HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP KECEPATAN MENGGIRING
BOLA PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMAN 2 PADANG CERMIN
Oleh
IRFANDRI VANIKO NEGARA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP KECEPATAN MENGGIRING
BOLA PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMAN 2 PADANG CERMIN
Oleh
Irfandri Vaniko Negara
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kekuatan otot tungkai dan kelincahan dengan hasil kecepatan menggiring bola pada siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMAN 2 Padang Cermin 2012/2013. Dan diharapkan bermanfaat bagi peneliti, guru penjaskes, pelatih sepakbola sebagai bahan acuan mengajar dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran penjaskes khususnya olahraga sepakbola. Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasional. Sampel yang digunakan adalah siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMAN 2 Padang Cermin yang berjumlah 18 siswa.
Hasil penelitian menunjukan korelasi kekuatan otot tungkai terhadap hasil kecepatan menggiring bola sebesar 0,91 dan didapatkan thitung > ttabel atau 8,779
>1,734, maka Ho ditolak, dan korelasi kelincahan terhadap hasil kecepatan menggiring bola sebesar 0,7247 dan thitung > ttabel atau 4,206 > 1,734, maka Ho
ditolak. Selanjutnya korelasi kekuatan otot tungkai dan kelincahan terhadap kecepatan menggiring bola sebesar 0,935 dan thitung > ttabel atau 10,52 > 1,734
maka Ho ditolak. Hal tersebut membuktikan artinya ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dan kelincahan terhadap kecepatan menggiring bola. Ini berarti ada hubungan yang sangat kuat antara kekuatan otot tungkai dan kelincahan terhadap hasil kecepatan menggiring bola pada siswa ekstrakurikuler sepakbola SMAN 2 Padang Cermin.
DAFTAR ISI
A. Hakikat Sepakbola... 9
B. Hakikat Kekuatan Otot Tungkai ... 14
C. Hakikat kelincahan ... 18
D. Hakikat Kecepatan. ... 22
F. Kerangka Pikir ... 24
G. Hipotesis. ... 27
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 28
B. Desain Penelitian ... 29
C. Instrumen Penelitian ... 30
D. Teknik Analisis Data ... 32
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 35
B. Pengujian Hipotesis ... 40
C. Pembahasan. ... 48
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 50
B. Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 53
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sepakbola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu yang
masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut
kesebelasan. Masing-masing regu atau kesebelasan berusaha memasukan bola
sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan mempertahankan
gawangnya sendiri agar tidak kemasukan.
Sepakbola adalah olahraga yang sangat populer dan digemari oleh orang tua,
orang muda, bahkan anak-anak baik oleh kaum pria maupun wanita di
Indonesia. Banyak diantara anak-anak yang ingin menjadi seorang pemain
sepakbola profesional, bahkan kalau mungkin menjadi bintang sepakbola.
Oleh karena itu dalam memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan
masyarakat, permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga
yang diprioritaskan untuk dibina.
Di dalam kurikulum sekolah juga terdapat mata pelajaran penjaskes yang di
dalam nya mengajarkan tentang olahraga dan permainan beregu sepakbola,
hal itu juga terdapat pada SMAN 2 Padang Cermin yang juga memiliki
2
sekolah tersebut yang memilik minat, bakat, dan kemampuan sepakbola yang
baik, hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan prestasi di bidang sepakbola.
Dalam pelatihan olahraga, untuk dapat mencapai prestasi yang tinggi harus
memperhatikan beberapa faktor. Salah satunya adalah teknik dasar dari
olahraga tersebut. Begitu juga dalam olahraga sepakbola, apabila kita
menguasai teknik dasar dengan baik, maka kita dapat bermain dengan baik.
Permainan sepakbola adalah cabang olahraga permainan beregu atau
permainan tim, maka suatu kesebelasan yang baik, kuat, tangguh adalah
kesebelasan yang terdiri atas pemain-pemain yang mampu menyelenggarakan
permainan yang kompak, artinya mempunyai kerjasama tim yang baik.
Menurut Sukatamsi (1984: 12) mengatakan bahwa untuk dapat mencapai
kerjasama tim yang baik diperlukan pemain-pemain yang dapat menguasai
semua bagian-bagian dan macam-macam teknik dasar dan keterampilan
bermain sepakbola. Semua pemain sepakbola harus menguasai teknik dasar
bermain sepakbola karena orang akan menilai sampai di mana teknik
dan skill pemain dalam menendang bola, mengumpan bola, menyundul bola,
menggiring bola dan menembakan bola ke gawang lawan untuk menciptakan
gol.
Adapun teknik dasar permainan sepakbola yang perlu dikuasai oleh para
pemain pada umumnya adalah: menendang bola, menggiring bola, menahan
dan menghentikan bola, menyundul bola, melempar bola, merampas atau
Hal ini membuktikan bahwa permainan sepakbola membutuhkan kondisi fisik
kekuatan dan kelincahan yang baik. Kekuatan otot adalah komponen yang
sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Oleh
karena itu kekuatan mutlak harus dimiliki seorang atlit sebelum ia berlatih
mengembangkan unsur-unsur yang lain.
Penguasaan bola merupakan bagian yang penting dalam setiap permainan.
Setiap pemain atau tim berusaha untuk dapat menguasai bola, karena hanya
dengan menguasai bola gol dapat terjadi. Setelah bola dapat dikuasai, pemain
atau tim akan berusaha supaya bola tidak mudah hilang atau direbut lawan,
oleh karena itu pemain harus dituntut untuk memiliki penguasaan bola.
Penguasaan bola dapat ditunjukan dengan kemampuan seorang pemain dalam
menggiring bola. Sedangkan untuk memiliki kesempatan memasuki daerah
lawan dan kesempatan memasukkan bola dibutuhkan keterampilan
menggiring bola.
Dalam menggiring bola seorang pemain harus dapat merubah arah dan
melewati lawan dengan cepat serta harus dapat menggunakan seluruh bagian
kakinya sesuai dengan yang ingin dicapai. Untuk dapat melakukan semua itu
sangat dibutuhkan unsur fisik karena dukungan fisik yang baik diharapkan
seorang pemain atau atlit akan dapat bermain dengan baik pula.
Selain itu apabila pemain memiliki kondisi fisik yang baik akan memiliki
beberapa keuntungan yang akan menjadikan pemain dapat meningkatan
kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung, peningkatan dalam kekuatan,
4
pemulihan yang cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan, respon atau
tanggapan yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu
respon atau tanggapan sedemikian diperlukan.
Jika seorang atlit memiliki kondisi fisik yang baik secara psikologi ada
keuntungannya, karena atlit yang memiliki kondisi fisik yang baik akan
merasa lebih percaya diri dan lebih siap dalam menghadapi tantangan latihan
dan pertandingan.Selain itu apabila kondisi fisik atlit baik, maka ia akan lebih
cepat pula menguasai teknik-teknik gerakan yang diberikan oleh pelatih.
Komponen kondisi fisik tersebut tentunya mempunyai peranan yang
berbeda-beda dalam mendukung kemampuan seorang pemain sepakbola dalam
menggiring bola. Namun demikian hal ini kurang mendapat perhatian secara
proporsional dari pemain maupun guru/pelatih di ekstrakurikuler sepakbola
SMAN 2 Padang Cermin tersebut.
Pada kenyataannya seorang guru/pelatih lebih senang melakukan latihan
hanya sekedar bermain sepakbola yang lebih menekankan pada penguasaan
teknik semata tanpa didukung oleh latihan kondisi fisik yang mampu
menunjang peningkatan kemampuan teknik yang dilatih kepada siswa nya.
Oleh karena itu peneliti mengadakan penelitian ini untuk mengetahui
komponen fisik apa saja yang dapat meningkatkan kecepatan menggiring
bola. Di antara komponen fisik yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti bermaksud untuk melakukan
penelitian tentang “ Hubungan kekuatan otot tungkai dan kelincahan terhadap
kecepatan menggiring bola pada siswa ekstrakurikuler sepakbola SMAN 2
Padang Cermin”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah ditulis diatas, maka
permasalahan yang timbul dapat di identifikasi sebagai berikut :
1. Apakah penguasaan teknik dasar bermain sepakbola merupakan modal
utama untuk dapat bermain sepakbola ?
2. Apakah Teknik menggiring bola merupakan teknik dasar yang sering
digunakan dalam permainan sepakbola ?
3. Apakah komponen kondisi fisik yang sangat mendukung dan menentukan
dalam pencapaian kecepatan menggiring bola adalah kekuatan otot
tungkai dan kelincahan ?
4. Seberapa besar hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kelincahan
terhadap kecepatan menggiring bola belum diketahui ?
5. Apakah masih kurang nya pengetahuan guru/pelatih dan siswa tentang
6
C.Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, untuk
memudahkan penelitian perlu pembatasan masalah, adapun pembatasan
masalah tersebut adalah ”Apakah Ada Hubungan Antara Kekuatan Otot
Tungkai dan Kelincahan Terhadap Kecepatan Menggiring Bola Pada Siswa
Ekstrakurikuler Sepakbola SMAN 2 Padang Cermin?”.
D. Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas,
maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan antara kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan
menggiring bola pada siswa ekstrakurikuler sepakbola SMAN 2 Padang
Cermin ?
2. Apakah ada hubungan antara kelincahan terhadap kecepatan menggiring
bola pada siswa ekstrakurikuler sepakbola SMAN 2 Padang Cermin ?
3. Apakah ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kelincahan
terhadap kecepatan menggiring bola pada siswa ekstrakurikuler sepakbola
E.Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian
ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot tungkai terhadap
kecepatan menggiring bola pada siswa ekstrakurikuler sepakbola SMAN 2
Padang Cermin.
2. Untuk mengetahui hubungan antara kelincahan terhadap kecepatan
menggiring bola pada siswa ekstrakurikuler sepakbola SMAN 2 Padang
Cermin.
3. Untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kelincahan
terhadap kecepatan menggiring bola pada siswa ekstrakurikuler sepakbola
SMAN 2 Padang Cermin.
F. Kegunaan Penelitian
Dengan penelitian ini peneliti berharap antara lain :
1. Bagi siswa
Meningkatkan pengetahuan siswa dalam upaya meningkatkan kecepatan
menggiring bola. Melalui latihan kekuatan otot tungkai dan kelincahan.
2. Bagi Guru Penjaskes
Sebagai salah satu metode dalam melatih sepakbola di sekolah khususnya
dalam hal melatih kemampuan menggiring bola untuk mendapatkan siswa
yang berbakat bermain sepakbola agar dapat memberikan prestasi di dalam
8
3. Sekolah
Sebagai bahan masukan dan referensi bagi pembina ekstrakurikuler
sepakbola sekolah mengenai latihan kekuatan otot tungkai dan kelincahan
terhadap kecepatan menggiring bola pada permainan olahraga sepakbola.
4. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk dapat
meningkatkan kemampuan menggiring bola pada permainan olahraga
sepakbola.
5. Bagi Program Studi
Sebagai informasi dan pengembangan ilmu bagi pihak yang ingin
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Sepakbola
Sepak bola merupakan permainan beregu walaupun keahlian individual dapat
digunakan untuk saat tertentu. Dalam segala hal, keberhasilan tim tergantung
pada pemain yang bekerja dalam kombinasi. Untuk menguasai bola dan
menciptakan kesempatan mencetak gol, anggota tim harus meningkatkan
kemampuan mengoper dan menerima bola dengan baik, menggiring bola sampai
menembakkan bola ke gawang lawan untuk menghasilkan gol. Kemampuan ini
saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang dioper harus
diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.
Pada hakikatnya permainan sepakbola merupakan permainan beregu yang
menggunakan bola sepak. Sepakbola dimainkan di lapangan rumput oleh dua
regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas
pemain termasuk satu orang penjaga gawang. Tujuan permainan ini dimainkan
adalah untuk memasukan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya dan
berusaha mempertahankan gawang sendiri dari serangan lawan agar tidak
10
Menurut M.Sajoto (1995: 8) mengatakan bahwa sebagai salah satu cabang
olahraga yang popular dan menarik untuk dinikmati selama kurang lebih 90
menit, tentunya seluruh pemain membutuhkan kecepatan, daya tahan, daya otot,
kekuatan, daya lentur, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, ketepatan, dan
reaksi.
Hal tersebut di atas digunakan untuk melakukan gerakan-gerakan yang ada di
dalam permainan sepakbola yang melibatkan daya tahan serta otot-otot seperti
menendang bola (kicking), menghentikan bola (stoping), menggiring bola
(dribbling), menyundul bola (heading), merampas bola (tackling), lemparan
kedalam (throw in), dan menjaga gawang (goal keeping) (Sucipto, 2000: 17).
Menurut Sucipto (2000 : 17-37)) teknik dalam permainan sepakbola yaitu:
a. Teknik menendang bola
1) Menendang bola dengan kaki muka penuh (kura-kura). 2) Menendang bola dengan kaki muka bagian luar. 3) Menendang bola dengan kaki bagian dalam. b. Menghentikan (menyetop) dan mengontrol bola
1) Menghentikan dan mengontrol bola dengan telapak kaki, untuk bola yang jatuh ke tanah.
2) Menghentikan dan mengontrol bola dengan muka penuh, untuk bola yang masih melambungkan di udara.
3) Menghentikan dan mengontrol bola dengan kaki bagian dalam. 4) Menghentikan dan mengontrol bola dengan perut.
5) Menghentikan dan mengontrol bola dengan dada. 6) Menghentikan dan dengan menggunakan kepala. 7) Menghentikan dan dengan menggunakan paha. c. Teknik membawa atau menggiring bola (driblling)
1) Menggiring bola dengan punggung kaki.
d. Teknik gerakan (gerakan tipu)
Gerakan yang terbaik adalah gerakan tipu badan (body playing) waktu menggiring bola. Karena gerakan tipu yang kerjakan dengan badan sangat penting dan banyak digunakan dalam permainan, maka perlu latihan yang intensif. Gerakan tipu dapat kerjakan dengan
mengendalikan kepada ketetapan, kecepatan dan kelincahan bergerak digunakan pada saat dan keadaan yang tepat serta menguntungkan. e. Teknik menyundul bola (heading)
Menyundul bola harus memakai dahi dan mata harus selalu terbuka Biasanya digunakan untuk memberi umpan kepada teman atau untuk membuat gol kegawang lawan melalui umpan lambung yang tinggi. f. Teknik melempar bola ke dalam (throw in)
Ketika bola meninggalkan lapangan permainan dinyatakan keluar (out), maka agar permainan dapat dilanjutkan seorang pemain melempar bola kedalam lapangan kembali (throw in).
Dalam pertandingan internasional panjangnya lapangan tidak boleh lebih dari
110 meter dan tidak boleh kurang dari 100 meter, seangkan lebarnya tidak lebih
dari 75 meter dan tidak boleh kurang dari 64 meter (Marta Dinata, 2003: 46).
Gawang terdiri dari dua buah tiang yang masing-masing jaraknya sama jauh dari
titik sudut lapangan. Jarak kedua tiang tersebut adalah 7,32 meter diukur dari
sebelah dalam tiang gawang, dihubungkan dengan palang menyilang dan
tingginya 2,44 meter diukur dari tanah sampai bagian bawah palang menyilang.
Bola harus bulat dan dibuat dari kulit atau bahan lain. Lingkaran bola adalah 31
cm, sedangkan berat bola adalah 453 gram.
Karakteristik pemain sepakbola dalam bermain yaitu seorang pemain harus
melakukan segala sesuatu tanpa menggunakan lengan kecuali pada saat
12
pinaltinya sendiri. Sehingga koordinasi gerak kaki untuk berpindah tempat dan
menguasai bola harus baik.
Dengan ukuran lapangan yang luas maka pemain diharuskan aktif bergerak dan
berpindah tempat untuk mencapai posisi yang menguntungkan dalam usaha
mencetak angka. Meskipun dalam permainan sepakbola terdiri dari 11 pemain,
namun dengan waktu yang lama yaitu 2 x 45 menit tidaklah mudah untuk
memulihkan kondisi fisik para pemain dilapangan untuk bisa bertahan sampai
akhir pertandingan.
Dalam permainan sepakbola membutuhkan kondisi fisik serta kerjasama tim
yang kompak, selain kemampuan teknik dari masing-masing individu. Karena
dididalamnya terkandung banyak variasi permainan taktik menyerang dan
bertahan oleh sebuah tim dan tidak akan bisa berjalan dengan baik jika para
pemain tidak memiliki kekompakan dan kerjasama yang baik serta kemampuan
teknik individu pemain yang baik dan mendukung merupakan hal yang mutlak
harus dimiliki para pemain sepakbola.
Menggiring bola merupakan teknik dasar dalam bermain sepakbola, Menggiring
bola dalam permainan sepakbola didefinisikan sebagai penguasaan bola dengan
kaki untuk memindahkan bola dari satu tempat ketempat lainnya saat bergerak di
lapangan permainan sepakbola. Dalam permainan sepakbola semua pemain harus
mampu menguasai bola saat bergerak, berdiri, atau bersiap memulai operan atau
Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang secara terputus-putus.
Menggiring bola bertujuan untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan
dan menghambat permainan. Menggiring bola dengan kaki bagian dalam dan
kaki bagian luar digunakan untuk melewati atau mengecoh lawan, dan
menggiring bola dengan punggung kaki digunakan untuk mendekati jarak dan
paling cepat dibandingkan dengan bagian kaki lainnya (Sucipto, 2000: 28-31).
Menggiring bola merupakan teknik menendang terputus-putus atau pelan-pelan
oleh karena itu bagian kaki yang dipergunakan dalam menggiring bola sama
dengan bagian kaki yang dipergunakan untuk menendang bola. Menggiring
bola/mendrible sangat perlu dikuasai pemain bola, karena menggiring bola
merupakan kelanjutan dari suatu penyerangan ke pihak lawan, oleh karena itu
pemain sepakbola harus memiliki kemampuan menggiring bola dengan cepat
(Marta Dinata, 2004: 12).
Menggiring bola hanya dilakukan pada saat-saat yang menguntungkan saja yaitu
bebas dari lawan. Untuk dapat menggiring bola dengan baik perlu latihan yang
terus menerus dengan memperhatikan hal-hal antara lain:
a. Bola harus dikuasai sepenuhnya.
b. Jarak bola tetap dalam penguasaan pemain: bola bergulir harus selalu
14
c. Posisi badan antara bola dan lawan: pandangan melihat bola pada saat
kaki menyentuh, kemudian lihat situasi dan kedua lengan menjaga
keseimbangan di samping badan.
d. Bola didorong dengan kaki.
Menurut Marta Dinata (2004: 19) dalam menggiring atau mendrible bola dapat
dilakukan dengan cepat dan tepat menggunakan 3 macam cara, yaitu menggiring
dengan punggung kaki, kaki bagian dalam, dan kaki bagian luar. Untuk dapat
menggiring bola dengan baik diperlukan latihan secara intensif secara terus
menerus.
Bentuk latihan menggiring bola menurut Marta Dinata (2004: 26) yaitu:
a. Lari menggiring bola kemudian berputar membalik.
b. Lari menggiring bola kemudian berputar (membelok) ke kanan. c. Lari menggiring bola kemudian berputar (membelok) ke kiri. d. Gabungan dari latihan (a), (b), dan (c).
e. Lari menggiring bola menggunakan kaki bagian dalam memutari dua buah tonggak sehingga membentuk angka delapan dengan kaki kanan dan kiri bergantian.
f. Lari menggiring bola mengguanakan kaki bagian luar melewati delapan buah tonggak yang terpasang dengan jarak 1 meter secara zig-zag diantara celah tonggak dengan kaki kanan dan kiri bergantian.
B . Hakikat Kekuatan Otot Tungkai
Setiap jenis keterampilan dalam olahraga dilakukan oleh sekelompok otot
tertentu. Kekuatan merupakan komponen yang sangat penting untuk
penggerak setiap aktifitas fisik. Disamping itu kekuatan memegang peranan
penting melindungi atlit dari kemungkinan cedera.
Dalam menggiring bola kekuatan otot tungkai mempunyai peranan yang sangat
penting terhadap tumpuan kaki. Selain menguasai teknik dasar yang benar
pemain sepakbola juga harus mempunyai kondisi fisik yang baik, dalam
meningkatkan kondisi fisik maka perlu dilatihkan beberapa kondisi fisik.
Sedangkan unsur kondisi fisik umum meliputi kekuatan, daya tahan, kecepatan,
kelincahan, koordinasi dan kelentukan (Heru Sulistianta, 2012: 48).
Kekuatan adalah kemampuan dari otot atau sekelompok otot untuk
membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan (Harsono, 1986: 40). Dapat
dikatakan bahwa kekuatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam fungsi kerja organ tubuh dan sangat menentukan kualitas kondisi fisik
seseorang dan sangat dibutuhkan dihampir semua cabang olahraga.
Kekuatan adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi
fisik seseorang secara keseluruhan. Kekuatan dapat dirincikan menjadi tiga
bentuk, yaitu kekuatan maksimum, kekuatan elastis, dan daya tahan kekuatan.
(Heru Sulistianta. 2012: 48)
Menurut Harsono (1988: 176) kekuatan adalah komponen yang sangat penting
guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena:
a. Kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas.
16
c. Kekuatan dapat mendukung kemampuan kondisi fisik yang lebih efisien, meskipun banyak aktivitas olahraga yang lebih memerlukan kelincahan, kelentukan, kecepatan, daya ledak dan sebagainya. Namun faktor-faktor tersebut tetap dikombinasikan dengan faktor kekuatan agar memperoleh hasil yang baik.
Kekuatan otot tungkai seseorang berperan penting dalam meningkatkan frekuensi
langkah lari seseorang, karena frekuensi langkah adalah perkalian antara
kekuatan otot tungkai dan kecepatan otot dalam melangkah. Kekuatan otot
tungkai ini digunakan saat lari menggiring bola. Seorang pemain sepakbola harus
memiliki kaki yang kuat, pergelangan kaki yang kuat, lutut yang kuat dan
tungkai yang kuat agar dapat memikul badan yang berat pada saat latihan dan
bertanding dilapangan sepakbola.
Dalam pencapaian kecepatan menggiring bola kelincahan dan kekuatan otot
tungkai sangat berperan, karena otot merupakan faktor pendukung kemampuan
seseorang untuk melangkahkan kaki untuk berjalan dan berlari. Begitu juga
dengan menggiring bola sepenuhnya menggunakan otot tungkai untuk dapat
melakukannya. Kekuatan atau strength komponen kondisi fisik yang menyangkut
masalah kemampuan seorang atlit pada saat mempergunakan otot-ototnya,
menerima beban dalam waktu kerja tertentu (M. Sajoto, 1988: 58).
Salah satu faktor yang berperan dalam pencapaian kecepatan menggiring bola
adalah faktor kondisi fisik kekuatan otot tungkai. Dengan kata lain untuk
kekuatan otot tungkai yang digunakan untuk mengangkat paha dan menolak pada
saat lari menggiring bola.
Menurut Harsono (1988: 176) kekuatan adalah kemampuan otot untuk
membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Selanjutnya (Harsono, 1988:
177) menjelaskan :
Kekuatan otot adalah komponen yang sangat penting (kalau bukan yang paling penting) guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Oleh karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas. Kekuatan memegang peranan yang penting dalam melindungi atlit dari
kemungkinan cedera. Dengan kekuatan atlit akan dapat lari cepat, melempar atau menendang lebih jauh dan lebih efisien, memukul lebih keras demikian pula dapat membantu memperkuat stabilitas sendi-sendi”.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 973) tungkai adalah kaki atau
seluruh kaki dari pangkal paha ke bawah. Kekuatan otot yang dimaksud penulis
yaitu kemampuan otot tungkai untuk mempergunakan otot-ototnya menerima
beban dalam waktu kerja tertentu, yaitu kemampuan seseorang dalam
menggunakan sekelompok otot untuk melakukan gerakan menggiring bola.
Menurut Soedarminto (1992: 60-61) tungkai terdiri dari tungkai atas dan tungkai
bawah. Tungkai atas terdiri atas pangkal paha sampai lutut, sedangkan tungkai
bawah terdiri atas lutut sampai kaki. Tulang tungkai terdiri atas: Tulang pangkal
paha, Tulang paha, Tulang kering, Tulang betis, Tulang tempurung lutut, Tulang
18
Tungkai dibentuk oleh tulang-tulang yang panjang, panjang tungkai akan
memberikan keuntungan mekanis untuk menghasilkan kekuatan dan kecepatan
gerak. Panjang tulang tungkai akan membawa konsekwensi terhadap panjangnya
otot tungkai, panjang tungkai akan memberikan keuntungan berupa kekuatan otot
tungkai yang akan menghasilkan kekuatan otot tungkai maksimal. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa kekuatan tungkai akan dapat memberikan
keuntungan yang lebih besar dalam menempuh kecepatan maksimal, kekuatan
tungkai dalam olahraga, sangat dibutuhkan di setiap cabang olahraga.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan kekuatan otot tungkai bisa dengan
memberikan latihan naik turun tangga, naik turun bangku atau kotak , lompat
katak, lompat hooping, Leg press, dan squat jump. Berkat latihan dan pembinaan
secara teratur dan terus menerus akan diperoleh kekuatan, yang berarti seseorang
akan dapat memanfaatkan sesuai dengan gerakan teknik yang dikehendaki.
C. Hakikat Kelincahan
Kelincahan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang banyak
dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan kemampuan seseorang mengubah
posisi di area tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang
berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti
Kelincahan merupakan salah satu unsur kondisi fisik yang berperan penting
terutama pada cabang olahraga permainan termasuk sepakbola, khususnya pada
saat mendapat rintangan dari lawan. Seorang pemain harus mampu bergerak
dengan cepat merubah arah atau melepaskan diri.
Menurut Toho Cholik Mutohir dan Ali Maksum (2007: 56) Kelincahan (agility)
adalah kemampuan tubuh atau bagian tubuh untuk mengubah arah gerakan
secara mendadak dalam kecepatan yang tinggi. Misalnya mampu berlari
berbelok-belok, lari bolak-balik dalam jarak dan waktu tertentu, atau kemampuan
berkelit dengan cepat dalam posisi tetap berdiri stabil.
Menurut Wahjoedi (2001: 61) kelincahan (agility) adalah kemampuan tubuh
untuk mengubah arah secara cepat tanpa adanya gangguan keseimbangan atau
kehilangan keseimbangan. Kelincahan memiliki peranan yang sangat penting
dalam permainan sepakbola terutama dalam menghindari sergapan lawan pada
saat menggiring bola, maupun digunakan untuk memasukkan bola ke gawang
lawan sehingga mendapat angka.
Menurut Muhammad Muhyi Faruq (2009: 15) para pemain dalam permainan
sepakbola membutuhkan tingkat kelincahan sangat tinggi, beberapa bentuk
aktivitas di lapangan yang membutuhkan kelincahan pada saat menggiring bola
dengan cepat menuju gawang melewati beberapa lawan yang menjaga daerah
dengan formasi tertentu. Kelincahan sangat menentukan agar bisa menerobos
20
Kelincahan memiliki peranan yang sangat penting dalam permainan sepakbola
terutama dalam menghindari sergapan lawan pada saat menggiring bola, maupun
digunakan untuk memasukkan bola ke gawang lawan sehingga mendapat angka.
Jika dilihat dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kelincahan adalah
kemampuan seseorang dalam merubah arah dan posisi tubuhnya dengan cepat
dan tepat pada waktu bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan serta sadar akan
posisi tubuh (Harsono, 1986: 39).
Kegunaan kelincahan sangat penting terutama olahraga beregu dan memerlukan
ketangkasan khususnya sepakbola. Kemampuan tubuh untuk meliuk-liuk
menghindari sergapan lawan sangat diperlukan olah pemain sepakbola. Dengan
demikian gerakan yang eksplosif akan sangat memungkinkan seorang pemain
untuk menguasai bola dan mampu melewati hadangan lawan, maupun untuk
menerobos ketatnya pertahanan lawan.
1. Faktor-Faktor Kelincahan
Kelincahan termasuk suatu gerak yang rumit, di mana dalam kelincahan
unsur-unsur yang lain seperti kelentukan, koordinasi dan kecepatan yang bereaksi
secara bersamaan. Kelincahan ditentukan oleh faktor kecepatan bereaksi,
kemampuan untuk menguasai situasi dan mampu mengendalikan gerakan secara
tiba-tiba. Kelincahan diperlukan pada cabang olahraga yang bersifat permainan.
Kelincahan berkaitan dengan gerak tubuh yang melibatkan gerak kaki dan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kelincahan yaitu kekuatan otot,
kecepatan, tenaga ledak otot, waktu reaksi, keseimbangan,dan koordinasi
(Depdiknas, 2000: 56-57).
Adapun faktor lain yang dapat mempengaruhi kelincahan menurut (Depdiknas, 2000: 57) yaitu:
1) Tipe Tubuh
Orang yang tergolong mesomorf lebih tangkas dari pada eksomorf dan endomorph.
2) Umur
Kelincahan meningkat sampai kira-kira umur 12 tahun pada waktu mulai memasuki pertumbuhan cepat (rapid growth). Selama periode tersebut kelincahan tidak meningkat, bahkan menurun. Setelah melewati pertumbuhan cepat (rapid growth) kelincahan meningkat lagi sampai anak mencapai umur dewasa, kemudian menurun lagi menjelang umur lanjut.
3) Jenis Kelamin
Anak laki-laki memperlihatkan kelincahan sedikit lebih dari pada perempuan sebelum umur pubertas. Setelah umur pubertas perbedaan kelincahannya lebih mencolok.
4) Berat Badan
Berat badan yang lebih dapat mengurangi kelincahan. 5) Kelelahan
Kelelahan dapat mengurangi kelincahan. Oleh karena itu, penting memelihara daya tahan jantung dan daya tahan otot, agar kelelahan tidak mudah timbul.
Kelincahan pada perinsipnya berperan untuk aktivitas yang melibatkan gerak
tubuh yang berubah-ubah dengan tetap memelihara keseimbangan. Seorang
siswa atau pemain yang mempunyai kelincahan yang baik maka akan mampu
22
2. Bentuk Latihan Kelincahan
Menurut Harsono (1986: 12) ada beberapa bentuk latihan untuk kelincahan yaitu,
lari bolak-balik (shuttle run), lari zig-zag, lari boomerang, envelop, halang
rintang, hexagon, dan banyak lagi. Intinya dalam latihan kelincahan atlit dalam
latihan tersebut dituntut untuk lari cepat, belok cepat, tidak kehilangan
keseimbangan dan posisi kesadaran akan tubuh.
Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kelincahan adalah kombinasi dari
kecepatan, kekuatan, kecepatan reaksi, keseimbangan, fleksibilitas, dan
koordinasi neuromuscular.
D. Hakikat Kecepatan
Kecepatan adalah kemampuan untuk berjalan berlari dan bergerak dengan sangat
cepat (Heru Sulistianta, 2012: 52). Pengembangan kecepatan berarti juga
meliputi pengembangan kemampuan teknik, sehingga teknik tersebut dapat
dilakukan dengan kecepatan tinggi dengan latihan secara teratur untuk
mendapatkan kecepatan maksimum.
Menurut Nur Hasan (1986: 240), kecepatan adalah kemampuan seseorang dalam
mengarahkan gerak tubuh atau bagian-bagian tubuhnya melalui suatu ruang
gerak tertentu. Dalam rangkaian pengertian bahwa kecepatan gerak ada
hubungan erat antara waktu dan jarak. Kecepatan merupakan kemampuan yang
ada pada diri seseorang untuk digunakan melakukan gerakan berkesinambungan
Kecepatan merupakan kualitas kondisional yang memungkinkan seseorang untuk
bereaksi secara cepat bila dirangsang dan untuk menampilkan atau melakukan
gerakan secepat mungkin. Kecepatan termasuk salah satu komponen kondisi fisik
yang banyak berpengaruh terhadap penampilan atlit.
Dalam banyak cabang olahraga, kecepatan merupakan komponen fisik yang
esensial, kecepatan menjadi faktor penentu dalam cabang-cabang olahraga sprint,
tinju, nomor lempar dan lompat di atletik, dan dalam banyak cabang olahraga
permainan salah satunya adalah sepakbola. Kecepatan juga merupakan potensi
tubuh yang merupakan modal dalam banyak hal yang berhubungan dengan
gerak. Kecepatan merupakan gabungan dari tiga elemen, yakni waktu reaksi,
frekuensi gerakan per unit waktu dan kecepatan menempuh suatu jarak.
Menurut Nurhasan (1986: 2.14) kecepatan gerakan dan reaksi pemain sering di
anggap sebagai ciri dari atlit berprestasi dalam cabang olahraga yang
membutuhkan mobilitas gerak yang tinggi. Seperti kecepatan lari seorang pemain
saat mengejar atau menggiring bola, kecepatan pemain softball berlari dari satu
base ke base berikutnya, dan kecepatan dalam cabang olahraga atletik yang
merupakan inti sari yang hakiki dari cabang olahraga tersebut.
.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kecepatan
merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan gerak dalam waktu yang
24
dimaksud penulis adalah seberapa cepat waktu yang ditempuh siswa untuk
melakukan menggiring bola.
E. Kerangka Berpikir
1. Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Kecepatan Menggiring Bola
Setiap jenis kemampuan olahraga dilakukan oleh sekelompok otot tertentu.
Kekuatan otot merupakan komponen yang sangat penting guna meningkatkan
kondisi fisik secara keseluruhan. Kegunaan kekuatan disamping untuk mencapai
prestasi maksimal, juga untuk mempelajari teknik, mencegah cidera, dan
memantapkan rasa percaya diri.
Dalam menggiring bola kekuatan otot tungkai mempunyai peranan yang sangat
penting terhadap kemampuan menggiring bola karena otot tungkai merupakan
daya penggerak aktivitas fisik, kedua adalah karena kekuatan otot tungkai
memegang peranan penting dalam melindungi atlit dari kemungkinan cidera,
ketiga, oleh karena dengan kekuatan otot tungkai atlit akan dapat lari dengan
cepat, demikian pula saat menggiring bola dapat berlari dengan cepat.
Seorang pemain sepakbola harus memiliki tungkai yang kuat, pergelangan kaki
dan lutut yang kuat, agar dapat memikul bobot badan yang berat karena tungkai
Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa kekuatan otot tungkai
mempunyai peranan penting dalam menunjang hasil kecepatan menggiring bola.
2. Hubungan Antara Kelincahan Terhadap Kecepatan Menggiring Bola
Menggiring bola adalah penguasaan bola dengan kaki saat bergerak di lapangan
permainan, yang bertujuan untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan
dan menghambat permainan lawan. Itu semua dapat dilakukan dengan baik jika
pemain memiliki kelincahan yang baik. Kelincahan adalah kemampuan tubuh
mengubah arah secara cepat dengan sadar akan posisi tubuhnya dan tetap dalam
keseimbangan tubuh yang baik.
Dengan memiliki kelincahan yang baik siswa dapat meliuk-liuk tubuhnya untuk
melewati hadangan lawan untuk menciptakan gol dan menjaga pergerakan lawan
untuk tidak mencetak gol. Seorang pemain yang kurang lincah dalam melakukan
suatu gerakan akan sulit untuk menghindari sentuhan-sentuhan perseorangan
yang dapat mengakibatkan kesalahan perseorangan yang tentunya akan
berdampak kerugian juga oleh seluruh anggota tim atau regunya.
Kelincahan dapat dilihat dari sejumlah kegiatan dalam olahraga meliputi kerja
kaki yang efisien dan perubahan tubuh dengan cepat. Seseorang yang mampu
merubah posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang
26
yang satu ke posisi yang lain dengan koordinasi dan kecepatan yang tinggi
memiliki tolak ukur klasifikasi yang baik dalam komponen kelincahan.
Dalam beberapa hal, kelincahan menyatu dengan tenaga daya tahan, kelincahan
diperlukan sekali dalam melakukan gerak tipu pada saat menggiring bola. Karena
gerak tipu sangat baik dalam hal mengecoh dan melewati lawan untuk dapat
menggiring bola kearah tujuan pemain akan membawa bola kearah yang
diinginkan, hal tersebut dapat dilakukan bila seorang pemain bisa mengendalikan
ketepatan, kecepatan, dan kecermatan pada saat menggiring bola diatas lapangan
pertandingan.
Di ekstrakurikuler SMA Negeri 2 Padang Cermin ini kelincahan yang dimiliki
oleh para siswa masih kurang, hal tersebut dapat terlihat oleh peneliti pada saat
siswa kesulitan melewati lawan pada saat menggiring bola. Sehingga peneliti
melakukan penelitian tentang hubungan antara kelincahan dengan kecepatan
menggiring bola.
F. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara yang harus di uji lagi
kebenarannya secara empirik. Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka
berfikir,maka dapat dirumuskan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
Ho1: Tidak ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan kecepatan
menggiring bola.
Ha1: Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan
kecepatan menggiring bola.
Ho2: Tidak ada hubungan antara kelincahan dengan kecepatan menggiring
bola.
Ha2: Ada hubungan yang signifikan antara kelincahan dengan kecepatan
menggiring bola
Ho3: Tidak ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kelincahan dengan
kecepatan menggiring bola.
Ha3: Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dan kelincahan
28
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan untuk pemecahan
masalah dengan teknik dan alat tertentu sehingga diperoleh hasil yang
sesuai dengan tujuan penelitian.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
korelasional. Analisis korelasi ganda untuk mencari besarnya pengaruh
atau hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih secara simultan
(bersama-sama) dengan variabel terikat (Y). Metode penelitian ini
dimaksudkan untuk membuktikan bahwa asumsi dan hipotesis diajukan
oleh peneliti benar-benar terbukti dan dipertanggungjawabkan sesuai
dengan data yang ada.
B. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan 2 variabel yaitu :
1. Variabel bebas (X) adalah kekuatan otot tungkai dan kelincahan.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot
tungkai (X1) dan kelincahan (X2) dengan kecepatan menggiring bola (Y).
Desain penelitian dibuat agar peneliti mampu menjawab pertanyaan penelitian
dengan objektif, tepat dan sehemat mungkin. Adapun desain pada penelitian ini
adalah:
Gambar 1: Desain Penelitian.Sumber Sugiyono (2008: 10)
Keterangan:
X1=Kekuatan otot tungkai
X2=Kelincahan
Y =Kecepatan menggiring bola
X1
X2
30
D. Penetapan Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau
obyek yang mempunyai sifat-sifat umum. Pada penelitian ini populasi
yang diambil berdasarkan dengan jenis populasi terbatas, yaitu sumber
data yang jelas batasnya secara kuantitatif sehingga relatif dapat
dihitung jumlahnya.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Siswa
Ekstrakurikuler Sepakbola SMA Negeri 2 Padang Cermin Tahun Ajaran
2012/2013.
2. Sampel
Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola terdapat 18 siswa,
maka sampel diambil semua populasi yaitu 18 siswa.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat atau cara yang digunakan untuk
mengambil data penelitian. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian
ini digunakan metode pengumpulan data menggunakan tes Leg Strength,
tes zig-zag run, dan tes dribbling, penjelasan lengkapnya ada di lampiran
1. Leg Strength
a. Tujuan: Untuk mengukur kekuatan otot tungkai.
b. Pelaksanaan Leg Dynamometer (Nurhasan : 1986):
1. Siswa yang dites berdiri di atas alat leg dynamometer dan lutut di tekuk membentuk sudut 130-140 derajat,tubuh tetap tegak lurus dan pandangan lurus ke depan.
2. Panjang rantai diukur sedemikian rupa sesuai dengan siswa yang di tes dengan posisi berdiri.
3. Tongkat pegangan di genggam dengan posisi tangan menghadap belakang.
4. Tarik tongkat pegangan sekuat mungkin dan meluruskan lutut perlahan-lahan.
5. Baca angka ada skala maksimum tercapainya tarikan dalam satuan kilogram (kg).
6. Pengukuran di ambil sebanyak tiga kali dan hasil terbaik yang dipakai sebagai hasil pengukuran.
7. Skor: Angka yang ditunjukan alat tersebut menyatakan besar nya kekuatan otot tungkai yang diukur dalam satuan kilogram (kg).
2. Zig – Zag Run
a. Tujuan: Untuk mengukur kelincahan.
b. Pelaksanaan : Tes kelincahan (Nurhasan : 1986):
1. Start dilakukan dengan start berdiri. 2. Kaki siswa berada di belakang garis start. 3. Pada aba-aba “siap” siswa siap berlari.
4. Pada saat “ya” siswa berlari secepat mungkin mengikuti arah panah sesuai dengan diagram sampai batas finish.
5. Bersama-sama aba-aba “ya” stop watch dijalankan dan dihentikan pada saat siswa mencapai garis finish.
32
2. Tidak sesuai arah panah pada diagram tes tersebut. 7. Setiap siswa diberi kesempatan melakukan tiga kali dan
diambil hasil yang terbaik.
8. Skor: Waktu terbaik dari tiga kali kesempatan yang dicatat sampai 1/10 detik.
3. Dribbling
a.Tujuan: Untuk mengukur kecepatan menggiring bola.
b.Pelaksanaan Tes menggiring bola (Nurhasan : 1986).
1. Permulaan menggiring bola tanpa aba-aba.
2. Pada saat bola menyentuh garis start yang terdapat pada rintangan 1 (satu) stopwatch dihidupkan.
3. Selanjutnya siswa menggiring bola sesuai dengan arah panah. 4. Garis finish ini terletak pada rintangan terakhir, bersamaan
dengan itu stopwatch dimatikan.
5. Salah jalan selama melakukan dribbling harus diperbaiki di mana terjadinya pelanggaran dan stopwatch tetap berjalan. 6. Setiap siswa diberi kesempatan melakukan tiga kali dan
diambil hasil yang terbaik .
7. Skor: Waktu terbaik dari tiga kali kesempatan yang dicatat sampai 1/10 detik.
F. Teknik Analisa Data
Setelah diperoleh data selanjutnya dapat ditentukan analisa statistik yang
tepat pengolahannya. Adapun rumus yang digunakan : Rumus Korelasi
Linier, menurut (Sudjana, 2003:369), sebagai berikut :
Keterangan :
r = Korelasi
Xi = Variabel Bebas
Yi = Variabel Terikat
N = Jumlah Sampel
Menurut Riduwan (2005: 98), harga r yang diperoleh dari perhitungan
hasil tes dikonsultasikan dengan Tabel r product moment. Interprestasi
tersebut adalah sebagai berikut:
Interval Koefisien Korelasi Interpretasi Hubungan
0,80 – 1,00 Sangat kuat
0,60 – 0,79 Kuat
0,40 – 0,59 Cukup kuat
0,20 – 0,39 Rendah
0,00 – 0,19 Sangat rendah
Sumber : Riduwan. 2005
Tabel 1: Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r.
Setelah diketahui besar kecilnya r xy maka taraf signifikan dilihat dengan :
2
r n-2
t =
34
Kriteria pengujian hipotesis tolak HO jika t hitung > t tabel, dan terima Ho
jika t hitung < t tabel. Untuk dk distribusi t diambil n-2 dengan α = 0,05,
dan untuk mencari besarnya sumbangan (kontribusi) antara variabel X
dan variabel Y maka menggunakan rumus Koefisian Determinansi :
Keterangan:
KP = Nilai Koefisien Detreminansi
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian pembahasan permasalahan yang disampaikan di atas
serta hasil pembahasan dari proses analisis data hasil penelitian, maka dapat
ditarik suatu kesimpulan penelitian sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai terhadap
hasil kecepatan menggiring bola pada siswa ekstrakurikuler sepak bola
SMAN 2 Padang Cermin.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara kelincahan terhadap hasil
kecepatan menggiring bola pada siswa ekstrakurikuler sepak bola SMAN 2
Padang Cermin.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dan
kelincahan terhadap hasil kecepatan menggiring bola pada siswa
ekstrakurikuler sepak bola SMAN 2 Padang Cermin.
Maka hipotesis yang penulis ajukan diterima, yaitu terdapat hubungan antara
51
pada siswa ekstrakurikuler sepak bola SMAN 2 Padang Cermin.Tahun
Pelajaran 2012/2013.
B. Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian dan kesimpulan yang disebutkan di atas,
timbul beberapa wawasan atau pandangan yang dikemukakan oleh peneliti
yang berupa saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMANegeri 2 Padang Cermin agar
terus berlatih untuk meningkatkan kondisi fisik khususnya latihan kekuatan
otot tungkai dan kelincahan untuk mendapatkan kecepatan menggiring bola
yang baik.
2. Bagi para Guru Pendidikan Jasmani dan pelatih sepakbola disekolah dalam
usaha meningkatkan hasil kecepatan menggiring bola maka selain
memberikan latihan teknik menggiring bola juga perlu memberikan latihan
peningkatatan kondisi fisik untuk meningkatkan kekuatan otot siswa seperti
latihan naik turun tangga, naik turun bangku atau kotak , lompat katak,
lompat hooping.Serta latihan kelincahan siswa dengan lari bolak-balik
(shuttle run), lari zig-zag, lari boomerang.
3. Bagi peneliti lain yang berminat meneliti kembali permasalahan ini,
disarankan agar penelitian ini dapat dijadikan bahan pembanding. Karena
pada penelitian ini hanya terbatas pada kekuatan otot tungkai dan
seperti kelentukan, power otot tungkai, kecepatan lari dan yang lainnya
yang dapat meningkatkan kemampuan kecepatan menggiring bola dalam
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2000. Pedoman Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga bagi Pelatihan Olahragawan Pelajar. Depdiknas. Jakarta
Dinata Marta. 2004. Dasar-Dasar Mengajar Sepak bola. Cerdas Jaya. Bandar Lampung
Dinata Marta. 2009. Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani. Universitas Lampung. Bandar Lampung
Faruq Muhyi . 2009. Meningkatkan Kebugaran Jasmani Melalui Permainan Sepak Bola. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Surabaya
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Choaching. Tambak Kusuma. Jakarta
Harsono. 1986. Latihan Kondisi Fisik.
Nurhasan. 1986. Tes Dan Pengukuran. Karunika. Jakarta
Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani Prinsip-Prinsip dan Penerapannya. Depdiknas. Jakarta
Poerwadarminta. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta
Riduwan. 2005. Penelitian Pendidikan. Tarsiti. Bandung
Sajoto. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Depdikbud direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proye Pengembangan LPTK, Jakarta
Sucipto. 2000. Sepak Bola. Depdiknas. Jakarta
Sudjana. 2003. Metode Statistik. Tarsito. Bandung
Sugiyono. 2008. Desain Sumber Penelitian. Alfabeta. Bandung
Sulistianta Heru. 2012. Dasar-Dasar Kepelatihan (Modul Pembelajaran). Universitas Lampung. Bandar Lampung
Toho Cholik Mutahir & Ali Maksum. 2007. Sport Developmen Index. PT Indeks. Jakarta
Universitas Lampung. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Universitas Lampung. Bandar Lampung
Lampiran 5: Tes Leg Strength
Untuk mengukur kekuatan otot tungkai digunakan suatu alat yang disebut Leg
Dynamometer.
1) Alat yang digunakan antara lain:
a) Leg Dynamometer
b) Formulir dan alat tulis
2) Petugas:
a) Pemandu tes
b) Pencatat skor
3) Pelaksanaan Leg Dynamometer (Nurhasan : 1986) :
a. Siswa yang dites berdiri di atas alat leg dynamometer dan lutut di tekuk membentuk sudut 130-140 derajat,tubuh tetap tegak lurus dan
pandangan lurus ke depan.
b. Panjang rantai diukur sedemikian rupa sesuai dengan siswa yang di tes dengan posisi berdiri.
c. Tongkat pegangan di genggam dengan posisi tangan menghadap belakang.
d. Tarik tongkat pegangan sekuat mungkin dan meluruskan lutut perlahan-lahan.
e. Baca angka ada skala maksimum tercapainya tarikan dalam satuan kilogram (kg).
f. Pengukuran di ambil sebanyak tiga kali dan hasil terbaik yang di pakai sebagai hasil pengukuran.
60
Gambar 5: Leg Dynamometer
Lampiran 6: Tes Zig – Zag Run
Zig-zag run: Untuk mengukur kelincahan lari seseorang.
1) Alat yang digunakan:
a) Stop watch.
b) Cone sebagai penanda batas lintasan.
c) Formulir dan alat tulis.
d) Lapangan atau lintasan datar seluas 15 meter.
2) Petugas :
a) Pemandu tes.
b) Pengambil waktu.
3) Pelaksanaan :
d. Pada saat “ya” siswa berlari secepat mungkin mengikuti arah panah sesuai dengan diagram sampai batas finish.
e. Bersama-sama aba-aba “ya” stop watch dijalankan dan dihentikan pada saat siswa mencapai garis finish.
f. Siswa dinyatakan gagal dan harus mengulang kembali bila : 1. Menggeserkan cone.
2. Tidak sesuai arah panah pada diagram tes tersebut.
g. Setiap siswa diberi kesempatan melakukan tiga kali dan diambil hasil yang terbaik.
h. Skor : Waktu terbaik dari tiga kali kesempatan yang dicatat sampai 1/10 detik.
Start & Finish
3m
5m
62
Lampiran 7: Tes Dribbling
Tujuan : untuk mengukur keterampilan, menggiring bola dengan kaki dengan
cepat disertai perubahan arah.
1) Alat :
a) bola.
b) stop watch.
c) cone sebagai rintangan.
d) kapur penanda.
e) formulir dan alat tulis.
2) Petugas :
a) pemandu tes
b) pengambil waktu
3) Pelaksanaan :
Tes menggiring bola (Nurhasan : 1986).
a. Permulaan menggiring bola tanpa aba-aba.
b. Pada saat bola menyentuh garis start yang terdapat pada rintangan 1 (satu) stopwatch dihidupkan.
c. Selanjutnya siswa menggiring bola sesuai dengan arah panah.
d. Garis finish ini terletak pada rintangan terakhir, bersamaan dengan itu stopwatch dimatikan.
e. Salah jalan selama melakukan dribbling harus diperbaiki di mana terjadinya pelanggaran dan stopwatch tetap berjalan.
f. Setiap siswa diberi kesempatan melakukan tiga kali dan diambil hasil yang terbaik .
START
2m
FINISH
64
Lampiran 8: Hasil Penelitian
TABEL 7. DATA HASIL TEST PENELITIAN
Lampiran 9: Perhitungan Data Z - skor dan T- skor
TABEL 8. Data Z - skor dan T- skor
NO NAMA Z – skor T- skor
1 YUDHA PURTA
125 0.643357271 56.43357271
2 WAIS NUGRAHA 133 1.361490126 63.61490126
3 YOPI PURNOMO 108 -0.882675045 41.17324955
4 DICKY SAPUTRA 136 1.630789946 66.30789946
5 AFRI AFRIZAL 118 0.014991023 50.14991023
6 RUMI FABIO 123 0.463824057 54.63824057
7 ATANG SUPRATMAN 111 -0.613375224 43.86624776
8 AGUNG WICAKSANA 127 0.822890485 58.22890485
9 DIKI FEBRIAN 117 -0.074775583 49.25224417
10 PUTRA SANJAYA 124 0.553590664 55.53590664
11 FIRMANUDIN 123 0.463824057 54.63824057
12 HAMDAN TAUFIK 102 -1.421274686 35.78725314
13 NUR AKSA ARPIAN 116 -0.16454219 48.3545781
14 ANGGI DWI PRAYOGI 131 1.181956912 61.81956912
15 M TABAH IMANUDIN 119 0.10475763 51.0475763
16 RIZKI DWI ANGGARA 109 -0.792908438 42.07091562
17 M IRFAN 100 -1.600807899 33.99192101
18 IKSAN FEBRIAN 99 -1.690574506 33.09425494
66
Lampiran 10: Perhitungan data Z - skor dan T- skor
TABEL 9. Data Z - skor dan T- skor
NO NAMA Z – skor T- skor
1 YUDHA PURTA
8.7 -0.655021834 43.44978166
2 WAIS NUGRAHA 8.68 -0.698689956 43.01310044
3 YOPI PURNOMO 8.79 -0.458515284 45.41484716
4 DICKY SAPUTRA 8.85 -0.327510917 46.72489083
5 AFRI AFRIZAL 8.69 -0.676855895 43.23144105
6 RUMI FABIO 8.91 -0.19650655 48.0349345
7 ATANG SUPRATMAN 9.11 0.240174672 52.40174672
8 AGUNG WICAKSANA 9.05 0.109170306 51.09170306
9 DIKI FEBRIAN 8.98 -0.043668122 49.56331878
10 PUTRA SANJAYA 10.1 2.401746725 74.01746725
11 FIRMANUDIN 9.21 0.458515284 54.58515284
12 HAMDAN TAUFIK 9.3 0.655021834 56.55021834
13 NUR AKSA ARPIAN 9.39 0.851528384 58.51528384
14 ANGGI DWI PRAYOGI 9.11 0.240174672 52.40174672
15 M TABAH IMANUDIN 9.01 0.021834061 50.21834061
16 RIZKI DWI ANGGARA 9.17 0.371179039 53.71179039
17 M IRFAN 10.03 2.248908297 72.48908297
18 IKSAN FEBRIAN 10.07 2.336244541 73.36244541
Lampiran 11: Perhitungan data Z - skor dan T- skor
TABEL 10. Data Z - skor dan T- skor Y
NO NAMA Y Z – skor T- skor
1 YUDHA PURTA
12.9 -1.6 34
2 WAIS NUGRAHA 13.1 -1.028571429 39.71428571
3 YOPI PURNOMO 13.18 -0.8 42
4 DICKY SAPUTRA 13.19 -0.771428571 42.28571429
5 AFRI AFRIZAL 13.27 -0.542857143 44.57142857
6 RUMI FABIO 13.38 -0.228571429 47.71428571
7 ATANG SUPRATMAN 13.51 0.142857143 51.42857143
8 AGUNG WICAKSANA 12.98 -1.371428571 36.28571429
9 DIKI FEBRIAN 13.59 0.371428571 53.71428571
10 PUTRA SANJAYA 13.71 0.714285714 57.14285714
11 FIRMANUDIN 13.75 0.828571429 58.28571429
12 HAMDAN TAUFIK 13.68 0.628571429 56.28571429
13 NUR AKSA ARPIAN 13.54 0.228571429 52.28571429
14 ANGGI DWI PRAYOGI 13.82 1.028571429 60.28571429
15 M TABAH IMANUDIN 13.01 -1.285714286 37.14285714
16 RIZKI DWI ANGGARA 13.9 1.257142857 62.57142857
17 M IRFAN 13.87 1.171428571 61.71428571
18 IKSAN FEBRIAN 14.05 1.685714286 66.85714286
68
Lampiran 12: Siswa Melakukan Tes Kekuatan Otot Tungkai
Lampiran 13: Siswa Melakukan Tes Kelincahan
Lampiran 14: Siswa Melakukan Tes Kecepatan Menggiring Bola