• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kepribadian Tokoh Utama Dalam Novel Empress Orchid Karya Anchee Min Berdasarkan Psikologi Sastra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Kepribadian Tokoh Utama Dalam Novel Empress Orchid Karya Anchee Min Berdasarkan Psikologi Sastra"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

169 Telangkai Bahasa dan Sastra, April 2014, 169-180

Copyright ©2014, Program Studi Linguistik FIB USU, ISSN 1978-8266

ANALISIS KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL EMPRESS ORCHID KARYA ANCHEE MIN BERDASARKAN PSIKOLOGI SASTRA

Sheyla Silvia Siregar Fakultas Ilmu Budaya USU

shelya.silvia@gmail.com

Abstract

The research is entitled “Analisis Aspek Kepribadian Tokoh Utama Pada Novel Empress Orchid Karya Anchee Min Berdasarkan Tinjauan Psikologi Sastra”. The purpose of this research is to describe personality of main character “Yehonala Princess” known as “Ci Xi Tai Hou” which viewed from a psycholiterature theory by Sigmund Freud (Id, Ego, Superego). This study applies the descriptive method for analysing the data. The finding proves that the superego is dominated by the personality of main character, where the Princess always rely on her conscience to decide which is the best thing to do. This is reflected when she felt a moment of doubt when she was at The Lotus‟s House, a famous house of Embroidery of that era. The Second Finding is Yehonala‟s ego appear more often than Id. Her behavior arises from her intention to get what she wanted. Every purposes has its obstacle .It is reflected at the beginning of the story when Yehonala must abide by the rules and should control her pleasure. The Id element of Yehonala was no longer concerned by her behavior of what should be done when she should follow the audience. She ought to followed the audience wich is only able to join by the men, and also when she is involved with a forbidden love to Yung Lu, who is also high official army of the Kingdom.

Key Words: Personality; Psycology; Main Chararcter

PENDAHULUAN

Karya sastra yang baik adalah karya sastra yang mampu memberikan kesan yang mendalam bagi para pembaca. Menurut Aritoteles karya sastra dapat digolongkan dalam beberapa kriteria. Novel adalah bentuk prosa rekaan yang lebih pendek dari pada roman dan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Unsur-unsur intrinsik penting dalam penyusunan novel karena adanya perbedaan dan persamaan watak, temperamen, pengalaman, pandangan dan perasaan dalam penggambaran individu yang satu dengan individu lainnya. Adanya perbedaan pandangan, perasaan, watak dan sifat antara manusia yang satu dengan manusia yang lain acap kali menimbulkan konflik, baik konflik antara individu atau kelompok. Pengarang menggambarkan cerita, pesan dan kesan yang ingin disampaikan melalui tema yang diangkat pengarang dan menggunakan tokoh dan karakter yang unik sebagai sarana. Melalui perilaku tokoh-tokoh ciptaannya, kehidupan

(2)

170

manusia ditampilkan dengan konflik-konflik yang dihadapi individu atau anggota kelompok.

Psikologi sastra merupakan suatu pendekatan yang mempertimbangkan segi-segi kejiwaan dan menyangkut batiniah manusia. Fungsi dan peran sastra ditinjau secara psikologi untuk menghidangkan citra manusia yang seadil-adilnya dan sehidup-hidupnya atau paling sedikit untuk memancarkan bahwa karya sastra pada hakikatnya bertujuan untuk melukiskan kehidupan manusia (Andre Hardjana, 1985:66).

Novel Empress Orchid adalah karangan Anchee Min yang pertama kali diliris pada tahun 2004 oleh Houghton Mifflin yang kemudian diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh: Hikmah Publishing House Translation pada tahun 2008. Novel ini berlatar belakang kerajaan pada masa Dinasti Qing yang saat itu berada dibawah kepemimpinan bangsa Manchu dan bercerita tentang lahirnya seorang selir muda (1835-1908 M) yang dikemudian hari menjadi maharani yang paling lama berkuasa di Cina sebelum akhirnya Cina berevolusi menjadi negara demokrasi. Novel ini mengandung cerita yang unik yang diselimuti intrik politik, rayuan, dan kecemburuan yang terjadi dalam usaha perebutan kekuasaan. Sehingga membuatnya menarik untuk menganalisis karakter tokoh utama berdasarkan teori psikologi sastra oleh Sigmund Freud.

Satu tokoh utama dalam Novel Empress Orchid yaitu Putri Anggrek Yehonala atau 慈禧太后 cixitaihou atau 兰皇后 (lanhuanghou). Putri Anggrek atau 慈禧太后(cixitaihou) atau 兰皇后 (lanhuanghou) dianalisis berdasarkan pendekatan psikologi sastra yang dikemukakan oleh Sigmund Freud. Dalam novel Empress Orchid (2004) ini sisi pembentuk kepribadian tokoh utama lebih jelas tergambar dan relevan sebagai bahan kajian utnuk diteliti dengan beberapa alasan:

1. Novel Empress Orchid (2004) ini telah mendapat apresiasi sebagai novel penjualan terlaris di NewYork Times, dan banyak media lain di Amerika (Los Angeles Times, San Fransisco Chronicle, Washington Post book world).

2. Novel ini juga menarik untuk dibaca dengan tema klasik yang berlatar kerajaan pada masa dinasti Qing sekitar tahun 1835-1908 Masehi, dimana tokoh utama adalah seorang bangsawan muda yang kemudian diangkat menjadi selir dan terakhir menjadi Ratu setelah kematian putranya Pangeran Tong Zhi. Dan juga novel yang sarat akan cerita cinta yang terjalin antara Putri Yehonala dan kaisar Hsien Feng.

3. Kelebihan yang dimiliki pengarang sendiri yakni pengarang dapat menggambarkan dengan lengkap di setiap kejadian yang penting dan dianggap berpengaruh dari segi alur dan penggunaan bahasa yang sederhana untuk dipahami pembaca.

Alasan yang dipaparkan diatas menjadi dasar penulis untuk menganalisis sisi kejiwaan yang dimiliki oleh tokoh utama yang kemudian akan dipaparkan berdasarkan psikologi sastra. Sehingga isi dan pesan yang terkandung didalam novel tidak rancu dan lebih jelas lagi. Masalah yang dibahas adalah : ―Bagaimana penggambaran kepribadian tokoh utama Putri Anggrek atau Putri Yehonala atau 慈禧太后 (Cixitahihou) atau 兰皇后 (Lan Huanghou) dalam novel Empress Orchid (2004) karya Anchee Min ditinjau dari segi psikologi sastra oleh Sigmund Freud?‖

(3)

171

Telangkai Bahasa dan Sastra, Tahun Ke-8, No 1, April 2014

 Menggambarkan kepribadian tokoh utama (Putri Anggrek atauYehonala atau 慈禧太后 (Cixitaihou) atau 兰皇后 (Lan Huanghou) novel Empress Orchid (2004) karya Anchee Min dari tinjauan psikologi sastra oleh Sigmund Freud. Penelitian yang baik haruslah memberikan manfaat. Manfaat penelitian sebaiknya dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat pula diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pembatasan Masalah diperlukan agar penelitian ini dapat mengarah pada suatu titik masalah dan mengenai sasaran yang dinginkan. Sebuah penelitian perlu dibatasi agar ruang lingkupnya tidak terlalu luas dan menjadi tidak terfokus. Karena penelitian yang baik bukan terletak pada luas kajian yang diteliti,melainkan penelitian yang objek kajiannya terfokus dan mendalam. Pembatasan masalah dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

 Penggambaran kepribadian tokoh utama dalam novel Empress Orchid (2004) karangan yaitu Putri Anggrek atau Putri Yehonala atau 慈禧太后(Cixitaihou) atau 兰皇后(Lan Huanghou) karya Anchee Min yang ditinjau dari segi psikologi sastra yang dikemukakan oleh Sigmund Freud yang difokuskan pada Id, Ego, dan Superego.

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan). Selain tokoh utama sebagai pusat pelaku dalam novel atau karya sastra lainnya, ada juga tokoh pendukung. Selain tokoh utama, tokoh pendukung juga unsur wajib dalam penulisan karya sastra novel khususnya. Bedanya dengan tokoh utama bahwa masalah yang diangkat tidak berpusat pada tokoh pendukung sehingga kemunculan tokoh pendukung lebih sedikit jika dibandingkan dengan tokoh utama. Ini adalah karakter yang muncul sepanjang cerita, tetapi bukan fokus utama. Istilah Psikologi berasal dari bahasa Yunani. Secara Estimologis Psikologi Yunani yang berasal dari dua suku kata yaitu phsyce dan logos. Kata Phsyce berarti ―jiwa‖, dan logos yang berarti ―ilmu‖. Jadi secara harafiah, Psikologi berarti ilmu jiwa, atau ilmu yang mempelajari tentang segala gejala-gejala kejiwaan. Menurut Paul Mussen dan Mark R.Rosenwieg dalam Pshycology and Introduction ―psikologi‖ diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mind atau pikiran, namun dalam perkembangannya kata mind berubah menjadi behaviour (tingkah laku), sehingga psikologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia (Mussen&Rosenwieg, 1975:5).

(4)

172

Dalam menulis skripsi penelitian ini, penulis menggunakan teori yang dikemukakan oleh Sigmund Freud. Karena dianggap lebih sesuai dengan tokoh utama yang dijadikan penulis sebagai objek kajian untuk diteliti.

Tahun 1923 Freud secara tegas mengemukakan dalam bukunya, THE EGO AND THE ID, pandangannya mengenai struktur kepribadian manusia, yaitu terdiri dari tiga bagian yakni: Id, Ego, Super ego yang tumbuh secara kronologis. Bila dikaitkan dengan pandangan toporagfis sebelumnya, Id terletak dalam ketidaksadaran, ego dan superego meliputi ketiga tingkat kesadaran manusia.

Id (Das Es) adalah sistem kepribadian yang Id merupakan sumber energi psikis. Maksudnya bahwa Id itu merupakan sumber dari instink kehidupan (eros) atau dorongan-dorongan biologis (makan, minum, tidur, bersetubuh, dsb) dan instink kematian atau instink agresif (tanatos) yang menggerakkan tingkah laku. Prinsip kesenangan merujuk kepada pencapaian kepuasan yang segera dari dorongan-dorongan biologis tersebut. Id adalah sistem kepribadian manusia yang paling dasar dan tertua. Id adalah acuan penting untuk memahami mengapa seniman atau sastrawan menjadi kreatif (Atmaja:1988:231). Id adalah aspek kepribadian yang ―gelap‖ dalam alam bawah sadar manusia yang berisi insting dan nafsu-nafsu tak kenal nilai dan agaknya berupa ―energi buta‖. Id adalah system kepribadian yang ada sejak lahir bahkan mungkin sebelum lahir, dan diturunkan secara genetik, langsung berkaitan dengan dorongn-dorongan biologis manusia dan merupakan sumber energi manusia, sehingga Freud mengatakan bahwa ini adalah jembatan antara segi biologis dan psikis manusia. Id bekerja berdasarkan prinsip-prinsip yang amat primitif sehingga bersifat kacau tanpa aturan, tidak mengenal moral dan tidak memiliki rasa benar-salah. Id memiliki prinsip kesenangan yang merujuk kepada pencapaian kepuasan yang segera dari dorongan biologis tersebut.

Satu-satunya yang diketahui Id adalah perasaan tidak senang, sehingga diakatakan bahwa id bekerja berdasarkan prinsip kesenangan. Ia selalu mengejar kesenangan dari ketegangan. Teori Freud sebagai keseluruhannyaTeori Freud sebagai keseluruhannya juga dikenal sebagai teori penurunan ketegangan. Untuk menjalankan fungsinya, Id memiliki dua mekanisme dasar yaitu gerakan-gerakan refleks dan proses primer. Dalam keadaan lapar seorang bayi akan berteriak menangis. Bila bagian tubuh dipukul dengan benda tumpul dengan keras makan akan terasa sakit dan begitu seterusnya. Walaupun demikian refleks tidak selalu efisien dalam meredakan ketegangan,sehingga diperlukan proses dimana manusia membentuk citra dari objek yang berguna bagi pemuasan suatu kebutuhan mendasar.

Proses pembayangan ini disebut proses primer dan memiliki ciri, tidak logis, tidak rasional, tidak dapat membedakan antara khayalan dan realitas. Untuk dapat bertahan hidup seorang bayi mutlak harus harus dapat membedakan yang khayal mana yang kenyataan, maka berkembanglah sistem kepribadian yang kedua yaitu Ego.

(5)

173

Telangkai Bahasa dan Sastra, Tahun Ke-8, No 1, April 2014

Super-ego merupakan perwakilan dari pelbagai nilai dan normanya yang ada dalam masyarakat dimana individu itu hidup. Super ego juga adalah sistem kepribadian yang berisi nilai-nilai atau aturan yang bersifat evaluatif

(menyangkut baik buruk). Anak mengembangkan SuperEgonya dari pelbagai dari larangan dari orangtuanya. Freud membagi superego dalam dua subsistem yaitu hati nurani dan ego ideal. Hati nurani diperoleh melalui penghukuman pelbagai perilaku anak yang dinilai baik oleh orangtua. Anak mengejar keunggulan dan kebaikan dan bila berhasil akan memiliki diri dan kebanggaan diri. Lain dengan Ego yang berpegang prinsip realitas, superego yang menginginkan manusia dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Kata ‖kepribadian‖ (personality) sesungguhnya berasal dari bahasa latin: pesona. Pada mulanya, kata pesona ini menunjuk kepada topeng yang biasa digunakan oleh pemain sandiwara di zaman Romawi dalam memainkan peran-perannya. Lambat laun kata pesona(personality) berubah menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu dari kelompok atau masyaraktnya,yang kemudian individu tersebut diharapkan bertingkah laku berdasarkan atau sesuai dengan gambaran sosial(peran) yang diterimanya (Koswara, 1991:10).

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang berusaha menggambarkan objek sesuai apa adanya. Dimana bertujuan mengangkat fakta dan keadaan yang terjadi saat penelitian berlangsung. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan ekstrinsik yang memfokuskan pada hubungan psikologi dan sastra. Psikologi sastra yaitu analisis karakter dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku tokoh utama secara psikologis. Dalam penelitian skripsi kali ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa tekhnik pustaka yaitu; tekhnik yang mengumpulkan semua hal yang berkaitan dengan objek yang diteliti melalui sumber-sumber tertulis seperti buku dan melalui media internet untuk memperoleh data dengan pendekatan objektif dan psikologi sastra. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kepustakaan. Teknik analisis yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah teknik kualitatif.

(6)

174 HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Novel Empress Orchid adalah novel yang menceritakan kehidupan seorang Ratu pada masa akhir Kerajaan Dinasti Qin, sebelum akhirnya Negara Cina berubah ideology menjadi sebuah negara Republik. Dalam penelitian kali ini penulis memutuskan untuk mengkaji tokoh utama tersebut sebagai kajian yang sangat menarik untuk dibahas sesuai karakter yang dimiliki tokoh utama. Dalam menganalisis, penulis bekerja berdasarkan teori Psikologi Sastra yang dikemukakan oleh Sigmund Freud.

Penggambaran kepribadian yang dilakukan setelah menganalisis kepribadian tokoh utama yaitu Putri Anggrek atau Putri Yehonala ini didasarkan pada psikologi sastra Sigmund Freud yang difokuskan pada Id, Ego, dan Superego. Lalu setelah dilakukan analisis, dapat diketahui hasil analisis kepribadian Putri Anggrek atau Yehonala lebih didominasi Superego, dimana sesuai dengan cerita novel bahwa Putri Anggrek lebih sering mempertimbangkan sesuatu sebelum mengambil keputusan.

Pembahasan

Berikut ini adalah pembahasan terhadap tokoh utama Putri Anggrek atau Putri Yehonala berdasarkan psikologi sastra Sigmund Freud yang difokuskan pada Id, Ego, Superego.

Analisis Berdasarkan Psikologi Sastra Tokoh Putri Anggrek Dalam Novel Empress Orchid

Putri Anggrek adalah pribadi yang menjadi objek yang akan dianalisis dari segi psikologi sastra oleh Sigmund Freud. Analisis akan difokuskan pada tiga strukutur kepribadian Sigmund Freud yaitu Id, Ego, dan Superego. Pertanyaan banyak muncul dibenak Putri Yehonala ketika Ia akan memulai sebuah kehidupan barunya. Bagaimana an seperti apa kehidupan yang akan Dia jalani kelak? Karena jika sampai sekarang pun Putri bahkan belum pernah bertemu dengan Kaisar Hsien Feng, Suami yang baru saja Ia nikahi. Hal ini terdapat dalam kutipan dibawah ini:

―Diruangan merah yang kecil itu aku bertanya-tanya tentang apa yang akan terjadi

padaku di masa depan. Aku punya banyak sekali pertanyaan tentang hidupku kelak sebagai selir keempat Kaisar Hsien Feng. Namun pertanyaan terbesarku adalah, siapakah Kaisar Hsien Feng? Sebagai mempelai lelaki dan perempuan, kami belum pernah bicara.‖

Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa ada kegelisahan dihati Putri Yehonala, yaitu rasa penasaran ingin segera bertemu dengan Kaisar membuatnya banyak bertanya tentang bagaimana kehidupan yang akan ia lewati nanti dimasa depan? Id tokoh Putri Yehonala membuatnya ingin merasakan kesenangan jika bertemu dengan Kaisar Hsien Feng. Namun Egonya membuatnya harus menyadari apa yang akan terjadi dimasa depan, jika kehidupannya berawal dari keanehan saat tanpa sadar keinginannya untuk bertemu dengan sang suami belum juga tercapai. Disini Putri harus berusaha melawan keinginan Id untuk segera bertemu dengan Kaisar Hsien Feng yang sudah menjadi suaminya. Pernyataan ini juga diperkuat melalui kutipan halaman Cuplikan :

―Kukatakan pada diriku sendiri bahwa aku sama sekali tak punya alasan untuk

(7)

175

Telangkai Bahasa dan Sastra, Tahun Ke-8, No 1, April 2014

kudapat. Namun, kesedihan tak mau meninggalkanku. Kucoba membayangkan Ping dan giginya yang menjijikkan ternoda opium. Tetapi pikiranku memilih jalannya sendiri. Membawakan nada-nada dari opera favoritku, Cinta Si Kumala Kecil — cerita tentang seorang pembantu rumah tangga dan kekasihnya yang prajurit. Saat aku memikirkan bagaimana si prajurit membawakan sepotong sabun untuk mempelainya sebagai hadiah pernikahan, air mataku mengalir."

Jelas sekali dari pernyataan diatas bahwa Putri merasa sedih ketika dihari pernikahannya, Ia sekalipun belum bertemu dengan Sang suami Kaisar Hsien Feng.

Id Putri Anggrek mengatakan bahwa Ia ingin bertemu dengan suaminya, namun seketika Ia ingin mengontrol kesedihan dengan Ego nya, memikirkan bahwa apa yang Ia punya sekarang ini bukankah lebih dari baik? Ego mencoba mengontrol Id, agar tidak terlalu merasa sedih namun, Ego kalah ketika Id seorang wanita yang ingin bertemu suaminya terasa lebih kuat.

Mengapa mataku gatal menemukan kesenangan diruangan yang penuh dengan harta benda ini? Pelayan-pelayanku mendandaniku dengan sehelai jubah cantik berwarna apricot, yang dihiasi taburan bunga plum——gaun yang sudah kukenakan ribuan kali dalam mimpi. Aku berjalan ke muka meja rias, dan melihat kecantikan tiada tara. Pada rambutku ada ada jepit berbentuk capung yang dihiasi dengan batu rubi, safir, mutiara, mata-kucing, dan bulu-bulu burung pekakak. Aku berputar, mengamati perlengkapan kamar, panel-panel mozaiknya yang penuh dengan batu mulia dan hasil panen yang berlimpah. Disebelah kiriku ada lemari berlaci dari kayu cendana merah yang dishiasi giok dan batu-batu mulia, dikanan sebuah meja cuci muka dari kayu mawar yang dilapisi indung mutiara. Di belakangku, terdapat sekat-sekat tempat tidur dari lukisan antik yang paling berharga.

Hatiku menjerit : Apa lagi yang masih, bisa, dan berani kau inginkan, Anggrek? Pada Bab terakhir setelah Kaisar Hsien Feng dan Pangeran Tong Zhi meninggal, Putri merasakan rasa kesepian yang sangat, dan Ia pun mulai mengisi kekosongan hatinya dengan mencintai Yung Lu, seorang pejabat Kerajaan. Namun Cinta mereka terlarang, dan terhalang oleh kedudukan serta status social yang mereka sandang. Hal ini membuat Id Putri Yehonala semakin menjadi sehingga segala bentuk sisi moral terlupakan sejenak. Seperti yang tertulis pada kutipan ini:

… ―Ambil aku‖. Kulingkarkan lenganku diseputar tubuhnya. Dia mendorong dirinya menjauh, terengah. ―Tidak, Anggrek.‖

―Mengapa? Mengapa tidak?‖ Dia tak mau menjelaskan, tetapi menolak. Aku memohon. Kukatakan bahwa aku tak pernah menginginkan lelaki lainnya. Aku ingin dia melakukan itu. ―Ah..Anggrek…Anggrekku,‖ dia terus menggumam. Suatu bunyi keras berdentang dimulut terowongan. Gerbang batu itu. ―Si arsitek sudah menyuruh agar gerbang ditutup!‖Ynug Lu terlompat bangkit dan memburu kearah pintu.(Empress Orchid, 2004:586)

Pada kutipan ini, terlihat bahwa Putri tidak lagi merasa malu atau malu dengan perbuatannya. Karena Ego tak bisa lagi melarang Id tokoh Putri Anggrek. Disini Putri Anggrek hanya ingin merasakan kesenangan yang telah lama tidak lagi dirasakannya sepeninggal Kaisar Hsien Feng.

(8)

176

―Berlutut untuk menatap matanya yang berlinang, aku berhenti meronta. ―Tidak.‖ Suaranya samar, tetpi tidak lemah.

―Tetapi kau mencintaiku?‖

―Ya Gusti Ratu. Aku menarik napas, setiap napasku, untuk mencintaimu.‖(Empress

Orchid, 2004:587)

Kutipan diatas mendukung pernyataan sebelumnya, dan meyakinkan bahwa Id Putri Yehonala tidak dapat dikontrol lagi, sehingga ia memberanikan diri menyatakan cintanya kepada Yung Lu, di sini jelas bahwa Ego tak dapat mengontrol keinginan Id.

Analisis Tokoh Putri Anggrek Berdasarkan Ego

Putri Yehonala dari kecilnya adalah seorang yang sudah terbiasa hidup dalam kesusahan. Putri Yehonala sendiri berasal dari keluarga bangsawan dan ayahnya adalah seorang mantan Gubernur dari provinsi yang paling miskin di Cina. Mereka hidup susah, bahkan ketika ayahnya meninggal mereka tak mampu untuk membayar secra penuh orang untuk mengangkat peti Jenazah Ayahnya. Hal ini membuat Putri Yehonala terbentuk menjadi pribadi yang tidak manja. Seperti yang dicantumkan dalam kutipan berikut:

―Hidup kebangsawananku dimulai dari bau busuk. Bau busuk yang datang dari peti mati ayahku—dia telah dua bulan wafat dan kami masih juga membawa-bawanya, mencoba untuk mencapai Peking, kota kelahirannya, untuk diamakamkan. Ibuku putus asa. ―Suamiku mantan Gubernur Wuhu‖, katanya kepada para bujang yang kami sewa untuk mengangkat peti mati Ayah. ―Ya, Nyonya‖ sahut kepala bujang dengan sopan. ―…dan kami ucapkan selamat jalan menuju kampung halaman dengan setulus hati kepada tuan Gubernur.‖ Aku lahir dan dibesarkan di Anhwei, propinsi termiskin di Cina. Kami tidak hidup dalam kemiskinan, tetapi aku tahu bahwa para tetangga menyantap cacing untuk makan malam dan menjual anak mereka membayar utang. Perjalanan ayahku menuju neraka dan usaha keras Ibuku untuk melawannya memenuhi masa kecilku. Seperti seekor jangkrik berkaki panjang, Ibu berusaha menghalangi kereta menggilas keluarganya.‖(Empress Orchid, 2004:1)

Dari kutipan halaman 1 juga kelihatan bahwa Putri Yehonala adalah seorang yang memiliki karakter yang tidak manja. Putri Yehonala juga adalah peribadi yang mandiri dan pekerja keras. Walau seorang wanita muda namun, Putri Yehonala saat sebelum memasuki Istana mengalami hidup susah. Demi ingin menghidupi keluarga dan adik-adiknya Ia bekerja kasar dimana ada pekerjaan yang membutuhkannya.

Di kaitkan dengan sistim kepribadian Sigmund Freud, Ego lebih berperan dominan. Karena tokoh tanpa sadar merasa ada ketertarikan yang dirasakan Putri Anggrek dalam setiap cerita kakak Fann. Untuk memuaskan keingintahuannya mengenai cerita kakak Fann. Disini Ego bekerja untuk memuaskan rasa keingintahuan yang dituntut oleh Id.

―Aku pergi menemui para tetangga dan pedagang asongan di pasar, berharap bisa

(9)

177

Telangkai Bahasa dan Sastra, Tahun Ke-8, No 1, April 2014

Bagaimaanpun aku suka bekerja. Tidak hanya karena uangnya, tetapi juga untuk

menikmati kebijaksanaan kakak Fann dalam menyikapi hidup.‖(Empress Orchid,

2004:14-15) Analisis:

Kemandirian dan karakter suka bekerja yang dimiliki oleh Putri Yehonala terbukti dari kutipan halaman 14-15. Cuplikan diatas menyiratkan bahwa Putri Yehonala sejak sebelum menjadi seorang selir adalah seorang yang memliki tekad yang kuat untuk sesuatu yang sangat dinginkan oleh beliau. Dia menyadari peluang keinginannya lolos mengikuti ujian selir Kerajaan amat kecil, namun keinginan yang kuat membuatnya enggan untuk menyerah.

Namun Ego Putri Yehonala lebih kuat berbicara, dimana setelah mendengar penjelasan kak Fann Putri Yehonala sempat merasa minder, superego nya berkata bahwa Ia tidak pantas dan kecil kemungkinan untuk menang menjadi istri kekaisaran, namun ketika Ego mendominasi dirinya dan keinginannya tidak berkurang. Dapat dibuktikan dari kutipan dibawah ini:

…― ―tidakkah menurut Anda, aku punya kesempatan?‖ seruku pada kakak Fann.

―Aku orang Manchu dan umurku tujuh belas. Ayahku dari Klan Biru!‖

Fann menggeleng. ―Anggrek, kamu ini seperti tikus buruk rupa kalau dibandingkan dengan semua selir dan Putri Kekaisaran yang pernah Kulihat.‖

Aku meminum air dari sebuah ember, lalu duduk untuk berpikir. Perkataan kakak

Fann menyurutkan semangatku, tapi keinginanku tidak berkurang.‖(Empress

Orchid, 2004:29-30)

Id tokoh utama juga pernah membuat Putri Yehonala merasakan kesedihan. Di hari pesta perayaan pernikahan Kekaisaran, disini Id tokoh Putri Yehonala ingin Ia merasakan kesenangan dalam pesta dan riak tawa yang dirasakan oleh para tamu saat itu.

Putri walau berasal dari keluarga bangsawan namun beliau masih asing dengan tata karma Kerajaan. Selama pesta pernikahan yang meriah itu dilaksanakan, Yehonala yang tidak terbiasa dengan tata karma harus duduk diam didalam ruangan bersama para tamu yang menikmati pesta. Karena tuntutan Id tokoh utama yang ingin bertemu dengan Suaminya layaknya seorang wanita. Dia tidak merasakan kesenangan yang dirasakan oleh para tamu. Hal ini dikarenakan peraturan yang harus dipatuhi oleh setiap istri Kaisar yang menikah. Hal ini menjelaskan bahwa walau Putri sangat ingin menikmati pesta dengan cara yang sama dengan tamu yang lain, tetapi disebabkan oleh perbedaan kedudukan yang tidak sama dengan Putri Yehonala yang dulu, Putri Yehonala menyadari bahwa ia harus patuh dengan segala bentuk peraturan kekaisaran. Dan ketika Superego nya berbicara, maka Putri harus mengikuti sikap kepatuhan yang ditunjukkan oleh Sang Putri mencerminkan bahwa beliau dapat menahan suasana hatinya demi mematuhi peraturan kerajaan. Singkatnya, bahwa Ego dapat membatasi keinginan Id, dimana Ego harus melihat kenyataan bahwa Putri diharuskan untuk mentaati peraturan Kekaisaran.

(10)

178

Meskipun demikian, aku mengalami saat-saat yang tak tertahankan. Aku bisa mendengar suara nyanyian, tawa dan teriakan orang-orang yang mabuk melalui dinding, tetapi aku tak diperbolehkan bergabung dalam pesta. Aku diminta duduk diam dalam ruangan yang berhiaskan pita merah dan emas. Labu kering yang dilukisi wajah anak-anak digantungkan segala penjuru ruangan, dan aku disuruh memandangi wajah-wajah itu guna meningkatkan kesuburan.‖ (Empress Orchid, 2004:83)

Analisis Tokoh Putri Anggrek Berdasarkan Superego

Putri Anggrek dari awalnya adalah orang yang berani mengambil kesempatan. Disaat semua calon istri kekaisaran didera lapar dan haus menunggu kedatangan Kaisar Hsien Feng menemui mereka. Putri Yehonala malah dengan memberanikan diri berbisik pada An-te-hai Kasim yang bertugas sebagai ketua grup mereka meminta secangkir air untuk diminum. Dan setelah secangkir teh berada ditangannya saat itu juga Putri Yehonala membagikan secangkir teh tersebut kepada teman-temannya tanpa bersikap egois. Hal ini dapat dikatakan bahwa Sang Putri memliki sikap yang ramah dan tidak egois , sama-sama berbagi dengan lingkungannya. Dan tidak menghabiskan secangkir air tersebut untuk dirinya sendiri. Karena sikapnya inilah yang mempertemukan dirinya dengan Nuharoo Ratu kekaisaran terpilih saat itu. Hingga persahabatan itu berlangsung lama.

…‖Kurasakan tatapan tajam menyerbuku dari setiap arah saat kuangkat cangkir itu ke bibir. Paham benar apa yang mereka rasakan, aku meneguk sedikit, lalu mengedarkan cangkir itu berkeliling. Cangkir itu beredar dari tangan ke tangan sampai tak setetes pun tersisa. Setelah itu, gadis-gadis tadi tampak sedikit lebih santai. Sicantik berwajah bulat telur dengan mata eksotis tadi melambai kepadaku dari bangkunya. Saat aku mendekat, dia bergeser sedikit.―Aku Nuharoo,‖ dia tersenyum. ―Yehonala,‖ aku duduk disampingnya. Begitulah aku dan Nuharoo saling

memperkenalkan diri.‖ ‖ (Empress Orchid, 2004:49-51)

Jika dikaitkan dengan psikologi sastra Sigmund Freud, disini Superego berperan penting, dimana Putri terlihat kehausan namun ia masih bersedia membagi secangkir air yang dimlikinya dengan beberapa orang yang kehausan lainnya, Ego dikalahkan oleh Superego, dimana Putri juga tahu dan mengerti bahwa Ia juga sama dengan mereka merasa sama-sama membutuhkan setetes air untuk menyiram tenggorokan yang kering.

―Bertahun-tahun kemudian orang akan mengatakan bahwa aku cemburu pada

Nuharoo, tetapi pada saat itu aku benar-benar tak merasakannya. Aku sedang disibukkan dengan nasib baikku sendiri. Aku tak dapat melupakan lalat-lalat yang melapisi peti mati Ayah dan bagaimana ibu menjual jepit rambutnya. Aku juga tak bias melupakan bahwa aku pernah bertunangan dengan sepupu Ping. Aku merasa tak bisa mengucapkan cukup syukur dan terima kasih kepada Surga atas apa yang terjadi terhadap diriku‖.(Empress Orchid, 2004:83)

(11)

179

Telangkai Bahasa dan Sastra, Tahun Ke-8, No 1, April 2014

yang sebenarnya yang dirasakan Putri adalah berupa rasa syukur karena perubahan nasib yang dengan cepat menimpanya dan dapat menyelamatkan keadaan keluarganya dari keterpurukan.

…‖Kami sudah berada dijalan ketika kakak Fann mengatakan bahwa kami akan kewisma Lotus.

―Kakak Fann!‖ Aku tahu rumah macam apa itu, dan sedikit merasa ragu.―Aku berharap kita punya pilihan lain, Anggrek,‖ kata Kakak Fann dengan nada meminta maaf. Aku berdiri di tengah jalan, tak bias mengambil keputusan. ―apa yang kau pikirkan, Anggrek?‖

―Cara memenangkan hati Yang Mulia,‖ kalimat itulah yang terlontar dari

mulutku. ―kalau begitu ayo, Anggrek. Kita akan memanfaatkan rumah itu hanya

untuk apa yang mereka bisa ajarkan kepada kita—cara memuaskan lelaki.‖ (Empress Orchid, 2004:176-177)

Kutipan ini mejelaskan bahwa ada rasa ragu yang mendera Puteri Anggrek atau Putri Yehonala ketika Ia dan kakak Fann pergi kesebuah rumah bordil dikota demi mempelajari tekhnik merayu lelaki. Hal ini dianggapnya melanggar batas norma kesusilaan, apalagi untuk seorang Putri dari kalangan kerajaan seperti dirinya. Sang Putri jelas sekali merasa norma kesopanan membuatnya merasa ini tidak pantas untuk dilakukan. Saat itu Sang Putri sempat berfikir untuk mundur dari ide tersebut, namun niat untuk berusaha lebih dekat dengan Kaisar Hsien Feng membunuh rasa gundah Sang Putri. Jika dikaitkan dengan psikologi sastra Sigmund Freud, Putri Yehonala jelas sekali dengan apa yang akan dilakukannya dirumah Bordir tesebut, namun ketika Ia tahu bahwa jalan terbaik yang harus dilakukan adalah pergi kerumah Lotus. Superego Putri Yehonala yaitu suara hatinya mengatakan hal ini tidak pantas dilakukan oleh seorang bangsawan seperti dirinya, namun ego nya mendukung keras Putri Yehonala untuk mencapai tujuannya melalui belajar dirumah lotus cara membuat seorang lelaki senang.

…―Semoga malam Anda menyenangkan, Yang Mulia,‖kataku lalu melangkah ke

pintu. Aku pasti menyesal melakukan ini bila saja aku sedikit lebih tua, tetapi aku masih muda dan darahku mengelak panas seperti air panas. Situasi ini membuatku sangat marah. Aku tahu bahwa aku akan dipancung karena prilakuku, jadi aku ingin mengakhiri semua ini dengan caraku.

―Berhenti!‖ Kaisar memanggil dari belakang. ―Kau baru saja menghina Putra Surga.‖ Aku berbalik, dan melihat seulas seringai lebar di wajahnya. (Empress Orchid, 2004:202)

―Kalau Anda ingin menghukumku,‖ ujarku, berdiri tegak, ―Aku hanya berharap

bahwa Anda cukup baik hati untuk membuat hukukman itu berlangsung cepat.‖ .(Empress Orchid, 2004:202)

(12)

180

Jika dikaitkan dengan teori Sigmund Freud, di kutipan ini jelas kali terlihat bahwa telah terjadi interaksi yang kuat antara suara hati dari super ego membuatnya terlihat emosi yang tidak stabil. Dia melawan suara hatinya untuk tidak berkata dengan nada yang tidak sopan pada seorang Kaisar yang sekarang adalah sang Suami yang selalu dirindukannya.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dari pembahasan mengenai tokoh utama dari Novel Empress Orchid karya Anchee Min Dianalisis dari segi psikologi sastra Sigmund Freud, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ditemukan Superego lebih dominan, dimana Putri Anggrek selalu mengandalkan suara hatinya untuk memutuskan mana yang terbaik untuk dilakukan. Hal ini tercermin ketika Ia merasakan keraguan sejenak ketika harus pergi kerumah Lotus, rumah Bordir ternama pada zaman tersebut.

2. Ego tokoh Putri Anggrek atau Yehonala lebih sering muncul ketika dibandingkan dengan Id. Setiap perilakunya timbul dari niatnya untuk mendapatkan apa yang menjadi keinginannya. Setiap tujuan pasti memiliki pengahalang. Hal ini tercermin ketika Putri harus mematuhi peraturan kerajaan dan harus mengontrol kesenangannya pada awal-awal cerita.

3. Unsur Id tokoh Putri Anggrek adalah perilakunya tak lagi mementingkan apa yang harusnya dilakukan ketika Putri merasa harus mengikuti audiensi yang hanya diikuti para lelaki saja, dan juga ketika Putri terlibat cinta terlarang dengan Yung Lu yang juga pejabat tinggi Kerajaan.

DAFTAR PUSTAKA

Endaswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra .Yogyakarta: caps

Endaswara, Suwardi. 2008. Metode Penelitian Psikologi Sastra. Yogyakarta: Media Pressindo

Feist, Jess & Feist Gregory J. 2010. Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika. Jabrohim, Drs. 2001. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita Graha Media. Min, Anchee. 2006. Empress Orchid. Jakarta: PT. Mizan Publika.

Pradopo, Rachman Djoko Prof.Dr.. 1995. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Referensi

Dokumen terkait

Terkait dengan struktur kepribadian di atas, tindak lanjut dari aspek berikutnya yaitu dinamika kepribadian. Dinamika dalam penelitian ini meliputi instink yang di

Bab IV merupakan bab inti dari penelitian yang akan membahas analisis psikologi sastra pada tokoh utama Bodhi, dalam novel Supernova Episode Akar karya Dewi Lestari. Bab V

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul Kepribadian Tokoh Utama Dalam Novel 2 Karya Donny Dhirgantoro: Tinjauan

dikatakan salah satu dari agen bank waktu itu yaitu graue Herren. Hal lain yang mendukung bahwa Momo ingatan yang baik adalah dari..

Kepribadian tokoh utama dalam novel Mendayung Impian berdasarkan kesadaran yaitu dipandang dari fungsi jiwa, kepribadian Tevano adalah perasa yang dibuktikan dengan

Kepribadian tokoh utama dalam novel Mendayung Impian berdasarkan kesadaran yaitu dipandang dari fungsi jiwa, kepribadian Tevano adalah perasa yang dibuktikan dengan

Akhirnya Vano menyetujui untuk pulang dan menuruti permintaan ayahnya, dengan syarat ayahnya harus membantu renovasi SD Mini Penggerak dan melengkapi fasilitas

Aminudin, 2014: 90-91 (dalam Nursavitri, 2019:16) sudut pandang atau perspektif adalah cara pengarang menampilkan tokoh atau tokoh dalam sebuah cerita yang dideskripsikan.