• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Preferensi Kepik Hijau Nezara viridula L. (Hemiptera:Pentatomidae) Pada Tanaman Kacang Kedelai Dan Kacang Di Rumah Kasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Uji Preferensi Kepik Hijau Nezara viridula L. (Hemiptera:Pentatomidae) Pada Tanaman Kacang Kedelai Dan Kacang Di Rumah Kasa"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

UJI PREFERENSI KEPIK HIJAU Nezara viridula L. (HEMIPTERA:PENTATOMIDAE) PADA TANAMAN KACANG KEDELAI DAN KACANG PANJANG

DI RUMAH KASA

SKRIPSI

Oleh:

SILVIA SAMOSIR

100301053/AGROEKOTEKNOLOGI

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

(2)

UJI PREFERENSI KEPIK HIJAU Nezara viridula L. (HEMIPTERA:PENTATOMIDAE) PADA TANAMAN KACANG KEDELAI DAN KACANG PANJANG

DI RUMAH KASA

SKRIPSI

Oleh:

SILVIA SAMOSIR

100301053/AGROEKOTEKNOLOGI

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana, di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

(3)

Judul : Uji Preferensi Kepik Hijau Nezara viridula L.

(Hemiptera:Pentatomidae) Pada Tanaman Kacang Kedelai Dan Kacang Di Rumah Kasa

Nama : Silvia Samosir

NIM : 100301053

Prodi : Agroekoteknologi

Disetujui Oleh :

Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Marheni, MP Ir. Syahrial Oemry, MS

Ketua Anggota

Mengetahui,

(4)

ABSTRACT

Silvia Samosir, "Test Preferences Stink bug Nezara viridula L. (Hemiptera: Pentatomidae) to Soybean Plants And Long Bean in Screenhouse" under the supervision of Dr. Ir. Marheni, MP and Ir. Syahrial Oemry, MS. The Objectives of this research aims to know the preferences of Stink bug (N. viridula) to soybean plant and long bean in a field. This research was conducted in the screenhouse Faculty of Agriculture University of North Sumatra from April to July 2014. This research was using nonfactorial Block Randomized Design with 2 treatments that is K1 (soybean plants) and K2 (Long bean) and 9 replications.

The results showed that N. viridula pests prefer soyabean plant than long bean. The highest of adults of N. viridula population was on the K1 treatment it was 10,17 and the lowest in treatment K2 it was 4,83. The highest intensity of the attacks present in the K1 treatment it was 83.95% and lowest was in the K2 it was 33.85%.. Most attack symptoms was in the K1 treatment. The highest of eggs of N. viridula population was on K1 it was 31.56 and the lowest at K2 treatment it was 10,78. Popolasi highest number of nymphs found in K2 it was 9.67 and was lowest for the K1 treatment it was 7,67.

(5)

ABSTRAK

Silvia Samosir, “Uji Preferensi Kepik Hijau Nezara viridula L. (Hemiptera:Pentatomidae) Pada Tanaman Kacang Kedelai Dan Kacang Panjang

di Rumah Kasa” di bawah bimbingan Dr. Ir. Marheni, MP dan Ir. Syahrial Oemry, MS . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi

makan Kepik Hijau (N. viridula L.) pada polong tanaman kacang kedelai dan kacang panjang di lapangan. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada bulan April sampai dengan Juli 2014. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok nonfaktorial yang terdiri dari 2 perlakuan yaitu K1 (Kacang Kedelai) dan K2 (Kacang Panjang) dengan 9 ulangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hama N. viridula lebih menyukai tanaman kacang kedelai dibanding tanaman kacang panjang. Hal ini ditandai dengan rata-rata jumlah populasi imago N. viridula tertinggi terdapat pada perlakuan K1 yaitu 10,17 dan yang terendah pada perlakuan K2 yaitu 4,83. Intensitas serangan tertinggi terdapat pada perlakuan K1 yaitu 83,95% dan yang terendah terdapat pada perlakuan K2 yaitu 33,85%. Gejala serangan terbanyak terdapat pada perlakuan K1. Jumlah popolasi telur tertinggi terdapat pada perlakuan K1 dengan rata-rata 31,56 dan yang terendah pada perlakuan K2 dengan rata-rata 10.78. Jumlah popolasi nimfa tertinggi terdapat pada perlakuan K2 dengan rata-rata 9,67 dan yang terendah terdapat pada perlakuan K1 dengan rata-rata 7,67.

(6)

RIWAYAT HIDUP

Silvia Samosir lahir tanggal 02 Mei 1992 di Bahal Gajah Kec Sidamanik

Kab Simalungun, dari Ayah S. Samosir dan Ibu A. Siallagan. Penulis merupakan putri ke-3 dari 5 bersaudara.

Tahun 2010 penulis lulus dari SMU Teladan Pematang Siantar dan pada tahun yang sama lulus dan diterima ke Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur UMB (Ujian Masuk Bersama) di Program Studi

Agroekoteknologi.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai Anggota IMK (Ikatan Mahasiswa Katolik), anggota MB (Marching Band) USU, Asisten Laboratorium

Dasar Perlindungan Tanaman Sub – Hama

Penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTPN IV Kebun

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Uji Preferensi Kepik Hijau Nezara viridula L. (Hemiptera:Pentatomidae) Pada Tanaman Kacang Kedelai Dan Kacang Panjang di Rumah Kasa”

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis yang selalu mendukung penulis selama ini baik

dalam materil maupun moril. Penulis mengucapkan terima kasih kepada komisi pembimbing Dr. Ir. Marheni, MP selaku ketua dan Ir. Syahrial Oemry, MS selaku

anggota yang telah banyak membimbing dan memberi masukan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua staf pengajar dan

pegawai di Program Studi Agroekoteknologi, serta semua rekan mahasiswa yang tak dapat disebutkan satu per satu disini yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Medan, September 2014

(8)

DAFTAR ISI

Pelaksanaan Penelitian ... 16

Persiapan Media Tanam ... 16

Penanaman Benih ... 16

Pemeliharaan Tanaman ... 16

Penyiraman ... 16

Pemupukan ... 17

(9)

Pemasangan Turus ... 17

Pemasangan sungkup ... 17

Introduksi Hama ... 17

Parameter Pengamatan ... 18

Populasi Imago N.viridula ... 18

Persentase Polong terserang ... 18

Gejala Serangan ... 18

Populasi Telur dan Nimfa N. viridula ... 18

Analisis Polong ... 19

HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Populasi Imago N. viridula Pada Tanaman Kacang Kedelai dan Kacang Panjang ... 22

Intensitas Serangan N. viridula Pada Tanaman Kacang Kedelai dan Kacang Panjang ... 23

Gejala Serangan N. viridula ... 25

Jumlah Populasi Telur dan Nimfa N. viridula Pada Tanaman Kacang Kedelai dan Kacang Panjang ... 27

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 29

Saran ... 29

(10)

DAFTAR TABEL

No

Judul Hlm

(11)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Hlm

1. Telur N. viridula 8

2. Nimfa N. viridula 9

3. Imago N. viridula 10

4. Gejala serangan N. viridula 25

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Hlm

1. Bagan Penelitian 33

2. Deskripsi Benih Kacang Kedelai 34

3. Deskripsi Benih Kacang Panjang 35

4. Jumlah populasi imago N. viridula (Pengamatan 1) 36 5. Jumlah populasi imago N. viridula (Pengamatan 2) 37 6. Jumlah populasi imago N. viridula (Pengamatan 3) 38 7. Jumlah populasi imago N. viridula (Pengamatan 4) 39 8. Jumlah populasi imago N. viridula (Pengamatan 5) 40 9. Jumlah populasi imago N. viridula (Pengamatan 6) 41 10.Jumlah populasi imago N. viridula (Pengamatan 7) 42 11.Persentase polong yang terserang hama N. viridula 43 12.Jumlah populasi telur N. viridula pada setiap perlakuan 44 13.Jumlah populasi nimfa N. viridula pada setiap perlakuan 45

(13)

ABSTRACT

Silvia Samosir, "Test Preferences Stink bug Nezara viridula L. (Hemiptera: Pentatomidae) to Soybean Plants And Long Bean in Screenhouse" under the supervision of Dr. Ir. Marheni, MP and Ir. Syahrial Oemry, MS. The Objectives of this research aims to know the preferences of Stink bug (N. viridula) to soybean plant and long bean in a field. This research was conducted in the screenhouse Faculty of Agriculture University of North Sumatra from April to July 2014. This research was using nonfactorial Block Randomized Design with 2 treatments that is K1 (soybean plants) and K2 (Long bean) and 9 replications.

The results showed that N. viridula pests prefer soyabean plant than long bean. The highest of adults of N. viridula population was on the K1 treatment it was 10,17 and the lowest in treatment K2 it was 4,83. The highest intensity of the attacks present in the K1 treatment it was 83.95% and lowest was in the K2 it was 33.85%.. Most attack symptoms was in the K1 treatment. The highest of eggs of N. viridula population was on K1 it was 31.56 and the lowest at K2 treatment it was 10,78. Popolasi highest number of nymphs found in K2 it was 9.67 and was lowest for the K1 treatment it was 7,67.

(14)

ABSTRAK

Silvia Samosir, “Uji Preferensi Kepik Hijau Nezara viridula L. (Hemiptera:Pentatomidae) Pada Tanaman Kacang Kedelai Dan Kacang Panjang

di Rumah Kasa” di bawah bimbingan Dr. Ir. Marheni, MP dan Ir. Syahrial Oemry, MS . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi

makan Kepik Hijau (N. viridula L.) pada polong tanaman kacang kedelai dan kacang panjang di lapangan. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada bulan April sampai dengan Juli 2014. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok nonfaktorial yang terdiri dari 2 perlakuan yaitu K1 (Kacang Kedelai) dan K2 (Kacang Panjang) dengan 9 ulangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hama N. viridula lebih menyukai tanaman kacang kedelai dibanding tanaman kacang panjang. Hal ini ditandai dengan rata-rata jumlah populasi imago N. viridula tertinggi terdapat pada perlakuan K1 yaitu 10,17 dan yang terendah pada perlakuan K2 yaitu 4,83. Intensitas serangan tertinggi terdapat pada perlakuan K1 yaitu 83,95% dan yang terendah terdapat pada perlakuan K2 yaitu 33,85%. Gejala serangan terbanyak terdapat pada perlakuan K1. Jumlah popolasi telur tertinggi terdapat pada perlakuan K1 dengan rata-rata 31,56 dan yang terendah pada perlakuan K2 dengan rata-rata 10.78. Jumlah popolasi nimfa tertinggi terdapat pada perlakuan K2 dengan rata-rata 9,67 dan yang terendah terdapat pada perlakuan K1 dengan rata-rata 7,67.

(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kedelai (Glycine max (L.) Merril), sampai saat ini diduga berasal dari kedelai liar China, Manchuria dan Korea. Rhumphius melaporkan bahwa pada

tahun 1750 kedelai sudah mulai dikenal sebagai bahan makanan dan pupuk hijau di Indonesia. Berdasarkan luas panen, di Indonesia kedelai menempati urutan ke-3 sebagai tanaman palawija setelah jagung dan ubi kayu (Suprapto, 2001).

Pada tahun 2020, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 278 juta jiwa dan konsumsi kedelai per kapita 9,46 kg/tahun, sehingga dibutuhkan 2,6 juta ton produksi kedelai. Apabila program peningkatan produksi kedelai tidak

direspon oleh petani, maka produksi kedelai nasional akan terus menurun dari 800 ribu ton pada tahun 2008 menjadi 630 ribu ton pada tahun 2020. Padahal

kebutuhan kedelai akan meningkat dari 2,0 juta ton pada tahun 2008 menjadi sekitar 2,6 juta ton pada tahun 2020 sehingga akan terjadi defisit produksi sekitar 2,0 juta ton. Melihat perkembangan produktivitas kedelai di Indonesia dalam 10

tahun terakhir yang belum dapat melampaui 1,3 t/ha, maka untuk memenuhi kebutuhan kedelai pada tahun 2020 diperlukan luas areal tanam 2,1 juta ha.

Apabila tren areal tanam kedelai masih seperti saat ini (turun), untuk memenuhi kebutuhan kedelai pada tahun 2020 diperlukan tambahan areal tanam sekitar 1,6 juta ha (Harsono, 2008).

Kacang panjang (Vigna sinensis) termasuk famili Febaceae dan merupakan salah satu komoditi sayuran yang banyak diusahakan di daerah dataran

(16)

sumber protein nabati yang banyak dikonsumsi sebagian besar penduduk Indonesia (Edi dan Bobihoe, 2010). Berdasarkan Badan Pusat Statistika dan

Direktorat Jenderal Hortikultura produksi Kacang Panjang pada tahun 2008 sebesar 455.524, tahun 2009 sebesar 483.793, tahun 2010 sebesar 489.449, tahun 2011 sebesar 458.307, dan tahun 2012 mencapai 457.489. Produksi kacang

panjang pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 0,18 %.

Hama pengisap polong (Nezara viridula dan Riptortus linearis) sering menyerang dan menimbulkan kerugian yang cukup tinggi karena dapat menurunkan jumlah dan kualitas produksi tanaman kacang kedelai. Untuk mengatasi serangan hama pada kedelai sebaiknya menggunakan konsep

pengendalian hama terpadu (PHT), yaitu dengan menggunakan varietas tahan, kultur teknik, pemanfaatan musuh alami, penggunaan biopestisida dan insektisida

sintetik apabila diperlukan (Koswanudin, 2011).

N. viridula merupakan hama yang menyerang secara berkelompok dan menyukai bulir-bulir padi yang masih muda terutama saat proses pengisian bulir

atau pengisian susu. Hama ini tersebar merata, imago berbentuk segi lima berwarna hijau dengan panjang lebih kurang 16 mm dan imago aktif pada pagi

dan sore (Nurhadi, 2012).

Nimfa merupakan stadia serangga yang berpotensi menimbulkan kerusakan karena sangat aktif menyerang polong kedelai dengan cara mengisap

polong dan biji yang dapat menyebabkan polong kempis tidak berisi biji atau bijinya tumbuh tidak sempurna. Biji yang sudah terserang hama pengisap polong

(17)

Tingkat kerusakan dan kehilangan hasil yang ditimbulkan oleh serangan hama pada tanaman kedelai sangat bervariasi ditentukan oleh berbagai faktor

antara lain tinggi rendahnya populasi, bagian tanaman yang dirusak, fase pertumbuhan tanaman, tanggapan tanaman terhadap hama (varietas yang ditanam), dan kemampuan petani melaksanakan pengendalian. Beberapa

pengujian lapang yang dilakukan menunjukkan bahwa kehilangan hasil oleh satu ekor N. viridula dewasa per dua tanaman menimbulkan kerusakan polong sebesar

49%. Rata-rata luas serangan hama pengisap seluas 798 ha dengan intensitas serangan sebesar 17,82% (Direktorat Bina Perlindungan Tanaman, 1999).

Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan populasi dan serangan

hama polong di lapang adalah tanaman inang yang tersedia secara terus-menerus. Selain itu hama polong tersebut memiliki banyak jenis tanaman inang lain baik

yang dibudidayaan maupun yang tidak dibudidayakan. Apabila makanan dalam keadaan melimpah, sedang populasi serangga rendah, maka populasi tersebut akan tumbuh dan meningkat dengan cepat. Sebaliknya jika suplai makanan berkurang

maka populasi akan menurun. Penelitian menunjukkan bahwa polong yang paling baik untuk pertumbuhan dan perkembangan nimfa R. linearis, P.hybneri dan N. viridula adalah polong yang berasal dari tanaman kedelai umur 66-78, 60-70, 60-62 HST (Tengkano dkk, 2012).

Penelitian preferensi bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tanaman inang

yang paling dipilih oleh imago (Wijaya, 2007). Uji preferensi dilakukan untuk mengetahui tingkat preferensi suatu hama terhadap varietas yang diuji, sehingga

(18)

varietas, sehingga dapat ditentukan apakah suatu varietas dapat dijadikan sebagai sumber gen ketahanan atau tidak (Muzaholic, 2010).

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui preferensi makan hama Kepik Hijau (N. viridula L.) pada polong tanaman kacang kedelai dan kacang panjang di lapangan.

Hipotesa Penelitian

Hama kepik hijau N. viridula (Hemiptera:Pentatomidae) lebih menyukai

polong kacang Kedelai daripada polong Kacang Panjang.

Kegunaan Penelitian

- Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas sumatera Utara, Medan.

(19)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Kacang Kedelai

Adapun klasifikasi tanaman kedelai berdasarkan Adisarwonto (2005) adalah sebagi berikut:

Divisi : Spermatophyta Sub-Divisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Rosales

Family : Leguminosinae Genus : Glycine

Spesies : Glycine max (L.) Merrill

Struktur akar tanaman kedelai terdiri atas akar lembaga (radikula), akar

tunggang (radix primaria), dan akar cabang (radix lateralis) berupa akar rambut. Akar kedelai memiliki bintil akar yang bentuknya bulat atau tidak beraturan yang merupakan koloni dari bakteri Rhizobium japonicum. Bakteri ini bersimbiosis dengan nitrogen bebas dari udara (Hanum, 2008).

Kedelai berbatang semak, dengan tinggi batang antara 30-100 cm. Setiap

batang mampu membentuk 3-6 cabang. Bila jarak antara tanaman dalam barisan rapat, cabang menjadi berkurang atau tidak bercabang sama sekali. Tipe pertumbuhan dapat dibedakan menjadi 3 macam yakni determinit, indeterminit,

dan semi determinit (Suprapto, 2001).

Umumnya, bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip

(20)

Umumnya daun mempunyai bulu dengan warna cerah dan jumlahnya bervariasi (Adisarwonto, 2005)

Perilaku pembungaan berbeda-beda, mulai dari sangat tidak terbatas hingga sangat terbatas. Bunga berwarna putih, ungu pucat, atau ungu, dapat menyerbuk sendiri (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Polong bulat agak gepeng berwarna hijau terang hingga hijau tua, biji yang telah tua berbentuk elips dengan warna coklat muda. Kedelai sayur memiliki

ukuran panjang polong sebesar 6-7 cm dengan jumlah biji sebanyak 2 hingga 4 tiap polongnya (Widati dan Hidayat, 2012).

Di dalam polong terdapat biji yang berjumlah 2-3 biji. Setiap biji kedelai

mempunyai ukuran bervariasi, mulai dari kecil, sedang, dan besar. Bentuk biji bervariasi tergantung pada varietas tanaman yaitu, bulat, agak gepeng, dan bulat

telur (Adisarwonto, 2005)

Botani Tanaman Kacang Panjang

Adapun klasifikasi tanaman kedelai berdasarkan Haryanto dkk (1995)

adalah sebagi berikut:

Divisi : Spermatophyta

Sub-Divisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Rosales

Family : Leguminosinae Genus : Vigna

(21)

Kacang panjang merupakan tanaman perdu semusim. Daunnya majemuk, tersusun atas tiga helai. Batangnya liat dan sedikit berbulu. Akarnya mempunyai

bintil yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara. Hal ini bermanfaat untuk menyuburkan tanah (Haryanto dkk, 1995)

Batang tanaman yang menjalar dan merambat ini dapat mencapai beberapa

meter. Selama pertumbuhannya, batang rambat kacang panjang biasanya ditopang dengan lanjaran untuk mencegah polong menyentuh tanah dan untuk

memungkinkannya tumbuh lurus (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Bunga kacang panjang berbentuk kupu-kupu. Ibu tangkai bunga keluar dari ketiak daun. Setiap ibu tangkai bunga mempunyai 3-5 bunga. Warna

bunganya ada yang putih, biru atau ungu. Bunga kacang panjang menyerbuk sendiri (Haryanto dkk, 1995).

Buahnya berbentuk polong bulat panjang dan ramping. Panjang polong sekitar 20-80 cm. warna polong hijau muda sampai hijau keputihan. Polong yang muda sifatnya renyah dan mudah patah. Setelah tua polong menjadi liat. Pada satu

polong dapat berisi 8-20 biji kacang panjang (Haryanto dkk, 1995). Kepik hijau N. viridula

Biologi Hama

Adapun klasifikasi dari hama kepik hijau N. viridula adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda

(22)

Family : Pentatomidae Genus : Nezara

Species : Nezara viridula (Magenta, 2010).

Telur diletakkan pada daun, polong, batang atau pada rumput secara

berkelompok antara 10-118 butir. Bentuk telur seperti cangkir, berwarna kuning

dan tiga hari sebelum menetas berubah menjadi merah bata

(Rukmana dan Sugandi, 1997).

Gambar 1. Telur N. viridula

(Sumber: Foto Langsung)

Nimfa muda yang baru keluar dari telur hidup bergerombol di dekat

tempat peletakan telur. Terdapat variasi warna pada nimfa sesuai dengan perkembangan instar. Instar pertama berwarna coklat muda, instar kedua hitam

dengan bintik putih, instar ketiga, keempat dan kelima hijau dengan bintik hitam dan putih. Nimfa biasanya hidup bergerombol sampai instar ketiga, sedangkan mulai instar keempat mereka akan berpencar dan hidup sendiri-sendiri. Nimfa

(23)

A B

D C

E

Gambar 2. Nimfa N. viridula A= Instar 1, B= instar 2, C= Instar 3, D= Instar 4, dan E= Instar 5

(Sumber: Foto Langsung)

(24)

dengan tiga bintik hijau, dan kuning polos. Umur imago berkisar antara 5-47 hari (Rukmana dan Sugandi, 1997). Kepik hijau terdapat diseluruh daerah tropis dan

daerah subtropis. Panjang kepik hijau sekitar 16 mm (Pracaya, 2007).

Gambar 3. Imago Nezara viridula

(Sumber: Foto Langsung)

Daur Hidup N. viridula L.

Jumlah telurnya lebih kurang 1.100 butir. Telur diletakkan berkelompok pada daun dengan masing-masing berjumlah 10-90 butir. Perkembangan telur

sampai dewasa lebih kurang 4-8 minggu. Jumlah daur hidupnya lebih kurang 60-80 hari, bahkan ada yang bisa mencapai setengah tahun. Warna nimfa cerah

(Pracaya, 2007).

Hama kepik hijau dapat menyelesaikan siklus hidupnya dalam 65 sampai 70 hari. Kepik hijau diketahui memiliki hingga empat generasi per tahun di iklim

hangat kepik hijau selama musim dingin berupa imago (dewasa) dan bersembunyi di kulit pohon, serasah daun, atau lokasi lain untuk mendapatkan perlindungan

(25)

Gejala Serangan

Bagian tanaman yang diserang kepik hijau adalah polong. Tingkat

serangan juga sulit diestimasi karena bersamaan dengan penghisap polong lainnya. Imago menghisap cairan polong dan biji kedelai. Akibat serangannya dapat menurunnkan, baik kualitas maupun kuantitas produksi serta menurunkan

daya kecambah (Saranga dkk, 2013).

Kepik hijau dapat menyerang tanaman kacang-kacangan, kentang dan

lain-lain (Polifag). Gejala serangan yang ditimbulkan oleh kepik hijau yaitu biji menjadi hitam, busuk,kulit biji keriput, dan bercak-bercak coklat; kadang-kadang polong kempes dan gugur dan daun bintik-bintik. Pada tanaman kacang kedelai

nilai ambang ekonomi hama ini yaitu 3 ekor/5 tanaman sampel umur 45 hari (Rukmana dan Sugandi, 1997).

Kerusakan pada polong akibat serangan kepik hijau beragam tergantung pada perkembangan polong tersebut. Serangan pada polong-polong muda menyebabkan polong tersebut menjadi kempis. Serangan pada saat pengisian biji

menyebabkan biji menghitam. Serangan pada polong-polong tua hanya menyebabkn terbentuknya bintik-bintik kecil atau kulit biji menjadi keriput

(Harahap, 1994).

Kepik hijau memiliki tipe alat mulut menusuk-mengisap. Bagian dari mulut yang seperti paruh panjang disebut mimbar. Cairan ludah dipompa ke

bawah saluran air liur dan cairan pada tanaman dihisap seperti makanan kanal. Semua bagian tanaman dapat dimakan, tetapi pertumbuhan

(26)

bintik-bintik kecoklatan atau hitam. Tusukan ini mempengaruhi kualitas buah yang dapat dimakan dan jelas menurunkan nilai pasarnya. Pertumbuhan buah

muda terhambat dan sering layu (Squitier, 2013). Preferensi

Tanaman inang adalah tanaman yang menjadi makanan dan tempat tinggal

organisme hama. Bila tanaman yang disukai terdapat dalam jumlah banyak, populasi hama cepat meningkat. Sebaliknya, bila makanan kurang, populasi hama

akan turun selain jumlah tanaman yang disukai, sifat tanamanpun mempengaruhi perkembangan hama tanaman. Ada tanaman yang tahan terhadap gangguan hama (resisten) ada pula tanaman yang tidak tahan (peka) terhadap hama. Penyebab

resistensi tanaman antara lain (1) antibiotik dalam tubuh tanaman: pengaruh fisiologis hama yang sifatnya sementara atau tetap, sebagai akibat serangga

tersebut makan dan mencerna cairan tanaman tertentu, (2) nonpreference: rasa ketidaksukaan serangga hama terhadap tanaman untuk dimakan, berkembang biak dan berlindung, (3) sifat toleran: suatu kemampuan tanaman untuk

menyembuhkan luka akibat serangan hama (Rukmana dan Sugandi, 1997).

Serangga tertarik kepada tumbuhan adalah untuk tempat bertelur,

berlindung dan sebagai pakannya. Bagian-bagian tumbuhan yang digunakan sebagai makanan adalah daun, tangkai, bunga, buah, akar, cairan tumbuhan dan madu. Beberapa bagian tanaman dapat digunakan untuk tempat berlindung atau

membuat kokon. Hampir 50% dari serangga adalah pemakan tumbuhan (fitofagus), selebihnya pemakan serangga lain atau sisa-sisa tumbuhan dan

(27)

Pada umumnya serangga tidak menggantungkan hidupnya pada satu jenis tanaman inang tetapi juga mempunyai beberapa inang lain. Hal ini akan lebih

mendukung keberhasilannya hidup di alam. Berbagai jenis serangga hama kedelai dan vektor virus di Propinsi Sumatera Selatan pada tahun 2005 memiliki tanaman inang sebagai berikut: Tanaman inang R. linearis antara lain: kacang panjang,

kedelai, kacang hijau, Crotalaria sp., Legumenoceae, dan kacang gude. Pada Lamprosema indicata tanaman inangnya adalah kacang panjang, kedelai, kacang hijau, buncis, dan kacang tunggak. Tanaman inang N. viridula antara lain; kacang

panjang, kedelai, Crotalaria sp., buncis, dan kacang tunggak. Sedangkan E. zinckenella dapat ditemukan pada tanaman inang kedelai, Crotalaria sp., dan

kacang tanah. Lyriomyza dapat ditemukan pada tanaman inang kacang panjang, kedelai, kacang hijau, ketimun, dan buncis (Afifah, 2009).

Pemilihan serangga terhadap tanaman sebagai makanan, tempat bertelur ataupun tempat berlindung sangat ditentukan oleh sifat-sifat fisik dan zat-zat yang terkandung dalam tanaman itu sendiri. Jenis tanaman sebagai makanan biasanya

terbatas pada famili atau genus yang sama, walaupun beberapa hama mempunyai inang yang banyak (Hosang, 2010).

Hasil percobaan Herlinda dkk (2004) preferensi oviposisi P. xylostella pada

caisin, kanola, sawi jabung, sawi tanah, dan kardamin yang diletakkan pada satu kurungan (uji pilihan) menunjukkan perbedaan nyata. Dengan demikian, apabila

imago betina P. xylostella diberi kesempatan memilih jenis inang untuk tempat penelurannya, maka ngengat betina cenderung lebih memilih salah satu jenis

(28)

jabung paling disukai untuk peletakan telur oleh betina P. xylostella. Selain itu, caisin dan kanola cenderung lebih disukai dibandingkan sawi tanah dan kardamin

untuk oviposisi. Jadi, sawi jabung dan kanola merupakan tumbuhan inang yang lebih dipilih untuk oviposisi dan pakan larva P. xylostella.

Berdasarkan penelitian Purnomo dkk (2008) dapat diketahui bahwa tanaman

kentang, kacang buncis, kacang endul, dan caisin lebih dipilih dan lebih sesuai bagi kehidupan L. huidobrensis dibandingkan tanaman tomat, mentimun,

galinggang, dan sawi tanah. Nilai laju pertambahan intrinsik (r) L. huidobrensis yang tinggi pada tanaman kentang (0,1395) berperan besar dalam menunjang tingginya populasi dan serangan lalat pengorok daun pada pertanaman kentang di

lapangan. Caisin (nilai r = 0,1270) sesuai untuk digunakan dalam pembiakan massal lalat pengorok daun di laboratorium.

Proses Penerimaan Inang dari Hama

Kelimpahan serangga herbivora dapat dipengaruhi oleh proses-proses yang termasuk dalam proses bottom-up ataupun top-down. Dalam proses bottom-up, kelimpahan serangga herbivora dipengaruhi oleh faktor seperti nutrisi dan jenis tumbuhan, patch, serta lingkungan (musim dan tempat), sedangkan untuk top-down kelimpahan serangga herbivore dipengaruhi oleh faktor musuh alami (Hamid, 2009). Hasil penelitian pada Tetranycus bimaculatus bahwa populasi serangga ini meningkat pada saat kandungan nitrogen tanaman inang berlimpah

(Paat dkk, 2012).

Secara alami serangga hama akan mampu memilih sumber makanan yang

(29)

varietas dan komposisi kimia yang terkandung dalam suatu bahan akan berpengaruh besar pada sifat prefensi tersebut (Yasin, 2009).

Preferensi serangga terhadap stimuli mekanis yang berasal dari struktur fisis maupun sifat permukaan tanaman, beralinan pula. Struktur dan sifat fisis permukaan tanaman meliputi antara lain, tebalnya kulit, panjang dan lebatnya

bulu-bulu pada permukaan daun, besarnya stomata dan tebalnya lapisan kutikula. Preferensi serangga terhadap stimuli-stimuli mekanis tersebut erat hubungannya

dengan struktur daripada alat-alat dan cara mengambil pakan maupun peletakkan telur yang dimilikinya (Sodiq, 2009).

Nutrisi memegang peranan penting bagi kehidupan serangga. Serangga

akan dapat tumbuh dengan normal apabila memperoleh pakan dalam kuntitas dan kualitas yang cukup. Kualitas pakan banyak ditentukan oleh mutu gizi pakan

tersebut, sedangkan mutu gizi pakan ditentukan oleh nutrisi yang terkandung didalamnya. Pakan yang dikonsumsi oleh serangga harus memenuhi kebutuhan serangga terhadap nutrisi yang sangat kompleks. Nutrisi diperlukan untuk

perkembangan, produksi telur, dan mempertahankan hidup. Kebutuhan nutrisi bagi serangga tidak hanya kecukupan jumlah pakan saja tetapi kesesuaian hama

terhadap nutrisi dalam pakan. Apabila tersedia pakan tetapi tidak sesuai bagi serangga akan mempengaruhi perkembangannya (Handayani, 2008).

Kebutuhan nutrisi serangga dapat berubaha sewaktu-waktu, tergantung

pada pertumbuhan, reproduksi, diapauses atau perpindahan. Biasanya serangga pada fase larva awal membutuhkan kandungan nitrogen yang tinggi dibandingkan

(30)

tubuh dan otot-otot. Segala jenis protein mengandung unsure nitrogen, karbon, hidrogen, oksigen, dan belerang (Sari, 2011)

Unsur pakan (gizi) berpengaruh terhadap kehidupan serangga. Bagi serangga, karbohidrat (sukrose, fuktose) merupakan sumber energi terbesar guna keperluan system reproduksi dan lama hidup. Protein diperlukan untuk

pertumbuhan dan perkembangan serangga. Kualitas protein tergantung dari asam amino seperti arginin, lisin, leusin, isoleusin, triptopan, histidin, fenil alanin,

methionin, valin dan treonin. Lemak, asam lemak dan sterol dibutuhkan serangga untuk persediaan energi dan perkembangan sayap. Beberapa jenis serangga menggunakna lemak murni seperti asam linoleik dan asam linolenik. Ordo Diptera

memerlukan asam linoleik dan linolenik. Vitamin walaupun dalam jumlah sedikit dibutuhkan bagi kehidupan serangga. Serangga fitofag biasanya perlu

vitamin-vitamin yang larut dalam air (hidropilik). Vitamin yang larut dalam lemak seperti A, D, E, K juga sering dibutuhkan serangga. Vitamin A untuk penglihatan, vitamin C untuk pergantian kulit dan vitamin E untuk reproduksi. Mineral seperti

Sodium, K, Mn, Fe, Cu dan Zn dibutuhkan untuk pertumbuhan optimal. Sedangkan air berfungsi dalam kehidupan serangga untuk mengatur

(31)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25 m dpl. Penelitian ini

dilaksanakan mulai bulan April 2014 sampai dengan Juli 2014. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan penelitian ini adalah benih kacang kedelai, benih

kacang panjang, hama N. viridula, top soil, kompos, polibag berukuran 8 kg, pupuk dan bahan lainnya yang mendukung dalam penelitian ini.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, sungkup (kain

kasa), gembor, papan sampel, bambu, stoples, alat tulis, kamera dan alat pendukung lainnya.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yang yang terdiri dari 2 perlakuan yaitu:

K1 = Kacang Kedelai K2 = Kacang Panjang

Dengan ulangan sebanyak 9 kali, yang diperoleh dengan menggunakan rumus: t (r-1) ≥ 15

2 (r-1) ≥ 15

2r-2 ≥ 15 2r ≥ 17

(32)

maka diperoleh ulangan sebanyak 9 kali Model linear yang digunakan adalah:

Yij = µ +

λ

j + βj +

ε

ij

Yij = nilai pengamatan perlakuan ke-j dan ulangan ke-i

µ

= nilai tengah

λ

j = Pengaruh ulangan ke-i

βj = pengaruh perlakuan ke-j

ε

ij = pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-j dan ulangan ke-i

Pelaksanaan Penelitian Persiapan Media Tanam

Disediakan top soil dan kompos yang dicampur secara homogen kemudian

diisi ke dalam polibag sebanyak 18 buah dan disusun ke dalam rumah kasa. Penanaman Benih

Setelah media tanam selesai dipersiapkan, benih kacang kedelai dengan varietas anjasmoro dan kacang panjang varietas parade tavi ditanam dengan 2 benih/lubang dengan kedalaman lubang 1-3 cm dan ditutup kembali dengan tanah

tipis tanpa dipadatkan. Pemeliharaan Tanaman Penyiraman

(33)

Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan pemberian pupuk urea 0,3 gr, TSP 0,6 gr,

dan KCl 0,3 gr / tanaman. Seluruh jenis pupuk diberikan pada waktu bersamaan dengan waktu tanam.

Penyiangan

Untuk menghindari persaingan antara gulma dan tanaman, maka dilakukan penyiangan. Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan membersihkan

gulma yang terdapat disekitar tanaman dalam polibag maupun diluar polibag. Penjarangan

Penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 10 hari setelah tanam

dengan menyisakan satu tanaman yang memiliki pertumbuhan sehat dan kuat. Pemasangan Turus

Pemasangan turus pada tanaman kacang panjang dilakukan dengan menggunakan batang bambu. Pemasangan dilakukan setelah tanaman berumur 2 minggu atau mencapai tinggi 25 cm.

Pemasangan sungkup

Penyungkupan dilakukan pada saat tanaman memasuki fase generatif

yakni tanaman mulai berbunga. Ukuran sungkup yang digunakan yaitu 1 m x 0,5 m x 1,5 m.

Introduksi Hama

(34)

kedelai dan kacang panjang. Jumlah hama yang dimasukkan sebanyak 15 ekor setiap sungkup masing-masing 8 ekor betina dan 7 ekor jantan .

Parameter Pengamatan

1. Populasi Imago N. viridula

Pengamatan populai imago N. viridula dilakukan selama 2 minggu dengan

interval waktu 1 kali dalam 2 hari dengan cara menghitung imago N. viridula yang terdapat pada perlakuan K1 (kacang kedelai) dan K2 (kacang panjang).

2. Persentase polong terserang

Pengamatan persentase polong yang terserang oleh hama N. viridula setelah diaplikasikan ke dalam sungkup dilakukan hanya sekali yakni pada akhir

penelitian, dengan menggunakan rumus sebagai berikut: A

P = x 100% N

Keterangan:

P = Tingkat kerusakan polong

A = Jumlah polong yang dirusak N = jumlah seluruh polong

3. Gejala Serangan

Pengamatan gejala serangan yang disebabkan oleh hama N. viridula dilakuan hanya sekali saja yakni pada saat tanaman sudah dipanen pada umur 90

hari setelah tanam dengan cara membuka polong dari masing-masing perlakuan. 4. Populasi Telur dan Nimfa Hama N. viridula

(35)
(36)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah Populasi imago N. viridula Pada Tanaman Kacang Kedelai dan Kacang Panjang

Dari hasil analisis sidik ragam jumlah populasi N. viridula pada setiap perlakuan menunjukkan hasil yang berbeda sangat nyata, seperti yang terlihat

pada Tabel 1.

Tabel 1. Rataan Populasi imago N. viridula pada setiap perlakuan selama 2 minggu

perlakuan Populasi imago N. viridula pada pengamatan ke-

1 2 3 4 5 6 7

K1 9.67a 10.11a 10.33a 10.67a 10.00a 10.44a 10.00a K2 5.33b 4.89b 4.67b 4.33b 5.00b 4.56b 5.00b Keterangan: Angka-angka yang diikuti notasi yang sama pada kelompok kolom yang

sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % menurut Duncan Multiple Range test

Pengamatan selama 2 minggu yang telah dilakukan menunjukkan bahwa populasi hama N. viridula lebih banyak terdapat pada perlakuan K1 (Kacang

kedelai) yakni dengan rata-rata sebesar 10,17 ekor dan yang terendah terdapat pada perlakuan K2 (Kacang panjang) yakni dengan rata-rata 4,83 ekor. Hal ini

menunjukkan bahwa hama N. viridula lebih menyukai tanaman kacang kedelai dibandingkan dengan tanaman kacang panjang sebagai inangnya. Tanaman inang adalah tanaman yang menjadi makanan dan tempat tinggal organisme hama.

(Rukmana dan Sugandi, 1997) menyatakan bila tanaman yang disukai terdapat dalam jumlah banyak, populasi hama cepat meningkat. Sebaliknya, bila makanan

kurang, populasi hama akan turun selain jumlah tanaman yang disukai, sifat tanamanpun mempengaruhi perkembangan hama tanaman.

Faktor lain yang menyebabkan populasi imago N. viridula lebih tinggi pada

(37)

deskripsi dari kedua tanaman tersebut terutama pada bagian polong tanaman. Polong dari tanaman kacang kedelai berumpun, sehingga memungkin untuk hama N. viridula turun ke bagian polong untuk mendapatkan makanan sekaligus tempat berteduh pada saat terik matahari. Hal ini didukung dengan pernyataan Sodiq (2009) menyatakan hama kepik hijau N. viridula merupakan hama penghisap

polong yang tersebar luas, dan sering menimbulkan kerusakan pada kedelai, kacang hijau dan kacang-kacangan. Baik serangga dewasa maupun nimfa instar

III, instar IV dan instar V pada waktu pagi hari biasanya tinggal diam di permukaan daun bagian atas. Pada saat matahari mulai terik, serangga tersebut mulai turun ke bagian polong untuk makan

dan berteduh.

Persentase Polong Terserang Hama N. viridula Pada Tanaman Kacang Kedelai dan Kacang Panjang

Dari hasil analisis sidik ragam persentase polong terserang hama

N. viridula pada setiap perlakuan menunjukkan hasil yang berbeda sangat nyata antara K1(kacang kedelai) dan K2 (kacang panjang) dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Persentase polong terserang hama N. viridula pada setiap perlakuan pada

akhir pengamatan

Perlakuan Intensitas Serangan (%)

K1 83.95a

K2 33.85b

Keterangan: Angka-angka yang diikuti notasi yang sama pada kelompok kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % menurut Duncan Multiple Range test

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa intensitas serangan hama N. viridula tertinggi terdapat pada perlakuan K1 (kacang kedelai) dengan rata-rata sebesar

(38)

lebih menyukai polong tanaman kedelai sebagai sumber makanannya dibandingkan dengan polong tanaman kacang panjang. Hal ini menunjukkan

bahwa ada beberapa sifat dari tanaman kacang kedelai dan juga zat-zat yang terkandung di dalamnya yang disukai oleh hama ini. Menurut Hosang (2010) pemilihan serangga terhadap tanaman sebagai makanan, tempat bertelur ataupun

tempat berlindung sangat ditentukan oleh sifat-sifat fisik dan zat-zat yang terkandung dalam tanaman itu sendiri.

Tingginya persentase serangan hama N. viridula pada perlakuan K1

(kacang kedelai) disebabkan kandungan nutrisi yang dibutuhkan serangga untuk kelangsungan hidupnya lebih tinggi pada perlakuan K1 (kacang kedelai)

dibandingkan pada perlakuan K2 (kacang panjang). Nutrisi yang dibutuhkan serangga pada umumnya digolongkan menjadi karbohidrat, protein, lemak, air,

dan eberapa vitamin. Berdasarkan deskripsi benih kacang kedelai varietas anjasmoro dapat dilihat bahwa kandunga protein sebesar 41,8-42,1% dan kandungan lemak 17,2-18,6%. Berdasarkan Anto (2013) menyatakan nilai gizi

kacang panjang pada protein sebesar 2,7 g, lemak sebesar 0,3 g, dan karbohidrat sebesar 7,8 g. Handayani (2008) menyatakan karbohidrat secara umum

merupakan sumber energi dan dapat digantikan oleh protein dan lemak yang disesuaikan dengan jenis penggunaan dan perubahan energi oleh serangga. Asam amino merupakan senyawa kimia pembentuk protein yang diperlukan untuk

pertumbuhan yang optimal bagi kelangsungan hidup serangga. Serangga membutuhkan lemak untuk pertumbuhan normal dan reproduksi. Selain itu lemak

(39)

Banyak hal yang mempengaruhi hama N. viridula lebih memilih tanaman kacang kedelai sebagai sumber makanan untuk kelangsungan hidupnya

dibandingkan dengan tanaman kacang panjang. Salah satunya yaitu kandungan nutrisi yang terkadung dalam polong kacang kedelai dan kacang panjang. Salah satu nutrisi yang sangat dibutuhkan serangga yaitu protein (mengandung unsur

Carbon, Hidrogen, Oksigen, dan Nitrogen). Serangga membutuhkan protein untuk kebutuhan strukturalnya, sebagai enzim, reseptor, untuk kebutuhan transport dan

penyimpanan. Menurut Sodiq (2009) menyatakan Unsur pakan (gizi) berpengaruh terhadap kehidupan serangga. Bagi serangga protein diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan serangga. Berdasarkan hasil analisis nitrogen dan

karbon yang telah dilakukan dimana kandungan nitrogen pada perlakuan K1 (kacang kedelai ) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan K2 (Kacang

panjang) yaitu masing-masing sebesar 3,04% dan 2,43% dan kandungan karbon tertinggi juga terdapat pada perlakuan K1 (kacang kedelai) daripada perlakuan K2 (kacang panjang) yakni masing-masing sebesar 3,04% dan 2,43%.

Gejala Serangan N. viridula

Imago N. viridula yang telah diaplikasikan pada masing-masing perlakuan

setelah pembentukan polong mengakibatkan biji dari tanaman kedelai dan kacang panjang menjadi keriput dan kempis seperti yang terlihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Gejala serangan N. viridula (A= biji kedelai, B= biji kacang panjang) Sumber : Foto langsung

(40)

Dari pengamatan yang telah dilakukan bahwa hama N. viridula menyerang tanaman kedelai dengan cara menusuk dan mengisap cairan yang terdapat pada

polong tanaman sebelum polong memasuki fase pengisian biji. Hal inilah yang menyebabkan biji tidak terbentuk pada polong tanaman (Gambar 4). Hal ini didukung dengan pernyataan Harahap (1994) yang menyatakan bahwa kerusakan

pada polong akibat serangan kepik hijau beragam tergantung pada perkembangan polong tersebut. Serangan pada polong-polong muda menyebabkan polong

tersebut menjadi kempis. Serangan pada saat pengisian biji menyebabkab biji menghitam.

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa gejala serangan hama

N. viridula lebih banyak terdapat pada biji tanaman kacang kedelai dibanding dengan tanaman kacang panjang. Hal ini menunjukkan bahwa hama ini lebih

memilih tanaman kacang kedelai sebagai sumber makanannya yang memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan biji tanaman kacang panjang. Yasin (2009) menyatakan Pada hama-hama tanaman pangan, dan produk pertanian dalam

simpanan, makanan sangat diperlukan untuk menopang tingkat hidup yang aktif, terutama pada proses peneluran dan stadium larva. Stadium imago porsinya

menjadi kecil karena periode kehidupannya menjadi relatif pendek apabila hama-hama tersebut telah meletakkan telur. Kesesuaian makanan erat kaitannya dengan dinamika serangga memilih sumber makanan yang cocok untuk pertumbuhan

(41)

Jumlah Populasi Telur dan Nimfa N. viridula Pada Tanaman Kacang Kedelai dan Kacang Panjang

Dari hasil analisis sidik ragam jumlah populasi telur N. viridula pada setiap perlakuan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata antara perlakuan K1 dan K2.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada jumlah populasi telur

N. viridula pada masing perlakuan yang tertinggi terdapat pada perlakuan K2 (kacang panjang) yakni rataan sebesar 10,78 butir dan yang terendah terdapat

pada perlakuan K1 yakni dengan rataan sebesar 31,56 butir.

Dari hasil analisis sidik ragam jumlah populasi Nimfa N. viridula pada setiap perlakuan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata antara perlakuan K1

dan K2.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada jumlah populasi nimfa N. viridula pada masing perlakuan yang tertinggi terdapat pada perlakuan K2 yakni rataan sebesar 9,67 ekor dan yang terendah terdapat pada perlakuan K1 yakni dengan rataan sebesar 7,67 ekor.

Pada akhir penelitian dapat dilihat bahwa hama N. viridula meletakkan telur pada kedua tanaman tersebut yakni di bawah permukaan daun

masing-masing tanaman namun ada juga telur yang diletakkan pada kain kasa (sungkup kedua tanaman) (Gambar 5). Hal inilah yang menyebabkan jumlah populasi telur dan nimfa tidak berbeda nyata pada setiap perlakuan. Dimana jumlah telur atau

(42)

Gambar 5. Tempat peletakan telur N. viridula (a= daun kedelai, b=daun kacang panjang, c= sungkup)

Sumber : Foto langsung

Hal ini sesuai dengan Hosang (2010) yang menyatakan bahwa pemilihan

serangga terhadap tanaman sebagai makanan, tempat bertelur ataupun tempat berlindung sangat ditentukan oleh sifat-sifat fisik dan zat-zat yang terkandung dalam tanaman itu sendiri. Jenis tanaman sebagai makanan biasanya terbatas pada

famili atau genus yang sama, walaupun beberapa hama mempunyai inang yang banyak. Seperti yang diketahui dalam deskripsi tanaman kacang kedelai varietas anjasmoro (Lampiran 2) mengandung protein dan lemak masing-masing sebesar

41,8-42,1% dan 17,2-18,6%.

(43)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Rata-rata jumlah populasi imago N. viridula tertinggi terdapat pada perlakuan K1 (Kacang kedelai) yaitu 10,17 ekor dan yang terendah pada perlakuan K2

(kacang panjang) yaitu 4,83 ekor.

2. Intensitas serangan hama N. viridula tertinggi terdapat pada perlakuan K1 (kacang kedelai) yaitu 83.95% dan yang terendah terdapat pada perlakuan K2

(kacang panjang) yaitu 33.85%.

3. Gejala serangan hama N. viridula menyebabkan polong pada perlakuan K1 (kacang kedelai) dan K2 ( kacang panjang) menjadi kempis dan bijinya

mengerut.

4. Jumlah popolasi telur N. viridula yang tertinggi terdapat pada perlakuan K2

(kacang panjang) yaitu dengan rata-rata 10,78 butir dan yang terendah terdapat pada perlakuan K1 (kacang kedelai) yaitu dengan rata-rata 31,56 butir.

5. Jumlah popolasi nimfa N. viridula yang tertinggi terdapat pada perlakuan K2 (kacang panjang) yaitu dengan rata-rata 9,67 ekor dan yang terendah terdapat

pada perlakuan K1 (kacang kedelai) yaitu dengan rata-rata 7,67 ekor. Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai uji preferensi hama Kepik

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto T. 2005. Kedelai. Penebar swadaya, Jakarta.

Afifah L. 2009. Profil Balitkapi dan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) pada Tanaman Kedelai. IPB, Bogor.

Anto A. 2013. Teknologi Budidaya Kacang Panjang. Penyuluh Pertanian BPTP. Kalimantan Tengah.

BPS. 2013. Produksi Sayuran di Indonesia. Badan Pusat statistic dan Direktorat Jenderal Hortikultura

Direktorat Bina Perlindungan Tanaman. 1999. Dominasu dan Tingkat Serangan Hama Kedelai. Direktorat Bina Perlindungan Tanaman.

Edi S. dan J. Bobihoe. 2010. Budidaya Tanaman sayuran. BPTP, Jambi.

Hamid H. 2009. Komunitas Serangga Herbivora Penggerek Polong Legum dan Parasitoidnya: Studi Kasus di Daerah Palu dan Toro, Sulawesi Tengah. Disertasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Handayani FD. 2008. Biologi Carpophilus hemipterus L. (Coleoptera: Nitidulidae) pada Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.). Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.

Hanum C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Harahap IS. 1994. Seri PHT Hama Palawija. Penebar Swadaya, Jakarta.

Harsono A. 2008. Strategi Pencapaian Swasembada Kedelai Melalui Perluasan Areal Tanam Di Lahan Kering Masam. Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan Dan Umbi-Umbian, Malang

Haryanto, E., T. Suhartini, dan E, Rahayu. Budidaya Kacang Panjang. Penebar swadaya, Jakarta.

Herlinda, S., R. Thalib dan R. M. Saleh. 2004. Perkembangan dan Preferensi Plutella xylostella L. (Lepidoptera:Plutellidae) pada Lima Jenis Tumbuhan Inang. J. Hayati 11(4):130-134.

(45)

Koswanudin D. 2011. Pengaruh Ekstrak Daun Agalia Odorata Terhadap Perkembangan Hama Pengisap Polong Kedelai Nezara Viridula Dan Riptortus Linearis. Balai Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian

Magenta. 2010. Hama dan Penyakit pada Kedelai. Diakses dari

Marwoto. 2007. Dukungan Pengendalian Hama Terpadu dalam Program Bangkit Kedelai. Balai Penelitian Tanaman kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang.

Muzaholic. 2010. Resistensi Tanaman terhadap Serangga Hama. Diakses dari

Nurhadi. 2012. Komposisi Serangga hama Tanaman padi di desa Karang Agung dan Pagar gunung Kecamatan Rambang Lubai Kabupaten Muara Enim. J. Ilmiah Ekotrans 12(1):1-8

Paat FJ., J Palealu, dan J Manueke. Produksi Kubis dan Persentase Serangan Crocidolomia pavonana pada Beberapa Pola Tanam Kubis. Eugenia 18(1):72-80

Pracaya. 1999. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta. . 2007. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta.

Purnomo., A Rauf., S Sosromarsono Dan T Santoso. 2008. Kesesuaian Dan Preferensi Liriomyza huidobrensis (Blanchard) (Diptera: Agromyzidae) Pada Berbagai Tumbuhan Inang. J. HPT Tropika 8(2):102-109

Rubatzky VE dan Yamaguchi M. 1998. Sayuran Dunia: Prinsip, Produki, dan Gizi. Penerbit ITB, Bandung.

Rukmana R dan U Sugandi. 1997. Hama Tanaman dan Teknik Pengendalian. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Saranga AP., N Agus., Fatahuddin dan A Gassa. 2013. Dampak Aplikasi Ekstrak Beberapa Jenis Mol Sebagai Insektisida Nabati Terhadap Populasi Hama Utama Kedelai dan Musuh Alaminya. Universitas Hasanuddin, Makasar.

Sari M. 2011. Identifikasi Protein Menggunakan Fourier Transform Infrared (FTIR). Skripsi. Universitas Indonesia. Depok.

(46)

Squitier JM. 2013. Southern Green Stink Bug, Nezara viridula (Linnaus) (Insecta: Hemiptera: Pentatomidae). University of Florida, Florida.

Suprapto. 2001. Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya, Jakarta.

Tengkano W., M Iman dan AM Tohir. 2012. Bioekologi, Serangan dan Pengendalian Hama Pengisap dan Penggerek Polong Kedelai. Balai Penelitian Tanaman Pangan, Bogor.

Widati F dan IM Hidayat. 2012. Kedelai Sayur (Glycine max L. Merill) sebagai Tanaman Pekarangan. Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Bandung.

Widhayasa B., D Wulandari, E Nuzulia, dan F Herdatiarni. 2012. Pengaruh Protein Bagi Pertumbuhan dan Perkembangan Serangga. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.

Wijaya IN. 2007. Preferensi Diaphorina citri Kuwayama (Homoptera:Psyllidae) pada Beberapa Jenis Tanaman Jeruk. J. Agritrop 28(3):110-118

(47)

Lampiran 1. Bagan Penelitian

U1

U2

U3

U4

U5

U6

U7

U8

U9

K1 K1

K1

K1

K1 K1

K1 K1

K1 K2

K2 K2

K2

K2 K2

K2

K2 K2

(48)

Lampiran 2. Deskripsi Benih Kacang Kedelai ANJASMORO Dilepas tahun : 22 Oktober 2001

SK Mentan : 537/kpts/TP.240/10/2001 Nomor Galur : Mansuria 395-49-4

Asal : Seleksi massa dari populasi galurmurni mansuria

Daya Hasil : 2,03-2,25 t/ha

Warna hipokotil : ungu Warna epikotil : ungu Umur berbunga : 37,7-39,4 hari Umur polong masak : 82,5-92,5 hari Tinggi tanaman : 64-68 cm Percabangan : 2,9-5,6 cabang Jumlah. Buku batang utama : 12,9-14,8 Bobot 100 biji : 14,8-15,3 g Kandungan protein : 41,8-42,1% Kandungan lemak : 17,2-18,6%

Kerebahan : Tahan rebah

Ketahanan thd penyakit : Moderat terhadap karat daun Sifat-sifat lain : Polong tidak mudah pecah

(49)

Lampiran 3. Deskripsi Benih Kacang Panjang

DESKRIPSI KACANG PANJANG VARIETAS PARADE TAVI

Asal : PT. East West Seed Indonesia

Ketahanan terhadap penyakit : tahan terhadap Gemini virus / Mungbean

Yellow Mosaic India Virus (MYMIV) Daya simpan polong pada suhu

(29 – 31 0C siang, 25 – 27 0C malam)

: 3 – 5 hari setelah panen

Hasil polong per hektar : 18,85 – 24,69 ton

Populasi per hektar : 25.000 tanaman

Kebutuhan benih per hektar : 3,5 – 3,8 kg

Penciri utama : warna kelopak bunga ungu kehijauan,

warna paruh polong hijau, biji coklat dengan ujung putih

Keunggulan varietas : produksi tinggi, tahan Gemini Virus /

Mungbean Yellow Mosaic India Virus

(MYMIV)

Wilayah adaptasi : beradaptasi dengan baik di dataran rendah

dengan ketinggian 50 – 300 m dpl

Pemohon : PT. East West Seed Indonesia

Pemulia : Asep Harpenas, Drikarsa

(50)

Lampiran 4. Jumlah populasi imago N. viridula (Pengamatan 1)

Tabel 1. Data jumlah imago N. viridula pada setiap perlakuan (pengamatan 1)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Perlakuan Ulangan Total Rataan

(51)

Lampiran 5. Jumlah populasi N. viridula (Pengamatan 2)

Tabel 1. Data jumlah imago N. viridula pada setiap perlakuan (pengamatan 2)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Perlakuan Ulangan Total Rataan

(52)

Lampiran 6. Jumlah populasi N. viridula (Pengamatan 3)

Tabel 1. Data jumlah imago N. viridula pada setiap perlakuan (pengamatan 3)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Perlakuan Ulangan Total Rataan

(53)

Lampiran 7. Jumlah populasi N. viridula (Pengamatan 4)

Tabel 1. Data jumlah imago N. viridula pada setiap perlakuan (pengamatan 4)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Perlakuan Ulangan Total Rataan

(54)

Lampiran 8. Jumlah populasi N. viridula (Pengamatan 5)

Tabel 1. Data jumlah imago N. viridula pada setiap perlakuan (pengamatan 5)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Perlakuan Ulangan Total Rataan

(55)

Lampiran 9. Jumlah populasi N. viridula (Pengamatan 6)

Tabel 1. Data jumlah imago N. viridula pada setiap perlakuan (pengamatan 6)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Perlakuan Ulangan Total Rataan

(56)

Lampiran 10. Jumlah populasi N. viridula (Pengamatan 7)

Tabel 1. Data jumlah imago N. viridula pada setiap perlakuan (pengamatan 7)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Perlakuan Ulangan Total Rataan

(57)

Lampiran 11. Persentase polong yang terserang hama N. viridula

Tabel 1. Data persentase polong yang terserang hama N. viridula pada setiap perlakuan

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Perlakuan Ulangan Total Rataan

(58)

Lampiran 12. Jumlah Populasi Telur N. viridula pada Setiap Perlakuan Tabel 1. Data jumlah telur N. viridula pada setiap perlakuan

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

K0 37 0 42 72 0 0 92 0 41 284 31.56

K1 0 0 0 0 0 0 0 97 0 97 10.78

Total 37 0 42 72 0 0 92 97 41 381 42.33 Rataan 18.5 0 21 36 0 0 46 48.5 20.5 190.5 21.17

Transformasi X+0.5

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

K1 6.12 0.71 6.52 8.51 0.71 0.71 9.62 0.71 6.44 40.05 4.45 K2 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 9.87 0.71 15.53 1.73 Total 6.83 1.41 7.23 9.22 1.41 1.41 10.32 10.58 7.15 55.58 6.18 Rataan 3.42 0.71 3.61 4.61 0.71 0.71 5.16 5.29 3.57 27.79 3.09

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT F hitung F.05 F.01 Ket

Blok 8 58.20 7.27

Perlakuan 1 33.39 33.39 1.44 5.32 11.26 tn

Galat 8 185.01 23.13

Total 17 218.40

FK 171.599

(59)

Lampiran 13. Jumlah Populasi Nimfa N. viridula pada Setiap Perlakuan Tabel 1. Data jumlah nimfa N. viridula pada setiap perlakuan

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Perlakuan Ulangan Total Rataan

(60)
(61)

Gambar

Gambar 1. Telur N. viridula
Gambar 2. Nimfa N. viridula A= Instar 1, B= instar 2,
Gambar 3. Imago Nezara viridula
Gambar 4. Gejala serangan  N. viridula (A= biji kedelai, B= biji kacang panjang) Sumber : Foto langsung
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dukungan merupakan pemberian dorongan semangat kepada orang lain dalam suasana hubungan komunikasi, sehingga dengan adanya dukungan dalam situasi tersebut, komunikasi

Berpikir divergen ialah berpikir menyebar atau proses mengeksplorasi berbagai ide yang mungkin, sementara berpikir konvergen ialah berpikir mengumpul, memilih atau

Rencana Kinerja Direktorat Industri Kimia Hulu Tahun 2016 merupakan bagian dari perencanaan jangka menengah pengembangan Industri kimia, tekstil dan aneka memiliki ruang

Jika kondisi merk utama yang ingin didompleng belum reliable dan belum dapat diterima baik dimasyarakat dan konsumen, serta jika pemilik brand belum dapat

7. yanq dimal,:.sttd dengan apresiasi ialah suatr'i silr.ap '/ang timtrr,rl dari diri seseorang terhadap ge=.ltatlt yang si{atnya positir. Yang dimah,sud dengan

peneliti memperoleh data nama siswa yang akan menjadi sampel penelitian ini dan. nilai siswa semester ganjil, foto-foto, buku-buku yang relevan, dan

SKRIPSI BENCHMARKING SEBAGAI ALAT PENG U KURAN DAN PENGENDALIAN .... GURIT

berpengaruh secara parsial terhadap variabel keputusan pembelian (Y) 0,007 < alpha pada taraf signifikansi 0,05, variabel promosi (X2) berpengaruh secara parsial terhadap