• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterbukaan Komunikasi Interpersonal Antara Guru dengan Orang Tua Murid Penderita Autisme (Studi pada Guru dan Orang Tua Murid Sekolah Inklusi SMP Lab Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keterbukaan Komunikasi Interpersonal Antara Guru dengan Orang Tua Murid Penderita Autisme (Studi pada Guru dan Orang Tua Murid Sekolah Inklusi SMP Lab Malang)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Keterbukaan Komunikasi Interpersonal Antara Guru dengan Orang Tua

Murid Penderita Autisme

(Studi pada Guru dan Orang Tua Murid Sekolah Inklusi SMP Lab Malang)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Ilmu Komunikasi

Carlina Regaty 201010040311126

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

▸ Baca selengkapnya: contoh kesan dan pesan orang tua murid

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya pada kita semua. Merupakan suatu anugerah yang tak ternilai bagi penulis bisa memperoleh ilmu dan berkesempatan menerapkannya dalam sebuah karya tulis ilmiah berbentuk skripsi dengan judul “ KETERBUKAAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA GURU DENGAN ORANG TUA MURID PENDERITA AUTISME (Studi pada Guru dan Orang Tua Murid Sekolah Inklusi SMP Lab Malang)”. Skripsi ini bukan semata-mata prasyarat untuk mencapai gelar Sarjana Komunikasi pada Universitas Muhammadiyah Malang, akan tetapi juga merupakan sebuah tanggung jawab moral dan intelektual bagi setiap orang yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan.

Penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Muhadjir Effendy, M.Ap. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Sugeng Winarno, M.A selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi (Ikom) Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Bapak Nasrullah, S.Sos, M.Si. selaku dosen pembimbing I yang telah dengan sabar membimbing, mengarahkan, serta memberikan motivasi penyusunan skripsi.

5. Bapak Nurudin, S.Sos, M.Si selaku dosen Pembimbing II, atas arahan, masukan , bimbingan dan waktunya selama peneliti mengerjalan skripsi.

6. Ibu Isnaini Dzuhrina, M.Adv Selaku Dosen Wali ABEKOM, yang memberikan pengarahan selama penulis menjadi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang. 7. Seluruh Dosen Universitas Muhammadiyah Malang yang telah bersedia mendidik dan

memberikan ilmunya kepada penulis.

8. Bapak Dr. Sultan, M.Pd, selaku kepala sekolah SMP Laboratorium Malang yang selalu bersedia memberikan bantuan terkait penelitian skripsi.

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 :

Hasil Wawancara Guru 1 ... Hasil Wawancara Guru 2 ... Hasil Wawancara Guru 3 ... Hasil Wawancara Guru 4 ... Hasil Wawancara Orangtua 1 ... Hasil Wawancara Orangtua 2 ... Hasil Wawancara Orangtua 3 ...

Lampiran 2 :

(10)

Daftar Pustaka

Sumber Buku :

Alwi Hasan, dkk. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka.

Brooks, W. D., & Emmert, P. 1977. Interpersonal Communication. Dubuque: Wm.C. Brown Company Publisher.

Cangara, Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

D. Ruben, Brent and Lea P. Stewart. 1998. Communication and Human Behaviour. USA: Ally & Bacon.

Depdiknas. 2002. Pedoman Pelayanan Pendidikan bagi Anak Autistik. Jakarta : Depdiknas.

De Vito, Joseph.1997.The Interpersonal Communication.Book. Person Education.Inc.

Gitosudarmo, Indriyo dan I Nyoman Sudita. (2000). Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: BPFE.

Griffin, Em. 2012. A first look at communication theory: eighth edition. Amerika: McGraw Hill.

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian kualitatif Teori dan Praktiek. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Hamidi. 2010. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang : Hamidi.

Mulyana, Dedy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar , Bandung : Remaja Rosdakarya.

(11)

Safari, Triantoro. 2005. Autisme : Pemahaman Baru untuk Hidup Bermakna Bagi Orang Tua. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sendjaja, Sasa Djuarsa. 1999. Pengantar Komunikasi. Jakarta : Universitas Terbuka Supratikya, A. 2009. Komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologis. Yogyakarta :

Kanisius.

Umar, Husein. 2003. Metode Riset Perilaku Organisasi. Jakarta : Gramedia.

UU RI NO 20 Tentang sistem pendidikan nasional. Pustaka Widyatama.

Wenar, C & Kerig P. 2000. Developmental Psychopathology. Singapore : The Mc GrawHills companies, Inc.

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi merupakan hal mutlak yang dilakukakan oleh manusia. Kegiatan berkomunikasi oleh manusia sudah dilakukan sejak terciptanya dunia ini. Manusia disebut sebagai makhluk sosial karena sifat mereka yang tidak bisa hidup sendirian dan pasti akan membutuhkan orang lain. Maka dari itu mereka akan selalu berusaha untuk berinteraksi dengan manusia yang lainnya, dan dalam interaksi tersebut yang pasti dibutuhkan adalah komunikasi. Karena tanpa komunikasi , interaksi antar manusia tidak akan pernah terjadi.

Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan, yang terjadi secara dua arah. Komunikasi merupakan kebutuhan yang mutlak dalam kehidupan untuk saling tukar menukar informasi. Dan sebagian besar komunikasi yang dilakukan oleh manusia adalah komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi.

Komunikasi interpersonal adalah “Communication that occurs between two people who have defined relationship. It thus includes what takes place between a

waiter and customer, a son and his father, two people in an interview and so on”.

Komunikasi yang terjadi sedikitnya antara dua orang yang memiliki suatu hubungan yang jelas. Termasuk apa yang terjadi antara pelayan dan pelanggan, anak dan ayah, dua orang dalam wawancara dan lain lain. (Devito, 1997:13)

(13)

2 SMS atau melalui surat. Melalui komunikasi antarpribadi, manusia belajar mengenai

diri sendiri dan orang lain, juga belajar mengungkapkan perasaan dirinya kepada orang lain. Baik dengan kenalan, teman lama, orang tercinta, anggota keluarga atau rekan kerja.

Komunikasi interpersonal yang dilakukan antar manusia normal adalah hal yang mudah dilakukan, karena mereka tidak memiliki hambatan yang dapat menganggu berjalannya komunikasi dengan orang lain . Manusia normal mampu berpikir terhadap pesan seperti apa yang akan disampaikan dan mampu menerima respon tanpa adanya gangguan. Lain halnya dengan komunikasi yang dilakukan anak penderita autisme. Autisme adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks menyangkut komunikasi , interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Dan anak autistik adalah anak yang memiliki masalah gangguan dalam bidang komunikasi , interaksi sosial, gangguan sensoris, pola bermain, perilaku dan emosi (Depdiknas,2002).

(14)

3 Oleh karena itu untuk memfasilitasi anak – anak dalam bidang pendidikan terhadap anak memiliki kemampuan berbeda dibandingkan anak normal lainnya, maka pemerintah menyediakan sekolah khusus anak autis yang biasa disebut sekolah luar biasa (SLB). Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi setiap individu untuk menjamin keberlangsungan hidupnya menjadi lebih bermartabat dan bermanfaat. Namun tanpa disadari sekolah luar biasa (SLB) ini menjadikan anak penderita autisme lebih tersisihkan, adanya tembok eklusifisme yang mana menghambat proses pergaulan sosial. Sehingga menjadikan masyarakat tidak akrab dengan kelompok penderita autisme.

Seiring dengan berkembangnya tuntutan kelompok difabel dalam menyuarakan hak – hak nya maka pemerintah mulai mengembangkan konsep sekolah inklusif. Konsep pendidikan inklusif ini muncul dimaksudkan untuk memberi solusi adanya perlakuan diskriminatif dalam layanan pendidikan terutama untuk anak yang berkebutuhan khusus.

(15)

4 Yaitu dengan mengajarkan ketrampilan – ketrampilan baru melalui cara yang khusus sesuai kemampuan dan gaya belajar anak penderita autis.

Hubungan dan proses interaksi dari kedua belah pihak antara guru dan orang tua murid penderita autisme dapat mempengaruhi proses perkembangan anak. Dengan adanya kesulitan dalam menghadapi anak penderita autisme maka diperlukan dibutuhkan usaha khusus untuk dapat berkomunikasi maupun memberikan pengajaran kepada anak tersebut. Ada dua pihak yang dapat mempengaruhi proses perkembangan dari anak autisme, yaitu guru dan orang tua penderita autisme. Disini guru yang dimaksud adalah guru yang selalu berhubungan langung baik dengan orang tua maupun siswa autisme. Hubungan dan proses antara kedua belah pihak ini dapat memperngaruhi proses perkembangan anak.

Keterbukaan dapat menjadi salah satu kunci untuk membangun komunikasi yang baik antara guru dan orang tua dari penderita autisme. Hal ini didukung oleh Brooks dan Emmert (1977) yang mengatakan bahwa keterbukaan dalam berkomunikasi mampu menumbuhkan sikap saling percaya , sikap objektif, berusaha untuk selalu mencari informasi akurat dan terpercaya. Faktor keterbukaan menjadi sangat penting untuk menjaga agar hubungan tetap terjaga dengan baik. Segala sesuatu yang dialami oleh anak penderita autis baik yang terjadi dirumah maupun di sekolah harus selalu disampaikan secara terbuka oleh kedua belah pihak.

(16)

5 yang berbeda – beda, atau pihak guru dan orang tua murid sama – sama sibuk dengan pekerjaannya masing – masing.

Bagaimana keterbukaan komunikasi interpersonal yang dijalankan oleh kedua belah pihak dalam menangani anak penderita autisme merupakan hal yang sangat menarik untuk diteliti.

Oleh karena itu,berdasarkan kerangka pemikiran diatas, penulis tertarik untuk

membahas dan mendalami skripsi yang berjudul : “Keterbukaan Komunikasi

Interpersonal Antara Guru dan Orang Tua Murid Penderita Autisme (Studi Pada Guru

dan Orang Tua Murid Sekolah Inklusi SMP Lab Malang)”

1.2 Rumusan Masalah

Berkaitan dengan latar belakang sebagaimana yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimanakah keterbukaan komunikasi interpersonal antara guru dengan orang tua murid penderita autisme di sekolah inklusi

SMP Lab Malang?”

1.3 Tujuan Penelitian

(17)

6 1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Manfaat akademis

Dari penelitian yang telah dibuat diharapkan dapat dijadikan masukan dan manfaat bagi pengembangan ilmu komunikasi dan bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran ataupun sebagai dasar untuk melakukan penelitian yang serupa.

b. Manfaat Praktis

Referensi

Dokumen terkait

2. Penilaian hasil belajar peserta didik yang dilaksanakan mengacu pada standar kompetensi lulusan untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran, yang mencakup sikap ,

Tanpa bahan organik Dengan 5 ton jerami/ha Dengan 2 ton pupuk kandang/ha Provinsi/. Kabupaten

Untuk menghindari salah penafisaran dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah agar adanya kesamaan berfikir antara peneliti dengan pembaca.. Pola

Mengembangkan mekanisme untuk memfasilitasi secara berkala interaksi antara murid, orang tua/wali murid, dan guru serta menyediakan peran bagi orang tua/wali murid untuk

Terdapat perbedaan rata-rata tingkat pemahaman konsep matematika antara kelas yang diajar menggunakan pendekatan Brain Based Learning dengan kelas yang diajar tanpa

Berdasarkan hasil penelitian keterampilan menulis karangan sederhana bahasa jerman dengan media gambar seri pada siswa kelas XII IPA 1 SMA Negeri 1 Driyorejo,

Dari Punakawan dapat diambil pandangan orang jawa tentang pengabdian seperti yang dilakukan oleh konselor, yaitu ketika masih dalam pendidikan harus berani menderita, harus

Hasil dari penelitian ini menunjukkan penerapan Peninjauan Kembali di Pengadilan Negeri Makassar mengikuti SEMA Nomor 7 Tahun 2014 dan upaya yang ditempuh oleh terpidana