• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Alat Tangkap Purse Seine Waring di Pelabuhan Perikanan Pantai Dadap Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik Alat Tangkap Purse Seine Waring di Pelabuhan Perikanan Pantai Dadap Kabupaten Indramayu, Jawa Barat."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK ALAT TANGKAP

PURSE SEINE

WARING

DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI DADAP

KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT

TRI PUTRI LESTARI

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Karakteristik Alat Tangkap Purse Seine Waring di Pelabuhan Perikanan Pantai Dadap Kabupaten Indramayu, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

(4)
(5)

ABSTRAK

TRI PUTRI LESTARI. Karakteristik Alat Tangkap Purse Seine Waring di Pelabuhan Perikanan Pantai Dadap Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Dibimbing oleh RONNY IRAWAN WAHJU dan ZULKARNAIN.

Purse seine waring yang digunakan oleh nelayan Dadap merupakan alat tangkap hasil modifikasi menggunakan waring dengan ukuran mata 1,0 mm dan hasil tangkapan utamanya yaitu teri (Stolephorus spp). Hasil tangkapan rata-rata pada siang hari sebesar 223,8 kg, terdiri dari hasil tangkapan utama yaitu teri sebesar 59,2 kg (27%), selar sebesar 34,5 kg (15%), layang sebesar 9,5 kg (4%), petek sebesar 3 kg (1%), bawal sebesar 8,5 kg (4%), dan ikan lainnya yaitu sebesar 36,1 kg (16%). Pada malam hari tangkapan rata - rata sebesar 528,8 kg , terdiri dari teri sebesar 227 kg (43%), tembang sebesar 188 kg (36%), cumi sebesar 28,1 kg (5%), selar sebesar 27,5 kg (5%), petek sebesar 12 kg (2%), dan hasil tangkapan ikan lainnya sebesar 41,7 kg (8%). Panjang total rata - rata hasil tangkapan utama teri 6,75 ± 0,05 cm, selar 4,5 ± 0,24 cm, layang 26,5 ± 1,13 cm, petek 3,5 ± 0,19 cm, dan tembang 7,5 ± 0,20 cm.

Hasil analisis Rancangan Acak Lengkap menunjukkan nilai Fhit > F tab (α 0,05) yaitu sebesar 10,93, maka terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil tangkapan purse seine waring pada siang dan malam hari.

Kata kunci: Purse Seine Waring, Alat Tangkap, Ikan Teri.

ABSTRACT

the day the total catch of purse seine waring is 223,8 kg, which is comprises of the main target anchovy 59,2 kg (25%), selaroides 34,5 kg (15%), mackerel fish 9,5 kg (4%), pony fish 3 kg (1%), pomfret fish 8,5 kg (4%), and others 36,1 kg (16%). During the night the total catch of purse seine waring is 528,8 kg, which is comprises of the main target anchovy 227 kg (43%), sardine 188 kg (36%), squid 28,1 kg (5%), scad 27,5 kg (5%), pony fish 12 kg (2%), and others 41,7 kg (8%). Total length of average the main target anchovy 6,75 ± 0.05 cm, selaroides 4,5 ± 0,24 cm, mackerel fish 26,5 ± 1,13 cm, pony fish 3,5 ± 0,19 cm, and sardine 7,5 ± 0,20 cm.

(6)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan

pada

Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

KARAKTERISTIK ALAT TANGKAP

PURSE SEINE

WARING

DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI DADAP

KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT

TRI PUTRI LESTARI

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(7)
(8)
(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi yang ditujukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2014 ini adalah Karakteristik Alat Tangkap Purse Seine Waring Di Pelabuhan Perikanan Pantai Dadap Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Ronny Irawan Wahju, MPhil dan Bapak Dr Ir Zulkarnain, MSi sebagai komisi pembimbing atas bimbingan dan pengarahannya yang telah diberikan kepada penulis, terimakasih kepada Faturrochim, Maulana, Khairul, Rois, dan kawan- kawan, serta kepada para nelayan di PPP Dadap yang telah banyak membantu dalam penelitian. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, suami, sahabat atas doa, semangat, dan dukungannya selama ini, serta terimakasih kepada seluruh Keluarga PSP 48 atas kasih dan sayang-Nya.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan.

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ii

DAFTAR GAMBAR ii

DAFTAR LAMPIRAN ii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Penelitian Terdahulu 1

Tujuan Penelitian 1

Manfaat Penelitian 2

METODE 2

Tempat dan Waktu 2

Alat dan Bahan 2

Metode Penelitian 3

Analisis Data 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 4

Kondisi Umum Lokasi Penelitian 4

Unit Penangkapan Purse Seine di Indramayu 5

Unit Penangkapan Purse Seine Waring 7

Kontruksi Alat Tangkap Purse Seine Waring 9

Kapal Purse Seine Waring 11

Metode Operasi Penangkapan Purse Seine Waring 11

Komposisi Hasil Tangkapan Purse Seine Waring 13

KESIMPULAN DAN SARAN 16

Kesimpulan 16

Saran 17

DAFTAR PUSTAKA 17

LAMPIRAN 19

(11)

DAFTAR TABEL

1 Perkembangan kapal dan alat tangkap purse seine di Indramayu 5 2 Produksi hasil tangkapan purse seine Kabupaten Indramayu, Jawa

Barat Tahun 2009- 2013 7

3 Perkembangan alat tangkap purse seine waring di Pelabuhan Perikanan

Pantai Dadap (PPP) Indramayu Tahun 2011- 2014 8

4 Komposisi hasil tangkapan purse seine waring (kg) di Pelabuhan Perikanan Pantai Dadap (PPP) Indramayu pada Bulan November dan

Desember Tahun 2014 8

5 Ukuran kapal dan jumlah kapal purse seine waring 11 6 Rata- rata dan Persentase hasil tangkapan siang hari 14 7 Rata- rata dan Persentase hasil tangkapan malam hari 15

DAFTAR GAMBAR

1 Peta lokasi PPP Dadap Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 2 2 Alat tangkap purse seine di Indramayu, Jawa Barat 5 3 Perkembangan jumlah produksi hasil tangkapan ikan alat tangkap purse

seine Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 6 4 Alat tangkap purse seine waring di Dadap, Indramayu 9 5 Sketsa pelampung PVC dan karet pada alat tangkap purse seine waring 10 6 Sketsa pemberat pada alat tangkap purse seine waring 10

DAFTAR LAMPIRAN

1 Bagian alat dan hasil tangkapan 20

2 Hasil perhitungan Rancangan Acak Lengkap

23

(12)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kabupaten Indramayu memiliki potensi sumber daya perikanan tangkap yang strategis, termasuk Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Dadap yang terletak di Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat yang terletak di titik koodinat 108° 15’ BT dan 06° 15’ LS (Fathurohim 2012). Pelabuhan Perikanan Pantai Dadap (PPP) terdapat beberapa jenis alat tangkap seperti payang teri, mini purse seine, dan purse seine waring.

Alat tangkap purse seine waring di PPP Dadap termasuk dalam jenis alat tangkap mini purse seine atau Pukat Cincin yang dikenal oleh nelayan PPP Dadap sejak tahun 2011. Perbedaan purse seine dengan purse seine waring terletak pada material dan kontruksinya serta tujuan utama penangkapan. Pada materialnya menggunakan waring dan polynet. Alat tangkap ini berasal dari pengembangan para nelayan setempat yang disesuaikan dengan tujuan utama tangkapannya yaitu ikan teri (Stolephorus spp).

Penelitian yang telah dilakukan di Indramayu yang berkaitan dengan purse seine diantaranya optimasi faktor-faktor produksi armada purse seine (Agustina 2006), pengembangan purse seine di Indramayu (Hidayat 2004), dan faktor yang mempengaruhi lama setting pada mini purse seine (Anhar 1993). Namun demikian Informasi mengenai penelitian alat tangkap purse seine waring belum tersedia terutama mengenai kontruksi serta komposisi hasil tangkapan dari purse seine waring. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini perlu dilakukan untuk memberikan informasi mengenai kontruksi, komposisi hasil tangkapan, dan perbedaan hasil tangkapan siang dan malam.

Penelitian Terdahulu

Penelitian terkait alat tangkap mini purse seine telah dilakukan oleh (Anhar 1993) mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi lama setting yaitu pengaruh ukuran kapal (GT), pengaruh ukuran mesin kapal (HP), pengaruh panjang jaring, dan jumlah awak pada alat tangkap mini purse seine di Dadap, Kecamatan Juntinyuat Indramayu.

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mendapatkan informasi mengenai konstruksi, komposisi hasil tangkapan purse seine waring.

(13)

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan informasi mengenai konstruksi dan komposisi hasil tangkapan purse seine waring pada waktu yang berbeda.

METODE

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Nopember sampai dengan Desember tahun 2014 di PPP Dadap, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat.

Gambar 1 Peta Lokasi PPP Dadap Kabupaten Indramayu, Jawa Barat Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Kuisioner

2. Kamera untuk dokumentasi

(14)

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dan metode experimental fishing. Metode survei dilakukan untuk mengumpulkan data dari sampel pada suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Teknik survei dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling yang dilakukan dengan mengambil sampel secara sengaja dan acak yang dapat mewakili populasi (Sugiyono 2009). Populasi yang diteliti adalah unit penangkapan ikan purse seine waring yang terdapat di wilayah PPP Dadap, Kabupaten Indramayu. Data yang diambil berupa 10 kali ulangan pada hasil tangkapan siang hari dari 10 kapal yang berbeda dan 10 kali ulangan hasil tangkapan malam hari dari 10 kapal yang berbeda. Komposisi hasil tangkapan dari purse seine waring yang beroperasi pada siang dan malam hari ditabulasikan berdasarkan jenis dan beratnya. Informasi metode penangkapan purse seine waring dilakukan dengan mengikuti kegiatan operasi penangkapan.

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung kepada pihak terkait dengan mengisi kuesioner. Sedangkan data sekunder yang diperoleh bersumber dari Dinas Perikanan setempat meliputi jumlah alat tangkap purse seine, dan jumlah hasil tangkapan per tahun.

Pengumpulan data primer dilakukan dengan 3 tahapan:

1. Wawancara dan mengisi kuesioner dari KUD di PPP Dadap, Dinas Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Indramayu.

2. Pengukuran alat tangkap purse seine waring. Data yang diperoleh meliputi panjang tali ris, panjang jaring, mesh size, ukuran jaring ke arah dalam, ukuran jaring ke arah luar dan jenis pelampung.

3. Estimasi hasil tangkapan purse seine waring, dilakukan dengan mengambil sampel ikan dan hasil tangkapan yang didaratkan di PPP Dadap.

Analisis Data

Informasi mengenai kontruksi, armada penangkapan dan operasi penangkapan purse seine waring di lokasi penelitian dilakukan dengan pendekatan deskriptif.

Data perbedaan komposisi hasil tangkapan purse seine waring pada siang hari dan malam hari dilakukan dengan menggunakan analisis Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu variabel bebas (perlakuan) dengan satu variabel terikat.

Model Linier :

Yij = nilai komposisi HT perlakuan waktu hauling ke-i dan ulangan ke-j μ = rataan umum

i = pengaruh perlakuan waktu hauling ke-i

εij = pengaruh acak perlakuan waktu hauling ke-i ulangan ke-j

i = 1,…,t dan j = 1,…,r ; r = ulangan(1,….,10) dan t = perlakuan (siang dan malam)

(15)

Asumsi:

H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil tangkapan purse seine waringpada siang dan malam hari.

H1 : terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil tangkapan purse seine waringpada siang dan malam hari.

Keputusan:

Tolak H0, jika Fhitung > Ftabel, dan Terima H0, jika Fhitung < Ftabel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Lokasi Penelitian di PPP Dadap Indramayu

Pelabuhan Perikanan Pantai Dadap terletak di Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat. Secara geografis Desa Dadap terletak pada titik koordinat 06° 15’ LS dan 108° 15’ BT yang memiliki batas- batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Barat : Desa Juntikebon dan Desa Juntinyuat 2. Sebelah Timur : Desa Benda

3. Sebelah Selatan : Desa Sendang 4. Sebelah Utara : Laut Jawa

Pelabuhan Perikanan Pantai ini memiliki letak yang strategis, fasilitas yang cukup memadai, dan menjadi satu-satunya PPP yang memiliki kontruksi menjorok ke laut, sehingga PPP ini menjadi salah satu pilihan bagi nelayan untuk mendaratkan hasil tangkapannya (Badan Pusat Statistik Kabupaten Indramayu 2011).

Unit Penangkapan Purse Seine di Indramayu

(16)

Gambar 2 Alat tangkap purse seine di Indramayu, Jawa Barat. Kapal berfungsi sebagai sarana atau alat transportasi untuk membawa unit penangkapan ikan dari pangkalan (fishing base) menuju daerah penangkapan ikan (fishing ground). Setelah melakukan aktivitas penangkapan ikan, kapal digunakan untuk membawa unit penangkapan serta hasil tangkapan ikan kembali ke fishing base. Kapal purse seine yang beroperasi di Indramayu menggunakan tipe satu buah kapal (one boat system) yang terbuat dari bahan kayu. Kapal tersebut memiliki ukuran berkisar antara 22 – 46 GT dengan kapasitas palkah masing- masing dapat memuat hasil tangkapan sebesar 12,6 – 27 ton (Agustina 2006). Unit penangkapan purse seine di Indramayu yang terdiri dari kapal dan alat tangkap dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

Tabel 1 Perkembangan kapal dan alat tangkap purse seine di Indramayu

Unit Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

Kapal 187 748 756 759 763

Alat

tangkap 187 748 756 759 763

Sumber: Data Statistik Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu (2009-2013)

(17)

11932,1

12849,3 12732,7

10411,5

12280,3

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000

2009 2010 2011 2012 2013

P

roduk

si (ton

)

Tahun

Gambar 3 Perkembangan jumlah produksi hasil tangkapan ikan alat tangkap purse seine Kabupaten Indramayu, Jawa Barat

(18)

Tabel 2 Produksi hasil tangkapan purse seine Kabupaten Indramayu, Jawa Barat Tahun 2009-2013

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu

Pada Tabel 2 terlihat bahwa rata - rata produksi berdasarkan jenis ikan hasil tangkapan purse seine di Indramayu pada tahun 2009 sampai dengan 2013 menempatkan bermacam jenis hasil tangkapan. Unuk produksi hasil tangkapan tertinggi yaitu ikan kembung dengan produksi sebesar 2570 ton. Untuk produksi paling rendah yaitu jenis ikan terbang sebesar 101 ton. Pada tabel 2 dapat terlihat juga bahwa tidak terdapat hasil tangkapan ikan teri yang merupakan target hasil tangkapan utama alat tangkap purse seine waring. Hal ini dikarenakan alat tangkap purse seine di Indramayu ditujukan untuk menangkap ikan pelagis kecil. Selain itu, alat tangkap purse seine waring belum terdaftar pada data statistik perikanan tangkap di Indramayu.

Unit Penangkapan Purse Seine Waring

Alat Tangkap purse seine di PPP Dadap lebih dikenal oleh nelayan setempat sebagai purse seine waring. Jenis alat tangkap ini berbeda dengan alat tangkap purse seine pada umumya, yaitu alat tangkap ini telah mengalami perubahan oleh nelayan setempat terutama dalam kontruksi alat tangkap maupun material bahan yang digunakan. Hal tersebut dikarenakan target hasil tangkapan utama nelayan

Jenis ikan Tahun

(19)

purse seine waring adalah ikan teri (Stolephorus spp). Alat penangkapan ikan ini telah mengalami perubahan pertama kali oleh pemikiran nelayan yang berasal dari Lampes Cirebon, Provinsi Jawa Barat yang selanjutnya dikembangkan oleh nelayan Desa Dadap Kabupaten Indramayu bernama Bapak Warto pada tahun 2011 dan mulai berkembang sampai dengan tahun 2014 hingga sekarang, dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

Tabel 3 Perkembangan alat tangkap purse seine waring di PPP Dadap Indramayu Tahun 2011-2014

Sumber: Koperasi Unit Desa Dadap Indramayu (2011-2014)

Berdasarkan data pada tabel 3 di atas dapat dlihat bahwa perkembangan alat tangkap purse seine waring ini mengalami peningkatan pada tahun 2012 dan mengalami penurunan pada tahun 2014. Hal tersebut dikarenakan pada awal tahun 2012 banyak nelayan yang beralih menggunakan alat tangkap purse seine waring karena alat tangkap ini mendapatkan hasil tangkapan yang banyak. Pada tahun 2014, alat tangkap ini mengalami penurunan karena produksi hasil tangkapan menurun sehingga beberapa unit penangkapan pada alat tangkap ini beralih menggunakan alat tangkap lain, dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

Tabel 4 Komposisi hasil tangkapan purse seine waring (kg) di PPP Dadap Indramayu November dan Desember Tahun 2014

Jenis HT Ikan Bulan

November Persentase (%) Desember Persentase (%)

Teri 4.875 40 1.345 56

Sumber: Data diolah dari Koperasi Unit Desa Dadap Indramayu (2014) Berdasarkan data di atas bahwa Produksi hasil tangkapan ikan yang paling banyak diperoleh pada bulan November dan Desember masing - masing adalah ikan Teri sebesar 4875 kg (40%) dan 1345 kg (56%). Pada bulan November menghasilkan produksi hasil tangkapan ikan lebih banyak yaitu sebesar 12207 kg dibandingkan produksi hasil tangkapan ikan pada bulan Desember sebesar 2407 kg. Hal tersebut dikarenakan pada bulan Desember sudah memasuki musim barat, karena pada kondisi ini nelayan masih melakukan aktifitas penangkapan ikan walaupun kondisi perairan yang tidak menunjang dan ketinggian gelombang yang mencapai 1 meter (Yusron 2005).

Alat tangkap Tahun

(20)

Kontruksi Alat Tangkap Purse Seine Waring

Menurut von Brandt (1984) purse seine waring termasuk dalam jenis alat tangkap mini purse seine yang dikelompokkan ke dalam surrounding net. Alat tangkap purse seine waring memiliki perbedaan dengan alat tangkap purse seine dalam kontruksi dan penggunaan bahan materialnya.

Menurut Sainsbury (1986) purse seine yang beroperasi di pantai Utara Jawa yaitu memiliki badan jaring yang terdiri dari jaring utama, jaring sayap, dan jaring kantong. Pada bagian- bagian badan jaring tersebut menggunakan bahan nilon. Pada tali pelampung menggunakan bahan PE yang memilki ukuran panjang 420 m , tali ris atas menggunakan bahan PE dengan panjang 420 m , tali ris bawah menggunakan bahan PE dengan panjang 450 m, tali kolor menggunakan bahan kuralon dengan panjang 500 m, tali pemberat menggunakan bahan PE dengan panjang 450 m, dan tali selambar menggunakan bahan PE dengan panjang bagian kanan 38 m dan kiri 15 m. Pada pelampung menggunakan bahan synthetic rubber (SR) dan pemberat menggunakan bahan dari timah hitam. Pada cincin terbuat dari besi dengan diameter lubang 11,5 cm yang digantungkan pada tali pemberat.

Berdasarkan hasil pengamatan langsung di lapangan, alat tangkap purse seine waring memiliki perbedaan dengan alat tangkap purse seine, yaitu menggunakan bahan berupa waring(1,0 mm), bago (1,5 inchi), dan polynet yang biasa disebut bolga oleh nelayan setempat sebagai pengganti jaring yang masing- masing berfungsi sebagai kantong, penghubung waring dengan pemberat, dan penyeimbang. Jumlah bahan yang digunakan tergantung dari besarnya modal yang dimiliki oleh nelayan setempat. Pada masing - masing bahan terletak pada bagian- bagian tertentu dan masing- masing memiliki ukuran yang berbeda - beda dapat dilihat pada Gambar di bawah ini:

(21)

Purse seine waring di PPP Dadap berbentuk empat persegi panjang dengan pembentuk kantong terletak di bagian tepi jaring. Alat tangkap ini memiliki ukuran panjang 360 m dan lebar 23,5 m dengan dilengkapi pelampung, pemberat, dan cincin.

Pelampung pada alat tangkap ini terdiri dari pelampung kapsul, sandal jepit, dan pelampung tanda. Pelampung kapsul menggunakan bahan PVC (Polyvinil clorida) yang berjumlah 1000 buah dan sandal jepit yang terbuat dari bahan karet yang berjumlah 4000 buah. Bahan karet dari sandal jepit ini lebih banyak dipakai karena harga yang relatif lebih murah dibandingkan pelampung PVC. Pelampung tanda biasanya menggunakan jerigen minyak berjumlah satu buah dengan tali pelampung tanda sepanjang 20 m. Tali yang digunakan untuk pelampung menggunakan 2 tali dengan nomor (7/8) dan 1 tali untuk tali ris atas dengan nomor (7/8). Lebih jelas dapat dilihat pada Gambar berikut ini:

Gambar 5 Sketsa pelampung PVC dan karet

Pemberat menggunakan bahan dari timah besar yang berjumlah 100 buah dengan berat keseluruhan 300 kg. Jarak antara pemberat satu dengan lainnya 25 cm dengan menggunakan tali pemberat yang menggunakan nomor (7/8) dan tali ris bawah dengan nomor (7/8). Tali ris atas dan tali ris bawah menggunakan bahan polyethylene. Dapat dilihat pada Gambar berikut ini:

(22)

Kapal Purse Seine Waring

Kapal purse seine waring yang beroperasi di PPP Dadap Kabupaten Indramayu untuk kegiatan penangkapan ikan menggunakan tipe satu buah kapal (one boat system). Kapal yang digunakan terbuat dari bahan kayu yang memiliki ukuran berkisar antara 4 GT sampai dengan 13 GT dengan ukuran panjang (L) antara 12 m sampai dengan 16 m, lebar (B) antara 3,5 m sampai dengan 5,0 m dan tinggi (D) 1,0 m sampai dengan 1,75 m.

Tenaga penggerak yang digunakan untuk menggerakkan kapal alat tangkap ini adalah mesin dalam (inboard engine) merk Mitsubishi. Merk ini merupakan mesin darat (D.14 – D.16) yang dikonversi dalam kekuatan marine engine menjadi 140 - 160 PK dengan 6 silinder yang menggunakan bahan bakar solar. Kapal purse seine waring menggunakan mesin bantu. Mesin bantu yang digunakan adalah mesin PS 120 merk Mitsubishi. Mesin bantu ini berfungsi sebagai generator listrik untuk menyalakan lampu tembak (halogen) yang terpasang di sekeliling rumah kapal (Agustina 2006). Kapasitas dari palkah dapat memuat hasil tangkapan sekitar 3 sampai dengan 5 ton. Kapal ini memiliki daya tahan mencapai 10 sampai dengan 15 tahun.

Kapal purse seine waring di PPP Dadap masuk ke dalam kategori skala kecil yaitu kapal yang berukuran di bawah 10 GT sampai dengan di bawah 20 GT dengan kecepatan kapal pada saat pengoperasian 5 sampai dengan 7 knot yang masing- masing kapal memiliki satu buah alat tangkap purse seine waring. Dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

Tabel 5 Ukuran dan jumlah kapal purse seine waring

Ukuran Kapal Jumlah Jumlah Alat Tangkap

4 GT 2 1

Sumber: Koperasi Unit Desa Dadap Indramayu (2014)

Pada PPP Dadap masing - masing memiliki ukuran kapal yang berbeda. Hal ini dikarenakan ketergantungan modal yang dimiliki oleh setiap nelayan. Kapal alat tangkap ini tidak berukuran besar sehingga lokasi daerah penangkapan ikan hanya di ujung perairan Cirebon Laut Jawa bagian utara.

Metode Operasi Penangkapan Purse Seine Waring

(23)

Pada saat penelitian, hanya mengikuti pengoperasian alat tangkap ini pada operasi penangkapan ikan siang hari dikarenakan pada saat persiapan keberangkatan pengoperasian malam hari, cuaca dan angin tidak mendukung. Tetapi dari hasil wawancara kepada nelayan setempat, tahapan- tahapan pengoperasian pada malam hari tidak jauh berbeda dengan pengoperasian pada siang hari. Adapun tahapan- tahapan dalam operasi penangkapan ikan pada siang dan malam hari dengan alat tangkap ini adalah sebagai berikut :

1. Persiapan operasi penangkapan ikan

Sebelum dilakukan operasi penangkapan ikan, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan terhadap kapal, alat tangkap, mesin penggerak, mesin penarik tali kolor (gardan), dan mesin untuk alat bantu lampu pada pengoperasian malam hari. Alat- alat yang akan digunakan dalam pengoperasian alat tangkap ini harus dipastikan dalam keadaan baik agar mencapai keberhasilan dalam pengoperasian alat tangkap ini.

2. Daerah penangkapan ikan ( fishing ground )

Daerah penangkapan merupakan tempat yang menjadi sasaran yang dituju oleh nelayan. Penentu daerah penangkapan ikan ini pada pengoperasian siang hari dilakukan berdasarkan pengalaman dari nelayan dan informasi dari juru mudi lainnya. Mereka memperkirakan daerah penangkapan dengan melihat riak- riak air, burung- burung yang menukik- nukik dan menyambar ke permukaan laut, keadaan air laut, arus, dan angin.

Operasi penangkapan ikan dengan purse seine waring dilakukan siang hari pada pukul 04.00 - 16.00 WIB dan malam hari pada pukul 16.00 - 10.00 WIB dengan jumlah nelayan dalam satu kapal terdapat 10 - 20 nelayan. Pada saat penelitian, tiba di daerah penangkapan ikan pada pukul 07.32 WIB. Daerah penangkapan ikan tidak terlalu jauh yaitu terletak di laut jawa tepatnya di perairan Cirebon, pada kedalaman 25 m.

Pada pengoperasian penangkapan ikan malam hari, setelah penentuan daerah penangkapan ikan, selanjutnya penyalaan lampu tembak di atas kapal agar menarik ikan disekitar cahaya yang terpancar dari lampu. Kemudian mesin utama dimatikan dan menunggu terkumpulnya ikan yang membutuhkan waku 3 sampai dengan 4 jam.

3. Penurunan jaring (setting)

Setelah sampai di daerah penangkapan ikan, sambil menunggu penurunan jaring, para nelayan mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan untuk kepentingan setting. Penurunan jaring saat penelitian, pertama kali adalah pada waktu 08.00 WIB dan lama pelingkaran jaring berkisar 30 sampai dengan 35 menit. Setting diawali dengan penurunan tali pelampung tanda yaitu jerigen minyak. Pelampung tanda dilepas dari tumpukan jaring keperairan hingga mengapung dipermukaaan air. Setelah itu diturunkan pelampung dan disusul bersama penurunan jaring (waring), pemberat, dan cincin, sehingga bagian jaring mengikut turun bersamaan dengan tali kerut yang sudah tertata, bergerak melingkari terus sampai selesai. Kemudian disusul ujung belakang kantong hingga menarik tali kerut sampai membentuk mangkuk.

4. Pengangkatan jaring (hauling)

(24)

berfungsi untuk mengurung arah renang ikan dari bawah sehingga tangkapan akan membentuk mangkuk dan cincin-cincin tempat lewatnya tali kerut akan tergantung pada bagian haluan kiri kapal. Proses pengangkatan tali kerut membutuhkan waktu selama 25 sampai dengan 30 menit, yang dilakukan oleh 3 orang ABK juru haluan kapal, 4 orang ABK juru pelampung untuk menarik pelampung, 2 orang ABK untuk menyusun pemberat, 10 orang ABK yang bertugas menarik dan menyusun waring. Lamanya proses sekitar 50 sampai dengan 60 menit. Setelah badan jaring tersusun dan ikan yang terdapat di kantong tempat berkumpulnya hasil tangkapan, dicaduk menggunakan alat bantu berupa serok yang kemudian dicurahkan ke geladak untuk disortir. Penyortiran dilakukan untuk sebagian ikan- ikan yang memiliki nilai ekonomis saja seperti ikan teri (Stolephorus spp) dan cumi (Loligo vulgaris). Pada satu kali trip pengoperasian alat tangkap ini, rata- rata melakukan 5-7 kali proses setting hauling tergantung pada cuaca dan gelombang yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi banyaknya ikan yang tertangkap.

Komposisi Hasil Tangkapan Purse Seine Waring

Jenis ikan pelagis yang tertangkap oleh purse seine waring selama penelitian adalah ikan teri, cumi, tembang, selar, layang, petek, bawal putih, kembung, dan ikan lainnya. Beberapa jenis ikan pelagis tersebut, sering tertangkap di laut Jawa sampai Madura seperti layang (Decapterus sp), selar (Selaroides sp), kembung (Rastrelliger kanaguarta), lemuru (Sardinella longiceps), dan tembang (Sardinella sp) (Purnomo 2002).

(25)

Tabel 6 Rata- rata dan persentase hasil tangkapan purse seine waring siang hari oleh ikan teri sebesar 59,2 kg (27%). Kemudian untuk hasil tangkapan ikan lainya yaitu sebesar 36,1 kg (16%), ikan selar sebesar 34,5 kg (15%), ikan layang sebesar 9,5 kg (4%), ikan bawal putih sebesar 8,5 kg (4%), dan ikan petek sebesar 3 kg (1%), cumi sebesar 5 kg (2%). Untuk total jumlah rata- rata hasil tangkapan siang hari keseluruhan sebesar 223,8 kg.

(26)

Tabel 7 Rata- rata dan persentase hasil tangkapan purse seine waring malam oleh ikan tembang sebesar 188 kg (36%), ikan lainnya sebesar 41,7 kg (8%), cumi sebesar 28,1 kg (5%), ikan selar sebesar 27,5 kg (5%), ikan petek sebesar 12 kg (2%), dan ikan bawal putih sebesar 4,5 kg (1%). Untuk total jumlah rata- rata hasil tangkapan malam hari secara keseluruhan sebesar 528,8 kg.

Pada rata- rata hasil tangkapan malam hari per-setting untuk ikan teri sebesar 37,8 kg, ikan tembang sebesar 31,3 kg, ikan lainnya sebesar 6,9 kg, cumi sebesar 4,7 kg, ikan selar sebesar 4,6 kg, ikan petek sebesar 2 kg, dan ikan bawal putih sebesar 0,8 kg. Total jumlah rata- rata hasil tangkapan malam hari per- setting sebesar 88,1 kg.

Berdasarkan hasil analisis Rancangan Acak Lengkap (Lampiran 2) menunjukkan nilai Fhit > F tab pada selang kepercayaan (α 0.05) yaitu sebesar 10.93 > 4,41, sehingga dapat disimpulkan menolak Ho atau menerima H1 yaitu terdapat perbedaan yang signifikan hasil tangkapan purse seine waring pada siang dan malam hari.

(27)

Selain ikan teri, komposisi ikan tembang, cumi, ikan pepetek, dan ikan layur lebih banyak tertangkap di malam hari. Hal ini dikarenakan, ikan teri tersebut menjadi sumber makanan utama bagi ikan- ikan predator yang bersifat karnivor yang pada dasarnya tidak tertarik dengan cahaya. Akan tetapi pada saat mencari mangsa, ikan predator masih memanfaatkan indera penglihatannya (Fauziyah et al. 2012).

Pada komposisi hasil tangkapan sampingan seperti ikan selar, layang, kembung dan bawal lebih mendominasi pada siang hari. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain faktor suhu, cuaca, gelombang dan intensitas cahaya yang terlalu kuat karena masing- masing ikan mempunyai respon terhadap besarnya intensitas cahaya yang berbeda- beda (Wiyono 2006 dalam Natanubun 2010).

Jumlah rata - rata keseluruhan komposisi hasil tangkapan dan jumlah rata- rata hasil tangkapan ikan per- setting pada malam hari lebih banyak dibandingkan siang hari dikarenakan pada pengoperasian pada siang hari hanya mengandalkan fishing master, sedangkan pada pengoperasian malam hari menggunakan alat bantu berupa lampu. Cahaya pada lampu merupakan suatu bentuk alat bantu secara optik yang digunakan untuk menarik dan mengkonsentrasikan ikan. Sejak waktu lama metode ini telah diketahui secara efektif untuk menangkap ikan secara individu maupun secara bergerombol. Kegunaan cahaya pada lampu dalam metode penangkapan ikan untuk menarik ikan, dan mengkonsentrasikan serta menjaga agar ikan tetap terkonsentrasi sehingga mudah ditangkap. Cahaya buatan yang berintensitas kuat akan menarik ikan untuk mendekat, tapi ikan akan tetap menjaga jarak dengan sumber cahaya tersebut (Natanubun dan Patty 2010). Hal itu dikarenakan bahwa ikan memiliki batas toleransi yang berbeda- beda terhadap cahaya (Puspito 2008).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Alat tangkap purse seine waring termasuk dalam jenis alat tangkap mini purse seine. Alat tangkap purse seine waring di PPP Dadap berbentuk empat persegi panjang dengan pembentuk kantong terletak di bagian tepi badan jaring dengan menggunakan bahan berupa waring yang memiliki mesh size 1,0 mm.

(28)

rata- rata panjang total petek 3,5 ± 0,19 cm, dan rata- rata panjang total tembang 7,5 ± 0,20 cm.

Hasil analisis Rancangan Acak Lengkap menunjukkan nilai Fhit > F tab, terdapat perbedaan yang signifikan hasil tangkapan purse seine waring pada siang dan malam hari dengan nilai I 10,93 pada taraf nyata 0.05.

Saran

Unit penangkapan purse seine waring di PPP Dadap Kabupaten Indramayu perlu dikaji lebih lanjut dalam aspek biologi yaitu dari ikan hasil tangkapannya yang didasarkan pada jenis, ukuran, selektivitas, legalitas dari purse seine waring.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina EV. 2006. Optimasi Faktor- Faktor Produksi Armada Purse Seine di Pelabuhan Perikanan Pantai Eretan Wetan, Indramayu [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Geografi dan Iklim Kabupaten Indramayu. Badan Pusat Statistik Kabupaten Indramayu.

Baskoro MS, Effendy A, Wisudo SH. 2007. Distribusi Ikan dan Pola Sebaran Cahaya Bawah Air Pada Bagan Motor di Selat Sunda, Provinsi Banten. Buletin PSP. 16(1):64-67.

Von Brandt, A. V. 1984. Catching Methods of the World. England: FAO Fishing News Books Ltd. 418 p.

[DKP] Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu. 2011. Laporan Akhir Kinerja dan Evaluasi UPTD Perikanan dan Kelautan Kecamatan Juntinyuat dan Sliyeg. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu.

Fathurohim. 2012. Pola Hubungan Antara Kinerja Organisasi dan Sosial Dengan Kinerja Pelabuhan Perikanan, Studi Kasus di PPP Dadap Kabupaten Indramayu[Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Fauziah, Supriyadi F, Saleh K, dan Hadi. 2012. Respon Perbedaan Intensitas Cahaya Lampu Petromak Terhadap Hasil Tangkapan Bagan Tancap di Perairan Sungsang Sumatera Selatan. Maspari Journal. 4(2): 222- 223. Fauziah, Supriyadi F, Saleh K, dan Hadi. 2013. Perbedaan Waktu Pengoperasian

Terhadap Hasil Tangkapan Bagan Tancap di Perairan Sungsang, Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 19(4): 187- 194.

Hidayat. 2004. Kajian Unit Penangkapan Purse Seine dan Kemungkinan Pengembangannya di Indramayu.[Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

(29)

Mardjudo A, Rahman Agus R. Ambo. 2014. Usaha Perikanan Ikan Teri (Stolephorus, spp) Dengan Alat Tangkap Bagan Tancap di Desa Bukit Aru Indah Kecamatan Sebatik Timur Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara. Jurnal Ilmiah AgrIBA. (2):198-199.

Natanubun, J. 2010. Kajian Hasil Tangkapan Bagan Apung Dengan Penggunaan Intensitas Cahaya Lampu yang Berbeda di Perairan Selat Rosenberg Kabupaten Maluku Tenggara Kepulauan Kei [Tesis]. Manado (ID): Universitas Sam Ratulangi.

Natanubun J, Patty W. 2010. Perbedaan Penggunaan Intensitas Cahaya Lampu Terhadap Hasil Tangkapan Bagan Apung di Perairan Selat Rosenberg Kabupaten Maluku Tenggara Kepulauan Kei. Jurnal perikanan dan kelautan. 6(3):134-140.

Pranggono H. 2003. Analisis Potensi dan Pengelolaan Perikanan Teri di Perairan Kabupaten Pekalongan [Tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponogoro Semarang.

Pratama BB, Hasan Z, Hamdani. 2012. Pola Migrasi Vertikal Diurnal Plankton di Pantai Santolo Kabupaten Garut. Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan. 3(1):81-89.

Purnomo, H. 2002. Analisis Potensi dan Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Pelagis Kecil di Jawa Tengah [Thesis]. Semarang (ID): Universitas Diponogoro Semarang.

Puspito G. 2008. Lampu petromaks; manfaat, kelemahan dan solusinya pada perikanan bagan. Bogor (ID): IPB Pr.

Sainsbury, J. C. 1986. Commercial Fishing Methods. England : Fishing News Books Ltd. Farnhan Surrey. 207 p.

Subani W. 1990. Sejarah Kedudukan Organisasi, Peranan dan Hasil- hasil Penelitian. Jakarta (ID): Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL).

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung (ID): Alfabeta.

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung (ID): AFABETA, cv.

Sumadhiharga K, Hukom FD. 1991. Penelitian Beberapa Aspek Biologi Ikan Kawalinya (Selar crumenopthalimus) di Perairan Pulau Ambon dan Sekitarnya. Balai Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Ambon. 1991.37 hlm.

Supardi. 2012. APLIKASI STATISTIKA DALAM PENELITIAN. Buku Tentang Statistika Yang Paling Komprehensif. Jakarta (ID): PT. Ufuk Publishing House.

(30)
(31)

Lampiran 1. Bagian Alat dan Hasil Tangkapan

Gambar 1. Alat bantu gardan Gambar 2. Alat bantu lampu

Gambar 3. Pelampung PVC dan karet Gambar 4. Waring hijau

(32)

Gambar 8. Polynet (Bolga)

Gambar 7. Pelampung tanda (Jerigen Minyak)

Gambar 9. Tali Kolor dan Ring Gambar 10. Ikan Kuniran

(33)

Gambar 13. Ikan Teri Gambar 14. Ikan Tenggiri

(34)
(35)

Anova: Single Factor

Groups 465125 1 465125 10.93213 0.003925656 4.413873405

Within

Groups 765839.2 18 42546.62

Total 1230964 19

Lampiran 3. Ukuran Rata- rata Panjang Total Hasil Tangkapan

Ulangan

(36)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Tri Putri Lestari lahir di Kota Jakarta pada tanggal 11 September 1994 dari pasangan Bapak Bambang Sujatmono dan Ibu Lilis Karmanah. Penulis merupakan putri ketiga dari tiga bersaudara. Penulis mengawali pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 05 Pademangan Timur Jakarta Utara dan lulus pada tahun 2005. Penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 42 Jakarta Utara dan lulus pada tahun 2008. Penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 40 Jakarta Utara dan lulus pada tahun 2011. Melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) atau jalur Undangan, penulis melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian Bogor pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap pada tahun 2011 sebagai angkatan 48.

Selama belajar di IPB, penulis aktif sebagai anggota kepengurusan di salah satu organisasi di asrama yaitu Klub Cinta Lingkungan pada periode 2011-2012 sebagai sekretaris. Penulis juga ikut serta dalam berbagai kegiatan kepanitiaan yang diselenggarakan dikampus. Penulis terdaftar sebagai salah satu anggota kepengurusan HIMAFARIN (Himpunan Mahasiswa Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan) Divisi pengembangan minat dan bakat pada periode 2013-2014 dan periode 2014-2015.

Gambar

Gambar 1  Peta Lokasi PPP Dadap Kabupaten Indramayu, Jawa Barat
Gambar 2  Alat tangkap purse seine di Indramayu, Jawa Barat.
Gambar 3  Perkembangan jumlah produksi hasil tangkapan ikan alat tangkap
Tabel 2  Produksi hasil tangkapan purse seine Kabupaten Indramayu, Jawa Barat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan pengelolaan sumber daya ikan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan, dan sekaligus untuk menjaga kelestarian sumber daya ikan (SDI)

Kajian komposisi ikan hasil tangkapan dianalisis dari data bulanan hasil tangkapan nelayan pukat cincin yang diperoleh dari Instansi Dinas Kelautan dan Perikanan

Berdasarkan data pada Gambar 8 diatas dapat dilihat bahwa jenis ikan yang paling banyak tertangkap dari ketiga ukuran alat tangkap adalah ikan cakalang

Menurut UU RI No.45 tahun 2009 tentang perikanan, nelayan kecil adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup

Persepsi nelayan purse seine terhadap seluruh fasilitas dan layanan yang disediakan oleh Pelabuhan Perikanan Pantai Tumumpa yang dinilai berdasarkan 18 dimensi diperoleh hasil

Lempasing disebabkan oleh jumlah upaya penangkapan (trip) melebihi jumlah stok sumberdaya (overfishing). Lempasing secara serempak berpengaruh terhadap hasil tangkapan

Lempasing disebabkan oleh jumlah upaya penangkapan (trip) melebihi jumlah stok sumberdaya (overfishing). Lempasing secara serempak berpengaruh terhadap hasil tangkapan

Saran dalam penelitian ini yaitu dalam penanganan hasil tangkapan ikan di atas kapal pada saat proses penyortiran perlu diperhatikan agar ikan tidak terinjak atau tertindis oleh