1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Laporan Kerja Praktek
Pada umumnya, baik itu perusahaan swasta maupun pemerintah
berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh laba, agar kesinambungan
perusahaan terjamin. Laba yang diperoleh merupakan tolak ukur keberhasilan
yang dicapai perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan
suatu manajemen yang mampu bekerja secara efektif dan efisien, sehingga
dapat meningkatkan produktifitas dan pencapaian laba yang optimal.
(Kawang Maeswary : 2007)
Pada setiap perusahaan, tentunya tidak lepas dari penggunaan kas. Kas
merupakan aktiva lancar yang paling berharga bagi perusahaan karena
sifatnya yang likuid atau lancar. Tanpa tersedianya kas yang memadai,
perusahaan akan mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
yang akan berakibat pada terhambatnya aktivitas dan tujuan suatu
perusahaan. Kas diperlukan baik untuk membiayai operasional perusahaan
sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru berupa aktiva tetap.
(Soemarso S.R, 2010 : 295)
Kas bersifat sangat likuid, oleh karena itu perlu adanya pengendalian
intern terhadap kas dengan memisahkan fungsi penyimpanan, pelaksanaan,
dan pencatatan, juga perlu adanya pengawasan yang ketat terhadap
penerimaan dan pengeluaran kas dan pencatatannya. Jumlah penerimaan dan
bahkan diselewengkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab atas
otorisasi kas tersebut. Oleh karena itu, untuk lebih meningkatkan
pertanggungjawaban dan menghindari penyelewengan terhadap kas perlu
adanya suatu sistem tentang penerimaan dan pengeluaran kas yang tersusun
dengan baik. Hal ini dilakukan agar terhindar dari penyelewengan
penggunaan dana, sehingga penerimaan dan pengeluaran kas dapat berjalan
sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan. (E Sutan Nur
Meyliana : 2012)
PDAM selaku BUMD memiliki peran penting dalam mensejahterakan
masyarakat melalui penyediaan air bersih. Operasional PDAM yang tidak
efisien dan efektif akan menyebabkan meningkatnya keluhan masyarakat
terhadap pelayanan sektor publik. Salah satu tujuan pengendalian internal
yang diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas
operasi. (Muhamad Farid Khudhori : 2014)
Untuk kelancaran pada kas diperlukan suatu prosedur yang jelas
karena kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang dipakai pada setiap
perusahaan memiliki perbedaan yang sangat kompleks sehingga memberikan
kemudahan bagi pemakainya dan memberikan kejelasan dari segi
pertanggungjawaban tersebut. Prosedur penerimaan uang dalam perusahaan
perlu dirancang sedemikian rupa sehingga kemungkinan tidak tercatat dan
tidak diterimanya uang yang seharusnya diterima dapat dikurangi menjadi
Seperti halnya penerimaan uang, prosedur pengeluaran kas perlu
dirancang sedemikian rupa sehingga hanya pengeluaran-pengeluaran yang
telah disetujui dan betul-betul untuk kegiatan perusahaan saja yang dicatat
dalam pembukuan perusahaan.
Melihat luas serta banyaknya hal tentang kas maka penulis akan
membatasi permasalahan yang akan dibahas, yaitu hanya pada
siklus pengeluaran kas saja. Mengingat pentingnya kas pada perusahaan
penulis merasa tertarik untuk mengetahui sejauh mana
pengelolaan kas khususnya pada fungsi pengeluarannya. Berdasarkan uraian
1.2 Tujuan Laporan Kerja Praktek
Adapun tujuan dari laporan kerja praktek tersebut, antara lain :
1) Untuk mengetahui prosedur pengeluaran kas di Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung.
2) Untuk mengetahui hambatan yang terjadi pada prosedur pengeluaran kas
di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung.
3) Untuk mengetahui upaya yang telah dilakukan Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung dalam mengatasi hambatan
yang terjadi pada prosedur pengeluaran kas.
1.3 Kegunaan Kerja Praktek 1.3.1 Kegunaan Praktis
Dapat menjadi masukan sebagai bahan pertimbangan pihak
perusahaan dalam menentukan kebijaksanaan dengan masalah yang
berkaitan dengan prosedur pengeluaran kas pada PDAM Tirtawening
Bandung.
1.3.2 Kegunaan Akademis
Untuk mengetahui informasi mengenai proses pengeluaran kas
pada PDAM Tirtawening Bandung. Juga agar penulis mampu
menerapkan ilmu yang didapat di masa perkuliahan dan dapat
mengaplikasikannya pada lokasi kerja praktek dan juga dapat berguna
untuk menjadi bahan referensi khususnya bagi pihak-pihak yang akan
kas. Dan sebagai bahan kajian untuk menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan baik secara teoritis maupun prakteknya dalam dunia nyata.
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek 1.4.1 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek
Penulis melaksanakan Kerja Praktek di Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung, yang berlokasi di Jl.
Badak Singa No.10 telp (022) 2509030 Bandung 40132.
1.4.2 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
Pelaksanaan kerja praktek dimulai tanggal 01 September 2015
sampai dengan 13 Oktober 2015, dengan aktifitas dan jadwal
pelaksanaan kerja praktek sebagai berikut :
Tabel 1.1
Aktifitas Kerja Praktek
NO AKTIFITAS HARI WAKTU
1 Kerja Senin –Jum’at 08.00 – 16.00 WIB
2 Istirahat Senin – Kamis 12.00 – 13. 00 WIB
Jum’at 11.15 – 13.00 WIB
Tabel 1.2
Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek Tahun 2015
No Kegiatan Kerja Praktek
Bulan Mei
Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des I Persiapan Kerja Praktek
Permohonan Ijin Kerja Praktek
Realisasi Ijin Kerja Praktek
Penentuan Tempat Kerja Praktek
Surat Penerimaan dari Instansi
II Pelaksanaan Kerja Praktek Aktivitas Kerja Praktek
Bimbingan Kerja Praktek dengan Pembimbing Perusahan
III Pelaporan Kerja Praktek Konsultasi dengan Dosen Kerja Praktek
Bimbingan dengan Dosen Kerja Praktek
Pembuatan Laporan Kerja Praktek
Final Laporan Kerja Praktek
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat PDAM Tirtawening Kota Bandung
Sejarah pendirian PDAM Kota Bandung dimulai sejak zaman penjajahan
Belanda di Indonesia. Pembentukan PDAM Kota Bandung sebagai Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD) berdasarkan peraturan Daerah (Perda)
Kotamadya Bandung Nomor 7/PD/1974 jo Perda Nomor 22/1981 jo Perda
Nomor 08/1987 yang telah diubah untuk terakhir kalinya dengan Perda
nomor 15 Tahun 2009, dengan perkembangan organisasi sebagai berikut :
Tahun 1916 – 1928 : Stadgemente Water Leiding Bandung
Tahun 1928 – 1943 : Technische Ambtenaar
Tahun 1943 – 1945 : Sui Doko
Tahun 1945 – 1954 : Perusahaan Air
Tahun 1953 – 1965 : Dinas Perusahaan Bagian B (DPB)
Tahun 1965 – 1974 : Dinas Teknik Penyehatan (DTP)
Tahun 1974 : Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kota Bandung
Tahun 1987 : Pengelolaan Air Kotor masuk ke dalam
PDAM
Tahun 2009 – Sekarang : PDAM Kota Bandung berganti nama
menjadi Perusahaan Daerah Air Minum
Pada tahun 1978 sampai dengan tahun 1985 untuk meningkatkan debit
air, mulai dilaksanakan fisik Pengembangan Air Minum Tahap I atau BAWS
I, dengan membuat Sumur Artesis sepanjang jalan kereta api. Tahun 1985
sampai dengan 1991 membangun Mini Plant Cibeureum dengan air bakunya
dari Sungai Cibeureum, Mini Plant Pakar, air bakunya dari Sungai
Cikapundung dan membangun Intake Siliwangi serta pembangunan saluran
air kotor sepanjang 176,30 km. Dengan pertumbuhan penduduk yang cukup
tinggi, maka masalah-masalah sanitasi lingkungan merupakan masalah yang
cukup penting untuk diperhatikan, diantaranya masalah pembuangan air
kotor.
Pada tahun 1978 - 1979 Pemerintah Kota Bandung melaksanakan studi
"Bandung Urban Development and Sanatary" yang mengusulkan strategi
penanganan pengembangan Divisi Air Kotor Kota Bandung. Pada tahun 1979
- 1994 Pemerintah Kota Bandung melalui " Bandung Urban Development
Project (BUDP)" tahap I dan II memperoleh bantuan dana dari Bank
Pembangunan Asia (ADB) dan penyertaan modal dari Pemerintah untuk
membangun sarana air limbah dan Instalasi Pengolahan Pengolahan Air
Limbah. Sarana air limbah yang dibangun berupa jaringan perpipaan air
limbah yang berada di daerah berpenduduk padat yaitu Bandung Barat,
Bandung Timur dan Bandung Tengah-Selatan, sedangkan Instalasi
Pengolahan Air Kotor dibangun di Desa Bojongsari Kecamatan Bojongsoang
2.1.1 Visi, Misi Dan Motto PDAM Tirtawening Kota Bandung
2.1.1.1 Visi PDAM Tirtawening Kota Bandung
“Terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan air
minum dan air limbah yang berwawasan lingkungan, dan
berkelanjutan.”
2.1.1.2 Misi PDAM Tirtawening Kota Bandung
1) Memberikan pelayanan dan kemanfaatan umum kepada
seluruh masyarakat melalui pelayanan air minum dan air
limbah yang berwawasan lingkungan.
2) Mewujudkan pengelolaan keuangan perusahaan secara
mandiri melalui pendapatan yang diperoleh dari
masyarakat dan dikembalikan lagi kepada masyarakat
guna meningkatkan pelayanan dan penyediaan air minum
maupun sarana air limbah.
3) Meningkatkan pengolahan kualitas air minum dan air
limbah yang sesuai dengan standar kesehatan dan
lingkungan.
4) Mewujudkan penambahan cakupan pelayanan air minum
dan air limbah yang disesuaikan dengan pertambahan
2.1.1.3 Motto PDAM Tirtawening Kota Bandung “TIRTA DAYA MARTA UTAMA”
Pengertian :
a) Tirta : Air
b) Daya : Kekuatan, Tenaga, yang menyebabkan sesuatu
bergerak
c) Marta : Kehidupan
d) Utama : Utama, Baik
2.1.2 Logo PDAM Tirtawening Kota Bandung
Gambar 2.1
LOGO PDAM TIRTAWENING
1) Arti Lambang PDAM Tirtawening Kota Bandung Tirta artinya air
Wening artinya benih, jernih, bersih (dari bahasa sunda kuno)
Makna Semboyan : Secara harafiah tugas mulia PDAM Kota
Bandung ialah menyediakan air bersih, air jernih untuk kebutuhan
utama makhluk hidup (terutama manusia). Namun pengertian
bersih, jujur, ikhlas (”WENING ATI” dalam ungkapan karifan
tradisi Sunda bermakna bersih hati, jujur, ikhlas).
2) Makna Warna Pada Lambang PDAM Tirtawening Kota Bandung
Berbagai warna yang terdapat pada lambang PDAM Tirtawening
Kota Bandung memiliki arti sebagai berikut :
a) Visual Logo
Logo terdiri dari dua bagian yakni Logogram (gambar butir
air) dan Logotype (tulisan TIRTAWENING). Dalam
penggunaannya Logogram dan Logotype bisa terapkan
bersama maupun terpisah sesuai dengan kebutuhan bidang dan
ruang terapannya (fleksibilitasnya tinggi).
b) Visual Rupa
Dua Tetes Air, warna Biru dan Abu-abu, simbolisasi dari
Visi dan Misi PDAM Kota Bandung.
Bidang Irisan dua tetes air, berwarna putih, sebagai inti atau
lembaga atau mataholang, simbolisasi dari sinergisitas kerja
mewujudkan visi dan misi.
Tetes Air, berwarna Hijau, yang menyatukan keduanya
simbolisasi air yang berasal dari lingkungan (ramah
lingkungan, berwawasan lingkungan).
c) Visual Warna
Warna ABU-ABU simbolisasi dari Air kotor.
Warna PUTIH simbolisasi dari Wening Ati (bening hati)
sebagai landasan Etos Kerja.
Warna HIJAU simbolisasi dari Ramah Lingkungan
(Berwawasan Lingkungan)
d) Visual Huruf Typografi
Kata TIRTAWENING menggunakan type font BOOK
ANTIQUA mencitrakan identitas PDAM Kota Bandung,
berkarakter: Formal, Jelas, Teratur.
Keterangan PDAM KOTA BANDUNG menggunakan type
font ARIAL mencitrakan karakter: Jelas, Kokoh,
Terpercaya.
2.2 Struktur Organisasi PDAM Tirtawening Kota Bandung
Struktur organisasi merupakan susunan dan hubungan antara setiap
bagian maupun posisi yang terdapat pada sebuah organisasi atau perusahaan
dalam menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya, dan dengan adanya
struktur organisasi yang baik akan memudahkan para pemimpin dan para
karyawan untuk mengetahui batas-batas tugas, wewenang, dan tanggung
jawab serta hubungan kerja tiap-tiap bagian tersebut.
Selain itu, dengan adanya struktur organisasi akan terlihat seberapa besar
perusahaan tersebut. Semakin besar perusahaan, maka masalah yang dihadapi
wewenang (pengorganisasian) dari orang-orang yang terlibat dalam
perusahaan tersebut. Oleh karena itu struktur organisasinya harus jelas,
disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
2.2.1 Struktur Organisasi Umum PDAM Tirtawening Kota Bandung Struktur Organisasi Umum PDAM Tirtawening Kota Bandung
meliputi unit pimpinan, unit pengawasan, unit pelaksanaan, unit
penelitian pengembangan. Untuk dapat mengetahui bagaimana bentuk
dan susunan dari struktur organisasi PDAM Tirtawening Kota
2.2.2 Struktur Organisasi Khusus PDAM Tirtawening Kota Bandung Dalam struktur Organisasi Khusus ini, penulis ditempatkan di
bagian keuangan tepatnya di bagian seksi kas. Penulis ditugaskan
untuk mencatat dokumen ke dalam buku pengeluaran kas, dan buku
ekspedisi, serta menginput data ke dalam software simaster.
Gambar 2.2
Struktur Organisasi Khusus PDAM Tirtawening Kota Bandung
2.3 Uraian Tugas Struktur Organisasi PDAM Tirtawening Kota Bandung Adapun tingkat dalam Struktur Organisasi Khusus PDAM Tirtawening
Kota Bandung beserta tugas dan fungsinya masing-masing, sebagai berikut :
A. Tugas Pokok dan Fungsi Unit
1) Unit Satuan Pengawasan Intern, mempunyai tugas dan wewenang :
a) Membantu Direktur Umum dalam bidang tugasnya;
b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan
c) Menyusun rencana untuk pengujian keuangan dan
pembukuan secara berkala untuk mendapatkan perseujuan
dari Direktur Utama;
d) Melaksanakan pengujian pada semua bagian/unit operasional
Perusahaan Daerah untuk memastikan kebenaran pembukuan
yang sesuai dengan program kerja yang telah disahkan oleh
Direktur Utama;
e) Memberikan pendapat dan saran/rekomendasi untuk
perbaikan sistem dan prosedur Perusahaan Daerah.
2) Unit Penelitian dan Pengembangan, mempunyai tugas dan wewenang:
a) Membantu Direktur Utama dalam bidang tugasnya;
b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan
kegiatan para peneliti;
c) Mengarahkan dan mengkontrol kegiatan penelitian dan
pengkajian dalam upaya pengembangan perusahaan , baik di
bidang air bersih, air kotor maupun bidang umum;
d) Menyusun program jangka panjang dan jangka menengah
Perusahaan Daerah;
e) Mengatur dan mengkontrol kegiatan pengelolaan seluruh
penerapan dan administrasi sistem teknologi informasi
B. Tugas pokok dan Fungsi Bidang
1) Bidang Teknologi dan Sistem Informasi, mempunyai tugas dan wewenang :
a) Membantu Direktur Utama dalam bidang tugasnya;
b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan
tugas dari Sub Bidang Analisa, Desain dan Integrasi Sistem,
Sub Bidang Penerapan dan Pengembangan Aplikasi, Sub
Bidang Pemeliharaan dan Aplikasi Sistem;
c) Melakukan analisa, desain, dan integrasi sistem berbasiskan
komputer sesuai dengan kebutuhan perusahaan;
d) Melakukan penerapan dan pengembangan aplikasi untuk
pelaksanaan operasional kegiatan rutin;
e) Melakukan pemeliharaan dan administrasi sistem yang
menggunakan peralatan teknologi informasi.
Bidang Teknologi dan Sistem Informasi terdiri dari:
1. Sub Bidang Analisa, Desain, dan Integrasi Sistem.
2. Sub Bidang Penerapan dan Pengembangan Aplikasi.
3. Sub Bidang Pemeliharaan dan Administrasi Sistem.
2) Bidang Sekretariat, mempunyai tugas dan wewenang; a) Membantu Direktur Utama dalam bidang tugasnya;
b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan
kegiatan Sub Bidang Humas, Tata Usaha dan Protokol serta
c) Membangun dan memelihara citra Perusahaan Daerah baik
kepada pelanggan, masyarakat maupun mitra kerja media
massa, media publik dan elektronik;
d) Mengevaluasi sistem protokoler, kearsipan dan dokumentasi
Perusahaan Daerah;
e) Menyusun pola produk hukum, menangani masalah-masalah
hukum dan mewakili Perusahaan Daerah dalam penyelesaian
hukum, baik melalui pengadilan maupun di luar pengadilan.
Bidang Sekretariat terdiri dari :
1. Sub Bidang Humas.
2. Sub Bidang Tata Usaha dan Protokol.
3. Sub Bidang Pengamanan.
C. Tugas Pokok dan Fungsi Divisi Umum
1) Bagian keuangan mempunyai tugas dan wewenang : a) Membantu Direktur Umum dalam bidang tugasnya;
b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan
tugas dari Seksi Kas, Seksi Verifikasi dan Biaya, Seksi
Pembukuan Umum dan Seksi Anggaran;
c) Melaksanakan dan mengawasi penerimaan, penggunaan dan
penyimpanan dari dana Perusahaan Daerah termasuk alat-alat
penyelanggaraan kas sesuai dengan kebijaksanaan dan
ketentuan yang berlaku;
d) Menyusun target pendapatan rekening-rekening air dan
menerbitkan rekening tagihan jasa pelayanan Air Kotor non
pelanggan dan Air Bersih setiap bulan;
e) Membukukan semua transaksi keuangan dan biaya
Perusahaan Daerah secara tepat waktu.
2) Seksi Kas mempunyai tugas dan wewenang:
a) Membantu Kepala Bagian Keuangan dalam bidang tugasnya;
b) Membagi Tugas, memberi petunjuk kerja dan mengawasi
pelaksanaan tugas bawahan;
c) Menerima bukti penerimaan pendapatan berupa cek, giro
serta surat berharga lainnya dan bukti setoran ke Bank serta
menerima alat pembayaran surat berharga dengan terlebih
dahulu meneliti keabsahannya;
d) Melakukan pembayaran atas kewajiban dan keperluan
Perusahaan Daerah berdasarkan bukti-bukti yang sah;
e) Memeriksa dan menerima bukti transaksi dan
kelengkapannya mengenai keabsahan bukti penerimaan dan
pengeluaran uang;
b) Membagi Tugas, memberi petunjuk kerja dan mengawasi
pelaksanaan tugas bawahan;
c) Mengumpulkan, menghimpun dan mengolah data serta
informasi yang berhubungan dengan bidang verifikasi;
d) Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis
di bidang verifikasi;
e) Memeriksa kelengkapan administrasi, syarat-syarat bagi
pengeluaran/pembayaran dan mengeluarkan voucher untuk
keperluan di maksud.
4) Seksi Pembukuan Umum mempunyai tugas dan wewenang : a) Membantu Kepala Bagian Keuangan dalam bidang tugasnya;
b) Membagi Tugas, memberi petunjuk kerja dan mengawasi
pelaksanaan tugas bawahan;
c) Mencatat setiap transaksi yang terjadi pada Perusahaan
Daerah dengan menggunakan model Formulir yang telah
ditentukan, baik mengenai dokumen Intern maupun Extern;
d) Menyelenggarakan Buku Jurnal yang meliputi Buku Jurnal
Penjualan, Jurnal Return, Jurnal Penerimaan Kas, Jurnal
Pembayaran Kas, Jurnal Penerimaan Bank, Jurnal
Pembayaran Bank, Jurnal Alat-alat dan Persediaan, Jurnal
e) Menyelenggarakan Buku Besar dengan cara memindahkan
data-data dari Buku Jurnal ke Buku Besar sesuai dengan kode
Perkiraan.
5) Seksi Anggaran mempunyai tugas dan wewenang :
a) Membantu Kepala Bagian Keuangan dalam bidang tugasnya;
b) Membagi Tugas, memberi petunjuk kerja dan mengawasi
pelaksanaan tugas bawahan;
c) Mempersiapkan dan menyusun Rencana Anggaran
Perusahaan Daerah secara sistematis setiap tahun;
d) Mencatat realisasi anggaran menurut mata anggaran yang
telah disahkan oleh Badan Pengawas / Walikota;
e) Membuat laporan secara periodik seperti Bulanan / Triwulan
/ Tahunan mengenai realisasi anggaran dan perubahan
anggaran.
6) Bagian Penagihan, mempunyai tugas dan wewenang : a) Membantu Direktur Umum dalm bidang tugasnya;
b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan dari
Seksi Pelayanan Pembayaran, Seksi Penagihan, dan Seksi
Pengelolaan Data Rekening;
c) Mengawasi pengelolaan dan mengontrol pengelolaan
database pelanggan air kotor serta data-data teknis dan non
d) Mengarahkan upaya-upaya optimalisasi penagihan jasa
pelayanan air kotor dan mengontrol pelaksanaan penagihan
jasa pelayanan air kotor, khususnya untuk non-pelanggan air
bersih.
Bagian Penagihan terdiri dari :
1. Seksi Pelayanan Pembayaran.
2. Seksi Penagihan.
3. Seksi Pengolahan Data Rekening.
7) Bagian Langganan, mempunyai tugas dan wewenang : a) Membantu Direktur Umum dalam bidang tugasnya;
b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan
Seksi Administrasi dan Pelayanan Langganan, Seksi
Pelayanan Pengaduan, dan Seksi Pengelolaan Data
Pelanggan;
c) Melaksanakan sosialisasi dan komunikasi terhadap pelanggan
mengenai ketentuan kepelangganan, penggunaan air secara
efisien dan program peningkatan pelayanan yang perlu
diketahui oleh pelanggan;
d) Menyelenggarakan administrasi kepelangganan serta
menyusun pengaduan pelayanan dan mengarahkan bawahan
untuk mengoptimalkan pelayanan;
e) Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan pelayanan
Bagian Langganan terdiri dari :
1. Seksi Administrasi dan Pelayanan Langganan.
2. Seksi Pelayanan Pengaduan.
3. Seksi Pengelolaan Data Pelanggan.
8) Bagian Hukum dan Sumber Daya Manusia, mempunyai tugas dan wewenang:
a) Membantu Direktur Umum dalam bidang tugasnya;
b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan
Seksi Hukum, Seksi Administrasi dan Pengembangan
Pegawai, serta Seksi Kesejahteraan Pegawai;
c) Mengelola urusan kepegawaian yang meliputi seleksi
pegawai, mempersiapkan penetapan pegawai baru,
mempersiapkan kenaikan pangkat/golongan pegawai serta
mengatur persiapan perpindahan pegawai sesuai dengan
kebijaksanaan dan ketentuan yang berlaku;
d) Mempersiapkan dan mengatur pensiun bagi pegawai;
e) Mengelola struktur gaji, menetapkan golongan jabatan,
penyusunan daftar gaji dan penghasilan serta fasilitas
kesejahteraan lainnya.
Bagian Hukum dan Sumber Daya Manusia terdiri dari:
1. Seksi Hukum.
2. Seksi Administrasi dan Pengembangan Pegawai.
9) Bagian Perbekalan dan Perawatan, mempunyai tugas dan wewenang :
a) Membantu Direktur Umum dalam bidang tugasnya;
b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan
tugas dari Seksi Pergudangan, Seksi Pengadaan, Seksi
Pemeliharaan Kendaraan dan Seksi Perawatan;
c) Menyelenggarakan dan mengawasi pemesanan dan
pembelian barang-barang kebutuhan Perusahaan Daerah dan
merencanakan kebutuhan barang pesediaan yang sesuai
dengan batasan minimum;
d) Menyusun anggaran belanja untuk kebutuhan pengadaan
barang persediaan;
e) Mengawasi penyimpanan barang di gudang dan
melaksanakan opname secara berkala;
Bagian Perbekalan dan Perawatan terdiri dari:
1. Seksi Pergudangan.
2. Seksi Pengadaan.
3. Seksi Pemeliharaan Kendaraan.
4. Seksi Perawatan.
D. Tugas Pokok dan Fungsi Divisi Air Bersih
a) Membantu Direktur Air Bersih dalam bidang tugasnya;
b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan
tugas dari Seksi Perencanaan, Seksi Pengawasan Pelaksanaan
Konstruksi, dan Seksi Dokumentasi dan Perpetaan;
c) Mengarahkan dan mengontrol penyusunan rencana detail utnuk
kebutuhan program investasi dan pemeliharaan di lingkungan
Divisi Umum dan Divisi Air Bersih;
d) Mengarahkan dan mengontrol penyusunan rancangan detail
pekerjaan konstruksi yang meliputi gambar teknik (shop
drawing), spesifikasi teknik, volume rincian pekerjaan dan
perhitungan biaya;
e) Mengontrol penyusunan dokumentasi teknik rancangan detail
pekerjan konstruksi.
Bagian Perencanaan Teknik Air Bersih terdiri dari :
1. Seksi Perencanaan.
2. Seksi Pengawasan Pelaksanaan Konstruksi.
3. Seksi Dokumentasi dan Perpetaan.
2) Bagian Produksi I, mempunyai tugas dan wewenang : a) Membantu Direktur Air Bersih dalam bidang tugasnya;
b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan
tugas dari Seksi IPA Badaksinga, Seksi Sumur Bor dan Seksi
c) Mengarahkan dan mengontrol proses pengolahan air baku
menjadi air minum sesuai dengan standar kualitas yang
berlaku;
d) Mengarahkan upaya-upaya optimalisasi proses pengolahan
air bersih;
e) Mengontrol debit air baku maupun air hasil produksi.
Bagian Produksi I terdiri dari :
1. Seksi IPA Badaksinga.
2. Seksi Sumur Bor.
3. Seksi Transmisi Cikalong.
3) Bagian Produksi II, mempunyai tugas dan wewenang : a) Membantu Direktur Air Bersih dalam bidang tugasnya;
b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan
tugas dari Seksi IPA Pakar, Seksi
Cibereum-Cipanjalu-Ciranteun dan Seksi Mata Air;
c) Mengarahkan dan mengontrol proses pengolahan air baku
menjadi air minum sesuai dengan standar kualitas yang
berlaku;
d) Mengarahkan upaya-upaya optimalisasi proses pengolahan
air bersih;
e) Mengontrol debit air baku maupun air hasil produksi.
Bagian Produksi II terdiri dari :
2. Seksi Cibereum-Cipanjalu-Ciranteun.
3. Seksi Mata Air.
4) Bagian Distribusi, mempunyai tugas dan wewenang : a) Membantu Direktur Air Bersih dalam bidang tugasnya;
b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan
tugas dari Seksi Distribusi Wilayah Utara, Seksi Distribusi
Wilayah Tengah-Selatan, Seksi Distribusi Wilayah Barat,
Seksi Distribusi Wilayah Timur, Seksi Tangki-Terminal Air
dan Hidran Umum (TAHU), serta Seksi Bengkel dan Air
Teknik Perpipaan;
c) Mengatur dan mengontrol pelaksanan pendistribusian air
kepada pelanggan;
d) Mengarahkan dan mengontrol pelaksanaan pemeliharaan
jaringan perpipaan dan perlengkapannya;
e) Mengarahkan dan mengontrol pelaksanaan kegiatan
pengendalian kebocoran pada jaringan distribusi dan
kelengkapannya.
Bagian Distribusi terdiri dari :
1. Seksi Distribusi Wilayah Utara.
2. Seksi Distribusi Wilayah Tengah-Selatan.
3. Seksi Distribusi Wilayah Barat.
4. Seksi Distribusi Wilayah Timur.
6. Seksi Bengkel dan Air Teknik Perpipaan.
5) Bagian Meter dan Penerbitan Jaringan, mempunyai tugas dan wewenang :
a) Membantu Direktur Air Bersih dalam bidang tugasnya;
b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan
tugas Seksi Meter Wilayah Utara, Seksi Meter Wilayah
Tengah-Selatan, Seksi Meter Wilayah Barat, Seksi Meter
Wilayah Timur, serta Seksi Bengkel dan Tera Meter;
c) Mengarahkan dan mengontrol pelaksanaan kegiatan
penertiban jaringan dalam bentuk pemutusan sambungan
langganan, baik atas permintaan pelanggan, karena
tunggakan maupun pelanggaran lainnya;
d) Mengarahkan dan mengontrol pelaksanaan program
penggantian meter pelanggan;
e) Mengarahkan dan mengontrol pelaksanaan kegiatan
pengendalian kehilangan air non-fisik baik akibat
penggunaan air tidak resmi, kecurangan pelanggan, maupun
akurasi meter.
Bagian Meter dan Penertiban Jaringan terdiri dari :
1. Seksi Meter Wilayah Utara.
2. Seksi Meter Wilayah Tengah-Selatan.
3. Seksi Meter Wilayah Barat.
5. Seksi Bengkel dan Tera Meter.
6) Bagian Pencatat Meter, mempunyai tugas dan wewenang : a) Membantu Direktur Air Bersih dalam bidang tugasnya;
b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan
tugas Seksi Pencatat Wilayah Utara, Seksi Pencatat Wilayah
Tengah-Selatan, Seksi Pencatat Wilayah Barat, Seksi
Pencatat Wilayah Timur, serta Seksi Evaluasi Kubikasi;
c) Mengarahkan dan mengontrol pelaksanaan kegiatan
pencatatan kubikasi meter air pelanggan;
d) Mengontrol kebenaran hasil pencatatan kubikasi meter air
pelanggan;
e) Mengkoordinasikan permasalahan lapangan yang
berhubungan dengan pencatatan meter air pelanggan, kondisi
aliran serta permasalahan lapangan lainnya kepada bagian
terkait.
Bagian Pencatat Meter terdiri dari :
1. Seksi Pencatat Wilayah Utara.
2. Seksi Pencatat Wilayah Tengah-Selatan.
3. Seksi Pencatat Wilayah Barat.
4. Seksi Pencatat Wilayah Timur.
E. Tugas Pokok dan Fungsi Air Kotor
1) Bagian Perencanaan Teknik Air Kotor, mempunyai tugas dan wewenang :
a) Membantu Direktur Air Kotor dalam bidang tugasnya;
b) Merencanakan, mengkoordinir, mengarahkan dan menontrol
pelaksanaan tugas dari Seksi Perencanaan, Seksi Pengawasan
Pelaksanaan Konstruksi, serta Seksi Dokumentasi dan
Perpetaan;
c) Mengarahkan dan mengontrol penyusunan rencana detail
untuk kebutuhan program investasi dan pemeliharaan di
lingkungan Divisi Air Kotor;
d) Mengevaluasi potensi langganan air kotor untuk perencanaan
pengembangan pelayanan;
e) Mengarahkan dan mengontrol penyusunan rancangan detail
pekerjaan konstruksi yang meliputi gambar teknik (shop
drawing), spesifikasi teknik volume rincian pekerjn dan
perhitungan biaya;
Bagian Perencanaan Teknik Air Kotor terdiri dari :
1. Seksi Perencanaan.
2. Seksi Pengawasan Pelaksanaan Konstruksi.
3. Seksi Dokumentasi dan Perpetaan;
a) Membantu Direktur Air Kotor dalam bidang tugasnya;
b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan
tugas dari Seksi Pengendalian Kualitas;
c) Mengarahkan dan mengontrol proses pengolaha air kotor
serta pelaksanaan analisa kimia dan bakteriologi sehingga
mutu air buangan yang dihasilkan dapat dipertanggung
jawabkan;
d) Mengontrol kualitas air buangan di jaringan air kotor baik
sistem tertutup maupun terbuka secara kimiawi dan biologi;
e) Mengarahkan dan mengontrol pelaksanaan kegiatan
perawatan dan pemeliharaan semua peralatan mekanikal dan
elektrikal yang ada di Bagian Pengolahan Air Kotor dapat
berfungsi dengan baik.
Bagian Pengolahan Air Kotor terdiri dari :
1. Seksi IPAL Bojongsoang.
2. Seksi Instalasi Pompa.
3. Seksi Pengendalian Kualitas.
3) Bagian Operasional Air Kotor, mempunyai tugas dan wewenang :
a) Membantu Direktur Air Kotor dalam bidang tugasnya;
b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan
tugas dari Seksi Operasional Wilayah Utara, Seksi
Wilayah Barat, Seksi Operasional Wilayah Timur serta Seksi
Pemeliharaan Alat Teknik Air Kotor;
c) Mengarahkan dan mengontrol pelaksanaan kegiatan
pemeliharaan dan pengembangan saluran air kotor untuk
seluruh wilayah operasi;
d) Mengarahkan dan mengontrol pelaksanaan kegiatan
penanganan saluran air kotor di seluruh wilayah operasi;
e) Mengarakan dan mengontrol pelaksanaan kegiatan perawatan
dan pemeliharaan serta perbaikan alat-alat teknik air kotor
agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Bagian Operasional Air Kotor Terdiri dari :
1. Seksi Operasional Wilayah Utara.
2. Seksi Operasional Wilayah Tengah-Selatan.
3. Seksi Operasional Wilayah Barat.
4. Seksi Operasional Wilayah Timur.
5. Seksi Pemeliharaan Alat Teknik Air Kotor.
4) Bagian Pelayanan Umum Air Kotor, mempunyai tugas dan wewenang :
a) Membantu Direktur Air Kotor dalam bidang tugasnya;
b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan
tugas dari Seksi Pendataan Pelanggan Air Kotor, Seksi
c) Melakukan koordinasi dengan bagian/unit terkait untuk
kelancaran pelaksanaan tugas;
d) Memberikan pengarahan kepada pegawai di lingkunga
kerjanya tentang peningkatan disiplin, kinerja, sikap dan etos
kerja dengan mendahulukan sikap keteladanan yang baik dn
benar;
e) Memberikan laporan pelaksanaan tugas kepada Direktur Air
Kotor secara berkala dan sesuai kebutuhan.
Bagian Pelayanan Umum Air Kotor terdiri dari :
1. Seksi Pendataan Pelanggan Air Kotor.
2. Seksi Pelayanan Tanki Tinja.
3. Seksi Pemasaran Air Kotor.
2.4 Kegiatan PDAM Tirtawening Kota Bandung
Tugas pokok dari Perusahaan Daerah Air Minum Kota bandung adalah
bergerak dalam bidang pengelolaan air bersih dan melayani sarana
pembuangan air kotor (domestik) baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mencakup
aspek sosial, kesehatan dan pelayanan umum.
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, PDAM Kota Bandung
menyelenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut :
1) Melaksanakan pelayanan umum/jasa kepada masyarakat konsumen
2) Memupuk pendapatan untuk membiayai kelangsungan hidup
Perusahaan Pembangunan Daerah.
Sistem distribusi air ke daerah yang dilakukan oleh PDAM
menggunakan beberapa cara :
1) Sistem Jaringan Pipa.
Sistem pendistribusian air melalui pipa dengan cara gravitasi ke daerah
pelayanan.
2) Sistem Pelayanan Air Tangki.
Armada tangki siap beroperasi melayani kebutuhan masyarakat secara
langsung selama 24 jam.
3) Sistem Kran Umum dan Terminal Air.
Merupakan sarana pelayanan air bersih untuk daerah pemukiman
tertentu yang dinilai cukup padat dan sebagainya penduduknya belum
mampu menjadi pelanggan air minum melalui sambungan rumah.
Jumalah kran umum dan terminal air di wilayah Kota Bandung
sebanyak 2.100 buah.
Sarana yang disediakan oleh PDAM Kota Bandung dalam usahanya
melayani pembuangan air kotor adalah :
1) Saluran utama pembuangan air kotor yang dibangun pada jaman
Belanda sepanjang 1 km.
2) Saluran tercampur yang berfungsi menyalurkan air kotor dan
3) Sarana pembuangan air basil proyek BDUP I yang meliputi sarana
176.30 km, manhole 5734 buah dan bak control 13.371.
4) Sarana pembuangan air kotor basil proyek BDUP II meliputi Saluran
128.6 km, manhole 4.100 buah dan bak control 14.000 buah.
5) Storm Over Flow sebanyak 32 Buah.
6) Daerah pelayanan saluran air kotor di wilayah Kota Bandung termasuk
daerah pengembangan di 73 Kelurahan.
7) Kolam pengolahan air kotor Bojongsoang seluas 85 Ha, yang meliputi
instalasi dan kolam oksidasi dengan populasi yang dilayani 400.000
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1Landasan Teori
Untuk mendukung pembuatan laporan ini, maka perlu dikemukakan hal –
hal atau teori – teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup
pembahasan sebagai landasan dalam pembuatan laporan ini.
3.1.1 Pengertian Prosedur
Teori menurut Azhar Susanto (2008) mendefinisikan prosedur
sebagai berikut :
“Posedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan
secara berulang-ulang dengan cara bersama-sama”.
Sedangkan menurut M. Nafarin (2008:84) mendefinisikan prosedur
sebagai berikut :
“Prosedur adalah suatu urutan – urutan seri tugas yang saling
berhubungan yang diadakan untuk menjamin pelaksanaan kerjanya
seragam”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah
tahapan-tahapan yang dilakukan dalam suatu kegiatan yang dilakukan
secara berulang-ulang.
3.1.2 Kas
Kas merupakan unsur yang paling penting dalam perusahaan,
kas. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu
membutuhkan kas, kas diperlukan baik untuk membiayai operasi
perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam
aktiva tetap, lebih jelasnya menurut Soemarso S.R, (2010:295)
menyatakan bahwa kas adalah:
Kas merupakan aktiva lancar yang paling berharga bagi perusahaan
karena sifatnya yang likuid atau lancar. Tanpa tersedianya kas yang
memadai, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari yang akan berakibat pada terhambatnya aktivitas
dan tujuan suatu perusahaan. Kas diperlukan baik untuk membiayai
operasional perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan
investasi baru berupa aktiva tetap.
Terdapat 2 kriteria menurut Soermarso S.R, (2010:295) agar alat
pembayaran dapat diklasifikasikan sebagai kas, diantaranya:
a) Harus dapat diterima umum sebagai alat pembayaran, atau diterima
oleh bank sebagai simpanan sebesar nilai nominalnya.
b) Harus dapat digunakan sebagai alat pembayaran untuk kegiatan
sehari-hari.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kas adalah
suatu aktiva lancar yang penting bagi suatu perusahan untuk
3.1.2.1 Pengertian Kas
Teori menurut Soemarso S.R, (2010:296)
mendefinisikan kas sebagai berikut :
“Dari segi akuntansi yang dimaksud dengan kas adalah
segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan)
yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai
alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya”.
Sedangkan menurut Kusnadi, (2011:60) mendefinisikan
kas sebagai berikut :
“Kas merupakan suatu alat pembayaran yang mudah dipindah tangankan antara pihak yang melakukan transaksi. Kas mempunyai kegunaan yang universal dan ia merupakan kertas kecil yang mempunyai nilai yang cukup tinggi”.
Dan teori menurut Kasmir (2010:188) mendefinisikan
kas sebagai berikut:
“Kas adalah segenap uang tunai yang dipegang oleh perusahaan dan tercatat dalam neraca pada posisi aktiva lancar. Kas bukan hanya meliputi uang tunai, tetapi juga meliputi pos wesel, berbagai macam cek, serta dana-dana yang tersimpan di Bank”.
Berdasarkan definisi diatas, maka penulis menarik
kesimpulan bahwa kas merupakan sejumlah uang tunai, cek,
bilyet giro yang digunakan sebagai alat bayar yang dimiliki
oleh suatu perusahaan dan sifatnya sangat likuid sehingga
dikendalikan dan tidak menghambat pada aktivitas operasional
perusahaan.
3.1.2.2 Fungsi Kas
Fungsi kas sangat penting untuk menunjang kelancaran
aktivitas perusahaan yang perlu ditetapkan perusahaan untuk
pengeluaran yang layak. Untuk lebih jelasnya mengenai
pengertian fungsi kas menurut beberapa ahli:
Fungsi kas menurut Soemarso S.R, (2010:297) adalah
sebagai berikut :
1) Sebagai alat tukar atau alat bayar dalam jumlah besar atau
kecil.
2) Alat yang diterima sebagai setoran oleh bank sebesar nilai
nominalnya.
3) Kas juga digunakan untuk investasi baru dalam aktiva
tetap.
Sedangkan fungsi kas menurut Mulyadi, (2003:165)
adalah sebagai berikut:
1) Bertanggung jawab dalam mengisi cek.
2) Meminta otorisasi atas cek.
3) Menyerahkan cek pada pemegang dana kas kecil pada saat
pembentukan dan pengisian kembali dana kas kecil.
Dapat disimpulkan maka fungsi kas ini bisa membantu
anggaran pada pemasukan dan pengeluaran dana dalam
menjalankan operasi kegiatan perusahaan.
3.1.2.3 Pengelolaan Kas
Manajemen perusahaan yang dikemukakan perlu
melakukan pengelolaan serta pengendalian terhadap
penerimaan dan pengeluaran kas. Adanya manajemen kas atau
pengelolaan kas merupakan salah satu fungsi manajemen
dalam merencanakan dan mengendalikan kas yang menjadi
dasar dari suatu fungsi keuangan pada kebanyakan perusahaan,
dikarenakan kas mempunyai kedudukan sentral dalam
operasional perusahaan sehari-hari maupun bagi pelaksanaan
keperluan-keperluan yang menunjang operasional perusahaan
sehari-hari. Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian
pengelolaan kas menurut beberapa ahli:
Menurut Soemarso S.R, (2010:298) manajemen
perusahaan untuk mencapai tujuannya dalam mengelola kas
dengan dilakukan pengeloaan pengendalian kas adalah sebagai
berikut :
1) Adanya penganggaran kas yang direncanakan dengan baik yaitu dengan mengestimasi penerimaan dan pengeluaran kas untuk periode yang akan datang.
2) Adanya pengelolaan atas penerimaan serta pengeluaran kas.
3) Adanya pengendalian intern atas penerimaan serta pengeluaran kas.
5) Adanya jalinan hubungan kerjasama yang baik dengan bank.
Sedangkan menurut Kusnadi, (2011:63) adapun
beberapa alasan perlu dilakukannya pengelolaan serta
pengendalian kas adalah sebagai berikut:
1) Kas merupakan aktiva lancar yang paling rawan serta potensial untuk dijadikan objek penyelewengan atau penyalahgunaan, pencurian, penggelapan, manipulasi, dan tindakan-tindakan yang akan merugikan perusahaan lainnya. Pengendalian terhadap kas ini perlu diciptakan untuk meyakinkan bahwa kas milik perusahaan tidak disalahgunakan untuk kepentingan pribadi atau seseorang yang tidak ada hubungannya dengan kepentingan operasional perusahaan.
2) Jumlah kas yang dimiliki oleh perusahaan harus memadai untuk keberlangsungan operasional perusahaan, oleh karena itu manajemen kas dalam suatu perusahaan harus mengatur secara hati-hati penerimaan serta pengeluaran kas nya.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa pengelolaan kas pada dasarnya adalah
meminimalkan resiko perusahaan dalam keadaan insolvency,
yaitu suatu keadaan dimana suatu perusahaan tidak mampu
lagi untuk membayar hutang-hutang tepat pada waktunya”.
3.1.3 Pengertian Pengeluaran Kas
Teori menurut Soemarso S.R (2009:318) mendefinisikan
pengeluaran kas sebagai berikut :
“Pengeluaran kas adalah suatu transaksi yang menimbulkan
diakibatkan adanya pembelian tunai, pembayaran utang maupun
hasil transaksi yang menyebabkan berkurangnya kas.”
Sedangkan definisi pengeluaran kas menurut Mulyadi (2008 : 543)
menyatakan bahwa :
“Pengeluaran Kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk
melaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan cek maupun
dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum
perusahaan”.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengeluaran kas
adalah transaksi-transaksi yang mengakibatkan berkurangnya
saldo-saldo kas tunai, dan atau rekening bank milik perusahaan
baik yang berasal dari pembelian tunai, pembayaran utang,
pengeluaran transfer maupun pengeluaran-pengeluaran lainnya
yang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan.
3.1.3.1 Unsur – Unsur Pengeluaran Kas
Teori unsur-unsur pengeluaran kas menurut Mulyadi (2001:510) adalah sebagai berikut:
1. Fungsi yang terkait a) Fungsi Kas
Bagian ini bertanggung jawab mengeluarkan kas berdasarkan permintaan dari bagian yang memerlukan kas dengan mengajukan permintaan cek.
b) Fungsi Akuntansi
Bagian ini bertanggung jawab dalam pencatatan pengeluaran kas ke dalam jurnal pengeluaran kas berdasarkan bukti kas keluar dari fungsi kas.
Dokumen ini berisi rekapitulasi kas yang keluar yang dibuat oleh bagian kas. Dokumen ini sebagai dokumen sumber pencatatan kedalam jurnal penerimaan kas oleh fungsi akuntansi.
b) Cek
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada bagian yang memerlukan kas yang dibuat oleh bagian kas.
3. Catatan Akuntansi yang Digunakan a) Buku Kas
Buku Kas adalah buku yang berisi catatan pengeluaran kas selama 1 hari.
b) Jurnal Pengeluaran Kas
Jurnal pengeluaran kas adalah catatan yang berisi total penerimaan kas selama 1 ( satu ) bulan dan dibuat oleh bagian akuntansi.
4. Jaringan Prosedur yang Membentuk Pengeluaran Kas a) Prosedur pembuatan bukti kas keluar
Dalam prosedur ini diuaraikan mengenai pembuatan bukti kas keluar yang dibuat oleh bagian kas atas permintaan dari bagian yang memerlukan kas dengan membuat cek dan mencatatnya dalam bukti kas keluar.
b) Prosedur pembayaran kas
Dalam prosedur ini diuraikan mengenai pembayaran kas yang dilakukan oleh bagian kas.
3.2 Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan Kerja Praktek 3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek
Pada pelaksanaan kerja praktek ini, penulis ditempatkan pada
bagian kas di keuangan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Tirtawening Kota Bandung. Dalam pelaksanaan kerja praktek tersebut,
penulis diberikan pengarahan dan bimbingan mengenai
kegiatan-kegiatan instansi khususnya pada bagian akuntansi agar pembukuan
dapat dilakukan secara tertib dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
mengenai pengaplikasian data untuk di entry ke dalam software
simaster.
3.2.1.1Prosedur Pengeluaran Kas pada PDAM Tirtawening Bandung
Bagian-bagian yang terlibat dalam prosedur pengeluaran
kas yang dilakukan oleh PDAM Tirtawening Kota Bandung
adalah sebagai berikut :
1. Unit Bagian
Membuat pengajuan pengeluaran yang diperlukan,
menyerahkannya kepada Direktur terkait agar
disampaikan kepada Direktur Utama untuk dibuatkan
disposisi persetujuan yang selanjutnya akan diberikan ke
bagian pembukuan untuk dibuatkan voucher.
2. Direktur Utama
Menerima surat pengajuan pengeluaran dari
BagianUnit yang memerlukan dana untuk membuat
disposisi persetujuan dan menandatangani voucher dan
cek yang diberikan oleh Direktur Umum dari bagian
keuangan serta memberikan voucher dan cek yang telah
di tandatangani bagian keuangan.
3. Direktur Umum
Menerima disposisi persetujuan dari Direktur Utama
pembukuan, serta meneliti dan menandatangani voucher
dan cek dari bagian keuangan serta menyerahkannya
kepada Direktur Utama untuk di tandatangani.
4. Bagian Keuangan
Menerima disposisi persetujuan dari Direktur
Umum sebagai dasar untuk dibuatkan voucher dan untuk
selanjutnya akan dibuatkan cek yang sebelumnya telah di
tandatangani Direktur Umum dan Direktur Utama.
Menyerahkan cek yang telah di tandatangani oleh
Direktur Umum dan Direktur Utama kepada unit kerja
yang sebelumnya telah mengajukan surat pengajuan
pengeluaran.
Dokumen yang digunakan pada prosedur pengeluaran kas
yang dilakukan oleh PDAM Tirtawening Kota Bandung adalah
sebagai berikut :
1) Permintaan pengeluaran kas berupa nota dinas / surat
permohonan pengeluaran kas.
2) Lembar Disposisi, yang digunakan sebagai untuk
membubuhkan disposisi pimpinan.
3) Voucher, bukti pengeluaran kas berupa rincian bukti
4) Cek / bilyet giro, surat perintah kepada Bank penyimpan
dana guna memindahkan dana dalam jumlah tertentu ke
rekening lain.
5) Buku Pengeluaran Kas, buku catatan akuntansi sebagai
tanda bukti bahwa dokumen – dokumen pengeluaran kas
telah dibuat.
6) Buku Ekspedisi, buku catatan akuntansi sebagai tanda
bukti bahwa dokumen – dokumen pengeluaran kas telah
diterima oleh pihak yang meminta dana.
Disamping itu terdapat prosedur pengeluaran kas
(flowchart) yang dilakukan pada PDAM Tirtawening Bandung
yaitu :
1) Unit bagian dimulai
2) Unit bagian yang membutuhkan dana membuat nota dinas
/ surat permohonan pengeluaran kas.
3) Selanjutnya diajukan kepada Direktur Umum.
4) Direktur Umum tersebut memeriksa keperluan
permohonan dana yang diperlukan, apabila tidak sesuai
dengan ketentuan surat ditolak, dan apabila surat disetujui
diberikan lembar disposisi selanjutnya diajukan ke Bagian
5) Bagian keuangan membuat dokumen-dokumen berupa
voucher, lalu membuat check. Dan selanjutnya dokumen
tersebut dicatat pada Buku Ekspedisi.
6) Dokumen pengeluaran kas tersebut diberikan kepada
Direktur Umum dan Direktur Utama untuk
penandatanganan cek.
7) Selanjutnya dokumen pengeluaran kas tersebut diberikan
kepada Unit Bagian yang meminta dana tersebut.
8) Unit Bagian membawa dokumen kepada Bagian
Keuangan, selanjutnya Staf Bagian Keuangan mencatat
dokumen pada Buku Kas Keluar dan di tandatangani
sebagai tanda bukti bahwa dokumen sudah diterima oleh
Unit Bagian .
9) Staf Bagian Keuangan menginput Buku Kas Keluar yang
sudah dicatat pada Software Simaster, serta dokumennya
di arsipkan baik dalam bentuk fisik dan non fisik.
Daftar Simbol Flowchart
No Nama Simbol Keterangan
1 Terminal Digunakan untuk memulai,
mengakhiri atau titik henti dalam sebuah proses atau
3 Dokumen Sebuah dokumen atau laporan.
Dokumen dapat dibuat dengan tangan atau cetak oleh komputer.
4 Keputusan Sebuah tahap pembuatan
keputusan, digunakan dalam bagan alir program komputer untuk menunjukkan cabang bagi alternatif cara.
5 Operasi Manual Menunjukkan proses yang
dikerjakan secara manual.
6 Pemrosesan Komputer
Sebuah fungsi pemrosesan yang dilaksanakan oleh komputer, biasanya menghasilkan data atau informasi.
7 Penyimpanan / Storage
Menunjukkan akses langsung perangkat penyimpanan.
8 Arsip Arsip dokumen disimpan dan
diambil secara manual. Huruf didalamnya menunjukkan cara pengurutan arsip.
Tabel 3.1
FLOWCHART PENGELUARAN KAS PDAM TIRTAWENING KOTA BANDUNG
KETERANGAN DOKUMEN
Sumber : Diolah Penulis
Gambar 3.1
KETERANGAN DOKUMEN
Tabel 3.2 Keterangan Dokumen
SINGKATAN KETERANGAN
A Arsip
ND Nota Dinas
LD Lembar Disposisi
TTD Tanda Tangan
TTD 1 Tanda Tangan Direktur Umum
TTD 2 Tanda Tangan Direktur Utama
3.2.1.2 Hambatan Pada Prosedur Pengeluaran Kas PDAM Tirtawening Bandung
Hambatan yang dialami dalam prosedur pengeluaran kas
di PDAM Tirtawening Bandung antara lain :
a) Salah pencatatan kode check dan nominal rupiah pada
buku pengeluaran kas atau pada buku ekspedisi.
b) Adanya selisih nilai yang terjadi pada buku
pengeluaran kas dan buku ekspedisi.
c) Penginputan data yang salah ketika melakukan jurnal di
Software Simaster.
3.2.1.3 Upaya-upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Hambatan Dalam Prosedur Pengeluaran Kas Pada PDAM Tirtawening Bandung
Upaya yang dilakukan dalam penyelesaian masalah
yang diatas yaitu sebagai berikut :
a) Ketika melakukan pencatatan dalam buku, diperiksa
kembali data yang sudah ditulis.
b) Ketika terjadi selisih staf memeriksa kembali data yang
terdapat pada buku pengeluaran kas dan buku
ekspedisi.
c) Lebih teliti ketika melakukan penginputan data pada
3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek
3.2.2.1 Prosedur Pengeluaran Kas pada PDAM Tirtawening Kota Bandung
Kebijakan pengeluaran kas yang terjadi pada PDAM
Tirtawening Kota Bandung sudah cukup baik karena sudah
sesuai dengan SOP pada PDAM Tirtawening Kota Bandung
karena adanya otoritas yang jelas dari pihak yang berwenang,
adanya ketetapan yang jelas perihal tugas dan tanggung jawab
pada bagian kas dan adanya aturan yang jelas dengan alur keluar
masuknya kas pada PDAM Tirtawening Kota Bandung karena
sudah menggunakan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku
di Indonesia dan tentu saja sesuai dengan teori – teori yang
dikemukakan para ahli. Namun dalam proses pengeluaran kas
tersebut terdapat hambatan – hambatan yang harus diperbaiki.
Hambatan yang terjadi dikarenakan faktor sumber daya manusia
seperti salah melakukan pencatatan dan penginputan data.
3.2.2.2 Hambatan Pada Prosedur Pengeluaran Kas PDAM Tirtawening Bandung
Hambatan yang dialami dalam prosedur pengeluaran kas di
PDAM Tirtawening Bandung ini adalah terletak pada
pertanggungjawabannya yaitu :
a) Salah pencatatan kode check dan nominal rupiah pada
dikarenakan dikerjakan oleh 2 (dua) orang lebih sehingga
berakibat terjadinya pencatatan yang salah dan dapat
menghambat waktu pengerjaannya.
b) Terjadi selisih karena adanya kesalahan dalam hal
pencatatan pembukuan karena dikerjakan oleh 1 (satu)
orang lebih dalam mengerjakan pembukuan dan juga
kurang teliti dalam proses pencatatan yang berakibat
pengerjaan tugas yang sama dapat menghabiskan waktu
yang lama sehingga pekerjaan lainnya tidak efektif.
c) Penginputan data yang salah ke dalam Software Simaster
yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil total pada
software tersebut sehingga dapat menghambat pekerjaan
dan untuk mengkoreksi kesalahan harus dilakukan oleh
pihak yang berwenang.
3.2.2.3 Upaya-upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Hambatan Dalam Prosedur Pengeluaran Kas Pada PDAM Tirtawening Bandung
Upaya yang dilakukan dalam penyelesaian masalah yang
diatas yaitu sebagai berikut :
a) Ketika melakukan pencatatan dalam buku, diperiksa
kembali data yang sudah ditulis sehingga dapat
b) Untuk mengurangi selisih yang terjadi pada buku
pengeluaran kas dan buku ekspedisi, staf yang
bersangkutan harus lebih teliti dalam mencatat dan
memeriksa kembali data yang terdapat dalam buku
pengeluaran kas dan buku ekspedisi sehingga perbedaan
nominal pada buku-buku tersebut dapat diminimalisir.
c) Penginputan data pada Software Simaster dilakukan secara
lebih teliti sehingga kesalahan terhadap penginputan data
dapat dihindari dan juga adanya pengawasan dari bagian
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di PDAM Tirtawening Kota Bandung,
maka penulis menarik kesimpulan diantaranya :
a) Prosedur pengeluaran kas yang dilakukan oleh PDAM Tirtawening
Kota Bandung sudah cukup baik karena adanya otoritas yang jelas dari
pihak yang berwenang, adanya ketetapan yang jelas perihal tugas dan
tanggung jawab pada bagian kas dan adanya aturan yang jelas dengan
alur keluar masuknya kas di PDAM Tirtawening Kota Bandung karena
sudah menggunakan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di
Indonesia.
b) Hambatan yang terjadi pada prosedur pengeluaran kas terletak pada
sumber daya manusia sering terjadinya kesalahan pencatatan pada buku
pengeluaran kas dan buku ekspedisi, adanya perbedaan nominal rupiah
pada buku pengeluaran kas dan buku ekspedisi, dan kesalahan
penginputan data pada Software Simaster.
c) Upaya yang dilakukan perusahaan terhadap hambatan yang terjadi pada
prosedur pengeluaran kas yaitu ketika melakukan pencatatan dalam
buku, diperiksa kembali data yang sudah ditulis sehingga dapat
meminimalisir kesalahan yang terjadi dan untuk mengurangi selisih
yang terjadi pada buku pengeluaran kas dan buku ekspedisi, staf yang
data yang terdapat dalam buku pengeluaran kas dan buku ekspedisi
sehingga perbedaan nominal pada buku-buku tersebut dapat
diminimalisir dan penginputan data pada Software Simaster dilakukan
secara lebih teliti sehingga kesalahan terhadap penginputan data dapat
dihindari dan juga adanya pengawasan dari bagian kas.
4.2 Saran
Berdasarkan penelitian di PDAM Tirtawening Kota Bandung, penulis
akan mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat untuk
pihak - pihak yang berkepentingan, diantaranya :
a) Prosedur dalam pengeluaran kas sudah baik karena berpedoman kepada
SAK yang berlaku namun perlu ditingkatkan lagi dalam sikap yang
profesionalisme dan disiplin dari para karyawan, agar kerjasama antar
bagian – bagian di PDAM Tirtawening Kota Bandung maupun dengan
pihak – pihak lain dapat merubah kinerja perusahaan menjadi lebih
baik.
b) PDAM Tirtawening Kota Bandung harus bertindak tegas dan
melakukan upaya yang terbaik dalam menanggapi hambatan tersebut,
agar permasalahan itu tidak terjadi terus-menerus.
c) Upaya yang seharusnya dilakukan yaitu perusahaan dengan cara selalu
memberikan pengawasan yang tegas terhadap karyawan dan
memberikan training – training yang dapat memberikan pengetahuan
yang lebih terhadap para karyawan yang bertugas sehingga dengan
bidanganya dan mempunyai cara berpikir dan tujuan yang sama untuk
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek
Program Studi Akuntansi Strata Satu
Disusun oleh :
DHEVI PUTRIARISMA Y.H
2.11.12.003
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
iv SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Laporan Kerja Praktek ... 1
1.2Tujuan Laporan Kerja Praktek ... 4
1.3Kegunaan Kerja Praktek ... 4
1.3.1 Kegunaan Praktis ... 4
1.3.2 Keguanaan Akademis ... 4
1.4Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ... 5
1.4.1 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek ... 5
1.4.2 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ... 5
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN / INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat PDAM Tirtawening Kota Bandung ... 7
v
2.1.2 Logo PDAM Tirtawening Kota Bandung ... 10
2.2 Struktur Organisasi PDAM Tirtawening Kota Bandung ... 12
2.2.1 Struktur Organisasi Umum PDAM Tirtawening Kota Bandung ... 13
2.2.2 Struktur Organisasi Khusus PDAM Tirtawening Kota Bandung .. 15
2.3 Uraian Tugas Struktur Organisasi PDAM Tirtawening Kota Bandung .. 15
2.4 Kegiatan PDAM Tirtawening Kota Bandung ... 33
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Landasan Teori... 36
3.1.1 Pengertian Prosedur ... 36
3.1.2 Kas ... 36
3.1.2.1 Pengertian Kas ... 38
3.1.2.2 Fungsi Kas ... 39
3.1.2.3 Pengelolaan Kas ... 40
3.1.3 Pengertian Pengeluaran Kas ... 41
3.1.3.1 Unsur-Unsur Pengeluaran Kas... 42
3.2 Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan Kerja Praktek ... 43
vi
Tirtawening Bandung ... 51
3.2.1.3 Upaya-upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Hambatan Dalam Prosedur Pengeluaran Kas Pada PDAM Tirtawening Bandung ... 51
3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek ... 52
3.2.2.1 Prosedur Pengeluaran Kas pada PDAM Tirtawening Kota Bandung ... 52
3.2.2.2 Hambatan Pada Prosedur Pengeluaran Kas PDAM Tirtawening Bandung ... 52
3.2.2.3 Upaya-upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Hambatan Dalam Prosedur Pengeluaran Kas Pada PDAM Tirtawening Bandung ... 53
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 55
4.2 Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 58
LAMPIRAN ... 59
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Susanto. 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung : Lingga Jaya.
Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers.
Kusnadi. 2011. Akuntansi Keuangan Menengan (Intermediete). Malang :
Universitas Brawijaya.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Yogyakarta : Salemba Empat.
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Yogyakarta : Salemba Empat.
Nafarin, M. 2008. Penganggaran Perusahaan. Jakarta : Salemba Empat.
Soemarso S.R. 2009. Akuntansi Suatu Pengantar. Buku Satu Edisi Lima, Jakarta : Salemba Empat.
Soemarso S.R. 2010. Akuntansi Suatu Pengantar, Cetakan Keempat, Jakarta : Salemba Empat.
i
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini yang berjudul
“PROSEDUR PENGELUARAN KAS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR
MINUM (PDAM) TIRTAWENING KOTA BANDUNG”.
Adapun maksud dari penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat
Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang Strata 1 Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Atas berkat bantuan dari berbagai
pihak yang telah berkenan untuk memberikan segala yang dibutuhkan dalam
penulisan laporan ini, perkenankanlah penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Allah SWT atas karunia, kelancaran dan kemudahan yang telah dilimpahkan
kepada penulis.
2. Nabi Muhammad SAW, atas contoh hidup beliau yang menginspirasi menjadi
manusia yang mau belajar.
3. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc. selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
4. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec., Lic., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
5. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M. Ak., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
6. Wati Aris Astuti, SE., M.Si., Ak., CA selaku Koordinator Kerja Praktek
ii
membantu dan mengarahkan penulis dalam menyusun Laporan Kerja Praktek.
9. Heru Suharto, SE, MH selaku Pimpinan PDAM Tirtawening Kota Bandung
yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melaksanakan kerja
praktek di Bagian Keuangan.
10. Dada Juanda dan Edi Junaidi, SE selaku pembimbing perusahaan yang telah
memberikan pengarahan dan kepada penulis selama pelaksanaan kerja praktek
di Bagian Keuangan.
11.Kedua orang tuaku, Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu memeberikan doa,
kasih sayang, dukungan, secara moril maupun materil yang menjadi motivasi
hingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek.
12.Kepada kedua kakakku Wildan dan Septian yang selalu mendukung dan
memfasilitasi hingga terselesaikannya Laporan Kerja Praktek.
13.Muhammad Doni Putra yang setia menemani, selalu memberi semangat,
motivasi, dukungan dan kekuatan untuk terus berjuang hingga
terselesaikannya Laporan Kerja Praktek ini.
14.Desi, Sarah, Heppy, Rita yang dari awal kuliah banyak menemani dalam suka
maupun duka.
15.Teman - teman seperjuangan kelas Akuntansi 2 angkatan 2012.
16.Teman – teman Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia
iii
banyak membantu penulis selama proses perkuliahan serta penyusunan
laporan ini.
19.Dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini dan semua pihak
yang tidak dapt disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari akan kekurangsempurnaan penulisan laporan. Oleh sebab
itu segala kritik maupun saran yang membangun sangat penulis harapkan agar
kelak dikemudian hari dapat menyelesaikan karya yang lebih baik.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang membacannya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Bandung, November 2015
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : DHEVI PUTRIARISMA YOSANIA HERWINA
NIM : 2.11.12.003
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 17 Agustus 1994
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Pasir Koja, Rahayu III No. 217/91
RT. 04 RW. 05 Bandung
Telepon : 0857-2039-6073
Email : dheviputriarisma@yahoo.com
Foto :
Pendidikan Formal
1.1998 - 2000 TK Al-Ikhlas Bandung
2. 2000 - 2006 SD Kemah Indonesia 1 Bandung
3. 2006 - 2009 SMP Negeri 24 Bandung
4. 2009 - 2012 SMK Muslimin 1 Bandung