSING ATAS BOLAVOLI PADA SISWA KELAS X SMA N I RUMBIA LAMPUNG TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
OLEH
ARDIANSYAH
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
ii
ABSTRAK
PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN KESELURUHAN DAN BAGIAN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR
PASSING ATAS BOLAVOLI PADA SISWA KELAS X SMA N I RUMBIA LAMPUNG TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh ARDIANSYAH
Pembimbing :
Drs. Sudirman Husin, M.Pd. Drs. Akor Sitepu, M.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran
keseluruhan dan bagian terhadap keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli. Sampel sebanyak 60 siswa yang diambil dari populasi siswa kelas X SMA N I Rumbia, Lampung Tengah yang dibagi dalam 3 kelompok.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain penelitian pre test, ordinal pairing, treatment, post test. Teknik pengambilan data menggunakan test keterampilan gerak dasarbolavoli. Teknik analisis data menggunakan Analisis Varians ( ANAVA).
Hasil analisis data menunjukan bahwa metode pembelajaran keseluruhandapat meningkatkan keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli secara signifikan
50,849 > 3,15) begitu pula pada metode pembelajaran bagian menujukan peningkatan secara signifikan ( 54,145 > 3,15).
Perbedaan pengaruh menunjukan bahwa metode pembelajaran bagianlebih efektif dalam meningkatkan keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli dibandingkan dengan metode pembelajaran keseluruhan ( 3,296 > 3,15).
xii
2. Pelaksanaan Pembelajaran Passing atas dengan Metode Bagian ... 23
xiii
J. Kerangka Pikir ... 25
K. Hipotesis ... 27
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 28
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 29
1. Populasi ... 29
2. Sampel ... 29
C. Variabel Penelitian ... 30
D. Desain atau Pola Penelitian ... 31
E. Metode Pengumpulan Data ... 33
F. Prosedur Penelitian ... 34
G. Instrumen Penelitan ... 36
H. Teknik Analisis Data ... 38
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 42
1. Deskripsi Data ... 42
2. Uji Prasyarat ... 47
3. Uji Hipotesis ... 48
B.Pembahasan ... 50
V. KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 53
B.Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA ... 55
I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sekolah merupakan salah satu wadah yang berfungsi untuk mengembangkan
dan meningkatkan pribadi anak yang beriman, cerdas, disiplin, terampil,
bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah
dijadikan sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang dalam
penyelenggaraan pendidikanya dilakukan secara terorganisir, sistematis, dan
berkesinambungan dengan maksud agar tujuan pendidikan nasional itu sendiri
dapat tercapai.
Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian dari pendidikan secara
keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor. Pelaksanaan pendidikan jasmani merupakan investasi jangka
panjang dalam upaya pembinaan mutu dan sumber daya manusia indonesia.
Hasil yang diharapkan dapat dicapai dalam jangka waktu yang lama melalui
upaya pembinaan bagi masayarakat dan peserta didik melalui pendidikan
jasmani dan olahraga yang perlu terus dilakukan dengan kesabaran dan
keikhlasan untuk berkorban. Untuk mencapai tujuan tersebut harus didukung
oleh berbagai hal, baik tenaga pendidik yang bermutu serta program-program
pembelajaran yang baik. Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non
2
keterampilan, dan sikap yang dikembangkan berdasarkan pemahaman yang
akan membentuk kompetisi individual. Hal ini dapat diterapkan kepada siswa
melalui proses pendidikan jasmani khususnya pada permainan bolavoli.
Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga permainan beregu,
yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari enam
pemain. Saat ini bola voli telah berkembang menjadi salah satu cabang
olahraga yang di gemari oleh seluruh lapisan masyarakat baik dari anak-anak
sampai orang dewasa, laki-laki dan perempuan, masyarakat kota maupun
masyarakat desa.
Perkembangan permainan bolavoli di masyarakat cukup pesat, hal ini di
sebabkan karena manfaatnya sangat baik bagi pembentukan individu secara
keseluruhan dan terdapat unsur sosial kerjasama, serta mudah mendatangkan
kesenangan bagi yang bermain. Selain itu permainan bola voli pada sekarang
ini bukan hanya merupakan olahraga yang bersifat rekreasi sekedar alat untuk
meningkatkan kesegaran jasmani saja, tetapi telah menuntut kualitas prestasi
yang setinggi-tingginya baik untuk meningkatkan prestasi diri, mengharumkan
nama daerah, bangsa dan negaranya. Maka dari itu, perlu adanya pembinaan
prestasi secara serius sejak usia dini, salah satunya adalah jalur pendidikan
dengan melalui kegiatan ekstrakurikuler.
Bolavoli merupakan cabang olahraga permainan beregu, kerja sama antara
pemain harus saling mendukung agar menjadi regu yang kompak dan tangguh.
Dengan demikian, penguasaan teknik dasar permainan bolavoli secara
dalam melaksanakan teknik-teknik dasar hanya dapat di kuasai dengan baik
jika melakukan latihan yang teratur dan terprogram secara tepat.
Metode-metode latihan yang tepat akan dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang
dilakukan oleh seorang pemain. Penguasaan teknik dasar permainan bolavoli
harus benar-benar diperhatikan sebab teknik dasar dalam permainan bolavoli
merupakan salah satu unsur yang turut menentukan menang atau kalahnya
suatu regu dalam satu permainan, di samping kondisi fisik, taktik, dan mental.
Dari beberapa ragam teknik dasar permainan bolavoli salah satunya adalah
teknik dasar pass atas. Pass atas sangat penting dalam permainan bolavoli
karena merupakan langkah awal untuk menyusun serangan. Pelaksanaan pass
atas yaitu: “Kedua kaki berdiri selebar bahu, lutut ditekuk dengan badan
merendah, kedua tangan diangkat lebih tinggi dari kaki dan jari-jari tangan
terbuka membentuk cekungan seperti setengah lingkaran bola, pada saat bola
datang lengan diluruskan dengan gerakan eksplosif, pada waktu perkenaan
dengan bola jari-jari ditegangkan kemudian diikuti dengan gerakan
pergelangan tangan agar bola dapat memantul dengan baik, setelah bola
memantul lanjutkan dengan meluruskan lengan kedepan atas diikuti dengan
melangkahkan kaki kedepan dan segera mengambil sikap siap normal
kembali”. Teknik pass atas yang baik dapat diambil seseorang dan menyajikan
dengan teman seregunya dengan baik atau mengumpan bola kepada smasher
yang selanjutnya dilakukan serangan. Dengan demikian kesuksesan
menciptakan pola-pola penyerangan dan pertahanan banyak di tentukan oleh
keakuratan pemain dalam mem-passing bola yang diberikan kepada temannya
4
perlu diadakan latihan secara bersungguh-sungguh dan terus menerus. Menurut
Theo klenmann dan Dieter Kruber (1984:38-41), ada beberapa metode atau
cara latihan pass atas yaitu: (1) latihan pass atas secara keseluruhan, (2) latihan
pass atas kontrol / bagian, (3) latihan pass atas segitiga, (4) latihan pass atas
dengan melewati net.
Latihan pass atas secara keseluruhan adalah dengan cara mem-passing atau
memantulkan bola ke atas secara langsung dan dilakukan berulang-ulang
dengan ketinggian tertentu. Sedangkan latihan pass atas secara bagian adalah
dengan cara mem-passing atau memantulkan bola ke atas dengan gerakan
awalan, pelaksanaan, dan akhiran.
Setelah penulis amati, penguasaan permainan bolavoli pada siswa SMA N 1
Rumbia masih rendah, khususnya dalam hal menguasai passing atas dalam
keterampilan bermain bolavoli. Hal itu disebabkan perkenaan bola pada tangan
tidak tepat baik dari awalan, pelaksanaan, dan akhiran, masih banyak siswa
yang belum bisa melakukan passing atas dengan baik dan benar, masih banyak
siswa yang hanya menggunakan passing bawah, dan penyelesaian akhir yang
kurang efektif. Metode pembelajaran yang monoton membuat proses
pembelajaran membosankan, hal ini terlihat pada saat penulis melakukan
penelitian pendahuluan.
Dari uraian diatas, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang:
“Perbandingan metode pembelajaran keseluruhan dan bagian terhadap
keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli pada siswa kelas X SMA
Untuk mengetahui hal tersebut, maka perlu dikaji dan diteliti secara lebih
mendalam baik secara teori maupun praktek melalui penelitian eksperimen.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya pengetahuan siswa dalam menguasai permainan bolavoli dengan
menggunakan passing atas.
2. Kurangnya pengetahuan siswa dalam menguasai passing atas bolavoli
dengan menggunakan metode pembelajaran keseluruhan dan bagian.
3. Masih banyaknya siswa yang gagal atau kurang baik dalam melakukan
passing atas.
4. Metode pembelajaran yang diberikan oleh guru monoton sehingga
membosankan siswa dalam belajar pass atas.
C.Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, untuk
memudahkan penelitian perlu pembatasan yang berdasarkan tujuan dari
penelitian ini, adapun pembatasan masalah tersebut adalah pembelajaran
passing atas dengan metode pembelajaran keseluruhan dan bagian terhadap
keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli pada siswa kelas X SMA
6
D.Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang, maka peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh metode pembelajaran keseluruhan terhadap
keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli pada siswa kelas X SMA
Negeri I Rumbia Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013?
2. Apakah ada pengaruh metode pembelajaran bagian terhadap keterampilan
gerak dasar passing atas bolavoli pada siswa kelas X SMA Negeri I Rumbia
Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013?
3. Manakah yang lebih baik antara pengaruh metode pembelajaran
keseluruhan dan bagian terhadap keterampilan gerak dasar passing atas
bolavoli pada siswa kelas X SMA Negeri I Rumbia Lampung Tengah tahun
pelajaran 2012/2013?
E.Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui pengaruh metode keseluruhan terhadap keterampilan
gerak dasar passing atas bolavoli.
2. Untuk mengetahui pengaruh metode bagian terhadap keterampilan gerak
dasar passing atas bolavoli.
3. Untuk mengetahui mana yang lebih baik antara metode keseluruhan dan
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak–pihak
yang terkait :
1. Bagi Siswa
Dapat meningkatkan kemampuan passing atas bolavoli bagi siswa yang
dijadikan obyek penelitian.
2. Bagi Mahasiswa dan Guru Penjaskes
Dapat dijadikan sebagai pedoman dan masukan tentang pentingnya metode
pembelajaran yang baik dan tepat, sehingga akan diperoleh hasil belajar
yang optimal.
3. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penelitian tentang karya
ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.
4. Bagi Program Studi Penjaskes
Sebagai salah satu acuan dalam bahan pengkajian dan analisis Ilmu
Biomekanik terhadap passing atas cabang olahraga bolavoli.
G.Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :
1. Tempat penelitian dilaksanakan di SMA Negeri I Rumbia Lampung Tengah.
2. Terdiri keterampilan gerak dasar bolavoli menggunakan pemilihan metode
pembelajaran.
3. Subjek penelitian yang diamati adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri I
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah segala proses atau usaha yang dilakukan secara sadar, sengaja,
aktif, sistematis dan intregativ untuk menciptakan perubahan-perubahan dalam
dirinya menuju kearah kesempurnaan hidup. Menurut M. Sobry Sutikno (2009
: 32) pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan guru (pendidik) agar
terjadi proses belajar pada siswa.
1. Belajar dan Pembelajaran
Kata pendidikan berasal dari kata pedagogi, yaitu dari kata “paid” artinya
anak dan “agogos” artinya membimbing. Itulah sebabnya istilah pedagogi
dapat diartikan sebagai “ilmu dan seni mengajar anak”.
Pengertian pendidikan menurut John Dewey (2005:36) pendidikan adalah
suatu proses pengalaman karena kehidupan adalah pertumbuhan. Pendidikan
berarti membantu pertumbuhan batin tanpa dibatasi oleh usia. Proses
pertumbuhan ialah proses menyesuaikan pada tiap-tiap fase serta
menambahkan kecakapan di dalam perkembangan seseorang. Pengertian
pendidikan menurut Mahmud Yunus (1990:68) pendidikan adalah
usaha-usaha yang sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak
bertahap dapat mengantarkan si anak kepada tujuannya yang paling tinggi,
agar si anak hidup bahagia serta seluruh apa yang dilakukanya menjadi
bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.
Jadi, menurut pendapat para ahli di atas pendidikan adalah upaya yang
dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan kualitas manusia
untuk bersaing dalam membangun taraf hidup bangsa dan negara.
Menurut Burton dalam Dwi Cahya (2013 : 7) belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.
Dimana tingkah laku dalam arti luas ditimbulkan atau di ubah melalui
praktek dan latian.
Sedangkan menurut Husdarta dan Saputra dalam Dwi Cahya (2013 : 7)
belajar dimaknai dengan proses perubahan tingkah laku sebagai akibat
adanya interaksi antar invidu dengan lingkungan. Tingkah laku itu
mencakup aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pengetahuan, sikap
dan keterampilan yang dimiliki oleh siswa dapat diukur penampilannya.
2. Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran
Dalam mempelajari suatu keterampilan olahraga di butuhkan cara belajar
yang spesifik berbeda dengan belajar pada umumnya. Hal terpenting dalam
belajar keterampilan hendaknya dilakukan secara teratur dan
berulang-ulang. Suatu keterampilan yang dipelajari secara teratur dan dilakukan
secara berulang-ulang, maka akan terjadi perubahan pada diri siswa yaitu,
10
dkk (1998:51) menyatakan, “Perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai
jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan,
sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri, pendeknya
mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang”.
Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk
mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses
pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:42) bahwa, “Prinsip-prinsip
pembelajaran meliputi perhatian dan motivasi, keaktifan siswa, keterlibatan
langsung, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan
individual”. Sedangkan Sugiyanto (1996:328-329) menyatakan, “Beberapa
prinsip yang perlu diperhatikan di dalam mengatur kondisi praktek belajar
gerak atau keterampilan yaitu : prinsip pengaturan giliran praktek, prinsip
beban belajar meningkat, prinsip kondisi belajar bervariasi, prinsip
pemberian motivasi dan dorongan semangat.
1) Prinsip Pengaturan Giliran Praktek.
Mempraktekkan gerakan keterampilan bisa dilakukan secara terus
menerus tanpa istirahat. Cara ini disebut massed conditions. Dengan cara
ini siswa melakukan gerakan berulang-ulang, terus menerus, selama
waktu latihan tanpa ada pengaturan kapan harus melakukan gerakan dan
kapan harus beristirahat. Cara yang kedua adalah mempraktekkan
gerakan dengan diselang-selingi antara melakukan gerakan dan waktu
istirahat. Cara ini disebut distributed conditions. Dengan cara ini ada
istirahat dan setelah itu melakukan gerakan lagi. Waktu istirahat yang
diberikan tidak perlu menunggu sampai siswa mencapai kelelahan, tetapi
juga jangan terlalu sering. Yang penting adalah mengatur agar
rangsangan terhadap sistem-sistem yang menghasilkan gerakan tubuh
diberikan secara cukup, atau tidak kurang dan tidak berlebihan.
2) Prinsip beban belajar meningkat.
Gerakan keterampilan pada dasarnya merupakan sekumpulan dari
gerakan-gerakan yang menjadi unsurnya. Selain itu bahwa, penguasaan
gerakan keterampilan akan terjadi secara bertahap dalam
peningkatannya. Mulai dari belum bisa menjadi bisa, dan kemudian
menjadi terampil melakukan sesuatu gerakan. Dengan
kenyataan-kenyataan seperti itu, hendaknya pengaturan materi belajar yang
dipraktekkan dimulai dari yang mudah ke yang lebih sukar, atau dari
yang sederhana ke yang lebih kompleks.
3) Prinsip kondisi belajar bervariasi
Mempraktekkan gerakan merupakan kondisi belajar yang paling berat
dalam belajar gerak. Siswa harus mengerahkan tenaganya untuk
melakukan gerakan berulang kali. Siswa harus memerangi rasa lelah, dan
kadang-kadang harus memerangi rasa bosan. Agar kelelahan tidak cepat
terjadi atau kalau terjadi tidak begitu dirasakan, serta tidak cepat terjadi
kebosanan pada diri siswa, menciptakan kondisi praktek yang bervariasi
sangat diperlukan. Disini diperlukan kreativitas guru untuk menciptakan
variasi pembelajaran. Variasi bisa diciptakan dalam berbagai hal,
12
pengaturan giliran, penggunaan alat-alat, cara memberikan instruksi, cara
pemberian umpan balik dan cara-cara pendekatan dengan siswa.
4) Prinsip pemberian motivasi dan dorongan semangat
Siswa melakukan suatu tugas dari guru tentu dipengaruhi oleh keadaan
psikologisnya. Di dalam mempraktekkan gerakan agar melakukannya
dengan sungguh-sungguh, siswa perlu mempunyai motivasi yang kuat
untuk menguasai gerakan dan mempunyai semangat untuk berusaha.
Motivasi untuk menguasai gerakan bisa timbul antara lain apabila siswa
berminat terhadap gerakan. Sedangkan minat dapat timbul apabila siswa
merasa bahwa gerakan yang dipelajari tersebut memberikan manfaat bagi
dirinya atau paling tidak bisa memberikan kegembiraan atau kesenangan.
Semangat berusaha bisa ditimbulkan atau ditingkatkan antara lain
melalui cara menciptakan suasana kompetitif di antara para siswa.
Dengan adanya suasana kompetitif, siswa akan berusaha berbuat
sebaik-baiknya untuk bisa lebih baik dari teman-teman yang lain. Cara lain
untuk memberikan dorongan semangat adalah memberikan instruksi atau
arahan menggunakan kalimat-kalimat atau isyarat yang membangkitkan
keoptimisan pada diri siswa, bahwa ia akan mampu mencapai
keberhasilan melakukan gerakan melalui mempraktekkan
berulang-ulang. Pujian perlu diberikan apabila siswa berhasil dengan baik
mempraktikkan gerakan, dan dorongan untuk berusaha lagi diberikan
B. Pendidikan Jasmani
Salah satu upaya untuk mewujudkan kualitas manusia adalah melalui
pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek
kebugaran jasmani dan keterampilan berfikir psikis. Dalam pelaksanaannya,
aktifitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, dan melalui
pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai
tujuan pendidikan.
Pendidikan jasmani dan kesehatan adalah mata pelajaran yang merupakan
bagian dari pendidikan keseluruhan yang dalam proses pembelajarannya
mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat menuju pada
pertumbuhan dengan pengembangan jasmani, mental, sosial, dan emosional
yang selaras dan seimbang, Eddy Suparman (2000:8). Sedangkan menurut
James A. Baley dan David A. Field dalam Freeman (2001:163) mengatakan
bahwa :”Pendidikan jasmani adalah suatu proses terjadinya adaptasi dan
pembelajaran secara organik, neuromuscular, intelektual, social”.
Jadi, menurut pendapat para ahli diatas pendidikan jasmani adalah proses
pendidikan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dengan pengembangan
mental, sosial, dan emosional yang selaras dan seimbang melalui aktivitas
jasmani, untuk mencapai tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan jasmani meliputi : (1) mengembangkan pengetahuan dan
14
perkembangan sosial, (2) mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan
untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang mendorong partisipasinya
dalam aneka aktivitas pendidikan jasmani, dan
(3) mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas
jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.
C. Keterampilan Gerak
Keterampilan menurut Samsudin (2008 : 22) adalah sebuah kecakapan atau
tingkat penguasaan terhadap suatu gerak atau pola gerak, yang dicirikan oleh
tiga indikator kualitas utama, yaitu efektif, efisien, dan adaptable. Menurut
Rusli Lutan (1988 : 95) menerangkan bahwa keterampilan itu dapat juga
dipahami sebagai indikator dari tingkat kemahiran atau penguasaan suatu hal
yang memerlukan gerak tubuh.
Jadi menurut pendapat para ahli diatas keterampilan gerak adalah gerak yang
mengikuti pola atau gerak tertentu yang memerlukan koordinasi dan kontrol
sebagian atau seluruh tubuh yang bisa dilakukan melalui proses belajar.
Semakin kompleks keterampilan gerak yang harus dilakukan, makin kompleks
juga koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin
sulit juga untuk dilakukan.
Menurut Rusli Lutan (1988:305) belajar keterampilan gerak berlangsung
melalui beberapa tahap. Fitts & Posner (1993:35) telah membahas tahap-tahap
belajar motorik yakni: (1) tahap kognitif, (2) tahap asosiatif, dan (3) tahap
1. Tahap Kognitif
Pada tahap ini seseorang yang baru mulai mempelajari keterampilan
motorik membutuhkan informasi bagaimana cara melaksanakan tugas gerak
yang bersangkutan. Karena itu, pelaksanaan tugas gerak itu diawali dengan
penerimaan informasi dan pembentukan pengertian, termasuk bagaimana
penerpan informasi atau pengetahuan yang diperoleh. Pada tahap ini
gerakan seseorang masih nampak kaku, kurang terkoordinasi, kurang
efisien, bahkan hasilnya tidak konsisten.
2. Tahap Asosiatif
Permulaan dari tahap ini ditandai oleh semakin efektif cara-cara siswa
melaksanakan tugas gerak, dan dia mulai mampu menyesuaikan diri dengan
keterampilan yang dilakukan. Akan nampak penampilan yang terkoordinasi
dengan perkembangan yang terjadi secara bertahap, dan lambat laun
semakin konsisten.
3. Tahap Otomatis
Pada tahap ini, keterampilan motorik yang dilakukannya dikerjakan secara
otomatis. Pelaksanaan tugas gerak yang bersangkutan tak seberapa
terganggu oleh kegiatan lainnya.
D. Permainan Bolavoli
Permainan bola voli merupakan cabang olahraga yang dapat dimainkan oleh
anak-anak sampai orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Seperti
yang dikemukakan oleh M. Yunus (1992:1), bahwa permainan bolavoli dapat
16
dewasa, laki-laki maupun perempuan, baik masyarakat kota sampai pada
masyarakat desa.
Sebagai olahraga yang sering dipertandingkan, bolavoli dapat dimainkan di
lapangan terbuka (outdoor) maupun di lapangan tertutup (indoor).
Pada dasarnya permainan bolavoli itu adalah permainan tim atau regu,
meskipun sekarang sudah mulai dikembangkan permainan bolavoli dua lawan
dua dan satu lawan satu yang lebih mengarah kepada tujuan rekreasi seperti
voli pantai yang mulai berkembang akhir-akhir ini. Aturan dasar lainnya, bola
boleh dimainkan / dipantulkan dengan temannya secara bergantian tiga kali
berturut-turut sebelum disebrangkan ke lawan. Pada awalnya ide dasar
permainan bolavoli adalah memasukkan bola ke daerah lawan melewati suatu
rintangan berupa tali atau net dan berusaha memenangkan permainan dengan
mematikan bola itu di daerah lawan. (Drs. Muhajir, 2004 : 31).
E. Gerak Dasar Permainan Bolavoli
Permainan bola voli adalah cabang olahraga beregu yang dimainkan oleh dua
regu yang masing-masing regu terdiri dari enam orang pemain dan setiap
lapangan dipisahkan oleh net. Pantulan bola yang dimainkan boleh
menggunakan seluruh anggota badan. Tujuan dari permainan ini adalah
minimal agar setiap regu melewatkan bola secara teratur melewati atas net
sampai bola itu menyentuh lantai (mati) di daerah lawan, dan mencegah agar
bolanya yang dilewatkan tidak menyentuh lantai dalam lapangan sendiri.
Di dalam permainan bolavoli seorang pemain harus menguasai teknik dasar
sebaik mungkin secara perorangan, agar dapat bermain dengan baik dan
berprestasi. Sedangkan yang dimaksud teknik dasar dalam permainan bolavoli
adalah suatu proses melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu
praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam
permainan bolavoli. (Suharno HP, 1982:12).
Jadi, teknik dalam permainan bolavoli dapat diartikan cara yang
mendasar yang efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang
berlaku untuk mencapai hasil yang optimal. Teknik dasar itu harus benar benar
dikuasai terlebih dahulu, sehingga dapat mengembangkan mutu permainan.
Namun keterampilan teknik saja belum dapat mengembangkan permainan
untuk penguasaan teknik yang benar dan perlu diterapkan suatu taktik. Adapun
teknik-teknik dalam permainan bolavoli meliputi : (1) servis, (2) pass, (3)
umpan, (4) smash, (5) bendungan (M. Yunus, 1992:68).
F. Passing Dalam Permainan Bolavoli
Passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam suatu
gerakan tertentu, sebagai langkah awalan untuk menyusun pola serangan
kepada lawan (M. Yunus 1992:79). Pelaksanaan passing secara umum dapat
dilaksanakan dengan dua cara yaitu, passing yang dilakukan dari atas (pass
18
1. Passing Atas
Menurut (M. Yunus 1992:79) salah satu gerak dasar permainan bolavoli
adalah pass atas, pass atas adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri
dalam satu regu dengan suatu gerakan tertentu, sebagai langkah awal untuk
menyusun serangan kepada lawan. Untuk dapat melaksanakan gerakan pass
atas dengan baik terlebih dahulu memperhatikan dan melatih bagian-bagian
dari gerakan pass atas secara baik dan benar.
Menurut (M. Yunus 1992:80) Gerak dasar passing atas ada tiga bagian
yaitu:
a. Sikap Permulaan
Ambil posisi siap normal dalam permainan bolavoli yaitu: kedua kaki
berdiri selebar bahu, berat badan bertumpu pada telapak kaki bagian
depan, lutut ditekuk dengan badan merendah, tempatkan badan secepat
mungkin dibawah bola, dengan kedua tangan diangkat lebih tinggi dari
dahi, dan jari-jari tangan terbuka membentuk cakungan seperti setengah
lingkaran bola.
b. Gerakan Pelaksanaan
Tepat saat bola berada diatas dan sedikit didepan dahi, lengan diluruskan
dengan gerakan agak eksplosif untuk mendorong bola. Perkenaan bola
pada jari-jari ruas pertama dan kedua dan yang dominan mendorong bola
adalah ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah. Pada waktu perkenaan
dengan bola jari-jari agak ditegangkan kemudian diikuti dengan gerakan
c. Gerakan Lanjutan
Setelah bola memantul dengan baik, lanjutkan dengan meluruskan lengan
kedepan atas, sebagai suatu gerakan lanjutan, diikuti dengan
memindahkan berat badan kedepan dengan melangkahkan kaki belakang
kedepan dan segera mengambil sikap siap dalam posisi normal kembali.
Passing atas sangat penting dalam permainan bolavoli karena merupakan
langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan.
Gambar 1.1
Gerakan Pass Atas Keseluruhan. Sumber: (L.J Maspaite dkk,1993:25).
Gambar 1.2
20
G. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan
pembelajaran. Menurut pendapat Nana Sudjana (2005:76) bahwa, “Metode
pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan
dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan M.Sobry
Sutikno (2009:88) menyatakan bahwa , “Metode pembelajaran adalah
cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi
proses pembelajaran dalam diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.
Berdasarkan pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan oleh dua ahli
tersebut dapat di simpulkan bahwa, metode pembelajaran merupakan suatu
cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar
pada diri siswa untuk mencapai tujuan. Adapun tujuan proses pembelajaran
menurut Pribadi (2009:11) adalah, agar siswa dapat mencapai kompetensi
seperti yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan proses pembelajaran perlu
dirancang secara sistematik dan sistemik.
H. Pembelajaran Passing Atas dengan Metode Keseluruhan
1. Pengertian Metode Keseluruhan
Menurut Sugiyanto (1996:67) “ Metode keseluruhan adalah cara pendekatan
dimana sejak awal pelajar di arahkan untuk mempraktekkan keseluruhan
rangkaian gerakan yang dipelajari”. Menurut Andi Suhendro (1999:56) “
Metode keseluruhan adalah metode yang menitikberatkan kepada keutuhan
tersebut dapat disimpulkan, metode keseluruhan merupakan cara mengajar
yang menitikberatkan pada keutuhan dari keterampilan gerak yang
dipelajari.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Passing Atas dengan Metode Keseluruhan
Pelaksanaan pembelajaran passing atas bolavoli secara keseluruhan yaitu,
pertama-tama dijelaskan mengenai gerak dasar passing atas yang baik dan
benar meliputi sikap permulaan, gerakan pelaksanaan, dan gerak lanjut.
Bagian-bagian gerakan passing atas dijelaskan secara terperinci dan di
demonstrasikan. Kemudian, pelaksanaannya yaitu siswa melakukan passing
atas secara langsung tanpa memotong-motong gerakan dengan
menitikberatkan keutuhan gerak dan dilakukan secara berulang-ulang.
(Harsono, 1988 :142).
3. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Passing Atas dengan Metode Keseluruhan
Pada prinsipnya pembelajaran gerak dasar passing atas bolavoli dengan
metode keseluruhan merupakan bentuk pembelajaran yang menekankan
kepada keutuhan gerak yang dilakukan siswa tanpa terpotong-potong dan
dilakukan secara berulang-ulang. (Sugiyanto, 1999 : 70).
Kelebihan pembelajaran gerak dasar passing atas bolavoli dengan metode
keseluruhan antara lain:
1) Merangsang siswa untuk segera memiliki kemampuan gerak dasar
22
2) Membiasakan siswa untuk melakukan passing atas dengan ketinggian
tertentu.
3) Kemampuan siswa untuk berorientasi terhadap bola menjadi lebih baik.
4) Bagi siswa yang sudah memilki penguasaan gerak dasar passing atas,
pembelajaran ini sangat cocok karena siswa tersebut tinggal melatih
ketepatan mengarahkan bola keatas.
Sedangkan kelemahan pembelajaran passing atas bolavoli dengan metode
keseluruhan antara lain:
1) Bagi siswa pemula dalam melakukan pembelajaran ini pada awal
pembelajaran tingkat kegagalannya akan sangat besar.
2) Karena passing atas ini memerlukan konsentrasi yang cukup tinggi, maka
dalam pembelajaran konsentrasinya hanya tertuju pada penangkapan
bola, sedangkan penggunaan gerak dasar passing atas yang baik dan
benar sering terabaikan sehingga penguasaan gerak dasar passing atas
yang benar sulit tercapai.
I. Pembelajaran Passing Atas Dengan Metode Bagian
1. Pengertian Metode Bagian
Metode bagian merupakan bentuk latihan keterampilan yang dilakukan
secara bagian per bagian dari keterampilan yang dipelajari. Bentuk
keterampilan yang dipelajari dipilah-pilah ke dalam bentuk gerakan yang
lebih mudah dan sederhana. Berkaitan dengan metode bagian Sugiyanto
dimana mula-mula siswa diarahkan untuk mempraktekkan sebagian demi
sebagian dari keseluruhan rangkaian gerakan, dan setelah bagian-bagian
gerakan dikuasai baru mempraktekkannya secara keseluruhan”. Menurut
Andi Suhendro (1999: 56) bahwa, “Metode bagian adalah satu cara
pengorganisasian bahan pelajaran dengan menitik beratkan pada penyajian
elemen-elemen dari bahan pelajaran”.
Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan, metode bagian
merupakan cara mengajar suatu keterampilan olahraga yang dalam
pelaksanaannya dilakukan bagian per bagian, dan setelah bagian-bagian
keterampilan yang dipelajari dikuasai kemudian dilakukan atau dirangkaian
secara keseluruhan.
2. PelaksanaanPembelajaran Passing Atas dengan Metode Bagian
Pelaksanaan pembelajaran passing atas bolavoli secara bagian yaitu,
pertama-tama dijelaskan gerak dasar passing atas yang baik dan benar,
meliputi sikap permulaan, gerakan pelaksanaan dan gerak lanjut.
Bagian-bagian gerakan passing atas dijelaskan secara terperinci dan di
demonstrasikan. (Sugiyanto, 1996 : 67). Pelaksanaan dari masing-masing
gerak dasar passing atas bagian yaitu:
1) Sikap Permulaan yaitu:
Siswa berdiri dengan kedua kaki dibuka, lutut ditekuk, sehingga posisi
tubuh berada dalam keadaan setengah jongkok. Siku dibengkokkan,
jari-jari tengah direnggangkan dan diletakan di depan atas dahi, sikap tangan
24
2) Gerakan Pelaksanaan yaitu:
Pada waktu bola datang, tangan digerakkan kedepan atas dengan sikap
tangan tetap seperti mangkok, bola didorong dengan jari-jari tangan,
perkenaan tangan pada bola yaitu ruas pertama dan kedua jari telunjuk
sampai kelingking, sedangkan ibu jari hanya ruas pertama, untuk
membantu gerakan jari-jari tangan pergelangan tangan digerakkan kearah
depan atas, dan lengan lurus kedepan atas.
3) Gerakan Lanjutan yaitu:
Setelah bola lepas dari tangan, kaki melangkah diikuti dengan gerakan
anggota badan membentuk sikap siap menerima kembali datangnya bola
dari atas.
3.Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Passing Atas Dengan Metode Bagian
Pada prinsipnya pembelajaran gerak dasar passing atas bolavoli dengan
metode bagian merupakan bentuk pembelajaran yang menekankan kepada
gerakan bagian perbagian atau terpotong-potong dan setelah bagian-bagian
tersebut dikuasai baru mempraktekkannya secara keseluruhan. (Rusli lutan,
1988 : 418). Kelebihan pembelajaran gerak dasar passing atas bolavoli
dengan metode bagian antara lain:
1) Siswa dapat menguasai bagian-bagian gerakan passing atas dengan baik
dan benar.
2) Siswa dapat terhindar dari kesalahan gerak, karena masing-masing
Di samping kelebihan tersebut, pembelajaran passing atas bolavoli dengan
metode bagian juga memiliki beberapa kelemahan yaitu:
1) Dibutuhkan waktu yang lebih lama, jika tiap-tiap bagian gerak dasar sulit
dimengerti dan dikuasai siswa.
2) Untuk mempelajari bagian berikutnya siswa harus benar-benar menguasai
gerakan sebelumnya.
3) Penguasaan terhadap pola gerakan passing atas secara keseluruhan
lambat tercapai dan membutuhkan adaptasi yang lebih lama untuk
menggabungkan dari bagian-bagian gerakan passing atas.
4) Dapat menimbulkan rasa bosan atau jenuh, karena keterampilan yang
dipelajari terpotong-potong.
J. Kerangka Pikir
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas dapat diajukan
kerangka pikir sebagai berikut :
Metode keseluruhan dan bagian masing-masing memiliki karakteristik yang
berbeda. Metode pembelajaran keseluruhan merupakan bentuk pembelajaran
yang dilakukan secara keseluruhan atau utuh dari keterampilan yang dipelajari.
(Sugiyanto, 1996 : 67). Metode keseluruhan biasanya digunakan untuk
mempelajari keterampilan yang mudah dan sederhana. Metode pembelajaran
keseluruhan memiliki kelebihan antara lain: dapat merangsang siswa untuk
segera memiliki kemampuan pass atas, membiasakan siswa untuk melakukan
26
dasar penguasaan pass atas, pembelajaran ini sangat cocok, karena siswa
tersebut tinggal melatih ketepatan mengarahkan bola ke atas.
Sedangkan kelemahan pembelajaran passing atas bolavoli dengan metode
keseluruhan adalah : Bagi siswa pemula khususnya, dalam melakukan
pembelajaran ini pada awal pembelajaran tingkat kegagalannya akan sangat
besar, Karena passing atas ini memerlukan konsentrasi yang cukup tinggi,
maka dalam pembelajaran konsentrasinya hanya tertuju pada pemegangan
bola, sedangkan penggunaan gerak dasar passing atas yang baik dan benar
sering terabaikan sehingga penguasaan gerak dasar passing atas yang benar
sulit tercapai.
Metode bagian merupakan merupakan cara mengajar suatu keterampilan
olahraga yang dalam pelaksanaannya dilakukan bagian per bagian, dan setelah
bagian-bagian keterampilan yang dipelajari dikuasai kemudian dilakukan atau
dirangkaian secara keseluruhan. (Sugiyanto, 1996 : 67). Metode bagian
memiliki kelebihan antara lain: Siswa dapat menguasai bagian-bagian gerakan
passing atas dengan baik dan benar, siswa dapat terhindar dari kesalahan
gerak, karena masing-masing gerakan passing atas harus dikuasai baru
ditingkatkan.
Sedangkan kelemahan metode bagian adalah : Dibutuhkan waktu yang lebih
lama, jika tiap-tiap bagian gerak dasar sulit dimengerti dan dikuasai siswa,
untuk mempelajari bagian berikutnya harus bagian sebelumnya betul-betul
telah dikuasai, sehingga keterampilan lambat untuk dikuasai, penguasaan
membutuhkan adaptasi yang lebih lama untuk menggabungkan dari
bagian-bagian teknik passing atas.
Berdasarkan karakteristik dan penekanan dari metode pembelajaran
keseluruhan dan bagian tersebut menunjukan bahwa, keduanya memiliki
perbedaan yang cukup jelas. Perbedaan perlakuan yang diberikan dalam proses
belajar mengajar akan menimbulkan respon yang berbeda pula terhadap
keterampilan gerak dasar permainan bolavoli. Dengan demikian diduga,
metode keseluruhan dan bagian memiliki perbedaan pengaruh terhadap
keterampilan gerak dasar permainan bolavoli.
K. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir yang telah dikemukakan di
atas dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Ha1: Adanya pengaruh yang signifikan metode pembelajaran keseluruhan
terhadap keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli.
Ha2: Adanya pengaruh yang signifikan metode pembelajaran bagian terhadap
kemampuan keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli.
Ha3: Metode pembelajaran bagian lebih efektif pengaruhnya daripada metode
keseluruhan terhadap kemampuan keterampilan gerak dasar passing atas
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pada suatu penelitian penggunaan metode yang dipakai harus tepat dan
mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah sesuai dengan aturan yang berlaku, agar penelitian tersebut dapat
diperoleh hasil sesuai tujuan yang diharapkan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian eksperimen.
Menurut Suharsimi Arikunto (1996:9), penelitian eksperimen adalah suatu
penelitian yang selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari
suatu perlakuan. Penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha
mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi
yang terkontrol secara ketat. Peneliti harus secara jelas memahami
kompromi-kompromi yang ada pada validitas internal dan eksternal, rancangannya, dan
bertindak di dalam keterbatasan-keterbatasan tertentu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode penelitian eksperimen adalah penelitian
yang bertujuan untuk membandingkan dua variabel atau lebih, untuk
mendapatkan jawaban atau fakta apakah ada perbandingan atau tidak dari
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek yang dimasukan untuk diselidiki
(universal). Populasi di batasi sebagai sejumlah subjek dan atau individu
yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama (Sutrisno Hadi, 2004:220).
Jadi yang dimaksud populasi adalah individu yang memiliki sifat yang sama
walau prosentase kesamaan itu sedikit, atau dengan kata lain pengertian
tersebut mengandung maksud bahwa seluruh individu yang akan dijadikan
sebagai obyek penelitian. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA
Negeri I Rumbia Lampung Tengah yaitu sebanyak 198 siswa.
2. Sampel
Menurut Sutrisno Hadi (2004:70), pengertian sampel adalah “Sebagian
individu yang hendak diselidiki”. Sampel dalam pengertian ini adalah
dengan mengikutsertakan semua populasi. Sedangkan menurut Suharsimi
Arikunto (1996:109) berpendapat bahwa sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti.
Dari kedua pendapat tersebut di atas, maka yang dimaksud sampel adalah
wakil dari anggota populasi yang akan diteliti, terkait dengan penentuan
jumlah sampel penelitian, Suharsimi Arikunto (1996:131), menyatakan
bahwa sebagai ancer-ancer dalam pengambilan sampel apabila subjeknya
30
penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil
antara 10-15 %, atau 20-25 % atau lebih tergantung kemampuan peneliti.
Sampel penelitian ini adalah sebanyak 60 siswa.
Jadi, teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan total sampling. Dikatakan total sampling sebab populasi
dalam penelitian ini terdiri dari individu yang diteliti.
C. Variabel Penelitian
Setiap penelitian mempunyai obyek yang dijadikan sasaran dalam penelitian.
Obyek tersebut sering disebut sebagai gejala, sedangkan gejala-gejala yang
menunjukan variasi baik dari jenisnya maupun tingkatnya disebut variabel
yang di simbolkan dengan (X). Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu
dua variabel bebas dan satu variabel terikat.
1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Adapun
variabel bebas dalam penelitian ini yaitu :
a. Metode pembelajaran keseluruhan (X1).
b. Metode pembelajaran bagian (X2).
2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yang di
lambangkan dengan (Y). Adapun variabel terikat dalam penelitian ini
- Keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli (Y).
Gambar 2.1.
Skematis Variabel Bebas dan Terikat.
Keterangan :
X1 : Metode Keseluruhan X2 : Metode Bagian
Y : Keterampilan Gerak Dasar Passing Atas
D. Desain atau Pola Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian, maka rancangan penelitian yang digunakan
pretest-posttest design, karena penelitian ini adalah penelitian eksperimen.
Dasar penggunaan rancangan ini adalah kegiatan percobaan yang diawali
dengan memberikan perlakuan kepada subjek yang diakhiri dengan suatu
bentuk tes guna mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan.
Sugiyanto (1995: 21) menyatakan, “Tujuan penelitian eksperimental adalah
untuk meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat serta besarnya hubungan
sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan (treatment) terhadap
kelompok eksperimen yang hasilnya dibandingkan dengan hasil kelompok
kontrol yang tidak diberi perlakuan atau diberi perlakuan yang berbeda”.
Gambar rancangan penelitian pretest-posttest design penelitian ini sebagai
berikut:
X
132
X1 Treatment A Ta2
P S Ta1 OP X2 Treatment B Ta2
X0 Ta2
Gambar 2.2.: Rancangan Penelitian.
Keterangan :
P = Populasi
S = Sampel
OP = Ordinal Pairing (Pengelompokan)
Ta1 = Tes awal
Ta2 = Tes akhir
X1 = Kelompok Eksperimen A
X2 = Kelompok Eksperimen B
X0 = Kelompok Kontrol (Tanpa Perlakuan) Treatment A= Metode Keseluruhan
Treatment B= Metode Bagian
Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada tes awal dirangking,
kemudian subyek yang memiliki kemampuan heterogen
dipasang-pasangkan ke dalam kelompok A dan kelompok B juga kelompok kontrol.
Dengan demikian ketiga kelompok tersebut sebelum diberi perlakuan
mempunyai kemampuan yang beragam. Apabila pada akhirnya terdapat
pengaruh, maka hal ini disebabkan oleh perlakuan yang diberikan. Adapun
pembagian kelompok dalam penelitian ini dengan cara ordinal pairing
sebagai berikut :
1 2
3 4
6 5
7 8
9 10
dst 11
Gambar 2.3.
Ordinal pairing.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu metode untuk memperoleh keterangan
yang benar sehingga dapat di pertanggungjawabkan. Dalam penelitian ini
metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi dan
metode eksperimen lapangan melalui tes dan pengukuran.
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah suatu metode untuk memperoleh data dengan
melakukan pencatatan pada sumber-sumber data yang ada di lokasi
penelitian. Metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah digunakan
untuk memperoleh data siswa putra kelas X SMA Negeri I Rumbia tahun
34
2. Metode Tes
Menurut Suharismi Arikunto (1996:53) tes merupakan alat atau prosedur
yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana,
dengan cara dan aturan yang sudah ditentukan. Metode tes dalam penelitian
ini digunakan untuk mengukur hasil belajar passing atas siswa sebelum
kegiatan pembelajaran (pre test) dan setelah kegiatan pembelajaran
dilaksanakan (post test).
F. Prosedur Penelitian
Sebelum melakukan penelitian dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mengurus surat izin penelitian.
b. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan.
c. Mempersiapkan tenaga pembantu.
d. Membagi kelompok dengan urutan rangking dengan menggunakan teknik
ordinal pairing berdasarkan hasil pre – test.
e. Menyusun dan mengkoordinasikan jadwal latihan, hari, tanggal, maupun
waktu dengan pihak sekolah.
Prosedur penelitian tentang pembelajaran gerak dasar passing atas bolavoli
menggunakan metode keseluruhan dan bagian ini dilakukan dalam 18 kali
pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2 x 45 menit. Dari 18 kali
pertemuan tersebut pada pertemuan pertama didahului pre test / tes awal, 16
pertemuan berikutnya diberikan program pembelajaran dan pada akhir
pertemuan diadakan post test. Adapun kegiatan pembelajaran tersebut adalah
1. Tes Awal (Pre Test)
Tes awal (pre test) dilakukan sebelum kegiatan gerak dasar passing atas
bolavoli menggunakan metode keseluruhan dan bagian dilakukan. Tujuan
dari pre test adalah untuk mengetahui kemampuan awal dari masing-masing
siswa sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung.
2. Kegitan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran gerak dasar passing atas bolavoli mengunakan
metode keseluruhan dan bagian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu:
a. Pemanasan
Sebelum pemanasan siswa dipimpin berdo’a, kemudian diberikan
pengantar mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan. Bentuk
latihan pemanasan meliputi : stretching, senam penguluran,
perenggangan, kelentukan, dan penguatan. Alokasi waktu yang
digunakan untuk pemanasan ini kurang lebih 10 menit.
b. Kegiatan Inti
Inti dari pembelajaran disini adalah belajar gerak dasar passing atas
bolavoli pelaksanaanya, kelompok eksperimen 1 diberikan pembelajaran
gerak dasar passing atas bola voli dengan metode keseluruhan dan
kelompok eksperimen 2 diberikan pembelajaran gerak dasar passing atas
bolavoli dengan metode bagian sedangkan Kelompok kontrol tidak di
berikan perlakuan. alokasi waktu yang digunakan untuk kegiatan ini
36
c. Penenangan / colling down
Tujuan dari penenangan adalah mengembalikan kondisi anak sesudah
latihan, pelaksanaan colling down dengan senam relaksasi atau
stretching, evaluasi jalanya pembelajaran dan koreksi secara umum.
Alokasi waktu yang digunakan untuk kegiatan ini kurang lebih 10 menit.
3. Tes Akhir (Post Test)
Setelah dilakukan pembelajaran selama 16 kali pertemuan kemudian
diadakan tes akhir yang pelaksanaanya sama seperti awal.
G. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (1996: 112) instrumen penelitian adalah alat pada waktu
penelitian menggunakan suatu metode. Keberhasilan suatu penelitian banyak
ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang diperoleh untuk
menjawab pertanyaan penelitian dan menguji melalui instrumen tersebut.
Tolak ukur dipergunakan dalam penelitian ini untuk menilai keberhasilan
belajar adalah bentuk tes keterampilan gerak dasar passing atas untuk pelajar.
Pada penelitian ini alat pengumpul data yang digunakan adalah sejenis tes.
Agar relevan dengan bahan latihan yang diberikan kepada sampel, maka
digunakan satu instrumen tes, yaitu tes keterampilan bolavoli. Menurut
Nurhasan (2001:76) yaitu tes pengoperan bola (passing) yang dilakukan satu
kali pengetesan dengan memassing bola keatas selama satu menit.
a. Lapangan bolavoli.
b. Bolavoli.
c. Stop watch.
d. Alat-alat tulis.
e. Lembar hasil tes.
Tabel 1: Instrumen penilaian passing atas.
No Gerakan Kriteria Penilaian
Nilai Nilai
Akhir
1 2 3 4 5
1 Sikap Awal
1. Ambil posisi sikap siap normal
2. Tubuh dalam keadaan setimbang dan labil
3. Tempatkan diri dibawah bola dan angkat lengan kedepan atas setinggi bahu
4. Jari-jari tangan membentuk setengah lingkaran dan jari-jari direnggangkan
2 Pelaksanaan
1. Perkenaan bola pada ruas pertama dan kedua jari-jari tangan
2. Saat bola akan menyentuh jari maka jari agak ditgangkan
3. Gerakan tangan, pergelangan, lengan, dan kaki harus merupakan gerakan yang harmonis
3 Sikap Akhir
1. Setelah pelaksanaan maka lengan harus lurus kedepan atas
2. Ikuti dengan badan dan langkahkan kaki kedepan
3. Ambil sikap siap normal
Total Nilai
38
Keterangan Nilai :
1. Bobot 1 Nilainya = 10 – 20 (Kurang Sekali) 2. Bobot 2 Nilainya = 21 – 40 (Kurang) 3. Bobot 3 Nilainya = 41 – 60 (Cukup) 4. Bobot 4 Nilainya = 61 – 80 (Baik) 5. Bobot 5 Nilainya = 81 – 100 (Baik Sekali)
Gambar 2.4. Lapangan Bolavoli
H. Teknik Analisis Data
Data yang dianalisis adalah data dari hasil tes awal dan akhir. Menghitung hasil
tes awal dan akhir pendekatan pembelajaran drill dan bermain terhadap
keterampilan gerak dasar permainan bolavoli menggunakan teknik analisis data
uji F. Adapun syarat dalam menggunakan uji F yaitu ANAVA (analisis
varians).
Apabila misalnya kita memiliki tiga sampel, yaitu sampel X, Sampel X2, dan
sampel Xo maka pengujian perbedaan mean tidak dapat dilakukan sekaligus,
a. Pertama, menguji perbedaan mean sampel X1 dengan X2
b. Kedua, menguji perbedaan mean sampel X1 dengan X0
c. Ketiga, menguji perbedaan mean sampel X2 dengan X0
Untuk dapat membandingkan ketiga mean sekaligus, harus digunakan teknik
lain, yaitu F-test, atau analisi varians, catatan :
a. t-test diajukan oleh Gossett, diambil huruf paling belakang huruf t.
b. F-test diajukan oleh Fisher, diambil huruf paling depan huruf F.
Dengan mengunakan F-test, dapat diuji perbedaan mean dari tiga sampel
secara serentak. Dengan demikian, maka ditinjau dari segi waktu penggunaan
F-test lebih efisien. Disamping itu, dengan F-test dapat diketahui gambaran
menegani interaksi antara variabel-variabel yang menjadi pusat perhatian.
Analisis Varians yang digunakan adalah Analisis Varians kalsifikasi tunggal
karna tidak terdapat variabel baris hanya terdapat kolom, yg juga disebut anava
satu jalan adapun rumus anava tunggal sebagai berikut :
40
Keterangan :
= jumlah subyek dalam kelompok
k = banyak kelompok
N = jumlah subyek seluruhnya
1. Menghitung Jumlah Kuadrat Total dengan rumus :
= ∑X2T
2. Menghitung Jumlah Kuadrat Kelompok ( ) dengan rumus :
–
3. Menghitung Jumlah Kuadrat Dalam ) dengan rumus :
=
4. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Total ( ) dengan rumus :
5. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Kelompok ( ) dengan rumus :
6. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Dalam ( ) dengan rumus :
7. Menghitung Jumlah Mean Kelompok ( ) dengan rumus :
8. Menghintung Jumlah Mean Kuadrat Dalam ( ) dengan rumus :
9. Mencari FHitung dengan rumus :
= dengan = lawan
11. Menyusul Tabel Ringkasan Anava Satu Jalur untuk dasar penarikan
kesimpulan analisis.
12. Uji hipotesis dengan menggunakan rumus :
=
√
Pengujian taraf signifikan perbedaan antara kelompok eksperimen metode
keseluruhan dan Bagian adalah apabila tabel berarti tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok metode keseluruhan,
kelompok metode bagian dan kelompok kontrol sebaliknya bila
berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok metode
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa:
1. Ada pengaruh metode pembelajaran keseluruhan terhadap
keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli siswa kelas X SMA
Negeri I Rumbia Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013.
2. Ada pengaruh metode pembelajaran bagian terhadap keterampilan
gerak dasar passing atas bolavoli siswa kelas X SMA Negeri I Rumbia
Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013.
3. Metode pembelajaran bagian memiliki pengaruh yang lebih tinggi
dibandingkan metode pembelajaran keseluruhan dalam meningkatkan
keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli siswa kelas X SMA
B. Saran
Penulis menyarankan untuk dijadikan bahan masukan bagi :
1. Bagi siswa dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar passing atas
bolavolinya.
2. Kepada para Mahasiswa dan Guru Penjaskes diharapkan mencoba
metode pembelajaran bagian untuk meningkatkan hasil pembelajaran
Penjaskes di sekolah.
3. Berdasarkan ketentuan peneliti hanya gerak dasar passing atas, untuk
peneliti berikutnya diharapkan memakai gerak dasar bolavoli yang
lainnya.
4. Pada Program Studi Penjaskes diharapkan dapat dijadikan salah satu
acuan dalam program dan pembelajaran mata kuliah bolavoli untuk
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1996. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Yogyakarta.
Barry, N. 2000. An Introduction to Modern history. St. Martin’s Press. New York.
Dewey, J. 2005. Experience and Education. Kappa Delta Pi. United States.
Cahya, D. 2013. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Drill dan Bermain Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Permainan Bolavoli. Skripsi.
Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Dimyati, M. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Fitts and Posner. 1993. Teaching Physical Education for Learning St. Louis. Mosby.
Freeman, W.H. 2001. Physical Education and Sport in a Changing Society. Ally and Bacon. Boston.
Gino, H.J., Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan. 1998. Belajar dan Pembelajaran II. UNS Press. Surakarta.
Hadi, S. 2004. Statistik Jilid 2. Andi Offset. Yogyakarta.
Harsono. 1988. Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. CV. Tambak Kusuma. Jakarta.
Kleinmann, T dan D. Kruber. 1984. Bolavoli Pembinaan Teknik, Taktik, dan Kondisi. PT. Gramedia. Jakarta.
Lutan, R. 1988. Belajar Ketrampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud. Dirjendikti. Jakarta.
Maspaite, L.J., Soetedjo, M. Irsjada. 1993. Teknik Dasar Bolavoli. IKIP Surabaya. Surabaya.
Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani: Prinsip-prinsip dan Penerapannya. Direktorat Jenderal Olahraga. Jakarta.
Pribadi, B.A.. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. PT. Dian Rakyat. Jakarta.
Putra, V. H. D. N. 2012. Peningkatan Kemampuan Passing Bawah Bolavoli dengan Menggunakan Permainan 3 on 3 pada Siswa Kelas VII.C SMP Negeri 1 Leksono, Wonosobo Tahun Pelajaran 2011/ 2012. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Roberts, A.R., and Gilbert. 2008. Social Workers Desk Reference. Buku Pintar Pekerja Sosial Jilid 1. PT. BPK. Gunung Mulia.
Samsudin. 2008. Pembelajaran Gerak Motorik. Litera Prenada Media Group. Jakarta.
Sutikno, M. S. 2009. Belajardan Pembelajaran Upaya Kreatif dalam
Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil. Bandung: Prospect. Bandung.
Sudjana, N. 2005. Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algensindo. Bandung.
Sugiyanto. 1995. Metodologi Penelitian. UNS Press. Surakarta.
________. 1996. Belajar Gerak I. UNS Press. Surakarta.
________. 2009. Metode Penelitian. Alfabeta. Bandung .
Suharno HP. 1982. Metodologi Pelatihan Bolavoli. IKIP Yogyakarta. Yogyakarta.
Suhendro, A. 1999. Dasar-Dasar Kepelatihan. Universitas Terbuka. Jakarta.
Suparman, E. 2000. Pendidikan jasmani dan Kesehatan Jilid 1. Angkasa. Bandung.
Sutikno, M. S. 2009. Belajardan Pembelajaran Upaya Kreatif dalam
Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil. Bandung: Prospect. Bandung.
Yunus, M. 1990. Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran. Hidakarya Agung. Jakarta.