• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Manajemen Laktasi Oleh Bidan Pada Ibu Hamil di Klinik Sally Medan Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pelaksanaan Manajemen Laktasi Oleh Bidan Pada Ibu Hamil di Klinik Sally Medan Tahun 2014"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

PADA IBU HAMIL DI KLINIK SALLY MEDAN TAHUN 2014

Disusun Oleh :

135102061

HERLINA M O LIMBONG

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

PELAKSANAAN MANAJEMEN LAKTASI OLEH BIDAN PADA IBU HAMIL DI KLINIK SALLY MEDAN TAHUN 2014

ABSTRAK Herlina M O Limbong

Latar Belakang : Manajemen laktasi adalah suatu tatalaksana yang mengatur agar keseluruhan proses menyusui bisa berjalan dengan sukses dan bayi memperoleh kondisi gizi dan kesehatan yang optimal, mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI yang dimulai pada masa antenatal, perinatal dan postnatal.

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pelaksanaan manajemen laktasi oleh bidan pada ibu hamil di Klinik Sally Medan tahun 2014.

Metode Penelitian : Desain penelitian ini menggunakan deskriptif. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan teknik total sampling. Jumlah sampel sebanyak 37 orang dan menggunakan analisa univariat.

Hasil penelitian : Hasil penelitian diperoleh data pelaksanaan manajemen laktasi oleh bidan pada ibu hamil mayoritas motivasi bidan baik sebanyak 33 orang (89,2%), konseling bidan sebanyak 28 orang (75,7%) dan perawatan payudara sebanyak 23 orang (62,2%) dilakukan dengan baik.

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bidan sudah melaksanakan manajemen laktasi dengan baik. Sehingga ibu hamil nantinya berhasil memberikan ASI eksklusif. Disarankan kepada pelayanan kebidanan lebih intensif melakukan konseling dan penyuluhan tentang pentingnya pelaksanaan manajemen laktasi pada ibu hamil dan keluarga.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatNya peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pelaksanaan Manajemen Laktasi Oleh Bidan Pada Ibu Hamil di Klinik Sally Medan Tahun 2014”.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, Selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep. Ns. M.Kep selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Rina Amelia, MARS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan arahan dalam mengerjakan Karya Tulis Ilmiah dan selaku penguji III.

4. Mahnum Lailan, Nst, S.Kep, Ns, M.Kep selaku penguji I. 5. Salbiah S. Kp, M.Kep selaku penguji II.

6. Seluruh staf dan Dosen Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

7. Ibu R. Sianturi selaku pimpinan Klinik Sally Medan, yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

(6)

9. Kepada seluruh teman-teman mahasiswa Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan dukungan terhadap peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini sehingga bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

Medan, Juli 2014 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR SKEMA ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Manajemen Laktasi ... 7

1. Defenisi Manajemen Laktasi ... 7

2. Motivasi ... 8

a. Definisi Motivasi ... 8

b. Jenis-Jenis Motivasi ... 9

c. Tujuan Motivasi ... 11

d. Fungsi Motivasi ... 12

3. Konseling ... 12

(8)

B. Laktasi ... 14

1.Fisiologi Laktasi ... 14

2. Dukungan Bidan Dalam Pemberian ASI ... 16

3. Tujuh Langkah Keberhasilan ASI Eksklusif………..…..16

4.Tahapan Manajemen Laktasi Pada Ibu Hamil (Petunjuk Bagi Petugas Kesehatan)……….….17

5.Tahapan Manajemen Laktasi Pada Ibu Hamil (Petunjuk Bagi Ibu)………...…17

6. Persiapan Menyusui Pada Ibu Hamil………...…18

1. Pengertian……….…...….18

2. Hal Yang Harus Dipersiapkan Pada Masa Hamil…………...18

7. Manajemen Laktasi (Penggunaan ASI)………....22

8.Langkah-langkah kegiatan Menejemen Laktasi Pada Masa Kehamilan………...….…...23

9. Perawatan Payudara………..24

BAB III KERANGKA PENELITIAN ... 25

A. Kerangka Konsep ... 25

B. Definisi Operasional ... 25

BAB IV METODE PENELITIAN ... 28

A. Desain Penelitian ... 28

B. Populasi Dan Sampel Penelitian ... 28

1. Populasi ... 28

2. Sampel ... 28

(9)

D. Waktu Penelitian ... 29

E. Etika Penelitian ... 29

F. Instrumen Penelitian ... 29

G. Validitas dan Realibilitas Intrumen ... 30

H. Pengumpulan Data ... 30

I. Analisa Data ... 34

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Hasil Penelitian ... 36

1. Karakteristik Responden... 36

2.Manajemen Laktasi... 38

1. Motivasi Bidan ... 38

2. Konseling ... 39

3. Perawatan payudara ... 41

B. Pembahasan ... 43

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN………. 49

A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 49 DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR SKEMA

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Data Karakteristik Responden ... .. 37

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Motivasi Bidan Dalam Pelaksanaan Manajemen Laktasi Oleh Bidan Pada Ibu Hamil di Klinik Sally Medan Tahun2014. ... . 38

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Motivasi Bidan Dalam Pelaksanaan Manajemen Laktasi Oleh Bidan Pada Ibu Hamil di Klinik Sally Medan Tahun 2014………... 39

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi Konseling Bidan dalam Pelaksanaan Manajemen Laktasi Oleh Bidan Pada Ibu Hamil di Klinik Sally Medan Tahun 2014 ………. 40

Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Konseling Bidan Dalam Pelaksanaan Manajemen Laktasi Oleh Bidan Pada Ibu Hamil di Klinik Sally Medan Tahun 2014 …………..……….. 41

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Perawatan Payudara Dalam Pelaksanaan Manajemen Laktasi Oleh Bidan Pada Ibu Hamil di Klinik Sally Medan Tahun 2014 ... 42

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Lembar Kuesioner

Lampiran 3 : Master Data

Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 5 : Lembar Pernyataan Content Validity

Lampiran 6 : Tabel Skor

Lampiran 7 : Deskriftif Univariat

Lampiran 8 : Reliability

Lampiran 9 : Persetujuan Penelitian Dari Program D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara Master Data Penelitian

Lampiran 10 : Surat Balasan Penelitian Dari Klinik Sally Medan

(13)

PELAKSANAAN MANAJEMEN LAKTASI OLEH BIDAN PADA IBU HAMIL DI KLINIK SALLY MEDAN TAHUN 2014

ABSTRAK Herlina M O Limbong

Latar Belakang : Manajemen laktasi adalah suatu tatalaksana yang mengatur agar keseluruhan proses menyusui bisa berjalan dengan sukses dan bayi memperoleh kondisi gizi dan kesehatan yang optimal, mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI yang dimulai pada masa antenatal, perinatal dan postnatal.

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pelaksanaan manajemen laktasi oleh bidan pada ibu hamil di Klinik Sally Medan tahun 2014.

Metode Penelitian : Desain penelitian ini menggunakan deskriptif. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan teknik total sampling. Jumlah sampel sebanyak 37 orang dan menggunakan analisa univariat.

Hasil penelitian : Hasil penelitian diperoleh data pelaksanaan manajemen laktasi oleh bidan pada ibu hamil mayoritas motivasi bidan baik sebanyak 33 orang (89,2%), konseling bidan sebanyak 28 orang (75,7%) dan perawatan payudara sebanyak 23 orang (62,2%) dilakukan dengan baik.

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bidan sudah melaksanakan manajemen laktasi dengan baik. Sehingga ibu hamil nantinya berhasil memberikan ASI eksklusif. Disarankan kepada pelayanan kebidanan lebih intensif melakukan konseling dan penyuluhan tentang pentingnya pelaksanaan manajemen laktasi pada ibu hamil dan keluarga.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gerakan Nasional peningkatan penggunaan air susu ibu (ASI) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak. Upaya yang penting ini, keberhasilannya perlu didukung dan dilaksanakan oleh seluruh anggota masyarakat. Para ibu, sebagai pelopor peningkatan kualitas sumber daya Indonesia, patut menyadari dan meningkatkan pengetahuannya untuk menunjang gerakan ini (Maryunani, 2012).

Keberhasilan pemberian ASI tidak terlepas dari pelaksanaan manajemen laktasi, motivasi bidan sebagai pemberi pelayanan terdepan sejak kehamilan, persalinan dan masa nifas. Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menuaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dari berbagai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya (Siagian, 1998).

Manajemen laktasi adalah suatu tatalaksana yang mengatur agar keseluruhan proses menyusui bisa berjalan dengan sukses dan bayi memperoleh kondisi gizi dan kesehatan yang optimal, mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI yang dimulai pada masa antenatal, perinatal dan postnatal (Prasetyono, 2009 dan Maryunani, 2012).

(15)

membantu bila ada kesulitan menyusui, sehingga banyak ditemukan ibu-ibu gagal memberikan ASI. Peranan petugas kesehatan khususnya bidan dalam penerangan mengenai pemberian ASI yang pertama (kolustrum), cara merawat dan membersihkan payudara, memberi penerangan agar ibu tidak memberi susu kaleng pada bayi/anak, makanan yang bergizi untuk ibu meyusui, mengatasi kesulitan-kesulitan dalam menyusui sehingga manajemen laktasi dapat dilaksanakan.

Semua tahap pada manajemen laktasi adalah penting dan berperan untuk keberhasilan ASI Eksklusif, sehingga semua tahap harus dipersiapkan dengan baik supaya ASI Eksklusif berjalan dengan sukses (Maryunani, 2009). Langkah awal manajemen laktasi biasanya diawali dengan proses laktasi. Sementara itu keberhasilan tatalaksana dan konseling laktasi tersebut dipengaruhi oleh berbagai kemampuan dengan beberapa hasil penelitian yakni yang dilansir dalam

Internasional Breastfeeding Journal penelitian yang dilakukan oleh Caroline dkk

(2004), didapatkan hasil bahwa 74,9% kemampuan tenaga kesehatan terutama bidan dibangsal bersalin dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kepuasan bagi ibu untuk terus menyusui bayinya.

Perawatan payudara bertujuan agar payudara senantiasa bersih dan mudah untuk diisap bayi. Banyak ibu yang mengeluh bayinya tidak mau menyusu, biasanya disebabkan oleh faktor teknik seperti puting susu yang masuk atau posisi yang salah. Tentunya, selain faktor teknik ini ASI ini juga dipengaruhi asupan nutrisi dan kondisi psikolog ibu (Nurhati, 2009).

(16)

luka pada saat mulai menyusui. Dan perawatan payudara ini sebaiknya dilakukan selama masa kehamilan yaitu pada usia setelah delapan bulan (trimester III) dan bukan sesudah persalinan (Oswari, 2004)

Menurut penelitian Ardianti (2004), terdapat 21% dari 42 orang yang tidak mengetahui tentang teknik perawatan payudara karena kurangnya pengetahuan dan informasi tentang perawatan payudara, sehingga menimbulkan masa awal laktasi seperti puting susu lecet, payudara bengkak, air susu tersumbat.

Usaha-usaha dalam peningkatan pemberian ASI eksklusif di Indonesia terus ditingkatkan. Hal ini terbukti dengan ditetapkannya "Pekan ASI Sedunia", yang ketetapannya dikeluarkan oleh World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) atau Asosiasi ASI Sedunia yang dilakukan 1-7 Agustus 2008 lalu, di samping itu adanya rekomendasi dari WHO dan UNICEF ( 2002) yang dibuat untuk peningkatan cakupan ASI Eksklusif.

Sementara hasil penelitian yang dilakukan Tohotoa, dkk tahun (2009) di Australia didapatkan hasil bahwa 63% kemampuan menyusui dan lanjutannya memerlukan dedikasi, komitmen, ketekunan dan dukungan dari keluarga terutama suami sangat dibutuhkan oleh ibu selama menyusui rendah dukungan dan durasi menyusuinya sebasar kurang dari 50%.

Pemberian ASI eksklusif di Inggris tergolong rendah, pada survei tahun (2005) secara keseluruhan 27% memberikan ASI selama 2 bulan pertama setelah bayi lahir, 17% selama 3-5 bulan sementara penelitian yang dilakukan oleh Chinese Food and

Nutrition Survailance System ( CFNSS) rata rata pemberian ASI penduduk perkotaan

(17)

Kepentingan mendasar dari penelitian tentang penatalaksanaan laktasi bagi ibu hamil ini didasarkan pada konsekuensi proses pertumbuhan dan perkembangan bayi sejak dalam kandungan sampai saat dilahirkan dan pada masa emas kehidupan awalnya. Seperti yang dikemukakan WHO (2011), janin yang kekurangan nutrisi akan mengalami hambatan pertumbuhan intrauterine dan akan beresiko setelah lahir dapat terjadinya retardasi pertumbuhan awal, rentan terhadap penyakit menular, keterlambatan perkembangan IQ poin rendah hanya mencapai 10 -13 % dan dapat menyebabkan kematian masa bayi dan kanak kanak. Oleh sebab itu, petugas kesehatan harus mampu memberikan komunikasi, informasi dan edukasi mengenai manfaat dan keunggulan ASI, manfaat menyusui bagi ibu, bayi dan keluarga serta cara pelaksanaan manajemen laktasi. Meyakinkan ibu hamil, agar ibu mau dan mampu menyusui bayinya.

Berhasil atau tidaknya ibu menyusui banyak faktor yang mempengaruhinya, salah satunya adalah tindakan bidan atau petugas kesehatan. Pengaruh ini dapat berupa sikap negative secara pasif, yang tidak menganjurkan dan tidak membantu bila ada kesulitan laktasi kemudian sikap ragu – ragu mengenai indikasi dan kontra indikasi menyusui serta tindakan petugas kesehatan yang menasehatkan dan menganjurkan ibu untuk memberikan susu botol dengan alasan kesulitan menyusui (Maryunani, 2009).

(18)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu “ Bagaimanakah Pelaksanaan Manajemen Lakatasi oleh Bidan pada Ibu Hamil di Klinik Sally Medan Tahun 2014? ”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pelaksanaan Manajemen laktasi oleh Bidan pada Ibu Hamil di Klinik Sally tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui Distribusi frekuensi Motivasi Bidan dalam Pelaksanaan Manajemen Laktasi Oleh Bidan Pada Ibu Hamil di Klinik Sally Medan Tahun 2014.

2. Untuk mengetahui Distribusi frekuensi Konseling Bidan dalam Pelaksanaan Manajemen Laktsasi Oleh Bidan Pada Ibu Hamil di Klinik Sally Medan Tahun 2014.

(19)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pelayanan Kebidanan

Sebagai bahan masukan dan untuk menambah wawasan bagi pelayanan kebidanan dalam rangka pemberian pelayanan kebidanan secara promotif terhadap ibu khususnya dalam pelaksanaan manajemen laktasi pada ibu hamil. 2. Bagi Responden

Membantu ibu hamil dalam persiapan manajemen laktasi dan mempersiapkan inisiasi menyusui secara dini pasca melahirkan.

3. Bagi Tempat Peneliti

Menjadi salah satu tambahan/sumber informasi dalam memberikan pelayanan tentang manajemen laktasi dalam mencapai keberhasilan ASI eksklusif.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan di perpustakaan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. MANAJEMEN LAKTASI

1. Defenisi Manajemen Laktasi

Manajemen Laktasi adalah merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan terhadap dalam tiga tahap, yakni pada masa kehamilan (antenatal), sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar rumah sakit (perinatal), dan masa menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun (postnatal) (Susiana, H, 2009).

Manajemen Laktasi adalah tata laksana yang dipelukan untuk menunjang keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaanya terutama dimulai pada masa kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya (Direktorat Gizi Masyarakat, 2005).

Manajemen Laktasi adalah upaya – upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan menyusui (Siregar, 2004).

Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian integral dari siklus reproduksi mamalia termasuk manusia (Direktorat Gizi Masyarakat, 2005).

(21)

Ruang Lingkup manajemen laktasi adalah periode postnatal, antara lain ASI eksklusif, teknik menyusui, memeras ASI, memberikan ASI peras, menyimpan ASI peras, pemenuhan gizi selama periode menyusui (Maryunani, 2012).

Semua tahapan pada manajemen laktasi adalah penting dan berperan untuk keberhasilan ASI eksklusif, sehingga semua tahap harus dipersiapkan dengan baik supaya ASI eksklusif berjalan dengan sukses adalah motivasi bidan, konseling dan perawatan payudara.

2. MOTIVASI

a.Definisi Motivasi

Motivasi berasal dari kata motif yang berarti “dorongan” atau “daya penggerak” yang ada dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan atau aktifitas (Herijulianti, Indriani, Artini, 2001).

Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menuaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dari berbagai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya (Siagian, 1998).

(22)

b. Jenis-jenis Motivasi

Menurut Djamarah (2002), motivasi terbagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

a. Motivasi Intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik datang dari hati sanubari umumnya karena kesadaran, misalnya ibu mau melakukan mobilisasi dini karena ibu tersebut sadar bahwa dengan melakukan mobilisasi dini maka akan membantu mempercepat proses penyembuhan ibu pasca operasi.

Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik yaitu :

1) Kebutuhan (need)

Seseorang melakukan aktivitas (kegiatan) karena adanya faktor-faktor kebutuhan baik biologis maupun psikologis, misalnya ibu melakukan mobilisasi dini karena ibu ingin cepat sehat pasca operasi.

2) Harapan (expentancy)

Seseorang dimotivasi oleh karena keberhasilan dan adanya harapan keberhasilan bersifat pemuasan diri seseorang, keberhasilan dan harga diri meningkat dan menggerakkan seseorang ke arah pencapaian tujuan.

3) Minat

(23)

a. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang atau pengaruh dari orang lain sehingga seseorang berbuat sesuatu (Hamzah, 2009).

Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik adalah :

1) Dorongan keluarga

Ibu melakukan mobilisasi dini bukan kehendak sendiri tetapi karena dorongan dari keluarga seperti suami, orang tua, teman. Misalnya ibu melakukan mobilisasi dini karena adanya dorongan (dukungan) dari suami, orang tua ataupun anggota keluarga lainnya. Dukungan atau dorongan dari anggota keluarga semakin menguatkan motivasi ibu untuk memberikan yang terbaik bagi kesehatan ibu.

2) Lingkungan

(24)

3) Media

Media adalah faktor yang sangat berpengaruh bagi responden dalam memotivasi ibu untuk melakukan mobilisasi dini pasca seksio sesarea, mungkin karena pada era globalisasi ini hampir dari waktu yang dihabiskan adalah berhadapan dengan media informasi, baik itu media cetak maupun elektronika (TV, radio, komputer/internet) sehingga sasaran dapat meningkatkan pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah yang positif terhadap kesehatan.

c. Tujuan Motivasi

Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan mencapai tujuan (Taufik, 2007).

(25)

d. Fungsi Motivasi

Menurut Notoatmodjo (2007), motivasi mempunyai 3 (tiga) fungsi yaitu :

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Pilihan perbuatan yang sudah ditentukan atau dikerjakan akan memberikan kepercayaan diri yang tinggi karena sudah melakukan proses penyeleksian.

2. Konseling

Konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.

(26)

Konseling (2004:105) adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Sejalan dengan itu, Winkel mendefinisikan konseling sebagai serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Berdasarkan pengertian konseling di atas dapat dipahami bahwa konseling adalah usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan kata lain, teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli/klien.

3. Perawatan payudara

Perawata payudara adalah usaha untuk memperlancar aliran ASI, dan mencegah masalah-masalah yang mungkin muncul pada saat menyusui seperti puting nyeri atau lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat. Perawatan payudara tidak hanya dilakukan sebelum melahirkan tetapi juga dilakukan setelah melahirkan.

(27)

menyusui, merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi banyak dan lancar, dapat mendeteksi kelainan-kelaianan payudara secara dini dan melakukan upaya untuk mengatasinya, mempersiapkan mental (psikis) ibu untuk menyusui.

Apabila ibu tidak melakukan perawatan payudara pada masa antenatal dengan baik, maka dapat menimbulkan berbagai masalah antara lain dapat menyebabkan payudara menjadi bengkak, puting susu lecet/luka ketika menyusui bayi, puting susu datar atau mendalam sehingga ibu akan kesulitan dalam memberikan ASI setelah melahirkan, dapat menyebabkan radang payudara (mastitis), atau saluran susu tersumbat sehingga air susu menjadi tersumbat dan tidak dapat keluar dengan lancar terutama setelah melahirkan (Nichols, 2000).

B. LAKTASI

1. Fisiologi Laktasi

Selama masa kehamilan, hormon estrogen dan progesteron menginduksi perkembangan alveoli dan duktus lactiferous di dalam payudara, serta merangsang produksi ksolostrum. Produksi ASI tidak berlangsung sampai masa sesudah kelahiran bayi ketika kadar hormon estrogen menurun. Penurunan kadar estrogen ini memungkinkan naiknya kadar prolaktin dan produksi ASI. Produksi prolaktin yang berkesinambungan disebabkan oleh menyusunya bayi pada payudara ibu.

(28)

Nantinya, refleks ini dapat dihambat oleh keadaan emosi ibu bila ia merasa takut, lelah, malu, merasa tidak pasti, atau bila mersakan nyeri.

(29)

2. Dukungan Bidan Dalam Pemberian ASI

Bidan yang bekerja pada pelayanan kesehatan diharapkan melakukan berbagai upaya untuk melindungi, meningkatkan, dan mendukung pemberian ASI serta memberikan penyuluhan dan nasehat yang obyektif dan konsisten pada ibu hamil dan ibu yang baru melahirkan tentang pemberian ASI.

Dalam hal ini bidan mempunyai peran yang sangat penting dalam menunjang program pemerintah dalam pemberian ASI. Oleh karena itu, seorang bidan perlu mengetahui manfaat pemberian ASI bagi ibu dan keluarga. Bukti menunjukkan bahwa bila ibu tahu cara yang benar untuk memposisikan bayinya pada payudaranya, menyusui pada waktu yang diinginkan bayinya (on demand) dan memperoleh dukungan serta percaya diri tentang kemampuannya memberi ASI, berbagai penyulit yang umum dapat dihindari/dicegah. (Anggraini, 2010).

Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI:

a. Yakinkan ibu bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya

b.; Bantulah ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri (Sulistyawati, 2009).

3. Tujuh Langkah Keberhasilan ASI Eksklusif

1. Mempersiapkan payudara bila diperlukan . 2. Mempelajari ASI dan tatalaksana menyusui.

3. Menciptakan dukungan keluarga, teman dan lingkungan. 4. Memilih rumah sakit ‘sayang ibu’.

(30)

6. Mendatangifasilitas Konsultasi Laktasi untuk persiapan apa bila menemui kesulitan saat menyusui.

7. Menciptakan sikap yang positif tentang ASI dan menyusui.

4. Tahapan Manajemen Laktasi Pada Ibu Hamil (Petunjuk Bagi Petugas Kesehatan)

Pada Masa Kehamilan

a.. Memberikan penerangan dan penyuluhan tentang manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya, disamping bahaya pemberian susu botol.

b. Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan puting susu, apakah ada kelainan/tidak. Disamping itu, perlu dipantau keneikan berat badan ibu hamil.

c. Perawatan payudara dimulai pada kehamilan memasuki usia 6 bulan agar ibu mampu memproduksi dan berikan ASI cukup.

d. Memperhatikan gizi/ makanan ditambah mulai dari kehamilan trimester II sebanyak 1 1/3 kali dari porsi makanan sebelum hamil.

e. Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal ini perlu diperhatikan keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya.

5. Tahapan Manajemen Laktasi Pada Ibu Hamil (Petunjuk Bagi Ibu)

a. Meyakinkan diri sendiri akan keberhasilan menyusi dan bahwa ASI adalah amanah ilahi.

(31)

c. Mengikuti bimbingan persiapan menyusui yang terdapat disetiap klinik laktasi dirumah sakit.

d. Melaksanakan pemeriksaan kehamilan secara teratur.

e. Mengikuti senam hamil.

6. Persiapan Menyusui Pada Ibu Hamil 1. Pengertian

Yang dimaksud dengan “persiapan menyusui pada Ibu Hamil” adalah persiapan menyusui sejak kala hamil. Dalam hal ini berarti proses menyusui sebaiknya sudah dipersiapkan jauh hari sebelum melahirkan. Hal ini penting supaya ibu benar – benar siap, baik secara fisik maupun mental. Kesiapan ini akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI.

2. Beberapa Hal Yang Harus Dipersiapkan Pada Masa Hamil

a. Niat

1. Niat adalah kunci sukses untuk memberikan ASI eksklusif bagi bayi. 2. Niat ini seharusnya sudah tertanam kuat jauh hari sebelumnya. 3. Ibu harus bertekad akan memberikan makanan yang terabik baginya. 4. Dengan niat bulat, ibu akan berfikir optimis.

5. Dengan fikiran optimis tersebut, akan terbentuk energi positif yang dapat mempengaruhi kesiapan semua organ – organ menyusui sehingga ASI dapat mengalir lancar.

(32)

7. Anjurkan ibu untuk membuang jauh – jauh pikiran negatif, seperti bagaimana kalau ASI tidak keluar, atau bagaimana kalau payudara bermasalah, dan sebagainya.

8. Untuk itu, dalam masa hamil, ibu dianjurkan untuk :

a. Mempelajari mengenai manajemen laktasi, rawat gabung dan bahaya susu formula.

b. Berniat bersungguh – sungguh untuk memberikan ASI pada bayi sekurang – kurangnya 6 bulan.

c. Belajar ketrampilan menyusui.

d. Meningkatkan gizi dan kesehatan ibu.

e. Memakai BH yang menyokong dan ukuran sesuai payudara. f. Memeriksa payudara dan puting susu (Maryunani, 2012).

b. Menghilangkan Stress

1. Anjurkan pada ibu untuk berusaha selalu berpikiran positif tentang kehamilan.

2. Berikan pengertian bahwa kehamilan jangan sampai membuat ibu merasa terbatasi.

3. Apabila ada maasalah, anjurkan untuk berkonsultasi pada petugas kesehatan.

4. Anjurkan pada ibu untuk melakukan semua hal yang menyenangkan selama hamil, seperti jalan – jalan, berekreasi, berkumpul dengan teman, mengerjakan hobi dan lain sebagainya.

(33)

c. Memenuhi Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Dan Menyusui

Kebutuhan gizi ibu meningkat pada saat hamil dan menyusui. Karena, selain untuk ibu, gizi tersebut juga diperlukan untuk janin. Oleh karena itu, asupan makanan yang dikonsumsi ibu harus mencakup pola makan gizi yang cukup dan seimbang.

Gizi tersebut harus bercakup :

1. Karbohidrat sebagai sumber tenaga. 2. Protein sebagai sumber pembangun.

3. Vitamin dan mineral yang dapat dari sayuran dan buah – buahan sebagai sumber pengatur dan pelindung.

4. Perhatikan juga pola makan dan usahakan selalu untuk mengonsumsi makanan sehat.

5. Jauhi cemilan yang tidak terjamin kebersihannya.

Perlu diingat bahwa pola makan yang sehat pada saat hamil juga akan mempengaruhi kualitas ASI ibu.

d. Asupan Gizi Ibu Selama Hamil Untuk Memicu Produksi ASI, Antara Lain : 1. Triwulan I (Kehamilan 1-3 Bulan)

Makan makanan dalm porsi kecil tetapi sering. Makan buah – buahan segar atau sari buah – buahan.

Menjaga agar kenaikan berat badan 0,7 – 1,4 kg selam 3 bulan. 2. Triwulan II (Kehamilan 4 – 7 Bulan)

(34)

3. Triwulan III (Kehamilan 8 Bulan)

Ibu dianjurkan untuk tidak makan terlalu berlebihan.

Anjurkan ibu untuk mengurangi mkanan yang banyak mengandung lemak, gula, garam dan karbohidrat.

Diupayakan agar kenaikan berat badan tidak terlalu berlebihan karena ada kecenderungan terjadinya keracunan kehamilan (pre eklampsi).

e. Melakukan Pijat Payudara

1. Pijat payudara sangat baik sebagai persiapan sebelum menyusui. 2. Pelaksanaanya biasanya setelah masa kehamilan akhir.

3. Ibu dianjurkan untuk membuat rangsangan secara lembut dan pelan kedua puting payudara dengan tangan.

4. Buatlah gerakan memutar dan lakukan beberapa kali dalam sehari.

5. Konsultasikan aktivitas ini pada petugas kesehatan, karena pada kasus tertentu tinadakan ini tidak boleh dilakukan, terutama untuk ibu yang pernah melahirkan bayi prematur (Maryunani, 2012).

f. Menciptakan Gaya Hidup Sehat

Menciptakan gaya hidup sehat bertujuan agar kehamilan dan persalinan berlangsung lancar dan janin dapat berkembang optimal. Ibu dianjurkan untuk menghindari makanan atau minuman yang mengandung kafein, alkohol dan menjauhi asap rokok. Agar stamina tubuh terjaga, anjurkan ibu untuk melakukan olahraga secara teratur.

(35)

Cara hidup sehat wanita hamil, antara lain : 1. Menjaga kebersihan diri.

2. Mengasumsi makanan yang bergizi sesuai anjuran ibu hamil. 3. Cukup istirahat.

Ibu hamil sebaiknya tidur minimal 8 jam per hari. Kegiatan dan gerakanya sehari – hari harus memperhatikan perubahab fisik dan mental yang terjadi pada dirinya. Diantara waktu kegiatannya tersebut, diperlukan waktu untuk istirahat (santai) guna melemaskan otot – ototnya (Maryunani, 2009).

4. Melakukan perawatan payudara pada usia kehamilan 7,5 bulan.

5. Pemakaian obat selama hamil hanya atas petunjuk bidan atau dokter 6. Cukup dalam berolahraga (senam hamil).

7. Memperhatikan kebersihan diri dan menggunakan pakaian, yaitu yang longgar, ringan, mudah dipakai dan mudah menyerap keringat dan sopan serta sepatu yang nyaman.

8. Memperhatikan dan memeriksakan diri bila ada keluhan pada daerah gigi mulut karena dapat menjalar keorgan tubuh lain dan mengganggu kehamilan.

9. Sebaiknya sejak kehamilan 3 bulan terakhir telah mengenal dan memilih dokter yang akan mengawasi kesehatan anaknya kelak.

10. Membatasi frekuensi persetubuhan pada kehamilan muda dan berhenti pada saat 4 minggu sebelum perkiraan kelahiran.

11. Mendapatkan imunisasi tetanus toxoid. 12. Mengurangi perjalanan dan berpegian jauh.

(36)

1. Manajemen Laktasi (Penggunaan ASI)

1. Pendidikan kesehatan/penyuluhan kesehatan kepadaa pasien dan keluarga tentang manfaat menyusui dan manfaat rawat gabung.

2. Adanya dukungan keluarga.

3. Adanya dukungan dan kemampuan petugas kesehatan. 4. Pemeriksaan payudara.

5. Persiapan payudara dan puting susu.

6. Pergunakan air untuk membersihkan puting susu, jangan sabun. 7. Pemakaian BH yang memadai (jangan memakai lapisan plastik). 8. Gizi yang bermutu : Ekstra 3000 kalori per hari terutama protein.

9. Pemberian preparat besi dan asam folik (sesuai protokol institusi masing – masing).

10. Tidak melakukan diet untuk mengurangi berat badan (kecuali intruksi dokter karena alasan penyakit lainnya yang membahayakan ibu dan bayinya). 11. Penambahan berat badan yang memadai adalah 11 – 13 kg.

12. Cara hidup sehat (hindarkan merokok, alkohol, dan lain – lain) (Maryunani, 2012).

2. Langkah-langkah kegiatan Menejemen Laktasi Pada Masa Kehamilan

1. Memberikan komunikasi, informasi dan edukasi mengenai manfaat dan keunggulan ASI, manfaat menyusui bagi ibu, bayi dan keluarga serta cara pelaksanaan manajemen laktasi.

2. Menyakinkan ibu hamil agar ibu mau dan mampu menyusui bayinya.

(37)

4. Memperhatikan kecukupan gizi dalam makanan sehari-hari termasuk mencegah kekurangan zat besi. Jumlah makanan sehari-hari perlu ditambah mulai kehamilan trimester ke-2 (minggu ke 13-26) menjadi 1-2 kali porsi dari jumlah makanan pada saat sebelum hamil untuk kebutuhan gizi ibu hamil. 5. Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Penting pula perhatian

keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya bahwa kehamilan merupakan anugerah dan tugas yang mulia (Depkes, 2005).

3. Perawatan Payudara

Sejak kehamilan 6-8 minggu terjadi perubahan pada payudara berupa pembesaran payudara, terasa lebih padat, kencang, sakit dan tampak jelas gambaran pembuluh darah di permukaan kulit yang bertambah serta melebar. Kelenjar Montgomery daerah aerola tampak lebih nyata dan menonjol.

Perawatan payudara yang diperlukan :

1. Mengganti BH sejak hamil 2 bulan dengan ukuran yang lebih sesuai dan dapat menopang perkembangan payudara. Biasanya diperlukan BH dengan ukuran 2 nomor lebih besar.

(38)

tangan kuat-kuat kearah siku sehingga terasa adanya tarikan pada otot dasar payudara.

3. Menjaga higiene sehari-hari, termasuk payudara, khusus daerah puting dan aerola.

4. Setiap mandi, puting susu dan aerola tidak disabuni untuk menghindari keadaan kering dan kaku akibat hilangnya 'pelumas' yang dihasilkkan kelenjar Motgomery.

5. Lakukan persiapan puting susu agar lentur, kuat, dan tidak ada sumbatan sejak usia kehamilan 7 bulan, setiap hari sebanyak 2 kali.

(39)

BAB III

KERANGKA KONSEPPENELITIAN

A. KerangkaKonsep

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dibuat kerangka konsep penelitian mengenai pelaksanaan Manajemen Laktasi Oleh Bidan Pada Ibu Hamil di Klinik Sally Medan Tahun 2014.

Skema. 1 Kerangka Konsep Pelaksanaan Manajemen Laktasi oleh Bidan

B. Defenisi Operasional

Untuk menghindari tanggapan yang berbeda-beda tentang istilah ataupun konsep yang terdapat dalam penelitian ini, maka peneliti akan memberikan batasan operasional sebagai berikut :

Pelaksanaan Oleh Bidan Manajemen Laktasi

(40)

Table 1. Defenisi Operasional variable penelitian

No. Variabel

Defenisi

Operasional

Cara Ukur AlatUKur HasilUkur

Skala

Wawancara Kuesioner

Pelaksanaan

Manajemen Laktasi - Baik: 1

- tidak baik : 0

(41)

ASI eksklusif. 2. Konseling informasi yang

(42)

BAB IV

METODOLOGI PENELETIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena, yaitu untuk mengetahui Pelaksanaan Manajemen Laktasi Oleh Bidan Pada Ibu Hamil di Klinik Sally Medan tahun 2014 (Notoatmodjo, 2010).

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek yang diteliti. (Darwin, 2010).

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III yang melakukan kontrol kehamilan di klinik Sally Medan Tahun 2014 sebanyak 37 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2010)

Sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling yaitu sampel yang diambil dari keseluruhan populasi. (Hidayat, 2010) yaitu 37 ibu hamil yang melakukan kontrol kehamilannya di klinik Sally pada bulan Maret s/d Mei 2014.

C. Tempat Penelitian

(43)

tempat dinas klinik sehingga peneliti lebih mudah bersosialisasi dan mengumpulkan data di klinik tersebut.

D. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret s/d Mei 2014.

E. Etika Penelitian

Penelitian dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera Utara dan izin dari Ibu Klinik Sally Medan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan prinsip etika penelitian, yaitu: memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan penelitian, menjelaskan manfaat penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian.

Apabila responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menendatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri dari penelitian. Responden juga berhak mengundurkan diri selama pengumpulan data berlangsung. Responden berhak mendapat kebebasan dari tindakan yang merugikan atau beresiko, dan mendapat keadilan tanpa adanya diskriminasi. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian.

F. Instrumen Penelitian

(44)

Kuesioner ini berisi sebanyak 20 pertanyaan. Dari nomor 1-2 dikategorikan motivasi, sedangkan 3-12 dikategorikan konseling bidan, dan dari nomor 13-20 dikategorikan perawatan payudara dengan aspek pengukuran dilakukan berdasarkan jawaban responden dari semua pertanyaan yang terdiri dari dua kategori yaitu baik dan tidak baik. Jadi, semakin tinggi jumlah kuesioner maka semakin baik pelaksanaan manajemen laktasi oleh bidan pada ibu hamil.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen a. Validitas

Untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan dengan konten validitas oleh dokter Dr. dr. Sarma N. Lumban Raja, SpOG(K) pada tanggal 19 Maret 2014.

b. Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur tingkat kestabilan atau kekonsistenan jawaban yang diberikan responden atas pertanyaan dari kuesioner. Reliabilitas dilakukan di Klinik Martua Sudarlis Medan yang mempunyai kriteria yang sama dengan sampel. Data tersebut diolah menggunakan program SPSS dan diperoleh hasil alpha cronbach 0,96.

H. Alat Pengumpulan Data

Untuk memeperoleh informasi responden, peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner yang telah disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konsep. Kuesioner ini terdiri dari tiga bagian yaitu:

1. Karakteristik Responden

(45)

2. Data Motivasi

Bagian ini bertujuan untuk mengidentifikasi motivasi bidan tentang pelaksanaan manajemen laktasi oleh bidan pada ibu hamil. Terdiri dari 2 pernyataan yang terdiri dari pernyataan dilakukan dan tidak dilakukan. Aspek pengukuran dilakukan berdasarkan jawaban responden dari semua pertanyaan konseling yang diberikan terdiri dari dua kategori yaitu Baik, dan Tidak baik.

Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan sebagai berikut :

1. Menentukan skor terbesar-terkecil Skor terbesar : 2

Skor terkecil : 0

2. sMenilai nilai rentang (R)

Rentang = skor terbesar-skor terkecil =2-0

=2

3. Mnenetukan panjang kelas (i) Panjang kelas (i) =

(46)

1. Baik : 1 2. Tidak baik : 0

Total skor diperoleh nilai tidak baik 0 dan nilai yang baik 1, semakin tinggi skor semakin baik pelaksanaan manajemen laktasi oleh bidan pada ibu hamil tentang perawatan payudara.

3. Data Konseling Bidan

Bagian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pelaksanaan manajemen laktasi oleh bidan pada ibu hamil tentang konseling bidan. Terdiri dari 10 pernyataan yang terdiri dari pernyataan dilakukan dan tidak dilakukan. Aspek pengukuran dilakukan berdasarkan jawaban responden dari semua pertanyaan konseling yang diberikan terdiri dari dua kategori yaitu Baik, dan Tidak baik.

Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan sebagai berikut :

1. Menentukan skor terbesar-terkecil Skor terbesar : 10

Skor terkecil : 0

2. Menilai nilai rentang (R)

Rentang = skor terbesar-skor terkecil =10-0

=10

(47)

Di mana diketahui skor maksimum diperoleh dari jumlah nilai jawaban tertinggi dikali jumlah pernyataan (10x1) dan skor minimum diperoleh dari jumlah nilai jawaban terendah dikali jumlah pernyataan (10x0). Rentang kelas sebesar 10 dan banyak kelas sebanyak 2 kelas maka didapatkan panjang kelas sebesar 5 dapat dikategorikan :

1. Baik : 6-10 2. Tidak baik : 0-5

Total skor diperoleh nilai tidak baik 0-4 dan nilai yang baik 5-8, semakin tinggi skor semakin baik pelaksanaan manajemen laktasi oleh bidan pada ibu hamil tentang perawatan payudara.

3. Data Perawatan Payudara

Bagian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pelaksanaan manajemen laktasi oleh bidan pada ibu hamil tentang perawatan payudara. Terdiri dari 8 pernyataan yang terdiri dari pernyataan dilakukan dan tidak dilakukan. Aspek pengukuran dilakukan berdasarkan jawaban responden dari semua pertanyaan konseling yang diberikan terdiri dari dua kategori yaitu Baik, dan Tidak baik.

Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan sebagai berikut :

1. Menentukan skor terbesar-terkecil Skor terbesar : 8

Skor terkecil : 0

2. Menilai nilai rentang (R)

(48)

3. Mnenetukan panjang kelas (i) Panjang kelas (i) =

banyak kelas rentang (R)

= 2

8

= 4

Di mana diketahui skor maksimum diperoleh dari jumlah nilai jawaban tertinggi dikali jumlah pernyataan (8x1) dan skor minimum diperoleh dari jumlah nilai jawaban terendah dikali jumlah pernyataan (8x0). Rentang kelas sebesar 8 dan banyak kelas sebanyak 2 kelas maka didapatkan panjang kelas sebesar 4 dapat dikategorikan :

1. Baik : 5-8 2. Tidak Baik : 0-4

Total skor diperoleh nilai tidak baik 0-4 dan nilai yang baik 5-8, semakin tinggi skor semakin baik pelaksanaan manajemen laktasi oleh bidan pada ibu hamil tentang perawatan payudara.

I. Anaisis Data

Analisis data yang dilakukan setelahsemua data yang dikumpulkan berupa wawancara dari setiap kuesioner yang dilakukan peneliti akan diolah, maka peneliti melakukan beberapa tahap :

1. Editing

(49)

2. Coding

Data yang telah diedit diubah kedalam angka (kode).

(50)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian Pelaksanaan Manajemen Laktasi Oleh Bidan Pada Ibu Hamil di Klinik Sally Medan Tahun 2014, diperoleh diperoleh data 37 responden.

1. Karakteristik Responden

(51)

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden (n=37)

Karakteristik Responden Frekuensi (Orang) Persentase (%)

Umur

(52)

2. Manajemen Laktasi 1. Motivasi Bidan

Motivasi adalah seseorang yang mau dan rela untuk mengerahkan kemampuannya dalam bentuk keahlian atau keterampilan tenaga dan waktunya untuk melakukan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.2

Distribusi frekuensi Motivasi Bidan dalam Pelaksanaan Manajemen Laktasi Oleh Bidan Pada Ibu Hamil di Klinik Sally Medan Tahun 2014.

No Motivasi Bidan

Pilihan Jawaban Dilakukan Tidak

Dilakukan

F % F %

1.

Bidan memberikan motivasi kepada ibu bahwa ibu dapat menyusui bayinya dan menyakinkankan ibu bahwa bayi memperoleh makanan yang cukup dari ASI nya.

30 81.1 7 18.9

2.

Bidan menyarankan suami agar memberi dukungan kepada istri dalam mencapai keberhasilan ASI Eksklusif.

21 56.8 16 43.2

(53)

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Motivasi Bidan Dalam Pelaksanaan Manajemen Laktasi Oleh Bidan Pada Ibu Hamil

di Klinik Sally Medan Tahun 2014 (n=37)

Dilakukan Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik Tidak Baik

33 4

89,2 10,8

Jumlah 37 100

Berdasarkan Tabel 5.3 dapat diketahui bahwa motivasi yang dilakukan oleh bidan dalam pelaksanaan manajemen laktasi pada ibu hamil di Klinik Sally Medan tahun 2014 berada pada kategori baik sebanyak 33 orang (89,2%).

2. Konseling

(54)

Tabel 5.4

Distribusi frekuensi Konseling Bidan dalam Pelaksanaan Manajemen Laktasi Oleh Bidan Pada Ibu Hamil di Klinik Sally Medan Tahun 2014

No Pelaksanaan

Pilihan Jawaban Dilakukan Tidak

Dilakukan

F % F %

1.

Bidan memberikan komunikasi mengenai manfaat dan keunggulan ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya.

25 67.6 12 32.4

2.

Bidan menjelaskan tentang komposisi susu formula yang berbeda dengan komposisi ASI yang lebih lengkap.

20 54.1 17 45.9

3.

Bidan menganjurkan ibu agar memenuhi gizi ibu hamil dan menyusui yang berperan dalam pembentukan ASI yang cukup.

25 67.6 12 32.4

4.

Bidan menganjurkan ibu untuk membuang jauh-jauh pikiran negatif, seperti bagaimana kalau ASI tidak keluar, ASI tidak cukup atau bagaimana kalau payudara bermasalah dan sebagainya.

26 70.3 11 29.7

5. Bidan menganjurkan melakukan pemeriksaan

kehamilan secara teratur 24 64.9 13 35.1

6. Bidan menganjurkan ibu agar cukup istirahat

dan mengurangi kerja berat. 25 67.6 12 32.4 7. Bidan menyarankan mengurangi perjalanan dan

bepergian jauh. 25 67.6 12 32.4

8.

Bidan menganjurkan ibu pemakaian obat-obatan selama hamil hanya atas petunjuk bidan atau dokter.

21 56.8 16 43.2

9.

Bidan menganjurkan ibu apabila ada masalah dengan kehamilan dan masalah kesehatan lainnya, untuk berkonsultasi dengan petugas kesehatan.

25 67.6 12 32.4

10. Bidan menganjurkan ibu agar cukup olahraga

(senam hamil). 22 59.5 15 40.5

(55)

mayoritas bidan menganjurkan ibu untuk membuang jauh-jauh pikiran negatif, seperti bagaimana kalau ASI tidak keluar, ASI tidak cukup atau bagaimana kalau payudara bermasalah dan sebagainya sebanyak 26 orang (70,3%). Adapun yang dapat dikategorikan menjadi dua yaitu baik dan tidak baik, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Konseling Bidan Dalam Pelaksanaan Manajemen Laktasi Oleh Bidan Pada Ibu Hamil

di Klinik Sally Medan Tahun 2014 (n=37)

Dilakukan Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik

Berdasarkan Tabel 5.5 dapat diketahui bahwa konseling yang dilakukan oleh bidan dalam pelaksanaan manajemen laktasi pada ibu hamil di Klinik Sally Medan tahun 2014 berada pada kategori baik sebanyak 28 orang (75,7%).

3. Perawatan Payudara

(56)

Tabel 5.6

Distribusi frekuensi Perawatan Payudara dalam Pelaksanaan Manajemen Laktasi Oleh Bidan Pada Ibu Hamil di Klinik Sally Medan Tahun 2014

No Pelaksanaan

Pilihan Jawaban Dilakukan Tidak

Dilakukan

F % F %

1.

Bidan mencuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan kehamilan, payudara dan puting susu.

20 54.1 17 45.9

2. Bidan melakukan pemeriksaan payudara dan

puting susu ibu. 20 54.1 17 45.9

3. Bidan menjelaskan manfaat perawatan

payudara pada masa kehamilan 24 64.9 13 35.1 4. Bidan menjelaskan cara perawatan payudara. 25 67.6 12 32.4 5. Bidan menganjurkan ibu untuk melakukan

perawatan payudara sendiri. 24 64.9 13 35.1

6.

Bidan menganjurkan ibu agar menjaga hygiene sehari-hari, termasuk payudara, khusus daerah puting dan areola.

23 64,9 14 35,1

7.

Bidan menjelaskan membersihkan puting susu dengan menggunakan air bersih, bukan air sabun.

24 64.9 13 35.1

8. Bidan menganjurkan ibu agar memakai Bra

yang menyokong dan sesuai ukuran payudara. 25 67.6 12 32.4

(57)

sebanyak 25 orang (67,7%) setiap satu kuesioner, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.7

Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Perawatan Payudara Dalam Pelaksanaan Manajemen Laktasi Oleh Bidan Pada Ibu Hamil

di Klinik Sally Medan Tahun 2014 (n=37)

Dilakukan Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik

Berdasarkan Tabel 5.7 dapat diketahui bahwa perawatan payudara yang dilakukan oleh bidan dalam pelaksanaan manajemen laktasi pada ibu hamil di Klinik Sally Medan tahun 2014 berada pada kategori baik sebanyak 23 orang (62,2%).

B. Pembahasan

1. Kategori Motivasi Bidan Dalam Pelaksanaan Manajemen Laktasi Oleh Bidan Pada Ibu Hamil

Hasil penelitian yang dilakukan di Klinik Sally dari kuesioner yang diberikan kepada 37 responden, diketahui bahwa bidan memberikan motivasi kepada ibu sudah dalam kategori yang baik sebanyak 33 orang (89,2%). Motivasi yang diberikan bisa kepada ibu hamil dan juga kepada suami. Motivasi sangat berpengaruh dalam keberhasilan mencapai tujuan dan keberhasilan menimbulkan kepuasan.

(58)

menjalankan manajemen laktasi dengan baik, masih minimnya pemberian kesempatan mengikuti pelatihan seputar laktasi, dan kurangnya monitoring dari pihak RS terhadap kinerja responden berhasil mengatasi berbagai masalah laktasi.

Pelaksanaan manajemen laktasi bertujuan meningkatkan upaya pemberian ASI secara baik dan benar. Dampak dari pelaksanaan manajemen laktasi pada ibu hamil sangatlah besar karena merupakan keadaan yang strategis dimana seorang ibu bersalin memerlukan pelayanan petugas kesehatan untuk mengetahui bagaimana sebenarnya cara menyusui bayinya (Aureliya, 2011).

Dari hasil penelitian yang diperoleh peneliti berasumsi bahwa semakin baik motivasi bidan dilakukan terhadap ibu hamil, dapat menggerakkan keinginan dan kemauan ibu untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan mencapai tujuan dalam mencapai keberhasilan ASI eksklusif.

2. Kategori Konseling Bidan Dalam Pelaksanaan Manajemen Laktasi Oleh Bidan Pada Ibu Hamil

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa konseling yang dilakukan oleh bidan dalam pelaksanaan manajemen laktasi pada ibu hamil di Klinik Sally Medan tahun 2014 berada pada kategori baik sebanyak 28 orang (75,7%).

Konseling adalah usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan kata lain, teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli/klien.

(59)

oleh berbagai kemampuan dengan beberapa hasil penelitian yakni yang dilansir dalam Internasional Breastfeeding Journal penelitian yang dilakukan oleh Caroline dkk (2004), didapatkan hasil bahwa 74,9% kemampuan tenaga kesehatan terutama bidan dibangsal bersalin dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kepuasan bagi ibu untuk terus menyusui bayinya.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Aidam, (2005) yang menyatakan bahwa peran konseling laktasi pada ibu menyusui dapat meningkatkan pencapaian pemberian ASI Eksklusif 100% di Ghana. Sama halnya dengan penelitian Hannula (2008) yang melakukan penelitian di Nigeria menambahkan adanya dukungan pada ibu hamil berupa bimbingan, konsultasi, dan pemberian motivasi dari petugas kesehatan membantu keberhasilan menyusui.

Menurut penelitian Ekstrom (2005) bahwa klien menyampaikan kepuasan jika mendapatkan konseling dari petugas yang profesional, dan merasa lebih dekat diantara mereka. Abba (2008) juga sependapat dengan Ekstrom bahwa keputusan ibu untuk menyusui secara eksklusif dipengaruhi nasehat petugas kesehatan yang professional karena informasi yang diberikan tepat, tidak salah informasi.

(60)

3. Kategori Perawatan Payudara Dalam Pelaksanaan Manajemen Laktasi Oleh Bidan Pada Ibu Hamil di Klinik Sally Medan Tahun 2014

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa perawatan payudara yang dilakukan oleh bidan dalam pelaksanaan manajemen laktasi pada ibu hamil di Klinik Sally Medan tahun 2014 berada pada kategori baik sebanyak 23 orang (62,2%).

Perawatan payudara bertujuan agar payudara senantiasa bersih dan mudah untuk diisap bayi. Banyak ibu yang mengeluh bayinya tidak mau menyusu, biasanya disebabkan oleh faktor teknik seperti puting susu yang masuk atau posisi yang salah. Tentunya, selain faktor teknik ini ASI ini juga dipengaruhi asupan nutrisi dan kondisi psikolog ibu (Nurhati, 2009).

Penelitian ini sejalan dengan Dr Saiful Anwar diketahui bahwa 87,6% kelompok ibu yang melakukan perawatan payudara secara rutin melakukan perawatan payudara pada masa antenatal 2 kali sehari, namun hanya 1 orang (6,6%) yang ASI nya sudah keluar pada masa antenatal. Sedangkan pada kelompok ibu yang tidak melakukan perawatan payudara pada masa antenatal, seluruhnya memang tidak melakukan pearwatan secara rutin 2 kali sehari, sehingga seluruh ibu tersebut ASI nya belum keluar pada masa antenatal. Salah satu faktor penyebab tidak cepatnya sekresi ASI post partum diduga disebabkan oleh kurang adekuatnya perawatan payudara semasa hamil yang bertujuan untuk memperlancar sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga mempercepat sekresi ASI.

(61)

payudara pada masa antenatal hanya 26,7% ibu yang ASI nya sudah keluar setelah melahirkan. Kondisi tersebut diduga dapat disebabkan oleh banyak faktor lain bahwa perawatan payudara secara rutin pada masa antenatal sangat berpengaruh terhadap kelancaran sekresi atau keluarnya ASI lebih cepat setelah ibu melahirkan.

Penelitian ini tidak sejalan dengan Ardianti (2004), terdapat 21% dari 42 orang yang tidak mengetahui tentang teknik perawatan payudara karena kurangnya pengetahuan dan informasi tentang perawatan payudara, sehingga menimbulkan masa awal laktasi seperti puting susu lecet, payudara bengkak, air susu tersumbat.

Dengan melakukan perawatan payudara secara benar dan teratur dapat menguatkan, melenturkan dan mengatasi terpendamnya puting susu sehingga bayi mudah mengisap ASI dan juga menjaga kebersihan payudara, mencegah penyumbatan dan bermanfaat untuk memperkuat kulit sehingga mencegah terjadinya luka pada saat mulai menyusui. Dan perawatan payudara ini sebaiknya dilakukan selama masa kehamilan yaitu pada usia setelah delapan bulan (trimester III) dan bukan sesudah persalinan (Oswari, 2004).

Apabila ibu tidak melakukan perawatan payudara pada masa antenatal dengan baik, maka dapat menimbulkan berbagai masalah antara lain dapat menyebabkan payudara menjadi bengkak, puting susu lecet/luka ketika menyusui bayi, puting susu datar atau mendalam sehingga ibu akan kesulitan dalam memberikan ASI setelah melahirkan, dapat menyebabkan radang payudara (mastitis), atau saluran susu tersumbat sehingga air susu menjadi tersumbat dan tidak dapat keluar dengan lancar terutama setelah melahirkan (Nichols, 2000).

(62)

dengan tangan. Selain itu, manajemen laktasi juga bertujuan untuk membuang sekresi pertama kolostrum dan sisa sel dari sistem duktus untuk memungkinkan aliran yang cukup, juga dimaksudkan untuk menghilangkan sumbatan air susu. Serta peradangan yang menyertainya dan mencegah timbulnya mastitis (Lokakarya Manajemen Lactasi, Perinasi-Path Edisi pertama 1991).

(63)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian yang berjudul ”Pelaksanaan Manajemen Laktasi Oleh Bidan Pada Ibu Hamil di Klinik Sally Medan Tahun 2014”, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil penelitian yang dilakukan di Klinik Sally dari kuesioner yang diberikan kepada 37 responden, diketahui bahwa bidan memberikan motivasi kepada ibu sudah dalam kategori yang baik sebanyak 33 orang (89,2%).

2. Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa konseling yang dilakukan oleh bidan dalam pelaksanaan manajemen laktasi pada ibu hamil di Klinik Sally Medan tahun 2014 berada pada kategori baik sebanyak 28 orang (75,7%).

3. Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa perawatan payudara yang dilakukan oleh bidan dalam pelaksanaan manajemen laktasi pada ibu hamil di Klinik Sally Medan tahun 2014 berada pada kategori baik sebanyak 23 orang (62,2%).

B.

SARAN

Dari hasil penelitian pelaksanaan Manajemen Laktasi Oleh Bidan pada ibu hamil di Klinik Sally Medan tahun 2014, maka penulis dapat memberikan saran :

1. Bagi Pelayanan Kebidanan

(64)

diharapkan kepada petugas kesehatan untuk selalu memberikan informasi dan pengarahan kepada suami agar mendukung istri dalam pencapaian keberhasilan ASI eksklusif.

2. Bagi Responden Dan Suami

Diharapkan kepada ibu agar lebih banyak lagi mencari informasi tentang manajemen laktasi, sehingga dengan banyak pengetahuan ibu dapat mencapai keberhasilan ASI eksklusif dan diharapkan kepada seluruh suami agar lebih mendukung istri dalam pelaksanaan manajemen laktasi agar bayi berhasil mendapatkan ASI Eksklusif

3. Bagi Tempat Peneliti

Diharapkan kepada bidan di Klinik Sally agar lebih meningkatkan lagi dalam pelaksanaan manajemen laktasi, sehingga seluruh bayi yang lahir mendapatkan ASI eksklusif dengan baik.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan agar hasil Karya Tulis Ilmiah ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan di perpustakaan, referensi mencukupi sehingga dapat menambah wawasan bagi mahasiswa maupun pembaca lainnya khususnya tentang pelaksanaan manajemen laktasi.

5. Bagi Peneliti Selanjutunya

(65)
(66)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati. 2008. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. Anggarini, Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka

Rihama.

Cadwel, Karin. 2011. Buku Saku Manajemen Laktasi. Jakarta: EGC.

Djamarah. (2002). Teori Motivasi, edisi 2 (ed-2), Jakarta : PT. Bumi Aksara

Darwin, M. 2010. Skala dan Alat Penelitian Deskripsi/Gambaran Pengetahuan. Sumatera Utara: CV. Cipta Mandiri.

Handersoon, C. 2005. Buku Ajar Kebidanan. Jakarta: EGC.

Hidayat. 2009. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Bineka Cipta.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis. Jakarta: Salemba Medika.

Maryunani, Anik. 2012. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Maryunani, Anik. 2012. Inisiasi Menyusu Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen. Jakarta: TIM.

Mochtar, Rustam. (2000). Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.

Nursaslam. (2008). Konsep dan Penerapan Metedologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Prawirohardjo, Sarwono. (2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

(67)

Roesli, Utami. 2008. Panduan Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda.

Saleha, Siti. 2013. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Siagian. (1998). Teori Motivasi dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta

Soetjiningsih. 1997. ASI. Jakarta: EGC

Suririnah. (2009). Buku Pintar Kesehatan Kehamilan dan Persalinan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

(68)

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Herlina M O Limbong adalah Mahasiswa D-IV Bidan pendidik Fakultas Keperawatan USU, saat ini saya sedang melakukan Penelitian tentang “Pelaksanaan Manajemen Laktasi Oleh Bidan Pada Ibu Hamil Di Klinik Sally Medan Tahun 2014”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan Tugas Akhir program studi D-IV Bidan pendidik Fakultas Keperawatan USU.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu menjadi responden dalam penelitian ini dan mengisi kuensioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kerelaan ibu.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sangsi apapun. Identitas pribadi ibu dan semua informasi yang diberikan oleh ibu akan di rahasiakan dan hanya untuk penelitian ini.

Medan, Maret 2014

Peneliti Responden

(69)

Lampiran 2

LEMBAR KUESIONER

PELAKSANAAN MANAJEMEN LAKTASI OLEH BIDAN PADA IBU HAMIL DI KLINIK SALLY MEDAN

TAHUN 2014

No. Pelaksanaan Dilakukan Tidak

dilakukan

1.

Bidan memberikan motivasi kepada ibu bahwa ibu dapat menyusui bayinya dan menyakinkankan ibu bahwa bayi memperoleh makanan yang cukup dari ASI nya.

2. Bidan menyarankan suami agar memberi dukungan kepada istri dalam mencapai keberhasilan ASI Eksklusif.

3.

Bidan memberikan komunikasi mengenai manfaat dan keunggulan ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya.

4. Bidan menjelaskan tentang komposisi susu formula yang berbeda dengan komposisi ASI yang lebih lengkap.

5.

Bidan menganjurkan ibu agar memenuhi gizi ibu hamil dan menyusui yang berperan dalam pembentukan ASI yang cukup.

6.

Bidan menganjurkan ibu untuk membuang jauh-jauh pikiran negatif, seperti bagaimana kalau ASI tidak keluar, ASI tidak cukup atau bagaimana kalau payudara bermasalah dan sebagainya.

(70)

8. Bidan Menganjurkan ibu agar cukup istirahat dan mengurangi kerja berat.

9. Bidan menyarankan mengurangi perjalanan dan bepergian jauh.

10. Bidan menganjurkan ibu pemakaian obat-obatan selama hamil hanya atas petunjuk bidan atau dokter.

11.

Bidan menganjurkan ibu apabila ada masalah dengan kehamilan dan masalah kesehatan lainnya, untuk berkonsultasi dengan petugas kesehatan.

12. Bidan menganjurkan ibu agar cukup olahraga (senam hamil). 13. Bidan mencuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan

kehamilan, payudara dan puting susu.

14. Bidan melakukan pemeriksaan payudara dan puting susu ibu.

15. Bidan menjelaskan manfaat perawatan payudara pada masa kehamilan .

16. Bidan menjelaskan cara perawatan payudara.

17. Bidan menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara sendiri.

18. Bidan menganjurkan ibu agar menjaga hygiene sehari-hari, termasuk payudara, khusus daerah puting dan areola. 19. Bidan menjelaskan membersihkan puting susu dengan

menggunakan air bersih, bukan air sabun.

(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)

Lampiran 7

Kuesioner Pelaksanaan Maanajemen Laktasi Oleh Bidan Pada Ibu Hamil Di Klinik Sally Medan Tahun 2014

Umur Frequency Percent

Valid Frequency Percent

Valid Frequency Percent

Valid Frequency Percent

(81)

MP1 Frequency Percent

Valid Frequency Percent

Valid Frequency Percent

Valid Frequency Percent

Valid Frequency Percent

(82)

Dilakukan 20 54.1 54.1 100.0

Total 37 100.0 100.0

KP5 Frequency Percent

Valid Frequency Percent

Valid Frequency Percent

Valid Frequency Percent

(83)

Frequency Percent Frequency Percent

Valid Frequency Percent

Valid Frequency Percent

Valid Frequency Percent

(84)

PP13 Frequency Percent

Valid Frequency Percent

Valid Frequency Percent

Valid Frequency Percent

Valid Frequency Percent

(85)

PP17 Frequency Percent

Valid Frequency Percent

Valid Frequency Percent

Valid Frequency Percent

Valid Frequency Percent

(86)

KP Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak

dilakukan 14 37.8 37.8 37.8

Dilakukan 23 62.2 62.2 100.0

(87)

Lampiran 8

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 15 100.0

Excludeda 0 .0

Total 15 100.0

(88)
(89)

KP12 12.00 51.286 .944 .960

PP13 12.00 53.143 .676 .963

PP14 12.00 51.286 .944 .960

PP15 12.00 51.286 .944 .960

PP16 12.00 55.000 .418 .967

PP17 12.00 53.714 .596 .964

PP18 12.00 53.714 .596 .964

PP19 12.00 53.714 .596 .964

PP20 12.00 51.286 .944 .960

Scale Statistics Mean Variance

Std.

(90)
(91)
(92)
(93)

Lampiran 11

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Herlina Magdalena Oktavia Limbong Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 28 April 1992

Agama : Katolik

Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke : 1 dari 2 bersaudara

Alamat : Jln. Menteng II Gg. Pembangunan Medan

DATA PRIBADI

Nama Ayah : Drs. M Limbong

Pekerjaan : Wiraswasta

Nama Ibu : K. Simatupang

Pekerjaan : Guru

Alamat : Jln. Menteng II Gg. Pembangunan Medan

PENDIDIKAN

Tahun 1996 – 1997 : TK ST. Antonius Medan Tahun 1997 – 2003 : SD Negeri No. 060935

Tahun 2003 – 2006 : SMP Katolik Tri Sakti I Medan Tahun 2006 – 2009 : SMA Katolik Tri Sakti Medan

Gambar

Table 1. Defenisi Operasional variable penelitian
tabel berikut ini :
Tabel 5.3
Tabel 5.4
+4

Referensi

Dokumen terkait

Proses pendidikan sejak usia dini ini, dalam Islam juga tidak dibedakan aspek mana yang harus didahulukan bagi anak laki-laki maupun anak perempuan, karena pembentukan

Jln. Lapangan Banteng Barat No. Menindaklanjuti surat Kedutaan Besar Republik Indonesia Dhaka nomor B- 00216/DHAKA/130801 perihal pada pokok surat, mohon

PERCEPATAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT MI SKI N/ PEDESAAN (PMP) PTAI SWASTA PESERTA SEMI NAR PROPOSAL PENGABDI AN KEPADA MASYARAKAT TAHUN 2013. PENGEMBANGAN PENDI DI KAN KEAGAMAAN (PPK)

This work describes a modified methodology based on Supervised Change Vector Analysis in Posterior probability Space (SCVAPS) with the final aim of obtaining a change detection map

Peserta didik diminta melakukan observasi tentang tanaman obat yang ada di wilayah setempat agar dapat mengidentifikasi jenis-jenis tanaman obat berdasarkan

Study on shadow detection method on high resolution remote sensing image based on HIS space transformation and NDVI index. Shadow analysis in high-resolution

Pesantren No.8 Tipar Citamiang Kota Sukabumi 43141, Jawa Barat Email : mtss.attafsiriyyah@gmail.com Akta Notaris : Yusep Sugih Munandar, SH. ) (sebutkan nama guru yang

(Vasanthavigar et al, 2011) identify groundwater potential zones in Thirumanimuttar basin with an integrated approach using Remote Sensing and geographical