• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sedekah dalam perspektif hadis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sedekah dalam perspektif hadis"

Copied!
189
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Theology Islam (S.Th.I.)

Oleh

Beni

NIM: 107034001661

PROGRAM STUDI TAFSIR–HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

i Assalâmu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sedekah dalam Perspektif Hadis”. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Baginda Nabi Muhammad Saw, karena jasa-jasanya semua umat Islam bisa dengan mudah memahami agama Allah.

Penelitian ini merupakan hasil dari pengamatan dan keingintahuan penulis terhadap beberapa hal yang kelihatannya kecil, akan tetapi sebenarnya pengaruh dan manfaatnya luar biasa dalam bidang hadis. Walaupun sebagian sudah ada yang membahasnya, tetapi menurut penulis masih banyak lagi hal-hal yang dapat dikaji. Dan penulis juga menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini telah melibatkan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan syukur dan hormat, khususnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr. Masri Mansoer, M.A., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin yang baru, mudah-mudahan dapat membawa Fakultas Ushuluddin menjadi Fakultas yang terbaik.

(6)

ii

meluangkan waktu, mengarahkan, dan memberikan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Segenap dosen pada program studi Tafsir Hadis, penulis mengucapkan terima kasih karena telah sabar dan ikhlas mendidik serta banyak memberikan berbagai macam ilmu kepada penulis. Semoga ilmu yang penulis dapatkan bermanfaat dan menjadi amal jariah.

5. Kepada orang tua penulis, H. Ara Gunaedi dan Hj. Karyati yang telah mendorong dan mengingatkan terus menerus untuk menyelesaikan skripsi serta telah memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis. Kepada kakak Rika Supartika, S.Hum. dan adikku Deden Ramadhan Amiluddin yang terus menerus memberi dukungan.

6. Kepada istriku Susi Ernawati yang telah sabar, mendukung, memotivasi, dan mendoakan terus dalam proses penyelesaian skripsi penulis.

7. Kepada Ananda ‘Abdullah Mirjan Ukail Gunaedi yang baru lahir, mudah-mudahan menjadi anak yang shalih.

8. Kawan-kawanku di kosan Semanggi 2, Ari, Arya, Syakhiru, dan Abdullah Nuri terima kasih atas kesediannya menampung penulis selama proses penyelesaian skripsi.

(7)

iii

Selanjutnya, penulis menyadari bahwa keilmuan dan wawasan penulis masih sedikit, sehingga tulisan ini pastilah ada kekurangan dan jauh dari sempurna. Namun, penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dengan kemampuan yang ada untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis meminta saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan tulisan ini.

Akhirnya, penulis berharap tulisan ini bisa bermanfaat dan memberikan motivasi kepada para pembaca, sehingga dapat terdorong untuk senantiasa mengamalkan sunnah Nabi Saw. W allâhu a’lâm bi al-sawâb.

W assalâmu’alaikum W r. W b.

Ciputat, 10 September 2014

(8)

vi

buku “pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan oleh Tim CeQDA (Center for Quality Development dan Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

Konsonan

Huruf Arab Huruf

Latin Nama

ا tidak dilambangkan

ب b be

ت t te

ث ts te dan es

ج j je

ح h h dengan garis bawah

خ kh ka dan ha

د d de

ذ dz de dan zet

ر r er

ز z zet

س s es

ش sy es dan ye

ص s es dengan garis di bawah

ض d de dengan garis di bawah

ط t te dengan garis di bawah ظ z zet dengan garis di bawah ع ‘ koma terbalik di atas hadap kanan

(9)

vii

ل l el

م m em

ن n en

و w we

ـھ h ha

ء  apostrof

ي y ye

Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggal alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

َ_ _

_ a fathah

____

ِ i kasrah

_ُ__ u dammah

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي_َ_

ai a dan i

و_َ_

(10)

viii

dilambangkan dengan harakat dan huruf, adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

َا

â a dengan topi di atas

ِ

î i dengan topi di atas

ُو

û u dengan topi di atas

Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu alif dan lam, dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti oleh huruf syamsiyyah maupun qamariyah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-dîwân bukan

ad-dîwân.

Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan

sebuah tanda ( ), dalam alih akasara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu

(11)

ix

yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûtah tersebut diikuti oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2). Akan tetapi, jika huruf ta marbûtah tersebut diikuti oleh kata benda (isim), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/, (lihat contoh 3).

Kata Arab Alih Aksara

ﺔﻘﻳﺮﻃ tarîqah

ﺔﻌﻣﺎﳉﺍ ﺍ

ﺔﻴﻣﻼﺳﻹ al-jâmi’ah al-Islâmiyyah

ﺓﺪﺣﻭ

ﺩﻮﺟﻮﻟﺍ wahdat al-wujûd

Huruf Kapital

(12)

iv

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

PEDOMAN TRANSLITERASI... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7

D. Metodologi Penelitian... 9

E. Kajian Pustaka ... 10

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 11

G. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II SEKILAS TENTANG SEDEKAH A. Pengertian Sedekah ... 14

B. Sejarah dan Dasar Hukum Sedekah ... 16

C. Bentuk-bentuk Sedekah ... 23

D. Penerima Sedekah... 24

E. Waktu Sedekah ... 27

F. Keutamaan Sedekah ... 28

G. Adab-adab Sedekah ... 30

H. Hal-hal yang Membatalkan Sedekah ... 38

BAB III KAJIAN HADIS-HADIS SEDEKAH A. Teks Hadis Tentang Kewajiban dan Bentuk-bentuk Sedekah ... 40

1. Takhrij Hadis ... 40

2. Identifikasi Sanad Hadis ... 42

3. Telaah Matan Hadis ... 55

B. Teks Hadis Tentang Penerima Sedekah ... 60

(13)

v

1. Takhrij Hadis ... 74

2. Identifikasi Sanad Hadis ... 76

3. Telaah Matan Hadis ... 85

D. Teks Hadis Tentang Sedekah dari Penghasilan yang baik ... 88

1. Takhrij Hadis ... 88

2. Identifikasi Sanad Hadis ... 90

3. Telaah Matan Hadis ... 98

E. Teks Hadis TentangWaktu Disunnahkan Sedekah ... 100

1. Takhrij Hadis ... 101

2. Identifikasi Sanad Hadis ... 103

3. Telaah Matan Hadis ... 112

F. Teks Hadis Tentang Sedekah Bersembunyi ... 114

1. Takhrij Hadis ... 114

2. Identifikasi Sanad Hadis ... 116

3. Telaah Matan Hadis ... 125

G. Pandangan Ulama Tentang Sedekah ... 128

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 131

B. Saran–saran ... 132

DAFTAR PUSTAKA ... 133

(14)

1

A. Latar Belakang Masalah

Islam melalui al-Qur’an dan al-Sunnah telah memberikan solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh umat Islam, baik yang berkenaan dengan rezeki, kemiskinan, lingkungan, dan lain sebagainya. Tetapi sebagian umat Islam lupa akan hal itu. Padahal salah satu solusinya adalah bahwa Islam telah mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa bersedekah.

Bersedekah tidak terbatas dengan harta atau materi saja, dengan menggunakan fisik juga bisa. Salah satunya yaitu dengan melakukan perbuatan baik kepada seseorang, itu sudah termasuk ke dalam kategori bersedekah.

Diantara dalil-dalil al-Qur’an dan al-Sunnah yang membahas tentang sedekah adalah sebagai berikut:

Dalam al-Qur’an dinyatakan bahwa sedekah merupakan salah satu cara untuk menambah harta dengan tambahan yang berlipat, sebagaimana Allah SWT menjelaskan dalam surat al-Baqarah ayat 261 berikut:





 

 

   



  



 

  



   

(15)

untuk disedekahkan bukan berarti mengurangi kekayaan tersebut sehingga menjadi jatuh miskin, akan tetapi hakikatnya justru menambah hartanya dengan tambahan yang berlipat, karena sebenarnya Allah SWT telah menjamin rezeki makhluk-Nya. Selain itu, sedekah bukan hanya pemberian saja tetapi merupakan karunia dan amanah juga. Sehingga seseorang yang membutuhkan perlu membuka diri untuk menerima karunia Allah SWT melalui jalur sedekah. Karena sesungguhnya, sebagian harta yang dimiliki seseorang itu adalah titipan yang harus diberikan kepada orang yang membutuhkan.

Sedangkan dalil-dalil tentang bersedekah dalam hadis Nabi Saw adalah sebagai berikut:

Sedekah materi adalah salah satu cara untuk menarik harta yang lebih banyak. Kata ini tidak asing lagi di telinga umat Islam, karena kebanyakan umat Islam sudah mengetahuinya. Bahkan sudah banyak dikaji, diketahui, dan diamalkan. Padahal, sebenarnya sedekah tidak terbatas dengan harta atau materi, sedekah berupa non materi juga banyak macamnya dan juga mempunyai manfaat.

ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﱯﻨﻟﺍ ﻦﻋ : ﻩﺪﺟ ﻦﻋ ﻪﻴﺑﺃ ﻦﻋ ﺓﺩﺮﺑ ﰊﺃ ﻦﺑ ﺪﻴﻌﺳ ﺎﻨﺛﺪﺣ ﺔﺒﻌﺷ ﺎﻨﺛﺪﺣ ﻢﻴﻫﺍﺮﺑﺇ ﻦﺑ ﻢﻠﺴﻣ ﺎﻨﺛﺪﺣ

ﻧ ﻊﻔﻨﻴﻓ ﻩﺪﻴﺑ ﻞﻤﻌﻳ) ﻝﺎﻗ ؟ ﺪﳚ ﱂ ﻦﻤﻓ ﷲﺍ ﱯﻧ ﺎﻳ ﺍﻮﻟﺎﻘﻓ .( ﺔﻗﺪﺻ ﻢﻠﺴﻣ ﻞﻛ ﻰﻠﻋ) ﻝﺎﻗ ﻢﻠﺳ ﻭ ﻪﻴﻠﻋ

ﻪﺴﻔ

ﻑﻭﺮﻌﳌﺎﺑ ﻞﻤﻌﻴﻠﻓ) ﻝﺎﻗ ؟ﺪﳚ ﱂ ﻥﺈﻓ ﺍﻮﻟﺎﻗ .(ﻑﻮﻬﻠﳌﺍ ﺔﺟﺎﳊﺍ ﺍﺫ ﲔﻌﻳ) ﻝﺎﻗ ؟ﺪﳚ ﱂ ﻥﺈﻓ ﺍﻮﻟﺎﻗ .(ﻕﺪﺼﺘﻳﻭ

(ﺔﻗﺪﺻ ﻪﻟ ﺎﺈﻓ ﺮﺸﻟﺍ ﻦﻋ ﻚﺴﻤﻴﻟﻭ

.

1

“Nabi Saw. bersabda, ‘Setiap Muslim wajib bersedekah.’ Para Sahabat bertanya, ‘Jika dia tidak memiliki sesuatu untuk disedekahkan?’ Beliau bersabda, ‘Hendaklah dia bekerja dengan tangannya sehingga berguna bagi dirinya, maka

(16)

bersabda, ‘Dia memerintahkan kebaikan.’ Para sahabat bertanya, ‘Jika dia tidak mampu?’ Beliau bersabda, ‘Hendaklah dia menolong orang yang sangat membutuhkan.’ Para sahabat bertanya, ‘Jika dia tidak mampu?’ Nabi Saw bersabda, ‘Hendaklah dia menganjurkan kebaikan.’ Seorang sahabat bertanya, ‘Jika dia tidak mampu?’ Beliau bersabda, ‘Dia menahan diri dari kejahatan, maka itu sedekah untuknya.” (HR al-Bukhari)

Hadis di atas menjelaskan agar setiap muslim bersedekah setiap hari dan menyatakan bahwa sedekah itu bukan hanya berbentuk materi saja, tetapi memberi bantuan juga dipandang sedekah, bahkan menahan diri dari mengganggu manusia pun dipandang sedekah.2

Dalam kitab Fathul Bâri, imam Ibnu Hajar (w. 852 H) menjelaskan bahwa keharusan atau kewajiban pada hadis tersebut bermakna sangat dianjurkan atau lebih luas dari itu. Juga mengandung kalimat yang mengindikasikan pada pekerjaan yang wajib dan disukai.3

Hadis yang diriwayatkan oleh imam al-Bukhari di atas adalah termasuk hadis sahih yang menggambarkan bahwa dalam agama Islam banyak cara untuk bersedekah.

Selain itu, Allah SWT juga telah memerintahkan kepada setiap manusia untuk beribadah kepada-Nya. Salah satu perintah-Nya adalah dengan melakukan sedekah untuk mensyukuri sebagian atas nikmat dan karunia yang telah Allah SWT berikan.

Jadi, sedekah merupakan salah satu solusi terindah yang ditawarkan oleh Islam untuk mensejahterakan umat Islam, yakni bisa memberikan solusi terhadap masalah kemiskinan, musibah, dan menjauhkan murka Allah SWT. Karena

2Teungku Muhammad Hasbi al-Shiddieqy,

Mutiara Hadis 4 (Semarang: Pustaka Rizki

Putra, 2003), h. 113.

(17)

sehingga kebutuhannya terpenuhi dan taraf hidupnya menjadi lebih baik.4

Hadis yang menjelaskan tentang seputar sedekah pun tidak sedikit jumlahnya dan tidak terdapat hanya dalam satu kitab, tetapi terdiri dari berbagai macam kitab. Disamping itu, buku-buku yang membahas dan menguraikan hadis-hadis tentang sedekah juga sudah banyak. Tetapi, kebanyakan pembahasannya lebih banyak yang berkenaan dengan sedekah materi dan juga tidak ada penjelasan tentang kualiatas hadis-hadisnya. Padahal, sedekah non materi juga mempunyai keutamaan dan pengaruh yang luar biasa serta bisa memperbaiki kehidupan umat Islam.

Dalam masyarakat, orang-orang yang memahami dan mengkaji hadis-hadis Nabi sangat sedikit, karena ilmu hadis termasuk pengetahuan yang sangat sulit,5 padahal hadis-hadis Nabi Muhammad Saw adalah sumber kedua dalam Islam yang mempunyai fungsi sebagai sumber sejarah dakwah Rasulullah di masa hidupnya. Selain itu juga berfungsi sebagai penjelas bagi al-Qur’an, menjelaskan yang global, mengkhususkan yang umum, dan menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an, yang ditafsirkan untuk manusia,6 serta ajaran Islam yang menjabarkan tentang kehidupan sehari-hari.7 Sebagaimana Allah SWT menjelaskan dalam surat al-Hasyr ayat 7 berikut:

...    

  



...

4Reza Pahlevi Dalimunthe,

100 Kesalahan Dalam Sedekah (Jakarta: QultumMedia, 2010),

h. 25.

5M. Syuhudi Ismail,

Kaidah Kesahihan Sanad Hadis (Jakarta: Bulan Bintang, t.t.), h. xi.

6Bustamin dan M. Isa H. A. Salam,

Metodologi Kritik Hadis (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2004), h. 1.

(18)

menerimanya; dan apa yang dilarangnya bagimu, maka hendaklah kamu meninggalkannya (apa yang dilarangnya itu)…”

Menurut ulama, ayat tersebut memberi petunjuk secara umum, yakni bahwa semua perintah dan larangan yang berasal dari Nabi wajib dipatuhi oleh orang-orang yang beriman.8 Dengan demikian, kewajiban patuh kepada Rasulullah merupakan konsekuensi logis dari keimanan seseorang.9

Allah berfirman dalam surat al-Ahzab ayat 21 berikut:



   

   















 

“Sungguh telah ada pada diri Rasulullah keteladanan yang baik bagimu, (yakni) bagi orang yang mengharap (akan rahmat) Allah, (meyakini akan kedatangan) hari kiamat, dan banyak menyebut (dan ingat akan) Allah.”

Ayat tersebut memberi petunjuk bahwa Nabi Muhammad Saw adalah teladan hidup bagi orang-orang yang beriman. Bagi yang sempat bertemu langsung dengan Rasulullah, maka cara meneladani Rasulullah dapat dilakukan secara langsung, sedang bagi yang tidak sezaman dengan Rasulullah, maka cara meneladani Rasulullah adalah dengan mempelajari, memahami, dan mengikuti berbagai petunjuk yang termuat dalam sunnah atau hadis beliau.10

Adapun yang menjadi konsentrasi saya dalam pembahasan skripsi ini adalah meliputi pembahasan seputar sedekah, kajian hadis-hadis sedekah melalui kritik hadis, dan pandangan ulama tentang sedekah. Hal ini dikarenakan terdapat

8Al-Qurthubî,

al-Jâmi’ li A hkâm al-Qur’an, Juz 18 (Kairo: Dâr al-Kitâb al-‘Arabi, 1967), h.

17.

9M. Syuhudi Ismail,

Metodologi Penelitian Hadis Nabi Saw (Jakarta: Bulan Bintang, 1992),

h. 7-8.

10M. Syuhudi Ismail,

(19)

dan masih sedikitnya orang yang memahami serta mengamalkan sedekah dalam kehidupan sehari-harinya.

Disamping itu, kebanyakan karya-karya yang berkenaan dengan pembahasan sedekah untuk hadis-hadisnya tidak menyertakan penjelasan secara detail dari segi kualitas sanad dan matan. Sehingga akan memunculkan ketidakyakinan bagi yang ingin bersedekah.

Jadi, Pembahasan sedekah berdasarkan hadis perlu untuk dikaji lebih dalam, karena hadis adalah sumber kedua dalam Islam dan termasuk ilmu yang agak menyulitkan bagi umat Islam.

Oleh karena itu pembahasan tentang sedekah dalam perspektif hadis ini menurut penulis sangat penting untuk dikaji, sehingga bisa memberikan gambaran dan tidak akan memunculkan keraguan lagi bagi umat Islam yang ingin melaksanakan ibadah sedekah.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis dalam skripsinya memberi judul “Sedekah dalam Perspektif Hadis”.

B. Identifikasi Masalah

Hal yang teridentifikasi dalam penelitian ini terbagi dalam berbagai masalah. Adapun masalah yang teridentifikasi adalah:

1. Bagaimana al-Qur’an berbicara tentang sedekah? 2. Bagaimana hadis berbicara tentang sedekah? 3. Apa saja bentuk-bentuk sedekah itu?

(20)

muslimin?

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam mengkaji dan menganalisa suatu masalah diperlukan suatu pembatasan dan perumusan masalah guna agar lebih jelas dan terarah pembahasan yang akan diuraikan nanti.

Adapun penelitian ini memiliki beberapa batasan masalah, diantaranya yaitu membahas hal-hal yang berkenaan dengan sedekah, melakukan kritik hadis terhadap enam tema hadis-hadis sedekah, dan mengemukakan pandangan ulama tentang sedekah.

Hadis-hadis yang penulis kaji dibatasi pada kitab-kitab hadis yang termasuk golongan kutub al-tis’ah, tetapi khusus untuk kitab sahih al-Bukhari dan sahih Muslim tidak ada kajian lebih mendalam, tetapi penulis jadikan keduanya penguat saja. Dan tema hadis-hadis sedekah yang penulis teliti dibatasi juga menjadi enam tema, karena sudah bisa mewakili hal-hal penting yang harus diketahui dan bekal untuk bersedekah.

Adapun hadis-hadis yang akan ditakhrij penulis adalah sebagai berikut: 1. Kewajiban dan bentuk-bentuk sedekah

ﰊﺃ ﺖﻌﲰ ﻝﺎﻗ ﺓﺩﺮﺑ ﰊﺃ ﻦﺑ ﱐﱪﺧﺃ ﻝﺎﻗ ﺔﺒﻌﺷ ﺎﻨﺛﺪﺣ ﻝﺎﻗ ﺪﻟﺎﺧ ﺎﻨﺛﺪﺣ ﻝﺎﻗ ﻰﻠﻋﻷﺍ ﺪﺒﻋ ﻦﺑ ﺪﻤﳏ ﱐﱪﺧﺃ

: ﻝﺎﻗ ﻢﻠﺳ ﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﱯﻨﻟﺍ ﻦﻋ ﻰﺳﻮﻣ ﰊﺃ ﻦﻋ ﺙﺪﳛ

ﱂ ﻥﺇ ﺖﻳﺃﺭﺃ ﻞﻴﻗ ﺔﻗﺪﺻ ﻢﻠﺴﻣ ﻞﻛ ﻰﻠﻋ

(21)

ﺎﻨﺛﺪﺣ

ﻮﺑﺃ

ﺮﻜﺑ

ﻦﺑ

ﺔﺒﻴﺷ

ﻲﻠﻋﻭ

ﻦﺑ

ﺪﻤﳏ

.

ﻻﺎﻗ

ﺎﻨﺛﺪﺣ

ﻊﻴﻛﻭ

ﻦﻋ

ﻦﺑﺍ

ﻥﻮﻋ

ﻦﻋ

ﺔﺼﻔﺣ

ﺖﻨﺑ

ﻦﻳﲑﺳ

ﻦﻋ

ﺏﺎﺑﺮﻟﺍ

ﻡﺃ

ﺢﺋﺍﺮﻟﺍ

ﺖﻨﺑ

ﻊﻴﻠﺻ

.

ﻦﻋ

ﻥﺎﻤﻠﺳ

ﻦﺑ

ﺮﻣﺎﻋ

ﱯﻀﻟﺍ

ﻝﺎﻗ

:

ﻝﺎﻗ

ﻝﻮﺳﺭ

ﷲﺍ

ﻰﻠﺻ

ﷲﺍ

ﻪﻴﻠﻋ

ﻢﻠﺳ

)

ﺔﻗﺪﺼﻟﺍ

ﻰﻠﻋ

ﲔﻜﺴﳌﺍ

ﺔﻗﺪﺻ

ﻰﻠﻋﻭ

ﻱﺫ

ﺔﺑﺍﺮﻘﻟﺍ

ﻥﺎﺘﻨﺛﺍ

ﺔﻗﺪﺻ

ﺔﻠﺻﻭ

(

)

ﻩﺍﻭﺭ

ﻦﺑﺍ

ﻪﺟﺎﻣ

(

3. Keutamaan sedekah

ﺎﻧﱪﺧﺃ

ﻮﺑﺃ

ﻊﻴﺑﺮﻟﺍ

ﱏﺍﺮﻫﺰﻟﺍ

ﺎﻨﺛﺪﺣ

ﻞﻴﻋﺎﲰﺇ

ﻦﺑ

ﺮﻔﻌﺟ

ﻦﻋ

ﺀﻼﻌﻟﺍ

ﻦﻋ

ﻪﻴﺑﺃ

ﻦﻋ

ﰊﺃ

ﺓﺮﻳﺮﻫ

:

ﻥﺃ

ﻝﻮﺳﺭ

ﷲﺍ

ﻞﺻ

ﷲﺍ

ﻪﻴﻠﻋ

ﻢﻠﺳﻭ

ﻝﺎﻗ

:

ﺎﻣ

ﺖﺼﻘﻧ

ﺔﻗﺪﺻ

ﻦﻣ

ﻝﺎﻣ

ﺩﺍﺯﺎﻣﻭ

ﷲﺍ

ﺍﺪﺒﻋ

ﻮﻔﻌﺑ

ﻻﺇ

ﺍﺰﻋ

ﺎﻣﻭ

ﻊﺿﺍﻮﺗ

ﺪﺣﺃ

ﷲﺍ

ﻻﺇ

ﻪﻌﻓﺭ

ﷲﺍ

.

)

ﻩﺍﻭﺭ

ﻣﺭﺍﺪﻟﺍ

(

4. Sedekah dari penghasilan yang baik

ﺎﻧﱪﺧﺃ

ﺪﻴﻌﺳ

ﻦﺑ

ﺓﲑﻐﳌﺍ

ﻦﻋ

ﻰﺴﻴﻋ

ﻦﺑ

ﺲﻧﻮﻳ

ﻦﻋ

ﻲﳛ

ﻦﺑ

ﺪﻴﻌﺳ

ﻦﻋ

ﺪﻴﻌﺳ

ﻦﺑ

ﺭﺎﺴﻳ

ﻦﻋ

ﰊﺃ

ﺓﺮﻳﺮﻫ

ﻝﺎﻗ

:

ﻝﺎﻗ

ﻝﻮﺳﺭ

ﷲﺍ

ﻰﻠﺻ

ﷲﺍ

ﻪﻴﻠﻋ

ﻢﻠﺳﻭ

ﺎﻣ

ﻕﺪﺼﺗ

ﺅﺮﻣﺍ

ﺔﻗﺪﺼﺑ

ﻦﻣ

ﺐﺴﻛ

ﺐﻴﻃ

ﻻﻭ

ﻞﺒﻘﻳ

ﷲﺍ

ﻻﺇ

ﺎﺒﻴﻃ

ﻻﺇ

ﺎﻬﻌﺿﻭ

ﲔﺣ

ﺎﻬﻌﻀﻳ

ﻒﻛ

ﻦﲪﺮﻟﺍ

ﻥﺇﻭ

ﷲﺍ

ﰉﲑﻟ

ﻢﻛﺪﺣﻷ

ﺓﺮﻤﺘﻟﺍ

ﺎﻤﻛ

ﻯﱪﻳ

ﻢﻛﺪﺣﺃ

ﻩﻮﻠﻓ

ﻭﺃ

ﻪﻠﻴﺼﻓ

ﱴﺣ

ﻥﻮﻜﻳ

ﻞﺜﻣ

ﺪﺣﺃ

) .

ﻩﺍﻭﺭ

ﻲﻣﺭﺍﺪﻟﺍ

(

5. Waktu disunahkan sedekah

ﺪ

ﺪﺒﻋ ﺎﻨﺛﺪﺣ ﺩﺪﺴﻣ ﺎﻨﺛ

ﻟﺍ

ﻦﺑ ﺓﺭﺎﻤﻋ ﺎﻨﺛﺪﺣ ﺩﺎﻳﺯ ﻦﺑ ﺪﺣﺍﻮ

ﻟﺍ

ﻦﻋ ﺮﻳﺮﺟ ﻦﺑ ﻭﺮﻤﻋ ﻦﺑ ﺔﻋﺭﺯ ﰊﺃ ﻦﻋ ﻉﺎﻘﻌﻘ

ﻞﺟﺭ ﻝﺎﻗ ﻝﺎﻗ ﺓﺮﻳﺮﻫ ﰊﺃ

ﻨﻠﻟ

ﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ

ﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﺎﻳ ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠ

ﹼﻠﻟﻪ

ﻝﺎﻗ ﻞﻀﻓﺃ ﺔﻗﺪﺼﻟﺍ ﻯﺃ

»

ﻕﺪﺼﺗ ﻥﺃ

ﺀﺎﻘﺒﻟﺍ ﻞﻣﺄﺗ ﺺﻳﺮﺣ ﺢﻴﺤﺻ ﺖﻧﺃﻭ

ﺸﲣ

ﻟﺍ ﻰ

ﺫﺇ ﻰﺘﺣ ﻞﻬﲤ ﻻﻭ ﺮﻘﻔ

ﺖﻠﻗ ﻡﻮﻘﻠﳊﺍ ﺖﻐﻠ

ﺍﺬﻛ ﻥﻼﻔ

ﺬﻛ ﻥﻼﻔﻟﻭ

ﻭ ﺍ

ﻼﻔﻟ ﻥﺎﻛ ﺪﻗ

.ﻥ

)

ﻩﺍﻭﺭ

ﻮﺑﺃ

ﺩﻭﺍﺩ

(

6. Sedekah bersembunyi

ﺍ ﺪﺒﻋ ﻦﺑ ﺐﻴﺒﺧ ﲏﺛﺪﺣ ﻝﺎﻗ ﷲﺍ ﺪﻴﺒﻋ ﻦﻋ ﲕﳛ ﺎﻨﺛ ﰊﺃ ﲏﺛﺪﺣ ﷲﺍ ﺪﺒﻋ ﺎﻨﺛﺪﺣ

ﻢﺻﺎﻋ ﻦﺑ ﺺﻔﺣ ﻦﻋ ﻦﲪﺮﻟ

(22)

ﴰ ﻢﻠﻌﺗ ﻻ ﺎﻫﺎﻔﺧﺃ ﺔﻗﺪﺼﺑ ﻕﺪﺼﺗ ﻞﺟﺭﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﺎﻗﺮﻔﺗﻭ

ﺖﺿﺎﻔﻓ ﺎﻴﻟﺎﺧ ﷲﺍ ﺮﻛﺫ ﻞﺟﺭﻭ ﻪﻨﻴﳝ ﻖﻔﻨﺗ ﺎﻣ ﻪﻟﺎ

.ﻞﺟ ﻭ ﺰﻋ ﷲﺍ ﻑﺎﺧﺃ ﺎﻧﺃ ﻝﺎﻗ ﺎﻬﺴﻔﻧ ﱃﺇ ﻝﺎﲨﻭ ﺐﺼﻨﻣ ﺕﺍﺫ ﻪﺘﻋﺩ ﻞﺟﺭﻭ ﻩﺎﻨﻴﻋ

(ﺪﲪﺃ ﻩﺍﻭﺭ)

Dari pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan yang akan dikaji sebagai berikut:

1. Bagaimana kualitas hadis-hadis Nabi Saw mengenai sedekah? 2. Apa saja bentuk-bentuk sedekah menurut hadis?

D. Metodologi Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan studi kepustakaan (library research) dengan merujuk kepada kitab-kitab Induk Hadis, seperti S ahîh al-Bukhâri, S ahîh Muslim, Sunan A bû Dâud, Sunan al-Tirmîdzi, Sunan al-Nasâ’i, Sunan Ibnu Mâjah dan Kitab Muwatta Imam Mâlik, A hmad bin Hanbal serta Sunan al-Dârimî juga merujuk pada kitab-kitab Takhrij Hadîts, Rijal al-Hadîts, serta buku-buku yang berkaitan dengan data-data dan tema di atas.

Adapun metode penelitian dalam penulisan ini sebagai berikut:

1. Melakukan takhrij hadis dari matan hadis yang telah disebut pada judul. Langkah pertama, penelitian ini merujuk kepada lafaz yang ada dalam matan hadis dari kitab al-Mu’jam al-Mufahras li al-Fâzi al-Hadîts al-Nabawî karangan A.J. Wensinck yang diterjemahkan ke dalam bahasa

(23)

Baqi.

2. Mencari data yang telah diperoleh dari kitab kamus dengan merujuk pada kitab asli yang ditunjukan oleh kitab kamus atau yang sejenisnya. 3. Melakukan i’tibar Sanad, yaitu menyertakan jalur atau sanad-sanad

hadis tertentu yang tampak hanya diketahui satu rawi saja, agar diketahui apakah ada rawi lainnya dalam riwayat hadis tersebut.

4. Melakukan penelitian sanad (kritik sanad) hadis dari data yang diambil dari kitab rijal al-hadis untuk kemudian menentukan kedudukan hadis. 5. Melakukan penelitian matan dari hasil penelitian sanad.

6. Memberikan kesimpulan dari hasil penelitian dan pesan penting dari hadis tersebut.

Metode pembahasan dalam skripsi ini bersifat deskriptif analistis yaitu mengumpulkan data-data yang ada, baik data primer maupun data sekunder, kemudian menganalisanya sehingga akan nampak jelas rincian atas persoalan yang berhubungan dengan pokok masalah, sehingga akan mencapai sebuah kesimpulan.

Adapun penulisan ini, penulis berpedoman pada buku pedoman penulisan karya ilmiah, skripsi, tesis, dan disertai yang diterbitkan CeQDA UIN Syarif Hidayatulah Jakarta, cet. ke-2: 2007.

E. Kajian Pustaka

(24)

mengupas kesalahan-kesalahan yang kerap terselip dalam ibadah sedekah.

2. Matematika Sedekah karya Zainul Arifin el-Basyier. Buku ini mengungkap rahasia hitungan sedekah dan kisah nyata tentang keajaiban sedekah.

3. Sedekah Mahabisnis dengan Allah karya Amirulloh Syarbini. Buku ini berisikan motivasi agar gemar menunaikan sedekah dan meyakinkan kepada para pembaca bahwa sedekah dapat memberi keuntungan luar biasa.

4. Terjemah Fathul Mu’in karya Aliy As’ad jilid 2. Buku ini memberikan penjelasan diantaranya yaitu tentang hukum sedekah dan keutamaan waktu memberikan sedekah.

5. Analisa Hadis tentang Tiga Amal yang Tidak Akan Putus (Sedekah Jariah, Ilmu yang Bermanfaat, dan Do’a Anak yang Saleh) (2007). Skripsi ditulis oleh Khairu Ummah, pembahasannya yaitu menganalisis dan menggambarkan hadis-hadis tiga amal yang tidak akan putus dari perspektif hadis.

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan utama dari penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

(25)

kualitas hadis-hadis Nabi Saw mengenai sedekah.

Adapun kegunaan dari penelitian ini secara akademik adalah:

1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih pemikiran dalam bidang hadis, khususnya tentang sedekah yang saat ini jarang dikaji dalam perspektif hadis secara utuh.

2. Sebagai syarat memperoleh gelar Strata satu bidang Theologi Islam pada program studi Tafsir Hadis di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Adapun kegunaan dari penelitian ini secara non akademik adalah:

1. Agar saya dan para pembaca skripsi ini mendapat gambaran dan pemahaman tentang hadis-hadis sedekah.

2. Untuk menambah khazanah keilmuan penulis dalam memahami suatu hadis dan dapat mengaplikasikan salah satu ilmu yang penulis pelajari di bangku kuliah.

G. Sistematika Penulisan

Adapun mengenai sistematika penulisan ini penulis membagi pembahasan ke dalam empat bab, masing-masing bab mempunyai spesifikasi pembahasan mengenai topik tertentu diantaranya:

(26)

pengertian sedekah, sejarah sedekah, bentuk-bentuk sedekah, penerima sedekah, waktu sedekah, keutamaan sedekah, adab-adab sedekah, dan hal-hal yang membatalkan sedekah.

Bab ketiga, bab ini penulis melakukan takhrij hadis dan i’tibar sanad. Kemudian dilanjutkan dengan kritik sanad dan matan yang terdiri dari enam tema hadis yaitu hadis tentang kewajiban dan bentuk-bentuk sedekah, hadis tentang penerima sedekah, hadis tentang keutamaan sedekah, hadis tentang sedekah dari penghasilan yang baik, hadis tentang waktu bersedekah, dan sedekah bersembunyi. Adapun penelitian hadisnya terdiri dari dua aspek yaitu identifikasi sanad dan telaah matan. Dan mengemukakan pandangan para ulama tentang hukum serta hal-hal yang berkenaan dengan sedekah.

(27)

14

A. Pengertian Sedekah

Sedekah berasal dari kata sadaqa yang berarti benar.1 Maksudnya adalah bahwa orang yang suka bersedekah adalah “orang yang benar pengakuan imannya”. Dalam pengertian para fuqahâ', sedekah adalah suatu pemberian seorang muslim kepada seseorang secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu, serta suatu pemberian yang bertujuan sebagai kebajikan yang mengharap ridha Allah SWT dan pahala semata.2 Adapun menurut terminologi syari’at, pengertian dan hukum sedekah sama dengan infak. Akan tetapi, sedekah mencakup arti yang lebih luas dan menyangkut hal-hal yang bersifat nonmaterial.3 Sebagaimana dijelaskan dalam hadis imam al-Bukhari yang bersumber dari Abu Musa al-Asy’ary, yaitu:

ﺎﺳﺎﻧ ﻥﺃ ﺎﻀﻳﺃ ﻪﻨﻋ ﷲﺍ ﻲﺿﺭ ﺭﺫ ﰊﺃ ﻦﻋ

ﱯﻨﻟﺍ ﺏﺎﺤﺻﺃ ﻦﻣ

ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﱯﻨﻠﻟ ﺍﻮﻟﺎﻗ ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻟﺁﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ

ﻧ ﺎﻤﻛ ﻥﻮﻠﺼﻳ : ﺭﻮﺟﻷﺎﺑ ﺭﻮﺛﺪﻟﺍ ﻞﻫﺃ ﺐﻫﺫ ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﺎﻳ : ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻟﺁﻭ ﻪﻴﻠﻋﻭ ﱃﺎﻌﺗ

ﺎﻤﻛ ﻥﻮﻣﻮﺼﻳﻭ ﻲﻠﺼ

: ﻥﻮﻗﺪﺼﺗ ﻢﻜﻟ ﷲﺍ ﻞﻌﺟ ﺪﻗ ﺲﻴﻟﻭﺃ : ﻝﺎﻗ ﻢﳍﺍﻮﻣﺃ ﻝﻮﻀﻔﺑ ﻥﻮﻗﺪﺼﺘﻳﻭ ﻡﻮﺼﻧ

ﺔﻗﺪﺻ ﺔﺤﻴﺒﺴﺗ ﻞﻜﺑ ﻥ

ﺔﻗﺪﺻ ﺮﻜﻨﳌﺍ ﻦﻋ ﻲﻭ ﺔﻗﺪﺻ ﻑﻭﺮﻌﳌﺎﺑ ﺮﻣﺃﻭ ﺔﻗﺪﺻ ﺔﻠﻴﻠ ﻞﻛﻭ ﺔﻗﺪﺻ ﺓﺪﻴﻤﲢ ﻞﻛﻭ ﺔﻗﺪﺻ ﺓﲑﺒﻜﺗ ﻞﻛﻭ

ﰐﺄﻳﺃ ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﺎﻳ : ﺍﻮﻟﺎﻗ ﺔﻗﺪﺻ ﻢﻛﺪﺣﺃ ﻊﻀﺑ ﰲﻭ

ﻴﻓ ﻪﻟ ﻥﻮﻜﻳﻭ ﻪﺗﻮﻬﺷ ﺎﻧﺪﺣﺃ

ﺮﺟﺃ ﺎﻬ

ﻮﻟ ﻢﺘﻳﺃﺭﺃ ﻝﺎﻗ ؟

ﺭﺯﻭ ﺎﻬﻴﻓ ﻪﻴﻠﻋ ﻥﺎﻛﺃ ﻡﺍﺮﺣ ﰲ ﺎﻬﻌﺿ

.ﺮﺟﺃ ﻪﻟ ﻥﺎﻛ ﻝﻼﺣ ﰲ ﺎﻬﻌﺿﻭ ﺍﺫﺇ ﻚﻟﺬﻜﻓ ؟

1Ahmad Warso al-Munawir,

Kamus Arab Indonesia Terlengkap (Surabaya: Pustaka

Progresif, 1997), h. 77. 2Taufik Abdullah,

Ensiklopedi Islam, Jilid 4 (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996), h.

259.

3Al-Furqan Hasbi,

(28)

“Diriwayatkan dari Abu Dzar r.a., bahwasanya beberapa orang sahabat Nabi Saw berkata kepada beliau, “Ya Rasulullah! Orang-orang kaya bisa memperoleh banyak pahala, mereka shalat sebagaimana kami, mereka berpuasa sebagaimana kami, dan mereka bisa menyedekahkan kelebihan harta mereka.” Rasulullah Saw bersabda, “Tidakkah Allah telah menjadikan untukmu sesuatu yang bisa kau sedekahkan yang bernilai sebagai sedekah? Sesungguhnya setiap tasbih adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, amar ma’ruf adalah sedekah, nahi mungkar adalah sedekah, dan pada kemaluanmu juga ada sedekah.” Mereka bertanya, “Ya Rasulullah! Apakah orang yang melampiaskan syahwatnya itu mendapat pahala?” Beliau menjawab, “Tidakkah kau tahu bahwa jika seseorang meletakkan kemaluannya pada sasaran yang haram maka dia mendapat dosa? Namun sebaliknya, apabila dia meletakkan kemaluannya pada sasaran yang halal, maka dia mendapat pahala”. (HR Muslim)4 Rasulullah Saw bersabda,

ﻱﺮﻌﺷﻷﺍ ﻚﻟﺎﻣ ﰉﺃ ﻦﻋ

ﻲﺿﺭ

ﷲﺍ

ﻪﻨﻋ

ﻗﺎ

؛

ﹼﻠﻟﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﻝﺎﻗ

ﺍ ﻰﻠﺻ ﻪ

ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲ

»

ﹼﻄﻟﺍ

ﻹﺍ ﺮﻄﺷ ﺭﻮ

ﻥﺎ

ﺤﺒﺳﻭ .ﻥﺍﺰﻴﳌﺍ ﻸﲤ ﻪﹼﻠﻟ ﺪﻤﳊﺍﻭ

ﹼﻠﻟﺍ ﻥ

ﲤ ﻪﹼﻠﻟ ﺪﻤﳊﺍﻭ

ﻸﲤ ﻭﺃ

ﺓﻼﺼﻟﺍﻭ ﺽﺭﻷﺍﻭ ﺕﺍﻮﻤﺴﻟﺍ ﲔﺑ ﺎﻣ

ﺪﺼﻟﺍﻭ ﺭﻮﻧ

ﱪﺼﻟﺍﻭ ﻥﺎﻫﺮﺑ ﺔ

ﺿ

ﻘﻟﺍﻭ ﺀﺎﻴ

ﺁﺮ

ﹼﻞﻛ ﻚﻴﻠﻋ ﻭﺃ ﻚﻟ ﺔﺠﺣ ﻥ

ﻨﻟﺍ

ﻤﻓ ﻪﺴﻔﻧ ﻊﺋﺎﺒﻓ ﻭﺪﻐﻳ ﺱﺎ

ﻬﻘﺘ

ﺃ ﺎ

ﻬﻘﺑﻮﻣ

.ﺎ

“Diriwayatkan dari Abu Malik al-Asy’ari r.a., ia berkata: Rasulullah Saw pernah bersabda, “Bersuci itu separoh dari iman, bacaan alhamdulillah itu

memenuhi timbangan (al-mîzân), bacaan subhanallah wal hamdulillah pahalanya

memenuhi ruang antara beberapa langit dan bumi, shalat adalah cahaya, sedekah adalah bukti keimanan, sabar adalah sinar, dan al-Qur’an adalah hujjah yang mendukungmu atau mengalahkanmu. Setiap orang itu pergi lalu menjual dirinya, maka ada orang yang memerdekakan dirinya dan ada yang menghinakan dirinya.” (HR Muslim)5

Dari pengertian-pengertian di atas maka bisa disimpulkan bahwa sedekah adalah salah satu bukti benarnya iman seseorang dalam beribadah dan melakukan ketaatan kepada Allah SWT, serta bukti akan kebenaran janji Allah SWT yang menjamin rezeki setiap makhluk-Nya. Sehingga orang yang benar-benar memahami makna sedekah akan meyakini pemberian terbaik dari Allah SWT dan berusaha semaksimal mungkin menafkahkan hartanya di jalan yang diridhai

4Imam al-Mundziri,

Ringkasan Shahih Muslim. Penerjemah Achmad Zaidun (Jakarta:

Pustaka Amani, 2003), h. 310-311. 5Al-Mundziri,

(29)

Nya. Selain itu, sedekah tidak hanya diartikan sebagai pemberian harta kepada seseorang, tetapi lebih dari itu, sedekah mencakup juga dengan semua perbuatan baik, bisa bersifat fisik, maupun nonfisik. Sehingga bersedekah bisa dilakukan sama siapa saja, kapan pun, dan dimana pun. Diantara wujud sedekah antara lain adalah menyantuni fakir miskin dan yatim piatu, membangun fasilitas yang bermanfaat untuk umum seperti sarana ibadah, pendidikan, kesehatan, perpustakaan, irigasi, dan lain-lain yang tidak melanggar syari’at.6 Dan tujuan dari sedekah sunat ini ialah untuk menambal segala kekurangan yang ada pada sedekah wajib.7

B. Sejarah dan Dasar Hukum Sedekah

Sedekah yang bersifat sukarela pertama kali ditetapkan di Mekah dengan nama zakat. Kemudian di Medinah diperkenalkan dengan istilah sedekah.8 Pijakan disyariatkan dan dianjurkan sedekah dapat ditemukan dalam beberapa ayat al-Qur’an dan Hadis. Berikut ini sebagian dasar dari disyari’atkannya dan dianjurkannya sedekah dari al-Qur’an dan Hadis yang dimaksudkan.

1. Al-Qur’an

a. Al-Anbiya' (21) : 73

 

 

 

 

 





 

 

6Ahmad Gaus AF,

Filantropi dalam Masyarakat Islam (Jakarta: PT Elex Media

Komputindo, 2008), h. 21.

7‘Alawi Abbas al-Maliki Hasan Sulaiman al-Nuri,

Penjelasan Hukum-hukum Syari’at Islam. Penerjemah Bahrun Abu Bakar (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1994), h. 1038.

(30)

“Dan Kami menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami dan kami wahyukan kepada mereka agar berbuat kebaikan, melaksanakan shalat, dan menunaikan zakat, dan hanya kepada Kami mereka menyembah.”9

b. Al-Mu’minun (23) : 4

      

“Dan orang yang menunaikan zakat.”

c. Al-Rum (30) : 39

                                   

“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta manusia bertambah, maka tidak bertambah dalam pandangan Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk memperoleh keridhaan Allah, maka itulah orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya).”

d. Al-Mujadalah (58) : 12

                                  

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasul, hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelum (melakukan) pembicaraan itu. Yang demikian itu lebih baik bagimu dan lebih bersih. Tetapi jika kamu tidak memeroleh (yang akan disedekahkan) maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

e. Al-Baqarah (2) : 245

                    

(31)

  

“Barang siapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.”

f. Al-Mujadalah (58) : 13

                                         

“Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan sedekah sebelum (melakukan) pembicaraan dengan Rasul? Tetapi jika kamu tidak melakukannya dan Allah telah memberi ampunan kepadamu maka laksanakanlah shalat, dan tunaikanlah zakat serta taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya! Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”

g. Al-Taubah (9) : 79

                                 



“(orang munafik) yaitu mereka yang mencela orang-orang beriman yang memberikan sedekah dengan sukarela dan yang mencela orang-orang yang hanya memperoleh untuk disedekahkan sekadar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka, dan mereka akan mendapat azab yang pedih.”

h. Al-Nisa' (4) : 114

(32)

“Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barang siapa berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami akan memberinya pahala yang besar.”

Dari beberapa ayat tersebut, secara jelas dapat ditangkap sejumlah pesan antara lain bahwa anjuran sedekah sudah Allah berikan kepada kaum muslimin sejak di Mekah dengan istilah zakat. Buktinya adalah ayat yang kesatu sampai ketiga diatas adalah termasuk salah satu ayat-ayat Makkiyah, yang mana salah satu pokok-pokok kandungannya yaitu bagi yang memiliki harta benda diperintahkan supaya mau mengeluakan zakat dan menyampaikannya kepada orang-orang yang berhak menerimanya, sebab dengan zakat tersebut menolong saudara-saudaranya yang kekurangan dan kesukaran. Dan dengan zakat pula akan dapat menenteramkan masyarakat serta berani berkorban untuk membela agama Tuhan.10 Dan perintah zakat ini ditanggapi positif oleh umat Islam ketika itu, sehingga tidak sedikit dari para sahabat Nabi yang ikhlas mengeluarkan hartanya, demi mengharap ridha Allah SWT. Apalagi ketika itu, praktek riba sudah banyak berkembang di masyarakat Mekah. Sehingga zakat adalah solusi terbaik untuk mengatasi kekurangan dan kesukaran hidup.

2. Hadis

Selain al-Qur’an, beberapa hadis juga telah mengungkap perintah bersedekah, yaitu:

a. Hadis diriwayatkan dari Abu Mas’ud al-Anshary

(33)

: ﻝﺎﻗ ﻪﻨﻋ ﷲﺍ ﻲﺿﺭ ﺩﻮﻌﺴﻣ ﰉﺃ ﻦﻋ

ﻨﻛ ﺔﻗﺪﺼﻟﺎﺑ ﺎﻧﺮﻣﺃ

ﻧ ﺎ

ﻞﻣﺎﺤﺘ

.

ﺠﻓ

ﺀﺎ

ﻉﺎﺻ ﻒﺼﻨﺑ ﻞﻴﻘﻋ ﻮﺑﺃ

ﻭ ،

ﺀﺎﺟ

ﻛﹶﺄﺑ ﻥﺎﺴﻧﺇ

ﺮﺜ

ﻪﻨﻣ

.

ﳌﺍ ﻝﺎﻘﻓ

ﹼﻥﺇ :ﻥﻮﻘﻓﺎ

ﲏﻐﻟ ﷲﺍ

ﻣﻭ ،ﺍﺬﻫ ﺔﻗﺪﺻ ﻦﻋ

ﺭ ﹼﻻﺇ ﺮﺧﻵﺍ ﺍﺬﻫ ﻞﻌﻓ

ﺋﺎ

ﺖﻟﱰﻓ ﺀ

ﰲ ﲔﻨﻣﺆﳌﺍ ﻦﻣ ﲔﻋﻮﹼﻄﳌﺍ ﻥﻭﺰﻤﻠﻳ ﻦﻳﺬﻟﺍ)

ﹼﻟﺍﻭ ﺕﺎﻗﺪﺼﻟ

ﻢﻫﺪﻬﺟ ﹼﻻﺇ ﻥﻭﺪﳚ ﻻ ﻦﻳ

(ﻢﻠﺴﻣ ﻩﺍﻭﺭ) .

“Diriwayatkan dari Abu Mas’ud r.a., ia berkata: Kami diperintahkan bersedekah. Kata Abu Mas’ud: Kami merasa tidak mampu cuma (bersedekah sekadarnya). Lalu Abu ‘Aqil menyedekahkan setengah gantang makanan. Kemudian ada orang lain datang menyedekahkan lebih banyak dari itu. Lalu orang-orang munafik mengatakan, “Sesungguhnya Allah tidak membutuhkan ini, dan tidaklah orang lain melakukan ini kecuali untuk dipamerkan. Maka turunlah ayat (yang artinya): “Orang-orang munafik yaitu orang yang mencela orang mukmin yang memberikan sedekah dengan sukarela dan mencela orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu untuk disedekahkan) kecuali sekedar kesanggupannya”. (HR Muslim)11

b. Hadis diriwayatkan dari Haritsah bin Wahb

ﺍﻮﻗﺪﺼﺗ ) ﻝﻮﻘﻳ ﻢﻠﺳ ﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﱯﻨﻟﺍ ﺖﻌﲰ : ﻝﺎﻗ ﻪﻨﻋ ﷲﺍ ﻲﺿﺭ ﺐﻫﻭ ﻦﺑ ﺔﺛﺭﺎﺣ ﻦﻋ

ﰐﺄﻳ ﻪﻧﺈﻓ

ﺎﻣﺄﻓ ﺎﻬﺘﻠﺒﻘﻟ ﺲﻣﻷﺎﺑ ﺎ ﺖﺌﺟ ﻮﻟ ﻞﺟﺮﻟﺍ ﻝﻮﻘﻳ ﺎﻬﻠﺒﻘﻳ ﻦﻣ ﺪﳚ ﻼﻓ ﻪﺘﻗﺪﺼﺑ ﻞﺟﺮﻟﺍ ﻲﺸﳝ ﻥﺎﻣﺯ ﻢﻜﻴﻠﻋ

.(ﺎ ﱄ ﺔﺟﺎﺣ ﻼﻓ ﻡﻮﻴﻟﺍ

“Diriwayatkan dari Haritsah bin Wahb r.a.: Aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Segerakanlah sedekah, jangan ditunda hingga datang suatu zaman ketika seorang harus berkeliling untuk memberikan apa yang akan disedekahkannya dan tidak menemukan seorang pun yang mau menerimanya, dan orang (yang diminta untuk menerima sedekah itu) akan berkata, “Seandainya kau datang kemarin pasti aku akan menerimanya, adapun hari ini aku tidak membutuhkannya.”(HR al-Bukhari)12

c. Hadis diriwayatkan dari Abu Hurairah

:ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﻝﺎﻗ :ﻝﺎﻗ ﻪﻨﻋ ﷲﺍ ﻲﺿﺭ ﺓﺮﻳﺮﻫ ﰊﺃ ﻦﻋ

ﻦﻣ ﺓﺮﲤ ﻝﺪﻌﺑ ﻕﺪﺼﺗ ﻦﻣ

ﻩﻮﻠﻓ ﻢﻛﺪﺣﺃ ﰊﺮﻳ ﺎﻤﻛ ﺎﻬﺒﺣﺎﺼﻟ ﺎﻬﻴﺑﺮﻳ ﰒ ﻪﻨﻴﻤﻴﺑ ﺎﻬﻠﺒﻘﺘﻳ ﷲﺍ ﻥﺈﻓ ﺐﻴﻄﻟﺍ ﻻﺇ ﷲﺍ ﻞﺒﻘﻳ ﻻﻭ ﺐﻴﻃ ﺐﺴﻛ

.ﻞﺒﳉﺍ ﻞﺜﻣ ﻥﻮﻜﺗ ﱴﺣ

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah Saw pernah bersabda, “Apabila seseorang memberikan sedekah yang setara dengan sebuah kurma yang

11Al-Mundziri,

Ringkasan Shahih Muslim, h. 308–309.

(34)

diperoleh dengan harta (uang) yang baik dan Allah hanya menerima sedekah yang dikeluarkan dari harta yang baik, Allah akan menerima sedekah itu dengan Tangan-Nya (yang kanan) dan kemudian menambahkan pahala kepada orang itu, sebagaimana siapa pun dari kamu yang membesarkan bayi kudanya, sedemikian besarnya sehingga menjadi sama besarnya dengan sebuah gunung.” (HR al-Bukhari)13

ﺮﻜﺑ ﰊﹶﺃ ﺖﻨﺑ ﺀﺎﲰﺃ ﻦﻋ

ﻝﺎﻗ : ﺖﻟﺎﻗ ، ﺎﻤﻬﻨﻋ ﷲﺍ ﻲﺿﺭ ﻖﻳﺪﺼﻟ

: ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﱄ

ﻚﻴﻠﻋ ﻰﻛﻮﻴﻓ ﻲﻛﻮﺗ

:ﺔﻳﺍﻭﺭ ﰲﻭ .

ﻻﻭ ،ﻚﻴﻠﻋ ُﷲﺍ ﻲﺼﺤﻴﻓ ﻲﺼﲢ ﻻﻭ ،ﻲﺤﻀﻧﺍ ﻭﺃ ،ﻲﺤﻔﻧﺍ ﻭﺃ ﻲﻘﻔﻧﺃ

ﻓ ﻲﻋﻮ

ﻚﻴﻠﻋ ُﷲﺍ ﻲﻋﻮﻴ

.

“Asma' binti Abu Bakar r.a. berkata: Rasulullah Saw berpesan kepadaku: Jangan selalu kau menutupi kepunyaannmu, maka Allah akan menutupi rezekimu. Dalam lain riwayat: belanjakanlah dan bersedekahlah dan jangan kau hitung, supaya Allah jangan menghitung padamu dan jangan kau takar, niscaya Allah akan membatasi padamu.” (HR al-Bukhari, Muslim)14

Posisi sunnah menguatkan dan menjelaskan apa yang dinyatakan secara umum oleh al-Qur’an. Al-Qur’an adalah konstitusi dan sumber perundang-undangan Islam yang utama. Oleh karena itu, al-Qur’an hanya mengandung asas-asas dan prinsip-prinsip umum tentang suatu masalah, tidak menegaskan secara mendetail dan terperinci, terkecuali apabila terdapat hal-hal yang dikuatirkan akan menimbulkan keragu-raguan dan kekacauan.

Dalam hal ini, sunnah merupakan interpretasi lisan dan pelaksanaan konkret dari apa yang dinyatakan al-Qur’an dengan menjelaskan yang sama, mempertegas yang belum jelas, memberi batas yang belum tegas, dan menjadikannya lebih khusus apa yang masih terlalu umum, sesuai dengan apa yang ditangkap oleh rasul yang suci dari ayat-ayat al-Qur’an.15

13Al-Zabidi,

Ringkasan Sahih al-Bukhari, h. 285.

14Salim Bahreisj,

Tarjamah Riyadhus Salihin (Bandung: PT al-Ma’arif, 1978), h. 463.

(35)

Dalam hal sedekah, sunnah datang memperkuat ketentuan bahwa sedekah sukarela itu memang ibadah yang disyari’atkan dan dianjurkan oleh Allah melalui Nabi Muhammad Saw. Dan untuk istilah sedekah dan anjurannya banyak dikemukakan di Medinah. Diantara buktinya yaitu:

a. ayat madaniyyah lebih berisikan ajaran-ajaran yang menyangkut kehidupan masyarakat, politik, ekonomi, dan sebagainya. Dan juga berusaha menyempurnakan aturan sosial yang belum dibuat sejak sebelum kedatangan Islam, misalnya puasa, zakat fitrah, zakat mal, dll.16

b. ‘Abdullah bin Abbas berkata, “Rasulullah mewajibkan zakat fitrah sebagai pembersih dosa bagi orang-orang miskin. Barangsiapa yang menunaikannya sebelum shalat maka zakatnya diterima, dan barangsiapa menunaikannya setelah shalat, maka itu merupakan sedekah.”(HR Abu Dawud di dalam kitab al-zakât, bab zakat Fitrah)17 c. pada awalnya zakat diwajibkan sebagai bentuk kasih sayang yang

dilakukan secara sukarela dan identik dengan kesalehan dimana tidak ada aturan yang mengikat. Pada perkembangan berikutnya, zakat menjadi pungutan wajib atas harta milik, termasuk uang, hewan ternak, hasil pertanian, buah-buahan, dan barang dagangan.18

d. ayat-ayat al-Qur’an dari urutan keempat dan hadis-hadis diatas menunjukan beberapa bukti bahwa sedekah dengan istilah zakat sudah

16Tim Penyusun,

Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Jilid I (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van

Hoeve, 2002), h. 124.

17Ali Muhammad al-Shalabi,

Sejarah Lengkap Rasulullah. Penerjemah Faesal Saleh dkk.

(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2012), h. 397.

(36)

ada semenjak periode Mekah dan banyak diperkenalkan oleh Nabi Muhammad Saw dengan kata sedekah di periode Madinah.

C. Bentuk-bentuk Sedekah

Sedekah dalam konsep Islam mempunyai arti yang luas, tidak hanya terbatas pada pemberian sesuatu yang sifatnya materil kepada orang-orang miskin, tetapi lebih dari itu, sedekah mencakup perbuatan kebaikan, baik bersifat fisik, maupun nonfisik. Bentuk-bentuk sedekah dalam ajaran Islam dapat dilihat pada beberapa hadis Nabi Muhammad Saw.

Diantara bentuk-bentuk sedekah berdasarkan hadits-hadits Nabi Saw yang perincian hadisnya terlampir dalam lampiran 1: Pertama, memberikan sesuatu dalam bentuk materi kepada orang miskin. Kedua, bekerja dengan dua tangannya hingga memberi manfaat untuk dirinya, membantu orang yang membutuhkan pertolongan, melakukan perbuatan baik, dan menahan dari diri dari keburukan. Ketiga, mendamaikan dua orang yang berselisih dengan adil, menyingkirkan

rintangan atau duri dari jalan, dan melangkahkan kaki untuk mengerjakan shalat. Keempat, membaca tasbih, tahlil, tahmid, takbir, dan istighfar. Kelima, menyuruh

(37)

D. Penerima Sedekah

Sedekah dianjurkan kepada setiap orang yang beriman, baik miskin maupun kaya, baik orang yang kuat maupun orang lemah, baik laki-laki maupun perempuan, baik yang muda maupun yang tua, baik yang lapang rezekinya maupun yang sempit, baik yang bakhil maupun yang dermawan.19

Dari segi penerima, sedekah dapat diterima siapa saja dengan skala prioritas sesuai dengan kondisi dan kebutuhan penerima sedekah, karena tidak ada batasan yang mengatur didalamnya. Akan tetapi, orang yang paling layak menerima sedekah seseorang adalah anaknya, keluarga, dan kerabatnya. Tidak boleh ia bersedekah kepada orang lain, jika yang akan disedekahkan itu diperlukannya sebagai nafkah hidup dirinya dan keluarganya.

1. Rasulullah Saw bersabda,

ﻰﻠﺻ ﱯﻨﻟﺍ ﻝﺎﻗ

ﲑﺧ ﺎﻴﻠﻌﻟﺍ ﺪﻴﻟﺍ ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ

ﺮﻬﻇ ﻦﻋ ﺔﻗﺪﺼﻟﺍ ﲑﺧﻭ ﻝﻮﻌﺗ ﻦﲟ ﺃﺪﺑﺍﻭ ﻰﻠﻔﺴﻟﺍ ﺪﻴﻟﺍ ﻦﻣ

ﷲﺍ ﻪﻨﻐﻳ ﻦﻐﺘﺴﻳ ﻦﻣﻭ ﷲﺍ ﻪﻔﻌﻳ ﻒﻔﻌﺘﺴﻳ ﻦﻣﻭ ﲎﻏ

.

“Nabi Saw bersabda: Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Dan berilah lebih dahulu kepada orang-orang yang engkau belanjai. Dan sebaik-baik sedekah ialah sedekah yang sesudah kita berikan, masih ada sisa yang cukup bagi kita. Barang siapa memelihara diri dari yang haram dan meminta-minta, niscaya Allah menjadikannya orang yang terpelihara. Dan barang siapa memohon kepada Allah supaya diberi kecukupan, niscaya Allah memberinya kecukupan.” (HR al-Bukhari)20

2. Rasulullah Saw bersabda,

ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﻝﺎﻗ

.ﻪﺗﻮﻗ ﻚﻠﳝ ﻦﻤﻋ ﺲﺒﳛ ﻥﺃ ﺎﲦﺇ ﺀﺮﳌﺎﺑ ﻰﻔﻛ

“Cukup besarlah dosa seseorang jika ia menyia-nyiakan tanggungannya.” (HR Muslim dan Abu Daud)21

19Reza Pahlevi Dalimunthe,

100 Kesalahan dalam Sedekah (Jakarta: PT AgroMedia

Pustaka, 2010), h. 13.

20Al-Zabidi, Ringkasan Shahih al-Bukhari, h. 290. 21Sayyid Sabiq,

(38)

3. Rasulullah Saw bersabda,

ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﻝﺎﻗ

ﺢﺷﺎﻜﻟﺍ ﻢﺣﺮﻟﺍ ﻱﺫ ﻰﻠﻋ ﺔﻗﺪﺼﻟﺍ ﺔﻗﺪﺼﻟﺍ ﻞﻀﻓﺃ

.

“Sedekah yang paling utama ialah sedekah kepada kaum kerabat yang memendam rasa permusuhan.” (HR al-Thabrani dan al-Hakim yang menyatakan kesahihannya)22

4. Rasulullah Saw bersabda,

ﻗﺪﺼﻟﺍ ﻱﺍ :ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﺎﻳ ﻞﻴﻗ : ﻝﺎﻗ ﻪﻨﻋ ﷲﺍ ﻲﺿﺭ ﺓﺮﻳﺮﻫ ﰊﺃ ﻦﻋ

ﻝﺎﻗ ؟ﻞﻀﻓﺃ ﺔ

ﻦﲟ ﺃﺪﺑﺍ ﻭ ﻞﻘﳌﺍ ﺪﻬﺟ :

.ﻢﻛﺎﳊﺍﻭ ﻥﺎﺒﺣ ﻦﺑﺍ ﻭ ﺔﳝﺰﺧ ﻦﺑﺍ ﻪﺤﺤﺻﻭ ﺩﻭﺍﺩﻮﺑﺍﻭ ﺪﲪﺍ ﻪﺟﺮﺧﺍ .ﻝﻮﻌﺗ

“Abu Hurairah r.a. berkata, “Pernah ditanyakan kepada Rasulullah Saw, ‘Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling utama itu? ‘Beliau menjawab, ‘ialah sedekah untuk orang yang dalam kesusahan dan selalu kekurangan. Dan dahulukan orang yang banyak tanggungannya.”(HR. Abu Daud dan disahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan al-Hakim)23

5. Rasulullah Saw bersabda,

ﻕﺪﺼﺗ ﻝﺎﻗ ﺭﺎﻨﻳﺩ ﻱﺪﻨﻋ ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﺎﻳ ﻞﺟﺭ ﻝﺎﻘﻓ ﺍﻮﻗﺪﺼﺗ

ﻕﺪﺼﺗ ﻝﺎﻗ ﺮﺧﺁ ﻱﺪﻨﻋ ﻝﺎﻗ ﻚﺴﻔﻧ ﻰﻠﻋ ﻪﺑ

.ﻪﺑﺮﺼﺑﺃ ﺖﻧﺃ ﻝﺎﻗ ﺮﺧﺁ ﻱﺪﻨﻋ ﻝﺎﻗ ﻚﻣﺩﺎﺧ ﻰﻠﻋ ﻪﺑ ﻕﺪﺼﺗ ﻝﺎﻘﻓ ﺮﺧﺁ ﻱﺪﻨﻋ ﻝﺎﻗ ﻙﺪﻟﻭ ﻰﻠﻋ ﻪﺑ

“Bersedekahlah kalian!” Seorang lelaki bertanya, “Wahai Rasulullah, aku mempunyai satu dinar.” Beliau menjawab, “Sedekahkanlah ia untuk dirimu sendiri.” Lelaki itu berkata, “Aku mempunyai satu dinar lainnya.” Beliau bersabda, ‘Sedekahkanlah ia untuk anakmu.” Lelaki itu berkata, ‘Aku mempunyai yang lainnya. Beliau bersabda, ‘Sedekahkanlah ia untuk pelayanmu.” ‘Lelaki itu berkata, ‘Aku mempunyai yang lainnya lagi. Beliau bersabda, “Engkau lebih mengetahuinya.” (HR Abu Daud dan al-Nasa’i serta dinilai sahih oleh Ibnu Hibban dan Imam al-Hakim)24

6. Rasulullah Saw bersabda,

ﻞﻀﻓﺃ ﺔﻗﺪﺼﻟﺍ ﻱﺃ ،ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﺎﻳ

: ﻝﺎﻗ ؟

»

ﻞﻘﳌﺍ ﺪﻬﺟ

،

.ﻝﻮﻌﺗ ﻦﲟ ﺃﺪﺑﺍﻭ

“Wahai Rasulullah Saw, sedekah apa yang paling utama? Rasulullah Saw menjawab, ‘Sedekah dari hasil usaha keras orang yang pas-pasan, dan mulailah

22Sayyid Sabiq,

Fiqih Sunnah, h. 18-19.

23Ahmad Muhammad Yusuf,

Himpunan Dalil dalam al-Qur’an dan Hadis, Jilid 3 (Jakarta:

PT Segoro Madu Pustaka, 2008), h. 307.

(39)

dengan orang yang menjadi tanggung jawabmu.” (HR Abu Daud dan Ibnu Khuzaimah)25

7. Rasulullah Saw bersabda,

ﻪﺴﻔﻨﺑ ﺃﺪﺒﻴﻠﻓ ﺍﲑﻘﻓ ﻢﻛﺪﺣﺃ ﻥﺎﻛ ﺍﺫﺇ

ﻥﺎﻛ ﻥﺇ

ﻀﻓ

ﻴﻋ ﻰﻠﻌﻓ

ﻟﺎﻪ

ﻥﺎﻛ ﻥﺇ

ﻀﻓ

ﻭﺃ ﻪﺘﺑﺍﺮﻗ ﻰﻠﻌﻓ

:ﻝﺎﻗ

ﻰﻠﻋ

ﻪﲪﺭ ﻱﺫ

ﻥﺎﻛ ﻥﺇ

ﻀﻓ

ﻨﻫ ﺎﻫﻭ ﺎﻨﻫ ﺎﻬﻓ

.ﺎ

“Jika salah seorang diantaramu miskin, hendaknya dimulai dengan dirinya. Dan jika dalam itu ada kelebihan, barulah diberikan untuk keluarganya. Lalu apabila ada kelebihan lagi, maka untuk kerabatnya,”atau sabdanya, “untuk yang ada hubungan kekeluargaan dengannya. Kemudian apabila masih ada kelebihan, barulah untuk ini dan itu. (HR Ahmad dan Muslim)26

Dari hadis-hadis di atas, bisa disimpulkan bahwa diantara penerima sedekah yang dianjurkan, yaitu: anak dan keluarga, kerabat yang mahram dan bukan mahram, tetangga, delapan golongan, anak yatim, janda, anak-anak berprestasi yang kekurangan biaya melanjutkan sekolah, dan membangun fasilitas yang bermanfaat untuk umum, seperti sarana ibadah, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain selama tidak melanggar syari’at.27

Dari segi yang disedekahkan, sedekah yang diberikan tidak terbatas pada harta secara fisik, perkataan yang baik, tenaga, memberi maaf kepada orang lain, memberi pertolongan kepada yang membutuhkan baik materi atau sumbangsih ide atau pikiran, mengasih solusi masalah, melainkan mencakup semua kebaikan.28

Selain itu juga, sedekah lebih utama diberikan kepada musuh untuk meredakan ketegangan, dan kepada aktivis sosial yang benar-benar membutuhkan.

25M. Nashiruddin al-Albani,

Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, Jilid 2. Penerjemah Izzudin

Karimi dkk. (Jakarta: Pustaka Sahifa, 2007 ), h. 272. 26Sayyid Sabiq,

Fiqih Sunnah, h. 18.

27Ahmad Gaus AF,

Filantropi dalam Masyarakat Islam (Jakarta: PT Elex Media

Komputindo, 2008), h. 21. 28Reza Pahlevi Dalimunthe,

(40)

E. Waktu Sedekah

Waktu bersedekah bebas kapan saja dan dimana saja. Namun, ada keadaan-keadaan tertentu dari manusia yang menjadi waktu primer untuk mengeluarkan sedekah, yaitu waktu sehat, waktu sedang kikir, waktu sedang takut miskin, waktu sedang berharap kaya.29 Sebagaimana dijelaskan dalam hadis Nabi berikut,

ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﻰﺗﺃ :ﻝﺎﻗ ﻪﻨﻋ ﷲﺍ ﻲﺿﺭﺓﺮﻳﺮﻫ ﰊﺃ ﻦﻋ

ﻞﺟﺭ ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ

:ﻝﺎﻘﻓ

ﻱﺃ ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﺎﻳ

ﻢﻈﻋﺃ ﺔﻗﺪﺼﻟﺍ

؟

:ﻝﺎﻘﻓ

ﺢﻴﺤﺷ ﺢﻴﺤﺻ ﺖﻧﺃﻭ ﻕﺪﺼﺗ ﻥﺃ

ﺖﻐﻠﺑ ﺍﺫﺇ ﱴﺣ ﻞﻬﲤ ﻻﻭ ﲎﻐﻟﺍ ﻞﻣﺄﺗﻭ ﺮﻘﻔﻟﺍ ﻰﺸ

:ﺖﻠﻗ ﻡﻮﻘﻠﳊﺍ

ﻥﻼﻔﻟ ﻭ ﺍﺬﻛ ﻥﻼﻔﻟ

.ﻥﻼﻔﻟ ﻥﺎﻛ ﺪﻗﻭ ﻻﺃ ﺍﺬﻛ

“Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata, “Seseorang lelaki mendatangi Rasulullah, dan bertanya, ‘Wahai Rasulullah apakah sedekah yang paling baik? Beliau menjawab, ‘Kamu bersedekah ketika kamu sehat lagi kikir, kamu takut menjadi miskin dan ingin kaya. Janganlah kamu menunda-nunda sedekah hingga ajalmu telah sampai di tenggorokan, sehingga saat itu kamu akan berkata, “Berikanlah kepada si fulan begini dan kepada si fulan begitu, “dan ingatlah sedangkan hartanya ketika itu memang untuk si fulan.” (HR. Muslim)30

Hakim ibnu Hizam r.a.

ﲑﺧ ﺎﻴﻠﻌﻟﺍ ﺪﻴﻟﺍ

ﻔﻌﻳ ﻒﻔﻌﺘﺴﻳ ﻦﻣﻭ ﲎﻏ ﺮﻬﻇ ﻦﻋ ﺔﻗﺪﺼﻟﺍ ﲑﺧﻭ ﻝﻮﻌﺗ ﻦﲟ ﺃﺪﺑﺍﻭ ﻰﻠﻔﺴﻟﺍ ﺪﻴﻟﺍ ﻦﻣ

ﻦﻣﻭ ﷲﺍ ﻪ

ﻦﻐﺘﺴﻳ

.ﷲﺍ

“Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah, dan mulailah dengan orang yang engkau tanggung. Sebaik-baik sedekah ialah yang dilakukan dalam keadaan berkecukupan, dan barang siapa yang memelihara dirinya dari meminta-minta, niscaya Allah akan memelihara kehormatannya, dan barang siapa yang merasa berkecukupan, niscaya Allah akan memberinya kecukupan.”31 (

Muttafaq ‘Alaih)32

29Reza Pahlevi Dalimunthe,

100 Kesalahan dalam Sedekah, h. 12.

30Al-Mundziri, Ringkasan Sahih Muslim, h. 306-307. 31Abbas al-Maliki Hasan Sulaiman al-Nuri,

Penjelasan Hukum-hukum Syari’at Islam, h.

1045.

32Muttafaq ‘Alaih adalah hadis yang telah disepakati oleh kedua imam hadis al-Bukhari dan Muslim. Dan menurut al-Hafidz Ibnu Hajar, bahwa persepakatan antara kedua imam itu maksudnya ialah persesuaian keduanya dalam mentakhrijkan asal hadis dari shahaby, kendatipun

(41)

Sedekah dalam Islam sangat dianjurkan dan sangat baik dilakukan setiap saat. Di dalam al-Qur’an banyak sekali ayat yang menganjurkan kaum muslimin untuk senantiasa bersedekah.

Diantara ayat yang dimaksud adalah firman Allah SWT pada surat al-Nisa' ayat 114:                                      

“Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barang siapa berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak kami akan memberinya pahala besar.”33

Adapun Rasulullah Saw adalah seorang yang sangat menganjurkan memperbanyak sedekah dalam setiap keadaan. Buktinya, beliau adalah orang yang paling demawan di bulan Ramadan, dalam urusan-urusan penting, keadaan sakit, dalam perjalanan, dalam peperangan dan haji,34 serta dalam waktu-waktu yang mulia seperti 10 hari dalam bulan Dzulhijjah, dua hari raya, hari Jumat, dan tempat-tempat yang mulia misalnya Mekah dan Medinah.35

F. Keutamaan Sedekah

Setiap kebaikan memiliki kebaikan, dan masing-masing berbeda dalam memiliki hal keutamaan. Ada yang memiliki keutamaan banyak dan ada pula yang sedikit. Begitu pula dengan sedekah, ia memiliki beberapa keutamaan bagi

33Tim Syaamil al-Qur’an,

Syaamil al-Qur’an Miracle The Reference, h. 191.

34Ahmad Isa Asyur,

al-Fiqhul Muyassar. Penerjemah Zaid Husein Alhamid (Jakarta:

Pustaka Amani, t.t.), h. 197. 35‘Aliy As’ad,

(42)

pengamalnya dan keutamaan itulah yang menyebabkan Rasulullah Saw menganjurkan kepada umatnya untuk banyak bersedekah.

1. Al-Qur’an

a. Allah SWT berfirman,



 



    



  

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya) bagi mereka, dan mereka akan mendapatkan pahala yang mulia.” (QS al-Hadid (57): 18)

b. Allah SWT berfirman,





  



     

“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan bergelimang dosa.” (QS al-Baqarah [2]: 276)

2. Al-Hadits

(43)

Ketujuh, orang yang bersedekah akan dibalas dengan sepuluh kali lipat.

Kedelapan, sedekah merupakan jalan terbaik untuk membantu orang lain.

Kesembilan, orang yang bersedekah akan berada di bawah naungan amal

sedekahnya hingga diputuskan semua perkara manusia. Kesepuluh, sedekah adalah termasuk amal-amal salih yang paling utama. Kesebelas, memadamkan panasnya kubur. Kedua belas, melenyapkan kesalahan. Ketiga belas, didoa’kan para malaikat setiap hari. Keempat belas, meredam kemurkaan Tuhan dan menolak akibat jelek. Kelima belas, menambah panjangnya umur. Dan keenam belas, menambah harta kekayaan, obat penyembuh penyakit, Allah akan

menghilangkan segala bala, akan melintasi sirâtal mustaqîm seperti kilat, dan akan masuk surga tanpa hisab.

G. Adab-adab Sedekah

Bersedekah termasuk amal shalih yang paling agung, bahkan termasuk amal terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah. Bersedekah juga merupakan salah satu sebab dilindunginya seseorang dari adzab kubur dan mendapat naungan Allah pada hari kiamat. Apalagi jika orang yang mengeluarkan sedekah itu memerhatikan adab-adabnya.36

Diantara adab bersedekah adalah sebagai berikut: 1. Mengiringi dengan basmallah

Mengiringi setiap aktivitas sedekah dengan bacaan basmallah, sebab ia merupakan perkara yang amat besar.37

2. Niatnya harus tulus

36‘Abdul Aziz bin Fathi al-Sayyid Nada,

Ensiklopedi Adab Islam, Jilid 2. Penerjemah Abu

Ihsan al-Atsari (T.tp.: PT Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2009), h. 65.

(44)

Hendaklah orang yang bersedekah supaya meluruskan niatnya. Hendaklah yang ia cari hanya wajah Allah SWT semata, bukan karena riya atau ingin dipuji manusia dengan dikatakan dermawan.38 Rasulullah Saw bersabda,

“Ada seseorang yang Allah beri keluasan harta, kemudian dia mengakui nikmat tersebut pada hari kiamat. Dia ditanya, ‘Lantas apa yang engkau kerjakan dengan nikmat tersebut? Dia menjawab, Aku salurkan ke jalan yang Engkau cintai. Tidak ada satu pun jalan yang Engkau cintai kecuali aku berinfak di dalamnya.’ Allah berkata, ‘Engkau berdusta! Akan tetapi, engkau melakukan hal itu semua karena ingin dikatakan dermawan, dan engkau telah mendapatkannya! Akhirnya orang tersebut ditarik wajahnya dan dicampakkan ke dalam neraka.” (HR Muslim Bab 43 Orang yang bertempur untuk pamer dan popularitas/Hadis

ke 1905)

3. Ikhlas dalam bersedekah

Seseorang wajib mengikhlaskan niat karena Allah semata di dalam bersedekah dan mencari keridhaan-Nya serta kedekatan disisi-Nya, baik sedekah wajib maupun sedekah sunnah. Jika keikhlasan tidak ada, maka sedekah akan batal dan dapat menggugurkan pahalanya.39 Karena dalam Islam, ikhlas merupakan kunci diterima atau tidaknya ibadah seseorang di hadapan Allah SWT.40

Dalam konteks sedekah, ikhlas memiliki beberapa makna. Pertama, ikhlas dalam arti melakukan sedekah dalam rangka beribadah kepada Allah semata dan tidak mengharapkan imbalan dari-Nya. Ia tidak pernah mengharapkan imbalan dari manusia, apalagi hanya untuk mendapatkan pujian atau gelar sebagai orang yang dermawan. Kedua, ikhlas yang melahirkan syukur yang lahir dari pemahaman dan keyakinan bahwa rezeki

38Reza Pahlevi Dalimunthe,

100 Kesalahan dalam Sedekah, h. 18.

39Al-Sayy

Gambar

Tabel seluruh sanad hadis
Tabel seluruh sanad hadis
Tabel seluruh sanad hadis
Tabel seluruh sanad hadis
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian seduhan teh hitam (Camellia sinensis) dapat meningkatkan aktivitas fagositosis makrofag yang bermakna pada mencit BALB/c yang diinokulasi Salmonella typhimurium sesuai

Berdasarkan hal tersebut dijelaskan bahwa pemberian psikoterapi pada kecemasan yang dialami pasien memberikan hasil penurunan tingkat kecemasan pasien hal ini

Hasil penelitian menunjukkan genus yang paling banyak ditemukan pada perakaran bawang mekah ( E. americana ) adalah genus

Berdasarkan permasalahan yang terjadi di Hotel Mercure Resort Sanur, fenomena gapdanresearch gap yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penelitian ini diberi judul “Analisis

1. urograndis dengan daur tebang 5 tahun. Terjadi penurunan kualitas tapak yang dicerminkan oleh penurunan jumlah kandungan hara tanah sampai kedalaman 40 cm pasca

EVM adalah suatu cara untuk melakukan penilaian terhadap manajemen penyimpanan vaksin, sehingga dapat mendorong suatu provinsi untuk memelihara dan melaksanakan manajemen dalam

Saya memahami dan bersetuju bahawa mana-mana data peribadi yang dikumpul atau dimiliki oleh Etiqa General Insurance, sama ada terkandung dalam permohonan ini atau

dutela dena delakoa besteren batek esana dela uka tzea onar tzeko; ‘omen’en bidez ekarritako edukia uka tzea onar tzen duten bezala.. Nahiz eta p omen uka tzea baino gu txiago