• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Perhatian Orangtua Dengan Prestasi Belajar Siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Antara Perhatian Orangtua Dengan Prestasi Belajar Siswa"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan ujian dalam

menempuh Sarjana Pendidikan Islam (SPd.I)

Program Studi Pendidikan Agama Islam

Disusun Oleh

SITI MASITOH

NIM : 809011000164

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

LEMBARAN PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Hubungan Antara Perhatian Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Siswa disusun oleh Siti Masitoh, NIM. 809011000164, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Iimu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiyah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 23 Jwi 2012

Yang mengesahkan,

Pembimbing

(3)

LNMEAR PEF'iGESAFTAF{

Shripsi berjudui trftibnngan rLniara Ferhatian Srang Tna Dengan Frestasi Eelajar $iswa di s***n *leh SITI IIIASITOH Nn:x*r Induk Mahasiswa 8$9*ll$f!$164. di ajukan kryadajlakuiias llnrH Thrbiyah .ian Kegwudri Ulhi S3,erif Flitilayaiuliatr iaharla rlan tictah d*:1"affikan luirrs <lalam {ljian }d*naqasah pada fangga! 08 Des*nrher ?$t? drlraelapan dera'as penguji. i(are&a itll penulis irriral" memperoieh geia* Sarjana Si {S.pd.ii daiam bidang Feniidik**r Agar*a islanr.

Jakarfa" {i8 ilesemher Z{ii?

Penitia Uj ian Munaqasah

Ketua Panitia {Ketua Jurusan / I}cgram Studi} Tanggal Tanda'fangan

$ahrissaiim,M. As

NIP : 196803S?199803! $$2

Sekretsris (Sekrutarls Jurusan / Ptodi)

Drs. $nniildin $hiddiq, MA NIP: 196703l*tffi31{|01

Ppr*'rii I

Brs. Rusdi Jeuil, M A ITIP ; 196?t!3! r99583t0t!5

I!+ntrrii fI

Dm. Diumiriatui Munawaroh. illAs ITIF : 195*S91*l SS?81?$01

22:.t.:&P.lg

dan l{eguruan

(4)

KEMENTEFJAI{ AGAIIH

#- Ufi$ JAKARTA

l-t$ii: 3lTg. **.** t{o. $s cip*iar tr54r1 tradss*si* Iiis. Revisi : U I

STIRAT PHRNVATAAF{ KARV,A SENT}ERI

Saya yang fuertanda tangan dibarryah ini:

Fiai - t t l

- l J I

Fdama

Tempe#?gl" Lahir NIS,[

Jru'rlenn /Prdi Jnqlu-t Skripsi

: SXTI${ASITSH

: Bogol", xI Slaret 19Sd 8$9S11SSS164

Fakul*a* Tnrbrytah / PAI

HL,]-Sil$CAH A}qTAP*A. FERMAT{C.N &RA$G T'TjA, DENGAIS FRESTASI SEL]IJAII $ISWA

l. ilrs. $npiudin fihiddik MA Iloseu Pernbirnbing

Ilcngan ini rueny*t*kan bahwa sl*.r"ipsi y*ng $ayn Lrr**,t benar-b*nar hnril ftarp'n *endiri, da* saya tlertanggung j*wab ssc$r& akadeu&is atas apa $eng say* tadis. Penryataan ini dibuat scbagai salah sa{rr eyarat Wisuda

F.aRryr

{FR}

ilia. d*kugren : FITK-FR-AKD-089 To!.TErhif : t *{ARf;TZt}l$

(5)

“HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA PADA SDN SUKAMAJU 02

JONGGOL

BOGOR”.

Kata Kunci : Perhatian Orang Tua , Prestasi Belajar Siswa.

Perhatian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara

perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa, seberapa besar kontribusi yang

diberikan, dan apakah hal tersebut memiliki signifikansi atau tidak.

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April – Mei 2012 di SDN

Sukamaju 02 Jonggol-Bogor : Metode Penelitian yang digunakan adalah metode

deskriftif dengan pendekatan kuantitatif. Tehnik pengambilan sampel yaitu

random sampling; Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket dengan bentuk pilihan berganda. Sedangkan tehnik korelasi yang digunakan adalah

Product Moment. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar

siswa.

Hasil penelitiaan menunjukan bahwa nilai r hitung sebesar 0,936 dan

termasuk kategori sedang, dengan nilai KD sebesar 36,6% . Dengan demikian

terdapat hubungan yang sangat kuat dan signifikan antara perhatian orang tua

dengan prestasi belajar siswa pada SDN Sukamaju 02 Jonggol dan memberikan

kontribusi yang besar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada SDN

Sukamaju 02 Jonggol- Bogor.

(6)

ْسِب

ـــــ

ِح َّلا ِنَمْحَّلا ِها ِم

ـــــ

ِمْي

Syukur Al-hamdulillah segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan

rahmat, taufik dan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad

Saw, beserta keluarga, para sahabat dan semua pengikutnya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, namun

ini merupakan usaha yang maksimal , karena dalam proses penyusunannya skripsi

ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dihadapi. Namun berkat ridho dan

izin Alloh Swt sesuai dengan apa yang telah di janjikan-Nya dalam surat

Al-Insyirah ayat 5 : “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan “,

untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tulus dan

setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Prof,Dr. Rifat Syauki Nawawi, MA

Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Bahrissalim, M.Ag

Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan.

3. Bapak Drs. Saipudin Shiddiq, M,A

Selaku Sekretaris dan Dosen Pembimbing jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

4. Segenap Dosen, Staf dan Karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang telah memberikan pengetahuan, pemahaman dan pelayan

selama melaksanakan Studi.

(7)

6. Suami dan anak-anak tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril

maupun materil serta kesempatan sehingga dapat mengikuti perkuliahan

dan menyelesaikan skripsi ini.

7. Kedua orang tua yang turut mendukung dan mendoakan sehingga dapat

berjalan dengan lancar tanpa menemui kesulitan dan hambatan yang tak

berarti.

8. Keluarga, kerabat, teman dan kepada semua pihak yang telah memberikan

dukungan dan bantuan guna terselesainya tugas akhir kuliah.

Akhirnya kepada Alloh Swt jualah kita menyerahkan segala urusan.

Semoga amal baik semua pihak diterima oleh Alloh Swt, dan skripsi ini bisa

bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca, pada umumnya, Amien.

Bogor, 23 Juni 2012 03 Ruwah-1433 H

(8)

Surat Pernyataan Karya Ilmiah

Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi

Lembar Pengesahan Panitia Ujian

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

……….

i

DAFTAR ISI

………...

ii

BAB I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah ……….……...….………... 1

B.Identifikasi Masalah …………..……….……… 4

C.

Pembatasan Masalah .…….…….………..………... 4

D.

Perumusan Masalah ……….……….. 5

E.

Tujuan Penelitian ……….……….. 5

F.

Kegunaan Hasil Penelitian ……….……… 5

BAB II. KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskrifsi Teoritik ...………...………. 6

B. Hasil Penelitian yang relevan .………….…………... 14

C. Kerangka Berpikir ……… 26

D. Hipotesis Penelitian ………. 26

(9)

C. Populasi dan Sampel ……… 32

D. Teknik Pengumpulan Data ………….……….. 33

E. Teknik Analisis Data ………33

F. Hipotesis Statistik ……….34

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ( Temuan )……….46

B. Pengujian Hipotesis .……… 51

C. Pembahasan Hasil Penelitian ………... 66

D. Keterbatasan Penelitian ……….70

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ………...71

B. Implikasi ………...72

C. Saran………...72

DAFTAR PUSTAKA

(10)

__________________________

1

UU RI. No 20 Th 2003 Tentang SISDIKNAS., (Jakarta PT Kloang Klede Putra Timur dan Koperasi Primer P.M.I 2003) h.6

2

Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998, Cet Ke-2, h.186)

1

A.

Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang

Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Lembaga pendidikan yang ada untuk merealisasikan tujuan pendidikan

nasional tersebut merupakan tumpuan dan harapan para orang tua, siswa dan

masyarakat guna memperoleh pengetahuan, ketrampilan, sikap dan sifat-sifat

kepribadian utama, sebagai sarana pengembangan karir, peningkatan status sosial

dan bekal hidup lainnya di dunia dan di akhirat.2

Di era sekarang ini sering kita temui adanya lembaga pendidikan yang

lulusan siswa-siswinya tidak dapat mencapai hasil yang memuaskan, apalagi

sampai lebih dari nilai standar yang di tetapkan oleh Depdiknas, dan umumnya

sekolah yang memiliki lulusan seperti itu adalah sekolah yang tingkat disiplinnya

kurang, yang berada di desa-desa, yang mana informasi dan pengetahuan tentang

hal keilmuan dan kependidikannya masih kurang, ditambah lagi dengan cara

orang tua siswa yang kesadaran dan perhatiannya akan hal kependidikannya

sangat kurang, bahkan banyak diantara mereka yang latar belakang

pendidikannya tidak jelas atau rendah, sehingga peerhatian akan keberlangsungan

(11)

__________________________

3

Zakiah Darajat, Dasar-dasar Pendidikan, (Semarang: Effhar Publishing, 1990). Cet ke-1, h.73

4

Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya 1999) Cet ke-1, h.17

5

M. Ngalim Purwanro, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2004), Cet ke-16, h.79

Prestasi belajar seorang anak yang biasanya dapat diindikasikan dengan

kompetensi atau skill yang dimilikinya atau dengan nilai-nilai seperti: ulangan,

ujian dan raport yang di berikan oleh guru, merupakan suatu hal yang dituju dan

ingin dicapai oleh orang tua dan lembaga pendidikan dimana anak tersebut belajar

bahkan hal itu jg merupakan sesuatu yang ingin dicapai dan diketahui oleh siswa

itu sendiri. Pendidikan adalah sebuah proses yang berlangsung seumur hidup dan

dapat di lakukan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Karna itu

pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga masyarakat dan

pemerintah.3

Berikut ini akan dijelaskan satu persatu komponen tripusat pendidikan

tersebut: pertama, keluarga merupakan kesatuan hidup bersama yang pertama

dikenal oleh anak, oleh karena itu keluarga di sebut sebagai “primary community

yaitu sebagai lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah

anak pertama kalinya mendapatkan bimbingan dan pendidikan, dan keluarga

disebut sebagai lingkungan pendidikan utama karena sebagian besar hidup anak

berada dalam keluarga, maka pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak

adalah didalam keluarga.4

Pendidikan keluarga adalah fundament (dasar) dari pendidikan anak

dimasa selanjutnya, hasil-hasil yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan

pendidikan anak itu selanjutnya baik di sekolah maupun masyarakat. Comenius

(1592-1670) seorang ahli didaktis terbesar, dalam bukunya yang berjudul

informatorium” menjelaskan betapa pentingnya pendidikan dalam keluarga bagi

si anak yang sedang berkembang, ia menegaskan bahwa tingkatan permulaan bagi

pendidikan anak dilakukan dalam keluarga yang disebutnya “scola-materna

(sekolah ibu), ia menjelaskan pula bagaimana orang tua harus mendidik anaknya

dengan bijaksana, untuk memuliakan tuhan, untuk keterampilan dan keselamatan

(12)

__________________________

6

Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya 1999), Cet ke-1, h.18

Kedua sekolah, sekolah merupakan lembaga atau institusi masyarakat, didirikan oleh masyarakat guna memenuhi kebutuhan masyarakat yaitu dalam rangka mempersiapkan anggota masyarakat sebagai mana yang diharapkan oleh masyarakat.

Masyarakat yang dimaksud, didalamnya termasuk pemerintah/atau Negara,

lembaga-lembaga pemberi kerja serta lembaga-lembaga sosial yang

berkepentingan dengan hasil pendidikan, oleh karena itu fungsi sekolah terikat dengan target/sasaran-sasaran yang dibutuhkan masyarakat.

Ketiga masyarakat, yang dimaksud masyarakat sebagai faktor lingkungan disini adalah bukan dari segi kumpulan orang-orangnya, tetapi dari segi karya manusianya, budayanya, sistem-sistemnya serta pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, termasuk didalamnya juga kumpulan organisasi

pemuda dsb.6

Kaitannya prestasi belajar, dalam sebuah buku yang membahas tentang pendidikan disebutkan bahwa, terdapat banyak hal yang mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar seorang anak, diantaranya faktor lingkungan, keluarga, sekolah, kelompok teman sepermainan/kumpulan organisasi pemuda yang telah disebutkan diatas, bahkan karena faktor yang berasal dari dalam dirinya sendiri baik fisik maupun psikis. Namun demikian hal-hal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar anak yang sangat banyak itu dapat dikelompokan hanya kedalam dua unsur yaitu : pertama unsur intrinsik yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak tersebut, baik psikis maupun fisik, baik bawaan sejak lahir

maupun yang diperolehnya kemudian. Kedua unsur ekstrinsik yaitu faktor-faktor

yang berasal dari luar diri anak tersebut.

Unsur ekstrinsik yang dapat mempengaruhi prestasi belajar anak, merupakan hal yang berhubungan dengan judul penelitian ini. Adapun fokus dari penelitian ini adalah tentang perhartian orangtua (keluarga) yang dapat berpengaruh pada prestasi belajar anak, dan budaya keilmuan orangtua tersebut dapat tergolong kedalam kategori unsur ekstrinsik, yang mana hal lain yang tergolong dalam unsur ekstrinsik tersebut antara lain : faktor sosial, budaya, lingkungan dan lain-lain.

(13)

Orang tua itu dapat tergolong dalam faktor yang termaksud sangat penting dalam

hubungannya dengan prestasi belajar anaknya.

Penelitian ini merupakan bentuk partisipasi dalam usaha mencari sebuah

teori atau kesimpulan tentang pengaruh dan hubungan kedua hal diatas, yaitu

penelitian atas “

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANGTUA

DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

di SDN Sukamaju 02

Jonggol Bogor.

Hal ini juga bisa merupakan langkah awal penyimpanan perumusan

konsep-konsep tentang hal yang berhubungan dengan perhatian dan prestasi

belajar anak, kelak bila penelitian ini mendapatkan sebuah kesimpulan yang

berujung pada teori-teori atau konsep yang valid dan komprehensif.

B.

Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah dari alasan pemilihan judul ini,

penulis mengidentifikasikan masalah-masalah yang akan muncul antara lain

sebagai berikut :

a. Orangtua memberikan motivasi dan perhatian terhadap anaknya

b. Perbedaan siswa yang memiliki orangtua dengan yang tidak memiliki

orangtua

c. Latar belakang pendidikan keluarga siswa sebagian masih rendah

C.

Pembatasan Masalah

Melihat luasnya permasalahan yang dihadapi berkenaan dengan judul

diatas, maka masalah-masalah yang hendak diteliti dalam penelitian ini perlu

di batasi agar arah dan sasarannya lebih jelas. Dalam penelitian ini penulis

hanya membatasi penelitian kepada hal-hal sebagai berikut, yaitu :

a. Perhatian orangtua, yang dimaksud dengan perhatian orangtua di sini

adalah upaya orang tua dalam menumbuhkan semangat belajar anak agar

berprestsi dengan cara antara lain : menciptakan situasi kondusif untuk

belajar anak dirumah, melengkapi fasilitas belajar anak, selalu

memberikan support (dorongan) kepada anak untuk berprestasi, selalu

(14)

b. Prestasi belajar anak yaitu : prestasi rata-rata siswa yang bersifat kognitif

yang berupa nilai raport pada semester genap kelas II pada mata pelajaran

PAI tahun pelajaran 2012.

D.

Perumusan Masalah

Agar pembatasan masalah dapat di teliti dan di analisa secara terarah,

perlu kiranya penulis merumuskan masalah yang akan dibahas atau di teliti.

Adapun perumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana hubungan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar

anak, terdapat hubungan erat yang saling mempengaruhi atau tidak.

b. Adakah perbedaan antara siswa yang orang tuanya memiliki perhatian

tinggi dengan siswa yang orang tuanya memiliki perhatian rendah, dalam

hal prestasi belajarnya.

E.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin di

capai dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui hubungan antara perhatian orangtua terhadap prestasi

belajar anak di SDN Sukamaju 02.

b. Perencanaan pembelajaran PAI pada kelas II di SDN Sukamaju 02

c. Tehnik/metode yang digunakan dalam pembelajaran PAI pada kelas II di

SDN Sukamaju 02

F.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan teoritis bagi orangtua, sekolah maupun instansi-instansi lain

untuk melakukan hal yang terkait dengan hasil penelitian ini, yaitu dalam

memberikan perhatian dan memperlakukan anak hubungannya dengan

prestasi belajarnya.

2. Sebagai sumbangan dalam mengembangkan hazanah keilmuan, khususnya

(15)

___________________________

1

Abu Ahmadi, Psikologi perkembangan. (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), Cet,ke-2.h. 145

2

Slameto, Belajar dari factor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,1991).Cet, ke-2, h.107.

6

A.

Deskripsi Teoritik

I. Pengertian Perhatian Orangtua

Secara bahasa perhatian dapat diartikan sebagai minat, apa yang

disukai atau yang di senangi. Secara istilah perhatian berarti keaktifan jiwa

yang di arahkan kepada suatu obyek, baik di dalam maupun di luar dirinya.1

Dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya

dengan pemilihan rangsangan yang datang pada lingkungan sekitar.2 Dalam

keterangan lain disebutkan bahwa perhatian adalah upaya mencurahkan

waktu dan ruang seiring dengan perkembangan anak baik secara fisik maupun

mental spiritual disamping memfokuskan pembinaan kepada perkembangan

jasmani serta daya intelektualnya.

Dari definisi-definisi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa

perhatian merupakan suatu keadaan, sikap dimana kesadaran jiwa dipusatkan

kepada suatu objek tertentu baik dari dalam maupun dari luar dirinya dengan

disertai reaksi-reaksi organisme yang dapat memungkinkan adanya perlakuan

khusus terhadap objek tersebut.

Dalam kontek Islam perhatian yang dimaksud lebih ditekankan

kepada kemampuan memonitor atau mengontrol moralitas agar terhindar dari

ancaman hukuman neraka, dengan kata lain perhatian yang diberikan lebih

(16)

____________________________

3

Abu Ahmadi, Psikologi umum, (Jakarta : Rineka Cipta 1999), Cet. Ke-1, h.145-150

4

Humaidi Surya Brata, Psikologi pendidikan, (Jakarta : Raja grafindo, 2002), Cet. Ke-1, h

Hal ini tercemin dalam firman Allah (Q,S AL Tahrim : 6)

آَي

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari

api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.”

Adapun yang penulis maksud dengan perhatian orang tua dalam perhatian

ini hanyalah terbatas pada perhatian terhadap hal-hal yang berhubungan dengan

pendidikan (sekolah) dan kasih sayang. Dengan demikian penulis mendefinisikan

perhatian orang tua sebagai berikut, perhatian orang tua adalah upaya/sikap orang

tua mencurahkan waktu dan ruang dengan penuh kesadaran dengan cara

mengawasi dan membinanya guna mendorong anak untuk berprestasi dan guna

menciptakan situasi kondusif dan harmonis untuk belajar di rumah.

Dalam perakteknya perhatian dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

: kebutuhan, kewajiban, pembawaan, latihan, keadaan jasmani, suasana jiwa dan

sekitar kita serta kuat tidaknya rangsangan dari objek itu sendiri.3

Dalam teori

psikologi dijelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya perhatian

yang diberikan orang tua terhadap anaknya. Secara umum faktor-faktor yang

dimaksud bergantung pada dua aspek, Pertama Aspek Internal, kondisi jasmani,

rohani dan intelektual orang tua selaku pemberi perhatian merupakan hal yang

terpenting dalam aspek ini, contoh orang tua yang keadaan jasmani dan rohaninya

lemah tentu tidak dapat memberikan perhatian yang lebih besar, karena mereka

sendiri memiliki keterbatasan dalam memberikan pembinaan terhadap anaknya,

keterbatasan tersebut dapat dikarnakan antara lain : bodoh, gila, cacat, sering sakit

dan lain-lain. Kedua aspek eksternal yaitu kondisi-kondisi di luar diri orang tua selaku pemberi perhatian seperti keadaan ekonomi, budaya sekitar, rangsangan

(17)

___________________________

5

Jamaludin, Pembelajaran yang efektif, (Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

siswa), Bagian proyek EMIS Perguruan Agama Islam Tingkat Dasar, Dirjen

kelembagaan Agama Islam, Depag RI 2001, h,53

6

Departemen pendidikan dan kebudayaan, UUD 45, (Jakarta : Pustaka Amami, 1994) h.63-64

7

John. M.E Chols dan Hasan Sadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: gramedia, 1996) h.

8

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan terjemah, (Jakarta : Yayasan penyelenggara penterjemah dan penafsir Al-qur’an, 1971) h.654

Berdasarkan intensitasnya perhatian dibagi menjadi dua : (1) perhatian

intensif, (2) perhatian tidak intensif. Semakin tinggi kesadaran dan kesiapan yang

menyertai suatu aktifitas atau pengalaman, berarti semakin intensif perhatiannya,

dan hal ini akan membantu suksesnya aktifitas yang dilakukan tersebut.4Perhatian

orangtua guna mendorong anak untuk berprestasi, khususnya ketika berada di

rumah terbagi dalam tiga bentuk antara lain :

a. Secara aktif mengatur dan memonitor waktu anak

b. Membimbing mereka dalam menyelesaikan pekerjaan rumahnya

c. Mendiskusikan masalah-masalah pendidikan (sekolah) dengan anak.5

1. Pengertian orang tua

Adapun pengertian orang tua, menurut kamus besar bahasa Indonesia

orang tua diartikan dengan : 1) Ayah dan Ibu kandung. 2) orang tua. 3)

orang yang dianggap tua ( Cerdik, pandai, ahli dsb ) 4) orang yang di

segani/di hormati di kampung.6

Istilah orang tua dalam bahasa inggris di kenal dengan sebutan

parent” yang artinya 1) orang tua, 2) ayah, 3) ibu.7 Sedangkan dalam

penggunaan bahasa arab istilah orang tua di kenal dengan sebutan Al-walid,

pengertian tersebut dapat dilihat dalam al-qur’an surat luqman ayat 14 yang

berbunyi :

“ Dan kita perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada ibu bapak ( Kedua orang tua )”.8

Berdasarkan uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa orang

tua adalah ayah dan ibu kandung atau orang yang dianggap tua yang harus

(18)

____________________________

3

Abu Ahmadi, Psikologi umum, (Jakarta : Rineka Cipta 1999), Cet. Ke-1, h.145-150

4

Humaidi Surya Brata, Psikologi pendidikan, (Jakarta : Raja grafindo, 2002), Cet. Ke-1, h

latihan dan pendidikan serta memenuhi setiap kebutuhan baik sandang,

maupun pangan bagi anaknya.

Namun yang penulis maksud dengan “orangtua” dalam perhatian

orangtua disini adalah orangtua dalam arti (ayah/ibu) dan anggota keluarga

tertentu. Alasan penulis hanya mencantumkan kalimat orangtua dalam judul

skripsi ini, karena orangtua dipandang sebagai orang yang lebih berpengaruh

dominan terhadap pendidikan anaknya, ditambah lagi karena belum

tentudalam keluarga objek yang akan diteliti terdapat anggota keluarga

(19)

_________________________

9

Hartono Ahmad Jaiz dan Mulya Wati Yasan, Ragam keluarga serasi tapi sehat,

(Jakarta: Pusaka Al-Kautsar, 1994) Cet ke-1 h. 2. Peran orang tua terhadap pendidikan anak

Sudah jelas bahwa peran ibu sebagai anggota keluarga adalah

memegang peranan terpenting terhadap pendidikan anaknya, sejak anak itu

dilahirkan ibulah yang selalu di sampingnya, memberi makan memelihara

dan sebagainya. Pendidikan ibu terhadap anaknya merupakan pendidikan

dasar yang tidak dapat diabaikan, maka dari itu seorang ibu hendaknya

adalah seorang yang bijaksana dan pandai mendidik anaknya, maka tidak

heran jika ada sebagian orang berkata “kaum ibu adalah pendidik bangsa”.

Islam telah mengangkat kaum wanita sebagai kaum ibu yang

menghasilkan anak-anak sebagai generasi penerus, dan Allah pun

menganugrahkan kepada kaum wanita sifat-sifat seperti : sabar, lembut,

kasih sayang, telaten, oleh karena wanita mempunyai sifat-sifat seperti itu

maka Allah menetapkan wanita menjadi pembimbing rumah tangga

(bertanggung jawab kepada anak-anaknya).

Sabda nabi Muhammad saw :

Wanita (istri/ibu) adalah pemimpin terhadap rumah tangga suami dan harta bendanya dan dia akan diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya.9

Allah memerintahkan agar seorang anak berbuat baik kepada kedua

orang tua khususnya kepada ibu, hal itu disebabkan karena ibu mengalami

beberapa kesusahan dalam memperoleh seorang anak, baik pada saat

(20)

__________________________________________________ 10

Yusuf Al-Qardawy, Ruang lingkup aktifitas wanita muslim, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar 1996) h.104

Allah SWT berfirman dalam Q.S, AL-Lukman : 14

“Dan kami wasiatkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya , ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah menyapihnya dalam dua tahun, bersukurlah kepada ku dan kepada ibu bapakmu, hanya kepadakulah tempatmu kembali.”

Kemudian dalam sebuah hadits nabi SAW disebutkan

Isi dari hadits tersebut adalah siapakah orang yang paling berhak untuk di pergauli

dengan baik, dan rasulullah menjawab “ ibu” sebanyak 3 kali dan kemudian

ayah.10

Dari serangkaian keterangan di atas menjadi semakin jelas bahwa posisi ibu

dalam keluarga/terhadap anak adalah posisi yang paling penting, baik buruknya

pendidikan ibu terhadap anak akan berpengaruh besar terhadap perkembangan

anak selanjutnya.

Sesuai dengan Visi dan tanggung jawab sebagai anggota keluarga dapat

disimpulkan bahwa peran ibu dalam mendidik anak adalah sebagai berikut :

a. Sumber dan pemberi kasih sayang

b. Pengasuh dan pemelihara

c. Tempat mencurahkan isi hati

d. Pengatur kehidupan dalam rumah tangga

e. Pembimbing hubungan pribadi

(21)

_______________________________

11

Khalid Ahmad Asy-syantuh, pendidikan anak putrid dalam kluarga muslim, (Jakarta: pustaka Al-Kautsar, 1993), h.104

1) Ayah

Bahwa ayah juga turut bertanggung jawab atas perawatan,

penjagaan,pendidikan dan bimbingan anak - anaknya bersama-sama istri (ibu).

Allah SWT berfirman :

“Kaum lelaki berkuasa atas kaum wanita, oleh karna itu allah telah melebihkan sebagian mereka ( kaum laki-laki ) atas sebagian yang lain (wanita) dan karna mereka ( laki-laki ) telah menafkahkan sebagian harta mereka” (An-nisa :34).

Beberapa sebab mengapa Allah SWT menempatkan kepemimpinan

ditangan laki-laki :

1. Keluarga adalah lembaga sosial yang didalamnya harus ada pimpinan, sudah

barang tentu bapaklah (laki-laki) yang harus menjadi pemimpin

2. Rasionalitas kaum laki-laki lebih luas dari pada kaum wanita, secara umum

pemikiran kaum laki-laki adalah argumentative dan logis, sedangkan kaum

wanita adalah intuitif emosional, Allah membekali laki-laki

pemikiran-pemikiran di atas untuk dapat membantunya bergaul dengan alam, sementara

wanita dengan emosinya, agar dapat membantu dalam mengasuh dan

mendidik anak.

3. Allah melebihkan laki-laki atas wanita, diantaranya dari segi fisik.11

Sedangkan peran ayah terhadap pendidikan anak secara umum dapat ditinjau

dari segi fungsi dan tugasnya, antara lain sebagai berikut :

a. Sumber kekuasaan dalam keluarga

b. Penghubung intern keluarga dengan masyarakat/lingkungan luar

c. Perlindungan terhadap ancaman dari luar

d. Hakim/yang mengadili jika terjadi perselisihan

(22)

___________________________

12

Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) Cet ke-16, h.82-83

3.Kedudukan dan status anak

Hakikatnya kedudukan anak bagi orang tua adalah sebagai amanah

(titipan) dari Allah SWT yang harus dijaga dan dibimbing perkembangannya

agar menjadi insan yang kamil (sempurna) yang berakhlak mulia, memiliki

keimanan dan ketaqwaan, serta berpengetahuan. Disisi lain kedudukan anak

dalam keluarga adalah sebagai obyek/penerima, yaitu obyek yang diberikan

kasih sayang, yang dibimbing, yang didik, yang dipelihara dan lain-lain,

sekaligus harapan dan kebanggaan keluarga.

Namun terkadang terdapat perbedaan perlakuan orang tua terhadap

anak-anaknya, adapun perbedaan perlakuan tersebut dapat di sebabkan oleh

kedudukan atau setatus anak tersebut dalam keluarganya, seperti contoh : anak

tiri kemungkinan akan mendapatkan perlakuan yang berbeda di banding anak

bungsu, anak perempuan satu-satunya akan mendapatkan perlakuan yang

berbeda diantara saudaranya yang laki-laki dan lain-lain. Hal diataslah yang

pada umumnya dapat mempengaruhi perkembangan mental dan

kecerdasannya.

Dari serangkaian di atas, budaya keilmuan orang tua dapat di artikan

sebagai aktualisasi dari sebuah ide, gagasan serta pemikiran yang berupa

sikap/prilaku kebiasaan dan kebijakan-kebijakan orangtua/anggota keluarga

lain yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan dan kependidikan yang dapat di

ketahui dari cara pandang dan cara memecahkan masalah-masalah pendidikan

yang tercermin dalam suasana kehidupan sehari-hari dalam keluarga tersebut.

Dapat juga berarti pola prilaku, nilai-nilai, sikap dan

kebiasaan-kebiasaan orang tua akan hal kependidikan yang di bentuk dalam perjalanan

panjang proses pendidikan, yang di refleksikan dalam kesehariannya terhadap

(23)

___________________________

13

Sudirman, Interaksi dan Motifasi Belajar, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 1994),Cet. Ke-5, h.38

14

Habsy, Kamus Popular, (Jakarta Centre, 1983), Cte, Ke-20, h.216 15

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jilid 3, (Jakarta, Balai Pustaka, 2002) h.894

16 Salman,, Interaksi dan motifasi belajar, (Jakarta, CV Rajawali, 1986), Cet,Ke-1, h.23

B.

Hasil penelitian yang releven

a. Pengertian prestasi

Supaya lebih jelas dalam membahas istilah prestasi belajar, maka

terlebih dahulu penulis akan menguraikan satu persatu dari ke dua istilah

tersebut, kata prestasi dalam bahasa Inggris “Achivement” yang berarti

hasil yang telah dicapai dari yang telah di tetapkan.13

Dalam keterangan lain, prestasi belajar diartikan sebagai apa yang

telah di lakukan dan di ciptakan, atau hasil pekerjaan yang menyenangkan

hati yang di peroleh dengan jalan keuletan bekerja.14

Sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia prestasi diartikan

sebagai sebuah hasil yang di capai dari suatu pekerjaan/usaha yang telah di

lakukan, yang menandai dan member penilaian terhadap baik tidaknya

hasil usaha tersebut.15

b. Pengertian belajar

Secara umum belajar dimaksudkan sebagai kegiatan psikofisik

menuju perkembangan pribadi utuh, sedangkan secara spesifik belajar di

maksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang

merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya keperibadian yang

utuh.16

Menurut Skinner seperti yang di kutip Blower (1985) berpendapat

bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi yang berlangsung progresif,

dan berdasarkan eksperimennya Skinner menyatakan bahwa proses

adaptasi tersebut akan menghasilkan suatu yang maksimal, jika di beri

penguat.Menurut Chaplin (1972) dalam dictionary of psychologiy,

merumuskan dua macam definisi belajar yaitu : Pertama belajar adalah

(24)

____________________________________________ 17

Netti Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta R E Persada, 2004), cet.ke-1, h.53-54

18

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1986), h.85

19

Muhibin Syah, Psikologo Pendidikan dengan Pendekatan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), cet.ke-4, h.90

20

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), cet.ke-1, h.121

21

Abin Syamsudin Makmun, PSikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), cet.ke-4, h.157

akibat dari latihan dan pengalaman. Kedua belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh respon-respon yang di karenakan adanya latihan-latihan khusus. Jadi

belajar tidak hanya melibatkan suatu kemampuan atau masalah akademis baru,

tapi perkembangan emosi, interaksi sosial dan pengembangan kepribadian.17

Dalam buku psychology pendidikan karya Ngalim Purwanto, terdapat

pendapat Hilgrade dan Blower yang menyatakan bahwa belajar berhubungan

dengan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan

oleh pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi tersebut.

Menurut pendapat Gagne (dalam buku theconditional oflearning 1977)

menyatakan bahwa belajar terjadi jika situasi stimulus bersama dengan isi ingatan

mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga membuat perubahan dari waktu

sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami tadi.18

Dalam

keterangan lain disebutkan bahwa belajar adalah: aktifitas yang menghasilkan

perubahan pada diri individu sipelajar dalam arti behavioral change (perubahan

sikap / tingkah laku) baik aktual maupun potensial, yang mana dari perubahan

tersebut didapatkan kemampuan baru yang dilalui dalam waktu yang relative lama

dan juga karena usaha yang dilakukannya.19

Menurut ahli psikologi belajar diartikan sebagai suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baik,

secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu tersebut dalam

reaksinya dengan lingkungan.20

Terdapat banyak perbedaan dikalangan ahli psikologi dalam menjelaskan

mendefinisikan istilah belajar, namun secara umum, dari definisi - definisi para

(25)

___________________________________________ 22

Tim penyusun kamus pusat pembinaan pengembangan bahasa,Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), cet.ke-1, h.700

23

Muhibbin Syah, M. Ed, Psikologi belajar, (Jakarta: PT Logos, 1999), cet.ke-1 h.192

konsep belajar itu selalu merujuk pada suatu proses perubahan prilaku/pribadi

individu berdasarkan pengalaman - pengalaman tertentu.21

Dari semua definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa: terdapat dua

hal besar yang dibedakan dalam pemakaian istilah belajar yaitu: pertama

pemakaian tersebut menunjukan pada berbagai macam keadaan baik yang berasal

dari suasana kehidupan dalam keluarga maupun dari lingkungan luar, yang

diperkirakan menjadi dasar dari proses perubahan prilaku.

Dari definisi - definisi yang telah di kemukakan di atas penulis

menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau

keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran , yang lazimnya di tunjukan

dalam bentuk nilai atau skor yang diberikan oleh guru mata pelajaran yang

bersangkutan.22

Prestasi belajar merupakan kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan

data hasil belajar siswa yang meliputi perubahan prilaku dari tiga buah ranah

psikologis yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan

tingkah laku yang terjadi sebagai hasil belajar siswa baik cipta dan rasa maupun

yang berdimensi karsa.

Menurut Muhibbin syah, pada prinsipnya bahwa pengungkapan hasil

belajar idealnya meliputi segenap ranah psikologis yang berubah akibat dari

pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demkian, pengungkapan perubahan

tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa siswa, sangat sulit. Hal ini

disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba).23

c. Tipe hasil belajar

Tipe hasil belajar sebagai tujuan yang ingin dicapai ada tiga bagian,

antara lain: bidang kognitif, bidang efektif, bidang psikomotorik. Ketiga

bidang tersebut tidak bias berdiri sendiri, namun merupakan satu kesatuan

(26)

sekolah dalam proses pembelajaran. Berikut uraian unsur-unsur yang terdapat

pada dalam tiga bidang itu.

I. Tipe hasil belajar bidang kognitif

a. Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (knowledge)

Yaitu tingkat kemampuan yang hanya meminta responden untuk

mengenal atau mengetahui adanyakonsep, fakta atau istilah tanpa harus

mengerti, menilai atau dapat menggunakannya. Kata kerja operasional

yang digunakan untuk mengukur jenjang penguasaan tipe ini antara lain:

menyebutkan, mendefinisikan, menunjukan dan lain-lain

b. Tipe hasil belajar pemahaman (komprehensif).

Yaitu tingkat kemampuan yang mengharapkan testee (responden)

mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya,

testee tidak hanya hafal secara verbalitas, tetapi memahami konsep dari fakta/masalah yang ditanyakan. Kata kerja operasional yang digunakan

untuk mengukur tipe ini antara lain : membedakan, menjelaskan, memberi

contoh, mendemonstrasikan dan lain-lain.

c. Tipe hasil belajar penerapan (aplikasi).

Yaitu kemampuan yang mengharapkan respoden mampu untuk

menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketahui dalam situasi

yang baru baginya. Kata kerja operasional yang digunakan untuk

mengukurnya antara lain : menggunakan, menerapkan, menghubungkan

dan lain-lain.

d. Tipe hasil belajar analisis.

Yang tingkat kemampuan responden untuk menganalisis atau

menguraikan suatu integritas atau situasi tertentu kedalam komponen atau

unsur pembentuknya. Kata kerja yang digunakan untuk mengukur

penguasaan jenjang analisis ini antara lain : membedakan,

mengklasifikasikan, membandingkan, mengategorikan dan lain-lain.

e. Tipe hasil belajar sintesis

Yang dimaksud dengan sintesis adalah penyatuan unsur atau

bagian-bagian kedalam suatu bentuk yang menyeluruh. Jadi kemampuan sintetis

yaitu : kemampuan yang menuntut responden untuk dapat menemukan

(27)

_____________________________________________ 24

Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan tek nik evaluasi pengajaran, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), Cet. Ke-12, h.44-47

25

Nana Sujana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar baru algesindo, 1998) h.55

yang berupa integritas. Kata kerja operasional yang digunakan untuk

mengukurnya antara lain : menghubungkan, menggambungkan,

menyimpulkan, mengklasifikasikan dan lain-lain.

f. Tipe hasil belajar evaluasi

Yaitu kemampuan yang menuntut responden untuk dapat membuat

suatu penilaian tentang suatu pernyataan, konsep, situasi berdasarkan suatu

kritaria tertentu. Kata kerja yang digunakan untuk mengukur kemampuan

jenjang evaluasi ini antara lain : membandingkan, menafsirkan, menilai,

memutuskan dan lain-lain.24

II. Tipe Hasil belajar bidang efektif

Tipe ini berkenaan dengan sikap dan nilai yang condong atau mengacu

kepada berbagai tingkah laku, seperti contoh perhatian terhadap pelajaran,

disiplin, motifasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan

belajar dan lain-lain:

a. Receiving / Attending yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang pada siswa.

b. Responding yaitu reaksi yang diberikan terhadap rangsangan dari luar. c. Valuing / penilaian yaitu segala yang berkenaan dengan nilai atau

kepercayaan terhadap suatu gejala.

d. Organisasi yaitu pngembangan nilai dalam suatu perkumpulan

e. Karakteristik nilai yaitu keterpaduan dari sistem nilai yang dimiliki

seseorang.25

III. Tipe hasil belajar psikomotorik

Hasil belajar psikomotorik tampak pada bentuk keterampilan (skill)

kemampuan bertindak individu. Hasil belajar ini meliputi antara lain:

a. Persepsi (perseption)

Level ini berkenaan dengan penggunaan organ indra untuk menangkap isyarat

yang membimbing aktifitas gerak. Contoh pada level ini seperti:

(28)

 Siswa dapat membedakan dengan sentuhan tangan beberapa tipe kain yang

berbeda dan lain-lain.

b. Kesiapan (set)

Level ini menunjukan pada kesiapan untuk melakukan tindakan tertentu yang

meliputi kesiapan mental, fisik dan emosi. Contoh:

 Siswa dapat menyusun langkah-langkah untk membuat sebuah prakarya

 Siswa dapat siap memosisikan dirinya dalam menerima servis bola tenis

 Siswa menyatakan minat / kesiapan untuk meningkatkan kemampuannya

dalam hal tertentu

c. Gerak terbimbing (Guided Respone)

Level ini merupakan tahapan awal dalam mempelajari keterampilan yang

komplek, hal ini meliputi peniruan (mengulang suatu gerakan yang

didemonstrasikan oleh instruktur) serta trial dan eror. Contoh:

 Siswa dapatmengikuti langkah instruktur dalam memperagakan sesuatu

 Siswa mampu memasak kue dengan cara mengikuti resep, dan lain-lain.

d. Gerak Terbiasa

Gerak yang berkenaan dengan kinerja dimana respon siswa telah menjadi

terbiasa dan gerakan gerakan yang dilakukan penuh dengan keyakinan dan

kecakapan. Contoh:

 Siswa mampu secara mandiri menggunakan mesin potong kayu

 Siswa mampu secara mandiri mengaktifkan computer dan

menggunakannya dan lain-lain.

e. Gerak kompleks

Gerak ini merupakan gerak yang sangat trampil dengan pola-pola gerak yang

sangat kompleks, keahliannya terindikasi dengan gerakannya yang cepat,

(29)

___________________________________________ 26

Hisyam Zaini dkk, Desain Pembelajaran, (Yogyakarta: C.T.S.D IAIN Sunan gunung jati, 2002) h.79-82

27

D5a. kartini Kartono, Bimbingan belajar di Sma dan Perguruan tinggi, (Jakarta: CV Rajawali cet 1) h.61

f. Gerak pola penyesuaian

Gerak ini berkenaan dengan keterampilan yang di kembangkan dengan baik

sehingga siswa dapat memodifikasi pola - pola gerak untuk menyesuaikan

tuntutan tertentu atau situasi tertentu.

g. Kreatifitas

Level ini menunjukan pada penciptaan pola-pola gerak baru untuk

menyesuaikan situasi tertentu atau problem khusus, hasil belajar

inimenekankan kreatifitas yang didasarkan pada keterampilan yang sangat

hebat (piawai). Contoh:

 Siwa dapat mendemonstrasikan suatu gerak dengan kombinasi tertentu

 Siswa dapat memodifikasi gerak dalam tarian / senam dengan gerak yang

sedikit berbeda.26

Ketiga tipe ini adalah pendapat bloom yang sangat penting untuk di ketahui oleh guru sebagai dasar dalam membuat tujuan pembelajaran.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Masalah utama yang menghambat sukses / keberhasilan pendidikan

dan pengajaran adalah kesukaran - kesukaran yang dihadapi oleh anak pada

umumnya, sebab - sebab kesukaran tersebut dapat digolongkan menjadi 2

sebab yaitu :

1. Sebab indogin27

a. Sebab yang bersipat biologis yang berhubungan dengan jasmaniah,

contoh :

1) Kesehatan : Faktor kesehatan sangat mempengaruhi diri anak, sebab

anak-anak yang sakit akan mengalami kesulitan dalam belajar.

2) Cacat badan : contoh bisu, tuli, buta dan lain-lain, hal ini menghambat

belajar anak, sebab anak-anak yang seperti ini tidak dapat menerima

pelajaran seperti biasa, melainkan harus secara khusus.

b. Sebab yang bersifat psikologis yang berhubungan dengan kejiwaan

(30)

(1) Intelejensi : Merupakan salah satu faktor indogin yang sangat mempengaruhi kemajuan dan perkembangan anak, sebab jika

intelejensi anak memeng rendah, maka hal ini akan membatasi

kemampuan belajarnya, contoh :

 Anak idiot : Anak yang hanya dapat mencapai tingkat kecerdasan

sama dengan anak 3 tahun.

 Anak imbesil : Anak yang hanya dapat mencapai tingkat kecerdasan

sama dengan anak umur 3-7 tahun.

 Anak debil : Anak yang hanya dapat mencapai tingkat kecerdasan

sama dengan anak umur 7-12 tahun.

(2) Perhatian: ini sangat mempengaruhi kemajuan belajar anak, sebab dengan tidak adanya perhatian terhadap pelajaran, maka anak tidak

akan suka belajar, berarti tanpa perhatian akan sangat menghambat

belajar anak.

(3) Minat: Bila pelajaran tidak sesuai dengan minat anak, maka anak tidak akan belajar dengan baik.

a. Bakat: Jika pelajaran tidak sesuai dengan bakat anak, maka anak tidak

akan mancapai prestasi tinggi, karena dia tidak berbakat dalam bidang

tersebut.

b. Konstelasi psikis yang lain yaitu adanya kemunduran-kemunduruan

psikis yang menghambat belajar anak, contoh: kehidupan emosinya,

gangguan-gangguan psikis, antaralain neoreosis psikosis dan lain-lain.

2. Sebab eksogin

a) Faktor keluarga

Karena faktor keluarga sangat luas maka faktor ini di bagi dalam

(31)

1) Faktor orang tua, contoh:

 Cara orang tua mendidik anak yang tidak mapan.

 Hubungan antara orang tua dengan ankanya kurang harmonis.

 Contoh perbuatan orang tua yang tidak baik, baik dari segi perkataan

maupun sikap.

2) Suasana rumah

Suasana rumah yang tenang,damai dan harmonis sangat berpengaruh

terhadap proses belajar anak, karna hal itu sangat mendukung belajar anak,

jika keadaan harmonis, damai dan tenang maka dalam belajar pun anaka akan

merasakan ketenangan sehingga apa yang di pelajari akan mudah di ingat dan

di fahami.

3) Keadaan ekonomi keluarga

Jika keadaan ekonomi kurang, makakebutuhan dan perlengkapan

belajar akan kurang terpenuhi, bisa jadi tempat belajar pun tidak ada, maka

anak tidak akan belajar dengan baik. Demikian pula anak yang ekonomi

keluarganya serba terpenuhi juga dapat terhambat dalam belajar, karena

biasanya anak yang tersebut di atas di manja oleh orang tuanya sehingga ia

hanya bersenang-senang dan kurang perhatian terhadap pelajaran.

5. Faktor-faktor lain yang ada dalam keluarga adalah:

a) Adanya anggota keluarga lain

Hadirnya saudara atau anggota keluarga lain dalam sebuah keluarga,

akan sangat mempengaruhi suasana kehidupan keluarga tersebut dalam hal ini

anak adalah objek pertama yang akan terkena pengaruhnya, bila anggota

keluarga lain tersebut dapat membuat suasana keluarga yang harmonis

dengan perhatian dan kasih saying, mak hal itu akan berdampak baik bagi

perkembangan anak.

b) Kedudukan/status anak dalam keluarga

Dalam keluarga, apakah anak tersebut (yang dijadikan sampel

(32)

terkena marah karena hal-hal tertentu?, hal tersebut sedikit banyak akan

mempengaruhi motifasi dan psikologi dalam perkembangannya.

Status juga dapat mempengaruhi perkembangan anak, yang di maksud

status disini: apakah anak tersebut anak tunggal, anak bungsu,anak angkat,

anak pertama dll, hal itu akan berpengaruh khususnya dalam hal perlakuan

yang di dapatkan

c) Jenis kelamin anak

Dalam keluarga, apakah apakah anak tersebut anak lelaki satu-satunya

diantara saudaranya yang lain, atau anak perempuan satu-satunya diantara

saudaranya yang lain dan sebagainya. Hal ini juga berpengaruh terhadap

perkembangan anak.

1. Faktor sekolah

1) Cara penyajian belajar yang kurang baik

 Guru kurang menguasai bahan pelajaran

 Methode yang di gunakan kurang baik dan tepat

 Tanpa penggunaan alat peraga dan lain-lain.

2) Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik

Biasanya guru yang sudah di benci oleh siswa, maka pengajaran yang di

sampaikan tidak akan berhasil maksimal.

3) Hubungan antar anak dengan temannya

Hubungan dengan teman yang baik akan membawa anak tersebut

kearah yang baik pula, hal ini juga dapat merupakan motifasi bagi anak untuk

dapat saling berbagi pengetahuan dan bersaing dalam pelajaran yang akhirnya

akan berujung pada dampak yang positif. Sebaliknya hubungan dengan teman

yang kurang baik akan menimbulkan perasaan malas belajar dan cenderung

bersenang-senang yang tentunya akan berujung pada dampak yang negative.

4) Standar pelajaran tidak sesuai dengan ukuran normal kemampuan anak

Maksudnya jika pelajaran yang diberikan oleh guru ada di atas

kemampuan anak pada umumnya, maka hanya anak-anak yang pandai sajalah

yang berhasil menerimanya, maka hal ini juga merupakan hambatan belajar

(33)

5) Alat-alat pelajaran di sekolah kurang lengkap

Dengan kurangnya alat-alat pelajaran, maka penyajian bahan

pelajaran juga akan kurang baik, hal ini akan mengakibatkan anak-anak untuk

tidak menerima pelajaran dengan jelas dan baik.

6) Kurikulum kurang baik

Kurikulum yang tidak sesuai dan seimbang dengan kebutuhan anak

juga merupakan hambatan dalam proses belajar.

7) Pelaksanaan disiplin yang kurng baik

Seperti contoh anak yang datang terlambat di biarkan saja tanpa di

berikan teguran atau sangsi, anak yang kurang rajin di biarlan saja tanpa di

berikan nasehat dan motifasi, contoh yang semacam ini akan memberikan

pengaruh yang tidak baik pada proses belajar dan perkembang

8) Lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah disini mencakup lingkungan masyarakat yang

berada di sekitar sekolah, bila lingkungan tersebut baik maka kemungkinan

besar akan berdampak baik bagi sekolah khususnya siswa tersebut , namun

bila di sekitar sekolah buruk maka akan sangat mempengaruhi sekolah

khususnya siswa.

9) Keberadaan sakolah

Keberadaan sekolah disini dapat berupa letak geografis sekolah

bahkan status sekolah, hal ini juga mempengaruhi kualitas pendidikan

sekolah khususnya dalam pelaksanaan segala aktifitas sekolah seperti prosses

belajar mengajar,administrasi, keorganisasian sekolah, yang mana hal itu

berdampak pada proses perkembangan belajar anakdan proses belajar

mengajarnya.

Di bawah ini terdapat 9 ( Sembilan ) komponen dalam

penyelenggaraan sekolah, secara umum semuanya dapat berpengaruh

(34)

hanya terdapat beberapa poin saja yang dapat berpengaruh langsung terhadap

prestasi belajar anak di sekolah, ke sembilan komponen tersebut adalah:

1. Kurikulum dan pembelajaran

2. Administrasi dan manajemen

3. Organisasi dan kelembagaan

4. Sarana dan prasarana

5. Ketenagaan

6. Kesiswaan

7. Pembiayaan

8. Peran serta masyarakat

9. Lingkungan dan budaya sekolah

2. Faktor masyarakat / lingkungan umum

Dalam faktor ini terdapat empat hal yang dapat mempengaruhi

prestasi belajar antara lain:

1) Mas- media contoh: bioskop, radio, majalah, komik dan lain-lain.

2) Teman bergaul. Teman bergaul yang kurang baik akan menyebabkan

anak tersebut kurang baik pula.

3) Aktifitas dalam masyarakat. Jika terlalu banyak tugas yang di jabat dan

dilakukan dalam berbagai organisasi, maka hal itu akan mengganggu

belajar anak.

4) Corak kehidupan tetangga. Suatu contoh jika lingkungan tetangganya

suka berjudi, mabuk-mabukan, mencuri dan kebiasaan buruk lain, maka

juga akan mempengaruhi belajar dan kehidupan anak.

3. Faktor-faktor lain

1) Metode belajar anak yang kurang baik, contoh:

 Pembagian waktu belajar yang kurang baik

 Cara belajar yang salah

 Pembagian dan penggunaan waktu istirahat yang kurang baik

2) Tugas-tugas rumah yang terlalu banyak

Anak yang terlalu banyak diberikan tugas rumah, contoh mengasuh

(35)

melakukan pekerjaan sambilan untuk menambah penghasilan, hal ini akan

sangat mempengaruhi prestasi belajar anak karna wktu dan konsentrasi yang

mereka miliki menjadi terbagi.

C.

Kerangka Berpikir

Hubungan Antara Perhatian

Orang Tua Dengan Prestasi

Belajar Siswa

Terdapat Pengaruh Yang Signifikan Anatar Perhatian Orang Tua terhadap Prestasi

Belajar Anak

D.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang mungkin

benar dan sering digunakan sebagai dasar keputusan awal pemecahan suatu

persoalan yang di jadikan dasar penelitian. Hipotesis akan di terima jika

penelitian yang diadakan hasilnya mebenarkan kebenarannya dan akan di

tolak jika kenyataannya tidak membenarkan pernyataan untuk memperoleh

jawaban atas permasalahan yang diteliti. Hipotesis yang hendak di uji

kebenarannya dan digunakan dalam pribadi orang tua terhadap prestasi

belajar anak, yaitu :

Ho : Tidak dapat pengaruh antara perhatian orang tua terhadap prestasi

belajar anak.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara perhatian orang tua terhadap

(36)

27

A.

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang dijadikan objek penelitian adalah Sekolah Dasar

Negeri Sukamaju 02 yang beralamat di jalan kampung Ceger Rt. 01/06 Desa

Sukamaju Jonggol -Bogor. Adapun penelitian dilaksanakan pada bulan April

- Mei 2012.

Dalam penelitian terdapat dua variabel yang dijadikan sasaran,yaitu :

Perhatian orang tua dengan penuh kesadaran dalam menumbuhkan semangat

belajar anak agar berprestasi dengan cara antara lain : Menciptakan situasi

kondusif untuk belajar anak dirumah, melengkapi fasilitas belajar anak, selalu

memberikan support (dorongan) kepada anak untuk dapat berprestasi, dan

prestasi belajar anak yang dapat di indikasikan dengan skor atau nilai rata-rata

yang di berikan oleh guru.

Prestasi belajar yang di maksud adalah nilai yang di peroleh siswa

setelah di adakan proses belajar mengajar atau hasil belajar siswa yang di

peroleh setelah melalui serangkaian tes pelajaran, yang berupa skor/nilai. Jadi

data variabel”Y” (prestasi belajar) yang akan di olah nanti adalah berupa nilai

raport siswa kelas II smester II, merupakan nilai kumulatif yang meliputi :

nilai-nilai dari ketiga ranah hasil belajar (kognitif, afektif dan psikomotorik )

ditambah dengan catatan-catatan harian guru atas para siswanya. Jadi nilai

raport merupakan satu paket yang terdiri dari beberapa aspek yang tersebut

diatas.

Berikut gambaran taksonomi Bloom tentang ketiga ranah hasil

(37)

a. Ranah Kognitif

 Tipe hasil belajar pengetahuan / hapalan

 Tipe hasil belajar pemahaman

 Tipe hasil belajar kesiapan dan lain-lain

b. Ranah Afektif

 Receiving ( Kepekaan terhadap segala rangsangan )

 Responding ( reaksi terhadap rangsangan dari luar )

 Valuing ( penilaian / pandangan ) dan lain-lain

c. Ranah Psikomotorik

 Persepsi ( penggunaan organ indra yang membimbing aktipitas gerak )

 Gerak terbimbing ( meniru/mengulang gerakan-gerakan komplek

yang diperagakan oleh pelatih ) dan lain-lain.

Penulis memilih kelas II sebagai sempel penelitian karena pada

umumnya kelas II belum terlalu dalam terkena pengaruh lingkunan luar,

mereka adalah anak yang masih lugu yang baru akan beranjak dewasa, oleh

karenanya pengaruh yang mengkristal/kental dalam dirinya saat ini hanya

pengaruh lingkungan sekolah dasarnya dan lingkungan keluarganya (orang

tua), disinilah peneliti ingin mengetahui seberapa kental pengaruh budaya ke

ilmuan orang tua (keluarga) terhadap anak yang tersebut di atas. Dan

mengapa pada semester II, karena semester II merupakan masa dimana hasil

belajar siswa yang telah di tempuh selama satu tahun pelajaran di tuangkan

dalam bentuk angka, yaitu nilai raport yang mengindikasikan prestasi belajar

masing-masing siswa dari ketiga aspek penting yaitu : aspek kognitif, afektif,

psikomotorik ( lihat lampiran contoh penilaian raport ) yang selama ini

(38)
[image:38.595.114.517.137.742.2]

Tabel I

MATRIX VARIABEL PENELITIAN

No Variabel Dimensi Indikasi No.Soal

1 Perhatian

orangtua

(keluarga)

1. Perhatian terhadap

proses belajar anak

dan

perkembangannya

- Memiliki jadwal belajar

anak di rumah dan

mengingatkannya

- Menemani belajar anak

di rumah

- Menanyakan

perkembangan prestasi

anak ke sekolah

- Membimbing dalam

mengerjakan PR

- Mengajak berbincang

seputar ilmu

pengetahuan,politik,

sosisal dan lain

- Membantu mengatasi

kesulitan belajar

(memberikan arahan

dan bimbingan)

- Menegur jika melihat

anaknya malas untuk

belajar.

- Menanyakan hasil

ulangan atau tes

anaknya.

- Mengingatkan akan

jadwal belajar anaknya

di rumah.

3

14

16

8

7

8

2

4

(39)

2. Perehatian terhadap sarana belajar anak

3. Perhatian dan gemar

terhadap hal-hal

yang memiliki nilai

- Menanyakan/konsultasi

kepada guru yang

terkait tentang kesulitan

belajar yang di alami

anak.

- Menganjurkan untuk

mengikuti

kursus/bimbingan

belajar.

- Memberikan apa yang

dibutuhkan anak untuk

belajar (meja

belajar,lampu belajar

dan lain-lain).

- Membelikan buku

pelajaran wajib guna

kebutuhan belajar

anaknya.

- Memperhatikan dan

peduli terhadap situasi

tempat belajar anak.

- Menyediakan berbagai

buku atau bahkan

perpustakaan mini di

rumah,guna belajar

bersama.

- Terlihat sering

membaca

Koran,majalah atau

5

20

10

9

1

15

(40)

edukatif atau yang

berhubungan dengan

pendidikan

4. Pengaruh lingkungan

keluarga

buku-buku yang berisi

tentang pendidikan.

- Orang tua berusaha

selalu memberikan

jawaban terbaik atas

pertanyaan anaknya.

- Memberikan

arahan/bimbingan

kepada anak

menyaksikan

berita-berita TV.

- Sering berbincang

seputar ilmu

pengetahuan,sosial,polit

ik dan lain-lain guna

melatih anak.

- Adanya family lain

dalam keluarga seperti:

paman, bibi, kake dan

lain-lain.

- Kedudukan anak (anak

sulung,bungsu,tunggal

bahkan anak pungut)

- Pengaruh media

(TV,Radio,majalah,Kor

an dll)

- Kebiasaan orang tua

dalam sikap dan

perlakuan terhadap

anak dan lain-lain. 7

12

13

18

11

(41)

2 Prestasi

belajar

anak

5. Pengaruh pergaulan

anak

Nilai rapot

- Anak lupa waktu dan

orang tua

menegur/memarahi.

- Kehidupan masyarakat

sekitar

- Nilai rapot (keterangan

di bawah)

2

B.

Metode dan Desain Penelitian

Untuk memperoleh data, fakta, dan informasi yang akan

mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan dalam skripsi ini penulis

menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang didukung oleh data yang di

peroleh dari penelitian yang digunakan adalah angket dengan bentuk pilihan

berganda sedangkan teknik korelasi yang digunakan adalah Product Moment,

yaitu di Sekolah Dasar Negeri Sukamaju 02 Jonggol-Bogor.

C.

Populasi dan Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto populasi adalah : “Keseluruhan subjek

penelitian”.1 Populasi terdiri atas sekumpulan objek yang menjadi pusat

perhatian yang dari padanya terkandung informasi yang ingin di ketahui.

Dalam keterangan lain diterangkan, populasi adalah sejumlah masa

(manusia/bukan) yang terdapat dalam kawasan tertentu atau berada dalam

satu unit kesatuan.2

Sedangkan sampel adalah bagian terkecil dari populasi yang

mewakili secara representatif.3

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Sukamaju

(42)

hanya berasal dari kelas dua yang telah dipilih dan ditentukan dengan teknik

random sampling (pemilihan secara acak), yang berjumlah 30 orang.

D.

Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang penulis pergunakan dalam

penulisan skripsi ini adalah :

1. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan

pengamatan terhadap objek penelitian.3 Dalam hal ini peneliti mengadakan

observasi untuk mengamati keadaan sekolah, guru-guru, siswa, fasilitas

yang dimiliki dan struktur organisasi SDN Sukamaju 02 Jonggol-Bogor.

Disamping itu juga penulis meneliti dan mencermati persiapan pembelajaran

yang dalam hal ini silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2. Wawancara

Wawancara yaitu proses Tanya jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan dengan 2 orang atau lebih dengan bertatap muka

mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau

keterangan-keterangan. Guna mendapatkan data objektif, penulis mengadakan

wawancara dengan guru mata pelajaran kelas II. Untuk mengetahui

bagaimana proses pembelajaran di SDN Sukamaju 02.

3. Angket

Angket yaitu mengumpulkan data dengan cara mengajukan daftar

pertanyaan tertulis kepada siswa yang telah di tetapkan menjadi responden.

Adapun respondennya adalah siswa kelas II pada SDN Sukamaju 02.

E.

Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dengan lengkap tahap berikutnya adalah tahap

analisa data. Analisa data di lakukan dengan menggunakan metode deskriftif

kuantitatif yaitu dengan memberikan gambaran dan memberikan penilaian

terhadap hasil penelitian dalam upaya menumbuhkan minat siswa. Untuk

(43)

penelitian, maka akan mudah dibuat dan dilihat dengan cara persentasi dari hasil

penelitian, dan jumlah frekuensi jawaban responden.

Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

P = �

x 100

Keterangan:

P : Prosentasi

F : Frekuensi

N : Number of Case (Jumlah responden)

Kemudian untuk mengetahui pengaruh budaya keilmuan orang tua

terhadap prestasi belajar anak, maka penulis menganalisis data dalam bentuk

analisis dengan rumus Korelasi Product Moment:

=

N

XY

− �

(

)

N

2

(

)

2

{N

2

(

)

2

}

Keterangan:

X : Variabel perhatian orang tua

Y : Variabel prestasi belajar anak

� : Angka Indek korelasi”r” product moment

N : Jumlah responden

XY

:

Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Skor Y

X

: Jumlah seluruh skor Y

Y

:

Jumlah seluruh skor Y

F.

Hipotesis Statistik

Untuk mengetahui hubungan perhatian orang tua dengan prestasi belajar

anak, penulis menggunakan tehnik product moment, yang merupakan salah satu

tehnik untuk mencari korelasi antar dua variable. Adapun rumus yang di perlukan

(44)

rxy = �ΣXY− ΣX (ΣY)

(�Σ )2−(� )2 (NΣ 2−(� )2 Rxy = angka korelasi “r” product moment

N = number of cases

ΣΧY = jumlah hasil perkalian

ΣX2 = jumlah seluruh skor X

�Y2 = jumlah seluruh skor

Sebelum dilakukan penghitungan untuk memperoleh angka indeks

korelasinya, terlebih dahulu akan di rumuskan hipotesis alternative dan hipotesis

nihilnya, sebagai berikut:

Ha : Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara variable X

(perhatian) dengan variable Y (prestasi belajar)

Ho : Tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan antara variable X

(perhatian) dengan variable Y (prestasi belajar).

Setelah data selesai di kumpulkan dengan lengkap, tahap berikutnya

adalah pengolahan data yaitu :

a. Editing

Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh

para responden. Jadi setelah angket dan tes di isi oleh responden dan di serahkan

kembali kepada penulis, kemudian penulis memeriksa satu persatu tes angket

tesebut. Bila ada jawaban yang di ragukan atau tidak di jawab maka penulis

menghubungi responden yang bersangkutan untuk menyempurnakan jawabannya.

Tujuan dari editing adalah untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada

pada daftar pertanyaan yang telah di selesaikan.

b. Skoring

Untuk menentukan skoring dalam hasil penelitian ini, responden yang

menjawab dengan jawaban, a nilainya 4, b = 3, c = 2, dan d = 1. Ini berarti bahwa

dengan jumlah item 20 dari pertanyaan angket mengenai budaya keilmuan orang

(45)

Selanjutnya dari prestasi belajar anak, skornya akan didapat dari hasil raport kelas

II semester II.

Dan hasil diatas, agar dapat diukur dan dianalisa, penulis menggunakan

[image:45.595.114.518.225.571.2]

ketentuan kategori dari variabel X, yaitu perhatian orang tua sebagai berikut:

Tabel 2

KETENTUAN KATEGORI VARIABEL X

NO

Rentang Nilai

Kategori

1

37

43

Tinggi

2

30 - 36

Rendah

Sedangkan Prestasi belajar anak sebagai variabel Y, penulis menggunakan

tolak ukur dengan ketentuan kategori sebagai berikut:

Tabel 3

KETENTUAN KATEGORI VARIABEL Y

c. Tabulating

Yaitu mengolah data dengan memindahkan jawaban-jawaban yang

terdapat dalam angket dan telah dikelompokkan ke dalam bentuk tabel frekuensi.

Tujuannya untuk dapat mudah di baca dan maknanya segera mudah d

Gambar

Tabel  I MATRIX VARIABEL PENELITIAN
Tabel 2 KETENTUAN KATEGORI VARIABEL X
Nilai “r” Produk MomentTable 4
Tabel 2 KETENTUAN KATEGORI VARIABEL X
+7

Referensi

Dokumen terkait

Harapan semua orangtua menyekolahkan anaknya adalah untuk memperoleh prestasi belajar yang memuaskan yang salah satunya dengan cara menyekolahkan di sekolah

Berdasarkan identifikasi masalah dalam penelitian ini, dapat dibatasi masalahnya pada kajian hubungan perhatian orangtua dan manajemen waktu belajar di rumah dengan prestasi belajar

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu “Ada hubungan positif antara dukungan sosial orangtua dengan prestasi belajar siswa sekolah dasar”.. Semakin tinggi dukungan

H1 = Terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara kontribusi edukatif orangtua dengan prestasi belajar siswa pada pembelajaran daring (studi kasus siswa

Dari uraian teoritis tersebut bisa diasumsikan bahwa tidak ada pengaruh perhatian orang tua bagi prestasi belajar siswa, tetapi jika terdapat minat belajar yang tinggi

Dari uraian teoritis tersebut bisa diasumsikan bahwa tidak ada pengaruh perhatian orang tua bagi prestasi belajar siswa, tetapi jika terdapat minat belajar yang tinggi

Desminta (2009) menyatakan bahwa prestasi diartikan sebagai hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan aktivitas belajar. Menurun dan meningkatnya prestasi belajar

Hubungan Perhatian Orangtua, Kebiasaan Membaca, Motivasi Belajar, Prestasi Belajar dan Kreativitas Terhadap Literasi Sains Literasi sains merupakan salah satu kemampuan yang sangat