• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Atas Prosedur Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai Pada Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Atas Prosedur Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai Pada Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Kerja Praktek

Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam mewujudkan keberhasilan dalam suatu rencana kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya suatu peningkatan dari sumber daya manusia itu sendiri melalui pendidikan keilmuan yang memadai sehingga dapat bersaing secara kompetitif baik di sektor swasta maupun di sektor pemerintahan. Untuk dapat bersaing secara kompetitif perlu adanya suatu tambahan pengetahuan yang berorientasi pada pemahaman terhadap dunia kerja yang pada gilirannya dapat menjadi nilai tambah untuk dapat bersaing dalam mendapat suatu pekerjaan yang diinginkan.

Peningkatan dan penataan sumberdaya manusia tidak hanya harus dilakukan oleh dunia usaha saja namun sektor publik pun harus segera melakukan perubahan-perubahan yang sangat mendasar dalam berbagai sudut terutama peningkatan terhadap kualitas sumberdaya manusia yang menjadi modal utama dalam mencapai suatu produktivitas kerja.

(2)

manajemen otonomi daerah suatu yang harus diprioritaskan, karena reformasi dibidang administrasi pemerintahan mengharapkan hadirnya pemerintahan yang berkualitas, lebih mampu mengemban fungsi-fungsi pelayanan publik, pemberdayaan masyarakat, dan pembangunan sosial ekonomi. Suatu kebijakan publik tidak hanya berkaitan satu disiplin ilmu saja, akan tetapi berkaitan dengan berbagai disiplin ilmu.

Untuk mendapatkan sumberdaya yang berkualitas, bukan hanya pengetahuan dan keilmuannya saja yang harus ditingkatkan namun reward

dan punishment para pegawai pun harus mendapat perhatian dari para

pengambil kebijakan atau pimpinan perusahaan disetiap instansi baik swasta maupun pemerintah. Perhatian terhadap kesejahteraan para pegawai merupakan suatu motivasi atau dorongan agar para pegawai dapat lebih meningkatkan produktivitas kerja yang pada akhirnya dapat menguntungkan institusi dimana pegawai itu bekerja.

Berdasarkan tinjauan diatas penulis berkesempatan untuk lebih dekat mengenal dunia kerja dengan melakukan kerja praktek pada instansi pemerintah dengan harapan dapat menambah wawasan dan pola pikir serta peran pegawai dalam kontribusinya terhadap suatu tuntutan pekerjaan.

Dalam hal ini penulis membuat suatu perhatian terhadap kesejahteraan pegawai kaitannya dengan produktivitas kerja di Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung.

(3)

Negeri Nomor 13 Tahun 2006, tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Pemerintah Daerah dapat memberikan tambahan penghasilan.

Berdasarkan Peraturan Bupati Bandung Nomor 21 Tahun 2009 tentang Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung, dalam rangka meningkatkan kinerja, kedisiplinan dan motivasi kerja bagi pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung, perlu diberikan tambahan penghasilan untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai.

Tambahan Penghasilan Pegawai adalah tambahan penghasilan bagi pegawai negri sipil yang diberikan di luar gaji berdasarkan kriteria kedisiplinan dan beban kerja pegawai.

Besaran pemberian tambahan penghasilan pegawai diberikan dengan prosedur bahwa pegawai dapat menerima sesuai dengan standar yang tercantum dalam Peraturan Bupati. Setiap pegawai bisa berbeda dalam menerima besaran tambahan penghasilan pegawai tersebut, hal ini tergantung kepada penilaian atasan langsung dari pegawai yang bersangkutan baik mengenai kedisiplinan maupun beban kerja pegawai, dan semua penilaian pegawai berdasarkan rentang kendali (Spen of control).

(4)

1.2Tujuan Kerja Praktek

Adapun tujuan penulis melakukan kerja praktek adalah sebagai berikut: a. Mengetahui prosedur pemberian tambahan penghasilan pegawai.

b. Mengetahui kebijakan pemerintah dalam memberikan tambahan penghasilan kepada pegawai.

1.3Kegunaan Kerja Praktek :

Adapun Kegunaan dari kerja praktek adalah sebagai berikut: a. Bagi diri sendiri

1. Dengan melakukan pekerjaan praktek ini penulis dapat mengetahui prosedur pemberian tambahan penghasilan bagi pegawai.

2. Sebagai tambahan keilmuan dengan melihat dan merasakan langsung bagaimana prosedur kerja termasuk etika bekerja.

3. Menambah kedewasaan dalam berfikir dan menyelesaikan suatu permasalahan.

4. Menyiapkan diri agar dalam memperoleh pekerjaan dapat berkompetensi dengan baik dan dapat bersaing dengan sehat dalam memperoleh suatu pekerjaan.

5. Dapat memahami arti dari kerjasama yang baik dengan rekan kerja sehingga membuat suasana bekerja yang nyaman.

b. Bagi instansi

(5)

berkontribusi dalam rangka mencapai produktivitas kerja di lingkungan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung.

c. Bagi prodi Akuntansi

Dapat mengetahui prosedur pemberian tambahan penghasilan pegawai di instansi pemerintahan dan kaitannya dengan program studi akuntansi.

1.4Metode Kerja Praktek :

Dalam melakukan penyusunan laporan kerja praktek ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dan tanya jawab dengan pimpinan instansi tempat kerja praktek sebagai berikut :

a. Studi Keputakaan (Library Research)

Yaitu dengan cara mempelajari bahan-bahan bacaan berupa buku-buku, dan bahan bacaan lainnya secara teoritis yang berhubungan dengan masalah yang berkaitan dengan kerja praktek dan fokus terhadap hal yang menjadi perhatian penulis.

b. Studi Lapangan (Field Research) yang dilakkukan dengan cara :

(6)

Kabupaten Bandung dengan maksud untuk mendapatkan keterangan tambahan dari permasalahan yang menjadi perhatian penulis.

1.5Lokasi dan Waktu Kerja Praktek : 1.5.1 Lokasi Kerja Praktek

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung, yang beralamat di Komplek Perkantoran Pemda Kabupaten Bandung, Jl. Raya Soreang, Km. 17 Soreang-Bandung.

1.5.2 Waktu Kerja Praktek

Adapun lamanya kerja praktek dilaksanakan selama 1 bulan dari tanggal 21 Juli 2010 sampai dengan tanggal 21 Agustus 2010. Kerja praktek dimulai dari pukul 08.00 sd. 15.00 setiap harinya, dari Senin sampai Jum’at.

(7)

Tabel 1.1

Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek Tahun 2010

NO Kegiatan Kerja Praktek Bulan

Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des

(8)

8 BAB II

GAMBARAN UMUM INSTANSI

2.1 Sejarah Dinas

Urusan kewenangan pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Bandung sejak dimulainya pemerintahan secara struktur organisasi dan tata kerja diawali di Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Bandung yaitu Urusan Lingkungan Hidup.

Seiring perkembangan pemerintahan pada tahun 1993 dibentuk Bagian Lingkungan Hidup Setda Kabupaten Bandung yang di kepalai Drs. Hendra W. Somantri. Pada tahun 1995 Bagian Lingkungan Hidup diubah menjadi Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (Bapedalda) yang dikepalai oleh Ir.Mulyaningrum.

(9)

Dengan adanya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah, peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan serta Peraturan Pemerintahan Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah pada tahun 2008 di bentuk Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung yang didasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah sampai saat ini. Adapun saai ini Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Kabupaten Bandung dipimpin oleh Ir. Hj. Atih Witartih.

Demikian sekilas tentang sejarah Badan Lingkungan Hidup di Kabupaten Bandung sampai saat ini.

2.2 Struktur Organisasi

(10)
(11)

Berdasarkan Perda Kabupaten Bandung Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bandung, Badan pengendalian Lingkungan Hidup terdiri dari :

1. Kepala badan

2. Sekretariat, membawahi:

a. Sub Bagian Penyusunan Program b. Sub Bagian Umum Kepegawaian c. Sub Bagian Keuangan

3. Bidang Tata Lingkungan, membawahi :

a. Sub Bagian Penerapan Manajemen Lingkungan b. Sub Bidang Analisis Lingkungan

4. Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan, membawahi : a. Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Air dan Udara

b. Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Limbah Padat dan B3

5. Bidang Konservasi dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan, membawahi :

a. Sub Bidang Konservasi Sumber Daya Alam b. Sub Bidang Pengendalian Kerusakan Alam

6. Bidang Penegakan Hukum dan Kemitraan Lingkungan, membawahi : a. Sub Bidang Penegakan Hukum Lingkungan

b. Sub Bidang Kemitraan Lingkungan

(12)

8. Kelompok Jabatan Fungsional

2.3 Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan

Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut :

1. Kepala Badan

Merupakan pimpinan instansi dengan Eselon II/b. 2. Sekretaris

Merupakan pimpinan sekretaris dengan Eselon III/a yang membawahi Kepala Sub Bagian.

Dengan Eselon IV/a. terdiri dari: a. Kepala Sub Penyusunan Program.

b. Kepala Sub Bagian Umum Kepegawaian. c. Kepala Sub Keuangan.

3. Kepala Bidang Tata Lingkungan

Merupakan pimpinan Bidang Tata Lingkungan dengan Eselon IV/a, terdiri dari:

a. Kepala Sub Bidang Penerapan Manajemen Lingkungan. b. Kepala Sub Bagian Analisis Dampak Lingkungan. 4. Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan

(13)

a. Kepala Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Air dan Udara.

b. Kepala Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Limbah Padat dan B3. 5. Kepala Bidang Konservasi dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan

Merupakan pimpinan Bidang Konservasi dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan dengan Eselon III/b yang membawahi para Kepala Sub Bidang dengan Eselon IV/a, terdiri dari :

a. Kepala Sub Bidang Konservasi Sumber Daya Alam. b. Kepala Sub Bidang Pengendalian Kerusakan Lahan.

6. Kepala Bidang Penegakan Hukum dan Kemitraan Lingkungan

Merupakan pimpinan Bidang Penegakan Hukum dan Kemitraan Lingkungan dengan Eselon III/b yang membawahi para Kepala Sub Bidang dengan Eselon IV/a, terdiri dari :

a. Kepala Sub Bidang Penegakan Hukum Lingkungan. b. Kepala Sub Bidang Kemitraan Lingkungan.

7. Kepala UPT Laboratorium Lingkungan

Merupakan pimpinan UPT Laboratorium Lingkungan Eselon IV/a yang membawahi Kepala Sub Bagian Tata Usaha Eselon IV/b.

8. Kelompok Jabatan Fungsional

(14)

2.3.1 Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Perda Kabupaten Bandung Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bandung, Badan Pengendalian Lingkungan Hidup dipimpin oleh kepala badan. Adapun tugas pokok dan fungsinya sebagai berikut :

Kepala Badan

Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan merumuskan serta mempertanggungjawabkan kebijakan teknis penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang pembinaan, pelayanan dan pengelolaan pengendalian hidup.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala badan Pengendalian Lingkungan Hidup mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya.

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugasnya.

c. Pembinaan dan Pelaksanaa tugas sesuai dengan lingkup tugasnya. d. Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh bupati/walikota sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

(15)

1. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasi dan mengendalikan tugas-tugas di bidang pengelolaan pelayanan kesekertariatan yang meliputi pengkoordinasian penyusunan program, pengelolaan umum dan kepegawaian serta pengelolaan keuangan.

Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan program kerja di atas, sekretariat menjalankan fungsi:

a. Penetapan Penyusunan rencana dan program kerja pengelolaan pelayanan kesekretariatan.

b. Penetapan rumusan kebijakan koordinasi penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu.

c. Penetapan rumusan kebijakan pelayanan administratif badan.

d. Penetapan rumusan kebijakan pengelolaan administrasi umum dan kerumahtanggaan.

e. Penetapan rumusan kebijakan pengelolaan kelembagaan dan ketatalaksanaan serta hubungan masyarakat.

f. Penetapan rumusan kebijakan pengelolaan administrasi kepegawaian g. Penetapan rumusan kebijakan administrasi pengelolaan keuangan. h. Penetapan rumusan kebijakan pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan

pelaporan pelaksanaan tugas badan.

i. Penetapan rumusan kebijakan pengkoordinasi publikasi pelaksanaan tugas badan.

(16)

k. Pelaporan pelaksanaan tugas pengelolaan pelayanan kesekretariatan. l. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan

fungsinuya.

m. Penetapan rumusan kebijakan pengkoordinasian penyusunann dan penyampaian bahan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas badan. n. Pelaksanaan koordinasi/kerja sama dan kemitraan dengan unit

kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang pengelolaan pelayanan kesekretariatan.

Sekretariat membawahi :

a. Sub Bagian Penyusunan Program

Mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan tugas pelayanan dan pengkoordinasian penyusunan rencana dan program badan. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana di atas, Sub bagian Penyusunan Program menjalankan fungsi:

a) Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pelayanan dan pengkoordinasi penyusunan rencana dan program badan.

b) Penyususnan rencana operasional dan koordinasi kegiatan dan program kerja badan.

(17)

d) Pelaksanaan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan penunjang pelaksanaan tugas.

e) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

f) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

g) Pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana dan program kerja dengan sub unit kerja lain di lingkungan badan.

b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan administrasi umum dan kerumahtanggaan serta administrasi kepegawaian. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana di atas, Sub bagian Umum dan Kepegawaian menjalankan fungsi:

a) Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pelayanan administrasi umum dan kerumahtanggaan serta administrasu kepegawaian.

b) Pelaksanaan dan pelayanan serta pengelolaan ketatausahaan badan.

(18)

e) Pelaksanaan pengelolaan dan penyiapan bahan pembinaan dokumen dan kearsipan kepada sub unit kerja di lingkungan badan.

f) Peyusunan dan penyiapan pengelolaan dan pengendalian administrasi perjalanan dinas.

g) Pelaksanaan pelayanan keprotokolan dan penyelenggaraan rapat-rapat dinas.

h) Pelaksanaan dan pelayanan hubungan masyarakat.

i) Pelaksanaan pengurusan kerumahtanggaan, keamanan dan ketertiban kantor.

j) Pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan serta pengelolaan lingkungan hidup, gedung kantor, kendaraan dinas dan asset lainnya.

k) Penyusunan dan penyiapan rencana kebutuhan sarana dan prasarana perlengkapan kantor.

l) Penyusunan pengadaan, penyimpangan, pendistribusian dan inventarisasi perlengkapan kantor.

m) Penyusunan bahan penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan pelaksanaan tugas badan.

n) Penyusunan bahan rancangan peraturan perundang-undangan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas badan.

(19)

p) Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan pemeliharan data serta dokumentasi kepegawaian.

q) Penyusunan dan persiapan bahan administrasi kepegawaian yang meliputi kenaikan pangkat, gaji berkala, pensiun dan pemberian penghargaan serta peningkatan kesejahteraan pegawai.

r) Peyusunan dan penyiapan pengurusan administrasi pensiun dan cuti pegawai.

s) Fasilitas pembinaan umum kepegawaian dan pembangunan karir serta disiplin pegawai.

t) Penyusunan dan penyiapan pengurusan administrasi pensiun dan cuti pegawai.

u) Pengkoordinasi penyusunan administrasi DP-3. DUK, sumpah/janji pegawai.

v) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

w) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

(20)

c. Sub Bagian Keuangan

Mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pengelolaan administrasi dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan badan. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana di atas, Sub bagian Keuangan menjalankan fungsi:

a) Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pengelolaan administrasi dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan badan.

b) Pelaksanaan pengumpulan bahan anggaran badan.

c) Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan anggaran pendapatan dan belanja.

d) Pelaksanaan penyusunan dan pengkoordinasian pembuatan daftar gaji serta tunjangan daerah.

e) Perencanaan operasional kegiatan penyusunan rencana dan program administrasi pengelolaan keuangan.

f) Pelaksanaan penatausahaan pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja badan.

g) Pembinaan admnistrasi keuangan dan penyiapan bahan pembinaan administrasi akuntansi anggaran pendapatan san belanja.

(21)

i) Pelaksanaan pengkoordiansi penyusunan rencana dan program kerja pengelolaan keuangan dengan para kepala bidang di lingkungan badan.

j) Pelaksanaan penyusunan rencana penyelesaian fasilitas pendukung pelaksanaan tugas pengelolaan keuangan.

k) Pelaksanaan koordinasi teknis perumusan penyusunan rencana dan dukungan anggaran pelaksanaan tugas badan.

l) Pelaksanaan penyusunan rencana penyediaan fasilitas pendukung pelaksanaan tugas pengelolaan keuangan.

m) Pelaksanaan evaluasi dan pelaoparan pelaksanaan tugas.

n) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

o) Pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan dan sub unit kerja lain di lingkungan badan.

2. Bidang Tata Lingkungan

Bidang tata Lingkungan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasi dan mengendalikan tugas-tugas di bidang pelayanan dan pengelolaan tata lingkungan yang meliputi penerapan manajemen lingkungan dan analisis dampak lingkungan.

(22)

a. Penetapan Penyusunan rencana dan program kerja pelayanan dan pengelolaan tata lingkungan.

b. Penyelenggaraan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan dan pengelolaan tata lingkungan

c. Pengkoordinasian perencanaan tugas di bidang pelayanan dan pengelolaan tata lingkungan

d. Perumusan sasaran pelaksanaan tugas di bidang pelayanan dan pengelolaan tata lingkungan.

e. Pembinaan dan pengarahan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan dan pengelolaan tata lingkungan.

f. Evaluasi pelaksanaan tugas di bidang pelayanan dan pengelolaan tata lingkungan.

g. Pelaporan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan dan pengelolaan tata lingkungan.

h. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya

i. Pelaksanaan koordinasi/kerjasama dan kemitraan dengan unit kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang pelayanan dan pengelolaan tata lingkungan.

Bidang tata lingkungan membawahi :

(23)

Mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan Penerapan Managemen Lingkungan. Dalam malaksanankan tugas pokok sebagaimana di atas, Sub Bagian Penerapan Manajemen Lingkungan menjalankan fungsi:

a) Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pelayanan penerapan manajemen lingkungan.

b) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan penerapan SNI dan standar kompetensi personil di bidang pengelolaan lingkungan hidup.

c) Penyusunan rumusan kebijakan penetapan peraturan daerah di bidang penerapan instrument ekonomi untuk pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.

d) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan penerapan instrument ekonomi dalam pengelolaan sumber daya alam lingkungan untuk daerah yang bersangkutan.

e) Penyusunan rumusan kebijakan penerapan instrument ekonomi dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.

f) Pembinaan dan pengawasan penerapan sistem manajemen lingkungan, ekolabel, produksi bersih dan teknologi berwawasan lingkungan yang mendukung pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.

(24)

h) Pelaksanaan tugas kedinasnan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

i) Pelaksanaan koordinasi penerapan manajemen lingkungan dengan sub unit kerja lain di lingkungan hidup.

b. Sub Bidang Analisis Dampak Lingkungan

Mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan Analisis Dampak Lingkungan. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas sub bidang analisis dampak lingkungan mempunyai fungsi:

a) Penyusunan rencanan dan program kerja operasional kegiatan pelayanan dan pengelolaan analisis dampak lingkungan.

b) Pelaksanaan penilaian AMDAL bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup, sesuai dengan standar, norma dan prosedur yang di tetapkan oleh pemerintah.

c) Pelaksanaan pemberian rekomendasi UKL dan UPL.

d) Pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup bagi jenis usaha dan/atau yang wajib di lengkapi AMDAL.

(25)

kegiatan di luar usaha dan/atau kegiatan yang wajib di lengakapi AMDAL.

f) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

g) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

h) Pelaksanaan koordinasi pelayanan dan pengelolaan analisis dampak lingkungan dengan sub unit kerja lainnya di lingkungan hidup

3. Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan

Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordiasi dan mengendalikan tugas-tugas di bidang pengelolaan pengendalian pencemaran lingkungan yang meliputi pengendalian pencemaran air dan udara serta pengendalian limbah padat dan B3. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan menyelenggarakan fungsi :

a. Penetapan penyusunan rencana dan program kerja pengendalian pencemaran lingkungan.

b. Penyelenggaraan pelaksanaan tugas di bidang pengendalian pencemaran lingkungan.

(26)

d. Perumusan sasaran pelaksanaan tugas di bidang pengendalian pencemaran lingkungan.

e. Pembinaan dan pengarahan pelaksanaan tugas di bidang pengendalian pencemaran lingkungan.

f. Evaluasi pelaksanaan tugas di bidang pengendalian pencemaran lingkungan.

g. Pelaporan pelaksanaan tugas di bidang pengendalian pencemaran lingkungan.

h. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

i. Pelaksanaan koordinasi/kerja sama dan kemitraan dengan unit keja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang pengelolaan pengendalian pencemaran lingkungan.

Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan membawahi :

a. Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Air dan Udara, mempunyai fungsi:

a) Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air dan udara.

b) Pelaksanaan pengelolaan kualitas air.

(27)

e) Pelaksanaan pengendalian pencemaran air pada sumber air. f) Pengawasan terhadap penataan persyaratan yang tercantum

dalam izin pembuangan air limbah ke air atau sumber air. g) Pelaksanaan pengaturan pengelolaan kualitas air dan

pengendalian pencemaran air.

h) Pelaksanaan pemberian perizinan pembuangan air limbah ke air atau sumber air.

i) Pelaksanaan pemberian perizinan pemanfaatan air limbah ke tanah untuk aplikasi pada tanah.

j) Pelaksanaan pemantauan kualitas udara ambien, emisi sumber bergerak dan tidak bergerak.

k) Pelaksanaan penguian emisi gas buang dan kebisingan kendaraan bermotor lama secara berkala.

l) Pelaksanaan koordinasi pemantauan kualitas udara.

m) Pengawasan terhadap penataan penganggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara dari sumber bergerak dan tidak bergerak. n) Pemantauan kualitas udara ambien dan dalam ruangan.

o) Penyusunan rumusan kegiatan pelaksanaan pengendalian dampak perubahan iklim.

p) Penyusunan rumusan penetapan kebijakan perlindungan dampak perubahan iklim.

(28)

r) Pelaksanaan evaluasi dan pelaopran pelaksanaan tugas.

s) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

t) Pelaksanaan koordinasi pengelolaan pengendalian pencemaran air dan uara dengan sub unit kerja lain di lingkungan hidup.

b. Sub Bidang Pengendalian Limbah Padat dan B3, mempunyai tugas: a) Penyususan rencana dan program kerja operasional kegiatan

pengelolaan pengendalian limbah padat dan B3. b) Pengawasan pelaksanaan pengelolaan limbah B3.

c) Pelaksanaan pemberian izin penyimpanan sementara limbah B3 di industri atau usaha suatu kegiatan.

d) Pengawasan pelaksanaan pemulihan akibat pencemaran limbah padat dan B3.

e) Pelaksanaan pemberian izin pengumpulan limbah B3 kecuali minyak pelumas/oil bekas.

f) Pengawasan pelaksanaan pemulihan akibat pencemaran limbah padat dan B3.

g) Pengawasan pelaksanaan sistem tanggap darurat.

(29)

i) Pengawasan penataan pertanggungjawaban usaha/kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran limbah padat dan B3.

j) Pelaksanaan pemberian rekomendasi izin lokasi pengelolaan limbah B3.

k) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dan fungsinya.

l) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sebagai dengan bidang tugas dan fungsinya.

m) Pelaksanaan koordinasi pengelolaan pengendalian limbah padat dan B3 dengan sub unit kerja lain di lingkungan badan.

4. Bidang Konservasi dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan

Bidang Konservasi dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang pengelolaan konservasi dan pengendalian kerusakan lahan.

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana di maksud di atas, Bidang Konservasi dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan menyelenggarakan fungsi :

(30)

b. Penyelenggaraan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan konservasi dan pengendalian kerusakan lingkungan.

c. Pengkoordinasian perencanaan teknis di bidang pengelolaan konservasi dan pengendalian kerusakan lingkungan.

d. Perumusan sasaran pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan konsservasi dan pengendalian kerusakan lingkungan.

e. Pembinaan dan pengarahan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan konservasi dan pengendalian kerusakan lingkungan. f. Evaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan konservasi dan

pengendalian kerusakan lingkungan.

g. Pelaporan pelaksanaan tugas pengelolaan konservasi dan pengendalian kerusakan lingkungan.

h. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

i. Pelaksanaan koordinasi/kerja sama dan kemitraan di bidang pengelolaan konservasi dan pengendalian kerusakan lingkungan.

Bidang Konservasi dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan membawahi :

a. Sub Bidang Konservasi Sumber Daya Alam, mempunyai fungsi: a) Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan

(31)

b) Pelaksanaan koordinasi dalam perencanaan konservasi keanekaragaman hayati.

c) Penyusunan rumusan kebijakan penetapan konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati.

d) Penyusunan rumusan kebijakan penetapan pengendalian kemerosotan keanekaragaman hayati.

e) Pelaksanaan pematauan dan pengawasan pelaksanaan konsevasi keanekaragaman hayati.

f) Pelaksanaan penyelesaian konflik dalam pemanfaatan keanaekaragaman hayati.

g) Pelaksanaan pengembangan manajemen sistem informasi dan pengelolaan database keanekaragaman hayati.

h) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

i) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

j) Pelaksanaan koordinasi pengelolaan konservasi sumber daya alam dengan sub unit kerja lain di lingkungan badan.

b. Sub Bidang Pengendalian Kerusakan Lahan

(32)

a) Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pengelolaan pengendalian keanekaragaman hayati.

b) Penyusunan rumusan kebijakan penetapan kriteria teknis baku kerusakan lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan/atau lahan.

c) Pelaksanaan penanggulangan kebakaran hutan dan/atau lahan. d) Pengawasan atas pengendalian kerusakan dan/atau pencemaran

lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan/atau lahan yang berdampak atau di perkirakan dampak berdampak.

e) Pelaksanaan pengendalian kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan/atau lahan.

f) Penyusunan rumusan kebijakan penetapan kondisi lahan dan/atau tanah untuk kegiatan pertanian, perkebunan dan hutan tanaman berdasarkan kriteria baku kerusakan tanah nasional. g) Penyusunan rumusan kebijakan penetapan kondisi lahan

dan/atau tanah.

h) Pengawasan atas pengendalian kerusakan lahan dan/atau tanah akibat kegiatan yang berdampak atau di perkirakan dapat berdampak.

(33)

j) Pelaksanaan penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan akibat bencana.

k) Penyusunan rumusan kebijakan penetapan kawasan yang beresiko rawan bencana.

l) Penyusunan rumusan kebijakan penetapan kawasan yang beresiko menimbulkan bencana lingkungan.

m) Pengawasan penataan instrument pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan.

n) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

o) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

p) Pelaksanaan koordinasi pengelolaan pengendalian kerusakan lahan dengan sub unit kerja lain di lingkungan hidup.

5. Bidang Penegakan Hukum dan Kemitraan Lingkungan

(34)

a. Penetapan penyusunan rencana dan program kerja pengelolaan dan pengendalian penegakan hokum dan kemitraan hukum lingkungan. b. Penyelenggaraan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan dan

pengendalian penegakan dan kemitraan hukum lingkungan.

c. Pengkoordinasian perencanaan teknis di bidang pengelolaan dan pengendalian pengakan dan kemitraan hukum lingkungan.

d. Perumusan sasaran pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan dan pengendalian penegakan dan kemitraan hukum lingkungan.

e. Pembinaan dan pengarahan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan dan pengendalian penegakan dan kemitraan hukum lingkungan.

f. Evaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan dan pengendalian penegakan dan kemitraan hukum lingkungan.

g. Pelaporan pelaksanaan tugas pengelolaan dan pengendalian penegakan dan kemitraan hukum lingkungan.

h. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

i. Pelaksanaan koordinasi/kerja sama dan kemitraan dengan unit kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang pengelolaan dan pengendalian penegakan dan kemitraan hukum lingkungan.

(35)

a) Penyusunan rencana dan program kerja opersaional kegiatan pengembangan dan pengendalian penegakan hukum lingkungan.

b) Pelaksanaan penegakan hukum terhadap peraturan pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan yang di keluarkan oleh daerah atau yang di limpahkan kewenangan oleh pemerintah.

c) Pelaksanaan operasionalisasi penegakan hukum lingkungan. d) Penyusunan rumusan kebijakan penetapan pelaksanaan

pengendalian dampak lingkungan.

e) Penyusunan rumusan kebijakan penetapan perlindungan lingkungan hidup.

f) Pelaksanaan kepengawasan penataan ketentuan-ketentuan dalam perizinan bidang lingkungan hidup.

g) Penyusunan rumusan kebijakan penerapan pelaksanaan pemerintahan atau uang paksa terhadap pelaksanaan penanggulangan pencemaran air pada keadaan darurat dan/atau keadaan yang tidak terduga lainnya.

h) Pelaksanaan evaluasi dan pelaopran pelaksanaan tugas.

(36)

j) Pelaksanaan koordinasi pengembangan dan pengendalian penegakan hukum lingkungan dengan sub unit kerja lain di lingkungan badan.

b. Sub Bagian Kemitraan Hukum, mempunyai fungsi:

a) Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pengembangan kemitraan lingkungan.

b) Pelaksanaan perkembangan pola kerjasama dan kemitraan penataan peraturan di bidang lingkungan.

c) Pelaksanaan koordinasi dengan lembaga penyedia jasa penyelesaian sengketa di luar pengadilan.

d) Pelaksanaan kemitraan penegakan dan penataan hukum di bidang lingkungan hidup.

e) Pelaksanaan penerimaan laporan dan penyelesaian terjadinya pencemaran/kerusakan lingkungan hidup.

f) Pelaksanaan fasilitas penyelesaian sengketa lingkungan di luar pengadilan.

g) Pelaksanaan permasyarakatan ketentuan-ketentuan pengelolaan bidang lingkungan hidup.

h) Pelaksanaan pengembangan ketentuan-ketentuan pengelolaan bidang lingkungan hidup.

(37)

j) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

k) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

l) Pelaksanaan koordinasi pengembangan dan pengendalian penegakan hukum lingkungan dengan sub unit kerja di lingkungan badan.

6. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari: a. PPNS Lingkungan Hidup

b. Pengendali Pencemaran Lingkungan

7. UPT Laboratorium Lingkungan

Mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pengelolaan sebagian fungsi Badan di bidang pengelolaan laboratorium lingkungan. Dalam melaksanakan tugas pokok di atas, UPDT Laboratorium Lingkungan menyelenggarakan fungsi :

a. Penetapan penyusunan rencana dan program kerja pengelolaan laboratorium lingkungan

b. Penyelenggaraan pelaksanaan operasional laboratorium lingkungan.

(38)

d. Penyusunan mekanisme organisasi dan tatalaksana pengelolaan laboratorium lingkungan.

e. Pengelolaan mekanisme organisasi dan tatalaksana pengelolaan laboratorium lingkungan.

f. Perkembangan kemitraan pengelolaan laboratorium lingkungan. g. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan palaksanaan tugas.

h. Pelaksanaan koordinasi pengelolaan laboratorium lingkunga dengan sub unit kerja lain di lingkungan badan.

UPT Laboratorium lingkungan membawahi Sub Bagian Tata Usaha. Sub Bagian tata Usaha mempunyai tugas pokok menyusun dan melaksanakan pengelolaan ketatausahaan UPT di bidang pengelolaan laboratorium lingkungan. Dalam melaksanakan tugas pokok di atas, sub bagian tata usaha menyelenggarakan fungsi:

a) Penyusunan rencana operasional ketatausahaan pengelolaan laboratorium lingkungan.

b) Pelaksanaan pengelolaan urusan umum, kepegawaian, keuangan, sarana dan prasarana UPT.

c) Penyiapan bahan fasilitasi dan dukungan administrasi pengelolaan laboratorium lingkungan.

d) Pemberian dan penyusunan bahan pengelolaan administrasi kepegawaian pengelolaan laboratorium lingkungan.

(39)

f) Pelaksanaan koordinasi ketatausahaan dengan sub unit kerja lain di lingkungan UPT.

2.4 Aspek Kegiatan Dinas

Dalam operasionalnya Badan Pengendalian Lingkungan Hidup dilaksanakan oleh masing-masing bidang dan kesekretariatan yang berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang pengelolaan keuangan, dibagi kedalam beberapa kelompok Program dan kegiatan dengan sumber dana dari APBD Kabupaten Bandung yaitu :

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, terdiri dari : a. Kegiatan penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik. b. Kegiatan jasa kebersihan.

c. Kegiatan penyediaan alat tulis kantor.

d. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan.

e. Kegiatan penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor.

f. Kegiatan penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor. g. Kegiatan penyediaan makanan dan minuman.

(40)

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, terdiri dari ; a. Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor.

b. Kegiatan Pemeliharan rutin/berkala kendaraan dinas operasional.

3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur, terdiri dari ; a. Kegiatan pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu.

4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, terdiri dari ;

a. Kegiatan penyusunan laporan pencapaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD.

b. Kegiatan penyusunan laporan keuangan semesteran.

5. Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, terdiri dari :

a. Kegiatan koordinasi penilaian kota sehat/adipura. b. Kegiatan pemantauan kualitas lingkungan.

c. Kegiatan pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup. d. Kegiatan pengembangan produksi ramah lingkungan.

e. Kegiatan peran serta masyarakat dalam pengendalian lingkungan hidup.

(41)

6. Program Perlindungan dan Konsevasi Sumber daya Alam terdiri dari: a. Kegiatan pengendalian kerusakan hutan dan lahan.

b. Kegiatan peningkatan konservasi daerah tangkapan air dan sumber-sumber air.

7. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya alam dan Lingkungan Hidup terdiri dari :

a. Kegiatan pengembangan data dan informasi lingkungan.

8. Program Peningkatan Pengendalian Polusi, terdiri dari :

(42)

42 BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Kerja praktek yang dilaksanakan oleh penulis objeknya bervariatif, namun dalam pelaksanaan kerja praktek ini penulis tertarik untuk membahas lebih jauh tentang prosedur tambahan penghasilan pegawai dilingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung khususnya di Badan Pengendalian Linkungan Hidup Kabupaten Bandung.

Berdasarkan Peraturan Bupati Bandung Nomor 21 Tahun 2009, tentang Tambahan Pengahasilan Pegawai di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung, dalam rangka meningkatkan kinerja, kedisiplinan dan motivasi kerja bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung, perlu diberikan tambahan penghasilan untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai.

(43)

3.1.1 Pengertian Prosedur

Pengertian prosedur menurut M. Nafarin (2007 : 9) “Prosedur merupakan suatu urutan-urutan seri tugas yang saling behubungan yang

diadakan untuk menjamin pelaksanaan kerja yang seragam.”

Maka dapat disimpulkan yang dimaksud dengan prosedur adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap yang telah ditentukan.

3.1.2 Pengertian Tambahan Penghasilan

Tambahan Penghasilan Pegawai adalah tambahan penghasilan bagi pegawai negri sipil yang diberikan di luar gaji berdasarkan kriteria kedisiplinan dan beban kerja pegawai. Yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja para pegawai dan memberikan motivasi agar pegawai lebih disiplin.

Mangkunegara (2005:9) mengemukakan “Kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang keryawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggungjawab yang diberikan kepadanya”. Untuk menilai kinerja karyawan

(44)

publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur financial dan nonfinansial”. Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendali organisasi, karena pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan reward and punishment system.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian kinerja maka dapat penulis kemukakan, bahwa kinerja merupakan prestasi kerja, pelaksanaan kerja dan kemampuan kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya melalui alat ukur finansial dan nonfinansial dan diperkuat dengan menetapkan reward and punishment.

A.W. Widjaja (2006:113) berpendapat bahwa, “Pegawai adalah

merupakan tenaga kerja manusia jasmaniah maupun rohaniah (mental dan pikiran) yang senantiasa dibutuhkan dan oleh karena itu menjadi salah satu modal pokok dalam usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu

(organisasi)”. Selanjutnya A.W. Widjaja (2006:15) mengatakan bahwa,

“Pegawai adalah orang-orang yang dikerjakan dalam suatu badan tertentu,

(45)

Menurut Moekijat (2010:139), “Disiplin berarti latihan/pendidikan

kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat”. Hal ini menekankan

pada bantuan kepada pegawai untuk mengembangkan sikap yang layak terhadap pekerjaannya dan merupakan cara pengawas dalam memuat peranannya dalam hubungannya dalam disiplin. Disiplin diperlukan pembinaan dari atasan yang baik pada semua tingkat pimpinan. Ahli lain Abdurrahman Fathoni (2006 : 8), “Disiplin merupakan ketaatan, kepatuhan untuk mengikuti aturan, yang menjadi tanggung jawabnya. Disiplin sangat berkaitan dengan kewenangan, karena apabila kewenangan tidak dijalankan dengan semestinya maka disiplin itu akan hilang, dan tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan.”

Abdurrahmat Fathoni (2006 : 80).” Motivasi secara singkat dapat diartikan adalah proses menggerakkan manusia, dalam memberikan motivasi artinya proses untuk menggerakan orang lain agar mau melakukan sesuatu sebagaimana diharapkan oleh penggeraknya atau yang mengarahkannya.”

Dengan demikian pengertian motivasi dapat dikatakan suatu keadaan yang menggerakkan atau mengarahkan seseorang untuk melaksanakan suatu tindakan tertentu.

(46)

Kerja praktek dilaksanakan selama kurang lebih 1 bulan dengan arahan dan bimbingan langsung dari Kepala Sub Bagian Keuangan dan dibantu oleh 6 orang staf yang masing-masing memegang pekerjaan sesuai dengan tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh Kepala Sub Bagian Keuangan. Dalam melaksanakan kerja praktek penulis menerapkan beberapa teknik didalam pelaksanaannya yaitu:

1. Membaca beberapa peraturan atau ketentuan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan pekerjaan.

2. Melihat secara langsung bagaimana prosedur kerja.

3. Melakukan tanya jawab baik dengan staf maupun Kepala Sub Bagian Keuangan, tentang ruang lingkup yang dilaksanakan.

4. Melakukan kerja praktek langsung dengan obyek pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan bimbingan dari staf dan Kepala Sub Bagian Keuangan.

5. Mengumpulkan buku-buku referensi yang berkaitan dengan obyek kerja praktek.

6. Melaksanakan bimbingan dengan dosen pembimbing.

7. Melakukan komunikasi dan tukar pendapat dengan sesama rekan mahasiswa yang malaksanakan kerja praktek.

(47)

3.3.1 Prosedur Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai

1. Pembayaran Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil didasarkan pada penilaian disiplin kerja yang dinilai oleh atasan langsung Pegawai. 2. Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil dibayarkan setiap bulan

paling lambat pada awal bulan berikutnya.

3. Khusus untuk tambahan penghasilan pegawai negeri sipil pada bulan Desember dapat dibayarkan pada bulan Januari tahun berikutnya.

4. Pembayaran Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil hanya dapat diberikan dalam batas pagu anggaran yang tersedia pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA).

5. Apabila Pagu Anggaran untuk Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil tersebut tidak disediakan/ tidak cukup tersedia pada DPA, Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) dapat mengusulkan dalam perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). 6. Usulan pencairan Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil ditujukan

kepada Bupati melalui Sekertaris Daerah yang dilengkapi dengan Daftar Perolehan Nilai yang telah diversifikasi oleh Kepala Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) masing-masing.

(48)

8. Pembayaran Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil dapat dilakukan dengan mekanisme Langsung (LS) kepada Bendahara Pengeluaran SKPD.

9. Permintaan pembayaran Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil dapat diajukan untuk beberapa bulan sekaligus untuk bulan yang telah dilaksanakan.

10.Pembayaran Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil ditujukan ke rekening Bendahara Pengeluaran SKPD secara bruto.

11.Terhadap Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil Golongan III/a ke atas dikenakan PPh21 yang dipotong dan disetorkan oleh Bendahara SKPD dan menunjukan bukti setoran kepada Bendahara Pembantu Pengeluaran Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil pada DPPK. 12.Atas usulan SKPD Bendahara DPPK menerbitkan SPP Tambahan

Penghasilan Pegawai Negeri Sipil selanjutnya diusulkan kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran DPPK untuk penerbitan Surat Perintah Membayar Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil dilengkapi dengan :

a. Daftar Perhitungan Tunjangan Penghasilan Pegawai; b. Surat Pernyataan Tanggung Jawab;

c. PPh Pasal 21;

(49)

13.SPM Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil diajukan ke DPPK selaku BUD untuk diterbitkan Surat Perintah Penyediaan Dana (SP2D), dengan dilampir:

a. Daftar Perhitungan Tunjangan Penghasilan Pegawai; b. Surat Pernyataan Tanggung Jawab;

c. PPh Pasal 21;

d. Membuat kwitansi/Daftar pembayaran yang ditandatangani oleh bendahara SKPD dan diketahui oleh Kepala SKPD serta ditandatangani oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.

Gambar 1.2

Fungsi SKPD dan DPPK dalam Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai

Untuk lebih jelas dapat kita lihat pada Flowchart berikut:

(50)

Gambar 1.3

Prosedur Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai

Bendahara Umum dan

Kepala sub bagian umum dan kepegawaian

Kepala sub bagian keuangan

Kepala SKPD

(51)

3.3.2 Kebijakan Pemerintah dalam Memberikan Tambahan Penghasilan kepada Pegawai.

Kebijakan pemerintah dalam pemberian tambahan penghasilan kepada pegawai memiliki beberapa kriteria, yaitu:

1. Beban Kerja 2. Tempat Bertugas 3. Kondisi Kerja 4. Kelangkaan Profesi 5. Prestasi Kerja

6. Pertimbangan Objektif Lainnya

Besaran Tambahan Penghasilan Pegawai pada Badan Pengendalian Lingkungan Hidup adalah sebagaimana Tabel 1.2:

Tabel 1.2

Perhitungan besaran Tambahan Penghasilan Pegawai

(52)

Besaran pembayaran tambahan penghasilan pegawai ini diberikan baru berdasarkan kepada tingkat kehadiran dengan melampirkan rekapitulasi daftar kehadiran pegawai belum mengacu sepenuhnya kepada ketentuan yang telah ditetapkan dengan kriteria penilaian yaitu:

1. Kehadiran Pada Hari Kerja (40 %) 2. Jam Kerja Efektif (40%)

3. Apel (20%)

(53)

53 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan penulis tentang prosedur pelaksanaan pemberian tambahan penghasilan pegawai, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut:

1. Prosedur Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) dibuat sebagai bahan acuan dan standar harga, volume serta mekanisme bagi SKPD dalam merencanakan anggaran tambahan penghasilan pegawai dan tata cara dalam pencairan anggaran untuk tambahan penghasilan pegawai serta pendistribusiannya kepada masing-masing pegawai.

2. Prosedur Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) bagi Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung khususnya di Badan Pengendalian Lingkungan Hidup masih berdasarkan kepada penilaian kedisiplinan kehadiran masing-masing pegawai belum mengacu kepada penilaian terhadap beban kerja atau kinerja dari masing-masing pegawai, hal ini belum sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 900/Kep.367-Org/2009 yang mengisyaratkan bahwa Tambahan Pengahasilan Pegawai ini diberikan dengan komposisi penilaian 40% untuk disiplin/kehadiran dan 60% untuk penilaian terhadap beban kerja/kinerja pegawai.

(54)

masing-masing pegawai masih dilakukan secara manual atau berdasarkan daftar hadir yang ditandatangani oleh masing-masing pegawai ketika pegawai yang bersangkutan masuk ke tempat kerja.

4.2 Saran

Saran-saran yang penulis ajukan sehubungan dengan prosedur tambahan penghasilan pegawai di Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Prosedur tambahan penghasilan pegawai hendaknya lebih praktis dan tidak berbelit-belit terutama dalam proses pencairan anggaran, sehingga dapat dirasakan oleh para pegawai sebagai tambahan penghasilan diluar gaji/upah yang dapat meningkatkan motivasi dan displin kerja yang pada gilirannya dapat meningkatkan kinerja pegawai itu sendiri.

(55)

HIDUP KABUPATEN BANDUNG

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang Studi Diploma III Program Studi Akuntansi

Oleh:

FANI OKTAVIANI 21308014

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(56)

iii LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR……… i

DAFTAR ISI……….. iii

DAFTAR TABEL……….. v

DAFTAR GAMBAR………. vi

DAFTAR LAMPIRAN……….. vii

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek………... 1

1.2 Tujuan Kerja Praktek……….. 4

1.3 Kegunaan Kerja Praktek………. 4

1.4 Metode Kerja Praktek………. 5

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek……….... 6

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI……….. 8

2.1 Sejarah Dinas……….…. 8

2.2 Struktur Organisasi………. 9

2.3 Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan…….. … 12

2.4 Aspek Kegiatan Dinas....………. …... 39

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK……….. 42

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek………. 42

(57)

iv

3.3 Pembahasan Hasil Kerja Praktek……….. 47

3.3.1 Prosedur Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai……… 47

3.3.2 Kebijakan Pemerintah Kabupaten Bandung dalam Memberikan Tambahan Penghasilan kepada Pegawai……… 50

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN………. 53

4.1 Kesimpulan……… 53

4.2 Saran……….. 54

DAFTAR PUSTAKA……… 55

LAMPIRAN

(58)

v

(59)

vi

Gambar 1.1 Struktur Organisasi BPLH……….... 10 Gambar 1.2 Fungsi SKPD dan DPPK dalam Pemberian Tambahan

(60)

vii

Lampiran 1.1 Surat Permintaan Pembayaran (Surat Pengantar)……… 57

Lampiran 1.2 Surat Permintaan Pembayaran (Ringkasan)………. 58

Lampiran 1.3 Surat Permintaan Pembayaran (Rincian)………. 59

Lampiran 1.4 Surat Perintah Membayar (SPM)………. 60

Lampiran 1.5 Surat Pernyataan Tanggungjawab……… 61

Lampiran 1.6 Daftar Tanda Terima (TPP) Pejabat Struktural…….….. 62

Lampiran 1.7 Daftar Tanda Terima (TPP) Jabatan Umum……… 65

Lampiran 1.8 Daftar Hadir Pegawai………. 69

Lampiran 1.9 Surat Permohonan Kerja Praktek………. 72

Lampiran 1.10 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Kerja Praktek…. 73 Lampiran 1.11 Daftar Kehadiran Kerja Praktek……… 74

Lampiran 1.12 Surat Keterangan Hasil KKP dari Perusahaan………….. 75

(61)

55

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahmat Fathoni. 2006. Manajemen Sumber daya Manusia. Rineka Cipta, Jakarta.

A.W.Widjaja, 2006. Administraasi Kepegawaian. Rajawali: Jakarta.

Hessel Nogi S Tangkilisan. 2007. Manajemen Publik. Grasindo. Jakarta.

Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Andi: Yogyakarta.

Moekijat. 2010. Manajemen Sumber Daya manusia. CV Maju Mundur: Bandung.

M. Nafarin. 2007. Penganggaran Perusahaan. Edisi ketiga. Salemba Empat: Jakarta

Prabu Anwar Mangkunegara. 2005. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Refika Bandung.

Rivai, Veithzal. 2005. Performance Appraisal, Sistem yang tepat untuk menilai

kinerja karyawan dan meningkatkan daya saing perusahaan, Jakarta

Sumber-sumber bacaan lain :

Keputusan Bupati Bandung Nomor 900/Kep.367.Org/2009 Tentang Penetapan Besaran dan Tata Cara/Mekanisme Pencairan Tambahan Penghasilan Bagi Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung.

Republik Indonesia. Undang-Undang Dasar 1945

(62)

. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah.

Internet

http://id.wikipedia.org/wiki/Prosedur / 4 desember 2010 http://www.bandungkab.go.id / 4 desember 2010

http://tutorialkuliah.blogspot.com / 4 desember 2010

(63)

Nama : Fani Oktaviani

Tempat / tgl lahir : Bandung/ 31 Oktober 1990

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 20 tahun

Agama : Islam

Alamat : Komp.Gandasoli Indah Blok E No 22

Pendidikan :

1. 1995 – 1996 : TK Fitriyani

2. 1996 – 2002 : Sekolah Dasar Negeri 2 Cilampeni

3. 2002 – 2005 : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Margahayu 4. 2005 – 2008 : Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Margahayu

Gambar

Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek
Fungsi SKPD dan DPPK dalam Pemberian Tambahan Penghasilan Gambar 1.2
Gambar 1.3 Prosedur Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka memenuhi penerapan fungsi Audit Ekstern sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 48/POJK.03/2017 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank Perkreditan

Hal ini selasar dengan hasil analisis univariat bahwa umur kehamilan dengan klasifikasi resiko rendah lebih besar dari pada umur kehamilan dengan klasifikasi resiko tinggi

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, bersama ini kami mengundang perusahaan Saudara untuk mengikuti Proses Pembuktian Kualifikasi Paket Pembangunan Gedung Balai

Semua guru yang mengajar wajib membuat penilaian kendiri sekurang-kurangnya sekali dari Januari hingga Mac dengan menggunakan Instrumen Standard 4 SKPMg2 (S4g2).

Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah- langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu

Iman dalam Islam bukanlah semata-mata pengetahuan seperti pengetahuan para theologi dan ahli falsafah, bukan pula semata-mata perasaan jiwa yang menerawang seperti perasaan orang

Keuniversalan kebenaran matematika menjadikannya lebih “tinggi” dari produk ilmiah yang mana pun juga; matematika menjadi ratunya ilmu sebab ia lebih penting dari logika

Pada penulisan tugas akhir ini, penulis membuat sistem aplikasi virtual fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sumatera utara berbasis animasi