• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KESADARAN MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK MI INSTAN INDOMIE DI BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KESADARAN MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK MI INSTAN INDOMIE DI BANDAR LAMPUNG"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

I Gede Gethas Saputra

ABSTRAK

PENGARUH KESADARAN MEREK TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK MI INSTAN INDOMIE DI BANDAR LAMPUNG

Oleh

I GEDE GETHAS SAPUTRA

Persaingan dunia bisnis semakin ketat di era globalisasi saat ini. Berkembangnya perekonomian mengakibatkan semakin beragamnya produk sejenis ditawarkan dipasar. Perusahaan - perusahaan dituntut harus mampu mengimbangi persaingan tersebut untuk bertahan di pasar yang semakin kompetitif. Salah satunya adalah industri makanan mi instan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan agar konsumen bisa menentukan pilihannya untuk mengonsumsi produk mi instan tertentu. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah kesadaran merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada produk mi instan Indomie di Bandar Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesadaran merek terhadap keputusan pembelian pada produk Indomie di Bandar Lampung.

(2)

I Gede Gethas Saputra

Lampung. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan kausal yaitu untuk mengidentifikasi hubungan sebab dan akibat antar variabel kemudian dikembangkan suatu bentuk model penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis penelitian yang telah ditentukan.

Hasil penelitian menyebutkan bahwa variabel Unaware of Brand, Brand Recognition, Brand Recall, dan Top of Mind berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian dengan nilai koefisien regresi berganda tertinggi pada variabel Top of Mind yaitu 0,284 dan terendah 0,192 pada variabel Brand Recall. Selain itu, uji simultan (uji F) pada variabel Keputusan Pembelian bernilai 0.000 yang berarti signifikan baik, dengan koefisien determinasi (adjust R2) sebesar 0,781, yang artinya variabel Kesadaran Merek berpengaruh 78,1% terhadap Keputusan Pembelian.

Melihat hasil uji tersebut, maka Indomie dapat mempertahankan kinerja dari variabel Top of Mind dan Unaware of Brand . Hal ini dikarenakan kedua variabel ini berdampak paling baik dari variabel lainnya. Kemudian Indomie perlu meningkatkan kinerja untuk Brand Recognition dan variabel Brand Recall karena kedua variabel ini berpengaruh paling rendah dibandingkan kedua variabel sebelumnya.

(3)

PENGARUH KESADARAN MEREK TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK MIE INSTAN INDOMIE

DI BANDAR LAMPUNG

Oleh

I Gede Gethas Saputra

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 8 Februari 1992 sebagai anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak I Gede Wirya K dan Ibu Ni Ketut Anita.

(8)

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk insan yang tiada pernah berhenti berdoa dan berusaha untuk selalu mendukung hidupku; membimbingku untuk menjadi pribadi

yang lebih baik setiap harinya; saksiku berjuang menuju masa depan yang lebih cerah:

Ibunda Ni Ketut Anita Ayahanda I Gede Wirya K

(9)

MOTO

“Tak seorangpun yang berbuat kebaikan akan berakhir pada keburukan. Baik disini, ataupun di dunia yang akan datang”

(Bhagavad Gita)

“Lebih baik menjalani kehidupan diri sendiri dengan tidak sempurna daripada hidup meniru orang lain secara sempurna”

(10)

SANWACANA

Segala puji syukur terpanjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas

karunia serta limpahan kasih saying-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian

Pada Produk Mi Instan Indomie di Bandar Lampung” ini adalah salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada mereka yang

telah berjasa antara lain:

1. Bapak Prof. Dr, H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan FEB Unila.

2. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen FEB Unila serta

Penguji Utama pada penelitian ini, atas segala segala dukungan yang telah

diberikan dalam penelitian ini.

3. Ibu Yuningsih, S.E., M.M., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen FEB Unila.

4. Ibu Dr. Hj. Mahrinasari MS, S.E., M.Sc., selaku Pembimbing Utama sekaligus

sebagai Pembimbing Akademik bagi penulis dalam penelitian ini. Terimakasih

atas segala bentuk kesabaran dan kesediaan berupa dukungan waktu, serta

pemikiran yang tertuang dalam saran dan jawaban segala pertanyaan selama

(11)

5. Ibu Yuniarti Fihartini, S.E., M.Si, selaku Pembimbing Pendamping bagi penulis

dalam penelitian, atas kesediannya memberikan waktu, saran, kritik dan

semangat dalam proses penyelesaian skripsi.

6. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si., selaku Pembahas pada seminar proposal, hasil serta penguji utama pada ujian komprehensif saya.

7. Kedua orang tua tersayang dan tercinta, Ibu dan Bapak yang selama hidup selalu berdoa untuk kebaikan anak-anaknya. Mendukung jalan yang ditempuh dengan penuh kesabaran dan pengorbanan yang tidak akan pernah terbalaskan. 8. Adik tersayang di keluarga I Kadek Surya Laksmana. Terimakasih telah

menjadi salah satu motivasi untuk menjadi lebih baik lagi.

9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, khususnya Jurusan Manajemen. Terimakasih atas ilmu serta wawasan yang penuh dengan pelajaran yang berharga selama menjalani perkuliahan.

10.Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung: Mas Nasir, Mas Rohman, Mbak Atun, Pak De, Ibu Is, Pak Kasim.

11.Seseorang yang senantiasa setia membantuku, menemaniku, mendampingiku, di saat sedih dan senang, yang bersama-sama melangkah untuk menjadi lebih baik dalam perbedaan Anita Sari.

12.Sahabat-sahabat terbaik atas segala waktu berkualitas yang dilewati: Felix Abrahm Gerardo, Fedrik Anderson, Andri Arizki Tama, Andri Bramanto, Daniel Valentinus, Ciko, I Kadek Adi S, Nursintari, Dinni Fatrisya, Amelia. 13.Teman seperjuangan dalam bimbingan skripsi, Willy dan Imeh.

(12)

16.Serta seluruh pihak yang luput untuk disebut dalam sanwacana ini, semoga doa yang tulus selalu menyertai.

Akhir kata, skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Mohon maaf apabila ada

kesalahan pada skripsi ini. Sedikit harapan agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita

semua. Amin.

Bandar Lampung, 11 Februari 2015 Peneliti

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Masalah dan Permasalahan ... 7

1.2.1 Masalah ... 7

1.2.2 Permasalahan ... 8

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 8

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 8

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Kajian Tentang Pemasaran ... 10

2.2 Kajian Tentang Perilaku Konsumen ... 11

2.3 Kajian Tentang Merek (Brand) ... 11

2.4 Kajian Tentang Kesadaran Merek (Brand Awareness) ... 13

2.5 Kajian Tentang Keputusan Pembelian ... 15

2.6 Pengaruh Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian ... 16

2.7 Kerangka Pemikiran ... 18

2.8 Hipotesis ... 20

(14)

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

3.1 Desain Penelitian ... 24

3.2 Lokasi Penelitian ... 24

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 24

3.3.1 Data Primer ... 24

3.3.2 Data Sekunder ... 25

3.4 Populasi dan Sampel ... 25

3.4.1 Populasi ... 25

2.4.2 Sampel ... 26

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.5.1 Studi Kepustakaan (Library research) ... 28

3.5.2 Studi Lapangan (Field Research) ... 28

3.6 Variabel Penetian dan Definisi Operasional ... 29

3.6.1 Variabel Penelitian ... 29

3.6.2 Definisi Operasional ... 30

3.7 Pengukuran Instrument Penelitian ... 31

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 32

3.8.1 Uji Validitas ... 32

3.8.2 Uji Reliabilitas ... 33

3.9 Teknik Analisis Data ... 33

3.9.1 Analisis Kuantitatif ... 34

3.9.2 Analisis Kualitatif ... 35

(15)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1 Profil Indomie ... 37

4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 37

4.2.1 Hasil Uji Validitas ... 37

4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 40

4.3 Karakteristik Responden ... 42

4.3.1 Hasil Analisis Variabel Demografi ... 42

4.4 Analisis Kuantitatif ... 45

4.4.1 Tanggapan Responden Tentang Kesadaran Merek (X) ... 45

4.4.2 Tanggapan Responden Tentang Keputusan Pembelian (Y) .... 51

4.5 Analisis Kualitatif ... 55

4.5.1 Uji Regresi Linier Berganda ... 55

4.5.2 Uji Hipotesis (Uji t) ... 56

4.6 Pembahasan ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Saran ... 61 Daftar Pustaka

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Pangsa Pasar Produk Mi Instan Tahun 2009-2014 ... 3

1.2 Top Brand Produk Mi Instan Tahun 2012-2014 ... 4

1.3 Volume Penjualan Indomie di Bandar Lampung Tahun 2010-2014 5 2.1 Kajian Penelitian Terdahulu ... 21

3.1 Jumlah Penduduk Kota Bandar Lampung Dirinci Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin 2008 –2012………. 26

3.2 Penentuan Jumlah Sampel ... 27

3.3 Variabel Penetian dan Definisi Operasional ... 30

3.4 Skor Skala Likert ... 32

3.5 Batasan Skor Muatan untuk Analisis Faktor ... 33

3.6 Rentang Skor Variabel Kesadaran Merek ... 35

4.1 Nilai Validitas Indikator Variabel Kesadaran Merek ... 38

4.2 Nilai Validitas Indikator Variabel Keputusan Pembelian ... 39

4.3 Hasil Uji Reliabilitas ... 40

4.4 Hasil Uji Reliabilitas (lanjutan) ... 41

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 42

(17)

4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 43

4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran Perbulan ... 44

4.9 Tanggapan Responden Tentang Unaware of Brand ... 45

4.10 Tanggapan Responden Mengenai Brand Recognition ... 46

4.11 Tanggapan Responden Mengenai Brand Recall ... 47

4.12 Tanggapan Responden Mengenai Top of Mind ... 48

4.13 Total Skor Variabel Kesadaran Merek ... 49

4.14 Tanggapan Responden Mengenai Kepentingan ... 51

4.15 Tanggapan Responden Mengenai Penilaian Keputusan ... 51

4.16 Tanggapan Responden Mengenai Pemikiran Pilihan ... 52

4.17 Tanggapan Responden Mengenai Pemikiran Pengambilan Keputusan ... 52

4.18 Tanggapan Responden Mengenai Penempatan Kepentingan ... 53

4.19 Tanggapan Responden Mengenai Kepentingan Pembelian ... 53

4.20 Tanggapan Responden Mengenai Arti dari Pembelian Indomie .... 54

4.21 Analisis Determinasi (R2) ... 55

4.22 Regresi Linier Berganda ... 56

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner Penelitian

2. Hasil Jawaban 30 Responden 3. Hasil Uji Validitas

4. Hasil Uji Realibilitas

(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(20)

1

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Persaingan dunia bisnis semakin ketat di era globalisasi saat ini. Berkembangnya perekonomian mengakibatkan semakin beragamnya produk sejenis ditawarkan dipasar. Perusahaan - perusahaan dituntut harus mampu mengimbangi persaingan tersebut untuk bertahan dipasar yang semakin kompetitif. Salah satunya adalah industri makanan mi instan.

(21)

2

membantu menyakinkan mutu, dan sering memuaskan kebutuhan akan status tertentu.

Merek berperan penting karena mampu mempengaruhi pilihan pada suatu produk yang sejenis dengan bagaimana perusahaan berusaha menanamkan suatu merek tertentu dibenak konsumen sehingga konsumen dapat percaya pada suatu produk, menggunakannya dan terus mengingat produk tersebut saat dihadapkan pada berbagai macam merek lain. Informasi yang diberikan perusahaan mengenai produk yang mereka tawarkan kepada konsumen secara terus-menerus, diharapkan memicu kesadaran akan merek produk yang mereka tawarkan dan pada akhirnya konsumen menyadari, mengetahui, kemudian melakukan keputusan pembelian terhadap produk yang disediakan perusahaan.

Menurut Kotler (2009: 184) terdapat lima tahapan proses membeli yang dihadapi oleh konsumen yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, penilaian

alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian. Konsumen tidak selalu melalui lima tahapan pembelian itu seluruhnya. Mereka mungkin

melewatkan salah satu atau beberapa tahap. Proses psikologi memainkan peran penting dalam sebuah keputusan konsumen untuk membeli atau tidaknya suatu produk.

Seperti yang kita ketahui, Indomie adalah salah satu produk mi instan di

(22)

3

Kemudian pada tahun 1982, penjualan produk Indomie mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan diluncurkannya varian Indomie Kuah Rasa Kari Ayam. Puncaknya pada tahun 1983, produk Indomie kembali semakin digemari dengan diluncurkannya varian Indomie Mi Goreng. Hingga saat ini, Indomie telah memiliki 36 varian rasa yang masuk dalam Indomie Goreng, Indomie Kuah, Indomie Jumbo, Selera Nusantara, Mi Kriting, dan Taste of Asia. Dalam

persaingan produk sejenis, Indomie memiliki pesaing yang cukup banyak seperti yang terlihat pada tabel pangsa pasar produk mi instan berikut:

Tabel 1.1 Pangsa Pasar Produk Mi Instan Tahun 2009-2014

No Perusahaan Merek Market Share (%)

Rata-Sumber: Majalah SWA dan www.blogspot.com

Tabel 1.1 dapat kita lihat beberapa produk pesaing Indomie berdasarkan survei pangsa pasar yang dilakukan oleh Majalah SWA tahun 2009 sampai 2014. Pesaing Indomie yang memiliki pangsa pasar paling rendah adalah Sarimie dengan rata-rata pangsa pasar dalam kurun waktu 6 tahun sebesar 1,56%,

(23)

4

terbesar yaitu 77,01%, namun sempat mengalami angka pangsa pasar yang fluktuatif selama kurun waktu lima tahun mulai dari tahun 2009 sampai dengan 2013. Sedangkan 1,6% pangsa pasar di kuasai oleh produk mi instan lainnya. Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pasar mi instan di Indonesia didominasi oleh Indomie.

Selain itu, Top Brand Award juga melakukan survei tentang Top Brand produk mi instan di Indonesia tahun 2012-2014 sebagai berikut:

Tabel 1.2 Top Brand Produk Mi Instan Tahun 2012-2014

No Merek Top Brand Indeks (%)

Tabel 1.2 menjelaskan bahwa Top Brand produk mi instan paling rendah

disamping produk lain-lain dalam kurun waktu tiga tahun terakhir adalah Sarimi disusul dengan Supermie. Pada urutan kedua terdapat Mi Sedaap dan Top Brand Indeks tertinggi selama 3 tahun terakhir adalah Indomie. Sedangkan sisanya dikuasai oleh produk mi instan lainnya.

(24)

5

membutuhkan mi instan, merek Indomie yang pertama kali diingat. Apabila melihat pangsa pasar dan indikator Top Brand produk Indomie seperti pada Tabel 1.1 dan 1.2, data tersebut mengindikasikan bahwa Indomie merupakan penguasa pasar sekaligus pemegang Top Brand untuk produk mi instan. Namun Hal ini berbanding terbalik dengan data penjualan Indomie di wilayah Bandar Lampung yang cenderung fluktuatif dan menurun di tahun terakhir. Berikut merupakan data hasil penjualan Indomie tahun 2009-2013:

Tabel 1.3 Volume Penjualan Indomie di Bandar Lampung Tahun 2009-2014

Tahun Bungkus (bag/cup) Perubahan (Naik/Turun)

(%)

Rata-Rata 33.069.267 4,44

Sumber : PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bandar Lampung, 2014

(25)

6

volume penjualan tersebut kembali mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu 34.500.734 bungkus dan pada tahun 2014 masih mengalami penurunan menjadi 34.302.564 bungkus. Penurunan volume penjualan tersebut dapat diindikasikan sebagai akibat semakin beragam produk-produk mi instan di pasar sehingga menurunkan tingkat kesadaran pelanggan terhadap Indomie.

Keputusan pembelian menurut Kotler (2005: 204) merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Salah satu cara untuk mengidentifikasi dalam

mempengaruhi pilihan konsumen adalah dengan kesadaran merek. Kesadaran merek dapat dikelompokkan menjadi empat tingkatan yaitu :

- Puncak Pikiran (Top Of Mind)

Puncak Pikiran merupakan tingkatan dimana brand menjadi yang pertama disebut atau diingat oleh responden ketika ditanya tentang suatu kategori produk.

- Pengingat Kembali Merek (Brand Recall)

Pengingat Kembali Brand adalah tingkatan dimana brand disebutkan oleh responden setelah menyebutkan brand yang pertama kali disebut sebagai pertanyaan pertama tentang suatu kategori produk.

- Pengenalan Merek (Brand Recognition)

Pengenalan Brand adalah tingkat dimana tingkat kesadaran responden akan suatu brand diukur dengan memberikan bantuan. Pertanyaan untuk

(26)

7

- Tidak Menyadari Merek (Unaware of Brand)

Tidak Menyadari Brand adalah tingkat dimana responden tidak mengenal sama sekali atau tidak tahu mengenai suatu produk.

Menurut Rochaety (2005: 35), kesadaran merek merupakan kemampuan seseorang pelanggan untuk mengingat suatu merek tertentu atau iklan tertentu secara spontan atau setelah dirancang dengan kata-kata kunci. Kesadaran tersebut digunakan sebagai salah satu indikator niat beli seseorang. Hal ini

mengindikasikan kemungkinan kesadaran merek yang dirancang Indomie telah melemah sehingga berdampak pada volume penjualan yang cenderung fluktuatif dan menurun di tahun terakhir seperti yang terlihat pada pada tabel 1.3.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka judul penelitian ini adalah, “PENGARUH KESADARAN MEREK TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN PADA PRODUK MIE INSTAN INDOMIE DI BANDAR LAMPUNG”.

1.2Masalah dan Permasalahan

1.2.1 Masalah

Masalah yang dihadapi Indomie dapat kita amati pada Tabel 1.1, Tabel 1.2, dan Tabel 1.3 yaitu:

(27)

8

- Tabel 1.3 menunjukkan bahwa volume penjualan Indomie yang cenderung fluktuatif dan mengalami penurunan pada tahun 2014.

Penurunan volume penjualan dapat diindikasikan merupakan dampak dari melemahnya kesadaran merek yang ditanamkan perusahaan pada benak konsumen. Seperti yang diungkapkan Aaker (1997: 25), kesadaran merek berhubungan positif dengan ekuitas merek, karena dapat menjadi tanda terhadap kualitas dan komitmen, dan mendorong konsumen untuk memikirkan suatu merek tertentu dalam proses pembelian.

1.2.2 Permasalahan

Berdasarkan uraian di atas maka pokok permasalahan penelitian ini adalah: - Apakah kesadaran merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada

produk mi instan Indomie di Bandar Lampung?

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kesadaran merek terhadap keputusan pembelian pada produk Indomie di Bandar Lampung.

1.3.2 Manfaat Penelitian

(28)

9

2. Manfaat bagi peneliti, untuk memperoleh pengetahuan mengenai dampak kesadaran merek terhadap keputusan pembelian.

(29)

10

10

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Tentang Pemasaran

Menurut Kotler dan Keller (2009:5), pemasaran (marketing) adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi ide, barang, dan jasa untuk menciptakan nilai tukar yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:62) terdapat empat kelompok variabel yang disebut dengan bauran pemasaran yang sering dikenal dengan 4P yaitu:

- Produk (product)

Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran.

- Harga (price)

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk memperoleh produk.

- Tempat (place)

(30)

11

11 - Promosi (promotion)

Promosi berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan membelinya.

2.2 Kajian Tentang Perilaku Konsumen

Mowen (2001:5) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai kajian tentang satuan pembeli (buying units) dan proses pertukaran (exchange processes) yang terlibat dalam mencari (acquaring), memakai (consuming) dan menghentikan pemakaian (disposing) barang, jasa dan pengalaman dan ide. Perilaku konsumen juga

dipengaruhi oleh lingkungan yang terus-menerus berubah. Sedangkan menurut Solomon (2000), perilaku konsumen adalah studi yang meliputi proses ketika individu atau kelompok tertentu membeli, menggunakan atau mengatur produk, jasa, ide atau pengalaman untuk memenuhi kebutuhan dan hasrat.

Menurut Kotler (2001:177), inti perilaku konsumen adalah bagaimana konsumen memberikan jawaban atau membuat keputusan terhadap berbagai rangsangan pemasaran yang dapat diatur oleh perusahaan. Perusahaan yang benar-benar memahami bagaimana konsumen memberikan jawaban terhadap ciri-ciri produk yang berbeda, harganya, daya tarik periklanan dan lain-lain akan meraih

keuntungan lebih banyak daripada para pesaingnya.

2.3 Kajian Tentang Merek (Brand)

(31)

12

12 menurut Kotler (2003: 418-419) dapat dibedakan menjadi enam tingkatan

pengertian, yaitu :

- Atribut

Brand akan mengingatkan orang pada atribut-atribut tertentu. - Manfaat

Suatu brand lebih dari serangkai atribut. Pelanggan tidak membeli atribut tetapi membeli manfaat dan atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional.

- Nilai

Brand mencerminkan sesuatu mengenai nilai-nilai pembeli. Produsen harus mengenali secara spesifik kelompok pembeli dengan nilainya sesuai dengan manfaat yang diberikan brand tersebut.

- Budaya

Brand mewakili budaya tertentu. - Kepribadian

Brand akan menarik bagi orang yang memiliki kesesuaian antara gambar dirinya dengan brand image.

- Pemakai

Brand juga menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut.

(32)

13

13 pemilihan suatu produk / layanan di benak konsumen. Merek (brand) akan

bernilai jika konsumen mempunyai pengalaman positif terhadapnya.

Sedangkan menurut Simamora (2001: 149) Merek adalah nama, tanda, istilah, simbol, desain atau kombinasinya yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan mendiferensiasi (membedakan) barang atau layanan suatu penjual dari barang atau layanan penjual lain.

2.4 Tentang Kesadaran Merek (Brand Awareness)

Brand Awareness adalah sebuah tujuan umum komunikasi untuk semua strategi promosi Peter and Olson (2000: 190). Dengan menciptakan brand awareness, pemasar berharap bahwa kapanpun kebutuhan kategori muncul, brand tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan. Menurut Rochaety (2005: 35) Brand awareness merupakan kemampuan seseorang pelanggan untuk mengingat suatu merek tertentu atau iklan tertentu secara spontan atau setelah dirancang dengan kata-kata kunci. Kesadaran ini digunakan sebagai salah satu indikator efektivitas pemasaran.

(33)

14

14 Gambar 2.1 Piramida Brand Awareness Aaker

1. Unaware of a brand (tidak menyadari merek)

Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.

2. Brand recognition (pengenalan merek)

Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat seorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian.

3. Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek)

Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk. Hal ini

diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan. 4. Top of mind (puncak pikiran)

(34)

15

15 disebutkan pertama kali merupakan puncak pikiran. Dengan kata lain merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam benak konsumen.

Upaya meraih kesadaran merek, baik dalam tingkat pengenalan maupun pengingatan kembali, melibatkan dua kegiatan, yaitu: berusaha memperoleh identitas merek dan berusaha mengaitkannya dengan kelas produk tertentu.

2.5 Kajian Tentang Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian menurut Kotler (2005: 204) merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Kotler (2003) memaparkan tahap-tahap proses

pembelian yang akan dilewati konsumen dalam pembelian pada model berikut :

Gambar 2.2 Model Tahap Proses Pembelian Philip Kotler

- Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai saat konsumen mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Kebutuhan dapat dipengaruhi oleh rangsangan internal maupun eksternal.

- Pencarian Informasi

Pada tahap berikutnya konsumen akan berusaha mencari dan mengumpulkan berbagai informasi mengenai produk dan juga merek yang akan dibelinya. Informasi ini dapat diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya :

(35)

16

16 - Sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan)

- Sumber komersial (iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan) - Sumber publik (media massa, organisasi konsumen pemeringkat) - Sumber pengalaman (penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk)

- Penilaian Alternatif

Setelah konsumen mempunyai informasi mengenai produk dan merek yang akan dibelinya maka konsumen membedakan kelebihan dan kekurangan antara merek yang satu dengan merek yang lainnya

- Keputusan Pembelian

Pada tahap ini konsumen sudah mengambil keputusan untuk membeli sebuah merek tertentu dalam memenuhi kebutuhannya.

- Perilaku Setelah Pembelian

Setelah konsumen memutuskan untuk membeli dan mengonsumsi sebuah merek tertentu, selanjutnya konsumen akan melakukan evaluasi yang berhubungan dengan kepuasan yang didapatkannya dan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.

2.6 Pengaruh Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian

(36)

17

17 Aaker (1996: 90) berpendapat Kesadaran merek adalah kemampuan seorang pelanggan untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Tingkatan kesadaran merek secara berurutan sebagai berikut :

- Unaware of a brand (tidak menyadari merek)

Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.

- Brand recognition (pengenalan merek)

Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat seorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian.

- Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek)

Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk. Hal ini diistilahkan

dengan pengingatan kembali tanpa bantuan.

- Top of mind (puncak pikiran)

Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan ia dapat menyebutkan satu nama merek, maka merek yang paling banyak

(37)

18

18 Keputusan pembelian menurut Kotler (2005: 204) merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Perusahaan dituntut harus mampu menanamkan sebuah kesadaran merek kepada konsumen ataupun konsumen potensial, karena

kesadaran merek yang tinggi dapat mempengaruhi pilihan konsumen dalam memutuskan suatu pembelian pada kategori produk tertentu.

Penelitian terdahulu yang mendukung teori Kesadaran Merek pada penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Goi Chai Lee dan Fayrene Chieng Yew Leh dengan judul ”Dimension of Customer-Based Brand Equity: A Study on

Malaysian Brand”. Kesimpulan dalam penelitian tersebut adalah 4 dimensi dari ekuitas merek yaitu presepsi kualitas, asosiasi merek loyalitas merek dan

kesadaran merek memiliki nilai factor loading yang baik dan menyatakan bahwa bahwa ekuitas merek yang baik dalam sudut pandang konsumen berfungsi sebagai sebuah pedoman untuk mengarahkan sebuah pengambilan keputusan.

2.7Kerangka Pemikiran

Aaker (1996: 90) berpendapat Kesadaran merek adalah kemampuan seorang pelanggan untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Tingkatan kesadaran merek secara berurutan sebagai berikut :

- Unaware of a brand (tidak menyadari merek)

(38)

19

19 - Brand recognition (pengenalan merek)

Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat seorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian.

- Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek)

Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk. Hal ini diistilahkan

dengan pengingatan kembali tanpa bantuan.

- Top of mind (puncak pikiran)

Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan ia dapat menyebutkan satu nama merek, maka merek yang paling banyak

disebutkan pertama kali merupakan puncak pikiran. Dengan kata lain merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam benak konsumen.

Keputusan pembelian menurut Kotler (2005: 204) merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.

(39)

20

20 Kerangka pemikiran digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.3 : Kerangka Pemikiran

2.8 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2012:221) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan, maka penulis membuat hipotesis atau dugaan sementara penelitian sebagai berikut: “Kesadaran merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada produk mi instan Indomie di Bandar Lampung”

Brand Recall (X3)

Keputusan Pembelian (Y) Unaware Of Brand(X1)

Brand Recognition(X2)

(40)

21

21 2.9 Kajian Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Kajian Penelitian Terdahulu

No. Judul

Data Peneliti

Tujuan Penelitian Alat

Analisis Hasil Penelitian

Nama Tahun

2011 Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model validitas dan reliabilitas pada merek-merek di Malaysia

Regresi Linier Berganda

Pemasar harus memandang luas kegiatan

pemasaran terutama pada merek dan

mengenali berbagai efek dari Brand

Knowledge, serta bagaimana perubahan merek pengetahuan mempengaruhi hasil yang lebih tradisional. Pasar harus menyadari bahwa keberhasilan jangka panjang dari semua program pemasaran masa depan untuk merek adalah sangat dipengaruhi oleh pengetahuan tentang merek. untuk mengusulkan dan menguji empat jenis keterlibatan:

(a)keterlibatan produk; (b)keputusan pembelian keterlibatan;

(c)keterlibatan iklan dan (d) keterlibatan

didasarkan pada penelitian terdahulu

(41)

22

22 Tabel 2.1. Kajian Penelitian Terdahulu (Lanjutan)

No. Judul Data Peneliti Tujuan Penelitian Alat

Analisis Hasil Penelitian

Nama Tahun Terbit

3. The Effect Of

penelitian ini adalah untuk menyelidiki

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

karena kesadaran merek dari 51,9% (satu atau lebih merek terkenal), merek cluster kesehatan relatif lemah berlabuh di benak pengguna dan bahwa tidak ada merek menikmati brand awareness intensif. Namun, di samping faktor-faktor lain, di atas semua jenis kelamin, brand awareness

merek kerjasama kesehatan memiliki

(42)

23

23 Tabel 2.1. Kajian Penelitian Terdahulu (Lanjutan)

No. Judul Data Peneliti Tujuan Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian

Nama Tahun Terbit 4. Brand Awareness

and Customer Preferences for FMCG Products in Rural Market : An Empirical

Study on the Rural Market of Garhwal adalah untuk menguji brand

awareness di daerah

pedesaan dan mempelajari

kepentingan konsumen

dalam produk bermerek Fast Moving Consumer Goods (FMCG).

Persamaan Regresi Linier

Sebagian besar penduduk di daerah pedesaan yang masih buta

huruf maupun normal lebih

memilih produk yang bermerek dengan alasan kualitas yang lebih terjamin dibandingkan dengan produk yang tidak bermerek.

5. Brand Awareness Effects on

konsumen dan pembelian ulang.

Analisis Regresi

Kesadaran merek berfungsi

(43)

24

III. METODE PENELITIAN

3.1Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah kausal yaitu untuk mengidentifikasi hubungan sebab dan akibat antar variabel kemudian dikembangkan suatu bentuk model penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis penelitian yang telah ditentukan.

3.2Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Bandar Lampung secara acak.

3.3Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.3.1 Data Primer

Menurut Sarwono (2006:129) data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai saran mendapatkan informasi ataupun data.

(44)

25

merek (Brand Recall), puncak pikiran (Top Of Mind), serta variabel keputusan pembelian.

3.3.2 Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui pihak lain, atau laporan historis yang telah disusun dalam arsip yang dipublikasikan atau tidak dalam bentuk sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain (Santoso, dan Tjiptono, 2001: 137).

3.4Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Menurut Sukmadinata (2011:250) mengemukakan bahwa populasi adalah

(45)

26

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Kota Bandar Lampung Dirinci Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin 2008 – 2012

No. Kelompok Umur (Tahun)

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Jumlah (Jiwa) Laki-Laki Perempuan

1. 20 – 24 47.568 46.789 94.357

288.216 280.402 568.618

Sumber: Kota Bandar Lampung Dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung.

Tabel 3.1 menjelaskan bahwa populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan warga Bandar Lampung yang berusia di atas 20 tahun, mencakup 288.216 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 280.402 berjenis kelamin perempuan. Total dari populasi tersebut adalah sebanyak 568.618 jiwa.

3.4.2 Sampel

(46)

27

Teknik sampling Proporsional digunakan apabila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional, Sugiyono (2009: 67).

Tabel 3.2 Penentuan Jumlah Sampel

No. Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa)

1. 20 – 24 94.357

Sumber: Kota Bandar Lampung Dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung.

(47)

28

Sehingga dari keseluruhan sampel kelas tersebut adalah 17+15+14+12+11+9+8+5+4+5= 100 sampel.

3.5Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.5.1 Studi Kepustakaan (Library research)

Studi kepustakaan merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data, mencatat, mempelajari text book dan buku–buku atau referensi, seperti jurnal, media cetak lainnya di perpustakaan dan Badan Pusat Statistik, internet berkaitan dengan masalah yang dihadapi. Studi kepustakaan berfungsi untuk mendapatkan informasi bersifat teoritis yang akan diteliti sehingga penelitian memiliki landasan yang kuat sebagai suatu hasil ilmiah.

3.5.2 Studi Lapangan (Field Research)

Studi lapangan adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan data secara langsung pada konsumen atau penonton program televisi yang menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data primer. Tujuannya untuk memperoleh data secara langsung baik dari perusahaan maupun responden yang menjadi objek penelitian. Cara memperoleh data ini adalah:

- Wawancara

(48)

29

kesempatan lain. Pada penelitian ini, wawancara langsung akan dilakukan kepada siapa pun yang ditemui disekitan wilayah Bandar Lampung yang pernah

mengkonsumsi produk Indomie.

- Kuesioner

Salah satu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Di mana responden merupakan seseorang yang secara acak ditemui di sekitaran wilayah Bandar Lampung yang pernah

mengkonsumsi produk Indomie, serta bersedia menjadi responden.

3.6Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.6.1 Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu : 1. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah kesadaran merek yang dilambangkan dengan X. Indikator variabel independen dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian Goi Chai Lee dan Fayrene Chieng Yew Leh (2011) yang berjudul Dimensions of Customer-Based Brand Equity: A Study on Malaysian Brands.

2. Variabel Dependen

(49)

30

dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian A. O’Cass (2000) yang berjudul An Assessment of Consumers Product, Purchase Decision, Advertising and

Consumption Involvement in Fashion Clothing.

3.6.2 Definisi Operasional

Tabel 3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel Sumber Penelitian Indikator Skala

Brand Awareness (X)

Menurut Goi Chai Lee dan Fayrene Chieng Yew Leh, pada jurnal penelitiannya yang berjudul Dimension of Customer-Based Brand

perceptions, which lead to different brand

choice and even loyalty

Unaware of Brand - Saya tidak sulit

mengimajinasikan merek mi instan Indomie dalam pikiran saya

- Saya menyadari merek mi instan Indomie dalam pikiran saya

Brand Recognition

- Saya mampu mengenali

merek ini diantara merek-merek mi instan yang lain

- Saya mampu membedakan

merek mi instan Indomie diantara merek-merek mi instan yang lain

Brand Recall

- Indomie adalah satu-satunya merek yang saya ingat ketika saya memutuskan pembelian produk mi instan - Saya mengingat merek mi

instan Indomie ketika melakukan keputusan pembelian mi instan

Top of Mind

- Merek Indomie muncul

pertama kali dipikiran saya ketika saya memutuskan pembelian produk mi instan

- Saya langsung menyebutkan

merek Indomie ketika membeli mi instan, tanpa memperhatikan merek lain

(50)

31

Tabel 3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional (Lanjutan)

Variabel Sumber Penelitian Indikator Skala

Keputusan Pembelian(Y)

Keputusan pembelian diambil dari A.O’Cass pada jurnal penelitiannya penting bagi saya - Saya menempatkan nilai

yang besar dalam membuat keputusan yang tepat ketika saya melakukan keputusan pembelian Indomie - Saya berpikir banyak

tentang pilihan saya ketika melakukan keputusan pembelian mi instan merek Indomie

- Pengambilan keputusan

sangat berarti bagi saya

Ordinal

3.7Pengukuran Instrument Penelitian

(51)

32

Tabel 3.4 Skor Skala Likert

Bobot Jawaban

5 Sangat Setuju (SS)

4 Setuju (S)

3 Cukup Setuju (CS)

2 Tidak Setuju (TS)

1 Sangat Tidak Setuju (STS)

Instrumen penelitian (kuisioner) yang baik harus memenuhi persyaratan yaitu valid dan reliabel. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner perlu dilakukan pengujian atas kuisioner dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Karena validitas dan reliabilitas ini bertujuan untuk menguji apakah kuesioner yang disebarkan untuk mendapatkan data penelitian adalah valid dan reliabel, maka untuk itu, penulis juga akan melakukan kedua uji ini terhadap instrumen penelitian (kuesioner) .

3.8Uji Validitas dan Reliabilitas

3.8.1 Uji Validitas

(52)

33

Tabel 3.4 Batasan Skor Muatan untuk Analisis Faktor

Skor Muatan Validitas Konstruk

≤ 0,45 Rendah

> 0,45 Cukup

> 0,55 Baik

> 0,63 Sangat Baik

> 0,71 Memuaskan

Sumber : Jogiyanto “Pedoman Survein Kuesioner” (2013)

Pengujian validitas menggunakan alat ukur berupa program komputer yaitu SPSS 20 for Windows, dan jika suatu alat ukur mempunyai korelasi yang signifikan antara skor item terhadap skor totalnya maka dikatakan alat skor tersebut adalah valid (Ghozali, 2005: 87).

3.8.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indicator dari variabel. Suatu konstruktur atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai alpha cronbach ≥ 0,50 (Sugiyono, 2009: 348-354), sebagai berikut:

Dimana:

R11 = reliabilitas instrument k = banyaknya butir pertanyaan

= jumlah varians butir = varians total

3.9 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.

(53)

34

3.9.1 Analisis Kuantitatif

Analisis kuantiatif adalah analisis yang digunakan terhadap data yang berwujud angka–angka dan cara pembahasannya dengan uji statistik. Penggunaan Skala Likert dengan alternatif skor nilai 1-5 seperti pada Tabel 3.2 adalah untuk

mengukur sikap dan pendapat responden. Pendapat yang paling positif di beri skor 5 (maksimum), dan pendapat yang paling negative diberi angka 1 (minimum) dengan pertimbangan agae responden lebih mudah dalam menentukan pilihan jawaban, karena peneliti meyakini bahwa responden telah familiar dengan angka tersebut.

Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda dengan bantuan SPSS 20 for windows. (Ferdinand, Agusty, 2002:155)

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + ε Keterangan :

Y = Keputusan Pembelian a = Konstanta

b = Koefisien regresi X 1 = Unaware of Brand

X2 = Brand Recognition X3 = Brand Recall X4 = Top Of Mind ε = Standard Error

(54)

35

3.9.2 Analisis Kualitatif

Analisis data kualitatif adalah analisis data yang menggunakan data tidak berbentuk angka-angka yang biasanya data verbal yang diperoleh dari

pengamatan dan wawancara (Nurgiyantoro dkk, 2004:27). Dalam penelitian ini analisis kualitatif tersebut adalah hasil pernyataan responden dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju yang tertuang pada kuesioner, kemudian jawaban dengan skor terbanyak dan tersedikit yang disimpulkan.

Rumus Interval:

= –

=

=

80

Dengan hasil perhitungan interva kelas sebesar 80, maka dapat dibuat rentang skor dari jawaban 100 reponden seperti pada Tabel 3.3 sebagai berikut:

Tabel 3.5 Rentang Skor Variabel Kesadaran Merek

No Rentang Skor Tingkat Kesadaran

1. Sangat Tidak Baik

2. Tidak Baik

3. Cukup Baik

4. Baik

5. Sangat Baik

(55)

36

3.10 Pengujian Hipotesis

- Uji t

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Pengujian ini dilakukan dengan uji-t pada tingkat keyakinan 95% dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Apabila p-value > 0,05, maka Ha ditolak

Artinya secara individual variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

2. Apabila p-value ≤ 0,05, maka Ha diterima

(56)

60

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis, maka disimpulkan bahwa Kesadaran Merek Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Mi Instan Indomie di Bandar Lampung. Kesimpulan tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini didasarkan pada:

1. Analisis regresi linear berganda yang dilakukan telah menunjukkan nilai koefesien determinasi (R2) untuk keputusan pembelian adalah 0,781. Hal ini berarti sebesar 78,1% perubahan variabel keputusan pembelian dapat

dijelaskan oleh perubahan variabel Unaware of Brand ,Brand Recognition , Brand Recall, dan Top of Mind secara bersama-sama. Sedangkan sisanya sebesar 21,99% dijelaskan dengan variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.

(57)

61

- Variabel Top of Mind merupakan variabel yang paling mempengaruhi keputusan pembelian pada produk mi instan Indomie di Bandar Lampung dengan besar pengaruhnya senilai 0,284 atau sebesar 28,4%.

- Variabel Unaware of Brand merupakan variable kedua yang

mempengaruhi keputusan pembelian pada produk mi instan Indomie di Bandar Lampung dengan besar pengaruhnya senilai 0,265 atau sebesar 26,5%.

- Variabel Brand Recognition berpengaruh positif dan signifikan dengan nilai koefesien regresi sebesar 0,231 atau sebesar 23,1%

- Variabel Brand Recall memiliki pengaruh yang positif dan signifikan dengan nilai koefesien regresi sebesar 0,192 atau sebesar 19,2%.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan sebagai bahan kontribusi terhadap kesadaran merek pada produk mi instan Indomie Bandar Lampung. Saran yang dapat diberikan antara lain:

(58)

62

mereknya dapat terus tertanam dalam benak konsumen dan menjadi pilihan konsumen. Indomie perlu terus menambah intensitas promosi periklanan seperti iklan televisi yang sudah semakin berkurang dan mengembangkan varian rasa baru seperti rasa tomat, rasa pedas, rasa seafood dan lain-lain agar kesan iklan dan varian rasa yang khas tersebut dapat tertanam dibenak

konsumen sehingga berdampak positif pada keputusan pembelian.

(59)

29

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David. 1996. Building Strong Brand. The Free Press. New York. Anonim. 2014. Top Brand Indeks Mi Instan. www.topbrand-award.com.

Diakses tanggal 14 Juni 2014.

Basu, Swasta. 1993. Manajemen Penjualan, Edisi Ketiga. BPFE. Yogyakarta.

Bertsch, Gerhard., Ostermann, Herwig. 2011. The Effect Of Wellness Brand Awareness On Expected And Perceived Service Quality. Tourismos : An International Multidisciplinary Journal of Tourism. Vol. 6, Number 2.

Bilson, Simamora. 2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel. Edisi pertama. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Boyd, et. al. 2000. Manajemen Pemasaran; Suatu Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global. Erlangga. Jakarta.

Ferdinand, Augusty. 2002. Structural Education Modeling dalam Penelitian Manajemen. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi analisis Multivatiate dengan program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Howard, Jhon A., Shay, Robert P dan Green, Christopher A. 1988. Measuring The Effect of Marketing Information on Buying Intentions. Journal of Servise Marketing Vol. 2 No. 4 Fall. P : 27-36.

(60)

Jogiyanto, H.M. 2013. Pedoman Survei Kuesioner: Mengembangkan Kuesioner, Mengatasi Bias dan Meningkatkan Respon Cetakan Kedua. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Graha Ilmu Yogyakarta.

Kotler, Philip. 1998. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian (Alih bahasa : Hendro Teguh, dan Ronny A. Rusli) Jilid 2. Prenhalindo. Jakarta.

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Prenhalindo. Jakarta.

___________. 2001. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol. PT. Prehallindo. Jakarta.

___________.2003. Manajemen Pemasaran. edisi kesebelas. Indeks kelompok Gramedia. Jakarta.

Kotler, Armstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran 2 : Edisi Keduabelas. Erlangga. Jakarta.

Kotler, P., Keller, K.L. 2009. Manajemen Pemasaran. PT. Indeks. Jakarta. __________________. 2006. Marketing Management. Twelfth Edition Pearson. Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Riset Bisnis & Ekonomi. Erlangga.

Jakarta.

Kurniawati, Dyah. 2009. Studi Tentang Sikap Terhadap Merek dan Implikasinya Pada Minat Beli Ulang (Kasus pada produk mi instan instan Indomie di Kota Semarang. Universitas Diponegoro. Semarang.

Lee, Goi Chai., Yew Leh, Fayrene Chen. 2011. Dimensions of Customer-Based Brand Equity: A Study on Malaysian Brands. Journal of Marketing Research and Case Studies. Vol. 2011.

Lin, Nan-Hong., Bih-Shya Lin. 2007. The Effect of Brand Image and Product Knowlegde on Purchase Intention Moderated by Price Discount. Journal of International Management Studies Vol. August.

Malhotra, N.K. 2004. Marketing Research – An Applied Orientation. . Pearson Education, Inc. New Jersey.

(61)

Mcdonald, Emma K., Sharp, Byron M. 2000. Brand Awareness Effects on Consumer Decision Making for a Common, Repeat Purchase Product: A Replication. Journal of Business Research. New York.

Mowen, J.C., Minor, M. 2001.5th Edition. Perilaku Konsumen: diterjemahkan oleh Lina Salim. Erlangga. Jakarta.

Nugroho, Agung. 2005. Strategi Jitu memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Andi. Yogyakarta.

Nurgiyantoro, dkk. 2004. Statistik Terapan. Gajah Mada University Press.Yogyakarta.

O’Cass, A. 2000. An assessment of consumers product, purchase decision,

advertising and consumption involvement in fashion clothing. Journal of Economic Phsycology 21. GriffithUniversity.

Rangkuti, Freddy. 2004. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Rochaety, Eti. 2005. Sistem Informasi Management Pendidikan. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Rochaety, Eti., Tresnati, Ratih., Madjid, Latief Abdul. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis. Mitra Wahana Media. Jakarta.

Santoso. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatf dan Kualitatif. Prestasi Pustaka. Jakarta.

Santoso, Singgih., Tjiptono, Fandy. 2001. Riset Pemasaran: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.

Singarimbun, dkk. 1995. Metode Penelitian Survey. LP3S. Jakarta.

Soehadi, Agus W. 2005. Effective Branding : konsep dan aplikasi pengembangan merek yang sehat dan kuat. Quantum Bisnis dan management. Bandung. Soeratno., Arsyad, L. 2003. Metode Penelitian : Untuk Ekonomi dan Bisnis. Unit Penerbit

dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Yogyakarta.

Solomon, Michael,R. 2000. Consumer Behaviour : Buying, Having, and Being. 5’th edition.Prentice Hall, New Jersey.

(62)

Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta. Bandung.

________. 2004. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta. Bandung

________. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,), hlm.82.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Peter, J.Paul., Jery, C.Olson. 2000. Consumer Behaviour, Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran: alih bahasa Damos Sihombing. Erlangga. Jakarta.

Widayat. 2004. Metode Penelitian Pemasaran. UMMPress. Malang.

Yaseen, Nazia., Tahira, Mariam., Gulzar, Amir., Anwar, Ayesha. 2011. Impact of Brand Awareness, Perceived Quality and Customer Loyalty on Brand Profitability and Purchase Intention: A Resellers’ View. Interdiciplinary Journal of Contemporary Research Business. Vol. 3, No. 8.

Gambar

Tabel
Tabel 1.1 Pangsa Pasar Produk Mi Instan Tahun 2009-2014
Tabel 1.2  Top Brand Produk Mi Instan Tahun 2012-2014
Tabel 1.3 menunjukkan terjadinya fluktuasi volume penjualan Indomie di Bandar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berikan tanda silang (x) pada satu kotak pilihan anda untuk setiap nomor pertanyaan apabila tindakan tersebut sesuai dengan opini anda tentang Program Acara Motivasi Mario

Pihak lain yang bukan Direksi atau yang namanya tidak disebutkan dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar yang dapat mewakili Direksi ataupihak yang sah berdasarkan

Meskipun penelitian ini telah dibuat dengan sebaik-baiknya, namun masih terdapat beberapa keterbatasan, antara lain variabel yang digunakan tidak menggu- nakan variabel

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Pengaruh Kualitas Pelayanan ( Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance dan Emphaty ) terhadap Kepatuhan Wajib

adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan Barang Kena Pajak, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai

Tujuan penelitian adalah mengetahui tingkat pengetahuan lansia tentang penyakit hipertensi sebelum dan sesudah penyuluhan di posyandu lansia Permadi kelurahan Tlogomas Kecamatan

Sugiono (2009:124) mengatakan “Sampling jenuh adalah tehnik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.” Dari kedua belas atlet tersebut

Suatu analisa yang menggunakan lebih dari satu kasus yang dapat dilakukan secara statistik maupun secara kualitatif, akan tetapi tidak semua analisa statistik dan analisa