• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN KESELURUHAN DAN BAGIAN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR PASSING ATAS BOLAVOLI PADA SISWA KELAS X SMA N I RUMBIA LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN KESELURUHAN DAN BAGIAN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR PASSING ATAS BOLAVOLI PADA SISWA KELAS X SMA N I RUMBIA LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN KESELURUHAN DAN BAGIAN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR

PASSING ATAS BOLAVOLI PADA SISWA KELAS X SMA N I RUMBIA LAMPUNG TENGAH

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

OLEH

ARDIANSYAH

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ii

ABSTRAK

PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN KESELURUHAN DAN BAGIAN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR

PASSING ATAS BOLAVOLI PADA SISWA KELAS X SMA N I RUMBIA LAMPUNG TENGAH

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh ARDIANSYAH

Pembimbing :

Drs. Sudirman Husin, M.Pd. Drs. Akor Sitepu, M.Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran

keseluruhan dan bagian terhadap keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli. Sampel sebanyak 60 siswa yang diambil dari populasi siswa kelas X SMA N I Rumbia, Lampung Tengah yang dibagi dalam 3 kelompok.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain penelitian pre test, ordinal pairing, treatment, post test. Teknik pengambilan data menggunakan test keterampilan gerak dasarbolavoli. Teknik analisis data menggunakan Analisis Varians ( ANAVA).

Hasil analisis data menunjukan bahwa metode pembelajaran keseluruhandapat meningkatkan keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli secara signifikan

50,849 > 3,15) begitu pula pada metode pembelajaran bagian menujukan peningkatan secara signifikan ( 54,145 > 3,15).

Perbedaan pengaruh menunjukan bahwa metode pembelajaran bagianlebih efektif dalam meningkatkan keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli dibandingkan dengan metode pembelajaran keseluruhan ( 3,296 > 3,15).

(3)
(4)
(5)
(6)

xii

2. Pelaksanaan Pembelajaran Passing atas dengan Metode Bagian ... 23

(7)

xiii

J. Kerangka Pikir ... 25

K. Hipotesis ... 27

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 28

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

1. Populasi ... 29

2. Sampel ... 29

C. Variabel Penelitian ... 30

D. Desain atau Pola Penelitian ... 31

E. Metode Pengumpulan Data ... 33

F. Prosedur Penelitian ... 34

G. Instrumen Penelitan ... 36

H. Teknik Analisis Data ... 38

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 42

1. Deskripsi Data ... 42

2. Uji Prasyarat ... 47

3. Uji Hipotesis ... 48

B.Pembahasan ... 50

V. KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 53

B.Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(8)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sekolah merupakan salah satu wadah yang berfungsi untuk mengembangkan

dan meningkatkan pribadi anak yang beriman, cerdas, disiplin, terampil,

bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah

dijadikan sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang dalam

penyelenggaraan pendidikanya dilakukan secara terorganisir, sistematis, dan

berkesinambungan dengan maksud agar tujuan pendidikan nasional itu sendiri

dapat tercapai.

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian dari pendidikan secara

keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor. Pelaksanaan pendidikan jasmani merupakan investasi jangka

panjang dalam upaya pembinaan mutu dan sumber daya manusia indonesia.

Hasil yang diharapkan dapat dicapai dalam jangka waktu yang lama melalui

upaya pembinaan bagi masayarakat dan peserta didik melalui pendidikan

jasmani dan olahraga yang perlu terus dilakukan dengan kesabaran dan

keikhlasan untuk berkorban. Untuk mencapai tujuan tersebut harus didukung

oleh berbagai hal, baik tenaga pendidik yang bermutu serta program-program

pembelajaran yang baik. Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non

(9)

2

keterampilan, dan sikap yang dikembangkan berdasarkan pemahaman yang

akan membentuk kompetisi individual. Hal ini dapat diterapkan kepada siswa

melalui proses pendidikan jasmani khususnya pada permainan bolavoli.

Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga permainan beregu,

yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari enam

pemain. Saat ini bola voli telah berkembang menjadi salah satu cabang

olahraga yang di gemari oleh seluruh lapisan masyarakat baik dari anak-anak

sampai orang dewasa, laki-laki dan perempuan, masyarakat kota maupun

masyarakat desa.

Perkembangan permainan bolavoli di masyarakat cukup pesat, hal ini di

sebabkan karena manfaatnya sangat baik bagi pembentukan individu secara

keseluruhan dan terdapat unsur sosial kerjasama, serta mudah mendatangkan

kesenangan bagi yang bermain. Selain itu permainan bola voli pada sekarang

ini bukan hanya merupakan olahraga yang bersifat rekreasi sekedar alat untuk

meningkatkan kesegaran jasmani saja, tetapi telah menuntut kualitas prestasi

yang setinggi-tingginya baik untuk meningkatkan prestasi diri, mengharumkan

nama daerah, bangsa dan negaranya. Maka dari itu, perlu adanya pembinaan

prestasi secara serius sejak usia dini, salah satunya adalah jalur pendidikan

dengan melalui kegiatan ekstrakurikuler.

Bolavoli merupakan cabang olahraga permainan beregu, kerja sama antara

pemain harus saling mendukung agar menjadi regu yang kompak dan tangguh.

Dengan demikian, penguasaan teknik dasar permainan bolavoli secara

(10)

dalam melaksanakan teknik-teknik dasar hanya dapat di kuasai dengan baik

jika melakukan latihan yang teratur dan terprogram secara tepat.

Metode-metode latihan yang tepat akan dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang

dilakukan oleh seorang pemain. Penguasaan teknik dasar permainan bolavoli

harus benar-benar diperhatikan sebab teknik dasar dalam permainan bolavoli

merupakan salah satu unsur yang turut menentukan menang atau kalahnya

suatu regu dalam satu permainan, di samping kondisi fisik, taktik, dan mental.

Dari beberapa ragam teknik dasar permainan bolavoli salah satunya adalah

teknik dasar pass atas. Pass atas sangat penting dalam permainan bolavoli

karena merupakan langkah awal untuk menyusun serangan. Pelaksanaan pass

atas yaitu: “Kedua kaki berdiri selebar bahu, lutut ditekuk dengan badan

merendah, kedua tangan diangkat lebih tinggi dari kaki dan jari-jari tangan

terbuka membentuk cekungan seperti setengah lingkaran bola, pada saat bola

datang lengan diluruskan dengan gerakan eksplosif, pada waktu perkenaan

dengan bola jari-jari ditegangkan kemudian diikuti dengan gerakan

pergelangan tangan agar bola dapat memantul dengan baik, setelah bola

memantul lanjutkan dengan meluruskan lengan kedepan atas diikuti dengan

melangkahkan kaki kedepan dan segera mengambil sikap siap normal

kembali”. Teknik pass atas yang baik dapat diambil seseorang dan menyajikan

dengan teman seregunya dengan baik atau mengumpan bola kepada smasher

yang selanjutnya dilakukan serangan. Dengan demikian kesuksesan

menciptakan pola-pola penyerangan dan pertahanan banyak di tentukan oleh

keakuratan pemain dalam mem-passing bola yang diberikan kepada temannya

(11)

4

perlu diadakan latihan secara bersungguh-sungguh dan terus menerus. Menurut

Theo klenmann dan Dieter Kruber (1984:38-41), ada beberapa metode atau

cara latihan pass atas yaitu: (1) latihan pass atas secara keseluruhan, (2) latihan

pass atas kontrol / bagian, (3) latihan pass atas segitiga, (4) latihan pass atas

dengan melewati net.

Latihan pass atas secara keseluruhan adalah dengan cara mem-passing atau

memantulkan bola ke atas secara langsung dan dilakukan berulang-ulang

dengan ketinggian tertentu. Sedangkan latihan pass atas secara bagian adalah

dengan cara mem-passing atau memantulkan bola ke atas dengan gerakan

awalan, pelaksanaan, dan akhiran.

Setelah penulis amati, penguasaan permainan bolavoli pada siswa SMA N 1

Rumbia masih rendah, khususnya dalam hal menguasai passing atas dalam

keterampilan bermain bolavoli. Hal itu disebabkan perkenaan bola pada tangan

tidak tepat baik dari awalan, pelaksanaan, dan akhiran, masih banyak siswa

yang belum bisa melakukan passing atas dengan baik dan benar, masih banyak

siswa yang hanya menggunakan passing bawah, dan penyelesaian akhir yang

kurang efektif. Metode pembelajaran yang monoton membuat proses

pembelajaran membosankan, hal ini terlihat pada saat penulis melakukan

penelitian pendahuluan.

Dari uraian diatas, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang:

“Perbandingan metode pembelajaran keseluruhan dan bagian terhadap

keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli pada siswa kelas X SMA

(12)

Untuk mengetahui hal tersebut, maka perlu dikaji dan diteliti secara lebih

mendalam baik secara teori maupun praktek melalui penelitian eksperimen.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat

diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya pengetahuan siswa dalam menguasai permainan bolavoli dengan

menggunakan passing atas.

2. Kurangnya pengetahuan siswa dalam menguasai passing atas bolavoli

dengan menggunakan metode pembelajaran keseluruhan dan bagian.

3. Masih banyaknya siswa yang gagal atau kurang baik dalam melakukan

passing atas.

4. Metode pembelajaran yang diberikan oleh guru monoton sehingga

membosankan siswa dalam belajar pass atas.

C.Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, untuk

memudahkan penelitian perlu pembatasan yang berdasarkan tujuan dari

penelitian ini, adapun pembatasan masalah tersebut adalah pembelajaran

passing atas dengan metode pembelajaran keseluruhan dan bagian terhadap

keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli pada siswa kelas X SMA

(13)

6

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang, maka peneliti merumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh metode pembelajaran keseluruhan terhadap

keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli pada siswa kelas X SMA

Negeri I Rumbia Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013?

2. Apakah ada pengaruh metode pembelajaran bagian terhadap keterampilan

gerak dasar passing atas bolavoli pada siswa kelas X SMA Negeri I Rumbia

Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013?

3. Manakah yang lebih baik antara pengaruh metode pembelajaran

keseluruhan dan bagian terhadap keterampilan gerak dasar passing atas

bolavoli pada siswa kelas X SMA Negeri I Rumbia Lampung Tengah tahun

pelajaran 2012/2013?

E.Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui pengaruh metode keseluruhan terhadap keterampilan

gerak dasar passing atas bolavoli.

2. Untuk mengetahui pengaruh metode bagian terhadap keterampilan gerak

dasar passing atas bolavoli.

3. Untuk mengetahui mana yang lebih baik antara metode keseluruhan dan

(14)

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak–pihak

yang terkait :

1. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan kemampuan passing atas bolavoli bagi siswa yang

dijadikan obyek penelitian.

2. Bagi Mahasiswa dan Guru Penjaskes

Dapat dijadikan sebagai pedoman dan masukan tentang pentingnya metode

pembelajaran yang baik dan tepat, sehingga akan diperoleh hasil belajar

yang optimal.

3. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penelitian tentang karya

ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.

4. Bagi Program Studi Penjaskes

Sebagai salah satu acuan dalam bahan pengkajian dan analisis Ilmu

Biomekanik terhadap passing atas cabang olahraga bolavoli.

G.Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Tempat penelitian dilaksanakan di SMA Negeri I Rumbia Lampung Tengah.

2. Terdiri keterampilan gerak dasar bolavoli menggunakan pemilihan metode

pembelajaran.

3. Subjek penelitian yang diamati adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri I

(15)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah segala proses atau usaha yang dilakukan secara sadar, sengaja,

aktif, sistematis dan intregativ untuk menciptakan perubahan-perubahan dalam

dirinya menuju kearah kesempurnaan hidup. Menurut M. Sobry Sutikno (2009

: 32) pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan guru (pendidik) agar

terjadi proses belajar pada siswa.

1. Belajar dan Pembelajaran

Kata pendidikan berasal dari kata pedagogi, yaitu dari kata “paid” artinya

anak dan “agogos” artinya membimbing. Itulah sebabnya istilah pedagogi

dapat diartikan sebagai “ilmu dan seni mengajar anak”.

Pengertian pendidikan menurut John Dewey (2005:36) pendidikan adalah

suatu proses pengalaman karena kehidupan adalah pertumbuhan. Pendidikan

berarti membantu pertumbuhan batin tanpa dibatasi oleh usia. Proses

pertumbuhan ialah proses menyesuaikan pada tiap-tiap fase serta

menambahkan kecakapan di dalam perkembangan seseorang. Pengertian

pendidikan menurut Mahmud Yunus (1990:68) pendidikan adalah

usaha-usaha yang sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak

(16)

bertahap dapat mengantarkan si anak kepada tujuannya yang paling tinggi,

agar si anak hidup bahagia serta seluruh apa yang dilakukanya menjadi

bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.

Jadi, menurut pendapat para ahli di atas pendidikan adalah upaya yang

dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan kualitas manusia

untuk bersaing dalam membangun taraf hidup bangsa dan negara.

Menurut Burton dalam Dwi Cahya (2013 : 7) belajar adalah suatu proses

perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.

Dimana tingkah laku dalam arti luas ditimbulkan atau di ubah melalui

praktek dan latian.

Sedangkan menurut Husdarta dan Saputra dalam Dwi Cahya (2013 : 7)

belajar dimaknai dengan proses perubahan tingkah laku sebagai akibat

adanya interaksi antar invidu dengan lingkungan. Tingkah laku itu

mencakup aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pengetahuan, sikap

dan keterampilan yang dimiliki oleh siswa dapat diukur penampilannya.

2. Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

Dalam mempelajari suatu keterampilan olahraga di butuhkan cara belajar

yang spesifik berbeda dengan belajar pada umumnya. Hal terpenting dalam

belajar keterampilan hendaknya dilakukan secara teratur dan

berulang-ulang. Suatu keterampilan yang dipelajari secara teratur dan dilakukan

secara berulang-ulang, maka akan terjadi perubahan pada diri siswa yaitu,

(17)

10

dkk (1998:51) menyatakan, “Perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai

jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan,

sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri, pendeknya

mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang”.

Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk

mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses

pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:42) bahwa, “Prinsip-prinsip

pembelajaran meliputi perhatian dan motivasi, keaktifan siswa, keterlibatan

langsung, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan

individual”. Sedangkan Sugiyanto (1996:328-329) menyatakan, “Beberapa

prinsip yang perlu diperhatikan di dalam mengatur kondisi praktek belajar

gerak atau keterampilan yaitu : prinsip pengaturan giliran praktek, prinsip

beban belajar meningkat, prinsip kondisi belajar bervariasi, prinsip

pemberian motivasi dan dorongan semangat.

1) Prinsip Pengaturan Giliran Praktek.

Mempraktekkan gerakan keterampilan bisa dilakukan secara terus

menerus tanpa istirahat. Cara ini disebut massed conditions. Dengan cara

ini siswa melakukan gerakan berulang-ulang, terus menerus, selama

waktu latihan tanpa ada pengaturan kapan harus melakukan gerakan dan

kapan harus beristirahat. Cara yang kedua adalah mempraktekkan

gerakan dengan diselang-selingi antara melakukan gerakan dan waktu

istirahat. Cara ini disebut distributed conditions. Dengan cara ini ada

(18)

istirahat dan setelah itu melakukan gerakan lagi. Waktu istirahat yang

diberikan tidak perlu menunggu sampai siswa mencapai kelelahan, tetapi

juga jangan terlalu sering. Yang penting adalah mengatur agar

rangsangan terhadap sistem-sistem yang menghasilkan gerakan tubuh

diberikan secara cukup, atau tidak kurang dan tidak berlebihan.

2) Prinsip beban belajar meningkat.

Gerakan keterampilan pada dasarnya merupakan sekumpulan dari

gerakan-gerakan yang menjadi unsurnya. Selain itu bahwa, penguasaan

gerakan keterampilan akan terjadi secara bertahap dalam

peningkatannya. Mulai dari belum bisa menjadi bisa, dan kemudian

menjadi terampil melakukan sesuatu gerakan. Dengan

kenyataan-kenyataan seperti itu, hendaknya pengaturan materi belajar yang

dipraktekkan dimulai dari yang mudah ke yang lebih sukar, atau dari

yang sederhana ke yang lebih kompleks.

3) Prinsip kondisi belajar bervariasi

Mempraktekkan gerakan merupakan kondisi belajar yang paling berat

dalam belajar gerak. Siswa harus mengerahkan tenaganya untuk

melakukan gerakan berulang kali. Siswa harus memerangi rasa lelah, dan

kadang-kadang harus memerangi rasa bosan. Agar kelelahan tidak cepat

terjadi atau kalau terjadi tidak begitu dirasakan, serta tidak cepat terjadi

kebosanan pada diri siswa, menciptakan kondisi praktek yang bervariasi

sangat diperlukan. Disini diperlukan kreativitas guru untuk menciptakan

variasi pembelajaran. Variasi bisa diciptakan dalam berbagai hal,

(19)

12

pengaturan giliran, penggunaan alat-alat, cara memberikan instruksi, cara

pemberian umpan balik dan cara-cara pendekatan dengan siswa.

4) Prinsip pemberian motivasi dan dorongan semangat

Siswa melakukan suatu tugas dari guru tentu dipengaruhi oleh keadaan

psikologisnya. Di dalam mempraktekkan gerakan agar melakukannya

dengan sungguh-sungguh, siswa perlu mempunyai motivasi yang kuat

untuk menguasai gerakan dan mempunyai semangat untuk berusaha.

Motivasi untuk menguasai gerakan bisa timbul antara lain apabila siswa

berminat terhadap gerakan. Sedangkan minat dapat timbul apabila siswa

merasa bahwa gerakan yang dipelajari tersebut memberikan manfaat bagi

dirinya atau paling tidak bisa memberikan kegembiraan atau kesenangan.

Semangat berusaha bisa ditimbulkan atau ditingkatkan antara lain

melalui cara menciptakan suasana kompetitif di antara para siswa.

Dengan adanya suasana kompetitif, siswa akan berusaha berbuat

sebaik-baiknya untuk bisa lebih baik dari teman-teman yang lain. Cara lain

untuk memberikan dorongan semangat adalah memberikan instruksi atau

arahan menggunakan kalimat-kalimat atau isyarat yang membangkitkan

keoptimisan pada diri siswa, bahwa ia akan mampu mencapai

keberhasilan melakukan gerakan melalui mempraktekkan

berulang-ulang. Pujian perlu diberikan apabila siswa berhasil dengan baik

mempraktikkan gerakan, dan dorongan untuk berusaha lagi diberikan

(20)

B. Pendidikan Jasmani

Salah satu upaya untuk mewujudkan kualitas manusia adalah melalui

pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari

pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek

kebugaran jasmani dan keterampilan berfikir psikis. Dalam pelaksanaannya,

aktifitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, dan melalui

pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai

tujuan pendidikan.

Pendidikan jasmani dan kesehatan adalah mata pelajaran yang merupakan

bagian dari pendidikan keseluruhan yang dalam proses pembelajarannya

mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat menuju pada

pertumbuhan dengan pengembangan jasmani, mental, sosial, dan emosional

yang selaras dan seimbang, Eddy Suparman (2000:8). Sedangkan menurut

James A. Baley dan David A. Field dalam Freeman (2001:163) mengatakan

bahwa :”Pendidikan jasmani adalah suatu proses terjadinya adaptasi dan

pembelajaran secara organik, neuromuscular, intelektual, social”.

Jadi, menurut pendapat para ahli diatas pendidikan jasmani adalah proses

pendidikan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dengan pengembangan

mental, sosial, dan emosional yang selaras dan seimbang melalui aktivitas

jasmani, untuk mencapai tujuan pendidikan.

Tujuan pendidikan jasmani meliputi : (1) mengembangkan pengetahuan dan

(21)

14

perkembangan sosial, (2) mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan

untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang mendorong partisipasinya

dalam aneka aktivitas pendidikan jasmani, dan

(3) mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas

jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.

C. Keterampilan Gerak

Keterampilan menurut Samsudin (2008 : 22) adalah sebuah kecakapan atau

tingkat penguasaan terhadap suatu gerak atau pola gerak, yang dicirikan oleh

tiga indikator kualitas utama, yaitu efektif, efisien, dan adaptable. Menurut

Rusli Lutan (1988 : 95) menerangkan bahwa keterampilan itu dapat juga

dipahami sebagai indikator dari tingkat kemahiran atau penguasaan suatu hal

yang memerlukan gerak tubuh.

Jadi menurut pendapat para ahli diatas keterampilan gerak adalah gerak yang

mengikuti pola atau gerak tertentu yang memerlukan koordinasi dan kontrol

sebagian atau seluruh tubuh yang bisa dilakukan melalui proses belajar.

Semakin kompleks keterampilan gerak yang harus dilakukan, makin kompleks

juga koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin

sulit juga untuk dilakukan.

Menurut Rusli Lutan (1988:305) belajar keterampilan gerak berlangsung

melalui beberapa tahap. Fitts & Posner (1993:35) telah membahas tahap-tahap

belajar motorik yakni: (1) tahap kognitif, (2) tahap asosiatif, dan (3) tahap

(22)

1. Tahap Kognitif

Pada tahap ini seseorang yang baru mulai mempelajari keterampilan

motorik membutuhkan informasi bagaimana cara melaksanakan tugas gerak

yang bersangkutan. Karena itu, pelaksanaan tugas gerak itu diawali dengan

penerimaan informasi dan pembentukan pengertian, termasuk bagaimana

penerpan informasi atau pengetahuan yang diperoleh. Pada tahap ini

gerakan seseorang masih nampak kaku, kurang terkoordinasi, kurang

efisien, bahkan hasilnya tidak konsisten.

2. Tahap Asosiatif

Permulaan dari tahap ini ditandai oleh semakin efektif cara-cara siswa

melaksanakan tugas gerak, dan dia mulai mampu menyesuaikan diri dengan

keterampilan yang dilakukan. Akan nampak penampilan yang terkoordinasi

dengan perkembangan yang terjadi secara bertahap, dan lambat laun

semakin konsisten.

3. Tahap Otomatis

Pada tahap ini, keterampilan motorik yang dilakukannya dikerjakan secara

otomatis. Pelaksanaan tugas gerak yang bersangkutan tak seberapa

terganggu oleh kegiatan lainnya.

D. Permainan Bolavoli

Permainan bola voli merupakan cabang olahraga yang dapat dimainkan oleh

anak-anak sampai orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Seperti

yang dikemukakan oleh M. Yunus (1992:1), bahwa permainan bolavoli dapat

(23)

16

dewasa, laki-laki maupun perempuan, baik masyarakat kota sampai pada

masyarakat desa.

Sebagai olahraga yang sering dipertandingkan, bolavoli dapat dimainkan di

lapangan terbuka (outdoor) maupun di lapangan tertutup (indoor).

Pada dasarnya permainan bolavoli itu adalah permainan tim atau regu,

meskipun sekarang sudah mulai dikembangkan permainan bolavoli dua lawan

dua dan satu lawan satu yang lebih mengarah kepada tujuan rekreasi seperti

voli pantai yang mulai berkembang akhir-akhir ini. Aturan dasar lainnya, bola

boleh dimainkan / dipantulkan dengan temannya secara bergantian tiga kali

berturut-turut sebelum disebrangkan ke lawan. Pada awalnya ide dasar

permainan bolavoli adalah memasukkan bola ke daerah lawan melewati suatu

rintangan berupa tali atau net dan berusaha memenangkan permainan dengan

mematikan bola itu di daerah lawan. (Drs. Muhajir, 2004 : 31).

E. Gerak Dasar Permainan Bolavoli

Permainan bola voli adalah cabang olahraga beregu yang dimainkan oleh dua

regu yang masing-masing regu terdiri dari enam orang pemain dan setiap

lapangan dipisahkan oleh net. Pantulan bola yang dimainkan boleh

menggunakan seluruh anggota badan. Tujuan dari permainan ini adalah

minimal agar setiap regu melewatkan bola secara teratur melewati atas net

sampai bola itu menyentuh lantai (mati) di daerah lawan, dan mencegah agar

bolanya yang dilewatkan tidak menyentuh lantai dalam lapangan sendiri.

(24)

Di dalam permainan bolavoli seorang pemain harus menguasai teknik dasar

sebaik mungkin secara perorangan, agar dapat bermain dengan baik dan

berprestasi. Sedangkan yang dimaksud teknik dasar dalam permainan bolavoli

adalah suatu proses melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu

praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam

permainan bolavoli. (Suharno HP, 1982:12).

Jadi, teknik dalam permainan bolavoli dapat diartikan cara yang

mendasar yang efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang

berlaku untuk mencapai hasil yang optimal. Teknik dasar itu harus benar benar

dikuasai terlebih dahulu, sehingga dapat mengembangkan mutu permainan.

Namun keterampilan teknik saja belum dapat mengembangkan permainan

untuk penguasaan teknik yang benar dan perlu diterapkan suatu taktik. Adapun

teknik-teknik dalam permainan bolavoli meliputi : (1) servis, (2) pass, (3)

umpan, (4) smash, (5) bendungan (M. Yunus, 1992:68).

F. Passing Dalam Permainan Bolavoli

Passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam suatu

gerakan tertentu, sebagai langkah awalan untuk menyusun pola serangan

kepada lawan (M. Yunus 1992:79). Pelaksanaan passing secara umum dapat

dilaksanakan dengan dua cara yaitu, passing yang dilakukan dari atas (pass

(25)

18

1. Passing Atas

Menurut (M. Yunus 1992:79) salah satu gerak dasar permainan bolavoli

adalah pass atas, pass atas adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri

dalam satu regu dengan suatu gerakan tertentu, sebagai langkah awal untuk

menyusun serangan kepada lawan. Untuk dapat melaksanakan gerakan pass

atas dengan baik terlebih dahulu memperhatikan dan melatih bagian-bagian

dari gerakan pass atas secara baik dan benar.

Menurut (M. Yunus 1992:80) Gerak dasar passing atas ada tiga bagian

yaitu:

a. Sikap Permulaan

Ambil posisi siap normal dalam permainan bolavoli yaitu: kedua kaki

berdiri selebar bahu, berat badan bertumpu pada telapak kaki bagian

depan, lutut ditekuk dengan badan merendah, tempatkan badan secepat

mungkin dibawah bola, dengan kedua tangan diangkat lebih tinggi dari

dahi, dan jari-jari tangan terbuka membentuk cakungan seperti setengah

lingkaran bola.

b. Gerakan Pelaksanaan

Tepat saat bola berada diatas dan sedikit didepan dahi, lengan diluruskan

dengan gerakan agak eksplosif untuk mendorong bola. Perkenaan bola

pada jari-jari ruas pertama dan kedua dan yang dominan mendorong bola

adalah ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah. Pada waktu perkenaan

dengan bola jari-jari agak ditegangkan kemudian diikuti dengan gerakan

(26)

c. Gerakan Lanjutan

Setelah bola memantul dengan baik, lanjutkan dengan meluruskan lengan

kedepan atas, sebagai suatu gerakan lanjutan, diikuti dengan

memindahkan berat badan kedepan dengan melangkahkan kaki belakang

kedepan dan segera mengambil sikap siap dalam posisi normal kembali.

Passing atas sangat penting dalam permainan bolavoli karena merupakan

langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan.

Gambar 1.1

Gerakan Pass Atas Keseluruhan. Sumber: (L.J Maspaite dkk,1993:25).

Gambar 1.2

(27)

20

G. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan

pembelajaran. Menurut pendapat Nana Sudjana (2005:76) bahwa, “Metode

pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan

dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan M.Sobry

Sutikno (2009:88) menyatakan bahwa , “Metode pembelajaran adalah

cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi

proses pembelajaran dalam diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.

Berdasarkan pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan oleh dua ahli

tersebut dapat di simpulkan bahwa, metode pembelajaran merupakan suatu

cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar

pada diri siswa untuk mencapai tujuan. Adapun tujuan proses pembelajaran

menurut Pribadi (2009:11) adalah, agar siswa dapat mencapai kompetensi

seperti yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan proses pembelajaran perlu

dirancang secara sistematik dan sistemik.

H. Pembelajaran Passing Atas dengan Metode Keseluruhan

1. Pengertian Metode Keseluruhan

Menurut Sugiyanto (1996:67) “ Metode keseluruhan adalah cara pendekatan

dimana sejak awal pelajar di arahkan untuk mempraktekkan keseluruhan

rangkaian gerakan yang dipelajari”. Menurut Andi Suhendro (1999:56) “

Metode keseluruhan adalah metode yang menitikberatkan kepada keutuhan

(28)

tersebut dapat disimpulkan, metode keseluruhan merupakan cara mengajar

yang menitikberatkan pada keutuhan dari keterampilan gerak yang

dipelajari.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Passing Atas dengan Metode Keseluruhan

Pelaksanaan pembelajaran passing atas bolavoli secara keseluruhan yaitu,

pertama-tama dijelaskan mengenai gerak dasar passing atas yang baik dan

benar meliputi sikap permulaan, gerakan pelaksanaan, dan gerak lanjut.

Bagian-bagian gerakan passing atas dijelaskan secara terperinci dan di

demonstrasikan. Kemudian, pelaksanaannya yaitu siswa melakukan passing

atas secara langsung tanpa memotong-motong gerakan dengan

menitikberatkan keutuhan gerak dan dilakukan secara berulang-ulang.

(Harsono, 1988 :142).

3. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Passing Atas dengan Metode Keseluruhan

Pada prinsipnya pembelajaran gerak dasar passing atas bolavoli dengan

metode keseluruhan merupakan bentuk pembelajaran yang menekankan

kepada keutuhan gerak yang dilakukan siswa tanpa terpotong-potong dan

dilakukan secara berulang-ulang. (Sugiyanto, 1999 : 70).

Kelebihan pembelajaran gerak dasar passing atas bolavoli dengan metode

keseluruhan antara lain:

1) Merangsang siswa untuk segera memiliki kemampuan gerak dasar

(29)

22

2) Membiasakan siswa untuk melakukan passing atas dengan ketinggian

tertentu.

3) Kemampuan siswa untuk berorientasi terhadap bola menjadi lebih baik.

4) Bagi siswa yang sudah memilki penguasaan gerak dasar passing atas,

pembelajaran ini sangat cocok karena siswa tersebut tinggal melatih

ketepatan mengarahkan bola keatas.

Sedangkan kelemahan pembelajaran passing atas bolavoli dengan metode

keseluruhan antara lain:

1) Bagi siswa pemula dalam melakukan pembelajaran ini pada awal

pembelajaran tingkat kegagalannya akan sangat besar.

2) Karena passing atas ini memerlukan konsentrasi yang cukup tinggi, maka

dalam pembelajaran konsentrasinya hanya tertuju pada penangkapan

bola, sedangkan penggunaan gerak dasar passing atas yang baik dan

benar sering terabaikan sehingga penguasaan gerak dasar passing atas

yang benar sulit tercapai.

I. Pembelajaran Passing Atas Dengan Metode Bagian

1. Pengertian Metode Bagian

Metode bagian merupakan bentuk latihan keterampilan yang dilakukan

secara bagian per bagian dari keterampilan yang dipelajari. Bentuk

keterampilan yang dipelajari dipilah-pilah ke dalam bentuk gerakan yang

lebih mudah dan sederhana. Berkaitan dengan metode bagian Sugiyanto

(30)

dimana mula-mula siswa diarahkan untuk mempraktekkan sebagian demi

sebagian dari keseluruhan rangkaian gerakan, dan setelah bagian-bagian

gerakan dikuasai baru mempraktekkannya secara keseluruhan”. Menurut

Andi Suhendro (1999: 56) bahwa, “Metode bagian adalah satu cara

pengorganisasian bahan pelajaran dengan menitik beratkan pada penyajian

elemen-elemen dari bahan pelajaran”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan, metode bagian

merupakan cara mengajar suatu keterampilan olahraga yang dalam

pelaksanaannya dilakukan bagian per bagian, dan setelah bagian-bagian

keterampilan yang dipelajari dikuasai kemudian dilakukan atau dirangkaian

secara keseluruhan.

2. PelaksanaanPembelajaran Passing Atas dengan Metode Bagian

Pelaksanaan pembelajaran passing atas bolavoli secara bagian yaitu,

pertama-tama dijelaskan gerak dasar passing atas yang baik dan benar,

meliputi sikap permulaan, gerakan pelaksanaan dan gerak lanjut.

Bagian-bagian gerakan passing atas dijelaskan secara terperinci dan di

demonstrasikan. (Sugiyanto, 1996 : 67). Pelaksanaan dari masing-masing

gerak dasar passing atas bagian yaitu:

1) Sikap Permulaan yaitu:

Siswa berdiri dengan kedua kaki dibuka, lutut ditekuk, sehingga posisi

tubuh berada dalam keadaan setengah jongkok. Siku dibengkokkan,

jari-jari tengah direnggangkan dan diletakan di depan atas dahi, sikap tangan

(31)

24

2) Gerakan Pelaksanaan yaitu:

Pada waktu bola datang, tangan digerakkan kedepan atas dengan sikap

tangan tetap seperti mangkok, bola didorong dengan jari-jari tangan,

perkenaan tangan pada bola yaitu ruas pertama dan kedua jari telunjuk

sampai kelingking, sedangkan ibu jari hanya ruas pertama, untuk

membantu gerakan jari-jari tangan pergelangan tangan digerakkan kearah

depan atas, dan lengan lurus kedepan atas.

3) Gerakan Lanjutan yaitu:

Setelah bola lepas dari tangan, kaki melangkah diikuti dengan gerakan

anggota badan membentuk sikap siap menerima kembali datangnya bola

dari atas.

3.Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Passing Atas Dengan Metode Bagian

Pada prinsipnya pembelajaran gerak dasar passing atas bolavoli dengan

metode bagian merupakan bentuk pembelajaran yang menekankan kepada

gerakan bagian perbagian atau terpotong-potong dan setelah bagian-bagian

tersebut dikuasai baru mempraktekkannya secara keseluruhan. (Rusli lutan,

1988 : 418). Kelebihan pembelajaran gerak dasar passing atas bolavoli

dengan metode bagian antara lain:

1) Siswa dapat menguasai bagian-bagian gerakan passing atas dengan baik

dan benar.

2) Siswa dapat terhindar dari kesalahan gerak, karena masing-masing

(32)

Di samping kelebihan tersebut, pembelajaran passing atas bolavoli dengan

metode bagian juga memiliki beberapa kelemahan yaitu:

1) Dibutuhkan waktu yang lebih lama, jika tiap-tiap bagian gerak dasar sulit

dimengerti dan dikuasai siswa.

2) Untuk mempelajari bagian berikutnya siswa harus benar-benar menguasai

gerakan sebelumnya.

3) Penguasaan terhadap pola gerakan passing atas secara keseluruhan

lambat tercapai dan membutuhkan adaptasi yang lebih lama untuk

menggabungkan dari bagian-bagian gerakan passing atas.

4) Dapat menimbulkan rasa bosan atau jenuh, karena keterampilan yang

dipelajari terpotong-potong.

J. Kerangka Pikir

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas dapat diajukan

kerangka pikir sebagai berikut :

Metode keseluruhan dan bagian masing-masing memiliki karakteristik yang

berbeda. Metode pembelajaran keseluruhan merupakan bentuk pembelajaran

yang dilakukan secara keseluruhan atau utuh dari keterampilan yang dipelajari.

(Sugiyanto, 1996 : 67). Metode keseluruhan biasanya digunakan untuk

mempelajari keterampilan yang mudah dan sederhana. Metode pembelajaran

keseluruhan memiliki kelebihan antara lain: dapat merangsang siswa untuk

segera memiliki kemampuan pass atas, membiasakan siswa untuk melakukan

(33)

26

dasar penguasaan pass atas, pembelajaran ini sangat cocok, karena siswa

tersebut tinggal melatih ketepatan mengarahkan bola ke atas.

Sedangkan kelemahan pembelajaran passing atas bolavoli dengan metode

keseluruhan adalah : Bagi siswa pemula khususnya, dalam melakukan

pembelajaran ini pada awal pembelajaran tingkat kegagalannya akan sangat

besar, Karena passing atas ini memerlukan konsentrasi yang cukup tinggi,

maka dalam pembelajaran konsentrasinya hanya tertuju pada pemegangan

bola, sedangkan penggunaan gerak dasar passing atas yang baik dan benar

sering terabaikan sehingga penguasaan gerak dasar passing atas yang benar

sulit tercapai.

Metode bagian merupakan merupakan cara mengajar suatu keterampilan

olahraga yang dalam pelaksanaannya dilakukan bagian per bagian, dan setelah

bagian-bagian keterampilan yang dipelajari dikuasai kemudian dilakukan atau

dirangkaian secara keseluruhan. (Sugiyanto, 1996 : 67). Metode bagian

memiliki kelebihan antara lain: Siswa dapat menguasai bagian-bagian gerakan

passing atas dengan baik dan benar, siswa dapat terhindar dari kesalahan

gerak, karena masing-masing gerakan passing atas harus dikuasai baru

ditingkatkan.

Sedangkan kelemahan metode bagian adalah : Dibutuhkan waktu yang lebih

lama, jika tiap-tiap bagian gerak dasar sulit dimengerti dan dikuasai siswa,

untuk mempelajari bagian berikutnya harus bagian sebelumnya betul-betul

telah dikuasai, sehingga keterampilan lambat untuk dikuasai, penguasaan

(34)

membutuhkan adaptasi yang lebih lama untuk menggabungkan dari

bagian-bagian teknik passing atas.

Berdasarkan karakteristik dan penekanan dari metode pembelajaran

keseluruhan dan bagian tersebut menunjukan bahwa, keduanya memiliki

perbedaan yang cukup jelas. Perbedaan perlakuan yang diberikan dalam proses

belajar mengajar akan menimbulkan respon yang berbeda pula terhadap

keterampilan gerak dasar permainan bolavoli. Dengan demikian diduga,

metode keseluruhan dan bagian memiliki perbedaan pengaruh terhadap

keterampilan gerak dasar permainan bolavoli.

K. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir yang telah dikemukakan di

atas dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ha1: Adanya pengaruh yang signifikan metode pembelajaran keseluruhan

terhadap keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli.

Ha2: Adanya pengaruh yang signifikan metode pembelajaran bagian terhadap

kemampuan keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli.

Ha3: Metode pembelajaran bagian lebih efektif pengaruhnya daripada metode

keseluruhan terhadap kemampuan keterampilan gerak dasar passing atas

(35)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pada suatu penelitian penggunaan metode yang dipakai harus tepat dan

mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmiah sesuai dengan aturan yang berlaku, agar penelitian tersebut dapat

diperoleh hasil sesuai tujuan yang diharapkan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian eksperimen.

Menurut Suharsimi Arikunto (1996:9), penelitian eksperimen adalah suatu

penelitian yang selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari

suatu perlakuan. Penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha

mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi

yang terkontrol secara ketat. Peneliti harus secara jelas memahami

kompromi-kompromi yang ada pada validitas internal dan eksternal, rancangannya, dan

bertindak di dalam keterbatasan-keterbatasan tertentu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa metode penelitian eksperimen adalah penelitian

yang bertujuan untuk membandingkan dua variabel atau lebih, untuk

mendapatkan jawaban atau fakta apakah ada perbandingan atau tidak dari

(36)

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek yang dimasukan untuk diselidiki

(universal). Populasi di batasi sebagai sejumlah subjek dan atau individu

yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama (Sutrisno Hadi, 2004:220).

Jadi yang dimaksud populasi adalah individu yang memiliki sifat yang sama

walau prosentase kesamaan itu sedikit, atau dengan kata lain pengertian

tersebut mengandung maksud bahwa seluruh individu yang akan dijadikan

sebagai obyek penelitian. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA

Negeri I Rumbia Lampung Tengah yaitu sebanyak 198 siswa.

2. Sampel

Menurut Sutrisno Hadi (2004:70), pengertian sampel adalah “Sebagian

individu yang hendak diselidiki”. Sampel dalam pengertian ini adalah

dengan mengikutsertakan semua populasi. Sedangkan menurut Suharsimi

Arikunto (1996:109) berpendapat bahwa sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti.

Dari kedua pendapat tersebut di atas, maka yang dimaksud sampel adalah

wakil dari anggota populasi yang akan diteliti, terkait dengan penentuan

jumlah sampel penelitian, Suharsimi Arikunto (1996:131), menyatakan

bahwa sebagai ancer-ancer dalam pengambilan sampel apabila subjeknya

(37)

30

penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil

antara 10-15 %, atau 20-25 % atau lebih tergantung kemampuan peneliti.

Sampel penelitian ini adalah sebanyak 60 siswa.

Jadi, teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan total sampling. Dikatakan total sampling sebab populasi

dalam penelitian ini terdiri dari individu yang diteliti.

C. Variabel Penelitian

Setiap penelitian mempunyai obyek yang dijadikan sasaran dalam penelitian.

Obyek tersebut sering disebut sebagai gejala, sedangkan gejala-gejala yang

menunjukan variasi baik dari jenisnya maupun tingkatnya disebut variabel

yang di simbolkan dengan (X). Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu

dua variabel bebas dan satu variabel terikat.

1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Adapun

variabel bebas dalam penelitian ini yaitu :

a. Metode pembelajaran keseluruhan (X1).

b. Metode pembelajaran bagian (X2).

2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yang di

lambangkan dengan (Y). Adapun variabel terikat dalam penelitian ini

(38)

- Keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli (Y).

Gambar 2.1.

Skematis Variabel Bebas dan Terikat.

Keterangan :

X1 : Metode Keseluruhan X2 : Metode Bagian

Y : Keterampilan Gerak Dasar Passing Atas

D. Desain atau Pola Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian, maka rancangan penelitian yang digunakan

pretest-posttest design, karena penelitian ini adalah penelitian eksperimen.

Dasar penggunaan rancangan ini adalah kegiatan percobaan yang diawali

dengan memberikan perlakuan kepada subjek yang diakhiri dengan suatu

bentuk tes guna mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan.

Sugiyanto (1995: 21) menyatakan, “Tujuan penelitian eksperimental adalah

untuk meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat serta besarnya hubungan

sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan (treatment) terhadap

kelompok eksperimen yang hasilnya dibandingkan dengan hasil kelompok

kontrol yang tidak diberi perlakuan atau diberi perlakuan yang berbeda”.

Gambar rancangan penelitian pretest-posttest design penelitian ini sebagai

berikut:

X

1

(39)

32

X1 Treatment A Ta2

P S Ta1 OP X2 Treatment B Ta2

X0 Ta2

Gambar 2.2.: Rancangan Penelitian.

Keterangan :

P = Populasi

S = Sampel

OP = Ordinal Pairing (Pengelompokan)

Ta1 = Tes awal

Ta2 = Tes akhir

X1 = Kelompok Eksperimen A

X2 = Kelompok Eksperimen B

X0 = Kelompok Kontrol (Tanpa Perlakuan) Treatment A= Metode Keseluruhan

Treatment B= Metode Bagian

Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada tes awal dirangking,

kemudian subyek yang memiliki kemampuan heterogen

dipasang-pasangkan ke dalam kelompok A dan kelompok B juga kelompok kontrol.

Dengan demikian ketiga kelompok tersebut sebelum diberi perlakuan

mempunyai kemampuan yang beragam. Apabila pada akhirnya terdapat

pengaruh, maka hal ini disebabkan oleh perlakuan yang diberikan. Adapun

pembagian kelompok dalam penelitian ini dengan cara ordinal pairing

sebagai berikut :

(40)

1 2

3 4

6 5

7 8

9 10

dst 11

Gambar 2.3.

Ordinal pairing.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu metode untuk memperoleh keterangan

yang benar sehingga dapat di pertanggungjawabkan. Dalam penelitian ini

metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi dan

metode eksperimen lapangan melalui tes dan pengukuran.

1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu metode untuk memperoleh data dengan

melakukan pencatatan pada sumber-sumber data yang ada di lokasi

penelitian. Metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah digunakan

untuk memperoleh data siswa putra kelas X SMA Negeri I Rumbia tahun

(41)

34

2. Metode Tes

Menurut Suharismi Arikunto (1996:53) tes merupakan alat atau prosedur

yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana,

dengan cara dan aturan yang sudah ditentukan. Metode tes dalam penelitian

ini digunakan untuk mengukur hasil belajar passing atas siswa sebelum

kegiatan pembelajaran (pre test) dan setelah kegiatan pembelajaran

dilaksanakan (post test).

F. Prosedur Penelitian

Sebelum melakukan penelitian dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Mengurus surat izin penelitian.

b. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan.

c. Mempersiapkan tenaga pembantu.

d. Membagi kelompok dengan urutan rangking dengan menggunakan teknik

ordinal pairing berdasarkan hasil pre – test.

e. Menyusun dan mengkoordinasikan jadwal latihan, hari, tanggal, maupun

waktu dengan pihak sekolah.

Prosedur penelitian tentang pembelajaran gerak dasar passing atas bolavoli

menggunakan metode keseluruhan dan bagian ini dilakukan dalam 18 kali

pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2 x 45 menit. Dari 18 kali

pertemuan tersebut pada pertemuan pertama didahului pre test / tes awal, 16

pertemuan berikutnya diberikan program pembelajaran dan pada akhir

pertemuan diadakan post test. Adapun kegiatan pembelajaran tersebut adalah

(42)

1. Tes Awal (Pre Test)

Tes awal (pre test) dilakukan sebelum kegiatan gerak dasar passing atas

bolavoli menggunakan metode keseluruhan dan bagian dilakukan. Tujuan

dari pre test adalah untuk mengetahui kemampuan awal dari masing-masing

siswa sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung.

2. Kegitan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran gerak dasar passing atas bolavoli mengunakan

metode keseluruhan dan bagian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu:

a. Pemanasan

Sebelum pemanasan siswa dipimpin berdo’a, kemudian diberikan

pengantar mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan. Bentuk

latihan pemanasan meliputi : stretching, senam penguluran,

perenggangan, kelentukan, dan penguatan. Alokasi waktu yang

digunakan untuk pemanasan ini kurang lebih 10 menit.

b. Kegiatan Inti

Inti dari pembelajaran disini adalah belajar gerak dasar passing atas

bolavoli pelaksanaanya, kelompok eksperimen 1 diberikan pembelajaran

gerak dasar passing atas bola voli dengan metode keseluruhan dan

kelompok eksperimen 2 diberikan pembelajaran gerak dasar passing atas

bolavoli dengan metode bagian sedangkan Kelompok kontrol tidak di

berikan perlakuan. alokasi waktu yang digunakan untuk kegiatan ini

(43)

36

c. Penenangan / colling down

Tujuan dari penenangan adalah mengembalikan kondisi anak sesudah

latihan, pelaksanaan colling down dengan senam relaksasi atau

stretching, evaluasi jalanya pembelajaran dan koreksi secara umum.

Alokasi waktu yang digunakan untuk kegiatan ini kurang lebih 10 menit.

3. Tes Akhir (Post Test)

Setelah dilakukan pembelajaran selama 16 kali pertemuan kemudian

diadakan tes akhir yang pelaksanaanya sama seperti awal.

G. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (1996: 112) instrumen penelitian adalah alat pada waktu

penelitian menggunakan suatu metode. Keberhasilan suatu penelitian banyak

ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang diperoleh untuk

menjawab pertanyaan penelitian dan menguji melalui instrumen tersebut.

Tolak ukur dipergunakan dalam penelitian ini untuk menilai keberhasilan

belajar adalah bentuk tes keterampilan gerak dasar passing atas untuk pelajar.

Pada penelitian ini alat pengumpul data yang digunakan adalah sejenis tes.

Agar relevan dengan bahan latihan yang diberikan kepada sampel, maka

digunakan satu instrumen tes, yaitu tes keterampilan bolavoli. Menurut

Nurhasan (2001:76) yaitu tes pengoperan bola (passing) yang dilakukan satu

kali pengetesan dengan memassing bola keatas selama satu menit.

(44)

a. Lapangan bolavoli.

b. Bolavoli.

c. Stop watch.

d. Alat-alat tulis.

e. Lembar hasil tes.

Tabel 1: Instrumen penilaian passing atas.

No Gerakan Kriteria Penilaian

Nilai Nilai

Akhir

1 2 3 4 5

1 Sikap Awal

1. Ambil posisi sikap siap normal

2. Tubuh dalam keadaan setimbang dan labil

3. Tempatkan diri dibawah bola dan angkat lengan kedepan atas setinggi bahu

4. Jari-jari tangan membentuk setengah lingkaran dan jari-jari direnggangkan

2 Pelaksanaan

1. Perkenaan bola pada ruas pertama dan kedua jari-jari tangan

2. Saat bola akan menyentuh jari maka jari agak ditgangkan

3. Gerakan tangan, pergelangan, lengan, dan kaki harus merupakan gerakan yang harmonis

3 Sikap Akhir

1. Setelah pelaksanaan maka lengan harus lurus kedepan atas

2. Ikuti dengan badan dan langkahkan kaki kedepan

3. Ambil sikap siap normal

Total Nilai

(45)

38

Keterangan Nilai :

1. Bobot 1 Nilainya = 10 – 20 (Kurang Sekali) 2. Bobot 2 Nilainya = 21 – 40 (Kurang) 3. Bobot 3 Nilainya = 41 – 60 (Cukup) 4. Bobot 4 Nilainya = 61 – 80 (Baik) 5. Bobot 5 Nilainya = 81 – 100 (Baik Sekali)

Gambar 2.4. Lapangan Bolavoli

H. Teknik Analisis Data

Data yang dianalisis adalah data dari hasil tes awal dan akhir. Menghitung hasil

tes awal dan akhir pendekatan pembelajaran drill dan bermain terhadap

keterampilan gerak dasar permainan bolavoli menggunakan teknik analisis data

uji F. Adapun syarat dalam menggunakan uji F yaitu ANAVA (analisis

varians).

Apabila misalnya kita memiliki tiga sampel, yaitu sampel X, Sampel X2, dan

sampel Xo maka pengujian perbedaan mean tidak dapat dilakukan sekaligus,

(46)

a. Pertama, menguji perbedaan mean sampel X1 dengan X2

b. Kedua, menguji perbedaan mean sampel X1 dengan X0

c. Ketiga, menguji perbedaan mean sampel X2 dengan X0

Untuk dapat membandingkan ketiga mean sekaligus, harus digunakan teknik

lain, yaitu F-test, atau analisi varians, catatan :

a. t-test diajukan oleh Gossett, diambil huruf paling belakang huruf t.

b. F-test diajukan oleh Fisher, diambil huruf paling depan huruf F.

Dengan mengunakan F-test, dapat diuji perbedaan mean dari tiga sampel

secara serentak. Dengan demikian, maka ditinjau dari segi waktu penggunaan

F-test lebih efisien. Disamping itu, dengan F-test dapat diketahui gambaran

menegani interaksi antara variabel-variabel yang menjadi pusat perhatian.

Analisis Varians yang digunakan adalah Analisis Varians kalsifikasi tunggal

karna tidak terdapat variabel baris hanya terdapat kolom, yg juga disebut anava

satu jalan adapun rumus anava tunggal sebagai berikut :

(47)

40

Keterangan :

= jumlah subyek dalam kelompok

k = banyak kelompok

N = jumlah subyek seluruhnya

1. Menghitung Jumlah Kuadrat Total dengan rumus :

= ∑X2T

2. Menghitung Jumlah Kuadrat Kelompok ( ) dengan rumus :

3. Menghitung Jumlah Kuadrat Dalam ) dengan rumus :

=

4. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Total ( ) dengan rumus :

5. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Kelompok ( ) dengan rumus :

6. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Dalam ( ) dengan rumus :

7. Menghitung Jumlah Mean Kelompok ( ) dengan rumus :

8. Menghintung Jumlah Mean Kuadrat Dalam ( ) dengan rumus :

9. Mencari FHitung dengan rumus :

= dengan = lawan

(48)

11. Menyusul Tabel Ringkasan Anava Satu Jalur untuk dasar penarikan

kesimpulan analisis.

12. Uji hipotesis dengan menggunakan rumus :

=

Pengujian taraf signifikan perbedaan antara kelompok eksperimen metode

keseluruhan dan Bagian adalah apabila tabel berarti tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok metode keseluruhan,

kelompok metode bagian dan kelompok kontrol sebaliknya bila

berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok metode

(49)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa:

1. Ada pengaruh metode pembelajaran keseluruhan terhadap

keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli siswa kelas X SMA

Negeri I Rumbia Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013.

2. Ada pengaruh metode pembelajaran bagian terhadap keterampilan

gerak dasar passing atas bolavoli siswa kelas X SMA Negeri I Rumbia

Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013.

3. Metode pembelajaran bagian memiliki pengaruh yang lebih tinggi

dibandingkan metode pembelajaran keseluruhan dalam meningkatkan

keterampilan gerak dasar passing atas bolavoli siswa kelas X SMA

(50)

B. Saran

Penulis menyarankan untuk dijadikan bahan masukan bagi :

1. Bagi siswa dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar passing atas

bolavolinya.

2. Kepada para Mahasiswa dan Guru Penjaskes diharapkan mencoba

metode pembelajaran bagian untuk meningkatkan hasil pembelajaran

Penjaskes di sekolah.

3. Berdasarkan ketentuan peneliti hanya gerak dasar passing atas, untuk

peneliti berikutnya diharapkan memakai gerak dasar bolavoli yang

lainnya.

4. Pada Program Studi Penjaskes diharapkan dapat dijadikan salah satu

acuan dalam program dan pembelajaran mata kuliah bolavoli untuk

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 1996. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Yogyakarta.

Barry, N. 2000. An Introduction to Modern history. St. Martin’s Press. New York.

Dewey, J. 2005. Experience and Education. Kappa Delta Pi. United States.

Cahya, D. 2013. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Drill dan Bermain Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Permainan Bolavoli. Skripsi.

Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Dimyati, M. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Fitts and Posner. 1993. Teaching Physical Education for Learning St. Louis. Mosby.

Freeman, W.H. 2001. Physical Education and Sport in a Changing Society. Ally and Bacon. Boston.

Gino, H.J., Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan. 1998. Belajar dan Pembelajaran II. UNS Press. Surakarta.

Hadi, S. 2004. Statistik Jilid 2. Andi Offset. Yogyakarta.

Harsono. 1988. Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. CV. Tambak Kusuma. Jakarta.

Kleinmann, T dan D. Kruber. 1984. Bolavoli Pembinaan Teknik, Taktik, dan Kondisi. PT. Gramedia. Jakarta.

Lutan, R. 1988. Belajar Ketrampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud. Dirjendikti. Jakarta.

Maspaite, L.J., Soetedjo, M. Irsjada. 1993. Teknik Dasar Bolavoli. IKIP Surabaya. Surabaya.

(52)

Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani: Prinsip-prinsip dan Penerapannya. Direktorat Jenderal Olahraga. Jakarta.

Pribadi, B.A.. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. PT. Dian Rakyat. Jakarta.

Putra, V. H. D. N. 2012. Peningkatan Kemampuan Passing Bawah Bolavoli dengan Menggunakan Permainan 3 on 3 pada Siswa Kelas VII.C SMP Negeri 1 Leksono, Wonosobo Tahun Pelajaran 2011/ 2012. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Roberts, A.R., and Gilbert. 2008. Social Workers Desk Reference. Buku Pintar Pekerja Sosial Jilid 1. PT. BPK. Gunung Mulia.

Samsudin. 2008. Pembelajaran Gerak Motorik. Litera Prenada Media Group. Jakarta.

Sutikno, M. S. 2009. Belajardan Pembelajaran Upaya Kreatif dalam

Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil. Bandung: Prospect. Bandung.

Sudjana, N. 2005. Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algensindo. Bandung.

Sugiyanto. 1995. Metodologi Penelitian. UNS Press. Surakarta.

________. 1996. Belajar Gerak I. UNS Press. Surakarta.

________. 2009. Metode Penelitian. Alfabeta. Bandung .

Suharno HP. 1982. Metodologi Pelatihan Bolavoli. IKIP Yogyakarta. Yogyakarta.

Suhendro, A. 1999. Dasar-Dasar Kepelatihan. Universitas Terbuka. Jakarta.

Suparman, E. 2000. Pendidikan jasmani dan Kesehatan Jilid 1. Angkasa. Bandung.

Sutikno, M. S. 2009. Belajardan Pembelajaran Upaya Kreatif dalam

Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil. Bandung: Prospect. Bandung.

Yunus, M. 1990. Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran. Hidakarya Agung. Jakarta.

Gambar

Gambar 1.1
Gambar rancangan penelitian pretest-posttest design penelitian ini sebagai
Gambar 2.2.:
Gambar 2.3.
+4

Referensi

Dokumen terkait

3.1  Memahami kebesaran dan kekuasaan  Tian  atas  hidup dan kehidupan di  dunia  4.1 Menceritakan pengalaman spiritual akan kebesaran  dan kekuasaan  Tan  Penyebutan 

dalam kegiatan tersebut dan juga santri yang menjadi daya dongrak keberhasilan pemberdayaan masyarakat. Faktor penghambat pemberdayaan masyarakat meliputi : tidak

Setelah melakukan tinjauan desain dengan empat tahap, dalam karya ini didapati bahwa Karya Sigit dan Donny merupakan karya poster pemenang lomba desain poster Deep Indonesia

Dengan ini saya adalah Direktur Utama yang bertindak untuk dan atas nama PT/CV..., menyatakan bahwa semua Dokumen Asli Kualifikasi atau Rekaman yang Sudah. Dilegalisir

segi reniknya, hasil penelitiannya sangat spesifik lokasi dan waktu, sehingga tidak dapat diimplikasikan ke tempat dan periode lain.. Untuk mendapatkan judul yang paling tepat

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa materi sistem pernapasan dalam buku pelajaran Sains/Biologi pada jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA berdasarkan

Materi Perencanaan Penerapan Teknik Olah Tubuh pada Pembelajaran Ekstrakurikuler Tari di SMP Kartika XIX-2 Bandung .... Latihan Kelenturan

Berdasarkan pada hasil landasan teori dan penelitian terdahulu yang telah diuraikan diatas, maka variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas (ROI)