UJI PREFERENSI KEPIK HIJAU Nezara viridula L. (HEMIPTERA:PENTATOMIDAE) PADA TANAMAN KACANG KEDELAI DAN KACANG PANJANG
DI RUMAH KASA
SKRIPSI
Oleh:
SILVIA SAMOSIR
100301053/AGROEKOTEKNOLOGI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UJI PREFERENSI KEPIK HIJAU Nezara viridula L. (HEMIPTERA:PENTATOMIDAE) PADA TANAMAN KACANG KEDELAI DAN KACANG PANJANG
DI RUMAH KASA
SKRIPSI
Oleh:
SILVIA SAMOSIR
100301053/AGROEKOTEKNOLOGI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana, di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
Judul : Uji Preferensi Kepik Hijau Nezara viridula L.
(Hemiptera:Pentatomidae) Pada Tanaman Kacang Kedelai Dan Kacang Di Rumah Kasa
Nama : Silvia Samosir
NIM : 100301053
Prodi : Agroekoteknologi
Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Marheni, MP Ir. Syahrial Oemry, MS
Ketua Anggota
Mengetahui,
ABSTRACT
Silvia Samosir, "Test Preferences Stink bug Nezara viridula L. (Hemiptera: Pentatomidae) to Soybean Plants And Long Bean in Screenhouse" under the supervision of Dr. Ir. Marheni, MP and Ir. Syahrial Oemry, MS. The Objectives of this research aims to know the preferences of Stink bug (N. viridula) to soybean plant and long bean in a field. This research was conducted in the screenhouse Faculty of Agriculture University of North Sumatra from April to July 2014. This research was using nonfactorial Block Randomized Design with 2 treatments that is K1 (soybean plants) and K2 (Long bean) and 9 replications.
The results showed that N. viridula pests prefer soyabean plant than long bean. The highest of adults of N. viridula population was on the K1 treatment it was 10,17 and the lowest in treatment K2 it was 4,83. The highest intensity of the attacks present in the K1 treatment it was 83.95% and lowest was in the K2 it was 33.85%.. Most attack symptoms was in the K1 treatment. The highest of eggs of N. viridula population was on K1 it was 31.56 and the lowest at K2 treatment it was 10,78. Popolasi highest number of nymphs found in K2 it was 9.67 and was lowest for the K1 treatment it was 7,67.
ABSTRAK
Silvia Samosir, “Uji Preferensi Kepik Hijau Nezara viridula L. (Hemiptera:Pentatomidae) Pada Tanaman Kacang Kedelai Dan Kacang Panjang
di Rumah Kasa” di bawah bimbingan Dr. Ir. Marheni, MP dan Ir. Syahrial Oemry, MS . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi
makan Kepik Hijau (N. viridula L.) pada polong tanaman kacang kedelai dan kacang panjang di lapangan. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada bulan April sampai dengan Juli 2014. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok nonfaktorial yang terdiri dari 2 perlakuan yaitu K1 (Kacang Kedelai) dan K2 (Kacang Panjang) dengan 9 ulangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hama N. viridula lebih menyukai tanaman kacang kedelai dibanding tanaman kacang panjang. Hal ini ditandai dengan rata-rata jumlah populasi imago N. viridula tertinggi terdapat pada perlakuan K1 yaitu 10,17 dan yang terendah pada perlakuan K2 yaitu 4,83. Intensitas serangan tertinggi terdapat pada perlakuan K1 yaitu 83,95% dan yang terendah terdapat pada perlakuan K2 yaitu 33,85%. Gejala serangan terbanyak terdapat pada perlakuan K1. Jumlah popolasi telur tertinggi terdapat pada perlakuan K1 dengan rata-rata 31,56 dan yang terendah pada perlakuan K2 dengan rata-rata 10.78. Jumlah popolasi nimfa tertinggi terdapat pada perlakuan K2 dengan rata-rata 9,67 dan yang terendah terdapat pada perlakuan K1 dengan rata-rata 7,67.
RIWAYAT HIDUP
Silvia Samosir lahir tanggal 02 Mei 1992 di Bahal Gajah Kec Sidamanik
Kab Simalungun, dari Ayah S. Samosir dan Ibu A. Siallagan. Penulis merupakan putri ke-3 dari 5 bersaudara.
Tahun 2010 penulis lulus dari SMU Teladan Pematang Siantar dan pada tahun yang sama lulus dan diterima ke Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur UMB (Ujian Masuk Bersama) di Program Studi
Agroekoteknologi.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai Anggota IMK (Ikatan Mahasiswa Katolik), anggota MB (Marching Band) USU, Asisten Laboratorium
Dasar Perlindungan Tanaman Sub – Hama
Penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTPN IV Kebun
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Uji Preferensi Kepik Hijau Nezara viridula L. (Hemiptera:Pentatomidae) Pada Tanaman Kacang Kedelai Dan Kacang Panjang di Rumah Kasa”
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis yang selalu mendukung penulis selama ini baik
dalam materil maupun moril. Penulis mengucapkan terima kasih kepada komisi pembimbing Dr. Ir. Marheni, MP selaku ketua dan Ir. Syahrial Oemry, MS selaku
anggota yang telah banyak membimbing dan memberi masukan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua staf pengajar dan
pegawai di Program Studi Agroekoteknologi, serta semua rekan mahasiswa yang tak dapat disebutkan satu per satu disini yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Medan, September 2014
DAFTAR ISI
Pelaksanaan Penelitian ... 16
Persiapan Media Tanam ... 16
Penanaman Benih ... 16
Pemeliharaan Tanaman ... 16
Penyiraman ... 16
Pemupukan ... 17
Pemasangan Turus ... 17
Pemasangan sungkup ... 17
Introduksi Hama ... 17
Parameter Pengamatan ... 18
Populasi Imago N.viridula ... 18
Persentase Polong terserang ... 18
Gejala Serangan ... 18
Populasi Telur dan Nimfa N. viridula ... 18
Analisis Polong ... 19
HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Populasi Imago N. viridula Pada Tanaman Kacang Kedelai dan Kacang Panjang ... 22
Intensitas Serangan N. viridula Pada Tanaman Kacang Kedelai dan Kacang Panjang ... 23
Gejala Serangan N. viridula ... 25
Jumlah Populasi Telur dan Nimfa N. viridula Pada Tanaman Kacang Kedelai dan Kacang Panjang ... 27
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 29
Saran ... 29
DAFTAR TABEL
No
Judul Hlm
DAFTAR GAMBAR
No Judul Hlm
1. Telur N. viridula 8
2. Nimfa N. viridula 9
3. Imago N. viridula 10
4. Gejala serangan N. viridula 25
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Hlm
1. Bagan Penelitian 33
2. Deskripsi Benih Kacang Kedelai 34
3. Deskripsi Benih Kacang Panjang 35
4. Jumlah populasi imago N. viridula (Pengamatan 1) 36 5. Jumlah populasi imago N. viridula (Pengamatan 2) 37 6. Jumlah populasi imago N. viridula (Pengamatan 3) 38 7. Jumlah populasi imago N. viridula (Pengamatan 4) 39 8. Jumlah populasi imago N. viridula (Pengamatan 5) 40 9. Jumlah populasi imago N. viridula (Pengamatan 6) 41 10.Jumlah populasi imago N. viridula (Pengamatan 7) 42 11.Persentase polong yang terserang hama N. viridula 43 12.Jumlah populasi telur N. viridula pada setiap perlakuan 44 13.Jumlah populasi nimfa N. viridula pada setiap perlakuan 45
ABSTRACT
Silvia Samosir, "Test Preferences Stink bug Nezara viridula L. (Hemiptera: Pentatomidae) to Soybean Plants And Long Bean in Screenhouse" under the supervision of Dr. Ir. Marheni, MP and Ir. Syahrial Oemry, MS. The Objectives of this research aims to know the preferences of Stink bug (N. viridula) to soybean plant and long bean in a field. This research was conducted in the screenhouse Faculty of Agriculture University of North Sumatra from April to July 2014. This research was using nonfactorial Block Randomized Design with 2 treatments that is K1 (soybean plants) and K2 (Long bean) and 9 replications.
The results showed that N. viridula pests prefer soyabean plant than long bean. The highest of adults of N. viridula population was on the K1 treatment it was 10,17 and the lowest in treatment K2 it was 4,83. The highest intensity of the attacks present in the K1 treatment it was 83.95% and lowest was in the K2 it was 33.85%.. Most attack symptoms was in the K1 treatment. The highest of eggs of N. viridula population was on K1 it was 31.56 and the lowest at K2 treatment it was 10,78. Popolasi highest number of nymphs found in K2 it was 9.67 and was lowest for the K1 treatment it was 7,67.
ABSTRAK
Silvia Samosir, “Uji Preferensi Kepik Hijau Nezara viridula L. (Hemiptera:Pentatomidae) Pada Tanaman Kacang Kedelai Dan Kacang Panjang
di Rumah Kasa” di bawah bimbingan Dr. Ir. Marheni, MP dan Ir. Syahrial Oemry, MS . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi
makan Kepik Hijau (N. viridula L.) pada polong tanaman kacang kedelai dan kacang panjang di lapangan. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada bulan April sampai dengan Juli 2014. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok nonfaktorial yang terdiri dari 2 perlakuan yaitu K1 (Kacang Kedelai) dan K2 (Kacang Panjang) dengan 9 ulangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hama N. viridula lebih menyukai tanaman kacang kedelai dibanding tanaman kacang panjang. Hal ini ditandai dengan rata-rata jumlah populasi imago N. viridula tertinggi terdapat pada perlakuan K1 yaitu 10,17 dan yang terendah pada perlakuan K2 yaitu 4,83. Intensitas serangan tertinggi terdapat pada perlakuan K1 yaitu 83,95% dan yang terendah terdapat pada perlakuan K2 yaitu 33,85%. Gejala serangan terbanyak terdapat pada perlakuan K1. Jumlah popolasi telur tertinggi terdapat pada perlakuan K1 dengan rata-rata 31,56 dan yang terendah pada perlakuan K2 dengan rata-rata 10.78. Jumlah popolasi nimfa tertinggi terdapat pada perlakuan K2 dengan rata-rata 9,67 dan yang terendah terdapat pada perlakuan K1 dengan rata-rata 7,67.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kedelai (Glycine max (L.) Merril), sampai saat ini diduga berasal dari kedelai liar China, Manchuria dan Korea. Rhumphius melaporkan bahwa pada
tahun 1750 kedelai sudah mulai dikenal sebagai bahan makanan dan pupuk hijau di Indonesia. Berdasarkan luas panen, di Indonesia kedelai menempati urutan ke-3 sebagai tanaman palawija setelah jagung dan ubi kayu (Suprapto, 2001).
Pada tahun 2020, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 278 juta jiwa dan konsumsi kedelai per kapita 9,46 kg/tahun, sehingga dibutuhkan 2,6 juta ton produksi kedelai. Apabila program peningkatan produksi kedelai tidak
direspon oleh petani, maka produksi kedelai nasional akan terus menurun dari 800 ribu ton pada tahun 2008 menjadi 630 ribu ton pada tahun 2020. Padahal
kebutuhan kedelai akan meningkat dari 2,0 juta ton pada tahun 2008 menjadi sekitar 2,6 juta ton pada tahun 2020 sehingga akan terjadi defisit produksi sekitar 2,0 juta ton. Melihat perkembangan produktivitas kedelai di Indonesia dalam 10
tahun terakhir yang belum dapat melampaui 1,3 t/ha, maka untuk memenuhi kebutuhan kedelai pada tahun 2020 diperlukan luas areal tanam 2,1 juta ha.
Apabila tren areal tanam kedelai masih seperti saat ini (turun), untuk memenuhi kebutuhan kedelai pada tahun 2020 diperlukan tambahan areal tanam sekitar 1,6 juta ha (Harsono, 2008).
Kacang panjang (Vigna sinensis) termasuk famili Febaceae dan merupakan salah satu komoditi sayuran yang banyak diusahakan di daerah dataran
sumber protein nabati yang banyak dikonsumsi sebagian besar penduduk Indonesia (Edi dan Bobihoe, 2010). Berdasarkan Badan Pusat Statistika dan
Direktorat Jenderal Hortikultura produksi Kacang Panjang pada tahun 2008 sebesar 455.524, tahun 2009 sebesar 483.793, tahun 2010 sebesar 489.449, tahun 2011 sebesar 458.307, dan tahun 2012 mencapai 457.489. Produksi kacang
panjang pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 0,18 %.
Hama pengisap polong (Nezara viridula dan Riptortus linearis) sering menyerang dan menimbulkan kerugian yang cukup tinggi karena dapat menurunkan jumlah dan kualitas produksi tanaman kacang kedelai. Untuk mengatasi serangan hama pada kedelai sebaiknya menggunakan konsep
pengendalian hama terpadu (PHT), yaitu dengan menggunakan varietas tahan, kultur teknik, pemanfaatan musuh alami, penggunaan biopestisida dan insektisida
sintetik apabila diperlukan (Koswanudin, 2011).
N. viridula merupakan hama yang menyerang secara berkelompok dan menyukai bulir-bulir padi yang masih muda terutama saat proses pengisian bulir
atau pengisian susu. Hama ini tersebar merata, imago berbentuk segi lima berwarna hijau dengan panjang lebih kurang 16 mm dan imago aktif pada pagi
dan sore (Nurhadi, 2012).
Nimfa merupakan stadia serangga yang berpotensi menimbulkan kerusakan karena sangat aktif menyerang polong kedelai dengan cara mengisap
polong dan biji yang dapat menyebabkan polong kempis tidak berisi biji atau bijinya tumbuh tidak sempurna. Biji yang sudah terserang hama pengisap polong
Tingkat kerusakan dan kehilangan hasil yang ditimbulkan oleh serangan hama pada tanaman kedelai sangat bervariasi ditentukan oleh berbagai faktor
antara lain tinggi rendahnya populasi, bagian tanaman yang dirusak, fase pertumbuhan tanaman, tanggapan tanaman terhadap hama (varietas yang ditanam), dan kemampuan petani melaksanakan pengendalian. Beberapa
pengujian lapang yang dilakukan menunjukkan bahwa kehilangan hasil oleh satu ekor N. viridula dewasa per dua tanaman menimbulkan kerusakan polong sebesar
49%. Rata-rata luas serangan hama pengisap seluas 798 ha dengan intensitas serangan sebesar 17,82% (Direktorat Bina Perlindungan Tanaman, 1999).
Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan populasi dan serangan
hama polong di lapang adalah tanaman inang yang tersedia secara terus-menerus. Selain itu hama polong tersebut memiliki banyak jenis tanaman inang lain baik
yang dibudidayaan maupun yang tidak dibudidayakan. Apabila makanan dalam keadaan melimpah, sedang populasi serangga rendah, maka populasi tersebut akan tumbuh dan meningkat dengan cepat. Sebaliknya jika suplai makanan berkurang
maka populasi akan menurun. Penelitian menunjukkan bahwa polong yang paling baik untuk pertumbuhan dan perkembangan nimfa R. linearis, P.hybneri dan N. viridula adalah polong yang berasal dari tanaman kedelai umur 66-78, 60-70, 60-62 HST (Tengkano dkk, 2012).
Penelitian preferensi bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tanaman inang
yang paling dipilih oleh imago (Wijaya, 2007). Uji preferensi dilakukan untuk mengetahui tingkat preferensi suatu hama terhadap varietas yang diuji, sehingga
varietas, sehingga dapat ditentukan apakah suatu varietas dapat dijadikan sebagai sumber gen ketahanan atau tidak (Muzaholic, 2010).
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui preferensi makan hama Kepik Hijau (N. viridula L.) pada polong tanaman kacang kedelai dan kacang panjang di lapangan.
Hipotesa Penelitian
Hama kepik hijau N. viridula (Hemiptera:Pentatomidae) lebih menyukai
polong kacang Kedelai daripada polong Kacang Panjang.
Kegunaan Penelitian
- Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas sumatera Utara, Medan.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Kacang Kedelai
Adapun klasifikasi tanaman kedelai berdasarkan Adisarwonto (2005) adalah sebagi berikut:
Divisi : Spermatophyta Sub-Divisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Family : Leguminosinae Genus : Glycine
Spesies : Glycine max (L.) Merrill
Struktur akar tanaman kedelai terdiri atas akar lembaga (radikula), akar
tunggang (radix primaria), dan akar cabang (radix lateralis) berupa akar rambut. Akar kedelai memiliki bintil akar yang bentuknya bulat atau tidak beraturan yang merupakan koloni dari bakteri Rhizobium japonicum. Bakteri ini bersimbiosis dengan nitrogen bebas dari udara (Hanum, 2008).
Kedelai berbatang semak, dengan tinggi batang antara 30-100 cm. Setiap
batang mampu membentuk 3-6 cabang. Bila jarak antara tanaman dalam barisan rapat, cabang menjadi berkurang atau tidak bercabang sama sekali. Tipe pertumbuhan dapat dibedakan menjadi 3 macam yakni determinit, indeterminit,
dan semi determinit (Suprapto, 2001).
Umumnya, bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip
Umumnya daun mempunyai bulu dengan warna cerah dan jumlahnya bervariasi (Adisarwonto, 2005)
Perilaku pembungaan berbeda-beda, mulai dari sangat tidak terbatas hingga sangat terbatas. Bunga berwarna putih, ungu pucat, atau ungu, dapat menyerbuk sendiri (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Polong bulat agak gepeng berwarna hijau terang hingga hijau tua, biji yang telah tua berbentuk elips dengan warna coklat muda. Kedelai sayur memiliki
ukuran panjang polong sebesar 6-7 cm dengan jumlah biji sebanyak 2 hingga 4 tiap polongnya (Widati dan Hidayat, 2012).
Di dalam polong terdapat biji yang berjumlah 2-3 biji. Setiap biji kedelai
mempunyai ukuran bervariasi, mulai dari kecil, sedang, dan besar. Bentuk biji bervariasi tergantung pada varietas tanaman yaitu, bulat, agak gepeng, dan bulat
telur (Adisarwonto, 2005)
Botani Tanaman Kacang Panjang
Adapun klasifikasi tanaman kedelai berdasarkan Haryanto dkk (1995)
adalah sebagi berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub-Divisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Rosales
Family : Leguminosinae Genus : Vigna
Kacang panjang merupakan tanaman perdu semusim. Daunnya majemuk, tersusun atas tiga helai. Batangnya liat dan sedikit berbulu. Akarnya mempunyai
bintil yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara. Hal ini bermanfaat untuk menyuburkan tanah (Haryanto dkk, 1995)
Batang tanaman yang menjalar dan merambat ini dapat mencapai beberapa
meter. Selama pertumbuhannya, batang rambat kacang panjang biasanya ditopang dengan lanjaran untuk mencegah polong menyentuh tanah dan untuk
memungkinkannya tumbuh lurus (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Bunga kacang panjang berbentuk kupu-kupu. Ibu tangkai bunga keluar dari ketiak daun. Setiap ibu tangkai bunga mempunyai 3-5 bunga. Warna
bunganya ada yang putih, biru atau ungu. Bunga kacang panjang menyerbuk sendiri (Haryanto dkk, 1995).
Buahnya berbentuk polong bulat panjang dan ramping. Panjang polong sekitar 20-80 cm. warna polong hijau muda sampai hijau keputihan. Polong yang muda sifatnya renyah dan mudah patah. Setelah tua polong menjadi liat. Pada satu
polong dapat berisi 8-20 biji kacang panjang (Haryanto dkk, 1995). Kepik hijau N. viridula
Biologi Hama
Adapun klasifikasi dari hama kepik hijau N. viridula adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda
Family : Pentatomidae Genus : Nezara
Species : Nezara viridula (Magenta, 2010).
Telur diletakkan pada daun, polong, batang atau pada rumput secara
berkelompok antara 10-118 butir. Bentuk telur seperti cangkir, berwarna kuning
dan tiga hari sebelum menetas berubah menjadi merah bata
(Rukmana dan Sugandi, 1997).
Gambar 1. Telur N. viridula
(Sumber: Foto Langsung)
Nimfa muda yang baru keluar dari telur hidup bergerombol di dekat
tempat peletakan telur. Terdapat variasi warna pada nimfa sesuai dengan perkembangan instar. Instar pertama berwarna coklat muda, instar kedua hitam
dengan bintik putih, instar ketiga, keempat dan kelima hijau dengan bintik hitam dan putih. Nimfa biasanya hidup bergerombol sampai instar ketiga, sedangkan mulai instar keempat mereka akan berpencar dan hidup sendiri-sendiri. Nimfa
A B
D C
E
Gambar 2. Nimfa N. viridula A= Instar 1, B= instar 2, C= Instar 3, D= Instar 4, dan E= Instar 5
(Sumber: Foto Langsung)
dengan tiga bintik hijau, dan kuning polos. Umur imago berkisar antara 5-47 hari (Rukmana dan Sugandi, 1997). Kepik hijau terdapat diseluruh daerah tropis dan
daerah subtropis. Panjang kepik hijau sekitar 16 mm (Pracaya, 2007).
Gambar 3. Imago Nezara viridula
(Sumber: Foto Langsung)
Daur Hidup N. viridula L.
Jumlah telurnya lebih kurang 1.100 butir. Telur diletakkan berkelompok pada daun dengan masing-masing berjumlah 10-90 butir. Perkembangan telur
sampai dewasa lebih kurang 4-8 minggu. Jumlah daur hidupnya lebih kurang 60-80 hari, bahkan ada yang bisa mencapai setengah tahun. Warna nimfa cerah
(Pracaya, 2007).
Hama kepik hijau dapat menyelesaikan siklus hidupnya dalam 65 sampai 70 hari. Kepik hijau diketahui memiliki hingga empat generasi per tahun di iklim
hangat kepik hijau selama musim dingin berupa imago (dewasa) dan bersembunyi di kulit pohon, serasah daun, atau lokasi lain untuk mendapatkan perlindungan
Gejala Serangan
Bagian tanaman yang diserang kepik hijau adalah polong. Tingkat
serangan juga sulit diestimasi karena bersamaan dengan penghisap polong lainnya. Imago menghisap cairan polong dan biji kedelai. Akibat serangannya dapat menurunnkan, baik kualitas maupun kuantitas produksi serta menurunkan
daya kecambah (Saranga dkk, 2013).
Kepik hijau dapat menyerang tanaman kacang-kacangan, kentang dan
lain-lain (Polifag). Gejala serangan yang ditimbulkan oleh kepik hijau yaitu biji menjadi hitam, busuk,kulit biji keriput, dan bercak-bercak coklat; kadang-kadang polong kempes dan gugur dan daun bintik-bintik. Pada tanaman kacang kedelai
nilai ambang ekonomi hama ini yaitu 3 ekor/5 tanaman sampel umur 45 hari (Rukmana dan Sugandi, 1997).
Kerusakan pada polong akibat serangan kepik hijau beragam tergantung pada perkembangan polong tersebut. Serangan pada polong-polong muda menyebabkan polong tersebut menjadi kempis. Serangan pada saat pengisian biji
menyebabkan biji menghitam. Serangan pada polong-polong tua hanya menyebabkn terbentuknya bintik-bintik kecil atau kulit biji menjadi keriput
(Harahap, 1994).
Kepik hijau memiliki tipe alat mulut menusuk-mengisap. Bagian dari mulut yang seperti paruh panjang disebut mimbar. Cairan ludah dipompa ke
bawah saluran air liur dan cairan pada tanaman dihisap seperti makanan kanal. Semua bagian tanaman dapat dimakan, tetapi pertumbuhan
bintik-bintik kecoklatan atau hitam. Tusukan ini mempengaruhi kualitas buah yang dapat dimakan dan jelas menurunkan nilai pasarnya. Pertumbuhan buah
muda terhambat dan sering layu (Squitier, 2013). Preferensi
Tanaman inang adalah tanaman yang menjadi makanan dan tempat tinggal
organisme hama. Bila tanaman yang disukai terdapat dalam jumlah banyak, populasi hama cepat meningkat. Sebaliknya, bila makanan kurang, populasi hama
akan turun selain jumlah tanaman yang disukai, sifat tanamanpun mempengaruhi perkembangan hama tanaman. Ada tanaman yang tahan terhadap gangguan hama (resisten) ada pula tanaman yang tidak tahan (peka) terhadap hama. Penyebab
resistensi tanaman antara lain (1) antibiotik dalam tubuh tanaman: pengaruh fisiologis hama yang sifatnya sementara atau tetap, sebagai akibat serangga
tersebut makan dan mencerna cairan tanaman tertentu, (2) nonpreference: rasa ketidaksukaan serangga hama terhadap tanaman untuk dimakan, berkembang biak dan berlindung, (3) sifat toleran: suatu kemampuan tanaman untuk
menyembuhkan luka akibat serangan hama (Rukmana dan Sugandi, 1997).
Serangga tertarik kepada tumbuhan adalah untuk tempat bertelur,
berlindung dan sebagai pakannya. Bagian-bagian tumbuhan yang digunakan sebagai makanan adalah daun, tangkai, bunga, buah, akar, cairan tumbuhan dan madu. Beberapa bagian tanaman dapat digunakan untuk tempat berlindung atau
membuat kokon. Hampir 50% dari serangga adalah pemakan tumbuhan (fitofagus), selebihnya pemakan serangga lain atau sisa-sisa tumbuhan dan
Pada umumnya serangga tidak menggantungkan hidupnya pada satu jenis tanaman inang tetapi juga mempunyai beberapa inang lain. Hal ini akan lebih
mendukung keberhasilannya hidup di alam. Berbagai jenis serangga hama kedelai dan vektor virus di Propinsi Sumatera Selatan pada tahun 2005 memiliki tanaman inang sebagai berikut: Tanaman inang R. linearis antara lain: kacang panjang,
kedelai, kacang hijau, Crotalaria sp., Legumenoceae, dan kacang gude. Pada Lamprosema indicata tanaman inangnya adalah kacang panjang, kedelai, kacang hijau, buncis, dan kacang tunggak. Tanaman inang N. viridula antara lain; kacang
panjang, kedelai, Crotalaria sp., buncis, dan kacang tunggak. Sedangkan E. zinckenella dapat ditemukan pada tanaman inang kedelai, Crotalaria sp., dan
kacang tanah. Lyriomyza dapat ditemukan pada tanaman inang kacang panjang, kedelai, kacang hijau, ketimun, dan buncis (Afifah, 2009).
Pemilihan serangga terhadap tanaman sebagai makanan, tempat bertelur ataupun tempat berlindung sangat ditentukan oleh sifat-sifat fisik dan zat-zat yang terkandung dalam tanaman itu sendiri. Jenis tanaman sebagai makanan biasanya
terbatas pada famili atau genus yang sama, walaupun beberapa hama mempunyai inang yang banyak (Hosang, 2010).
Hasil percobaan Herlinda dkk (2004) preferensi oviposisi P. xylostella pada
caisin, kanola, sawi jabung, sawi tanah, dan kardamin yang diletakkan pada satu kurungan (uji pilihan) menunjukkan perbedaan nyata. Dengan demikian, apabila
imago betina P. xylostella diberi kesempatan memilih jenis inang untuk tempat penelurannya, maka ngengat betina cenderung lebih memilih salah satu jenis
jabung paling disukai untuk peletakan telur oleh betina P. xylostella. Selain itu, caisin dan kanola cenderung lebih disukai dibandingkan sawi tanah dan kardamin
untuk oviposisi. Jadi, sawi jabung dan kanola merupakan tumbuhan inang yang lebih dipilih untuk oviposisi dan pakan larva P. xylostella.
Berdasarkan penelitian Purnomo dkk (2008) dapat diketahui bahwa tanaman
kentang, kacang buncis, kacang endul, dan caisin lebih dipilih dan lebih sesuai bagi kehidupan L. huidobrensis dibandingkan tanaman tomat, mentimun,
galinggang, dan sawi tanah. Nilai laju pertambahan intrinsik (r) L. huidobrensis yang tinggi pada tanaman kentang (0,1395) berperan besar dalam menunjang tingginya populasi dan serangan lalat pengorok daun pada pertanaman kentang di
lapangan. Caisin (nilai r = 0,1270) sesuai untuk digunakan dalam pembiakan massal lalat pengorok daun di laboratorium.
Proses Penerimaan Inang dari Hama
Kelimpahan serangga herbivora dapat dipengaruhi oleh proses-proses yang termasuk dalam proses bottom-up ataupun top-down. Dalam proses bottom-up, kelimpahan serangga herbivora dipengaruhi oleh faktor seperti nutrisi dan jenis tumbuhan, patch, serta lingkungan (musim dan tempat), sedangkan untuk top-down kelimpahan serangga herbivore dipengaruhi oleh faktor musuh alami (Hamid, 2009). Hasil penelitian pada Tetranycus bimaculatus bahwa populasi serangga ini meningkat pada saat kandungan nitrogen tanaman inang berlimpah
(Paat dkk, 2012).
Secara alami serangga hama akan mampu memilih sumber makanan yang
varietas dan komposisi kimia yang terkandung dalam suatu bahan akan berpengaruh besar pada sifat prefensi tersebut (Yasin, 2009).
Preferensi serangga terhadap stimuli mekanis yang berasal dari struktur fisis maupun sifat permukaan tanaman, beralinan pula. Struktur dan sifat fisis permukaan tanaman meliputi antara lain, tebalnya kulit, panjang dan lebatnya
bulu-bulu pada permukaan daun, besarnya stomata dan tebalnya lapisan kutikula. Preferensi serangga terhadap stimuli-stimuli mekanis tersebut erat hubungannya
dengan struktur daripada alat-alat dan cara mengambil pakan maupun peletakkan telur yang dimilikinya (Sodiq, 2009).
Nutrisi memegang peranan penting bagi kehidupan serangga. Serangga
akan dapat tumbuh dengan normal apabila memperoleh pakan dalam kuntitas dan kualitas yang cukup. Kualitas pakan banyak ditentukan oleh mutu gizi pakan
tersebut, sedangkan mutu gizi pakan ditentukan oleh nutrisi yang terkandung didalamnya. Pakan yang dikonsumsi oleh serangga harus memenuhi kebutuhan serangga terhadap nutrisi yang sangat kompleks. Nutrisi diperlukan untuk
perkembangan, produksi telur, dan mempertahankan hidup. Kebutuhan nutrisi bagi serangga tidak hanya kecukupan jumlah pakan saja tetapi kesesuaian hama
terhadap nutrisi dalam pakan. Apabila tersedia pakan tetapi tidak sesuai bagi serangga akan mempengaruhi perkembangannya (Handayani, 2008).
Kebutuhan nutrisi serangga dapat berubaha sewaktu-waktu, tergantung
pada pertumbuhan, reproduksi, diapauses atau perpindahan. Biasanya serangga pada fase larva awal membutuhkan kandungan nitrogen yang tinggi dibandingkan
tubuh dan otot-otot. Segala jenis protein mengandung unsure nitrogen, karbon, hidrogen, oksigen, dan belerang (Sari, 2011)
Unsur pakan (gizi) berpengaruh terhadap kehidupan serangga. Bagi serangga, karbohidrat (sukrose, fuktose) merupakan sumber energi terbesar guna keperluan system reproduksi dan lama hidup. Protein diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan serangga. Kualitas protein tergantung dari asam amino seperti arginin, lisin, leusin, isoleusin, triptopan, histidin, fenil alanin,
methionin, valin dan treonin. Lemak, asam lemak dan sterol dibutuhkan serangga untuk persediaan energi dan perkembangan sayap. Beberapa jenis serangga menggunakna lemak murni seperti asam linoleik dan asam linolenik. Ordo Diptera
memerlukan asam linoleik dan linolenik. Vitamin walaupun dalam jumlah sedikit dibutuhkan bagi kehidupan serangga. Serangga fitofag biasanya perlu
vitamin-vitamin yang larut dalam air (hidropilik). Vitamin yang larut dalam lemak seperti A, D, E, K juga sering dibutuhkan serangga. Vitamin A untuk penglihatan, vitamin C untuk pergantian kulit dan vitamin E untuk reproduksi. Mineral seperti
Sodium, K, Mn, Fe, Cu dan Zn dibutuhkan untuk pertumbuhan optimal. Sedangkan air berfungsi dalam kehidupan serangga untuk mengatur
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25 m dpl. Penelitian ini
dilaksanakan mulai bulan April 2014 sampai dengan Juli 2014. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan penelitian ini adalah benih kacang kedelai, benih
kacang panjang, hama N. viridula, top soil, kompos, polibag berukuran 8 kg, pupuk dan bahan lainnya yang mendukung dalam penelitian ini.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, sungkup (kain
kasa), gembor, papan sampel, bambu, stoples, alat tulis, kamera dan alat pendukung lainnya.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yang yang terdiri dari 2 perlakuan yaitu:
K1 = Kacang Kedelai K2 = Kacang Panjang
Dengan ulangan sebanyak 9 kali, yang diperoleh dengan menggunakan rumus: t (r-1) ≥ 15
2 (r-1) ≥ 15
2r-2 ≥ 15 2r ≥ 17
maka diperoleh ulangan sebanyak 9 kali Model linear yang digunakan adalah:
Yij = µ +
λ
j + βj +ε
ijYij = nilai pengamatan perlakuan ke-j dan ulangan ke-i
µ
= nilai tengahλ
j = Pengaruh ulangan ke-iβj = pengaruh perlakuan ke-j
ε
ij = pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-j dan ulangan ke-iPelaksanaan Penelitian Persiapan Media Tanam
Disediakan top soil dan kompos yang dicampur secara homogen kemudian
diisi ke dalam polibag sebanyak 18 buah dan disusun ke dalam rumah kasa. Penanaman Benih
Setelah media tanam selesai dipersiapkan, benih kacang kedelai dengan varietas anjasmoro dan kacang panjang varietas parade tavi ditanam dengan 2 benih/lubang dengan kedalaman lubang 1-3 cm dan ditutup kembali dengan tanah
tipis tanpa dipadatkan. Pemeliharaan Tanaman Penyiraman
Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan pemberian pupuk urea 0,3 gr, TSP 0,6 gr,
dan KCl 0,3 gr / tanaman. Seluruh jenis pupuk diberikan pada waktu bersamaan dengan waktu tanam.
Penyiangan
Untuk menghindari persaingan antara gulma dan tanaman, maka dilakukan penyiangan. Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan membersihkan
gulma yang terdapat disekitar tanaman dalam polibag maupun diluar polibag. Penjarangan
Penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 10 hari setelah tanam
dengan menyisakan satu tanaman yang memiliki pertumbuhan sehat dan kuat. Pemasangan Turus
Pemasangan turus pada tanaman kacang panjang dilakukan dengan menggunakan batang bambu. Pemasangan dilakukan setelah tanaman berumur 2 minggu atau mencapai tinggi 25 cm.
Pemasangan sungkup
Penyungkupan dilakukan pada saat tanaman memasuki fase generatif
yakni tanaman mulai berbunga. Ukuran sungkup yang digunakan yaitu 1 m x 0,5 m x 1,5 m.
Introduksi Hama
kedelai dan kacang panjang. Jumlah hama yang dimasukkan sebanyak 15 ekor setiap sungkup masing-masing 8 ekor betina dan 7 ekor jantan .
Parameter Pengamatan
1. Populasi Imago N. viridula
Pengamatan populai imago N. viridula dilakukan selama 2 minggu dengan
interval waktu 1 kali dalam 2 hari dengan cara menghitung imago N. viridula yang terdapat pada perlakuan K1 (kacang kedelai) dan K2 (kacang panjang).
2. Persentase polong terserang
Pengamatan persentase polong yang terserang oleh hama N. viridula setelah diaplikasikan ke dalam sungkup dilakukan hanya sekali yakni pada akhir
penelitian, dengan menggunakan rumus sebagai berikut: A
P = x 100% N
Keterangan:
P = Tingkat kerusakan polong
A = Jumlah polong yang dirusak N = jumlah seluruh polong
3. Gejala Serangan
Pengamatan gejala serangan yang disebabkan oleh hama N. viridula dilakuan hanya sekali saja yakni pada saat tanaman sudah dipanen pada umur 90
hari setelah tanam dengan cara membuka polong dari masing-masing perlakuan. 4. Populasi Telur dan Nimfa Hama N. viridula
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah Populasi imago N. viridula Pada Tanaman Kacang Kedelai dan Kacang Panjang
Dari hasil analisis sidik ragam jumlah populasi N. viridula pada setiap perlakuan menunjukkan hasil yang berbeda sangat nyata, seperti yang terlihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Rataan Populasi imago N. viridula pada setiap perlakuan selama 2 minggu
perlakuan Populasi imago N. viridula pada pengamatan ke-
1 2 3 4 5 6 7
K1 9.67a 10.11a 10.33a 10.67a 10.00a 10.44a 10.00a K2 5.33b 4.89b 4.67b 4.33b 5.00b 4.56b 5.00b Keterangan: Angka-angka yang diikuti notasi yang sama pada kelompok kolom yang
sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % menurut Duncan Multiple Range test
Pengamatan selama 2 minggu yang telah dilakukan menunjukkan bahwa populasi hama N. viridula lebih banyak terdapat pada perlakuan K1 (Kacang
kedelai) yakni dengan rata-rata sebesar 10,17 ekor dan yang terendah terdapat pada perlakuan K2 (Kacang panjang) yakni dengan rata-rata 4,83 ekor. Hal ini
menunjukkan bahwa hama N. viridula lebih menyukai tanaman kacang kedelai dibandingkan dengan tanaman kacang panjang sebagai inangnya. Tanaman inang adalah tanaman yang menjadi makanan dan tempat tinggal organisme hama.
(Rukmana dan Sugandi, 1997) menyatakan bila tanaman yang disukai terdapat dalam jumlah banyak, populasi hama cepat meningkat. Sebaliknya, bila makanan
kurang, populasi hama akan turun selain jumlah tanaman yang disukai, sifat tanamanpun mempengaruhi perkembangan hama tanaman.
Faktor lain yang menyebabkan populasi imago N. viridula lebih tinggi pada
deskripsi dari kedua tanaman tersebut terutama pada bagian polong tanaman. Polong dari tanaman kacang kedelai berumpun, sehingga memungkin untuk hama N. viridula turun ke bagian polong untuk mendapatkan makanan sekaligus tempat berteduh pada saat terik matahari. Hal ini didukung dengan pernyataan Sodiq (2009) menyatakan hama kepik hijau N. viridula merupakan hama penghisap
polong yang tersebar luas, dan sering menimbulkan kerusakan pada kedelai, kacang hijau dan kacang-kacangan. Baik serangga dewasa maupun nimfa instar
III, instar IV dan instar V pada waktu pagi hari biasanya tinggal diam di permukaan daun bagian atas. Pada saat matahari mulai terik, serangga tersebut mulai turun ke bagian polong untuk makan
dan berteduh.
Persentase Polong Terserang Hama N. viridula Pada Tanaman Kacang Kedelai dan Kacang Panjang
Dari hasil analisis sidik ragam persentase polong terserang hama
N. viridula pada setiap perlakuan menunjukkan hasil yang berbeda sangat nyata antara K1(kacang kedelai) dan K2 (kacang panjang) dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Persentase polong terserang hama N. viridula pada setiap perlakuan pada
akhir pengamatan
Perlakuan Intensitas Serangan (%)
K1 83.95a
K2 33.85b
Keterangan: Angka-angka yang diikuti notasi yang sama pada kelompok kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % menurut Duncan Multiple Range test
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa intensitas serangan hama N. viridula tertinggi terdapat pada perlakuan K1 (kacang kedelai) dengan rata-rata sebesar
lebih menyukai polong tanaman kedelai sebagai sumber makanannya dibandingkan dengan polong tanaman kacang panjang. Hal ini menunjukkan
bahwa ada beberapa sifat dari tanaman kacang kedelai dan juga zat-zat yang terkandung di dalamnya yang disukai oleh hama ini. Menurut Hosang (2010) pemilihan serangga terhadap tanaman sebagai makanan, tempat bertelur ataupun
tempat berlindung sangat ditentukan oleh sifat-sifat fisik dan zat-zat yang terkandung dalam tanaman itu sendiri.
Tingginya persentase serangan hama N. viridula pada perlakuan K1
(kacang kedelai) disebabkan kandungan nutrisi yang dibutuhkan serangga untuk kelangsungan hidupnya lebih tinggi pada perlakuan K1 (kacang kedelai)
dibandingkan pada perlakuan K2 (kacang panjang). Nutrisi yang dibutuhkan serangga pada umumnya digolongkan menjadi karbohidrat, protein, lemak, air,
dan eberapa vitamin. Berdasarkan deskripsi benih kacang kedelai varietas anjasmoro dapat dilihat bahwa kandunga protein sebesar 41,8-42,1% dan kandungan lemak 17,2-18,6%. Berdasarkan Anto (2013) menyatakan nilai gizi
kacang panjang pada protein sebesar 2,7 g, lemak sebesar 0,3 g, dan karbohidrat sebesar 7,8 g. Handayani (2008) menyatakan karbohidrat secara umum
merupakan sumber energi dan dapat digantikan oleh protein dan lemak yang disesuaikan dengan jenis penggunaan dan perubahan energi oleh serangga. Asam amino merupakan senyawa kimia pembentuk protein yang diperlukan untuk
pertumbuhan yang optimal bagi kelangsungan hidup serangga. Serangga membutuhkan lemak untuk pertumbuhan normal dan reproduksi. Selain itu lemak
Banyak hal yang mempengaruhi hama N. viridula lebih memilih tanaman kacang kedelai sebagai sumber makanan untuk kelangsungan hidupnya
dibandingkan dengan tanaman kacang panjang. Salah satunya yaitu kandungan nutrisi yang terkadung dalam polong kacang kedelai dan kacang panjang. Salah satu nutrisi yang sangat dibutuhkan serangga yaitu protein (mengandung unsur
Carbon, Hidrogen, Oksigen, dan Nitrogen). Serangga membutuhkan protein untuk kebutuhan strukturalnya, sebagai enzim, reseptor, untuk kebutuhan transport dan
penyimpanan. Menurut Sodiq (2009) menyatakan Unsur pakan (gizi) berpengaruh terhadap kehidupan serangga. Bagi serangga protein diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan serangga. Berdasarkan hasil analisis nitrogen dan
karbon yang telah dilakukan dimana kandungan nitrogen pada perlakuan K1 (kacang kedelai ) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan K2 (Kacang
panjang) yaitu masing-masing sebesar 3,04% dan 2,43% dan kandungan karbon tertinggi juga terdapat pada perlakuan K1 (kacang kedelai) daripada perlakuan K2 (kacang panjang) yakni masing-masing sebesar 3,04% dan 2,43%.
Gejala Serangan N. viridula
Imago N. viridula yang telah diaplikasikan pada masing-masing perlakuan
setelah pembentukan polong mengakibatkan biji dari tanaman kedelai dan kacang panjang menjadi keriput dan kempis seperti yang terlihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Gejala serangan N. viridula (A= biji kedelai, B= biji kacang panjang) Sumber : Foto langsung
Dari pengamatan yang telah dilakukan bahwa hama N. viridula menyerang tanaman kedelai dengan cara menusuk dan mengisap cairan yang terdapat pada
polong tanaman sebelum polong memasuki fase pengisian biji. Hal inilah yang menyebabkan biji tidak terbentuk pada polong tanaman (Gambar 4). Hal ini didukung dengan pernyataan Harahap (1994) yang menyatakan bahwa kerusakan
pada polong akibat serangan kepik hijau beragam tergantung pada perkembangan polong tersebut. Serangan pada polong-polong muda menyebabkan polong
tersebut menjadi kempis. Serangan pada saat pengisian biji menyebabkab biji menghitam.
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa gejala serangan hama
N. viridula lebih banyak terdapat pada biji tanaman kacang kedelai dibanding dengan tanaman kacang panjang. Hal ini menunjukkan bahwa hama ini lebih
memilih tanaman kacang kedelai sebagai sumber makanannya yang memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan biji tanaman kacang panjang. Yasin (2009) menyatakan Pada hama-hama tanaman pangan, dan produk pertanian dalam
simpanan, makanan sangat diperlukan untuk menopang tingkat hidup yang aktif, terutama pada proses peneluran dan stadium larva. Stadium imago porsinya
menjadi kecil karena periode kehidupannya menjadi relatif pendek apabila hama-hama tersebut telah meletakkan telur. Kesesuaian makanan erat kaitannya dengan dinamika serangga memilih sumber makanan yang cocok untuk pertumbuhan
Jumlah Populasi Telur dan Nimfa N. viridula Pada Tanaman Kacang Kedelai dan Kacang Panjang
Dari hasil analisis sidik ragam jumlah populasi telur N. viridula pada setiap perlakuan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata antara perlakuan K1 dan K2.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada jumlah populasi telur
N. viridula pada masing perlakuan yang tertinggi terdapat pada perlakuan K2 (kacang panjang) yakni rataan sebesar 10,78 butir dan yang terendah terdapat
pada perlakuan K1 yakni dengan rataan sebesar 31,56 butir.
Dari hasil analisis sidik ragam jumlah populasi Nimfa N. viridula pada setiap perlakuan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata antara perlakuan K1
dan K2.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada jumlah populasi nimfa N. viridula pada masing perlakuan yang tertinggi terdapat pada perlakuan K2 yakni rataan sebesar 9,67 ekor dan yang terendah terdapat pada perlakuan K1 yakni dengan rataan sebesar 7,67 ekor.
Pada akhir penelitian dapat dilihat bahwa hama N. viridula meletakkan telur pada kedua tanaman tersebut yakni di bawah permukaan daun
masing-masing tanaman namun ada juga telur yang diletakkan pada kain kasa (sungkup kedua tanaman) (Gambar 5). Hal inilah yang menyebabkan jumlah populasi telur dan nimfa tidak berbeda nyata pada setiap perlakuan. Dimana jumlah telur atau
Gambar 5. Tempat peletakan telur N. viridula (a= daun kedelai, b=daun kacang panjang, c= sungkup)
Sumber : Foto langsung
Hal ini sesuai dengan Hosang (2010) yang menyatakan bahwa pemilihan
serangga terhadap tanaman sebagai makanan, tempat bertelur ataupun tempat berlindung sangat ditentukan oleh sifat-sifat fisik dan zat-zat yang terkandung dalam tanaman itu sendiri. Jenis tanaman sebagai makanan biasanya terbatas pada
famili atau genus yang sama, walaupun beberapa hama mempunyai inang yang banyak. Seperti yang diketahui dalam deskripsi tanaman kacang kedelai varietas anjasmoro (Lampiran 2) mengandung protein dan lemak masing-masing sebesar
41,8-42,1% dan 17,2-18,6%.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Rata-rata jumlah populasi imago N. viridula tertinggi terdapat pada perlakuan K1 (Kacang kedelai) yaitu 10,17 ekor dan yang terendah pada perlakuan K2
(kacang panjang) yaitu 4,83 ekor.
2. Intensitas serangan hama N. viridula tertinggi terdapat pada perlakuan K1 (kacang kedelai) yaitu 83.95% dan yang terendah terdapat pada perlakuan K2
(kacang panjang) yaitu 33.85%.
3. Gejala serangan hama N. viridula menyebabkan polong pada perlakuan K1 (kacang kedelai) dan K2 ( kacang panjang) menjadi kempis dan bijinya
mengerut.
4. Jumlah popolasi telur N. viridula yang tertinggi terdapat pada perlakuan K2
(kacang panjang) yaitu dengan rata-rata 10,78 butir dan yang terendah terdapat pada perlakuan K1 (kacang kedelai) yaitu dengan rata-rata 31,56 butir.
5. Jumlah popolasi nimfa N. viridula yang tertinggi terdapat pada perlakuan K2 (kacang panjang) yaitu dengan rata-rata 9,67 ekor dan yang terendah terdapat
pada perlakuan K1 (kacang kedelai) yaitu dengan rata-rata 7,67 ekor. Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai uji preferensi hama Kepik
DAFTAR PUSTAKA
Adisarwanto T. 2005. Kedelai. Penebar swadaya, Jakarta.
Afifah L. 2009. Profil Balitkapi dan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) pada Tanaman Kedelai. IPB, Bogor.
Anto A. 2013. Teknologi Budidaya Kacang Panjang. Penyuluh Pertanian BPTP. Kalimantan Tengah.
BPS. 2013. Produksi Sayuran di Indonesia. Badan Pusat statistic dan Direktorat Jenderal Hortikultura
Direktorat Bina Perlindungan Tanaman. 1999. Dominasu dan Tingkat Serangan Hama Kedelai. Direktorat Bina Perlindungan Tanaman.
Edi S. dan J. Bobihoe. 2010. Budidaya Tanaman sayuran. BPTP, Jambi.
Hamid H. 2009. Komunitas Serangga Herbivora Penggerek Polong Legum dan Parasitoidnya: Studi Kasus di Daerah Palu dan Toro, Sulawesi Tengah. Disertasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Handayani FD. 2008. Biologi Carpophilus hemipterus L. (Coleoptera: Nitidulidae) pada Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.). Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.
Hanum C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Harahap IS. 1994. Seri PHT Hama Palawija. Penebar Swadaya, Jakarta.
Harsono A. 2008. Strategi Pencapaian Swasembada Kedelai Melalui Perluasan Areal Tanam Di Lahan Kering Masam. Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan Dan Umbi-Umbian, Malang
Haryanto, E., T. Suhartini, dan E, Rahayu. Budidaya Kacang Panjang. Penebar swadaya, Jakarta.
Herlinda, S., R. Thalib dan R. M. Saleh. 2004. Perkembangan dan Preferensi Plutella xylostella L. (Lepidoptera:Plutellidae) pada Lima Jenis Tumbuhan Inang. J. Hayati 11(4):130-134.
Koswanudin D. 2011. Pengaruh Ekstrak Daun Agalia Odorata Terhadap Perkembangan Hama Pengisap Polong Kedelai Nezara Viridula Dan Riptortus Linearis. Balai Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
Magenta. 2010. Hama dan Penyakit pada Kedelai. Diakses dari
Marwoto. 2007. Dukungan Pengendalian Hama Terpadu dalam Program Bangkit Kedelai. Balai Penelitian Tanaman kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang.
Muzaholic. 2010. Resistensi Tanaman terhadap Serangga Hama. Diakses dari
Nurhadi. 2012. Komposisi Serangga hama Tanaman padi di desa Karang Agung dan Pagar gunung Kecamatan Rambang Lubai Kabupaten Muara Enim. J. Ilmiah Ekotrans 12(1):1-8
Paat FJ., J Palealu, dan J Manueke. Produksi Kubis dan Persentase Serangan Crocidolomia pavonana pada Beberapa Pola Tanam Kubis. Eugenia 18(1):72-80
Pracaya. 1999. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta. . 2007. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta.
Purnomo., A Rauf., S Sosromarsono Dan T Santoso. 2008. Kesesuaian Dan Preferensi Liriomyza huidobrensis (Blanchard) (Diptera: Agromyzidae) Pada Berbagai Tumbuhan Inang. J. HPT Tropika 8(2):102-109
Rubatzky VE dan Yamaguchi M. 1998. Sayuran Dunia: Prinsip, Produki, dan Gizi. Penerbit ITB, Bandung.
Rukmana R dan U Sugandi. 1997. Hama Tanaman dan Teknik Pengendalian. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Saranga AP., N Agus., Fatahuddin dan A Gassa. 2013. Dampak Aplikasi Ekstrak Beberapa Jenis Mol Sebagai Insektisida Nabati Terhadap Populasi Hama Utama Kedelai dan Musuh Alaminya. Universitas Hasanuddin, Makasar.
Sari M. 2011. Identifikasi Protein Menggunakan Fourier Transform Infrared (FTIR). Skripsi. Universitas Indonesia. Depok.
Squitier JM. 2013. Southern Green Stink Bug, Nezara viridula (Linnaus) (Insecta: Hemiptera: Pentatomidae). University of Florida, Florida.
Suprapto. 2001. Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya, Jakarta.
Tengkano W., M Iman dan AM Tohir. 2012. Bioekologi, Serangan dan Pengendalian Hama Pengisap dan Penggerek Polong Kedelai. Balai Penelitian Tanaman Pangan, Bogor.
Widati F dan IM Hidayat. 2012. Kedelai Sayur (Glycine max L. Merill) sebagai Tanaman Pekarangan. Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Bandung.
Widhayasa B., D Wulandari, E Nuzulia, dan F Herdatiarni. 2012. Pengaruh Protein Bagi Pertumbuhan dan Perkembangan Serangga. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.
Wijaya IN. 2007. Preferensi Diaphorina citri Kuwayama (Homoptera:Psyllidae) pada Beberapa Jenis Tanaman Jeruk. J. Agritrop 28(3):110-118
Lampiran 1. Bagan Penelitian
U1
U2
U3
U4
U5
U6
U7
U8
U9
K1 K1
K1
K1
K1 K1
K1 K1
K1 K2
K2 K2
K2
K2 K2
K2
K2 K2
Lampiran 2. Deskripsi Benih Kacang Kedelai ANJASMORO Dilepas tahun : 22 Oktober 2001
SK Mentan : 537/kpts/TP.240/10/2001 Nomor Galur : Mansuria 395-49-4
Asal : Seleksi massa dari populasi galurmurni mansuria
Daya Hasil : 2,03-2,25 t/ha
Warna hipokotil : ungu Warna epikotil : ungu Umur berbunga : 37,7-39,4 hari Umur polong masak : 82,5-92,5 hari Tinggi tanaman : 64-68 cm Percabangan : 2,9-5,6 cabang Jumlah. Buku batang utama : 12,9-14,8 Bobot 100 biji : 14,8-15,3 g Kandungan protein : 41,8-42,1% Kandungan lemak : 17,2-18,6%
Kerebahan : Tahan rebah
Ketahanan thd penyakit : Moderat terhadap karat daun Sifat-sifat lain : Polong tidak mudah pecah
Lampiran 3. Deskripsi Benih Kacang Panjang
DESKRIPSI KACANG PANJANG VARIETAS PARADE TAVI
Asal : PT. East West Seed Indonesia
Ketahanan terhadap penyakit : tahan terhadap Gemini virus / Mungbean
Yellow Mosaic India Virus (MYMIV) Daya simpan polong pada suhu
(29 – 31 0C siang, 25 – 27 0C malam)
: 3 – 5 hari setelah panen
Hasil polong per hektar : 18,85 – 24,69 ton
Populasi per hektar : 25.000 tanaman
Kebutuhan benih per hektar : 3,5 – 3,8 kg
Penciri utama : warna kelopak bunga ungu kehijauan,
warna paruh polong hijau, biji coklat dengan ujung putih
Keunggulan varietas : produksi tinggi, tahan Gemini Virus /
Mungbean Yellow Mosaic India Virus
(MYMIV)
Wilayah adaptasi : beradaptasi dengan baik di dataran rendah
dengan ketinggian 50 – 300 m dpl
Pemohon : PT. East West Seed Indonesia
Pemulia : Asep Harpenas, Drikarsa
Lampiran 4. Jumlah populasi imago N. viridula (Pengamatan 1)
Tabel 1. Data jumlah imago N. viridula pada setiap perlakuan (pengamatan 1)
Perlakuan Ulangan Total Rataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Perlakuan Ulangan Total Rataan
Lampiran 5. Jumlah populasi N. viridula (Pengamatan 2)
Tabel 1. Data jumlah imago N. viridula pada setiap perlakuan (pengamatan 2)
Perlakuan Ulangan Total Rataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Perlakuan Ulangan Total Rataan
Lampiran 6. Jumlah populasi N. viridula (Pengamatan 3)
Tabel 1. Data jumlah imago N. viridula pada setiap perlakuan (pengamatan 3)
Perlakuan Ulangan Total Rataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Perlakuan Ulangan Total Rataan
Lampiran 7. Jumlah populasi N. viridula (Pengamatan 4)
Tabel 1. Data jumlah imago N. viridula pada setiap perlakuan (pengamatan 4)
Perlakuan Ulangan Total Rataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Perlakuan Ulangan Total Rataan
Lampiran 8. Jumlah populasi N. viridula (Pengamatan 5)
Tabel 1. Data jumlah imago N. viridula pada setiap perlakuan (pengamatan 5)
Perlakuan Ulangan Total Rataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Perlakuan Ulangan Total Rataan
Lampiran 9. Jumlah populasi N. viridula (Pengamatan 6)
Tabel 1. Data jumlah imago N. viridula pada setiap perlakuan (pengamatan 6)
Perlakuan Ulangan Total Rataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Perlakuan Ulangan Total Rataan
Lampiran 10. Jumlah populasi N. viridula (Pengamatan 7)
Tabel 1. Data jumlah imago N. viridula pada setiap perlakuan (pengamatan 7)
Perlakuan Ulangan Total Rataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Perlakuan Ulangan Total Rataan
Lampiran 11. Persentase polong yang terserang hama N. viridula
Tabel 1. Data persentase polong yang terserang hama N. viridula pada setiap perlakuan
Perlakuan Ulangan Total Rataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Perlakuan Ulangan Total Rataan
Lampiran 12. Jumlah Populasi Telur N. viridula pada Setiap Perlakuan Tabel 1. Data jumlah telur N. viridula pada setiap perlakuan
Perlakuan Ulangan Total Rataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
K0 37 0 42 72 0 0 92 0 41 284 31.56
K1 0 0 0 0 0 0 0 97 0 97 10.78
Total 37 0 42 72 0 0 92 97 41 381 42.33 Rataan 18.5 0 21 36 0 0 46 48.5 20.5 190.5 21.17
Transformasi √X+0.5
Perlakuan Ulangan Total Rataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
K1 6.12 0.71 6.52 8.51 0.71 0.71 9.62 0.71 6.44 40.05 4.45 K2 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 9.87 0.71 15.53 1.73 Total 6.83 1.41 7.23 9.22 1.41 1.41 10.32 10.58 7.15 55.58 6.18 Rataan 3.42 0.71 3.61 4.61 0.71 0.71 5.16 5.29 3.57 27.79 3.09
Daftar Sidik Ragam
SK db JK KT F hitung F.05 F.01 Ket
Blok 8 58.20 7.27
Perlakuan 1 33.39 33.39 1.44 5.32 11.26 tn
Galat 8 185.01 23.13
Total 17 218.40
FK 171.599
Lampiran 13. Jumlah Populasi Nimfa N. viridula pada Setiap Perlakuan Tabel 1. Data jumlah nimfa N. viridula pada setiap perlakuan
Perlakuan Ulangan Total Rataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Perlakuan Ulangan Total Rataan