• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Atas prosedur Pemberian Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Atas prosedur Pemberian Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

1 ABSTRAK

TINJAUAN ATAS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT ANGSURAN SISTEM GADAI (KRASIDA) PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL X BANDUNG

Oleh : DITA WAHYUNI

21312021

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung. Fenomena yang terjadi adalah calon debitur yang memberikan angsuran secara menunggak sehingga terjadinya kredit macet. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana prosedur Pemberian Kredit KRASIDA, apa saja masalah yang dihadapi dalam Pemberian Kredit KRASIDA dan bagaimana usaha yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam melakukan Pemberian Kredit KRASIDA.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian studi lapangan, wawancara dan studi pustaka. Hasil penelitian bahwa prosedur Pemberian Kredit KRASIDA pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung sudah baik, tetapi terdapat hambatan yang terjadi yaitu calon debitur yang memberikan emas palsu sebagai barang jaminan. Hal ini sangat menyulitkan PT. Pegadaian (Persero) dalam mengatasi masalah ini.

Kata Kunci : Pemberian Kredit, Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA).

This research was carried out in PT. Pegadaian (Persero) Regional Office X Bandung . The phenomenon is happening is candidates that give debtors debt in installments so that the occurrence of bad credit. The purpose of this research is to know how the procedure of granting credit KRASIDA, what are the problems encountered in Administering the credit KRASIDA and how the efforts being made to solve problems that occur in the conduct of granting credit KRASIDA.

The methods used in this research is descriptive, methods of data collection conducted by the researchers is the research field studies, interviews and studies of the literature. The results of research that the procedure of granting credit KRASIDA on PT Pegadaian (Persero) Regional Office X Bandung's been good, but there are obstacles that occur i.e. prospective debtor who gave false gold items as collateral. This is very troublesome PT. Pegadaian (Persero) in overcoming this problem.

Keywords: Granting Credit, Installment Credit System Pledge (KRASIDA). Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung merupakan bidang jasa gadai yang mempermudah masyarakatdalam melakukan pinjaman. PT. Pegadaian (Persero) adalah perusahaan gadai yang memiliki slogan “mengatasi masalah tanpa masalah” dan prinsip Pegadaian saat ini adalah kerabat menggapai cita. Dengan prinsip

(2)

2 1.2 Indentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penelitian yang akan dilakukan penulis terkait dengan prosedur pemberian kredit angsuran dengan sitem gadai pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung adalah :

1. Pemberian kredit sistem gadai, pada tahapannya tidak dilakukan secara menyeluruh sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ada.

2. Nasabah yang membayar angsuran secara menunggak, serta adanya yang memberikan emas palsu sebagai barang yang akan digadaikan.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosedur pemberian kredit angsuran sistem gadai (KRASIDA) pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung.

2. Apa saja masalah-masalah yang dihadapi dalam melakukan pemberian kredit angsuran sistem gadai (KRASIDA) pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung.

3. Bagaimana cara menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam melakukan pemberian kredit angsuran sistem gadai (KRASIDA) pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung.

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.4.1 Maksud Penelitian

Maksud penulis dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan memperoleh informasi hasil yang diperoleh akhirnya akan digunakan sebagai bahan penyusunan Laporan Tugas Akhir mengenai pelaksanaan pemberian kredit angsuran sistem gadai (KRASIDA) yang dilakukan oleh PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung.

1.4.2 Tujuan Penelitian

Dari latar belakang diatas dapat diuraikan Tujuan Penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui prosedur pemberian kredit angsuran sistem gadai (KRASIDA) pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung.

2. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi dalam melakukan pemberian kredit angsuran sistem gadai (KRASIDA) pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung.

3. Untuk mengetahui usaha yang dilakukan PT. Pegadaian (Persero) untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam melakukan pemberian kredit angsuran sistem gadai (KRASIDA) pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung.

1.5 Kegunaan Penelitian

1.5.1 Kegunaan Praktis (Kegunaan Operasional)

Kegunaan praktis yang penulis tujukan pada perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat

membantu memecahkan

permasalahan dalam mengenai Prosedur Pemberian Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandunng. b. Bagi Pihak Lain

Selain itu hasil penelitian ini juga dapat menjadi manfaat, gambaran yang cukup jelas bagi peneliti lainnya yang akan mengambil judul yang sama. Da menambah pengetahuan serta wawasan.

1.5.2 Kegunaan Akademis

(3)

3 pihak yang berkepentingan, seperti sebagai berikut :

a. Kegunaan Bagi Penulis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan gambaran yang lebih jelas mengenai Prosedur Pemberian Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA). Selain itu penelitian ini berguna sebagai salah satu syarat kelulusan program studi Diploma III Jurusan Akuntansi pada Universitas Komputer Indonesia.

b. Kegunaan Bagi Perusahaan

Hasil dari Tugas Akhir ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi dan bahan masukan bagi perusahaan untuk menilai hasil dari Prosedur Pemberian Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung.

c. Kegunaan Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai Prosedur Pemberian Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung, sehingga hal ini dapat dipergunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian lainnya yang berkaitan dengan judul dari Tugas Akhir ini.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.6.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penulis melaksanakan penelitian ini adalah di PT. Pegadaian (Persero)-Kantor Wilayah (Kanwil) X Bandung yang beralamat di Jln. Pungkur No. 125 Bandung 40252.

1.6.2 Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian, dilaksanakan dari mulai bulan Maret 2015 sampai dengan bulan Juni 2015.

Tabel 1.1

Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Pengertian Prosedur

Menurut Mulyadi pengertian prosedur adalah:

“Suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.” (2013:5)

2.2 Pengertian Pemberian Kredit

Pasal 6 huruf b dan Pasal 13 huruf b UU Perbankan Indonesia 1992/1998 Masing-masing menetapkan kredit sebagai usaha bagi Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Dengan dicantumkan pemberian kredit sebagai usaha bank dalam ketentuan undang-undang, maka kegiatan pemberian pinjaman uang ke masyarakat yang dilakukan bank telah mempunyai dasar hokum yang kuat. Bank dengan demikian tidak dapat digolongkan sebagai rentenir atau lintah darat yang sering tidak disukai oleh masyarakat. Pemberian kredit adalah usaha yang sah bagi bank sebagai badan usahadan sesuai

Feb Mar Apr Mei Jun Jul Tahap Prosedur

Tahap Persiapan:

Bulan

I

1. Membuat Outline dan Proposal Tugas Akhir

2. Mengambil Formulir Penyusunan Tugas Akhir

3. Menentukan Tempat Penelitian

III

Tahap Pelaksanaan :

1. Mengajukan Outline dan Proposal Tugas Akhir

2. Meminta Surat Pengantar ke Perusahaan

3. Penelitian di Perusahaan

II

4. Penyusunan Tugas Akhir

Tahap Pelaporan :

1. Menyiapkan Draft Tugas Akhir 2. Sidang Tugas Akhir 3. Penyempurnaan Laporan Tugas Akhir

(4)

4 dengan salah satu fungsi utamanya sebagai penyalur dana masyarakat.

2.3 Pengertian Prosedur Pemberian Kredit

Menurut Kasmir bahwa :

“Prosedur pemberian kredit adalah tahap -tahap yang harus dilalui sebelum sesuatu kredit diputuskan untuk dikucurkan. Tujuannya adalah untuk mempermudah bank dalam menilai kelayakan suatu permohonan kredit”.(2012:143)

2.4 Pengertian Gadai

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1150, pengertian gadai adalah :

“Suatu hak yang diperoleh seorang kreditur atas suatu barang bergerak yang bertubuh maupun tidak bertubuh yang diberikan kepadanya oleh debitur atau orang lain atas namanya untuk menjamin suatu hutang dan yang memberikan kewenangan kepada kreditur untuk mendapatkan pelunasan dari barang tersebut lebih dahulu daripada kreditur lainnya terkecuali biaya-biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk memelihara benda itu, biaya-biaya mana harus didahulukan”. 2.5 Peranan Pegadaian

Tugas pokok PT. Pegadaian adalah memberi pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai agar masyarakat tidak dirugikan oleh lembaga kegiatan keuangan non formal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari masyarakat. Masyarakat yang sedang memerlukan pinjaman ataupun mengalami kesulitan keuangan cenderung dimanfaatkan oleh lembaga keuangan non bank seperti renternir, lintah darat, maupun ijon untuk mendapatkan sewa dana dengan tingkat bunga yang sangat tinggi. (Sumber : www.pegadaian.co.id)

Bab III Objek dan Metodologi Penelitian 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu hal yang dijadikan sasaran penelitian dengan tujuan untuk mengetahui kebenaran dan fakta tentang suatu hal tersebut :

Menurut Sugiyono pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut :

“Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.” (2011:32)

3.2 Metode Penelitian

Menurut Umi Narimawati pengertian dari metode penelitian adalah : “Cara peneliti yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu”.(2010:29)

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data

1. Studi Lapangan (Field Research) Studi Lapangan adalah melakukan peninjauan secara langsung untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir. Penelitian ini dilakukan terhadap kegiatan dari seluruh objek penelitian yang meliputi :

a. Observasi (Pengamatan) b. Wawancara (Interview)

c. Dokumentasi (Documentation) 2. Studi Pustaka (Library Research)

(5)

5 3.2.2 Sumber Data

Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek dari mana data tersebut dapat diperoleh dan memiliki informasi kejelasan tentang bagaimana mengambil data tersebut dan bagaimana data tersebut diolah. Sumber data yang diperoleh penulis merupakan data yang didapat langsung dari PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung.

Sumber data dapat berasal dari Data Primer dan Data Sekunder, pengertian Data Primer dan Data Sekunder menurut Suharsimi Arikunto adalah:

1. Data primer adalah data yang dikumpulkan melalui pihak pertama, biasanya dapat melalui wawancara, jajak pendarat dan lain-lain.

2. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan melalui pihak kedua , biasanya diperoleh melalui instansi yang bergerak dibidang pengumpulan data seperti Badan Pusat Statistik dan lain-lain. (2013:172)

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung bergerak dibidang pembiayaan, yang meminjamkan uang. Pada awalnya masyarakat mendatangi renternir atau lintah darat untuk melakukan pinjaman dengan memberikan jaminan yang mereka miliki serta membayar bunga yang melampaui batas kewajaran, sehingga mereka tidak sanggup untuk membayar. Dalam mengatasi masalah pinjaman uang ini maka pemerintah membantu dengan membentuk lembaga keuangan perbanka yaitu PT. Pegadaian (Persero).

4.1.2 Analisis Deskriptif

Untuk menanggulangi masalah keterlambatan pembayaran nasabah tiap bulannya, maka pihak PT. Pegadaian (Persero) akan menegakan sanksi

administrasi berupa denda dari setiap jumlah yang terutang di setiap hari keterlambatan. Biasanya akan diberikan surat peringatan sebanyak tiga kali, bilamana surat peringatan ketiga debitur masih belum membayar maka akan melakukan eksekusi barang jaminan dan apabila masih belum membayar makan akan dilakukan pelelangan barang jaminan sesuai dengan perjanjian sebelumnya dan kemudian untuk perhitungannya dengan sisa hutang debitur. Selain dengan cara mengambil emas jaminan, masalah diatas juga dapat diselesaikan dengan cara debitur membayar lunas hutangnya kepada PT. Pegadaian (Persero) berserta dengan biaya yang timbul berdasarkan catatan pembukuan PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Prosedur Pemberian Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung.

Prosedur yang telah diberikan oleh PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung dalam pemberian kredit angsuran sistem gadai (KRASIDA) terdiri atas beberapa tahapan. Tahapan tersebut sangat membantu perusahaan dalam memberikan pinjaman kepada nasabah karena tahapan tersebut menentukan apakah kredit disetujui atau ditolak.

Sesuai dengan teori menurut Kuncoro & Suhardjono bahwa :

(6)

6 Dalam prosedur pemberian kredit angsuran sistem gadai (KRASIDA) pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung telah sesuai dengan teori yang ada, namun pada saat melakukan prosedur pemberian kredit pada tahap pengembalian atau pelunasan nasabah tidak dilakukan dengan baik, sedangkan prosedur pemberian kredit angsuran sistem gadai (KRASIDA) tersebut sudah berjalan dengan baik.

4.2.2 Masalah Yang Dihadapi Dalam Melakukan Pemberian Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung.

Masalah yang dihadapi oleh PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung dalam melakukan pemberian kredit yaitu data yang diberikan oleh calon debitur kurang lengkap, fotocopy persyaratan yang diberikan oleh calon debitur kurang jelas, terjadinya pemberian emas palsu yang diberikan oleh calon debitur dan keterlambatannya nasabah dalam melakukan pembayaran angsuran setiap bulannya. Masalah-masalah yang dialami oleh PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung terdapat dalam teori yang telah dijelaskan oleh Gatot Supramono bahwa : Masalah yang terjadi salah satunya adalah keterlambatan nasabah membayar angsuran yang menimbulkan terjadinya kredit macet.(2010 : 24)

Masalah yang dihadapi dalam melakukan pemberian kredit angsuran sistem gadai pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung sudah sesuai dengan teori diatas, namun terjadinya pembayaran secara angsuran menunggak maka mengakibatkan kredit macet. Seharusnya nasabah mentaati semua prosedur dan ketentuan yang diberikan oleh perusahaan sehingga masalah ini tidak akan terjadi dan akan berjalan dengan lancar.

4.2.3 Usaha Yang Dilakukan PT. Pegadaian (Persero) Untuk Menyelesaikan Masalah Yang Terjadi Dalam Melakukan Pemberian Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung.

Usaha yang dilakukan oleh PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung untuk mengatasi masalah yang terjadi pada perusahaan salah satunya adalah keterlambatan nasabah dalam melakukan pembayaran angsuran. Hal ini dilakukan dengan ketentuan yang telah disepakati sebelumnya dengan debitur. Dan hal tersebut sesuai dengan teori dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, yang disebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lainnya yang mewajibkan pikah peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

(7)

7 Bab V Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai prosedur pemberian kredit angsuran sistem gadai (KRASIDA) pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Usaha Yang Dilakukan PT. Pegadaian (Persero) Untuk Menyelesaikan Masalah Yang Terjadi Dalam Melakukan Pemberian Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung adalah sebagai berikut, dalam hal pemberian data yang calon debitur berikan kurang lengkap, maka PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung akan meminta ulang data-data tersebut. Fotocopy syarat pemberian kredit angsuran sistem gadai yang kurang lengkap diatasi dengan cara meminta ulang fotocopy kepada calon debitur yang bersangkutan. Pemeriksaan emas yang diberikan oleh calon debitur akan lebih teliti sehingga untuk calon debitur yang sengaja memberikan emas palsu maka tidak akan mendapatkan fasilitas pemberian kredit dan untuk menanggulangi masalah keterlambatan pembayaran nasabah tiap bulannya, maka pihak PT. Pegadaian (Persero) akan menegakan sanksi administrasi berupa denda dari setiap jumlah yang terutang di setiap hari keterlambatan.

5.2 Saran

Pada dasarnya pelaksanaan pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung sudah berjalan dengan baik, namun beberapa saran dari penulis kiranya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan. Diantaranya yaitu :

1. Untuk menghindari agar tidak terjadi masalah dalam pemberian kredit, salah satunya atas keterlambatan nasabah dalam melakukan pembayaran angsuran, sebaiknya perusahaan menetapkan atau melaksanakan survey kepada nasabah agar perusahaan

mengetahui dan dapat memiliki hak untuk memantau jalannya atas pembayaran nasabah dan pada akhirnya tidak akan menimbulkan kredit macet.

2. Untuk menyelesaikan masalah pemberian emas palsu, sebaiknya perusahaan lebih meningkatkan ketelitian dalam melakukan taksiran terhadap barang jaminan yang akan digadaikan, sehingga tidak akan terjadi kembali dengan masalah tersebut.

Daftar Pustaka

Eddy Rinaldy. 2009. Membaca Neraca Bank, Jakarta : Indonesia Legal Center Publishing.

Gatot Suparmono. 2010. Perbankan & Masalah Kredit Suatu Tinjauan Yuridis, Jakarta.

Iwan Satibi. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers.

Jonathan Sarwono, Ely Suhayati. 2010. Riset Akuntansi Menggunakan SPSS. Bandung: Graha Ilmu.

Kasmir. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Enam. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Kasmir. 2012. Dasar-Dasar Perbanka.

Jakarta, Penerbit : PT Bumi Aksara. Maluyu, Sp, Hasibuan. 2009. Dasar-Dasar Perbanka. Jakarta : PT. Grafindo.

Mudrajat Kuncoro, Suhardjono. 2011. Manajemen Perbanka Teori Aplikasi. Edisi Kedua Yogyakart, Penerbit : BPFE Yogyakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.

(8)

8 ( Mixed Methods ) . Bandung :Alfabeta.

Suharsimi A. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Supriati. 2012. Metodologi Penelitian. Mataram: Yayasan Cerdas Press.

Suyatno Thomas. 2012. Dasar-Dasar Perkreditan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Teguh, P Mujono. 2010. Ekonomi Indonesia. Yogyakarta : PT. Raja Semesta. Thamrin Abdullah, Francis Tantri. 2013.

Bank & Lembaga Keuangan. Edisi Satu-Cetakan Ketiga. Jakarta : Rajawali Pers.

Tony Wijaya. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi & Bisnis Teori & Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ulber Silalahi. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama. Umi Narimawati, Sri Dewi anggadini, dan

Linna Ismawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi : Genesis. Yvonne Agustine, 2013. “Metodologi

Penelitian Bisnis dan Akuntansi”, Dian Rakyat, Jakarta.

Sumber Undang-Undang :

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan atas Undang-Undang Nomer 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.

Undang-Undang Pasal 24 (1) Nomor 14 Tahun 1967.

(9)

11

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kredit

Dalam mengetahui konsep dasar kredit maka kita harus mengetahui terlebih

dahulu pengertian dari kredit antara lain seperti berikut :

2.1.1 Pengertian Kredit

Secara etimologi, kata kredit berasal dari bahasa latin yaitu “credete” yang

berarti percaya, atau “to believe” atau “to trus”. Jadi dasar pemikiran pemberian

kredit pada dasarnya berlandaskan kepercayaan. Dilihat dari sudut pandang ekonomi,

kredit diartikan sebagai penundaan pembayaran. Maksudnya pengertian

pengembalian atas penerimaan uang atau suatu barang yang tidak dilakukan secara

bersamaan pada saat penerimaannya, akan tetapi pengembaliannya dilakukan di masa

yang akan datang.

Beberapa definisi kredit dari beberapa ahli adalah sebagai berikut :

Menurut Teguh P. Muljono pengertian kredit adalah sebagai berikut :

“Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan

suatu pinjaman dengan suatu janji pembayaran akan dilakukan ditangguhkan pada

(10)

Sedangkan secara yuridis pun ditemukan dalam Pasal 7 tahun 1998 tentang

perubahan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang merumuskan

pengertian kata kredit sebagai berikut :

“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat dipersamakan,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan

pihak lain.”

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan kredit adalah persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank

dan pihak lain, yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah

jangka waktu tertentu.

2.1.2 Fungsi dan Tujuan Kredit

Menurut Maluyu Hasibuan fungsi kredit bagi masyarakat adalah :

1. Menjadi motivator dan dinamisator peningkat kegiatan perdagangan

dan perekonomian.

2. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat.

3. Memperlancar arus barang dan arus uang.

4. Meningkatkan hubungan internasional (L/C, CGI, dan lain-lai).

5. Meningkatkan dana produktifitas dana yang ada.

6. Meningkatkan daya guna (utility) barang.

7. Meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat.

8. Memperbesar modal kerja usaha.

9. Meningkatkan Income Per Capita (IPC) masyarakat.

10.Mengubah cara berpikir masyarakat untuk lebih ekonomis.

(11)

Adapun menurut Suyatno Thomas fungsi kredit adalah sebagai berikut :

1. Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dari uang.

2. Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dari barang.

3. Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.

4. Kredit adalah salah satu alat stabilisasi ekonomi.

5. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat.

6. Kredit adalah jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional.

7. Kredit adalah juga sebagai alat hubungan ekonomi internasional.

(2012:5)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi kredit adalah

sebagai berikut :

1. Kredit dapat meningkatkan lapangan kerja dan peredaran dan lalu lintas

uang.

2. Kredit dapat meningkatkan hubungan antara Negara dan menjadi

jembatan bagi pendapatan nasional.

3. Kredit dapat menjadi motivator dan dinamisator untuk meningkatkan daya

guna dari barang maupun uang dalam kegiatan perdagangan serta

(12)

2.1.3 Tujuan Penyaluran Kredit

Menurut Malayu Hasibuan tujuan penyaluran kredit, antara lain sebagai

berikut :

1. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit.

2. Memanfaatkan dan memproduktifitaskan dana-dana yang ada.

3. Melaksanakan kegiatan operasional bank.

4. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat.

5. Memperlancar lalu lintas pembayaran.

6. Menambah modal kerja perusahaan.

7. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

(2009 : 98)

Sedangkan menurut Kasmir tujuan penyaluran kredit adalah sebagai berikut :

1. Mencari Keuntungan.

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit

tersebut, hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima

oleh Bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang

diberikan kepada nasabah.

2. Membantu Usaha Nasabah

Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang

memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal

(13)

3. Membantu Pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh

pihak perbankan maka semakin baik, berarti adanya peningkatan

pembangunan di berbagai sektor.

(2011 : 90)

Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penyaluran kredit adalah untuk

memberi kemudahan pinjaman modal usaha kepada nasabah, meningkatkan

keuntungan untuk perusahaan itu sendiri dan membantu pembangunan di berbagai

sektor khususnya sektor ekonomi.

2.1.4 Jenis-jenis Kredit

Menurut Malayu Hasibuan jenis-jenis kredit dilihat dari beberapa segi dan

terdapat penjelasan, maka dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Berdasarkan Tujuan

a. Kredit Konsumtif adalah kredit yang tidak produktif digunakan

untuk kebutuhan sendiri berasama keluarganya, seperti kredit

rumah.

b. Kredit Modal Kerja (Kredit Perdagangan) yaitu kredit yang

produktif dipergunakan untuk menambahkan modal usaha

(14)

c. Kredit Investasi adalah kredit untuk investasi produktif dalam

jangka waktu relative lama, misalnya kredit untuk perkebunan

kelapa sawit.

2. Berdasarkan Jangka Waktu

a. Kredit Jangka pendek adalah kredit dengan jangka waktu

paling lama satu tahun.

b. Kredit jangka menengah adalah kredit dengan jangka waktu

antara satu hingga tiga tahun.

c. Kredit jangka panjang adalah kredit dengan jangka waktu lebih

dari tiga tahun.

3. Berdasarkan Macamnya

a. Kredit askep adalah kredit yang diberikan bank yang

hakekatnya hanya merupakan pinjaman uang biasa.

b. Kredit penjual adalah kredit yang diberikan oleh para penjual

kepada pembeli, dengan arti barang telah diterima pembayaran

kemudian.

c. Kredit pembeli adalah pembayaran yang telah dilakukan

kepada penjual tetapi barang diterima belakangan atau

pembelian dengan uang muka.

4. Berdasarkan Sektor Perekonomian

a. Kredit pertanian adalah kredit yang diberikan kepada

(15)

b. Kredit perindustrian adalah kredit yang disalurkan kepada

industry kecil, menengah dan besar

c. Kredit pertambangan adalah kredit yang diberikan kepada

beraneka macam pertambangan.

d. Kredit akspor-impor adalah kredit yang diberikan kepada

eksportis dan atau importer beraneka baramg.

e. Kredit operasi adalah kredit yang diberikan kepada jenis-jenis

koperasi.

f. Kredit profesi adalah kredit yang digunakan untuk

macam-macam profesi.

g. Kredit perumahan adalah kredit yang untuk membiayai

pembangunan atau pembelian rumah.

5. Berdasarkan Agunan/Jaminan

a. Kredit agunan rumah adalah kredit yang diberikan dengan

jaminan seseorang terhadap debitur yang bersangkutan.

b. Kredit agunan efek adalah kredit yang diberikan dengan

agunan efek-efek dan surat-surat berharga.

c. Kredit agunan barang yaitu kredit yang diberikan dengan

agunan barang tetap, barang bergerak dan logam mulia.

d. Kredit agunan dokumen adalah kredit yang diberikan dengan

(16)

6. Berdasarkan Golongan Ekonomi

a. Golongan ekonomi lemah adalah kredit yang disalurkan kepada

penguasaha golongan ekonomi lemah.

b. Golongan ekonomi menengah dan konglomerat adalah kredit

yang diberikan kepada pengusaha menengah dan besar.

7. Berdasarkan Penarikan dan Pelunasan

a. Kredit perdagangan adalah kredit yang dapat ditarik dan

dilunasi setiap saat, besarnya sesuai dengan kebutuhan.

b. Kredit berjangka yaitu kredit yang penarikannya sekaligus.

(2010:98)

Adapun menurut Thamrin Abdullah kredit yang diberikan bank umum dan

bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis, secara umum

jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi dan penjelasannya maka dapat

diuraikan sebagai berikut :

1. Dilihat dari segi kegunaan terdapat dua jenis kredit yaitu :

a. Kredit Investasi adalah kredit yang digunakan untuk keperluan

keperluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru

dimana masa perkiraannya untuk suatu periode yang lebih

lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan

utama suatu perusahaan.

b. Kredit modal kerja, yaitu kredit yang digunakan untuk

(17)

seperti membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau

biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi.

2. Dilihat dari segi tujuan kredit jenis kredit dilihat dari tujuannya

adalah :

a. Kredit produktif yaitu yang digunakan untuk meningkatkan

usaha produksi atau investasi untuk menghasilkan barang dan

jasa.

b. Kredit konsumtif adalah kredit yang digunakan untuk

dikonsumsi atau dipakai secara pribadi.

c. Kredit perdagangan adalah kredit yang digunakan untuk

kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang

dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan

barang dagang tersebut.

3. Dilihat dari segi jangka waktunya adalah sebagai berikut :

a. Kredit Jangka Pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1

tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk

keperluan modal kerja.

b. Kredit Jangka Panjang

Merupakan kredit yang masa pengambilannya paling panjang

kredit jangka panjang waktu pengambilannya diatas 3 tahun

atau 5 tahun biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang.

(18)

4. Dilihat dari segi jaminan adalah sebagai berikut :

a. Kredit dan Jaminan

Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan

tertentu jaminan tersebut dapat bebbentuk barang berwujud

atau tidak berwujud yang artinya setiap kredit yang

dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan

oleh calon debitur.

b. Kredit tanpa jaminan

Adalah kredit yang diberikan tanpa barang jaminan tertentu

atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat

prospek usaha karakter serta loyalitas calon debitur selama

berhubungan dengan bank yang bersangkutan.

5. Dilihat dari Sektor usaha

Setiap sektor usaha memiliki karakteristik yang berbeda-beda, oleh

karena itu pemberian fasilitas kredit pun berbeda pula. Jenis kredit

ini jika dilihat dari sektor usaha sebagai berikut.

a. Kredit pertanian merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor

perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor pertanian dapat

berupa jangka pendek atau jangka panjang.

b. Kredit peternakan adalam hal ini kredit diberikan untuk jangka

waktu yang relatif pendek misalnya peternakan ayam dan

(19)

c. Kredit industry untuk membiayai industry pengolahan industri

kecil, menengah maupun industri besar.

d. Kredit pertambangan adalah jenis kredit untuk usaha tambang

yang dibiayainya, biasanya dalam jangka panjang seperti

tambang emas, minyak atau tambang timah.

e. Kredit pendidikan merupakan yang diberikan untuk

membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula

kredit untuk para mahasiswa yang sedang belajar.

f. Kredit profesi adalah kredit yang diberikan kepada kalangan

para professional seperti dosen, dokter atau pengacara.

g. Kredit perumahan yaitu kredit untuk membiayai pembangunan

atau pembelian perumahan.

(2013:169)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan jenis-jenis kredit adalah sebagai berikut :

1. Jenis kredit berdasarkan tujuan, adalah pemberian kredit akan

diberikan sesuai dengan kebutuhan konsumen yang berupa

kebutuhan konsumtif, modal kerja dan investasi. Maka pemberian

kredit akan disesuaikan dengan jenis kebutuhan konsumen itu

(20)

2. Jenis kredit berdasarkan jangka waktu dengan agunan/jaminan,

maksudnya kredit adalah yang deberikan sesuai dengan jaminan

yang diberikan oleh konsumen kepada perusahaan itu sendiri dan

jangka waktu pelunasannya sesuai dengankesepakatan.

3. Jenis kredit berdasarkan sektor ekonomi adalah pemberian kredit

akan disesuaikan dengan usaha yang dijalankan oleh konsumen.

Besar kecilnya jumlah pinjaman akan disesuaikan dengan jenis

usaha.

2.2 Prosedur

Prosedur adalah peraturan. Dalam pengertian lebih lengkap prosedur adalah

sama, aturan berkoordinasi, sehingga unit-unit dalam sistem, subsistem dan

seterusnya dapat berinteraksi satu sama lain secara efisien dan efektif. Prosedur

juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian tugas-tugas yang saling

berhubungan dan berurutan menurut waktu dan tata cara tertentu untuk

melaksanakan suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan.

2.2.1 Pengertian Prosedur

Menurut Mulyadi pengertian prosedur adalah :

“Suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam

suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara

seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.”

(21)

Menurut Zaki Baridwan bahwa:

“Prosedur merupakan suatu urutan-urutan pekerjaan kerani (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang

terjadi.”

(2009:30)

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan

urutan kegiatan clerical, sedangkan kegitan clerical terdiri dari kegiatan yang

dilakukan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal dan buku besar

maka kegiatan yang dilakukan menghitung memberi kode, mendaftar, memilih dan

memandingkan.

2.2.2 Karakteristik Prosedur

Karakteristik prosedur yang dikemukakan oleh Mulyadi menyatakan terdapat

beberapa karakteristik prosedur, di antaranya sebagai berikut:

1. Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi.

Dengan adanya prosedur, suatu organisasi dapat mencapai tujuannya karena

melibatkan beberapa orang dalam melakukan kegiatan operasional

organisasinya dan menggunakan suatu penanganan segala kegiatan yang

(22)

2. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan

menggunakan biaya yang seminimal mungkin.

Pengawasan atas kegiatan organisasi dapat berjalan dengan baik karena

kegiatan tersebut berjalan sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan.

Selain itu, biaya yang digunakan untuk melakukan kegiatan tersebut dapat

diatur seminimal mungkin karena kegiatan yang dilakukan sesuai dengan

aturan yang telah ditetapkan.

3. Prosedur menunjukan urutan-urutan yang logis dan sederhana.

Dalam suatu prosedur yang dilaksanakan oleh suatu organisasi dalam

menjalankan segala kegiatannya, biasanya prosedur tersebut menunjukan

rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan dan rangkaian tindakan tersebut

dilakukan seragam.

4. Prosedur menunjukkan adanya penetapan keputusan dan tanggung jawab.

Penetapan keputusan yang dibuat oleh pimpinan organisasi merupakan

keputusan yang harus dilaksanakan oleh para bawahannya untuk menjalankan

prosedur kegiatan yang sudah ada. Selain itu, keputusan atas orang-orang

yang terlibat dalam menjalankan prosedur tersebut, memberikan suatu

tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh para pelaksana tersebut sesuai

dengan tugasnya masing-masing.

5. Prosedur menunjukkan tidak adanya keterlambatan dan hambatan.

Apabila prosedur yang sudah ditetapkan oleh suatu organisasi dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka hambatan yang akan dihadapi

(23)

ketepatan waktu dalam pelaksanaan kegiatan sehingga tujuan organisasi yang

ingin dicapai oleh organisasi yang ingin dicapai organisasi dapat terlaksana

dengan cepat.

(2009:5)

2.2.3 Manfaat Prosedur

Selain karakteristik prosedur Mulyadi menyatakan mengenai manfaat dari

prosedur, di antaranya sebagai berikut:

1. Lebih memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan dimasa

yang akan datang.

Jika prosedur yang telah dilaksanakan tidak berhasil dalam pencapaian tujuan

organisasi maka para pelaksana dapat dengan mudah menentukan

langkah-langkah yang harus diambil pada masa yang akan datang. Karena dari

prosedur tersebut dapat diketahui kesalahan-kesalahan yang terjadi sehingga

pencapaian tujuan organisasi tidak berhasil.

2. Mengubah pekerjaan yang berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas.

Dengan prosedur yang dilaksanakan secara teratur, para pelaksana tidak perlu

melakukan pekerjaan secara berulang-ulang dan melakukan pelaksanaan

kegiatan secara teratur dan rutin. Sehingga para pelaksana dapat

melaksanakan kegiatannya secara sederhana dan hanya mengerjakan

(24)

3. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus dipatuhi oleh

seluruh pelaksana.

Berdasarkan prosedur yang telah ditentukan oleh perusahaan, maka para

pelaksana mengetahui tugasnya masing-masing. Karena dari prosedur tersebut

dapat diketahui program kerja yang akan dilaksanakan. Selain itu, program

kerja yang telah ditentukan dalam prosedur tersebut harus dilaksanakan oleh

seluruh pelaksana.

4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja yang efektif dan

efisien.

Dengan prosedur yang telah diatur oleh perusahaan, maka para pelaksana mau

tidak mau harus melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai prosedur yang

berlaku. Hal ini menyebabkan produktifitas kinerja para pelaksana dapat

meningkat, sehingga tercapai hasil kegiatan yang efisien dan efektif.

5. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam pengawasan.

Pengawasan terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh para pelaksana dapat

dilakukan dengan mudah bila para pelaksana melaksanakan kegiatan tersebut

sesuai dengan prosedur yang akan terjadi pun dapat dicegah, tetapi apabila

terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan, maka akan apat segera

diadakan perbaikan-perbaikan sepanjang dalam tugas dan fungsinya

masing-masing.

(2009:7)

(25)

Prosedur Pemberian kredit adalah secara umum dapat dibedakan antara

pinjaman perseorangan dengan pinjaman oleh suatu badan hukum, kemudian, ditinjau

dari segi tujuannya apakah untuk konsumtif atau produktif.

2.3.1 Pengertian Prosedur Pemberian Kredit

Menurut Kasmir bahwa :

“Prosedur pemberian kredit adalah tahap-tahap yang harus dilalui sebelum sesuatu

kredit diputuskan untuk dikucurkan. Tujuannya adalah untuk mempermudah bank

dalam menilai kelayakan suatu permohonan kredit”.

(2012:143)

Menurut Kuncoro & Suhardjono bahwa :

“Prosedur pemberian kredit adalah upaya bank dalam mengurangi risiko dalam

pemberian kredit yang dimulai dengan tahap penyusunan perencanaan perkreditan, dilanjtkan dengan proses pemberian putusan kredit (prakarsa, analisis dan evaluasi, negosiasi, rekomendasi dan pemberian putusan kredit), penyusunan perjanjian kredit, dokumentasi dan administrasi kredit, persetujuan pencairan kredit serta pengawasan

dan pembinaan kredit”.

(2011:223)

Dari pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa prosedur pemberian

kredit adalah suatu proses yang harus dipenuhi melalui tahapan-tahapan sebelum

(26)

2.3.2 Tahapan Kegaiatan Dalam Prosedur Pemberian Kredit

Tahapan dalam prosedur pemberian kredit pada setiap bank atau lembaga

keuangan lainnya pada umumnya tidaklah jauh berbeda dimana setiap permohonan

kredit dari calon debitur haruslah wajib dilakukan analisisnya untuk mendapat

persetujuan kreditnya.

Menurut Hasibuan dalam prosedur pemberian kredit antara lain dengan skema

sebagai berikut :

1. Calon debitur menulis nama, alamat, agunan dan jumlah kredit yang

diinginkan pada formulir aplikasi permohonan kredit.

2. Calon debitur mengajukan jenis kredit yang diinginkan.

3. Analisis kredit dengan cara mengikuti asas 5C, 7P dari permohonan kredit

tersebut.

4. Karyawan analisis kredit menetapkan besarnya plafond krdit atau Legal

Lending Limit (L3) atau BMPK-nya. Jika BMPK disetujui nasabah.

(2008 :91)

Sedangkan menurut Firdaus & Ariyanti tahapan proses pemberian kredit

yaitu:

1. Persiapan kredit (credit preparation)

Adalah kegiatan tahap permulaan dengan maksud untuk saling mengetahui

informasi dasar antara calon debitur dengan bank, terutama calon debitur

baru, baiasanya dilakukan melalui wawancara atau cara-cara lain.

(27)

Dalam tahap ini diadakan penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha

atau proyek pemohon kredit.

3. Keputusan Kredit (Credit Desicion)

Atas dasar laporan hasil analisi kredit, maka pihak bank melalui pemutus

kredit, dapat memutuskan permohonan kredit tersebut layak untuk diberi

kredit atau tidak. Jika tidak dapat diberikan, maka permohonan tersebut

harus ditolak melalui surat penolakan, bila permohonan layak untuk

diberikan, maka dituangkan dalam surat keputusan kredit yang memuat

beberapa persyaratan tertentu.

4. Pelaksanaan dan administrasi kredit (credit realization dan credit

administration)

Pada tahap ini kedua belah pihak (bank dan calon debitur) menandatangani

perjanjian kredit beserta lampiran-lampirannya.

5. Supervisi kredit & pembinaan debitur (credit supervision dan follow up)

Supervisi/pengawasan/pengendalian kredit dan pembinaan debitur pada

dasarnya ialah upaya pengamanan kredit yang telah diberikan oleh bank

dengan jalan terus memantau/memonitor dan mengikuti jalannya perusahaan

(secara langsung atau tidak langsung), serta memberikan saran/nasihat dan

konsultasi agar perusahaan/debitur berjalan baik sesuai dengan rencana,

sehingga pengembalian kredit akan berjalan dengan baik pula.

(28)

2.4 Pemberian Kredit

Pemberian kredit adalah sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank atau

lembaga pihak lainnya harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar

akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit

tersebut disalurkan.

2.4.1 Pengertian Pemberian Kredit

Pasal 6 huruf b dan Pasal 13 huruf b UU Perbankan Indonesia 1992/1998

Masing-masing menetapkan kredit sebagai usaha bagi Bank Umum dan Bank

Perkreditan Rakyat. Dengan dicantumkan pemberian kredit sebagai usaha bank dalam

ketentuan undang-undang, maka kegiatan pemberian pinjaman uang ke masyarakat

yang dilakukan bank telah mempunyai dasar hokum yang kuat. Bank dengan

demikian tidak dapat digolongkan sebagai rentenir atau lintah darat yang sering tidak

disukai oleh masyarakat. Pemberian kredit adalah usaha yang sah bagi bank sebagai

badan usahadan sesuai dengan salah satu fungsi utamanya sebagai penyalur dana

masyarakat.

2.4.2 Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Menurut Thamrin Abdullah pemberian kredit adalah sebelum suatu fasilitas

kredit diberikan maka bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali, keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur penilaian yang benar. Dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek penilaiannya tetap sama. Begitu juga dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan dan telah menjadi standar penilaian setiap bank.

(29)

Menurut Thamrin Abdullah biasanya kriteria penilaian yang harus dilakukan

oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan

analisis 5C dan 7P. kredit dengan penilaian 5c berisi penilaian tentang Character,

Capacity, Capital, Collateral dan Condition dan sedangkan untuk analisis 7P kredit

adalah Personality, Party, Purpose, Prospect, Payment, Profitability dan Protection.

Dan inilah analisis 5C dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Character (Karakter)

Sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit harus dapat

dipercaya yang tercermin dari latar belakang nasabah baik latar belakang

yang bersikap pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti: cara hidup

atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan sosial

standingnya. Character merupakan ukuran untuk menilai kemauan

nasabah membayar kreditnya.

2. Capacity (Kapasitas)

Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang

dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta

kemampuannya mencari laba. Sehingga akan terlihat kemampuannya

(30)

3. Capital (Modal)

Penggunaan modal yang efektif dapat dilihat dari laporan keuangan

(neraca dan laporan rugi laba) dengan melakukan pengukuran seperti dari

segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital adalah

untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah

terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.

4. Collateral (Agunan)

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik

fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan

juga harus diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi suatu masalah,

jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.

5. Condition (Kondisi)

Kondisi ekonomi pada masa sekarang dan yang akan datang harus dinilai

sesuai dengan sektor masing-masing. Prospek usaha dari sektor yang

dijalankan oleh nasabah juga harus dinilai. Penilaian prospek bidang usaha

yang dibiayai hendaknya memiliki prospek yang baik, sehingga

kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.

(31)

Penilaian kredit analisis 7P sebagai berikut:

1. Personality (Kepribadian)

Personality (kepribadian) adalah sifat dan perilaku yang dimiliki

calon debitur yang mengajukan permohonan kredit bersangkutan,

dipergunakan sebagai bahan pertimbangan pemberian kredit. Jika

kepribadiannya baik maka kredit dapat diberikan. Sebaliknya

apabila kepribadiannya jelek maka kredit tidak dapat diberikan.

Alasannya adalah karena kepribadian yang baik akan berusaha

membayar pinjamannya sedangkan kepribdian yang jelek akan

sulit membayar pinjamannya. Kepribadian calon nasabah ini dapat

diketahui dengan mengumpulkan informasi tentang keturunan,

pekerjaan, pendidikan, dan pergaulannya. menilai nasabah dari

segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa

lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku

dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

2. Party (Partai)

Mengklasifikasikan nasabah dalam klasifikasi tertentu atau

golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta

karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan

tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.

3. Purpose (Tujuan)

Purpose (tujuan) adalah tujuan dan penggunaan kredit oleh calon

(32)

kerja. Tujuan kredit ini akan menjadi hal yang menentukan apakah

permohonan calon debitur disetujui atau ditolak. Apabila kredit

digunakan sebgai kegiatan konsumtif maka kredit tidak dapat

diberikan, tetapi jika digunakan sebagai modal kerja (produktif)

maka kredit dapat diberikan. Jadi, analisis kredit harus mengetahui

secara pasti tujuan dan penggunaan kredit yang akan diberikan

sehingga dapat dipertimbangkan

4. Prospect (Prospek)

Untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang

menguntungkan dan mempunyai prospek atau sebaliknya.

Prospect adalah prospek perusahaan dimasa datang,apakah akan

menguntungkan (baik) atau merugikan (jelek). Jika prospek

terlihat baik maka kredit dapat diberikan, sebaliknya jika jelek

akan ditolak. Oleh karena itu analisis kredit harus mampu

mengestimasi masa depan perusahaan calon debitur agar

pengembalian kredit menjadi lancar.

5. Payment (Pembayaran)

Payment (pembayaran) adalah mengetahui bagaimana pembayaran

kembali kredit yang diberikan hal ini dapat diketahui jika analisis

kredit memperhitungkan kelancaran penjualan dan pendapatan

calon debitur sehingga dapat memperkirakan kemampuannya

(33)

6. Profitability (Profitabilitas)

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam

mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah

akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan

tambahan kredit yang akan diperolehnya.

7. Protection (Perlindungan)

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan

mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan

barang atau orang atau jaminan asuransi.

(2013:175)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa analisi kredit

adalah penilaian yang diberikan kepada nasabah dalam pengajuan kredit. Dengan

adanya Analisis 5C dan 7P diharapkan dapat mencegah secara dini kemungkinan

terjadinya kegagalan nasabah dalam memenuhi kewajibannya untuk melunasi

kredit yang diterimanya.

2.4.3 Jaminan Dalam Pemberian Kredit

Pemberian jaminan dalam kredit pada sebuah Lembaga atau Bank adalah

merupakan suatu keharusan sebagaimana diatur dalam Pasal 24 (1)

Undang-Undang Nomor 14 tahun 1967 tentang pokok-pokok perbankan, sebagai berikut :

“Bank Umum tidak memberikan kredit tanpa jaminan kepada siapapun”

Menurut Thomas Suyatno menyatakan bahwa secara umum jaminan kredit

(34)

menanggung pembayaran kembali suatu utang, kegunaan jaminan adalah untuk sebagai berikut :

1. Memberikan hak dan kekuasaan kepada bank untuk mendapatkan

pelunasaan dari hasil penjualan barang-barang jaminan tersebut, apabila nasabah melakukan cidera janji, yaitu tidak membayar kembali utangnya pada yang telah ditetapkan dalam perjanjian.

2. Menjamin agar nasabah berperan serta dalam transaksi untuk membiayai

usahanya, sehingga kemungkinan untuk meninggalkan usaha atau proyeknya dengan merugikan diri sendiri atau perusahaanya, dapat dicegah atau sekurang-kurangnya kemungkinan untuk dapat berbuat demikian diperkecil terjadinya.

3. Memberi dorongan kepada debitur (tertagih) untuk memenuhi perjanjian

kredit. Khususnya mengenai pembayaran kembali sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui agar ia tidak kehilangan kekayaan yang telah dijaminkan kepada bank.

(2011:89)

Menurut Thomas Suyatno jaminan dapat dibedakan dan dapat diuraikan

sebagai berikut :

1. Jaminan berupa benda (Jaminan Kebendaan)

Pemberian jaminan berupa benda berarti mengkhususkan suatu

bagian dari kekayaan seseorang dan menyediakan guna

pemenuhan atau pembayaran kewajiban seseorang debitur.

Kekayaan tadi dapat kepunyaan debitur sendiri, dapat pula

kekayaan orang lain. Kekayaan dapat beraneka ragam bentuk, baik

berupa benda bergerak, benda tidak bergerak, serta benda yang

tidak berwujud (seperti piutang).

2. Jaminan Perorangan

Pasal jaminan perorangan adalah suatu perjanjian ketiga yang

menyanggupi pihak berpiutang (kreditur) bahwa ia menanggung

(35)

kewajibannya (Pasal 1820 KUH Perdata). Jaminan jenis ini dapat

diadakan tanpa sepengetahuan debitur. Dalam hal ini dapat

menjamin pembayaran sepenuhnya atau suatu jumlah tertentu. Dan

penjamin berhak untuk menuntut agar :

a. Debitur ditagih terlebih dahulu, bila ada kekurangan

barulah kekurangan tersebut ditagih kepadanya (recht van

eerdereuitwinning, Pasal 1831 KUH Perdata).

b. Jika ada penjamin laiinya, utang tersebut dipecah-pecah

atau dibagi diantara para penjamin (recht van

schuldsplitsing, Pasal 1837 KUH Perdata).

3. Credietverband

Dilihat dari objek pengikatannya, kredietverban adalah semacam

hipotek yang berlaku atas tanah adat apabila dijadikan jaminan.

Credietverband merupakan jaminan atas tanah berdasarkan

Koninklijke Besluit tanggal 6 Juli 1908 Nomor 50 dan diubah

sengan Stbl. Tahun 1937 Nomor 190. Berdasarkan Peraturan

Menteri Agraria (PMA) Nomor : 15 Tahun 1961 tentang

pemebanan dan pendaftaran hipotek, maka Credietverband dapat

dibebankan pada hak milik, hak guna bangunan, baik yang berasal

dari hak-hak tanah Barat maupun hak-hak tanah Adat.

(36)

2.5 Gadai

Gadai adalah suatu badan atau organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan

jasa peminjaman uang dengan menggadaikan suatu barang sebagai jaminannya.

2.6 Pengertian Gadai

Menurut Kasmir secara umum pengertian gadai adalah :

“Kegiatan menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna

memperoleh sejumlah uang dan barang yang akan dijaminkan lalu ditebus kembali

sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga lain”.

(2010 : 262)

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1150, pengertian

gadai adalah :

“Suatu hak yang diperoleh seorang kreditur atas suatu barang bergerak yang bertubuh

maupun tidak bertubuh yang diberikan kepadanya oleh debitur atau orang lain atas namanya untuk menjamin suatu hutang dan yang memberikan kewenangan kepada kreditur untuk mendapatkan pelunasan dari barang tersebut lebih dahulu daripada kreditur lainnya terkecuali biaya-biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk memelihara benda itu, biaya-biaya mana harus

didahulukan”.

Pada pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa gadai adalah suatu kegiatan

yang menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu yang akan

diserahkan oleh seseorang yang berhutang atau oleh orang lain atas namanya dan

(37)

didahulukan dari pada orang-orang yang berpiutang lainnya dengan perjanjian antara

nasabah dengan lembaga gadai.

2.5.2 Peranan Pegadaian

Tugas pokok PT. Pegadaian adalah memberi pinjaman kepada masyarakat

atas dasar hukum gadai agar masyarakat tidak dirugikan oleh lembaga kegiatan

keuangan non formal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak

dari masyarakat. Masyarakat yang sedang memerlukan pinjaman ataupun

mengalami kesulitan keuangan cenderung dimanfaatkan oleh lembaga keuangan

non bank seperti renternir, lintah darat, maupun ijon untuk mendapatkan sewa

(38)

74

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai prosedur pemberian

kredit angsuran sistem gadai (KRASIDA) pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X

Bandung, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Prosedur Pemberian Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) adalah

Calon debitur terlebih dahulu harus mengajukan permohonan pinjaman

kepada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung, permohonan yang

diajukan oleh calon debitur tersebut tidak dapat langsung disetujui

dikarenakan ada beberapa proses pemeriksaan dan pengecekan data terlebih

dahulu untuk diputuskan apakah permohonan tersebut dapat disetujui atau

ditolak. Kemudian calon debitur harus mengikuti beberapa tahapan yang ada

bila calon debitur akan mengajukan permohonan peminjaman harus

melakukan prosedur dengan memenuhi persyaratan peminjaman yang telah

ditetapkan.

2. Masalah Yang Dihadapi Dalam Melakukan Pemberian Kredit Angsuran

Sistem Gadai (KRASIDA) Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung

adalah Pemulihan ekonomi yang terus membaiknya kepercayaan masyarakat

(39)

karena itu masyarakat banyak yang menginginkan fasilitas pemberian kredit

ini sehingga ada beberapa yang menimbulkan berbagai masalah yang dihadapi

oleh PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung antara lain seperti data yang

diberikan oleh calon debitur kurang lengkap, fotocopy yang diberikan oleh

calon debitur kurang jelas, terjadinya pemberian emas palsu yang diberikan

oleh calon debitur, keterlambatan nasabah dalam melakukan pembayaran

angsuran setiap bulannya.

3. Usaha Yang Dilakukan PT. Pegadaian (Persero) Untuk Menyelesaikan

Masalah Yang Terjadi Dalam Melakukan Pemberian Kredit Angsuran Sistem

Gadai (KRASIDA) Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung adalah

sebagai berikut, dalam hal pemberian data yang calon debitur berikan kurang

lengkap, maka PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung akan meminta

ulang data-data tersebut. Fotocopy syarat pemberian kredit angsuran sistem

gadai yang kurang lengkap diatasi dengan cara meminta ulang fotocopy

kepada calon debitur yang bersangkutan. Pemeriksaan emas yang diberikan

oleh calon debitur akan lebih teliti sehingga untuk calon debitur yang sengaja

memberikan emas palsu maka tidak akan mendapatkan fasilitas pemberian

kredit dan untuk menanggulangi masalah keterlambatan pembayaran nasabah

tiap bulannya, maka pihak PT. Pegadaian (Persero) akan menegakan sanksi

administrasi berupa denda dari setiap jumlah yang terutang di setiap hari

(40)

5.2 Saran

Pada dasarnya pelaksanaan pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung

sudah berjalan dengan baik, namun beberapa saran dari penulis kiranya dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan. Diantaranya yaitu :

1. Untuk menghindari agar tidak terjadi masalah dalam pemberian kredit, salah

satunya atas keterlambatan nasabah dalam melakukan pembayaran angsuran,

sebaiknya perusahaan menetapkan atau melaksanakan survey kepada nasabah

agar perusahaan mengetahui dan dapat memiliki hak untuk memantau

jalannya atas pembayaran nasabah dan pada akhirnya tidak akan

menimbulkan kredit macet.

2. Untuk menyelesaikan masalah pemberian emas palsu, sebaiknya perusahaan

lebih meningkatkan ketelitian dalam melakukan taksiran terhadap barang

jaminan yang akan digadaikan, sehingga tidak akan terjadi kembali dengan

(41)

SISTEM GADAI (KRASIDA) PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO)

KANWIL X BANDUNG

Review Procedures Of Granting Credit Installment Pawn System (KRASIDA) In PT. Pegadaian (Persero) Regional Office X Bandung

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Akuntansi

Disusun Oleh :

DITA WAHYUNI 21312021

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(42)

77

Eddy Rinaldy. 2009. Membaca Neraca Bank, Jakarta : Indonesia Legal Center

Publishing.

Gatot Suparmono. 2010. Perbankan & Masalah Kredit Suatu Tinjauan Yuridis,

Jakarta.

Iwan Satibi. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:

Rajawali Pers.

Jonathan Sarwono, Ely Suhayati. 2010. Riset Akuntansi Menggunakan SPSS.

Bandung: Graha Ilmu.

Kasmir. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Enam. Jakarta : Raja

Grafindo Persada.

Kasmir. 2012. Dasar-Dasar Perbanka. Jakarta, Penerbit : PT Bumi Aksara.

Maluyu, Sp, Hasibuan. 2009. Dasar-Dasar Perbanka. Jakarta : PT. Grafindo.

Mudrajat Kuncoro, Suhardjono. 2011. Manajemen Perbanka Teori Aplikasi. Edisi

Kedua Yogyakart, Penerbit : BPFE Yogyakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono .2013 .Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan Kombinasi ( Mixed

Methods ) . Bandung :Alfabeta.

Suharsimi A. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Supriati. 2012. Metodologi Penelitian. Mataram: Yayasan Cerdas Press.

Suyatno Thomas. 2012. Dasar-Dasar Perkreditan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka

(43)

Teguh, P Mujono. 2010. Ekonomi Indonesia. Yogyakarta : PT. Raja Semesta.

Thamrin Abdullah, Francis Tantri. 2013. Bank & Lembaga Keuangan. Edisi

Satu-Cetakan Ketiga. Jakarta : Rajawali Pers.

Tony Wijaya. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi & Bisnis Teori & Praktik.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ulber Silalahi. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.

Umi Narimawati, Sri Dewi anggadini, dan Linna Ismawati. 2010. Penulisan Karya

Ilmiah. Bekasi : Genesis.

Yvonne Agustine, 2013. “Metodologi Penelitian Bisnis dan Akuntansi”, Dian

Rakyat, Jakarta.

Sumber Undang-Undang :

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan atas Undang-Undang Nomer 7

Tahun 1992 Tentang Perbankan.

Undang-Undang Pasal 24 (1) Nomor 14 Tahun 1967.

Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1150 Tentang Gadai.

Sumber lainnya :

www.pegadaian.co.id

(44)
(45)

DATA PRIBADI

Nama : Dita Wahyuni

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 15 Oktober 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Warga Negara : Indonesia

Alamat Rumah : Jl. PLN Dalam I No. 10 RT. 06/RW. 05

Moch. Toha Bandung 40255

Telp : 022-5227621

PENDIDIKAN FORMAL

Tahun 1999-2000, TK Nugraha Bandung.

Tahun 2000-2006, SD Nugraha Bandung.

Tahun 2006-2009, SMP Negeri 10 Bandung.

Tahun 2009-2012, SMA Negeri 17 Bandung.

PENDIDIKAN NON FORMAL

Februari-April Tahun 2014, Pelatihan Pajak Terapan Brevet A dan B Terpadu

(46)

vi

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

ABSTRAK. ... i

ABSTRACT. ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Rumusan Masalah ... 6

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.4.1 Maksud Penelitian ... 6

1.4.2 Tujuan Penelitian ... 7

1.5 Kegunaan Penelitian ... 7

1.5.1 Kegunaan Praktis ... .7

1.5.2 Kegunaan Akademis ... 8

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 9

1.6.1 Lokasi Penelitian ... 9

(47)

vii

2.1 Konsep Dasar Kredit ... 11

2.1.1 Pengertian Kredit ... 11

2.1.2 Fungsi dan Tujuan Kredit ... 12

2.1.3 Tujuan Penyaluran Kredit ... 14

2.1.4 Jenis-Jenis Kredit ... 14

2.2 Prosedur ... 22

2.2.1 Pengertian Prosedur ... 22

2.2.2 Karakteristik Prosedur ... 23

2.2.3 Manfaat Prosedur ... 25

2.3 Prosedur Pemberian Kredit ... 27

2.3.1 Pengertian Prosedur Pemberian Kredit ... 27

2.3.2 Tahapan Kegiatan Dalam Pemberian Kredit ... 28

2.4 Pemberian Kredit ... 30

2.4.1 Pengertian Pemberian Kredit ... 30

2.4.2 Prinsip-prinsip Pemberian Kredit ... 30

2.4.3 Jaminan Dalam Pemberian Kredit ... 35

2.5 Gadai ... 38

2.5.1 Pengertian Gadai ... 38

(48)

viii

3.2 Metode Penelitian ... 41

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.2.2 Sumber Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 47

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 47

4.1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan/Intansi ... 48

4.1.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan / Instansi ... 51

4.1.1.3 Uraian Tugas dan Jabatan ... 53

4.1.1.4 Aktivitas Perusahaan ... 59

4.1.2 Analisis Deskriptif ... 64

4.1.2.1 Prosedur Pemberian Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung ... 64

(49)

ix

Dalam Melakukan Pemberian Kredit Angsuran

Sistem Gadai (KRASIDA) Pada

PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung ... 69

4.2 Pembahasan ... 71

4.2.1 Prosedur Pemberian Kredit Angsuran Sistem

Gadai (KRASIDA) Pada PT. Pegadaian (Persero)

Kanwil X Bandung ... 71

4.2.2 Masalah yang Dihadapi Dalam Melakukan Pemberian

Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) Pada

PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung ... 72

4.2.3 Usaha yang Dilakukan PT. Pegadaian (Persero)

Untuk Menyelesaikan Masalah Yang Terjadi

Dalam Melakukan Pemberian Kredit Angsuran Sistem

Gadai (KRASIDA) Pada PT. Pegadaian (Persero)

Kanwil X Bandung ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 74

(50)

x

LAMPIRAN ... 79

Referensi

Dokumen terkait

Following the Director General Post & Telecommunication as chairman of the Indonesian Regulatory Board (BRTI) letter addressed to PT Telkom No: 520/BRTI/Telkom/X/2007 dated

Analisa teknikal memfokuskan dalam melihat arah pergerakan dengan mempertimbangkan indikator-indikator pasar yang berbeda dengan analisa fundamental, sehingga rekomendasi yang

Before conducting a process of teaching and learning in the classroom, a teacher should prepare a model of teaching designed based on the curriculum

Suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman talas adalah antara..

Sebagai model inovatif, agrowisata berbasis masyarakat sangat penting dikembangakan di banyak desa potensial dengan penuh perhatian dan dukungan multipihak sehingga

Keterlibatan dan kehadiran kepala SKPD dalam konteks SKPD dan atau manajemen kinerja merupakan prasyarat utama bagi keberhasilan sakip dan atau manajemen kinerja, karena

menjadi pihak penanggung akhir dari beban pajak tersebut.. Pajak penghasilan (PPh) perusahaan

Metode kuantitatif digunakan untuk menganalisis struktur dan kinerja industri pakan ternak dengan pendekatan struktur- perilaku-kinerja, dan juga untuk menganalisis faktor-