• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor – faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor – faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI DESA PALUH MANAN

KECAMATAN HAMPARAN PERAK TAHUN 2012

NADRAH AULIA LUBIS 125102132

KARYA TULIS ILMIAH

(2)
(3)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI DESA PALUH MANAN KEC. HAMPARAN

PERAK TAHUN 2012 ABSTRAK Nadrah Aulia Lubis

Latar belakang : Saat ini angka kematian ibu di Indonesia masih relatif tinggi dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Salah satunya dipengaruhi oleh tempat pertolongan yang tidak tepat, diantaranya sebagian besar persalinan ditolong oleh tenaga yang tidak berkopeten (dukun) (Rohmah, 2010).

Tujuan penelitian : untuk menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 67 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling. Penelitian ini dilakukan di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak. Analisa data menggunakan data univariat. Hasil : hasil diperoleh berdasarkan frekuensi yaitu menunjukkan mayoritas persalinan di tolong oleh bidan sebanyak 38 orang (35,2%), dengan tanpa indikasi medis, mendapatkan motivasi dari suami, aksesabilitas dekat, dan mendapatkan motivasi dari tenaga kesehatan.

Kesimpulan : dari penelitian ini yaitu aksesabilitas menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi penolong persalinan, pada penelitian ini akses yang jauh cendrung memilih penolong persalinan di dukun dan di dokter, terlihat bahwa ada faktor lain yang mempengaruhi ibu sehingga walaupun memiliki jarak yang jauh tetapi ibu tetap memilih sebagai penolong persalinannya.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atas karunia dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Faktor – faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Erniyati, S.Kep.MNS, Pudir I D-IV Bidan Pendidik dan sebagai dosen pembimbing penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang telah menyediakan waktu dan memberikan arahan serta masukan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

3. Seluruh Dosen dan staff administrasi Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan serta ilmu kepada penulis

4. Kedua orang tua ayahanda dan ibunda tercinta yang telah memberikan Do’a, dukungan baik morir maupun materil kepada penulis

5. Teman-teman Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawata Universitas Sumatera Utara yang selama ini telah memberi penulis semangat dan motivasi

(5)

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap kritik dan saran yang mmembangun dari pembaca demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga semua bantuan, kritik dan saran yang telah diberikan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Medan, Juli 2013

(6)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan ... 6

1. Pengertian Persalinan ... 6

(7)

D. Pendidikan ... 14

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL A. Kerangka Konsep ... 22

B. Defenisi Operasional ... 23

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 25

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Analisa univariat ... 29

(8)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 40 B. Saran ... 40

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan penolong persalinan di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012………..29 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan ibu di Desa

Paluh Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012………….………..30 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan status ekonomi keluarga

di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak tahun 2012………...……30 Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan aksesabilitas di Desa

Paluh Manan Kec. Hamparan Perak tahun 2012…………..………...31 Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan sumber informasi di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012………..….31 Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan motivasi di Desa Paluh

Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012……….……31 Tabel 5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan status kesehatan ibu di

Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012………….….32 Tabel 5.8 Distribusi frekuensi responden berdasarkan budaya di Desa Paluh

Manan Kec. Hamparan Perak di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak tahun 2012……….32 Tabel 5.9 Distribusi frekuensi responden berdasarkan faktor – faktor yang

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran

1. Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden

2. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) 3. Lembar Cheklist

4. Master data penelitian 5. Hasil out put data penelitian

6. Surat izin data penelitian dari fakultas keperawatan USU 7. Balasan surat izin penelitian

(11)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI DESA PALUH MANAN KEC. HAMPARAN

PERAK TAHUN 2012 ABSTRAK Nadrah Aulia Lubis

Latar belakang : Saat ini angka kematian ibu di Indonesia masih relatif tinggi dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Salah satunya dipengaruhi oleh tempat pertolongan yang tidak tepat, diantaranya sebagian besar persalinan ditolong oleh tenaga yang tidak berkopeten (dukun) (Rohmah, 2010).

Tujuan penelitian : untuk menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 67 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling. Penelitian ini dilakukan di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak. Analisa data menggunakan data univariat. Hasil : hasil diperoleh berdasarkan frekuensi yaitu menunjukkan mayoritas persalinan di tolong oleh bidan sebanyak 38 orang (35,2%), dengan tanpa indikasi medis, mendapatkan motivasi dari suami, aksesabilitas dekat, dan mendapatkan motivasi dari tenaga kesehatan.

Kesimpulan : dari penelitian ini yaitu aksesabilitas menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi penolong persalinan, pada penelitian ini akses yang jauh cendrung memilih penolong persalinan di dukun dan di dokter, terlihat bahwa ada faktor lain yang mempengaruhi ibu sehingga walaupun memiliki jarak yang jauh tetapi ibu tetap memilih sebagai penolong persalinannya.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan dan persalinan merupakan hal yang wajar yang terjadi pada seorang perempuan. Meskipun merupakan suatu hal yang fisiologis, kehamilan dan persalinan memiliki banyak resiko yang dapat membahayakan nyawa ibu dan janinnya. Seorang ibu ketika akan mendekati waktu kelahiran bayi perlu mempersiapkan segala sesuatunya sebaik mungkin. Salah satu persiapan yang perlu dilakukan adalah memilih tenaga kesehatan yang akan menolong proses persalinan. Tenaga kesehatan yang dianjurkan pemerintah adalah bidan dan dokter. Permasalahan ketersedian tenaga kesehatan tersebut tidak menjadi masalah pada daerah kota maupun desa yang mudah terjangkau tetapi menjadi masalah di desa-desa yang terpencil yang sedikit atau bahkan sulit ditemukan tenaga kesehatan (Necel, 2009).

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia Angka Kematian Ibu tertinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand hanya 44/100.000 kelahiran hidup. Malaysia 39/ 100.000 kelahiran hidup, dan dingapura 6/100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007).

Berdasarkan SDKI 2007 angka kematian ibu di Indonesia 228/100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi, upaya untuk menurunkan angka kematian ibu ini, target Millenium Development Goals (MDGs) 2015 yakni menurunkan angka kematian ibu menjadi 102/100.000 kelahiran hidup.

(13)

hidup, tahun 2003 terdapat 345 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2004 terdapat 330 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2005 terdapat 320 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2006 terdapat 315 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2007 terdapat 275 per 100.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2008 menjadi 260 per 100.000 kelahiran hidup, angka ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan rata – rata nasional tahun 2007 yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Provsu, 2009).

Kematian ibu diakibatkan beberapa faktor resiko keterlambatan, yaitu tiga terlambat diantaranya terlambat dalam pemeriksaan kehamilan atau terlambat mengambil keputusan, terlambat dalam memperoleh pelayanan persalinan dari tenaga kesehatan, dan terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat dalam keadaan emergensi (PERMENKES, 2011).

Tempat bersalin merupakan hal yang perlu didiskusikan pada pendidikan prenatal, karena merupakan satu tahapan persiapan yang harus sudah diputuskan sebelum ibu sampai pada hari persalinan. Pemilihan tempat bersalin dan penolong persalian yang tidak tepat akan berdampak secara langsung pada kesehatan ibu (Rohmah, 2010).

Saat ini angka kematian ibu di Indonesia masih relatif tinggi dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Salah satunya dipengaruhi oleh tempat pertolongan yang tidak tepat, diantaranya sebagian besar persalinan ditolong oleh tenaga yang tidak berkopeten (dukun). Pilihan penolong persalinan tersebut bisa dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya pengetahuan dalam mencari penolong persalinan yang aman. (Rohmah, 2010).

(14)

Seharusnya pemilihan tenaga persalinan ditentukan oleh nilai resiko kehamilan dan jenis persalinan yang direncanakan. Persalinan resiko rendah dapat dilakukan di puskesmas, polindes, atau rumah bersalin. Sedangkan persalinan resiko tinggi harus dilakuka di rumah sakit. Jenis penolong persalinan meliputi tenaga professional adalah dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat. Sedangkan penolong persalinan non tenaga kesehatan disebut dukun bersalin (Jannah, 2012). Desa Paluh Manan kec. Hamparan Perak terdiri dari 5 dusun yang memiliki 1 Poskesdes, 1 puskesmas, dan 2 dukun bayi. Angka kelahiran di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak tahun 2012 dari bulan Januari sampai Desember 2012 berjumlah 67 orang baik ditolong oleh bidan,dukun maupun dokter, dengan jumlah kepala keluarga 310 kepala keluarga .

Berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas dengan melihat masih adanya persalinan yang ditolong oleh tenega non kesehatan penulis tertarik untuk mengadakan penelitian untuk mengetahui faktor - faktor apa saja yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan di Desa Paluh Mana Kecamatan Hamparan Perak tahun 2012.

B. Rumusan Masalah

(15)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012.

2. Tujuan Khusus

1. Untuk menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012 berdasarkan pendidikan ibu.

2. Untuk menggambarkan faktor-faktor yang memepengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012 berdasarkan status ekonomi keluarga.

3. Untuk menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012 berdasarkan aksesabilitas.

4. Untuk menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan di Desa Paluh Manan Kec.Hamparan Perak Tahun 2012 berdasarkan sumber informasi.

5. Untuk menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan di Desa Paluh Manan Kec.Hamparan Perak Tahun 2012 berdasarkan Motivasi.

(16)

7. Untuk menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalina di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012 berdasarkan Budaya.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pelayanan kebidanan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang bagaimana Ibu memilih bidan atau tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan yang dapat dijadikan sebagai masukan dalam peningkatan kualitas pelayanan kebidanan.

2. Bagi Pendidikan kebidanan

Sebagai bahan masukan, perbandingan, dan tambahan informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya.

3. Bagi Peneliti

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Persalinan

1. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar (prawirohardjo, 2009).

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri), yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain (Mochtar, 1998).

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan 1) Tenaga atau kekuatan (Power)

Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligamen. Keempat kekuatan tersebut bekerja sama dengan baik dan sempurna. Dengan adanya kontraksi dan kekuatan mengedan dari ibu mendorong janin kearah bawah, kontaksi ini juga menimbulkan putaran paksi dalam, penurunan kepala atau bagian terendah sehingga menekan serviks dimana terdapat fleksus frankenhauser yang menyebabkan terjadinya kontraksi dan refleks mengedan. Dengan adanya kontraksi dan refleks mengedan ini semakin mendorong bagian terendah sehingga terjadilah pembukaan dan dilatasi serviks.

2) Jalan lahir (Passage)

(18)

3) Janin (passenger)

Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan. Kepala ini pula yang paling banyak mengalami cedera pada persalinan, sehingga dapat membahayakan hidup janin kelak. Biasanya apabila kepala janin sudah lahir, maka bagian-bagian yang lain dengan mudah menyusul kemudian.

4) Psikis wanita (ibu)

Dukungan psikologis pada ibu bersalin sangat penting untuk memperlancar proses persalinan.

5) Penolong

Penolong atau pemimpin persalinan (dokter, bidan, penolong lainnya) memiliki peranan penting dalam proses persalinan (Mochtar,1998)

3. Proses terjadinya persalinan

Yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang turut berperan:

1) Teori penurunan hormon: 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dam progesteron. Progesteron bekerja sebagai penegang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesterone turun.

2) Teoti plasenta menjadi tua: akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menyebabkan kontraksi rahim.

(19)

4) Teori iritasi mekanik: di belakang serviks terletak ganglionservikale (fleksus frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala

janin, akan timbul kontraksi uterus.

5) Induksi partus (induction of labour). Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan:

• Gagang laminaria: beberapan laminaria dimasukkan dalam kanalis

servikalis dengan tujuan merangsang pleksus Frankenhauser. • Amniotomi: pemecahan ketuban

• Oksitosin drips: pemberian oksitosin menurut tetesan per infuse (Mochtar,

1998)

4. Tanda – tanda persalinan

1) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur 2) Keluar lender bercampur darah (blood show) yang lebih banyak karena

robekan – robekan kecil pada serviks.

3) Kadang – kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

4) Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah ada (Mochtar, 1998).

5. Tahapan dalam persalinan Persalinan dibagi dalam 4 kala yaitu:

(20)

2) Kala II : dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida (Prawirohardjo, 2009).

3) Kala III : dimulai dari setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit (Prawirohardjo, 2009).

4) Kala IV : dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum (Prawirohardjo, 2009).

B. Tempat Persalinan

Tempat persalinan merupakan hal yang perlu didiskusikan pada pendidikan prenatal, karena merupakan satu tahapan persiapan yang harus diputuskan sebelum ibu sampai pada hari persalinan. Tempat bersalin termasuk salah satu faktor yang dapat mempengaruhi psikologi ibu bersalin. Tempat bersalin di unit pelayanan kesehatan memiliki beberapa pilihan di puskesmas, atau di rumah sakit dengan berbagai tingkatan (Rohmah, 2010).

1. Pelayanan persalinan tingkat pertama

Pelayanan persalinan tingkat pertama adalah pelayanan yang diberikan oleh dokter atau bidan yang berkompeten dan berwenang memberikan pelayanan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas, dan pelayanan KB pasca salin, serta pelayanan bayi baru lahir, termasuk pelayanan persiapan rujukan pada saat terjadinya komplikasi.

2. Pelayanan persalinan tingkat lanjutan

(21)

komplikasi yang tidak dapat ditangani pada fasilitas kesehatan tingkat pertama yang dilaksanakan berdasarkan rujukan atas indikasi medis (PERMENKES, 2011).

Tempat persalinan, meliputi:

1. Puskesmas pelayanan obstetrik neonatal emergensi dasar (PONED)

Adalah Puskesmas yang mempunyai kemampuan dalam memberikan pelayanan kebidanan dan bayi baru lahir emergensi dasar.

2. Rumah sakit pelayanan obstertik neonatal emergensi komprehensif (PONEK) Adalah rumah sakit yang mempunyai kemampuan dalam memberikan pelayanan kebidanan dan bayi baru lahir emergensi komprehensif.

3. Bidan praktek mandiri

Adalah praktik bidan swasta perorangan (PERMENKES, 2011)

D. Penolong Persalinan

Yang dimaksud dengan penolong persalinan adalah orang – orang yang biasa memeriksa wanita hamil atau memberikan pertolongan selama persalinan dan nifas. Tenaga yang dapat memeberikan pertolongan selama persalinan dapat dibedakan menjadi dua yaitu tenaga kesehatan (mereka yang mendapat pendidikan formal yaitu dokter spesialis, dokter umum, bidan, dan perawat bidan) dan bukan tenaga kesehatan yaitu dukun bayi ( Prawirohardjo, 2009).

Pilihan penolong persalinan bisa dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya jarak dengan fasilitas pelayanan kesehatan, alat transportasi, letak demografi daerah, dan pengetahuan mencari penolong persalinan yang aman. Pemilihan penolong persalinan yang tidak tepat akan berdampak secara langsung pada kesehatan ibu (Rohamah, 2010) .

(22)

1. Tenaga kesehatan yang diperbolehkan menolong persalinan adalah dokter umum, bidan, dan serta dokter kebidanan dan kandungan. Banyaknya persalinan yang masih di tangani oleh dukun yang menjadi salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu (Jannah, 2012).

2. Pemilihan penolong persalinan ditentukan oleh pasien, nilai resiko kehamilan, dan jenis persalinan yang akan direncanakan bagi masing – masing pasien (Jannah, 2012).

3. Pemilihan pasien berdasarkan resiko dimaksudkan agar penanganan kasus lebih terarah dan ditangani oleh tenaga yang kompeten.

4. Setiap penolong persalinan harus selalu berhati –hati dan mempersiapkan segala sesuatunya untuk mengatasi penyulit yang mungkin terjadi (jannah, 2012) .

Faktor – faktor yang mempengaruhi ibu memilih penolong persalinan oleh tenaga kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Tenaga kesehatan dapat menimimalkan komplikasi dan apabila terjadi komplikasi bisa segera diketahui dan dirujuk ke Rumah sakit

2. Memberikan perhatian secara khusus disaat proses persalinan berlangsung 3. Memperhatikan kemajuan persalinan

4. Waspada bila tiba – tiba timbul kelainan yang akan menganggu atau menghambat persalinan

5. Melakukan kunjungan rumah dan mempersiapkan persalinan bagi ibu hamil dan keluarganya

(23)

Penolong persalinan meliputi: 1. Bidan

1) Pengertian Bidan

Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di negeri itu (Rukiyah dan Yulianti, 2011).

Menurut DEPKES RI bidan adalah seorang wanita yang telah mengakui pendidikan kebidanan yang diakui oleh pemerintah dan telah menyelesaikan pendidikan tersebut dan lulus ujian yang telah ditentukan serta memperoleh ijazah yang terdaftar sebagai persyaratan utama untuk melakukan praktek sesuai dengan profesinya (Rukiyah dan Yulianti, 2011).

2) Peran dan Fungsi Bidan

Bidan mempunyai peran dan fungsi sebagai pelaksana asuhan kebidanan berdasarkan ruang lingkup praktek kebidanan, sebagai pengelola untuk mengembangkan pelayanan dasar kesehatan, sebagai pendidik bidan memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan peran serta masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak dan sebagai peneliti, bidan melakukan penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri maupun secara kelompok (Syafrudin dan Hamidah, 2009).

3) Standar Praktik Kebidanan

1. Standar pelayanan umum meliputi, Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat, pencatatan dan pelaporan.

(24)

3. Standar pertolongan persalinan meliputi, asuhan persalinan kala I, persalinan kala II yang aman, penatalaksanaan aktif persalinan kala III, penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomy.

4. Standar pelayanan nifas, meliputi perawatan bayi baru lahir, penanganan pada 2 jam pertama setelah persalinan, pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas. 5. Penanganan kegawatdaruratan obstetri-neonatus, meliputi penanganan

perdarahan pada kehamilan trimester III, penanganan kegawatan pada eklamsia, penanganan kegawatdaruratan pada partus lama, peesalinan dengan menggunakan vakum ekstraktor, penanganan retensio plasenta, penanganan perdarahan post partum primer dan sekunder, penanganan sepsis peurpuralis, penanganan asfiksia neonatorum (Meilani, dkk, 2009).

2. Spesialis kandungan (Obgyn)

Obtetri adalah spesialisasi pembedahan yang menangani pelayanan kesehatan wanita selama masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Sedangkan pengertian “kebidanan” adalah pelayanan yang sama namun bukan merupakan tindakan yang berkaitan dengan pembedahan. Hal ini yang membedakan profesi dokter kebidanan dengan bidan. Sedangkan ginekologi adalah ilmu yang mempelajari dan menangani kewanitaan (science of women). Namun secara khusus adalah ilmu yang mempelajari dan menangani kesehatan alat reproduksi wanita (organ kandungan) yang terdiri atas rahim, vagina, dan indung telur ( Progestian, 2010).

(25)

rehabilitative (perbaikan kelainan yang timbul) pada alat reproduksinya (Progestian, 2010).

3. Dukun Bayi

1) Pengertian Dukun bayi

Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat yang pada umumnya adalah seorang wanita yang pada umumnya adalah seorang wanita yang mendapat kepercyaan serta memiliki keterampilan menolong persalinan secara tradisional dan dianggap terampil dan dipercaya oleh masyarakat untuk menolong persalinan, perawatan ibu dan anak sesusi dengan kebutuhan masyarakat (Meilani, 2009)

Dukun bayi adalah orang yang dianggap terampil dan dipercaya oleh masyarakat untuk menolong persalinan dan perawatan ibu dan anak sesuai dengan kebutuhan masyarakat (Syarifudin dan Hamidah, 2009)

2) Peran Dukun bayi dalam Pertolongan Persalinan di Masyarakat

Dukun bayi merupakan sosok yang sangat dipercaya dikalangan masyarakat, dukun bayi memberikan pelayanan khususnya bagi ibu hamil sampai nifas dengan sabar. Apabila pelayanan selesai mereka lakukan, sangat diakui oleh masyarakat bahwa mereka memiliki tarif pelayanan yang jauh lebih murah dibandingkan dengan bidan. Umumnya masyarakat merasa nyaman dan tenang bila persalinannya ditolong oleh dukun bayi atau lebih dikenal dengan dukun kampung, akan tetapi ilmu kebidanan yang dimiliki oleh dukun bayi sangat terbatas karena didapatkan secara turun temurun (Meilani, 2009).

E. Pendidikan

a. Pengertian Pendidikan

(26)

mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo, 2007).

b. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang sudah ditamatkan oleh ibu yang dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu:

1. Rendah

Jika tingkat pendidikan tidak tamat SD, tamat SD, tamat SMP atau sederajat. 2. Tinggi

Jika tingkat pendidikan tamat SMA maupun perguruan tinggi (Ahmadi, 2005). Pendidikan mempengaruhi pengetahuan dan kemampuan ibu dalam memilih penolong persalinannya, pada tingkat pendidikan SMA, ibu mempunyai daya serap yang baik, pada ibu dengan tingkat pendidikan SMP kebawah relatif belum mempunyai pengetahuan yang baik tentang pemilihan penolong persalinan (Rohmah, 2010)

F. Status Ekonomi

Status ekonomi adalah suatu keadaan yang menunjukkan segala hal berkaitan dengan urusan keuangan suatu rumah tangga. Salah satu indikator ekonomi suatu keluarga dapat diketahui berdasarkan hanya pendapatan keluarga setiap bulannya. Penghasilan perbulan dihitung dengan menjumlah penghasilan setiap bulan yang berupa gaji, upah, dan pendapatan dari usaha (BPS, 2006).

(27)

Kelas sosial ekonomi yang rendah memungkinkan memiliki pandangan yang menyimpang dari pandangan profesi kesehatan. Tenaga kesehatan harus dapat menyadari efek yang timbul oleh status ekonomi yang rendah, status ekonomi yang rendah dapat mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan, sebab masalah biaya menjadi masalah utama dalam memilih penolong persalinan (Rohmah, 2010).

G. Aksesabilitas

Yang dimaksud dengan aksesabilitas yaitu ketersediaan pelayanan kesehatan di komunitas dengan keterjangkauan baik dari segi jarak maupun finansial. Komunitas dengan akses kefasilatas kesehatan rendah cendrung memiliki status kesehatan yang rendah,(Rosita, 2012).

Beberapa faktor yang memepengaruhi Aksesabilitas: 1. Jarak yang cukup jauh dan sulit dicapai

2. Kurangnya informasi tentang kemampuan fasilitas kesehatan 3. Keterbatasan biaya

4. Tradisi yang menghambat pemanfaatan tenaga dan fasilitas kesehatan (Rosita, 2012).

Jarak ketenaga kesehatan, sulitnya mendapatkan fasilitas kesehatn serta kurangnya informasi dapat mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinannya.

H. Motivasi

(28)

Salah satu perilaku yang dapat diukur yaitu dukungan keluarga atau suami saat ibu bersalin (Rohmah, 2010).

Pendamping persalinan khususnya suami selalu ada di dekat ibu saat bersalin yang merupakan hal yang untuk membahagiakan ibu, kehadiran pendamping diharapkan tidak hanya pada saat persalinan saja, tetapi juga masa kehahiran dan menjelang persalinan seperti mempersiapkan segala kelengkapan persalinan sebagaimana dalam sebuah iklan layanan masyarakat SIAGA “siap antar jaga” (Nurrahmatun, 2011).

Pendamping persalinan harus ditentukan jauh hari sebelum persalinan, dalam kebiasaan kita sebagai orang yang berbudaya timur suami sebagai calon utama untuk menjadi pendamping saat persalinan walaupun dahulunya suami masih dianggap janggal menjadi pendamping persalinan, pendamping yang bijak dapat membentu dan mendampingi ibu saat proses persalinan dan pengambilan keputusan (Nurrahmatun, 2011).

Ibu kandung atau sahabat dekat dianggap orang yang memahami sakitnya persalinan, namun kehadiran suami saat proses persalinan masih menjadi nomor satu bagi ibu bersalin (Nurrahmatun, 2011).

I. Budaya

(29)

membentuk, mengatur, dan mempengaruhi tindakan atau kegiatan individu – individu suatu kelompok social untuk memenuhi berbagai kebutuhan kesehatan (Rohmah, 2010).

Asuhan kebidanan bagi ibu hamil yang holistik menekankan pada lingkungan (budaya) dan aspek – aspek kebidanan yang lain. M. Leininger dalam konsep keperawatan lintas budaya menyatakan bahwa terdapat tiga kategori budaya yang memerlukan tindakan keperawatan yang berbeda. Tiga kategori tersebut antara lain: 1. Culture preservation (baik dan mendukung kesehatan)

2. Culture accommodation (tidak bertentangan dengan kesehatan) 3. Culture repattering (bertentangan dengan kesehatan)

Leininger berpendapat bahwa budaya yang baik di masyarakat perlu didukung dan dipertahankan (maintenance), budaya yang tidak bertentangan dinegoisasi (negociation) untuk mendapat manfaat yang lebih sehat, sedangkan budaya yang bertentangan dengan kesehatan perlu dibantu dan dibimbing untuk berubah (restructuring)dan memodifikasi gaya hidup masyarakat sehingga mendapatkan kesehatan yang memuaskan dari pada sebelumnya (Rohmah, 2010).

J. Sumber Informasi

Sumber informasi merupakan informasi yang diterima seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung. Sumber informasi dapat diterima dari tenaga kesehatan, keluarga, tetangga, media massa, media cetak, yang dapat mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinannya.

Sumber informasi dapat dibagi menjadi dua yaitu:

(30)

a. Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan sangat bervariasi antara lain:

1. Booklet

Ialah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dan bentuk buku, baik buku tulisan maupun gambar

2. Leaflet

Ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan atau melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar, atau kombinasi

3. Flyer (selebaran)

Ialah seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk lipatan 4. Flip chart (lembar balik)

Media penyampaian pesan atau informasi-informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik, biasanya dalam bentuk buku, dimana tiap lembar berisi gambar peragaan dan dibaliknya berisi kalimat pesan atau informasi berkaitan dengan gambar tersebut

5. Rubrik atau tulisan

Rubric atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah, mengenai bahasan suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan

6. Poster

(31)

7. Foto yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan (Notoatmodjo, 2003).

b. Media elektronik

Media elektronik sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan dan jenisnya berbeda-beda, antara lain:

1. Televisi

Penyampaian pesan atau informasi-informasi kesehatan melalui media televise dapat dalam bentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi atau Tanya jawab sekitar masalah kesehatan, pidato (ceramah), TV, sport, kuis, atau cerdas cermat, dan sebagainya

2. Radio

Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui radio juga dapat berbentuk macam-macam seperti obrolan (Tanya jawab), sandiwara, radio, ceramah, radio spot, dan sebagainya

3. Video

Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan dapat melalui video 4. Slide

Slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan (Notoadmodjo, 2003)

c. Media papan (Bill board)

(32)

umumnya. Pendekatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan dengan cara ceramah dan penyuluhan kesehatan. Sumber informasi mempunyai pesan yang besar dalam meningkatkan pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).

K. Status kesehatan

Status kesehatan merupakan keadaan yang menunjukkan segala kondisi yang sedang dialami seseorang. Pemilihan penolong persalinan ditentukan oleh pasien, nilai resiko kehamilan, dan jenis persalinan yang akan direncanakan bagi masing – masing pasien (Jannah, 2012).

Pemilihan pasien berdasarkan resiko dimaksudkan agar penanganan kasus lebih terarah dan ditangani oleh tenaga yang kompeten seperti spesialis kandungan.Setiap penolong persalinan harus selalu berhati –hati dan mempersiapkan segala sesuatunya untuk mengatasi penyulit yang mungkin terjadi (jannah, 2012).

(33)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dari penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012, berdasarkan teori yang telah diuraikan sebelumnya maka yang menjadi variabel independen dan dependen dalam penelitian ini adalah:

Gambar 3.1 Kerangka konsep Pendidikan

Status ekonomi

Aksesabilitas

Sumber informasi

Motivasi

Penolong Persalinan

Status kesehatan

(34)
(35)
(36)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional dimana variabel independen (pendidikan, status ekonomi,

aksesabilitas, sumber informasi, motivasi, status kesehatan, budaya) dan variabel dependen (penolong persalinan) diteliti dalam waktu bersamaan.

B. Populasi dan sampel 1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu pasca melahirkan yang berada di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak pada bulan Januari - Desember Tahun 2012, baik yang ditolong oleh bidan, dokter obgyn maupun dukun bayi, dengan jumlah ibu yang melahirkan 67 orang ibu.

2. Sampel

a. Besaran Sampel

Sampel pada penelitian ini yaitu seluruh ibu – ibu pasca melahirkan dari bulan Januari sampai Desember Tahun 2012, yang ditolong oleh bidan, dokter obgyn maupun dukun bayi. Dengan jumlah sampel 67 orang ibu.

b. Tekhnik pengambilan sampel

(37)

C. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di Desa Paluh Manan kec. Hamparan Perak.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2012 sampai dengan bulan juni 2013.

E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Dekan dan institusi pendidikan Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin Kepala Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak.

Dalam penelitian ini terdapat beberapa yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu memberikan penjelasan kepada calon responden peneliti tentang tujuan prosedur penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent, responden berhak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan. Peneliti melindungi subjek dari nama baik, bebas dari tekanan fisik dan psikologis yang mungkin timbul akibat penelitian ini. Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar observasi, tetapi dengan memberi kode pada masing - masing lembar tersebut, data - data dari responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar checkhlist, yaitu data karakteristik responden yaitu: pendidikan ibu, status ekonomi,

(38)

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrumen penelitian dibuat langsung oleh peneliti, tidak di uji validitasnya, dikarenakan instrumen penelitian disusun berdasarkan literatur yang ada dan telah dikonsulkan kepada pembimbing.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data, yaitu peneliti terlebih dahulu mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian melalui bagian pendidikan Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan dan Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Setelah mendapat surat izin, peneliti menyampaikan surat ke Kepala Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak.

(39)

I. Analisa Data

Analisa data yang terkumpul, maka peneliti mengolah dengan beberapa tahap, yang pertama Editing yaitu hasil wawancara atau angket yang diproleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah kegiatan untuk pengecekkan dan perbaikan isian formulir. Kemudian Coding yaitu mengubah data yang berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau

bilangan. Koding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukkan data. Tabulasi yaitu membut tabel-tabel data,sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.

Metode statistik untuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis Univariat

(40)

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan di Desa Paluh Manan Kec.Hamparan Perak Tahun 2012. Pengambilan data ini telah dilaksanankan mulai dari bulan Januari – Mei 2013 di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak dengan jumlah responden sebanyak 67 orang.

Telah dilakukan penelitian pada 67 orang ibu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan, dengan hasil sebagai berikut:

1. Berdasarkan Penolong Persalinan

(41)

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penolong Persalinan Di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012

Frekuensi Persentase (%)

Penolong Persalinan

- Dukun 24 22,2

- Bidan 38 35,2

- Dokter Obgyn 5 4,6 2. Berdasarkan Pendidikan Ibu

Hasil penelitian pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa mayoritas responden berpendidikan SMP sebanyak 32 orang (47,8%).

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu Di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012

3. Berdasarkan satatus ekonomi

Hasil penelitian pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa mayoritas status ekonomi keluarga ibu <1.200.000/bulan

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Ekonomi Keluarga Di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012

Frekuensi Persentase (%)

Status ekonomi

- <1.200.000 41 61,2

(42)

4. Berdasarkan Aksesabilitas

Hasil penelitian pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa mayoritas aksesabilitas atau jarak rumah ibu ketenaga kesehatan jauh sebanyak 44 orang ibu (65,7%).

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Aksesabilitas Di Desa Paluh manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012

Frekuensi Persentase(%)

Aksesabilitas

- Jauh 44 65,7

- Dekat 23 34,3

5. Berdasarkan Sumber informasi

Hasil penelitian pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa mayoritas sumber informasi yang didapat ibu yaitu dari orang tua atau keluarga sebanyak 33 orang ibu (49,3%).

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012

Frekuensi Persentase(%)

Sumber informasi

- Tenaga Kesehatan 32 47,8

- Orang tua/Keluarga 33 49,3

- Media massa 2 3,0

6. Berdasarkan motivasi

(43)

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Motivasi Di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012

Frekuensi Persentase(%)

Motivasi

- Suami 51 76,1

- Orang tua/Mertua 10 14,9

- Teman/Kerabat 6 9,0 7. Berdasarkan Status Kesehatan

Berdasarkan penelitian pada tabel 5.7 menunjukkan bahwa mayoritas Status kesehatan ibu tidak ada indikasi medis sebanyak 62 orang (92,5%).

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Kesehatan Di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak tahun 2012

Frekuensi Persentase(%) Status Kesehatan

- Tidak ada indikasi medis 62 92,5

- Indikasi Medis 5 7,5

8. Berdasarkan Budaya

Berdasarkan penelitian pada tabel 5.8 menunjukkan bahwa mayoritas budaya yang mempengaruhi ibu yaitu keyakinan ibu sebanyak 39 (58,2%).

Tabel 5.8

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Budaya Di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012

Frekuensi Presentase(%) Budaya

- Kebiasaan keluarga 28 41,8

- Keyakinan ibu 39 58,2

9. Berdasarkan faktor – faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan

(44)

persalinannya oleh dukun sebanyak 22 orang (14,7%), mayoritas ibu aksesabilitas atau jarak ketenaga kesehatan jauh memilih bersalin di dukun sebanyak 21 orang (14,1%), mayoritas ibu yang mendapar sumber informasi dari tenaga kesehatan memilih penolong persalinannya oleh bidan sebanyak 27 orang (19%), mayoritas ibu yang mendapatkan motivasi dari suami memilih persalinannya di bidan sebanyak 29 orang ibu (19,4%), mayoritas ibu yang memiliki status kesehatan tidak ada indikasi medis memilih persalinannya oleh bidan sebanyak 38 orang (25,4%), mayoritas ibu yang memiliki budaya atau kebiasaan memilih persalinannya atas keyakinan ibu memilih bersalin di bidan sebanyak 31 orang (20,8%).

Tabel 5.9

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan faktor-Faktor yang

mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan Di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012

(45)

Medis

- Indikasi Medis 0 0 0 0 5 3,3 5 7,5 Budaya

- Kebiasaan keluarga 21 14,1 7 4,7 0 0 28 41,8 - Keyakinan ibu 3 2 31 20,8 5 3,3 39 58,2

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian, diperoleh mayoritas penolong persalinan di tolong oleh Bidan sebanyak 38 orang ibu (56,7%), di tolong oleh Dukun 24 orang ibu (35,8%), dan ditolong oleh Dokter Obgyn sebanyak 5 orang ibu (7,5%), Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam memilih penolong persalinannya yaitu:

1. Faktor yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemilihan Penolong Persalinan Berdasarkan Pendidikan ibu

Berdasarkan hasil penelitian terhadap ibu yang telah memilih penolong persalinannya mayoritas berpendidikan rendah memilih penolong persalinan di dukun sebanyak 16 orang (10,7%), dan yang berpendidikan tinggi memilih persalinan di bidan dan dokter

Pendidikan mempengaruhi pengetahuan dan kemampuan ibu dalam memilih penolong persalinannya, pada tingkat pendidikan SMA, ibu mempunyai daya serap yang baik, pada ibu dengan tingkat pendidikan SMP kebawah relatif belum mempunyai pengetahuan yang baik tentang pemilihan penolong persalinan (Rohmah, 2010).

Sesuai dengan Teori Green (1980) bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi oleh pendidikan, pengetahuan, dan ketercapaian layanan.

(46)

kesimpulan dari penelitian ini menyatakan semakin rendah pendidikan ibu maka kemungkinan ia melahirkan di dukun atau non tenaga kesehatan (Rohmah, 2010). 2. Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemilihan Penolong Persalinan

Berdasarkan Status Ekonomi Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian terhadap ibu yang telah memilih penolong persalinannya mayoritas ekonomi rendah memilih penolong persalinannya di dukun sebanyak 22 orang (14,7%), dan yang ekonomi tinggi memilih bersalin di bidan dan dokter.

Ekonomi yang rendah sering memiliki pandangan yang menyimpang dari pandangan profesi kesehatan, status ekonomi rendah mayoritas memilih penolong persalinan di dukun sebab biaya yang dikenakan untuk persalinan lebih murah dibandingkan di tenaga kesehatan. status ekonomi yang rendah mempengaruhi dalam memilih penolong persalinan ibu.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Hapsari yaitu responden yang mempunyai status ekonomi rendah mempunyai peluang 1.8 kali untuk memanfaatkan dukun bayi sebagai penolong persalinan dibanding dengan responden yang status ekonomi tinggi.

(47)

3. Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemilihan Penolong Persalinan Berdasarkan Aksesabilitas

Berdasarkan hasil penelitian terhadap ibu yang telah memilih penolong persalinannya dilihat dari aksesabilitas memilih penolong persalinan di bidan mayoritas dekat sebanyak 20 orang (13,4%), memilih penolong persalinan di dukun mayoritas jauh sebanyak 21 orang (14,1%), dan memilih penolong persalinan di Dokter mayoritas jauh sebanyak 5 orang (3,3%).

Akses ketenaga kesehatan yang tidak terjangkau atau sulit terjangkau mempengaruhi dalam pemilihan penolong persalinan, orang akan lebih memilih tempat yang mudah terjangkau.

Aksesabilitas menyangkut ketersediaan pelayanan kesehatan di komunitas dengan keterjangkauan baik dari segi jarak maupun finansial. Komunitas dengan akses kefasilatas kesehatan rendah cendrung memiliki status kesehatan yang rendah (Rosita, 2012).

Pilihan penolong persalinan bisa dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya jarak dengan fasilitas pelayanan kesehatan, alat transportasi, letak demografi daerah, dan pengetahuan mencari penolong persalinan yang aman. Pemilihan penolong persalinan yang tidak tepat akan berdampak secara langsung pada kesehatan ibu (Rohmah, 2010) .

Tetapi pada hasil penelitian ini bukan hanya karena jauhnya ke tenaga kseshatan menjadi faktor dalam memilih penolong persalinan tetapi ada faktor lain yang mempengaruhinya, seperti memilih persalinan di dokter bukan karena aksesabilitas tetapi karena ada faktor lain yang mempengaruhi.

(48)

Berdasarkan hasil penelitian terhadap ibu yang telah memilih penolong persalinannya, ibu yang mendapatkan sumber informasi dari orang tua atau keluarga sebanyak 21 orang (14,1%) memilih bersalin di dukun, dan mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan memilih penolong persalinannya di Bidan sebanyak 27 orang (19%), dan di dokter sebanyak 5 orang (3,3%).

Peran tenaga kesehatan adalah memberikan informasi kepada ibu hamil dan pasangannya tentang beberapa tempat persalinan yang aman. Segala keuntungan yang akan didapat ibu jika ia memilih tempat persalinan yang tepat (Rohmah, 2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Setiyadi (2001) Tidak ada perbedaan bermakna sumber informasi yang di dapat dari tokoh masyarakat dalam memilih penolong persalinan, tokoh masyarakat hanya member informasi yang bisa dipakai dalam menentukan penolong persalinan.

5. Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemilihan Penolong Persalinan Berdasarkan Motivasi

Berdasarkan hasil penelitian terhadap ibu yang telah memilih penolong persalinannya siapaun penolong persalinan ibu baik bidan, dukun, maupun dokter , suami menjadi motivator utama.

Motivasi dapat dilihat sebagai penguat perilaku, pemuas kebutuhan, pengurangan ketidakkonsistenan. Motivasi merupakan tindakan yang dapat diukur secara tidak langsung melalui konsekuensi atau hasil yang berkaitan dengan perilaku. Salah satu perilaku yang dapat diukur yaitu dukungan keluarga atau suami saat ibu bersalin (Rohmah, 2010).

(49)

dan mendampingi ibu saat proses persalinan dan pengambilan keputusan saat persalinandan sebelum persalinan (Nurrahmatun, 2011).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anwar (2003) bahwa suami lebih dominan dalam mengambil keputusan dalam pemilihan penolong persalinan, motivasi dan dukungan suami dapat membahagiakan ibu saat persalinan. 6. Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemilihan Penolong Persalinan

berdasarkan Status Kesehatan Ibu

Berdasarkan hasil penelitian terhadap ibu yang telah memilih penolong persalinannya, mayoritas adalah ibu dengan tanpa adanya indiksi sebanyak 38 orang (25,4%) memilih penolong persalinannya di bidan dan di dukun sebanyak 24 orang (16,1%), sedangkan ibu yang memiliki indikasi medis memilih penolong persalinan di dokter sebanyak (3,3%).

Status Kesehatan mempengaruhi pemilihan penolong persalinan, ibu yang dengan adanya indikasi yang tidak dapat di tolong oleh bidan sehingga harus mendapatkan pertolongan persalinan oleh Dokter Spesialis kandungan.

Dokter spesialis kandungan menangani wanita hamil yang sehat, demikian juga wanita hamil yang sakit dan beresiko tinggi. Ketika mereka menangani wanita hamil yang sehat, mereka sering melakukan intervensi medis yang seharusnya hanya dilakukan pada wanita hamil yang sakit atau dalam keadaan kritis. Disebagian besar negara dunia, tugas dokter kandungan adalah untuk menangani wanita hamil yang sakit atau dalam keadaan kritis.

(50)

7. Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemilihan Penolong Persalinan Berdasarkan Budaya/Kebiasaan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap ibu yang telah memilih penolong persalinannya berdasarkan budaya, ibu yang memilih penolong persalinannya berdasarkan kebiasaan keluarga memilih penolong persalinan di dukun sebanyak 21 orang (14,1%), dan ibu yang memilih penolong persalinannya berdasarkan keyakinan ibi memilih penolong persalinannya di bidan sebanyak 31 orang (20,8%) dan di dokter sebanyak 5 orang (3,3%).

Budaya adalah sesuatu yang komplek meliputi pengetahuan, seni, keyakinan, hukum, moral, adat istiadat dan kebiasaan yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Budaya mewakili cara persepsi, perilaku, penilaian atau panduan seseorang untuk menentukan nilai keyakinan dan perilaku dalam kehidupannya. Nilai merupakan persepsi seseorang tentang suatu hal apakah baik atau bermanfaat, budaya atau kebiasaan dapat mempengaruhi dalam pemilihan penolong persalinan (Rohmah, 2010).

Pada dasarnya peran kebudayaan terhadap kesehatan masyarakat adalah dalam membentuk, mengatur, dan mempengaruhi tindakan atau kegiatan individu – individu suatu kelompok sosial untuk memenuhi berbagai kebutuhan kesehatan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sodikin (2009) memiliki proporsi sangat yakin dengan tenaga kesehatan dalam menangani persalinan dibandingkan dengan tenaga non kesehatan.

C. Keterbatasan Penelitian

(51)
(52)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Mayoritas penolong persalinan ditolong oleh bidan sebanyak 38 orang (35,2%), penolong persalinan di tolong oleh dukun sebanyak 24 orang (22,2%), penolong persalinan ditolong oleh dokter obgyn sebanyak 5 orang (4,6%). 2. Aksesabilitas menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi penolong

persalinan, pada penelitian ini aksesabilitas jauh cendrung memilih penolong persalinan di dukun dan di dokter, terlihat bahwa ada faktor lain yang mempengaruhi ibu sehingga walaupun memiliki jarak yang jauh tetapi ibu tetap memilih sebagai penolong persalinannya.

B. Saran

1. Tenaga Kesehatan

Pertugas kesehatan dan pelayanan kesehatan agar melakukan penyuluhan tentang pemilihan penolong persalinan yang tepat dan mempermudah aksese ke pelayanan kesehatan agar tidak ada lagi persalinan yang di tolong oleh non tenaga kesehatan.

2. Masyarakat

(53)

3. Peneliti lanjutan

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai refrensi bagi peneliti selanjutnya dan dapat dikembangkan pada penelitian berikutnya dengan mengkorelasikan faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan dan hendaknya dapat meneliti peran bidan dalam pemilihan penolong persalinan di masyarakat.

4. Pendidikan Kebidanan

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. (2005). Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Dinkes Provsu. (2011). Diambil tanggal 28 oktober 2012 dari http : //www.scribd.com/doc/12896605/persalinan-normal.

Hapsari, D. (2007). Jurnal Ekologi Kesehatan. VI (3), 639-647.

Hrcentro. (2009). Upah Minimal Regional. Diambil pada tanggal 3 januari 2013 dari http : //allows.wordpress.com/2009/01/12/informasi-upah-minimum-regional-umr/

Jannah, N. (2012). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan, Yogyakarta: ANDI. Meilani, N. Nanik, S. Dwiana, E. Sumarah. (2009). Yogyakarta: Fitramaya. Mochtar, R. (1998). Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.

Musadad, A. (2003). Pengambilan Keputusan Dalam Pertolongan Persalinan di Provinsi NTT, Jurnal Ekologi Kesehatan, 2 (1), 200-208.

Necel. (2009). Persalinan Normal. Diambil pada tanggal 28 oktober 2012 melalui http : //www.scribd.com/doc/12896605/persalinan-normal.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

PERMENKES. (2011). Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia diambil pada tanggal 3 november 2012 dari http : //www.ppjk.depkes.go.id

Prawirohardjo, S. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Indasa Perintes

Progestian, P. (2010). Pengertian Obstetri dan Ginekologi diambil tanggal 4 januari 2013 dari http : //drprima.com/kehamilan/pengertian-obstetri-dan-ginekologi.html

Rohmah, N. (2010). Pendidikan Prenatal Upaya Promosi Kesehatan Bagi Ibu Hamil. Depok : Gramata Publishing.

Rosita, A. (2012). Yang mempengaruhi status kesehatan. Diambil tanggal 28 Desember dari kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/04/01/empqt-yang-mempengaruhi-status-kesehatan-451486.html

Rukiah, AY. Dan Lia, Y. (2011). Konsep Kebidan. Jakarta : Trans infomadia.

(55)

/www.tribunnews.com/2012/03/08/angka-kematian-ibu-di-Setiyadi, N. (2001). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Penolong Persalinan di Desa Blerong Demak, IV, 13-19.

Sihotang,N.A dan Farida L.S.S. (2012). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah : DIV Bidan Pendidik USU.

Soedikin. (2009). Determinan Perilaku Ibu Yang Mempengaruhi Pemilihan Penolong Persalinan. I (?25), 42-49.

(56)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Dengan Hormat,

Nama Saya Nadrah Aulia Lubis, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “faktor – faktor yang memepengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan”.

Saat ini angka kematian ibu di Indonesia masih relatif tinggi dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Salah satunya dipengaruhi oleh tempat pertolongan yang tidak tepat, diantaranya sebagian besar persalinan ditolong oleh tenaga yang tidak berkopeten (dukun). Pilihan penolong persalinan tersebut bisa dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya pengetahuan dalam mencari penolong persalinan yang aman (Rohmah, 2010).

Penolong persalinan adalah orang – orang yang biasa memeriksa wanita hamil atau memberikan pertolongan selama persalinan dan nifas. Tenaga yang dapat memberikan pertolongan persalinan dapat dibedakan menjadi dua yaitu tenaga kesehatan dan bukan tenaga kesehatan (Prawirohardjo, 2009).

Pemilihan penolong persalinan yang tidak tepat akan berdampak secara langsung pada kesehatan ibu (Rohmah, 2010).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan.

(57)

Partisipasi Saudari bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini Saudari tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Saudara/Saudari membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi Saya :

Nama : Nadrah aulia Lubis

Alamat : Jl. Sei Bulan Gg. Siput No. 2 Medan No. HP : 081275238338

Terima kasih Saya ucapkan kepada Saudari yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Saudari dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Saudari bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, 2013 Peneliti,

(58)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Umur : Alamat : Telp/HP :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Faktor – faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2013

(59)

LEMBAR CHEKLIST

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI DESA PALUH MANAN KECAMATAN

HAMPARAN PERAK TAHUN 2012

A. Identitas responden Petunjuk

Isilah titik – titik dibawah ini dengan tepat dan berilah tanda checklist pada kolom yang sesuai

1. Identitas ibu

Nama ibu :

Alamat :

No responden :

Penolong persalinan

Bidan : Dukun

Dokter spesialis Obgyn

Pendidikan terakhir ibu

SMP

: Tidak tamat SD, SD

SMA

Perguruan Tinggi

Status ekonomi keluarga

≥1.200.000 : < 1.200.000

(60)

Status kesehatan ibu pada saat persalinan: Tidak ada indikasi Status kesehatan

Dari mana ibu mendapatkan informasi tentang penolong persalinan yang ibu pilih?

Ada indikasi

Sumber informasi

Keluarga

: Tenaga kesehatan

Media massa Siapa yang mendampingi ibu saat melahirkan?

Motivasi / dukungan

Suami

: Orang tua/ mertua

Teman/kerabat Alasan ibu memilih persalinan di (Dukun/Bidan/Dr)

Budaya

(61)
(62)
(63)
(64)
(65)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nadrah Aulia Lubis

Tempat / Tanggal Lahir : Medan, 17 Nopember 1990

Agama : Islam

Nama Ayah : Darwin Lubis Nama Ibu : Halimatussadiah

Alamat : JL. PLTD Nusantara III, Duri. Riau Pendidikan Formal : SD NEGRI 065 Air jamban DURI

SLTP NEGRI 03 Mandau DURI SMA NEGRI 02 Mandau DURI AKBID Bakti Inang Persada MEDAN

Gambar

Gambar 3.1 Kerangka konsep
Tabel 5.1
Tabel 5.5
Tabel 5.6

Referensi

Dokumen terkait

Skala ekonomis dapat tercapai ketika output dapat digandakan dengan biaya ( cost per unit ) kurang dari dua kali lipat atau perusahaan yang memproduksi dalam skala

[r]

and distinctive patterns of thinking, feeling and behaving

Buku inventaris ini berfungsi untuk mendata kuantitas dan kondisi Alat Permainan Edukatif yang digunakan untuk pembelajaran dalam ruangan / kelas / sentra / kelompok / sudut / area

Alam tidak sadar (unconscious) Alam bawah sadar (preconscious). Alam

Lowongan Kerja Terdaftar di Indonesia Menurut Jabatan yang Ditawarkan Tahun 2013.. Jabatan yang Diinginkan Jenis Kelamin

yang sudah menjadi kebutuhan, maka dibutuhkan sistem informasi berbasis aplikasi android agar memudahkan pengumpulan basis data yang mudah, cepat dan akurat yang

[r]