• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KARAKTERISTIK ORGANISASI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PEMERIKSA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KARAKTERISTIK ORGANISASI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PEMERIKSA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRAK

KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KARAKTERISTIK ORGANISASI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PEMERIKSA

BPK RI PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG

Oleh

KURNIA SETIAWAN SUTARTO

Kinerja pemeriksa dinilai baik jika menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang tepat waktu, tidak ada kesalahan dan sesuai dengan Rencana Kerja Pemeriksaan. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh karakteristik individu dan karakteristik organisasi terhadap kinerja pemeriksa pada BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung dengan tujuan untuk untuk mengetahui pengaruh karakteristik individu dan karakteristik organisasi terhadap kinerja pemeriksa pada BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung.

Penelitian ini dilakukan di BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung dengan menyebarkan kuesioner kepada 57 orang pemeriksa dan observasi langsung ke lapangan. Uji hipotesis menunjukkan bahwa nilai signifikansi F sebesar 0,000 dengan nilai R2 (R Square) sebesar 0,796. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel karakteristik individu dan karakteristik organisasi secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif sebesar 79,6% terhadap variabel kinerja. Sedangkan hasil uji t menunjukkan bahwa variabel karakteristik individu mempunyai koefisien sebesar 0,524, t hitung sebesar 5,528 dan signifikansi t sebesar 0,00. Variabel karakteristik organisasi mempunyai koefisien sebesar 0,424, t hitung sebesar 5,477 dan signifikansi t sebesar 0,00. Berdasarkan kriteria pengujian parsial, dapat disimpulkan bahwa variabel karakteristik individu dan karakteristik organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja. Karakteristik individu memiliki pengaruh sebesar 52,4%, sedangkan karakteristik organisasi memiliki pengaruh sebesar 42,4%.

(2)

ii ABSTRACT

CHARACTERISTICS OF INDIVIDUAL AND ORGANIZATIONAL CHARACTERISTICS AND EFFECT ON PERFORMANCE AUDIT

BPK RI PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG by

Kurnia Setiawan Sutarto

Performance examiner considered good if it produces timely reports, no errors and in accordance with the Work Plan Examination. Issues raised in this study is how the influence of individual characteristics and organizational characteristics on the performance of the examiner on the BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung with the aim to determine the effect of individual characteristics and organizational characteristics on the performance of the BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung.

This research was conducted in BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung by distributing questionnaires to 57 people directly to the examiner and field observations. Hypothesis test showed that the significant value of F for 0,000 with the value of R² (R Square) of 0,796. It can be concluded that the variables of individual characteristics and organizational characteristics together have a positive impact of 79,6 % of the performance variables. While the t-test results indicate that individual characteristics variables has a coefficient of 0,524 , t count of 5,528 and a significance of 0,00. Organizational characteristics variables has a coefficient of 0,424, t count of 5,477 and a significance of 0.00. Based on partial testing criteria, we can conclude that the variable characteristics of the individual and organizational characteristics of a positive effect on performance. Individual characteristics have an influence of 52,4%, while the organizational characteristics have an influence of 42,4 %.

(3)

KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KARAKTERISTIK

ORGANISASI SERTA PENGARUHNYA

TERHADAP KINERJA PEMERIKSA

BPK RI PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG

Oleh

Kurnia Setiawan Sutarto

NPM :1221011034

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar MAGISTER MANAJEMEN

Pada

Program Pascasarjana Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS E KONOMI DAN B ISNIS

UNI VE RSITAS LAMPUNG BANDAR L AMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis Tesis ini adalah Kurnia Setiawan Sutarto, dilahirkan di Surakarta pada

tanggal 13 Juli 1980. Penulis telah menikah dengan Dwi Hapsari dan telah

memiliki dua orang anak perempuan yang bernama Keysha Zahrania Putri dan

Shazia Malika Putri.

Penulis memulai pendidikan dasar di SD Negeri Mojayan I Klaten dan lulus pada

Tahun 1992, kemudian melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Klaten dan lulus

pada Tahun 1995, setelah itu melanjutkan ke SMU Negeri 1 Klaten dan lulus pada

Tahun 1998. Penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Strata Satu (S1) di

Universitas Sebelas Maret Surakarta pada Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi

pada Tahun 1998 dan lulus pada Tahun 2004.

Penulis menjadi Pegawai Negeri Sipil pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik

Indonesia pada Tahun 2007 dan ditempatkan di Perwakilan Provinsi Lampung

(8)

vii MOTO

“Kegagalan adalah bahan bakar untuk keberhasilan” - Bob Sadino

Tidak ada orang yang malas di dunia ini, yang ada hanyalah orang yang tidak

termotivasi -Tomy Diamond-

(9)

x DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...……….………... i

ABSTRACT ………... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ………... iii

HALAMAN PENGESAHAN ………... iv

LEMBAR PERNYATAAN ………... v

RIWAYAT HIDUP ………... vi

MOTO ………...………... vii

KATA PENGANTAR ………... viii

DAFTAR ISI ………... x

DAFTAR TABEL ………... xii

DAFTAR GAMBAR ………... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ………... xiv

I. PENDAHULUAN ………... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

1.4 Kerangka Pemikiran ... 11

1.5 Hipotesis ... 13

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 14

2.1 Pengertian Kinerja ... 14

2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja... 17

2.3 Karakteristik Individu ... 19

2.4 Karakteristik Organisasi ... 20

(10)

xi

III. METODE PENELITIAN ... 23

3.1 Obyek Penelitian ... 23

3.2 Populasi Penelitian ... 23

3.3 Definisi Operasional Variabel ... 23

3.4 Pengukuran Variabel ... 25

3.5 Data ... 25

3.5.1 Jenis Data... 25

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data... 25

3.6 Teknik Analisis Data ... 26

3.6.1 Analisis Kualitatif ... 26

3.6.2 Analisis Kuantitatif ... 27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30

4.1 Pembahasan... 30

4.1.1 Karakteristik Individu... 30

4.1.2 Karakteristik Organisasi ... 34

4.1.3 Kinerja... 36

4.2 Analisis Regresi dan Pengujian Hipotesis... 38

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 44

5.1 Simpulan ... 45

5.2 Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ………... 47

(11)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu... 21

3.1 Definisi Operasional Variabel... 23

4.1 Jawaban Responden Atas Indikator Variabel Karakteristik Individu... 30

4.2 Jawaban Responden Atas Indikator Variabel Karakteristik Organisasi... 34

4.3 Jawaban Responden Atas Indikator Variabel Kinerja... 36

4.4 Hasil Pengaruh Variabel Secara Bersama-sama... 39

(12)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(13)

I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Reformasi keuangan di Indonesia ditandai dengan lahirnya tiga paket undang-undang

(UU) tentang keuangan negara, yaitu UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU No. 15

Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan, dan Tanggung Jawab Keuangan

Negara. Dengan adanya reformasi di bidang keuangan, maka peran BPK semakin

sentral dengan adanya UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan,

dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan UU No. 15 Tahun 2006 tentang Badan

Pemeriksa Keuangan. Paket-paket undang-undang keuangan negara ini lahir untuk

mengoreksi kelemahan sistem pengelolaan keuangan negara masa Orde Baru dengan

mengubah jenis, format dan struktur laporan keuangan negara dan menetapkan jadwal

penyusunan pertanggungjawabannya dengan jelas.

Kelemahan sistem keuangan terdahulu yang paling terlihat adalah bahwa sistem

keuangannya masih tradisional, warisan dari ICW (Indonesische Comtabiliteistswet)

yang masih menggunakan single entry dan tidak ada suatu standar pencatatan

transaksi pemerintah untuk keperluan anggaran. Kemudian, kelemahan berikutnya

adalah bahwa keuangan BUMN/BUMD tidak terintegrasi dengan APBN dan APBD.

Setelah krisis ekonomi tahun 1997-1998, seluruh kerugian bank-bank nasional telah

digeser menjadi beban anggaran negara. Akibatnya, APBN dan laporan keuangan

(14)

2 perencanaan pembangunan ekonomi ke depannya. Kelemahan yang paling mendasar

di ICW adalah tidak adanya suatu single treasury account yang terpadu sebagaimana

telah diamanatkan oleh UU No. 1 Tahun 2004. Jadi uang negara disimpan pada

berbagai rekening yang tersebar di banyak instansi negara termasuk ribuan individu

pejabat negara. Uang negara yang disimpan dalam berbagai rekening pejabat negara

itu tidak jelas statusnya dan tidak terintegrasi dengan rekening Bendahara Umum

Negara (BUN). Hal tersebut membuktikan peranan BPK sangatlah penting sebagai

fungsi pengawasan.

Salah satu dasar hukum yang memperkokoh keberadaan dan kedudukan BPK sebagai

satu lembaga negara yang bebas dan mandiri adalah Perubahan Ketiga

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang merupakan salah satu

reformasi atas ketentuan Pasal 23 ayat (5) tentang Badan Pemeriksa Keuangan.

Sebagai lembaga negara yang independen, BPK diharapkan mampu menjalankan

fungsi pengawasan di sistem keuangan negara secara menyeluruh. Fungsi

pengawasan ini dalam praktiknya secara fungsional didasarkan pada payung hukum

paket keuangan negara dan standar pemeriksaan yang akuntabel demi

penyempurnaan dan penyesuaian dengan perkembangan ilmu pemeriksaan.

Standar Pemeriksaan Keuangan Negara dalam Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia No. 1 Tahun 2007 memuat persyaratan profesional pemeriksa,

(15)

3 profesional. Standar pemeriksaan ini berlaku bagi semua pemeriksaan yang

dilaksanakan terhadap entitas, program, kegiatan serta fungsi yang berkaitan dengan

pelaksanaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Jadi, pemeriksaan

seperti yang dimaksud pada kalimat di atas berlaku untuk BPK dan akuntan publik

atau pihak lainnya yang melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung

jawab keuangan negara, untuk dan atas nama BPK.

BPK dilengkapi dengan kewenangan-kewenangan yang telah diamanatkan melalui

UU No. 15 Tahun 2004. Menurut Undang –Undang tersebut, secara teknis BPK

berperan dalam melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab

keuangan negara. Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan yang

dilakukan oleh BPK meliputi seluruh unsur keuangan negara sebagaimana dimaksud

dalam pasal 2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

yaitu:

1. Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan

melakukan pinjaman;

2. Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan

negara dan membayar tagihan pihak ketiga;

3. Penerimaan Negara;

4. Pengeluaran Negara;

(16)

4 6. Pengeluaran Daerah;

7. Kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain

berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat

dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan

negara/ perusahaan daerah;

8. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka

penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum;

9. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang

diberikan pemerintah.

BPK RI memiliki perwakilan di 33 Provinsi, salah satunya BPK Perwakilan Provinsi

Lampung yang memiliki tugas dan fungsi untuk melakukan pemeriksaan atas

pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara, dalam hal ini pemeriksaan

terhadap penggunaan uang negara pada Provinsi Lampung dan 14 kabupaten/kota

serta BUMD yang terdapat di Provinsi Lampung. Jenis pemeriksaan yang dilakukan

BPK adalah pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan

tujuan tertentu. Beban pemerikaan ini dilaksanakan oleh 57 orang pemeriksa dengan

komposisi 42 orang pemeriksa pertama dan 15 orang pemeriksa muda. Terbatasnya

jumlah pemeriksa tidak bisa dijadikan alasan rendahnya produktifitas hasil

(17)

5 1. Kuantitas, yaitu jumlah keluaran atau output dari suatu kegiatan pemeriksaan.

Output dari suatu kegiatan pemeriksaan berupa Laporan Hasil Pemeriksaan,

Resume Pembahasan Tindak Lanjut dan Laporan Pemantauan Kerugian Daerah.

2. Kualitas, yaitu mutu dari output pelaksanaan tugas pemeriksaan. Hasil dari

pelaksanaan tugas pemeriksaan harus bebas dari kesalahan baik dari perhitungan

matematis maupun redaksional serta didukung kertas kerja pemeriksaan dan bukti

yang lengkap.

3. Waktu, yaitu periode atau lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

suatu kegiatan atau output yang ditargetkan. Ketepatan waktu penyelesaian

pelaksanaan pemeriksaan dan penyusunan laporan hasil pemeriksaan menjadi

ukuran kinerja pemeriksa.

4. Biaya, yaitu anggaran untuk melaksanakan suatu kegiatan atau menghasilkan

output tertentu berdasarkan target yang sudah ditetapkan. Anggaran untuk biaya

kegiatan pemeriksaan harus menghasilkan output sesuai target.

Kinerja pemeriksa berkaitan erat dengan kinerja organisasi BPK. Secara

kelembagaan, kinerja BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung dapat dilihat dari

jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan jangka waktu penyelesaian LHP

tersebut.

Pada Tahun 2013, jumlah LHP yang dihasilkan sebanyak 38 LHP dan diselesaikan

secara tepat waktu, dengan rincian sebagai berikut:

(18)

6 2. Pemeriksaan kinerja sebanyak 6 LHP;

3. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu sebanyak 17 LHP.

Produktivitas kerja merupakan sesuatu yang kompleks dan senantiasa perlu

ditingkatkan baik dari sisi individual, kelompok maupun organisasi. Hal ini

dikarenakan produktivitas merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh semua

komponen serta unsur organisasi dan merupakan urusan semua orang dalam

organisasi kerja sehingga mereka mampu mengatasi situasi perekonomian dan

moneter di Indonesia. Aksioma ini berlaku tidak hanya pada organisasi yang bergerak

dibidang ekonomi, melainkan pula bidang organisasi lain, seperti kenegaraan, politik,

nirlaba, bisnis, sosial budaya, lembaga sosial masyarakat keagamaan (Siagian, 2002).

Produktivitas pada organisasi terdiri atas komponen teknologi, modal dan sumber

daya manusia. Sumber daya yang diberdayagunakan secara efisien merupakan salah

satu faktor yang mampu meningkatkan produktivitas meskipun di lain pihak sumber

daya manusia merupakan pemicu terjadinya pemborosan dan inefisien dalam

berbagai bentuk. Hal ini tercermin bila manajemen organisasi tidak mampu

merumuskan kebijaksanaan pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi dan

menjalankan praktik – praktik manajemen sumber daya manusia. Pengaruh sumber

daya manusia pada produktivitas kerja dapat terlihat pada hasil pekerjaannya, tingkat

absensi, kecelakaan, intensi keluar dan kontribusinya pada organisasi (Latham dan

(19)

7 Hal yang sama juga terjadi pada organisasi pemerintah. Para pegawainya dituntut

untuk mampu bekerja dengan baik sehingga menghasilkan produktivitas individu

yang tinggi. Pada akhirnya seluruh produktivitas yang baik ini akan berkontribusi

bersama-sama untuk mencapai tujuan organisasi.

Produktivitas kerja tidak terlepas dari efisiensi dan efektivitas. Efisiensi menekankan

pada hasil kerja, sedangkan efektivitas berhubungan dengan proses pencapaian tujuan

yang dikaitkan dengan kerja manusia atau peningkatan tenaga kerja manusia,

pembaharuan hidup dan kultural, sikap mental memuliakan kerja serta perluasan

upaya untuk meningkatkan mutu kehidupan masyarakat (Anoraga, et al. 1995).

Dengan kata lain, proses peningkatan produktivitas kerja dapat dilakukan melalui

motivasi, pendidikan, disiplin kerja, keterampilan, tekhnologi, sikap etika kerja,

tingkat penghasilan, lingkungan dan iklim kerja, manajemen, kesempatan berprestasi

dan sarana produksi serta jaminan sosial, etos kerja, loyalitas kerja, kepuasan kerja,

kepemimpinan, struktur organisasi dan pengawasan (Anoraga, et al. 1995).

Selain itu kemampuan seseorang menyesuaikan perilakunya dengan budaya

organisasi merupakan relevansi tinggi dengan kemampuan produktivitas kerja atau

budaya organisasi mempunyai dampak positif terhadap perilaku anggotanya berupa

kerelaan untuk meningkatkan produktivitas kerjanya (Siagian, 2002). Data

menunjukkan ada korelasi langsung antara kesenangan tempat kerja dengan

produktivitas, kreativitas, semangat kerja, kepuasan ingatan dan probabilitas kerja.

(20)

8 dengan kegembiraan mulai melihat pekerjaan mereka sebagai tempat untuk

memenuhi berbagai macam kebutuhan dan memperkuat motivasi untuk bekerja pada

tingkat yang lebih tinggi, karena unsur kesenangan berupa keceriaan dapat

memotivasi pekerja yang tertekan, stress, lelah atau tidak enak dalam bekerja (Bruce,

2003).

Sedemikian pentingnya peningkatan produktivitas kerja pada karyawan, menurut

manajer memiliki kemampuan menjadikan para bawahannya menjadi tipe ”Y’ dan

memodifikasi perilaku para bawahan yang tergolong tipe ”X” secara tepat.

Maksudnya, menghargai produktivitas kerja yang memuaskan mengenakan sanksi

secara obyektif dan rasional mereka yang menampilkan perilaku yang disfungional

serta melakukan penilaian produktivitas kerja (performance appraisal) berupa goal

setting, reinforcement, training in self management and team building untuk

mengevaluasi produktivitas karyawan (Latham dan Kenneth, 1994).

Dalam melaksanakan tugas pemeriksaan, seorang pemeriksa diharuskan

menyelesaikan laporan hasil pemeriksaan (LHP) tepat waktu dengan kesalahan yang

minimal. Selain itu, dalam setiap pemeriksaan harus memenuhi semua prosedur

pemeriksaan yang ditetapkan pimpinan. Kinerja pemeriksa BPK Perwakilan

Lampung dapat diindikasikan menurun jika penyelesaian (LHP) tidak tepat waktu,

rendahnya tindak lanjut hasil pemeriksaan serta tidak tercapainya Rencana Kerja

(21)

9 Produktivitas kerja merupakan suatu konsep yang menunjukkan adanya kaitan antara

hasil kerja dengan satuan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk.

Seorang tenaga kerja dikatakan produktif apabila mampu menghasilkan keluaran

(output) yang lebih banyak dari tenaga kerja lain untuk satuan waktu yang sama. Jadi

karyawan yang mampu menghasilkan produk sesuai standar yang telah ditentukan

dalam satuan waktu yang lebih singkat, maka karyawan tersebut dikatakan

berproduktivitas tinggi atau lebih baik.

Produktivitas dipengaruhi beberapa faktor baik yang berhubungan dengan tenaga

kerja itu sendiri maupun faktor lain, dintaranya adalah tingkat penghasilan (Ravianto,

1983 pada Harsiwi, 2004). Kepuasan atau ketidakpuasan adalah fungsi dari

ketidakcocokan antara apa yang dirasakan akan diterima oleh seseorang dengan

berapa banyak bayaran yang diterima seseorang. Ketidakpuasan atas gaji yang

mencukupi umumnya menimbulkan tingkat kepuasan kerja yang lebih rendah atas

pembayaran dari komponen pekerjaan yang dapat diprediksi (Lawier, 1990 pada

Rivai, 2001). Selain itu orang – orang yang memiliki opini yang tinggi terhadap

kinerja pekerjanya cenderung kurang terpuaskan atas gaji yang diterimanya

(Motowildo, 1982 pada Rivai, 2001). Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan

bahwa karyawan yang kurang puas terhadap gaji cenderung kinerjanya menurun dan

hal ini secara tidak langsung mengakibatkan penurunan produktivitas kerja.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja menurut Gibson, et al (dalam

(22)

10 1. Variabel individual, terdiri dari:

a. Kemampuan dan ketrampilan: mental dan fisik;

b. Latar belakang: keluarga, tingkat sosial, penggajian;

c. Demografis: umur, asal-usul, jenis kelamin.

2. Variabel organisasional, terdiri dari:

a. Sumber Daya;

b. Kepemimpinan;

c. Imbalan;

d. Struktur;

e. Desain pekerjaan.

3. Variabel psikologis kerja, terdiri dari:

a. Persepsi

b. Sikap

c. Kepribadian

d. Belajar

e. Motivasi.

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut :

Bagaimana pengaruh karakteristik individu dan karakteristik organisasi terhadap

(23)

11

1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian :

Untuk mengetahui pengaruh karakteristik individu dan karakteristik organisasi

terhadap kinerja pemeriksa pada BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung.

2. Manfaat Penelitian:

a. Hasil penelitian ini memberikan informasi tambahan bagi pihak-pihak yang

berkepentingan dalam organisasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja.

b. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran dari penulis

dalam pengembangan khasanah ilmu manajemen sumber daya manusia dan

bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut.

1.4.Kerangka Pemikiran

Menurut Gibson, et al (dalam Srimulyo, 1999:39), ada tiga perangkat variabel yang

mempengaruhi produktivitas kerja, yaitu:

1. Variabel individual, terdiri dari:

a. Kemampuan dan ketrampilan: mental dan fisik

b. Latar belakang: keluarga, tingkat sosial, penggajian

c. Demografis: umur, asal-usul, jenis kelamin.

2. Variabel organisasional, terdiri dari:

a. Sumber Daya

(24)

12 c. Imbalan

d. Struktur

e. Desain pekerjaan.

3. Variabel psikologis, terdiri dari:

a. Persepsi

b. Sikap

c. Kepribadian

d. Belajar

e. Motivasi.

Menurut Tiffin dan Me. Cormick (dalam Munandar, 2001:40) ada dua variabel yang

dapat mempengaruhi kinerja, yaitu:

1. Variabel individual, meliputi: sikap, karakteristik, sifat-sifat fisik, minat dan

motivasi, pengalaman, umur, jenis kelamin, pendidikan, serta faktor individual

lainnya.

2. Variabel situasional:

a. Faktor fisik dan pekerjaan, terdiri dari; metode kerja, kondisi dan

desain perlengkapan kerja, penataan ruang dan lingkungan fisik

(penyinaran, temperatur, dan fentilasi)

b. Faktor sosial dan organisasi, meliputi: peraturan-peraturan organisasi, sifat

(25)

13 Sutemeister (dalam Munandar, 1999:40-41) mengemukakan pendapatnya, bahwa

kinerja dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

1. Faktor Kemampuan

a. Pengetahuan pendidikan, pengalaman, latihan dan minat

b. Ketrampilan: kecakapan dan kepribadian.

2. Faktor Motivasi

a. Kondisi sosial: organisasi formal dan informal, kepemimpinan dan;

b. Serikat kerja kebutuhan individu: fisiologis, sosial dan egoistik.

Dari berbagai pendapat tersebut, maka dapat disusun suatu model penelitian sebagai

berikut:

Gambar 1. Model Penelitian

1.5.Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Karakteristik individu dan karakteristik organisasi berpengaruh positif terhadap

kinerja pemeriksa BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung. X1 : Karakteristik Individu

(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengertian Kinerja

Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan.

Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi

kontribusi kepada organisasi. Perbaikan kinerja baik untuk individu maupun

kelompok menjadi pusat perhatian dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi

(Robert L. Mathis & John H. Jackson, 2002:78).

Pengertian kinerja atau prestasi kerja diberi batasan oleh Maier (dalam As'ad,

1991:47) sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

Lebih tegas lagi Lawler and Poter menyatakan bahwa kinerja adalah "succesfull role

achievement" yang diperoleh seseorang dari perbuatan-perbuatannya (As'ad,

1991:46-47). Dari batasan tersebut As'ad menyimpulkan bahwa kinerja adalah hasil

yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang

bersangkutan. Sedangkan Suprihanto (dalam Srimulyo, 1999:33) mengatakan bahwa

kinerja atau prestasi kerja seorang karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja

seseorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan kemungkinan,

misalnya standar, target/sasaran atau kinerja yang telah ditentukan terlebih dahulu

dan telah disepakati bersama.

Menurut Vroom (dalam As'ad 1991:48), tingkat sejauh mana keberhasilan seseorang

(27)

15 yang level of performance-nya tinggi disebut sebagai orang yang produktif, dan

sebaliknya orang yang levelnya tidak mencapai standar dikatakan sebagai tidak

produktif atau berperformance rendah. Penilaian kinerja adalah salah satu tugas

penting untuk dilakukan oleh seorang manajer atau pimpinan. Walaupun demikian,

pelaksanaan kinerja yang obyektif bukanlah tugas yang sederhana, penilaian harus

dihindarkan adanya "like dan lislike" dari penilai, agar obyektifitas penilaian dapat

terjaga. Kegiatan penilaian ini penting, karena dapat digunakan untuk memperbaiki

keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada para karyawan

tentang kinerja mereka.

Menurut T. Hani Handoko (dalam Thoyib, 1998:21-22) ada enam metode penilaian

kinerja karyawan:

1. Rating Scale, evaluasi hanya didasarkan pada pendapat penilai, yang

membandingkan hasil pekerjaan karyawan dengan kriteria yang dianggap

penting bagi pelaksanaan kerja.

2. Checklist, yang dimaksudkan dengan metode ini adalah untuk mengurangi beban

penilai. Penilai tinggal memilih kalimat-kalimat atau kata-kata yang

menggambarkan kinerja karyawan. Penilai biasanya atasan langsung. Pemberian

bobot sehingga dapat di skor. Metode ini bisa memberikan suatu gambaran

prestasi kerja secara akurat, bila daftar penilaian berisi item-item yang memadai.

3. Metode peristiwa kritis (critical incident method), penilaian yang berdasarkan

(28)

16 jelek dalam kaitannya dengan pelaksanaan kerja. Catatan-catatan ini disebut

peristiwa kritis. Metode ini sangat berguna dalam memberikan umpan balik

kepada karyawan, dan mengurangi kesalahan kesan terakhir.

4. Metode peninjauan lapangan (field review method), seseorang ahli departemen

main lapangan dan membantu para penyelia dalam penilaian mereka. Spesialis

personalia mendapatkan informasi khusus dari atasan langsung tentang kinerja

karyawan. Kemudian ahli itu mempersiapkan evaluasi atas dasar informasi

tersebut. Evaluasi dikirim kepada penyelia untuk di review, perubahan dan

persetujuan dengan karyawan yang dinilai. Spesialis personalia bisa mencatat

penilaian pada tipe formulir penilaian apapun yang digunakan perusahaan.

5. Tes dan observasi prestasi kerja, bila jumlah pekerja terbatas, penilaian prestasi

kerja bisa didasarkan pada tes pengetahuan dan ketrampilan. Tes mungkin

tertulis atau peragaan ketrampilan. Agar berguna tes harus reliable dan valid.

Metode evaluasi kelompok ada tiga: ranking, grading, point allocation method.

Method ranking, penilai membandingkan satu dengan karyawan lain siapa yang

paling baik dan menempatkan setiap karyawan dalam urutan terbaik sampai

terjelek. Kelemahan metode ini adalah kesulitan untuk menentukan faktor-faktor

pembanding, subyek kesalahan kesan terakhir dan halo effect, kebaikannya

menyangkut kemudahan administrasi dan penjelasannya. Grading, metode

penilaian ini memisah-misahkan atau menyortir para karyawan dalam berbagai

klasifikasi yang berbeda, biasanya suatu proposi tertentu harus diletakkan pada

(29)

17 diberikan sejumlah nilai total dialokasikan diantara para karyawan dalam

kelompok. Para karyawan diberi nilai lebih besar dan pada para karyawan

dengan kinerja lebih jelek. Kebaikan dari rnetode ini, penilai dapat mengevaluasi

perbedaan relatif di antara para karyawan, meskipun kelemahan-kelemahan efek

halo (halo effect) dan bias kesan terakhir masih ada.

2.2.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Para pimpinan organisasi sangat menyadari adanya perbedaan kinerja antara satu

karyawan dengan karyawan lainnya yang berada di bawah pengawasannya.

Walaupun karyawan-karyawan bekerja pada tempat yang sama namun produktifitas

mereka tidaklah sama. Secara garis besar perbedaan kinerja ini disebabkan oleh dua

faktor (As'ad, 1991:49), yaitu : faktor individu dan situasi kerja.

Menurut Gibson, et al (dalam Srimulyo, 1999:39), ada tiga perangkat variabel

yang mempengaruhi perilaku dan prestasi kerja atau kinerja, yaitu:

1. Variabel individual, terdiri dari:

a. Kemampuan dan ketrampilan: mental dan fisik

b. Latar belakang: keluarga, tingkat sosial, penggajian

c. Demografis: umur, asal-usul, jenis kelamin.

2. Variabel organisasional, terdiri dari:

a. Sumber Daya

(30)

18 c. Imbalan

d. Struktur

e. Desain pekerjaan.

3. Variabel psikologis, terdiri dari:

a. Persepsi

b. Sikap

c. Kepribadian

d. Belajar

e. Motivasi.

Menurut Tiffin dan Me. Cormick (dalam Munandar, 2001:40) ada dua variabel yang

dapat mempengaruhi kinerja, yaitu:

1. Variabel individual, meliputi: sikap, karakteristik, sifat-sifat fisik, minat dan

motivasi, pengalaman, umur, jenis kelamin, pendidikan, serta faktor individual

lainnya.

2. Variabel situasional:

a. Faktor fisik dan pekerjaan, terdiri dari; metode kerja, kondisi dan

desain perlengkapan kerja, penataan ruang dan lingkungan fisik

(penyinaran, temperatur, dan fentilasi)

b. Faktor sosial dan organisasi, meliputi: peraturan-peraturan organisasi, sifat

(31)

19 2.3.Karakteristik Individu

Organisasi merupakan wadah bagi individu untuk mencapai tujuan, baik tujuan

pribadi maupun organisasi. Individu dengan karakter yang tersendiri dan organisasi

yang juga memiliki karakter tertentu yang saling menyesuaikan. Latar belakang

individu dapat menjadikan ciri-ciri tertentu pada setiap individu, apalagi berkaitan

dengan kinerja seseorang. Individu membawa ke dalam tatanan organisasi,

kemampuan, kepercayaan, pribadi dan penghargaan kebutuhan serta pengalaman

lainnya. Semua ini adalah karakteristik yang dimiliki individu dan karakteristik ini

akan memasuki suatu lingkungan baru yaitu organisasi (Thoha, 1993:30).

Muchlas (2004) menyebutkan bahwa manusia berperilaku baik ataupun buruk

ditentukan oleh 4 (empat) variabel yaitu karakteristik biografik, kemampuan,

kepribadian dan proses belajar. Karakteristik biografik pada diri individu dapat

berupa umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah anggota dalam keluarga,

pendapatan dan senioritas. Pernyataan ini didukung oleh Atkinson (2004) yang

menjelaskan bahwa faktor karakteristik manusia berupa umur dan jenis kelamin serta

lama kerja mempengaruhi aktivitas bekerja seseorang.

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Mas'ud (2004), yaitu salah satu faktor

situasional yang mempengaruhi perilaku manusia adalah faktor-faktor sosial yang di

dalamnya adalah karakteristik individu dalam populasi berupa usia, kecerdasan dan

(32)

20 bahwa faktor-faktor karakteristik individu individu yang mempengaruhi kinerja

meliputi: umur, jenis kelamin, pendidikan, lama kerja, penempatan kerja.

Muchlas (2004) menyatakan bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja

dari individu yaitu kemampuan mereka, motivasi, dukungan yang diterima,

keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan dan hubungan mereka dengan organisasi.

2.4.Karakteristik Organisasi

Sumber daya manusia adalah salah satu pemegang peran utama dalam menentukan

keberhasilan organisasi. Peran manajemen puncak atau pemimpin menurut

Subanegara (2005) adalah dapat menanamkan dan menguatkan berbagai aspek

budaya kepada bawahan melalui mekanisme fokus perhatian. Setiap manajer puncak

mengkomunikasikan berbagai prioritas, nilai dan concerns mereka melalui

pilihan-pilihan tentang apa yang mereka puji, kritik, nilai, tanya dan dukung.

Kreitner dan Kinicky (2006) menyebutkan bahwa ada sejumlah faktor yang

mempengaruhi lingkungan organisasi yaitu karakteristik pekerjaan, pembayaran/gaji,

promosi, supervisi/penyelia, kelompok kerja dan kondisi dalam melakukan pekerjaan.

Menurut Darma (2005), faktor-faktor organisasi yang mempengaruhi kinerja adalah

rekan kerja, atasan, organisasi, penghargaan dan intensif. Berdasarkan pendapat

tersebut, sudah selayaknya sebuah organisasi menciptakan suatu kondisi yang

memungkinkan karyawan memberikan kontribusi yang maksimal dengan kualitas

(33)

21 2.5.Penelitian Terdahulu

Pada dasarnya penelitian terdahulu di bidang manajemen sumber daya manusia dapat

digunakan untuk menjadi dasar melakukan penelitian selanjutnya yang bersifat

pengembangan atau pengujian ulang terhadap hasil yang telah diperoleh, apakah

masih mempunyai hasil yang sama setelah diuji pada waktu yang berbeda atau

mempunyai hasil yang berbeda sama sekali. Hasil penelitian yang terdahulu dapat

dipakai sebagai acuan untuk melaksanakan penelitian selanjutnya meskipun terdapat

perbedaan pada obyek atau variabel yang diteliti dan tempat yang diteliti. Penelitian

terdahulu tersebut dapat dipakai sebagai gambaran bagi peneliti selanjutnya untuk

melaksanakan penelitian. Berikut adalah hasil penelitian terdahulu tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai :

Tabel 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Variabel Hasil

Wicaksono,

1)Pendidikan dan pelatihan berpengaruh positif (0,234) terhadap kinerja dan signifikan (0,016);

Kinerja

2)Motivasi kerja terhadap kinerja mempunyai pengaruh positif (0,262) dan signifikan (0,007) terhadap kinerja pegawai.

(34)

22

Peneliti Judul Variabel Hasil

Oksowela,

Hasil yang diperoleh dari perhitungan Regresi Linear menunjukan bahwa terdapat pengaruh dari motivasi kerja dan komunikasi terhadap kinerja pegawai pada Bappeda Provinsi Lampung

(35)

III. METODE PENELITIAN

3.1.Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah pemeriksa BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung.

Jumlah pemeriksa sebanyak 57 orang yang secara keseluruhan akan dijadikan obyek

dalam penelitian ini. Sehingga penelitian ini menggunakan populasi.

3.2.Populasi Penelitian

Berdasarkan populasi diketahui jumlah pemeriksa BPK RI Perwakilan Provinsi

Lampung berjumlah 57 orang, maka dalam penelitian ini digunakan metode sensus

dengan mengambil data secara keseluruhan pada populasi.

3.3.Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini terdiri dari 2 varibel bebas yaitu variabel individu dan variabel

organisasi serta 1 variabel terikat yaitu kinerja. Definisi operasional variabel-variabel

tersebut terdapat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel

Sub-Variabel

Definisi Operasional Indikator Skala

(36)

24

Sub-Variabel

Definisi Operasional Indikator Skala

Pengukuran

3. Motivasi Likert

Karakteristik kerja yang ada, yang diperhatikan bukan

Mutu hasil kerja yang didasarkan pada

Dalam penelitian ini, karakteristik organisasi hanya diukur dengan tiga indikator,

yaitu: lingkungan kerja, suasana kerja dan interaksi dengan rekan kerja, dengan

(37)

25 BPK. Pemeriksa BPK mengalami mutasi jabatan dalam jangka waktu 3 s.d 4 tahun,

sehingga akan selalu ada pegawai baru di BPK Perwakilan Provinsi Lampung yang

akan mempengaruhi interaksi sesama rekan kerja, suasana kerja dan lingkungan

kerja. Selain itu, ketiga hal tersebut lebih mudah diberikan saran dalam penelitian ini.

Sedangkan untuk faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi organisasi, antara lain

peraturan-peraturan organisasi, gaji dan desain pekerjaan merupakan hal yang harus

dipatuhi dan diterima oleh pegawai BPK sehingga sangat sulit untuk diberikan saran

dalam penelitian.

3.4.Pengukuran Variabel

Penelitian ini terdiri dari 2 variabel bebas dan 1 varibel terikat. Setiap variabel

memiliki 5 indikator yang akan dirumuskan kedalam daftar pertanyaan dengan

menggunakan Skala Likert. Ukuran setiap indikator sebagai berikut:

5 = Sangat setuju

4 = Setuju

3 = Tidak ada pendapat

2 = Tidak setuju

(38)

26 3.5.Data

3.5.1 Jenis Data

Data dalam tesis ini terdiri dari:

1. Data Primer.

2. Data sekunder

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

1. Library Research, teknik ini digunakan untuk mencari teori-teori yang

mendukung dalam penulisan tesis ini.

2. Field Research, teknik ini digunakan untuk mengamati obyek penelitian

di lapangan. Hal yang diamati adalah pemeriksa BPK Perwakilan

Provinsi Lampung.

3.6.Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis:

3.6.1 Analisis Kualitatif

Analisis yang digunakan untuk menggambarkan faktor-faktor demografi dari

responden dan kaitannya dengan keberadaan organisasi dalam hal ini pemeriksa

(39)

27 3.6.2 Analisis Kuantitatif

Analisis ini digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dari kuesioner dengan

bantuan Program SPSS. Alat analisis yang digunakan adalah:

1. Uji F

Uji F dilakukan untuk menguji signifikansi secara bersama-sama antara

variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Uji F dilakukan dengan

rumus sebagai berikut :

R2/k F =

(1-R2) / (n-k-1) Keterangan :

R = Koefisien korelasi linier berganda

n = banyaknya data

k = banyaknya variabel bebas

Setelah dilakukan analisis data dan diketahui hasil perhitungannya, maka

langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai F hitung dengan F tabel

atau bisa juga dengan memperhatikan signifikansi F lebih kecil atau sama

dengan 0,05 atau signifikansi F lebih besar dari 0,05. Dari keterangan di

atas, dapat ditarik kesimpulan apakah hipotesis nol (Ho) atau hipotesis

alternatif (Ha) tersebut ditolak atau diterima.

Kriteria untuk penerimaan dan penolakan suatu hipotesis adalah :

a. Nilai F hitung < F tabel, maka hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis

(40)

28 b. Nilai F hitung ≥ F tabel, maka hipotesis nol (Ho) ditolak atau hipotesis

alternatif (Ha) diterima

Atau dengan melihat Signifikansi F, yaitu :

a. Signifikansi F ≤ 0,05 , maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis

alternatif (Ha) diterima.

b. Signifikansi F > 0,05, maka hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis

alternatif (Ha) ditolak.

2. Uji Signifikan Regresi Secara Parsial (t-test)

Hasan (2002:124) mengemukakan “Uji t’ berfungsi untuk mengetahui

signifikansi secara parsial antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat

(Y).

Setelah dilakukan analisis data dan diketahui hasil perhitungannya, maka

langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai t hitung dengan t tabel atau

bisa juga dengan signifikansi t lebih kecil atau sama dengan 0,05 atau lebih

besar dari 0,05. Dari keterangan tersebut, dapat ditarik kesimpulan apakah

hipotesis nol (Ho) atau hipotesis alternatif (Ha) tersebut ditolak atau

diterima.

Kriteria untuk penerimaan dan penolakan suatu hipotesis adalah :

a. Nilai t hitung < t tabel, maka hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis

(41)

29 b. Nilai t hitung ≥ t tabel, maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis

alternatif (Ha) diterima

Atau dengan melihat signifikan t, yaitu :

a. Signifikansi t ≤ 0,05 maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis

alternatif (Ha) diterima

b. Signifikansi t > 0,05 maka hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis

alternatif (Ha) ditolak

3. Uji Regresi Linier Berganda

Analisis Regresi Linier Berganda adalah suatu analisis yang digunakan

untuk mengetahui pengaruh suatu variabel yang disebut variabel bebas

(independent variable) terhadap variabel tak bebas (dependent variable),

dengan model regresi sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + et

Keterangan:

Y = Kinerja

X1 = Karakteristik Individu

X2 = Karakteristik Organisasi

b1 s.d b2 = Koefsien regresi masing-masing variabel

a = Konstanta

(42)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1.Simpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil perhitungan dalam menganalisis pengaruh

karakteristik individu dan karakteristik organisasi terhadap kinerja, maka dapat

diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Karakteristik individu yang meliputi latar belakang pendidikan, kemampuan

beradaptasi, sikap, kepribadian dan motivasi dalam bekerja dapat mempengaruhi

peningkatan kinerja pemeriksa BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung. Sikap

individu pemeriksa menjadi faktor paling dominan dalam meningkatkan kinerja.

2. Karakteristik organisasi yang meliputi lingkungan kerja, suasana tempat kerja dan

interaksi antar rekan kerja juga dapat meningkatkan kinerja pemeriksa.

Lingkungan tempat kerja menjadi faktor yang paling dominan dalam

mempengaruhi kinerja.

3. Hipotesis yang menyatakan karakteristik individu dan karakteristik organisasi

berpengaruh positif terhadap kinerja Pemeriksa BPK RI Perwakilan Provinsi

Lampung terbukti. Karakteristik individu merupakan faktor yang memiliki

pengaruh yang paling besar yaitu sebesar 52.4% jika dibandingkan dengan

variabel karakteristik organisasi hanya berpengaruh sebesar 42.4%. Sedangkan

hasil uji F menunjukkan bahwa karakteristik organisasi dan karakteristik individu

secara bersama-sama mempengaruhi peningkatan kinerja sebesar 79,6%,

(43)

45 4. Kinerja Pemeriksa BPK Perwakilan Provinsi Lampung dapat ditingkatkan melalui

peningkatan sistem promosi yang terbuka dan terukur dengan baik serta pemberian

reward dan tunjangan kinerja yang cukup. Peran pemimpin sangat diperlukan agar

proses promosi transparan sehingga kriterianya dapat diketahui oleh seluruh

Pemeriksa BPK Perwakilan Provinsi Lampung.

5.2.Saran

Saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Karakteristik individu perlu dipertahankan karena memiliki pengaruh terbesar

dalam meningkatkan kinerja pemeriksa BPK Perwakilan Provinsi Lampung

terutama dalam meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan dan penyelesaian

pekerjaan yang tepat waktu.

Hal-hal yang harus dipertahankan oleh BPK adalah:

a. Persyaratan latar belakang pendidikan dalam rekrutmen pemeriksa yang

mendukung pekerjaan pemeriksaan, antara lain: Sarjana Akuntansi, Sarjana

Teknik dan Sarjana Hukum.

b. Menyelenggarakan diklat pemeriksaan sehingga memudahkan pemeriksa

beradaptasi dengan berbagai jenis pemeriksaan.

c. Pimpinan selalu memberikan pengarahan dan pembinaan dalam hal etika dan

(44)

46 Sedangkan hal yang perlu ditingkatkan adalah motivasi pemeriksa dalam bekerja,

yaitu dengan meningkatkan besaran tunjangan dan memperluas kesempatan untuk

promosi ke jenjang jabatan yang lebih tinggi.

2. Karakteristik organisasi merupakan prioritas kedua dalam meningkatkan kinerja

BPK Perwakilan Provinsi Lampung. Hal-hal yang perlu dipertahankan adalah

lingkungan tempat kerja dan suasana kerja yang baik yang nyaman, yaitu dengan

mempertahankan sarana dan prasarana kantor yang telah ada seperti poliklinik,

kantin, ATM, notebook, printer, dan suhu udara yang sejuk. Sedangkan hal yang

perlu ditingkatkan oleh BPK adalah interaksi antar pegawai, yaitu dengan rutin

mengadakan diskusi antar pemeriksa dan mengadakan acara untuk meningkatkan

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji dan Sri Suyati.1995. Perilaku Organisasi. Cetakan Pertama. PT. Dunia Pustaka Jaya.

As’ad, Mochammad. 1991. Psikologi Industri. Ed : 4. PT. Liberty, Yogyakarta.

Atkinson, Richard C. 2004. Pengantar psikologi. Jilid 2 Edisi II, Erlangga.

Bruce, Anne. 2003. How to Motivate Every Employee: 24 Poin Penting Seputar Peningkatan Produktivitas di Tempat Kerja, Acuhan Praktis Untuk

Meningkatkan Kinerja Perusahaan. PT. Bhuana Ilmu Populer.

Cahyono, Dwi dan Imam Ghozali. 2002. Pengaruh Jabatan, Budaya Organisasi dan Konflik Peran terhadap hubungan Kepuasan Kerja dengan Komitmen Organisasi : Studi Empiris di Kantor Akuntan Publik”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5 No.3, September 2002.

Darma, A. 2005. Manajemen prestasi kerja. Rajawali. Jakarta.

Gibson JL, Ivancevich JM, Dormelly Jr. JM, 1996. Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses. Edisi Ketujuh. Terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Gibson, Ivan Cevich dan Donhelly. 1997. Organisasi Jilid 1. Terjemahan : Darkasih. Erlangga, Jakarta.

Haryani. 1998. Hubungan Kepuasan Kerja dengaan Produktivitas Kerja di

Perusahaan Tenun Stagen’ Ibu Wasill. Jurnal Ekonomi Manajemen dan

Akuntansi., No. 8 Th 5, Agustus, 1998.

Harsiwi., Agung. Produktivitas Kerja dan Kesempatan Aktulisasi Diri Dosen Wanita. agung harsiwi6-04-2.html

Kreitner, Robert & Kinicky, Angelo. 2006. Perilaku organisasi. Edisi Bahasa Indonesia. Salemba Empat. Jakarta.

(46)

Latham, Gary P dan Kenneth N Wexley. 1994. Increasing Productivity Through

Performance Appraisal. Addison Wesley Publising Company. Second edition.

Mathis Robert L & Jackson John H. 2002. Manajemen Sumber Saya Manusia. Jakarta : Salemba Empat.

Munandar Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi Industri Dan Organisasi. Jakarta : Universitas Indonesia.

Mas’ud, Fuad. 2004. Survei Diagnosis Organisasional Konsep dan Aplikasi. Badan Penerbit UNDIP, Semarang.

Muchlas, M. 2004. Organizational behavior. Universitas Gajah Mada,Yogyakarta.

Manullang, Laurance A. 2000. Motivsi Sebagai Instrumen Meningkatkan Kinerja Sumber Daya Manusia. Jurnal Ilmiah Bussiness Forum., Vol. 1, June, 2000.

Mariana, Lisna. 2003. Peranan Iklim Kerja Dan Motivasi Dalam Meningkatkan

Kinerja Karyawan (Sesuatu Kajian Empirik). Journal Widya Ekonomika,.

Tahun V, No. 1, Januari-June 2003.

Rahayu. Dyah Sih. 2002. Anteseden dan konsekuensi Tekanan Peranan (Role Stress) pada Auditor Independen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia., Vol.5, No.2, Mei 2002.

Rivai, Harif Arnali. 2001. Pengaruh Kepuasan Kerja,dan Komitmen Organisasional

Terhadap Intensi Keluar. Journal Bisnis dan Akuntansi., Vol.3 No.1, April

2001.

Taviprawati, Ervina. 1997. Pengaruh Faktor Motivasi dan Disipiln Terhadap Produktivitas Kerja. Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah., No. 2, June, 1997.

Siagian, Sondang P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta.

Srimulyo, Koko. 1999. Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Terhadap Kinerja

Perpustakaan Di Kotamadya Surabaya. Tesis Tidak Diterbitkan. Program

Pasca Sarjana Manajemen Universitas Airlangga, Surabaya.

(47)

Thoyib, Moh. 1998. Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Operasional PT. Timah Pangkal Pinang Bangka Sumatera Selatan. Tesis Tidak

Diterbitkan. Program Pasca Sarjana Manajemen Universitas Airlangga, Surabaya.

Thoha, Miftah. 1993. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Gambar

Tabel 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

Referensi

Dokumen terkait

Ekstrak buah mentimun mempunyai banyak kelebihannya, maka telah dilakukan penelitian mengenai formulasi sediaan krim facial wash yang mengandung ekstrak buah mentimun

Hasil penelitian ini dapat membantu siswa mengatur aspek kognitif yang dimiliki dalam menyelesaikan masalah aplikasi deret tak hingga.. Hasil penelitian ini dapat

Pada tanggal 1 September 1951 di San Fransisco, Australia bersama dengan New Zealand dan Amerika Serikat membentuk pakta pertahanan ANZUS sebagai usaha membendung

Berdasarkan uraian diatas, dilakukan penelitian uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan fraksi daun sintrong (Crassocephalum crepidioides (Benth.) S. Moore) terhadap

Namun cara mereka berpikir, cara mereka memperbincangkan, hingga mempraktikkan (dalam konteks proses awal bertenun), di beberapa hal terlihat paralel.. sebagaimana

Pengendalian Sistem-sistem Anti Teritip Berbahaya pada Kapal-Kapal, 2001) yang telah ditandatangani pada tanggal 5 Oktober 2001 di London, Inggris yang naskah aslinya

Mengesahkan Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Oriental Uruguay mengenai Pembebasan Visa bagi Pemegang Paspor Diplomatik atau

Dengan menggunakan persamaan trend tersebut kita bisa memperkirakan berapa hasil penjualan pada tahun 2008, yaitu dengan memasukkan nilai koding tahun untuk tahun 2008