• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi pembiayaan pendidikan dan ketersedian sarana prasarana terhadap kepuasan siswa belajar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kontribusi pembiayaan pendidikan dan ketersedian sarana prasarana terhadap kepuasan siswa belajar"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DAN

KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA TERHADAP

KEPUASAN SISWA BELAJAR

(Studi kasus di SMU Muhammadiyah 25 Pamulang)

Skripsi

Disusun oleh :

Ilham Jurzais

205081000178

JURUSAN MANAJEMEN PEMASARAN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

“If you are nothing no body care”(

jika anda belum

berhasil, belum kaya, belum sukses, belum terkenal.

Tak ada seorangpun yang perduli dengan apa yang

anda lakukan

)

 

But if you are something everybody care”

(

Tapi, kalau anda sudah kaya, sudah terkenal, sudah

berhasil, yang satu mengaku saudaralah,

(3)

KONTRIBUSI PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DAN KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA TERHADAP KEPUASAN SISWA BELAJAR

(Studi Kasus di SMU Muhammadiyah 25 Pamulang)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

ILHAM JURZAIS NIM : 205081000178

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yahya Hamza, MM Suhendra, S.Ag, MM

NIP : 19490602 1978031001 NIP : 19711206 2003121001

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

(4)

KONTRIBUSI PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DAN KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA TERHADAP KEPUASAN SISWA BELAJAR

(Studi Kasus di SMU Muhammadiyah 25 Pamulang)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

ILHAM JURZAIS NIM : 205081000178

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yahya Hamza, MM Suhendra, S.Ag, MM

NIP : 19490602 1978031001 NIP : 19711206 2003121001

Penguji Ahli

Prof. Dr.Ahmad Rodoni NIP : 19690203 200112 1003

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

(5)

Hari ini kamis Tanggal 19 Bulan November Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Ilham Jurzais NIM : 205081000178 dengan judul Skripsi “KONTRIBUSI PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DAN KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA TERHADAP KEPUASAN SISWA BELAJAR” (Studi Kasus SMU Muhammadiyah 25 Pamulang). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ilmu Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 19 November 2009

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Indoyama Nasarudin,SE.,MBA Amir Syarifuddin.SH.,MM Ketua Sekertaris

(6)

CURICULLUM VITAE

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Ilham jurzais

Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 22 april 1987

Kelamin : laki-laki

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Hoby : Membaca dan Olah Raga

Alamat : Jl. H.saidin Rt/Rw 01/04 No : 04 Pamulang Barat Telp rmh /hp : 085692018***

PENDIDIKAN FORMAL

1. SD Negri Pamulang 1 Tanggerang 1999

2. SMP Muhammadiah 22 Pamulang Tanggerang 2002 3. SMU Muhammadiah 25 Pamulang Tanggerang 2005 4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Januari 2009

(7)

ABSTRACT

Ilham Jurzais, thesis title “The Contribution of Education Financing and Readiness of Facilities and Infrastructurs to Satiscation (Case Study at SMU Muhammadiyah 25 Pamulang)” undergraduate (S1), Management of Marketing and Entrepreneurship Department. Faculty of Economy and Social Science UIN

This research is aimed to know the degree of contribution of education financing and readiness of facilities and infrastructures to satisfaction. From the result shows that there is certain contribution of education financing and readiness of facilities and infrastructures to satisfaction which is shown by 48,5% of r square value while 51,5% is still influenced by other variables.

In the other hand we know The contribution of education financing, facilities and infrastructurs influence satisfaction can also be seen in the value of Fcalculate > Ftable. ttest toward value variables shows that tcalculate 3,076 > ttable 1,64

where propability value shows 0,003 < 0,005. t test toward facilities and infrastructure variables shows tcalculate 1,829 > ttable 1,28 where propability

variables value shows 0,071 < 0,01.

(8)

ABSTRAK

Ilham Jurzais, judul skripsi “Kontribusi Pembiayaan Pendidikan dan Ketersediaan Sarana Prasarana Terhadap Kepuasan Siswa Belajar (Studi Kasus di SMU Muhammadiyah 25 Pamulang).” Strata satu (SI) Jurusan Manajemen Pemasaran dan Kewirausahaan Fakultas Ilmu Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2009.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran Kontribusi Pembiayaan Pendidikan dan Ketersediaan Sarana Prasarana Terhadap Kepuasaan Siswa Belajar. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa kontribusi pembiayaan pendidikan dan ketersediaan sarana prasarana sekolah terdapat hubungan dengan kepuasaan siswa belajar, yang ditunjukan dengan nilai R Square sebesar 48,5% sedangkan sisanya 51,5% dipengaruhi oleh variabel lain.

Selain itu dapat diketahui kontribusi pembiayaan pendidikan, sarana prasarana berpengaruh terhadap kepuasan siswa belajar di tunjukan dengan nilai Fhitung > Ftabel. Hasil uji t pada variabel harga diperoleh thitung3,076 > ttabel 1,64 dan

nilai propabilitas harga 0,003 < 0,005. Hasil uji t pada variabel sarana prasarana thitung 1,829 > ttabel 1,28 dan nilai propabilitas variabel sarana prasarana 0,071 <

0,01.

(9)

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmannirohim

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia yang dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga dilimpahkan oleh-Nya kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, para sahabat, dan pengikutnya yang setia sepanjang zaman. (Amin) yang telah memberikan tauladan kepada seluruh umat manusia menuju kepada jalan kebenaran.

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dan dalam kesempatan ini, dengan segala ketulusan penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah mendukung penulisan.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Dr.Abdul Hamid. MS , selaku Dekan Fakultas Ekonomi yang telah mendidik, membimbing, dan mengarahkan penulis menjadi lebih baik.

2. Kedua orang tua penulis yang telah memberi semangat,dukungan yang tiada henti-hentinya, dan menjadi Inspirasi menjalani semua ini. 3. Bapak Dr.Yahya Hamza, MM dan Bapak Suhendra, S.Ag, MM selaku

pembimbing I dan pembimbing II, penulis tidak akan melupakan jasa-jasa bapak, semoga semua kebaikan Bapak dibalas oleh Allah SWT. 4. Bapak Prof.Dr.Ahmad Rodoni, sebagai penguji Ahli.

5. Seluruh Dosen FEIS yang telah mendidik dan mengarahkan penulis selama beberapa semester ini.

6. Akedemik Lt.3 FEIS ekstensi, Mba Ani, Pak Sukmadi, Mpok, Heri, Mas Alfred, Om Ajiz...Makasih banyak atas semua bantuanya. 7. Temen-teman KEPRIEROOM, Ruhiyat, Rendi, Anom, Widji, Nizomy,

dari belasan orang,terseleksi alam selama empat tahun. Inilah teman-teman terbaik semoga menjadi lebih baik.

8. Teman-teman kosan Atas Surya, Uden, Edot, Arif, Zein, Erwin, Satria. 9. Rental ketik. Mbah,,,makasih dah bantuin edit skripsinya.

10.Kepala sekolah SMA Muhammadiyah 25 Pamulang yang telah mengizinkan penulis mengadakan penelitian.

11.Guru-guru SMA Muhammadiyah 25 Pamulang yang telah membantu menyebarkan kuesioner.

12.Seseorang yang telah memberi semangat kepada penulis selama penulisan, Dia pasti tau kenapa ada di no urut ini, he...

13.Semua teman-teman manajemen B, senang berteman dengan kalian semua.

14.Dan untuk semua orang yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

(10)

menyelesaikan skripsi ini sebaik-baiknya. Dengan segala ketuusan dan kerendahan hati Penulis berusaha senantiasa untuk menerima saran maupun keritik yang membangun dan dapat menjadikan skripsi ini lebih baik.

Ahir kata, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Dan semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan berkah dan rahmat-Nya kepada kita semua. Amin...

Jakarta, 10 Desember 2009

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Pengesahan. ... ii

Daftar Riwayat Hidup ... v

Abstract ... vi

Abstraksi ... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Gambar... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 7

2. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga ... 8

1. Teori Permintaan ... 8

2. Teori Penawaran ... 11

3. Strategi Harga ... 13

4. Segmantasi Pasar ... 14

5. Bauran Pemasaran ... 18

B. Pembiayaan Pendidikan ... 19

1. Pengertian Biaya Pendidikan ... 19

2. Jenis-jenis Biaya Pendidikan ... 21

3. Sumber-sumber biaya pendidikan ... 25

C. Sarana dan prasarana pendidikan ... 27

1. Pengertian Sarana ... 27

(12)

a. Ditinjau dari habis tidaknya dipakai ... 29

b. Ditinjau dari bergerak tidaknya saat di gunakan ... 29

c. Ditinjau dari hubungan dengan proses belajar mengajar ... 30

3. Pengertian Prasarana ... 30

4. Jenis-jenis prasarana ... 31

D. Instrumen sarana dan prasarana ... 31

E. Kepuasan Konsumen ... 32

1. Pengertian Kepuasan Konsumen ... 32

2. Model Kepuasan Konsumen ... 34

a. Komponen kognitif ... 34

b. Model afektif ... 35

3. Proses Penilaian Pembeli Terhadap Kinerja Produk ... 37

F. Penelitian Terdahulu ... 38

G. Kerangka Pemikiran ... 38

H. Hipotesis ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan penelitian ... 41

B. Populasi dan Sampling ... 41

C. Teknik Pengumpulan Data ... 42

D. Metode Analisis ... 43

1. Analisis Kualitatif ... 43

2. Analisis Kuantitatif ... 45

a. Analisis regresi linier ... 45

E. Operasional Variabel Penelitian ... 47

1. Variabel Bebas (Independent Variabel) ... 47

2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)... 47

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 50

1. Sejarah SMA Muhammadiyah 25 Pamulang ... 50

(13)

3. Visi, Misi, dan Tujuan ... 51

a. Visi ... 51

b. Misi ... 51

c. Tujuan ... 54

4. Sarana dan Prasarana ... 55

5. Struktur Organisasi ... 56

B . Validitas dan Reliabilitas ... 57

C. Penemuan dan pembahasan ... 59

1. Analisis kualitatif ... 59

a. Strategi pemasaran ... 59

1) Harga ... 59

2) Sarana prasarana ... 66

3) Kepuasan ... 71

2. Analisis Kuantitatif ... 77

a. Analisis regresi linier berganda ... 78

D. Interpretasi ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 83

(14)

DAFTAR TABEL

Keterangan

Tabel 3.1 Variabel Operasional ... 47

Tabel 4.1 Hasil Try Out Item Kontribusi Pembiayaan Pendidikan dan Ketersediaan Sarana Prasarana Terhadap Kepuasan siswa Belajar ... 58

Tabel 4.2 Memperoleh pendidikan berikut sarana dengan harga yang terjangkau ... 59

Tabel 4.3 Potongan harga bagi siswa yang berprestasi (beasiswa) ... 60

Tabel 4.4 Biaya yang dikeluarkan sesuai dengan kualitas jasa pendidikan yang diberikan sekolah ... 61

Tabel 4.5 Kemudahan dalam cara pembayaran ... 62

Tabel 4.6 Ada biaya tambahan ekskul ... 62

Tabel 4.7 Kejelasan rincian pembayaran ... 63

Tabel 4.8 Pemantauan uang tambahan lain ... 63

Tabel 4.9 Ada dana tambahan lain diluar kegiatan (ekskul sekolah) untuk menunjang program ... 64

Tabel 4.10 Pungutan parkir dan uang kemananan lingkungan sekolah ... 65

Tabel 4.11 Evaluasi dan monitoring penggunaan dana sekolah ... 65

Tabel 4.12 Mempunyai ruang belajar yang bersih dan nyaman ... 66

Tabel 4.13 Peralatan dan perlengkapan sekolah yang masih lengkap (spidol, white board, penghapus dll) ... 66

Tabel 4.14 Meja dan kursi yang masih layak dipakai ... 67

Tabel 4.15 Perpustakaan dengan buku yang memadai ... 67

Tabel 4.16 Peralatan laboratorium yang masih lengkap ... 68

Tabel 4.17 Lapangan dan peralatan olah raga dengan kondisi yang baik... 68

Tabel 4.18 Toilet yang terjaga kebersihannya ... 69

Tabel 4.19 Tempat ibadah yang kondusif, nyaman dan tenang ... 69

(15)

Tabel 4.21 Suasana lingkungan sekolah tidak berisik (tidak mengganggu

kegiatan belajar mengajar) ... 70

Tabel 4.22 Letak sekolah yang mudah terjangkau ... 71

Tabel 4.23 Pelayanan melebihi dari harapan yang diinginkan siswa/i ... 71

Tabel 4.24 Bersekolah di SMU Muhammadiyah meningkatkan kemauan belajar ... 72

Tabel 4.25 Sekolah Muhammadiyah menambah pemahaman belajar ... 72

Tabel 4.26 Sekolah Muhammadiyah menambah wawasan keilmuwan, sehingga meningkatkan dan menambah daya intelektual ... 73

Tabel 4.27 Sekolah Muhammadiyah menjadi pilihan utama untuk pemenuhan kebutuhan belajar... 73

Tabel 4.28 Guru atau pengajar Muhammadiyah bersikap ramah, simpati dan cenderung memberikan perhatian kepada siswa/i ... 74

Tabel 4.29 Petugas administrasi bersih, rapih, dan menarik ... 74

Tabel 4.30 Pengajar maupun staf administrasi responsif terhadap keluhan atau masalah yang dihadapi siswa/i ... 75

Tabel 4.31 Pengajar yang kompeten dan mampu dalam menangani siswa/i tanpa pilih kasih ... 75

Tabel 4.32 Materi-materi, kurikulum dan metode pengajaran yang relevan (sesuai) ... 76

Tabel 4.33 Pengajar dapat mentransfer ilmu dengan baik sehingga siswa/i mengerti apa yang dipelajari ... 76

Tabel 4.34 Pengajar Muhammadiyah memiliki potensi ... 77

Tabel 4.35 SMU Muhammadiyah mempunyai reputasi dan nama baik di masyarakat ... 77

Tabel 4.36 Tabel Koefisien ... 78

Tabel 4.37 Tabel Model Summary ... 79

Tabel 4.38 Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien kolerasi ... 80

(16)

DAFTAR GAMBAR

Keterangan

Gambar 2.1 Kurva Permintaan Pasar ... 9 Gambar 2.2 Kurva Penawaran Perusahaan ... 13 Gambar 2.3 Konsep Biaya Menurut Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan ... 21 Gambar 2.4 Tingkat Kepuasan Konsumen ... 34 Gambar 2.5 Konsep Kerangka Penulisan ... 39 Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi

(17)
(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kopetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Sebagian sekolah, terutama di kota-kota, menunjukan peningkatan mutu pendidikan yang cukup mengembirakan, namun sebagian besar lainnya masih memprihatinkan.

Berdasarkan masalah ini, maka berbagai pihak mempertanyakan apa yang salah dalam penyelenggaraan pendidikan kita? Dari berbagai pengamatan dan analisis, sedikitnya ada tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan secara nyata.

Faktor pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional mengunakan pendekatan education production atau input-output analisis yang tidak dilaksanakan secara konsekuen. Pendekatan ini melihat bahwa lembaga pendidikan berfungsi sebagai pusat produksi yang apabila dipenuhi semua input

(19)

akan menghasilkan output yang dikehendaki. Pendekatan ini menganggap bahwa apabila input pendidikan seperti pelatihan guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, dan perbaikan sarana serta prasarana pendidikan lainnya dipenuhi, maka mutu pendidikan (output) secara otomatis akan terjadi. Dalam kenyataan, mutu pendidikan yang diharapkan tidak terjadi. Mengapa? Karena selama ini dalam penerapan education production fungction terlalu memusatkan pada input pendidikan dan kurang dalam proses pendidikan. Pada hal, proses pendidikan sangat menentukan output pendidikan.

Faktor kedua, penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara birokratik-sentralistik sehingga menempatkan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan sangat tergantung pada keputusan birokrasi yang mempunyai jalur yang sangat panjang dan kadang-kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi sekolah setempat. Dengan, demikian sekolah kehilangan kemandirian, motivasi dan inisiatif untuk mengembangkan dan memajukan lembaganya termasuk peningkatan mutu pendidikan sebagai salah satu tujuan pendidikan nasional.

(20)

Keberhasilan pembangunan suatu negara harus sejalan dengan sikap mental sumber daya manusia yang mendukung proses pembangunan itu. Hal ini berarti bahwa sumber daya manusia harus menjadi perhatian utama dalam menentukan arah perjalanan suatu bangsa. Perhatian yang penting untuk penyiapan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Sebagai suatu proses, pendidikan berusaha menciptakan manusia yang unggul dari segi kognitif, afektif maupun psikomotrik. Bila jumlah penduduk yang bersekolah dan terdidik dengan baik lebih banyak, maka lebih besar kemungkinan adanya kamajuan di semua bidang.

Sebagaimana dalam sebuah artikelnya Fritz R. Tambunan menulis bahwa : “Begitu pentingnya pendidikan untuk kemajuan sebuah bangsa, tahun 1972 The International Commision for Education Deflopment dari UNESCO, sudah mengingatkan bangsa-bangsa jika ingin membangun dan berusaha memperbaiki keadaan sebuah bangsa harus dimulai dengan pendidikan sebab pendidikan adalah kuncinya”(Frietz.R Tambunan,2004 : 4)

Dalam makna formal, pendidikan diselengarakan oleh suatu lembaga yang memiliki tujuan-tujuan tertentu secara institusional yang tiada lain tujuan ini diarahkan kepada siswa setelah melewati jenjang pendidikan tertentu.

Keluaran (output)yang berkualitas ditentukan oleh setiap usaha perangkat lembaga pendidikan dalam melakukan perbaikan-perbaikan secara komprehensif salah satunya adalah perbaikan proses belajar mengajar.

(21)

tidak berhubungan dengan pendidikan. Bahkan secara sadar ataupun tidak sadar kita selalu mengalami proses pendidikan, baik secara informasi maupun formal.

Pendidikan memang sudah selayaknya menjadi kebutuhan kita dalam mencapai tujuan kita bersama yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa seperti telah ditetapkan dalam pembukaan UUD 1945. Demikian pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia, maka diperlukan suatu pendidikan yang berkualitas agar dapat menunjang kehidupan manusia itu sendiri. Dalam mendesain suatu pendidikan yang berkualitas, maka ada beberapa hal yang harus dipenuhi diantaranya adalah :

1. Kurikulum yang dipergunakan dan mata pelajaran yang di pilih 2. Tenaga pendidikan yang profesional dan kompeten

3. Sarana dan prasarana yang mendukung 4. Pendanaan/pembiayaan pendidikan

Faktor yang telah diuraikan diatas, tentu harus berjalan secara seiring karena bila tidak maka cita-cita untuk menghadirkan pendidikan yang berkualitas tidak akan tercapai. Selain itu untuk mendukung berlangsungnya pendidikan yang berkualitas memerlukan perhatian yang ekstra dari jajaran pendidikan,

stakeholder, maupun masyarakat, misalnya dengan dibentuknya komite sekolah yang bertugas mengawasi jalannya pendidikan.

(22)

pendapatan perkapita bangsa kita makin menurun pembiayaan pendidikan justru meningkat, hal ini menyebabkan terjadinya penurunan minat masyarakat terhadap pendidikan.

Selain itu pendidikan indonesia juga tengah mengalami peningkatan, misalnya dengan memberlakukan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang mempunyai orientasi pada kompetensi peserta didik. Di sisi lain penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi juga memerlukan beberapa sarana prasarana pendukung yang memerlukan dana yang tidak sedikit.

Hal ini menjadi menarik untuk diperhatikan, apakah pembiayaan pendidikan yang semakin meningkat dapat memfasilitasi sarana prasarana yang dibutuhkan pendidikan untuk meningkatkan mutunya. Kemudian sejauh mana hubungan kontribusi pembiayaan pendidikan dan ketersediaan sarana prasarana sekolah terhadap kepuasan siswa belajar.

SMU Muhammadiyah 25 Pamulang adalah sebuah sekolah swasta yang terdapat di daerah pamulang tepatnya di Reni Jaya. Saat ini SMU Muhammadiyah 25 Pamulang telah menerapkan kurikulum berbasis kompetensi tersebut. Karena penerapan kurikulum tersebut memerlukan beberapa sarana dan prasarana yang layak dan biaya yang tidak sedikit.

(23)

B. Perumusan Masalah

Setelah membatasi masalah-masalah yang di identifikasi, maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Secara Parsial

a. Bagaimana pengaruh pembiayaan pendidikan terhadap kepuasan siswa belajar.

b. Bagaimana pengaruh kelengkapan sarana prasarana terhadap kepuasan siswa belajar.

2. Secara Simultan

a. Bagaimana kontribusi pembiayaan pendidikan dan ketersediaan sarana prasarana sekolah terhadap kepuasaan siswa belajar

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan khusus mengetahui hubungan antara kontribusi pembiayaan pendidikan dan ketersediaan sarana prasarana sekolah terhadap kepuasan siswa belajar yang dirinci sebagai berikut :

1. Secara Parsial

a. Bagaimana pengaruh pembiayaan pendidikan terhadap kepuasan siswa belajar.

(24)

2. Secara Simultan

a. Bagaimana kontribusi pembiayaan pendidikan dan ketersediaan sarana prasarana sekolah terhadap kepuasaan siswa belajar

2. Manfaat Penelitian

Penulis berharap dengan penelitian ini dapat menambah khazanah dan wawasan pengetahuan tentang proses penyelenggaraan pembiayaan pendidikan secara langsung, dan hubungan dengan sarana prasarana. Dan bagaimana pengalokasian dana pendidikan yang di peroleh sehinggga dapat memenuhi kebutuhan pendidikan berupa penyediaan sarana dan prasarana sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik.

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Harga

Harga suatu komoditas biasanya dikaitkan pada sejumlah uang yang harus dikeluarkan untuk memperoleh suatu unit komoditas tertentu (Lipscy et al,1995 : 132).Dalam teori harga, perubahan harga suatu komoditas adalah perubahan dari jumlah uang yang harus dikorbankan untuk memperoleh suatu komoditas tertentu bagi konsumen dan perubahan jumlah uang yang diterima sebagai kompensasi dari komoditas yang dikorbankan bagi produsen. Di dalam bauran pemasaran harga merupakan satu-satunya yang mewakili pendapatan (Kotler,2000 : 234).

Harga suatu barang dan jasa ditentukan oleh interaksi dari kekuatan penawaran dan permintaan. Kekurangan produk yang ditawarkan akan mendorong terjadinya kelebihan permintaan (excess demand) sehingga menyebabkan turunnya harga, sedangkan kelebihan penawaran (excess supply) terjadi jika jumlah produk yang ditawarkan mengalami surplus sehingga mendorong peningkatan harga. Pada saat jumlah yang diminta dan jumlah yang ditawarkan untuk sebuah komoditas dalam kondisi keseimbangan pada satu harga tertentu, pasar untuk komoditas tersebut berada dalam keseimbangan atau disebut juga ekuilibrium (Lipsey et al,1995 : 67). Harga untuk komoditas juga berfluktuasi dengan adanya perubahan permintaan dan penawaran.

C. Teori Permintaan

(26)

suatu barang yang diminta oleh pasar sangat dipengaruhi oleh permintaan individu atas barang tersebut. Penjelasan lebih ringkas mengenai permintaan pasar ini dapat di lihat pada gambar 2.1di bawah ini

a) Individu 1 b) Individu 2 c) Individu 3

Gambar 2.1 Kurva Permintaan Pasar

Berdasarkan gambar 2.1, untuk setiap harga titik pada kurva permintaan pasar diperoleh dengan menjumlahkan jumlah kuantitas yang diminta oleh setiap individu. Bentuk kurva permintaan pasar dan posisinya ditentukan oleh bentuk kurva permintaan setiap individu untuk produk yang diminta. Permintaan pasar tidak lebih merupakan efek kombinasi dari berbagai pilihan ekonomi konsumen (Nicholson,2002 : 98).

Permintaan individu akan suatu barang dan jasa dipengaruhi oleh faktor harga barang tersebut, harga barang lain, pendapatan, selera dan faktor-faktor lain. Selanjutnya dikatakan bahwa jika pendapatan rata-rata rumah tangga tinggi maka akan membeli lebih banyak komoditi walaupun harganya tetap sama. Konsumen yang semakin tinggi pendapatannya dan kemakmurannya menginginkan hasil-hasil produksi yang semakin banyak ragamnya dan akan memilih dalam membeli

Px

Px

Px Px

X1 X1 X2 X2 X X

(27)

dengan harga yang di tawarkan. Jumlah komoditi yang akan dibeli semua rumah tangga pada waktu tertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

a. Harga komoditi itu sendiri

Hipotesis ekonomi dasar menunjukan bahwa harga suatu komoditi dan kuantitas yang diminta berhubungan secara negatif dengan faktor lain dianggap tetap sama (cateris paribus). Dengan demikian, semakin tinggi harga suatu komoditi maka jumlah yang akan diminta akan semakin rendah, dan semakin rendah harga, semakin tinggi jumlah yang akan diminta.

b. Pendapatan

Jika rumah tangga menerima rata-rata pendapatan yang lebih besar, maka rumah tangga akan membeli lebih banyak komoditi tersebut pada tingkat harga yang sama. Sehingga menggeser kurva permintaan ke arah kanan atau komoditi tersebut, dengan catatan bahwa komoditi tersebut merupakan barang normal.

c. Harga Barang Lain

(28)

d. Selera

Selera berpengaruh besar terhadap keinginan orang untuk membeli. Perubahan selera dapat berlangsung dalam waktu lama sekali atau cepat yang akan menggeser kurva permintaan ke kanan. Sehingga lebih banyak yang akan dibeli pada tingkat harga.

e. Distribusi Pendapatan

Perubahaan dalam distribusi pendapatan akan meningkatkan jumlah yang diminta untuk komoditi yang dibeli, terutama bagi mereka yang memperoleh tambahan pendapatan. Dan akan menurunkan jumlah yang diminta untuk komoditi yang dibeli, terutama oleh mereka yang berkurang pendapatannya.

f. Jumlah Penduduk

Semakin tinggi jumlah penduduk, permintaan akan suatu barang semakin meningkat.

C. Teori Penawaran

(29)

Setiap keputusan yang diambil untuk memaksimalkan laba sangat erat hubunganya dengan tingkat output yang dipilih oleh perusahaan atau produsen untuk di produksi. Perusahaan menjual suatu tingkat output, dari penjualan perusahaan menerima pendapatan. Jumlah pendapatan yang diperoleh jelas tergantung pada berapa banyak output yang terjual dan pada tingkat harga berapa output tersebut terjual. Untuk memutuskan berapa banyak output yang akan diproduksi, perusahaan akan memilih kuantitas produksi dengan laba yang besar (Nicholson,2002 :135).

(30)

Gambar 2.2 Kurva Penawaran Perusahaan

Berdasarkan gambar 2.2 dapat dilihat kombinasi harga dan kuantitas yang digunakan perusahaan untuk mencapai laba maksimum. Pada saat harga dipasar lebih tinggi dari P* . Maka perusahaan akan menjual output sebesar Q2. Hal ini

dilakukan perusahaan atau produsen agar pencapaian laba lebih besar.

3. Strategi Harga

Dalam menetapkan harga produk terdapat enam tahap yang harus dilakukan, yaitu :

a. Memilih tujuan penetapan harga. b. Menentukan permintaan.

c. Memperkirakan biaya. d. Menganalisa harga.

e. Memilih metode penetapan harga. f. Memilih harga akhir.

Penawaran

P* P2

P1

Q1 Q* Q2 Kuantitas

(31)

Bauran harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan. Meskipun faktor non harga menjadi penting ahir-ahir ini, harga tetap merupakan elemen terpenting yang menentukan pangsa pasar dan keuntungan perusahaan (Kotler, 2000 : 78).

4. Segmantasi Pasar

Dalam kajian pemasaran, segmentasi pasar merupakan hal yang penting dan tidak dapat diabaikan. Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi segmen-segmen tertentu yang di jadikan sasaran penjualan, yang akan dicapai dengan marketing mix tertentu. Kegiatan ini memerlukan kemampuan untuk mengukur secara efektif kesempatan penjulan di berbagai segmen pasar dan kemampuan memilih marketing mix yang tepat untuk segmen pasar yang dipilih. Dengan membagi pasar yang bersifat heterogen ke dalam kelompok-kelompok konsumen yang bersifat homogen, perusahaan dapat menyusun program pemasaran untuk tiap segmen dengan lebih cermat. (kotler 2000 : 456).

Menurut kotler (2000 : 509), segmentasi pasar dapat dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa variabel sebagai berikut :

a. Segmentasi berdasarkan Geografi

Segmentasi pasar ini dilakukan dengan mengelompokan konsumen menjadi bagian pasar menurut skala wilayah atau letak geografis, yang dapat dibedakan berdasarkan :

(32)

pasar berdasarkan wilayah ini berbeda-beda potensinya dan cara menanganinya.

2) Iklim, dengan dasar ini di peroleh segmen pasar yang berupa pasar daerah pegunungan dan dataran tinggi, serta pasar daerah pantai dan dataran rendah. Masing-masing pasar berdasarkan iklim ini berbeda-beda kebutuhan, keinginan, selera, dan preferensinya.

3) Kota atau desa, dimana dapat di peroleh segmen pasar yang berupa pasar daerah perkotaan dan pasar daerah desa atau pertanian. Masing-masing segmen pasar ini berbeda potensi, serta motif, perilaku dan kebiasaan pembelinya, sehingga membutuhkan cara penanganan pemasaran yang berbeda.

b. Segmentasi Berdasarkan Demografi atau Sosio-Ekonomi

Segmentasi pasar ini dilakukan dengan mengelompokan konsumen menjadi bagian pasar menurut variabel-variabel demografi yaitu :

2) Usia, dengan dasar ini diperoleh segmen pasar yang berupa segmen pasar anak-anak, segmen pasar pemuda/remaja, dan segmen pasar orang dewasa.

3) Jenis Kelamin, dengan dasar ini diperoleh segmen pasar orang laki-laki dan segmen pasar orang wanita.

(33)

5) Pendapatan, dengan dasar ini diperoleh segmen pasar yang berupa segmen pasar masyarakat yang berpendapatan rendah, menegah, dan tinggi.

6) Ukuran keluarga, dengan dasar ini diperoleh segmen pasar keluarga kecil, segmen pasar keluarga sedang, dan segmen pasar keluarga besar. 7) Pendidikan, dengan dasar ini diperoleh segmen pasar yang berupa

segmen pasar masyarakat tidak berpendidikan, masyarakat yang berpendidikan rendah, menengah, masyarakat yang berpendidikan tinggi.

8) Kelas sosial, dengan dasar ini diperoleh segmen pasar yang berupa segmen pasar yang berstatus rendah, masyarakat berstatus biasa, dan masyarakat berstatus tinggi.

9) Keturunan atau suku, dengan dasar ini diperoleh segmen pasar masyarakat berdasarkan suku bangsa atau kewarganegaraan.

10)Agama, dengan dasar ini diperoleh segmen pasar yang berupa segmen pasar yang beragama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, atau Bhuda. c. Segmentasi berdasarkan Psikografis

Segmentasi pasar ini dilakukan dengan mengelompokkan konsumen atau pembeli menjadi bagian pasar menurut variabel-variabel pola atau gaya hidup (life style) dan kepribadian (personality).

d. Segmentasi Berdasarkan Tingkah Laku (behaviour)

(34)

prilaku orangnya, yang dipengaruhi dan tercermin dari pengetahuannya, sikap, pemakaian, atau tanggapan mereka terhadap suatu produk. Variabel-variabel yang sering digunakan dalam segmentasi pasar tercermin dalam kelompok-kelompok :

1) Orang-orang atau masyarakat yang selalu merasa atau mempunyai perasaan terpaksa (compulsive). Umumnya segmen pasar seperti ini adalah masyarakat desa, atau mereka yang berpendidikan rendah. 2) Orang-orang atau masyarakat yang selalu terpengaruh oleh pendapat

orang luar atau orang lain (extrovert) atau hanya berpegangan pada penilaian atau pendapat sendiri (introvert).

3) Orang-orang atau masyarakat yang tidak langsung bereaksi atau tidak keburu nafsu (conservative), masyarakat yang bebas memilih semaunya (liberal) dan masyarkat radikal yang cepat bereaksi terhadap suatu produk baru.

4) Orang-orang atau masyarakat yang selalu mengharapkan hasil yang sangat baik dan yang biasa-biasa saja.

5) Orang atau kelompok orang yang menentukan dalam masyarakat (leader), sedangkan yang lain hanya pengikut saja (follower).

(35)

5. Bauran Pemasaran

Apabila sasaran pasarnya sudah ditentukan melalui riset pemasaran, maka perusahaan harus membuat suatu rencana yang baik untuk memasuki segmen pasar yang dipilih. Keputusan-keputusan dalam pemasaran dapat dikelompokan ke dalam empat strategi, yaitu : strategi produk, strategi harga, strategi distribusi, strategi promosi. Kombinasi dari empat strategi tersebut akan membentuk

marketing mix. Marketing mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni : produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi (Kotler,2005).

Marketing mix tersebut merupakan suatu perangkat yang akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran bagi perusahaan dan semua ini ditunjukkan untuk memberikan kepuasan kepada segmen pasar atau konsumen yang di pilih.

a. Produk (Produk) adalah penawaran nyata perusahaan kepada pasar dalam bentuk nyata wujud ciri-ciri dan wujud produk, kemasaan, merek, dan kebijaksanaan pelayanan.

(36)

tingkat harga harus disesuaikan dengan pandangan konsumen tentang nilainya, supaya konsumen tidak beralih ke pesaing.

c. Promotion (Promosi) adalah berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan menyampaikan produknya kepada pasar sasaran dan membujuk konsumen untuk membeli produk tersebut. Berbagai program promosi yang digunakan oleh perusahaan antara lain melalui promosi penjualan, iklan di media massa, personal selling

(penjualan personal) dan hubungan masyarakat.

d. Place (Tempat) adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk membuat produknya terjangkau dan tersedia bagi pasar sasarannya sehingga konsumen dapat memperolehnya. Bauran tempat berhubungan erat dengan perantara pemasaran yang membentuk suatu saluran distribusi tertentu.

C. Pembiayaan Pendidikan

1. Pengertian Biaya Pendidikan

Setiap organisasi membutuhkan dana untuk pembiayaan kegiatannya. Begitu pula dengan organisasi pendidikan, dimulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, mengadakan kegiatannya senantiasa membutuhkan biaya pendidikan.

Dalam pengertian sehari-hari istilah pembiayaan berasal dari kata finance

(37)

melakukan, mendirikan sesuatu.(Balai Pustaka, 1991: 113). Sedang menurut Harbang Siangian bahwa pengertian pembiayaan atau keuangan itu diperluas dalam arti bukan hanya sebagai usaha mengumpulkan modal melainkan mencakup penggunaan modal tersebut (Harbangan Siangian,1989 : 130).

Pembiayaan pendidikan adalah seluruh anggaran yang dikeluarkan untuk biaya pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung yang terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan belajar siswa berupa pembelian alat-alat pembelajaran, sarana belajar, gaji guru, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua maupun siswa sendiri. Dan biaya tidak langsung berupa keuntungan yang hilang (opportunity cost) yang di korbankan siswa selama belajar.

Pembiayaan pendidikan mengkaji tentang bagaimana biaya itu diperoleh. Fokusnya pada siapa yang membiayai pendidikan, siapa yang menikmati, dan bagaimana supaya adil dan merata.(Nur Hadi,1993 : 30). Pembiayaan pendidikan menyangkut sisi penerimaan dan sisi pengeluaran.

(38)

pendukung rancangan, pembangunan, dibutuhkan pula dalam peraturan pelaksanaan pembiayaan.

Menurut sumber lain yaitu dari Analisis Biaya dan Penyusunan Anggaran dikatakan bahwa biaya khususnya biaya pendidikan adalah keseluruhan biaya baik yang bersifat moneter maupun yang non moneter sebagai ungkapan tujuan dan tanggung jawab terhadap pendidikan.(Balai Pustaka,1991 : 140).

Konsep biaya ini perlu mendapat perhatian yang cukup besar bagi para perencana dan pengelola pendidikan. Hal ini bertujuan memperluas wawasan dan pengetahuan, meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan pendidikan dalam mengembangkan langkah-langkah pengelolaan sebagai tindak lanjut alokasi biaya. Konsep biaya tersebut dapat disajikan dalam gambar

Gambar 2.3

Gambar Konsep Biaya Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

2. Jenis-jenis Biaya Pendidikan

Menurut tujuan alokasinya pembiayaan dibagi ke dalam biaya pembangunan dan biaya rutin. Biaya rutin diartikan sebagai pengeluaran barang

Konsep Biaya

Keseluruhan upaya pemerintah dan masyarakat

Bersifat uang

Harus digali, direkam dan dikonsolidasikan

Ungkapan tujuan dan tanggung jawab Daya : bersifat

(39)

dan jasa yang digunakan dan habis dipakai pada jangka waktu kurang dari setahun dan mesti diadakan atau dibeli secara reguler. Sedangkan biaya pembangunan diartikan sebagai pengeluaran biasa dalam jangka waktu pemakaiannya lebih dari setahun.

Barang-barang yang dipakai itu antara lain adalah keperluan sehari-hari perkantoran seperti listrik, telepon, gas, air, minyak, pelumas, dan benda-benda pos dan lain-lain. Jasa-jasa yang termasuk biaya rutin misalnya berupa gaji, upah atau honorarium guru dan tenaga non guru atau pegawai, pemeliharaan atau perawatan barang inventaris. Biaya pengeluaraan untuk gaji guru dan pegawai sangat menentukan sekali terhadap biaya per siswa atau biaya yang harus dikeluarkan orang tua siswa. Pada dasarnya bahwa gaji guru dan pegawai merupakan faktor terbesar dalam pengeluaran rutin, karena perannya sangat menentukan keberhasilan sistem pendidikan. Guru sebagai salah satu komponen dan masukan instrumen pendidikan. Guru harus menyampaikan bahan pengajaran serta berbagai nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat.

(40)

a. Jumlah Siswa b. Jumlah Guru

c. Ruang Kelas atau ruang belajar (Jusuf Enoch,1999 : 4).

Biaya penyelenggaraan pendidkan seluruhnya dapat di perkirakan yaitu hasil perkalian jumlah siswa dengan biaya setahun. Seandainya biaya satuan untuk penyelenggaraan SMP adalah Rp 120.000, 00 pertahun permurid, maka propinsi A dengan jumlah 10.000 orang akan mendapat alokasi sebesar 10.000 x Rp 120.000, 00 = Rp1.200.000, 00 untuk gaji dan pengeluaran non gaji, Propinsi yang memiliki jumlah siswa banyak akan mendapat alokasi terbesar.

Anggaran rutin pendidikan pada umumnya negara di dunia ini sebagian besar diperuntukan bagi guru seperti telah disebutkan pula diatas, ada negara yang membedakan guru menurut tempat mengajar (SD, SMP, SMU, PT), masa kerja atau baktinya, tingkat pendidikan atau sifat pekerjaannya (mengawasi, mengajar, guru praktek). Perbedaan tersebut tercermin dalam biaya satuan atau dalam gaji dan tunjangan. Dalam hal ini gaji dihitung tersendiri. Demikian juga tenaga administrasi, pemeliharaan dan penyelenggaraan pendidikan atau biaya oprasional khusus untuk mengajar.

(41)

Dari contoh diatas berarti jumlah kelas yang ada akan menentukan besarnya alokasi anggaran pemeliharaan, akan tetapi untuk sampai kepada banyaknya ruangan yang akan dibangun untuk tiap propinsi pada tahun yang akan datang seorang perencana harus menempuh perhitungan dengan mempertimbangkan berbagai faktor dalam perkembangan pendidikan propinsi. Sebagai contoh, jika propinsi A dan B sama-sama mengusulkan supaya dibangun 50 buah tambahan ruangan kelas SMP untuk tahun depan, dan ternyata jatah untuk kedua propinsi hanya 60 buah ruang kelas, maka belum tentu masing-masing mendapat alokasi anggaran yang sama. Dalam hal ini yang menjadi pertimbangan menentukan anggaran adalah pemerataan kesempatan belajar dan biaya satuan untuk bangunan dan tanah yang mungkin berbeda dengan kedua propinsi. Seandainya persentase lulus SD melanjutkan ke SMP adalah 50% di Propinsi A, sedang di Propinsi B mencapai 80% maka jelas dengan pertimbangan pemerataan kesempatan belajar, alokasi belajar akan di berikan lebih banyak A.

(42)

Dalam perencanaan pembangunan, pengalokasian yang dilakukan dalam perencanaan rutin. Kegiatan dan sasaran yang akan dicapai setiap tahun sudah disebutkan dalam buku Repelita secara nasional.

3. Sumber-sumber biaya pendidikan

Pendidikan di Indonesia berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab besar antara keluarga, masyarakat dan pemerintah, masyarakat dan orang tua siswa. Hal ini sesuai pula dengan hasil kutipan sebagian bahwa saat ini ada tiga golongan dasar pembiayaan pendidikan yang full cost pricing, free publik edukation dan conglomerate.(Harbangan Siangian,1989 : 135).

Full cost pricing, maksudnya tiap siswa di kenakan jasa sekolah untuk membiayai pengajar dan penggunaan jasa-jasa lembaga. Seluruh beban biaya dalam pola dasar ini di bebankan kepada siswa. Setiap siswa memikul biaya tertentu yang besarnya dapat sama atau berbeda. Sebaliknya bila siswa tidak dikenakan biaya, baik biaya pengajaran, pengabdian masyarakat maupun aktifitas penelitian maka, pola tersebut dinamakan free publik edukation. Jadi seluruh biaya sekolah berasal dari pemerintah, masyarakat dan usaha-usaha sekolah, masyarakat dan sumber bantuan dari organisasi lain.

Menurut Ruth Daroesman sumber-sumber biaya pendidikan dapat di bagi menjadi empat, yaitu(Ruth Darusman,1981 : 21) :

(43)

pemerintah adalah pajak. Bantuan luar negeri dan pinjaman. Besarnya biaya tersebut di tentukan oleh aparat keuangan pemerintah baik tingkat pusat maupun daerah.

b. Penerimaan khusus diperuntukkan pendidikan. Penerimaan ini berupa bantuan dari luar negeri yang khusus di peruntukan pendidikan seperti bantuan dari United Nations Children Fund (UNICEF), United Nation Education Sceientific and Cultural Organization (UNESCO) dan Word Bank. Usaha pemerintah sendiri untuk mengumpulkan dana pendidikan ini melalui peredaran surat berharga, pajak-pajak khusus yang di peruntukan pendidikan.

c. Iuran sekolah. Iuran ini merupakan pembayaran orang tua siswa lansung ke sekolah. Besar biaya iuran biasanya ditentukan oleh pemerintah, sekolah atau yayasan yang berupa uang Sumbangan Pembayaran Pendidikan (SPP) dan lain-lain.

d. Sumbangan-sumbangan sukarela lainnya. Sumbangan ini dapat diberikan oleh badan perseorangan masyarakat, panti darma atau badan agama (baik dalam maupun luar negeri). Bentuk-bentuk sumbangan yang di berikan berupa uang tunai, barang, jasa-jasa, hadiah, pinjaman. Di samping itu ada juga usaha-usaha sekolah sendiri untuk mengumpulkan dana.

(44)

pendidikan nasional tingkat pusat untuk sekolah menengah, departemen agama (untuk sekolah agama) dan pemerintah propinsi untuk sekolah dasar.

C. Sarana dan prasarana pendidikan

1. Pengertian Sarana

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia di katakan bahwa “sarana prasarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan”Balai Pustaka,1991 : 155).

E. Mulyasa, berpendapat bahwa yang di maksud dengan sarana pendidikan adalah : “Peralatan dan perlengkapan yang secara langsung di pergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses balajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajar”(E.Mulyasa,2002 : 49).

Menurut Sudarman Danin yang di maksud sarana pendidikan adalah “Himpunan sarana yang di perlukan untuk menjalankan proses pendidikan dalam mencapai tujuan yang ditentukan”(Sudarman Danin,1995 : 101).

Ibrahim Bafadal, berpendapat bahwa sarana pendidikan adalah : “Semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah”.(Ibrahim Badafal,2003 : 2)

(45)

Sarana adalah berbagai alat yang di butuhkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Suatu kegiatan dalam hal ini adalah pendidikan, akan dapat berjalan dengan lancar dan baik apabila sarana prasarana telah memenuhi kebutuhan.

Sarana merupakan alat yang dapat di pergunakan dan di manfaatkan sesuai dengan fungsi masing-masing. Tanpa alat suatu pendidikan dan pengajaran akan mengalami hambatan sehingga tujuan pendidikan akan sulit dicapai.

Semakin lengkap sarana dan prasarana serta fasilitas pendidikan yang di miliki maka akan mudah bagi guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sarana pendidikan merupakan faktor yang cukup penting dalam pengembangan pendidikan.

Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sarana pendidikan merupakan segala fasilitas pendidikan baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak yang secara langsung digunakan untuk menunjang berjalannya suatu kegiatan proses belajar mengajar agar tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien.(Arikunto,1987 : 6).

(46)

2. Jenis-jenis Sarana

Menurut Nawawi sarana pendidikan dapat di klasifikasikan menjadi beberapa macam, yaitu ditinjau dari sudut : a. habis tidaknya dipakai, b. bergerak tidaknya saat digunakan, c. hubunganya dengan proses belajar mengajar.

a. Ditinjau dari habis tidaknya dipakai

Dalam tinjauan ini sarana dapat dibagi menjadi dua macam : 1) Sarana pendidikan yang habis dipakai

Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat atau kurang dari satu tahun. Sebagai contoh kapur tulis atau sepidol yang biasa di gunakan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran.

2) Sarana pendidikan yang tahan lama

Sarana pendidikan yang tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama atau masa pemakaianya lebih dari satu tahun. Sebagai contohnya adalah bangku sekolah, meja sekolah, atlas, globe, dan beberapa peralatan olahraga.

b. Ditinjau dari bergerak tidaknya saat di gunakan

1) Sarana pendidikan yang bergerak

(47)

2) Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak

Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit di pindahkan. Contohnya suatu sekolah yang telah memiliki saluran dari perusahaan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

c. Ditinjau dari hubungan dengan proses belajar mengajar

Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua jenis sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar. Contohnya kapur tulis, atlas, dan sebagainya. Keduanya, sarana pendidikan yang secara tidak langsung digunakan dalam proses belajar mengajar, seperti lemari arsip di kantor sekolah.( Ibrahim Badafal,2003 : 5).

3. Pengertian Prasarana

Prasarana adalah segala yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses.(Balai Pustaka,1991 : 784). Secara etimologi prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam pendidikan, misalnya lokasi atau tempat bangunan sekolah, lapangan olah raga, uang dan sebagainya. (Daryanto,2001 : 51).

(48)

4. Jenis-jenis prasarana

Sedangkan prasarana pendidikan di Sekolah bisa di klasifikasikan menjadi dua macam. Pertama, prasarana pendidikan yang secara langsung di gunakan untuk proses mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan dan ruang laboratorium. Kedua, prasarana sekolah yang keberadaanya tidak di gunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar. Sebagai contoh adalah ruangan kantor, kantin, tanah, jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah dan tempat parkir kendaraan.

D. Instrumen sarana dan prasarana

Setelah diuraikan diatas mengenai sarana dan prasarana pendidikan, maka dapat di simpulkan bahwa instrumen sarana dan sarana pendidikan antara lain :

a. Tersedianya alat tulis yang memadai untuk kegiatan belajar mengajar, misalnya kapur tulis atau spidol.

b. Keadaan bangku dan meja tulis yang masih prima dan mencukupi untuk kegiatan belajar mengajar di setiap kelas.

c. Tersedianya media atau alat peraga di setiap kelas, misalnya atlas, globe, dan sebagainya.

d. Tersedianya peralatan olah raga yang memadai, misalnya bola sepak, bola voli, bola basket, matras, dan sebagainya.

(49)

f. ruang belajar yang dapat menampung kurang lebih 40 siswa dengan luas minimal 72 meter.

g. Tersedianya ruang perpustakaan yang memadai dan nyaman. h. Laboratorium yang lengkap dengan kelengkapannya.

i. kantin yang bersih, sehat dan aman. j. kamar kecil yang bersih dan sehat.

k. tempat parkir yang nyaman dan memadai.

l. tersedianya tempat ibadah yang bersih, dan nyaman.

E. Kepuasan Konsumen

1. Pengertian Kepuasan Konsumen

Pengertian Kepuasan Konsumen menurut Blackweal dan Miniard, (1995 : 273) adalah suatu tempat evaluasi dimana alternatif konsumsi yang di pilih setidaknya dapat memenuhi atau bahkan melebihi apa yang di harapkan atau lebih singkatnya bahwa akan datang memilih konsumsi sesuatu yang dapat memenuhi harapannya.

Sedangkan menurut kotler, (2000 : 42) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara presepsi atau kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk yang diharap-harapnya.

(50)

menyertakan komitmennya terhadap kepuasan pelanggan dalam pernyataan misi, iklan, maupun publik relation (humas).

Sehingga dapat dilihat dewasa ini semakin di yakini bahwa kunci utama untuk memenangkan persaingan adalah dengan memberikan kepuasan kepada pelanggan melalui panyampaian produk berkualitas dengan harga bersaing (Fachrurozie, 2001 : 5)

Schnaasrs (1991 : 289) menyatakan : Costumer statifacsion is a competitif advantage that is sustainable over the long trem. Long term consumer statifacsion

is a forward-looking indikator of business succes. Kepuasan pelanggan adalah suatu manfaat kompetisi yang bisa mendukung secara jangka panjang adalah di lihat dari kemajuan indikator kesuksesan bisnis.

Dengan diperolehnya kepuasan konsumen akan mendatangkan keunggulan kompetitif, dan kepuasaan konsumen akan menjadi indikator keberhasilan suatu bisnis. Sedang menurut Tjiptono, (1997 : 24) menyatakan dengan terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan manfaat, di antaranya hubungan perusahaan dengan pelanggan menjadi harmonis, memberi dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang sangat menguntungkan.

Menurut fabdi Tjiptono, (2001 : 146). Kepuasan adalah respon konsumen terhadap evaluasi yang di rasakan antara harapan sebelumnya atau norma kinerja lainnya dan kinerja produk aktual yang dirasakan setelah pemakaian.

(51)

Secara konseptual, kepuasan konsumen dapat di gambarkan seperti yang di tunjukan dalam gambar berikut :

Gambar 2.4

Gambar Tingkat Kepuasan Konsumen 2. Model Kepuasan Konsumen

a. Komponen kognitif

Komponen kognitif berisi presepsi, kepercayaan dan meniru (Stereotipe) yang di miliki individu mengenai sesuatu. Model teori yang termasuk di sini adalah (the expectancy disconfirmation model, equity theory and atriution theory. (Azwar, 1995)

Kepuasan pelanggan berdasarkan model ini ditentukan oleh dua variabel kognitif yaitu harapan pra pembeli dan presepsi purna beli, perbedaan dua variabel tersebut menimbulkan diskonfirmasi (Tjiptono, 1997). Kepuasan atau tidak kepuasan konsumen adalah respon konsumen

Tugas Perusahaan

Produk

Nilai Produk Bagi Konsumen

Kebutuhan Keinginan

Harapan Konsumsi Terhadap Produk

(52)

terhadap evaluasi ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang di rasakan antara harapan sebelumnya (norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang di rasakan setelah pemakaian. Kepuasan konsumen merupakan merupakan evaluasi purna pembeliaan dimana alternatif yang di pilih sekurang-kurangnya memberikan hasil sama atau melampaui kepuasan konsumen, sedang ketidakpuasan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan konsumen.(Engle.et.al, 1990).

Seorang konsumen dapat mengalami sesuatu dari tiga tingkatan kepuasan, jika kinerja lebih rendah dari harapan konsumen akan terasa tidak puas, sedang jika kinerja melebihi harapan konsumen akan terasa sangat puas.

c. Model afektif

Emosi atau perasaan seorang konsumen terhadap suatu produk atau jasa tertentu, membentuk komponen afektif dari suatu sikap.

Schiffman dan kanuk (1997), komponen afektif ini merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi.(Azwar, 1996).

Fokus model afektif lebih di titik beratkan pada tingkat aspirasi,

learning behafior, emosi, perasaan spesifik (seperti : kepuasan, keengganan menggunakan produk lain). Maksud fokus ini agar dapat di ukur tingkat kepuasan dalam suatu kurun waktu, tingkat kepuasan konsumen cenderung mengikuti perasaan atau emosi pada saat tertentu, (Tjiptono, 2001 : 149)

(53)

1. Sistem Keluhan dan Saran

Setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan perlu memberi kesempatan seluas-luasnya bagi para pelanggan untuk menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan mereka.

2. Survei Kepuasan Konsumen

Umumnya penelitian kepuasaan pelanggan dilakukan dengan menggunakan metode survei baik melalui pos, telpon maupun wawancara pribadi.

3. Ghos Shiping

Metode ini dilaksanakan dengan cara mempekerjakan beberapa orang untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan atau pembeli potensial produk perusahaan dari pesaing.

4. Analisis Kehilangan Konsumen

Yaitu perusahaan berusaha menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli atau telah beralih pemasok yang diharapkan adalah akan diperolehnya informasi penyebabkan terjadinya hal tersebut.

(54)

3. Proses Penilaian Pembeli Terhadap Kinerja Produk

Kepuasan pembeli yang di sebabkan presepsi kineja produk yang diterima dapat diamati dan diukur dengan lima dimensi pokok yaitu :

a. Dimensi wujud (Tangible) merupakan perbandingan antara harapan dengan presepsi terhadap kualitas, fasilitas sekolah yang ada.

b. Dimensi kepercayaan (Reability) merupakan perbandingan antara harapan dengan presepsi sekolah yang ada di lingkungan masyarakat.

c. Dimensi keresponsipan (Responsiveness) merupakan perbandingan antara harapan dengan presepsi pemberian penyelesaian keluhan orang tua siswa yang dilakukan dengan tanggap, cepat dan tepat.

d. Dimensi kepastian (Assurance) merupakan perbandingan antara harapan dengan presepsi terhadap kemampuan guru dengan keahlian dan kredibilitas guru dalam memberikan tanggung jawab kepada orang tua murid.

e. Dimensi empati (emphaty) merupakan perbandingan antara harapan dengan presepsi terhadap kemudahan dan kejelasan dalam memberikan informasi sekolah.

(55)

F. Penelitian Terdahulu.

Untuk memberikan gambaran dan kerangka pemikiran dalam penelitian maka perlu kiranya untuk membahas hasil-hasil penelitian terdahulu.

Izal Afrizal (2007) “Hubungan Pembiayaan Pendidikan Dengan Ketersediaan Sarana Prasarana Sekolah di SMU Negeri 1 Pamulang”. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara ketersediaan dana dengan ketersediaan sarana prasarana yang ada di sekolah tersebut.

Hasil penelitiannya juga membuktikan bahwa semakin baik pengelolaan sumber input (dana) maka akan semakin baik sarana prasarana yang tersedia untuk siswa/i nya.

G. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka yang penulis lakukan, maka penulis berfikir bahwa sebuah pembiayaan dan ketersediaan sarana prasarana merupakan salah satu hal yang penting dalam kegiatan pendidikan terhadap kepuasan siswa belajar. Bisa dikatakan tanpa pembiayaan dan ketersediana sarana prasarana, pendidikan tidak akan mungkin berjalan sesuai rencana dan mencapai tujuan yang ditentukan.

(56)

yang di selenggarakan. Dengan demikian penulis dapat menggambarkan kerangka pemikiran penelitian, dimana kontribusi biaya pendidikan, sarana prasarana pendidikan akan sangat menentukan kepuasan siswa belajar. Berdasarkan hal tersebut di asumsikan bahwa terdapat keterkaitan antara “Kontribusi Pembiayaan Pendidikan dan Ketersediaan Sarana Prasarana Terhadap Kepuasan Siswa

Belajar”

Gambar 2.5

Gambar Konsep Kerangka Pemikiran Penulisan

H. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, penulis akan mengajukan hipotesis yang akan di uji kebenaranya, sebagai berikut :

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara kontribusi biaya pendidikan terhadap kepuasan siswa belajar di SMU Muhammadiyah 25 Pamulang.

Ho : Tidak terdapat hubungan antara kontribusi pembiayaan pendidikan terhadap kepuasan siswa belajar di SMU Muhammadiyah 25 Pamulang.

Pembiayaan (X1)

Sarana dan Prasarana (X2)

(57)

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara ketersediaan sarana prasarana sekolah terhadap kepuasan siswa belajar di SMU Muhammadiyah 25 Pamulang.

Ho : Tidak terdapat hubungan antara ketersediaan sarana prasarana sekolah terhadap kepuasan siswa belajar di SMU Muhammadiyah 25 Pamulang.

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara kotribusi pembiayaan pendidikan dan ketersediaan sarana prasarana terhadap kepuasan siswa belajar di SMU Muhammadiyah 25 Pamulang.

(58)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan khusus untuk mengetahui hubungan antara kotribusi pembiayaan dan sarana prasarana terhadap kepuasan siswa belajar di SMU Muhammadiyah 25 Pamulang yang dirinci sebagai berikut :

1. Menjelaskan besaran kontribusi pembiayaan pendidikan terhadap kepuasan siswa belajar di SMU Muhammadiyah 25 Pamulang.

2. Menjelaskan bagaimana kelengkapan sarana prasarana di SMU Muhammadiyah 25 Pamulang terhadap kepuasan siswa belajar.

3. Menggambarkan hubungan antara kontribusi pembiayaan pendidikan dan ketersediaan sarana prasarana terhadap kepuasan siswa belajar di SMU Muhammadiyah 25 Pamulang.

B. Populasi dan Sampling

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Sedangkan sample merupakan bagian dari populasi.

(59)

Penulis tidak meneliti objek secara keseluruhan akan tetapi akan meneliti samplenya saja. Pemilihan sample tersebut di dasari pertimbangan sebagai berikut:

1. Sample dianggap lebih mengetahui keadaan sekolah sebenarnya. 2. Sample telah merasakan apa-apa yang ia dapatkan (siswa/i).

C. Teknik Pengumpulan Data

Beberapa metode untuk mendapatkan data yang akurat mengunakan beberapa cara yang diambil dari lokasi penelitian sesuai dengan pendapat Prof. Dr. Suharsimi Arikunto (2000 : 134) “Teknik pengolahan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh penelitian untuk menumpulkan data”

Beberapa metode yang penulis lakukan dalam memperoleh data yang di perlukan dalam penyusunan penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut :

3. Data Primer

Dalam penelitian lapangan ini penulis berusaha menganalisis data yang ada di lapangan, penulis mengunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu :

a. Observasi

Yaitu melakukan pengamatan untuk mendapatkan data mengenai angket sarana prasarana pendidikan terhadap kepuasan siswa/i belajar. b. Angket

(60)

pembiayaan dan kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah terhadap kepuasan siswa/i belajar.

2 Data Sekunder

Penelitian kepustakaan (liberary research) yaitu data yang diperoleh dari membaca buku, literatur, catatan, surat kabar, majalah, internet, dan bacaan lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan peneliti lakukan.

Penelitian mengunjungi lembaga yang terkait dengan penelitian, seperti Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI), warnet, dan objek lainnya yang menyangkut penelitian.

E..Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan secara umum adalah metode kualitatif

dan kuantitatif, yaitu analisis yang permasalahannya tidak menggunakan model matematik, model statistik dan ekonometrik atau model yang lainnya. Sedangkan analisis kualitatif adalah analisis yang mempergunakan alat analisis yang bersifat kuantitatif atau mengunakan model-model seperti matematika.

1. Analisis Kualitatif

(61)

Kuisioner mengunakan skala likert dengan rumusan sebagai berikut : SS = Sangat Setuju diberi skor 1

S = Setuju diberi skor 2 R = Ragu-ragu diberi skor 3 TS = Tidak Setuju diberi skor 4 STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 5

Untuk menjaga Kevalidan dan reliabelnya butir-butir pertanyaan yang ada pada kuisioner dilakukan uji validitas dan Reabilitas.

Uji Validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan-pertanyaan (Bhuono, 2005 : 67). Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang di inginkan. Dengan kata lain, mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Menurut Dr.Yahya Hamza, MM, suatu kelayakan butir dalam peryataan dikatakan valid apabila hasil item tidak negatif.

(62)

2. Analisis Kuantitatif

a. Analisis regresi linier

Analisis regresi linier berganda merupakan teknik analisis yang umum digunakan dalam menganalisis hubungan dan pengaruh satu variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas. Teknik analisis regresi berganda dapat di hitung dengan mengunakan rumus (Rangkuti ,2003 : 132)

1) Persamaan regresi linier berganda

Dimana mengunakan rumus persamaan sebagai berikut :

Y = a + b

1

x

1

+ b

2

x

2

+

ε

Dimana :

Y = Kepuasan siswa belajar a = Bilangan Konstanta b1 = Koefisien Regresi Harga

X1 = Harga

B2 = Koefisien Regresi Sarana Prasarana

X2 = Sarana Prasarana

ε = Standar Error

2) Koefisisien Determinasi

(63)

3) Uji t

Untuk menjawab perumusan permasalahan pada penelitian ini, dilakukan uji t hitung untuk melihat apakah terdapat pengaruh yang signifikan variabel kontribusi pembiayaan dan sarana prasarana terhadap kepuasaan siswa belajar. Dalam uji t digunakan alpa atau taraf signifikan sebesar 0, 05 dengan metode dua arah/dua ekor.

Uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen (bebas) secara individu dalam menerangkan variansi variabel terikat.

Menentukan t hitung dapat di rumuskan sebagai berikut :

t

hitung

=

2

1

2

r

n

r

dimana :

r = Koefisien Korelasi n = Jumlah Sampel r2 = Determinasi

Apabila T hitung > T tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

(64)

Dalam menganalisis regresi berganda dalam penelitian ini, penulis dengan unsur kesengajaan, dalam arti mempermudah pemerosesan data yang diperoleh, digunakan bantuan berupa program SPSS 13 for windows.

E..Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (independent Variabel)

Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah pembiayaan dan sarana prasarana.

2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Sedangkan kepuasan siswa belajar pada penelitian ini diasumsikan sebagai variabel terikat (Y).

Tabel 3.1 Variabel Operasional

No Variabel Sub

variabel Indikator skala

1.

1. Harga yang terjangkau. 2. potongan harga, bagi yang

berprestasi.

3. biaya yang dikeluarkan sesuai dengan kualitas jasa yang diberikan.

(65)

5. Perpustakaan. 6. Laboratorium.

7. Lapangan dan Peralatan olah raga.

8. Peralatan Kantor. 9. WC/Toilet. 10.Sarana Ibadah. 11.Kondisi keamanan. 12.Kondisi suara/kebisingan.

13.Kondisi kantin/tempat istirahat.

1. Kesesuaian antara harapan siswa/i dengan kenyataan yang dirasakan terhadap jasa yang diberikan sekolah.

2. Sekolah meningkatkan kemauan dalam belajar.

3. Menambah pemahaman

belajar.

4. Menambah wawasan

keilmuan sehingga meningkatkan/ menambah

daya intelektual.

5. Sekolah SMU muhammadiah menjadi pilihan utama untuk pemenuhan kebutuhan belajar.

1. Pengajar bersikap sopan, ramah, simpati dan cenderung memberikan perhatian kepada siswa/i.

(66)

2. Petugas yang melayani administrasi berpenampilan bersih dan rapih.

3. Pengajar maupun staf administrasi responsif terhadap keluhan atau masalah yang dihadapi siswa/i.

4. Pengajar kompeten dan mampu dalam menangani siswa/i tanpa pilih kasih.

5. Kurikulum dan metode pengajaran yang relevan.

6. Pengajar dapat menstransfer ilmu dengan baik sehingga siswa/i mengerti apa yang dipelajari.

7. Pengajar memiliki potensi. 8. Citra/image sekolah yang

baik di mata masyarakat.

O

R

D

I

N

A

(67)

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah SMA Muhammadiyah 25 Pamulang

SMA Muhammadiyah 25 Pamulang Berdiri kurang lebih 17 tahun yang lalu, tepatnya pada 1991. Lembaga ini sering disebut SMA Muhammadiyah Setiabudi Pamulang. Sebutan ini bukan karena letaknya dekat dengan Jl. DR. Setiabudi di Pamulang Barat, melainkan SMA Muhammadiyah 25 didirikan dan menjadi amal usaha pimpinan cabang Muhammadiyah Setiabudi di Jakarta Selatan. Pada awal berdirinya, SMA Muhammadiyah 25 Pamulang tepatnya pada tahun 1991, langsung mendapat status diakui oleh Kanwil DEPDIKBUD Jawa Barat dan 5 Tahun kemudian memperoleh status disamakan.

(68)

2. Letak Geografis

SMA Muhammadiyah 25 Pamulang berdiri diatas tanah dalam lingkungan komplek Perguruan Muhammadiyah Setiabudi Pamulang seluas 12.300 meter persegi, berada di dalam daerah kecamatan Pamulang dan terletak di pinggir jalan utama menuju ke arah kecamatan pamulang, tepatnya di Jalan Surya Kencana nomor 29 Pamulang Barat, Kota Tangerang Selatan.

3. Visi, Misi, dan Tujuan

a. Visi

SMA Muhammadiyah 25 Pamulang mempunyai visi : Unggul dalam iman, ilmu, dan amal

Anggun dalam akhlak b. Misi

Misi dari SMA Muhammadiyah 25 Pamulang adalah sebagai berikut : 1) Memiliki pemahaman ke Islaman dan ke Muhammadiyahan yang

benar

2) Memiliki semangat kebangsaan dan cinta tanah air 3) Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi 4) Menguasai bahasa asing

5) Memiliki kreatifitas seni, budaya dan olah raga

Penjabaran dari lima misi SMA Muhammadiyah 25 Pamulang adalah sebagai berikut:

(69)

a) Mengupayakan lingkungan sekolah yang Islami, yaitu sekolah yang bersih, rapih, indah, dan sejuk serta ruang kelas yang edukatif termasuk gambar-gambar pahlawan Islam, kata-kata mutiara khususnya ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist yang relevan dengan situasi belajar.

b) Menumbuh kembangkan kepada anak didik sikap yang terpuji, yaitu hormat kepada guru-gurunya dan tenaga pendidikan, santun kepada yang lebih tua (kakak kelas) dan sayang kepada yang lebih muda (adik kelas). c) Dalam berpakaian baik guru, tenaga kependidikan, dan siswa hendaknya

menggunakan pakaian yang Islami/busana muslimah.

d) Waktu adzan dikumandangkan semua kegiatan berhenti sejenak mengikuti seruan adzan dan do’anya. Paling lama lima sampai sepuluh menit setelah adzan, seluruh siswa, guru dan tenaga kependidikan mengikuti shalat berjama’ah. Di hari jum’at 30 menit sebelum adzan berkumandang, seluruh kegiatan dihentikan selanjutnya menuju ke masjid untuk melaksanakan shalat jum’at. untuk siswa putri diadakan kegiatan keputrian yang dibimbing oleh para ibu guru.

e) Pembinaan guru dan karyawan melalui kegiatan pengajian tentang ketarjihan yang dilaksanakan setiap bulan minggu pertama.

f) Mengintensifkan pengajaran Al-Qur’an, baik untuk siswa, guru maupun karyawan.

g) Mengupayakan di selenggarakan Baitul Arqom (kegiatan pengkaderan para kader Muhammadiyah) untuk guru.

Gambar

Gambar 2.2 Kurva Penawaran Perusahaan
Gambar 2.3 Gambar Konsep Biaya Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Gambar 2.4 Gambar Tingkat Kepuasan Konsumen
Gambar 2.5 Gambar Konsep Kerangka Pemikiran Penulisan
+7

Referensi

Dokumen terkait

4.4 Terdapat kontribusi positif komitmen guru terhadap kinerja guru di SMA Negeri Kabupaten Grobogan (t = 7,223 dan p &lt; 0,05), yang berarti semakin tinggi komitmen guru maka

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis dan menguji kontribusi supervisi pengajaran, sarana prasarana dan komitmen guru terhadap kinerja guru di SMA Negeri

t erhadap profesionalisme guru (Y) yang art inya peningkat an sarana prasarana. memiliki kont ribusi positif t erhadap peningkat an profesionalism e guru

persyaratan-persyaratan tertentu, menurut Agus S. Maksudnya dengan tidak perlu membeli di tempat yang jauh dari lokasi sekolah, sehingga tidak kesulitan. 2) Perawatannya

pendidikan, motivasi Guru serta sarana dan prasarana terhadap kinerja. Guru kejuruan, besarnya kontribusi antara variabel tersebut

Hasil dari penelitian maka dapat disimpulkan bahwa sarana prasarana sekolah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa.. Hasil penelitian dan uji

Keberhasilan suatu usaha sangat ditentukan oleh kinerja setiap personal yang terlibat dalam suatu kegiatan/organisasi, demikian pula halnya dengan keberhasilan pencapaian

Penelitian yang dilakukan oleh Susan Tania (2013) yang bertujuan untuk mengetahui kontribusi pemanfaatan fasilitas sekolah dan mutu layanan pendidikan di Mts