• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP PETANI TERHADAP PROGRAM PUAP DI GAPOKTAN MAKARYOWONO DESA TLOGOWERO KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP PETANI TERHADAP PROGRAM PUAP DI GAPOKTAN MAKARYOWONO DESA TLOGOWERO KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

1

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP PETANI TERHADAP PROGRAM PUAP DI GAPOKTAN MAKARYOWONO

DESA TLOGOWERO KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG

Skripsi

Oleh : Avisditya Apriliani

20120220039

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(2)

Skripsi yang berjudul :

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP PETANI TERHADAP PROGRAM PUAP DI GAPOKTAN MAKARYOWONO

DESA TLOGOWERO KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG

Yang dipersiapkan dan disusun oleh: Avisditya Apriliani

20120220039

Dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 19 Desember 2016

Skripsi tersebut telah diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

Yogyakarta, 5 Januari 2017

Pembimbing Utama Penguji

(Dr. Ir. Indardi, M. Si) (Ir. Siti Yusi Rusimah. MS)

NIK : 19651013199303133016 NIK : 196110261988112001

Pembimbing Pendamping

(Retno Wulandari, SP. M.Sc) NIK : 19770307200104133055

Fakultas Pertanian

Universitas Muhammmadiyah Yogyakarta Dekan,

(3)

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Sikap Petani Terhadap Program PUAP di Gapoktan Makaryowono Desa Tlogowero Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung”. Penulisan skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

(4)

ii

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, dengan penuh kerendahan hati penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan informasi bagi pembaca semoga Allah SWT selalu meridhoi setiap langkah dan senantiasa membalas budi kebaikan Bapak / Ibu / sdr sekalian.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Yogyakarta, 5 Januari 2017

(5)

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

INTISARI ... vii

ABSTRACT ... viii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian ... 6

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI ... 8

A. Program Usaha Agribisnis Pedesaan ... 8

B. Sikap ... 13

C. Kerangka Berpikir ... 19

III. METODE PENELITIAN ... 22

A. Metode Dasar ... 22

B. Pemilihan Lokasi ... 22

C. Metode Pengambilan Sampel ... 23

D. Pengumpulan Data ... 24

E. Asumsi dan Pembatasan Masalah ... 24

F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 24

G. Teknik Analisis Data ... 29

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN ... 32

A. Gambaran Umum Kabupaten Temanggung ... 32

1. Letak Geografis ... 32

2. Aspek Demografi ... 33

B. Gambaran Umum Desa Tlogowero ... 36

1. Letak Geografis ... 36

(6)

iv

C. Keadaan Gapoktan Makaryowono ... 40

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Karakteristik Petani ... 42

1. Usia ... 42

2. Tingkat Pendidikan ... 43

3. Jumlah Tanggungan Keluarga ... 43

4. Pendapatan ... 44

B. Sikap Petani terhadap Program PUAP ... 45

1. Sikap Kognitif ... 45

2. Sikap Afektif ... 54

3. Sikap Konatif ... 56

C. Faktor yang Mempengaruhi Sikap Petani ... 63

1. Faktor Eksternal ... 63

2. Faktor Internal ... 68

D. Hubungan Faktor yang Mempengaruhi Sikap Petani ... 71

1. Hubungan Sikap Kognitif ... 73

2. Hubungan Sikap Afektif ... 94

3. Hubungan Sikap Konatif ... 95

VI. PENUTUP ... 121

A. Kesimpulan ... 121

B. Saran ... 123

DAFTAR PUSTAKA ... 124

(7)

v DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Interpretasi Terhadap Nilai r Hasil Analisis Korelasi ... 31

Tabel 2. Luas Wilayah Seluruh Kecamatan Di Kabupaten Temanggung ... 33

Tabel 3. Jumlah Penduduk Kabupaten Temanggung Tahun 2005-2014 ... 34

Tabel 4. Distribusi dan Kepadatan Penduduk ... 35

Tabel 5. Penduduk Usia 10 Tahun ... 36

Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Umur ... 37

Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Usaha... 38

Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 39

Tabel 9. Karakteristik Petani Berdasarkan Usia ... 42

Tabel 10. Karakteristik Petani Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 43

Tabel 11. Karakteristik Petani Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga ... 44

Tabel 12. Karakteristik Petani Berdasarkan Pendapatan ... 44

Tabel 13. Tabel Indikator Sikap Kognitif ... 46

Tabel 14. Distribusi Sikap Kognitif Petani Terhadap Program PUAP ... 47

Tabel 15. Tabel Indikator Sikap Afektif ... 54

Tabel 16. Distribusi Sikap Afektif Petani Terhadap Program PAUP ... 55

Tabel 17. Tabel Indikator Sikap Konatif... 57

Tabel 18. Distribusi Sikap Konatif Petani Terhadap Program PAUP ... 58

Tabel 19. Distribusi Peran PPL ... 64

Tabel 20. Distribusi Peran Opini Leaders ... 66

Tabel 21. Distribusi Intensitas Penggunaan Media ... 67

Tabel 22. Distribusi Keaktifan Petani dalam Kelompok Tani ... 69

Tabel 23. Distribusi Pengalaman Pribadi Petani ... 70

Tabel 24. Hubungan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Petani ... 71

Tabel 25. Hubungan Peran PPL dengan Sikap Kognitif ... 74

Tabel 26. Hubungan Peran Opinions Leaders dengan Sikap Kognitif ... 79

Tabel 27. Hubungan Intensitas Penggunaan Media dengan Sikap Kognitif ... 83

Tabel 28. Hubungan Keaktifan Petani dalam Kelompok Tani ... 85

Tabel 29. Hubungan Pengalaman Pribadi Petani ... 90

Tabel 30. Hubungan Peran PPL dengan Sikap Konatif ... 96

Tabel 31. Hubungan Peran Opinions Leaders dengan Sikap Konatif ... 101

Tabel 32. Hubungan Intensitas Penggunaan Media dengan Sikap Konatif ... 105

Tabel 33. Keaktifan Petani Dalam Kelompok Tani ... 110

(8)

vi

DAFTAR GAMBAR

(9)

vii INTISARI

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP PETANI TERHADAP PROGRAM PUAP DI GAPOKTAN MAKARYOWONO

DESA TLOGOWERO KECAMATAN BANSARI KABUPATEN

TEMANGGUNG (Skripsi dibimbing oleh Dr. Ir. Indardi, M.Si & Retno Wulandari, SP. M.Sc). Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaaan (PUAP) merupakan program Departemen Pertanian untuk membantu petani desa miskin yang mengalami kesulitan modal usaha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik petani yang menerima dana PUAP, sikap petani terhadap program PUAP dan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap petani terhadap program PUAP. Penelitian dilakukan di Desa Tlogowero Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung tekhnik pengambilan responden dengan Proprosional Random Sampling 36 petani. Pengambilan data dilakukan dengan kuisioner dengan panduan wawancara. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif dengan Skala Likert dan analisis diuji dengan Uji Koefisien Korelasi Rank Sperman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik petani penerima dana PUAP terdiri dari usia, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan pendapatan. Sikap kognitif dan sikap afektif petani terhadap program PUAP termasuk dalam kategori tinggi. Sikap konatif petani terhadap program PUAP termasuk dalam kategori sedang. Hubungan faktor - faktor yang mempengaruhi sikap petani dengan sikap kognitif terdapat hubungan yang signifikan yaitu keaktifan dalam kelompok tani. Hubungan faktor - faktor yang mempengaruhi sikap petani dengan sikap afektif tidak dapat analisis karena tidak adanya variasi data. Hubungan faktor - faktor yang mempengaruhi sikap petani dengan sikap konatif terdapa hubungan yang signifikan yaitu intensitas penggunaan media dan keaktifan dalam kelompok tani

(10)
(11)

ABSTRACT

FACTORS AFFECTING OF FARMER’S ATTITUDE TOWARD RULAR AGRIBUSINESS DEVELPOMENT (PUAP) AT GAPOKTAN MAKARYOWONO OF TLOGOWERO VILLAGE BANSARI SUB-DISTRICT TEMANGGUNG REGENCY (under supervision of Dr. Indardi, M.Si and Retno Wulandari SP. M.Sc). Rural Agribusiness Development (PUAP) is one among other programs which is conducted by Agricultural Department intergrating whit National Community Emperowment Program (PNPM-M) to help under privileged rural farmers experiencing inadequate venture capital. This research aims to identify the characteristics of farmer receiving funding from PUAP, the attitude of farmers toward PUAP’s program and influencing factors of farmer’s attitude toward PUAP. This research was conducted at Tlogowero village Bansari sub-district Temanggung regency. The respondent’s data were taken using Propotional Random Sampling with the total amount of 36 farmers. Methods of data analysis using descriptive analysis with Likert Scale and analysis tested with Spearman Rank Correlation Coefficient. The result of the analysis indicate that the characteristic of farmer receiving funding from PUAP consist of age, education level, the numbers of depents and income. The cognitive attitude and affective attitudeinclude in category high. The conative attitude of farmers towards PUAP program include in midle category. Factors that influence the attitudes of farmers with cognitive attitude there is a significant relationship that is active in farmer groups. Factors that influence the attitudes of farmers with affective attitude can not be the analysis because of the absence of data variation. Factors that influence the attitudes of farmers with conative attitude that there exist significant association of media usage intensity and liveliness in farmer groups.

(12)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani yang bertempat tinggal di pedesaan. Sektor pertanian memiliki peran penting dalam pembangunan nasional. Pembangunan Pertanian Nasional dari jaman kemerdekaan sampai sekarang belum mampu mengangkat derajat subjek pertanian yaitu petani dalam arti luas, masih bersifat tradisional atau konvensional bahkan cenderung semakin menurun (Sunanjaya dan Sumawa, 2009).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2009 jumlah penduduk miskin tercatat 32,53 juta jiwa 63,4% dari jumlah tersebut berada di pedesaan dengan mata pencaharian utama di sektor pertanian dan 80% berada pada skala usaha mikro yang memiliki luas lahan lebih kecil dari 0,3 Ha (Departemen Pertanian, 2010). Oleh karena itu, pembangunan ekonomi nasional berbasis pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada pengurangan penduduk miskin.

(13)

2

dengan skala kecil, modal yang terbatas, penggunaan teknologi yang masih sederhana, sangat dipengaruhi oleh musim, serta wilayah pasarnya lokal. Pemerintah mengatasi permasalahan tersebut menetapkan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaaan (PUAP) yang mulai dilaksanakan pada tahun 2008 dimana tujuan dari program ini adalah untuk mempercepat tumbuh dan berkembangnya usaha agribisnis dengan sasaran mengurangi kemiskinan dan pengangguran di pedesaan.

Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaaan (PUAP) merupakan salah satu program yang dikembangkan oleh Departemen Pertanian yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-M). Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaaan (PUAP) merupakan bentuk fasilitas modal usaha untuk petani, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani, maupun rumah tangga miskin di pedesaan yang terkoordinasikan oleh gabungan kelompok tani (Gapoktan). Gapoktan merupakan kelembagaan tani palaksana PUAP untuk menyalurkan modal bagi anggotanya (Anonimus, 2009). Pelaksanaan PUAP agar mencapai hasil yang maksimal, Gapoktan didampingi oleh tenaga Penyuluh Pendamping. Gapoktan PUAP diharapkan dapat menjadi kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola petani.

(14)

3

tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya ditengah krisis global dan persaingan bebas yang tengah terjadi di Indonesia.

(15)

4

administrasi dan kegiatan program PUAP, pengaruh orang lain yang dianggap peting dan penerimaan petani terhadap informasi baru. Terlepas dari faktor pembentuk sikap pada prinsipnya sikap sosial terbentuk karena adanya interaksi sosial yang dialami oleh masing-masing individu.

B. Rumusan Masalah

Program PUAP di Kabupaten Temanggung yang dilaksanakan pada tahun 2011, program ini diberikan dalam bentuk peminjaman modal lunak yang diharapkan dapat mengatasi masalah yang terkait dengan kesejahteraan petani khususnya di pedesaan. Sebagian besar penduduk miskin hidup di pedesaan yang bergerak dibidang pertanian dengan adanya krisis global secara tidak langsung berdampak pada biaya produksi. Program PUAP diharapkan dapat mengatasi masalah permodalan petani. Jika masalah permodalan dapat dipecahkan maka program PUAP dapat membantu meningkatkan kesejahteraan petani dan keluaranya ditengah kehidupan krisis global.

(16)

5

informasi baru. Sikap petani terhadap program PUAP dapat mempengaruhi berhasil atau tidaknya program PUAP di Gapoktan Makaryowono.

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah yang ada , yaitu :

1. Bagaimana karakteristik petani yang menerima dana PUAP di Desa Tlogowero Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung?

2. Bagaimana sikap petani terhadap program pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP) di Desa Tlogowero Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung?

3. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi sikap petani terhadap program pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP) di Desa Tlogowero Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah dijelaskan diatas maka dapat diketahui bahwa tujuan penelitian yaitu :

1. Mengetahui karakteristik petani yang menerima dana PUAP di Desa Tlogowero Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung.

2. Mengetahui sikap petani terhadap program pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP) di Desa Tlogowero Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung.

(17)

6 D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan bagian dari proses belajar yang harus ditempuh sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta . 2. Bagi pemerintah dan instansi terkait, dari penelitian ini diharapkan dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan pembangunan secara keseluruhan.

(18)

8

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

A. Program Usaha Agribisnis Pedesaan

Program PUAP adalah program pemberdayaan usaha agribisnis bagi petani di pedesaan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraan. Program ini merupakan terobosan Kementerian Pertanian untuk mempercepat pengentasan kemiskinan dan pengangguran melalui pengembangan usaha agribisnis di pedesaan, program pengembangan usaha agribisnis pedesaan menjadi bagian dari PNPM - Mandiri yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (Deptan, 2008).

Program pengembangan usaha agribisnis pedesaan merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani anggota, petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupaun rumah tangga tani yang dikoordinasikan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Gabungan kelompok tani merupakan kelembagaan tani pelaksanaan PUAP untuk penyaluran bantuan modal usaha bagi anggota. Pelaksanaan PUAP agar mencapai hasil yang maksimal, Gapoktan didampingi oleh tenaga Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani (PMT). Melalui pelaksanaan PUAP diharapkan Gapoktan dapat menjadi kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola petani. (Badan Litbang Pertanian,2007).

(19)

9

pengembangan kegiatan usaha agribisnis. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan.

Sasaran PUAP adalah berkembangnya usaha agribisnis di desa miskin yang terjangkau sesuai dengan potensi pertanian desa. Berkembangnya Gapoktan yang dimiliki dan dikelola oleh petani. Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga tani miskin, petani/peternak (pemilik dan atau penggarap) skala kecil, buruh tani. Berkembangnya usaha agribisnis petani yang mempunyai siklus usaha harian, mingguan, maupun musiman.

Indikator keberhasilan program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) jika dilihat dari segi output dan outcome sebagai berikut :

1. Tersalurnya dana bantuan langsung mandiri PUAP kepada petani, buruh tani dan rumah tanga tani miskin anggota Gapoktan sebagai modal untuk melakukan usaha produktif pertanian.

2. Terlaksananya fasilitasi penguatan kapasitas dan kemampuan sumber daya manusia pengelola Gapoktan, Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani.

3. Meningkatkan kemampuan Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola bantuan modal usaha tani untuk petani.

(20)

10

5. Meningkatkan pendapatan petani baik petani (pemilik/penggarap), buruh tani dan rumah tangga petani dalam meningkatkan potensi daerah masing-masing.

Indikator keberhasilan program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) jika dilihat dari segi benefit dan impact antara lain :

1. Dapat berkembangnya usaha agribisnis dan usaha ekonomi rumah tangga tani di lokasi desa PUAP.

2. Berkurannya jumlah petani miskin dan pengangguran di pedesaan.

3. Gapoktan dapat berfungsi secara maksimal sebagai lembaga ekonomi petani di pedesaan yang dimiliki dan dikelola oleh petani

Keberhasilan program PUAP dapat terlaksana apabila pemerintah memberikan pembinaan dan pengendalian melalui :

(21)

11

2. Pengendalian terhadap PUAP dilakukan mulai dari tahapan persiapan, penyiapan dokumen Gapoktan, pelaksanaan dan pasca pelaksanaan PUAP yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Tim Pusat PUAP melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan PUAP melalui pertemuan reguler dan kunjugna lapangan kepada Provinisi dan kabupaten/kota untuk memastikan apakah pelaksanaan PUAP berjalan sesuai dengan kebijakan umum Mentri Pertanian dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi dilapangan.

Pengendalikan pelaksanaan PUAP, kementrian Pertanian mengembangkan operation room sebagai pusat pengendalian PUAP berbasis elektronik yang dikelola oleh Pusat Data dan Informasi Pertanian (Pusdatin). Pusdatin sebagai pengelola operation room bertanggung jawab mengembangkan dan mengelola data base PUAP yang mencanhkup data base Gapoktan, Penyuluh Pendamping, Penyelia Mitra Tani (PMT) dan usaaha agribisnis Gapoktan. Pusdatin bertugas mempersiapkan bahan laporan perkembangan pelaksanaan PUAP.

(22)

12

PUAP berjalan sesuia dengan kebijakan teknis Gubernur dan menyelesaikan permaslahan yang terjadi dilapangan.

Untuk mengendalikan pelaksanaan PUAP di tingkat Kabupaten/ Kota, Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk diharapkan dapat membentuk operation room sebagai Pusat Pengendalian PUAP berbasis elektronik yang dikelola oleh Sekertariat PUAP Kabupaten/Kota yaitu Penyelia Mitra Tani (PMT) dengan memanfaatkan peralatan yang disiapkan oleh Kementerian Pertanian. Tim Pembinaan PUAP ditingkat Kabupaten/ Kota melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan PUAP melalui pertemuan reguler dan kunjugna lapangan ke kecamatan untuk memastikan apakah pelaksanaan PUAP berjalan sesuai dengan kebijakan teknis Bupati/Walikota dan menyelesaikan permaslahan yang terjadi dilapangan. Tim Pembinaan PUAP di tingkat kecamatan melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan PUAP melalui pertemuan reguler dan kunjugna lapangan ke desa dan Gapoktan untuk memastikan apakah pelaksanaan PUAP berjalan sesuia dengan kebijakan teknis Bupati/Walikota dan pejabat yang ditunjuk serta dapat menyelesaikan permaslahan yang terjadi dilapangan.

(23)

13

petani, kurangnya pembinaan dari Penyuluh Pendamping dan Dinas Pertanian, kurangnya pelatihan yang diberikan kepada pengelola UKMA sehingga pengelolaa UKMA kurang bagus terbukti dengan tidak lengkapnya administrasi dan masih kurangnya inovasi-inovasi yang dilakukan oleh UKMA untuk menambah modal dan masih tingginya tingkat kemacetan yang berpengaruh kepada belum tergulirkannya dana PUAP ke anggota karena masih berupa piutang pada anggota yang belum membayar angsuran pinjamannya. Program PUAP telah berperan dalam pemberdayaan petani di Kabupaten Solok yang ditandai dengan adanya peningkatan pendapatan petani penerima manfaat, peningkatan jumlah petani penerima manfaat dan peningkatan fungsi Gapoktan sebagai wadah pemecahan masalah kesulitan modal petani. Gapoktan telah menjadi lembaga keuangan yang dimiliki dan dikelola petani sehingga petani tidak perlu susah untuk mencari modal untuk usahanya dengan syarat yang mudah dan tidak diperlukan jaminan. Faktor-faktor yang menghambat keberhasilan program PUAP yaitu rendahnya SDM, pengelola gapoktan, SDM personil Dinas Pertanian yang tidak cocok, kurangnya perhatian dari pemerintah daerah berupa tidak tersedianya dana pendukung serta tidak adanya penerapan sanksi bagi peminjam yang terlambat membayar angsuran.

B. Sikap

(24)

14

dihadapi. Sikap merupakan produk dari proses sosialisasi di mana seseorang bereaksi sesuai dengan rangsang yang diterimanya. Jika sikap mengarah pada obyek tertentu, berarti bahwa penyesuaian diri terhadap obyek tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan kesediaan untuk beraksi dari orang tersebut terhadap obyek ( Mar’at, 1984).

Soedjito dalam Mardikanto (1993) mengatakan bahwa sikap sebenarnya merupakan fungsi dari kepentingan, artinya sikap seseorang sangat ditentukan oleh kepentingan-kepentingan yang dirasakan. Semakin ia memiliki kepentingan, atau semakin banyak kepentingan yang dirasakan, maka sikapnya semakin baik dan sebaliknya semakin merasa tak memiliki kepentingan atau kepentingannya tidak dipenuhi maka sikapnya semakin buruk

Sikap dapat pula didefinisikan sebagai perasaan, pikiran dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya. Komponen sikap adalah pengetahuan, perasaan-perasan dan kecenderungan untuk bertindak, sikap adalah kecenderungan evaluasi terhadap suatu obyek atau subyek yang memiliki konsekuensi yakni bagaimana seseorang berhadap-hadapan dengan obyek sikap ( Van den Ban, 1999).

(25)

15

reaksi terhadap obyek sikap (Azwar, 1998). Sikap baru memiliki makna apabila ia ditampakkan dalam bentuk perilaku baik lisan maupun perilaku perbuatan (Shabran, 2005).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dan pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa sikap pada dasarnya merupakan hasil dari proses sosialisasi dan interaksi seseorang dengan lingkungannya, yang merupakan perwujudan dari pikiran, perasaan seseorang serta penilaian terhadap obyek, yang didasarkan pada pengetahuan petani tentang, pemahaman, pendapat dan keyakinan dan gagasan-gagasan terhadap suatu obyek sehingga menghasilkan suatu kecenderungan untuk bertindak pada suatu obyek. Sikap adalah kecenderungan individu menanggapi secara positif atau negatif terhadap obyek sikap ditinjau dari dimensi kognisi, afeksi dan konatif.

1. Komponen kognitif merupakan aspek sikap yang berkenaan dengan penilaian individu terhadap obyek atau subyek. Informasi yang masuk ke dalam otak manusia, melalui proses analisis, sintesis, dan evaluasi akan menghasilkan nilai baru yang akan diakomodasi atau diasimilasikan dengan pengetahuan yang telah ada di dalam otak manusia. Mann, L (1969) menjelaskan bahwa komponen konitif berisi persepsi, kepercayaan, dan sterotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Seringkali komponen kognitif ini dapat disamakan dengan opini, terutama apabila menyangkut masalah isyu atau problem yang kontraversional.

(26)

16

komponen afektif dari sikap individu. Oleh karena itu, komponen afektif dapat dikatakan sebagai perasaan (emosi) individu terhadap obyek atau subyek, yang sejalan dengan hasil penilaiannya. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar makin mendalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang.

3. Sedang komponen konatif kecenderungan bertindak berkenaan dengan keinginan individu untuk melakukan perbuatan sesuai dengan keyakinan dan keinginannya. Sikap seseorang terhadap suatu objek dapat positif atau negatif (Gerungan, 2000). Kecenderungan berperilaku secara konsisten, selaras dengan kepercayaan dan perasaan ini membentuk sikap individu. Seandainya sikap tidak konsisten dengan perilaku, mungkin ada faktor dari luar diri manusia yang membuat sikap dan perilaku tidak konsisten. Faktor tersebut adalah sistem nilai eksternal yang berada di masyarakat, diantaranya norma, politik, budaya, dan sebagainya.

(27)

17

yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, orang lain yang dianggap penting, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama ( Azwar, 1998).

Pengalaman pribadi. Dasar pembentukan sikap: pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Sikap mudah terbentuk jika melibatkan faktor emosional. Suatu sikap yang dilandasi oleh emosi yang fungsinya sebagai semacam penyaluran frustrasi atau pengalihan bentuk mekanisime pertahanan ego, bersifat sementara ataupun menetap (Azwar, 1998). Mardikanto (1996) menyatakan bahwa pengalaman dalam melakukan kegiatan bertani tercermin dari kebiasaan-kebiasaan yang mereka (petani) terapkan dalam kegiatan bertani dan merupakan hasil belajar dari pengalamannya.

Apa yang kita alami akan membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat menjadi pembentuk sikap pengalaman pribadi harus melalui kesan yang kuat ( Azwar, 1991).

Pengaruh orang lain yang dianggap penting (Significant Others). Orang lain yang dianggap penting yaitu orang-orang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah laku dan opini kita, orang yang tidak ingin dikecewakan, dan yang berarti khusus. Misalnya: orangtua, pacar, suami/isteri, teman dekat, guru, pemimpin. Umumnya individu tersebut akan memiliki sikap yang searah (konformis) dengan orang yang dianggap penting (Azwar, 1998).

(28)

18

mempengaruhi opini kita. Jika pesan sugestif yang disampaikan cukup kuat, maka akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal hingga membentuk sikap tertentu.

Pengaruh kebudayaan. Kebudayaan dimana seseorang hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan sikap. Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap seseorang terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakat, karena kebudayaan pulalah yang menjadi anggota kelompok masyarakat, hanya kepribadian individu yang telah mapan dan kuatlah yang dapat memudarkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap.

Pengaruh faktor emosional. Sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyaluran atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap sementara dan segera berlalu akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang tahan lama.

Lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya merupakan hal penting yang mendasari pengertian dan konsep moral dalam diri seseorang. Pemahan akan sesuatu baik dan buruk, garis pemisah antara boleh dan tidak boleh dilakukan diperoleh dari pendidikan formal dan non formal. (Azwar, 1995)

(29)

19

sedang. Sedangkan pendidikan non formal tergolong tinggi dan pengaruh orang lain yang dianggap penting tergolong rendah. Sikap petani terhadap program PAUP di Kota Salatiga tergolong baik. Hail ini dikarenakan petani di Kota Salatiga sangalah menerima program PUAP. Hubungan antara faktor pembentuk sikap dengan sikap petani terhadap program PUAP adanya hubungan yang signifikan antara variabel pemnbentuk sikap seperti pengalaman pribadi, pengaruh orang yang dianggap penting dan media masa, hasil ini diperoleh dengan metode analisis uji hipotesis.

C. Kerangka Berpikir

(30)

20

dirinya dan memberikan kesimpulan dari rangsangan dalam bentuk nilai baik atau buruk, positif atau negatif. Sikap petani terhadap PUAP diukur berdasarkan 3 komponen sikap terhadap program PUAP, yaitu : kognitif (pengetahuan), afeksi (perasaan/emosi) dan konatif (tindakan) terhadap keseluruhan kegiatan program PUAP (sosialisasi program PUAP, pembentukan pengurus LKM dan PMT, penyusunan RUK, peninjauan usaha, pendampingan administrasi/pembukuan, monitoring kegiatan usaha, dan evaluasi kegiatan usaha).

Pembentuk sikap petani terhadap program PUAP dipengaruhi oleh variabel pembentuk sikap yaitu peran PPL, peran orang lain yang dianggap penting (peran

opinion leader), intensitas penggunaan media, pengalaman petani terhadap program lain, dan keaktifan petani dalam kelompok tani. Dasar pembentukan sikap petani salah satunya dipengaruhi oleh faktor pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Sikap petani mudah terbentuk jika melibatkan faktor emosional mereka. Dapat bersifat sementara ataupun menetap (persisten/tahan lama). Prasangka petani terhadap program sejenis PUAP sebelumnya baik kesan baik atau buruk akan meninggalkan kesan pengalaman pribadi mereka dengan program PUAP.

(31)

21

[image:31.595.121.535.287.719.2]

Intensitas penggunaan media yaitu banyaknya petani mengakses media berupa media cetak dan elektronik dalam penyampaian pesan, media membawa pesan-pesan sugestif yang dapat mempengaruhi opini kita. Intensitas penggunaan media akan menjadi pengaruh penting bagi petani dalam pembentukan sikap mereka terhadap program PUAP. Jika pesan sugestif yang disampaikan cukup kuat, maka akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal hingga membentuk sikap tertentu.

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir Hubungan Faktor Pembentuk Sikap dengan Sikap Petani Terhadap Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan

Program Usaha Agribisnis Pedesaan

Karakteristik petani penerima dana PUAP : -Usia -Tingkat pendidikaan -Jumlah tanggungan Keluarga - Pendapatan Faktor-faktor eksternal:

1. Peran PPL 2. Peran Opinion

Leaders 3. Intensitas penggunaan media SIKAP -Sikap kognitif - Sikap afektif - Sikap konatif Faktor-faktor internal:

1. Keikutsertaan petani dalam kelompok tani 2. Pengalaman petani

terhadap program lain

Sikap petani terhadap program PUAP) :

1. Sosialisasi program PUAP 2. Pembentukan LKM

(Lembaga Keuangan Mikro) dan PMT (Penyelia Mitra Tani)

3. Penyusunan RUK 4. Peninjauan Usaha 5. Pendampingan

administrasi/pembukuan 6. Monitoring kegiatan usaha 7. Evaluasi kegiatan usaha Program Usaha

(32)

22

III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar

Penelitian ini menggunakan metode dasar deskriptif. Metode ini digunakan untuk menjelaskan tentang fakto-faktor yang mempengaruhi sikap petani terhadap program PUAP, dinilai dari data dan informasi yang diperoleh dari petani Gapoktan Makaryowono di Desa Tlogowero Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung yang berisi profil petani penerima dana PUAP, sikap petani terhadap program PUAP dan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap secara internal dan eksternal.

B. Pemilihan Lokasi

(33)

23 C. Metode Pengambilan Sampel

[image:33.595.113.545.435.712.2]

Metode pengambilan sampel yang dilakukan yaitu dengan melakukan teknik pengambilan sample secara acak dengan mempertimbangakn unsur populasi (Proportional Random Sampling), seluruh unit yang ada dipopulasi akan diambil dengan cara undian. Pada penelitian ini dari jumlah total anggota Gapoktan Makaryowono 139 orang, yang terdiri dari 5 kelompok tani yaitu Kelompok Tani Makaryowono 1 beranggota 40 orang, Kelompok Tani Ketan Sewon beranggota 20 orang, Kelompok Wanita Tani Putri Mandiri beranggota 30 orang, Kelompok Tani Makaryowono 2 beranggota 34 orang dan Kelompok Tani Surya Tani Organik beranggota 15 orang. Setiap kelompok tani akan diambil 25% jumlah anggota yang akan dijadikan responden. Jumlah seluruh responden yang akan diambil adalah 36 responden. Penjelasan lebih lengkap dapat dilihat dibagan dibawah ini.

Gambar 1. Bagan Pengambilan Sampel Gapoktan Makaryowono 36 Orang Anggota

GAPOKTAN

GAPOKTAN MAKARYOWONO DESA TLOGOWERO KECAMATAN BANSARI

KABUPATEN TEMANGGUNG

Kelompok Tani Makaryowono 1

40 anggota

Kelompok Tani Ketan Sewon

20 anggota

Kelompok Tani Surya Tani Organik

15 anggota Kelompok

Wanita Tani Putri Mandiri

30 anggota

Kelompok Tani Makaryowono 2

34 anggota

(34)

24 D. Pengumpulan Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder. 1. Data primer diperoleh langsung dari petani penerima dana PUAP 2011 di

Gapoktan Makaryowono sebagai responden dengan cara memberikan kuisioner yang telah disiapkan.

2. Data sekunder diperoleh dari dokumen yang berhubungan dengan program PUAP dan publikasi dari berbagai lembaga pemerintah seperti Badan Penyuluh Pertanian, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan (BP4K), Badan Penyuluh Pertanian Kecamatan Bansari Kantor Kecamatan Bansari, Kantor Desa Tlogowero, dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung.

A. Asumsi dan Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada pelaksanaan program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan pada tanggal 16 Februari 2011 yang mendapat sumber dana Dana BLM Nomor : 09/PEMENTAN/OT.140/2/2011 yang mengikutsertakan petani.

B. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Petani adalah seseorang yang bekerja diusaha cocok tanaman tembakau dan holtikultura yang menjadi anggota Gapoktan Makaryowono dan mendapatkan dana program PUAP tahun 2011.

2. Usia adalah lamanya hidup petani Gapoktan Makaryowono dari lahir sampai penelitian dilakukan diukur dengan satuan tahun.

(35)

25

terakhir dengan kategori tidak sekolah, lulus SD, lulus SMP, lulus SMA, lulusan Diploma dan lulusan S1.

4. Pendapatan adalah nilai yang diperoleh oleh petani anggota Gapoktan Makaryowono setelah melakukan kegiatan usahatani dan non usahatani, dinyatakan dalam satuan rupiah.

5. Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya jumlah anggota keluarga petani Gapoktan Makaryowono yang masih menjadi tanggung jawab kepala keluarga dinyatakan dalam banyaknya jumlah anggota keluarga dalam satuan orang.

6. Sikap petani terhadap program pengembangan usaha agribisnis pedesaan merupakan kecenderungan yang diberikan oleh petani Gapoktan Makaryowono terhadap seluruh kegiatan program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan yang dapat dilihat dari tiga pembentuk sikap yaitu sikap kognitif, sikap afektif dan sikap konatif. Sikap petani dapat diukur menggunakan skala Lieker dengan pernyataan positif dan negatif.

(36)

26

tentang evaluasi kegiatan usaha. Diukur dengan menggunakan skor (1) tidak tahu, Skor (2) kurang tahu, skor (3) cukup tahu dan skor (4) tahu persis. 8. Sikap afektif merupakan kecenderungan perasaan (emosi) yang diberikan

oleh petani Gapoktan Makaryowono tentang keseluruhan program PUAP yang terdiri dari beberapa indikator yaitu 1) tanggapan petani tentang sosialisasi program PUAP, 2) tanggapan petani tentang pembentukan LKM dan PMT, 3) tanggapan petani tentang penyusunan RUK, 4) tanggapan petani tentang peninjauan usaha, 5) tanggapan petani tentang pendampingan administrasi/ pembukuan kredit modal, 6) tanggapan petani tentang montoring kegiatan usaha dan 7) tanggapan petani tentang evaluasi kegiatan usaha. Diukur dengan skor (1) sangat tidak setuju, skor (2) tidak setuju, skor (3) kurang setuju dan skor (4) setuju.

(37)

27

10. Sosialisasi program PUAP merupakan penyebarluasan program PUAP mulai dari pengetahuan petani tentang program, tujuan program, kegiatan dan hasil program yang diukur dengan pernyataan petani Gapoktan Makaryowono terhadap sosialisasi program PUAP.

11. Pembentukan pengurus LKM dan PMT merupakan pembentukan pengurus lembaga keuangan masyarakat yang nantinya mengelola perkreditan dana PUAP oleh petani Gapoktan Makaryowono yang diukur dengan pernyataan petani terhadap pembentukan pengurus LKM dan PMT.

12. Penyusunan RUK merupakan penyusunan usaha kelompok yang terdiri dari beberapa rencana usaha pribadi yang telah diusulkan petani Gapoktan Makaryowono yang diukur dengan pernyataan petani.

13. Peninjauan usaha merupakan peninjauan usaha yang dilakukan oleh LKM dan PMT sesuai dengan RUK yang dibuat petani Gapoktan Makaryowono, diukur dengan pernyataan petani.

14. Pendampingan administrasi/pembukuan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penyuluh pendamping dan PMT dalam rangka pendampingan pembukuan kegiatan perkreditan dana PUAP yang diperoleh petani Gapoktan Makryowono, diukur dengan pernyataan petani.

(38)

28

16. Evaluasi kegiatan usaha merupakan suatu proses dalam menyediakan informasi untuk mengetahui informasi tentang kegiatan usaha petani sesuai RUK sejauh mana kegiatan telah tercapai dengan dana PUAP.

17. Peran PPL (penyuluh petani lapangan) adalah keikutsertaan penyuluh petanian untuk mendukung petani Gapoktan Makaryowono sebagai fasilitator agar petani mendapat informasi, memotivasi petani dalam segala kegiatan, pendampingan dalam memecahkan masalah, dan pendamping dalam pengambilan keputusan. Diukur dengan seberapa sering ppl memberikan fasilitator mengenai PUAP selama petani ikut serta dalam program PUAP, diukur dengan skor (1) tidak pernah, skor (2)kadang-kadang (1 kali/bulan) , skor (3) cukup sering (2 kali/bulan) dan skor (4) sering (≥3 kali/bulan)

18. Peran opinion leaders adalah keikutsertaan ketua gapoktan, lurah, dukuh, ketua RT, carik dalam mendapatkan informasi, keikutsertaan dalam menangani masalah secara langsung, memberikan pendapat dalam penyelesaian masalah, dan pengambilan keputusan. Diukur dengan banyaknya opinion leaders yang berperan dalam pengambilan keputusan. Diukur dengan sekor (1) tidak ada, skor (2)1 orang, skor (3) 2 orang, dan skor (4) ≥ 3 orang .

(39)

29

oleh petani. Skor (1) tidak ada, skor (2) 1-2 media, skor (3) 3-4 media dan skor (4) ≥5 media.

20. Keaktifan petani dalam kegiatan kelompok tani adalah keikutsertaan petani yang bergabung dalam kelompok tani yang mengikuti berbagai kegiatan yaitu: pertemuan bulanan, pengolahan hasil pertanian, pemasaran hasil pertanian dan pengelolaan demplot pupuk . Diukur dengan skor (1) tidak pernah (tidak pernah hadir dalam pertemuan rutin dan kegiatan kelompok), skor (2) kadang-kadang (hadir pertemuan rutin tetapi diwakili keluarga), skor (3) cukup sering (hadir dalam pertemuan rutin seperti pembayaran iuran tetapi tidak mengikuti kegiatan kelompok). Skor(4) sering (selalu hadir pertemuan rutin dan kegiatan kelompok).

21. Pengalaman pribadi merupakan pengalaman petani terhadap program lain yang pernah petani ikuti. Diukur dari ikut dan tidaknya petani Skor (1) tidak ikut, skor (2) kadang-kadang (1-2 program) , skor (3) cukup sering (3-4 program), skor (4) ikut (≥ 5 program)

C. Teknik Analisis Data

(40)

30

Penskalaan Likert, kuantifikasi dilakukan dengan mencatat penguatan respon dan pernyataan kepercayaan positif dan negatif tentang obyek sikap.

Skor tiap-tiap variabel yang diteliti dikategorikan menjadi 4 skor untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi sikap petani dan dijelaskan secara deskriptif. Kategori pengukurannya dengan menggunakan rumus lebar intervel, yaitu :

Lebar Interval (I) = Jumlah skor tertinggi – jumlah skor terendah

Jumlah kelas (K)

Lebar Interval skor sikap = 21-7 = 14 = 7

3 3

Pengukuran kategori sikap kognitif petani tentang program PUAP a. Kategori sikap rendah :7 – 11,7

b. Kategori sikap sedang : 11,8- 16,5

c. Kategori sikap tinggi : 16,6 - 21

(41)

31

[image:41.595.107.523.208.328.2]

Berdasarkan perhitungan nilai koefisien korelasi yang nantinya didapat melalui analisis diatas diperkirakan kekuatan hubungan korelasi. Berikut adalah tabel interpretasi terhadap nilai r hasil analisis korelasi (Hasan, 2004):

Tabel 1. Interpretasi Terhadap Nilai r Hasil Analisis Korelasi Interval nilai r Interpretasi

KK = 1,000 0,91 < r <1,00

0,71 < r ≤ 0,90 0,41 < r ≤ 0,70 0,21 < r ≤ 0,40 0,00 < r ≤ 0,20

KK = 0,00

Sempurna

(42)

32

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Temanggung 1. Letak Geografis

Seca a geog af Kabupaten Temanggung te leta anta a 0° 23’–

0°46’30” buju t mu an 7° 4’ – 7°32’35” LS. Kabupaten Temanggung

memiliki luas wilayah 87.065 Ha dengan bentang barat ke timur sepanjang 43 Km dan bentang utara ke selatan sepanjang 34 Km, mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah utara : berbatasan dengan Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang Sebelah selatan : berbatasan dengan Kabupaten Magelang

Sebelah barat : berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo

Sebelah timur : berbatasan dengan Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang

(43)
[image:43.595.114.512.118.437.2]

33

Tabel 1. Luas Wilayah Seluruh Kecamatan Di Kabupaten Temanggung

No Kecamatan Luas Wilayah (ha) Presentase (%)

1. Parakan 2.223 2,85

2. Kledung 3.221 3,08

3. Bansari 2.254 1,99

4. Bulu 4.304 6,62

5. Temanggung 3.339 6,58

6. Tlogomulyo 2.484 7,34

7. Tembarak 2.684 9,00

8. Selopampang 1.729 4,02

9. Kranggan 5.761 6,12

10. Pringsurat 5.728 3,37

11. Kaloran 6.392 7,71

12. Kandangan 7.836 6,88

13. Kedu 3.496 7,91

14. Ngadirejo 5.331 3,86

15. Jumo 2.932 5,05

16. Gemawang 6.711 2,85

17. Candiroto 5.994 3,08

18. Bejen 6.884 1,99

19. Tretep 3.365 6,62

20. Wonoboyo 4.398 6,58

Jumlah 87.065 100,00

Sumber : BPS Kab. Temanggung tahun 2014

2. Aspek Demografi a. Jumlah Penduduk

(44)
[image:44.595.114.514.119.281.2]

34

Tabel 2. Jumlah Penduduk Kabupaten Temanggung Tahun 2005-2014

Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah

2014 370.398 368.517 738.915

2013 366.897 365.014 731.911

2012 363.364 361.446 724.810

2011 359.664 357.808 717.472

2010 355.883 354.096 709.979

2009 347.976 366.435 714.411

2008 354.404 353.303 707.707

2007 360.364 340.481 700.845

2006 350.749 344.200 694.949

2005 356.001 361.485 717.486

Sumber : BPS Kab. Temanggung tahun 2014

Jumlah penduduk Kabupaten Temanggung pada tahun 2005 adalah 717.486 jiwa yang terdiri dari 356.001 laki-laki dan 361.485 perempuan. Sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2014 terjadi peningkatan jumlah penduduk sebanyak 34.095 jiwa. Dilihat dari Tabel 3 setiap tahunnya jumlah laki-laki lebih banyak daripada jumlah perempuan.

b. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk menunjukkan tingkat konsentrasi masyarakat pada suatu wilayah tertentu. Pada tahun 2014 jumlah penduduk di Kabupaten Temanggung mencapai 738.915 jiwa yang menempati wilayah seluas 871 km2 dan tersebar di 20 Kecamatan. Tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2014 yaitu 849 jiwa/km2. Kecamatan yang memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi yaitu di Kecamatan Temanggung dengan 2.389 jiwa/km2, sedangkan tingkat kepadatan terendah di Kecamatan Bejen dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 284 jiwa/ km2.

(45)
[image:45.595.116.510.141.532.2]

35

Tabel 3. Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Di Kabupaten Temanggung Tahun 2014

Kecamatan Luas (Km2) Jumlah Penduduk Distribusi Penduduk (%) Kepadatan Penduduk Per Km2

1. Parakan 22,23 5. 030 6,91 2 .96

2. Kledung 32,21 24.608 3,33 764

3. Bansari 22,53 22.090 2,99 980

4. Bulu 43,04 46.380 6,28 1.078

5.Temanggung 33,39 79.756 10,79 2.389

6.Tlogomulyo 24,84 22.367 3,03 900

7. Tembarak 26,84 29.022 3,93 1.081

8.Selopampang 17,29 18.357 2,48 1.062

9. Kranggan 57,61 45.610 6,17 792

10. Pringsurat 57,27 48.701 6,59 850

11. Kaloran 63,92 40.612 5,50 635

12. Kandangan 78,36 48.079 6,51 614

13. Kedu 34,96 56.139 7,60 1.606

14. Ngadirejo 53,31 52.007 7,04 976

15. Jumo 29,32 28.336 3,83 966

16. Gemawang 67,11 31.834 4,31 474

17. Candiroto 59,94 30.299 4,10 505

18. Bejen 68,84 19.570 2,65 284

19. Tretep 33,65 19.689 2,66 585

20. Wonoboyo 43,98 24.429 3,31 555

Jumlah 2014 871 738.915 849

2013 871 731.911 841

2012 871 724.810 832

2011 871 717.472 824

2010 871 709.979 815

Sumber : BPS Kab. Temanggung tahun 2014

c. Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Usaha

(46)

36

Tabel 4. Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Di Kabupaten Temanggung Tahun 2014

No Lapangan Usaha Jumlah Presentase (%)

1 Pertanian 236.198 58,23

2 Industri 28.141 6,94

3 Bangunan 18.799 4,63

4 Perdagangan 57.880 14,27

5 Pengangkutan 11.000 2,71

6 Jasa-jasa 47.855 11,79

7 Lain-lain 5.757 1,42

Jumlah 405.630 100,00

Sumber : BPS Kab. Temanggung tahun 2014

Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2014 total penduduk berumur 10 tahun ke atas yang bekerja sebanyak 405.630 jiwa dengan didominasi lapangan usaha dibidang pertanian sejumlah 236.198 jiwa.

B. Gambaran Umum Desa Tlogowero 1. Letak Geografis

Secara geografis Desa Tlogowero terletak antara koordinat bujur : 110.05228 dan koordinat lintang : -7.298561. Desa Tlogowero memiliki luas wilayah 103 ha. Desa Tlogowero mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara : berbatasan dengan Desa Balesari

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Desa Tuksari Sebelah Barat : berbatasan dengan Hutan

Sebelah Timur : berbatasan dengan Desa Kalirejo

[image:46.595.112.516.139.271.2]
(47)

37 2. Aspek Demografi

a. Jumlah Penduduk Menurut Umur

[image:47.595.112.512.289.517.2]

Jumlah penduduk menurut umur menunjukkan komposisi penduduk dilihat dari usia belum produktif (0-14 tahun), usia produktif (15-64 tahun) dan tidak produktif (65 tahun ke atas). Jumlah penduduk Desa Tlogowero menurut umur dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Umur

No Umur (tahun) Jumlah Presentase (%)

1 0-4 1 0,098

2 5-9 64 6,299

3 10-14 80 7,874

4 15-19 90 8,858

5 20-24 75 7,382

6 25-29 76 7,480

7 30-34 74 7,283

8 35-39 94 9,251

9 40-44 95 9,350

10 45-49 86 8,464

11 50-54 60 5,905

12 55-59 71 6,988

13 60-64 52 5,11

14 ≥ 65 98 9,645

Total 1.016 100,00

Pada Tabel 6 terlihat bahwa di Desa Tlogowero penduduk yang berusia anta a ≥ 65 tahun me upa an elompo pen u u engan jumlah te be a , ya tu

(48)

38

100 jiwa penduduk usia produktif harus menanggung sejumlah penduduk non produktif.

ABT = ∑ Pen u u non P o u t f x 100 ∑ Pen u u produktif

ABT = 243 x 100 = 31,44 773

Angka ini menunjukkan bahwa 100 penduduk usia produktif di Desa Tlogowero harus menanggung antara 31 orang usia non produktif. Semakin besar rasio antara jumlah kelompok non produktif dan jumlah kelompok produktif maka akan semakin besar beban tanggungan bagi kelompok yang produktif terhadap kelompok non produktif. Hal ini dapat berpengaruh terhadap proses pembangunan

b. Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Usaha

[image:48.595.107.514.559.752.2]

Penduduk menurut mata pencaharian menunjukkan bahwa karakteristik mata pencaharian atau usaha yang digeluti oleh sebagian penduduk Desa Tlogowero. Jumlah penduduk menurut lapangan usaha berdasarkan usia 0 tahun sampai umur di atas 65 tahun dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Usaha

No Jenis pekerjaan Jumlah Presentase (%)

1 Belum/Tidak Bekerja 168 16,54

2 Pelajar/Mahasiswa 134 13,19

3 Pedagang 16 1,57

4 PNS 64 6,30

5 Wiraswasta 12 1,18

6 Karyawan Swasta 196 19,29

7 Perangkat Desa 5 0,49

8 Ibu Rumah Tangga 52 5,12

9 Pensiunan 35 3,44

10 Petani 309 30,41

11 Buruh Tani 25 2,46

(49)

39

Berdasarkan Tabel 7 diatas penduduk Desa Tlogowero menurut lapangan usaha terbesar yaitu 30% sebagai petani sejumlah 309 orang, luasnya lahan perkebunan menjadikan penduduk Desa Tlogowero memanfaatkan potensi wilayah Desa Tlogowero dengan bercocok tanaman holtikultura dan tanaman perkebunan. Jumlah terkecil menurut lapangan usaha adalah sebagai perangkat desa sejumlah 5 orang.

c. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

[image:49.595.111.516.386.525.2]

Distribusi penduduk Desa Tlogowero menurut tingkat pendidikan yang berhasil di tamatkan dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase

1 Tidak/Belum Sekolah 155 15,26

2 Belum Tamat SD 407 40,06

3 Tamat SD/Sederajat 266 26,18

4 SLTP/Sederajat 123 12,11

5 SLTA/Sederajat 50 4,92

6 Diploma 3 9 0,88

7 S1 6 0,59

Total 1.016 100,00

(50)

40 C. Keadaan Gapoktan Makaryowono

Gapoktan Makaryowono berkedudukan di Desa Tlogowero Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Jawa Tengah berdiri pada tanggal 24 Desember 2007. Arti dan nama Makaryowono adalah :

Makaryo : Bekerja

Wono : Lahan Sawah/Tegalan

Jadi arti dari Gapoktan Makaryowono adalah mendirikan kelompok yang sama-sama bekerja di lahan pertanian dengan tujuan untuk mencapai kemakmuran.

Gapoktan Makaryowono merupakan Gapoktan pertama di Kabupaten Temanggung dan menjadi Desa Percontohan di Kabupaten Temanggung karena dianggap berhasil dari segi budidaya tanaman organik dan pemasaran hasil pertaniannya. Berdirinya Gapoktan Makaryowono atas dedikasi Bapak Suwadi Broto yang merupakan pelopor adanya tanaman holtikuktura di Desa Tlogowero. Keberhasilan sektor pertanian yang dicapai Desa Tlogowero membuat Dinas Pertanian memutuskan untuk menggabungkan seluruh kelompok tani yang ada di Desa Tlogowero menjadi gabungan kelompok tani dengan tujuan agar semakin kookohnya organisasi pertanian di Desa Tlogowero akan berimbas dengan kemajuan sektor petaniannya.

(51)

41

Makaryowono 1, Makaryowono 2, Ketan Sewon, Surya Tani Organik dan Kelompok wanita tani Putri Mandiri. Pada tahun 2015 ditambah 2 gapoktan lagi yaitu Sari Tani dan Barokah.

[image:51.595.128.541.230.710.2]

Kelancaran suatu organisasi perlu adanya re-organisasi agar tidak terjadi kekuasaan sepihak. Berikut merupakan struktur organisasi Gapoktan Makaryowono masa jabatan 2012-2016.

Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi Pengurus Gapoktan Makaryowono Masa Jabatan 2012-2017 SEKRETARIS ASMORO HADI KETUA M JOHN PEMBINA; PPL DESA TLOGOWERO BENDAHARA NUR ROHMAD SAPRODI DAVID SUSANTO ALSINTAN M IMRON DISTRIBUSI-PEMASARAN

ARIF SUTOMO

LKM OPERASI TANIKU TOTOK SULISTYO PENGAWAS SUWADI BROTO C PELINDUNG;KADES TLOGOWERO HORTIKULTURA SUWALNO WALOYO UMD PETERNAKAN R FATUROHMAN PERIKANAN RAME SETIYONO PERKEBUNAN A SHOLIHIN UNIT USAHA

UNIT PRODUKSI

(52)

42

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Petani

Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi usia, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga dan pendapatan. Petani yang menjadi objek penelitian adalah petani yang tergabung dalam Gapoktan Makaryowono dan mendapatkan dana PUAP tahun 2011.

1. Usia

Petani penerima dana PUAP 2011 yang menjadi responden merupakan petani diusia produktif. Usia responden dalam pengambilan kredit PUAP sangat berpengaruh, karena apabila usia petani masih produktif maka untuk melakukan usahatani petani masih mampu menjalankan usaha taninya dengan baik. Usia produktif dalam menjalankan usahatani, maka petani akan memiliki kemampuan dalam pengembalian kredit kepada Gapoktan, sebab apabila petani tersebut tidak produktif maka dikhawatirkan petani tidak maksimal dalam berusahatani.

Tabel 1. Karakteristik Petani Berdasarkan Usia

No Usia (tahun) ∑ Jiwa (orang) Presentase (%)

1 25-34 5 13,89

2 35-44 10 27,78

3 45-54 12 33,33

4 55-64 7 19,44

5 ≥65 tahun 2 5,56

Jumlah 36 100,00

(53)

43

tidak produktif lagi, petani akan mengalami kemunduran penglihatan, pendengaran, daya tangkap atau penalaran serta kemampuan fisiknya yang akan berpengaruh terhadap kegiatan usahatani.

2. Tingkat Pendidikan

Pada dasarnya pendidikan sangat berpengaruh dalam peningkatan pendapatan, karena semakin tinggi pendidikan seseorang maka kesejahteraan seseorang tersebut semakin baik.

Tabel 2. Karakteristik Petani Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Pendidikan ∑ Jiwa (orang) Presentase (%)

1 Tidak sekolah 4 11,11

2 SD 17 47,22

3 SMP 11 30,56

4 SMA 3 8,33

5 Sarjana 1 2,78

Jumlah 36 100,00

Pada penelitian ini petani penerima dana PUAP 50% mempunyai latar pendidikan lulusan SD. Besarnya petani yang mengambil kredit PUAP dengan tingkat pendidikan Sekolah Dasar diakibatkan adanya kemudahan yang diberikan oleh Gapoktan kepada petani dimana tingkat pendidikan tidak terlalu menjadi tolak ukur dalam pemberian dana PUAP.

3. Jumlah Tanggungan Keluarga

(54)

44

Tabel 3. Karakteristik Petani Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga No Anggota keluarga ∑ Jiwa (orang) Persentase (%)

1 Belum berkeluarga 1 2,78

2 1 14 38,89

3 2 10 27,78

4 ≥ 3 11 30,56

Jumlah 36 100,00

Berdasarkan Tabel 11 petani yang memiliki tanggungan keluarga 1 orang sejumlah 14 orang. Sebagian besar petani yang memiliki tanggungan keluarga merupakan petani berusia lanjut dan pasangan baru, sedangkan petani yang memiliki tanggungan lebih dari 3 sejumlah 11 orang. Semakin banyak tanggungan keluarga maka semakin besar beban kepala rumah tangga.

4. Pendapatan

[image:54.595.110.519.123.226.2]

Pendapatan responden meliputi pendapatan yang diterima rata-rata tiap bulan. Pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa petani penerima dana PUAP memilki pendapat rata-rata Rp 510.00.00 – Rp 1.000.000 sejumlah 70% pendapatan Rp 1.000.000 – Rp. 2.000.000 sejumlah 20% dan petani yang memiliki pendapatan dibawah Rp 500.000 jumlahnya sedikit yaitu 11%

Tabel 4.Karakteristik Petani Berdasarkan Pendapatan

No Pendapatan usahatani ∑ Jiwa (orang) Persentase (%)

1 ≤ Rp 500.000 4 11,11

2 Rp510.000-Rp 1.000.000 25 69,44

3 Rp. 1.110.000 - Rp. 2.000.000 7 19,44

Jumlah 36 100,00

(55)

45

cukup. Sebanyak 70% petani memiliki pen apatan a an Rp. 5 0.000 Rp. 1.000.000. Kecilnya pendapatan yang diterima oleh petani diakibatkan karena sebagian besar merupakan petani holtikultura, harga sayuran yang tidak menentu membuat petani tidak dapat menentukan pendapatan mereka. Sayuran yang mereka tanam dapat terjual dengan harga tinggi maka pendapatan yang diterima tinggi begitu sebaliknya. Petani mengumpulkan sayurannya di tengkula sehingga harga yang dipatok tidak menentu.

B. Sikap Petani terhadap Program PUAP

Sikap petani terhadap program pengembangan usaha agribisnis pedesaan merupakan kecenderungan yang diberikan oleh petani Gapoktan Makaryowono terhadap seluruh kegiatan program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan yang dapat dilihat dari tiga pembentuk sikap yaitu sikap kognitif, sikap afektif dan sikap konatif.

1. Sikap Kognitif

(56)

46

tentang petani tentang monitoring kegiatan usaha, dan pengetahuan petani tentang petani tentang evaluasi kegiatan usaha. Sikap kognitif dapat diketahu melalui pertanyaan yang nantinya dikelola menggunakan skor dan kemudian dikelompokkan dalam beberapa kategori untuk setiap indikator, kategori sikap kognitif setiap indikator adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Tabel Indikator Sikap Kognitif

Pengukuran Kategori Indikator sikap kognitif

1 – 1,99 Rendah

2 – 2,99 3 – 3,99

Sedang Tinggi

(57)
[image:57.595.103.526.126.635.2]

47

Tabel 6. Distribusi Sikap Kognitif Petani Terhadap Program PUAP

Skor pada masing-masing sikap kognitif, yakni skor 1 tidak tahu, skor 2 kurang tahu, skor 3 cukup tahu, dan skor 4 tahu persis. Pemberian skor dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis pengetahuan petani, semakin Sikap

Kognitif

Kriteria Skor

Jumlah Anggota Presentase (%) Rata-rata skor Kategori 1.Sosialisasi PUAP

Tidak tahu 1 0 0

3,7 Tinggi Kurang tahu 2 0 0

Cukup tahu 3 11 30,56 Tahu persis 4 25 69,44 2.Pembentuka

n LKM dan PMT

Tidak tahu 1 0 0

3 Tinggi Kurang tahu 2 14 38,89

Cukup tahu 3 8 22,22 Tahu persis 4 14 38,89 3.Penyusunan

RUK

Tidak tahu 1 0 0

2,7 Sedang Kurang tahu 2 15 41,67

Cukup tahu 3 16 44,44 Tahu persis 4 5 13,89 4.Peninjauan

usaha

Tidak tahu 1 0 0

2,8 Sedang Kurang tahu 2 12 33,33

Cukup tahu 3 20 55,56 Tahu persis 4 4 11,11 5.Pendamping

an

administrasi/ pembukuan kredit modal

Tidak tahu 1 0 0

2,7 Sedang Kurang tahu 2 14 38,89

Cukup tahu 3 18 50 Tahu persis 4 36 11,11 6.Monitoring

kegiatan usaha

Tidak tahu 1 0 0

2,7 Sedang Kurang tahu 2 15 41,67

Cukup tahu 3 17 47,22 Tahu persis 4 4 11,11 7.Evaluasi

kegiatan usaha

Tidak tahu 1 0 0

3,4 Tinggi Kurang tahu 2 2 5,56

Cukup tahu 3 15 41,67 Tahu persis 4 19 52,78 Jumlah rata-rata skor sikap

kognitif

Kategori skor sikap kognitif

(58)

48

tinggi skor yang diperoleh maka pengetahuan petani tentang program PUAP semakin tinggi.

Sosialisasi program PUAP. Kegiatan sosiaslisasi program PUAP dilakukan dalam rangka memberikan pengetahuan kepada petani tentang dana bantuan langsung mandri yang diberikan oleh pemerintah untuk membantu petani desa miskin yang memiliki potensi pertanian bagus namun tidak memiliki modal untuk pengembangan usaha. Kegiatan sosialisasi untuk petani Gapoktan Makaryowono di Desa Tlogowero Kecamatan Bansari dilaksanakan tahun 2008 di Lumbung atau sekertariatan Gapoktan Makaryowono. Kegiatan sosialisasi disampaikan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Temanggung dan PPL Kecamatan Bansari, namun selain itu saat kegiatan sosialisasi harus dibawah arahan Kepala Desa Tlogowero yang mengharapkan agar dana PUAP dapat dimanfaatkan dengan baik untuk meningkatkan usaha sektor pertanian yang ada di Desa Tlogowero. Pada saat kegiatan sosialisasi Dinas Pertanian menyampaikan gambaran secara umum mengenai program PUAP, pencairan, pengembalian, perguliran, pelaporan dan kegiatan yang akan dilakukan selama menerima dana PUAP.

(59)

49

merupakan kegiatan terpenting dari program PUAP. Petani yang tidak mengetahui kegiatan sosialisasi maka petani tidak mengetahui informasi berkaitan dengan program PUAP.

Pembentukan LKM dan PMT. Lembaga keuangan mikro (LKM) dan penyelia mitra tani dalam program PUAP di Gapoktan Makaryowono dibentuk sebagai lembaga yang menangani kegiatan administrasi atau pembukuan program PUAP. Pembentukan LKM dan PMT di Gapoktan Makaryowono dilakukan pada tahun 2008 yang mengikut sertakan seluruh anggota Gapoktan Makaryowono, PPL Kecamatan Bansari sebagai penyuluh pendamping dan dibawah arahan Kepala Desa Tlogowero. Pembentukan LKM dan PMT dilakukan dengan cara musyawarah memilih dari anggota Gapoktan Makryowono yang bersedia menjadi pengurus LKM dan PMT disepakati bersama atas dasar persetujuan Ketua Gapoktan dan Kepala Desa. LKM dan PMT di Desa Tlogowero dinamakan Koperasi Taniku. Koperasi Taniku tidak hanya bertugas mengurus administrasi dan pendamping program PUAP, namun seluruh kegiatan yang ada di Gapoktan Makaryowono kepengurusa administrasi dilakukan oleh LKM dan PMT.

(60)

50

PMT dilakukan sekali di Gapoktan Makaryowono yaitu pada saat pembentukan Gapoktan tahun 2007. Lembaga Keuangan Mikro di Gapoktan Makaryowono menaungi seluruh program dan kegiatan yang ada di Gapoktan Makaryowono. Jadi tidak hanya program PUAP tetapi program sebelum adanya program PUAP.

Penyusunan RUK (Rencana Usaha Kelompok). Rencana usaha kelompok disusun sebagai pedoman dalam melaksanakan mengendalikan dan mengawasi kegiatan PUAP, selain itu untuk menjamin tumbuhnya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan rencana usaha tersebut dan sebagai alat / jaminan untuk mendapatkan sumber modal dana PUAP. Sebelum menyusun RUK, petani harus mempertimbangkan jenis usaha, pengolahan usaha, perhitungan modal yang diperlukan, penerimaan hasil, dan penggunaan penrimaan bersih/laba. Penyusunan RUK dilakukan oleh pengurus kelompok tani atas dasar rencana usaha yang dilakukan oleh anggota kelompok tani di Gapoktan Makaryowono.

(61)

51

Peninjauan usaha. Kegiatan peninjauna usaha dilakukan untuk meninjau kesesuaian usaha yang dilakukan dengan RUK yang diajukan, agar modal yang diberikan dapat terealisasikan tepat sasaran. Peninjauan usaha dilakukan sebelum bantuan dana diberikan. Peninjauna usaha dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Temanggung dan PPL Kecamatan Bansari kepada petani Gapoktan yang telah mengajukan RUK.

Berdasarkan Tabel 14 dapat dilihat pengetahuan petani tentang peninjauna usaha. Pada penilaian skor untuk pengetahuan petani tentang peninjauan usaha rata-rata skor yang diperoleh 2,8 termasuk dalam kategori sedang. Hal ini dikarenakan peninjauan usaha merupakan syarat dari pengajuan dana PUAP. Penyusunan RUK dilakukan setiap kelompok tani. Kelompok tani di Gapoktan Makaryowono telah dikelompokkan sesuai dengan komoditas yang ditanggani, maka peninjauan usaha dilakukan oleh perwakilan setiap kelompoknya. Pengetahuan petani tentang peninjaun usaha terbatas hanya untuk mereka yang menjadi pengurus kelompok dan menangani usaha kelompok yang dijalankan atau usaha sesuai RUK yang telah dibuat setiap kelompoknya.

(62)

52

kas harian uang masuk, buku kas harian uang keluar, buku kas, kartu simpanan anggota dan kartu pinjaman anggota. Pendampingan administrasi dilakukan setiap sebulan sekali yaitu pada saat pembayaran kredit modal usaha.

Pada penilaian skor untuk pengetahuan petani tentang pendampingan administrasi atau pembukuan kredit modal termasuk dalam kategori sedang dengan skor 2,7. Petani mengetahui pendampingan administrasi / pembukuan kredit modal dilakukan oleh LKM. Petani kurang mengetahui pendampingan administrasi karena tidak hanya program PUAP tetapi setiap dilaksanakan kegiatan Gapoktan administrasi dilakukan oleh Koperasi Taniku baik kegiatan permodalan atau hanya penyuluhan. Petani hanya mengetahui sistem pembayaranya satu bulan sekali angsuran dengan jumlah minimal Rp 50.000 dibayarkan ke LKM (Koperasi Taniku). Sistem pembukuan hanya petani yang menjadi pengurus Koperasi Taniku yang mengetahui sistem administrasi dan pembukuan kredit modal.

(63)

53

sebelum diadakan evaluasi program PUAP. Maka dari itu, seluruh petani penrima dana PUAP harus mengetahui adanya monitoring kegiatan usaha.

Berdasarkan Tabel 14 maka apat dilihat pengetahuan petani tetang kegiatan monitoring kegitan usaha. Pada penilaian skor untuk pengetahuan petani tentang monitoring termasuk dalam kategori sedang dengan skor 2,7. Petani kurang mengetahui monitoring kegiatan usaha. Kegiatan ini dilakukan oleh LKM sebagai pendamping kegiatan PUAP di Gapoktan Makaryowono, tetapi petani hanya sekedar mengetahui adanya monitoring karena tidak semua petani penerima dana PUAP kegiatan usahanya dimonitoring hanya perwakilan setiap kelompoknya atau petani yang menjadi pengurus kelompok. Petani yang mengurus RUK mengetahui kegiatan monitoring usaha, tetapi petani yang tidak ikut dalam pembuatan RUK tidak akan dilibatkan dalam kegiatan monitoring usaha.

(64)

54 2. Sikap Afektif

Komponen afektif dapat dikatakan sebagai perasaan (emosi) individu terhadap obyek atau subyek, yang sejalan dengan hasil penilaiannya. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar makin mendalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang suka atau tidak, setuju atau tidak setuju dan senang atau tidak senang.

Sikap afektif petani terhadap program PUAP merupakan tanggapan petani terhadap program PUAP yang meliputi kegiatan tanggapan tentang sosialisasi program PUAP, tanggapan petani tentang pembentukan LKM dan PMT, tanggapan petani tentang penyusunan RUK, tanggapan petani tentang peninjauan usaha, tanggapan petani tentang pendampingan administrasi/ pembukuan kredit modal, tanggapan petani tentang montoring kegiatan usaha dan tanggapan petani tentang evaluasi kegiatan usaha. Distribusi sikap afektif petani terhadap program PAUP dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 7. Tabel Indikator Sikap Afektif

Pengukuran Kategori Indikator sikap afektif 1 – 1,99

2 – 2,99 3 – 3,99

Rendah Sedang Tinggi

(65)

55

[image:65.595.115.532.185.729.2]

yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, kurang setuju dan setuju. Distribusi sikap afektif petani terhadap program PUAP dapat dilihat pada Tabel 16.

Tab

Gambar

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir Hubungan Faktor Pembentuk Sikap dengan Sikap Petani Terhadap Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan
Gambar 1. Bagan Pengambilan Sampel Gapoktan Makaryowono
Tabel 1. Interpretasi Terhadap Nilai r Hasil Analisis Korelasi
Tabel 1. Luas Wilayah Seluruh Kecamatan Di Kabupaten Temanggung
+7

Referensi

Dokumen terkait

67 Kardiono, R., 2014, ‘Uji Efek Sedasi dan Durasi Waktu Tidur Ekstrak Air Herba Putri Malu (Mimosa pudica L.) pada Mencit (Mus musculus) 80 Galur Swiss’, Skripsi, Sarjana

Berdasarkan pembahasan hasil data yang diperoleh dalam penelitian dan diuraikan disusun kedalam distribusi persentase sederhana kemudian dianalisis secara deskriptif,

The 1 st International Conference on Muslim Society and Thought “Muslim Society and Globalization” held by Ushuluddin and Philosophy Department of Sunan Ampel State

Anggota auksilier merupakan para anggota yang tidak dapat atau tidak mau bertindak sebagai anggota aktif, atau tidak mempunyai kewajiban untuk menghadiri rapat

Penelitian keterampilan belajar IPS sebelum perlakuan dilakukan pada kelas 4A SDN Bringin 01 kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian

“Alhamdulillah …… agustus 2012 SMK Negeri 1 Logas Tanah Darat telah memiliki laboratorium computer dengan 20 Unit computer Client(siswa) dan 1 komputer Guru

pengalaman belajar, pengemasan materi ajar, pengembangan evaluasi yang