• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Perancangan Promosi Kota Solo Melalui Batik sebagai Warisan Budaya dengan Menggunakan Ambient Media.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Perancangan Promosi Kota Solo Melalui Batik sebagai Warisan Budaya dengan Menggunakan Ambient Media."

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN PROMOSI KOTA SOLO

MELALUI BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA

DENGAN MENGGUNAKAN AMBIENT MEDIA

TUGAS AKHIR

Nama : ANANGGADIPA C.A NIM : 08.42010.0012

Program Studi : Desain Komunikasi Visual

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA &

TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2012

STIKOM

(2)

ABSTRAK

Perancangan Promosi Kota Solo Melalui Batik sebagai Warisan Budaya dengan

Menggunakan Ambient Media

Ananggadipa Candrika Adi (2008)

Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual, STIKOM

Pembimbing :

(I) Muh Bahruddin., S.Sos., M.Med.Kom.

(II) Thomas Hanandry D., S.T. M.T.

Tujuan perancangan ini adalah untuk mengetahui bagaimana merancang promosi pariwisata kota Solo melalui batik sebagai warisan budaya. Selanjutnya perancangan ini dilakukan dengan survey, wawancara mendalam serta studi eksisting, dan juga referensi dari beberapa buku. Data dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif. Perancangan ini dibuat berdasarkan tagline Solo sendiri yaitu spirit of java sehingga dari desain tidak sama sekali merubah tagline yang sudah ada. Namun di sini, batik menjadi kekuatan tersendiri untuk menjadi sebuah media promosi. Dengan ambient media, kreatifitas untuk mempromosikan Solo sangat luas, medianya bisa menggunakan fasilitas umum yang ada di Solo, fasilitas yang digunakan oleh masyarakat sehari–hari. Namun dalam perancangan ini, konsep desain yang diusung yaitu “batik inside” Dengan konsep desain itu, diharapkan implementasi batik yang ada di fasilitas umum, bisa dinikmati setiap masyarakat Solo maupun turis–turis. Dan melalui ambient media tersebut, turis semakin tertarik dan pariwisata Solo bisa meningkat dan lebih dikenal lagi.

Kata Kunci : Perancangan, Promosi, Batik, Ambient Media

STIKOM

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………...x

DAFTAR ISI……….……….…xii

DAFTAR GAMBAR……….…xv

DAFTAR LAMPIRAN………..…....xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1

Latar Belakang Masalah ... 1

1.2

Rumusan Masalah ... 3

1.3

Batasan Masalah... 4

1.4

Tujuan ... 4

1.5

Manfaat Perancangan ... 4

BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Batik Sebagai Warisan Budaya ... 5

2.2 Keindahan batik Solo ... 6

2.3 Sejarah Berdirinya Jawa Tengah ... 7

2.4 Solo Kota Budaya ... 9

2.5 Promosi ... 10

2.6 Periklanan ... 11

2.7 Struktur Iklan ... 12

2.8 Media Promosi ... 13

2.11.1 Ambient Media ... 14

2.11.2 Solo Batik Carnival ... 15

2.9 Studi Existing ... 17

STIKOM

(4)

2.9.1 Kondisi Subyek saat ini ... 17

2.9.2 Profil Batik Solo ... 18

2.9.3 Lokasi Wisata ... 19

2.9.4 Sarana Promosi Visual ... 19

2.10 Kompetitor ... 21

2.10.1 Pariwisata Yogjakarta ... 21

2.13.2 Pariwisata Bandung ... 22

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN KARYA ... 24

3.1 Metodologi ... 24

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.3 Teknik Annalisa Data ... 27

3.4 Annalisa Data ... 28

3.4.1 Hasil Wawancara ... 28

3.4.2 Studi Existing ... 28

3.5 Konsep / Keyword ... 36

3.6 Metode Perancangan Karya ... 38

3.6.1 Bagan Perancangan ... 38

3.6.2 Konsep Kreatif ... 38

3.6.3 Strategi Media ... 41

3.7 Perancangan Publikasi ... 52

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA ... 54

4.1 Implementasi Desain ... 54

4.2 Implemetasi Desain Publikasi ... 63

BAB V PENUTUP ... 65

5.1 Kesimpulan ... 65

5.2 Saran ... 66

STIKOM

(5)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada era informasi dan komunikasi saat ini, kecenderungan masyarakat

untuk melestarikan sebuah budaya perlu perhatian khusus dari

pemerintah.Khususnya batik sebagai warisan budaya Indonesia. Jawa Tengah

merupakan salah satu pusat batik yang cukup tersohor di Indonesia, khususnya

Solo. Hal ini memungkinkan untuk dilakukan perancangan promosi pariwisata

Solo melalui batik sebagai warisan budaya.

Solo merupakan kota yang berada di Jawa Tengah dengan keanekaragaman

budayanya. Mempromosikan kota Solo melalui batik merupakan motifasi saya

merancang tugas akhir ini. Masalah yang dihadapi adalah pemerintah kota Solo

kurang maksimal dalam mempromosikan Solo dengan batik sebagai warisan

budaya. Banyak aspek yang dapat dimanfaatkan dalam mempromosikan Solo

yang belum ter eksplorasi.

Batik merupakan warisan budaya yang sudah ada dari jaman nenek moyang,

yaitu abad ke XVII, yaitu jaman kerajaan Majapahit.Batik sendiri berasal dari kata

amba” yang artinya luas dan “nitik” yang artinya menulis. Batik sendiri ada dua

macam, yaitu batik tulis dan batik cap. Batik cap diciptakan karena seiring

perkembangan jaman yang menuntut produksi yang banyak dan cepat. Batik Solo

sudah ada sejak jaman kerajaan Mataram dan berkembang pada jaman Majapahit

dan kerajaan–kerajaan yang ada di Solo. Salah satu desa yang terkenal dengan

batiknya hingga saat ini adalah “Kampung batik Laweyan”.

STIKOM

(6)

2

Sehingga Kampung batik Laweyan menjadi salah satu icon pariwisata di kota Solo.

Batik saat ini menjadi warisan budaya yang diakui dunia (Santosa Doellah, 2011 :

20).

Solo adalah sebuah desa yang dulunya bernama desa Sala. Pada jaman kerajaan

mataram, Sunan Pakubuwana II memerintahkan beberapa tumenggung dan sahabat

dari belanda untuk mencari daerah baru yang akan dijadikan sebagai pusat kerajaan

Mataram yang baru. Berubah nama menjadi Surakarta Hadiningrat. Lambat laun,

sesuai dengan perjanjian Giyanti, Mataram dibagi menjadi dua, yaitu Surakarta dan

Yogjakarta.Dan setelah perjanjian Salatiga, Surakarta dibagi menjadi dua, yaitu

Kasunanan dan Mangkunegaran. Potensi budaya Solo yang beragam menjadikan Solo

sebagai sebagai kota berbudaya. Namun penanganan yang belum maksimal, dilihat

dari segi SDM yang menangani promosi dan periklanan, dirasa kurang di kota Solo

(Central Java Tourism 2011:10), (Observasi mendalam Studi Eksisting 2012).

Dalam laporan ini, media promosi yang diutamakan adalah ambient media.

Ambient media sengaja dipilih sebagai media promosi utama karena, wujud realisasi

dari iklan itu sendiri jelas terlihat, dan dilihat dari kultur budaya masyarakat Solo

yang kurang perhatian terhadap konsidi kotanya. Jika menggunakan ambient media,

wujud realisasi dari iklan iklan tentang promosi jelas terlihat. Dari situ, masyarakat

bisa mengetahui bahwa promosi tentang Solo melalui batik sebagai warisan budaya

tampak jelas.

STIKOM

(7)

3

Disamping itu, media promosi lain seperti web, iklan televisi dan interaktif,

akan menjadi pendukung dari media promosi utama yaitu ambient media. Hal itu juga

dibutuhkan, karena untuk mengenalkan Solo di kancah nasional bahkan di

Internasioanal, perlu beberapa sentuhan teknologi masa kini.Warna yang menarik,

pengemasan iklan yang menarik dan himbauan yang terus menerus tiada henti tentang

budaya-budaya yang ada di Solo selain batik itu sendiri.

Pemerintah Solo sendiri sebelumnya sudah melakukan promosi lewat batik

melalui acara yang dinamakan Solo Batik Carnival.SBC sendiri sudah ada sejak

tahun 2008.Meskipun pada saat awal dilaksanakan SBC, kurang mendapat antusias

dari wisatawan maupun masyarakat Solo sendiri.Namun sekarang, Solo Batik

Carnival sudah menunjukan “taring” di kancah nasional dan internasional.

Oleh karena itu, perancangan promosi kota Solo melalui batik sebagai warisan

budaya, dirasa sangat tepat untuk memajukan industry pariwisata kota Solo, sekaligus

mengenalkan pada Indonesia bahkan internasioanal, bahwa Solo mempunyai banyak

potensi di dalam hal pariwisata. Diharapkan, dengan adanya perancangan ini, bisa

meringankan tugas pemerintah dalam menggalakkan Solo sebagai kota pariwisata,

tentu saja tidak lepas dari tag line dari Solo sendiri, yaitu “Solo, Spirit of Java”.

STIKOM

(8)

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, ditemukan beberapa rumusan masalah,

yaitu:

1. Bagaimana mempromosikan kota Solo melalui batik sebagai warisan budaya?

2. Bagaimana menggunakan ambient media untuk mempromosikan kota Solo?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, di simpulkan adanya batasan masalah

dalam penulisan laporan ini, adapun batasan masalahnya yaitu:

1. Mempromosikan kota Solo melalui batik Solo.

2. Media promosi yang digunakan adalah ambient media berupa kendaraan wisata

dalam kota, fasilitas umum, dan bangunan kesenian.

3. Visualisasi implementasi media promosi dalam bentuk tiga dimensi.

1.4 Tujuan Perancangan

Laporan ini Mempunyai tujuan, yaitu:

1. Untuk mempromosikan Solo melalui batik sebagai warisan budaya.

2. Untuk mengaplikasikan ambient media sebagai promosi kota Solo.

1.5 Manfaat Perancangan

Membantu dalam pendidikan khususnya dalam bidang pariwisata, bisa menjadi

referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian atau riset tentang

STIKOM

(9)

5

pariwisata, khususnya pariwisata yang ada di Solo. Bisa menjadi bahan pengajaran

pada sekolah – sekolah dan juga universitas.Terlebih dalam bidang promosi melalui

ambient media.

Bagi pemerintah Solo sendiri, bisa diaplikasikan pada media yang sudah

ditentukan, dan dapat meningkatkan daya tarik pariwisata di Solo.

STIKOM

(10)

5

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

Beberapa hal yang menjadi tinjauan pustaka dari dalam merancang promosi

kota Solo melalui batik dengan menggunakan ambient media sebagai media

promosi, yang pertama adalah definisi batik itu sendiri yang tertulis seperti

dibawah ini.

2.1 Batik sebagai Warisan Budaya

Batik merupakan sebuah warisan budaya yang memang asli dan berasal dari

nenek moyang bangsa Indonesia. Asal mula kata batik diambil dari penggabungan

dua kata, yaitu “amba” yang berarti luas atau besar dan “nitik” yang berarti

menulis. Batik merupakan suatu kesenian menulis yang dilakukan oleh pendahulu

kita, yang dilakukan di atas kain.Dengan menggunakan alat untuk menulis batik,

yaitu canting. Canting adalah alat yang digunakan pembatik untuk memberi motif

pada kain, sesuai yang diinginkan (Santosa Doellah, 2011:5).

Dengan menggunakan cairan pewarna yang masih basah, dimasukkan ke

canting, kemudian di tiup pelan – pelan, dan digoreskan pada kain yang telah disiapkan.Batik sendiri telah digunakan sejak jaman raja – raja mataram.Ciri khas dan keunikan inilah, yang membuat batik bisa dikenal di seluruh Indonesia,

bahkan di dunia.Dengan berbagai warna corak dan warna kain yang ada, batik

digunakan masyarakat Indonesia sebagai busana hingga saat ini, baik untuk

bersantai ataupun secara resmi. Demi menjaga kelestarian dari batik sendiri,

pemerintah telah menetapkan hari jumat, sebagai hari batik nasional.Sehingga

pada saat hari itu, semua masyarakat Indonesia, wajib mengenakan batik. Setiap

STIKOM

(11)

6

daerah di Jawa, hampir semuanya memiliki batik dengan ciri khas nya yang berbeda

beda (Santosa Doellah, 2011: 8).

Selain batik secara umum sebagai landasan, kita perlu juga mengetahui sejarah

singkat batik yang ada di Solo, guna memperkuat landasan dalam konteks promosi

kota Solo melalui batik seperti dibawah ini.

2.2 Keindahan Batik Solo

Batik Solo sudah ada sejak jaman kerajaan Mataram. Walaupun batik sendiri

tidak berasal dari Solo, namun batik sudah digunakan dan menjadi pakaian khas dari

raja – raja Mataram.Sesuai dengan perkembangan jaman, batik menjadi lebih besar dan berkembang.Dari segi corak, dan warna. Namun ciri khas dari batik Solo tetap

ada dan itulah yang menjadi salah satu daya tarik kota Solo dalam pariwisata.

Kampung Laweyan misalnya.Kampung ini berdiri sejak jaman kerajaan Mataram,

Surakarta Hadiningrat. Dimana, batik di produksi secara masal baik secara tradisional

hingga sekarang menjadi modern.Kampung Laweyan sampai saat ini tetap menjadi

salah satu tempat tujuan pariwisata. Selain mayoritas seluruh penduduk Kampung

menawarkan batik, seni bangunan dan keunikan dari Kampung batik Laweyan, tetap

terpelihara sampai saat ini. Corak batik Solo yang bermacam – macam, serta warna batik Solo yang unik, menjadikan batik Solo sebagai salah satu icon yang cukup

diunggulkan dalam pariwisata kota Solo. Sesuai dalam website sejarah batik Solo

sendiri (Arswendo, 2008:70).

STIKOM

(12)

7

a b

c d

Gambar 2.1 Batik Solo

a. Batik Biru b. Batik Parang c. Kampung Batik d. Sign System

Sumber: Pemerintah Kota Solo 2.3 Sejarah Berdirinya Jawa Tengah

Provinsi yang dibentuk pada tahun 1905 pada zaman Hindia Belanda ini adalah

sebuah provinsi yang berada di Tengah pulau Jawa dan berbatasan langsung dengan

Jawa Barat, D.I.Y Yogyakarta, Jawa Timur, Laut Jawa dan Samudra Hindia di

sebelah selatan. Jawa Tengah sendiri, memiliki 5 wilayah, yakni, Semarang,

STIKOM

(13)

8

Rembang, Kedu, Banyumas dan Pekalongan.Pada saat itu, Surakarta masih

merupakan daerah swapraja kerajaan (vorstendland) yang berdiri sendiri dan terdiri

dari dua wilayah, yaitu Kasunan Surakarta dan Mangkunegaran.Dilihat dari

konteksnya, kadang Jawa Tengah juga mencakup Yogyakarta.Jawa Tengah sendiri

dikatakan sebagai “jantung” budaya Jawa. Walaupun begitu, bukan hanya suku Jawa

saja yang ada disana. Melainkan berbagai macam suku berkembang di Jawa Tengah

dengan penyesuaian budaya Jawa sendiri (Rudi Badil, 2011:3).

Setelah diberlakukannya Decentralisatie Besluit, tahun 1905, gewesten diberi

otonomi dan dibentuk dewan daerah.Gewesten adalah wilayah yang ada di Jawa

Tengah.Sejak tahun 1930, Jawa Tengah ditetapkan sebagai daerah otonom yang juga

memiliki Dewan Provinsi (provinciane Raad).Provinsi terdiri dari beberapa

karisidenan, yang meliputi beberapa kabupaten, dan dibagi lagi dalam beberapa

kawedanan (Rudi Badil, 2011:3).

Menyusul kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1946 Pemerintah membentuk

daerah swapraja Kasunanan dan Mangkunegaran; dan dijadikan karesidenan. Pada

tahun 1950 melalui Undang-undang ditetapkan pembentukan kabupaten dan

kotamadya di Jawa Tengah yang meliputi 29 kabupaten dan 6 kotamadya. Penetapan

Undang-undang tersebut hingga kini diperingati sebagai Hari Jadi Provinsi Jawa

Tengah, yakni tanggal 15 Agustus 1950 (Rudi Badil 2011:15).

STIKOM

(14)

9

Gambar 2.2 Logo Prov Jateng

Sumber: Pemerintah Kota Solo 2.4 Solo Kota Budaya

Solo merupakan sebuah kota yang terletak di provinsi Jawa Tengah. Sebuah

kota yang memiliki berbagai macam budaya yang menarik. Solo sendiri mempunyai

sejarah yang cukup panjang. Solo dulunya merupakan sebuah desa yang bernama

desa Sala. Jaman kerajaan mataram, raja mataram pada saat itu Pakubuwana II,

memerintahkan Tumenggung Honggowongso dan komandan pasukan Belanda J.A.B

Van Hohendorff untuk mencari sebuah daerah yang nanti dijadikan sebagai pusat

pemerintahan kerajaan Mataram. Setelah melakukan penelitian dari segi fisik ataupun

non fisik dari desa Sala sendirim akhirnya ditetapkan lah desa Sala sebagai ibukota

dari kerajaan Mataram pada saat itu. Desa Sala berubah nama menjadi Surakarta

Hadiningrat (Web HelloSolo, Sejarah Kota Solo).

Dalam perjalanan kepemimpinan raja Mataram, Surakarta dibagi menjadi dua

daerah, yaitu Surakarta dan Yogjakarta, sesuai dengan isi dari perjanjian

Giyanti.Kemudian Mataram sendiri dibagi menjadi dua, yaitu Kasunanan dan

Mangkunegaran yang saat ini dikenal dengan Kraton Kasunanan dan Kraton

STIKOM

(15)

10

Mangkunegaran. Sesuai perkembangan jaman, nama Surakarta Hadiningrat diubah

menjadi Solo. Masyarakat Jawa Tengah, khusunya Solo sendiri, mempunyai kultur

budaya yang halus dan penuh tata karma. Sehingga banyak wisatawan yang datang ke

Solo baik domestik maupun local, merasa nyaman dengan suasana yang ada di

kota.Solo. Didukung dengan banyaknya budaya yang ada di Solo, yang bisa

dinikmati sebagai pariwisata (Web HelloSolo, Sejarah Kota Solo).

a b

c d

Gambar 2.3 Solo Kota Budaya

a. Kraton Kasunanan b. Solo Batik Carnival c. Pasar Klewer d. Bis Tingkat Werkudara

Sumber : Pemerintah Kota Solo

STIKOM

(16)

11

2.5 Promosi

Promosi merupakan suku kata yang tidak asing didengar oleh kalangan

desainer–desainer, terutama dalam bidang pemasran. Promosi sendiri adalah salah satu bagian dari pemasaran, yang dimana merupakan sebuah usaha dalam artian

untuk mempromosikan, mengenalkan sesuatu baik itu berupa barang ataupun jasa,

bahkan dalam bentuk lainnya yang masih bisa dipromosikan. Sehingga orang lain

tertarik untuk melakukan transaksi atas apa yang dipromosikan. Selain itu, promosi

juga bertujuan untuk mendapatkan kenaikan pendapatan dari apa yang dipromosikan

(Rambat Lupiyoadi 2001:108).

Selain itu, juga bertujuan untuk mendapatkan konsumen baru dan

mempertahankan konsumen yang sudah ada. Promosi juga bisa untuk menjaga

kestabilan yang sudah ada, membedakan dan mengunggulkan produk atau jasa dari

pesaingnya, serta yang paling penting, membangun citra produk atau jasa di mata

konsumen sesuai dengan yang diinginkan. Promosi juga tidak boleh

mengesampingkan hal – hal yang penting, seperti promosi itu harus menarik, pemahaman dari calon pembeli pada saat menginterpretasikan sebuah promosi, dan

tindakan yang perlu dilakukan pada saat melakukan promosi (Rambat Lupiyaadi

2001:108).

2.6 Periklanan

Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran promosi

adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix).Secara sederhana iklan

STIKOM

(17)

12

didefenisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada

masyarakat lewat suatu media. Namun demikian, untuk membedakannya dengan

pengumuman biasa, iklan lebih diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli,

seperti yang dikatakan Frank Jefkin dalam Intoduction to Marketing, Advertising and

Public Relation “advertising aims to persuade people to buy” (Kasali, Rhenald.

1995:75).

2.7 Stuktur Iklan

Sebuah iklan, baik yang dipublikasikan melalui media cetak maupun media

penyiaran, pada dasarnya memiliki struktur. Meskipun struktur baku sebuah iklan

sebenarnya tidak ada, kebanyakan iklan ditampilkan dalam struktur dan urutan

sebagai berikut :

1. Headline.

Sering disebut juga judul atau kepala tulisan, adlah bagian terpenting dari sebuah

iklan.Letaknya tidak selalu pada awal tulisan, tetapi merupakan bagian pertam

yang dibaca orang.

2. Subheadline.

Sebuah headline harus mengatakan sesuatu yang sangat penting kepada para

calon pembeli, tidak peduli dalam satu kalimat yang panjang atau pendek. Akan

tetapi, kalau kalimatnya cukup panjang, maka headline lazim diikuti dengan

subheadline.

3. Amplifikasi.

STIKOM

(18)

13

Adalah naskah atau teks iklam yang mengikuti headline.Sering juga disebut body

copy atau body text.

Dalam pembuatan iklan, untuk menghasilkan iklan yang baik, selain harus

memperhatikan struktur diatas, penting juga menggunkan elemen-elemen dalam

sebuah rumus yang dikenal sebagai AIDCA, yang terdiri atas :

a. Attention (perhatian)

b. Interest (minat)

c. Desire (kebutuhan/keinginan)

d. Conviction (rasa percaya)

e. Action (Tindakan)

2.8 Media Promosi

Media promosi merupakan sarana atau tempat media yang dilakukan untuk

mendukung sebuah realisasi dan pemantapan dari promosi sendiri.Media promosi

dalam dunia marketing dibagi menjadi dua bagian yaitu ATL dan BTL.ATL atau

Above The Line sendiri merupakan sebuah media promosi dengan segmentasi luas.

Mengapa dikatakan luas karena media promosi ATL sendiri meliputi televise, radio,

majalah, Koran dan billboard. ATL sendiri merupakan cara promosi lebih kepada

menjelaskan ide atau konsep kepada masyarakat tanpa melakukan tindakan atau

interaksi secara langsung (Wijaya Sukma Bambang 2011:23).

Sedangkan BTL atau Below The Linemerupakan media promosi yang

mempunyai segmentasi terbatas.Mengapa dikatakan terbatas?Karena BTL merupakan

media promosi atau cara promosi yang kegiatannya memberikan kesempatan kepada

STIKOM

(19)

14

audience untuk berinteraksi, merasakan, menyentuh bahkan melakukan

actionmembeli. Beberapa media BTL antara lain seperti event, sponshorship, sampling, point of sale material, consumer promotion dan lain-lain (Wijaya Sukma

Bambang 2011:23).

Ada salah satu istilah lagi dalam media promosi, yaitu TTL atau Trough The

Line.TTL sendiri merupakan gabungan atau compare antara ATL dan BTL. Yang

dimana pada jaman modern ini, ATL dan BTL sudah terjadi pergeseran dalam

konteks masing – masing.Terkadang di dalam ATL terdapat unsur BTL, begitu juga sebaliknya.Namun media promosi apapun, tetap menjadi sebuah alat yang menjadi

pendukung dari kegiatan promosi tersebut. Salah satunya adalah ambient media.

Gambar 2.4 Media Promosi

Sumber: Google Picture 2.8.1 New Media yaitu Ambient Media

Ambient media merupakan salah satu bentuk media promosi yang tergolong

baru di Indonesia.Ambient media merupakan salah satu bentuk new media yang

STIKOM

(20)

15

memiliki cara penyampaian yang berbeda kepada masyarakat, dibandingkan iklan

konvensional. Spirit yang diusung oleh ambient media, memberikan kesan atau

pengalaman yang tidak terlupakan atau dengan kata lain memorable experience.

Dalam penelitiannya, Syamsul Bahri mengatakan “It works for two simple reasons-it gets people’s attention and provokes an emotional response” (dikutip dari blog

Syamsul Bahri, 2007). Pada umumnya, ambient mediaberusaha membangkitkan

emosi masyarakat atau khalayak ramai dengan cara mengangkat ide–ide lucu, horror, hal–hal yang menjijikkan, atau bentuk emosianal dan ekspresi lainnya. Ambient

media merupakan perpaduan berbagai elemen etetik seperti forografi, ilustrasi, desain

grafis, seni instalasi, patung, tata cahaya, happening art dan komponen seni lainnya

(Syamsur Bahri, 2007:1).

Gambar 2.5 Ambient Media

Sumber: Ambient Media Creative picture

STIKOM

(21)

16

2.8.2 Solo Batik Carnival

Solo Batik Carnival merupakan salah satu acara yang diselenggarakan

pemerintah kota Solo dengan tujuan memajukan dan mengenalkan pariwisata kota

Solo melalui batik. SBC sendiri sudah ada sejak tahun 2008 hingga saat ini. Solo

Batik Carnival memberikan kesempatan kepada setiap desainer–desainer yang ada untuk unjuk kebolehan karya maisng–masing, terutama desainer fashion. Di dalam SBC sendiri, tidak hanya batik yang ditampilkan, melainkan budaya lain seperti, tari

tarian dan wayang.Peserta dari SBC sendiri sangat banyak, bukan hanya puluhan,

melainkan ratusan. Tidak menutup kemungkinan, daerah dari luar Solo mau

mengikuti ajang Solo Batik Carnival. Awal mula diselenggarakan, antusias dari

wisatawan dan masyarakat Solo, tidak seperti yang diharapkan.Kurangnya antusias,

membuat aura dari event Solo Batik Carnival sendiri tenggelam (Website Pemkot

Solo, diakses pada tanggal 24 Maret 2012).

Namun seiring berkembangnya waktu, SBC mulai mendapat tempat dihati

wisatawan, dan masyarakat Solo. Nyatanya Solo Batik Carnival yang

diselenggarakan tahun 2010, sukses mengikuti festival Chingay di Singapura dan

juga tampil pada pesta budaya Tong–Tong di Den Haag Belanda. SBC sendiri mempunyai relasi yang erat dengan acara semacam ini yaitu Jember Fashion

Carnaval. Acara yang serupa, dengan maksud mempromosikan daerah dengan potensi

yang ada, sehingga bisa menjadi salah satu tujuan pariwisata domestik dan

mancanegara.

STIKOM

(22)

17

Gambar 2.6 Solo Batik Carnival

Sumber: Koleksi Prinadi dan dari Pemkot Solo 2.9 Studi Existing

2.9.1 Kondisi Subyek Saat ini (Kota Solo) Profil Kota Solo

Saat ini, kota Solo sedikit namun pasti, mulai meningkatkan kualitasnya. Mulai

dari sektor pariwisata hingga sektor industri. Berbgai macam promosi telah dilakukan

pemerintah kota Solo demi mengembangkan kemajuan kota Solo agar dikenal oleh

Indonesia dan dunia. Perbaikan pada bangunan budaya dan dukungan penuh terhadap

acara acara tentang budaya Solo. Dari sector industri, Solo juga telah

mengembangkan di dunia otomotif. Namun yang paling penting adalah

pengembangan kota Solo dalam hal pariwisata. Kendaraan wisata seperti bis tingkat

dan kereta uap yang beroperasi di dalam kota Solo, serta angkutan lain dan prasarana

STIKOM

(23)

18

yang disediakan pemerintah guna menunjang akses pariwisata di dalam kota. Sarana

seperti inilah yang akan digunakan untuk lebih mengenalkan kota Solo secara

menyeluruh terhadap wisatawan domestic dan mancanegara. Tentunya dengan batik

sebagai warisan budaya (Website Kota Solo diakses pada tanggal 24 Maret 2012).

Gambar 2.7 Tag Line Kota Solo

Sumber: Pemerintah Kota Solo

2.9.2 Profil Batik Solo

Batik Solo sudah menjadi warisan dari kota Solo sendiri sejak jaman

Majapahit. Batik Solo sendiri memiliki ciri khas dan motif sendiri dari batik lainnya.

ProdukUnggulan Kota SOLO

BATIK SOLO

STIKOM

(24)

19

Dan batik Solo sudah lama menjadi kekuatan utama dalam industry pariwisata Solo.

Oleh karena itu, promosi kali ini akan manggunakan batik Solo sebagai warisan

budaya yang tak ternilai. Batik Solo sendiri juga telah digunakan dalam membranding

beberapa tempat wisata. Masyarakat Solo sendiri telah menggunakan batik sebagai

salah satu pakaian wajib yang digunakan oleh masyarakat Solo sendiri. Apalagi

didukung dengan ketetapan pemerintah pada hari jumat diwajibkan mengenakan

pakaian batik.

Gambar 2.8 Batik Solo

Sumber :Foto Pribadi dan Pemerintah Kota Solo 2.9.3 Lokasi Wisata

Beberapa tempat di Solo yang menyediakan berbagai kebutuhan batik bagi

masyarakat Solo maupun wisatawan domestic atau mancanegara adalah pasar Klewer

dan Kampung Batik Laweyan. Dua tempat tersebut sangat dikenal dikalangan para

wisatawan yang berkunjung ke Solo. Dua tempat ini sudah ada sejak pertama kali

kota Solo dibangun. Pasar Klewer sangat kental dengan nuansa budaya Solo dengan

STIKOM

(25)

20

Batiknya karena berada di kawasan Kratonan, sedangkan Kampung batik Laweyan

sangat terkenal dengan kerajinan batiknya, yang telah diwariskan turun temurun oleh

penduduk asli kampong Laweyan. Dua tempat ini menjadi salah satu kekuatan

pariwisata kota Solo. (Website Kota Solo diakses pad atanggal 24 Maret 2012)

Gambar 2.9 Pasar Klewer dan Kampung Batik Laweyan

Sumber Pemerintah Kota Solo dan foto pribadi 2.9.4 Sarana Promosi/Komunikasi Visual yang Telah Dilakukan

1. Web Interaktif

Web interaktif adalah media interaktif yang tersambung secara online yang

mampu mengakses segala keperluan yang berhubungan dengan kota Solo khususnya.

Web ini dimiliki oleh Pemerintah Kota Solo.

STIKOM

(26)

21

Gambar 2.10 Web Pemkot Solo

2. Solo Batik Carnaval

Solo Batik Carnaval adalah event tahunan yang diselenggarakan oleh

pemerintah kota Solo guna memberikan suguhan istimewa kepada masyarakat Solo

dan juaga wisatawan yang dating ke Solo tentang keragaman bebrbusan batik yang

menarik dan unik. Disamping itu, event ini juga berguna untuk menarik simpati para

wisatawan yang belum pernah datang ke Solo (Web Pemerintah Kota Solo diakses

pada tanggal 24 Maret 2012).

Gambar 2.11 Solo Batik Carnival

Sumber: Web Kota Solo

STIKOM

(27)

22

2.10 Kompetitor

2.10.1 Pariwisata Yogyakarta

Yogyakarta adalah sebuah ibukota dari provinsi D.I.Yogyakarta.Yogyakarta

atau disebut juga dengan Jogja ini, mempunyai nilai dan peradaban seni serta budaya

yang tinggi. Banyak seniman–seniman handal berasal dari Jogja. Kekuatan spiritual serta culture yang masih kuat, membuat Jogja merupakan salah satu competitor yang

kuat untuk kota Solo. Kreatifitas yang tinggi dari orang-orang Jogja. Membuat Jogja

dijuluki sebagai kota pelajar dan kota seni. Tempat wisata yang banyak, juga

mendukung perkembangan pariwisata di Jogja.Pendidikan yang ada di Jogja juga

mencukupi dan cukup terkenal di Indonesia, bahkan di dunia.

Borobudur adalah candi budha yang terletak di kabupaten Yogyakarta.

Di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih

100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta.

Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana

sekitar tahun 800- an. Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar

yang di atasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan

2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha.

STIKOM

(28)

23

Gambar 2.12 Yogyakarta

Sumber : Website Yogjakarta 2.10.2 Pariwisata Bandung

Bandung adalah sebuah ibukota dari provinsi Jawa Barat. Bandung dikenal juga

sebagai kota kembang. Selain kota kembang, Bandung juga sering disebut sebagai

kota pelajar. Kemolekan Bandung sudah sangat sering terdengar dikalangan wisatwan

domestik maupun mancanegara. Kota yang dijuluki paris van java ini juga

menyimpan banyak budaya serta kulture masyarakat yang menarik.

Bandung juga mempunyai beragam seni dan kerajinan yang ditawarkan.

Pariwisata bandung sendiri cukup berkembang dilihat dari perkembangan kota dan

ekonomi Bandung sendiri. Promosi yang dilakukan oleh pemerintah Bandung sangat

besar. Melalui web, mengadakan event di Bandung sampai dengan mancanegara.

Tempat wisata yang ditawarkan Bandung sendiri sudah cukup banyak, mulai dari

tempat belanja sampai tempat tempat bersejarah. Bandung juga terkenal dengan usaha

tekstilnya. Hawa dingin dan sejuk juga menjadi faktor yang mendukung pariwisata di

Bandung (Web Pemerintah Bandung diakses pada tanggal 26 Maret 2012).

STIKOM

(29)

24

Pendidikan yang ada di Bandung juga sangat memadahi, dan terkenal di

Indonesia bahkan di dunia. Selain promosi sendiri, faktor pelajar yang datang dari

luar Bandungm juga merupakan salah satu faktor pendukung pariwisata. Karena dari

mulut ke mulut Bandung sudah cukup dibicarakan di kalangan pelajar.

Gedung Sate, dengan ciri khasnya berupa ornamen tusuk sate pada menara

sentralnya, telah lama menjadi penanda atau markah tanah kota Bandung yang tidak

hanya dikenal, namun juga seluruh Indonesia bahkan model bangunan itu dijadikan

pertanda bagi beberapa bangunan dan tanda-tanda kota di Jawa Barat. Misalnya

bentuk gedung bagian depan Stasiun Kereta Api Tasikmalaya. Mulai dibangun tahun

1920, gedung berwarna putih ini masih berdiri kokoh namun anggun dan kini

berfungsi sebagai gedung pusat pemerintahan Jawa Barat.

Gambar 2.13 Bandung

Sumber : Website dan google picture

STIKOM

(30)

1

BAB III

METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

Metode yang digunakan dalam perancangan promosi kota Solo melalui

batik sebagai warisan budaya adalah sebagai berikut:

3.1 Metodologi

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

Metode ini digunakan karena dianggap mampu memberikan informasi yang

dibutuhkan dalam melengkapi perancangan tugas akhir ini. Beberapa hal yang

telah dilakukan dalam metode ini antara lain, kepustakaan, studi eksisting,

wawancara, dan observasi.

Menurut Nazir (1983:58) ada dua data yang dianalisis yaitu

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari sumber data

pertama di lokasi penelitian. Maka informan yang dipilih adalah yang

memiliki informasi secara mendalam tentang batik asli Solo dan tentang

promosi–promosi pariwisata yang ada di Solo.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua atau

sumber sekunder dari data yang dibutuhkan. Data sekunder ini dapat berupa

data kepustakaan dan dokumen-dokumen penting yang dapat memperjelas

tentang batik Solo dan pariwisata yang ada di Solo. Selain itu data sekunder

STIKOM

(31)

2

juga didukung melalui metode observasi atau pengamatan di lapangan. Hal

ini dilakukan untuk mengetahui media promosi yang dilakukan untuk

mengetahui media promosi yang potensial untuk digunakan.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

1. Kepustakaan

Kepustakaan adalah salah satu cara yang digunakan dalam metode kualitatif

dengan cara mengumpulkan referensi serta literatur yang dapat membantu

penelitian ini yang berasal dari buku, artikel dan referensi–referensi yang

berasal dari web yang tentunya mempunyai sumber–sumber terpercaya dan

terbukti kebenarannya. Studi kepustakaan merupakan langkah yang penting

sekali dalam metode ilmiah untuk mencari sumber data sekunder yang akan

mendukung penelitian dan untuk mengetahui sampai ke mana ilmu yang

berhubungan dengan penelitian telah berkembang. Sampai ke mana terdapat

kesimpulan dan degeneralisasi yang pernah dibuat.

2. Eksisting

Untuk memperdalam ide dan konsep diwujudkan dalam bentuk karya di

Tugas Akhir ini, perlu melakukan kajian terhadap beberapa kompetitor dan

akan menjadi acuan untuk perancangan tugas akhir ini. Merupakan sebuah

penelitian awal yang dilakukan guna mendapatkan data yang dibutuhkan

dalam mendukung perancangan tugas akhir ini.

STIKOM

(32)

3

3. Wawancara

Wawancara merupakan cara pengumpulan data dengan jalan bertanya baik

sepihak maupun dua belah pihak yang dikerjakan dengan sistematik dan

belandaskan kepada tujuan penelitian (Marzuki, 2000: 62). Wawancara

memungkinkan untuk mendapatkan data secara lebih tajam dibanding

lainnya, karena langsung menuju kepada pelaku atau orang yang

berpengalaman dan memang melakukan hal yang berhubungan dengan

perancangan tugas akhir ini. Beberapa tokoh dan seniman yang ada di Solo,

yang menjadi target wawancara. Karena hasil wawancara dari mereka, dapat

digunakan untuk referensi untuk menguatkan bahwa batik asli Solo,

mempunyai ciri khas dan sejarah yang membuat mengapa batik Solo pantas

digunakan untuk promosi Solo sendiri. Selain tokoh dan seniman, ada juga

beberapa orang yang menekuni bidang batik di Kampung batik Laweyan dan

Kampung batik Kauman. Dinas Kebudayaan Pemkot Solo juga menjadi salah

satu nara sumber dalam wawancara mendalam ini.

4. Observasi

Observasi merupakan kegiatan mengamati dan mencatat secara sistematik

gejala-gejala yang terjadi dalam lingkungan masyarakat yang menjadi

segmennya (Marzuki, 2000: 70). Sehingga dapat diperoleh data–data yang

dibutuhkan.Hal ini merupakan suatu kegiatan yang sangat baik, karena

kekuatan data yang diperoleh sangat jelas dan terbukti. Observasi

membutuhkan ketelitian dan kecermatan dalam melakukannya.Guna

STIKOM

(33)

4

memproleh hasil yang maksimal, dibutuhkan domukmentasi agar lebih

terpercaya dan konkret.

3.3 Teknik Analisis data

Miles dan Huberman (Emzir, 1984: 21-23) ada 3 macam teknik menanalisis

data kualitatif yaitu:

1. Reduksi data

Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih,

memokuskan, membuang dan menyusun data dalam suatu cara di mana

kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diferivikasikan.Reduksi data

bukanlah sesuatu yang terpisah dari analisis. Ia merupakan bagian dari

analisis. Pilihan–pilihan peneliti potongan-potongan data untuk diberi kode,

untuk ditarik keluar dan rangkuman pola-pola sejumlah potongan, apa

pengembangan ceritanya, semua merupakan pilihan–pilihan analitis.

2. Model data

Model data sebagai suatu kumpulan informasi yang tersusun yang

memperbolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Model dalam kehidupan sehari–hari berbeda –beda dari pengukur surat kabar,

sampai layar komputer. Melihat sebuah tayangan membantu kita memahami

apa yang terjadi dan melakukan sesuatu analisis lanjutan atau tindakan

didasarkan pada pemahaman tersebut.

STIKOM

(34)

5

3. Penarikan/verifikasi kesimpulan

Dari permulaan pengumpulan data, hingga memutuskan apakah “makna”

sesuatu, mencatat keteraturan, pola–pola, penjelasan dapat dipakai sebagai

data pendukung.

3.4 Analisis Data 3.4.1 Hasil Wawancara

Metode wawancara ini dilakukan langsung untuk mendapatkan

informasi-informasi lebih dalam mengenai batik Solo dan promosi pariwisata kota Solo.

Berikut ini beberapa kesimpulan dari hasil wawancara:

1. Promosi pariwisata kota Solo yang selama ini dilakukan oleh pemerintahan

kota Solo meliputi media cetak, web, dan event–event yang diadakan setiap

tahunnya.

2. Promosi pariwisata kota Solo selama ini, mengangkat batik sebagai warisan

budaya kota Solo.

3. Sejauh ini promosi kota Solo yang dilakukan melalui media cetak dan event

kurang maksimal dilihat dari tema pemerintah Solo yang mengangkat batik

sebagai warisan budaya. Maka dari itu perlu dilakaukan alternatif media lain

untuk promosi.

3.4.2 Studi Eksisting

Analisa studi eksisting dalam perancangan Tugas Akhir ini mengacu pada

observasi yang telah dilakukan terhadap objek yang diteliti dan kompetitornya.

STIKOM

(35)

6

1. Analisis Internal

Analisis internal mengacu pada objek yang diteliti dalam hal ini adalah

Promosi kota Solo.

a. Segmentasi dan Targeting

Dalam promosi kota Solo ini, khalayak sasaran atau target audience yang

dituju adalah:

1) Demografis

a) Usia: Semua kalangan umur

b) Siklus hidup keluarga: Belum menikah, menikah belum mempunyai

anak, menikah punya anak.

c) Jenis kelamin: Pria dan wanita

d) Profesi: Pegawai negeri/swasta, wiraswasta, professional, manajer,

pelajar, dan mahasiswa.

2) Geografis

a) Wilayah: Nasional dan Internasional

b) Ukuran kota: Kota besar

c) Iklim: Tropis

3) Psikografis

a) Gaya hidup: Aktifitas padat dan sibuk, suka travelling, cinta akan

tradisi budaya.

b) Kepribadian: Membutuhkan refreshing, suka akan hal–hal yang

berbau kuno.

STIKOM

(36)

7

4) Behavioral

a) Berjejaring luas

b) Pencinta batik dan tradisi budaya

c) Berjiwa traveller

b. Positioning

Positioning adalah strategi komunikasi yang berhubungan dengan bagaimana

khalayak menempatkan suatu produk, merk atau perusahaan di dalam

otaknya, di dalam alam khayalnya, sehingga khalayak memiliki penilaian

tertentu (Kotler,1995: 23).

Kota Solo menempatkan dirinya sebagai kota yang mempromosikan

pariwisata melalui batik sogan, lereng, dan parang khas Solo sebagai warisan

budaya.

c. SWOT yang dimiliki kota Solo.

1) Kekuatan

Kota Solo merupakan kota bermacam–macam budaya khususnya budaya

Jawa. Kota Solo memiliki beberapa tempat yang sudah melegenda dari

jaman dahulu. Ada dua kraton besar yang ada di kota Solo yaitu

Kasunanan da Mangkunegaran. Selain itu, kota Solo mempunyai warisan

budaya yang sangat berharga yaitu batik Solo. Event–event yang

diadakan di Solo selalu bertemakan budaya–budaya yang ada di kota

Solo. Contohnya Solo Batik Carnival yang sudah berskala internasional,

hal ini menjadi nilai tambah bagi kota Solo untuk menarik wisatawan

domestik maupun mancanegara.

STIKOM

(37)

8

2) Kelemahan

Kota Solo belum memaksimalkan promosinya sebagai kota yang

memiliki warisan budaya yang sudah ada sejak jaman dahulu pada masa

kerajaan. Event–event yang ada di kota Solo, kurang terinformasikan

dengan baik, sehingga turis yang ingin mengetahui event yang ada di

Solo, harus melihat langsung ke Kantor Dinas Pariwisata.

3) Peluang yang dimiliki Kota Solo

Peluang yang dimiliki kota Solo sangatlah besar, karena kota Solo

memiliki berbagai macam budaya yang merupakan warisan budaya Jawa

Tengah. Dan tempat-tempat wisata yang sudah menjadi legenda di masa

kerajaan, serta pusat perdagangan batik yang sudah terkenal di berbagai

pelosok Indonesia.

4) Ancaman

Kurangnya konsistensi dalam melakukan program promosi akan

mempengaruhi pariwisata dari kota Solo. Karena pada saat ini, tiap kota

di Indonesia berlomba–lomba dalam mengembangkan promosi

pariwisata masing–masing, guna meningkatkan pariwisata dan

menambah pendapatan kota. Jika tidak ada konsistensi dan inovasi

dalam promosi, lambat laun kota Solo tidak akan bisa bertahan dalam

dunia pariwisata Indonesia ataupun internasional.

d. Asumsi data observasi, wawancara dan studi eksisting

Dari data hasil observasi, wawancara dam studi eksisiting maka dapat ditarik

kesimpulan atau asumsi antara lain:

STIKOM

(38)

9

1) Data pemasaran

a) Wisatawan mengetahui pariwisata Kota Solo hanya melalui informasi

dari teman atau saudara (mouth to mouth) dan saat mengunjungi kota

Solo itu sendiri.

b) Media promosi yang diandalkan saat ini hanyalah brosur, banner, dan

event-event.

c) Konsep desain pada media promosi yang ala kadarnya tanpa memiliki

sebuah konsep yang matang.

d) Kompetitor kota Solo dari hasil observasi adalah D.I. Yogjakarta dan

Bandung

2) Data Target Market

a) Target market adalah semua kalangan umur baik wanita ataupun pria

yang memiliki rutinitas yang tinggi. Target market berasal dari semua

golongan. Umumnya mereka ingin menikmati waktu senggang dan

refreshing dengan menikmati kekayaan budaya yang beragam dan

warisan budaya dengan suasana nyaman.

2. Analisis Kompetitor

Analisis kompetitor mengacu pada pesaing pariwisata kota Solo yaitu:

Pariwisata Yogjakarta dan pariwisata Bandung.

a) Segmentasi dan Targeting

Dalam promosi Yogjakarta dan Bandung khalayak sasaran atau target

audience yang dituju adalah:

STIKOM

(39)

10

1) Demografis

a) Usia: 15-50

b) Siklus hidup keluarga: belum menikah, menikah belum mempunyai

anak, menikah punya anak.

c) Jenis kelamin: Pria dan wanita

d) Profesi: Pegawai negeri/swasta, wiraswasta, professional, manajer,

pelajar, dan mahasiswa.

2) Geografis

a) Wilayah: Nasional

b) Ukuran kota: Kota besar

c) Iklim: Tropis

3) Psikografis

a) Gaya hidup: Aktifitas padat dan sibuk, mengikuti tren, menyukai

keramaian, senang menghabiskan waktu senggang dengan kegiatan

ber-belanja, hang out, nonton ataupun traveling.

b) Kepribadian: Membutuhkan tempat untuk bersantai menikmati

waktu senggang dan refreshing.

4) Behavioral

a) Berjejaring luas

b) Traveller

c) Suka tradisi budaya

STIKOM

(40)

11

b) Positioning

1) Yogjakarta menempatkan diri sebagai kota yang kaya akan tradisi

budaya dengan kehidupan sosial masih mengikuti perintah Sultan nya.

2) Bandung memposisikan kotanya sebagai tempat pariwisata dengan alam

dan suasana yang sejuk, serta pusat fashion Indonesia dengan sebutan

Paris Van Java.

c) SWOT

Sesuai hasil observasi yang telah dilakukan maka disimpulkan kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki oleh kompetitor D.I.

Yogjakarta.

1) Kekuatan

Yogjakarta merupakan kota yang menjadi daerah istimewa setelah Aceh.

Keistimewaan Yogjakarta terlihat dari kreatifitas dan budaya yang kental

yang ada di Yogjakarta. Berbagai macam seniman dari berbagai aliran

seni ada di Yogjakarta.Tata kehidupan masyarakat Yogjakarta yang

masih taat pada Sultannya walaupun pemerintahan resmi sudah

ada.Kemudian adanya kraton sebagai pusat pemerintahan serta beberapa

tempat wisata yang ditawarkan dalam pariwisatanya. Sedangkan

Bandung, merupakan pusat fashion Indonesia, dengan sebutan Paris Van

Java.

2) Kelemahan

Berdasarkan data observasi yang didapatkan bahwa Yogjakarta dan

Bandung adalah kurangnya promosi dari pemerintah dalam bidang

STIKOM

(41)

12

pariwisatanya, dan lalu lintas Bandung sendiri terbilang buruk dalam

penataannya.

3) Peluang

Beberapa peluang yang dimiliki Yogjakarta adalah Yogjakarta sudah

mempunyai nama di mata Indonesia ataupun di mata Internasional,

dengan berbagai kreatifitas dari para seniman yang ada di Yogjakarta.

Sedangkan Bandung memiliki banyak bisnis konveksi atau clothingyang

dimana bisnis tersebut sangat digemari oleh kawula muda, dan Bandung

sendiri menjadi pusat fashion diseluruh Indonesia.

4) Ancaman

Dari observasi yang dilakukan diperoleh data bahwa Yogjakarta dan

Bandung sama-sama mengandalkan media website dan jejaring sosial

dalam media promosinya, sehingga nantinya kedua kota tersebut akan

kalah dibanding dengan kota-kota yang lain yang meluncurkan promosi

di berbagai media.

d) Hasil Analisis Studi Eksisting Kompetitor

Dari data hasil survey dan studi eksisting maka dapat di tarik kesimpulan atau

asumsi antara lain:

1) Media promosi yang diandalkan saat ini oleh Yogjakarta adalah media

sosial dan website sedangkan Bandung dari media sosial yang berisikan

clothing.

2) Konsep dari masing-masing kota tampak pada media promosinya juga

telah memiliki ketetapan untuk masing-masing media promosi.

STIKOM

(42)

13

3) Pelaksanaan media promosi yang tidak secara berkala akan membuat

pariwisata kota bisa menurun.

3.5 Konsep/ Keyword

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan di kota Solo

dan juga dari narasumber, ditemukan ide konsep yaitu “Batik Inside”. Konsep ide

ini ditemukan juga didukung oleh keyword yang telah dihasilkan. Konsep ini

diciptakan karena melihat antusias masyarakat Solo terhadapa batik, dan rasa

cinta masyarakat Solo terhadap batik. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung di

Solo juga mencari batik sebagai oleh–oleh dari Solo, walaupun kuliner juga

sangat bermacam–macam di Solo.

Dari situ, tercetus konsep ide tersebut. Walaupun jaman sudah modern,

namun jiwa dan hati masyarakat Solo tetap mencintai budaya asli dan warisan

[image:42.595.37.549.171.729.2]

budaya dalam hal ini batik.

Gambar 3.1 Bagan Keyword

STIKOM

(43)

14

Keyword–keyword di atas tercipta dari hasil wawancara beberapa nara

sumber yang mempunyai kekuatan untuk dijadikan referensi dan pengolahan data,

sehingga tercipta keyword ini. Menurut hasil wawancara dari beberapa tokoh

seniman di Solo, yang pertama Ketua batik Kauman mengatakan bahwa, batik asli

Solo adalah batik kraton, dan orang Solo sendiri mempunyai ciri khas sederhana

namun tetap menjunjung tinggi budaya lama. Batik Solo sendiri cenderung

berwarna gelap. Kepala dinas pariwisata kota Solo mengatakan bahwa batik Solo

mempunyai kekuatan yang bisa digunakan untuk media promosi, namun

sayangnya hal itu belum terlaksana. Solo mempunyai aura yang kental akan

budaya lama, namun modernisasi juga berkembang seiring berjalannya waktu.

Banyak tempat wisata yang harus dikunjungi di sini, agar orang-orang bisa tahu

sejarah dan kebudayaan masa lalu. Hal itu ditopang dengan adanya dua kraton

besar di Solo yang kental akan tradisi Jawa. Saat ini dinas pariwisata telah

mengupayakan pemugaran beberapa tempat bersejarah, dengan tujuan wisata dan

masyarakat.

STIKOM

(44)

15

3.6 Metode Perancangan Karya 3.6.1 Bagan Perancangan Karya

Gambar 3.2 Bagan Perancangan

3.6.2 Konsep Kreatif

Ada beberapa poin yang mendasari konsep perancangan agar pesan yang

terkandung yang terkandung dalam sebuah program promosi dapat dimengerti dan

di pahami oleh masyarakat, antara lain :

1. Tema pokok perancangan/big idea

Tema pokok dari perancangan adalah tetap pada kesan klasik namun kesan

dandy modern tetap ada sesuai dengan keyword. Yang dimaksud dari tema ini

adalah kota Solo menawarkan pariwisata yang klasik sesuai dengan

aslinyadengan batik sebagai warisan budaya namun tetap memperlihatkan

STIKOM

(45)

16

kesan modern sesuai dengan perkembangan jaman yaitu dandy. Dan tema itu

adalah “Batik Inside”.

2. Pendukung tema perancangan

Untuk mendukung tema digunakan gaya desain klasik dan dandy. Konsep

desain ini mengacu pada gambar batik yang diaplikasikan pada media.Warna

batik asli Solo yang menggunakan warna gelap merupakan kesan klasik yang

ditibulkan. Disamping itu juga menggunakan warna coklat muda untuk

mewakili dandy dan modern.Warna cokelat yang lebih muda juga diberikan

pada beberapa aksen demi menyesuaikan warna batik. Dari luar tampak

modern, namun didalam sisi modern tersebut, masih tersimpan batik sebagai

jiwa dari Solo sendiri.

3. Pemilihan bentuk pesan visual

Pesan visual merupakan salah satu daya tarik dari sebuah iklan atau promosi

dan juga menampilkan ciri khas dari objek yang dipromosikan. Untuk

perancangan promosi kota Solo, bentuk visual yang dipakai adalah :

a. Bentuk pesan visual yang ditampilkan berupa foto dari batik itu

sendiriyang akan diaplikasikan pada beberapa media promosi berupa

angkutan wisata dan bangunan serta beberapa fasilitas umum.

b. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, warna coklat, merupakan

golongan warna hangat yang mewakili klasik, warna cokelat muda atau

cream merupakan salah satu warna yang ada pada dandy yaitu warna

terang, cokelat muda dipilih karena sesuai dengan konsep dan

implementasi batik. Warna terpilih yang digunakan adalah warna coklat

STIKOM

(46)

17

dengan komposisi C 35, M 49, Y 74, K13. Warna hitam dengan komposisi

C 100, M 100, Y 100, K 100. Warna cokelat muda dengan komposisi C 6,

M 10, Y 27 K 0.

Gambar 3.3 Warna Terpilih

c. Visualisasi yang menggunakan fotografi. Foto yang digunakan adalah

foto dari motif batik yang digunakan, serta instrument yang digunakan

untuk mendukung implementasi tersebut, yaitu tangan. Visual yang

digambarkan yaitu dari media promosi yang dipilih, ditarik oleh tangan

yang terkesan mengkelupas dan di dalam lapisan itu adalah batik.

d. Dari hasil wawancara dan observasi didapatkan motif batik yaitu motif

parang baris. Motif ini dianggap sudah dianggap mewakili dengan ciri

khas dari batik asli Solo yaitu arah parang dengan motif dari kiri atas

menuju kanan bawah. Dengan warna cokelat tua serta putih yang

menjadi cokelat muda dan gelap karena tercampur dengan pewarnaan

batik itu sendiri yaitu biru. Kesan klasik juga tampak jelas pada motif

STIKOM

(47)

18

batik ini, yang nantinya dipadukan dengan warna yang telah terpilih pada

observasi dan wawancara.

Gambar 3.4 Batik Terpilih

3.6.3 Strategi Media

1. Bus Tingkat Werkudara

Bus tingkat ini pertama kali diluncurkan pada tanggal 1 April 2011, bus

yang dibuat oleh karoseri PT Tri Sakti Magelang ini merupakan satu

satunya bus tingkat di Indonesia. Diberi nama werkudara karena badannya

yang besar dan tinggi. Mempunyai tinggi 4,5 meter dan berat 12 ton. Bus ini

diharapkan bisa mengikuti watak Werkudara yang ada dalam tokoh

pandawa yaitu tetep maksudnya melaksanakan semua kewajiban dengan

ikhlas, mantepartinya membela yang benar tanpa ragu, madep artinya teguh

pada keyakinannya, sregep artinya rajin menjalankan tugasnya dengan

sengguh-sungguh, dan jejeg itu berarti bertindak adil dan jujur (Kitab

Pusakaraja Purwa).

STIKOM

(48)

19

Gambar 3.5 Bis Werkudara

Sumber : Foto Pribadi

[image:48.595.52.549.89.734.2]

Gambar 3.6 Desain Sketsa Bis Werkudara

Gambar 3.7 Desain Sketsa Alternatif Bis Werkudara

STIKOM

(49)

20

2. Sepur Kluthuk Jaladara

Sepur Kluthuk Jaladara merupakan salah satu alat transportasi yang

digunakan di Solo pada tempo doeloe. Kereta ini menggunakan loko seri c

1218 buatan Jerman tahun 1896. Dioperasikan sejak 27 September 2009.

Sepur atau kereta api ini menapaki rel yang dibangun persis di tepi jalan

Slamet Riyadi yang dulunya bernama purwosari weg. Memang hanya ada di

Solo, jalur kereta api yang berada di Tengah kota masih bisa dipertahankan

serta difungsikan. Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM)

sebuah perusahaan swasta mas pemerintahan Kolonial Belanda yang

membangun jalan kereta tersebut. Yang sekarang telah diperbaharui dan

lebih modern agar lebih aman digunakan.

Gambar 3.8 Sepur Kluthuk Jaladara

Sumber : Foto Pribadi dan Pemerintah Kota Solo

STIKOM

(50)

21

[image:50.595.45.560.120.682.2]

Gambar 3.9 Desain Sketsa Sepur Kluthuk Jaladara

Gambar 3.10 Desain Sketsa Alternatif Sepur Kluthuk Jaldara

STIKOM

(51)

22

3. Halte Laweyan

Halte Bis di Laweyan dibangun sejak tahun 2008. Digunakan untuk

menunggu transportasi bis trans Solo yang melwati kampong batik

Laweyan. Selain digunakan untuk menunggu bis, halte ini juga sering

digunakan untuk duduk dan istirahat para wisatawan, dikala Kampung batik

Laweyan ramai para wisatawan domestik atau mancanegara yang sedang

berbelanja batik.

Gambar 3.11 Halte Laweyan

[image:51.595.44.547.155.738.2]

Sumber : Foto Pribadi

Gambar 3.12 Desain Sketsa Halte Laweya

STIKOM

(52)

23

Gambar 3.13 Desain Sketsa Alternatif Halte Laweyan

4. Gapura Pasar Klewer

Gapura Pasar Klewer merupakan pintu utama atau bisa juga menjadi

gerbang menuju pasar Klewer yang berada di lingkungan kraton Kasunanan

Solo. Gapura pasar Klewer dibangun oleh Pakubuwono X, yang sengaja

dibangun agar masyarakat Solo mengetahui bahwa pasar Klewer itu

merupakan wilayah dari Kratonan Kasunanan Solo. Pasar Klewewr sendiri

adalah salah satu tujuan wisata di Solo.

STIKOM

(53)

24

Gambar 3.14 Gapura Pasar Klewer

Sumber : Foto Pribadi

Gambar 3.15 Desain Sketsa Gapura Pasar Klewer

STIKOM

(54)

25

Gambar 3.16 Desain Sketsa Alternatif Gapura Pasar Klewer

5. Gapura Sri Wedari

Gapura Sri Wedari awalnya dibangun oleh Pakubuwono X yang merupakan

adik ipar KRMT Wirdjodinigrat. Sriwedari sendiri merupakan gedung

serbaguna yang ada di Solo. Sri Wedari juga sering digunakan untuk

berbagai macam event nasional maupun internasional. Sampai sekarang,

masih digunakan untuk acara kesenian seperti wayang orang tiap harinya

pada jam-jam tertentu. Sri Wedari sendiri merupakan salah satu tujuan

wisata yang ada di Solo.

STIKOM

(55)

26

Gambar 3.17 Gapura Sriwedari

Sumber : Foto Pribadi

Gambar 3.18 Desain Sketsa Gapura Sriwedari

STIKOM

(56)
[image:56.595.47.552.103.668.2]

27

Gambar 3.19 Desain Sketsa Alternatif Gapura Sri wedari

6. Gapura Kampung Batik Laweyan

Kampung batik Laweyan merupakan sebuah Kampung di Solo yang dari

dulu penduduknya bekerja sebagai pembuat batik. Mulai dari jaman

Kratonan hingga saat ini, Kampung batik Laweyan masih menjual dan

memproduksi berbagai macam batik. Mulai dari batik Kratonan sampai

yang kontemporer. Dari dulu, penduduk Laweyan juga terkenal dengan

perdagangan batiknya. Kampung batik Laweyan merupakan salah satu

tujuan utama di Solo.

STIKOM

(57)

28

Gambar 3.20 Gapura Laweyan

Sumber : Foto Pribadi

Gambar 3.21 Desain Sketsa Gapura Laweyan

STIKOM

(58)

29

Gambar 3.22 Desain Sketsa Alternatif Gapura Kampung Batik Laweyan

3.7 Perancangan Publikasi

Setelah melakukan perancangan karya, hal selanjutnya yang dilakukan

adalah publikasi. Media yang digunakan adalah poster dan dvd.

1. Konsep

Konsep dari poster dan dvd disesuaikan dengan konsep perancangan program

promosi, kemudian akan diimplementasikan dalam bentuk cetak digital

printing. Poster didesain dengan latar belakang tekstur kain lama, ilustrasi

kain yang terkelupas dengan bermotif batik dengan ukuran 297mm x 420mm.

Penempatan logo stikom pada kanan atas. Pada poster dicantumkan Judul

STIKOM

(59)

30

Tugas Akhir, nama penulis, NIM, dan abstrak dari Tugas Akhir. Desain DVD

dan Cakram DVD disesuaikan dengan poster.

2. Sketsa

Gambar 3.23 Desain Sketsa Cover DVD

Gambar 3.24 Desain Sketsa Poster Publikasi

Gambar 3.25 Desain Sketsa Cover Cakram

STIKOM

(60)

31

STIKOM

(61)

1

BAB IV

IMPLEMENTASI KARYA

4.1 Implementasi Desain

Dari sketsa media promosi yang telah dikemukakan sebelumnya, masing

masing media diimplementasikan sebagai berikut:

1. Bus Werkudara

Bus Werkudara merupakan bus tingkat pertama yang ada di Solo setelah

generasi pertamanya. Bus ini digunakan untuk pariwisata berkeliling kota

Solo dengan mengunjungi tempat–tempat pariwisata yang ada di kota Solo.

Bus ini juga sering digunakan oleh turis mancanegara.

Gambar 4.1 Implementasi Bus Werkudara

Sesuai dengan big idea yaitu batik inside, maka visualisasi yang diberikan

pada bus ini adalah gambr kulit bus yang terkelupas kemudian ditarik oleh

STIKOM

(62)

2

tangan dan setelah ditarik serta terkelupas, terlihat dalam dari lapisan cat bus

tersebut adalah batik. Menggambarkan semodern apapaun Solo sekarang,

namun batik tetaplah jiwa yang ada pada kota Solo, yang dimana batik juga

merupakan warisan budaya yang ada di Solo.

2. Media Promosi Sepur Kluthuk Jaladara

Kereta ini merupakan salah satu tujuan wisata yang ada di Solo dengan

menggunakan tenaga uap yang dihasilkan oleh kayu jati. Kereta ini

menggunakan rute keliling kota Solo, termasuk tempat pariwisata, serta

melewati rel kereta yang ada di dalam kota.

STIKOM

(63)

3

Gambar 4.2 Implementasi Sepur Kluthuk Jaladara

Media ini menggunakan konsep yang sama dengan grand design yaitu batik

inside. Dengan visual cat modern sehingga terkesan terangkat atau terkelupas.

Di sinilah tampak batik yang menjadi jiwa masyarakat Solo serta warisan

budaya.

3. Media Promosi Gapura Pasar Klewer

Desain pada gapura diambil pada grand design yaitu batik inside. Gapura ini

dipilih karena merupakan gerbang pintu masuk dari pasar Klewer. Pasar Klewer

sendiri merupakan pasar yang cukup terkenal di kota Solo, khususnya bagi

pecinta benda-benda murah, terutama batik. Sehingga, media ini sering dilihat

baik oleh penduduk kota Solo sendiri maupun wisatawan. Inilah yang

menjadikan media ini relevandigunakan sebagai promosi kota Solo.

STIKOM

(64)

4

STIKOM

(65)
[image:65.612.55.557.136.748.2]

5

Gambar 4.3 Implementasi Gapura Pasar Klewer

Media ini menggunakan konsep yang sama dengan big idea yaitu batik inside,

dengan visualisasi gapura berwarna cokelat, kemudian ada kesan mengelupas

dari cat tersebut, dan di dalam cat tersebut ada batik, yang sama yaitu

menggambarkan bahwa batik selalu ada dan kuat di setiap jiwa orang orang

Solo.

4. Media Promosi Gapura Sri Wedari

Taman Sri Wedari merupakan salah satu taman besar yang ada di Solo.

Merupakan salah satu tempat wisata yang ada di kota Solo yang di dalamnya

banyak terdapat tempat–tempat dengan sejarah yang tinggi, juga sering

diadakannya acara kesenian. Sehingga gapura Sri Wedari layak untuk dijadikan

media promosi.

STIKOM

(66)

6

Gambar 4.4 Implementasi Gapura Sri Wedari

Media ini menggunakan konsep yang sama yaitu batik inside. Kesan

mengelupas dari warna cokelat dan di dalamnya terdapat batik yang sama

dengan filososfi yang sama.

5. Media Promosi Gapura Kampung Batik Laweyan

Kampung Batik Laweyan merupakan salah satu tempat terfavorit bagi para

wisaatwan lokal maupun internasional. Karena di Kampung Batik

Laweyan.Semua jenis batik mulai dari harga paling murah sampai yang mahal

ada di sini. Selain itu wisatawan juga bisa melihat pembuatan batik.

STIKOM

(67)
[image:67.612.60.565.110.672.2]

7

Gambar 4.5 Implementasi Gapura Kampung Batik Laweyan

STIKOM

(68)

8

Media ini menggunakan konsep yang sama yaitu batik inside, dengan

pewarnaan sesuai dengan warna pilihan. Kesan mengelupas dari warna cokelat,

dan didalam nya terdapat batik yang sama dengan filososfi.

6. Media Promosi Halte Kampung Batik Laweyan

Kampung Batik Laweyan merupakan salah satu sentra pariwisata di kota Solo.

Tentu saja selalu dilewati oleh kendaraan umum atau kendaraan pariwisata.

Ada halte yang sengaja dibangun untuk menunggu angkutan umum atau

pariwisata yang lewat. Dinilai dari segi tempat dan lain lain, halte ini cocok

untuk sarana ambient.

STIKOM

(69)

9

Gambar 4.6 Implementasi Halte Kampung Batik Laweyan.

STIKOM

(70)

10

Menggunakan konsep yang sama yaitu batik inside, dengan pewarnaan sesuai

dengan konsep. Berkesan menglupas dari warna aslinya, yaitu batik. Yang

artinya, walaupun jaman sudah modern, namun hati dan jiwa masih tetap batik.

4.2 Implementasi Desain Publikasi

Implementasi desain untuk publikasi dicetak pada kertas ukuran A3 dengan

menggunakan cetak digital dan laminasi agar terkesan elegan. Cover DVD dicetak

ukuran 27cm x 18cm. dan cakram DVD diameter 11,5cm. Publikasi ini akan

[image:70.612.49.546.137.689.2]

digunakan sebagai media publikasi perancangan karya Tugas Akhir.

Gambar 4.7 Final Desain Poster Publikasi

STIKOM

(71)

11

Gambar 4.8 Final Desain Cakram DVD

STIKOM

(72)

12

Gambar 4.9 Final Desain Cover DVD

STIKOM

(73)

1

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana merancang promosi

kota Solo melalui batik sebagai warisan budaya dengan ambient media sebagai

media promosi guna meningkatkan pariwisata kota Solo. Dari rumusan masalah

perancangan yang diajukan, analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan

yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, ditarik beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

1. Gagasan perancangan promosi kota Solo menggunakan batik sebagai

warisan budaya adalah untuk meningkatakan pariwisata kota Solo.

Menggunakan ambient media sebagai media promosi yang relevan untuk

mendukung promosi yang sudah dilakukan oleh pemerintah kota Solo.

Tema rumusan desain adalah klasik dan dandy ditampilkan dalam proses

perancangan, diimplementasikan dalam bentuk konsep kreatif, strategi

komunikasi dan strategi media. Has

Gambar

Gambar 3.1 Bagan Keyword
Gambar 3.7 Desain Sketsa Alternatif Bis Werkudara
Gambar 3.10 Desain Sketsa Alternatif Sepur Kluthuk Jaldara
Gambar 3.12 Desain Sketsa Halte Laweya
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dengan konsep baru yang dikembangkan saat ini yaitu Beyond Budgeting akan membebaskan orang-orang yang capable dari kontrak kinerja yang bersifat top - down

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik simplisia daun dan biji kelor serta analisis kadar mineral magnesium dan besi yang terdapat dalam simplisia daun dan

Tes tertulis bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis miskonsepsi yang dialami siswa dalam mengerjakan soal pada materi bangun ruang prisma segitiga dan

Hasil penelitian mengenai manfaat ekstrak kayu manis ( Cinnamomum burmannii) sebagai obat kumur dalam menghambat pertumbuhan plak pada mahasiswa FKG USU angkatan 2013 akan

Based on the background of the study has been explained above, the scope of the study focuses on the categorization of slang language and translation strategies that

f. Nama tempat dimana putusan diputuskan diatur juga dalam Pasal 24 huruf j Peraturan Prosedur BASYARNAS tidak hanya memuat mengenai nama tempat dimana putusan

Penelitian yang dilakukan oleh Benyamin (2008) mengenai Keanekaragaman Kupu-Kupu Di Resort Selabintana Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat dengan hasil

Besarnya pengaruh terpaan berita pada program acara Warna TRANS7 episode fashion dan kesehatan pada periode April - Juni 2013 terhadap sikap mahasiswi FISIP UAJY sebesar