FORMULASI
FORMULASI
FORMULASI
FORMULASI SEDIAAN
SEDIAAN
SEDIAAN
SEDIAAN PEWARNA
PEWARNA
PEWARNA
PEWARNA PIPI
PIPI
PIPI
PIPI DALAM
DALAM
DALAM
DALAM
BENTUK
BENTUK
BENTUK
BENTUK PADAT
PADAT
PADAT
PADAT DENGAN
DENGAN
DENGAN
DENGAN MENGGUNAKAN
MENGGUNAKAN
MENGGUNAKAN
MENGGUNAKAN
EKSTRAK
EKSTRAK
EKSTRAK
EKSTRAK BUNGA
BUNGA
BUNGA
BUNGA BELIMBING
BELIMBING
BELIMBING
BELIMBING WULUH
WULUH
WULUH
WULUH ((((
Averrhoa
Averrhoa
Averrhoa
Averrhoa
bilimbi
bilimbi
bilimbi
bilimbi
L.)
L.)
L.)
L.)
SKRIPSI
SKRIPSI
SKRIPSI
SKRIPSI
OLEH: OLEH: OLEH: OLEH: IZAFELLAIZAFELLAIZAFELLAIZAFELLA FAHRAINTFAHRAINTFAHRAINTFAHRAINT NIM
NIMNIMNIM 111524011152401115240111524055555555
PROGRAM
PROGRAM
PROGRAM
PROGRAM EKSTENSI
EKSTENSI
EKSTENSI
EKSTENSI SARJANA
SARJANA
SARJANA
SARJANA FARMASI
FARMASI
FARMASI
FARMASI
FAKULTAS
FAKULTAS
FAKULTAS
FAKULTAS FARMASI
FARMASI
FARMASI
FARMASI
UNIVERSITAS
UNIVERSITAS
UNIVERSITAS
FORMULASI
FORMULASI
FORMULASI
FORMULASI SEDIAAN
SEDIAAN
SEDIAAN
SEDIAAN PEWARNA
PEWARNA
PEWARNA
PEWARNA PIPI
PIPI
PIPI
PIPI DALAM
DALAM
DALAM
DALAM
BENTUK
BENTUK
BENTUK
BENTUK PADAT
PADAT
PADAT
PADAT DENGAN
DENGAN
DENGAN
DENGAN MENGGUNAKAN
MENGGUNAKAN
MENGGUNAKAN
MENGGUNAKAN
EKSTRAK
EKSTRAK
EKSTRAK
EKSTRAK BUNGA
BUNGA
BUNGA
BUNGA BELIMBING
BELIMBING
BELIMBING
BELIMBING WULUH
WULUH
WULUH
WULUH ((((
Averrhoa
Averrhoa
Averrhoa
Averrhoa
bilimbi
bilimbi
bilimbi
bilimbi
L.)
L.)
L.)
L.)
SKRIPSI
SKRIPSI
SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan
DiajukanDiajukanDiajukan untukuntukuntukuntuk melengkapimelengkapimelengkapimelengkapi salahsalah satusalahsalahsatusatusatu syaratsyaratsyaratsyarat untukuntukuntukuntuk memperoleh
memperoleh memperoleh
memperoleh GelarGelarGelarGelar SarjanaSarjanaSarjanaSarjana FarmasiFarmasiFarmasiFarmasi padapadapadapada Fakultas
Fakultas Fakultas
Fakultas FarmasiFarmasiFarmasiFarmasi Universitas
Universitas Universitas
Universitas SumateraSumateraSumateraSumatera UtaraUtaraUtaraUtara
OLEH:
OLEH:
OLEH:
OLEH:
IZAFELLA
IZAFELLA
IZAFELLA
IZAFELLA FAHRAINT
FAHRAINT
FAHRAINT
FAHRAINT
NIM
NIM
NIM
NIM 111524055
111524055
111524055
111524055
PROGRAM
PROGRAM
PROGRAM
PROGRAM EKSTENSI
EKSTENSI
EKSTENSI
EKSTENSI SARJANA
SARJANA
SARJANA
SARJANA FARMASI
FARMASI
FARMASI
FARMASI
FAKULTAS
FAKULTAS
FAKULTAS
FAKULTAS FARMASI
FARMASI
FARMASI
FARMASI
UNIVERSITAS
UNIVERSITAS
UNIVERSITAS
PENGESAHAN
PENGESAHAN
PENGESAHAN
PENGESAHAN SKRIPSI
SKRIPSI
SKRIPSI
SKRIPSI
FORMULASI
FORMULASI
FORMULASI
FORMULASI SEDIAAN
SEDIAAN
SEDIAAN
SEDIAAN PEWARNA
PEWARNA
PEWARNA
PEWARNA PIPI
PIPI
PIPI
PIPI DALAM
DALAM
DALAM
DALAM
BENTUK
BENTUK
BENTUK
BENTUK PADAT
PADAT
PADAT
PADAT DENGAN
DENGAN
DENGAN
DENGAN MENGGUNAKAN
MENGGUNAKAN
MENGGUNAKAN
MENGGUNAKAN
EKSTRAK
EKSTRAK
EKSTRAK
EKSTRAK BUNGA
BUNGA
BUNGA
BUNGA BELIMBING
BELIMBING
BELIMBING
BELIMBING WULUH
WULUH
WULUH
WULUH ((((
Averrhoa
Averrhoa
Averrhoa
Averrhoa
bilimbi
bilimbi
bilimbi
bilimbi
L.)
L.)
L.)
L.)
OLEH:
OLEH:
OLEH:
OLEH:
IZAFELLA
IZAFELLA
IZAFELLA
IZAFELLA FAHRAINT
FAHRAINT
FAHRAINT
FAHRAINT
NIM
NIM
NIM
NIM 111524055
111524055
111524055
111524055
Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Pada tanggal: 18 September 2013
Pembimbing I, Panitia Penguji,
Dra. Fat Aminah, M.Sc., Apt. Dra. Djendakita Purba, M.Si., Apt. NIP 195011171980022001 NIP 195107031977102001
Pembimbing II, Dra. Fat Aminah, M.Sc., Apt. NIP 195011171980022001
Dra. Saodah, M.Sc., Apt. Dra. Nazliniwaty, M.Si., Apt. NIP 194901131976032001 NIP 196005111989022001
Drs. Suryanto, M.Si., Apt. NIP 196106191991031001
Medan, Oktober 2013 Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara Dekan,
KATA
KATAKATAKATA PENGANTARPENGANTARPENGANTARPENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun skripsi ini. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memformulasi sediaan pewarna pipi dalam bentuk padat dengan menggunakan ekstrak bunga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbiL.) sebagai pewarna yang merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada . IbuDra. Fat Aminah, M.Sc., Apt., dan ibuDra. Saodah, M.Sc., Apt., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah sangat sabar dan telaten membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas
Farmasi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan fasilitas selama masa pendidikan. Ibu Dra. Djendakita Purba, M.Si., Apt., Ibu Dra
Nazliniwaty, M.Si., Apt., dan Bapak Drs. Suryanto, M.Si., Apt., selaku dosen penguji yang memberikan masukan, kritik, arahan dan saran dalam menyusun skripsi ini. Bapak dan ibu staf pengajar Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik selama perkuliahan.
Penulis juga ingin mempersembahkan rasa terima kasih yang sangat tulus kepada Ibunda Laili fithri dan Ayahanda Tarmizi atas pengorbanannya dengan tulus ikhlas dan telah mendoakan penulis, untuk adik-adik tersayang Sujuddin Wahyu dan Aan Raisul Syahrain yang selalu setia memberikan dorongan dan semangat serta kepada teman-teman ekstensi stambuk 2011 atas semua motivasinya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna memperbaiki skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khusus bidang farmasi.
Medan, Oktober 2013 Penulis
FORMULASI
FORMULASI
FORMULASI
FORMULASI SEDIAAN
SEDIAAN
SEDIAAN
SEDIAAN PEWARNA
PEWARNA
PEWARNA
PEWARNA PIPI
PIPI
PIPI
PIPI
DALAM
DALAM
DALAM
DALAM BENTUK
BENTUK
BENTUK
BENTUK PADAT
PADAT
PADAT
PADAT DENGAN
DENGAN
DENGAN
DENGAN MENGGUNAKAN
MENGGUNAKAN
MENGGUNAKAN
MENGGUNAKAN
ESKTRAK
ESKTRAK
ESKTRAK
ESKTRAK BUNGA
BUNGA
BUNGA
BUNGA BELIMBING
BELIMBING
BELIMBING
BELIMBING WULUH
WULUH
WULUH
WULUH
((((
Ave
Ave
Ave
Averrrrrhoa
rhoa
rhoa
rhoa bilimbi
bilimbi
bilimbi
bilimbi
L.
L.
L.
L.))))
ABSTRAK ABSTRAK ABSTRAKABSTRAK
Pewarna pipi adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai pipi dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah. Pewarna pipi dibuat dalam berbagai corak warna yang bervariasi mulai dari warna merah jambu hingga merah tua. Bunga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) mengandung pigmen antosianin yang mampu memberikan warna merah. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat sediaan pewarna pipi dalam bentuk padat menggunakan esktrak bunga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbiL.) sebagai pewarna.
Ekstraksi bunga belimbing wuluh dibuat dengan cara maserasi 500 gram bunga belimbing menggunakan 500 ml etanol 96% yang telah dicampurkan dengan 2% asam sitrat dan 0,1% natrium metabisulfit. Maserat lalu dipekatkan dengan penguap berputar (rotary evaporator) pada suhu ± 48°C sampai diperoleh ekstrak kental. Selanjutnya hasil yang diperoleh dilakukan pengeringan beku (freeze drying) -40°C selama 2 hari sehingga diperoleh ekstrak bunga belimbing wuluh kental sebanyak 41,62 gram. Ekstrak diformulasi dengan menggunakan talkum, kaolin, zink stearat, parfum, nipagin, isopropyl miristat, lanolin dengan variasi konsentrasi ekstrak 2, 4, 6, 8 dan 10%. Campuran dikempa dengan menggunakan pencetak diameter 1,5cm. Kemudian dilakukan pemeriksaan mutu fisik (homogenitas, uji poles, uji kekerasan, uji keretakan), uji cemaran mikroba, uji iritasi, kesukaan dan stabilitas.
Hasil pemeriksaan mutu fisik sediaan menunjukan bahwa sediaan memiliki warna yang homogen, polesan terbaik pada konsentrasi 6%. Sediaan yang disukai adalah dengan konsentrasi 6%. Hasil uji kekerasan pewarna pipi menggunakan pewarna ekstrak bunga belimbing wuluh 2, 4, 6, 8% adalah 0,2 kg, dan yang 10% adalah 0,4 kg. Warna dan bau dari semua sediaan yang dibuat mengalami perubahan (tidak stabil) selama 75 hari. Ekstrak bunga belimbing wuluh dapat digunakan sebagai pewarna dalam sediaan pewarna pipi, sediaan pewarna pipi dengan ekstrak bunga belimbing wuluh 2, 4, 6, 8, dan 10% memberikan masing- masing warna yaitu merah jambu, merah muda kecoklatan, dan merah maron. Semua sediaan tidak pecah, tidak stabil dalam penyimpanan selama 90 hari dan , tidak menyebabkan iritasi.
Kata Kata
FORMULATION
FORMULATION
FORMULATION
FORMULATION OF
OF
OF
OF ROUGE
ROUGE
ROUGE
ROUGE IN
IN
IN
IN A
A
A
A SOLID
SOLID
SOLID
SOLID FORM
FORM
FORM
FORM USING
USING
USING
USING
BELIMBING
BELIMBING
BELIMBING
BELIMBING WULUH
WULUH
WULUH
WULUH FLOWER
FLOWER
FLOWER
FLOWER ((((
Averrhoa
Averrhoa
Averrhoa
Averrhoa Bilimbi
Bilimbi
Bilimbi
Bilimbi
L.
L.
L.
L. ))))
EXTRACT
EXTRACT
EXTRACT
EXTRACT
ABSTRACT ABSTRACT ABSTRACT ABSTRACT
Rouge is a kind of cosmetic that used for coloring cheek with artistic touch so it can improve the aesthetics of make up. Rouge are made on various colors from pink to dark red. Belimbing wuluhs flower contains of antocyanin pigment which produce is red color. The objective of this observation was to make the rouge in a solid form using belimbing wuluh flower (Averrhoa bilimbiL.) extract as a colourant .
Extract was made by macerating 500 g belimbing wuluh flower using 96% ethanol which had been mixed with 2% citric acid and 0,1% sodium metabisulphite. Macerating material was concentrated by rotary evaporator on 48°C till it produce viscous extract. Then the material which got from maceration will be freeze dried on -40°C for two days and there will be 41,62 g viscous belimbing wuluh extract after that. The extract was formulated by using talc, kaolin, zinc stearate, perfume, nipagin, isopropyl myristate, lanolin with various dye concentration of 2, 4, 6, 8 and 10%. The material is compressed by using compressor with 1,5 centimeters diameter. Then it will be tested by physic quality test (homogenity, smear test, hardness test, cracked test), microbial contamination test, irritation test , hedonic test and stability.
The result of physic quality showed that the the product has a homogeneous color, best make up at concentrations of 6%, the preferred rouge was rouge with a concentration of 6%. Result of hardness test using belimbing wuluh flower ekstract as colorant each 2, 4, 6, and 8% was 0,2 kg, and rouge with 10% has a hardness 0,4 kg. The color and odor of the rouge were not stable for 75 days. Belimbing wuluh flower ekstract can be used as colorant in rouge formulation, the rouge with extract of belimbing wuluh flower 2, 4, 6, 8, and 10% gave color respectively: pink, pink chocolate, and maron. All product was not broke, was not stable in storage for 90 days, and did not cause irritation.
Keyword Keyword
DAFTAR DAFTAR DAFTAR DAFTAR ISIISIISIISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Hipotesis ... 3
1.4 Tujuan Penelitian ... 4
1.5 Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5
2.1 Uraian Tumbuhan ... 5
2.2 Kosmetik ... 8
2.3 Perona Pipi ... 13
BAB III METODE PENELITIAN ... 16
3.1 Alat dan Bahan ... 16
3.2 Pengumpulan dan Pengolahan Sampel... 17
3.3 Pembuatan Ekstrak Bunga Belimbing Wuluh... 17
3.4 Pembuatan Formula Pemerah Pipi dengan Ekstrak Bunga Belimbing Wuluh sebagai Pewarna dalam Berbagai Konsentrasi... 18
3.5 Pemeriksaan Mutu Fisik Pewarna Pipi... 21
3.6 Uji Iritasi dan Uji Kesukaan(Hedonic test)... 23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 26
4.1 Hasil Ekstraksi Bunga Belimbing Wuluh ...26
4.2 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Sediaan Pewarna Pipi...26
4.3 Hasil Uji Kesukaan(Hedonic test)... 30
4.4 Stabilitas Pewarna Pipi ... ... 32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 34
5.1 Kesimpulan ... 34
5.2 Saran ... 34
DAFTAR PUSTAKA ... 35
DAFTAR
DAFTARDAFTARDAFTAR TABELTABELTABELTABEL
Halaman Tabel 3.1 Modifikasi formula sediaan pewarna pipi dari ekstrak
bunga belimbing wuluh ... 20
Tabel 4.1 Data pemeriksaan uji kekerasan pada sediaan pewarna pipi ... 27
Tabel 4.2 Data pemeriksaan uji keretakan pada sediaan pewarna pipi ... 28
Tabel 4.3 Hasil uji cemran mikroba ...29
Tabel 4.4 Data uji iritasi ... 29
Tabel 4.5 Data nilai uji kesukaan(Hedonic test) ...31
DAFTAR DAFTAR DAFTAR
DAFTAR LAMPIRANLAMPIRANLAMPIRANLAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Hasil Determinasi Tumbuhan ...37
Lampiran 2 Hasil Uji Cemaran Mikroba ... 38
Lampiran 3 Gambar Bunga Belimbing Wuluh ...39
Lampiran 4 Perhitungan Bahan Formulasi Sediaan Pewarna Pipi untuk 50 g ...40
Lampiran 5 Kuesioner Uji Kesukaan(Hedonic test) ...43
Lampiran 6 Perhitungan Rendemen ... 44
Lampiran 7 Ekstrak Bunga Belimbing Wuluh ... 45
Lampiran 8 Gambar Sediaan Pewarna Pipi Menggunakan Pewarna Ekstrak Bungan Belimbing Wuluh ... 46
Lampiran 9 Gambar Hasil Uji Homogenitas (konsentrasi 8%), Hasil Uji Iritasi (konsentrasi 10%) ...47
Lampiran 10 Uji Poles ... 48
Lampiran 11 Surat Pernyataan untuk Uji Iritasi ... 49
Lampiran 12 Gambar Alat Uji Kekerasan (copley) dan Alat Pencetak ... 50
Lampiran 13 Perhitungan Uji Kesukaan(Hedonictest)...51
FORMULASI
FORMULASI
FORMULASI
FORMULASI SEDIAAN
SEDIAAN
SEDIAAN
SEDIAAN PEWARNA
PEWARNA
PEWARNA
PEWARNA PIPI
PIPI
PIPI
PIPI
DALAM
DALAM
DALAM
DALAM BENTUK
BENTUK
BENTUK
BENTUK PADAT
PADAT
PADAT
PADAT DENGAN
DENGAN
DENGAN
DENGAN MENGGUNAKAN
MENGGUNAKAN
MENGGUNAKAN
MENGGUNAKAN
ESKTRAK
ESKTRAK
ESKTRAK
ESKTRAK BUNGA
BUNGA
BUNGA
BUNGA BELIMBING
BELIMBING
BELIMBING
BELIMBING WULUH
WULUH
WULUH
WULUH
((((
Ave
Ave
Ave
Averrrrrhoa
rhoa
rhoa
rhoa bilimbi
bilimbi
bilimbi
bilimbi
L.
L.
L.
L.))))
ABSTRAK ABSTRAK ABSTRAKABSTRAK
Pewarna pipi adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai pipi dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah. Pewarna pipi dibuat dalam berbagai corak warna yang bervariasi mulai dari warna merah jambu hingga merah tua. Bunga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) mengandung pigmen antosianin yang mampu memberikan warna merah. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat sediaan pewarna pipi dalam bentuk padat menggunakan esktrak bunga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbiL.) sebagai pewarna.
Ekstraksi bunga belimbing wuluh dibuat dengan cara maserasi 500 gram bunga belimbing menggunakan 500 ml etanol 96% yang telah dicampurkan dengan 2% asam sitrat dan 0,1% natrium metabisulfit. Maserat lalu dipekatkan dengan penguap berputar (rotary evaporator) pada suhu ± 48°C sampai diperoleh ekstrak kental. Selanjutnya hasil yang diperoleh dilakukan pengeringan beku (freeze drying) -40°C selama 2 hari sehingga diperoleh ekstrak bunga belimbing wuluh kental sebanyak 41,62 gram. Ekstrak diformulasi dengan menggunakan talkum, kaolin, zink stearat, parfum, nipagin, isopropyl miristat, lanolin dengan variasi konsentrasi ekstrak 2, 4, 6, 8 dan 10%. Campuran dikempa dengan menggunakan pencetak diameter 1,5cm. Kemudian dilakukan pemeriksaan mutu fisik (homogenitas, uji poles, uji kekerasan, uji keretakan), uji cemaran mikroba, uji iritasi, kesukaan dan stabilitas.
Hasil pemeriksaan mutu fisik sediaan menunjukan bahwa sediaan memiliki warna yang homogen, polesan terbaik pada konsentrasi 6%. Sediaan yang disukai adalah dengan konsentrasi 6%. Hasil uji kekerasan pewarna pipi menggunakan pewarna ekstrak bunga belimbing wuluh 2, 4, 6, 8% adalah 0,2 kg, dan yang 10% adalah 0,4 kg. Warna dan bau dari semua sediaan yang dibuat mengalami perubahan (tidak stabil) selama 75 hari. Ekstrak bunga belimbing wuluh dapat digunakan sebagai pewarna dalam sediaan pewarna pipi, sediaan pewarna pipi dengan ekstrak bunga belimbing wuluh 2, 4, 6, 8, dan 10% memberikan masing- masing warna yaitu merah jambu, merah muda kecoklatan, dan merah maron. Semua sediaan tidak pecah, tidak stabil dalam penyimpanan selama 90 hari dan , tidak menyebabkan iritasi.
Kata Kata
FORMULATION
FORMULATION
FORMULATION
FORMULATION OF
OF
OF
OF ROUGE
ROUGE
ROUGE
ROUGE IN
IN
IN
IN A
A
A
A SOLID
SOLID
SOLID
SOLID FORM
FORM
FORM
FORM USING
USING
USING
USING
BELIMBING
BELIMBING
BELIMBING
BELIMBING WULUH
WULUH
WULUH
WULUH FLOWER
FLOWER
FLOWER
FLOWER ((((
Averrhoa
Averrhoa
Averrhoa
Averrhoa Bilimbi
Bilimbi
Bilimbi
Bilimbi
L.
L.
L.
L. ))))
EXTRACT
EXTRACT
EXTRACT
EXTRACT
ABSTRACT ABSTRACT ABSTRACT ABSTRACT
Rouge is a kind of cosmetic that used for coloring cheek with artistic touch so it can improve the aesthetics of make up. Rouge are made on various colors from pink to dark red. Belimbing wuluhs flower contains of antocyanin pigment which produce is red color. The objective of this observation was to make the rouge in a solid form using belimbing wuluh flower (Averrhoa bilimbiL.) extract as a colourant .
Extract was made by macerating 500 g belimbing wuluh flower using 96% ethanol which had been mixed with 2% citric acid and 0,1% sodium metabisulphite. Macerating material was concentrated by rotary evaporator on 48°C till it produce viscous extract. Then the material which got from maceration will be freeze dried on -40°C for two days and there will be 41,62 g viscous belimbing wuluh extract after that. The extract was formulated by using talc, kaolin, zinc stearate, perfume, nipagin, isopropyl myristate, lanolin with various dye concentration of 2, 4, 6, 8 and 10%. The material is compressed by using compressor with 1,5 centimeters diameter. Then it will be tested by physic quality test (homogenity, smear test, hardness test, cracked test), microbial contamination test, irritation test , hedonic test and stability.
The result of physic quality showed that the the product has a homogeneous color, best make up at concentrations of 6%, the preferred rouge was rouge with a concentration of 6%. Result of hardness test using belimbing wuluh flower ekstract as colorant each 2, 4, 6, and 8% was 0,2 kg, and rouge with 10% has a hardness 0,4 kg. The color and odor of the rouge were not stable for 75 days. Belimbing wuluh flower ekstract can be used as colorant in rouge formulation, the rouge with extract of belimbing wuluh flower 2, 4, 6, 8, and 10% gave color respectively: pink, pink chocolate, and maron. All product was not broke, was not stable in storage for 90 days, and did not cause irritation.
Keyword Keyword
BAB BABBABBAB IIII PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN
1.1 1.1
1.11.1 LatarLatarLatarLatar BelakangBelakangBelakangBelakang
Kosmetik dikenal manusia sejak berabad- abad yang lalu. Pada abad
ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian yaitu selain untuk kecantikan
juga untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru
dimulai secara besar-besaran pada abad ke-20 dan kosmetik menjadi salah satu
bagian dari dunia usaha. Dewasa ini, teknologi kosmetika begitu maju dan
merupakan paduan antara obat dan kosmetik (pharmaceutical) atau dikenal
dengan istilah kosmetik medik (cosmeceutikals) (Tranggono dan Latifah, 2007).
Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up) diperlukan untuk merias dan
menutup cacat pada kulit sehingga menghasilkan penampilan yang lebih menarik
serta menimbulkan efek psikologis yang baik, seperti percaya diri (self confident).
Dalam kosmetik riasan, peran zat warna dan pewangi sangat besar (Tranggono
dan Latifah, 2007). Salah satu kosmetik riasan yang banyak digunakan adalah
pewarna pipi.
Pewarna pipi adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai
pipi dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata
rias wajah. Pewarna pipi dapat digunakan langsung dengan melekatkan pada kulit
sebelum maupun sesudah menggunakan bedak. Pewarna pipi bubuk dapat
disajikan dalam bentuk bubuk tabur dan bubuk kompak. Formulasi bubuk kompak
umumnya mengandung talk dengan kadar tinggi dan zat pengikat, sehingga
campuran bahan dapat dikempa dalam bentuk kompak. Pewarna pipi dibuat
dalam berbagai corak warna yang bervariasi mulai dari warna merah jambu
hingga merah tua. Pewarna pipi konvensional lazim mengandung pigmen merah
atau merah kecoklatan dengan kadar tinggi. Pewarna pipi yang mengandung
pigmen kadar rendah digunakan sebagai pelembut warna atau pencampur untuk
memperoleh efek yang menyolok (Ditjen POM, 1985).
Tanaman belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) adalah sejenis pohon
tahunan dengan tinggi mencapai 5-10 m, bunganya kecil, muncul langsung dari
batang dengan tangkai bunga berambut, mahkota bunga ada lima, buahnya elips,
warna buah ketika masih muda hijau dengan sisa kelopak bunga di ujungnya
(Widianingrum, 2011). Bunga belimbing wuluh mengandung pigmen antosianin
yang mampu memberikan waran merah (Hidayat dan Saati, 2006).
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengekstraksi zat
warna dari bunga belimbing wuluh untuk digunakan sebagai pewarna dalam
1.2 1.2
1.21.2 PerumusanPerumusanPerumusanPerumusan MasalahMasalahMasalahMasalah
Rumusan masalah penelitian adalah:
1. Apakah ekstrak bunga belimbing wuluh dapat digunakan sebagai pewarna
dalam formula sediaan pewarna pipi?
2. Apakah formula sediaan pewarna pipi dengan ekstrak bunga belimbing
wuluh stabil dalam penyimpanan pada suhu kamar?
3. Apakah ekstrak bunga belimbing wuluh yang digunakan sebagai pewarna
dalam formula sediaan pewarna pipi tidak menyebabkan iritasi saat
digunakan?
1.3 1.3
1.31.3 HipotesisHipotesisHipotesisHipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis penelitian ini
adalah:
1. Ekstrak bunga belimbing wuluh dapat digunakan sebagai pewarna dalam
formula sediaan pewarna pipi.
2. Formula sediaan pewarna pipi dengan ekstrak bunga belimbing wuluh
stabil dalam penyimpanan pada suhu kamar.
3. Ekstrak bunga belimbing wuluh yang digunakan sebagai pewarna dalam
formula sediaan pewarna pipi tidak menyebabkan iritasi saat digunakan.
1.4 1.4
1.41.4 TujuanTujuanTujuanTujuan PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk membuat sediaan pewarna pipi dengan menggunakan pewarna
dari ekstrak bunga belimbing wuluh.
2. Untuk mengetahui kestabilan sediaan pewarna pipi dengan menggunakan
3. Untuk mengetahui sediaan pewarna pipi dengan menggunakan pewarna
dari ekstrak bunga belimbing wuluh tidak menyebabkan iritasi saat
digunakan.
1.5 1.5
1.51.5 ManfaatManfaatManfaatManfaat PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian
BAB BAB BAB BAB IIIIIIII TINJAUAN TINJAUAN TINJAUAN
TINJAUAN PUSTAKAPUSTAKAPUSTAKAPUSTAKA
2.1 2.1
2.12.1 UraianUraianUraianUraian TumbuhanTumbuhanTumbuhanTumbuhan
2.1.1 2.1.1
2.1.12.1.1 HabitatHabitatHabitatHabitat tumbuhantumbuhantumbuhantumbuhan
Belimbing wuluh merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal
dari kawasan Malaysia, kemudian menyebar luas ke berbagai negara yang
beriklim tropis lainnya di dunia termasuk Indonesia. Di kawasan Amerika, buah
belimbing dikenal dengan namastarfruits(Hernowo, 2011).
2.1.2 2.1.2
2.1.22.1.2 MorfologiMorfologiMorfologiMorfologi tumbuhantumbuhantumbuhantumbuhan
Tanaman belimbing wuluh memiliki tinggi 5-10 m dengan batang yang
tidak begitu besar dan diameternya hanya 30 cm. Ditanam untuk diambil buahnya,
namun terkadang juga ditemukan tumbuh liar di dataran rendah sampai 500 m
diatas permukaan laut. Batangnya bergelombang kasar, pendek dan cabangnya
sedikit. Daunnya membentuk kelompok menyirip bergantian, panjangnya 30-60
cm dan berkelompok pada akhir cabang. Pada setiap daun terdapat 11-45 pasang
daun oval. Bunganya kecil, muncul langsung dari batang dengan tangkai bunga
berbulu. Mahkota bunganya berjumlah lima, berwarna putih, kuning, atau ungu.
Buahnya berbentuk elips atau torpedo dengan panjang 4-10 cm. Warnanya hijau
ketika muda dengan kelopak yang tersisa menempel di ujung. Buah masak
2.1.3 2.1.3
2.1.32.1.3 SistematikaSistematikaSistematikaSistematika tumbuhantumbuhantumbuhantumbuhan
Taksonomi belimbing wuluh (Hernowo, 2011):
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dycotyledonae
Ordo : Oxalidales
Famili : Oxalidaceae
Genus : Averrhoa
Species :Averrhoa bilimbiL.
2.1.4 2.1.4
2.1.42.1.4 KandunganKandunganKandunganKandungan kimiakimiakimiakimia
Di dalam belimbing wuluh terdapat beberapa kandungan diantaranya
kalsium, besi, tiamin, riboflavin, karoten, asam askorbat, niasin, dan kandungan
air. Sedangkan bunga belimbing wuluh mengandung antosianin (Elshabrina, 2013).
2.1.5 2.1.5
2.1.52.1.5 AntosianinAntosianinAntosianinAntosianin
Antosianin berasal dari bahasa Yunani yaitu “anthos” yang berarti bunga
dan “kyanos” yang berarti biru gelap dan termasuk senyawa flavonoid. Antosianin
merupakan sekelompok zat warna berwarna kemerahan yang larut dalam air dan
tersebar sangat luas di dunia tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu dapat digunakan
dan sayuran). Pigmen yang berwarna kuat dan larut dalam air adalah penyebab
hampir semua warna merah, oranye, ungu, dan biru (Kumalaningsih, 2006).
Secara kimia, semua antosianin merupakan turunan sianidin, dan
semuanya terbentuk dari pigmen sianidin dengan penambahan atau pengurangan
gugus hidroksil atau dengan metilasi. Antosianidin adalah aglikon antosianin yang
terbentuk bila antosianin dihidrolisis dengan asam. Antosianidin yang paling
umum dipakai saat ini adalah sianidin yang berwarna merah lembayung.
Perbedaan warna alami pigmen ini dipengaruhi oleh hidroksilasi dan metilasi,
hidroksilasi meningkatkan warna biru sedangkan metilasi meningkatkan warna
merah (Kumalaningsih, 2006).
Aplikasi antosianin berperan sebagai pewarna alami dapat dilakukan pada
pH rendah. Faktor –faktor yang mempengaruhi stabilitas antosianin adalah
oksigen, pH, temperatur, cahaya, ion logam, dan asam askorbat. Warna dari
antosianin biasanya lebih stabil pada pH dibawah 3,5. Pigmen antosianin stabil
pada pH 1-3 (Kumalaningsih, 2006).
2.1.6 2.1.6
2.1.62.1.6 EkstraksiEkstraksiEkstraksiEkstraksi
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan menggunakan pelarut.
Dengan diketahuinya senyawa aktif yang terkandung dalam simplisia akan
mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat (Ditjen POM,
Eksraksi antosianin umumnya menggunakan metode maserasi yaitu
proses pengekstrakan simplisia menggunakan pelarut dengan beberapa kali
pengadukan pada temperatur ruangan. Sedangkan remaserasi adalah
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyarian maserat pertama,
dan seterusnya (Ditjen POM, 2000).
Ekstraksi antosianin menggunakan pelarut etanol 96%. Hal ini disebabkan
tingkat kepolaran antosianin hampir sama dengan etanol 96% sehingga dapat
larut dengan baik pada etanol 96% (Inayati dan Nurlela, 2011).
2.2 2.2
2.22.2 KosmetikKosmetikKosmetikKosmetik
2.2.1 2.2.1
2.2.12.2.1 PengertianPengertianPengertianPengertian kosmetikkosmetikkosmetikkosmetik
Kosmetik berasal dari katakosmetikos(Yunani) yang artinya keterampilan
menghias, mengatur. Jadi, kosmetik pada dasarnya adalah campuran bahan yang
diaplikasikan pada anggota tubuh bagian luar seperti epidermis kulit, kuku,
rambut, bibir, gigi, dan sebagainya dengan tujuan untuk menambah daya tarik,
melindungi, memperbaiki, sehingga penampilannya lebih indah (Muliyawan dan
suriana, 2013).
Kosmetika merupakan campuran bahan alami untuk perawatan, dekorasi,
dan wangi-wangian. Bahan alami yang digunakan berasal dari bahan tumbuhan,
bahan dari binatang atau bahan yang terdapat di alam bebas disekeliling
2.2.2 2.2.2
2.2.22.2.2 KosmetikKosmetikKosmetikKosmetik dekoratifdekoratifdekoratifdekoratif
Tujuan awal penggunaan kosmetik adalah mempercantik diri yaitu usaha
untuk menambah daya tarik agar lebih disukai orang lain. Usaha tersebut dapat
dilakukan dengan cara merias setiap bagian tubuh yang terpapar oleh pandangan
sehingga terlihat lebih menarik dan sekaligus juga menutupi kekurangan (cacat)
yang ada (Wasitaatmadja, 1997).
Berdasarkan bagian tubuh yang dirias, kosmetika dekoratif dapat dibagi
menjadi (Wasitaatmadja, 1997):
1. Kosmetik rias kulit (wajah)
2. Kosmetik rias bibir
3. Kosmetik rias rambut
4. Kosmetik rias mata
5. Kosmetik rias kuku
Pembagian kosmetik dekoratif (Tranggono dan Latifah, 2007):
a. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan
dan pemakaiannya sebentar. Misalnya: bedak, pewarna bibir,
pemerah pipi,eye shadowdan lain-lain.
b. Kosmetika dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam
waktu yang lama baru luntur. Misalnya: kosmetika pemutih kulit, cat
2.2.3 2.2.3
2.2.32.2.3 ZatZatZatZat pewarnapewarnapewarnapewarna
Peran zat warna sangat besar dalam kosmetik dekoratif. Pemakaian
kosmetik dekoratif lebih untuk alasan estetika dari pada kulit. Persyaratan untuk
kosmetika dekoratif antara lain:
a. Warna yang menarik
b. Bau yang harum menyenangkan
c. Tidak lengket
d. Tidak menyebabkan kulit tampak berkilau
e. Tidak merusak atau mengganggu kulit, rambut, bibir, kuku dan lainnya.
Zat warna berasal dari dua sumber. Ada yang berasal dari alam dan ada
juga yang sintesis. Zat warna alami umumnya lebih aman digunakan, tetapi zat
warna alami lebih sulit disintesa serta sulit untuk distandarisasi. Zat warna sintesis
lebih mudah diatur tingkat intensitas warnanya. Harga zat sintesis juga lebih
murah sehingga lebih disukai oleh produsen dan konsumen (Muliyawan dan
Suriana, 2013).
Jenis-jenis zat pewarna yang terdapat pada kosmetik dibagi dalam beberapa
kelompok yaitu:
1. Zat warna alam yang larut
Sebenarnya zat warna jenis ini lebih aman bagi kulit. Namun, pada
produk-produk kosmetik modern dewasa ini, zat warna alam sudah jarang
digunakan. Zat warna alam larut ini memiliki beberapa kelemahan, diantaranya
yaitu kekuatan pewarnaannya relatif lemah, tidak tahan lama, dn relatif mahal.
a. Alkalain, yaitu zat warna merah yang di ekstrak dari kulit akar alkana
(Radix alcannae)
b. Karmin, yaitu zat warna merah yang diperoleh dari serangga tertentu
yang telah dikeringkan
c. Ekstrak klorofil daun-daun hijau, untuk menghasilkan warna hijau
d. Henna, yaitu zat warna yang biasanya digunakan untuk pewarna kuku dan
rambut. Diekstrak dari daunLawsonia inermis.
e. Karoten, yaitu zat warna kuning yang diekstrak dari bagian tanaman
tertentu yang mengandung zat warna kuning (Muliyawan dan Suriana,
2013).
2. Zat warna sintesis
Zat warna sintesis adalah zat warna yang dihasilkan melalui proses sintesa
senyawa kimia tertentu. Zat warna jenis ini dikenal juga dengan sebutan anilina
atauCoal-tar.Adapun sifat-sifat zat warna sintesis antara lain:
a. Intensitas warnanya sangat kuat
b. Larut dalam air, minyak, alkohol,atau salah satu darinya
c. Zat warna untuk rambut dan kuku biasanya daya rekatnya lebih kuat dari pada zat warna untuk kulit
d. Beberapa bersifat toksik, sehingga perlu hati-hati menggunakan produk kosmetik yang mengandung zat warna jenis ini (Muliyawan dan Suriana,
2013):
3. Pigmen-pigmen alam
Pigmen-pigmen alami itu adalah pigmen warna yang terdapat pada tanah,
pewarna adalah zat warna ini murni dan sama sekali tidak berrbahaya. Aman
digunakan untuk kulit, sehingga zat warna ini banyak dipakai untuk mewarnai
bedak, krim, dan aneka kosmetik lainnya. Sementara kelemahannya yaitu zat
warna yang dihasilkan tidak seragam. Sangat bergantung pada sumber asalnya
dan tingkat pemanasannya (Muliyawan dan Suriana, 2013).
4. Pigmen-pigmen sintesis
Dewasa ini banyak juga ditemukan besioksida sintesis yang sering
digunakan sebagai pengganti zat warna alam. Berikut adalah beberapa contoh
pigmen sintesis yang digunakan dalam industri kosmetik, antara lain:
a. Besi oksida sintesis menghasilkan warna antara lain kuning, cokelat,
merah dan beragam warna violet
b. Zinc oxidedanTitanium oxide(pigmen sintesis putih)
c. Bismuth oxychloridesebagai warna putih mutiara
d. Bismuth carbonatesebagai pigmen putih
e. Cobalt digunakan sebagai pigmen sintesis warna biru, sementara Cobalt
hijau untuk pigmen hijau kebiru-biruan
f. Beberapa zat warna asal Coal-tar juga digolongkan sebagai pigmen
sintesis
g. Beberapa pigmen sintesis tidak dibenarkan pemakaiannya dalam kosmetik
karena bersifat toksis, contohnyaCadmium sulfide.
h. Lakes alam dan sintesis. Lakes merupakan zat warna yang sering
digunakan dalam bedak, lipstik, dan kosmetik lainnya. Penggunaan Lakes
lebih umum karena menghasilkan warna yang lebih cerah daan cocok
2.3 2.3
2.32.3 PewarnaPewarnaPewarnaPewarna PipiPipiPipiPipi (Rouge)(Rouge)(Rouge)(Rouge)
Produk pewarna pipi ini bertujuan memerahkan pipi, sehingga
penggunaannya tampak lebih cantik dan segar. Kadang-kadang dipakai langsung,
tetapi lebih sering sebagaifoundation(Tranggono dan Latifah, 2007).
Berdasarkan bentuknya, terdapat beberapa jenis pewarna pipi,
diantaranya
1. Pewarna pipi bentuk bubuk kompak
Bentuk pewarna pipi jenis ini mirip dengan bedak padat. Pewarna pipi ini
merupakan jenis yang paling populer. Untuk mengulaskan pewarna pipi, jenis ini
bisa menggunakan bantuanbrushatauspons(Muliyawan dan Suriana, 2013).
Bubuk kompak adalah sediaan dasar berupa padatan, lembut, homogen,
mudah disapukan merata pada kulit, tidak menimbulkan iritasi, biasanya
berbentuk cake, digunakan sebagai sediaan kosmetik untuk berbagai tata rias.
Bahan untuk pembuatan bubuk kompak diperlukan bahan seperti yang tertera
pada bubuk kompak, biasanya ditambah zat pengikat atau pelicin untuk
memudahkan pengempaan. Formulasi bubuk kompak umumnya mengandung
talkum dengan kadar tinggi dan zat pengikat, sehingga campuran bahan dapat
dikempa dalam bentuk kompak (Ditjen POM, 1985).
2. Pewarna pipi bentuk krim
Pewarna pipi bentuk krim akan membuat pipi lembab alami. Bentuknya
tidak sepadat pewarna pipi bubuk kompak dan memiliki tekstur lebih basah,
sehingga warna yag dihasilkan lebih menyatu alami dengan warna kulit wajah
(Muliyawan dan Suriana, 2013).
Pewarna pipi jens ini mirip dengan bentuk bubuk kompak. Bedanya,
dalam kemasan terdapat beberapa warna pewarna pipi yang senada. Hasil
gabungan warna tersebut dapat membuat pipi tampak lebih cerah (Muliyawan
dan Suriana, 2013).
4. Pewarna pipi bentuk batang
Pewarna pipi ini dikemas dalam tube mirip lipstik. Penggunaannya cukup
mudah karena langsung di poleskan ke pipi. Pewarna pipi bentuk batang ini cocok
untuk semua jenis kulit (Muliyawan dan Suriana, 2013).
5. Pewarna pipi bentukpowder balls
Pewarna pipi jenis ini bentuknya seperti bola-bola kecil dengan aneka
warna yang ditempatkan dalam wadah seperti mangkuk. Untuk
mengaplikasikannya memerlukan bantuan kuas (Muliyawan dan Suriana, 2013).
2.4 2.4 2.42.4 KulitKulitKulitKulit
Kulit adalah bagian tubuh yang paling luar yang berhubungan langsung
dengan lingkungan.kulitlah yang pertama kali menghadapi berbagai dampak
buruk lingkungan seperti polusi, radiasi sinar UV, bakteri dan sebagainya.
Gangguan pada kulit juga bisa disebabkan oleh penggunaan kosmetik yang tidak
sesuai (Muliyawan dan Suriana, 2013).
Efek samping kosmetika menimbulkan kekhawatiran pengguna kosmetik
akan kemungkinan timbulnya efek samping kosmetik pada dirinya. Konsumen
kosmetika selalu bertambah dan diikuti dengan peningkatan kejadian efek
samping (Wasitaatmadja, 1997).
Salah satu gangguan pada kulit yaitu iritasi kulit atau sering disebut
inflamasi lokal dan biasanya diikuti dengan perubahan kulit seperti eritema,
edema, dan vesikula dengan keluhan gatal terbakar dan menyengat. Iritasi akan
segera menimbulkan reaksi kulit sesaat setelah pelekatan atau penyentuhan pada
kulit, iritasi demikian disebut iritasi primer. Tetapi jika reaksi tersebut timbul
beberapa jam setelah penyentuhan pada kulit, iritasi ini disebut iritasi sekunder
BAB BABBABBAB IIIIIIIIIIII METODE
METODEMETODEMETODE PENELITIANPENELITIANPENELITIANPENELITIAN
Metode penelitian ini adalah eksperimental. Penelitian meliputi penyiapan sampel, pembuatan ekstrak, formulasi sediaan, pemeriksaan mutu fisik sediaan, uji iritasi, uji kesukaan (hedonic test), dan uji stabilitas terhadap variasi sediaan yang dibuat.
Penelitian ini dilakukan di laboratorium penelitian, laboatorium teknologi sediaan I dan II, Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
3333.1.1.1.1 AlatAlatAlatAlat dandandandan BahanBahanBahanBahan 3333.1.1.1.1.1.1.1.1 AlatAlatAlatAlat
Alat-alat yang digunakan antara lain: alat-alat gelas laboratorium, cawan penguap, freeze dryer, kaca objek, kertas saring, lumpang dan alu porselen, neraca analitis, oven, rotary evaporator, penangas air, batang pengaduk, alumunium foil, pipet tetes, kertas perkamen, gunting, tissue, Ayakan (mesh 60, 100) spatula, sudip, cawan petri, alat pencetak, strong cobb(Copley), dan wadah pewarna pipi.
3333.1.2.1.2.1.2.1.2 BahanBahanBahanBahan
3333.2.2.2.2 PengumpulanPengumpulanPengumpulanPengumpulan dandandandan PengolahanPengolahanPengolahanPengolahan SampelSampelSampelSampel 3333.2.1.2.1.2.1.2.1 PengumpulanPengumpulanPengumpulanPengumpulan ssssampelampelampelampel
Pengumpulan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan dengan daerah lain. Sampel yang digunakan adalah bunga belimbing wuluh segar berwarna merah ungu yang terdapat di desa Lampaseh Krueng, Kecamatan Montasik, Kabupaten Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam.
3.2.2 3.2.2
3.2.23.2.2 DeterminasiDeterminasiDeterminasiDeterminasi tumbuhantumbuhantumbuhantumbuhan
Determinasi tumbuhan dilakukan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jalan raya Jakarta-Bogor Km.48 Cibinong 16911, Indonesia. Hasil identifikasi dapat dilihat pada lampiran I.
3333.2..2..2..2.3333 PengolahanPengolahanPengolahanPengolahan ssssampelampelampelampel
Bunga belimbing wuluh segar berwarna merah yang telah dikumpulkan, disortasi, lalu ditimbang sebanyak 500 g dicuci dengan air bersih, ditiriskan, lalu bunga belimbing wuluh segar dihaluskan dengan menggunakan lumpang dan alu porselen.
3333.3.3.3.3 PembuatanPembuatanPembuatanPembuatan EkstrakEkstrak BungaEkstrakEkstrakBungaBungaBunga BelimbingBelimbingBelimbingBelimbing wuluhwuluhwuluhwuluh
Sebanyak 500 gram bunga belimbing wuluh yang telah dihaluskan
dimaserasi dengan 500 ml etanol 96% yang telah dicampurkan dengan 2% asam
sitrat dan 0,1% natrium metabisulfit. Ditutup dan dibiarkan selama satu malam
terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, disaring dengan kertas saring, filtrat
500 ml etanol 96% (dicampurkan dengan 2% asam sitrat dan 0,1% natrium
metabisulfit), disaring dengan kertas saring (Inayati dan Nurlela, 2011). Hasil yang
diperoleh dicampur dengan filtrat pertama lalu diuapkan dengan bantuan alat
rotary evaporator pada suhu ± 48°C sampai pelarut tidak menguap lagi dan
diperoleh hasil sebanyak 300 mlekstrak cair, kemudian dikeringkan dengan freeze
dryer pada suhu -40°C selama ± 2 hari sehingga didapatkan ekstrak kental bunga
belimbing wuluh sebanyak 41, 62 g yang berwarna merah tua.
3.4 3.4
3.43.4 PembuatanPembuatanPembuatanPembuatan FormulaFormulaFormulaFormula PewarnaPewarnaPewarnaPewarna PipiPipiPipiPipi dengandengandengandengan EkstrakEkstrakEkstrakEkstrak BungaBungaBungaBunga Belimbing
BelimbingBelimbingBelimbing WuluhWuluhWuluhWuluh SebagaiSebagaiSebagaiSebagai PewarnaPewarna dalamPewarnaPewarnadalamdalamdalam BerbagaiBerbagaiBerbagaiBerbagai Konsentrasi.Konsentrasi.Konsentrasi.Konsentrasi. 3.4.1
3.4.1
3.4.13.4.1 FormulaFormulaFormulaFormula
Formula dasar yang dipilih dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Takeo Mitsui, New Cosmetic Science (1998)
R/ Talk 80
Kaolin 9
Zinc miristat 5
Pigmen 3
Parafin Liq. 3
Parfum secukupnya
Pengawet secukupnya
3.4.2 3.4.2
3.4.23.4.2 ModifikasiModifikasiModifikasiModifikasi formulaformulaformulaformula
Dalam formulasi ini, zink miristat dapat menyebabkan warna semakin gelap sehingga diganti dengan zink stearat. Dari hasil orientasi parafin Liquidum tidak dapat digunakan sebaagai pengikat karena memberikan hasil sediaan yang rapuh. Sehingga bahan pengikat diganti menjadi isopropyl miristat dan lanolin yang mengacu pada Formularium Kosmetika Indonesia (1985). Pengawet yang digunakan adalah nipagin. Sehingga formulasi sediaan pewarna pipi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
R/ Kaolin 4,5
Zink stearat 2,5
Zat warna x
Nipagin 0,05
Isopropyl miristat 0,75
Lanolin 0,75
Parfum secukupnya
Talkum ad 50
x merupakan konsentrasi zat warna dari ekstrak bunga belimbing wuluh.
konsentrasi 12,5 dan 15% warna tidak keluar sehingga warna sediaan tidak menempel saat dipoleskan pada kulit punggung tangan. Oleh karena itu variasi konsentrasi ekstrak bunga belimbing wuluh yang digunakan pada penelitian ini diubah menjadi 2, 4, 6, 8 dan 10% dengan warna sediaan merah jambu, merah muda kecoklatan dan merah maron karena warna yang dihasilkan sesuai untuk pembuatan sediaan pewarna pipi. Sebagai blanko juga dibuat sediaan pewarna pipi tanpa menggunakan ekstrak belimbing wuluh. Berikut ini merupakan hasil modifikasi sediaan pewarna pipi dari ekstrak bunga belimbing wuluh dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel Tabel
TabelTabel 3.13.13.13.1 Modifikasi formula sediaan pewarna pipi dari ekstrak bunga belimbing wuluh
Komposisi Sediaan
1 2 3 4 5 6
Kaolin 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 45
Zink stearat 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Zat warna 0 1 2 3 4 5
Nipagin 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
Parfum 3 tetes 3 tetes 3 tetes 3 tetes 3 tetes 3 tetes Isopropyl
miristate 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75
Lanolin 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75
Talkum 41,45 40,45 39,45 38,45 37,45 36,45
Keterangan:
Sediaan 1 : Formula tanpa ekstrak belimbing wuluh
[image:32.595.105.488.384.647.2]Sediaan 4 : Formula dengan konsetrasi ekstrak belimbing wuluh 6% Sediaan 5 : Formula dengan konsetrasi ekstrak belimbing wuluh 8% Sediaan 6 : Formula dengan konsetrasi ekstrak belimbing wuluh 10%
3333.4..4..4..4.3333 ProsedurProsedurProsedurProsedur ppppembuatanembuatanembuatanembuatan pewarnapewarnapewarnapewarna pipipipipipipipi
Masing-masing bahan serbuk seperti kaolin, dan zink stearat dihaluskan di dalam lumpang, kemudian ekstrak bunga belimbing wuluh digerus didalam lumpang yang lain dan tambahkan talkum sedikit demi sedikit gerus hingga homogen dan dicampurkan kedalam campuran di atas gerus lagi hingga homogen. Tambahkan zat pengikat isopropil miristat dan lanolin yang sebelumnya telah dipanaskan terlebih dahulu sampai mencair, dan digerus campurannya hingga diperoleh massa yang homogen, kemudian ditambahkan nipagin dan parfum lalu diayak dengan pengayak mesh 60 dan dikeringkan di dalam lemari pengering selama 20 menit, kemudian diayak dengan pengayak mesh 100. Dikempa dengan menggunakan pencetak diameter 1,5 cm.
3.5 3.5
3.53.5 PemeriksaanPemeriksaanPemeriksaanPemeriksaan MutuMutuMutuMutu FisikFisikFisikFisik PewarnaPewarnaPewarnaPewarna PipiPipiPipiPipi
Pemeriksaan mutu fisik dilakukan terhadap masing-masing sediaan pewarna pipi. Pemeriksaan mutu fisik sediaan meliputi: pemeriksaan dispersi warna (homogenitas), uji ppoles, uji kekerasan, uji keretakan, dan stabilitas sediaan yang mencakup pengamatan terhadap perubahan bentuk, warna, dan bau dari sediaan.
3.5.1 3.5.1
Dispersi warna diuji dengan menyebarkan serbuk pada permukaan kertas berwarna putih dan tidak boleh ada warna yang tercoreng atau tidak merata (Butler, 2000).
3.5.2 3.5.2
3.5.23.5.2 UjiUjiUjiUji polespolespolespoles
Uji ppoles dilakukan terhadap sediaan masing-masing formula dengan cara dipoleskan lima kali pada punggung telapak tangan dan diamati warnanya (Keithler, 1956).
3.5.3 3.5.3
3.5.33.5.3 UjiUjiUjiUji tekanan/tekanan/tekanan/tekanan/ kekerasankekerasankekerasankekerasan
Sediaan yang di buat di uji kekerasannya dengan cara mengukur dengan alat coopley. Sediaan diletakkan diantara anvil dan punch, tekan knob sampai sediaan menjadi retak atau pecah, kemudian dibaca bilangan yang menunjukkan kekerasan pada layar (Soekemi, dkk., 1987).
3.5.4 3.5.4
3.5.43.5.4 UjiUjiUjiUji keretakankeretakankeretakankeretakan
Pewarna pipi dijatuhkan pada permukaan kayu beberapa kali pada ketinggian 8-10 inci. jika cake yang dihasilkan tidak rusak, mengindikasikan bahwa kekompakannya lulus uji dan dapat disimpan tanpa menghasilkan hal-hal yang tidak memuaskan (Butler, 2000).
3.5.5 3.5.5
3.5.53.5.5 UjiUjiUjiUji cemarancemarancemarancemaran mikrobamikrobamikrobamikroba
menggunakan pipet yang berbeda dan steril untuk tiap pngenceran. Tiap cawan petri dituangkan 5 ml media Nutrien Agar yang telah dicairkan pada suhu kurang lebih 45oC. Cawan petri digoyangkan hingga sampel tercampur rata dengan perbenihan. Kemudian dibiarkan hingga campuran dalam cawan petri membeku. Cawan petri dengan posisi terbalik dimasukkan ke lemari inkubator pada suhu 35oC selama 24 jam. Dicatat pertumbuhan koloni pada masing-masing cawan setelah 24 jam. Hitung ALT (angka lempeng total) dalam koloni/g sampel dengan mengalikan jumlah rata-rata koloni pada cawan dengan faktor pengenceran yang sesuai (Saifuddin, dkk., 2011).
3.6 3.6
3.63.6 UjiUjiUjiUji IritasiIritasiIritasiIritasi dandandandan UjiUji KesukaanUjiUjiKesukaanKesukaanKesukaan ((((HedonicHedonicHedonicHedonic TestTestTestTest))))
3.6.1 3.6.1
3.6.13.6.1 UjiUjiUjiUji iritasiiritasiiritasiiritasi
Uji iritasi dilakukan dengan cara mengpoleskan sediaan uji pada kulit
normal panel manusia untuk mengetahui apakah sediaan tersebut dapat
menimbulkan iritasi pada kulit atau tidak.
Teknik yang digunakan pada uji iritasi ini adalah uji tempel terbuka (Open Test) pada lengan bawah bagian dalam terhadap 10 orang panelis yang bersedia dan mengisi surat pernyataan. Uji tempel terbuka dilakukan dengan mengpoleskan sediaan yang dibuat pada lokasi lekatan dengan luas tertentu (2,5 x 2,5 cm), dibiarkan terbuka dan diamati apa yang terjadi. Uji ini dilakukan sebanyak 3 kali sehari selama dua hari berturut-turut (Tranggono dan Latifah, 2007). Reaksi yang diamati adalah terjadinya eritema dan edema.
1. Tidak ada reaksi 0
2. Eritema +
3. Eritema dan papula ++
4. Eritema, papula dan vesikula +++
5. Edema dan vesikula ++++
Kriteria panelis uji iritasi (Ditjen POM, 1985): 1. Wanita
2. Usia antara 20-30 tahun
3. Berbadan sehat jasmani dan rohani
4. Tidak memiliki riwayat penyakit alergi
5. Menyatakan kesediaannya dijadikan panelis uji iritasi
3.6.2 3.6.2
3.6.23.6.2 UjiUjiUjiUji kesukaankesukaankesukaankesukaan ((((HedonicHedonicHedonicHedonic TestTestTestTest))))
Uji kesukaan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap sediaan yang dibuat. Jumlah panel uji kesukaaan makin besar semakin baik. Sebaiknya jumlah itu melebihi 20 orang panelis dengan cara setiap panelis memberikan penilaian terhdap masing-masing pewarna pipi berdasarkan teksturnya.
Kriteria Panelis:
1. Memiliki kepekaan yang tinggi.
2. Panelis yang digunakan adalah panelis yang tidak terlatih yang diambil secara acak.
4. Tidak dalam keadaan tertekan
5. Mempunyai pengetahuan dan pengalaman tentang penilaian organoleptik.
Setiap panelis diminta untu mengoleskan sediaan pewarna pipi yang
dibuat dengan berbagai konsentrasi ekstrak bunga belimbing wuluh pada kulit
punggung tangannya. Kemudian menuliskan angka 5 bila sangat suka, 4 bila suka,
3 bila cukup suka, 2 bila kurang suka dan 1 bila tidak suka. Paremeter
pengamatan pada uji kesukaan adalah kemudahan pengpolesan sediaan pewarna
pipi, homogenitas dan intensitas warna pewarna pipi saat dipoleskan pada kulit
punggung tangan.
3.7 3.7
3.73.7 UjiUjiUjiUji stabilitasstabilitasstabilitasstabilitas
BAB BAB BAB BAB IVIVIVIV HASIL
HASIL HASIL
HASIL DANDANDANDAN PEMBAHASANPEMBAHASANPEMBAHASANPEMBAHASAN
4.1 4.1
4.14.1 HasilHasilHasilHasil EkstraksiEkstraksiEkstraksiEkstraksi BungaBungaBungaBunga BelimbingBelimbingBelimbingBelimbing WuluhWuluhWuluhWuluh
Hasil maserasi dari 500 g bunga belimbing wuluh setelah di rotary diperoleh 300 ml maserat kemudian di freeze dryer selama 48 jam pada suhu -40°C dengan tekanan 2 atm menghasilkan 41,62 gram ektrak kental. Rendemen yang diperoleh yaitu 8.32%.
4.2 4.2
4.24.2 HasilHasilHasilHasil PemeriksaanPemeriksaanPemeriksaanPemeriksaan MutuMutuMutuMutu FisikFisikFisikFisik SediaanSediaanSediaanSediaan PewarnaPewarnaPewarnaPewarna PipiPipiPipiPipi 4.2.1
4.2.1
4.2.14.2.1 HasilHasilHasilHasil ujiujiujiuji dispersidispersi warnadispersidispersiwarnawarnawarna (Homogenitas)(Homogenitas)(Homogenitas)(Homogenitas)
Hasil pemeriksaan dispersi warna menunjukan bahwa sediaan yang diibuat terdipersi merata dan tidak ada warna yang berbeda atau tidak merata pada saat ditaburkan pada kertas putih.
4.2.2 4.2.2
4.2.24.2.2 HasilHasilHasilHasil ujiujiujiuji polespolespolespoles
digunakan maka semakin basah sediaan tersebut sehingga sediaan sulit memberikan warna.
4.2.3 4.2.3
4.2.34.2.3 HasilHasilHasilHasil ujiujiujiuji kekerasankekerasankekerasankekerasan
Hasil uji kekerasan yang didapat terhadap sediaan pewarna pipi pada konsentrasi 10% mempunyai angka kekerasan lebih tinggi yang disebabkan banyaknya zat warna yang berfungsi sebagai pengikat. Sedangkan untuk sediaan yang dibuat pada konsetrasi 2 sampai 8% menunjukkan hasil yang sama. Untuk ukuran kekerasan tidak dapat dibuat terlalu keras karena sediaan tidak dapat memberikan warna yang jelas. Hasil Uji kekerasan yang didapat terhadap sediaan pewarna pipi dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini.
Tabel Tabel
TabelTabel 4.14.14.14.1. Data pemeriksaan uji kekerasan pada sediaan pewarna pipi
Sediaan Perlakuan Kekerasan (Kg)
Tanpa ekstrak bunga belimbing wuluh 0,300,30
0,21 0.2
Ekstrak bunga belimbing wuluh 2% 0,200,17
0,22 0.2
Ekstrak bunga belimbing wuluh 4% 0,200,20
0,22 0.2
Ekstrak bunga belimbing wuluh 6% 0,170.24
0,23 0.2
Ekstrak bunga belimbing wuluh 8% 0,240,22
0,21 0.2
Ekstrak bunga belimbing wuluh 10% 0,400,44
[image:39.595.111.491.428.700.2]4.2.4 4.2.4
4.2.44.2.4 HasilHasilHasilHasil ujiujiujiuji keretakankeretakankeretakankeretakan
Hasil pemeriksaan yang didapat terhadap sediaan pewarna pipi dengan uji keretakan menunjukan bahwa semua sediaan yang dibuat tidak pecah. Hasil uji keretakan dapat dilihat pada Tabel 4.2. berikut ini.
Tabel Tabel
TabelTabel 4.2.4.2.4.2.4.2.Data pemeriksaan Uji keretakan pada sediaan pewarna pipi
Sediaan Di jatuhkan pada permukaan kayudengan ketinggian 8-10 (inci) dengan 3 (tiga) kali penjatuhan Tanpa ekstrak bunga belimbing
wuluh Tidak pecah
Ekstrak bunga belimbing wuluh 2% Tidak pecah Ekstrak bunga belimbing wuluh 4% Tidak pecah Ekstrak bunga belimbing wuluh 6% Tidak pecah Ekstrak bunga belimbing wuluh 8% Tidak pecah Ekstrak bunga belimbing wuluh 10% Tidak pecah
4.2.5 4.2.5
4.2.54.2.5 HasilHasilHasilHasil ujiujiujiuji cemarancemarancemarancemaran mikrobamikrobamikrobamikroba
Tabel Tabel
TabelTabel 4.34.34.34.3Hasil uji cemaran mikroba
Hasil uji Sample (sediaan)
ALT rata-rata (x 105)
Cosmic (di
pasaran) Blanko 2% 4% 6% 8% 10%
1 20 12 7 3 2 2
4.2.6 4.2.6
4.2.64.2.6 HasilHasilHasilHasil ujiujiujiuji iritasiiritasiiritasiiritasi
Dari hasil uji iritasi tersebut dapat disimpulkan bahwa sediaan pewarna pipi yang dibuat aman untuk digunakan. Hasil uji iritasi dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini.
Tabel Tabel
TabelTabel 4.44.44.44.4Data uji iritasi
Panelis Eritema Eritema dan Reaksi
papula Eritema, papula danvesikula Edema danvesikula
1 0 0 0 0
2 0 0 0 0
3 0 0 0 0
4 0 0 0 0
5 0 0 0 0
6 0 0 0 0
7 0 0 0 0
8 0 0 0 0
9 0 0 0 0
10 0 0 0 0
Keterangan :
1. Tidak ada reaksi 0
2. Eritema +
3. Eritema dan papula ++
4. Eritema, papula dan vesikula +++
5. Edema dan vesikula ++++
(Ditjen POM ,1985)
[image:41.595.115.490.345.643.2]bahwa semua panelis tidak menunjukan reaksi terhadaap parameter reaksi iritasi yaitu Eritema dan edema. Pada uji ini digunakan sediaan pewarna pipi ekstrak bunga belimbing wuluh dengan konsentrasi paling tinggi yaitu 10%.
4.3 4.3
4.34.3 HasilHasilHasilHasil ujiujiujiuji kesukaankesukaankesukaankesukaan ((((HedonicHedonicHedonicHedonic TestTestTestTest))))
Dari hasil perhitungan didapatkan interval nilai kesukaan untuk setiap sediaan yaitu:
- Sediaan 1 memiliki interval nilai kesukaan 2,3-2,76. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 2,3 dan dibulatkan menjadi 2 (kurang suka).
- Sediaan 2 memiliki interval nilai kesukaan 3,29-3,97. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 3,29 dan dibulatkan menjadi 3 (cukup suka).
- Sediaan 3 memiliki interval nilai kesukaan 3,32-3,88. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 3,32 dan dibulatkan menjadi 3 (cukup suka).
- Sediaan 4 memiliki interval nilai kesukaan 3,51-4,21. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 3,51 dan dibulatkan menjadi 4 (suka).
Tabel Tabel
TabelTabel 4.54.54.54.5Data nilai uji kesukaan (hedonic test)
Panelis 1 2 Sediaan3 4 5
1 3 4 5 5 2
2 3 4 4 5 2
3 3 4 4 5 4
4 3 4 4 5 2
5 3 4 4 5 2
6 3 4 5 5 5
7 3 5 4 5 4
8 3 4 5 5 3
9 3 3 4 4 2
10 3 3 3 4 3
11 3 3 3 4 4
12 3 3 4 3 5
13 2 3 3 3 4
14 2 5 2 2 2
15 2 3 3 4 2
16 2 2 3 3 5
17 3 5 4 4 3
18 2 4 4 4 5
19 3 4 4 3 3
20 3 3 4 4 5
21 3 5 4 2 2
22 2 3 4 4 2
23 1 2 3 4 5
24 1 2 3 4 5
25 1 2 3 4 5
26 2 3 2 4 5
27 3 5 2 2 3
28 3 5 4 2 2
29 2 4 4 5 3
30 3 4 3 4 4
Total 76 109 108 116 103
[image:43.595.113.452.131.606.2]Data yang diperoleh dari lembar penilaian (kuesioner) ditabulasi dan ditentukan nilai kesukaannya untuk setiap sediaan dengan mencari hasil rata-rata pada setiap panelis pada tingkat kepercayaannya 95%.
Berdasarkan nilai kesukaan untuk setiap sediaan, sediaan yang disukai adalah sediaan pewarna pipi dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga belimbing wuluh 8%.
4.4 4.4
4.44.4 StabilitasStabilitasStabilitasStabilitas PewarnaPewarnaPewarnaPewarna PipiPipiPipiPipi
sediaan pewarna pipi adalah bau khas lavender. Data pengamatan perubahan bentuk, warna dan bau dari sediaan dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini.
Tabel Tabel
TabelTabel 4.64.64.64.6. Data pengamatan perubahan bentuk, warna, dan bau sediaan
Pengamatan
PengamatanPengamatanPengamatan SediaanSediaanSediaanSediaan 15151515 Lama PengamatanLamaLamaLama30303030 PengamatanPengamatan (hari)Pengamatan45454545 60606060 (hari)(hari)(hari)75757575 90909090
Bentuk Bentuk BentukBentuk
1 b b b b b b
2 b b b b b b
3 b b b b b b
4 b b b b b b
5 b b b b b b
6 b b b b b b
Warna Warna Warna Warna
1 mj mj mj mj mj mj
2 mj mj mj mj mj mj
3 mu mu mu mu mk mk
4 mm mm mm mm mk mk
5 mm mm mm mm mk mk
6 p p p p p p
Bau BauBauBau
1 bk bk bk bk bk bk
2 bk bk bk bk bk bk
3 bk bk bk bk bk bk
4 bk bk bk bk bk bk
5 bk bk bk bk bk bk
6 bk bk bk bk bk bk
Keterangan:
Sediaan 1 : Formula dengan ekstrak bunga belimbing wuluh 2% Sediaan 2 : Formula dengan ekstrak bunga belimbing wuluh 4% Sediaan 3 : Formula dengan ekstrak bunga belimbing wuluh 6% Sediaan 4 : Formula dengan ekstrak bunga belimbing wuluh 8% Sediaan 5 : Formula dengan ekstrak bunga belimbing wuluh 10% Sediaan 6 : Formula tanpa ekstrak bunga belimbing wuluh b : baik
BAB BABBABBAB VVVV KESIMPULAN KESIMPULAN KESIMPULAN
KESIMPULAN DANDANDANDAN SARANSARANSARANSARAN
5.1 5.1
5.15.1 KesimpulanKesimpulanKesimpulanKesimpulan
1. Ekstrak bunga belimbing wuluh dapat digunakan sebagai pewarna dalam formulasi sediaan pewarna pipi. Variasi konsentrasi pewarna ekstrak bunga belimbing wuluh yang digunakan dalam formulasi menghasilkan warna yang bervariasi pada sediaan pewarna pipi. 2. Hasil penentuan mutu fisik sediaan menunjukkan bahwa seluruh
sediaan pewarna pipi yang dibuat tidak stabil dalam penyimpanan selama 90 hari. Seluruh sediaan pewarna pipi memiliki bentuk dan konsistensi yang baik.
3. Berdasarkan hasil uji iritasi yang dilakukan terhadap 10 orang panelis menunjukkan bahwa sediaan pewarna pipi yang dibuat tidak menyebabkan iritasi.
5.2 5.2
5.25.2 SaranSaranSaranSaran
DAFTAR DAFTAR DAFTAR
DAFTAR PUSTAKAPUSTAKAPUSTAKAPUSTAKA
Barel, A. O., Marc P., dan Howard, I. M. (2001). Handbook of Cosmetic Science and Technology.Edisi ketiga. New York: Informa Healthcare. Hal. 473.
Butler H. (2000). Poucher’s Perfumes, Cosmetics, and Soaps. Edisi ke-10. London: Kluwer Academic Publisher. Hal. 188-189.
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 33.
Ditjen POM. (1985). Formularium Kosmetik Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 189-190.
Ditjen POM. (1994). Persyaratan Cemaran Mikroba pada Kosmetika. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Ditjen POM. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 11.
Elshabrina. (2013). Dahsyatnya Daun Obat Sepanjang Masa. Yogyakarta: Cemerlang Publishing. Hal. 128-129.
Haynes, A. (1994). Dibalik Wajah Cantik Fakta Tentang Manfaat dan Risiko Kosmetik. Penerjemah Ira Puspadewi. Jakarta: Penerbit YLKI. Hal. 181.
Hernowo, B. (2011).Panduan Sukses Bertaman 20 Buah dan Sayur.Klaten: Cable Book. Hal. 23.
Hidayat, N., dan Saati, E. A. (2006). Membuat Pewarna Alami. Surabaya: Penerbit Trubus Agrisarana. Hal. 18.
Inayati dan Nurlela.(2011). Ekstraksi dan Uji Stabilitas Zat Warna alami dari Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa sinensis L) dan Bunga Rosela (Hibiscus sabdarifa L). Jurnal. Jakarta: Fakultas Sains dan Teknologi UIN.
Keithler. (1956). Formulation of Cosmetic and Cosmetic Specialities. New York: Drug and Cosmetic Industry. Hal. 153.
Kumalaningsih, S. (2006). Antioksidan Alami. Surabaya: Penerbit Trubus Agrisarana. Hal. 78-80.
Muliyawan, D., Suriana, N. (2013). A-Z Tentang Kosmetik. Jakarta: Gramedia. Hal. 44, 65.
National Health Surveillance Agency. (2005). Cosmetic Products Stability Guide. Brazil: ANVISA. Hal. 19.
Ridwan, N. (2012). Cantik Tanpa Nyandu Kosmetik. Yogyakarta: Transmedia. Hal. 7, 10.
Saifuddin, A., Viesa, R., Hilwan, Y.T. (2011). Standardisasi Bahan Obat Alam. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal: 77.
Soekemi, R. A., Yuanita, T., Aminah, F., dan Usman, S. (1987). Tablet. Medan: PT. Mayang Kencana. Hal. 51.
Tranggono dan Latifah. (2007). Pengantar Kosmetologi. Editor: Joshita Djajadisastra. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal. 3, 6, 8. Wasitaatmadja, S. (1997). Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta:
Universitas Indonesia Press. Hal. 26, 28.
Lampiran Lampiran
LampiranLampiran 1111Hasil determinasi tumbuhan
Lampiran Lampiran
Lampiran Lampiran
LampiranLampiran 3333Gambar bunga belimbing wuluh
(a)
(b) Keterangan:
(a): Bunga belimbing wuluh
Lampiran Lampiran
LampiranLampiran 4444Perhitungan bahan formulasi sediaan pewarna pipi untuk 50 g
- Formula dengan ekstrak bunga belimbing wuluh Kaolin
Zink Stearat
Nipagin 0,05
Isopropyl miristat 0,75
Lanolin 0,75
Parfum secukupnya
Talkum ad = 50 – 8,55
= 41,45
- Formula dengan ekstrak bunga belimbing wuluh 2%.
Ekstrak bunga belimbing wuluh Kaolin
Zink Stearat
Nipagin 0,05
Isopropyl miristat 0,75
Lanolin 0,75
Parfum secukupnya
Talkum ad = 50 – 9,55
Lampiran Lampiran
LampiranLampiran 4444(Lanjutan)
- Formula dengan ekstrak bunga belimbing wuluh 4%. Ekstrak bunga belimbing wuluh
Kaolin Zink Stearat
Nipagin 0,05
Isopropyl miristat 0,75
Lanolin 0,75
Parfum secukupnya
Talkum ad = 50 – 10,55
= 39,45
- Formula dengan ekstrak bunga belimbing wuluh 6%. Ekstrak bunga belimbing wuluh
Kaolin Zink Stearat
Nipagin 0,05
Isopropyl miristat 0,75
Lanolin 0,75
Parfum secukupnya
Talkum ad = 50 – 11,55
Lampiran Lampiran
LampiranLampiran 4444(Lanjutan)
- Formula pewarna pipi dengan konsentrasi ekstrak bunga belimbing wuluh 8%.
Ekstrak bunga belimbing wuluh Kaolin
Zink Stearat
Nipagin 0,05
Isopropyl miristat 0,75
Lanolin 0,75
Parfum secukupnya
Talkum ad = 50 – 12,55
= 37,45
- Formula pewarna pipi dengan konsentrasi ekstrak bunga belimbing wuluh 10%.
Ekstrak bunga belimbing wuluh Kaolin
Zink Stearat
Nipagin 0,05
Isopropyl miristat 0,75
Lanolin 0,75
Parfum secukupnya
Talkum ad = 50 – 13,55
Hedonic HedonicHedonicHedonic TestTestTestTest
Pilihlah berdasarkan kemudahan pengolesan pewarna pipi, homogenitas dan intesitas warna pewarna pipi saat dioleskan, berikanlah penilaian saudara terhadap lima sediaan uji berikut ini:
No. Nama Umur Sediaan
2% 4% 6% 8% 10%
.
Keterangan: 5 (sangat suka) 4 (suka) 3 (cukup suka) 2 (kurang suka) 1 (tidak suka)
Lampiran Lampiran
Lampiran Lampiran
LampiranLampiran 6666Perhitungan rendemen
% Rendemen
Lampiran Lampiran
Lampiran Lampiran
[image:58.595.113.482.157.555.2]LampiranLampiran 8888Gambar sediaan pewarna pipi menggunakan pewarna ekstrak bunga belimbing wuluh
Lampiran Lampiran
LampiranLampiran 9999 Gambar hasil uji homogenitas (konsentrasi 8%) dan hasil uji iritasi (konsentrasi 10%) .
(a)
(b) Keterangan:
Lampiran Lampiran
LampiranLampiran 10101010Hasil uji poles
Konsentrasi 10%
Konsentrasi 6%
Konsentrasi 4% Konsentrasi 8%
Lampiran Lampiran
LampiranLampiran 11111111Surat pernyataan untuk uji iritasi
SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Menyatakan bersedia menjadi panelis untuk uji iritasi dalam penelitian dari Izafella Fahraint dengan judul penelitian Formulasi Sediaan Pewarna Pipi Dalam Bentuk Padat Dengan Menggunakan Ekstrak Bunga Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Sebagai Pewarna dan memenuhi kriteria sebagai panelis uji iritasi sebagai berikut (Ditjen POM, 1985):
1. Wanita
2. Usia antara 20-30 tahun
3. Berbadan sehat jasmani dan rohani 4. Tidak memiliki riwayat penyakit alergi
5. Menyatakan kesediaannya dijadikan panelis uji iriasi
Apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama uji iritasi, saya tidak akan menuntut kepada peneliti.
Demikian surat pernyataan ini dibuat, atas partisipasinya peneliti mengucapkan terimakasih.
Medan, Juni 2013
Lampiran Lampiran
LampiranLampiran 12121212 Gambar Alat uji kekerasan (copley) dan alat pencetak
(a)
(b) Keterangan:
Lampiran Lampiran
LampiranLampiran 13131313Perhitungan uji kesukaan (Hedonic test)
Untuk menghitung nilai kesukaan rata-rata dari setiap panelis digunakan rumus sebagai berikut:
P ( - (1.96 . s / ))≤ µ ≤ ( + (1.96 . s / )) 95%
Keterangan:
n : banyak panelis
S2 : keseragaman nilai kesukaan
1.96 : koefisien standar deviasi pada taraf 95% : nilai kesukaan rata-rata
xi : nilai dari panelis ke i, dimana i = 1,2,3,... n s : simpangan baku nilai kesukaan
Lampiran Lampiran
LampiranLampiran 13131313(Lanjutan)
Sediaan 1
= 3 + 3 + 3 + 3 + … + 3 30 =
= 2.53
= ( 3 – 0.22)2+ ( 3 – 0.22 )2+ ( 3 - 0.22 )2+ … + ( 3 – 0.22 ) 30
= = 0.488
s = = = 0.669
P ( - ( 1.96 ∙ S ∙ / ) ≤ µ ≤ ( + ( 1.96 ∙ S / 95%
P ( 2.53 - (1.96 – 0.669 / ) ≤ µ ≤ ( 2.53 + 1.96 ∙ 0.669 / )) P ( 2.53- 0.23 ) ≤ µ ≤ ( 2.53 + 0.23 )
Lampiran Lampiran
Lampiran