ANALISIS MANAJEMEN WAKTU PEMBANGUNAN
PERKANTORAN DI JAKARTA SELATAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE JALUR KRITIS
NOER AULIA FAZRIN
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Manajemen Waktu Pembangunan Gedung Di Jakarta Selatan Menggunakan Metode jalur Kritis adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2015
Noer Aulia Fazrin
ABSTRAK
NOER AULIA FAZRIN. Analisis Manajemen Waktu Pembangunan Perkantoran Di Jakarta Selatan Menggunakan Metode Jalur Kritis. Dibimbing oleh MEISKE WIDYARTI. 2015.
Manajemen proyek merupakan salah satu hal penting dalam suatu kegiatan konstruksi karena membantu kontraktor mengatur sumber daya yang ada secara tepat. Salah satu manejemen penting dalam suatu proyek adalah manajemen kinerja waktu. Terdapat beberapa metode manajemen waktu seperti barchart, kurva S dan Metode Jalur Kritis (CPM). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja waktu proyek pembangunan perkantoran Menara 18 menggunakan metode jalur kritis. Pengambilan data dilaksanakan di proyek pembangunan perkantoran di Jakarta Selatan. Hasil analisis yang dilakukan terhadap jadwal rencana dan jadwal realisasi didapatkan bahwa pekerjaan kritis pada proyek ini berjalan tepat waktu. Namun, pada pekerjaan arsitektur, pekerjaan mekanikal dan elektrikal terjadi keterlambatan. Hal ini disebabkan adanya gangguan cuaca dan keterlambatannya material konstruksi. Dapat disimpulkan dalam penelitian ini bahwa keterlambatan ini tidak perlu terjadi seandainya manajer proyek lebih memanfaatkan Metode Jalur Kritis dalam pelaksanaan proyek.
Kata kunci : CPM, kinerja waktu, kurva S, manajemen proyek
ABSTRACT
NOER AULIA FAZRIN. Analysis of Time Management Office Development In South Jakarta Using Critical Path Method. Supervised by MEISKE WIDYARTI. 2015.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
ANALISIS MANAJEMEN WAKTU PEMBANGUNAN
PERKANTORAN DI JAKARTA SELATAN MENGGUNAKAN
METODE JALUR KRITIS
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Judul Skripsi : Analisis Manajemen Waktu Pembangunan Perkantoran Di Jakarta Selatan Menggunakan Metode Jalur Kritis
Nama : Noer Aulia Fazrin NIM : F44100065
Disetujui oleh
Dr. Ir. Meiske Widyarti, M.Eng Pembimbing I
Diketahui oleh
Prof. Dr. Ir. Budi Indra Setiawan, M.Agr Ketua Departemen
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 ini adalah manajemen waktu, dengan judul Analisis Manajemen Waktu Pembangunan Perkantoran Di Jakarta Selatan Menggunakan Metode Jalur Kritis.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Meiske Widyarti, M.Eng selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Agung Putranto, S.T., Bapak Jecky dari PT Adhi Karya beserta staf PT Adhi Karya yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh rekan-rekan SIL 47, atas segala doa dan dukungannya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Februari 2015
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 1
Tujuan Penelitian 1
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
METODE 4
Bahan 5
Alat 5
Prosedur Analisis Data 5
HASIL DAN PEMBAHASAN 6
SIMPULAN DAN SARAN 19
Simpulan 19
Saran 19
DAFTAR PUSTAKA 19
LAMPIRAN 21
DAFTAR TABEL
1 Master schedule 7
2 Pekerjaan yang tidak mengalami keterlambatan 8 3 Pekerjaan yang tidak mengalami keterlambatan (lanjutan) 9 4 Pekerjaan yang tidak mengalami keterlambatan (lanjutan) 10
5 Faktor keterlambatan pekerjaan arsitektur 13
6 Faktor keterlambatan pekerjaan arsitektur (lanjutan) 14 7 Faktor keterlambatan pekerjaan mekanikal dan elektrikal 18
DAFTAR GAMBAR
1 Prinsip fungsional dari manajemen proyek 2
2 Diagram jaringan metode jalur kritis 3
3 Lokasi penelitian 5
4 Tahapan prosedur penelitian 6
5 Tahapan pekerjaan pembangunan pada jalur kritis 9 6 Perbandingan jadwal rencana dan realisasi pekerjaan arsitektur
dengan keterlambatan minimal 11
7 Tahapan pelaksanaan pekerjaan mezzanine 11
8 Perbandingan jadwal rencana dan realisasi pekerjaan arsitektur
dengan keterlambatan maksimal 12
9 Tahapan pelaksanaan pekerjaan basement 3 tower 12 10 Perbandingan jadwal rencana dan realisasi pekerjaan mekanikal
dan elektrikal dengan keterlambatan minimal 16
11 Tahapan pelaksanaan pekerjaan lantai 2 16
12 Perbandingan jadwal rencana dan realisasi pekerjaan mekanikal
dan elektrikal dengan keterlambatan maksimal 17 13 Tahapan pelaksanaan pekerjaan lantai dasar sampai lantai mezzanine 17
DAFTAR LAMPIRAN
1 Master Schedule 21
2 Hasil pengolahan data pekerjaan persiapan 22
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan pada bidang konstruksi di Indonesia saat ini terus berlangsung untuk memenuhi berbagai fasilitas yang diperlukan. Kegiatan pembangunan yang dilakukan antara lain pembangunan berbagai fasilitas, seperti jalan raya, jembatan, rumah sakit, gedung instansi pemerintah, dan gedung instansi pendidikan. Pada suatu proyek pembangunan terdapat beberapa aspek penting untuk diperhatikan oleh pelaksana pembangunan (kontraktor), adalah waktu, biaya, dan mutu serta keselamatan kerja (Widayat 2009). Proyek pembangunan akan mencapai keberhasilan jika pihak-pihak pelaksana mampu menyelesaikan proyek pembangunan sesuai dengan jadwal yang ditentukan, biaya yang tersedia, dan mutu serta keselamatan kerja yang telah ditetapkan.
Ketersediaan waktu yang terbatas pada proyek pembangunan menjadi suatu tantangan yang harus diselesaikan oleh pelaksana pembangunan. Manajemen yang baik dan matang menjadi kunci utama suatu proyek pembangunan dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Untuk mencapai keberhasilan pembangunan tersebut. Beberapa kegiatan yang menjadi bagian dari suatu manajemen proyek adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian.
Kegiatan pengendalian pada proyek pembangunan bertujuan untuk mengendalikan agar pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengendalian proyek yang dilaksanakan akan berbanding lurus dengan kinerja proyek yang dihasilkan. Kinerja suatu proyek pembangunan terdiri atas kinerja waktu, kinerja biaya, dan kinerja mutu serta keselamatan kerja. Untuk suatu alat keberhasilan dalam kinerja waktu dipergunakan suatu alat identifikasi jenis. Salah satu metode untuk menganalisis kinerja proyek adalah dengan menggunakan Metode Jalur Kritis melalui perangkat lunak Microsoft Project. Metode ini dapat mendeteksi sedini mungkin jika terjadi keterlambatan waktu dalam pelaksanaan proyek pembangunan sehingga pelaksana pembangunan dapat segera mengantisipasi dan melaksanakan langkah-langkah yang tepat agar proyek dapat diselesaikan tepat waktu.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, terdapat beberapa rumusan penelitian ini: 1. Bagaimana teknik mengidentifikasi keterlambatan proyek ?
2. Bagaimana mengetahui pekerjaan kritis ?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini:
2
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk menganalisis kinerja waktu pada suatu proyek pembangunan.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini:
1. Manajemen kinerja waktu (CPM) pada proyek Office Menara 18, Kebagusan, Jakarta Selatan.
2. Analisis kinerja waktu dianalisis menggunakan Metode Jalur Kritis (CPM) dengan menggunakan program Microsoft Project 2010.
TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen Proyek
Manajemen proyek teknik pengalokasian sumber daya yang terlibat dalam proyek dapat pada waktu yang secara melalui tindakan-tindakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), pengawasan (controlling) dan pengelompokan sumber daya yang dialokasikan antara lain adalah sumber daya manusia (manpower), sumber daya material (material), sumber daya peralatan (machines), sumber daya modal (money), dan metode yang digunakan.
Manajemen proyek didesain untuk mengelola atau mengawasi sumber-sumber daya perusahaan pada aktivitas yang telah ditentukan, dalam waktu tertentu, dalam biaya tertentu dan dalam tingkat kualitas tertentu pula. Waktu, biaya dan kualitas merupakan batasan-batasan dalam suatu. Berikut bagian-bagian dan aspek-aspek yang diatur oleh manajemen proyek (Project Management Institute, 1996).
3
Manajemen dan Kinerja Waktu Proyek
Manajemen waktu pada proyek konstruksi merupakan proses merencanakan, menyusun dan mengendalikan jadwal kegiatan proyek. Manajemen waktu termasuk ke dalam proses yang akan diperlukan dalam memastikan kesesuaian waktu maka penyelesaian suatu proyek. Sistem manajemen waktu akan tergantung pada berjalan atau tidaknya perencanaan dan penjadwalan proyek. Dimana dalam perencanaan dan penjadwalan tersebut telah disediakan pedoman yang spesifik untuk menyelesaikan aktivitas proyek dengan lebih cepat dan efisien (Clough dan Scars, 1991).
Manajemen waktu dapat dilakukan dengan menggunakan barchart, kurva S,
network planning, dan kurva earned value. Hasil dari menggunakan metode-metode di atas perlu dievaluasi dan dikoreksi agar kinerja waktu tercapai sesuai rencana. Masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pertimbangan penggunaan metode-metode tersebut didasarkan atas kebutuhan dan hasil yang ingin dicapai terhadap kinerja penyelesaian proyek (Husen 2010).
Seorang manajer proyek mengontrol berbagai macam kegiatan pada lokasi proyek, salah satu aspek penting yang diawasi adalah kinerja waktu. Kinerja waktu adalah proses dari membandingkan kerja dilapangan (actual work) dengan jadwal yang direncanakan (Dipohusodo, 1996).
Metode Jalur Kritis
Pada proses perencanaan dan pengendalian proyek tidak hanya dilakukan pembuatan jaringan kerja saja tapi juga dilakukan perhitungan mengenai waktu penyeleseian proyek dan analisis lainnya. Terdapat beberapa metode yang sangat membantu merencanakan proyek dalam bentuk jaringan, salah satunya yaitu Metode Jalur Kritis atau Critical Path Method (CPM). Metode Jalur Kritis (CPM) adalah suatu mode perencanaan dan pengendalian proyek untuk meningkatan efisiensi waktu dalam hal perencanaan dan penjadwalan suatu proyek yang digambarkan dalam bentuk jaringan.
Metode jalur kritis dikembangkan pada tahun 1957 oleh J.E. Kelly dari Remington Rand dan M.R. Walker dari E.T Du Pont de Nemours and CO sebagai suatu cara untuk menjadwalkan dan memberhentikan pabrik-pabrik utama. Karena kegiatan ini sering diulang-ulang dan waktunya cukup diketahui dengan baik. Metode jalur kritis adalah lintasan yang terdiri dari kegiatan-kegiatan kritis, peristiwa-peristiwa kritis dan dummy (Latief 2010). Lintasan kritis ini dimulai dari peristiwa awal network diagram yang mungkin saja terdapat lebih dari satu lintasan kritis dan bahkan mungkin saja semua lintasan yang ada dalam sebuah network
4
Gambar 2 Diagram jaringan metode jalur kritis
Metode jalur kritis (CPM) juga dikenal dengan metode “I-J” (juga disebut
dengan “Activity On Arrow”, AOA, atau “Arrow Diagramming Method”, ADM).
Metode CPM adalah metode yang membatasi aktivitas sebagai sebuah panah diantara 2 (dua) nomor noda, tidak ada standar berapa jumlah aktivitas dalam jadwal CPM yang harus dimiliki, tetapi banyaknya aktivitas harus cukup atau memadai untuk mengontrol waktu. Pada metode penjadwalan ini, aktivitas-aktivitas dipisahkan olehkejadian, sebuah kejadian adalah titik dalam waktu yang mengetahui akhir dari satu atau lebihaktivitas yang mendahului dan permulaan dari satu atau lebih aktivitas berikutnya. Metode CPM diatur untuk memfokuskan perhatian pada tiap-tiap kejadian. Tidak ada standar untuk mementukan lamanya durasi yang seharusnya. Sebagian besar durasi aktivitas konstruksi ditunjukkan dalam hari kerja, selain itu durasi dapat juga ditunjukkan dalam hitungan bulan, minggu, jam atau menit tergantung pada pekerjaan yang dijadwalkan (Callahan, Quackkenbush, and Rowing 1992).
Proyek multi unit dapat dijadwalkan dengan menggunakan pemahaman teknik CPM, tetapi pemanfaatan berulang dari sumber daya pada suatu unit berulang tidak dapat dipastikan saat menggunakan CPM. Pada proyek besar dengan aktivitas berulang, menggunakan CPM untukmendapatkan analisa lengkap dari aktivitas demi aktivitas dan menjamin kontinuitas sumber daya dengan melakukan penjadwalan ulang jaringan kerja merupakan sebuah proses yang sulit. Hal ini disebabkan, diagram CPM memperlihatkan semua rangkaian antara aktivitas serupa dalam unit berurutan, banyaknya hubungan dan noda akan menjadi besar dan jaringan kerja akan terlihat kompleks meski yang diperlihatkan tidak semuanya diperlukan (Margayanti 2001).
METODE
Waktu dan Tempat
5
Gambar 3 Lokasi penelitian
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari proyek pembangunan Office Menara 18 oleh PT. Adhi Karya, yaitu berupa data jadwal perencanaan, jadwal realisasi, Barchart, kurva S dan laporan-laporan kegiatan proyek pembangunan.
Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Laptop dengan spesifikasi prosesor AMD E1-1200 APU WITH RADEON, 1.40 GHz dengan kapasitas RAM sebesar 4.00 GB, Program Microsoft Project 2010, dan Program Microsoft Excel 2010.
Prosedur Analisis Data
6
Gambar 4 Tahapan prosedur penelitian
Persiapan penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2014. Tahapan pertama dari penelitian ini adalah pengumpulan dan persiapan data yang dilaksanakan pada PT Adhi Karya. Data yang diperlukan berupa data kegiatan proyek pembangunan yang terdiri dari jadwal perencanaan, jadwal realisasi, barchart, kurva S, dan laporan-laporan kegiatan proyek pembangunan. Tahapan selanjutnya adalah pengolahan data jadwal rencana dan realisasinya menggunakan Microsoft Project 2010. Kemudian, hasil yang didapatkan dari Microsoft Project 2010 dibandingkan dengan data realisasi untuk mengevaluasi ada tidaknya keterlambatan pekerjaan. Jika tidak mengalami keterlambatan, tahapan yang dilakukan selanjutnya adalah penyusunan laporan tugas akhir. Sedangkan, jika pekerjaan mengalami keterlambatan, tahapan yang dilakukan selanjutnya adalah menganalisa faktor keterlambatan dan teknik solusinya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
7 lantai untuk ruang ritel yang akan dimanfaatkan untuk banking hall, coffee shop,
food court, gym, swimming pool, dan fine dining restaurant dan empat lantai
Basement untuk parkir.
Penelitian ini dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Microsoft Project 2010. Program ini dirancang untuk membantu manajer proyek dalam mengelola pelaksanaan pekerjaan seperti sumber daya, efisiensi waktu pelaksanaan, pengelolaan anggaran, dan menganalisis beban kerja. Dengan program ini dapat pula mengidentifikasi jalur kritis pada sebuah jadwal pekerjaan.
Metode Jalur Kritis atau Critical Path Method (CPM) adalah suatu mode perencanaan dan pengendalian proyek untuk meningkatan efisiensi waktu dalam hal perencanaan dan penjadwalan suatu proyek yang digambarkan dalam bentuk jaringan. Data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah jadwal rencana dan jadwal realisasi proyek. Master schedule rencana pada proyek tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1 Master schedule
No Nama Pekerjaan Durasi Start Finish 3 Pekerjaan Galian Tanah
& Buang Tanah
78 days Wed 3/20/13 Wed 6/5/13 4 Ground Anchor 127 days Thu 3/28/13 Thu 8/1/13 5 Pekerjaan Struktur
Bawah
119 days Tue 5/21/13 Sun 9/29/13 6 Pekerjaan Struktur Atas 222 days Tue 7/2/13 Fri 2/21/14
7 Toffing Off 0 days Sat 2/15/14 Sat 2/15/14
8 Pekerjaan Arsitektur 303 days Tue 7/23/13 Tue 6/3/14 9 Pekerjaan Mekanikal &
Elektrikal dalam beberapa tahapan. Tahap pertama adalah melakukan pengaturan tanggal mulai pembangunan dan kalender kerja. Proyek pembangunan Office Menara 18 dimulai pada 1 Januari 2013. Pengaturan kalender kerja dilakukan untuk mengatur hari kerja, hari libur, dan lama waktu bekerja. Kegiatan pembangunan dilakukan setiap hari dengan hari libur pada hari raya selama 533 hari, dengan waktu kerja selama 8 jam per hari (08.00-12.00 WIB dan 13.00-17.00 WIB).
8
terlambat maka akan mempengaruhi pekerjaan lain yang saling berhubungan dan tanggal selesai proyek secara keseluruhan. Menampilkan pekerjaan kritis dan jalur kritis dilakukan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan pembangunan yang bersifat kritis sehingga mempermudah dalam melakukan analisis kinerja waktu. Hasil pengolahan jadwal rencana proyek pembangunan menggunakan Microsoft Project 2010 sesuai dengan tahapan pekerjaannya dapat dilihat pada Lampiran.
Berikut daftar kegiatan yang berada pada jalur kritis : 1. Dokumentasi (Pekerjaan persiapan)
2. Bekisting (Pekerjaan balok dan plat lantai 2) 3. Pembesian (Pekerjaan balok dan plat lantai 2) 4. Cor (Pekerjaan balok dan plat lantai 2)
5. Bekisting (Pekerjaan kolom core wall lantai 2) 6. Pembesian (Pekerjaan kolom core wall lantai 2) 7. Cor (Pekerjaan kolom core wall lantai 2)
8. Bekisting (Pekerjaan balok dan plat lantai 3) 9. Pembesian (Pekerjaan balok dan plat lantai 3) 10. Cor (Pekerjaan balok dan plat lantai 3)
11. Bekisting (Pekerjaan kolom core wall lantai 3) 12. Pembesian (Pekerjaan kolom core wall lantai 3) 13. Cor (Pekerjaan kolom core wall lantai 3)
Berikut jaringan yang menunjukan hubungan antar kegiatan yang berada pada jalur kritis:
9
Analisis Kinerja Waktu Pembangunan Office Menara 18
Kinerja waktu pada pembangunan Office Menara 18 dianalisis berdasarkan data jadwal rencana dan realisasi. Analisis ini dilakukan dengan membandingkan jadwal rencana kegiatan dan jadwal realisasi kegiatan serta perhatian terhadap pelaksanaan kegiatan pada pekerjaan kritis. Berikut analisis kinerja waktu pembangunan 3 lantai bangunan Office menara 18.
Pekerjaan-pekerjaan yang Tidak Mengalami Keterlambatan
Pekerjaan yang tidak mengalami keterlambatan dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2 Pekerjaan yang tidak mengalami keterlambatan No Nama Pekerjaan Jenis Pekerjaan
1. Pekerjaan Kritis 1. Dokumentasi (Pekerjaan persiapan) 2. Bekisting (Pekerjaan balok dan plat lantai 2) 3. Pembesian (Pekerjaan balok dan plat lantai 2) 4. Cor (Pekerjaan balok dan plat lantai 2) 5. Bekisting (Pekerjaan kolom core wall lantai 2) 6. Pembesian (Pekerjaan kolom core wall lantai 2) 7. Cor (Pekerjaan kolom core wall lantai 2) 8. Bekisting (Pekerjaan balok dan plat lantai 3) 9. Pembesian (Pekerjaan balok dan plat lantai 3) 10.Cor (Pekerjaan balok dan plat lantai 3) 11.Bekisting (Pekerjaan kolom core wall lantai 3) 12.Pembesian (Pekerjaan kolom core wall lantai 3 13.Cor (Pekerjaan kolom core wall lantai 3) 2. Pekerjaan Persiapan 1. Papan nama proyek
2. Pagar sementara proyek 3. Direksi Keet, Los kerja,gudang 4. Sewa Tower Crane
5. Proyek manajemen dan biaya administrasi lapangan
6. Alat-alat keselamatan kerja 7. Rapat proyek
8. Peralatan kerja 9. Peralatan bantu kerja 10.Keamanan proyek
11.Contoh-contoh bahan, brosur 12.Photo-photo kemajuan pekerjaan 13.Pengadaan gambar
14.Laporan
15.Biaya pembuatan dokumen 16.Penerangan malam 17.Mobilisasi tenaga kerja
18.Pengadaan telepon & komunikasi 19.Dokumentasi
20.Kantor pemberi tugas 21.P3K dan pemadam kebakaran 22.Pengadaan sumber air bersih 23.Pengadaan tenaga listrik
24.Jalan masuk tempat pekerjaan dan jalan sementara
25.Kebersihan, buang sampah, General Cleaning 26.Sewa Lahan luar Proyek
27.Pengukuran dan Bouwplank
10
Tabel 2 Pekerjaan yang tidak mengalami keterlambatan (lanjutan) 3. Pekerjaan Galian
Tanah
1. Pekerjaan Basement 1 2. Pekerjaan Basement 2 3. Pekerjaan Basement 3 4. Pekerjaan Basement 4 4. Pekerjaan Ground
Anchor
1. Pekerjaan ground anchor 1 ELV - 9.50 2. Pekerjaan ground anchor 2 ELV - 6.50 3. Pekerjaan ground anchor 3 ELV - 3.60 5. Pekerjaan Struktur
Bawah
1. Pekerjaan raft pondasi
2. Basement 4 (Pekerjaan core wall) 3. Basement 3 (Pekerjaan core wall) 4. Basement 2 (Pekerjaan core wall) 5. Basement 1 (Pekerjaan core wall) 6. Pekerjaan Struktur
Atas
1. Pekerjaan lantai dasar 2. Pekerjaan lantai mezzanine 3. Pekerjaan lantai 2 4. Pekerjaan lantai 3
Analisis kinerja waktu pada pekerjaan-pekerjaan di atas telah dilaksanakan sesuai dengan jadwal rencana termasuk pekerjaan pada jalur kritis. Semua pekerjaan kritis telah mendapatkan perhatian khusus dan terlaksana dengan baik. Hal ini menunjukan pekerjaan-pekerjaan di atas berjalan lancar dan tepat waktu. Perkembangan pekerjaan kritis, pekerjaan persiapan, pekerjaan galian tanah dan buangan tanah, pekerjaan ground anchor, pekerjaan struktur bawah, dan pekerjaan struktur atas dapat dilihat pada Lampiran 21-37.
Pekerjaan-pekerjaan yang Mengalami Keterlambatan
Pekerjaan yang mengalami keterlambatan terdapat pada pekerjaan-pekerjaan di bawah ini:
1. Kinerja waktu pekerjaan arsitektur dengan item pekerjaan sebagai berikut: a. Pekerjaan basement 4 tower
b. Pekerjaan basement 4 podium c. Pekerjaan basement 3 tower d. Pekerjaan basement 3 podium e. Pekerjaan basement 2 tower f. Pekerjaan basement 2 podium g. Pekerjaan basement 1 tower h. Pekerjaan basement 1 podium i. Pekerjaan lantai dasar
j. Pekerjaan lantai mezzanine
k. Pekerjaan lantai 2 l. Pekerjaan lantai 3
11
Gambar 6 Perbandingan jadwal rencana dan realisasi pekerjaan arsitektur dengan keterlambatan minimal
Pada Gambar 6 dapat dilihat jadwal realisasi perkembangan pekerjaan arsitektur dengan keterlambatan minimal, yaitu pada pekerjaan lantai mezzanin dengan selisih start pekerjaan +8 hari dan selisih finish pekerjaan +7 hari. Keterlambatan ini disebabkan karena pekerjaan sebelumnya juga mengalami keterlambatan. Detail pekerjaan sebelumnya yang mengalami keterterlambatan pada pekerjaan mezzanine dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7 Tahapan pelaksanaan pekerjaan mezzanine
12
Gambar 8 Perbandingan jadwal rencana dan realisasi pekerjaan arsitektur dengan keterlambatan maksimal
Detail pekerjaan sebelumnya yang mengalami keterterlambatan pada pekerjaan mezzanine dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9 Tahapan pelaksanaan pekerjaan basement 3 tower
13 Tabel 3 Faktor keterlambatan pekerjaan arsitektur
Pekerjaan Faktor Keterlambatan Solusi
Pekerjaan
1. Persetujuan material keramik lantai, keramik dinding dan granit dinding yang belum disetujui oleh owner konsultan mengenai jenis, warna, pola, ukuran, merk dan arah serat pada granit dinding yang dijadikan acuan pada lebih baik lagi antara pihak owner dengan
1. Tidak optimalnya pelaksanaan pekerjaan karena masih terdapat steger penyangga (scaffolding) pada lantai tersebut. 2. Terdapat pekerjaan mekanikal elektrika
dan perpipaan (MEP) yg masih belum selesai baik diatas plafond maupun dibawah lantai. maka harus bekerja dengan lebih
1. Keterlambatan pengerjaan oleh pekerja. 2. Persutujuan material pintu dan jendelanyang
14
Tabel 3 Faktor keterlambatan pekerjaan arsitektur (lanjutan) Pekerjaan
pintuddan jendela
1. Keterlambatan pengerjaan oleh pekerja. 2. Persutujuan material pintu dan
jendelanyang belum disetujui oleh owner mengenai jenis, bentuk dan merk
15 Tabel 3 Faktor keterlambatan pekerjaan arsitektur (lanjutan)
Pekerjaan Tangga
2. Pemasangan bordes dari badan tangga yang salah dikarenakan jumlah anak tangga yang tidak tangga pada dinding badan tangga dan pembesian. Pekerjaan
fitting & fixtures
1. Pekerjaan instalasi mekanikal dan elektrikal yang belum selesai.
1. Kontraktor :
Mempercepat pekerjaan pemasangan instalasi mekanikal dan elektrikal dengan menambah jumlah pekerja dan jam kerja. 2. Peneliti :
Koordinasi yang lebih baik dengan antara bagian
Kinerja Waktu Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
Pada pekerjaan mekanikal dan elektrikal, berdasarkan jadwal rencana pembangunan pekerjaan yang dilakukan antara lain, yaitu:
1. Pekerjaan pompa sumpit (basement 4) 2. Pekerjaan pompa sawage (basement 4) 3. Pekerjaan basement 3
4. Pekerjaan basement 2
5. Pekerjaan pompa filter (basement 1) 6. Pekerjaan water filter (basement 1) 7. Pekerjaan lantai dasar-lantai mezzanine
8. Pekerjaan lantai 2
9. Pekerjaan lantai 3 hingga lantai
16
Gambar 10 Perbandingan jadwal rencana dan realisasi pekerjaan mekanikal dan elektrikal dengan keterlambatan minimal
Pada Gambar 10 dapat dilihat jadwal realisasi perkembangan pekerjaan mekanikal dan elektrikal dengan keterlambatan minimal, yaitu pada pekerjaan lantai 2 dengan selisih start pekerjaan +10 hari dan selisih finish pekerjaan +10 hari. Keterlambatan ini disebabkan karena pekerjaan sebelumnya juga mengalami keterlambatan. Detail pekerjaan sebelumnya yang mengalami keterterlambatan pada pekerjaan lantai 2 dapat dilihat pada Gambar 11.
17
Gambar 12 Perbandingan jadwal rencana dan realisasi pekerjaan mekanikal dan elektrikal dengan keterlambatan maksimal
Detail pekerjaan sebelumnya yang mengalami keterterlambatan pada pekerjaan lantai mezzanine sampai lantai dasar dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13 Keterlambatan pekerjaan mekanikal dan elektrikal lantai dasar sampai lantai mezzanin
18
Tabel 4 Faktor keterlambatan pekerjaan mekanikal dan elektrikal
Pekerjaan Faktor Keterlambatan Solusi
Pekerjaan instalasi plumbing & Pekerjaan instalasi fire fighting.
1. Terlambatnya kedatangan alat pompa sumpit dan pompa sawage untuk instalasi plumbing dan instalasi fire fighting
1. Kontraktor :
Penambahan jam kerja dan tenaga kerja pada minggu berikutnya dan
1. Keseluruhan sub pekerjaan lantai dasar s/d mezzanin dan lantai 2 belum sepenuhnya selesai sehingga belum dapat di lakukan pengujian instalasi tersebut.
1. Kontraktor : Penambahan jumlah pekerja dan jam kerja 2. Peneliti :
Koordinasi yang lebih baik lagi dengan bagian mekanikal elektrikal dengan pihak perencana dan mempercepat pekerjaan sub pekerjaan lantai dasar s/d mezzanine
Pada Gambar 10 dan Gambar 12 terdapat keterlambatan pekerjaan instalasi plumbing, pekerjaan fire fighting dan pekerjaan partial testcom yang mengalami keterlambatan yang cukup signifikan. Keterlambatan ini dapat dilihat pada Lampiran 8.
19
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Telah disusun manajemen kinerja waktu dengan menggunakan program Microsoft Project 2010 dan diketahui bahwa pekerjaan-pekerjaan pada jalur kritis tidak mengalami keterlambatan yaitu Dokumentasi (Pekerjaan persiapan), Zone 4 (Pekerjaan balok dan plat lantai 2), Bekisting (Lantai 2), Pembesian (Lantai 2), Cor (lantai 2), Zone 4 (Lantai 2), Zone 4 (Lantai 3), Bekisting (Lantai 3), Pembesian (Lantai 3), Cor (Lantai 3).
2. Hasil analisis dengan metode jalur kritis (CPM) maka diketahui bahwa pekerjan pada jalur kritis tidak mengalami keterlambatan. Keterlambatan proyek terjadi pada pekerjaan arsitektur dengan keterlambatan maksimal yaitu pada sub pekerjaan Lantai Basement 3 Tower dengan selisih start 0 hari dan selisih finish +31 hari dari jadwal rencana. Sedangkan pada pekerjaan mekanikal dan elektrikal terjadi keterlambatan maksimal pada sub pekerjaan Lantai Dasar s/d Lantai Mezzanin dengan selisih start +46 hari dan selisih finish +46 hari dari jadwal rencana.
Saran
Penelitian selanjutnya dapat dilakukan untuk menganalisis waktu dan biaya melalui program Microsoft Project 2010 sehingga dapat dilihat hubungan kinerja waktu dan biaya dalam suatu proyek konstruksi.
DAFTAR PUSTAKA
Callahan Michael T, Quackkenbush Daniel G, and Rowing James E. 1992.
Construction Project Scheduling. McGraw-Hill, Inc. New York (US).
Clough dan Sears. 1991. Construction Project Management. New Jersey (US): John Willey & Sons Inc.
Dipohusodo I. 2006. Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 1. Yogyakarta (ID): Penerbit Kanisius.
Husen A. 2010. Manajemen Proyek. Yogyakarta (ID): Penerbit Andi.
Irawan B. 2008. Peningkatan Kualitas Metode I-J dan PDM dengan Pendekatan Metode Penjadwalan Berdasarkan Progress pada Penjadwalan Proyek Konstruksi Bangunan Gedung Bertingkat [jurnal]. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Depok (ID).
Latief Y. 2010. Manajemen Konstruksi, Planning (Perencanaan). Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Depok (ID).
20
[PMI]. Project Management Institute. 1996. A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK). Pennsylvania (US): PMI
Susanto. 2009. Evaluasi Kinerja Waktu dan Biaya pada Proyek Bangunan Bertingkat dengan Pendekatan Metode Earned Value (Studi Kasus : Proyek ABC di PT. X) [skripsi]. ProgramStudi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Depok (ID).
22
24
25 Lampiran 5 Tahapan pelaksanaan pekerjaan struktur bawah
26
28
30
32
34
36
38
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada tanggal 21 Oktober 1992. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Achdiat Adhimiharja dan Nuriah. Penulis menyeleseikan pendidikan dasar di SD Negeri Jatimurni 3, kemudian dilanjutkan di SMP Negeri 81 Jakarta pada tahun 2007. Pendidikan menengah atas diselesaikan penulis pada tahun 2010 di SMA Negeri 113 Jakarta, dan pada tahun yang sama diterima di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selama menjadi mahasiswa, penulis juga aktif di organisasi kemahasiswaan seperti Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan (HIMATESIL) periode 2011/2012, sebagai staf Pengembangan Sumber Daya. Pada bulan Juni-Agustus 2013, penulis melaksanakan praktik lapang di proyek pembangunan office menara 18 di Kebagusan, Jakarta Selatan dengan judul laporan “Studi Analisis Manajemen Proyek dan Tahapan Pelaksanaan Pembangunan Office Menara 18, Kebagusan, Jakarta Selatan”. Pada tahun berikutnya, penulis menyelesaikan tugas akhir dengan
judul “Analisis Manajemen Waktu Pembangunan Perkantoran Di Jakarta Selatan
Dengan Menggunakan Metode Jalur Kritis” dibawah bimbingan Dr. Ir. Meiske Widyarti, M.Eng.