• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN ETOS KERJA GURU DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU. STUDI EMPIRIS DI SEBELAS SMK TEKNOLOGI INDUSTRI PADA SUB RAYON 12 KOTA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN ETOS KERJA GURU DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU. STUDI EMPIRIS DI SEBELAS SMK TEKNOLOGI INDUSTRI PADA SUB RAYON 12 KOTA MEDAN."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN

SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN ETOS KERJA GURU

DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

DI SMK PADA SUB RAYON 12 KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

RUSTAM EFENDIE NIM. 8136132047

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Rustam Efendie. Hubungan Persepsi Guru Tentang Pelaksanaan Supervisi Kepala sekolah dan Etos Kerja Guru dengan Kompetensi Profesional Guru.

Studi Empiris di Sebelas SMK Teknologi Industri Pada Sub Rayon 12 Kota Medan. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2016

Penelitian untuk mengetahui dan menjawab permasalahan dari tiga hipotesis yang diajukan, yakni hubungan langsung persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi kepala sekolah dan etos kerja guru dengan kompetensi profesional guru di SMK Rumpun Teknologi Industri pada Sub Rayon 12 Kota Medan.

Teknik pengumpulan data menggunakan sampel 161 responden guru dari 287 orang pulasi sebagai sumber data. Teknik penentuan responden menggunakan teknik proporsional random sampling.Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis statistik deskriptif dan teknik analisis statistik inferensial dengan analisis regresi ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi kepala sekolah dan etos kerja secara bersama-sama dengan kompetensi profesional guru SMK Kota Medan program teknologi dan industri di Sub rayon 12 Kota Medan.

Hubungan dua variabel independen tehadap variabel dependen terima R = 0,27.It berarti hubungan antara persepsi variabel guru pada pelaksanaan pokok supervisi ( X1 ) dan etos kerja ( X2 ) dengan kompetensi profesional guru ( Y ) dari 0,27 . nilai ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel variabel bebas terikat terlihat lemah karena mereka belum didekati 1.In Selain diperoleh tekad untuk 0,27 x 100 % = 27 % . Nilai ini menunjukkan bahwa kontribusi semua variabel bebas terhadap variabel terikat oleh 27 % saja, sedangkan sisanya 73% disumbangkan oleh faktor lain di luar ini research.Thus hubungan yang positif dan berarti antara persepsi guru tentang pelaksanaan pokok pengawasan dan etos kerja dengan kompetensi guru profesional yang dapat diterima dan diuji kebenaran .

Semakin tinggi persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi kepala sekolah dan etos kerja guru semakin kompeten pula kompetensi profesional guru di SMK Teknologi Industri pada Sub Rayon 12 Kota Medan, maka untuk megoptimalkan kompetensi profesional guru perlu meningkatkan persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi kepala sekolah dan etos kerja guru.

(6)

ABSTRACT

Rustam Efendie . Relations Perception Teachers on Implementation Supervision Work Ethic Principals and Teachers by Teachers Professional Competence .

Eleven Empirical Study on Technological Industries In Sub Rayon 12 Medan. Thesis : Graduate School , State University of Medan. 2016

Research to identify and address the problem of the three hypothesis, which is a direct correlation teachers' perceptions about the implementation of the supervision of the school principal and teachers work ethic with the professional competence of teachers in vocational clumps of Industrial Technology in Sub Rayon 12 Medan.

The data collection technique using a sample of 161 respondents from 287 people pulasi teacher as a data source . Techniques to determine the respondents using proportional random sampling.Teknik analysis technique used is descriptive statistical analysis techniques and inferential statistical analysis techniques with multiple regression analysis.

The results showed that there is a positive relationship between teachers' perceptions about the implementation of the supervision of the school principal and the work ethic together with the professional competence of teachers of SMK Kota Medan and industrial technology programs in Sub- rayon 12 Medan.

Relation of two independent variable tehadap dependent variable receive is R = 0,27.It means relations between variables teacher perception on the implementation of supervision principal (X1) and work ethic (X2) with competence professional teacher (Y) of 0,27.This value shows that relations between variables free variable bound is seen weak because they had not been approached 1.In addition to be obtained the determination to 0,27 x 100 % = 27 %. This value shows that the contribution of all the variables free on variables bound by 27 % course, while the rest of 73 % was contributed by other factors out this research.Thus a positive relationship and means between teacher perception on the implementation of supervision principal and work ethic with competence professional teacher acceptable and tested the truth.

The higher the perception of teachers on the implementation of the supervision of the school principal and the work ethic teachers are increasingly competent also professional

competence of teachers in the Vocational Industrial Technology in Sub Rayon 12 Medan , then to megoptimalkan professional competence of teachers need to improve teachers'

perceptions about the implementation of the supervision of the head of school and work ethic teacher .

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa alas Rahmad-Nya sehingga proposal tesis ini dapat dibuat dengan judul Hubungan Persepsi guru tentang Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah dan Etos Kerja Guru dengan Kompetensi Profesional Guru di SMK Rumpun Teknologi Industri pada Sub Rayon 12 Kota Medan”.

Tesis ini ditulis dalam rangka memenuhi berbagai persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa tesis ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis berterima kasih kepada yang secara langsung dan tidak langsung memberikan kontribisi dalam menyelesaikan tesis ini. Dengan rasa tulus dan hormat penulis menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat: Prof. Dr.Rosmala Dewi, M.Pd. dan Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. Sebagai pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dengan sepenuh hati dalam melakukan membimbing, mengarahkan penulis untuk kreatif dan tetap semangat selama penyusunan tesis. Penulis juga berterimakasih kepada yang terhormat: Dr. Darwin, M.Pd, Dr. Arif Rahman, M.Pd, dan Prof. Dr. Sri Melfayetty, M.S.Kons. sebagai narasumber yang telah memberikan banyak ilmu untuk kesempurnaan tesis ini. Penulis juga berterimakasih kepada yang terhormat: Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan serta jajarannya yang telah berupaya meningkatkan situasi kondusif pada Program Pascasarjana Unimed. Penulis juga berterimakasih kepada yang terhormat: Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan: Dr. Darwin, M.Pd, dan Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd, sekretaris Program Studi beserta jajarannya yang telah menerima penulis sebagai mahasiswa, memperkenankan penulis menggunkan fasilitas serta membantu, membimbing, dan memberi bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama menempuh pendidikan di Universitas Negeri Medan.

Demikian juga kepada seluruh dosen dan staf administrasi pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah banyak membekali penulis dengan berbagai teori dan ilmu pengetahuan saya ucapkan terimakasih. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih juga kepada rekan-rekan mahasisha Pascasarjkana Program Studi Administrasi Pendidikan angkatan XXII atas bantuan dan dukungannya

Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal penelitian ini jauh dari sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis harapkan.

(8)

DAFTAR ISI

1. Hubungan Persepsi Guru Tentang Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolahdengan Kompetensi ProfesionalGuru ... 50

2. Hubungan Etos Kerja dengan Kompetensi Profesional Guru ... 53

(9)

1. Uji Coba Instrumen ... 69

2. Penentuan Responden Uji Coba ... 69

3. Pelaksanaan Uji Coba ... 69

G. Analisis Butir Instrumen Prnelitian ... 70

1. Uji Validitas ... 70

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 78

B. Uji kecendrungan Variabel Penelitian ... 84

C. Pengujian Persyaratan Analisis ... 87

1. Pengujian Normalitas Data ... 87

2. Pengujian Homogenitas Data ... 87

3. Pengujian linieritas dan keberartian Persamaan Regresi ... 88

D. Pengujian Hipotesis ... 93

E. Temuan Penelitian ... 103

F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 106

G. Keterbatasan Penelitian ... 107

(10)

DAFTAR TABEL:

Tabel 3.1. Populasi Pernelitian ... 60

Tabel 3.2. Sampel Penelitian ... 62

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Variabel Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Supervisi Kepala sekolah ... 64

Tabel 3.4. Kisi-Kisi Variabel Etos Kerja Guru ... 65

Tabel 3.5. Kisi-kisi Variabel Kompetensi Profesional Guru ... 66

Tabel 4.1. Tabel Belanja Hasil Skor Variabel Penelitian ... 79

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah ... 80

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Variabel Etos Kerja Guru ... 81

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Variabel Kompetensi Prtofesional Guru ... 83

Tabel 4.5. Tingkat Kecendrungan Variabel Kompetensi Profesional Guru ... 84

Tabel 4.6. Tingkat Kecendrungan Variabel Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah ... 85

Tabel 4.7. Tingkat Kecendrungan Variabel Etos Kerja Guru ... 86

Tabel 4.8. Ringkasan Hasil Uji Normalitas ... 87

Tabel 4.9. Ringkasan Hasil Pengujian Homogenitas Data ... 88

Tabel 4.10. Ringkasan Perhitungan dari persaman regresi Kompetensi Profesionan Guru atas Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah ... 90

Tabel 4.11. Ringkasan Perhitungan dari persaman regresi Kompetensi Profesionan Guru atas Etos Kerja Guru ... 92

Tabel 4.12. Rangkuman ANAVA keberartian Regresi Y atas X1 ... 95

Tabel 4.13. Rangkuman ANAVA Keberatian Regresi Y atas X2 ... 97

(11)

DAFTAR GAMBAR:

Gambar 2.1. Paradigma Penelitian ... 57

Gambar 4.1. Histogram Variabel Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah ... 81

Gambar 4.2. Histogram Variabel Etos Kerja Guru ... 82

Gambar 4.3. Histogram Variabel Kompetensi Profesional Guru ... 84

(12)

DAFTAR LAMPIRAN:

Lampiran 1. Instrumen Penelitian Persepsi Guru Tentang Pelaksanaan

Supervisi Kepala sekolah ... 119

Lampiran 2. Instrumen Penelitian Etos Kerja Guru ... 121

Lampiran 3. Instrumen Penelitian Kompetensi Profesional Guru ... 123

Lampiran 4. Uji Validitas Variabel Persepsi Guru Tentang Pelaksanaan Supervisi Kepala sekolah ... 125

Lampiran 5. Uji Validasi Variabel Etos Kerja Guru ... 126

Lampiran 6. Uji Validasi Variabel Kompetensi Profesional Guru ... 127

Lampiran 7. Uji Reliabilitas Variabel Persepsi Guru Tentang Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah ... 128

Lampiran 8. Uji Reliabilitas Variabel Etos Kerja Guru ... 129

Lampiran 9. Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi Peofesional Guru ... 130

Lampiran 10. Perhitungan Validitas dan Reabilitas Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah ... 131

Lampiran 11. Perhitungan Validitas dan Reabilitas Etos Kerja Guru ... 135

Lampiran 12. Perhitungan Validitas dan Reabilitas Kompetensi Provesional Guru ... 139

Lampiran 13. Data Hasil Penelitian ... 143

Lampiran 14. Perhitungan Statistik Dasar Variabel Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah ... 148

Lampiran 15. Perhitungan Statistik Dasar Variabel Etos Kerja Guru ... 149

Lampiran 16. Perhitungan Statistik Dasar Variabel Kompetensi Profesional Guru ... 150

Lampiran 17. Uji Kecendrungan Data ... 151

Lampiran 18. Uji Normalitas Data ... 153

Lampiran 19. Perhitungan Uji Homogenitas Data ... 159

Lampiran 20. Uji Linieritas dan Regresi ... 168

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sergiovanni (1987), mengungkapkan bahwa “ (No student who can not

educate , that there are teachers who do not successfully educate . No teacher who

did not manage to educate , there are principals who are not able to make a

successful teacher educate ...) Tidak ada siswa yang tidak dapat dididik, yang ada adalah guru yang tidak berhasil mendidik. Tidak ada guru yang tidak berhasil

mendidik, yang ada adalah kepala sekolah yang tidak mampu membuat guru berhasil mendidik".

Guru memegang peranan yang sangat penting dan strategis dalam dunia

pendidikan. Kehadiran guru sampai saat ini hingga akhir zaman nanti tidak akan pernah tergantikan oleh teknologi secanggih apapun. Oleh sebab itu, dalam

melaksanakan tugas guru yang sangat komplek dan unik, diharapkan guru memiliki kemampuan yang maksimal untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Guru adalah tenaga pendidik profesional, dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan melatih menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan

menengah. Profesional adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau

kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas dan peran penting

(14)

berperan dalam pembangunan nasional untuk mewujudkan insan Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, unggul dalam ilmu pengetahuan, dan

memiliki jiwa estetis, etis, berbudi pekerti luhur dan berkepribadian. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa masa depan masyarakat, bangsa dan negara, sebagian besar ditentukan oleh guru. Oleh sebab itu profesi guru perlu

dikembangkan secara terus menerus dan proporsional menurut jabatan fungsional. Guru harus dapat meningkatkan kompetensinya.

Berbicara tentang guru profesional menjadi faktor yang penting dan strategis dalam meningkatkan profesi guru, karena guru inilah merupakan pelaksana terdepan dalam proses pendidikan yang berhadapan langsung dengan

peserta didik. Oleh karena itu berhasil dan tidaknya mutu pendidikan tergantung pada profesionalisme guru. Menurut Direktorat Jendral Pendidikan guru dan tenaga

teknis, Dirjen Dikdasmen (1999:120):" a) mampu mengembangkan kepribadian murid, b) menguasai landasan pendidikan, c) menguasai bahan pengajaran, d) mampu menyusun program pengajaran, e) dapat melaksanakan program

pengajaran, f)mampu menilai hasil dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, g) dapat melaksanakan program bimbingan, h) dapat menyelenggarakan administrasi sekolah, i) mampu berinteraksi dengan teman

sejawat dan masyarakat, j) sanggup melaksanakan penelitian sederhana untuk kepentingan pengajaran."

Kompetensi profesional guru menurut Sahertian (2000: 30) memiliki ciri-ciri antara lain: (1) ahli dalam mengajar dan mendidik, (2) memiliki rasa tanggung

(15)

didukung oleh kompetensi yang dimiliki lebih baik dan mendapat pengakuan dari pemerintah, lembaga, dan masyarakat. Atas dasar kebutuhan dan tuntutan maka

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 pasal 28 tentang Standar Nasional Pendidikan mengaskan bahwa kompetensi guru meliputi: 1) pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen

pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2) kualifikasi akademik sebagai dimaksud

pada ayat (1) adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat kealian yang relevan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 3) kompetensi sebagai

pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini.

Guru dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai pendidik yang berhadapan langsung dengan siswa, guru harus memiliki kompetensi profesional sehingga guru menjadi pendidikyang menguasai pengetahuan,

teknologi, seni dan budaya yang diampunya sekurang-kurangnya memiliki penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran dan atau kelompok mata pelajaran yang

akan diampu; dan juga penguasaan terhadap konsep dan metode, disiplin keilmuan, teknilogi, atau seni yang relevan konseptual menaungi atau koheren dengan

program satuan pendidikan mata pelajaran, atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

(16)

didik, memberi keteladanan, motivasi, dan inspirasi untuk terus semangat dalam belajar, berkarya dan berprestasi. Indikator kompetensi guru adalah secara garis

besar dapat dinilai berdasarkan empat kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Ada faktor dari luar diri guru yang sangat mempengaruhi kompetensi profesional guru, yaitu supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah secara

terprogram, seperti menurut P. Adam dan Frank G. Dickey bahwa supervisi adalah program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran. Inti dari supervisi pada hakekatnya adalah memperbaiki hal mengajar dan belajar. Program ini dapat

berhasil bila supervisi memiliki keterampilan (skill) dan cara kerja yang efesien dalam kerjasama dengan orang lain (guru atau petugas pendidikan lainnya). Dalam

Dictionary of Education”, Good Carter, memberi pengertian bahwa supervisi adalah usha dari tugas-tugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas yang dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan

jabatan, perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan pendidikan, bahan-bahan pengejaran, metode pengajaran, penelitian dan evaluasi pengejaran, serta tindaklanjut.

Faktor yang sangat mempengaruhi kompetensi profesional guru yang berasal dari dalam diri guru itu sendiri adalah etos kerja, seperti diungkapkan oleh

Mubyarto (1992:14) “ Etos kerja sebagai sikap kerja, ciri-ciri tentang kerja atau sifat-sifat mengenai cara kerja yang dimiliki seseorang atau kelompok suatu

(17)

Dua faktor atau variabel di atas diduga memiliki hubungan yang erat antara supervisi kepala sekolah guru dan etos kerja guru dengan kompetensi profesional

guru. Kompetensi profesional guru merupakan dari bagian motivasi kerja yang lebih spesifik dengan karakteristik berorientasi pada keberhasilan, kesempurnaan, kesungguhan dan keunggulan dalam melaksanakan pekerjaan. Peneliti memandang

jika dimiliki pegawai, khususnya guru dan penting dalam mendukung kinerja mereka. Pelaksanan supervisi kepala sekolah adalah salah satu dari fungsi pokok

administrasi pendidikan. Fungsi administrasi pendidikan yang dimaksudkan yaitu fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, kepegawaian, pembiayaan dan penilaian. Fungsi admnistrasi pendidikan tersebut semestinya

berjalan sesuai dengan fungsinya. Pelaksanaan supervisi sebagai salah satu fungsi yang sangat penting, tidak dapat dipisahkan dengan fungsi yang lainnya. Hal ini

terjadi karena setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan supervisi, oleh karenanya isu kebijakan mengenai supervisi pembelajaran sangat menarik untuk dikaji, terutama kebijakan supervisi di tingkat satuan pendidikan. Peran supervisi

dapat dilaksanakan berbagai pihak, namun dalam penelitian ini fokus pada pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah.

Pendekatan pelaksanaan supervisi kepala sekolah akan sangat berkaitan

dengan berbagai prosedur dan langkah-langkah, teknik-teknik, instrumen-instrumen, kondisi-kondisi interaksi sosial antara kepala sekolah dan guru,

permasalahan yang dihadapi oleh guru, tingkat kematangan guru, motivasi berprestasi guru, kinerja guru mengajar, maupun dampak dan kemanfaatan dari

(18)

supervisor perlu mendapatkan perhatian yang serius untuk diteliti, karena merupakan bagian terpenting dalam mata rantai keberhasilan dan kualitas

pendidikan di masa mendatang.

Berdasarkan berbagai pertimbangan di atas, terdapat beberapa alasan untuk dilakukan penelitian. Pertama, pentingnya kompetensi profesional guna

meningkatkan mutu pendidikan. Kedua, persepsi guru selama ini memposisikan kepala sekolah sebagai pengawas yang menuntut guru untuk melaksanakan

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang baik, tanpa adanya pembinaan dari pihak sekolah (observasi januari 2015: delapan dari sebelas SMK Sub Rayon 12 Kepala sekolah belum membuat program supervisi). Padahal tugas kepala sekolah adalah

sebagai supervisor yang dapat mengontrol sekaligus membina guru untuk mencapai peningkatan mutu KBM yang lebih baik. Ketiga, prestasi kompetensi profesional

guru akan baik apabila guru tersebut memiliki etos kerja.

Berdasarkan observasi bulan januari 2015 dari studi pendahuluan di empat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada Sub Rayon 12 Kota Medan kepada

kelompok guru normatif sebagai pendukung kelompok produktif, penulis menemukan kondisi yang begitu berlainan antara harapan dengan kenyataan, antara lain: belum singkron antara kelompok normatif dengan kelompok produktif,

penerapan KTSP dinilai belum optimal, apalagi jika harus mengganti kurikulum baru, serta pelaksanaan supervisi dari kepala sekolah yang kurang kontinyu atau

periodik yang menyebabkan evaluasi pada proses pembelajaran juga tersendat dan lama.

(19)

Kota Medan yang cara mengajarnya belum memenuhi kompetensi profesional guru yang diharapkan. Pemilihan metode dan model pembelajaran yang dilakukan guru

kadang kurang sesuai dengan materi pembelajaran, bahkan masih banyak yang menggunakan metode ceramah.

Guru disarankan melakukan motivasi terhadap peserta didik karena hal ini

sangat penting dilakukan agar pembelajaran diminati dan dipahami siswa. Dalam pembelajaran guru dituntut untuk berorientasi pada siswa dan jangan terpaku pada

materi yang telah dibahas. Penyebab dari lemahnya kompetensi profesional guru adalah kurang perhatian terhadap tugas-tugas pokok guru yang harus diterapkan dalam persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi serta tindaklanjut. Kepala sekolah

belum menyusun jadwal pembinaan terhadap guru, belum memiliki instrumen pembinaan dan pemantauan setiap kegiatan guru. Kepala sekolah selalu disibukkan

dengan kegiatan-kegiatan lain yang tidak menyentuh secara langsung pada tugas pokok guru. Guru masih enggan meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas sehari-hari sehingga dalam mengajar guru masih sulit untuk berkembang

sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan. Banyak guru yang telah dilatih atau mengikuti penataran, namun metode yang diterapkan dalam pembelajaran tetap tidak ada perubahan. Sertifikasi yang dilakukan oleh pemerintah untuk guru belum

bisa menjawab keinginan atau harapan, melalui sertifikasi guru mendapat pengakuan dari pemerintah dan menerima tunjangan sebagai guru profesional. Agar

pelaksanaan belajar mengajar sesuai rencana pembelajaran dan untuk meningkatkan kualitas guru dalam mengajar, maka supervisi yang dilakukan kepala sekolah di

(20)

pembinaan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran yang tertuju pada kualitas hasil belajar siswa yang bermuara kepada keberhasilan tujuan pendidikan

nasional. Kurangnya supervisi dari kepala sekolah inilah yang menjadikan kepala sekolah kurang memahami kondisi guru di lapangan pasca pemberlakuan KTSP, bahwa penerapan KTSP dinilai semakin memberatkan guru. Persoalan masih

ditambah lagi dengan sikap apatisme dari para guru akan pentingnya supervisi pendidikan. Tentu kondisi tersebut sangat potensial memunculkan berbagai

masalah di lingkungan sekolah, ironisnya sebagian guru beranggapan supervisi yang dilakukan kepala sekolah mengada-ada. Sosialisasi perlu selalu disampaikan kepara guru tentang apa yang menjadi tugas, kewajiban, tanggungjawab antara

kepala sekolah dengan guru. Adanya hubungan baik antara supervisor dan guru, sehingga guru menyadari guru menyadari betapa pentingnya supervisi yang

dilakukan kepala sekolah untuk dirinya. Kerja sama supervisor dan guru diharapkan mampu meningkatkan kompetensi profesional guru.

Guru adalah orang yang langsung berinteraksi dengan anak didik. Guru

dapat dikatakan baik apabila mempunyai etos kerja yang baik. Etos kerja adalah hal penting yang memiliki hubungan terhadap berlangsungnya perkembangan sekolah dan juga meningkatnya mutu pendidikan di sekolah. Etos kerja ini dapat diartikan

sebagai sikap dan pandangan terhadap kerja, kebiasaan kerja, ciri-ciri atau sifat-sifat mengenai cara kerja yang dimiliki seseorang, suatu kelompok manusia atau

suatu bangsa, sebab etos kerja merupakan value system yang menjadi tata nilai. Etos kerja menentukan kualitas sifat, watak dan kehidupan batin manusia, moral

(21)

sejumlah definisi dan penjelasan di atas meski beragam, namun dapat ditangkap maksud yang berujung pada pemahaman bahwa etos kerja yang baik tentunya akan

berpengaruh pada mutu dan kualitas pembelajaran. Dengan memiliki etos kerja yang tinggi merupakan karakter dan kebiasaan berkenaan dengan kerja yang terpancar dari sikap hidup manusia yang mendasar terhadapnya. Asifudin, Ahmad

Janan (2004: 27).

Etos kerja yang baik sangat berpengaruh pada kompetensi yang akan

dihasilkan. Etos kerja yang buruk akan berpengaruh pula pada kinerja dengan hasil yang buruk. Etos kerja memiliki peranan yang sangat penting, karena seberapapun etos kerja akan sangat menentukan kualitas kompetensi profesional guru yang

dihasilkan.

Berdasarkan uraian diatas, perlu dikaji tentang persepsi guru tentang

pelaksanaan supervisi kepala sekolah dan etos kerja guru khususnya terhadap kompetensi profesional guru SMK rumpun teknologi industri pada sub rayon 12 Kota Medan.

B. Identifikasi Masalah

Permasalahan yang dihadapi SMK di Sub Rayon 12 Kota Medan adalah bagaimana cara meningkatkan kualitas kompetensi profesional guru. Untuk itu

tindakan yang perlu dilakukan untuk mengetahui kualitas kompetensi profesional guru tersebut dengan melaksanakan supervisi oleh kepala sekolah dan melihat etos

kerja yang ditampilkan guru di sekolah. Cara meningkatkan kualitas kompetensi profesional guru adalah masalah yang akan diteliti, karena kompetensi profesional

(22)

Kepala sekolah sebagai pimpinan/manajer/administrator/dan juga merupakan atasan di dalam lingkungan sekolah. Dimana seorang kepala sekolah

memiliki peran strategis dalam memberi bantuan kepada guru-guru dalam menstimulir guru-guru kearah usaha mempertahankan dan meningkatkan suasana belajar mengajar yang lebih baik sesuai dengan perkembangan teknologi. E.

Mulyasa (2004: 111), “Supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor”. Pelaksanaan proses pembelajaran di

kelas tidak selamanya memberikan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan, ada saja kekurangan dan kelemahan yang dijumpai dalam proses pembelajaran, untuk memperbaiki kondisi demikian peran pelaksanaan supervisi pendidikan sangat

penting menjadi sangat penting untuk dilaksanakan secara berkesinambungan.

Bekerja menjadikan guru senantiasa berkembang kompetensinya dan

mencintai profesinya merupakan pintu masukkan bagi guru untuk menjadi guru

yang profesional dan berkualitas. Jika guru mencintai profesinya dan mencintai

anak didiknya, maka hambatan dan kesulitan tidak akan mematahkan semangat

guru untuk terus berkarya. Untuk mencintai profesinya, guru harus melihat kembali

ke belakang mengapa menjadi guru. Memurnikan kembali motivasi awal menjadi

guru, menghapus keterpaksaan dan menukarnya dengan kejernihan visi dan misi

baru yang tercermin dalam etos kerja yang tinggi.

Berdasarkan isu-isu bidang pendidikan sebagaimana yang ada telah

dipaparkan dalam latar belakang penelitian, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang perlu mendapat perhatian, antara lain: belum diketahuinya persepsi

(23)

guru belum terukur di SMK rumpun teknologi industri pada sub rayon 12 Kota Medan, dan persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi kepala sekolah serta etos

kerja dianggap dapat berhubungan terhadap peningkatan kompetensi profesiaonal guru yang akan semakin meningkat.

C. Batasan masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, agar lebih memfokuskan arah penulisan penelitian ini kepada tujuan penulisan, maka

penelitian perlu diberi batasan masalah pada dua faktor yaitu faktor eksternal adalah pelaksanaan supervisi kepala sekolah sangat diperlukan dan faktor internal adalah etos kerja guru. Masih banyak faktor-faktor yang berhubungan sekaligus

mendukung kompetensi profesional guru, namun dalam lingkup penelitian ini yang

diteliti hanya membatasi sampai sejauh mana Hubungan Persepsi guru tentang

pelaksanaan supervisi kepala sekolah dan etos kerja dengan kompetensi

profesional guru di SMK Rumpun Teknologi Industri pada Sub Rayon 12 Kota

Medan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah tersebut di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi kepala

sekolah dengan kompetensi profesional guru di SMK Rumpun Teknologi

Industri pada Sub Rayon 12 Kota Medan tahun pelajaran 2014 /2015?

2. Apakah ada hubungan etos kerja guru dengan kompetensi profesional guru di

(24)

3. Apakah ada hubungan persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi kepala sekolahdan etos kerja guru secara bersama-sama dengan kompetensi

profesional guru di SMK Rumpun Teknologi Industri pada Sub Rayon 12 Kota Medan tahun pelajaran 2014 /2015 ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, dapat

dikemukakan bahwa penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui hubungan pesepsi guru tentang pelaksanaan supervisi kepala

sekolah dengan kompetensi profesional guru di SMK Rumpun Teknologi

Industri pada Sub Rayon 12 Kota Medan tahun pelajaran 2014 /2015.

2. Mengetahui hubungan etos kerja guru dengan kompetensi profesional guru di

SMK Rumpun Teknologi Industri pada Sub Rayon 12 Kota Medan tahun pelajaran 2014 /2015.

3. Mengetahui hubungan persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi kepala

sekolah dan etos kerja guru secara bersama-sama dengan kompetensi profesional guru di SMK Rumpun Teknologi Industri pada Sub Rayon 12 Kota Medan tahun pelajaran 2014 /2015.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

 Untuk memberikan informasi dan hasilnya menambah wawasan kepada

(25)

 Untuk memberikan informasi dan menambah wawasan kepada guru bahwa etos kerja guru berhubungan langsung dengan kompetensi profesional guru.

 Untuk memberikan informasi dan menambah wawasan kepada kepala

sekolah dan guru bahwa pelaksanaan supervisi kepala sekolah ada

hubungannya dengan etos kerja guru.

G. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

 Sebagai sumbangan pemikiran bagi Kepala dinas pendidikan untuk dapat

meningkatkan kompetensi guru SMK menjadi guru yang profesional.

 Sebagai sumbangan pemikiran bagi kepala sekolah untuk dapat meningkatkan

pelaksanaan supervisi kepada guru secara berkala dan berkelanjutan.

 Sebagai sumbangan pemikiran bagi guru SMK untuk meningkatkan etos kerja

dan kompetensi profesionalnya sebagai guru.

(26)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengajuan hipotesis, maka dapat

dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi guru tentang

pelaksanaan supervisi kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru

SMK Kota Medan Program teknologi industri pada Sub Rayon 12 Kota

Medan. Hubungan ini dapat dilihat dari hasil analisis korelasi sederhana (r)

didapat korelasi antara persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi kepala

sekolah (X1) dengan kompetensi profesional guru (Y) sebesar r = 0,16.

Hasil ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan dalam kategori sangat

rendah antara kedua variabel. Artinya semakin baik persepsi guru tentang

pelaksanaan supervisi kepala sekolah, maka semakin baik pula kinerjanya.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara etos kerja guru dengan

kompetensi profesional guru SMK Kota Medan Program teknologi

industri pada Sub Rayon 12 Kota Medan. Hubungan ini dapat dilihat dari

hasil analisis korelasi sederhana (r) didapat korelasi antara etos kerja guru

(X2) dengan kompetensi profesional guru (Y) sebesar r = 0,22. Hasil ini

menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang juga rendah antara kedua

variabel. Artinya semakin tinggi etos kerja guru, maka akan semakin baik

(27)

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi guru

tentang pelaksanaan supervisi kepala sekolah dan etos kerja guru dengan

kompetensi profesional guru SMK Kota Medan Program teknologi

industri pada Sub Rayon 12 Kota Medan. Dari hasil analisis korelasi ganda

diperoleh koefisien korelasi simultan (R) = 0,27. Nilai ini menunjukkan

bahwa hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat berada pada

level rendah. Selain itu dapat diketahui pula informasi berapa koefisien

determinasi adalah (0,27) x 100% = 27%. Nilai ini menunjukkan bahwa

kontribusi semua variabel bebas terhadap variabel terikat hanya sebesar

27% sisanya sebesar 73% merupakan kontribusi dari faktor lain diluar

penelitian ini. Sumbangan efektif yang diberikan persepsi guru tentang

peleksanaan supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi profesional

guru sebesar 3% sedangkan sumbangan efektif yang diberikan etos kerja

guruterhadap kompetensi profesional guru sebesar 6%. Dengan demikian

hipotesis penelitian yang menyatakan terdapat hubungan yang positif dan

signifikan antara variabel persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi

kepala sekolah dan etos kerja guru dengan kompetensi profesional guru

SMK Kota Medan Program teknologi industri pada Sub Rayon 12 Kota

Medan dapat diterima dan teruji kebenarannya.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan yang telah disampaikan diatas, implikasi dari

(28)

1. Persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi kepala sekolah berhubungan

positif dengan kompetensi profesional guru telahteruji. Artinya, apabila

ingin meningkatkan kompetensi profesional guru maka perlu juga

meningkatkan kegiatan pelaksanaan supervisi kepala sekolah kepada

guru. Peningkatan kompetensi profesional guru yang dimaksudkan

meliputi: empat kompetensi yang harus dimiliki guru. Yaitu: kompetensi

pedagogik, profesi, kemandirian dan sosial. Kompetensi profesional guru

meliputi pencapaian-pencapaian indikator profesional, antara lain:

Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu, dan mengembangkan

keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif.

2. Etos kerja guru berhubungan positif dengan kompetensi profesional guru

telah teruji. Artinya, peningkatan kompetensi profesional guru

dipengaruhi oleh peningkatan etos kerja guru. Seorang guru yang

menghayati mempunyai etos kerja akan tanpa dalam setiap tingkah

lakunya yang dilandaskan pada suatu keyakinan yang sangat mendalam

bahwa profesi guru itu merupakan bentuk ibadah, suatu panggilan jiwa

dan perintah Tuhan yang memuliakan dirinya, memanusiakan dirinya

sebagai bagian dari manusia pilihan. Guru profesional yang memiliki

etos kerja mempunyai karakteristik sebagai pemimpin (leadership),

mengambil peran secara aktif untuk mempengaruhi anak didik dan

lingkungannya agar dapat berbuat sesuai dengan keinginannya, mampu

(29)

mempengaruhi. Guru larut dalam keyakinannya tapi tidak segan untuk

menerima kritikan, bahkan mengikuti apa yang terbaik.

3. Persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi kepala sekolah dan etos

kerja guru bersama-sama berhubungan positif dan signifikan dengan

kompetensi profesional guru telahteruji. Artinya, apabila pelaksnaaan

supervisi kepala sekolah ditingkatkan serta etos kerja maka, akan

berdampak pada peningkatan kompetensi profesional, hasil penelitian ini

menunjukan peningkatan positif namun tergolong dalam kategori rendah.

Seyogyanya seorang guru akan dapat melaksnakaan tugasnya dengan

baik apabila memiliki pengetahuan dan keterampilan serta wawasan yang

luas dalam bidangnya. Demikian juga seorang guru, dapat melaksanakan

tugasnya dengan baik jika memiliki pengetahuan dan keterampilan yang

memadai, dan selalu dikontrol secara berkala dengan pelaksanaan

supervisi oleh kepala sekolah secara rutin dan terprogram agar kualitas

kompetensi guru selalu meningkat dan berkembang sesuai dengan

perkembangan teknologi.

C. Saran

1. Bagi Dinas Pendidikan untuk dapat meningkatkan kompetensi

profesional guru SMK Sub rayon 12 Kota medan melalui peningkatan

persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi kepala sekolah serta

pembinaan etos kerja bagi tenaga pendidiknya.

2. Bagi kepala sekolah SMK Sub rayon 12 Kota Medan untuk dapat

(30)

berkelanjutan, dengan memprogram tindaklanjut pembinaan peningkatan

kompetensi profesional guru.

3. Sebagai sumbangan pemikiran bagi guru SMK senantiasa meningkatkan

etos kerjanya agar menjadi guru yang memiliki kompetensi secara

profesional sebagai guru.

4. Sebagai bahan rujukan bagi peneliti lainnya untuk terus menemukan

faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi profesioanl guru, serta

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Acheson, K. A.,& Gall, M. D (1997) Techniques in the Clinical Supervision of the

Teachers: Preservice and Inservice Aplikacations (4th ed.). white Palins, NY:Longman.

Agustian, A, Ginanjar (2005). Emotional Spiritual Quotent. Jakarta: Arga

Arikunto. Suharsimi (1993). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek,

Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto (2003). Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek Edisi Revisi VI.

Jakarta: Rineka Cipta.

___________ (2007). Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek Edisi Revisi VI.

Jakarta: Rineka Cipta.

Asifuddin, Ahmad Janan (2004).Etos Kerja Islam. Surakarta: Muhammadiyah

University Press

Brisbon Toronto Singapure.2005.Tentang Guru dan Dosen, Jakarta: Sinar Grafika

Burton, William H., dan Brueckner, Leo J. (1947).Supervision, Democractic

Leadership in the Improvement of Learning. By Burr. A S.

Cerrington dikutip Djoko Kustono (1991).The Work Ethis: Working Volue and

Volues The Work, New York: Am com.

Danim, Sudarwan (2002). Inovasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Daresh, J.M (1989) Supervision as a Proactive Process. White plains, NY:

Longman.

Ditjen Dikdasmen (2001). Buku 1 Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan

Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdikbut.

Dirjen Dikdasmen (1999). Tentang Profesional guru dan tenaga teknisi

Djohar MS (2006). Guru, Pendidikan dan Pembinaanya. Yokyakarta: Grafica

Indah.

Ghazali (2005). Structural equation modeling: Teori, Konsep, dan Aplikasi

dengan Program Lisrel. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

(32)

Hidayat Soetopo dan Wasti Soemanto (1984). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Ibrahim Bafadal (2008). Peningkatan Profesional Guru Sekolah Dasar. Jakarta:

PT. Bumi Aksara.

Imam Muchyar dkk (1995). Etos Kerja Profesional, Jakarta: Darma Mahardika

Jamal Makmur (2009). Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional,

Yokyakarta: Power Book.

Kuncoro (2001). Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur, Bandung: Alfa

Bata.

Kusnendi (2005). Analisis Jalur Konsep dan Aplikasi dengan Program SPSS &

Lisrel 8, Bndung: UPI

Made Pidarta (1999). Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Bina Aksara.

Manullang (2005). Dasar-dasar Manajemen, Yokyakarta: UGM University Press.

Mc. Ashan dalam E. Mulyasa (2004). Kompetensi Menjadi Guru Profesional,

Bandung: PT. Renaja Rosdakarya Suparlan.

Mubyarto (1992). Etos Kerja dan Kohesi Sosial, Yokyakarta: Aditya Media.

Mulyasa. E (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karateristik dan

Implementasi, Bandung: PT. Rinaja Rosdakarya.

___________(2007). Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran

Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Rosdakarya.

Nurul Zuriah (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT.

Bumi Aksara.

Oliva, F Feter (1994). Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah,

http.//okddh.wordpress.com/ 203.2.

P. Adam dan Frank G. Dickey (1953). Basic Prinsiples of Supervision, Ed.

Boston: Allyn and Bacon.

P. Adam dan Frank G. Dickey dalam Hendiyat Soetopo (1984). Kepemimpinan

dan Supervisi Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005. Tentang Standar Nasional

(33)

Pidarta, Made (2009). Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan, Jakarta Bumi Aksara

Purwadarminto. WJS (1999). Kamus Umum Bahasa Indonesia.

Jakarta:Depdiknas.

Purwanto, Ngalin (2002). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

PTK dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (2011). Tentang Pendidik

dan Tenaga Pendidikan. Jakarta : Kemendikbud.

Rivai, Veithzal (2007). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Riyanto ( 2002). Metodologi Penelitian. Surabaya: SIC.

Rochin, Abdul (2006). Menjadi Guru yang Bisa Digugu dan Ditiru. Seyma

Media.

Roscoe (1989). Research Methods For Bissiness and Mamagement. New York:

Mac Millan.

Ross, L. Neagley & Dean, N. Evans (1980). Handbook for Effective Supervision

of Instruction. Third Edition.

Sahertian, Piet (1994). Profit Pendidik Profesional, Yokyakarta: Andi Offset

Sahertian, Peit (2000). Supervisi Pendidikan dalam Rangka Inservice Education.

Jakarta: Rineka Cipta.

Saiful Adi (2007). Kompetesi Yang Dimiliki Seorang Guru,

http:://saifuladi.wordpress.com.

Samana A (1994). Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius.

Sardiman, AM (2003). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Santoso (2003). Problematika Pendidikan san Cara Pemecahannya. Jakarta:

Kreasi Pena Gading.

Sergiovanni (1987). Leadership “What’s In It For Schools ?. London: Taylor &

Francis.

Setiaji, Bambang (2006). Panduan Risert dengan Pendekatan Kuantitatif.

(34)

____________(1982). Supervision of Teaching. Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development.

Soebroto (2007). Etos Kerja Bangsa, Kadaulan Rakyat (15 Juni 2007: Metodologi

Penelitian halam 12): Surabaya: Senyoria Mulia

Soejamto (1989). Aspek-aspek Pengawasan di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika.

Soekanto, Soerjono (1985) Tentang Etos Kerja—(2002). Sosiologi Suatu

Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Soetjipto dan Raflis Kosasi (2004). Profesi Keguruan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Soetjipto (2009). Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta.

Soewadji L (1988). Kepala Sekolah dan Tanggungjawab, Yokyakarta: Karnesius.

Sudjana N (1989). Metode Statistik, Bandung: Tarsito

___________(2002). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algesindo.

Sudrajat. Ahmad (2007). Pembelajaran Remedial dalam KTSP (Online)

(http://akmadsudrajat.worpress.com).

Sugiyono (2003). Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

__________ (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

__________ (2009). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta.

__________ (2010). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta.

__________ (2014). Metode Penelitian Manajemen, Bandung: Alfabeta.

Sulivan, S. & Glanz, J (2005). Supervision that Iimproving Teaching Strategies

and Techniques. Thousand Oaks, Calofornia: Corwin Press.

Sumitro dkk (2002). Pengantar Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yokyakarta:

Fakultas Ilmu Pendidikan.

Suparlan (2006). Guru Sebagai Profesi, Yokyakarta: Hikayat Publishing

Supervisi Akademik dalam peningkatan profesionalisme guru (2006) Kompetensi

(35)

Thoha, M (2008). Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tim Pascasarjana Unimed (2013). “Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis & Disertasi. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Uno, Hamzah B (2007). Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belajar

Mengajar yang Kreatif dan Efektif). Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, Husaini (1998). Tentang Etos Kerja—(2004). Metodologi Penelitian

Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, Moh Uzer ( 2006). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Vendien, C. Lynn (1985). Phycical Education Teacher Education, New York:

Chichester

Vorm dikutip Djoko Kusyono (1991). Etos Kerja Guru.

http://www.academice.edu/10185252

Winardi. J (2003). Teori Organisasi da Perorganisasian, Jakarta: Raja Grafindo

Persada

Wirawan (2002). Profesi dan Standar Evaluasi, Jakarta: Yayasan & UNHAMKA

Press

Yamin, Martinis (2006). Stategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta:

Gaung Persada Press.

Zamroni (2001). Paradikma Pendidikan Masa Depan, Yokyakarta: Biograf

Gambar

Gambar 4.1. Histogram Variabel Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Supervisi

Referensi

Dokumen terkait

penelitian Aulung daya larvasida Daun Sirih ( Piper betle L ) Terhadap Mortalitas larva Ae- des aegypti yang dilakukan mendapatkan hasil rata-raa presentase mortalitas

[r]

Hukum tabayyun secara garis besar dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu satu hukum melakukan tabayyun adalah wajib baik berita yang disampaikan oleh orang fasik

Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran teams games tournament dengan berbantuan media ular tangga engklek pada tema 5

Maka yang menjadi permasalahannya adalah bagaimana usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam meningkatkan kedisiplinan karyawan.Dengan mewujudkan rasa disiplin kerja

Setelah disajikan kajian tentang sistem dan teori-teori yang akan mendasari dan digunakan dalam membahas reduksi orde model sistem LPV, maka pada bab selanjutnya akan dibahas

Dampak psikologis yang dialaminya antara lain : mengalami peristiwa traumatis (dengan melihat dan menjadi korban dari peristiwa traumatik); munculnya respon-respon

Asyhari Marzuqi berkontibusi pada kajian Tafsir al-Qur’an di Nusantara dalam hal memunculkan karya dengan bahasa yang lugas dan komunikatif, sehingga mudah dipahami