• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Karakteristik Distribusi Hasil Tangkapan antara PPS Nizam Zachman dengan PPI Muara Angke

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Karakteristik Distribusi Hasil Tangkapan antara PPS Nizam Zachman dengan PPI Muara Angke"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL

TANGKAPAN ANTARA PPS NIZAM ZACHMAN DENGAN

PPI MUARA ANGKE

CHITRA NOVIA ANANDHITA

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perbandingan Karakteristik Distribusi Hasil Tangkapan antara PPS Nizam Zachman dengan PPI Muara Angke adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2014

Chitra Novia Anandhita

(4)

ABSTRAK

CHITRA NOVIA ANANDHITA. Perbandingan Karakteristik Distribusi Hasil Tangkapan antara PPS Nizam Zachman dengan PPI Muara Angke. Dibimbing oleh IIN SOLIHIN dan TRI WIJI NURANI.

Terdapat dua titik yang mempunyai potensi produksi dan pemasaran hasil tangkapan di DKI Jakarta yaitu PPS Nizam Zachman dan PPI Muara Angke. Tujuan penelitan ini adalah membandingkan aktivitas distribusi dan karakteristik distribusi hasil tangkapan antara PPS Nizam Zachman dan PPI Muara Angke. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif melalui penyajian tabel, grafik, dan peta. Aktivitas distribusi hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman dan PPI Muara Angke relatif sama dari segi penanganan komoditas unggulan, pendaratan ikan dan transportasi. Karakteristik distribusi hasil tangkapan antara PPS Nizam Zachman dan PPI Muara Angke, dari segi volume produksi PPS Nizam Zachman lebih besar dibandingkan PPI Muara Angke. Harga ikan di kedua pelabuhan cenderung fluktuatif. Jalur distribusi di kedua pelabuhan merupakan jalur distribusi tidak langsung (produsen-pedagang grosir-pedagang eceran-konsumen). Daerah pemasaran hasil tangkapan tujuan lokal di PPS Nizam Zachman hampir sama yaitu pasar-pasar tradisional yang tersebar di DKI Jakarta. Sedangkan untuk tujuan ekspor berbeda, PPS Nizam Zachman mengekspor tuna ke negera-negara yang ada di Benua Asia, Eropa, dan Amerika. PPI Muara Angke hanya mengekpor cumi-cumi di kawasan Asia saja.

(5)

ABSTRACT

CHITRA NOVIA ANANDHITA. Characteristic Comparison of Catches Distribution between PPS Nizam Zachman and PPI Muara Angke. Supervised by IIN SOLIHIN and TRI WIJI NURANI.

There are two spots that have potency of catches production and distribution, that is PPS Nizam Zachman and PPI Muara Angke. Aim of this study is to compare distribution activity and catches distribution between PPS Nizam Zachman and PPI Muara Angke. Data analysis used in this study is comparative descriptive with table, graphic and map presentation. Distribution activity in PPS Nizam Zachman and PPI Muara Angke relatitively the same in term of featured commodities handling, fish landing, and transportation. Characteristics of catches distribution between PPS Nizam Zachman and PPI Muara Angke in term of production volume, PPS Nizam Zachman is bigger than PPI Muara Angke. The fish price in both ports is tends to fluctuating. Distribution channel in both ports is indirect distribution channels (producer-groceries-retailer-consumer). Catches marketing area of local purpose in PPS Nizam Zachman is nearly the same, thats traditional markets spreading in DKI Jakarta. Therefore in export purpose is different, PPS Nizam Zachman exporting tuna to the country in Asia, Europe, and America region. PPI Muara Angke just exporting squids to Asian region only.

(6)
(7)

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL

TANGKAPAN ANTARA PPS NIZAM ZACHMAN DENGAN

PPI MUARA ANGKE

CHITRA NOVIA ANANDHITA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan

pada

Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)

Judul Skripsi : Perbandingan Karakteristik Distribusi Hasil Tangkapan antara PPS Nizam Zachman dengan PPI Muara Angke

Nama : Chitra Novia Anandhita NIM : C44100029

Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

Disetujui oleh

Dr Iin Solihin, SPi MSi Pembimbing I

Dr Ir Tri Wiji Nurani, MSi Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Budy Wiryawan, MSc Ketua Departemen

(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 ini ialah Perbandingan Karakteristik Distribusi Hasil Tangkapan antara PPS Nizam Zachman dengan PPI Muara Angke.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Iin Solihin, SPi MSi dan Dr Ir Tri Wiji Nurani, MSi selaku pembimbing. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Dr Yopi Novita, SPi MSi selaku komisi pendidikan Departemen PSP dan Retno Muninggar, SPi ME selaku penguji tamu pada ujian sidang skripsi. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada ibu (Wahyuningsih), ayah (Azwir), Rully, Virgie, Azra, serta seluruh keluarga atas segala doa, motivasi, dukungan, dan kasih sayangnya. Terima kasih untuk Yohanna Singarimbun yang selalu setia menemani saya. Terima kasih untuk Dwi Putra, Febby Yosella, Yowan Riyandi, Mochamad Ramadhani, Rizky Nur, dan Arsheilla Febrina yang selalu membantu dan mendukung saya selama proses pembuatan karya ilmiah. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada keluarga besar PSP, Perwira 52, GBD, serta pihak yang membantu yang tidak dapat saya tulis satu persatu atas segala doa dan dukungannya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2014

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 2

Manfaat Penelitian ... 2

TINJAUAN PUSTAKA ... 2

Aktivitas Distribusi Hasil Tangkapan ... 2

Karakteristik Distribusi Hasil Tangkapan ... 4

METODE PENELITIAN ... 5

Waktu dan Tempat ... 5

Metode Pengumpulan Data... 5

Analisis Data ... 7

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 7

Aktivitas Distribusi Hasil Tangkapan ... 7

Karakteristik Distribusi Hasil Tangkapan ... 12

KESIMPULAN DAN SARAN ... 32

Kesimpulan ... 32

Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 33

LAMPIRAN ... 35

(12)

DAFTAR TABEL

1 Jenis data yang dikumpulkan ... 6 2 Perbandingan aktivitas distribusi hasil tangkapan antara PPS Nizam

Zachman dan PPI Muara Angke ... 12 3 Perbandingan karakteristik distribusi hasil tangkapan antara PPS Nizam

Zachman dengan PPI Muara Angke ... 32

DAFTAR GAMBAR

1 Volume produksi hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman pada tahun 2013 ... 13 2 Volume produksi laut menurut jenis alat tangkap di PPS Nizam

Zachman ... 13 3 Presentase produksi laut berdasarkan ikan dominan di PPS Nizam

Zachman ... 14 4 Produksi ikan yang masuk ke PPS Nizam Zachman dari daerah lain

melalui jalur darat tahun 2013 ... 14 5 Sebaran daerah pengirim hasil tangkapan yang masuk melalui jalur

darat di PPS Nizam Zachman tahun 2013 ... 16 6 Presentase jenis ikan dominan yang masuk melalui jalur darat ke PPS

Nizam Zachman tahun 2013 ... 17 7 Volume produksi hasil tangkapan di PPI Muara Angke tahun 2013 ... 17 8 Volume produksi laut menurut jenis alat tangkap di PPI Muara Angke

tahun 2013 ... 18 9 Presentase produksi laut berdasarkan jenis ikan dominan di PPI Muara

Angke tahun 2013 ... 18 10 Volume produksi ikan yang masuk ke PPI Muara Angke berdasarkan

asal daerah tahun 2013 ... 19 11 Sebaran daerah pengirim hasil tangkapan yang masuk melalui jalur

darat di PPI Muara Angke tahun 2013 ... 20 12 Presentase jenis ikan dominan yang masuk melalui jalur darat ke PPI

Muara Angke tahun 2013 ... 21 13 Volume ekspor hasil tangkapan ke berbagai benua di PPS Nizam

Zachman ... 22 14 Sebaran negara tujuan ekspor hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman

(13)

15 Sebaran negara tujuan ekspor hasil tangkapan di PPI Muara Angke tahun 2013 ... 25 16 Tujuan daerah pemasaran hasil tangkapan dari PPS Nizam Zachman

dan PPI Muara Angke ke pasar tradisional DKI Jakarta ... 27 17 Jalur distribusi hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman ... 29 18 Jalur distribusi hasil tangkapan di PPI Muara Angke ... 30

DAFTAR LAMPIRAN

1 Volume produksi hasil tangkapan berdasarkan jenis ikan per bulan pada tahun 2013 di PPS Nizam Zachman ... 36 2 Volume produksi hasil tangkapan berdasarkan jenis ikan per bulan

pada tahun 2013 di PPI Muara Angke ... 37 3 Volume produksi hasil tangkapan yang masuk ke PPS Nizam Zachman

dari daerah lain melalui jalur darat pada tahun 2013 ... 38 4 Volume produksi hasil tangkapan yang masuk ke PPI Muara Angke

(14)
(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Permintaan ikan dunia, nasional, maupun lokal yang semakin meningkat menjadi prospek yang baik bagi industri penangkapan ikan dan pengolahan hasil perikanan. Pada tahun 2012 konsumsi ikan per kapita masyarakat Indonesia mengalami kenaikan 1 kg dari 33,86 kg/kapita/tahun menjadi 35 kg/kapita/tahun di tahun 2013 (Badan Pusat Statistik, 2013). Keadaaan ini menuntut produsen ikan untuk meningkatkan produktivitasnya. Mulai dari aktivitas penangkapan sampai kegiatan pemasaran di pelabuhan perikanan, dilakukan secara efisien dan efektif untuk menjaga kualitas hasil tangkapan yang sesuai dengan permintaan konsumen. Salah satu kota yang menjadi sasaran dalam aktivitas penangkapan dan pemasaran ikan adalah DKI Jakarta. Terdapat dua titik yang mempunyai potensi produksi dan pemasaran hasil tangkapan di Jakarta yaitu Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta dan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Muara Angke.

Pemasaran hasil tangkapan adalah satu subsistem ekonomi perikanan memegang peranan penting dalam pengembangan usaha perikanan dan peningkatan nilai jual produk perikanan. Distribusi merupakan bagian inti dari kegiatan pemasaran, sebab jika barang tidak didistribusikan, penjualan produk hasil tangkapan tidak akan sampai hingga ditangan konsumen. Pemasaran dan distribusi hasil tangkapan erat kaitannya dengan peran pelabuhan perikanan, sebagaimana hal ini tercantum dalam undang-undang RI No 31 tahun 2004 tentang perikanan bahwa pelabuhan perikanan merupakan tempat pertama hasil tangkapan mulai dipasarkan. Dengan demikian untuk menjalankan fungsi tersebut, pelabuhan perikanan memerlukan fasilitas memadai agar jalannya distribusi dan pemasaran hasil tangkapan dapat berjalan dengan lancar.

(16)

2

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aktivitas distribusi dan karakteristik distribusi hasil tangkapan antara PPS Nizam Zachman dengan PPI Muara Angke.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diberikan dari penelitian ini adalah dapat dijadikan sebagai sumber informasi mengenai distribusi hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman dan PPI Muara Angke kepada pihak pengelola serta instansi terkait untuk pengembangan dan perbaikan dalam pendistribusian hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman dan PPI Muara Angke.

TINJAUAN PUSTAKA

Aktivitas Distribusi Hasil Tangkapan

Distribusi

Menurut McDonald (1993) distribusi adalah istilah dalam pemasaran yang menjelaskan bagaimana suatu produk atau jasa dibuat secara fisik tersedia bagi konsumen. Kegiatan distribusi meliputi pergudangan, transportasi, persediaan, penanganan pesanan dll. Distribusi merupakan elemen keempat dari pemasaran tradisional yang mengacu pada cara suatu produk atau layanan dirancang sedemikian rupa sehingga bisa didapatkan oleh pelanggan.

Sarana distribusi merupakan suatu unsur yang memegang peranan yang sangat penting dalam proses penyebaran barang-barang hasil produksi, adapun yang dimaksud pendukung dalam suatu distribusi adalah segala sesuatu yang memungkinkan terjadinya proses penyebaran barang-barang hasil produksi dari produsen kepada para pedagang, tengkulak atau para konsumen secara lebih cepat. Menurut Sastrosuwignyo et al. (1996), sistem distribusi yang dilihat dari prosesnya dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Sistem distribusi secara langsung yaitu suatu mekanisme berjalan antara produksi dan konsumen. Sedangkan sistem distribusi tidak langsung adalah adanya orang-orang tertentu sebagai perantara yang akan menyampaikan kepada konsumen.

(17)

Penanganan Hasil Tangkapan

Penanganan hasil tangkapan ada tiga tahap yaitu penanganan hasil tangkapan di atas kapal, penanganan hasil tangkapan di pelabuhan perikanan dan penanganan ikan selama pendistribusian. Penanganan hasil tangkapan di atas kapal yang harus dilakukan yaitu : 1) pengangkutan ikan dari alat tangkap harus dilakukan secara hati-hati, setelah ditangkap diusahakan agar secepatnya ikan mati tanpa banyak perlawanan. Ikan yang banyak melakukan perlawanan sebenarnya akan mengeluarkan tenaga ekstra, akibatnya setelah mati ikan tersebut cepat mengalami pembusukan atau daya simpannya relatif singkat. 2) sortasi, bertujuan untuk memudahkan dalam proses penjualan di darat dan memperkecil terkontaminasinya ikan oleh bakteri atau perlakuan fisik saat ikan disortir oleh pembeli. 3) pencucian, bertujuan untuk membebaskan ikan dari bakteri pembusuk. Ikan yang telah disortir harus dicuci bersih karena sisa lendir serta kotoran lainnya yang ada pada ikan dapat mempercepat proses pembusukan. 4) pendinginan dan penyimpanan, bertujuan untuk mempertahankan tingkat kesegaran ikan sampai didaratkan. Kemudian penanganan ikan di Pelabuhan Perikanan sangat penting dilakukan dalam rangka menjaga keamanan pangan. Oleh karena itu, fasilitas yang ada haruslah mendukung. Lalu, penanganan ikan selama pendistribusian ikan dapat melalui 3 moda transportasi, yaitu darat, laut dan udara (Lubis 2012).

Pendaratan Hasil Tangkapan

Menurut Malik (2006), sistem pendaratan ikan di pelabuhan perikanan atau pendaratan ikan meliputi proses antara lain pembongkaran ikan, penyortiran ikan, dan pengangkutan ikan ke TPI. Pembongkaran merupakan proses mengeluarkan hasil tangkapan dengan menggunakan alat bantu atau tidak dari dalam palka kapal ke atas dek kapal. Pada saat pembongkaran, mutu ikan tetap dipertahankan dengan cara berikut: 1) memisahkan hasil tangkapan yang berbeda hari atau waktu penangkapannya 2) harus dihindarkan pemakaian alat-alat bongkar yang kiranya dapat menimbulkan kerusakan fisik seperti sekop, garpu dan pisau 3) pembongkaran ikan harus dilakukan secara cepat untuk menghindari terjadinya kenaikan suhu ikan (Lubis 2012).

Penyortiran adalah pemilihan hasil tangkapan menurut jenis dan ukuran ikan. Hal ini untuk memudahkan pihak pembeli dan penjual. Penyortiran ini dilakukan dengan meletakkan hasil tangkapan di dalam basket (box) atau yang lainnya secara hati-hati, cepat dan cermat agar tetap terjaga mutu hasil tangkapan tersebut.

Pengangkutan berarti memindahkan sesuatu dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan media angkut yang dapat mempermudah pemindahan ke tempat lain. Pengadaan alat bantu untuk pengangkutan hasil tangkapan, sangat penting dalam aktivitas pendaratan. Menurut Djulaeti (1994) dalam Mulyadi (2007), alat bantu yang biasa digunakan adalah : gerobak dorong, tong-tong plastik, keranjang dan trais (keranjang plastik).

Transportasi (Pengangkutan)

(18)

4

muatan yang diangkut, tersedia kendaraan sebagai alat angkutnya, dan terdapat jalan yang dapat dilalui.

Penentuan luas sempitnya daerah pasar dari hasil tangkapan yang akan dipasarkan tergantung pada biaya transportasi. Biaya transportasi akan berfluktuasi seiring dengan tarif angkutan yang digunakan dan besarnya harga bahan bakar minyak (Hanafiah dan Saefuddin 1983). Siregar (1990) menambahkan bahwa pengangkutan menyebabkan nilai barang lebih tinggi di tempat tujuan dibandingkan di tempat asal, dan nilai ini lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk pengangkutannya.

Karakteristik Distribusi Hasil Tangkapan

Pemetaan distribusi

Dalam kegiatan distribusi terdapat lima jenis pemetaan menurut Departemen perdagangan (1977) yaitu :

1) Pemetaan wilayah pasar (market areas mapping)

Gambaran struktur geografis dalam distribusi adalah pembuatan peta (map) yang dapat menggambarkan secara jelas mengenai batas-batas geografisnya. Secara ideal suatu wilayah dapat dibagi-bagi kedalam struktur geografis yang menunjukkan luas areal suplai untuk semua ukuran dari barang niaga. Peta ini dapat digunakan untuk merencanakan areal penjualan dan melihat kemungkinan proses pengolahan.

2) Pemetaan kuantitatif (quantified mapping)

Pemetaan kuantitatif berfungsi untuk mengetahui berapa banyak jenis ikan yang ditangani, asal produk dan kemana saja hasil tangkapan tersebut dijual. Membandingkan peta untuk waktu-waktu yang berbeda dalam setahun akan menunjukkan variasi musiman dalam pola distribusi yang ada. Membandingkan keadaan peta antar tahun akan memberikan indikasi peningkatan atau penurunan suplai barang niaga di dalam pasar

3) Pemetaan harga (price mapping)

Pemetaan harga berguna dalam perbaikan efisiensi pemasarna sehingga perlu dilakukan pencatatan satuan dan kualitas hasil tangkapan sebagai komoditi distribusi. Barang niaga perikanan biasanya tidak sama satuan dan kualitasnya, sehingga suatu keharusan untuk mencatat satuan dan kualitas yang disesuaikan dengan harga. Membandingkan peta-peta harga pada waktu yang berbeda bertujuan untuk menegtahui perubahan dalam struktur harga geografis. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap fluktuasi harga geografis ini, misalnya pola panen musiman, kondisi cuaca dan iklim yang tidak normal, keadaan transportasi yang tidak lancar, dan lain-lain. Penentuan harga untuk komoditas perikanan tujuan ekspor sangat dipengaruhi faktor kualitas hasil tangkapan itu sendiri.Semakin baik kualitasnya maka semakin tinggi harga penjualan.

4) Pemetaan kualitas (quality mapping)

(19)

membantu dalam memprediksikan dan menggambarkan permintaan konsumen dan trend konsumsinya terhadap komoditi perikanan.

5) Skema arus barang niaga/jalur distribusi (commodity flow chart)

Skema arus merupakan bagan alir kegiatan pendistribusian hasil tangkapan yang menunjukkan jalur distribusi serta komponen yang terlibat dalam proses pemindahan hasil tangkapan dari produsen sampai ke konsumen. Pada peta arus barang niaga digambarkan secara jelas mengenai struktur kelembagaan atau organisasi dari kegiatan pemasaran.Tujuannya adalah untuk melihat saluran atau pola mana yang memungkinkan kegiatan distribusi paling efisien.Menurut Evans dan Berman (1982) terdapat dua tipe dasar jalur distribusi yaitu secara langsung dan tidak langsung. Jalur distribusi langsung mencakup pemindahan barang-barang dan pelayanan dari produsen ke konsumen tanpa menggunakan perantara. Jalur distribusi tidak langsung meliputi pemindahan barang-barang dan pelayanan dari produsen ke konsumen dengan menggunakan media perantara independen.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Maret tahun 2014. Lokasi penelitian dilakukan pada dua tempat yaitu di PPS Nizam Zachman yang terletak di titik koordinat 06°07’54” LS dan 106°48’07” BT serta PPI Muara Angke yang berada di koordinat 06°06’21” LS dan 106°46’29.8” BT.

Metode Pengumpulan Data

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei yaitu mensurvei suatu wilayah atau tempat beradanya suatu pelabuhan perikanan serta meneliti segala aspek yang ada didalamnya. Aspek yang diteliti adalah karakteristik pendistribusian hasil tangkapan dapat dilihat dengan mengamati dan mengkaji faktor-faktor yang berkaitan dengan distribusi hasil tangkapan yaitu karakteristik unit penangkapan, aktivitas distribusi, volume dan nilai produksi, daerah asal hasil tangkapan didaratkan, daerah tujuan distribusi, pemetaan harga, dan jalur distribusi.

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengambilan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuisioner yang telah dipersiapkan. Wawancara dilakukan terhadap para pelaku/responden dengan metode purposive sampling

(20)

6

tahun 2013, dan studi literatur dari instansi tersebut. Adapun jenis data yang dikumpulkan dapat ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Jenis data yang dikumpulkan

(21)

Analisis Data

Aktivitas distribusi hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman dan PPI Muara Angke terdiri dari penanganan hasil tangkapan, pendaratan hasil tangkapan, dan transportasi yang digunakan untuk pengangkutan. Karakteristik distribusi hasil tangkapan dapat dilihat melalui pemetaan kuantitatif berdasarkan volume dan nilai produksi, pemetaan wilayah pemasaran hasil tangkapan, harga dan skema / jalur distribusi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif melalui penyajian tabel, grafik dan peta.

Data yang digunakan dalam analisis data tersebut adalah data primer dan data sekunder yang telah dikumpulkan. Pemetaan yang terbentuk merupakan data-data hasil pengamatan dan pencatatan dari analisis deskriptif yang dibuat dengan menggunakan software pembuat peta agar lebih informatif. Adapun metode dalam pembuatan peta sebagai berikut :

1) Membuat konsep peta, merinci informasi yang akan ditampilkan di dalam peta. Informasi tersebut digunakan untuk merancang basis data;

2) Mengumpulkan data sesuai dengan rancangan pemetaan yang akan disusun; 3) Memasukkan data dalam database;

4) Mendigitasi peta;

5) Memetakan kegiatan distribusi di PPS Nizam Zachman dan PPI Muara Angke berdasarkan daerah asal hasil tangkapan, daerah wilayah pemasaran lokal dan ekspor, dan jalur distribusi;

6) Menampilkan peta dalam bentuk tematik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aktivitas Distribusi Hasil Tangkapan

Distribusi adalah istilah dalam pemasaran yang menjelaskan bagaimana suatu produk atau jasa dibuat secara fisik tersedia bagi konsumen. Kegiatan distribusi meliputi pergudangan, transportasi, persediaan, penanganan pesanan dll. Menurut McDonald (1993), distribusi merupakan pemasaran tradisional yang mengacu pada cara suatu produk atau layanan dirancang sedemikian rupa sehingga bisa didapatkan oleh pelanggan.

(22)

8

Penanganan Hasil Tangkapan

Penanganan hasil tangkapan bertujuan untuk mempertahankan agar mutu ikan hasil tangkapan tetap terkendali sehingga dapat memenuhi syarat sebagai bahan baku olahan bernilai tinggi. Dalam melakukan kegiatan distribusi hasil tangkapan, hal yang pertama kali dilakukan adalah menangani hasil tangkapan untuk mencegah kebusukan. Kegiatan penanganan ikan meliputi kegiatan penanganan hasil tangkapan ketika diatas kapal, penanganan ketika didaratkan di pelabuhan, dan penanganan dalam pengangkutan.

Penanganan ikan yang baik adalah menjaga agar ikan tetap segar setelah ditangkap. Oleh karena itu nelayan di Muara Angke menyimpan hasil tangkapan didalam palka (fish hold) yang dilengkapi dengan pendingin (freezer). Dalam proses pembongkaran hasil tangkapan saat mendarat di pelabuhan, nelayan mengeluarkan ikan dari palka kapal. Hasil tangkapan dibersihkan dari kotoran dan es menggunakan air bersih lalu disortir berdasarkan jenis maupun ukuran dan disusun dalam keranjang (trays). Meskipun penanganan yang baik telah di lakukan, namun kualitas ikan untuk tujuan lokal ketika sampai ditangan konsumen masih terlihat kurang baik.

Cumi-cumi (Loligo sp) adalah komoditi utama untuk ekspor yang dihasilkan oleh kapal-kapal yang mendarat di PPI Muara Angke. Dalam mempertahankan mutu, cumi-cumi biasanya telah dibersihkan kemudian disortir sesuai kriteria ukuran dan dikemas sejak diatas kapal. Hal ini bertujuan untuk memudahkan nelayan saat pembongkaran hasil tangkapan ketika sampai di tempat pendaratan ikan. Sehingga cumi-cumi untuk ekspor bisa segera masuk perusahaan perikanan untuk di packing yang lebih baik. Penanganan yang cepat ini dipengaruhi oleh banyaknya permintaan (demand) yang tergantung pada banyaknya konsumen dan besarnya preferensi masyarakat terhadap jenis hasil tangkapan tertentu (Hanafiah dan Saefuddin, 1983).

Berbeda dengan nelayan di Muara Angke, nelayan di PPS Nizam Zachman memiliki cara sendiri dalam menangani hasil tangkapan di atas kapal dengan memberikan perlakuan khusus. Nelayan tuna longline biasanya membuang insang dan isi perut tuna ketika di atas kapal, dicuci bersih kemudian disimpan di kamar berpendingin yang ada di kapal. Nelayan gillnet, boukeami dan purse seine

melakukan penyortiran terhadap hasil tangkapan berdasarkan jenis maupun ukuran kemudian dimasukkan ke dalam palka yang berpendingin.

Pane (2008) menyatakan bahwa penanganan ikan dilakukan sejak di atas kapal bertujuan untuk memperlambat kebusukan ikan akibat perkembangan mikroorganisme yang dapat mempengaruhi mutu ikan. Mutu ikan yang di produksi akan berbanding lurus dengan harga yang terbentuk di konsumen nanti.

Pendaratan Hasil Tangkapan

(23)

identitas kapal kedalam buku kedatangan kapal. Kemudian petugas memberikan nomer urut bongkar dan menentukan tempat sandar untuk kapal.

Setelah pembongkaran selesai, ikan dimasukkan kedalam keranjang berdasarkan jenis dan ukuran. Petugas TPI bersiap untuk mengawasi dan mencatat hasil penimbangan dengan disertakan data nama kapal dan ukuran kapal. Catatan berupa kertas kecil yang akan diletakkan dikeranjang ikan agar peserta lelang dapat mengetahuinya. Hasil tangkapan yang telah disortir dan ditimbang diikutsertakan dalam pelelangan. Ikan yang telah dilelang tersebut selanjutnya diangkut ketempat penyimpanan atau tempat pengolahan, atau langsung dipasarkan. Kecuali cumi-cumi (Loligo sp) tujuan ekspor tidak dilelang hanya ditimbang dan langsung dibawa ke perusahaan perikanan. Pengangkutan keranjang ikan dari penimbangan ke tempat pelelangan biasanya menggunakan lori atau kereta dorong (forklift) yang disediakan oleh TPI. Selain itu sarana yang digunakan selama pendaratan hasil tangkapan yaitu keranjang (trays), gerobak, dan timbangan.

Proses pelelangan di TPI Muara Angke dari sisi teknik pelaksanaan secara umum sudah terselenggara dengan baik. Akan tetapi dari sisi perhatian terhadap mutu dari hasil pengamatan selama penelitian, pihak TPI tidak memperhatikan faktor tersebut. Menurut Malik (2006) hal ini dapat dilihat dari pihak TPI yang tidak membatasi jumlah orang yang masuk ke areal pelelangan dan pihak TPI juga tidak memperhatikan peletakan ikan yang akan dilelang, dan tidak ada penambahan es pada ikan. Sehingga seiring dengan berjalannya waktu maka semakin berkurang kualitas mutu ikan.

Berbeda dengan PPI Muara Angke, manajemen dalam pengelolaan di PPS Nizam Zachman lebih sistematis. Perusahaan dari kapal perikanan yang akan mendarat di PPS Nizam Zachman memilih untuk menggunakan biro jasa atau pihak kedua dalam mengurus perizinan ke kantor pelayanan terpadu untuk mendaratkan hasil tangkapan. Setelah kapal mendapat izin, pihak kantor pelayanan terpadu meminta enumerator untuk mengawasi dan mencatat penimbangan hasil tangkapan yang akan didaratkan.

Berdasarkan wawancara dengan petugas dilapangan, kapal yang akan mendaratkan hasil tangkapannya di PPS Nizam Zachman tidak semua mendarat di tempat yang sama, melainkan tergantung dari jenis kapal yang akan mendarat. Diduga hal ini berkaitan dengan penanganan khusus yang akan di lakukan terhadap jenis hasil tangkapannya. Kapal longline dengan hasil tangkapan tuna segar mendaratkan hasil tangkapan di kawasan tuna landing lenter (TLC) yang berada di dermaga timur. Kapal longline yang mendaratkan hasil tangkapan di TLC tidak melakukan pelelangan, karena hasil tangkapan langsung dibawa ke unit penanganan tuna setelah dilakukan pembongkaran. Kapal gillnet mendaratkan hasil tangkapan di dermaga barat berdekatan dengan TPI. Hasil tangkapan dikeluarkan dari palka lalu disortir berdasarkan jenis dan ukuran kemudian ditempatkan ke dalam keranjang atau tris. Setelah ditimbang hasil tangkapan dijual di Tempat Pemasaran Ikan (TPI) yang dikelola oleh Koperasi Mina Muara Makmur.

Hasil tangkapan yang didaratkan oleh kapal-kapal di PPS Nizam Zachman seperti purse seine dan boukeami langsung dimasukkan oleh pemilik kapal ke perusahaan perikanan. Hasil tangkapan seperti madidihang (Thunnus albacares),

(24)

10

(Thunnus obesus) dengan kualitas baik menjadi komoditi utama tujuan ekspor bagi perusahaan perikanan. Sedangkan hasil tangkapan yang tidak diekspor dibeli oleh pedagang ikan yang berjualan di Pusat Pemasaran Ikan yang berada di dekat gerbang masuk PPS Nizam Zachman.

Hasil tangkapan yang telah dilelang biasanya diangkut ke pasar atau dibawa oleh pembeli. Namun apabila hasil tangkapan yang telah dilelang belum mendapatkan pembeli, pemilik hasil tangkapan akan menyimpannya ditempat penyimpanan khusus seperti cold storage. PPS Nizam Zachman memiliki fasilitas

cold storage atau ruangan berpendingin dengan kapasitas 200 ton. Penyimpanan bisa dilakukan terhadap hasil tangkapan, jika telah ada pemiliknya melalui proses pelelangan atau milik perusahaan perikanan. Perusahaan perikanan yang berada di kawasan industri PPS Nizam Zachman pada umumnya memiliki cold storage

sendiri. Fasilitas ini digunakan perusahaan untuk menjaga mutu hasil tangkapan sebelum dipasarkan.

Transportasi (pengangkutan)

Transportasi atau pengangkutan merupakan bergeraknya atau pemindahan produk dari tempat produksi dan/atau tempat penjualan ke tempat dimana produk tersebut akan dipakai (Hanafiah dan Sefuddin, 1983). Pengangkutan hasil produksi merupakan penghubung mata rantai kegiatan perikanan yang sangat penting. Ikan yang telah dilelang di TPI Muara Angke tersebut selanjutnya diangkut ketempat penyimpanan atau tempat pengolahan atau langsung dipasarkan. Pembeli atau peserta pelelangan di TPI Muara Angke pada umumnya adalah pedagang di Pasar Grosir Ikan Muara Angke. Ikan yang telah ada pembelinya biasanya dipindahkan dari keranjang ke box berbahan fibre yang memiliki tutup diatasnya, setelah itu diangkut dengan menggunakan grobak menuju Pasar Grosir Ikan atau ke tempat pengasinan.

Biaya sewa gerobak tergantung tujuan pengiriman, biaya angkut dari TPI menuju Pasar Grosir Ikan sebesar Rp.10.000 sedangkan dari TPI menuju pengasinan sebesar Rp.25.000. Ikan-ikan yang ada di Pasar Grosir Ikan Muara Angke tidak hanya berasal dari laut saja, melainkan dari luar Jakarta yang diangkut melalui jalur darat. Transportasi yang digunakan berupa mobil box, truk yang dilengkapi dengan pendingin didalamnya.

Transportasi yang digunakan untuk mengirim ikan dalam jumlah kecil ke pasar-pasar lokal di Jakarta umumnya menggunakan motor berkeranjang dan di beri es, ada juga yang menggunakan mobil bak terbuka atau mobil pick up bila mengirim dalam jumlah besar. Komoditas ekspor seperti cumi-cumi beku biasanya dibawa menggunakan truk kontainer berpendingin menuju kapal cargo

di Pelabuhan Tanjung Priok.

(25)

harganya disesuaikan dengan tujuan dan banyaknya keranjang yang dibawa, biasanya dihitung Rp.10.000 per keranjang dan dapat membawa 20 keranjang.

Berdasarkan wawancara, pedagang menggunakan moda transportasi mobil bak terbuka karena terkait dengan murahnya biaya transportasi yang dikeluarkan dan dapat mengangkut hasil tangkapan yang banyak. Siregar (1990) menambahkan bahwa pengangkutan menyebabkan nilai barang lebih tinggi di tempat tujuan di bandingkan di tempat asal, dan nilai ini lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk pengangkutannya. Padahal bila dilihat dari sisi mutu ikan, pengangkutan hasil tangkapan dengan moda transportasi yang terbuka dapat menurunkan kualitas mutu ikan yang dapat mengakibatkan pembusukan yang menyebabkan kerugian pada pedagang. Menurut Lubis et al. (2010) transportasi untuk hasil tangkapan yang baik adalah menggunakan sistem rantai dingin (cold chain system) yaitu menggunakan sistem pendinginan (0-4oC) menggunakan kendaraan berpendingin.

Berbeda perlakuan untuk hasil tangkapan komoditas ekspor, kualitas menjadi paling penting dalam suatu persaingan baik pasar global maupun lokal. Perhatian penuh terhadap kualitas akan berdampak positif terhadap bisnis yaitu terhadap biaya produksi dan pendapatan (Diatin et al. 2006). Pengangkutan hasil tangkapan untuk tujuan ekspor terbagi menjadi dua yaitu melalui laut dan melalui udara. Ikan segar biasanya dikirim ke negara tujuan ekspor melalui kapal cargo

yang ada di pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dengan tonase kurang dari 100 GT, sedangkan kapal cargo bertonase 200-500 GT untuk mengirim ikan beku. Selain itu ikan segar juga dikirim dengan pesawat kargo yang ada di bandara Soekarno-Hatta ke negara-negara yang permintaan ikannya tinggi seperti Jepang dan Amerika.

Perbandindingan Aktivitas Distribusi Hasil Tangkapan

(26)

12

Tabel 2 Perbandingan aktivitas distribusi hasil tangkapan antara PPS Nizam Zachman dengan PPI Muara Angke.

Jenis Aktivitas Distribusi

PPI Muara Angke PPS Nizam Zachman

Penanganan Hasil tangkapan dibersihkan,

disortir, dan disusun dalam keranjang kemudian disimpan di palka berpendingin.

Cumi-cumi kriteria ekspor di bersihkan dan dikemas sejak di atas kapal.

Hasil tangkapan di sortir dan dimasukkan ke dalam palka berpendingin.

Khusus tuna ditangani dengan membuang insang dan isi perut tuna ketika di atas kapal.

Pendaratan Nelayan/pemilik kapal melapor

dan mengurus dokumen izin kapal untuk mendaratkan hasil tangkapan di PPI Muara Angke. Hampir semua hasil tangkapan dilelang di TPI, kecuali cumi-cumi tujuan ekspor.

Pemilik kapal menunjuk biro jasa/ pihak kedua dalam mengurus izin pendaratan ikan di PPI Nizam Zachman.

Kapal tuna longline mendaratkan hasil tangkapan di TLC untuk penanganan dan pengecekan mutu tuna

Hasil tangkapan kapal gillnet di daratkan di dermaga timur dekat dengan TPI untuk dilelang.

Hasil tangkapan boukeami dan purse seine setelah ditimbang dan dicatat langsung masuk ke perusahaan

Hasil tangkapan yang dipasarkan ke pasar-pasar lokal dibawa

menggunakan keranjang yang

disusun di atas mobil pick up terbuka. Tuna beku yang akan di ekspor dikirim melalui kapal cargo, untuk tuna segar dibawa menggunakan jalur udara.

Karakteristik Distribusi Hasil Tangkapan

Pemetaan Kuantitatif Hasil Tangkapan

Pemetaan kuantitatif merupakan pemetaan volume produksi di pelabuhan perikanan. Terdiri dari volume hasil tangkapan yang berasal dari penangkapan laut dan ikan yang masuk pelabuhan lewat jalur darat. Volume produksi di PPS Nizam Zachman berasal dari dua sumber produksi yaitu produksi laut dan produksi ikan masuk (dalam negeri dan impor).

(27)

sebesar 108.365,310 ton (42,87%) dan impor sebesar 31.054,498 ton (12,29%). Volume produksi ikan di PPS Nizam Zachman dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Volume produksi hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman pada tahun 2013

Volume produksi laut menurut jenis alat penangkapan ikan di PPS Nizam Zachman tahun 2013 dapat dilihat pada Gambar 2. Berdasarkan data yang tersaji pada gambar grafik tersebut dapat diketahui bahwa produksi laut tertinggi berasal dari kapal purse seine sebesar 68.089,29 ton (60%) dan produksi terendah berasal dari kapal squid jig sebesar 99,324 ton (>1%). Total armada yang mendaratkan hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman sebanyak 3911 kapal yang terdiri dari kapal purse seine, boukeami, longline, squid jig, gillnet, hand line, dan kapal pengangkut. Data produksi dari laut merupakan jenis ikan yang tercatat secara harian melalui Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan Tuna Landing Center (TLC).

Gambar 2 Volume produksi laut menurut jenis alat tangkap di PPS Nizam Zachman

Jenis ikan yang dominan di produksi dari laut tahun 2013 adalah cakalang (Katsuwonus pelamis) sebesar 30%, madidihang (Thunnus albacares) sebesar

113342.916

Produksi ikan jalur laut Produksi ikan jalur darat (dari daerah lain)

(28)

14

15% dan tuna mata besar (Thunnus obesus) sebesar 13%. Presentase jenis ikan dominan berdasarkan produksi laut tahun 2013 dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Persentase produksi laut berdasarkan ikan dominan di PPS Nizam Zachman tahun 2013

Hasil tangkapan yang masuk ke PPS Nizam Zachman yang berasal dari daerah lain melalui jalur darat cukup besar yaitu sekitar 55,16% dari total volume produksi hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman. Asal daerah pengirim ikan yang masuk melalui jalur darat di PPS Nizam Zachman dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Produksi ikan yang masuk ke PPS Nizam Zachman dari daerah lain melalui jalur darat tahun 2013

Hasil tangkapan yang didatangkan melalui darat berasal dari daerah-daerah yang dekat dengan lokasi PPS Nizam Zachman. Penjual dari berbagai daerah membawa hasil tangkapan tersebut ke Pusat Pemasaran Ikan Nizam Zachman dan perusahaan perikanan untuk memenuhi pemintaan ikan yang tidak dapat dipenuhi

(29)
(30)

16

Gambar 5 Sebaran daerah pengirim hasil tangkapan yang masuk melalui jalur darat di PPS Nizam Zachman tahun 2013

(31)

Bila dilihat dari presentase volume produksi pada Gambar 6, jenis ikan yang banyak dikirim melalui darat ke PPS Nizam Zachman antara lain adalah ikan layang (Decapterus ruselli) sebesar 44.095,43 ton (32%), sunglir/ salem (Elagatis bipinnulata) sebesar 15739,38 ton (11%), lemuru sebesar 13353,88 ton (10%), dan lain-lain. Selain itu PPS Nizam Zachman juga mengimpor ikan yang komoditasnya jarang bahkan hampir tidak ada di Indonesia seperti ikan salmon (Salmo salar). Hasil tangkapan jenis tersebut di impor untuk memenuhi permintaan konsumen yang cukup tinggi terhadap ikan tersebut.

Gambar 6 Presentase jenis ikan dominan yang masuk melaui jalur darat ke PPS Nizam Zachman tahun 2013

Volume produksi ikan di PPI Muara Angke berasal dari laut dan dari luar pelabuhan yang masuk melalui jalur darat. Total volume produksi hasil tangkapan yang ada di PPI Muara Angke sebesar 28.323,05 ton. Volume produksi hasil tangkapan laut di PPI Muara angke pada tahun 2013 adalah 20.520,709 ton sedangkan volume produksi yang berasal dari daerah lain melalui jalur darat sebesar 7.802,342 ton (Gambar 7). Presentase produksi hasil tangkapan dari laut ini sebesar 73% dari total volume produksi hasil tangkapan yang ada di PPI Muara Angke.

Gambar 7 Volume produksi hasil tangkapan di PPI Muara Angke tahun 2013

bandeng

(32)

18

Kapal yang mendaratkan hasil tangkapan di PPI Muara Angke sebanyak 5362 kapal. Volume produksi laut di PPI Muara Angke umumnya didominasi oleh hasil tangkapan yang ditangkap oleh alat tangkap jaring cumi sebesar 14145,455 ton atau berkisar 69% dari total produksi laut. Sedangkan produksi hasil tangkapan terendah yaitu hasil tangkapan dari bubu yang hanya sebesar 1% dengan produksi sebesar 183,459 ton selama setahun (Gambar 8).

Gambar 8 Volume produksi laut menurut jenis alat tangkap di PPI Muara Angke tahun 2013

Dari total volume produksi laut pada tahun 2013, terlihat pada Gambar 9 bahwa jenis ikan hasil tangkapan di PPI Muara Angke didominasi 31% oleh cumi-cumi (Loligo sp) terlihat dari armada jaring cumi yang paling banyak terdapat di PPI Muara Angke ini.

Gambar 9 Presentase produksi laut berdasarkan jenis ikan dominan di PPI Muara Angke tahun 2013

Volume produksi ikan yang masuk ke PPI Muara Angke berdasarkan asal daerah tahun 2013 dapat dilihat pada Gambar 10. Ikan yang masuk dari berbagai daerah lain melalui jalur darat ini memiliki presentase sebesar 27% dari total

Jaring Cumi Purse seine Gillnet Bubu Armada

(33)

volume produksi ikan yang ada di PPI Muara Angke. Adapun daerah yang banyak memasok hasil tangkapan selama tahun 2013 ke Muara Angke adalah berasal dari Tegal sebesar 1008,22 ton. Sebaran daerah pengirim hasil tangkapan yang masuk melalui jalur darat di PPI Muara Angke dapat dilihat pada Gambar 11

Gambar 10 Volume produksi ikan yang masuk ke PPI Muara Angke berdasarkan asal daerah tahun 2013

.

0 200 400 600 800 1000 1200 1400

V

o

lum

e

p

ro

d

u

k

si

(to

n

)

(34)

20

Gambar 11 Sebaran daerah pengirim hasil tangkapan yang masuk melalui jalur darat di PPI Muara Angke tahun 2013

(35)

Dilihat berdasarkan volume produksi pada Gambar 12, presentase jenis ikan yang paling banyak masuk ke PPI Muara Angke dari daerah lain adalah ikan teri (Stolephorus sp)) sebesar 11%. Ikan air tawar atau ikan budidaya juga masuk ke PPI Muara Angke sebesar 23% yang umumnya berasal dari Bandung dan Bogor.

Gambar 12 Presentase jenis ikan dominan yang masuk melalui jalur darat ke PPI Muara Angke tahun 2013

Terlihat bahwa jumlah volume produksi hasil tangkapan pada tahun 2013 di PPS Nizam Zachman lebih besar dibandingkan dengan PPI Muara Angke. Berdasarkan data di Badan Pusat Statistik (BPS), PPS Nizam Zachman menyumbang 48% dari total volume produksi perikanan di DKI Jakarta dan PPI Muara Angke menyumbang 9,5%. Hal ini disebabkan perbedaan dari kelas pelabuhan antara PPS Nizam Zachman dan PPI Muara Angke. PPS Nizam Zachman melayani pendaratan hasil tangkapan kapal yang berukuran > 60 GT, sedangkan PPI Muara Angke untuk melayani < 60 GT. Sehingga bila dilihat dari kapasitas palka, kapal di PPS Nizam Zachman dapat menangkap dan membawa hasil tangkapan yang lebih banyak dibandingkan dengan kapal yang ada di PPI Muara Angke. Selain itu kelas pelabuhan tipe samudera juga menerima ikan dari berbagai daerah bahkan ada juga yang di impor dari luar negeri.

Hasil tangkapan yang dominan didaratkan di PPS Nizam Zachman adalah cakalang, yaitu sebesar 30% dari total produksi ikan yang ada selama tahun 2013. Sedangkan jenis ikan yang paling banyak diproduksi PPI Muara Angke adalah cumi-cumi yaitu sebesar 31%. Hal ini disebabkan oleh banyaknya jenis armada penangkapan purse seine di PPS Nizam Zachman dan armada jaring cumi di PPI Muara Angke.

(36)

22

kebutuhan bahan baku industri perusahaan perikanan. Selain itu alasan lain pedagang/distributor yang berasal dari luar daerah menjual hasil tangkapan ke Jakarta karena margin atau keuntungan yang didapat lebih besar dibandingkan bila hasil tangkapan di jual di daerahnya.

Ikan yang masuk dari luar pelabuhan ke PPI Muara Angke berasal dari daerah yang ada di pulau Jawa, dengan pengirim ikan terbesar berasal dari Tegal. Hasil tangkapan yang masuk ke PPI Muara Angke melalui darat yang dipasok dari luar daerah terjadi pada saat bukan musim ikan, saat-saat permintaan terhadap hasil tangkapan tinggi untuk ikan-ikan yang tidak terdapat di Muara Angke tetapi memiliki permintaan yang cukup tinggi. Sehingga diperlukan pasokan ikan dari luar daerah untuk memenuhi permintaan tersebut.

Hanafiah dan Saefuddin (1983) menyebutkan beberapa alasan pendistribusian produk ke daerah lain diantaranya karena sifat musiman dari kebanyakan produksi, permintaan untuk berbagai produk berlangsung sepanjang tahun, dan untuk mendapatkan harga yang lebih baik.

Pemetaan Daerah Pemasaran Distribusi Hasil Tangkapan

Daerah pemasaran distribusi hasil tangkapan terbagi menjadi dua yaitu daerah pemasaran lokal dan ekspor. Jenis hasil tangkapan yang memliki permintaan paling banyak untuk ekspor dari PPS Nizam Zachman antara lain ikan madidihang (Thunnus albacares), cakalang (Katsuwonus pelamis), meka (Xiphias gladius), tuna mata besar (Thunnus obesus), dan albakor (Thunnus alalunga). Produk tersebut dipasarkan ke beberapa benua di dunia seperti Amerika, Eropa, dan Asia. Volume ekspor hasil tangkapan dari PPS Nizam Zachman dapat dilihat pada Gambar 13.

(37)

dengan jumlah yang cukup besar yaitu pada tahun 2013 sebesar 18575,543 ton. Spanyol adalah negara di benua Eropa yang paling besar dalam mengimpor ikan dari PPS Nizam Zachman yaitu sebesar 9685,607 ton. Negara yang menjadi tujuan ekspor hasil tangkapan dari PPS Nizam Zachman, selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 14.

(38)

Gambar 14 Sebaran negara tujuan ekspor hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman tahun 2013

(39)

Gambar 15 Sebaran negara tujuan ekspor hasil tangkapan di PPI Muara Angke tahun 2013

(40)

26

PPS Nizam Zachman menerima distribusi hasil tangkapan dari daerah luar Jakarta dan langsung di jual di Pusat Pemasaran Ikan PPS Nizam Zachman. Pembeli ikan di Pusat Pemasaran Ikan pada umumnya adalah pedagang pengecer yang berjualan di pasar-pasar tradisional DKI Jakarta. Pasar-pasar tradisional yang menjadi titik distribusi pemasaran hasil tangkapan ikan segar dari PPS Nizam Zachman dikelompokkan berdasarkan wilayah. Wilayah Jakarta Selatan terdapat di Pasar Pondok Labu, Pasar Tebet Barat, Pasar Pondok Indah, dan Pasar Minggu. Wilayah Jakarta Timur terdapat di Pasar Kramat Jati, Pasar Klender, Pasar Rawamangun, dan Pasar Cawang Kapling. Wilayah Jakarta Utara terdapat di Pasar Teluk Gong dan Pasar Sunter, sedangkan di wilayah Jakarta Pusat terdapat Pasar Tanah Abang, Pasar Bendungan Hilir, dan Pasar Pejompongan. Daerah pendistribusian untuk Jakarta Barat antara lain Pasar Pademangan Barat, Pasar Palmerah, Pasar Grogol, Pasar Cengkareng, Pasar Jembatan Lima, dan Pasar Citra Garden.

Pedagang di PPI Muara Angke mendistribusikan hasil tangkapan berupa ikan segar dan ikan olahan tradisional ke daerah-daerah yang ada di Jakarta. Hasil tangkapan sebagian besar disebarkan ke pasar-pasar tradisional yang berada di DKI Jakarta dan sebagian kecil ke daerah Bogor, Depok, dan Tangerang. Pasar tradisional yang menjadi daerah tujuan ikan segar untuk wilayah Jakarta Selatan adalah Pasar Pondok Labu dan Pasar Minggu, wilayah Jakarta Timur yaitu Pasar Klender, wilayah Jakarta Utara yaitu Pasar Teluk Gong dan Pasar Sunter. Di wilayah Jakarta Pusat yaitu Pasar Tanah Abang, Pasar Benhil, dan Pasar Pejompongan, sedangkan di Jakarta Barat yang menjadi daerah pendistribusian Muara Angke adalah Pasar Pademangan Barat, Pasar Palmerah, Pasar Grogol, Pasar Cengkareng, Pasar Jembatan Lima, dan Pasar Citra Garden. Permintaan jenis ikan yang paling banyak diminati dan disukai masyarakat adalah cumi-cumi, ikan kembung, ikan tongkol, cumi-cumi, udang, dan ikan tuna. Sedangkan permintaan ikan yang berasal dari luar Jakarta seperti daerah Bogor, Tangerang, dan Depok pada umumnya berupa ikan-ikan olahan seperti ikan asin dan pindang. Sebaran daerah pendistribusian hasil tangkapan dari PPS Nizam Zachman dan PPI Muara Angke ke pasar tradisional DKI Jakarta dapat dilihat pada Gambar 16.

(41)

Gambar 16 Tujuan daerah pemasaran hasil tangkapan dari PPS Nizam Zachman dan PPI Muara Angke ke pasar tradisional DKI Jakarta

(42)

28

Harga

Harga produk hasil tangkapan yang dijual bervariasi dan tergantung dari pasar yang meminta. Komoditas hasil tangkapan yang paling banyak diserap konsumen yang berada di Jakarta antara lain adalah ikan tongkol, kembung, dan cumi-cumi. Saluran pemasaran yang ada di PPS Nizam Zachman dan PPI Muara Angke melalui tiga saluran antara lain produsen, pedagang grosir, dan pedagang eceran. Hal ini akan berpengaruh pada harga yang terbentuk pada masing-masing saluran.

Harga dasar setiap jenis ikan di pelelangan berdasarkan harga yang telah ditentukan oleh pemerintah. Harga rata-rata ikan di TPI Muara Angke untuk jenis ikan tongkol sebesar Rp.12.500 per kg, ikan kembung sebesar Rp.14.000 per kg, cumi-cumi sebesar Rp.33.000 per kg. Berbeda dengan PPS Nizam Zachman yang tidak ada sistem pelelangan, sehingga harga ikan ditentukan oleh produsen. Harga yang terbentuk dalam penjualan hasil tangkapan di pasar grosir merupakan harga ikan hasil pelelangan atau harga yang didapat dari produsen kemudian disesuiakan dengan biaya lainnya yang dikeluarkan oleh pedagang.

Harga rata-rata ikan di Pusat Grosir Ikan Muara Angke dan Pusat Pemasaran Ikan Nizam Zachman tidak terlalu berbeda jauh untuk jenis ikan yang banyak dicari konsumen di Jakarta. Berdasarkan hasil wawancara, harga rata-rata untuk ikan tongkol di Nizam Zachman sebesar Rp.17.000 per kg dan di Muara Angke sebesar Rp.19.000 per kg, untuk harga ikan kembung di Nizam Zachman dan di Muara Angke harga yang terbentuk sama yaitu sebesar Rp.19.500 per kg. Sedangkan untuk cumi-cumi kualias lokal di Nizam Zachman dijual dengan harga Rp.39.000 per kg dan di Muara Angke cumi-cumi dijual sebesar Rp.37.000 per kg. Pusat Pemasaran Ikan Nizam Zachman dan Pasar Grosir Muara Angke memiliki harga jual untuk hasil tangkapan tertentu tidak jauh berbeda. Hal ini disebabkan adanya hubungan antar pedagang di kedua pasar tersebut dalam pemenuhan stok ikan, sehingga harga yang dikeluarkan tidak jauh berbeda.

Harga jenis ikan tersebut tidak selalu seperti demikian, namun tergantung juga pada banyak atau tidaknya keberadaan produk tersebut di pasar. Harga yang terbentuk untuk tiap jenis ikan di kedua pasar ini relatif fluktuatif setiap harinya, hal ini disebabkan karena volume produksi setiap jenis ikan tergantung dari musim penangkapan. Pada musim panen ikan atau hasil tangkapan melimpah, umumnya harga ikan relatif lebih murah. Sebaliknya pada musim paceklik atau mengalami kelangkaan, ikan akan mengalami kenaikan harga.. Menurut Departemen Perdagangan (1977), banyak faktor yang berpengaruh terhadap fluktuasi harga, diantaranya pola panen musiman, kondisi cuaca dan iklim yang tidak normal, keadaan transportasi yang tidak lancar, dan lain-lain.

Harga ikan ditingkat pedagang eceran pada setiap pasar juga berbeda-beda tergantung dari target pasar yang dituju dan jenis konsumen. Harga di tingkat eceran juga disesuaikan dengan harga yang didapat dari pedagang grosir ditambah dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh pedagang.

Skema Arus/ Jalur Distribusi

(43)

Ikan tuna terlibat langsung maupun tidak langsung dalam saluran distribusi produk perikanan antara lain adalah nelayan, pedagang grosir, dan pedagang pengecer. Panjang pendeknya saluran distribusi hasil tangkapan berpengaruh terhadap biaya pendistribusian, kualitas ikan, dan harga barang di pasar.

Saluran distribusi di PPS Nizam Zachman dan PPI Muara Angke dibagi menjadi dua yaitu saluran distribusi berdasarkan asal hasil tangkapan dan saluran distribusi berdasarkan tujuan pemasaran. Saluran distribusi berdasarkan asal hasil tangkapan yaitu berasal dari armada penangkapan yang mendarat di pelabuhan dan hasil tangkapan yang berasal dari luar daerah yang masuk pelabuhan melalui jalur darat. Sedangkan saluran distribusi berdasarkan tujuan pemasaran terbagi menjadi dua yaitu tujuan pemasaran lokal dan ekspor. Saluran distribusi hasil tangkapan yang di PPS Nizam Zachman yang di daratkan dari laut dan darat dapat di lihat pada Gambar 17.

(44)

30

Pada Gambar 17 menunjukkan saluran distribusi dan penanganan yang harus dilalui oleh hasil tangkapan yang didaratkan di PPS Nizam Zachman yang berasal dari laut dan darat. Ikan tuna hasil tangkapan kapal longline biasanya dijual ke armada pengumpul ikan tuna kemudian langsung dibawa ke TLC untuk diperiksa mutunya. Ikan tuna segar di bawa ke Bandara Soekarno Hatta untuk di ekspor ke negara tujuan melalui jalur udara, sedangkan ikan tuna beku segar di bawa ke Pelabuhan Tanjung Priok menggunakan kargo. Hasil tangkapan kapal

purse seine dan boukeami setelah pendataan langsung di bawa pemilik kapal ke perusahaan perikanan yang sekaligus juga merupakan pemilik perusahaan pengolahan perikanan. Hasil tangkapan yang tidak dijadikan bahan baku pengolahan dijual oleh perusahaan ke pedagang grosir yang ada di Pusat Pemasaran Ikan Nizam Zachman. Selain itu pedagang grosir juga membeli ikan di TPI Nizam Zachman melalui pelelangan yang merupakan hasil tangkapan dari kapal gillnet dan kapal tradisional lainnya.

Hasil tangkapan yang berasal dari luar daerah Jakarta yang datang melalui darat didistribusikan dengan dua cara. Pertama didistribusikan langsung ke pedagang grosir yang berada di Pusat Pemasaran Ikan dan selanjutnya dijual ke pasar-pasar tradisional di Jakarta. Pasar tradisional yang menjadi daerah pendistribusian antara lain adalah pasar Kramat Jati, pasar Rawamangun, pasar Pondok Indah, dan lain-lain. Cara kedua yaitu langsung dijual ke perusahaan pengolahan perikanan yang berada di kawasan industri Nizam Zachman. Hasil tangkapan tersebut dijadikan bahan baku untuk pengolahan dan akan dipasarkan untuk lokal dan ekspor.

(45)

Jalur distribusi hasil tangkapan yang terjadi di PPI Muara Angke dapat dilihat pada Gambar 18. Hasil tangkapan yang didaratkan oleh kapal yang mendarat di PPI Muara Angke didominasi oleh cumi-cumi. Cumi-cumi di Muara Angke dibedakan berdasarkan ukuran dan kualitas. Cumi-cumi beku segar ukuran besar dengan panjang kira-kira 25cm-30cm setelah pencatatan langsung masuk ke perusahaan perikanan untuk dilakukan pengepakan atau disimpan di cold storage

kemudian di ekspor ke negara-negara yang ada di Asia melalui jalur laut di Pelabuhan Tanjung Priok. Umumnya pemilik kapal di Muara Angke sekaligus merupakan pemilik perusahaan perikanan juga.

Hasil tangkapan yang tidak di ekspor umumnya dijual ke TPI Mina Jaya untuk di ikut sertakan lelang. Pembeli ikan di TPI Mina Jaya adalah pedagang ikan di pasar grosir Ikan Muara Angke dan pengusaha produk olahan perikanan tradisional seperti ikan asin, pindang, terasi, dan kerupuk ikan. Selain berasal dari TPI Mina Jaya, ikan yang dijual di pasar grosir ikan Muara Angke juga berasal dari luar daerah Jakarta yang dibawa melalui darat. Pedagang di pasar grosir Muara Angke merupakan pemasok ikan untuk pasar-pasar tradisional di Jakarta,

supermarket, dan restoran. Daerah distribusi untuk ikan-ikan dominan seperti cumi-cumi, tongkol, kembung, dan udang meliputi daerah sekitar Jakarta yang merupakan pasar tradisional, yaitu Pasar Minggu, Citra Garden, Cengkareng dan lain-lain. Ikan yang didistribusikan ke luar daerah biasanya menggunakan transportasi berupa mobil bak terbuka atau sepeda motor berkeranjang.

Menurut Johanson (2013) saluran distribusi adalah lembaga ekonomi yang berperan sebagai perantara antara produsen dan konsumen. Saluran distribusi merupakan hal yang penting untuk produk hasil tangkapan karena berfungsi mendekatkan produk hasil tangkapan kepada konsumen. Tanpa saluran distribusi / perantara maka ikan akan tidak ada nilainya. Johanson (2013) menyatakan semakin panjangnya jalur distribusi pemasaran maka harga yang terbentuk semakin tinggi. Jalur distribusi hasil tangkapan berupa ikan segar di PPS Nizam Zachman dan PPI Muara Angke termasuk kedalam saluran distribusi tidak langsung. Kedua pelabuhan ini mendistribusikan melalui beberapa perantara diantaranya produsen - pedagang grosir – pedagang eceran – konsumen.

Perbandingan Karakteristik Distribusi Hasil Tangkapan

(46)

32

Tabel 3 Perbandingan karakteristik distribusi hasil tangkapan anatara PPS Nizam Zachman dengan PPI Muara Angke.

Karakateristik distribusi tangkapan

PPS Nizam Zachman PPI Muara Angke

Volume produksi keseluruhan

252.762,724 ton 28.323,05 ton

Asal volume produksi hasil tangkapan

Laut (44,84%) , daerah lain dari jalur darat (42,87%), dan impor (12,29%)

Laut (73%) dan daerah lain dari jalur darat (27%)

Volume produksi laut berdasarkan alat tangkapan

60% hasil tangkapan berasal dari

purse seine

69% hasil tangkapan berasal dari jaring cumi.

Daerah di Pulau Jawa. Tertinggi berasal dari Tegal.

Kontribusi produksi ikan di Jakarta berdasarkan data di BPS

48% produksi ikan di DKI Jakarta berasal dari PPS Nizam Zachman.

9,5% produksi ikan yang ada di DKI Jakarta. ikan segar dan ikan olahan tradisional.

Negara tujuan ekspor Eropa, Amerika, Asia. Asia Komoditas utama

ekspor

Cakalang dan tuna dalam bentuk segar dan beku

Cumi-cumi beku segar

Harga ditingkat grosir Tongkol Rp17.000 per kg, kembung Rp19.500 per kg, cumi-cumi Rp 39.000 per kg

Tongkol Rp19.000 per kg, kembung Rp19.500 per kg, cumi-cumi Rp 37.500 per kg

Jalur distribusi Saluran disribusi tidak langsung .

Saluran distribusi tidak langsung

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penanganan ikan dilakukan secara khusus oleh nelayan PPS Nizam Zachman untuk jenis hasil tangkapan tuna, sedangkan di PPI Muara Angke adalah cumi-cumi. Tempat pendaratan ikan di PPS Nizam Zachman tergantung jenis kapal yang akan mendarat, sedangkan di PPI Muara Angke semua kapal mendaratkan hasil tangkapan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) kecuali cumi-cumi. Transportasi untuk pengangkutan yang digunakan di PPS Nizam Zachman maupun di PPI Muara Angke sama, baik untuk lokal dan ekspor.

(47)

sedangkan di PPI Muara Angke cumi-cumi (31%). PPS Nizam Zachman mendistribusikan ikan segar, PPI Muara Angke mendistribusikan ikan segar dan ikan olahan tradisional dengan tujuan lokal yang hampir sama yaitu pasar-pasar tradisional yang tersebar di DKI Jakarta. Negara tujuan ekspor PPS Nizam Zachman yaitu negara-negara yang ada di Benua Asia, Eropa, dan Amerika, sedangkan PPI Muara Angke hanya mengekpor cumi-cumi di kawasan Asia saja. Jalur distribusi hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman dan PPI Muara Angke sama yaitu saluran distribusi tidak langsung (produsen-pedagang grosir-pedagang eceran-konsumen).

Saran

Perlu diperbaiki sarana dan prasarana dalam pendistribusian hasil tangkapan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas distribusi pemasaran hasil tangkapan. Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk mengkaji tentang pendistribusian hasil tangkapan yang lebih mendalam.

DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, ATR. 2006. Distribusi Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Departemen Perdagangan. 1977. Buku I Analisis Pemasaran Konsepsi Dasar Pembinaan Efisiensi Pemasaran Hasil Pertanian Rakyat. Hasil-hasil workshop pembinaan efisiensi pemasaran hasil pertanian rakyat. Departemen Perdagangan, Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri. Jakarta. hlm 12-24

Diatin IN, Farmayanti, Nita SD. 2006. Kajian Penerapan Manajemen Mutu Terpadu di CV Banyu Biru, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Buletin Ekonomi Perikanan. 6(3):81-96

Evans JR, Berman B. 1982. Marketing. New York: Machmillan Publishing Co., Inc. 866 Third Avenue. hlm 301-323

Hanafiah AM, Saefuddin AM. 1983. Tata Niaga Hasil Perikanan. Jakarta (ID): UI Pr.

Johanson D. 2013. Analisis Efisiensi Pola Distribusi Hasil Penangkapan Ikan Nelayan Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau. Jurnal Sains Manajemen. 1(1)

Lubis E. 2012. Pelabuhan Perikanan. Bogor (ID): IPB Pr

(48)

34

Malik JS. 2006. Kajian Distribusi Hasil Tangkapan Ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke, Jakarta Utara [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

McDonald, Malcolm HB. 1993. Marketing Plans. Oxford: Butterworth-Heinemann Ltd. Linacre House, Jordan Hill. hlm 190-206

Mulyadi MD. 2007. Analisis Pendaratan dan Penanganan Hasil Tangkapan dan Fasilitas terkait di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Pane AB. 2008. Basket Hasil Tangkapan dan Keterkaitannya dengan Mutu Hasil Tangkapan dan sanitasi di TPI PPN Palabuhanratu. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 13(03):150-157

Sastrosuwignyo PS, Baramuli, Ben G. 1996. Dampak Pembangunan Ekonomi (Pasar) terhadap Kehidupan Sosial di Daerah Timor Timur. Dili: Depdikbud. hlm 47

Siregar M. 1990. Beberapa Masalah Ekonomi dan Manajemen Pengangkutan.

(49)
(50)

Lampiran 1 Volume produksi hasil tangkapan berdasarkan jenis ikan per bulan pada tahun 2013 di PPS Nizam Zachman

Sumber : Buku statistik PPS Nizam Zachman 2013

Jenis ikan Produksi hasil tangkapan per bulan (ton) Total

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

Cakalang 2.405,83 1903 1.843,41 1.670,87 3.644,20 3.216,49 3.711,90 1.929,01 3.154,56 3.437,87 3.208,10 3.559,48 33.684,84 Tuna mata

besar 1.186,24 991,924 952,812 981,19 1.545,06 1.332,86 1.388,96 742,311 1.136,91 1.372,23 1.396,79 1.526,62 14.553,92 Layang 616,292 479,218 535,651 796,878 849,208 1.130,21 985,615 847,738 914,516 1.066,25 763,698 890,392 9.875,67 Lisong 93,83 45,395 119,958 219,064 383,082 325,068 225,221 155,698 95,385 140,378 356,723 234,885 2.394,69 Cucut 150,783 70,799 130,634 262,811 96,088 136,947 237,534 154,672 220,369 183,545 130,247 166,489 1.940,92 Tuna sirip

kuning 1.202,68 891,885 840,669 819,61 1.825,18 1.744,18 1.832,78 1.102,44 1.596,56 1.778,63 1.829,59 2.025,07 17.489,28 Cumi cumi 692,924 676,371 601,676 658,596 1.081,48 1.143,22 919,147 1.077,09 851,742 1.065,48 1.731,66 924,821 11.424,21 Tongkol 136,231 210,751 115,861 248,932 278,681 280,692 197,606 275,36 154,469 404,916 297,856 480,515 3.081,87 Albakor 156,426 104,322 112,171 92,763 225,981 200,599 398,177 270,5 157,11 290,326 269,196 114,63 2.392,20 Meka 204,235 101,727 130,32 145,723 160,588 135,326 124,616 110,765 107,775 168,155 249,075 164,858 1.803,16 lain-lain 1.008,55 1.008,78 964,33 1.237,52 1.177,80 1.412,38 1.176,45 1.109,47 1.043,30 1.223,32 1.584,77 1.755,51 14.702,17

Total Produksi

(ton)

7.854,03 6.484,29 6.347,49 7.133,96 11.267,34 11.057,97 11.198,01 7.775,05 9.432,69 11.131,11 11.817,70 11.843,27 113.342,92

(51)

Lampiran 2 Volume produksi hasil tangkapan berdasarkan jenis ikan per bulan pada tahun 2013 di PPI Muara Angke

Jenis ikan

Produksi hasil tangkapan per bulan (ton)

Total

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

Cumi-cumi 435,536 359,654 463,262 506,758 638,538 615,396 409,382 419,386 535,743 749,405 827,534 415,852 6376,446

Layang 68,583 74,068 30,678 59,170 64,105 129,585 124,623 60,982 230,084 416,558 311,287 76,755 1646,478

Lemuru 146,754 159,929 178,508 64,110 92,626 33,753 33,435 29,263 72,756 139,082 181,869 250,176 1382,261

Tembang 66,501 68,902 73,997 100,455 110,377 123,191 111,666 71,599 47,219 73,690 113,340 131,268 1092,205

Selar 164,366 148,305 85,275 59,334 91,238 90,194 41,716 41,102 30,125 36,578 35,985 157,784 982,002

Tengkek 54,056 37,321 38,962 56,988 46,806 77,488 26,079 17,882 68,579 132,900 105,144 80,408 742,613

Bentrong 23,133 24,624 33,643 55,512 37,927 56,671 58,582 46,773 61,575 119,322 75,899 76,229 669,890

Lesi 1,505 7,177 1,692 6,402 27,457 83,371 131,273 154,245 135,106 72,471 18,225 11,165 650,089

Semar 20,211 18,691 65,216 66,544 43,477 85,214 46,209 15,129 18,078 54,818 78,627 98,969 611,183

Tenggiri 17,465 9,252 20,012 55,048 91,588 121,076 49,586 45,451 26,729 37,564 46,819 43,583 564,173

Lain-lain 275,324 336,666 464,281 454,968 570,477 598,629 521,345 318,854 329,840 598,797 628,616 705,572 5803,369 Total

produksi (ton)

1273,434 1244,589 1455,526 1485,289 1814,616 2014,568 1553,896 1220,666 1555,834 2431,185 2423,345 2047,761 20520,709

Sumber : UPT PPI Muara Angke

(52)

38

Lampiran 3 Volume produksi hasil tangkapan yang masuk ke PPS Nizam Zachman dari daerah lain melalui jalur darat pada tahun 2013

Asal daerah Volume produksi (ton)

Bali 5236,183

Banten 225,209

Bengkulu 66,999

DI Yogyakarta 165,587

DKI Jakarta 10712,508

Jambi 44,5

Jawa Barat 20920,25

Jawa Tengah 3095,425

Jawa Timur 6437,71

Kalimantan Barat 538,672

Kalimantan Utara 133,83

Kep. Babel 387,441

Kep. Riau 647,5

Lampung 3895,371

Maluku 9914,988

NTT 884,611

Papua 1822,777

Papua Barat 337

Sulawesi Selatan 3527,1

Sulawesi Tengah 937,069

Sulawesi Tenggara 3083,401

Sulawesi Utara 33782,829

Sumatera Barat 383,994

Sumatera Selatan 66,321

Sumatera Utara 1107,165

Lain-lain 10,87

luar negeri 31054,498

Total 139419,808

(53)

Lampiran 4 Volume produksi hasil tangkapan yang masuk ke PPI Muara Angke dari daerah lain melalui jalur darat ke pada tahun 2013

Asal daerah Volume produksi (ton)

Tegal 1008,222

Labuhan 992,293

Lampung 907,182

Indramayu 874,684

Pekalongan 802,056

Cilacap 700,766

Tuban 665,595

Bandung 1179,331

Bogor 672,213

Total 7802,342

(54)

40

Lampiran 5 Dokumentasi penelitian

Pendaratan dan penyortiran hasil tangkapan

Penimbangan hasil tangkapan

Pelelangan di TPI Muara Angke

Alat transportasi untuk distribusi hasil tangkapan ke pasar lokal

Gerobak pengangkut hasil tangkapan ke pasar grosir

(55)

Pusat Grosir Ikan Muara Angke Pusat Pemasaran Ikan Nizam Zachman

Pembongkaran ikan tuna di TLC Komoditas cumi-cumi beku

Alat transportasi untuk distribusi hasil tangkapan pasar lokal

(56)
(57)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta tanggal 19 November 1992 dari ayah Azwir dan ibu Wahyuningsih (alm). Penulis adalah putri pertama dari 4 bersaudara. Tahun 2010 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Jakarta dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Gambar

Tabel 1  Jenis data yang dikumpulkan
Tabel 2 Perbandingan aktivitas distribusi hasil tangkapan antara PPS Nizam
Gambar 2 Volume produksi laut menurut jenis alat tangkap di PPS Nizam
Gambar 3 Persentase produksi laut berdasarkan ikan dominan di PPS Nizam
+7

Referensi

Dokumen terkait

Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang dilakukan dari orang ke orang, bersifat 2 arah baik secara verbal maupun non verbal, dengan saling berbagi

1. Tingkat kedisiplinan peserta didik rendah. Masih banyak peserta didik yang tidak disiplin, mulai dari ketelambatan Peserta didik datang kesekolah, telatnya mengerjakan

[r]

Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan tepat sesuai dengan

Arjuna adalah saudara Yudistira yang dengan sangat keras mengeluarkan pandangan terkait upaya Yudistira untuk meninggalkan kehidupan keduniawian dengan cara mengasingkan diri

Berdasarkan hasil penelitian secara umum dapat disimpulkan bahwa kegiatan menari dalam pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan gerak anak usia 5-6 tahun

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan keluarga I Made Madra ditemukan bahwa keluarga ini memiliki sumber penghasilan yang minim, sehingga kesulitan dalam meningkatkan

Salah satu cara untuk memenangkan persaingan sebuah perusahaan adalah dengan melakukan promosi melalui media iklan untuk mendongkrak penjualan. Berdasarkan hasil observasi