SKRIPSI
Diajukan Untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana
ANDRI KUSMANA 10110349
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Alloh SWT, atas berkat rahmat dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul
“Penilaian Kualitas Perangkat Lunak dan Penerimaan Pengguna Pada Domain Perangkat Lunak Pengolahan Citra”, yang merupakan syarat untuk menyelesaikan program studi Strata 1 Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer di Universitas Komputer Indonesia.
Penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Alloh SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.
2. Kedua orang tua beserta keluarga yang selalu memberikan dukungan secara moril dan materil serta rasa kasih sayang yang tiada hentinya sampai saat ini. 3. Bapak Adam Mukharil Bachtiar, S. Kom., M. T. selaku dosen wali dan dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan arahan dalam pengerjaan tugas akhir ini.
4. Bapak Alif Finanditha, S.Kom., M.T. selaku reviewer dari tugas akhir, yang ikut memberikan arahan dan bantuannya dalam proses pengerjaan tugas akhir ini.
5. Ibu Tati Harihayati M, S. T., M. T. selaku dosen penguji tiga yang telah membantu memberikan arahannya pada tugas akhir ini.
6. Dosen pengajar Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia yang tiada mengenal lelah dalam memberikan ilmunya selama perkuliahan. 7. Teman-teman seperjuangan satu bimbingan bapak Adam Mukharil Bachtiar,
S. Kom., M. T. yang saling memotivasi satu sama lain.
8. Teman-teman kelas IF-8/2010 yang turut memberi motivasi dan melewati masa-masa kuliah sampai saat ini.
iv
10. Beserta pihak-pihak terkait yang turut membantu dalam tugas akhir ini baik yang turut membantu secara langsung ataupun tidak langsung.
Penulis menyadari jika masih terdapat kesalahan yang perlu diperbaiki dalam penulisan tugas akhir ini dan sangat jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis tidak membatasi akan adanya kritik maupun saran yang membangun sehingga dapat menambah wawasan bagi penulis pribadi. Semoga apa yang tersampaikan dalam tugas akhir ini dapat bemanfaat, khususnya bagi penulis dan bagi semua pihak yang membaca ataupun berkepentingan umumnya.
Bandung, 30 Januari 2015
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 2
1.3. Maksud dan Tujuan ... 3
1.4. Batasan Masalah ... 3
1.5. Metodologi Penelitian ... 3
1.6. Sistematika Penulisan ... 6
BAB 2 LANDASAN TEORI ... 9
2.1. Perangkat Lunak Pengolahan Citra (Digital) ... 9
2.1.1. GIMP 2 ... 9
2.1.2. Pinta ... 10
2.2. Software Quality ... 11
2.3. Software Quality Model ... 12
2.3.1. ISO/IEC 25010 ... 12
2.4. Metode Pengukuran Perangkat Lunak (Software Metrics) ... 22
vi
2.6. Metode Pengolahan Kuesioner ... 26
BAB 3 ANALISIS FAKTOR KUALITAS DAN PENERIMAAN PERANGKAT LUNAK ... 29
3.1. Analisis Faktor Kualitas dan Penerimaan... 29
3.1.1. Analisis Masalah ... 29
3.1.2. Analisis Domain Perangkat Lunak Pengolahan Citra ... 29
3.1.3. Analisis Faktor Kualitas Perangkat Lunak Pada Domain Perangkat Lunak Pengolhan Citra ... 31
3.1.4. Pembetukan Kriteria Pertanyaan Berdasarkan Faktor Kualitas Perangkat Lunak... 37
3.1.5. Kriteria Faktor Kualitas Perangkat Lunak Pengolahan Citra ... 38
3.1.6. Pembentukan Pertanyaan Berdasarkan Faktor Kualitas Perangkat Lunak Pengolahan Citra ... 41
3.1.7. Analisis Model Penerimaan Perangkat Lunak ... 48
3.1.8. Pembentukan Kriteria Berdasarkan Model Penerimaan ... 54
3.1.9. Kriteria Faktor Penerimaan Perangkat Lunak Pengolahan Citra .... 55
3.1.10. Pembentukan Pernyataan Berdasarkan Faktor Penerimaan Perangkat Lunak Pengolahan Citra ... 56
BAB 4 PENILAIAN FAKTOR KUALITAS DAN PENERIMAAN PENGGUNA ... 61
4.1. Karakteristik Responden ... 61
4.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61
4.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 62
4.2. Perhitungan Faktor Kualitas Perangkat Lunak Pengolahan Citra ... 63
4.2.1. Tanggapan Responden Terhadap Faktor Functional Suitability ... 64
vii
4.2.3. Tanggapan Responden Terhadap Faktor Usability ... 73
4.2.4. Tanggapan Responden Terhadap Faktor Reliability ... 79
4.3. Pembobotan Faktor Kualitas Perangkat Lunak ... 84
4.4. Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Penerimaan Perangkat Lunak Pengolahan Citra ... 86
4.4.1. Tanggapan Responden Terhadap Perceived of Usefulness ... 87
4.4.2. Tanggapan Responden Terhadap Perceived Ease of Use ... 88
4.4.3. Tanggapan Responden Terhadap Attitude Toward Using ... 90
4.4.4. Tanggapan Responden Terhadap Behaviour Intention to Use ... 91
4.4.5. Tanggapan Responden Terhadap Actual Use ... 93
4.5. Hasil Penilaian Faktor Penerimaan Perangkat Lunak ... 94
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 97
5.1. Kesimpulan ... 97
5.2. Saran ... 97
99
[1] M. P. Surya Dharma, Pendekatan, Jenis dan Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
[2] D. Galin, Software Quality Assurance From theory to implementation, Pearson Addison Wesley, 2004.
[3] U. o. C. Lancashire, BS ISO/IEC 25010:2011 System and software engineering-Systems and software Quality Requirements and Evaluation (SQuaRE)-System and software quality models, British Standards Institution (BSI), 2013, p. 48.
[4] Caldiera, Victor R. Basili - Gianluigi, "Goal Question Metric Paradigm," Encyclopedia of Software Engineering - 2 Volume Set, p. 6, 1994.
[5] P. C. Fishburn, "Operation Research," Additive Utilities with Incomplete Product Sets: Application to Priorities and Assignments, p. 15, 1967.
[6] E. Triantaphyllon, B. Shu, S. Nieto Sanchez and T. Ray, "Multi-Criteria Decision Making: An Operations Research Approach," Encyclopedia of Electrical and Electronics Engineering, vol. 15, p. 22, 1998.
[7] Hamdan O. Alanzi, Abdul Hanan Abdullah, Moussa Larbani, "Dynamic Weight Sum Multi-Criteria Decision Making: Mathematical Model," International Journal of Mathematics and Statistics Invention (IJMSI), vol. 1, no. 2, pp. 16-18, 2013.
[8] Davis, Fred D., Bagozzi. R.P. & Warshaw. P.R., "Management Science," User acceptance of computer technology: a comparison of two theoretical models, p. 35, 1989.
[10] D. Ps., Mengenal Beberapa Uji Statistik dalam Penelitian, Yogyakarta: Liberty, 1996.
[11] S. H. kan, "Chapter 4. Software Quality Metrics Overview," in Metrics and Models in Software Quality Engineering Second Edition, Addison Wesley, 2002, p. 560.
[12] Anita Hidayanti, Sarwosri, S.Kom., M.T., Ariadi Retno Tri Hayati Ririd, Analisa Pengembangan Model Kualitas Berstruktur Hirarki dengan Kustomisasi ISO 9126 untuk Evaluasi Aplikasi Perangkat Lunak B2B, p. 8. [13] Reza Maliki, Kemas Rahmat S.W., S.T., M.Eng., Kusuma Ayu L., S.T., M.T.,
Implementasi ISO 25010:2010 untuk Evaluasi Kualitas Perangkat Lunak (Studi Kasus : i-GRACIAS Universitas Telkom), p. 11.
[14] Rudiger Lincke, Welf Lowe, Compendium of Software Quality Standards and Metrics-Version 1.0, 2007.
[15] R. Wijayanti, Analisis Technology Acceptance Model (TAM) Terhadap Faktor-Faktor yang Menpengaruhi Penerimaan Nasabah Terhadap Layanan Internet Banking (Studi Empiris Terhadap Nasabah Bank di Depok), p. 13, 2009.
[16] Patrik Berander, Lars-Ola Damm, Jeanette Eriksson, Tony Gorschek, Kennet Henningsson, Per Jonsson, Simon Kagstrom, Drazen Milicic, Frans Matensson, Kari Ronkko, Piotr Tomaszewski, Software quality attributes and trade-offs, Blekinge Institute of Technology, 2005.
1
1.1. Latar Belakang
Perangkat lunak pengolahan citra adalah sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk memanipulasi sebuah gambar (citra). Photoshop merupakan salah satu dari sekian banyak contoh perangkat lunak yang bisa dipakai untuk memanipulsi sebuah citra, namun untuk mendapatkan perangkat lunak tersebut secara legal dibutuhkan biaya yang cukup besar dan mungkin cukup memberatkan bagi beberapa kalangan. Sebagai alternatif dari masalah tersebut, terdapat beberapa perangkat lunak bersifat open source yang bisa didapatkan secara gratis, tapi memiliki fitur yang tidak jauh berbeda dari photoshop, contoh perangkat lunak tersebut adalah GIMP (GNU image manipulation program) dan Pinta. Namun, dari kedua perangkat lunak tersebut, perlu diketahui mengenai kualitas dari performansi, fungsional maupun antarmuka yang dimiliki perangkat lunak, sehingga dapat diketahui kekurangan dari setiap faktor yang belum memenuhi dan sesuai dengan kebutuhan dari pengguna. Tetapi bukan suatu hal yang mudah untuk melakukan penilaian bagi sebuah perangkat lunak, karena perlu diketahui secara spesifik bagian-bagian yang akan menjadi target penilaian maupun langkah-langkah dalam melakukan penilaian tersebut.
keinginan pengguna. Hal tersebut nantinya bisa digunakan untuk mengetahui kesenjangan apa saja yang terjadi, seperti mengenai kebutuhan dan harapan pengguna yang mungkin belum terpenuhi atau tersampaikan kepada para pengembang perangkat lunak GIMP2 dan Pinta. Adapun model yang digunakan pada penelitian ini adalah model ISO/IEC 25010. Pemilihan model ISO/IEC 25010 ini didasari karena model ini dapat disesuaikan dan dispesifikasikan berdasarkan kriteria dari domain perangkat lunak.
Selain itu, akan dilakukan pula penilaian mengenai penerimaan dari perangkat lunak terkait dengan performansi, fungsional dan antarmuka perangkat lunak yang saat ini dimiliki oleh perangkat lunak, apakah terjadi penerimaan atau penolakan dari pengguna terkait faktor-faktor yang menjadi dasar dalam melakukan penilaian. Untuk model penerimaannya akan dipilih model penerimaan Technology Acceptance Model (TAM). Pemilihan dan pemisahan model penerimaan ini dimaksudkan agar penelitian mengenai penerimaan perangkat lunak dapat lebih jelas dikarenakan pada model ISO/IEC 25010 pada dimensi faktor Quality in use tidak terdapat faktor yang bisa digunakan dalam melakukan penilaian terkait faktor penerimaan waktu dan frekuensi (actual use) dari penggunaan perangkat lunak. Penilaian tersebut nantinya bisa menjadikan bahan referensi kepada pihak pengembang perangkat lunak dalam mengembangkan perangkat lunaknya, guna memberikan kenyamanan bagi penggunanya dan mengetahui faktor dominan yang menjadi kebutuhan pengguna. Sehingga dapat diketahui faktor mana saja yang dirasa masih memiliki kekurangan dan dapat mengetahui sejauh mana perangkat lunak dapat memenuhi kebutuhan dari penggunannya.
1.2. Perumusan Masalah
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah membentuk faktor kualitas perangkat lunak dan faktor penerimaandan melakukan penilaian pada domain perangkat lunak pengolahan citra berdasarkan model ISO/IEC 25010 dan model penerimaan perangkat lunak Technology Acceptance Model (TAM). Sedangkan tujuan yang hendak dicapai dari penelitan ini adalah mempermudah pihak pengembang perangkat lunak dalam hal mengetahui faktor apa yang menjadi kekurangan pada domain perangkat lunak pengolahan citra dan belum sesuai dengan harapan pengguna, yang kemudian bisa digunakan untuk melakukan penilaian pada domain perangkat lunak yang lain.
1.4. Batasan Masalah
Batasan masalah yang ditentukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penilaian kualitas perangkat lunak dilakukan pada domain perangkat lunak pengolahan citra, GIMP2 dan Pinta.
2. Acuan pembentukan model penilaian kualitas perangkat lunak menggunakan model ISO/IEC 25010.
3. Model penerimaan pada perangkat lunak yang akan dinilai menggunakan Technology Acceptance Model (TAM).
4. Metrics yang digunakan pada proses penelitian mengenai kualitas perangkat lunak menggunakan pendekatan Goal Question Metric. 5. Penilaian domain perangkat lunak ini dilakukan berdasarkan pada sudut
pandang pengguna
1.5. Metodologi Penelitian
logikal, berdasarkan aturan-aturan yang ketat mengenai logika, kebenaran, hukum-hukum dan prediksi [1].
1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Studi Literatur.
Studi Literatur adalah metode pengumpulan data dengan mengumpulkan teori-teori pendukung yang berhubungan dengan judul yang diambil melalui buku, jurnal, paper dan juga mengumpulkan data-data melalui website yang membahas tentang software quality model ISO/IEC 25010 dan model penerimaan perangkat lunak Technology Acceptance Model (TAM).
b. Observasi.
Pada tahap ini data dikumpulkan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap domain perangkat lunak pengolahan citra, yang berkaitan dengan permasalahan, sehingga mendapatkan data yang jelas dan akurat. Teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan langsung terhadap permasalahan yang diambil.
c. Kuesioner.
Teknik pengumpulan data dengan mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku dan karateristik dari beberapa orang yang menggunakan ataupun mengetahui mengenai perangkat lunak pengolahan citra. Pada bagian ini dilakukan penyebaran kuesioner terhadap para pengguna domain perangkat lunak pengolahan citra, untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam melakukan penelitian.
2. Metode Penilaian Perangkat Lunak pada Domain Perangkat Lunak Pengolahan Citra
Penentuan Karakteristik Perangkat Lunak
Penentuan Faktor Kualitas Penilaian
Penentuan Faktor Penerimaan
Penentuan Metrics Penilaian Kualitas
Pembentukan Kuesioner Penilaian Pengajuan Kuesioner
Penilaian Pengolahan Hasil
Kuesioner Analisis Hasil
Pengolahan Kuesioner
Pembobotan Faktor Kualitas
Gambar 1.1 Metode Penilaian Kualitas Perangkat Lunak
Adapun penjelasan dari tahapan penilaian kualitas perangkat lunak pada Gambar 1.1 adalah sebagai berikut:
a. Penentuan karakteristik domain perangkat lunak
Pada tahap ini dilakukan analisis karakteristik perangkat lunak, dari domain perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian.
b. Penentuan faktor kualitas penilaian
Pada tahapan ini dilakukan analisis dari faktor kualitas penilaian yang akan digunakan, disesuaikan dengan karakteristik dari perangkat lunak yang telah ditentukan sebelumnya.
c. Penentuan faktor penerimaan perangkat lunak
Penentuan faktor penerimaan ini dilakukan berdasarkan analisis dari faktor kualitas dari karakteristik perangkat lunak, untuk mengetahui sejauhmana penerimaan perangkat lunak yang digunakan.
d. Penentuan metrics penilaian kualitas
e. Pembentukan kuesioner
Pada bagian ini akan dilakukan perancangan kuesioner yang nantinya akan diajukan kepada responden, berdasarkan analisis faktor kualitas penilaian dan faktor penerimaan perangkat lunak.
f. Pengajuan kuesioner
Pengajuan kuesioner ini bertujuan untuk mendapatkan data berupa tanggapan dari responden selaku pengguna dari perangkat pengolahan citra GIMP ataupun Pinta. Kuesioner yang diajukan terdiri dari pertanyaan mengenai faktor kualitas dan pernyataan mengenai faktor penerimaan perangkat lunak.
g. Pengolahan hasil kuesioner
Pengolahan hasil kuesioner ini merupakan tindakan lanjutan dari hasil pengajuan kuesioner terhadap responden selaku pengguna perangkat lunak.
h. Analisis hasil pengolahan kuesioner
Pada tahapan ini dilakukan analisis terhadap pengolahan kuesioner yang disesuaikan dengan faktor kualitas dan faktor penerimaan yang telah ditentukan sebelumnya.
i. Pembobotan tiap faktor kualitas
Pembobotan faktor kualitas ini bertujuan untuk mengetahui masing-masing nilai dari setiap faktor terpilih, yang menjadi acuan untuk menentukan kualitas perangkat lunak.
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang kasus yang akan dipecahkan. Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
dari pengujian perangkat lunak menggunakan software quality model ISO/IEC 25010 dan model penerimaan perangkat lunak Technology Acceptance Model (TAM), yang didasarkan pada pembatasan masalah, asumsi, serta sistematika penulisan.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan mengenai konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan dengan masalah pengujian perangkat lunak seperti, domain perangkat lunak pengolahan citra dan perangkat lunak yang digunakan, software quality, software quality model dan model penerimaan perangkat lunak Technology Acceptance Model (TAM).
BAB 3 ANALISIS FAKTOR KUALITAS DAN PENERIMAAN PERANGKAT LUNAK
Bab ini menjelaskan tentang analisis mengenai faktor kualitas dan penerimaan perangkat lunak menggunakan software quality model ISO/IEC 25010 dan model penerimaan perangkat lunak Technology Acceptance Model (TAM). Analisis perangkat lunak pengolahan citra yang dilakukan adalah pada perangkat lunak GIMP 2 dan Pinta.
BAB 4 PENILAIAN FAKTOR KUALITAS DAN PENERIMAAN PENGGUNA
Bab ini berisi tentang pengolahan kuesioner yang diajukan kepada sejumlah responden pengguna domain perangkat lunak pengolahan citra. Adapun kuesioner yang akan diolah adalah mengenai faktor kualitas dan faktor penerimaan perangkat lunak.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
9
2.1. Perangkat Lunak Pengolahan Citra (Digital)
Perangkat lunak pengolahan citra, dalam hal ini yang dimaksud dengan citra (image) adalah sebuah gambar yang terdapat pada bidang dua dimensi, jadi sebuah perangkat lunak pengolahan citra itu memiliki arti sebagai sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk melakukan pengolahan gambar (dua dimensi) khususnya dengan menggunakan sebuah aplikasi komputer, yang bertujuan untuk memperbaiki kualitasnya agar menjadi lebih baik, dengan cara dimanipulasi. Beberapa contoh perangkat lunak yang bisa digunakan untuk melakukan pengolahan citra sebagai berikut:
2.1.1.GIMP 2
GIMP 2 merupakan sebuah perangkat lunak yang menjadi salah satu proyek GNU. GIMP pertama kali d kembangkan pada tahun 1995 oleh dua orang mahasiswa yaitu, Spencer Kimball dan Peter Mattis. GIMP sendiri merupakan sebuah perangkat alternatif pengganti Photoshop tertua dan memiliki fitur-fitur dan karakteristik yang hampir mendekati Photoshop. GIMP bisa digunakan untuk melakukan retouching gambar (edit), menggambar, mengubah ukuran ataupun format dari sebuah gambar, cropping dan tugas-tugas khusus lainnya (Gambar 2.1).
Tools yang digunakan untuk melakukan editing gambar dapat diakses melalui toolbox, melalui menu dan dialog windows. Fitur tersebut termasuk filter dan kuas, serta alat-alat transformasi, seleksi, lapisan dan masking. GIMP mendukung mengimpor dan mengekspor dengan jumlah besar dengan format file yang berbeda, seperti BMP, JPEG, PNG, GIF, TIFF, PSD, dll, sedangkan untuk format asli dari GIMP disebut dengan XCF, yang dirancang untuk menyimpan semua informasi dari GIMP, XCF adalah sebuah akronim dari eXperimental Computing Facility, yang merupakan sebuah fasilitas tempat GIMP dikembangkan.
2.1.2.Pinta
Pinta merupakan sebuah perangkat lunak open-source yang dibuat berdasarkan inspirasi Paint.NET, sebuah program yang hampir mirip dengan sebuah program editing gambar Paint dari Microsoft Windows. Pinta sendiri memiliki keterbatasan hanya bisa membuka file gambar seperti, BMP, JPEG, PNG, GIF, TIFF berbeda dengan GIMP yang memiliki fitur yang bisa membuka file berformat PSD. Keunggulan dari perangkat lunak ini adalah memiliki sebuah fitur undo yang tidak terbatas. Pinta mulai dikembangkan oleh Jonathan Pobst pada tahun 2010. Pinta memiliki beberapa fitur yang dimiliki oleh GIMP, meskipun dengan fungsional yang sedikit berbeda, namun dari segi pemakaian resource/sumber daya, pinta jauh lebih ringan dan lebih mudah digunakan dibandingkan dengan GIMP (Gambar 2.2).
2.2. Software Quality
Definisi pertama dari software quality yang disarankan oleh IEEE (IEEE, 1991) menyebutkan bahwa software quality adalah [2] :
1. Tingkatan dari sebuah sistem, komponen atau proses yang ditentukan untuk memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
2. Tingkatan dari sebuah sistem, komponen atau proses sesuai dengan konsumen ataupun kebutuhan maupun harapan dari pengguna.
Dari dua penjelasan zzztersebut menjabarkan dua alternatif dari definisi software quality yang sebelumnya dikemukankan oleh penggagas modern quality assurance, Philip B. Crosby and Joseph M. Juran. Masing-masing dari definisi tersebut merefleksikan konsepsi yang berbeda dari software quality yaitu [2]:
1. “Kualitas berarti kesesuaian dari kebutuhan” (Crosby, 1979).
2. “a. Kualitas terdiri dari fitur-fitur yang memenuhi kebutuhan pengguna, dengan demikian dapat memberikan kepuasan produk.
b. Kualitas itu terbebas dari kekurangan/kesalahan” (Juran, 1988). Definisi software quality dari Crosby mengacu pada tingkatan dimana perangkat lunak memenuhui spesifikasi yang disiapkan oleh pengguna dan tim professionalnya, ini berarti bahwa error yang terdapat pada spesifikasi perangkat lunak tidak dianggap dan tidak mengurangi kualitas dari perangkat lunak.
masalah pada saat pembangunan proyek, terutama pada saat pengujian seberapa baik program tersebut bisa memenuhi kebutuhan pengguna.
Software quality menurut Pressman didefinisikan sebagai kesesuaian tuntutan fungsional dan performa yang dinyatakan secara eksplisit disebutkan pada standar dokumentasi pengembangan dan ciri implisit yang diharapkan dari pengembangan perangkat lunak secara profesional. Pressman menyarankan tiga hal dalam pengukuran kualitas yang harus dipenuhi oleh para pengembang, yaitu:
1. Secara spesifik menjelaskan kebutuhan fungsional, yang mengacu pada fungsi utama dari sistem perangkat lunak.
2. Menentukan standar kualitas dari perangkat lunak di dalam kontrak. 3. Good Software Engineering Practices (GSEP), merefleksikan seni dari
tahapan – tahapan pembangunan perangkat lunak, yang harus dipenuhi oleh pengembang meskipun tidak disebutkan secara eksplisit di dalam kontak.
Dari tiga hal tersebut dapat ditentukan syarat-syarat yang menjadi acuan tepenuhinya operasi pengujian terhadap perangkat lunak [2].
2.3. Software Quality Model
Software quality model merupakan sebuah model acuan yang digunakan dalam melakukan penilaian kualitas dari sebuah perangkat lunak, yang bertujuan untuk melakukan peningkatan kualitas dari sebuah perangkat lunak dan membuatnya dapat diukur.
2.3.1.ISO/IEC 25010
evaluasi kualitas perangkat lunak berdasarkan dua dimensi umum yaitu product quality model dan quality in use model [3].
1. Product Quality Model
Pada dimensi product quality model, proses yang dilakukan mengacu pada karakteristik intrinsik dari sebuah perangkat lunak, yang tersusun dari delapan buah karakteristik, yaitu functional suitability, reliability, operability, performance efficiency, security, compatibility, maintainability dan transferability. Masing-masing karakteristik terdiri dari sekumpulan sub-karakteristik dan penerapan model ini hanya digunakan untuk produk perangkat lunak ataupun sistem (Gambar 2.3).
Dari masing-masing karakteristik memiliki beberapa sub-karakteristik, penjelasan dari karakteristik dan sub-karakteristik dari dimensi faktor kualitas pruduct quality model adalah sebagai berikut:
1. Functional suitability
Functional suitability adalah sejauh mana suatu produk atau sistem menyediakan fungsi yang memenuhi kebutuhan yang secara jelas disebutkan ataupun secara tersirat ketika digunakan dalam kondisi tertentu. Functional suitability ini terbagi menjadi tiga sub-karakteristik sebegai berikut:
a. Functional completeness
Sub-karakteristik ini membahas mengenai sejauh mana set fungsi bisa menangani tugas yang telah ditentukan dan memenuhi tujuan pengguna.
b. Functional correctness
Functional correctness adalah sejauh mana produk atau sistem dapat memberikan hasil yang benar secara akurat/presisi.
c. Functional appropriateness
Functional appropriatenes adalah sejauh mana fungsi yang ada dalam perangkat lunak bisa memfasilitasi pemenuhan tugas dan tujuan yang ingin dicapai.
2. Performance efficiency
Performance efficiency menjelaskan mengenai kinerja yang berhubungan dengan jumlah pemakaian sumber daya dalam kondisi tertentu. Performance efficiency ini dibagi kedalam tiga sub-karakteristik berikut:
a. Time behaviour
Time behaviour adalah kemampuan perangkat lunak dalam memberikan respon dan waktu pengolahan yang sesuai saat melakukan fungsinya.
b. Resource utilization
Resource utilization adalah jumlah dan jenis sumber daya (resources) yang digunakan oleh sebuah produk atau sistem. Ketika melakukan fungsinya dengan tujuan untuk memenuhi persyaratan.
c. Capacity
Capacity adalah batas maksimum sebuah parameter produk atau sistem ketika memenuhi persyaratan/kebutuhannya.
3. Compatibility
melakukan fungsi yang diperlukan, ketika berbagi perangkat keras atau perangkat lunak yang sama. Compability ini dibagi menjadi dua sub-karakteristik yaitu:
a. Co-existence
Co-existence yaitu kemampuan sebuah produk dapat melakukan fungsinya secara efisien ketika melakukan sharing data atau sumber daya dengan produk yang lainnya, tanpa menimbulkan dampak yang merugikan pada produk lain.
b. Interoperability
Interoperability adalah sejauh mana dua atau lebih sistem, produk, atau komponen dapat melakukan pertukaran data/informasi dan menggunakan data/informasi dari hasil pertukaran data/informasi. 4. Usability
Usability adalah sejauh mana suatu produk atau sistem dapat digunakan oleh pengguna untuk mencapai tujuan tertentu dengan efektif, efisien dan mencapai kepuasan penggunaan dalam konteks tertentu. Usability terbagi kedalam enam sub-karakteristik yaitu:
a. Appropriateness recognizability
Sub-karakteristik ini menjelaskan mengenai sejauh mana pengguna dapat mengenali, apakah suatu produk atau sistem yang sesuai untuk kebutuhan mereka.
b. Learnability
Learnability adalah sejauh mana produk atau sistem dapat digunakan pengguna untuk mencapai tujuan dari belajar menggunakan produk atau sistem secara efisien, efektif, terbebas dari resiko dan mencapai kepuasan penggunaan dalam konteks tertentu.
c. Operability
d. User error protection
User error protection membahas mengenai sistem dari perangkat lunak yang melindungi pengguna membuat kesalahan/error. e. User interface aesthetics
User interface aesthetics membahas mengenai user interface yang memungkinkan sebuah interaksi yang menyenangkan dan memberikan kepuasan bagi pengguna.
f. Accessibility
Accessibility adalah sejauh mana suatu produk atau sistem dapat digunakan oleh semua kalangan, accessibility juga merupakan sebuah kemampuan dari perangkat lunak untuk mencapai tujuan tertentu dalam penggunaannya.
5. Reliability
Reliability membahas mengenai seberapa lama perangkat lunak dapat digunakan dalam menjalankan fungsi-fungsinya pada jangka waktu yang telah ditentukan. Faktor yang akan menjadi tolak ukur dalam melakukan penilaian pada domain perangkat lunak pengolahan citra adalah sejauh mana perangkat lunak dapat diandalkan pada saat pengguna menggunakan berbagai fungsionalitas yang terdapat pada perangkat lunak, pada saat melakukan pekerjaannya. Reliability dibagi kedalam empat sub-karakteristik berikut:
a. Maturity
Maturity adalah keandalan sebuah produk atau komponen ketika memenuhi sebuah kebutuhan pada operasi normal.
b. Availability
Availability adalah ketersediaan produk atau komponen operasional dan dapat diakses ketika akan digunakan.
c. Fault tolerance
d. Recoverability
Recoverability membahas mengenai kemampuan dari produk atau sistem ketika terjadi kegagalan proses dan dapat secara langsung memulihkan data yang rusak ke kondisi awal sebelum terjadi kerusakan sistem.
6. Security
Security adalah sejauh mana produk atau sistem dapat melindungi informasi atau data dari pihak-pihak tertentu sesuai dengan otorisasi/ hak akses yang dimiliki dalam melakukan modifikasi data. Security ini terbagi menjadi lima sub-karakteristik yaitu:
a. Confidentiality
Confidentiality adalah kewenangan suatu produk atau sistem dalam memastikan pengaksesan data hanya bisa dilakukan oleh mereka yang berwenang dan memiliki akses.
b. Integrity
Integrity adalah kemampuan dari produk atau sistem dalam mencegah pengaksesan pihak yang tidak berwenang, yang ingin melakukan modifikasi data ataupun program komputer.
c. Non-repudiation
Non-repudiation adalah kemampuan dari perangkat lunak untuk melakukan pembuktian dari sebuah aksi, sehingga tidak akan terjadi penyangkalan dari aksi yang telah dilakukan.
d. Accountability
Accountability membahas mengenai sejauh mana tindakan dari satu entitas dapat ditelusuri.
e. Authenticity
7. Maintability
Maintability adalah tingkat efektivitas dan efisiensi dari sebuah produk atau sistem dapat dimodifikasi atau diperbaharui oleh maintainers. Maintability dibagi kedalam lima sub-karakteristik berikut:
a. Modularity
Modularity adalah kemampuan sistem atau program komputer yang terdiri dari komponen diskrit, bahwa perubahan ke satu komponen memiliki dampak minimal pada komponen lainnya. b. Reusability
Reusability adalah kemampuan dari sebuah aset dari perangkat lunak dapat digunakan kembali pada sistem yang lain ataupun ketika melakukan pembangunan aset yang lainnya.
c. Analysability
Analysability adalah tingkat efektifitas dan efisiensi untuk menilai dampak pada produk atau sistem dari perubahan yang dimaksudkan pada satu bagian atau lebih, atau untuk mendiagnosis produk dari kekurangan atau penyebab kegagalan, atau untuk mengidentifikasi bagian akan diubah.
d. Modifiability
Modifiablility adalah produk atau sistem dapat secara efektif dan efisien diubah tanpa memperkenalkan cacat atau merendahkan kualitas produk yang sudah ada.
e. Testability
Testability menjelaskan mengenai tingkat efektifitas dan efisiensi dalam pengujian kriteria ketika membangun sebuah sistem, produk atau komponen dan tes dapat dilakukan untuk menentukan apakah kriteria tersebut telah terpenuhi.
8. Portability
lainnya. Pada bagian ini yang akan menjadi faktor penilaian adalah seberapa banyak perangkat lunak bisa dioperasikan pada lebih dari satu sistem operasi. Portability terbagi kedalam tiga sub-karakteristik yaitu: a. Adaptability
Adaptability adalah produk atau sistem dapat secara efektif dan efisien disesuaikan untuk perangkat keras, perangkat lunak atau lingkungan operasi yang berbeda.
b. Installability
Installability adalah tingkat efektifitas dan efisiensi dari produk atau sistem yang berhasil diinstal atau dihapus dalam lingkungan tertentu.
c. Replaceability
Replaceability artinya produk atau sistem dapat menggantikan perangkat lunak lainnya dengan fungsi dan tujuan yang sama. 2. Quality In Use Model
Dari masing-masing karakteristik memiliki beberapa sub-karakteristik, penjelasan dari karakteristik dan sub-karakteristik dari dimensi faktor kualitas quality in use model adalah sebagai berikut [3]:
1. Effectiveness
Faktor ini melihat dari akurasi dan kelengkapan agar pengguna bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Pada faktor ini, pengukuran akan dilakukan berdasarkan fungsionalitas dari domain perangkat lunak pengolahan citra
2. Efficiency
Efficiency berkaitan dengan sumber daya yang digunakan berhubungan dengan akurasi dan kelengkapan agar pengguna bisa mencapai tujuan. Pemakaian jumlah memori/RAM akan menjadi faktor penilaian bagi domain perangkat lunak pengolahan citra yang digunakan pada penelitian ini.
3. Satisfaction
Faktor ini melihat sejauh mana pengguna puas dengan produk atau sistem yang digunakan dalam penggunaan konteks tertentu. Faktor ini memiliki empat sub-karakteristik sebagai berikut:
a. Usefulness
Sub-karakteristik ini menbahas mengenai kepuasan yang dirasakan oleh pengguna ketika menggunakan perangkat lunak untuk mencapai tujuan pragmatis, termasuk hasil penggunaan dan dampak yang meraka rasakan. Kemudahan dan kepuasan dari penggunaan perangkat lunak, akan menjadi faktor penilaian terhadap domain perangkat lunak pengolahan citra.
b.Trust
Trust adalah kepercayaan dari pengguna yang memiliki keyakinan bahwa suatu produk atau sistem akan berfungsi sebagaimana mestinya.
c. Pleasure
Pleasure adalah sejauh mana pengguna memperoleh kesenangan dari pemenuhan tujuan pribadi mereka dalam menggunakan perangkat lunak.
d.Comfort
Comfort membahas mengenai kepuasan pengguna yang berhubungan dengan kenyamanan secara fisik ketika menggunakan perangkat lunak.
4. Freedom from risk
Freedom from risk adalah sejauh mana suatu produk atau sistem meringankan risiko potensial terhadap status ekonomi, kehidupan manusia, kesehatan, atau lingkungan. Faktor ini memiliki tiga sub-karakteristik sebagai berikut:
a. Economic risk mitigation
b. Health and safety risk mitigation
Health and safety risk mitigation adalah sejauh mana suatu produk atau sistem meringankan risiko potensial terhadap pengguna dalam konteks penggunaan yang dimaksudkan.
c. Environmental risk mitigation
Environmental risk mitigation adalah tingkatan dari suatu produk atau sistem meringankan risiko potensial terhadap properti atau lingkungan dalam konteks penggunaan yang dimaksudkan.
5. Context Coverage
Context Coverage adalah sejauh mana suatu produk atau sistem dapat digunakan dengan efektif, efisien, terbebas dari resiko dan kepuasan baik penggunaan dalam konteks tertenu dan dalam konteks di luar yang awalnya diidentifikasi secara eksplisit. Context coverage memiliki dua sub-kategori berikut:
a. Context completeness
Context completeness membahas mengenai suatu produk atau sistem dapat digunakan dengan efektif, efisien, terbebas dari resiko dan kepuasan dalam penggunaan pada konteks tertentu.
b. Flexibility
sejauh mana suatu produk atau sistem dapat digunakan dengan efektif, efisien, terbebas dari resiko dan kepuasan dalam konteks yang melampaui orang-orang, yang awalnya ditentukan dalam persyaratan.
2.4. Metode Pengukuran Perangkat Lunak (Software Metrics)
maupun berbeda. Untuk melakukan penilaian perangkat lunak pada penelitian ini, akan digunakan Goal Question Metrics. Goal Question Metrics merupakan sebuah pendekatan sytemantic yang digunakan untuk merangkai dan mengintegrasikan tujuan dari model proses perangkat lunak, produk ataupun sebuah organisasi. Metode ini mengasumsikan bahwa pengukuran harus dilakukan secara terarah dengan menentukan tujuan yang jelas, secara operasional dan akhirnya akan membentuk sebuah kerangkar kerja dalam hal menafsirkan data dengan tujuan yang telah ditetapkan [4]. Hasil dari penggunaan pendekatan GQM adalah untuk menargetkan masalah tertentu dan seperangkat aturan yang akan digunakan untuk interpretasi pengukuran data. Model pengukuran yang dihasilkan GQM terbagi kedalam tiga tingkatan yaitu:
1. Conceptual level (goal)
Conceptual level didefinisikan untuk sebuah objek, alasan yang bervariatif, yang berhubungan dengan berbagai model kualitas, dari berbagai sudut pandang, dan relatif terhadap lingkungan tertentu. Adapun yang menjadi taget dari pengukuran yaitu:
a. Products seperti spesifikasi, desain, program.
b. Processes seperti specifying, perancangan, pengujia, interviewing. c. Resources seperti personel, perangkat lunak, perangkat keras. 2. Operational level (question)
Seperangkat pertanyaan yang digunakan untuk mendefinisikan tujuan dari pengukuran perangkat lunak, dispesifikasikan berdasarkan dengan karakteristik dari model penilaian perangkat lunak yang sudah tersedia. Pertanyaan dibuat untuk mengkategorikan objek dari penilaian (produk, proses, sumber daya) yang mengacu pada model kualitas perangkat lunak dan ditentukan berdasarkan sudut padang yang dipilih.
3. Quantitative level (metrics)
a. Objektif jika data hasil penilaian tidak didapatkan berdasarkan sudut pandang tertentu, seperti ukuran dari program, dokumentasi terkait versi program.
b. Subjektif jika data hasil dari penilaian didapatkan berdasarkan dari sudut pandang tertentu, seperti tingkatan kepuasan dari pengguna.
Sehingga untuk melakukan pengukuran bobot faktor kualitas perangkat lunak dari masing-masing faktor kualitas yang dominan pada domain perangkat lunak pengolahan citra, digunakan rumus sebagai berikut [5] [6]:
���∗ = ∑ =1 (2.1)
Dimana :
AWSM* merupakan nilai total dari setiap faktor penilaian.
N merupakan jumlah dari kriteria. aij merupakan nilai dari setiap kriteria.
wj merupakan bobot untuk kriteria penilaian.
Kemudian tahapan yang harus dilakukan dalam melakukan proses pengukuran adalah sebagai berikut:
1. Nilai total dari setiap faktor akan dihitung berdasarkan kriteria masing-masing (aij).
2. Bobot relatif dari setiap kriteria (wj) ditentukan berdasarkan bobot relatif
dari jumlah kriteria yang ditentukan, dengan rumus sebagai berikut [7]:
∑� = 1
=1 (2.2)
Dimana :
wj merupakan bobot dari kriteria
n merupakan jumlah bobot berdasarkan kriteria
Jika terdapat empat kriteria maka bobot dari masing-masing kriteria sebagai berikut : w1 = 0.25, w2 = 0.25 w3 = 0.25 w4 = 0.25, dengan jumlah
2.5. Technology Acceptance Model (TAM)
Teori ini merupakan adaptasi dari teori Theory of Reasoned Action Model (TRA). TAM ini merupakan sebuah model khusus yang dibuat untuk menilai perilaku/penerimaan pengguna terhadap perangkat lunak. TAM menjelaskan hubungan antara keyakinan/beliefs (usefulness dan ease of use) dengan sikap/attitude, tujuan/intentions pemakai, serta penggunaan nyata dari sistem [8].
Berikut adalah penjelasan dari masing-masing faktor penerimaan yang terdapat pada model penerimaan Technology Acceptance Model (Gambar 2.5):
1. Perceived ease of use
Perceived ease of use berfokus pada tingkat kepercayaan dari seseorang, jika menggunakan suatu teknologi dapat mempermudah meraka dalam melaukan pekerjaannya.
2. Perceived usefulness
Perceived usefulness akan memfokuskan penilaian berdasarkan kepuasan dari pengguna, rasa percaya dari pengguna jika menggunakan sebuah perangkat lunak dapat meningkatkan kinerjanya.
3. Attitude toward using
Attitude toward using akan menilai mengenai sejauh mana sikap dari pengguna ketika menggunakan sebuah teknologi yang mereka anggap baru, apakah akan terjadi penerimaan atau penolakan.
4. Behavioral intention to use
Behavioral intention to Use menjelaskan mengenai perilaku seorang pengguna, pada saat mereka menggunakan sebuah teknologi yang mereka anggap baru.
5. Actual use
Actual use akan mengukur seberapa banyak waktu yang digunakan oleh pengguna ketika melakukan interaksi dan frekuensi dari penggunaan teknologi/perangkat lunak.
2.6. Metode Pengolahan Kuesioner
Kuesioner merupakan sebuah metode penelitian yang berisi sejumlah pertanyaan ataupun pernyataan yang ditujukan kepada responden tertentu. Kuesioner ini bertujuan dan memiliki maksud untuk mendapatkan sejumlah data yang nantinya akan diolah kembali. Untuk pengolahan data dari hasil kuesioner tersebut, dapat digunakan beberapa metode pengolahan data di antaranya seperti skala linkert dan skala guttman.
1. Skala Linkert
Tabel 2.1 Bobot Pengukuran Skala Linkert
Jenis Pertanyaan/Pernyataan Bobot Penilaian
SS S N TS STS
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
Skor penilaian menurut skala linkert ini akan di tentukan berdasarkan rumus aritmatika mean, yaitu [10]:
= �.� (2.3)
Dimana:
Z merupakan skor penilaian kinerja Xi merupakan nilai kuantitatiftotal n merupakan jumlah responden N merupakan jumlah item pertanyaan
2. Skala Guttman
Skala guttman biasanya digunakan dalam melakukan pengukuran untuk mendapatkan jawaban yang tegas dari responden. Jawaban dari pertanyaan atu pernyataan dalam skala gutman biasanya berupa Ya atau Tidak, Benar atau Salah, Pernah atau Tidak Pernah dan lain-lain. Berbeda dengan skala linkert yang memiliki lima interval, skala guttman hanya memiliki dua interval sebagai jawaban dari sebuah pertanyaan atau pernyataan yang diajukan.
Tabel 2.2 Bobot Pengukuran Skala Guttman
Jenis Pertanyaan/Pernyataan Bobot Penilaian
Ya Tidak
Positif 2 1
29
3.1. Analisis Faktor Kualitas dan Penerimaan
Analisis sistem ini akan membahas mengenai analisis masalah, analisis karakteristik domain perangkat lunak, analisis faktor kualitas domain perangkat lunak, beserta model penerimaan dari perangkat lunak pengolahan citra.
3.1.1. Analisis Masalah
Perangkat lunak pengolah citra merupakan salah satu perangkat lunak yang sering digunakan terutama untuk kalangan yang berkecimpung di dunia desain. Perangkat lunak ini sering kali digunakan untuk mempermudah pengguna yang ingin melakukan pengolahan citra (2D), baik itu membuat sebuah rancangan (desain) ataupun hanya sekedar melakukan pemanipulasian citra.
Adapun analisis masalah yang akan dibahas pada penelitian ini mengenai bagaimana melakukan proses pembentukan faktor kualitas dan faktor penerimaan perangkat lunak, yang akan digunakan untuk melakukan penilaian perangkat lunak pada domain perangkat lunak pengolahan citra, dengan menggunakan model ISO/IEC 25010. Penilaian ini akan berfokus pada dua buah software GIMP dan Pinta yang nantinya bisa digunakan sebagai perangkat lunak alternatif dari Photoshop.
3.1.2. Analisis Domain Perangkat Lunak Pengolahan Citra
beserta fungsi yang sama dan sebagai salah satu contoh perangkat lunak dari domain perangkat lunak pengolahan citra. Adapun karakteristik umum yang harus dimiliki oleh domain perangkat lunak pengolahan citra adalah sebagai berikut:
1. Layering
Dalam melakukan pemanipulasian gambar, layer merupakan salah satu elemen penting yang harus dimiliki oleh perangkat lunak pengolahan citra. Layer sendiri berfungsi sebagai kanvas yang berlapis-lapis dan merupakan tempat untuk objek (gambar). Ketika melakukan pemanipulasian gambar dengan multi layering, perlu diperhatikan dari segi performansi dan efisiensi. Dari segi performansi dan efisiensi layer ini akan dilihat dari segi pemakaian sumber daya dari penggunaan hardware, semakin banyak layer yang digunakan, maka akan semaki besar pemakaian sumber dayanya, hal ini akan berhubungan dengan toleransi kesalahan/kegagalan yang dialami oleh perangkat lunak.
2. Memiliki Filtering
3. Memiliki Tools editing
Tools editing ini terdiri dari beberapa fungsi yang berbeda seperti paint tools, selection tools, transform tools, color tools dan tools yang lainnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada tools ini adalah performansi dan efisiensi hardware yang digunakan, serta antarmuka yang baik agar tidak memberikan kesulitan bagi pengguna. Dari segi performansi dan efisiensinya, perlu diperhatikan mengenai ketepatan dari fungsi yang dijalankan, karena tools editing ini terdiri dari berbagai macam fungsi yang beragam guna memudahkan pengguna dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Selain itu semakin banyak pengguna menggunakan fungsionalitas yang ada dalam tools editing ini, akan meningkatkan pemakaian sumber daya perangkat lunak terhadap hardware yang digunakan, sehingga mempengaruhi terhadap toleransi kegagalan/kesalahan dari perangkat lunak saat digunakan. Untuk antarmuka sendiri perlu diperhatikan mengenai tata letak dari fungsi-fungsi tools editing agar memberikan kemudahaan bagi pengguna dalam penggunaannya.
4. Antarmuka yang baik
Perangkat lunak pengolahan citra ini merupakan perangkat lunak yang terdiri dari berbagai macam fungsionalitas, sehingga perlu diperhatikan mengenai antarmuka yang baik, agar tidak membingungkan pengguna dalam pemakaiannya. Dari segi penempatan fungsionalitas pun perlu diperthatikan, karena kurangnya penempatan tata letak yang baik dari fungsionalitas yang dimiliki, akan mempengaruhi pengguna ketika dalam proses penggunaan perangkat lunak.
3.1.3. Analisis Faktor Kualitas Perangkat Lunak Pada Domain Perangkat Lunak Pengolhan Citra
dapat disesuaikan secara spesifik dengan kebutuhan penilaian perangkat lunak. Oleh karena itu, model ISO/IEC 25010 dipilih sebagai model yang akan digunakan dalam melakukan penilaian. Selain dimensi faktor kualitas product quality, model ISO/IEC 25010 memiliki dimensi faktor yang lain, yaitu dimensi faktor quality in use yang mengukur mengenai tingkat kualitas sistem perangkat lunak pada saat digunakan.
Namun dimensi faktor quality in use tidak digunakan pada penelitian ini, karena untuk model penerimaannya sendiri akan menggunakan model penerimaan, yang secara spesifik dan lebih terperinci dalam menganalisa prilaku dari pengguna domain perangkat lunak, karena terdapat beberapa faktor yang tidak dimiliki oleh quality in use dimiliki oleh model penerimaan. Faktor-faktor penilaian yang dimiliki ISO/IEC 25010 kemudian akan disesuaikan dengan karakteristik domain perangkat lunak. Berikut adalah matriks keterkaitan antara karakteristik perangkat lunak pengolahan citra dengan model penilaian yang digunakan, dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Matriks Keterkaitan Antara Perangkat Lunak Pengolahan Citra Dengan Model ISO/IEC 25010
No Faktor Kualitas
Karakteristik Perangkat Lunak
Layering Filtering Tools
editing Antarmuka
1 Functional suitability
a. Functional completeness √ √ √
b. Functional correctness √ √ √
c. Functional appropriateness
2 Performance efficiency
a. Time behaviour √ √ √ √
recognizability √ √ √
b. Learnability √ √ √
c. Operability √ √ √
No Faktor Kualitas
Karakteristik Perangkat Lunak
Layering Filtering Tools
editing Antarmuka
e. User interface aesthetics √
f. Accessibility √
Dari Tabel 3.1 dapat dilihat antara hubungan penggunaan dari perangkat lunak, berdasarkan fungsionalitas yang ada pada perangkat lunak, performansi dari penggunaan sumber daya (resources) yang digunakan, dan efisiensi dari perangkat lunak guna mencapai tujuan yang diinginkan oleh pengguna. Adapun faktor yang menjadi tolak ukur dalam melakukan penilaian kualitas perangkat lunak adalah Functional suitability, Performance efficiency, Usability dan Reliability. Berikut merupakan penjelasan antara hubungan faktor kualitas dengan karakteristik dari perangkat lunak yang digunakan:
1. Layering
ISO/IEC 25010, yaitu faktor performance efficiency dan reliability. Dari faktor karakteristik tersebut kemudian dipilih beberapa sub-faktor yang di spesifikasikan berdasarkan karakteristik dari layering, penjelasan dari keterkaitan antara layering dengan sub-faktor terpilih dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Keterkaitan Antara Layering Dengan Sub-faktor Penilaian Perangkat Lunak
No Faktor Kualitas Karakteristik Perangkat Lunak
Layering
1 Time behaviour Mengenai respon dan waktu yang digunakan ketika pengguna
menggunakan multi layering
2 Resource
utilization
Dalam hal penggunaan sumber daya pada saat melakukan
pemanipulasian citra, baik itu dalam single layering ataupun multi
layering
3 Fault tolerance Kemampuan dari perangkat lunak dalam mengatasi error ketika
menggunakan layering
4 Recoverability Kemampuan perangkat lunak dalam mengembalikan proses kerja ke
tahap sebelum error terjadi pada saat menggunakan layering
2. Filtering
Karakteristik filtering, berdasarkan dari analisis matriks keterkaitan domain perangkat lunak pengolahan citra dengan model penilaian ISO/IEC 25010 yang terdapat pada Tabel 3.1, dapat dilihat bahwa karakteristik filtering memiliki keterhubungan dengan empat buah faktor karakteristik dari model ISO/IEC 25010, antara lain functional suitability, performance efficiency, usability dan reliability. Dari ke empat faktor tersebut, terpilih beberapa sub-faktor yang dinilai memiliki keterkaitan langsung dengan karakteristik filtering, yang dapat dilihat pada Tabel 3.3
Tabel 3.3 Keterkaitan Antara Filtering Dengan Sub-faktor Penilaian Perangkat Lunak
No Faktor Kualitas Karakteristik Perangkat Lunak
Filtering
1 Functional
completeness
Menilai mengenai kemampuan fungsional filtering dalam melakukan
No Faktor Kualitas Karakteristik Perangkat Lunak
Filtering
2 Functional
correctness
Menilai ketepatan dan akurasi dari hasil penggunaan fungsional
filtering
3 Time behaviour Mengenai respon dan waktu yang digunakan ketika pengguna
menggunakan fungsional filtering pada proses pemanipulasian citra
4 Resource
utilization
Mengenai pemakaian sumber daya ketika pengguna menggunakan
fungsionalitas yang terdapat pada filtering, yang mempengaruhi
performansi dari perangkat lunak
5 Appropriateness
recognizability
Terkait pengguna dalam mengenai kegunaan fungsional filtering
sesuai dengan kebutuhannya
6 Learnability Kemampuan pengguna dalam mempelajari fungsional yang dimiliki filtering
7 Operability Terkait dengan kemudahaan pengguna dalam menggunakan
fungsionalitas filtering
8 User error
protection
Ketersediaan bantuan untuk pengguna dalam menggunakan fungsional
filtering
9 Availability Ketersediaan fungsionalitas yang terdapat pada filtering, sesuai dengan
kebutuhan pengguna
10 Fault tolerance Kemampuan dari perangkat lunak dalam mengatasi error ketika
menggunakan fungsional pada filtering
11 Recoverability Kemampuan perangkat lunak dalam mengembalikan proses kerja ke
tahap sebelum error terjadi pada saat menggunakan filtering
3. Tools editing
Tabel 3.4 Keterkaitan Tools Editing Dengan Sub-faktor Kualitas Penilaian Perangkat Lunak
No Faktor Kualitas Karakteristik Perangkat Lunak
Tools Editing
1 Functional
completeness
Mengenai kemampuan dari tools editing dalam memenuhi kebutuhan
pengguna dan tujuan dari penggunaannya
2 Functional
correctness
Menilai ketepatan dan akurasi dari hasil penggunaan fungsional tools
editing
3 Time behaviour
Mengenai respon dan waktu yang digunakan ketika pengguna
menggunakan fungsional tools editing pada proses pemanipulasian
citra
4 Resource
utilization
Mengenai pemakaian sumber daya ketika pengguna menggunakan
fungsional tools editing saat pemanipulasian citra/gambar
5 Appropriateness
recognizability
Terkait dengan kemampuan pengguna dalam hal mengetahui
kegunaan dari tools editing dalam pemanipulasian citra
6 Learnability Kemampuan pengguna dalam mempelajari fungsional yang terdapat
pada tools editing
7 Operability Tingkat kemudahaan pengguna dalam menggunakan fungsionalitas tools editing
8 User error
protection
Ketersediaan bantuan untuk pengguna dalam menggunakan fungsional
tools editing
9 Availability Ketersediaan fungsionalitas yang terdapat pada tools editing, sesuai
dengan kebutuhan pengguna
10 Fault tolerance Kemampuan dari perangkat lunak dalam mengatasi error dalam
penggunaan tools editing
11 Recoverability Kemampuan perangkat lunak dalam mengembalikan proses kerja ke
tahap sebelum error terjadi akbit dari pemakaian tools editing
4. Antarmuka
tersebut, terpilih beberapa sub-faktor yang dinilai memiliki keterkaitan langsung dengan karakteristik antarmuka, yang dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Keterkaitan Antara Karakteristik Antarmuka Dengan Sub-faktor Penilaian Kualitas Perangkat Lunak
No Faktor Kualitas Karakteristik Perangkat Lunak Antarmuka
1 Functional
completeness
Ketersediaan fungsionalias yang ditampilkan pada perangkat lunak
pengolahan citra, sesuai dengan kebutuhan pengguna
2 Functional
correctness
Menilai ketepatan dan akurasi dari penggunaan fungsional yang
ditampilkan pada perangkat lunak pengolahan citra saat dijalankan
3 Time behaviour
Respon dan waktu yang dibutuhkan perangkat lunak pengolahan citra
saat pertama kali dijalankan, dalam menampilkan semua
fungsionalitasnya
4 Resource
utilization
Mengenai pemakaian sumber daya ketika perangkat lunak pertama kali
dijalankan untuk menampilkan semua fungsionalitasnya
5 Appropriateness
recognizability
Terkait dengan kemampuan pengguna dalam hal mengetahui tata letak
fungsional pada perangkat lunak pengolahan citra
6 Learnability Kemampuan pengguna dalam mempelajari tata letak fungsional yang
terdapat pada perangkat lunak pengolahan citra
7 Operability Tingkat kemudahaan pengguna dalam menggunakan fungsionalitas
yang tersedia pada antarmuka perangkat lunak pengolahan citra
8 User error
protection
Ketersediaan bantuan untuk fungsionalitas yang terdapat pada
antarmuka perangkat lunak pengolahan citra
9 User interface
aesthetics
Mengenai tata letak dari perangkat lunak pengolahan citra, dalam
memberikan kenyamanan dan menarik perhatian pengguna
10 Accesibility Kemampuan dari perangkat lunak dalam menyediakan kebutuhan bagi
setiap pengguna, baik itu yang memiliki keterbatasan atau tidak
3.1.4.Pembetukan Kriteria Pertanyaan Berdasarkan Faktor Kualitas Perangkat Lunak
pengolahan citra, khususnya perangkat lunak GIMP2 dan Pinta. Adapun tujuan dari penyebaran kuesioner tersebut adalah untuk mendapatkan data dari para pengguna domain perangkat lunak pengolahan citra, terkait dengan faktor kualitas perangkat lunak pengolahan citra.
3.1.5. Kriteria Faktor Kualitas Perangkat Lunak Pengolahan Citra
Kriteria faktor kualitas perangkat lunak pengolahan citra ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perangkat lunak dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh pengguna. Dalam hal ini, kriteria yang di maksudkan berhubungan dengan penilaian kualitas dari perangkat lunak GIMP2 dan Pinta sebagai salah satu contoh dari domain perangkat lunak pengolahan citra. Pembentukan kriteria ini didasarkan pada model faktor kualitas yang digunakan dan disesuaikan dengan karakteristik dari perangkat lunak pengolahan citra. Seperti yang terdapat pada Tabel 3.1 yang menjelaskan keterkaitan antara faktor kualitas dengan karakteristik dari perangkat lunak pengolahan citra. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa hanya beberapa faktor kualitas beserta sub-faktornya yang berhubungan dengan karakteristik dari perangkat lunak pengolahan citra, seperti Functional suitability, Performance efficiency, Usability dan Reliability. Faktor kualitas beserta sub-faktornya yang terpilih akan digunakan sebagai acuan dari pembentukan kriteria pertanyaan yang nantinya akan digunakan dalam kuesioner untuk para pengguna perangkat lunak pengolahan citra. Kriteria petanyaan dari faktor kualitas berdasarkan karakteristik perangkat lunak pengolahan citra, adalah sebagai berikut: 1. Layering
Karakteristik layering berhubungan dengan dua buah faktor kualitas pada model penilaian yang digunakan, yaitu performance efficiency dan reliability. Berdasarkan dari hal tersebut maka kriteria pertanyaan yang akan dibentuk dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Kriteria Pertanyaan Karakteristik Layering Faktor Kualitas Sub-faktor Kualitas Kriteria
Performance Efficiency Time Behaviour Reaksi yang diberikan ketika melakukan pemanipulasian multi
layering.
Faktor Kualitas Sub-faktor Kualitas Kriteria
Reliability Fault Tolerance Kemungkinan terjadinya kegagalan/error pada saat melakukan pemanipulasian multi layering. Recoverability Pengembalian pekerjaan sebelum
terjadinya kesalahan/error saat melakukan multi layering
2. Filtering
Pada karakteristik Filtering terdapat empat buah faktor kualitas, yaitu functional suitability, performance efficiency, usability dan reliability. Berdasarkan keterhubungan dari faktor kualitas dan karakteristik tersebut, maka kriteria pertanyaan yang akan dibentuk dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Kriteria Pertanyaan Karaktersitik Filtering Faktor Kualitas Sub-faktor Kualitas Kriteria
Functional Suitability Functional Completenes
Kelengkapan fungsionalitas filtering
pada saat melakukan pemanipulasian citra.
Functional Correctness
Ketepatan dari fungsionalitas filtering
pada saat melakukan pemanipulasian citra.
Performance Efficiency Time Behaviour Reaksi dari perangkat lunak pada saat melakukan fungsionalitas filtering.
Resource Utilization Besarnya sumber daya yang digunakan pada saat menjalankan
filtering. Usability Appropriateness
recognizability
Kesesuaian fungsionalitas filtering
dengan pemanipulasian citra yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Learnability Tingkat kemudahan pengguna dalam mempelajari fungsionalitas filtering. Operability Tingkat kemudahaan pengguna dalam
menggunakan fungsionalitas filtering User error protection Ketersediaan perindungan dari
kesalahan/error dalam penggunaan fungsionalitas filtering.
Reliability Fault Tolerance Kemungkinan terjadinya kegagalan/error pada saat menggunakan filtering.
3. Tools editing
Kriteria pertanyaan yang dibentuk berdasarkan dari keterhubungan faktor kualitas dengan karakteristik tools editing perangkat lunak pengolahan citra dapat dilihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Kriteria Pertanyaan Karakteristik Tools editing Faktor Kualitas Sub-faktor Kualitas Kriteria
Functional Suitability Functional Completenes
Kelengkapan fungsionalitas tools editing pada saat melakukan pemanipulasian citra.
Functional Correctness
Ketepatan dari fungsionalitas tools editing pada saat melakukan pemanipulasian citra.
Performance Efficiency Time Behaviour Reaksi perangkat lunak pada saat menggunakan tools editing.
Resource Utilization Besarnya sumber daya yang digunakan pada saat menggunakan
tools editing ketika melakukan pemanipulasian citra.
Usability Appropriateness recognizability
Kesesuaian fungsionalitas tools editing dengan pemanipulasian citra yang dilakukan
Learnability Tingkat kemudahan pengguna dalam mempelajari fungsionalitas tools editing
Operability Tingkat kemudahaan pengguna dalam menggunakan fungsionalitas tools editing
User error protection Ketersediaan perindungan dari kesalahan/error ketika menggunakan
tools editing.
Reliability Fault Tolerance Kemungkinan terjadinya kegagalan/error pada saat menggunakan tools editing.
Recoverability Pengembalian pekerjaan sebelum terjadinya kesalahan/error saat menggunakan tools editing.
4. Antarmuka
Kriteria pertanyaan yang dibentuk berdasarkan faktor kualitas dengan keterhubungan karakteristik antarmuka dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Kriteria Pertanyaan Karakteristik Antarmuka
Faktor Kualitas Sub-faktor Kualitas Kriteria
Functional Suitability Functional Completenes
Kelengkapan fungsionalitas dengan kebutuhan pengguna.
Functional Correctness
Faktor Kualitas Sub-faktor Kualitas Kriteria
Performance Efficiency Time Behaviour Reaksi perangkat lunak ataupun dari fungsionalitas yang digunakan dalam jangka waktu tertentu
Resource Utilization Besarnya sumber daya yang digunakan pada saar menggunakan perangkat lunak pengolahan citra.
Usability Appropriateness recognizability
Kesesuaian fungsionalitas yang tersedia dengan kebutuhan pengguna.
Learnability Tingkat kemudahan pengguna dalam mempelajari letak fungsionalitas perangkat lunak pengolahan citra.
Operability Tingkat kemudahaan pengguna dalam menggunakan fungsionalitas yang tersedia dalam perangkat lunak.
User error protection Ketersediaan perindungan dari kesalahan/error ketika menggunakan perangkat lunak pengolahan citra.
User interface Aesthetics
Tampilan dari antarmuka perangkat lunak yang dapat menarik pengguna.
Accessibility Ketersediaan fasilitas antarmuka dalam perangkat lunak yang bisa digunakan oleh pengguna yang memiliki keterbatasan.
3.1.6. Pembentukan Pertanyaan Berdasarkan Faktor Kualitas Perangkat Lunak Pengolahan Citra
Berdasarkan dari hasil pembentukan kriteria pertanyaan pada perangkat lunak pengolahan citra yang mengacu pada model faktor kualitas ISO/IEC 25010 dan karakteristik perangkat lunak pengolahan citra. Pertanyaan yang akan dibentuk berdasarkan pendekatan Goal Quality Metrics [4].
Tabel 3.10 Goal Dari Pembentukan Kuesioner dan Metrics Goal Purpose Peningkatan kualitas berdasarkan review
kebutuhan pengguna
Issue Performansi, effisiensi, kegunaan dan ketahanan
Object (proses) Layering, filtering, tools editing dan antarmuka
Viewpoint Dari sudut pandang pengguna
Metrics M1 Evluasi subjektif dari pengguna
dengan rumus ᴫ= ∑ ���� � ��� n
M2 Rating subjektif dari pengguna
Kuesioner yang dibentuk akan ditunjukan untuk para pengguna perangkat lunak pengolahan citra, yang dapat dilihat pada tabel Tabel 3.11.
Tabel 3.11 Pertanyaan Yang Dibentuk Berdasarkan Faktor Kualitas Perangkat Lunak
Karakteristik Sub-faktor
Kualitas Pertanyaan Metrics
Layering Time behaviour 1. Apakah perangkat lunak GIMP2/Pinta menjadi kurang responsif ketika menggunakan multi layering pada proses pemanipulasian gambar dalam satu waktu? a. Ya b. Tidak
M1
Resource utilization
2. Apakah kapasitas RAM/VGA mempengaruhi kinerja perangkat lunak GIMP2/Pinta pada saat melakukan pemanipulasian multi
layering dalam satu waktu?
a. Tidak berpengaruh b. Cukup berpengaruh c. Berpengaruh d. Sangat berpengaruh
M2
3. Berapa lama baterai laptop anda dapat bertahan ketika melakukan pemanipulasian citra menggunakan multi layering dalam satu waktu?
a. < 1 jam b. 1-2 jam c. 2-3 jam d. > 3 jam M1
Fault Tolerance 4. Berapa kali anda mengalami kegagalan/error
pada saat melakukan multi layering dalam satu waktu?
a. Sangat sering b. Sering c. Cukup Sering d. Tidak pernah
M2
Recoverability 5. Apakah citra kembali seperti semula (setelah disimpan) ketika terjadi kegagalan/error? a. Ya b. Tidak
M1
6. Apakah citra kembali ke posisi terakhir pekerjaan ketika terjadi kegagalan/error? a. Ya b. Tidak
M1
Filtering Functional completeness
7. Apakah perangkat lunak GIMP2/Pinta memiliki fungsionalitas filtering yang anda butuhkan? a. Ya b. Tidak
M1
8. Apakah anda memerlukan filtering setiap melakukan pemanipulasian citra dalam satu waktu?
9. Apakah hasil fungsionalitas filtering yang dimiliki GIMP2/Pinta sesuai dengan hasil yang anda harapkan?
a. Ya b. Tidak
M1
Time behaviour 10. Berapa lama respon yang diberikan GIMP2/Pinta ketika melakukan proses
filtering dalam satu waktu?