i
ANALISIS USAHATANI GANYONG
DAN PERMASALAHANNYA
DI DESA JATISARI KECAMATAN TAJINAN
KABUPATEN MALANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata satu (S1) Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian-Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang
Disusun Oleh :
Nama : Bayu Rachmadyanto NIM : 06720015
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
vii
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
Judul : Analisis Usahatani Ganyong Dan Permasalahannya
Di Desa Jatisari Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang Nama : Bayu Rachmadyanto
NIM : 06720015 Jurusan : Agribisnis
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas rakmat dan hidayah-Nya penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan Skripsi yang berjudul ” Analisis Usahatani Ganyong Dan Permasalahanya Di Desa Jatisari Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang ”.
Penulisan Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang.
Dengan segala usaha dan kemampuan yang terbatas, penulis menyadari sepenuhnya bahwa proses penulisan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dorongan, serta perhatian dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.Allah S.W.T , yang telah memberikan nikmatnya dan karunianya
2.Ibu Ir. Dyah Erni W, MM selaku Ketua Jurusan Agribisnis UMM yang telah meluangkan waktu dan memberikan tenaga serta pikirannya dalam menyusun serta memberikan informasi dan saran berkaitan dengan Skripsi. 3.Bapak Ir. Armand Sudiyono, MP. Selaku Dosen Pembimbing I atas segala
arahan dan bimbinganya serta telah meluangkan waktunya hingga penulisan skripsi ini terselesaikan.
x
5.Bapak Ir. Harpowo, MP. dan Ibu Ir. Rahayu Relawati, MM. selaku Dosen Penguji atas segala arahannya.
6.Bapak dan Ibu selaku petani ganyong di Desa Jatisari yang telah memberikan informasi dan kemudahan kepada penulis dalam mengenali informasi tentang usahatani ganyong.
7.Orang tua, Bapak, Ibu dan adik-adiku yang telah memberikan doa, dorongan, dukungan moral, spiritual dan material sehingga skripsi ini terselesaikan. 8.Seluruh staf dan karyawan Fakultas Pertanian-Peternakan UMM atas
kerjasamanya
9.Untuk Sofi terimakasih telah meluangkan waktunya untuk menemani saya mencari informasi tentang petani ganyong.
10.Untuk teman-teman bagong crews, Andersoon, Ranty Taylor, Jenk Anton, Crocodile Hunter, Sembrit, terimakasih telah mensuport saya dan selalu ada di saat saya senang ataupun susah.
11.Untuk teman-teman Agribisnis, Momo, Gendut, Boy, Rovi, Latif, Aris, Anti, dll, terimakasih telah menemani saya mulai dari semester 1 sampai
saya lulus, thank’s all my best friends
12.Untuk teman-teman kontrakan tirto, Labe, Sean Kingston, Faruq, Hafid, Juned, Ongex, azmi, dll, terimakasih atas kesetiaanmu telah menjadi sahabatku yang super.
13.Semua pihak yang turut membantu kelancaran penulisan Skripsi yang tidak dapat disebut satu per satu
xi
kerendahan hati penulis ingin mengucapkan bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu penulis berharap kepada semua pembaca atas saran, kritik dan ide baru yang bersifat membangun sehingga mampu menyempurnakan penulis berikutnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Malang, 21 Juli 2011 Penulis
xii DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ... ii
Halaman Abstraksi ... xix
Halaman Prakata ... x
1.4 Kegunaan Penelitian ... 6
1.5 Batasan Istilah ... 7
1.6 Pengukuran Variabel ... 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Komoditi Ganyong ... 10
2.2 Varietas Ganyong ... 11
2.3 Budidaya Tanaman Ganyong ... 12
2.3.1 Tempat Tumbuh ... 12
2.3.8 Waktu Tanam dan Pengamatan ... 14
2.3.9 Pemeliharaan ... 14
2.3.10 Hama dan Penyakit ... 15
2.3.11 Pemanenan ... 15
2.4 Potensi Ganyong ... 15
2.5 Usahatani Ganyong ... 17
2.6 Kelayakan Usahatani Ganyong ... 19
2.7 Permasalahan Usahatani Ganyong ... 20
2.7.1 Waktu Usahatani ... 20
2.7.2 Biaya Usahatani ... 21
2.7.3 Tekanan Penduduk ... 21
2.7.4 Persediaan Tanah Semakin Sempit ... 21
2.7.5 Kebutuhan Pangan Yang Semakin Tidak Terpenuhi ... 22
2.7.6 Sistem Usahatani ... 22
2.8 Penelian terdahulu ... 23
xiii
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 26
3.2 Metode Pengumpulan Data ... 26
3.2.1 Observasi ... 26
3.2.2 Kuisioner ... 26
3.2.3 Dokumentasi ... 27
3.3 Pendekatan Penelitian ... 27
3.4 Metode Analisis Data ... 28
3.4.1 Metode Analisis Usahatani ... 29
3.4.1.1 Analisis Biaya ... 29
3.4.1.2 Analisis Penerimaan ... 30
3.4.1.3 Analisis Pendapatan ... 30
BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Lokasi Daerah Penelitian ... 32
4.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur ... 33
4.3 Jumlah Penduduk Menutur Pendidikan ... 34
4.4 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 35
4.5 Jumlah Anggota Petani Ganyong ... 35
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden ... 37
5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 37
5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 38
5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Lahan ... 39
5.2 Analisis Struktur Biaya Dan Pendapatan ... 40
5.2.1 Biaya Tetap ... 40
5.2.2 Biaya Tidak Tetap ... 41
5.2.3 Analisis Biaya Sarana Produksi ... 41
5.2.4 Analisis Biaya Tenaga Kerja ... 42
5.2.5 Biaya Total Produksi (Total Cost) ... 43
5.2.6 Tingkat Penerimaan (TR) ... 44
5.2.7 Tingkat Pendapatan ... 44
5.2.8 Analisis Kelayakan ... 45
5.2.9 Permasalahan Usahatani Ganyong ... 47
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 49
6.2 Saran ... 50 DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kandungan Gizi Tepung Umbi-umbian ... 2
Tabel 2. Tingkat Pemeliharaan Tanaman Ganyong (%) ... 3
Tabel 3. Beberapa Perlakuan Budidaya dan Tingkat pemeliharaan Tanaman Ganyong ... 4
Tabel 4. Kadar Zat Gizi Dan Pati Umbi-Umbian Lokal Sebagai Pembanding Tepung Dan Pati Ubi Jalar ... 11
Tabel 5. Impor Beras Indonesia ... 16
Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur ... 33
Tabel 7. Penduduk Menurut Pendidikan ... 34
Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 35
Tabel 9. Jumlah Anggota Petani Ganyong ... 36
Tabel 10. Data Petani Sampel Menurut Umurnya ... 37
Tabel 11. Data Tingkat Pendidikan Petani Sampel ... 38
Tabel 12. Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Lahan Petani ... 39
Tabel 13 Biaya Sarana Produksi ... 41
Tabel 14. Biaya Tenaga Kerja ... 42
Tabel 15. Rata-Rata Biaya Produksi Dalam Satu Kali Musim Tanam ... 43
Tabel 16. Tingkat Pendapatan ... 44
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Identitas Responden Petani Ganyong Lampiran 2. Data Biaya Sarana Produksi Usahatani Ganyong
Lampiran 3. Data Konversi Per 10 m2 Biaya Sarana Produksi Usahatani Ganyong Lampiran 4. Data Biaya Tenaga Kerja Usahatani Ganyong
Lampiran 5. Data Konversi Biaya Tenaga Kerja Usahatani Ganyong Lampiran 6. Data Produksi Usahtani Ganyong
Lampiran 7. Data Konversi Produksi Usahatani Ganyong
Lampiran 8. Data Biaya Variabel (Variabel Cost) Usahatani Ganyong DenganKonversi Lahan Per 10 m2
Lampiran 9. Data total biaya (total cost) usahatani ganyong dengan konversi lahan per 10 m2
Lampiran 10. Data Penerimaan (Total Revenue) Usahatani Ganyong Dengan Konversi Lahan Per 10 m2
Lampiran 11. Data Pendapatan Usahatani Ganyong Dengan Konversi Lahan Per 10 m2
Lampiran 12. Analisis Kelayakan Usahatani Ganyong Dengan Konversi Luas Lahan Per 10 m2
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Badan Pusat Statistik, 2010. Profil Beras Indonesi .WWW. BPS.Us, 3 Maret 2010, Jam 21.00 WIB, Malang
Bina Produksi Tanaman Pangan. Pengenalan dan Budidaya Talas, Garut, Ganyong, Gembili, Ubi Kelapa, Gadung, Iles-Iles, Suweg/Acung. Jakarta, Direktorat Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan, 2002.
Daniel, Moehar, 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian, Andi Offset, Yogyakarta. Fadholi, 1993. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya, Jakarta.
Mulbyarto, 1989. Politik Pertanian dan Pembangunan Pedesaan. Jakarta : Sinar Harapan.
.1989. Pengantar Ekonomi Pertanian, Jakarta : LP3ES. .2000. Membangun Sistem Ekonomi, Yogyakarta : BPFE. Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani. UI press, Jakarta.
Soekartawi, 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian : Teori dan Aplikasi. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sudaryanto, Tahlim dan I Wayan Rusastra, 2000. Strategi Penelitian dan Pengembangan Pertanian dalam era Otonomi Daerah. Makalah Seminar Nasioanal Teknologi Spesifik Lokasi dalam Upaya Mendukung Desentralisasi Pembangunan Pertanian. Medan, 13 Maret 2000.
Sugeng, H.R, 1983. Bercocok Tanam Palawija. Aneka Ilmu, Semarang
Tohir, Kaslan A, 1983. Seuntai Pengetahuan tentang Usahatani Indonesia. Jakarta : Bina Aksara.
Wasis, 1997. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Alumni, Bandung.
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian negara, dengan kontribusi produk dari sektor pertanian dapat menambah dan meningkatkan pendapatan negara. Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam mengolah sektor pertanianya. Melimpahnya lahan yang sangat luas untuk dikelola dan iklim cuaca yang sangat baik untuk ditanami berbagai macam varietas tanaman membuat negara Indonesia mampu untuk mencukupi kebutuhan pangan di dalam negeri.
Umbi-umbian adalah bahan pangan, pakan, dan bahan baku industri yang sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia karena ketersediaan dan kemampuan lahan serta sumberdaya air untuk menghasilkan padi semakin berkurang, ditambah lagi semakin besarnya impor pangan, pakan, dan bahan baku industri di Indonesia. Jenis umbi-umbian mempunyai potensi yang bagus sebagai penyuplai kebutuhan gizi untuk masyarakat, namun kendala yang dihadapi adalah mulai disingkirkanya umbi-umbian dari pasaran, bahkan masyarakat sekarang sudah jarang dan bahkan tidak mau mengkonsumsi umbi. Hambatan terbesar adalah salah satunya bundaya gengsi dari masyarakat karena sumber karbohidrat utama sebagai konsumsi masayarakat adalah nasi.
umbi-2
umbian. Jenis umbi ini memiliki nilai potensial sebagai sumber karbohidrat, dan ini sudah sepatutnya dikembangkan. Ganyong memiliki kualitas pati yang baik. Hasil olahan ganyong dapat dimanfaatkan sebagai tepung ganyong dan bahan baku pembuatan roti dan kue (Bina Produksi Tanaman Pangan, 2002 )
Umbi ganyong dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi. Kandungan karbohidrat ganyong yang tinggi, setara dengan umbi-umbi yang lain. Meskipun lebih rendah daripada singkong, tetapi karbohidrat umbi dan tepung ganyong lebih tinggi bila dibandingkan dengan kentang, begitu juga dengan kandungan mineral maksimum, phospor dan besi. Dengan demikian ganyong sangat tepat bila digunakan untuk keragaman makanan sebagai pengganti beras.
Tabel 1
Kandungan Gizi Tepung Umbi-umbian
Nama
Sumber : Bina Produksi Tanaman Pangan, 2002 Ket : P : Protein,
L : Lemak Kh : Karbohidrat Kal : Kalium
3
di daerah Jawa Tengah dan Jawa timur. Pembudidayaan tidak teratur meliputi D.I. Yogyakarta, Jambi, Lampung dan Jawa Barat. Sedangkan di Sumatera Barat, Riau, Kalimantan selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Maluku, tanaman ini belum dibudidayakan dan masih merupakan tumbuhan liar dipekarangan dan pinggir-pinggir hutan (Bina Produksi Tanaman Pangan, 2002).
Tabel 2
Tingkat Pemeliharaan Tanaman Ganyong (%)
No Propinsi Budidaya
Sumber : Bina Produksi Tanaman Pangan Tahun, 2002
4
Tabel 3
Beberapa Perlakuan Budidaya dan Tingkat pemeliharaan Tanaman Ganyong
Sumber : Bina Produksi Tanaman Pangan, 2002 Ket : *) Jenis Pupuk dan perkiraan biaya
Mn : Menyiang Mb : Membunbun Mp : Memupuk
MOPT : Memberantas OPT
5
angka 83 %. Hal ini menandakan bahwa jenis umbi-umbian ini dapat tumbuh baik di Jawa Timur. Budidaya tidak teratur pada Jawa Timur sebesar 17%. Budidaya tidak teratur ini adalah sebagai tanamn sampingan yang ditanman atau tumbuh liar di samping area persawahan dan ladang tebu. Dengan tingkat 83% untuk budidaya teratur dan 17% tidak teratur seharusnya di Jawa Timur bisa menutup kekeurangan tingkat konsumsi karbohidrat sebagai penunjang gizi masyarakat.
Malang merupakan kota terbesar kedua setelah Surabaya di Jawa Timur, Otomatis alur perekonomian di daerah Malang ini juga begitu besar. Kota besar memiliki basis masyarakat yang modern. Masyarakat modern menjadikan nasi sebagai sumber karbohidrat utama. Apabila masyarakat paham jika umbi ganyong memiliki kualitas karbohidrat yang baik seharusnya masayrakat mulai memvariasi konsumsi mereka.
Desa Jatisari Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang adalah salah satu desa yang masyarakatnya melakukan usahatani ganyong di pekarangan rumah maupun di pinggir-pinggir lahan persawahanya. Usahatani yang dilakukan di pekarangan dan di pinggir-pinggir lahan persawahan menyebabkan luasan lahan usahatani ganyong relatif sempit yaitu hanya kisaran m2 saja dan tidak sampai pada luasan Ha.
6
Melihat hal tersebut, dengan potensi yang dimiliki umbi ganyong sebagai sumber karbohidrat dan dapat digunakan sebagai keanekaragaman pangan, menarik bagi saya untuk meneliti ganyong di Desa Tajinan, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang dengan Judul “Analisis Usahatani Ganyong dan Permasalahanya di Desa Jatisari Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang”.
1.2Perumusan Masalah
Beberapa permasalahan yang ingin diteliti dalam penelitian ini, anatara lain: 1. Bagaimana potensi usahatani ganyong.
2. Seberapa besar kelayakan usahatani ganyong.
3. Apa saja permasalahan yang timbul dalam usahatani ganyong. 1.3Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui potensi usahatani ganyong
2. Menganalisis tingkat kelayakan usahatani ganyong. 3. Mengetahui permasalahan di tingkat usahatani ganyong. 1.4Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai : 1. Bagi masyarakat bisa mengetahui kualitas usahatani ganyong 2. Bagi petani bisa mengetahui kelayakan usahatani ganyong.
7
1.5Batasan Istilah
Untuk lebih membatasi pengertian dalam penelitian ini, maka ada beberapa istilah yang berhubungan dengan penelitian antara lain :
1. Usahatani adalah kegiatan manusia dalam mengorganisir alam, tenaga kerja dan modal yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari hasil usahataninya.
2. Ganyong merupakan tanaman umbi-umbian. 3. Ganyong sebagai sumber karbohidrat.
4. Produksi adalah hasil panen yang didapatkan dari kegiatan usahatani ganyong.
5. Biaya Variabel (Variabel Cost) adalah biaya atau pengeluaran yang besar kecilnya dipengaruhi oleh jumlah produksi ganyong yang dihasilkan.
6. Biaya Tetap (Fixed Cost) adalah biaya yang besar kecilnya tidak ada kaitanya dengan besarnya produksi usahatani ganyong.
7. Biaya Total (Total Cost) adalah penjumlahan dari biaya variabel dan biaya tetap.
8. Penerimaan adalah nilai uang yang diperoleh petani dari hasil penjualan produksi usahatani ganyong.
9. Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan.
8
1.6Pengukuran Variabel
Adapun pengukuran variabel ditetapkan sebagai berikut : 1. Hasil produksi diukur dalam satuan Kg/10 m2.
Yaitu hasil panen dari usahatani ganyong. 2. Biaya produksi diukur dalam satuan Rp/10 m2.
Yaitu biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Biaya ini adalah biaya tetap dan biaya variabel yang dijumlahkan.
3. Biaya tetap diukur dalam satuan Rp/10 m2.
Yaitu biaya yang relatif tetap jumlahnya meskipun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya ini meliputi sewa lahan.
4. Biaya variabel antara lain :
Yaitu biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi. Biaya ini meliputi biaya benih, pupuk, dan tenaga kerja.
Bibit dikur dalam satuan kg/10 m2. Pupuk diukur dalam satuan kg/10m2.
Tenaga kerja diukur dalam satuan Rp/10 m2. 5. Penerimaan diukur berdasarkan satuan Rp/10 m2.
TR= P x Q Dimana :
TR = (Total Reveneu), penerimaan total (Rp). P = (Price), Harga (Rp)
9
6. Pendapaatan diukur berdasarkan satuan Rp/10 m2.
π
= TR-TCDimana :
π
= Pendapatan (Rp)TR = (Total Reveneu), total penerimaan (Rp) TC = (Total Cost), total biaya (Rp)
7. Kelayakan usahatani dihitung dengan R/C Ratio. A= R/C
Dimana :
A = Tingkat kelayakan
R= TR (Total Revenue), penerimaan total (Rp) C= TC (Total Cost), total biaya (Rp)