ANALISIS PEMANFAATAN JURNAL ELEKTRONIK PROQUEST MEDICAL LIBRARY UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER
SPESIALIS PADA LAYANAN DIGITAL PERPUSTAKAAN USU
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Dalam bidang Studi Perpustakaan dan Informasi
Oleh :
E R H A N 040709016
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA
DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI S1 MEDAN
ABSTRAK
Erhan, 2008. Analisis Pemanfaatan Jurnal Elektronik ProQuest Medical Library Untuk Memenuhi Kebutuhan Informasi Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis Pada Layanan Digital Perpustakaan USU.
Medan: Program Studi Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan jurnal elektronik bidang Medical Library oleh mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Perpustakaan USU dan mengetahui jurnal elektronik pada
database ProQuest Medical Library yang paling banyak dimanfaatkan dan tidak
dimanfaatkan oleh mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dalam memenuhi kebutuhan informasi.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2008, dan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) sebagai pengguna potensial layanan digital Perpustakaan USU yang berjumlah 237 orang, dimana yang dijadikan responden adalah sebanyak 148 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuwensi kunjungan mahasiswa PPDS ke layanan digital dinilai cukup tinggi yaitu mencapai (56,1%), kunjungan rata-rata ≥ 4 kali dalam satu bulan. Frekuensi pemanfaatan jurnal elektronik
ProQuest Medical Library oleh mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis
KATA PENGANTAR
Pertama dan yang paling utama penulis panjatkan atas karunia Allah
SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis
Pemanfaatan Jurnal Elektronik ProQuest Medical Library Untuk
Memenuhi Kebutuhan Informasi Mahasiswa Program Pendidikan Dokter
Spesialis Pada Layanan Digital Perpustakaan USU”.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang Studi
Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Penulis Menyadari penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna, oleh
karena itu dengan hati terbuka penulis menerima kritik serta saran dari pembaca
sebagai upaya membangun semangat penulis untuk malakukan penyusunan
karangan ilmiah yang lebih baik lagi di lain kesempatan.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menerima bantuan dari
berbagai pihak yang dengan kerelaan dan ketulusan hati sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Yang paling utama penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Ibunda tercinta, Rohayati, yang senantiasa
memberikan semangat, dukungan dan cinta kasih dalam keberhasilan ini.
Pada kesempatan ini juga, penulis berkeinginan mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. A. Ridwan Siregar, SH., M.Lib. selaku Kepala Perpustakaan dan
Pusat Sisitem Informasi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Joner Hasugian, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Ishak, S.S. M.Hum, selaku dosen pembimbing I yang selalu
memberikan advis dan spirit dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Seluruh staf pengajar dan staf administrasi pada Departemen Studi
6. Staf Layanan Digital Perpustakaan USU yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
7. Kakanda dan abangda penulis, Titin Rusyati dan Habib Abdul malik yang
telah memberikan perhatian dan support kepada penulis, dari masa
kanak-kanak penulis sampai sekarang ini.
8. Keponakan2-ku, Sendi Ismayanti & M. Zaenal Habibie yang selalu
memberikan dukungan serta membantu dalam penulisan skripsi ini.
9. Buat Anisa Khotimah tersayang yang selalu hadir dalam setiap keluh kesah
ku, memberikan perhatian, dukungan serta semangat kepada penulis, semoga
kita mendapat ridho Allah SWT, amin.
10. Buat sahabat-sahabat terbaikku Muswita Widya Rahma, Zainal Abidin
Tambunan, Wahyu Satrio, dan Tirta Nugraha yang telah menuangkan segala
pemikirannya untuk membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini,.
11. Abangda, Yudi Purnomo yang selalu siap sedia mambantu penulis dalam
segala urusan menyangkut kuliah sampai penyusunan skripsi.
12. Abangda, Ma’ruf dan Kakanda Era Salida yang telah membantu penulis
menyediakan tempat untuk mengetik..(makasih ya bang, makasih ya kak)
13. Seluruh teman-teman penulis khususnya stambuk 04, Dayat, Darwin, Ki
Suryo,dan semua yang tidak dapat disebutkan satu persatu, (salam perjuangan
untuk semua).
14. Pembina UKM Tenis USU, Bang Hakim yang telah membantu kami dalam
segala hal, dan Kak Suri, yang telah membantu penulis menyebarkan angket
kepada mahasiswa PPDS...maksih ya Kak..
Semoga bantuan dan do’a yang diberikan kepada penulis mendapat
balasan dari Allah SWT. Akhir kata penulis juga berharap skripsi ini bermanfaat
bagi semua pihak yang membacanya.
Medan, Januari 2008 Penulis,
ERHAN
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTRA TABEL ... vii
DAFTRA LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Ruang Lingkup ... 5
BAB II KAJIAN TEORITIS ... 6
2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 6
2.2 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 6
2.3 Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 8
2.4 Konsep Kebutuhan Informasi ... 9
2.4.1 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi ... 11
2.4.2 Karakteristik Kebutuhan Informasi ... 12
2.5 Pemanfaatan Layanan Digital ... 14
2.6 Koleksi Terbitan Berseri ... 15
2.7 Jurnal ... 16
2.7.1 Jenis-jenis Jurnal ... 16
2.7.2 Jurnal Elektronik ... 18
2.7.2.1 Pengertian Jurnal Elektronik ... 19
2.7.2.2 Jenis Jurnal Elektronik ... 20
2.7.2.3 Jurnal Elektronik Berbasis Web ... 20
2.8 Pemanfaatan Jurnal Elektronik ... 21
2.8.1 Strategi Pemanfaatan/Penelusuran Jurnal Elektronik ... 22
2.8.1.1 Menentukan Kata Kunci ... 23
2.8.1.2 Fasilitas Pencarian Informasi dalam Internet ... 24
2.9 Keuntungan dan Hambatan Penggunaan Jurnal Elektronik ... 25
2.10 Frekuensi Penggunaan Jurnal Elektronik ... 27
2.11 Tujuan Penggunaan Jurnal Elektronik ... 28
2.12 Kemampuan Penggunaan dalam Penelusuran Jurnal Elektronik ... 29
2.13 Temu Balik Jurnal Elektronik ... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... ..32
3.1 Lokasi Penelitian ... 32
3.2 Populasi dan Sampel ... 32
3.2.1 Populasi ... 32
3.2.2 Sampel ... 32
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 33
3.4 Instrumen Penelitian ... 33
3.5 Kisi-kisi Kuesioner ... 34
3.6 Analisis Data ... 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36
4.1 Frekuensi Kunjungan Mahasiswa PPDS ke Layanan Digital Perpustakaan USU ... 36
4.2 Frekuensi Pemanfaatan Jurnal Elektronik ... 38
4.3 Kepentingan Informasi dalam Jurnal Elektronik ProQuest Medical Library yang Diakses ... 39
4.4 Tingkat Intelektual Informasi dalam Jurnal yang Diakses ... 41
4.5 Kuantitas (Quantitiy) ... 42
4.7 Fungsi Jurnal Elektronik ... 44
4.9 Batas Waktu Informasi yang Dibutuhkan dalam Jurnal Elektronik
ProQuest Medical Library yang Diakses ... 45
4.9.1 Kemuktahiran Jurnal yang Dilanggan Perpustakaan USU ... 45
4.9.2 Kebutuhan Responden Terhadap Jurnal yang Telah Usang ... 46
4.9.3 Batas Masa Keusangan Jurnal yang Dibutuhkan ... 47
4.10 Kecepatan Penerimaan Informasi ... 48
4.10.1 Waktu dalam Proses Penerimaan Data ... 49
4.10.2 Pola Penelusuran Jurnal Elekronik ProQuest Medical Library ... 50
4.10.3 Pemesanan Artikel ... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 52
5.1 Kesimpulan ... 52
5.2 Saran ... 53
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Perbandingan Jurnal Elektronik dengan Jurnal Tercetak ... 18
Tabel 2 : Kisi-kisi Kuesioner ... 34
Tabel 3 : Frekuensi Kunjungan Mahasiswa PPDS ke Layanan Digital Perpustakaan USU ... 36
Tabel 4 : Frekuensi Pemanfaatan Jurnal Elektronik ... 38
Tabel 5 : Kepentingan Informasi dalam Jurna Elektronik ProQuest Medical Library yang Diakses ... 40
Tabel 6 : Tingkat Intelektual Informasi dalam Jurnal Elektronik ProQuest Medical Library yang Diakses ... 41
Tabel 7 : Kuantitas Pemanfaatan Jurnal Elektronik ... 42
Tabel 8 : Fungsi Jurnal Elektronik ... 44
Tabel 9 : Kemuktahiran Jurnal Elektronik yang Dilanggan Perpustakaan USU ... 45
Tabel 10 : Kebutuhan Responden Terhadap Jurnal yang Telah Usang ... 46
Tabel 11 : Batas Masa Ke-usangan Jurnal yang Dilanggan Perpustakaan USU ... 47
Tabel 12 : Waktu Proses Penerimaan Data ... 49
Tabel 13 : Pola Penelusuran Jurnal Elekronik ProQuest Medical Library ... 50
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian ... 57
Lampiran 2: Tabel Krejcei ... 62
Lampiran 3: Daftar Jurnal Elektronik Pada Database Jurnal Online ProQuest
Medical Library yang Sering Dimanfaatkan Oleh Responden ... 63
Lampiran 4: Contoh Penelusuran Database ProQuest Medical Science
ProQuest Medical Library ... 66
Lampiran 4: Daftar Judul Jurnal Medical Science ProQuest Medical Library
2008 ... 67
Lampiran 5: Daftar Pengunjung Layanan Digital, Jumlah Pengguna Akses
Jurnal Elektronik, dan Jumlah Download Artikel Jurnal
ABSTRAK
Erhan, 2008. Analisis Pemanfaatan Jurnal Elektronik ProQuest Medical Library Untuk Memenuhi Kebutuhan Informasi Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis Pada Layanan Digital Perpustakaan USU.
Medan: Program Studi Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan jurnal elektronik bidang Medical Library oleh mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Perpustakaan USU dan mengetahui jurnal elektronik pada
database ProQuest Medical Library yang paling banyak dimanfaatkan dan tidak
dimanfaatkan oleh mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dalam memenuhi kebutuhan informasi.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2008, dan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) sebagai pengguna potensial layanan digital Perpustakaan USU yang berjumlah 237 orang, dimana yang dijadikan responden adalah sebanyak 148 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuwensi kunjungan mahasiswa PPDS ke layanan digital dinilai cukup tinggi yaitu mencapai (56,1%), kunjungan rata-rata ≥ 4 kali dalam satu bulan. Frekuensi pemanfaatan jurnal elektronik
ProQuest Medical Library oleh mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Perkembangan dan pemanfaatan teknologi informasi (TI) yang
pesat dewasa ini telah menjadikan TI sebagai kekuatan pendorong bagi
reformasi di berbagai bidang, sehingga berdampak pula terhadap
pembangunan sosial dan ekonomi sekarang dan di masa mendatang. TI
melahirkan era baru yaitu berbagai barang dan jasa dibeli, dikirim,
dibayar, dan digunakan tanpa meninggalkan system informasi dan jaringan
komunikasi. Artinya seluruh proses mulai dari pengadaan sampai
penggunaan barang tersebut dilakukan dengan bantuan TI. Di era
informasi, bahasa manusia banyak digantikan oleh bahasa mesin, seperti
angka, huruf atau kode, kata pengenal (password), dan personal
identification number (PIN), yang memungkinkan penanganan dan
pengolahan informasi secara otomatis dalam format yang sama pada level
yang sama.
Perpustakaan sebagai pusat informasi merupakan tempat untuk
menghimpun, mengolah serta menyeberluaskan informasi. Perkembangan
teknologi pada masa sekarang ini menyebabkan perpustakaan menyediaan
sumber informasi tidak hanya dalam bentuk tercetak namun disajikan juga
dalam bentuk digital. Hal ini secara langsung berpengaruh kapada peran
perpustakaan bukan hanya sebagai penyedia sumber informasi dalam
bentuk tercetak namun harus mampu menyediakannya dalam bentuk
elektronik/digital.
Teknologi informasi juga telah banyak dimanfaatkan di
perpustakaan. Penerapan TI tersebut dapat dilihat dari perkembangan
perpustakaan, diawali dari perpustakaan manual kemudian menjadi
perpustakaan terotomasi sampai dengan perpustakaan digital atau cyber
library. Salah satu ukuran perkembangan perpustakaan adalah penerapan
TI dalam menunjang kegiatan perpustakaan, bukan dari besarnya gedung,
jumlah koleksi yang tersedia maupun jumlah pengguna. Umumnya
elektronik. Hal ini terlihat dengan disediakannya layanan dalam bentuk
online seperti layanan digital. Upaya ini dilakukan untuk memenuhi
tuntutan kebutuhan informasi pengguna yang semakin beragam akibat
kemajuan teknologi informasi, terutama internet. Penyediaan koleksi
dalam bentuk elektronik misalnya berupa database online. Perkembangan
database online saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Perkembangan database online tidak terlepas dari perkembangan
teknologi informasi seperti teknologi komputer dan teknologi komunikasi.
Hal ini menjadikan informasi dalam bentuk elektronik (elektronik-based)
menggeser peran informasi dalam bentuk tercetak (paper-based).
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada masa
sekarang ini dapat menjadi pedoman bagi perpustakaan untuk
meningkatkan pelayanan yaitu dengan menyediakan layanan dimana
pengguna bisa mengakses informasi melalui media elektronik sebagai
perwujudan menjadi perpustakaan modern.
Salah satu upaya perpustakaan USU dalam memuaskan
penggunanya yaitu dengan menyediakan layanan digital. Pada layanan
tersebut, sivitas akademika khususnya mahasiswa paskasarjana (S2) dapat
mengakses jurnal ilmiah yang dibutuhkan sesuai kebutuhan informasi yang
diperlukan.
Berdasarkan pengamatan awal, pengguna pada layanan digital
Perpustakaan USU umumnya mengakses jurnal elektronik. Dari data buku
tamu yang tersedia, mahasiswa yang banyak berkunjung ke layanan digital
adalah mahasiswa PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis)- USU.
PPDS – USU adalah pendidikan profesi (S2) pada Fakultas Kedokteran
USU. Data dari Bagian Kesekretariatan PPDS – USU tahun 2008, saat ini
PPDS – USU terdiri 16 program studi, dengan jumlah mahasiswa aktif
sampai 2008 adalah 590 orang.
Pada umumnya mahasiswa PPDS mengakses jurnal medical
science yang dapat di akses melalui database journal online ProQuest
Medical Library. Saat ini database online Proquest Medical Library
healthcare specialities seperti nurcing, pediatrics, neurology,
pharmacology, cardiology, physical therapy, dan lain-lain yang dapat di
akses dan digunakan.
Penulis mendapatkan data awal dari Divisi Layanan Digital
Perpustakaan USU tahun 2008, bahwa jumlah kunjungan dan jumlah
mahasiswa PPDS yang memanfaatkan database jurnal online ProQuest
Medical Library di layanan digital sampai April 2007 dari tahun ke tahun
semakin meningkat. Dua tahun terakhir yaitu tahun 2006, jumlah
kunjungan mahasiswa PPDS ke layanan digital mencapai 2387 orang, dan
tahun 2007 mencapai 3.050 orang. Angka tersebut menunjukkan bahwa
jumlah kunjungan mahasiswa PPDS ke layanan digital terus meningkat,
dan sesuai data yang ada jumlah diatas selalu menempati urutan pertama,
artinya yang paling tinggi daripada mahasiswa pengunjung lainnya ke
layana digital.
Selanjutnya, penulis juga mendapatkan data dari Divisi Layanan
Digital Perpustakaan USU tahun 2008, mengenai pengguna akses database
jurnal online ProQuest Medical Library di layanan digital bukan hanya
mahasiswa PPDS namun termasuk mahasiswa S2 program lain, tahun
2006 mencapai 38.992 user dan tahun 2007 mencapai 43.262 user, dan
penulis mengetahui bahwa jumlah tersebut lebih tinggi daripada jumlah
pengguna akses database jurnal lain di layanan digital. Hal tersebut
menunjukkan bahwa jurnal online ProQuest Medical Library merupakan
jurnal yang paling di butuhkan atau paling sesuai dengan kebutuhan
pengunjung layanan digital termasuk didalamnya mahasiswa PPDS.
Sehubungan dengan tingginya pengguna akses jurnal Proquest
Medical Library seperti di paparkan diatas, penulis juga mendapatkan data
mengenai jumlah artikel jurnal ProQuest Medical Library yang di
download oleh pengunjung layanan digital termasuk didalamnya
mahasiswa PPDS, menunjukkan adanya peningkatan dari tahun 2006
sampai 2008, dan merupakan jumlah download yang paling tinggi
jurnal ProQuest Medical Library mencapai 13.281 artikel, dan tahun 2008
mencapai 14.669 artikel.
Sesuai data terbaru yang penulis dapatkan dari Divisi Layanan
Digital Perpustakaan USU tahun 2008, berikut ini merupakan nama-nama
database jurnal yang dilanggan oleh Perpustakaan USU, antara lain :
1. ABI/INFORM Dateline
2. ABI/INFORM Global
3. ABI/INFORM Trade & Industry
4. ProQuest Agriculture Journals
5. ProQuest Medical Library
6. ProQuest Science journals
7. U.S. National Newspaper Abstracts (3)
8. EBSO, dan
9. Westlaw
Berdasarkan data diatas, penulis barkeinginan meneliti lebih
mendalam mengenai pemanfatan jurnal elektronik ProQuest Medical
Library pada Layanan Digital, namun penulis membatasi objek penelitian
hanya pada mahasiswa PPDS yang memanfaatkan Layanan Digital,
termasuk memanfaatkan database jurnal ProQuet Medical Library, serta
men-download artikel jurnal ProQuest Medical Library, yang di langgan
Perpustakaan USU. Sesuai dengan objek penelitian yang dimaksud, maka
penulis menetapkan judul penelitian ini adalah ”Analisis Pemanfaatan
Jurnal Elektronik Proquest Medical Library Untuk Memenuhi
Kebutuhan Informasi Mahasiswa Program Pendidikan Dokter
Spesialis Pada Layanan Digital Perpustakaan USU.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan
pertanyaan penelitian yaitu “Bagaimanakah pemanfaatan jurnal elektronik
Spesialis (PPDS) pada layanan digital Perpustakaan Universitas Sumatera
Utara? “
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pemanfaatan jurnal elektronik Medical Library oleh
mahasiswa PPDS di Perpustakaan USU
2. Mengetahui jurnal elektronik pada database ProQuest Medical Library
yang paling banyak dimanfaatkan dan tidak dimanfaatkan oleh
mahasiswa PPDS dalam memenuhi kebutuhan informasi.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Menjadi bahan masukan bagi pihak perpustakaan USU dalam
meningkatkan kualitas atau mutu agar tujuan perpustakaan dapat
tercapai.
2. Penelitian ini juga diharapkan berguna bagi pengembangan layanan
perpustakaan terutama dalam hal pengembangan koleksi.
3. Memperoleh wawasan tentang kebutuhan akan informasi sehubungan
dengan barkembangnya dunia internet atau media elektronik yang
lebih berperan dalam penyediaan informasi pada zaman sekarang ini
dan masa yang akan datang.
1.5 Ruang Lingkup
Sesuai dengan kemampuan penulis dalam hal pemikiran serta
materi, untuk itu penulis mambatasi objak penelitian ini meliputi
pemanfaatan jurnal elektronik ProQuest Medical Library oleh mahsiswa
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1Perpustakaan Perguruan Tinggi
Pada dasarnya penyelenggaraan pendidikan memerlukan sarana
pembelajaran, perpustakaan merupakan salah satunya. Hassan dalam Hardi
(2005:
14) menyatakan bahwa perpustakaan adalah pusat pembelajaran (learning
center) yang berfungsi sebagai agen perubahan sosial yang meningkatkan
kualitas kehidupan dengan memenuhi kebutuhan informasi masyarakat.
Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan formal yang berada
pada level teratas sudah sepatutnya memiliki perpustakaan, karena
perpustakaan dapat berfungsi sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar
di perguruan tinggi serta benyak memberikan kontribusi dalam penyebaran
informasi ilmiah di bidang pendidikan.
Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (1994: 3)
disebutkan definisi Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah :
Suatu unit pelaksana teknis perguruan tinggi yang bersama-sama dengan unit lain, turut melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan cara memilih, menghimpun, mengolah, merawat serta melayankan sumber informasi kepada lembaga induknya pada khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang didirikan oleh
perguruan tinggi sebagai penunjang pelaksanaan Tri Dharma Perguruan
Tinggi dengan menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya
baik sivitas akademika itu sendiri ataupun pengguna dari luar perguruan
tinggi yang memiliki hak menggunakan perpustakaan.
2.2Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan
misinya, perpustakaan perguruan tinggi memiliki tujuan, menurut
1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi , lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga kerja administrasi perguruan tinggi.
2. Menyediakan bahan pustaka (referensi) pada semua tingkatan akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa pasca sarjana dan pengajar.
3. Menyediakan ruangan belajar bagi pemakai perpustakaan. 4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai
jenis pemakai.
5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi juga lembaga indusri lokal.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya tujuan daripada perpustakaan perguruan tinggi adalah
mendukung kinerja dari perguruan tinggi dalam menyelenggarakan
pendidikan dengan menyediakan sumber-sumber informasi ilmiah di
perpustakaan tersebut dan selalu melayani pengguna (mahasiswa) selama
menjalankan pendidikan di perguruan tinggi yang bersangkutan.
Agar tujuannya dapat terlaksana, perpustakaan perguruan tinggi
harus menjalankan fungsinya dengan baik. Adapun fungsi perpustakaan
perguruan tinggi menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2004: 3)
adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Edukasi
Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
2. Fungsi Informasi
Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.
3. Fungsi Riset
Perpustakaan mempersembahkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat di aplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang.
Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan.
5. Fungsi Publikasi
Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga erguruan tingginya yakni sivitas akademika dan staf non-akademik.
6. Fungsi Deposit
Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya. 7. Fungsi Interpretasi
Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.
Sesuai dengan pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa perpustakaan perguruan tinggi dengan fungsinya dapat mendukung
program pendidikan, pengajaran, serta penelitian dengan menyediakan
informasi yang dibutuhkan dan melaksanakan Tri Dharma perguruan
tinggi. Dalam melaksanakan tujuannya, perpustakaan perguruan tinggi
juga manjalankan fungsinya yaitu fungsi edukasi, fungsi informasi, fungsi
riset, fungsi rekreasi, fungsi publikasi, fungsi deposit, dan fungsi
interpretasi.
2.3 Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Koleksi perpustakaan perguruan tinggi gunanya melayani
keperluan mahasiswa dari tingkat persiapan sampai menghadapi ujian
sarjana dan menyusun skripsi, para staf dalam persiapan bahan perkuliahan
serta para peneliti yang bergabung dalam perguruan tinggi yang
bersangkutan. Koleksi perpustakaan univeritas harus sesuai dengan
bidang-bidang yang dicakupi universitas yang membawahinya, sedangkan
perpustakaan fakultas, perpustakaan akademi dan perpustakaan sekolah
tinggi atau institut terbatas bidang lingkup lembaga pendidikan di mana ia
tergabung.
Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tinggi (1994: 3)
diolah, dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi
kebutuhan akan informasi”.
Dalam Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (1979:38)
dinyatakan bahwa yang menjadi koleksi perpustakaan perguruan tinggi
adalah:
a. Buku teks.
b. Buku referens, termasuk indeks, abstrak, laporan tahunan, kamus, ensiklopedi dan katalog.
c. pengembangan ilmu, yang melengkapi dan memperkaya pengetahuan pemakai selain bidang studi dasar.
d. Penerbitan berkala, seperti majalah dan surat kabar.
e. penerbitan perguruan tinggi, tidak hanya tempat perguruan tinggi bernaung tetapi juga penerbutan perguruan tinggi lainnya.
f. penerbitan pemerintah, terutama penerbitan-penerbitan resmi, baik yang bersifat umum maupun yang menyangkut kebutuhan khusus perguruan tinggi yang bersangkutan.
g. Koleksi khusus, yang berhubungan dengan minat khusus perpustakaan, seperti koleksi tentang kebudayaan daerah tertentu dan subjek tertentu.
h. koleksi bukan buku, yang berupa koleksi audio-visual, seperti film, tape, kaset, piringan hitam, video tape dan compact disk (cd).
2.4 Konsep Kebutuhan Informasi
Pada dasarnya setiap manusia butuh akan informasi, dimana
dengan adanya informasi menjadikan manusia itu sendiri kaya akan
pengetahuan baik itu yang bersifat ilmiah maupun sosial.
Menurut Krikelas dalam Ishak (1983: 5), definisi kebutuhan
informasi sebagai berikut, “…when the current state of possessed
knowledge is less than needed, yang berarti bahwa kebutuhan informasi
timbul ketika pengetahuan yang dimiliki seseorang kurang dari yang
dibutuhkan, sehingga mendorong untuk mencari informasi.”
Sesuai pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
definisi kebutuhan informasi adalah sesuatu yang datang dari diri sesorang
atas tuntutan untuk mengetahui sesuatu dalam rangka mengatasi segala
Kebutuhan informasi pemakai selalu berubah dan berkembang,
sehingga sulit untuk menentukannya secara tepat. Alasan tersebut
didukung oleh pendapat Moores (1981: 83) yang menyatakan bahwa
“They have customer’s needs that are changing all the time.
Understanding how these needs are changing is obviously an essential
element when designing future service”. Pendapat Moores tersebut dapat
di artikan yaitu bahwa perpustakaan memiliki pemakai yang kebutuhannya
terus berubah. Memahami bagaimana kebutuhan itu berubah merupakan
unsur penting dalam perencanaan layanan informasi dimasa mendatang.
Pada umumnya pengguna perpustakaan membutuhkan informasi
yang cepat dan beragam, artinya pengguna perpustakaan tidak hanya
membutuhkan informasi sesuai bidang yang sedang didalami tetapi juga
sering kali membutuhkan informasi lain untuk memperkaya ilmunya,
untuk itu dibuthkan adanya pelayanan perpustakaan yang senantasa dapat
memuaskan pemaka atau pengguna perpustakaan. Mendukung pernyataan
diatas, Chaudry (1993: 8) mengungkapkan:
Bila pengelola informasi bisa memahami kebutuhan informasi pemakai, maka akan membantu dalam pengembangan layanan perpustakaan, diantaranya: a) peningkatan apa saja yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan layanan yang sudah ada, b) usaha apa saja yang harus dilakukan agar layanan dan sumber informasi perpustakaan diketahui secara lebih baik oleh pemakai, dan c) program kerja apa saja yang dapat dijalankan untuk mempertemukan layanan yang ada dengan kebiasaan pencarian informasi pemakai.
Bagi pihak perpustakaan sebagai penyedia informasi, dengan
memahami kebutuhan informasi pemakai dapat menjadikan tujuan
perpustakaan akan lebih mudah tercapai
Sebagai bahan reverensi pernyataan diatas, Chowdhury dalam
Ishak (2006: 93), mengatakan bahwa kebutuhan informasi merupakan
suatu konsep yang samar. Kebutuhan informasi muncul ketika seseorang
menyadari pengetahuan yang ada padanya tidak cukup untuk mengatasi
permasalahan tentang subjek tertentu. Selanjutnya Chowdhury
konsep yang relatif, b) berubah pada periode tertentu, c) berbeda antara
satu orang dengan orang lain, d) dipengaruhi oleh lingkungan, e) sulit
diukur secara kuantitas, f) sulit diekspresikan, g) seringkali berubah
setelah seseorang menerima informasi lain.
Dari pendapat Chowdury di atas dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya kebutuhan informasi pemakai memiliki sifat-sifat antara lain: 1)
kebutuhan informasi selalu relative, 2) kebutuhan informasi pemakai
selalu berubah pada waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan pemakai pada
bidang tertentu atau tugas tertentu, 3) kebutuhan informasi pemakai selalu
berbeda setiap orang, hal ini disebabkan karena bidang yang sedang di
jalani berbeda, serta tingkatan usia dan pendidikan yang berbeda antara
pemakai, 3) kebutuhan informasi tidak dapat terhitung oleh karena
kebutuhan setiap pemakai terhadap informasi salalu tak terbatas setiap
waktu, 4) kebutuhan informasi pemakai sulit diekspresikan karena
kebutuhan akan informasi selalu lahir dalam pikiran dan jiwa pemakai, 5)
kebutuhan informasi akan selalu berubah dan tidak terbatas, artinya ketika
seseorang menerima informasi, akan timbul kembali keinginan untuk
mengetahui sesuatu yang belum diketahui pemakai.
2.4.1 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi
Manusia merasa membutuhkan informasi karena adanya
faktor-faktor tertentu yang mendorongnya untuk mencari informasi, sesuai
dengan pendapat Nicholas dalam Ishak (2006: 93), “Ada lima faktor yang
mempengaruhi kebutuhan informasi pemakai, yaitu: a) jenis pekerjaan, b)
personalitas, yaitu aspek psikologi dari pencari informasi, meliputi,
ketepatan, ketekunan mencari informasi, pencarian secara sistematis,
motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega dan atasan,
c) waktu, d) akses, yaitu menelusur informasi secara internal (di dalam
organisasi) atau eksternal (di luar organisasi), dan e) sumber daya
Dari pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa pada
dasarnya seseorang merasa terdorong untuk mencari informasi karena
adanya beberapa aspek yang mempengaruhinya antara lain:
1. Aspek jenis pekerjaan
2. Aspek personalitas yaitu psikologi
3. Aspek waktu
4. Aspek akses penelusuran informasi. Dan
5. Aspek Sumber daya teknologi
Sementara itu Crawford dalam Devadason (1996) menyatakan
bahwa kebutuhan informasi tergantung pada, kegiatan pekerjaan, disiplin
ilmu, tersedianya berbagai fasilitas, jenjang jabatan individu, faktor
motivasi terhadap kebutuhan informasi, kebutuhan untuk mengambil
keputusan, kebutuhan untuk mencari gagasan baru, kebutuhan untuk
mendapatkan informasi yang tepat, kebutuhan untuk memberikan
kontribusi profesional dan kebutuhan untuk melakukan penemuan baru.
2.4.2 Karakteristik kebutuhan informasi
Kebutuhan informasi memiliki karakteristik-karakteristik tertentu
sebagai acuan dalam menunjukkan wujud dari kebutuhan informasi
pemakain/pengguna perpustakaan, sebagaimana Nicholas dalam Ishak
(2006: 93) menyatakan bahwa kebutuhan informasi memiliki sebelas
karaktersitik Pokok masalah (Subject), antara lain:
a. Subjek yang terkandung dalam suatu informasi merupakan karakteristik kebutuhan informasi yang paling jelas dan segera terlihat. Ada tiga aspek yang harus dipertimbangkan dalam menguraikan pokok masalah, yaitu: 1) berapa banyak pokok masalah yang terkandung dalam suatu informasi, 2) seberapa jauh kedalaman pokok masalah itu, dan 3) apakah terdapat masalah dalam menentukan subjek yang lebih rinci
b Fungsi (Function)
(research), 4) fungsi penyegaran (briefing), dan 5) fungsi pendorong (stimulus).
c. Sifat (Nature)
Sifat informasi merujuk pada ciri esensial yang ada pada suatu informasi, yaitu apakah informasi itu memiliki salah satu sifat berikut, seperti, berubah pada periode tertentu, atau kebutuhan informasi berbeda antara satu orang dengan yang lainnya d. Tingkat intelektual (Intelectual Level)
Informasi baru dapat dipahami secara efektif oleh pemakai bila memiliki prasyarat keluasan pengetahuan minimum atau tingkat kecerdasan tertentu. Sehingga dalam konsep kebutuhan informasi terkandung karakteristik yang berkaitan dengan tingkat intelektual pemakai.
e. Titik pandang (Viewpoint)
Informasi dalam ilmu sosial sering dituangkan dengan titik pandang atau pendekatan tertentu. Untuk memudahkan titik pandang tersebut maka dibuat kategori berdasarkan pada pemikiran, orientasi politik, pendekatan positif – negatif, dan orientasi disiplin ilmu.
f. Kuantitas (Quantity)
Pemakai informasi membutuhkan jumlah atau kuantitas yang berbeda dalam memenuhi keperluan tugas pekerjaan atau dalam memecahkan suatu permasalahan. Jumlah informasi yang dibutuhkan sangat tergantung pada sifat individu pemakai, artinya setiap pemakai dianggap mampu menentukan batasan kebutuhan informasi masing-masing
g. Kualitas (Quality)
Kualitas kebutuhan informasi sangat tergantung pada sifat individu pemakai informasi. Sehingga keputusan penggunaan informasi berdasarkan pada kualitas ini bersifat pribadi. Untuk dapat melakukan pemilihan kebutuhan informasi berdasarkan kualitas secara tepat, sangat diperlukan pemahaman yang mendalam terhadap pemakai informasi.
h. Batas waktu informasi (Date)
Untuk memahami kebutuhan informasi pemakai berdasarkan karakteristik batas waktu informasi, ada dua pertanyaan yang harus diajukan. Pertanyaan tersebut adalah, 1) seberapa lama informasi masa lampau yang diperlukan?, dan 2) seberapa baru informasi yang diperoleh?. Pertimbangan utama yang menentukan ialah berapa lama umur informasi dalam simpanan berkas yang ada. Informasi pada setiap disiplin ilmu yang ada akan memiliki umur penyimpanan berkas informasi berbeda-beda.
i Kecepatan pengiriman (Speed of delivery)
ini berarti informasi jangan sampai tidak up-to-date kemanfaatannya.
j Tempat asal publikasi (Place)
Bagi pemakai informasi, tempat asal publikasi bisa menjadi masalah. Masalah tersebut berhubungan dengan tiga hal utama, yaitu, 1) pokok masalah dalam informasi, 2) posisi pengguna, dan 3) kelancaran bahasa
k Pemrosesan dan Pengemasan (Processing and Packaging) Pemrosesan berkaitan dengan cara penyajian informasi dari
pokok pikiran dan riset yang sama, sedangkan pengemasan berkaitan dengan tampilan luar atau bentuk fisik dari informasi.
2.5 Pemanfaatan Layanan Digital
Suatu layanan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna harus
memperhatikan aspek ruang, seperti halnya yang diungkapkan oleh Siregar
(2006: 69-70) bahwa “ Tata ruang yang ditata dengan baik akan
memberikan kemudahan kepada pengguna dan staf perpustakaan”, beliau
juga mengatakan bahwa “Transfer informasi yang efektif sangat
tergantung pada kualitas staf perpustakaan”. Selanjutnya beliau juga
menyatakan bahwa “Suatu lingkungan kerja yang nyaman bagi staf juga
perlu dikembangkan untuk meningkatkan rasa bangga dan percaya diri
mereka dalam melayani pengguna perpustakaan.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa suatu
layanan perpustakaan dalam menjalankan fungsinya sebagai penyedia
informasi harus memperhatikan aspek tataruang, kualitas staf
perpustakaan, serta lingkungan kerja yang nyaman sehingga proses
pelayanan akan berlangsung dengan baik
Pada layanan perpustakaan khususnya layanan digital tersedia
koleksi dalam bentuk digital. Hal ini sejalan dengan kondisi saat ini
dimana koleksi perpustakaan dalam bentuk digital sangat diperlukan untuk
mendukung program perpustakaan dalam menjalankan proses pendidikan
di organisasi induknya.
Adapun cara yang harus dilakukan oleh organisasi induk
proses pendidikan yaitu seperti yang dikatakan oleh Supriyanto (2002: 2)
yaitu dengan cara:
1. Mengintegrasikan perpustakaan (koleksi, akses informasi dan
sumberdaya lainnya) ke dalam kurikulum dan proses pendidikan.
2. Mengembangkan fakultas dan jurusan dalam pengembangan
kurikulum yang berdasarkan sumber informasi yang tersedia di dan
atau dapat diakses lewat perpustakaan.
3. Meningkatkan ketersediaan dan keterpakaian sumberdaya
informasi yang ada di Peprutakaan, organisasi induknya dan juga
yang ada di luar Perpustakaan.
2.6 Koleksi Terbitan Berseri
Koleksi terbitan berseri atau terbitan berkala merupakan salah satu
koleksi yang ada di perpustakaan. Menurut Lasa (1994:13) bahwa :
“terbitan berseri biasanya direncanakan untuk terbit terus menerus dalam
jangka waktu yang tidak terbatas, dikelola oleh sekelompok orang yang
pada umumnya disebut redaksi.”
Menurut Siregar (1998:15) terbitan berseri terbagi kedalam 12jenis terbitan, antara lain :
1. Umum, adalah majalah yang memuat tulisan-tulisan berbagai bidang tertentu, seperti warna sari, Inti Sari, dan lain-lain.
2. Khusus adalah majalah yang memuat tulisan-yulisan tentang bidang tertentu, seperti kesehatan, kedokteran, manajemen, pendidikan, komputer, dan lain-lain.
Jenis-jenis terbitan berkala : 1. Majalah (magazine)
2. Serial (serials) termasuk periodical, annual laporan tahunan, year book (buku tahunan), proceeding.
3. Bulletin, diterbitkan oleh badan pemerintah, perkumpulan, badan lain, biasanya diberi nomor urutan.
4. Pamplet (pamphlet), terdiri dari beberapa halama tanpa jilid. 5. Abstrak (abstract)
6. Annual.
7. Brosur (brochure)
8. Kumulatif (commulative), merupakan bibliografi untuk satu tahun atau periode tertentu.
9. harian (daily), misal surat khusus.
12.laporan (reports), deterbitkan oleh badan tertentu, instansi.
Dari jenis-jenis terbitan berseri yang di sebutkan diatas, penulis hanya membahas mengenai jurnal, khusus jurnal elektonik.
2.7 Jurnal
Jurnal merupakan salah satu koleksi perpustakaan yang paling
dibutuhkan oleh pengguna untuk menemukan informasi tentang penemuan
ilmiah terkini (current). Dalam hal pengelompokkan koleksi perpustakaan,
pada dasarnya jurnal termasuk ke dalam kategori koleksi serial.
Dalam buku Panduan Perpustakaan Universitas, Siregar (2001: 14)
mengemukakan bahwa, “Koleksi serial adalah semua bahan pustaka yang
diterbitkan secara berlanjut bukan terbitan tunggal (monograph) seperti
buku. Koleksi ini terdiri dari jurnal, majalah, surat kabar dan terbitan
berkala lainnya.”
Adapun pengertian jurnal menurut pendapat
HighBeamTMResearch, Inc (2005:1) adalah:
Journal is the collection and periodic publication or transmission of news and the result of research through media,
artinya bahwa jurnal merupakan suatu koleksi dan terbitan berkala atau transmisi mengenai berita dan hasil-hasil penelitian mengenai media.
Definisi lain menurut Ensiklopedi Pers Indonesia (1991 : 111),
dinyatakan bahwa, “jurnal ialah nama lain untuk majalah berkala, surat
kabar harian atau suatu tulisan bergaya mencatat peristiwa-peristiwa dari
waktu ke waktu secara berurutan (kronologis)”.
Dari pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa jurnal
merupakan suatu terbitan berkala yang berbentuk majalah yang isinya
bersifat informasi ilmiah mengenai penemuan suatu karya mutakhir dalam
kajian ilmu pengetahuan.
2.7.1 Jenis-jenis Jurnal
Pada umumnya jurnal terbagi ke dalam dua jenis yaitu jurnal
dan informasi, jenis jurnal makin beraneka ragam, sebagaimana Chen
(2001 : 365) mengkategorikan jenis jurnal sebagai berikut :
(1) Print Only (P), These were titles that are only available in print format, (2) Electronic Priced Separately (E), These were journals with electronic version that were available with surcharge or were priced separately, (3) Combination Price (C), these were the electronic version of print journals that were offered “free online” with print subscription, (4), Aggregated Pricing (A), titles that were available for purchase as a collection through publisher.
Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa jurbal terbagi atas 4
(empat) jenis, antara lain:
1. Jurnal yang hanya terbit dalam bentuk tercetak.
2. Jurnal yang hanya terbit dalam bentuk elektronik
3. Jurnal versi elektronik dari jurnal yang terbitan tercetak
4. Jurnal elektronik yang terbit hanya dalam bentuk online.
2.7.2 Jurnal Elektronik
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
perpustakaan perguruan tinggi sebagai badan pengelola informasi dituntut
untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan yang sedang terjadi.
Pengguna perpustakaan atau dalam hal ini sivitas akademika sebagai
subjek pencari informasi sangat membutuhkan akan penerimaan informasi
secara cepat, hemat waktu, biaya serta tenaga. Pada era teknologi
informasi ini koleksi tercetak pada perpustakaan tidak cukup untuk
menjawab tantangan akan perkembangan zaman.
Jurnal elektronik merupakan bagian dari koleksi terbitan berseri
dimana memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan jurnal
tercetak. Hal ini menyebabkan pengguna lebih memilih menggunakan
jurnal elektronik dibandingkan jurnal tercetak, selain hemat waktu juga
bisa menghemat biaya dan tenaga, sesuai dengan pendapat Tresnawan
(2005 : 2) yang menyatakan bahwa:
sehingga dalam kecepatan penerimaan informasi jauh lebih menguntungkan.
Selanjutnya mengenai perbandingan jurnal elektronik dengan
jurnal tercetak menurut Tresnawan (2005: 2) dapat dipaparkan pada
tableberikut ini :
Tabel 1. Perbandingan Jurnal Elektronik dan Jurnal Tercetak
No Kriteria Elektronik Tercetak
1 Kemuktahiran Mutakhir Mutakhir
2 Kecepatan diterima Cepat Lambat
3 Penyimpanan Sangat mengirit
tempat
Makan Tempat
4 Pemanfaatan 24 Jam Terbatas Jam buka
5 Kesempatan akses Bisa bersamaan Antri
6 Penelusuran Otomatis tersedia Harus dibuat
7 Waktu penelusuran Cepat Lama
8 Keamanan Lebih aman Kurang aman
9 Manipulasi
dokumen
Sangat mudah Tidak bisa
10 Langganan dengan
harga yang sama
Judul bias lebih
banyak
Judul lebih sedikit
11 Harga total
langganan
Jauh lebih murah Lebih mahal
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jurnal elektronik lebih
banyak memiliki nilai lebih dibandingkan dengan jurnal tercetak baik itu
dari aspek kemuktahiran, penyimpanan, serta pemanfaatannya. Dengan
adanya kelebihan yang dimiliki jurnal elektronik dapat lebih memudahkan
pengguna dalam mencari informasi khususnya dalam hal penelusuran
jurnal online/elektronik, namun disamping itu jurnal elektronik memiliki
komputer yang tentunya membutuhkan listrik, jadi apabila terjadi
pemadaman listrik jurnal online pun tidak dapat diakses.
Perpustakaan dalam hal ini tentunya perlu meyediakan koleksi
selain koleksi tercetak yang sudah ada demi memenuhi tu.ntutan
perkembangan IPTEK yang sedang terjadi yaitu salah satunya dengan
menyediakan koleksi elektronik.
Tresnawan (2004 : 1) menyatakan bahwa “Salah satu sumber
informasi di intrnet untuk pengembangan layanan perpustakaan adalah
jurnal elektronik (e-journal)”.
Dengan adanya koleksi elektronik diharapkan perpustakaan dapat
menyediakan informasi sesuai dengan kriteria informasi yang di butuhkan
oleh sivitas akademika yaitu cepat, hemat waktu, biaya serta tenaga, dan
terkini.
2.7.2.1 Pengertian Jurnal elektronik
Pada umumnya telah diketahui bahwa jurnal elektronik merupakan
jurnal yang berbentuk digital/tidak tercetak atau sering kita kenal dengan
jurnal online, sebagaimana para pakar berikut mendefinisikan tentang
jurnal elektronik, antara lain :
Tresnawan dalam artikelnya Jurnal elektonik (2005 ; 1),
menyebutkan bahwa “Jurnal elektronik adalah terbitan serial seperti
bentuk tercetak tetapi bentuk elektronik, biasanya terdiri dari tiga format,
yaitu teks, teks dan grafik, serta full image (dalam bentuk pdf) ”.
Adapun menurut LIPI (2005 : 1), “Jurnal elektonik (E-journal)
adalah sarana berbasis web untuk mengelola sebuah jurnal ilmiah maupun
non ilmiah. Sarana ini disediakan sebagai wadah bagi pengelola, penulis
dan pembaca karya-karya ilmiah.”.
Dari pendapat di atas penulis bisa menyimpulkan bahwa jurnal
elektronik merupakan jurnal yang tersedia melalui media elektronik atau
web yang telah diformat sedemikian mudah untuk pengguna yang
2.7.2.2 Jenis Jurnal Elektronik
Jurnal merupakan majalah yang terbit secara berkala. Pada
umumnya sebelum era digitalisasi jurnal terbit hanya dalam bentuk
tercetak sama halnya dengan buku yang biasa kita gunakan.
Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang informasi, segala
sesuatu selalu tidak terlepas dengan masalah elektronik hingga masuk ke
dunia perpustakaan sekalipun. Dengan masuknya era digital atau
elektronik, hal ini berimbas kepada upaya perpustakaan dalam
menyesuaikan koleksi yang dimilki dengan perkembangan teknologi
informasi yang sedang berkembang. Oleh sebab itu sudah sepatutnya
perpustakaan mengadakan koleksi elektronik sebagai pendamping atau
pengganti sekalipun koleksi tercetak yang sudah tersedia sebelumnya.
Sesuai dengan perkembangan dunia elektronik yang sedang terjadi,
salah satu upaya perpustakaan dalam pengelolaan koleksi terbitan berseri
atau serial maka jurnal pun dimungkinkan diterbitkan dalam bentuk
elektronik (digital).
Rowley (1998 : 379) menyatakan bahwa, “Electronic journals take
two different forms : 1. journal that are otherwise puibhlished in print
form, available in digital form, 2. electronic-only journals, wich do not
necessarily need a published”.
Pendapat diatas dapat diartikan bahwa jurnal saat ini terdiri dari
jurnal yang selain diterbitkan bentuk cetak, tersedia pula dalam bentuk
digital atau CD-ROM, dan Jurnal yang memang hanya diterbitkan secara
online.
2.7.2.3 Jurnal Elektronik Berbasis Web
Bradley dalam Muntashir (2005 : 9), menyatakan pada dasarnya
“jurnal online adalah suatu jurnal yang dikonversi kedalam bentuk digital
dan ditempatkan pada database yang hanya biasa diakses melalui internet.”
Sesuai dengan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa jurnal
berbasis web atau yang kita kenal dengan jurnal online merupakan jurnal
Jurnal dalam internet bisa kita download secara berlangganan dengan
ataupun secara gratis (free).
2.7.2.4 Jurnal Elektronik Berbentuk CD-ROM
Selain mengadakan jurnal online berbasis web, perpustakaan
dituntut juga untuk menyediakan jurnal dalam bentuk CD-ROM (Compact
Disc Read Only memory). Hal ini dimaksudkan untuk lebih memudahkan
pengguna agar lebih cepat dalam mengaksesnya ketika pengguna
membutuhkan jurnal dalam waktu yang singkat tanpa harus mengakses
internet yang memakan waktu lebih banyak daripada mengakses melalui
CD-ROM.
Jurnal elektronik dalam bentuk CD-ROM merupakan jurnal yang
penyediaannya dalam bentuk CD (Compact Disc), yaitu disket yang
berbentuk cakram yang hanya bisa diakses dengan sistem penelusuran
informasi.
Siregar (1997) mendefinisikan CD-ROM yaitu “sebagai jenis
disket yang diciptakan dengan teknologi optical (laser) yang terbuat dari
bahan plastic dan silicon, berbentuk piringan dengan diameter 12 cm dan
tebal 1 mm.”
Selain itu Bamford dalam Muntashir (2005 : 10) menyatakan:
CD-ROM merupakan temuan baru teknologi informasi, berbentuk fisik cakram, dengan diameter 120 mm (12cm), dengan ketebalan 1,2 mm, yang terbuat dari polycarbonate, dengan lapisan mengkilat, tempat informasi disimpan, dan hanya satu sisi dari disc itu yang dapat digunakan untuk menyimpan informasi.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa defimisi CD-ROM
adalah suatu benda berbentuk cakram dimana informasi tersedia
didalamnya tergantung informasi apa yang disimpan termasuk jurnal,
dengan media aksesnya menggunakan komputer.
2.8 Pemanfaatan Jurnal Elektronik
Pemanfaatan jurnal elektronik merupakan kegiatan atau aktivitas
dibutuhkan. Informasi dalam jurnal bersifat ilmiah serta mutakhir dan
melingkupi barbagai cabang ilmu pengetahuan.
Definisi di atas merupakan pengembangan dari pengertian
pemanfaatan menurut kamus besar bahasa Indonesia (2003: 711) yang
menyebutkan bahwa “pemanfaatan mengandung arti yaitu proses, cara,
dan perbuatan memanfaatkan sesuatu untuk kepentingan sendiri”.
2.8.1Strategi Pemanfaatan/Penelusuran Jurnal Elektronik
Ketika pengguna informasi membutuhkan informasi yang cepat
dan tepat, pengguna informasi harus melakukan strategi penelusuran
informasi, yang salah satunya yaitu menelusur dengan memasukkan
keyword ke dalam search engine yang telah tersedia. Dikaitkan dengan
kegiatan perpustakaan perlunya strategi penelusuran informasi dapat kita
lihat menurut pendapat Pendit (2008: 119) yang mengatakan bahwa:
Dibidang perpustakaan dan informasi, keberakasaraan informasi ini segera dikaitkan dengan kemampuan mengakses dan memanfaatkana secara benar sejumlah informasi yang tersedia di internet. Hal yang perlu di perhatikan dalam memanfaatkan teknologi internet ini pengguna (user) diharapkan memiliki pengetahuan atau keterampilan dalam menelusur informasi serta mengetahui strategi penelusuran agar dalam penelusuran bisa lebih efektif dan efisien.
Mengingat hal tersebut diatas maka pengetahuan tentang strategi
penelusuran jurnal elektronik perlu dimiliki oleh siapa saja yang
memanfaatkan internet sebagai sumber dalam mencari informasi (jurnal
elektronik) agar pemakaian fasilitas on-line yang tersedia dapat
dimanfaatkan secara maksimal.
Secara singkat mengapa strategi penelusuran jurnal elektronik di internet
ini diperlukan karena:
1. Informasi yang tersedia sangat banyak dan luas dan beraneka ragam
2. Untuk memperoleh informasi yang relevan
3. Untuk menghamat waktu pencarian
2.8.1.1 Menentukan kata kunci
Penentuan kata kunci adalah suatu hal sangat menentukan hasil
penelusuran, oleh sebab itu dalam memasukkan kata kunci harus
diketik dengan benar, kesalahan dalam penulisan walaupun hanya satu
huruf dapat menyebabkan hasil pencarian yang berbeda dari apa yang kita
inginkan, setiap patah kata yang dimasukkan ke dalam kotak
pencarian akan dicari sesuai dengan apa yang kita ketikkan.
Selain cara pengetikkan kata kunci dengan benar, juga harus
memilih kata kunci yang sesuai dengan konteks dari subyek yang
diinginkan, caranya adalah dengan menggali kata kunci apa saja yang bisa
dipakai, dengan melihat cakupan subyek tersebut. Untuk
mengetahui/menggali kata kunci yang tepat ada beberapa cara, yaitu
antara lain dengan melihat kamus, ensiklopedi, thesaurus, membaca buku,
atau menanyakan kepada pakar. Hal lain yang perlu diperhatikan untuk
menentukan kata kunci adalah dengan memperhatikan sinonim,
singkatan, perubahan kata dasar, istilah ilmiah dan sebagainya.
Pemilihan kata kunci ini sebaiknya dipersiapkan terlebih dahulu
sebelum kita melakukan penelusuran, apabila kita menentukan pada
saat melakukan penelusuran akan berakibat selain kemungkinan
kesalahan pemilihan kata kunci juga akan memerlukan waktu lama.
Mendukung penjelasan diatas, Chowdhury menguraikan tentang
pencarian terpasang (online) dengan tahap-tahap sebagai berikut :
1. Pelajari topik yang akan dicari sampai paham, apa sebenarnya yang diperlukan oleh pencari informasi
2. Dapatkan akses ke sebuah jasa informasi terpasang 3. Mandaftar (logon) ke penyedia jasa yang dilanggan
4. Memilih pangkalan data yang sesuai dengan kebutuhan pencari informasi
5. Merumuskan pertanyaan untuk memulai pencarian informasi 6. Memilih format tampilan
7. Merumuskan kembali pertanyaan, jika diperlukan 8. Menetapkan modus pengiriman hasil pencarian.
Sesuai pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa dalam
langkah-ke sebuah jasa informasi, mendaftar langkah-kesebuah penyedia informasi,
memilih pangkalan data yang relevan dengan kebutuhan, merumuskan
pertanyaan yang berhubungan dengan penelusuran, memilih format
tampilan, merumuskan kembali pertanyaan, menetapkan modul
pengiriman.
2.8.1.2 Fasilitas Pencarian Informasi dalam Internet
Banyak tersedia fasilitas pencarian pada search engine, secara umum
fasilitas tersebut hampir ada pada mesin pencari seperti :
1. Logika Boolean (Boolean logic) AND , OR , NOT, pada saat
menelusur bisa memperluas maupun memfokuskan dengan
amenggunakan operator ini
2. Frasa (Phrase search) , yaitu penggabungan beberapa kata agar
tidak tidak ditelusur secara terpisah oleh mesin pencari
3. Pemenggalan (Truncation), yaitu fasilitas untuk memenggal kata
4. Pembatasan field, fasilitas ini dipergunakan untuk penelusur yang
ingin membatasi format tertentu yang diinginkan, misalnya format
pdf., ppt., doc dan sebagainya
5. Langsung ke alamat situs (URL) tertentu yang kita inginkan
6. Case sensitive , yaitu pencarian dengan huruf besar dan huruf
kecil yang akan menghasilkan temuan berbeda
7. Dan masih banyak lagi fasilitas pencarian yang tersedia pada search
engine, misalnya penelusuran dengan menggunakan Basic search,
Advanced Search, Publication search,
8. dan sebagainya.
Penggunaan kata kunsi (queri) sangat tergantung dari
masing-masing mesin pencari (search engine). Hampir semua mesin pencari
menyediakan fasilitas pencarian yang bertujuan untuk membantu
2.9 Keuntungan dan Hambatan Penggunaan Jurnal Elektronik
Dari bentuknya, jurnal elektronik dipandang lebih memiliki
keuntungan ketika pengguna memanfaatkannya, namun tidak hanya
memiliki keuntungan, jurnal elektronik pun memiliki hambatan-hambatan
dalam penggunaannya. Berikut ini keuntungan-keuntungan dari jurnal
elektronik sesuai dengan pendapat King dan Tenopir dalam Rani (2007 :
18) yaitu:
1. Aksesibilitas
-Lebih banyak penyitiran -Akses 24/7
-Akses cepat dan mudah
-Tidak pernah sedang berada dalam tumpukan atau peminjaman
-Sering terdapat materi yang tidak bisa diakses di tempat lain, -Ases jarakjauh
2. Kenyamanan
-Dibaca pada layar komputer
-Terkadang menimbulkan perasaan tidak harus pergi ke perpustakaan.
3. Kecepatan penerimaan dan publikasi
-Mengurangi waktu untuk proses pengulangan
4. Lebih mudah dan cepat dalam meraih audiens terbaik dan relevan.
5. Membantu/memperbaiki proses penelitian dan menawarkan feedback lebih cepat.
6. Fitur nilai tambah :
- Memiliki link antar artikel
- Terdapat bahan tambahan seperti audio, grafis, dan visual. 7. Menambah dialog dalam komunitas ilmiah
8. Lebih mudah disebarkan kepada aidiens asing 9. Melampirkan kotak komentar dalam artikel
10. Dapat mempublikasikan format yang tidak dapat dicetak -Cepat, terfokus, relevansi tinggi
-mendukung proses penelusuran 11. Mutakhir
-Tersedia sebelum versi cetaknya 12. Cetak
-Mudah untuk dicetak, lebih baik dari hasil fotocopy, dan berkualitas bagus.
13. Navigasi mudah dan fleksibel 14. Tidak ada batasan
Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa pada
dasarnya jurnal elektronik memiliki keuntungan bagi pengguna antara lain
dalah hal akses penelusuran, masalah kenyamanan, kecepata dalam
pengambilan dan publikasi, kemudahan penelusuran, membantun dalam
proses penelitian, memiliki fitur-fitur yang memudahkan, meningkatkan
kegiatan dialog dalam komunitas ilmiah, memudahkan penyebaran
informasi ke pengguna asing, melampirkan komentar terhadap artikel,
memiliki format yang tidak dapat dibajak, menghemat waktu, mutakhir,
mudah dicetak, memilki navigasi yang flekdibel, tanpa batasan dan biaya
murah.
Adapun hambatan-hambatan/kelemahan jurnal elektronik menurut
King dan Tenopir (1999: 13) dapat dilihat dari masalah berikut antara lain:
1. Ketidakadaan pengenalan akan informasi lain pada database atau jurnal baru (salah satunya karena alasan sitiran).
2. Ketidakadaan pelatihan yang memadai dalam hal bagaimana mengakses sumber-sumber elektronik.
a. Terkadang dinyatakan sebagai ketidakadaan waktu untuk memanfaatkan atau ketidakadaan kenyamanan dengan teknologi atau teknik “Know-How” atau dalam hal kemampuan untuk membawa jurnal elektronik.
3. Ketidakadaan sumber-sumber penelitian dalam internet (cakupan,lingkup, dan relevansi subjek).
4. Ketidakpastian bentuk arsip dari sumber elektronik, membuatnya sulit untuk membawa atau memindahtempatkan. 5. Informasi dan artikel yang meragukan dalam posting di
internet, terkadang dirasakan sebagai ketidakadaan persepsi atau tinjauan bahwa jurnal elektronik belum dapat dikatakan publikasi yang nyata atau berpengaruh seperti halnya jurnal tercetak.
6. Membutuhkan standarisasi dalam penggunaan dan publikasi sumber-sumber elektronik.
a. Ketidaksesuaian antar format b. Perbedaan penggunaan format data
7. Pembatasan terhadap pengindeksan dan search engine di internet/indeks dan abstrak yang tidak standar.
a. Pengindeksan tidak memadai
b. Adanya kesulitan navigasional yang dapat dihubungkan kepada ketidakadaan teknik “Know-How”.
8. Pembajakan/keamanan bahan (berpotensi untuk perubahan tulisan)
11. Keharusan untuk membayar jurnal elektronik yang tidak tersedia dalam bentuk lain.
Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa kelemahan
dari jurnal elektonik bagi pengguna antara lain adalah terbatasnya
informasi yang didapatkan pada database atau jurnal baru oleh karena
alasan sitiran, kurangnya keahlian dalam hal mengakses sumber-sumber
elektronik bagi pengguna oleh karena tidak adanya pelatihan khusus
tentang hal ini, tidak menunjukkan sumber darimana penelitian diambil,
sulit untuk dibawa atau dipindahtempatkan, tidak adanya persepsi atau
tinjauan bahwa jurnal elektronik belum dapat dikatakan publikasi yang
nyata, perlu adanya standar penggunaan dan publikasi sumber-sumber
elektronik, pengindeksan tidak memadai, sering terjadi pembajakan, terlalu
berorientasi ke negara Amerika, permasalahan hak cipta, memerlukan
biaya untuk mengaksesnya.
2.10 Frekuensi Penggunaan Jurnal Elektronik
Setiap pengguna perpustakaan akan memanfaatkan koleksi
perpustakaan dimana pengguna sangat membutuhkan informasi baik itu
buku atau koleksi lain termasuk jurnal. Hal tersebut membuat pustakawan
harus betul-betul memperhatikan akan kesesuaian koleksi dengan
kebutuhan pengguna sehingga pengguna akan menganggap perpustakaan
benar-benar sebagai media pemecah solusi atas masalah yang dihadapi
pengguna khususnya kebutuhan akan informasi.
Fungsi sesungguhnya perpustakaan bisa diukur dari frekuensi
kunjungan termasuk pemanfaatan koleksi perpustakaan oleh pengguna.
Oleh karena itu kesesuaian koleksi dengan kebutuhan dapat menjadi faktor
semakin meningkatnya kunjungan pengguna ke perpustakaan.
Definisi frekuensi menurut kamus besar bahasa Indonesia (1990 :
245) adalah “kekerapan”, sedangkan menurut kamus besar bahasa
Indonesia kontemporer (2002 : 425) frekuensi adalah sejumlah
sesuai kamus besar bahasa Indonesia Kontemporer (2002 : 764)
adalah”pemakaian”.
Dari definisi di atas penulis dapat menyimpulkan definisi frekuensi
penggunaan adalah kekerapan pemakaian yang dilakukansecara
teratur.Bila dikaitkan dengan ilmu perpustakaan, frekuensi penggunaan
adalah kekerapan pengguna dalam pemakaian perpustakaan sebagai
penyedia koleksi yang menyedikan informasi yang dibutuhkan dalam
upaya pemecahan masalah yang dihadapi pengguna.
Jadi, frekuensi penggunaan jurnal elektronik dapat diartikan
kekerapan pengguna perpustakaan dalam pemakaian jurnal elektronik baik
itu melalui media internet ataupun CD-ROOM dalam mencari informasi
yang dibutuhkan.
2.11 Tujuan Penggunaan Jurnal Elektronik
Pada umumnya jurnal elektronik digunakan oleh pengguna dengan
tujuan yang beragam, selain sebagai pendukung materi penelitian atau
studi kasus, sering kali pengguna (mahasiswa) menggunakannya sebagai
pemenuhan tugas kuliah tergantung ada atau tidaknya kaitan isi jurnal
yang diakses dengan tugas kuliah yang diberikan dosen kepada mahasiswa
tersebut.
Informasi yang terkandung dalam jurnal bersifat ilmiah, oleh
karena itu jurnal banyak digunakan untuk kepentingan penelitian, studi
kasus, tesis, serta disertasi karena jurnal memuat informasi yang dapat
mendukung masalah yang sedang diteliti.
Hal ini sesuai dengan pendapat Vickery (1987: 92) yang
menyatakan bahwa informasi sangat dibutuhkan untuk:
1. Mempersiapkan dan mendefinisikan masalah. 2. Memformulasikan suatu solusi ilmiah dan teknis.
3. Menempatkan pekerjaan dalam konteks yang tepat dengan pekerjaan yang telah terselesaikan.
4. Menghubungkan pekarjaan dengan pekerjaan yang sedang berlangsung dalam suatu kajian.
5. Menentukan disain/strategi dalam pengumpulan data. 6. Menentukan teknik pengumpulan data.
8. Memilih suatu teknik analisis data.
9. Memanfaatkan interfretasi penuh terhadap data yang terkumpul.
10. Mengintergrasikan penemuan ke dalam gambaran pengetahuan mutakhir dalam suatu kajian.
Vickery (1987: 94) selanjutnya mengemukakan bahwa “jurnal
merupakan sumber yang paling besar mengenai informasi mutakhir.”
Melihat dari pendapat tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa jurnal
elektronik sangat dibutuhkan sebagai sumber dalam memecahkan masalah
dalam penelitian yang bersifat mutakhir atau baru.
2.12 Kemampuan Pengguna Dalam Penelusuran Jurnal Elektronik
Kemampuan setiap pengguna dapat diukur dengan tingkat
pengetahuan yang dimiliki. Keberhasilan setiap pengguna dalam hal
mencari informasi sangat tergantung dari kemampuan yang dimilki
pengguna tersebut.
Sesuai kamus besar bahasa Indonesia (1990 : 628) kemampuan
dapat berarti kesanggupan atau kecakapan. Kemampuan disini dapat
berarti kesanggupan atau kecakapan pengguna dalam menggunakan
komputer untuk mengakses jurnal melelui web/internet atau dalam bentuk
CD-ROM.
Dalam melakukan temu balik informasi, agar informasi yang
dibutuhkan efektif seorang pengguna harus mempunyai pengetahuan
dalam menggunakan suatu sistem pangkalan data yang dipakai untuk
melakukan penelusuran informasi. Pada kenyataannya kemampuan setiap
pengguna dalam menelusur informasi itu berbeda-beda, oleh sebab itu
perpustakaan perlu mempertimbangkan dalam penyediaan sistem
pangkalan data apakah sistem tersebut mudah atau susah untuk digunakan
oleh pengguna disemua kalangan yang berbeda-beda tingkat
2.13 Temu Balik Jurnal Elektronik
Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer (2002 : 1573),
penelusuran memiliki arti yaitu penjajakan atau pengusutan. Sedangkan
teknik adalah cara atau metode. Jadi pengertian penelusuran secara
etimologi adalah cara menjajaki atau mengusut.
Sementara itu pengertian kegiatan menurut Zultanawar yang
dikutip oleh Winarti (2002:24) adalah kegiatan menemukan kembali
apa-apa yang pernah ditulis mengenai suatu bidang tertentu,dengan
menggunakan sarana penelusuran seperti katalog, indeks/abstrak, dan
direktori.
Dari pengetian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik
penelusuran merupakan suatu kegiatan yang memerlukan cara atau sarana
tertentu, yang bertujuan untuk menemu balikkan informasi yang
dibutuhkan. Informasi dalam hal ini adalah informasi yang terdapat dalam
jurnal elektronik.
Dalam proses penelusuran jurnal elektronik dibutuhkan media atau
perangkat komputer yang mana perangkat tersebut berfungsi untuk
megoperasikan sistem penelusuran dan berfungsi sebagai basis data dalam
jurnal elektronik. Untuk itu dibutuhkan teknik/ strategi dalam
penelusurannya. Rowley (1998 : 175) menyatakan ada 4 strategi
penelusuran yaitu:
1. Briefsearch, yaitu penelusuran dengan menggunakan operator “AND” untuk mencari beberapa cantuman saja dan strategi ini dijadikan sebagai dasar penelusuran lebih lanjut.
2. Building blocks, yaitu penelusuran dengan menggunakan operator “OR” untuk mencari deskriptor yang mempunyai arti yang sama dan dideskripsikan dengan dua kata yang berbeda (sinonim).
3. Successive fraction, yaitu dengan menggunakan operator “OR” dan “NOT” yang dimaksud untuk mempersempit penelusuran. 4. Citation pearl growing, yaitu penelusuran dengan
menggunakan metode penelusuran tunggal untuk mencari suatu deskriptor yang dijadikan informasi lain yang berdubungan.
Pada umumnya untuk mendapatkan suatu informasi yang terdapat
pada jurnal elektronik membutuhkan suatu sistem yang dapat membantu
adalah sistem query dimana sistem ini dapat membantu memudahkan
pengguna yaitu dengan memasukkan kata kunci gabungan dengan
Boolean Logic yang berhubungan dengan informasi yang diinginkan.
Winarti (2002: 24) mengatakan bahwa “penelusuran elektronik
meggunakan kata-kata kunci dan sistem pengopersiannya sudah diciptakan
didalamnya, antara lain dengan sistem Boolean Logic yaitu and, or, not,
serta truncation.”
Semakin banyak informasi yang tersedia pada basis data penyedia
jurnal elektronik dapat memungkinkan pegguna untuk lebih meningkatkan
kemampuan dalam hal menelusur informasi pada jurnal, kemampuan yang
dimaksud adalah kemampuan pengguna dalam memformulasikan query
sedemikian rupa agar informasi yang ditemubalikkan sesuai dengan
kebutuhannya. Hal ini disebut dengan relevansi kebutuhan.
Sesuai dengan pendapat diatas dalam hal ini penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa relevansi merupakan kecocokan antara
suatu dokumen yang dicari dengan sistem query yang dipakai pengguna,
artinya bahwa informasi yang disajikkan dalam basis data dianggap