• Tidak ada hasil yang ditemukan

“Strategi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dalam Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)”.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "“Strategi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dalam Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)”."

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh: SAIFUL BAHRI NIM: 107046102073

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)

iii

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 08 Juni 2011

(5)

iv

Tangerang Selatan dalam Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)”. Strata Satu (S1) Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 1432 H / 2011 M.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi dan kebijakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dalam mengembangkan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS). Penelitian ini menggunakan metode deksriptif kualitatif, yaitu metode penelitian yang menguraikan dan memaparkan masalah yang ada sehingga memperoleh gambaran tentang objek yang diteliti dan masalah tersebut dapat dipecahkan serta diselesaikan dengan baik dan benar.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian lapangan (field research) untuk memperoleh data primer, dengan melakukan wawancara dan penelitian langsung terhadap pihak yang dianggap berkompeten. Selain itu, penulis juga melakukan penelitian kepustakaan (library research) untuk memperoleh data sekunder, yakni untuk memperoleh data ilmiah dan akurat yang bersumber pada buku-buku, dokumen, dan rujukan lain yang berkaitan dengan pokok pembahasan, kemudian dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui fenomena yang sebenarnya. Dengan menggunakan metode analisis formulasi strategi, implementasi strategi, pengendalian strategi, dan menggunakan metode analisis SWOT,strength(kekuatan),

(6)

v

jangka pendek maupun jangka panjang, yaitu dengan cara bekerjasama dengan lembaga lain, baik pemerintah maupun swasta, dan dengan cara melaukan sosialisi, pelatihan, pembinaan, serta pendataan KJKS.

Sedangkan hal-hal yang mempengaruhi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dalam mengembangkan Koperasi Jasa Keuangan Syariah adalah kurangnya SDM yang memahami akan keberadaan dan prinsip KJKS, terbatasnya sarana dan prasana untuk memfasilitasi KJKS, serta teknologi dan informasi yang belum memadai.

(7)

vi

Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur pada Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-NYA, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai salah satu tugas akhir memenuhi syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada Konsentrasi Perbankan Syariah Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “STRATEGI DINAS KOPERASI DAN UKM KOTA TANGERANG SELATAN DALAM PENGEMBANGAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS).”

Dengan selesainya penulisan skripsi ini, sudah sepantasnya pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait dengan penyelesaian skripsi ini diantaranyan adalah:

1. Kepada Bapak Prof. Dr. Drs. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM. Selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan banyak kesempatan kepada penulis dapat belajar dan menggali ilmu pada fakultas yang beliau pimpin. 2. Kepada Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag. Ketua Program Studi Muamalat

(8)

vii

4. Kepada Bapak Dr. Djawahir Hejazziey, S.H., MA. Dosen pembimbing skripsi penulis, yang telah memberikan banyak saran dan masukan dalam penulisan skripsi.

5. Kepada Bapak H. Ah. Azharuddin Lathif., M.Ag., MH. Yang telah memberikan masukan judul skripsi penulis pada ujian proposal skripsi.

6. Kepada Ibu Dra. Hj. Ratna Nuri Aryanti, MM. Bapak Dewan Ridwan S.E., MM. Bapak Arpandadi. Ahmad Nur Alfiza, S.oS, M.Si, dan seluruh staff Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, yang telah memberikan banyak waktu kepada penulis dalam wawancara maupun pemberian data dan dokumen.

7. Kepada seluruh Dosen pada Konsentrasi Perbankan Syariah atas segala motivasi, ilmu pengetahuan, bimbingan, wawasan dan pengelamannya yang menjadikan penulis percaya diri akan prinsip-prinsip syariah khususnya di bidang ekonomi. Serta seluruh staff Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hdayatullah.

(9)

viii

Hukum maupun Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi perpustakaan.

Pada akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan pada umumnya bagi para pembaca. Amin Ya Rabbal Alamiin.

Jakarta, 08 Juni 2011

(10)

ix

! "%&& $ #$"%&!'!'"(... ii

&!' %&") "... iii

' *... iv

* %&"(" ... vi

... ix

'' %&" $ $ " A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 9

D. Metode Penelititan ... 11

E. Teknik Pedoman Penulisan ... 14

F. Tinjauan Pustaka... 14

(11)

x

2. Bentuk-bentuk Strategi ... 21

3. Tahap-tahap Strategi ... ... 22

B. Koperasi dan UKM ... 29

1. Koperasi ... 29

a. Pengertian Koperasi ... 29

b. Ciri-ciri Koperasi di Indonesia ... 30

c. Fungsi Koperasi ... 31

d. Peran dan Tugas Koperasi ... 31

e. Jenis dan Bentuk Koperasi ... 32

2. UKM ... 34

a. Usaha Kecil ... 34

b. Usaha Menengah ... 36

C. KJKS ... 37

1. Pengertian Koperasi Jasa Keuangan Syariah ... 37

2. Tujuan Koperasi Syariah ... 38

3. Peran dan Fungsi Koperasi Syariah ... 39

4. Landasan Hukum Koperasi Syariah... 42

(12)

xi

B. Visi dan Misi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan ... ... 46 C. Tujuan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan ... 49 D. Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangserang

Selatan... 51 E. Program Kerja dan Produk Kreativitas Dinas Koperasi dan UKM

Kota Tangerang Selatan ... 52 F. Gambaran Umum Wilayah Tangerang Selatan ... 56

6 768F 7:7 E 8;8;; C @7 C ?D 898:7 ;< =>? @7 ;897 :A<B< =C7 C7 :D ? @7 :D;? E7 C7 :97E7B>? :D ?B 6 7 :D7 : < =>? @7; 8G 7;7<? A7 :D 7:;H7@87I (<G<;)

A. Formulasi Srategi ... 60 B. Implementasi Strategi ... 72 C. Pengendalian Strategi ... 77 D. Manfaat Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan Bagi

Pelaku KJKS dan UKM ... 79 E. Analisis SWOT Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan

(13)

xii

DAFTAR PUSTAKA... 95

(14)

1

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan terus meningkatnya perekonomian dunia khususnya di negara-negara maju saat ini, semakin menuntut negara-negara berkembang untuk mengikuti perkembangan ekonomi dunia yang kian pesat, agar tidak terseret dalam arus ekonomi global. Di Indonesia sendiri, banyak pihak yang meyakini bahwa UKM mampu untuk meningkatkan perekonomian nasional sekaligus mengatasi permasalahan ekonomi dalam negeri saat ini, mengingat besarnya potensi usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi di Indonesia.

Dari beberapa data ditahun–tahun terakhir ini tercatat hingga Juni 2009, koperasi di Indonesia telah berjumlah 166.155 unit dengan permodalan koperasi aktif yang terdiri dari modal sendiri Rp 27,27 triliun dan modal luar Rp 36,25 triliun dengan nilai volume usaha Rp 55,26 triliun. Sedangkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2009 mencatat jumlah UKM di Indonesia sebanyak 520.220 unit. Diperkirakan akan ada 600.000 pelaku UKM baru pada 2010. Sementara dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan sejak Januari 2008-Januari 2010 sekitar 17,541 triliun rupiah untuk 2,4 juta debitur.1

1Abdurrahman adi , ”Mengoptimalkan Potensi UKM”, jurnal diakses pada 01 Desember

(15)

Pemerintah dalam membina dan mengembangkan koperasi kadang-kadang kurang menyadari bahwa hakekat sistem ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi pasar. Koperasi harus dikembangkan dalam kerangka dan ruang lingkup ekonomi pasar tanpa komando dan monopoli. Koperasi tidak dapat dipaksa beroperasi sebagai alat kebijaksanaan pemerintah, tetapi sebaliknya ia juga tidak bisa berkembang bila diberi monopoli dan hak-hak istimewa yang mematikan mekanisme ekonomi pasar. Koperasi adalah sokoguru atau tiang-tiang pokok penyangga ekonomi rakyat banyak, dan sokoguru hanya akan kuat apabila peran serta anggotanya benar-benar berjalan secara aktif dan efektif.2

Di Indonesia kehadiran Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) sangat membantu akan peningkatan ekonomi nasional maupun masyarakat, dimana kehadiran KJKS bertujuan untuk memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi soko gurunya, membangun dan mengembangkan potensi ekonomi masyarakat serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial, dan memberikan modal kepada pedagang-pedagang kecil.

Dalam GBHN 2004, tertulis bahwa upaya pembinaan dan pengembangan UKM merupakan suatu keharusan agar industri kecil dapat tumbuh sebagai bagian dari dunia usaha yang kuat, tangguh, efisien, dan mandiri. Sehingga diharapkan pengoptimalan dan pengembangan KJKS, dapat dilaksanakan secara simultan dalam

2

(16)

kerangka kerja yang komprehensif dengan berbagai upaya lain seperti pendidikan, pemberdayaan masyarakat, pembangunan sosial, dan penyediaan berbagai infrastruktur pendukung lainnya.

Namun dalam kegiatan KJKS terdapat kendala-kendala yang mempengaruhi perkembangan KJKS diantaranya : kurangnya SDM, Kurangnya pembinaan terhadap usaha mereka, baik itu dari lembaga-lembaga terkait terhadap berdirinya KJKS maupun pihak lain, sulitnya legalitas hukum, sulitnya akses ke perbankan maupun lembaga terkait dikarenakan kehadiran KJKS yang masih baru, menyebabkan sulitnya pemberian modal,3 Kebijaksanaan dan sistem perbankan serta penanaman modal dirasa sering kurang menunjang usaha peningkatan modal koperasi, yang umumnya dimiliki dan dikelola oleh golongan masyarakat berpenghasilan rendah,4 Sekalipun KJKS paham akan keberadaan bank sebagai penyedia dana atau pinjaman, akan tetapi KJKS terkendala oleh kondisi internal yaitu tidak adanya kolteral atau jaminan,5 KJKS masih belum memiliki sarana seperti perkantoran transportasi pergudangan dan komunikasi yang lengkap untuk menunjang usahanya, kelemahan manajemen dan keterbatasan kemampuan para pelaksana usaha (manajer) dalam perencanaan usaha mengakibatkan melemahnya usaha KJKS untuk dapat berpacu dan

3

Wawancara pribadi dengan Husen. Ketua KJKS Hijrah Usaha Mikro, Ciputat . 18 Februari 2011

4Ahmad Dimyati, Dkk.,

Islam dan Koperasi : Telaah Peran Serta Umat Islam dalam Pengembangan Koperasi,(Jakarta, 1989), Cet. 1, h. 199.

5Herva Octaviana,

(17)

bersaing dengan pelaku ekonomi lainnya, serta kurangnya pemahaman masyarakat terhadap KJKS.

KJKS dikembangkan untuk mewujudkan demokrasi ekonomi yang antara lain, terjelma dalam pemerataan pendapatan di masyarakat melalui pertumbuhan koperasi-koperasi yang sehat. KJKS digerakkan agar distribusi dari pemilikan asset (kekayaan) dan kesempatan berusaha dalam masyarakat diperbaiki secara fungsional dan terus-menerus. Bahkan sementara para ahli mengatakan koperasi sebagai gerakan yang berperan untuk turut mempercepat proses capital ownership reform. Karena

koperasi muncul sebagai countervailing power atau balance wheel (roda

pengimbang) terhadap kapitalisme yang tak terbendung. Rasanya untuk Indonesia akan lebih dari itu, koperasi akan berperan sebagai substantive power (kekuatan

subtantif) dalam sistem perekonomian.6

Untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi KJKS dibutuhkan kehadiran suatu lembaga yang dapat membantu mengembangkan, membina, mengayomi dan memajukan usaha mereka, sehingga KJKS dapat bertahan dan berkembang pesat. Dimana lembaga tersebut bertugas sebagai motivator, komunikator, dinamisator, dan fasilitator yang merupakan peran pengembangan koperasi melalui kelembagaan, sehingga para pelaku KJKS dapat memberi kemaslahatan bersama bagi masyarakat, sehingga mereka dapat hidup mandiri dengan usahanya dan semakin berkembang

6

(18)

untuk memenuhi hajat hidup mereka, Hal ini telah terwujud dengan hadirnya Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan.

Landasan hukum atas pengembangan usaha kecil dan menengah mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1998 yaitu tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia.7

Oleh sebab itu Dinas koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan sangat mempunyai peran penting dalam pengembangan KJKS, karena dapat meningkatkan perekonomian masyarakat kecil, terutama kalangan menengah kebawah, serta koperasi di Indonesia makin berkembang.

Latar belakang berdirinya Dinas Koperasi dan UKM ini berlandaskan pada banyaknya koperasi dan para pelaku usaha kecil dan menengah yang belum terbina terdiri dari 371 koperasi dan 1700 UKM berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas koperasi dan UKM Kota Tangsel,8sebab itu guna dari Dinas ini salah satunya membina para pendiri koperasi dan UKM agar lebih mandiri dan dapat meningkatkan hasil produksi mereka, serta dapat mempertahahnkan usaha mereka.

Dinas koperasi dan UKM Kota Tangsel mempunyai kegiatan dan program kerja yang terbagi atas tiga bagian, yaitu :

7Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Nomor . 32 Tahun . 1998

8

(19)

1. Koperasi :

Yang terbagi atas tiga kasi ( kepala seksi ) antara lain: kasi sosialisasi, kelembagaan dan penilaian kesehatan koperasi.

2. Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Terbagi menjadi tiga kasi ( kepala seksi ) antara lain: kasi aneka usaha, kelembagaan UKM, serta perdagangan barang dan jasa.

3. Bidang fasilitas dan permodalan

Terbagi menjadi tiga kasi ( kepala seksi ) antara lain: kasi fasilitas pembiayaan, kasi monitoring, serta kasi monitoring dan evaluasi.9

Dengan program tersebut Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel bertugas untuk membina, sosialisasi, mendata, mengelompokkan bidang-bidang usaha kecil dan menenengah, seperti promosi barang yang telah diproduksi, legalitas atas berdirinya KJKS dan UKM, pemberian alat produksi, penyuluhan, memberikan solusi kepada para pelaku KJKS dan UKM tentang permodalan dan mampu mengakses modal dari Bank pemerintah maupun swasta, serta melakukan penilaian kesehatan KJKS maupun UKM apakah masih sehat atau tidak.10

Akan tetapi keberadaan suatu lembaga tidak akan mampu bertahan lama jika tidak memiliki strategi. Begitu juga dengan keberadaan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dalam usahanya mengembagkan KJKS. Strategi diperlukan

9Wawancara pribadi dengan H. Arpandadi. KotaTangerang Selatan, BSD . 13 Desember 2010

(20)

dalam suatu lembaga dengan maksud agar rencana yang telah dibuat dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan dan hambatan-hambatan yang ada dapat diminimalisir. Dari formulasi tersebut diharapkan pengembangan terhadap KJKS dapat direalisasikan.

Dalam hal ini strategi pengembangan sangat dibutuhkan, yang berguna untuk meningkatkan kegiatan Dinas Koperasi dan UKM, sehingga menghasilkan kinerja yang baik, dan Dinas Koperasi dan UKM dapat bertahan lama, maka analisis SWOT bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan yang di dasarkan pada logika untuk memasimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).11

Dengan menggunakan analisis SWOT akhirnya bisa dirumuskan faktor kunci sukses yang mungkin dimiliki oleh Dinas Koperasi dan UKM Tangerang Selatan. Faktor kunci sukses ini sangat penting sekali sebab akan memberi informasi bagaimana sebenarnya profil keunggulan program kerja yang dimiliki Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan tersebut.

Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan sebagai lembaga yang bergerak di bidang ekonomi tentunya tidak lepas dari masalah-masalah yang dihadapi dalam menjalankan roda organisasinya yang dipengaruhi perkembangan, pertumbuhan dan pola hidup masyarakat. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut

11

(21)

tentunya pengelola Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan bekerja sama dengan KJKS, perlu membuat strategi yang tepat sehingga Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dapat bertahan, dan terus mengembangkan perekonomian rakyat, khusususnya diwilayah Tangerang Selatan. Berdasarkan uraian di atas, maka untuk mengetahui lebih jauh mengenai strategi pengembangan KJKS pada Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, penulis bermaksud mengadakan penelitian ilmiah yang akan dituangkan ke dalam skripsi dengan judul “Strategi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dalam Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Pada dasarnya dalam menganalisis SWOT, maka kita harus menganalisis segala aspek internal dan eksternal, mulai dari lingkungan, struktur organisasi perusahaan, laporan keuangan secara periodik, analisa terhadap strategi para pesaing yang ada, analisa perilaku konsumen,dan lain sebagainya. Melihat segala aspek yang begitu luas, oleh karena itu agar penelitian lebih terarah kepada permasalahan yang dimaksud, penulis membatasi hal-hal sebagai berikut :

(22)

b. Masalah yang diteliti hanya pada masalah bagaimana strategi dan kebijakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dalam pengembangan KJKS, ditinjau melalui perspekif formulasi strategi, implementasi strategi, pengendalian strategi, dan melalui perspektif strengths (kekuatan),

weaknesses(kelemahan),opportunities(peluang), danthreats(tantangan).

2. Perumusan Masalah

Dalam rangka memfokuskan pembahasan, penulis merumuskan beberapa hal yang perlu dikemukakan dalam skripsi ini,yaitu :

a. Bagaimana kebijakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dalam pengembangan KJKS ?

b. Analisis SWOT dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dalam upaya pengembangan KJKS

c. Strategi kedepan dan langkah-langkah Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dalam pengembangan KJKS

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Setelah menyelesaikan skripsi ini tujuan yang hendak dicapai adalah:

a. Mengetahui Strategi dan Kebijakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dalam pengembangan KJKS

(23)

c. Menganalisa dimana letak kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman terhadap strategi pengembangan yang dimiliki oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan

d. Menyarankan alternatif strategi yang dapat dipakai oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dalam mengembangkan KJKS

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: a. Bagi Penulis

Yaitu memperoleh bukti yang sangat signifikan terhadap masalah yang diteliti. Juga menambah wawasan dan pengetahuan mengenai segala macam aspek yang berhubungan dengan strategi, Koperasi Jasa Keuangan Syariah, Usaha Kecil dan Menengah, serta kebijakan dan strategi kedepan dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan.

b. Bagi Program Studi Muamalat

Hasil penelitian ini dapat menambah khazanah pengetahuan, melengkapi dan memberikan informasi yang berharga mengenai strategi pengembangan dan Usaha Kecil dan Menengah.

c. Bagi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel

(24)

d. Bagi Masyarakat

Semoga dapat menjadi pemahaman bagi masyarakat dalam mendirikan usaha, dan memahami kehadiran dari KJKS itu sendiri, sehingga dapat membantu mendirikan usaha mereka, maka perekonomian masyarakat semakin meningkat.

D. Metode Penelitian dan Teknik Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitis kualitatif, yaitu penelitian yang menggambarkan suatu gejala data-data dan informasi yang berdasarkan pada fakta yang diperoleh dari lapangan.12 Penelitian ini hanya menitik beratkan pada strategi pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) pada Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan yang ditinjau dari perspektif kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel , serta peluang dan tantangan yang dihadapi kedepan.

2. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dengan penelitian lapangan. Data penelitian diperoleh dengan penelitian langsung ke objek yang diteliti sebagai sumber data melalui observasi dengan mengamati dan manganalisis catatan-catatan dan laporan-laporan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

12Irawan Soehartono,

(25)

Selain itu, metode data yang diperoleh melalui wawancara dan memberikan kuesioner kepada pihak-pihak terkait dengan instrument terstruktur.

b. Data sekunder, yaitu data-data yang diperoleh dari berbagai literature dan referensi lain seperti buku, majalah, makalah, jurnal, surat kabar, serta setiap artikel yang mengandung informasi berkaitan dengan masalah yang dibahas, dihimpun dari berbagai tempat mulai dari perpustakaan hingga situs internet. 3. Pengumpulan Data

Sedangkan untuk memperoleh data yang berkenan dengan judul penelitian, yaitu sebagai berikut:

a. Kajian Kepustakaan

Kajian pustaka yang dilakukan untuk mencapai pemahaman yang komprehensif tentang konsep-konsep yang akan dikaji. Bahan yang digunakan untuk kajian pustaka ini yaitu buku-buku yang berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, majalah, surat kabar, serta beberapa artikel yang relevan yang berkaitan dengan masalah yang penulis angkat, yaitu yang berkaitan dengan Koperasi Jasa Keuangan Syariah, dan strategi melalui analisis SWOT.

b. Studi Lapangan

(26)

1) Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi langsung dari responden. Atau metode pengumpulan data dengan Tanya jawab yang dikerjakan berlandaskan pada tujuan penelitian dengan menggunakan panduan wawancara.13

Wawancara dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian.14

2) Studi Dokumenter

Dilakukan dengan mempelajari dokumen-dokumen perusahaan yang sehubungan dengan aktifitas yang dilakukan oleh Dinas UKM Kota Tangerang Selatan mengenai pengembangan KJKS.

4. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data, penulis menggunakan metode deskriptif analitis, dimana penulis terlebih dahulu mengumpulkan dan memaparkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan beberapa pihak Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel, dan data yang diberikan pihak Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel untuk kemudian menganalisisnya.

13

Moh. Nazir, Metode Peneltian, (Bandug: Ghalia Indonesia, 2003), Cet ke 1, h. 193.

14Sutrisno Hadi,

(27)

E. Teknik Pedoman Penulisan

Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku pedoman penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007 yang merupakan pedoman penulisan karya ilmiah mahasiswa UIN Jakarta, khususnya Fakultas Syariah dan Hukum.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini, sebelum penulis mengadakan penelitian lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi karya ilmiah, maka langkah awal yang penulis tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu terhadap skripsi-skripsi yang sudah ada, yang mempunyai judul hampir sama dengan akan penulis teliti. Maksud pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti berbeda dengan penelitian skripsi-skripsi sebelumnya.

Adapun setelah peneliti mengadakan suatu kajian kepustakaan, penulis tidak menemukan judul skripsi yang sama. Namun ada beberapa objek peneititan yang hampir sama, diantaranya:

(28)

2010) Strategi pengelolaan dana pada KBMT El-Umma dengan cara dana yang ada dipisahkan menjadi dua, yaitu dana Bait al maal dan Batut Tamwil. Sedangkan hal-hal yang mempengaruhi KBMT El-Umma dalam mengembangkan UMKM di Bogor dapat dilihat dari aspek menejemen, aspek lingkungan, sosial dan budaya.

Strategi yang dilakukan Puskopsyah kepada koperasi-koperasi primer syariah sebagai mitranya adalah dengan melakukan sosialisasi dalam bentuk pengajian, manajer operasional dan keuangan melakukan analisa kelayakan pembiayaan, Koperasi primer membuat permohonan pebiayaan Usaha Ekonomi Rumah Tangga. Program pembinaan yang dilakukan oleh Puskopsyah memberikan bantuan sebagai modal kerjasama usaha dengan pola bagi hasil, mengadakan pelatihan kader muamalah, mengadakan pelatihan dalam bentuk magang.

Strategi yang diterapkan pada program MM-DD dalam melakukan pemberdayaan masyarakat khususnya pada economic development meliputi: pembentukan

(29)

2008) dan menengah

kapasitas SDM secara komunitas, menciptakan dan mengembangkan usaha produktif, pengembangan kelembagaan secara komunitas.

Strategi pendukung berupa: pembinaan keislaman dan keagamaan, pendampingan dan perluasan wawasan kelompok sasaran dan masyarakat sekitar terhadap pentingnya pendidikan dan kesehatan. Dampak dari pelaksanaan masyarakat mandiri antara lain: pemberian modal, peningkatan pendapatan mitra, asset produktif mitra, peningkatan pengertahuan keagamaan mitra, interaksi sosisal antara mitra, serta tanggung jawab mitra mandiri. 4 Eko

Penilaian kinerja dari suatu model atau pola kemitraan terdapat beberapa kriteria yang dapat digunakan yaitu efektivitas, profesionalitas, pola pembinaan, pola pengawasan,modal yang disalurkan, potensi pengembangan, dan prosedur birokrasi yang ada.

(30)

managementdi BUMN, terutama untuk sangat mempengaruhi kekuatan perekonomian suatu negara. Kinerja usaha kecil dan menengah di Indonesia juga memberikan andil yang luar biasa terhadap penguatan sistem perekonomian nasional, minimal ada 2 indikator yang menjadi ukuran kinerja UKM diantaranya nilai tambah yang dihasilkan dan serapan tenaga kerja.

Internasionalisasi pasar yang disebut juga dengan perdagangan bebas yang sering dikenal sebagai main stream globalisasi dunia akan sangat mempengaruhi kebijakan negara-negara di dunia saat ini dan masa mendatang, terutama dalam mengembangkan UKM.

Berbeda dengan karya-karya ilmiah diatas, bahwa penelitian yang akan penulis lakukan dengan judul “Strategi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dalam pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah

(31)

kelemahan, peluang, dan tantangan yang dimiliki oleh Dinas Koperasi dan UKM Tangerang Selatan, serta memberikan alternatif yang baik untuk memajukan Dinas tersebut, sehingga para pelaku UKM dapat terbina dengan baik, khususnya KJKS. Dalam skripsi ini dibahas pula Strategi dan kebijakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dalam pengembangan Koperasi Jasa Koperasi Syariah, yang meliputi formulasi strategi, implementasi strategi, serta pengendalian strategi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan. Penelititan ini sekaligus memaparkan antara teori dengan realitas yang ada.

Demikian perbedaan pokok bahasan serta materi antara penulis dengan skripsi dan artikel tersebut diatas.

G. Sistematika Penulisan

(32)

BAB I : Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah tujuan penelitian dan manfaat penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, metode penelitian, teknik penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II: Pengertian strategi, bentuk-bentuk, tahap-tahap strategi, Pengertian Koperasi dan UKM, ciri-ciri, serta kriterianya , dan pengertian KJKS.

BAB III: Tinjauan umum tentang sejarah singkat Dinas Koperasi dan UKM Tangerang Selatan, Visi dan Misi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, Tujuan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, Struktur Organisasi, Personalia dan Mekanisme kerja, Program Kerja dan Kreativitas, serta gambaran umum wilayah Tangerang Selatan.

BAB IV: Formulasi Strategi berikut strategi tingkat korporasi, strategi fungsional, dan tahapan formulasi strategi, implementasi strategi, pengendalian strategi, serta manfaat Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan bagi para pelaku KJKS dan UKM di daerah Tangerang Selatan, analisis SWOT Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan. BAB V: Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang

(33)

20

A. Strategi

1. Definisi Strategi

Secara etimologi strategi dari bahasa Yunani yaitu strategos yang berarti

jenderal. Strategi pada mulanya berasal dari peristiwa peperangan yaitu sebagai suatu siasat untuk mengalahkan musuh. Namun, pada akhirnya strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi, sosial, dan agama.15 Dan dalam bahasa Yunani kuno dapat pula berarti “seni perang”. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi, pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan.16

Dalam kamus istilah manajemen, strategi adalah rencana mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling berhubungan dalam waktu dan ukuran17

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan

15Rafiudin & Manan Abd. Djaliel.

Prinsip & Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia), h.

76.

16Husein Umar,Strategic Management in Action,(Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,

2001)

17

(34)

kebijakan tertentu di perang dan damai, atau rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.18

Strategi adalah langkah-langkah yang harus dijalankan oleh suatu perusahaan untuk mencapai tujuan. Kadang-kadang langkah yang harus dihadapi penuh terjal dan berliku-liku, namun ada pula langkah yang relative rendah. Di samping itu, banyak rintangan atau cobaan yang dihadapi untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, setiap langkah harus dijalankan secara hati-hati dan terarah.19

Dari berbagai pengertian dan definisi diatas mengenai strategi, secara umum dapat didefinisikan bahwa strategi itu adalah rencana tentang serangkaian manuver, yang mencakup seluruh elemen yang kasat mata maupun yang tak-kasat mata, untuk menjamin keberhasilan mencapai tujuan. Dan dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan strategi adalah langkah-langkah atau rencana yang harus dijalankan secara cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.

2. Bentuk-Bentuk Strategi

a. Strategi Manajemen

Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh menajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro misalnya,

18

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), h. 1092.

19

(35)

strategi pengembangan produk, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dan sebagainya.

b. Strategi Investasi

Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya, apakah perusahaan tersebut melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divertasi dan sebagainya.

c. Strategi Bisnis

Strategi bisnis ini sering juga disebut sebagai strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi dan strategi-strategi lain yang berhubungan dengan keuangan.

3. Tahap-tahap Strategi

a. Analisis Lingkungan

(36)

kualitas kuantifikasi posisi organisasi yang kemudian memberikan rekomendasi berupa pilihan strategi generik serta kebutuhan atau modifikasi sumberdaya organisasi.20

Berikut dijelaskan tentang analisis SWOT21:

1) Strength (kekuatan) adalah kekuatan yang dapat diandalkan oleh lembaga.

Dengan adanya kekuatan ini suatu lembaga dapat memahami dan mengetahui cara tepat dalam menyusun rencana global

2) Weakness (kelemahan) adalah keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki

sebuah lembaga. Dengan mengetahui kelemahan, lembaga yang diharapkan dapat mengantisipasi agar kelemahan itu tidak menjadi penghalang dalam mencapai rencana global

3) Opportunity (peluang) adalah situasi yang menguntungkan lembaga.

Dengan mengetahui peluang lembaga diharapkan dapat memanfaatkannya menjadi potensi yang dapat mengantarkan tujuan utama.

4) Treath (ancaman) adalah suatu keadaan yang tidak menguntungkan

lembaga. Ancaman ini perlu diketahui oleh lembaga dengan baik. Dengan mengetahui ancaman lembaga diharapkan dapat mengambil langkah-langkah awal agar ancaman tersebut tidak menjadi kenyataan.

20Ismail Yusanto & M Karebet,Manjemen Strategis Perspektif Syariah, (Jakarta: Khairul

Bayan, 2003), h. 11.

21Mulia Nasution

(37)

Tujuan utama dilakukannya analisis lingkungan internal dan eksternal suatu lembaga adalah mengidentifikasi peluang (opportunity) yang harus

segera mendapat perhatian serius dan pada saat yang sama lembaga menentukan beberapa kendala dan ancaman yang perlu diantisipasi22

Dari uraian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa dengan analisis internal maupun eksternal, maka suatu lembaga akan mengetahui aspek mana yang berpengaruh terhadap kemampuan lembaganya. Sehingga lembaga tersebut dapat mengidentifikasi peluang peluang yang ada dengan begitu kelemahan yang dimiliki dapat menjadi kekuatan yang dapat mengokohkan lembaga.

b. Perumusan Strategi

Perumusan strategi dalam hal ini adalah pengembangan tujuan, mengenai peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan, kelemahan secara internal, menetapkan suatu objektivitas, menghasilkan strategi alternative dan memilih strategi tertentu yang akan dihasilkan.23

Kriteria yang harus diperhatikan dalam merumuskan atau memilih suatu strategi, yaitu:24

1) Strategi tersebut harus berkontribusi untuk kinerja perusahaan yang lebih tinggi,

22

Amirullah & Sri Budi Cantika,Manajemen Strrategik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002), Cet. Ke-1, h. 127

23

Fred R. David,Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhard Lindo, 2002), h. 15

24

(38)

2) Strategi melibatkan keunggulan kompetitif,

3) Strategi harus sejalan dengan strategi yang lainnya yang terdapat di dalam organisasi,

4) Strategi menyediakan keluwesan yang tepat terhadap bisnis dan organisasi strategi harus dengan misi organisasi dan tujuan jangka panjang,

5) Strategi tersebut harus sesuai dengan keseluruhan situasi yang ada. Oleh karena itu, penulis menyimpulkan bahwa perumusan strategi memiliki peran besar dalam suatu lembaga. Dengan memiliki tujuan, maka lembaga dapat merefleksikan target yang akan dicapai. Strategi yang dirumuskan hendaknya harus melihat kearah depan terhadap suatu lembaga agar suatu lembaga dapat mencapai tujuannya.

c. Implementasi Strategi

setelah strategi ditentukan, maka strategi harus dipadukan kedalam kegiatan organisasi sehari-hari. Strategi yang paling canggih dan kreatif sekalipun tidak dapat menguntungkan organisasi kecuali bila dilaksanakan dengan baik. Implementasi strategi bertupu pada alokasi dan pengorganisasian sumber daya manusia yang ditampakkan melalui penetapan struktur oeganisasi, mekanisme kepemimpinan yang dijalankan berikut budaya perusahaan dan organisasi.25

25

(39)

1) Penetapan struktur Organisasi

Alfred Chandler mengutarakan suatu prinsip, yaitu: “struktur

Follows Strategy” yang berarti struktur organisasi harus dibentuk untuk

mendukung agar penerapan strategi yang telah dibuat dapat lebih efektif. Jika suatu saat strategi di ubah, maka perusahaan wajib untuk mengubah atau menyesuaikan struktur organisasinya.26

Struktur organisasi menunjukkan kerangka organisasi dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pengambilan keputusan serta ukuran satuan kerja.27 2) Mekanisme Kerja

Dalam konteks manajemen strategi, kepemimpinan strategi adalah kemampuan dalam mengantisipasi setiap permasalahan yang terjadi, memiliki visi, mampu mempertahankan fleksibilitas organisasi dan

26Agusitnus Sri Wahyudi,

Manajemen Strategi Pengantar Proses Berfikir Strategi, Jakarta:

Binarupa Aksara, 1996), Cet Ke-1, h. 113

27

(40)

dapat memeberikan atau mendelegasikan kuasa kepada orang lain untuk menciptakan perubahan strategis yang perlu.28

3) Budaya Organisasi

Setiap organisasi memiliki budaya yang terbentuk. Keberadaan sebuah budaya dalam organisasi sangat memberikan peran yang penting bagi kelangsungan hidup organisasi dan dalam pelaksanaan strategi organisasi. Budaya dapat menjadi pengikat sekaligus motivator rasa kebersamaan para anggota organisasi melalui pemahaman yang sama tentang tata cara dan batasan perilaku dalam organisasi.29

Dari uraian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa implementasi strategi dibutuhkan untuk mempraktekkan strategi. Langkah implementasi strategi sebagian tergantung pada tujuan dari strategi lembaga. Selain itu implementasi juga tergantung pada struktur organisasi. Keberhasilan implementasi dapat dihambat oleh kendala-kendala intern lembaga seperti struktur lembaga yang kaku ataupun budaya organisasi tidak sesuai. Hal ini dikarenakan budaya organisasi mempengaruhi interaksi internal.

28

Amirullah dan Sri Budi Cantika,Manajemen Strategik, h. 165

29

(41)

d. Pengendalian Strategi

pengendalian strategi terdiri atas penentuan cakupan besaran keberhasilan (kualitatif dan kuantitatif) dalam pencapaian strategi organisasi.30 Selama implementasi berlangsung, kemajuan secara berkala atau pada tahap-tahap penting untuk menilai apakah organisasi bergerak ke arah sasarannya harus diperiksa, apakah strategi itu diimplementasikan seperti yang direncanakan dan apakah strategi tersebut mencapai hasil yang diharapkan.

Secara umum pengendalian strategi terdiri dari tiga langkah,31yaitu: 1) Pengukuran kinerja (measure the performance), yaitu perbandingan

antara standard dengan pelaksanaan.

2) Perbandingan prestasi dengan standar (Compare The Performance Match The Standard), yaitu langkah untuk membandingkan hasil-hasil

yang telah diukur dengan target atau standar yang telah di tetapkan sebelumnya.

3) Mengambil tindakan korektif (The Corretive Action), yaitu tindakan

manajerial yang diambil para manajer ketika prestasi rendah di bawah standar atau target yang telah ditetapkan.

Dari uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian strategi dibutuhkan untuk mengukur hasil kerja terhadap strategi

30Ismail Yusanto dan M Kerebet Widjajakusuma,Mnajemen Straegis dalam Perspektif Syariah., h. 144

31Amirullah dan Sri Budi Cantika,

(42)

yang telah dirumuskan. Dengan mengukur hasil kerja yang telah dicapai, maka suatu lembaga akan mengetahui posisi lembaganya. Sehingga kesalahan yang mungkin terjadi dapat diminimalisir.

B. Koperasi dan UKM 1. Koperasi

a. Pengertian Koperasi

Terdapat bermacam-macam definisi koperasi, dan jika diteliti dengan seksama, maka tampak bahwa definisi itu berkembang sejalan dengan perkembangan jaman. Menurut definisi yang diberikan Dr. Fay (1908), menyatakan bahwa koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri atas mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan semangat tidak memikirkan diri sendiri sedemikian rupa, sehingga masing-masing sanggup menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi.32

Menurut Hatta (Bapak Koperasi Indonesia), Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong-menolong tersebut didorong oleh keinginan

32

(43)

memberi jasa kepada kawan berdasarkan ‘seorang buat semua dan semua buat seorang’.33

Undang-Undang RI N0, 25 Tahun 1992 koperasi didefenisikan sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.34

b. Ciri-ciri Koperasi Indonesia

Indonesia termasuk salah satu Negara yang menerbitkan perundang-undangan yang khusus mengatur koperasi. Undang-undang yang berlaku saat ini adalah UU RI Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. Ciri-ciri koperasi Indonesia secara umum dituangkan dalam pasal 2, 3, 4 dan 5 yang menetapkan prinsip koperasi Indonesia, terdiri dari 7 (tujuh) butir dalam 2 ayat,35yaitu :

1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka; 2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis;

3) Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa masing-masing anggota;

4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;

33 Hatta 34

Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto.,“Perkoperasian Sejarah,Teori & Praktek” (Bogor : Ghalia Indonesia , 2004) Cet. 1, h. 40.

35

(44)

5) Kemandirian;

6) Pendidikan perkoperasian; 7) Kerjasama antar koperasi. c. Fungsi Koperasi

1) Sebagai urat nadi kegiatan perekonomian Indonesia

2) Sebagai upaya mendemokrasikan sosial ekonomi Indonesia 3) Untuk meningkatkan kesejahteraan warga Negara Indonesia

4) Memperkokoh perekonomian rakyat Indonesia dengan jalan pembinaan koperasi

d. Peran dan Tugas Koperasi

1) Meningkatkan tarah hidup sederhana masyarakat Indonesia 2) Meningkatkan demokrasi Indonesia

3) Mewujudkan pendapatan masyarakat yang adil dan merata dengan cara menyatukan, membina, dan mengembangkan setiap potensi yang ada.36

Sedangkan dalam BAB III, bagian pertama pasal 4 UURI No. 25/1992 diuraikan fungsi dan peran koperasi sebagai berikut :

a) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

36

(45)

b) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

c) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.

d) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.37

e. Jenis dan Bentuk Koperasi

Berdasarkan Persyaratan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 Tahun 1999 (Revisi 1998) mengenai Akuntansi Perkoperasian, koperasi digolongkan kedalam empat jenis berdasarkan kepentingan anggota dan usaha utama koperasi yaitu:38

1) Koperasi Konsumen, Koperasi Konsumen adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir barang atau jasa, dan kegiatan atau jasa utama melakukan pembelian bersama. Kedudukan anggota sebagai pelanggan adalah pemilik barang atau jasa dari anggota

2) Koperasi Produksi, Perlu dibedakan pengertiannya antara koperasi produsen dengan koperasi produksi. Koperasi produsen akan berubah

37Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto.,

“Perkoperasian Sejarah,Teori & Praktek”

(Bogor : Ghalia Indonesia , 2004) Cet. 1, h. 43

38

(46)

menjadi koperasi pemasaran dan atau koperasi pengadaan. Sedangkan koperasi produksi mempunyai pengertian sebagai koperasi dimana anggotanya berstatus sebagai pekerja koperasi. Tugas koperasi adalah menyelenggarakan kegiatan-kegiatan ekonomi dalam upaya menciptakan lapangan pekerjaan bagi para anggotanya. Kedudukan anggotanya selain sebagai pemilik adalah sebagai pekerja pada koperasinya.

3) Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi yang kegiatan atau jasa utamanya menyediakan jasa penyimpanan dan peminjaman untuk anggotanya. Dengan kata lain tugasnya menyelenggarakan pelayanan tabungan dan sekaligus memberikan kredit kepada anggotanya. Melalui pelayanan tabungan dan pinjaman dari koperasi, maka anggota mendapatkan pelayanan-pelayanan keuangan yang lebih baik dan lebih menguntungkan. Kedudukan anggota selain sebagai pemilik adalah sebagai nasabah.

(47)

berkembang menjadi lebih baik. Kedudukan anggota adalah sebagai pemasok barang atau jasa kepada koperasinya.

2. Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UKM)

Batasan mengenai skala usaha menurut BPS berdasarkan criteria jumlah tenaga kerja, yaitu : industri mikro 1 – 4 orang, industri kecil 5 – 19 orang, industri menengah 20 – 99 orang.39

a. Usaha Kecil

1) Pengertian Usaha Kecil

Usaha kecil sebagaimana dimaksud Undang-undang No. 9 Tahun 1995 adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memenuhi criteria kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- ( dua ratus juta rupiah ) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) per tahun, serta dapat menerima kredit dari bank maksimal di atas Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp 500.000.000,-(lima ratus juta rupiah).40

2) Ciri-ciri Usaha Kecil

a) Jenis barang atau komoditi yang diusahakan sudah tetap tidak gampang berubah,

39

http://www.Republika.com November 2006

(48)

b) Lokasi atau tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah,

c) Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, dan sudah membuat rencana usaha,

d) Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP,

e) Sumber daya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwirausaha,

f) Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal, g) Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik

sepertibusiness planning.

3) Contoh Usaha Kecil

a) Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja,

b) Pedagang dipasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya, c) Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, kayu

dan rotan, industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan industri kerajinan tangan,

(49)

b. Usaha Menengah

1) Pengertian Usaha Menengah

Usaha menengah sebagaimana dimaksud Inpres No.10 Tahun 1998 adalah usaha bersifat produktif yang memenuhi criteria kekayaan usaha bersih lebih besar dari Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak sebesar Rp 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta dapat menerima kredit dari bank sebesar Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) s/d Rp 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah)

2) Ciri-ciri Usaha Menengah

a) Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi;

b) Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan;

c) Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuan, telah ada jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll;

(50)

f) Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik;

3) Contoh Usaha Menengah

Jenis atau macam usaha menengah hampir menggarap komoditi dari hampir seluruh sektor mungkin hampir secara merata, yaitu :

a) Usaha pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan skala menengah;

b) Usaha perdagangan (grosir) termasuk export dan impor;

c) Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garment dan jasa transportasi taxi dan bus antar propinsi;

d) Usaha industri makanan dan minuman, elektronik dan logam;

e) Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer buatan.

C. KJKS

1. Pengertian KJKS

(51)

kegiatan usahanya bergerak dibidang pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah)41

Dengan demikian semua BMT yang ada di Indonesia dapat digolongkan dalam KJKS, mempunyai payung hukum dan legal kegiatan operasionalnya asal saja memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku.42

Usaha koperasi syariah meliputi semua kegiatan usaha yang halal, baik dan bermanfaat (thayyib) serta menguntungkan dengan system bagi hasil, dan tidak riba, perjudian (maysir) serta ketidak jelasan (gharar). Untuk menjalankan fungsi

perannya, koperasi syariah menjalankan usaha sebagaimana tersebut dalam sertifikasi usaha koperasi. Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus diniyatkan sah berdasarkan fatwa dan ketentuan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.43

2. Tujuan Koperasi Syariah

Tujuan koperasi syariah yaitu mensejahterakan ekonomi anggotanya sesuai norma dan moral Islam, menciptakan persaudaraan dan keadilan sesama anggota, pendistribusian pendapatan dan kekayaan yang merata sesama anggota berdasarkan

41Menteri Negara Koperasi dan UKM Surat Keputusan Nomor 91/Kep/MKUKM/IX/2004

42Koperasi Jasa Keuagan Syaiah., http://edisi03.blogspot.com/ jurnal diakses pada tgl 15

Maret 2011

43

(52)

kontribusinya, kebebasan pribadi dalam kemaslahatan sosial yang didasarkan pada pengertian bahwa manusia diciptakan hanya untuk tunduk kepada Allah, meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan anggota pada khususnya serta turut membangun tatanan perekonomian yang berkeadilan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.44

3. Peran dan Fungsi Koperasi Syariah

Dalam koperasi konvensional lebih mengutamakan mencari keuntungan untuk kesejahteraan anggota, baik dengan cara tunai atau membungakan yang ada pada anggota. Para anggota yang meminjam tidak dilihat dari sudut pandang pengunaanya hanya melihat uang pinjaman kembali ditambah dengan bunga yang tidak didasarkan kepada kondisi hasil usaha atas penggunaan uang tadi. Bahkan bisa terjadi jika ada anggota yang meminjam untuk kebutuhan sehari-hari (makan dan minum), maka pihak koperasi memberlakukannya sama dengan pinjaman lainnya yang penggunaanya untuk usaha yang produktif dengan mematok bunga sebagai jasa koperasi.

Pada koperasi syariah hal ini tidak dibenarkan, karena setiap transaksi (tasharuf) didasarkan atas penggunaan yang efektif apakah untuk pembiayaan atau

kebutuhan sehari-hari. Kedua hal tersebut diperlakukan secara berbeda. Untuk usaha produktif, misalnya anggota akan berdagang maka dapat menggunakan prinsip bagi

44Nur S Buchori,

(53)

hasil (musyarakah atau mudharabah) sedangkan untuk pembelian alat transportasi

atau alat-alat lainnya dapat menggunakan prinsip jual beli (murabahah).

Berdasarkan peran dan fungsinya maka koperasi syariah memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Sebagai manajer investasi

Manajer investasi yang dimaksud adalah, koperasi syariah dapat memainkan perannya sebagai agen atau sebagai penghubung bagi para pemilik dana. Koperasi syariah akan menyalurkan kepada calon atau anggota yang berhak mendapatkan dana atau bisa juga kepada calon atau anggota yang sudah ditunjuk oleh pemilik dana.

Umumnya, apabila pemilihan penerima dana (anggota atau calon anggota) didasarkan ketentuan yang diinginkan oleh pemilik dana, maka koperasi syariah hanya mendapatkan pendapatan atas jasa agennya. Misalnya jasa atas proses seleksi anggota penerima dana, atau biaya administrasi yang dikeluarkan koperasi atau biaya monitoring termasuk reporting. Kemudian apabila terjadi wanprestasi yang bersifat force major yakni bukan kesalahan koperasi atau

bukan kesalahan anggota, maka sumber dana tadi (pokok) dapat dijadikan beban untuk resiko yang terjadi. Akad yang tepat untuk seperti iniadalah mudharabah muqayyadah.

b. Sebagai investor

(54)

kemudian dikelola secara professional dan efektif tanpa persyaratan khusus dari pemilik dana, dan koperasi syariah memiliki hak untuk terbuka dikelolanya berdasarkan program-program yang dimilikinya. Prinsip pengelolaan dana ini dapat disebut sebagaimudharabah mutlaqah, yaitu investasi dana yang dihimpun dari anggota maupun pihak lain dengan pola investasi yang sesuai dengan syariah.

c. Fungsi sosial

Konsep koperasi syariah mengharuskan memberikan pelayanan sosial baik kepada anggota yang membutuhkannya maupun kepada masyarakat dhu’afa. Kepada anggota yang membutuhkan pinjaman darurat (emergency loan)

dapat diberikan pinjaman kebajikan dengan pengembalian pokok (Al Qard) yang

sumber dananya berasal dari modal maupun laba yang dihimpun. Dimana anggota tidak dibebankan bunga dan sebagainya seperti koperasi konvensional. Sementara bagi hasil anggota masyarakat dhuafa dapat diberikan pinjaman kebajikan dengan atau tanpa pengembalian pokok(Qardhul Hasan) yang sumber

dananya dari dana ZIS (Zakat, Infaq, Shodaqoh). Pinjaman qordhul hasan ini

diutamakan sebagai modal usaha bagi masyarakat miskin agar usahanya menjadi besar, jika usahanya mengalami kemacetan, ia tidak perlu dibebani dengan pengembalian pokoknya.

(55)

ِبﺎَﻘِﻌْﻟا ُﺪﯾِﺪَﺷ ا ﱠنِإ ا اﻮُﻘﱠﺗاَو ِناَوْﺪُﻌْﻟاَو

ِﻢْﺛِﻹْاﻰَﻠَﻋ اﻮُﻧَوﺎَﻌَﺗ َﻻَوىَﻮْﻘﱠﺘﻟاَو ﱢﺮِﺒْﻟاﻰَﻠَﻋ ا ﻮُﻧَوﺎَﻌَﺗَو

Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketaqwaan dan janganlah kamu tolong menolong dalam permusuhan dan perbuatan dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kalian kepada Allah, sesungguhnya Allah amat keras siksa-Nya.”(QS Al-Maa’idah : 2)45

Sedangkan dalam hadits disebutkan pula keharusan dalam tolong-menolong, sebagai berikut:

Rasul saw bersabda: “Seorang muslim dengan muslim yang lain adalah bersaudara. Ia tidak boleh berbuat zhalim dan aniaya kepada saudaranya. Barangsiapa yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barangsiapa membebaskan seorang muslim dari kesulitan, maka Allah akan membebaskannya dari kesulitan pada hari kiamat. Dan barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat” (HR Muslim).46

4. Landasan Hukum Koperasi Syariah

a. UU Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. b. UU no 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

c. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah merupakan realisasi atas keperdulian pemerintah untuk berperan memberikan payung hukum atas kenyataan yang tumbuh subur dalam masyarakat ekonomi Indonesia terutama dalam lingkungan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

45

Al-Qur’an, Surat Al-maa’idah ayat : 2 46

(56)

d. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 35.2/PER/M.KUKM/X/2007 tentang Pedoman Standar Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah.

e. Peraturan Pemerintah No 17 tahun 1994 tentang pembubaran Koperasi oleh Pemerintah.

f. PP No 9 tahun 1995 tentang Usaha Simpan Pinjam.

g. Koperasi syariah berlandaskan syariah Islam yaitu Al-qur’an dan as-sunnah dengan saling tolong menolong (ta’awun) dan saling menguatkan (takaful)

dan berlandaskan pada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan.47

5. Prinsip Operasional Koperasi Syariah

Koperasi syariah memiliki keluwesan dalam menerapkan akad-akad muamalah, yang umumnya sulit dipraktekan pada perbankan syariah karena adanya keterbatasan peraturan dari Bank Indonesia – PBI (Peraturan Bank Indonesia). Prinsip dasar operasional koperasi syariah tersebut dapat digambarkan berikut.48

47“koperasi syariah”www.koperasisyariah.comArtikel diakses pada tgl 18 Maret 2011

48

(57)
(58)

45

Dari bagan di atas digambarkan bahwa sumber dana koperasi syariah di peroleh dari simpanan sukarela seperti simpanan wadiah dan sempanan berjangkamudharabah, investasi pihak lain,dana zakat infaqdanshadaqoh, dan

dari modal koperasi seperti simpanan pokok simpanan wajib, dana hibah dan laba rugi sisa hasil usaha berjalan. Dari sumber dana koperasi syariah tersebut kemudian disalurkan untuk pembiayaan seperti dalam bentuk jasa dengan akad pembiayaan wakalah, kafalah, hawalah, dan ijaroh yang kemudian akan mendapatkan fee. Dalam bentuk jual beli dengan akad pembiayaan murabahah, salam, dan istishna yang kemudian akan memperoleh margin. Dalam bentuk

investasi pembiayaan dengan akad mudharabah dan musyarakah dengan porsi

bagi hasil, dan penempatan lainnya seperti penempatan pada bank syariah dan koperasi syariah. Dari hasil yang diperolerh seperti fee, margin dan bagi hasil maka distribusi pembagiannya 55 % porsi koperasi syariah untuk laba rugi SHU berjalan, dan 45% untuk bagi hasil simpanan berjangka dan investasi pihak lain, dan bonus untuk penempatan pada bank syariah dan koperasi syariah.49

49

(59)

46

BAB III

DINAS KOPERASI DAN UKM KOTA TANGERANG

SELATAN

A. Sejarah Dinas Koperasi dan UKM Kota Tngerang Selatan

Mengacu pada pembentukan Tangerang Selatan berdasarkan UU No 51 tahun 2008 , maka dengan itu pula Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dibentuk berdasarkan peraturan Walikota Tangerang Selatan No 01 tahun 2009, yaitu tentang perangkat daerah Kota Tangerang Selatan.

Sebagai tindak lanjut dari peraturan Walikota No 01 tahun 2009 tersebut dikeluarkan peraturan Walikota No 24 tahun 2009 tentang Tugas pokok, Fungsi tata kerja pada Dinas Koperasi dan UKM.

Maka pada 29 Mei 2009 berdirilah Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan yang pada awalnya digabung dengan Diperindag (Dinas Perindustrian dan perdagangan) Koperasi dan UKM.50

B. Visi dan Misi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan

Sebagai suatu lembaga maka Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan mempunyai visi dan misi sebagai berikut :

50

(60)

1. Visi

Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan (Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SPPN). Berdasarkan kondisi saat ini dan isu-isu strategis pada 5 tahun mendatang, serta penggalian aspirasi dan persepsi masyarakat yang telah dilakukan, maka Visi (sementara) Pemerintah Kota Tangerang Selatan pada Tahun 2008 - 2013 yaitu: Menuju Masyarakat Tangerang yang Beriman, Sejahtera, Berorientasi Industri, dan Berwawasan Lingkungan

Dalam rangka mendukung terwujudnya Visi daerah tersebut dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta masukan-masukan dari stakeholders, maka

Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Tangerang Selatan menetapkan Visi sementara adalah :51

Mewujudkan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah

Menjadi Penggerak Dan Pendorong Bagi Peningkatan

Perekonomian Daerah Kota Tangerang Selatan Yang Adil Dan

Bermartabat“

yang mengandung makna bahwa dengan pelaksanaan tugas dan fungsi yang dilakukan mampu untuk menciptakan Pelaku Usaha Mikro Kecil dan

51

(61)

Menengah serta Gerakan Koperasi sebagai mitra aplikasi program dan kegiatan pembangunan yang berkualitas, serta mampu secara sinergis dalam tiap bidang pembangunan untuk mandiri mengatur dan menentukan keberhasilannya secara mandiri dan berkelanjutan secara adil dan bermartabat

2. Misi

Dalam rangka mewujudkan visi maka perlu disusun misi yang merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan bayangan kondisi tentang masa depan. Sejalan dengan pembahasan terdahulu bahwa SKPD Kota Tangerang Selatan dalam penyusunan Renstra berpedoman terhadap RPJMD Kabupaten Tangerang tahun 2009 – 2013 sebagai berikut:52

a. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan pengamalannya dalam kehidupan bermasyarakat.

b. Membangun sumberdaya manusia melalui peningkatan mutu pendidikan diseluruh jenjang secara bertahap serta peningkatan derajat kesehatan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat

c. Meningkatkan pemerataan dan pertumbuhan ekonomi melalui fasilitasi pengembangan usaha di bidang industri, agribisnis, agro industri, dan jasa, serta memberikan akses lebih besar pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah, dan sektor informal.

52

(62)

d. Mewujudkan keserasian dan keseimbangan pembangunan yang berwawasan lingkungan melalui sistem perencanaan dan pengendalian Tata Ruang yang terstruktur.

e. Menciptakan tata kepemerintahan yang bersih, transparan, dan bertanggung jawab (good governance)

f. Meningkatkan pembangunan infra struktur bagi percepatan aspek-aspek pembangunan.

g. Memenuhi hak-hak politik dan sosial warga untuk melakukan partisipasi kritis dalam proses pembangunan

h. Memberdayakan perempuan dan kesetaraan gender dalam kegiatan pembangunan

C. Tujuan dan Sasaran Dinas Koperasi dan UKM Kota Tngerang Selatan

Tujuan merupakan penyebaran atau implementasi pernyataan misi yang akan dicapai oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan.

Berdasarkan visi, misi, dan faktor-faktor kunci keberhasilan, Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan menetapkan tujuan dan sasaran sebagai berikut :53

53

(63)

1. Tujuan

a. Meningkatkan pelayanan publik;

b. Meningkatkan peluang usaha koperasi dan usaha mikro kecil menengah; c. Mengembangkan kewirausahaan bagi KUMKM;

d. Menciptakan unit usaha yang kuat; e. Meningkatkan pemasaran dan promosi;

f. Meningkatkan perlindungan hukum bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah;

g. Meningkatkan kesehatan dan klasifikasi koperasi; 2. Sasaran

a. Meningkatnya pelayanan publik;

b. Berfungsinya Pusat Promosi dan Informasi Bisnis bagi KUMKM; c. Meningkatnya jumlah koperasi yang aktif;

d. Meningkatnya jumlah UMKM ;

e. Meningkatnya jumlah unit usaha UMKM yang produktif ; f. Meningkatkan inovasi produk IKM ;

g. Terwujudnya sentra – sentra Produksi UMKM potensial;

(64)

D. Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan

Struktur organisasi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:54

54

Dokumen RENSTRA Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan

(65)

E. Program Kerja Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan

Program pembangunan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Tangerang Selatan sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2009-2013, telah menyesuaikan dengan program yang dicantumkan dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Mengingat kondisi dan karakteristik daerah beserta dinamika yang bervariasi, maka program yang tercantum dalam RPJMD Kabupaten Tangerang Tahun 2009-2013 tersebut dan sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 pada dasarnya dimungkinkan untuk dikembangkan atau dilakukan penambahan sesuai dengan prioritas dan kebutuhan Kota Tangerang Selatan. Berikut disajikan program dan kegiatan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Tangerang Selatan Tahun 2009 – 2013.55

1. Program dan Kegiatan Lokalitas SKPD

a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Dilaksanakan melalui kegiatan pokok sebagai berikut:

1) Penyediaan jasa surat menyurat

2) Penyediaan jasa komunikasi, sumberdaya air dan listrik

3) Penyediaan jasa pemeliharaan dan perijinan kendaraan dinas / operasional

55

(66)

4) Penyediaan jasa kebersihan kantor 5) Penyediaan alat tulis kantor

6) Penyediaan barang cetakan dan penggandaan Penyediaan jasa tenaga administrasi / teknis perkantoran

7) Penyediaan pelayanan administrasi kepegawaian 8) Penyediaan pelayanan keamanan

9) Penyediaan komponen instalasi listrik / penerangan bangunan kantor 10) Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan 11) Penyediaan bahan logistik kantor

12) Penyediaan makanan dan minuman

13) Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam dan keluar daerah 14) Penyediaan jasa tenaga administrasi / teknis perkantoran

15) Penyediaan pelayanan administrasi kepegawaian

b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkantoran, Dilaksanakan melalui kegiatan pokok sebagai berikut:

1) Pembangunan gedung kantor

2) Pengadaan kendaraan dinas / operasional 3) Pengadaan mebeleur

4) Pengadaan perlengkapan kantor 5) Pengadaan peralatan kantor

6) Pemeliharaan rutin / berkala gedung kantor

(67)

8) Pemeliharaan rutin / berkala perlengkapan gedung kantor 9) Pemeliharaan rutin / berkala halaman kantor

c. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, dilaksanakan melalui kegiatan pokok sebagai berikut:

1) Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD 2) Penyusunan pelaporan keuangan semesteran

3) Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun 4) Penyusunan perencanaan anggaran

5) Penatausahaan keuangan SKPD 6) Penyusunan rencana kerja SKPD 7) Forum SKPD

8) Penyusunan Renstra badan

9) Asistensi sistem penatausahaan keuangan SKPD 10) Monitoring, evaluasi dan pelaporan

2. Program dan Kegiatan Lintas SKPD

a. Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif, dilaksanakan melalui kegiatan pokok sebagai berikut:

1) Penyusunan Kebijakan Tentang Usaha Kecil Menengah 2) Sosialisasi Kebijakan Tentang Usaha Kecil Menengah

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedudukan hokum Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) dalam peraturan peundang-undangan lembaga keuangan, untuk mengetahui

Dan dalam prakteknya KJKS BMT AL-FATH IKMI juga mempunyai strategi manajemen operasional yang sama baiknya dengan koperasi jasa keuangan syariah amanah yaitu dengan

SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI SUMATERA SELATAN.

Periklanan yang bersifat khusus dilakukan oleh Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Manfaat Surabaya dengan tujuan untuk meningkatkan penjualan produk simpanan dan

Untuk menjawab permasalahan-permasalahan tersebut, Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu satuan kerja perangkat daerah

Strategi Pengembangan KJKS BMT Mardlotillah yang dihasilkan dari matriks SWOT dan QSP diperoleh lima prioritas strategi yang disarankan, yaitu (1) Peningkatan

Dengan posisi ini maka alternatif manajemen strategi yang dapat dilakukan KJKS BMT Syariah Sejahtera adalah strategi pertumbuhan pada strategi korporat dan strategi fokus pada

Penulis menemukan faktor penghambat terhadap strategi Dinas Koperasi dan UKM dalam meningkatkan kemampuan digital pelaku UMKM di Provinsi Bangka Belitung yaitu Belum dimilikinya data