Geologi Tata Lingkungan Kawasan Industri Daerah Klapanunggal 1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Penelitian
Pengembangan wilayah pada dasarnya merupakan usaha untuk
memanfaatkan potensi sumberdaya lahan semaksimal mungkin untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat dan pendapatan daerah tanpa meninggalkan
aspek konservasi juga tidak mengurangi kemampuan dan kelestarian daya dukung
sumberdaya alam yang berkaitan dalam ekosistem. Pengembangan
wilayah menerapkan konsep geologi dalam perencanaan pengembangan
wilayah suatu daerah, berdasarkan analisa dan evaluasi potensi sesumber
dan bahaya geologi. Diharapkan dengan pengembangan wilayah, suatu
daerah dapat berkembang sesuai dengan kondisi geologi dan lingkungannya,
serta dapat memberikan manfaat yang tepat bagi masyarakatnya. Selain itu
juga dapat meminimalisasi atau mengantisipasi adanya konflik pemanfaatan lahan,
bencana geologi dan degradasi lingkungan.
Informasi geologi berupa bencana dan potensi sumber daya
geologi merupakan informasi awal untuk analisis risiko terjadinya bencana
geologi dan bencana ikutan lainnya, upaya penanggulangan serta sebagai
acuan dasar untuk pembangunan fisik, pengembangan infrastruktur, dan
pengembangan wilayah. Selanjutnya perencanaan dan pengembangan
wilayah industri daerah untuk jangka waktu tertentu dapat dilaksanakan
secara terencana, terpadu, dan berkesinambungan sekaligus mewaspadai
dan memperkecil kerugian terhadap kemungkinan terjadinya bencana geologi
atau dampak-dampak yang ditimbulkan dan kurang menguntungkan di kemudian
hari.
Dalam penataan lingkungan sangat diperlukan berbagai macam pertimbangan
antara lain, ekonomi, infrastruktur, dan daya dukung lingkungan yang
dipengaruhi oleh kondisi kegeologian wilayah tersebut, terutama kondisi
Geologi Tata Lingkungan Kawasan Industri Daerah Klapanunggal 2
Memperhatikan hal tersebut, maka salah satu pertimbangan untuk
mengatasinya adalah dengan melakukan inventarisasi, survei dan pemetaan
geologi lingkungan dalam rangka perencanaan pengembangan wilayah.
Dalam pemanfaatan unsur-unsur geologi (struktur, stratigrafi, litologi, hidrogeologi
dan geomorfologi) secara maksimal dengan mengantisipasi bencana yang
mungkin ditimbulkan dari proses pemanfaatan unsur-unsur geologi ini akan menjadi
dasar pertimbangan dalam melakukan proses penataanlingkungan untuk
pengembangan kawasan industri daerah klapanunggal kecamatan klapanunggal
kabupaten bogor jawa barat.
I.2. Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk menyediakan informasi geologi
tata lingkungan di daerah, guna memeberikan informasi antara lain, sumberdaya
airtanah, bahaya pencemaran airtanah, endapan mineral, pemanfaatan bahan galian
industri terpilih, bahaya geologi, khususnya memenuhi tugas mata kuliah geologi
Geologi Tata Lingkungan Kawasan Industri Daerah Klapanunggal 3
I.3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian mencakup dua desa yaitu Desa Kembang Kuning dan
Desa Klapanunggal, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi
Jawa Barat. Secara administratif daerah merupakan ibukota terletak di antara
X 7150000 dan Y 9288000 . Dapat dilihat pada (Gambar 1).
(Gambar 1) Peta Topografi.
I.4. Metodologi Penelitian
Metodologi yang dilakukan dalam studi adalah merupakan pengumpulan data
primer dan data sekunder dari berbagai sumber yang mencakup parameter kondisi
geologi daerah, dan parameter non geologi yang terdiri dari analisa tutupan lahan
dan kondisi hidrogeologi daerah.
I.5. Batasan Masalah Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada dua hal yaitu sumber daya geologi dan
bencana geologi. Penelitian kali ini akan membahas sumber daya geologi
yang terdiri atas ketersediaan dan kualitas air tanah, morfologi (kelerengan),
kondisi fisik tanah dan batuan serta kemungkinan keterdapatan bahan
Geologi Tata Lingkungan Kawasan Industri Daerah Klapanunggal 4
adalah gerakan tanah, potensi abrasi, dan banjir. Selain parameter geologi
lingkungan juga dilakukan analisa terhadap parameter non geologi yang terdiri dari
analisa tutupan lahan dan kondisi iklim.
Strategi pengembangan wilayah ditentukan berdasarkan atas hasil
analisa ketiga faktor tersebut (sumberdaya geologi, bencana geologi, dan
parameter non geologi) melalui sebuah metode analisa deskriptif
kualitatif komparatif. Pada akhirnya akan dihasilkan peta geologi lingkungan yang
Geologi Tata Lingkungan Kawasan Industri Daerah Klapanunggal 5
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Kondisi Geologi Regional
Geologi kawasan daerah klapanunggal kecamatan klapanunggal kabupaten
bogor jawa barat bagian utara secara regonal terberada pada zona Dataran Aluvial
Jawa Barat Utara dan Antiklinorium Bogor (Gambar 2) daerah studi disusun oleh
endapan batuan sedimen dan batuan volkanik berumur Tersier hingga Kuarter. Blok
paparan selatan didominasi oleh endapan laut dangkal berumur Tersier yang
berada di bawah batuan Kuarter, yang merupakan Formasi Klapanunggal
(Batugamping koral, Sisipan Batugamping pasiran, napal Batupasir Kuarsa, dan
Glokinitan hijau). Secara tidak selaras di atas batuan dasar, diendapkan secara
meluas batuan volkanik berumur Kuarter Plistosen yaitu, (Tuf halus, Tuf Pasiran
berseling dengan Konglomeratan). Terdapat pula Formasi Jatiluhur secara
setempat-setempat berupa (Napal dab Batulempung dengan sisipan Batupasir
Gampingan) (Gambar 5).
Geologi Tata Lingkungan Kawasan Industri Daerah Klapanunggal 6
II.2. Geomorfologi Daerah Penelitian
Secara umum kondisi morfologi daerah terdiri dari dua bagian, yaitu morfologi
dataran rendah di sebagian daerah utara dan morfologi bergelombang di di daerah
selatan (Gambar 6). Ketinggian rata-rata antara 6-100 meter di atas permukaan laut
dengan rata-rata kemiringan antara 0-25% (Gambar 7). Kondisi morfologi regonal
daerah secara umum adalah sebagai berikut :
1. Morfologi dataran, terletak dibagian barat yang merupakan daerah relatif
datar, di susun oleh bataun tuf halus, tuf pasiran berselingan konglomeratan,
merupakan dataran lauvial, sungai, tanggul alam, dan aluvial sungai lama.
(Gambar 6).
2. Morfologi perbukitan, terletak di bagian selatan yang terbentuk oleh berbagai
batuan sedimen berumur kuarter dan tersier, secara setempat memebentuk
medan perbukitan bergelombang, dengan kemiringan lereng antara 4-30%
Geologi Tata Lingkungan Kawasan Industri Daerah Klapanunggal 7
II.3. Kondisi Geohidrologi
Terdapat dua buah sungai utama di daerah Kecamatan Klapanunggal dan
Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Jawa Barat, yaitu Kali Cileungsir dan
Kali Cikeas. Sungai-sungai bersifat sub paralel dengan aliran berarah timur laut dan
berarah barat laut. Aliran sungai-sungai tersebut berasal dari kawasan gunung api
bagian selatan di sekitar G. Pangrango. Kawasan utara Kecamatan Klapanunggal
merupakan daerah tangkapan hujan (catchment area) bagi daerah aliran sungai
yang mengalir ke daerah ini. Aliran sungai yang melewati lapisan batuan besifat
permeabel terhadap air pada zona Volkanik gunungapi tersebut memeberikan
resapan aluvial tersebut. Di bagian hulu yang berada pada perbukitan dengan
batuan yang bersifat impermeabel seperti Batugamping, resapan-resapan air sungai
ke dalam akuifer akan berjumlah lebih kecil (Gambar 8).
II.4.I. Cekungan Air Tanah
Bardasarkan inventarisasi potensi airtanah seluruh indonesia, Kecamatan
Klapanunggal, berada pada sistem Cekungan Airtanah Jawa Barat (Gambar 3)
Bagian alas (basement) dari cekungan air tanah terbentuk oleh endapan sedimen
Tersier yang terdiri dari perselingan Batupasir dan Batulempung dengan sisipan
Batugamping dari Formasi Bojongmanik dan Formasi Klapanunggal yang telah
mengalami perlipatan dan patahan.
Geologi Tata Lingkungan Kawasan Industri Daerah Klapanunggal 8
II.4.2. Hidrogeologi Akuifer Endapan Permukaan
Kondisi hirogeologi akuifer endapan permukaan didominasi oleh sistem akuifer :
1. Sistem Akuifer Endapan Aluvial Sungai.
2. Sistem Akuifer Endapan Gunungapi (volkanik).
3. Sistem Akuifer Sedimen Tersier.
Berdasarkan data yang diperoleh pada (Gambar 9) memperlihatkan sistem
akuifer di daerah Kecamatan Klapanunggal dan sekitar mempunyai kemiringan ke
arah utara.
Lapisan-lapisan Batupasir dan Konglomerat merupakan penyusun akuifer tidak
tertekan (bebas) dan akuifer semi tertekan. Lapisan Batulempung dengan sisipan
Batupasir Gampingan berperan sebagai lapisan penekan yang bersifat akuiklud dan
akuitar.
II.4.3. Rekomendasi Wilayah Perlindungan Airtanah
Dengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, berhasil guna,
serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan, tentunya sangat diperlukan perhatian
terhadap sumberdaya airtanah yang menjadi pokok kebutuhan sosial maupun
industri, untuk itu kami menyarankan wilayah yang baik secara kondisi lingkungan
dan sistem akuifernya.
Kawasan perbukitan karst pada arah selatan lokasi kegiatan, selain
sumberdaya mineral pada kawasan tersebut baik untuk dimanfaatkan, akan tetapi
perlu diperhatikan bahwa kawasan tersebut adalah daerah tangkapan hujan
(catchment area) yaitu kawasan perbukitan karst, disusun oleh batugamping berpori
yang merupakan suatu akuifer baik dan sebagai (rechage area) untuk kawasan
sekitar. Kemudian pada kawasan tersebut sangat perlu diperhatikan pula
bagaimana sistem penambangan yang akan dilakukan, mengingat wilayah
Geologi Tata Lingkungan Kawasan Industri Daerah Klapanunggal 9
II.4.4. Rekomendasi Wilayah Perlindungan Airsungai
Terdapat dua lokasi aliran air sungai yang direkomendasikan, mengingat
pentingnya pemeliharaan airsungai demi menjaga kualitas dan kuantitas airtanah
Geologi Tata Lingkungan Kawasan Industri Daerah Klapanunggal 10
Geologi Tata Lingkungan Kawasan Industri Daerah Klapanunggal 11
II.5. Sumberdaya Mineral
Sumberdaya mineral dekat permukaan yang terdapat di daerah lokasi kegiatan
brupa :
Batugamping yang dapat digunakan sebagai bahan pemebuatan semen, sebagai bahan dasar jalan untuk mengurangi plastisistas dan pengeras jalan.
Batulempung dapat dijadikan kerajinan, seperti asbak, patung, celengan, dll.
Konglomerat dapat digunakan sebagai bahan pondasi bangunan, biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau
bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks).
Tuff dapat dipergunakan untuk bangunan-bangunan sebagai semen alam (hidraulic cement), lebih mudah kontak dengan air, setelah itu mengeras yang
tak tembus air (pembuatan batako). Endapan trass di daerah ini berwarna
putih hingga putih kekuningan, berbutir halus hingga kasar, unsur pengotor
cukup kecil,
II.5.1. Pemanfaatan Bahan Galian
Batugamping daerah penelitian dikelompokkan menjadi 5 asosiasi fasies
berdasarkan penelitian (Lolita Marheni,2010) yaitu Mudstone – Wackestone, Large
Foraminifera Packstone, Coralline Rudstone – Floatstone, dan Coralline Framestone – Bindstone. Berdasarkan asosiasi fasies ini, daerah penelitian terletak pada
lingkungan pengendapan back reef sampai fore reef.
Berdasarkan kajian sumberdaya mineral diatas, kami menyimpulkan pada lokasi
kegiatan dapat dimanfaatkan bahan galian berupa batugamping, secara administratif
terletak pada Desa Kembang kuning dan Desa Dayeuh atau pada bagian selatan
Geologi Tata Lingkungan Kawasan Industri Daerah Klapanunggal 12
II.6. Sifat Fisik Dan Teknik Batuan
Adapun pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu, pengujian sifat fisik
dan mekanik batuan berdasarkan studi litelatur jenis batuan, antara lain :
Berdasarkan sifat fisik batuan dengan mengacu pada data peta geologi lembar
jakarta, wilayah Kecamatan Klapanunggal (Gambar 5) dan peta zona kerentanan
tanah lembar bogor (Gambar 10) memiliki sifat batuan dan tanah yang cukup baik
untuk di gunakan sebagai lahan rencana tapak industri. Hanya beberapa titik lokasi
saja yang perlu diantisipasi pemanfaatannya seperti daerah aliran sungai (DAS).
II.7. Bahaya Geologi
Bahaya lingkungan pada daerah lokasi kegiatan meliputi beberapa faktor yang
perlu diantisipasi, antara lain :
II.7.1. Potensi Gerakan Tanah
Lokasi kegiatan rencana penataan lingkungan berdasarkan peta zona
kerentanan tanah lembar bogor (Gambar 10) berada pada zona kerentanan gerakan
tanah rendah, umumnya pada zona kawasan ini jarang terjadi gerakan tanah jika
tidak mengalami gangguan pada lereng, dan jika terjadi gerakan tanah lama, lereng
telah mantap kembali. Gerakan tanah berdimensi kecil mungkin terjadi, terutama
pada tebing lembah (alur) sungai.
II.7.2. Potensi Rawan Gempabumi
Pada Lokasi Rencana Penataan Lingkungan berada pada zona kawasan rawan
bencana gempabumi menengah, berdasarkan peta rawan bencana gempabumi
jawa bagian barat (Gambar 11) daerah ini memiliki potensi terlanda goncangan
gempabumi dengan skala intensitas berkisar VI MMI ( Modified Mercaly Intensity).
Berpotensi terjadi retakan tanah, pelulukan (liquefaction). Longsoran pada topografi
perbukitan dan pergeseran tanah dalam dimensi kecil. Dengan percepatan
Geologi Tata Lingkungan Kawasan Industri Daerah Klapanunggal 13
II.8. Rekomendasi Tata Lingkungan
Berdasarkan pada studi geologi lingkungan maka Lokasi Rencana Penataan
Lingkungan dapat direkomendasikan menjadi beberapa areal untuk menjadi tapak
kegiatan, seperti tapak bahan galian, tapak gedung perkantoran, tapak pembuangan
limbah dan tapak industri. Gambar rekomendasi dapat dilihat pada (Gambar 4).
Tapak Bahan Galian
Terdiri dari satu area yang sebagian ditutupi oleh tanah pelapukan yang
ketebalannya bervariasi antara 0,5 – 2,0 meter, yang bersifat lunak dan
mudah luluh oleh air (tererosi). Berada pada lereng perbukitan karst yang
miring ke utara. Berada pada daearah medan bergelombang, dengan
kemiringan lereng antara 4 º - 20 º, Areal ini dibentuk oleh batugamping,
berwarna putih terang, bersifat agak keras. Berdasarkan pada bentuk
morfologi yaitu berupa perbukitan yang cukup luas.
Tapak Industri
Berupa daerah medan bergelombang, dengan kemiringan lereng antara 5 º -
10 º, setempat terutama pada lereng lembah sudutnya dapat mencapai 23 º.
Areal ini dibentuk oleh batu lempung dan batugamping, yang kondisinya
sama dengan pada tapak bahan galian. Terutama di bagian lembah yang
Geologi Tata Lingkungan Kawasan Industri Daerah Klapanunggal 14
Tapak Gedung Perkantoran
Berupa daerah medan pedataran halus, terletak pada pesisir sungai utama
yang merupak Tapak kearah selatan, dengan kemiringan lereng antara
3º-10º Dan pada lembah alur sungai mencapai 20º. Areal ini dibentuk oleh kipas
aluvial (tuf halus, tuf pasiran berseling dengan konglomeratan), umumnya
melapuk sedang dan sebagian melapuk tinggi, dibagian atasnya ditutupi oleh
tanah pelapukan lanau lempungan berpasir dengan ketebalan antara 0,5 –
2,0 meter (Gambar 4).
Tapak Pembuangan Limbah
Area berada pada arah timur dari area tapak industri. Berada pada pedataran,
dengan kemiringan lereng antara 5 º - 10 º, Areal ini dibentuk oleh batuan
Geologi Tata Lingkungan Kawasan Industri Daerah Klapanunggal 15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Telah dilakukan studi litelatur dalam rangka penyiapan tapak untuk kawasan
industri di Desa Dembang Kuning dan Desa Klapanunggal Kecamatan Klapanunggal
Kabupaten Bogor. Aspek-aspek yang dipertimbangkan sebagai dasar pemilihan
wilayah potensial bahan galian meliputi geologi, geomorfologi, hidrologi,
hidrogeologi.
Di sejumlah daerah penelitian terutama yang berbatuan gamping, dari aspek
geomorfologi dan geologi memiliki kesesuaian yang cukup sebagai wilayah potensial
bahan galian batugamping untuk dimanfaatkan industri semen.
Rekomendasi wilayah perlindungan airtanah terhadap batugamping, diharapkan
bisa menjaga kemampuan peresapan air maupun mempertahankan aliran air
kedalam batugamping, agar terpeliharanya fungsi batugamping sebagai reservoir