• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kualitas Produk Flexi Trendy terhadap Kepuasan Konsumen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kualitas Produk Flexi Trendy terhadap Kepuasan Konsumen"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi peryaratan Ujian Sarjana Psikologi

Oleh :

TANTRI VERIA JULIANA SIAGIAN

041301071

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

ABSTRAK

Kepuasan itu merupakan penilaian konsumen terhadap penampilan dan kinerja barang atau jasa itu sendiri, yang memberikan tingkat pemenuhan keinginan, hasrat, dan tujuan konsumen berkaitan dengan konsumsi yang menyenangkan (Oliver, dalam Nasution, 2005). Persaingan yang terjadi pada saat ini menuntut perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada para konsumennya, salah satunya melalui produk dengan kualitas yang baik, yang mampu memenuhi kebutuhannya (Supranto, 2001). Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen adalah kualitas produk (Zeithaml dan Bitner, 1996). Penelitian ini dilakukan terhadap 95 konsumen pengguna Flexi Trendy, terdiri dari 41 orang pria dan 54 orang wanita, yang rentang usianya antara 15 – 48 tahun. Sampel dipilih dengan teknik adalah teknik nonrandom sampling dengan metode

incidental sampling. Alat ukur yang digunakan adalah skala kepuasan konsumen

dan skala kualitas produk. Metode analisa data yang digunakan adalah analisa regresi. Hasil analisa data menunjukkan bahwa kepuasan konsumen Flexi Trendy dibentuk oleh kualitas produk sebesar r2 = 0.382. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas produk memiliki peran dalam meningkatkan kepuasan konsumen dengan sumbangan sebesar 38.2 %. Berdasarkan hasil tambahan bahwa frekuensi kepuasan yang terbesar adalah kepuasan konsumen dengan tingkat yang sedang dan frekuensi kualitas produk yang dirasakan konsumen adalah kualitas produk yang sedang.

(3)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORI A. Kepuasan Konsumen ... 11

1. Pengertian Kepuasan Konsumen ... 11

2. Komponen-komponen dasarn dalam kepuasan konsumen ... 14

3. Ciri-ciri Konsumen yang puas ... 14

4. Tipe-tipe kepuasan dan ketidakpuasan konsumen ... 15

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen ... 16

B. Kualitas produk ... 17

1. Pengertian kualitas produk ... 18

2. Dimensi kualitas produk ... 20

C. Telkom Flexi ... 21

D. Pengaruh Kualitas produk terhadap Kepuasan Konsumen ... 22

(4)

D. Metode dan Alat pengumpulan data ... 28

1. Skala Kepuasan Konsumen ... 29

2. Skala Kualitas Produk ... 31

E. Validitas dan reliabilitas ... 34

1. Uji Validitas ... 34

2. Uji daya beda aitem ... 35

3. Uji reliabilitas ... 36

4. Hasil Uji coba alat ukur ... 36

F. Prosedur pelaksanaan penelitian ... 40

1. Persiapan Penelitian ... 40

2. Uji coba alat ukur penelitian ... 41

3. Revisi alat ukur ... 41

4. Pelaksanaan penelitian ... 41

5. Analisa data ... 42

G. Metode analisa data ... 42

BAB IV ANALISA DATA DAN INTERPRETASI A. Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 44

1. berdasarkan jenis kelamin ... 44

2. berdasarkan usia ... 45

3. berdasarkan lama penggunaan flexi trendy ... 45

B. Hasil Penelitian ... 46

1. Hasil uji asumsi ………. 46

a. Uji Normalitas ………..…… 46

b. Uji Linieritas ………...47

2. Hasil utama penelitian ………..……….. 47

(5)

lama penggunaan flexi trendy ... 54

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN A. Kesimpulan ………. 55

B. Diskusi ………..…… 56

C. Saran ………. 59

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(6)

Tabel 2 Blue Print Skala Kualitas Produk Sebelum Uji Coba ... 32

Tabel 3 Distribusi aitem-aitem kepuasan konsumen setelah uji coba ... 37

Tabel 4 Distribusi aitem-aitem kepuasan konsumen untuk penelitian ... 38

Tabel 5 Distribusi aitem-aitem kualitas produk setelah uji coba ... 39

Tabel 6 Distribusi aitem-aitem kualitas produk untuk penelitian ... 40

Tabel 7 Penyebaran Subjek berdasarkan jenis kelamin ... 44

Tabel 8 Penyebaran subjek berdasarkan usia ... 45

Tabel 9 Penyebaran subjek berdasarkan lama penggunaan flexi trendy ...45

Tabel 10 Hasil uji normalitas ... 46

Tabel 11 Hasil uji linieritas ... 47

Tabel 12 Hasil Analisa Regresi ... 48

Tabel 13 Deskripsi data penelitian kepuasan konsumen ... 49

Tabel 14 Kriteria kategorisasi jenjang data hipotetik kualitas produk dan kepuasan konsumen ... 49

Tabel 15 Kategorisasi data hipotetik kepuasan konsumen ... 50

Tabel 16 Deskripsi data penelitian kualitas produk ... 50

Tabel 17 Kategorisasi data hipotetik kualitas produk ... 50

(7)

ABSTRAK

Kepuasan itu merupakan penilaian konsumen terhadap penampilan dan kinerja barang atau jasa itu sendiri, yang memberikan tingkat pemenuhan keinginan, hasrat, dan tujuan konsumen berkaitan dengan konsumsi yang menyenangkan (Oliver, dalam Nasution, 2005). Persaingan yang terjadi pada saat ini menuntut perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada para konsumennya, salah satunya melalui produk dengan kualitas yang baik, yang mampu memenuhi kebutuhannya (Supranto, 2001). Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen adalah kualitas produk (Zeithaml dan Bitner, 1996). Penelitian ini dilakukan terhadap 95 konsumen pengguna Flexi Trendy, terdiri dari 41 orang pria dan 54 orang wanita, yang rentang usianya antara 15 – 48 tahun. Sampel dipilih dengan teknik adalah teknik nonrandom sampling dengan metode

incidental sampling. Alat ukur yang digunakan adalah skala kepuasan konsumen

dan skala kualitas produk. Metode analisa data yang digunakan adalah analisa regresi. Hasil analisa data menunjukkan bahwa kepuasan konsumen Flexi Trendy dibentuk oleh kualitas produk sebesar r2 = 0.382. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas produk memiliki peran dalam meningkatkan kepuasan konsumen dengan sumbangan sebesar 38.2 %. Berdasarkan hasil tambahan bahwa frekuensi kepuasan yang terbesar adalah kepuasan konsumen dengan tingkat yang sedang dan frekuensi kualitas produk yang dirasakan konsumen adalah kualitas produk yang sedang.

(8)

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan kemajuan yang semakin cepat dalam dunia ilmu pengetahuan

dan teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang cukup

cepat. Komunikasi merupakan suatu hal penting yang dianggap mampu

membantu hidup manusia. Sejak ditemukannya alat komunikasi, gerak hidup

manusia menjadi berubah lebih mudah dan terasa dekat. Saat ini, alat komunikasi

yang sering digunakan adalah telepon selular. Penggunaan komunikasi dengan

telepon selular semakin marak, perkembangan teknologinya pun semakin tinggi.

Di Indonesia sendiri perkembangan komunikasi juga semakin meningkat, terlihat

jelas dengan semakin banyaknya pengguna telepon selular dan operator telepon

selular.

Dahulu hanya tersedia teknologi GSM (Global System for Mobile community),

yang mendominasi pasaran dengan 14 juta pelanggannya. GSM terkenal dengan

tarif yang mahal serta kecepatan akses datanya hanya 64 Kbps. GSM memiliki

jaringan yang luas hingga ke pelosok negeri sebab telah lama beroperasi di

Indonesia. Kini muncul teknologi baru yaitu CDMA (Code Division Multiple

Access) 2000 1X yang beroperasi menggunakan lisensi telepon saluran tetap

(fixed wireless) memiliki tarif jauh lebih rendah (sama dengan tarif telepon tetap/

fixed line) dibanding dengan tarif telepon seluler yang berbasis GSM. Kini

(9)

Teknologi yang digunakan oleh operator CDMA adalah merupakan teknologi

selular generasi ketiga, yang mampu memberikan kualitas layanan suara lebih

jernih dan transfer data berkecepatan tinggi (Agus, 2007).

Tahun 2008, tingkat persaingan pasar telekomunikasi selular CDMA akan

semakin ketat. Bukan hanya produk yang menjadi fokus persaingan, daya jangkau

juga menjadi strategi pasar masing-masing operator CDMA (Surya, 2007). Salah

satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia yang menjadi operator CDMA

adalah PT. Telkom, tbk. Produk dari PT. Telkom yang berkaitan dengan CDMA

adalah TelkomFlexi yang sering disebut Flexi oleh masyarakat pada umumnya

(Bahri, 2005). Bahri (2005) mengatakan Flexi merupakan produk yang

diunggulkan PT. Telkom, dan Flexi mampu bersaing dengan telepon selular,

karena tarifnya lebih murah. Selain itu, Flexi juga menyajikan produk yang

diunggulkan dan mengikuti perkembangan teknologi.

Produk-produk yang diunggulkan Flexi yakni, Flexi Classy, Flexi Trendy,

Flexi Combo, Flexi Home, Flexi Data Net, Flexi Milis, Flexi WAP dan Flexi

CRUISER yang merupakan Portal Interaktif berbasis aplikasi JAVA (telkomflexi,

2006). Dalam penelitian ini akan lebih difokuskan kepada produk Flexi Trendy

yang merupakan kartu pra bayar isi ulang dari TelkomFlexi yang menawarkan

kenyamanan dan kecepatan akses komunikasi. Produk ini memberikan berbagai

fasilitas serta pilihan nominal pulsa sesuai yang diinginkan (telkomflexi, 2006).

Persaingan yang terjadi pada saat ini menuntut perusahaan harus mampu

memberikan kepuasan kepada para konsumennya, salah satunya melalui produk

(10)

2001). Hal ini dilakukan karena adanya kenyataan bahwa konsumen yang tidak

puas terhadap barang atau jasa yang dikonsumsinya akan mencari perusahaan lain

yang mampu menyediakan kebutuhannya. Konsumen masa kini dibanjiri banyak

pilihan barang dan jasa yang dapat mereka beli. Untuk menentukan pilihan

berdasarkan persepsi mereka akan kualitas, pelayanan dan nilai (Kotler; dkk,

2000). Maka itu, kualitas barang atau jasa ditentukan oleh konsumen (Mowen,

2001).

Kepuasan itu merupakan penilaian konsumen terhadap penampilan dan kinerja

barang atau jasa itu sendiri, yang memberikan tingkat pemenuhan keinginan,

hasrat, dan tujuan konsumen berkaitan dengan konsumsi yang menyenangkan

(Oliver, dalam Nasution, 2005). Westbrook & Reilly (dalam Tjiptono, 2005)

mengatakan kepuasan konsumen merupakan respon emosional terhadap

pengalaman yang berkaitan dengan produk atau jasa tertentu yang dibeli. Respons

emosional dipicu proses evaluasi kognitif yakni persepsi (keyakinan) terhadap

sebuah objek, tindakan, atau kondisi dibandingkan dengan nilai-nilai (kebutuhan,

keinginan dan hasrat) seseorang. Day (dalam Tjiptono, 2005) mengatakan

kepuasan itu terlihat dari respons konsumen terhadap evaluasi ketidaksesuaian

yang dipersepsikan antara harapan awal (atau standar kinerja tertentu) dengan

kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemerolehan produk.

Engel, dkk (1994) menyatakan bahwa kepuasan konsumen merupakan

evaluasi purnabeli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau

melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil

(11)

perbandingan antara harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Pengertian ini

didasarkan pada paradigma diskonfirmasi dari Oliver (Tjiptono, 1997). Kotler,

dkk (2000) mengatakan bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan

seseorang setelah membandingkan kinerja produk yang dia rasakan dengan

harapannya. Jadi, tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara

kinerja yang dirasakan dan harapan.

Konsumen menilai kinerja produk menurut berbagai harapan mereka, dengan

tiga hasil penilaian yang mungkin timbul, yakni kinerja yang sesungguhnya sesuai

dengan harapan yang menimbulkan perasaan netral, kinerja melebihi harapan

yang disebut sebagai pemenuhan harapan secara positif (menimbulkan kepuasan),

dan kinerja dibawah harapan yang menimbulkan pemenuhan harapan secara

negatif dan ketidakpuasan (Schiffman, 2004).

Harapan merupakan standar internal yang digunakan konsumen untuk menilai

kualitas suatu produk (Lovelock & Wrighat, 2005). Konsumen juga dalam

menentukan pilihan terhadap suatu produk didasarkan pada persepsi mereka

terhadap kualitas yang menjadi faktor penentu kepuasan konsumen (Kotler; dkk,

2000). Willliam J. Stanton (1993) mengatakan, persepsi dapat didefinisikan

sebagai makna yang individu pertalikan, berdasarkan pengalaman masa lalu, dan

stimulus/ rangsangan-rangsangan yang individu terima melalui kelima indera.

Stimulus adalah bentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang dapat

mempengaruhi tanggapan individu. Jadi persepsi merupakan suatu proses yang

(12)

mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu

gambaran yang berarti dari dunia (Setiadi, 2003).

Persepsi individu dibentuk oleh karakteristik dari stimulus, hubungan stimulus

dengan sekelilingnya, kondisi-kondisi di dalam diri individu sendiri. Individu

merasakan bentuk, warna, suara, sentuhan, aroma dan rasa dari stimulus. Perilaku

individu kemudian dipengaruhi oleh persepsi-persepsi fisik ini. Persepsi yang

dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya.

Pengenalan akan suatu objek dengan jelas, gerakan, intensitas, dan aroma

mempengaruhi persepsi. Konsumen menggunakan petunjuk tersebut untuk

mengidentifikasikan produk dan merek. Bentuk kemasan, misalnya dapat

mempengaruhi persepsi konsumen (Setiadi, 2003).

Karena kepuasan konsumen sangat tergantung pada persepsi dan harapan

konsumen, maka perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan

harapan konsumen. Faktor-faktornya terdiri dari, kebutuhan dan keinginan

konsumen, pengalaman masa lalu, pengalaman dari teman-teman, dan komunikasi

melalui iklan dan pemasaran (Nasution, 2005).

Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen. Salah

satunya adalah kualitas produk (Zeithalm dan Bitner, 1996). Tingkat kepuasan

bergantung pada kualitas suatu produk. Kepuasan konsumen dan profitabilitas

perusahaan berhubungan dengan kualitas produk dan jasa. Jadi ada hubungan

yang erat antara kualitas produk dengan kepuasan konsumen serta profitabilitas

perusahaan (Kotler; dkk, 2000). Tingkat kualitas yang lebih tinggi akan

(13)

(2000) mengatakan bahwa kualitas harus dimulai dari kebutuhan konsumen

sehingga menghasilkan kepuasan. Konsumen yang puas terhadap suatu produk

cenderung akan loyal terhadap produk tersebut, adanya komunikasi dari mulut ke

mulut yang bersifat positif, dan konsumen akan menjadikan perusahaan

pertimbangan utama ketika akan membeli produk lain.

Kualitas merupakan karakteristik dari produk yang meliputi ukuran, bentuk,

dan komposisi. Karakteristik ini yang menentukan nilai produk dalam pemasaran

dan seberapa baik fungsi produk yang dirancang (Ruch, 1992). Kualitas

didefinisikan sebagai sesuatu yang sesuai dengan keinginan konsumen. The

American Society of Quality Control mendefinisikan kualitas sebagai totalitas

figur dan karakteristik produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuannya

untuk memenuhi kebutuhan yang dinyatakan (Sunarto, 2004). Unsur yang paling

penting dalam suatu produk adalah kualitas yang tinggi, yang dikendalikan oleh

konsumen. Perusahaan harus menilai persepsi konsumen atas kualitas (Mowen,

2001).

Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk

diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai

pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk yang

ditawarkan meliputi barang fisik, jasa, orang atau pribadi, tempat, organisasi dan

ide. Produk bisa berupa manfaat tangible dan intangible. Secara lebih rinci,

konsep produk total meliputi barang, kemasan, merek, label, pelayanan dan

jaminan (Tjiptono, 1997). Kualitas produk didefinisikan sebagai evaluasi

(14)

kinerja produk ada dimensi yang digunakan konsumen dalam melakukan evaluasi

(Mowen, 2001). Dimensi produk itu, yakni kinerja, fitur, reliabilitas, daya tahan,

pelayanan, estetika, sesuai dengan spesifikasinya, dan kualitas penerimaan

(Garvin, dalam Mowen, 2001).

Sesuai dengan pembahasan diatas, maka peneliti hendak meneliti tentang

Pengaruh kualitas produk flexitrendy terhadap kepuasan konsumen.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh kualitas produk

FlexiTrendy terhadap kepuasan konsumen?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh kualitas produk FlexiTrendy

terhadap kepuasan konsumen.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan

dalam pengembangan ilmu psikologi, khususnya di bidang Psikologi

(15)

b. Memperkaya kajian empiris mengenai kualitas produk yang dikaitkan

kepuasan konsumen.

c. Dapat dijadikan kajian untuk penelitian selanjutnya yang berminat

terhadap kualitas produk dan kepuasan konsumen, dengan melihat aspek

atau faktor lainnya.

2. Manfaat Praktis

a. Memberi data dan gambaran bagi perusahaan TelkomFlexi tentang

persepsi konsumen terhadap produk yang digunakan, dan tingkatan

kepuasan konsumen.

b. Membuka wawasan baru bagi perusahaan TelkomFlexi dalam

meningkatkan kualitas produk.

c. Memberi gambaran kepada para pembaca, terkhusus pengguna operator

(16)

E. Sistematika Penelitian

Penulisan ini disusun berdasarkan suatu sistematika penulisan ilmiah yang

teratur sehingga memudahkan pembaca untuk membaca dan memahaminya.

BAB I : Pendahuluan

Berisi tentang penjelasan mengenai latar belakang permasalahan,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori

Menjelaskan tentang landasan teori yang di dalamnya terdapat

penjabaran secara teoritis mengenai pengertian kepuasan konsumen,

ciri-ciri dari konsumen yang puas, tipe-tipe dari kepuasan atau

ketidakpuasan konsumen, dan faktor-faktor yang mempengaruhi

kepuasan konsumen.

Pengertian kualitas roduk, dimensi-dimensi dari kualitas produk.

Mengenai produk FlexiTrendy

Serta pengaruh dari kualitas produk terhadap kepuasan konsumen dan

hipotesa penelitian.

BAB III : Metode Penelitian

Pada bab ini dijelaskan mengenai identifikasi variabel penelitian,

defenisi operasional variabel penelitian, populasi, sampel, dan metode

pengumpulan data, alat ukur yang digunakan, uji validitas, uji daya

beda aitem, dan reliabilitas, prosedur penelitian serta metode analisis

(17)

BAB IV : Analisis Data dan Interpretasi

Memuat hasil penelitian, pengolahan data, dan interpretasi hasil

penelitian.

BAB V : Kesimpulan, Diskusi, dan Saran

Memuat kesimpulan yang berusaha menjawab pertanyaan penelitian

yang dikemukakan berdasarkan hasil penelitian. Berdasarkan

kesimpulan dan diskusi akan diajukan saran bagi penelitian

(18)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kepuasan konsumen

Kepuasan konsumen merupakan hal penting bagi suatu perusahaan. Maka

sering terlihat slogan-slogan ”Pelanggan adalah raja”. Kata kepuasan

(satisfaction) berasal dari bahasa Latin “satis” artinya cukup baik, memadai dan

“facio” yang artinya melakukan atau membuat. Kepuasan itu tidak hanya

diindikasikan dengan keuntungan yang diperoleh, baik untuk perusahaan maupun

konsumen. Kepuasan itu juga merupakan perasaan yang menyenangkan (Wilkie,

1994). Berikut ini akan lebih dijelaskan mengenai konsep kepuasan konsumen.

1. Pengertian kepuasan konsumen

Kepuasan bisa diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat

sesuatu memadai (Tjiptono, 2001). Pada dasarnya, kepuasan konsumen itu suatu

keadaan dimana kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen, dapat terpenuhi

melalui produk yang dikonsumsi (Nasution, 2005). Day (dalam Tjiptono, 2005)

mengatakan kepuasan itu terlihat dari respons konsumen terhadap evaluasi

ketidaksesuaian yang dipersepsikan antara harapan awal (atau standar kinerja

tertentu) dengan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemerolehan

produk.

Kotler, dkk (2000) mengatakan bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat

(19)

dengan harapannya. Jadi, tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan

antara kinerja yang dirasakan dan harapan. Wilkie (1994) mendefinisikan

kepuasan konsumen sebagai tanggapan emosional pada evaluasi terhadap

pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa. Kepuasan merupakan tingkat

perasaan konsumen yang diperoleh setelah konsumen melakukan/menikmati

sesuatu. Kepuasan konsumen merupakan perbedaan antara yang diharapkan

konsumen (nilai harapan) dengan situasi yang diberikan perusahaan di dalam

usaha memenuhi harapan konsumen (Mowen. 2001).

Band (1971) menyatakan secara sederhana definisi kepuasan seperti berikut:

“Satisfaction is the state in which customer needs, want and expectations, through the transaction cycle, are not or exceeded, resulting in repurchase and continuing loyalty”.

Definisi kepuasan dari Band diatas menjelaskan bahwa kepuasan konsumen

sebagai perbandingan antara kualitas dari barang atau jasa yang dirasakan dengan

keinginan, kebutuhan, dan harapan konsumen. Apabila tercapai kepuasan

konsumen, maka akan timbul pembelian ulang dan kesetiaan.

Richard L. Oliver (1997), mengatakan kepuasan adalah penilaian konsumen

terhadap penampilan dan kinerja barang atau jasa itu sendiri, yang memberikan

tingkat pemenuhan keinginan, hasrat dan tujuan konsumen berkaitan dengan

konsumsi yang menyenangkan, termasuk tingkat under-fullfilment dan

over-fulfillment. Definisi ini didasarkan pada paradigma diskonfirmasi, menyatakan

bahwa kepuasan konsumen dirumuskan sebagai evaluasi purnabeli, dimana

persepsi terhadap kinerja alternatif produk/ jasa yang dipilih memenuhi harapan

(20)

Kotler (2000) menyatakan bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan

seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan

dibandingkan dengan harapannya.

Kepuasan konsumen sangat bergantung pada persepsi dan harapan konsumen.

Gasperz (dalam Nasution, 2005) mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi

persepsi dan harapan konsumen, adalah sebagai berikut :

a. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan

konsumen ketika sedang mencoba melakukan transaksi dengan produsen

produk (perusahaan).

b. Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan maupun

pesaing-pesaingnya.

c. Pengalaman dari teman-teman,

Komunikasi melalui iklan dan pemasaran mempengaruhi persepsi konsumen.

Dari beragam pengertian kepuasan konsumen diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa kepuasan konsumen merupakan tanggapan perilaku, berupa evaluasi atau

penilaian purnabeli konsumen terhadap penampilan, kinerja suatu barang atau jasa

yang dirasakan konsumen dibandingkan dengan keinginan, kebutuhan, dan

harapan terhadap produk atau jasa tersebut. Hal ini yang dapat menimbulkan

kepuasan konsumen, pembelian ulang dan loyalitas. Dan kepuasan konsumen ini

sangat dipengaruhi oleh persepsi dan harapan konsumen terhadap suatu produk

(21)

2. Komponen-komponen dasar dalam kepuasan konsumen

Giese & Cote (2000) mengatakan bahwa ada banyak definisi kepuasan

konsumen, namun tetap mengacu kepada tiga komponen umum yang dapat

mengidentifikasikan kepuasan konsumen, yakni :

a. Respon : Tipe dan intensitas

Kepuasan konsumen merupakan respon emosional dan juga kognitif.

Intensitas responnya mulai dari yang sangat puas dan menyukai produk

tersebut sampai sikap yang apatis terhadap suatu produk.

b. Fokus

Fokus pada performansi objek disesuaikan dengan beberapa standar. Nilai

standar ini secara langsung berhubungan dengan produk, konsumsi, keputusan

berbelanja, penjual dan toko.

c. Waktu respon

Respon terjadi pada waktu tertentu, setelah konsumsi, setelah pemilihan

produk/ jasa, berdasarkan pengalaman akumulatif. Sebagai tambahannya

durasi kepuasan mengarah kepada berapa lama respon kepuasan itu berakhir.

3. Ciri-Ciri konsumen yang puas

Kotler, dkk (2000) mengatakan bahwa ciri-ciri konsumen yang puas adalah

sebagai berikut :

a. Loyal terhadap produk

Konsumen yang terpuaskan cenderung akan menjadi loyal. Konsumen yang

(22)

untuk membeli ulang dari produsen yang sama. Keinginan untuk membeli

ulang karena adanya keinginan untuk mengulang pengalaman yang baik dan

menghindari pengalaman yang buruk.

b. Adanya komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif

Kepuasan adalah merupakan faktor yang mendorong adanya komunikasi dari

mulut ke mulut (word of mouth comunnication) yang bersifat positif. Hal ini

dapat berupa rekomendasi kepada calon konsumen yang lain dan mengatakan

hal-hala yang baik mengenai produk dan perusahaan yang menyediakan

produk.

c. Perusahaan menjadi pertimbangan utama ketika membeli produk lain.

Hal ini merupakan proses kognitif ketika adanya kepuasan.

4. Tipe-tipe kepuasan dan ketidakpuasan konsumen

Stauss & Neuhaus (dalam Tjiptono, 2005), membedakan tiga tipe kepuasan

dan dua tipe ketidakpuasan , yakni :

a. Demanding customer satisfaction

Tipe ini merupakan tipe kepuasan yang aktif. Adanya emosi positif dari

konsumen, yakni optimisme dan kepercayaan.

b. Stable customer satisfaction

Konsumen dengan tipe ini memiliki tingkat aspirasi pasif dan perilaku yang

menuntut. Emosi positifnya terhadap penyedia jasa bercirikan steadiness dan

trust dalam relasi yang terbina saat ini. Konsumen menginginkan segala

(23)

c. Resigned customer satisfaction

Konsumen dalam tipe ini juga merasa puas. Namun, kepuasannya bukan

disebabkan oleh pemenuhan harapan, namun lebih didasarkan pada kesan

bahwa tidak realistis untuk berharap lebih.

d. Stable customer dissatisfaction

Konsumen dalam tipe ini tidak puas terhadap kinerjanya, namun mereka

cenderung tidak melakukan apa-apa.

e. Demanding dissatisfaction

Tipe ini bercirikan tingkat aspirasi aktif dan perilaku menuntut. Pada tingkat

emosi, ketidakpuasannya menimbulkan protes dan oposisi.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan/ ketidakpuasan konsumen.

Zeithaml dan Bitner (1996) mengemukakan bahwa kepuasan konsumen

dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut :

a. Kualitas pelayanan

Kualitas pelayanan sangat bergantung pada tiga hal, yaitu sistem, teknologi

dan manusia. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa sangat bergantung pada

kualitas jasa yang diberikan. Kualitas pelayanan memiliki lima dimensi yaitu,

keandalan (reliability), responsif (responsiveness), keyakinan (assurance),

berwujud (tangibles), dan empati (empathy).

b. Kualitas Produk

Konsumen puas jika setelah membeli dan menggunakan produk, ternyata

(24)

dengan pelayanan akan mempengaruhi persepsi konsumen. Ada delapan

elemen dari kualitas produk, yakni kinerja, fitur, reliabilitas, daya tahan,

pelayanan, estetika, sesuai dengan spesifikasi, dan kualitas penerimaan.

c. Harga

Pembeli biasanya memandang harga sebagai indikator dari kualitas suatu

produk. Konsumen cenderung menggunakan harga sebagai dasar menduga

kualitas produk. Maka konsumen cenderung berasumsi bahwa harga yang

lebih tinggi mewakili kualitas yang tinggi.

d. Faktor situasi dan personal

Faktor situasi atau lingkungan dan pribadi, mempengaruhi tingkat kepuasan

seseorang terhadap barang atau jasa yang dikonsumsinya. Faktor situasi

seperti kondisi dan pengalaman akan menuntut konsumen untuk datang

kepada suatu penyedia barang atau jasa, hal ini akan mempengaruhi harapan

terhadap barang atau jasa yang akan dikonsumsinya. Efek yang sama terjadi

karena pengaruh faktor personal seperti emosi konsumen

B. Kualitas Produk

Kualitas merupakan karakteristik dari produk yang meliputi ukuran, bentuk,

dan komposisi. Karakteristik ini yang menentukan nilai produk dalam pemasaran

dan seberapa baik fungsi produk yang dirancang. Kualitas dari suatu produk

umumnya disesuaikan dengan standard kualitas dari unit produk secara khusus

(25)

standard dari konsumen, yang diperoleh dari pengalaman yang lalu, standard

pemasaran, dan teknik merancang. (Ruch, 1992).

1. Pengertian kualitas produk.

Kualitas didefinisikan sebagai sesuatu yang sesuai dengan keinginan

konsumen. Unsur yang paling penting dalam suatu produk adalah kualitas yang

tinggi, yang dikendalikan oleh konsumen. Karena itu, perusahaan harus menilai

persepsi konsumen atas kualitas (Mowen, 2001).

Menurut Montgomery (1985) :

“Quality is the extent to which products meet the requirement of people who use them”.

Jadi produk dikatakan berkualitas bagi seseorang, jika produk itu dapat memenuhi

kebutuhannya.

Kualitas produk merupakan faktor persaingan utama dalam menentukan

keberhasilan dan kelangsungan dari suatu perusahaan (Ruch, 1992). Konsep

kualitas sering dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau jasa

yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian. Kualitas desain

merupakan fungsi spesifikasi produk, sedangkan kualitas kesesuaian merupakan

suatu ukuran seberapa jauh suatu produk dapat memenuhi persyaratan dan

spesifikasi kualitas yang ditetapkan (Tjiptono&Diana, 2003).

Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk

diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai

pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk yang

(26)

ide. Produk bisa berupa manfaat tangible dan intangible (Tjiptono, 1997). Produk

dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok utama yaitu :

1. Barang

Produk yang berwujud fisik, dapat dilihat, diraba, disentuh, dirasa, dipegang,

dan perlakuan fisik lainnya.

a. barang tidak tahan lama

barang yang habis dikonsumsi hanya dalam satu atau beberapa kali

pemakaian.

b. barang tahan lama

barang yang bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian.

2. Jasa

Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk

dijual.

Jadi, kualitas produk merupakan karakteristik dari produk meliputi ukuran,

bentuk, dan komposisi, yang menentukan nilai produk dalam pemasaran, dan

seberapa berfungsinya produk tersebut. Karakteristik ini disesuaikan dengan

standard dari konsumen, standard pemasaran dan rancangannya, sehingga dapat

memenuhi kebutuhan konsumen. Produk bisa merupakan manfaat tangible dan

(27)

2. Dimensi kualitas produk

David A. Garvin (dalam Mowen, 2001), mengatakan untuk mengevaluasi

suatu kualitas produk, maka konsumen dapat mengukurnya melalui

dimensi-dimensi kualitas produk, yakni :

a. Kinerja, kinerja utama dan karakteristik operasi pokok dari produk. Seberapa

baik suatu produk melakukan yang memang seharusnya dilakukan. Misalnya

dalam hal pengoperasian, kecepatan, kemudahan, dan kenyamanan suatu

produk.

b. Fitur, ciri-ciri tambahan, yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap dari

suatu produk. Pernak-pernik yang melengkapi atau meningkatkan fungsi suatu

produk.

c. Reliabilitas, probabilitas kerusakan atau tidak berfungsi dan konsistensi

kinerja barang. Kemampuan produk untuk bertahan selama masa penggunaan

biasa.

d. Daya tahan, umur produk, rentang kehidupan produk dan kekuatan umum.

e. Pelayanan, mudah dan cepat diperbaiki.

f. Estetika, bagaimana produk dilihat, dirasakan dan didengar. Kualitas produk

tidak saja tergantung dari kemampuan fungsional, melainkan keindahannya

juga.

g. Sesuai dengan spesifikasi, sejauh mana karakteristik dirancang dan

(28)

h. Kualitas penerimaan, kategori tempat termasuk pengaruh citra merek dan

faktor-faktor tidak berwujud lainnya yang dapat mempengaruhi persepsi

konsumen atas kualitas.

C. TelkomFlexi

TelkomFlexi merupakan salah satu operator CDMA yang dipegang oleh salah

satu perusahaan telekomunikasi yakni PT. Telkom, tbk. Telkomflexi ini sering

disebut dengan flexi (Bahri, 2005). TelkomFlexi memiliki beberapa produk salah

satunya adalah Flexi Trendy.

FlexiTrendy merupakan kartu pra bayar isi ulang dari TelkomFlexi yang

menawarkan kenyamanan dan kecepatan akses komunikasi. Produk ini

memberikan berbagai fasilitas serta pilihan nominal pulsa sesuai yang diinginkan.

Ada beberapa jenis layanan yang diberikan untuk pengguna FlexiTrendy

(Telkomflexi, 2006), yakni :

1. Penggantian kehilangan FlexiTrendy

2. Permintaan Blokir sementara (karena hilang)

3. Buka blokir kartu FlexiTrendy

4. Pemblokiran sepihak dari Telkom, karena melakukan suatu pelanggaran.

5. Perpindahan dari Pra bayar ke Pasca bayar

6. Flexi Trendy juga dapat digunakan untuk akses data/ internet

(29)

D. Pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen.

Pada hakikatnya, tujuan perusahaan adalah untuk menciptakan dan

mempertahankan konsumen. Salah satu cara untuk mempertahankan konsumen

dengan meningkatkan kepuasan konsumen (Tjiptono, 2003). Kepuasan itu

merupakan penilaian konsumen terhadap penampilan dan kinerja barang atau jasa

itu sendiri, yang memberikan tingkat pemenuhan keinginan, hasrat dan tujuan

konsumen berkaitan dengan konsumsi yang menyenangkan (Oliver, dalam

Nasution, 2005).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen adalah (a) kualitas

produk, (b) kualitas pelayanan, (c) harga, dan (d) faktor situasi dan personal.

Faktor-faktor ini yang mempengaruhi harapan konsumen. Kepuasan akan

dirasakan konsumen, ketika kualitas produk melebihi harapan mereka (Mowen,

2001). Karena kepuasan konsumen sangat tergantung pada persepsi dan harapan

konsumen, maka perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan

harapan konsumen. Faktor-faktornya terdiri dari, kebutuhan dan keinginan

konsumen, pengalaman masa lalu, pengalaman dari teman-teman, dan komunikasi

melalui iklan dan pemasaran (Nasution, 2005).

Harapan merupakan standar internal yang digunakan konsumen untuk menilai

kualitas suatu produk (Lovelock & Wright, 2005). Konsumen juga dalam

menentukan pilihan terhadap suatu produk didasarkan pada persepsi mereka

terhadap kualitas yang menjadi faktor penentu kepuasan konsumen (Kotler; dkk,

(30)

Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, yang

merupakan aktivitas merasakan atau penyebab keadaan emosi yang

menggembirakan. Dalam proses persepsi ini, seseorang memilih,

mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan

gambaran yang berarti dari dunia. Pengenalan akan suatu objek dengan jelas,

gerakan, intensitas, dan aroma mempengaruhi persepsi. Konsumen menggunakan

petunjuk tersebut untuk mengidentifikasikan produk dan merek (Setiadi, 2003).

Kualitas merupakan karakteristik dari produk yang meliputi ukuran, bentuk,

dan komposisi (Ruch, 1992). Kualitas tidak lagi hanya bermakna kesesuaian

dengan spesifikasi tertentu, tetapi kualitas ditentukan oleh konsumen. Kebutuhan

konsumen diusahakan harus dipuaskan dalam segala aspek. Kualitas yang

dihasilkan perusahaan sama dengan nilai yang diberikan dalam rangka

meningkatkan kualitas hidup konsumen. Semakin tinggi nilai, maka semakin

besar pula kepuasan konsumen (Tjiptono&Diana, 2003). Persepsi terhadap

kualitas produk merupakan prediktor terpenting pada kepuasan konsumen

(Arnold, dkk. 2002). Kotler, dkk (2000) mengatakan bahwa ada hubungan yang

erat antara kualitas produk dengan kepuasan konsumen.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diperoleh kerangka pemahaman bahwa

kepuasan konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya kualitas

produk. Dalam kepuasan konsumen terjadi proses membandingkan harapan

konsumen terhadap kinerja produk dengan kinerja produk secara nyata, yaitu

adanya proses persepsi kualitas produk. Jika kinerja produk nyata (persepsinya

(31)

maka konsumen akan mengalami kepuasan. Namun, jika kinerja produk nyata

jauh dibawah harapan konsumen terhadap kinerja produk, maka konsumen akan

mengalami ketidakpuasan. Maka itu, perusahaan harus meningkatkan kualitas

produknya yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen karena semakin tinggi

nilai kualitas produknya maka semakin besar pula kepuasan konsumen.

E. Hipotesa Penelitian

Berdasarkan landasan teori yang dikemukakan dan analisa atas teori-teori

tersebut maka diajukan hipotesa, yaitu ada pengaruh yang positif dari kualitas

produk FlexiTrendy terhadap Kepuasan konsumen. Ini berarti bahwa semakin

tinggi kualitas produk, maka semakin tinggi kepuasan konsumen terhadap produk

(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian sangat menentukan karena menyangkut cara yang benar

dalam pengumpulan data, analisa data, dan pengambilan kesimpulan hasil

penelitian, defenisi operasional, subjek penelitian, prosedur penelitian, dan

metode penelitian (Hadi, 2000)

A. Identifikasi Variabel

1. Variabel Tergantung : Kepuasan Konsumen

2. Variabel Bebas : Kualitas produk

B. Definisi Operasional

1. Kepuasan konsumen

Kotler, dkk (2000) mengatakan bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat

perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja produk yang dia rasakan

dengan harapannya. Jadi, tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan

antara kinerja yang dirasakan dan harapan.

Kepuasan konsumen sebagai variabel tergantung dari penelitian ini, akan

diukur dengan menggunakan 3 ciri-ciri dari konsumen yang puas yang

dikemukakan oleh Kotler (2000), yakni : Loyal terhadap produk, adanya

komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif, Perusahaan menjadi

(33)

Pengukuran variabel kepuasan konsumen akan dilakukan dengan

menggunakan skala kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen yang tinggi

ditandai dengan skor yang tinggi pada skala kepuasan konsumen.

2. Kualitas produk

Kualitas produk didefinisikan sebagai evaluasi menyeluruh konsumen atas

kebaikan kinerja barang atau jasa.

Adapun dimensi produk yang digunakan konsumen untuk mengevaluasi suatu

produk (Garvin, dalam Mowen 2001) adalah sebagai berikut : Kinerja, Fitur,

Reliabilitas, Daya tahan, Pelayanan, Estetika, Sesuai dengan spesifikasi, dan

Kualitas penerimaan.

Pengukuran variabel kualitas produk akan dilakukan dengan menggunakan

skala kualitas Produk. Semakin tinggi skor skala yang diperoleh maka semakin

tinggi kualitas produk Flexi Trendy yang dirasakan konsumen.

C. Populasi dan Metode Pengambilan Sampel

1. Populasi dan sampel

Dalam suatu penelitian masalah populasi dan sampel yang dipakai merupakan

satu faktor penting yang harus diperhatikan (Hadi, 2000). Populasi pada penelitian

ini adalah konsumen yang menggunakan Produk FlexiTrendy.

Menyadari luasnya keseluruhan populasi dan keterbatasan yang dimiliki

penulis, maka subjek penelitian yang dipilih adalah sebagian dari keseluruhan

(34)

karakteristik yang dimiliki populasi. Sampel yang diambil dari populasi harus

refresentatif, agar dapat digeneralisasikan (Sugiyono, 2006). Karakteristik

populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Konsumen pengguna produk FlexiTrendy.

b. Berdomisili di Kota Medan.

2. Jumlah Sampel Penelitian

Kekuatan tes statistik meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah sampel.

Azwar (2000) menyatakan tidak ada angka yang dikatakan dengan pasti, secara

tradisional statistika menganggap jumlah sampel lebih dari 60 orang sudah cukup

banyak. Jumlah total sampel yang direncanakan dalam penelitian ini adalah

sebanyak 95 orang.

3. Metode Pengambilan Sampel

Teknik Pengambilan Sampel adalah cara yang digunakan untuk mengambil

sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu, dalam jumlah yang

sesuai, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh

sampel yang benar-benar dapat mewakili populasi (Poerwanti, 1994). Teknik

sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik nonrandom sampling

dengan metode incidental sampling.

Incidental sampling merupakan metode pengambilan sampel yang mana tidak

semua individu dalam populasi diberi peluang yang sama untuk ditugaskan

(35)

atau grup-grup yang kebetulan dijumpai atau dapat dijumpai saja yang diselidiki

(Hadi, 2000).

D. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Metode penelitian hendaknya disesuaikan dengan tujuan penelitian dan bentuk

data yang akan diambil dan diukur (Hadi, 2000). Data penelitian ini diperoleh

dengan menggunakan lapor diri berupa kolom isian pribadi subjek penelitian dan

skala, dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Kolom Isian Data Pribadi

Digunakan untuk memperoleh data mengenai nama, usia, jenis kelamin,

pekerjaan, lama penggunaan flexi trendy, operator CDMA lain yang

digunakan dan produk PT. TELKOM lain yang digunakan. Dalam hal ini

subjek diminta untuk menuliskannya dalam kolom yang tersedia.

2. Skala

Metode skala digunakan karena data yang ingin diukur berupa konstruk atau

konsep psikologis yang dapat diungkap secara tidak langsung melalui

indikator-indikator perilaku yang diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem

(36)

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua

skala, yaitu skala kepuasan konsumen dan skala kualitas produk.

1. Skala kepuasan konsumen

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kepuasan konsumen

yang disusun berdasarkan elemen-elemen yang dikemukakan oleh Kotler (2000),

meliputi:

a. Loyal terhadap produk

b. Adanya komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif

c. Perusahaan menjadi pertimbangan utama ketika membeli produk lain.

Skala ini menggunakan skala model Likert. Skala terdiri dari pernyataan

dengan lima pilihan jawaban yaitu : Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N),

Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Skala disajikan dalam bentuk

pernyataan favourable (mendukung) dan unfavourable (tidak mendukung). Nilai

setiap pilihan berada pada rentang 1-5. Bobot penilaian untuk pernyataan

favorable yaitu SS = 5, S = 4, N=3, TS=2, STS = 1. Bobot penilaian untuk

pernyataan unfavorabel yaitu SS = 1, S = 2, N=3, TS = 4, dan STS = 5. Distribusi

(37)

Tabel 1. Blue Print Skala Kepuasan Konsumen Sebelum Uji Coba

No

Ciri-ciri konsumen yang puas

Indikator perilaku Aitem Skala

Jumlah

menggunakan flexi trendy

b. membeli voucher isi ulang flexi trendy

c. tidak tertarik dengan promosi dari perusahaan (operator) pesaing d. tidak berpindah

terhadap

terhadap orang lain b. mengajak orang

lain untuk

menggunakan flexi trendy

c. lebih menceritakan keunggulan flexi trendy dan

a. membeli produk lain yang ditawarkan dari perusahaan yang sama

b. percaya informasi tentang produk yang baru dari perusahaan yang Dari setiap karakteristik akan diturunkan sejumlah aitem dimana dari setiap

aitem akan diperoleh skor total yang menunjukkan semakin tinggi skor kepuasan

konsumen maka akan diikuti oleh semakin puasnya konsumen terhadap suatu

(38)

2. Skala kualitas produk

Skala kualitas produk digunakan untuk mengungkap kualitas produk yang

diperoleh melalui dimensi kualitas produk. Skala ini menggunakan skala model

Likert. Skala terdiri dari pernyataan dengan lima pilihan jawaban yaitu : Sangat

Sesuai (SS), Netral (N), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai

(STS). Skala disajikan dalam bentuk pernyataan favourable dan unfavourable.

Nilai setiap pilihan berada pada rentang 1-5. Bobot penilaian untuk setiap

respon subjek pada pernyataan favorable yaitu SS = 5, S = 4, N=3, TS= 2, STS =

1. Bobot penilaian untuk setiap respon subjek pada pernyataan unfavourabel yaitu

SS = 1, S = 2, N=3, TS = 4, dan STS = 5. Distribusi aitem skala penyesuaian diri

dapat dilihat dalam blue print pada tabel 2.

Tabel 2. Blue Print Skala Persepsi kualitas produk Sebelum Uji Coba

No

a. sinyal, jaringan, dan daya jangkau flexi trendy

yang sangat murah jika dibandingkan

a. konsistensi kinerja

flexi trendy

b. kinerja dari flexi trendy yang diandalkan

c. penyajian iklan yang sesuai dengan kinerja flexi trendy

3, 18, 40,

b. lama berlakunya tarif flexi trendy

12, 26, 48,

62 4, 19, 33, 55

(39)

c. flexi trendy masuk nomimasi sebagai operator terbaik d. kekuatan dari flexi

trendy

5 Pelayanan

a. jaminan yang diberikan perusahaan

b. penanganan terhadap keluhan

d. proses memperbaiki mudah dan cepat

5, 20, 34,

a. penyajian iklan yang kreatif, memiliki nilai seni yang tinggi b. kemasan voucer dan kartu perdana flexi trendy

a. tarif yang sesuai dengan standar yang ditetapkan

b. flexi trendy diterima karna mereknya,

Dari setiap karakteristik akan diturunkan sejumlah aitem dimana dari setiap

aitem akan diperoleh skor total yang menunjukkan semakin tinggi skor kualitas

produk maka akan diikuti oleh semakin tinggi kualitas produk yang dirasakan

(40)

Skor total kualitas produk tersebut akan dibuat ke dalam bentuk kategorisasi

dan akan dibagi menjadi 3 jenjang (kategorisasi), yaitu rendah, sedang, dan tinggi.

Menurut Azwar (2000) bahwa kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor

subjek penelitian terdistribusi normal.

E. Validitas dan Reliabilitas

Validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan dalam sebuah penelitian

sangat menentukan keakuratan dan keobjektifan hasil penelitian yang dilakukan.

Suatu alat ukur yang tidak valid dan tidak reliabel akan memberikan informasi

yang tidak akurat mengenai keadaan subjek atau individu yang dikenai tes ini

(Azwar, 2000). Oleh karena itu, peneliti melakukan uji coba terhadap alat ukur.

1. Uji validitas

Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji coba alat ukur dalam

menjalankan fungsinya. Validitas yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah validitas isi. Validitas isi yaitu sejauh mana suatu tes yang merupakan

seperangkat soal, dilihat dari isinya benar-benar mengukur apa yang dimaksudkan

untuk diukur (Hadi, 2000). Pelaksanaan validitas isi dilakukan dengan

menggunakan pertimbangan professional judgment, yaitu dosen pembimbing.

Pertama sekali aspek-aspek dan karakteristik yang akan diukur ditentukan

terlebih dahulu. Selanjutnya peneliti akan menyusun aitem-aitem yang mengacu

pada blue print yang telah dibuat sebelumnya. Setelah itu, peneliti meminta

(41)

Kemudian dilakukan seleksi aitem untuk memilih aitem-aitem yang mana yang

memenuhi kriteria aitem valid.

2. Uji daya beda aitem

Uji daya beda aitem bertujuan untuk melihat sejauh mana aitem mampu

membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak

memiliki atribut yang diukur. Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan

komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan skor

total aitem itu sendiri, yaitu dengan menggunakan koefisien Pearson Product

Moment. Prosedur pengujian ini akan menghasilkan koefisen-koefisien aitem total

yang dikenal dengan indeks daya beda aitem (Azwar, 2000).

Indeks daya diskriminasi aitem merupakan indikator keselarasan atau

konsistensi antara fungsi aitem dengan fungsi skala secara keseluruhan yang

disebut dengan konsistensi aitem total. Besarnya koefisien korelasi aitem total

berada pada rentang 0-1 dengan tanda (+) atau (-). Semakin baik daya

diskriminasi aitem, maka koefisien korelasinya semakin mendekati angka 1.

Sebagai kriteria pemilihan atau berdasarkan korelasi aitem total, biasanya

digunakan batasan r  0,30 (Azwar, 2000). Tetapi apabila jumlah aitem yang lolos dalam masih tidak mencukupi, dapat mempertimbangkan untuk menurunkan batas

kriteria menjadi 0,25 (Azwar, 2000).

Uji daya beda aitem ini akan dilakukan pada alat ukur dalam penelitian ini

(42)

bantuan program komputer SPSS versi 15.0 for windows. Prosedur pengujian ini

menggunakan taraf signifikansi 5% (p<0.05).

3. Uji reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat reliabilitas alat ukur yang

menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat ukur yang bersangkutan bila

diterapkan beberapa kali pada kesempatan yang berbeda (Hadi, 2000). Reliabilitas

alat ukur yang dapat dilihat dari koefisien reliabilitas merupakan indikator

konsistensi aitem-aitem tes dalam menjalankan fungsi ukurnya bersama-sama.

Reliabilitas alat ukur ini sebenarnya mengacu pada konsistensi atau kepercayaan

hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2000).

Uji reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan pendekatan reliabilitas

konsistensi internal yaitu single trial administration dimana skala hanya diberikan

satu kali saja pada sekelompok individu sebagai subjek (Azwar, 2000). Pengujian

reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach. Pada

umumnya, reliabilitas telah dianggap memuaskan bila koefisiennya mencapai

α=0,90 (Azwar, 2000).

4. Hasil Uji Coba Alat ukur

Uji coba skala kepuasan konsumen dan skala kualitas produk dilakukan pada

90 orang pengguna flexi trendy.

(43)

Untuk melihat daya diskriminasi aitem, dilakukan analisa uji coba dengan

menggunakan aplikasi komputer SPSS versi 15.0 for windows, kemudian nilai

corrected item total correlation yang diperoleh dibandingkan dengan Pearson

Product Moment dengan interval kepercayaan 95% yang memiliki harga kritik

0.275. Azwar (2000) mengatakan bahwa kriteria pemilihan aitem berdasarkan

korelasi aitem total, biasanya digunakan batasan r  0,30. Koefisien korelasi minimal 0,30, daya pembedanya dianggap baik. Tetapi apabila jumlah aitem yang

lolos dalam masih tidak mencukupi, dapat mempertimbangkan untuk menurunkan

batas kriteria menjadi 0,25 (Azwar, 2000). Dalam penelitian ini, batasan yang

digunakan r  0,275, karena ada beberapa aspek yang jumlah aitemnya tidak

terwakili. Jumlah aitem yang diuji cobakan adalah 60 aitem. Diperoleh 41 aitem

yang sahih dan 19 aitem yang gugur. 41 aitem yang sahih ini akan digunakan

dalam penelitian dengan kisaran koefisien rxx = 0.294, sampai dengan rxx = 0.619

dan reliabilitas sebesar 0.917. Distribusi aitem yang sahih dari kepuasan

konsumen dapat dilihat pada tabel 3

Tabel 3. Distribusi aitem-aitem Kepuasan Konsumen setelah Uji Coba

No Ciri-ciri konsumen yang puas

2 Komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif

5, 11, 23, 29, 41,

3 Membeli produk lain dari

perusahaan yang sama 3, 53

(44)

Sebelum skala digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu aitem disusun

kembali

Tabel 4. Distribusi aitem-aitem Kepuasan Konsumen untuk penelitian

No Ciri-ciri konsumen yang puas

2 Komunikasi dari mulut ke

mulut yang bersifat positif 2, 4, 7, 9, 34, 38

11, 14, 17, 22, 25, 28, 30, 32, 37, 40

16 (39 %)

3 Membeli produk lain dari

perusahaan yang sama 3, 6

b. Hasil uji coba Skala Kualitas Produk

Untuk melihat daya diskriminasi aitem, dilakukan analisa uji coba dengan

menggunakan aplikasi komputer SPSS versi 15.0 for windows, kemudian nilai

corrected item total correlation yang diperoleh dibandingkan dengan Pearson

Product Moment dengan interval kepercayaan 95% yang memiliki harga kritik

0.275. Azwar (2000) mengatakan bahwa kriteria pemilihan aitem berdasarkan

korelasi aitem total, biasanya digunakan batasan r  0.30. Koefisien korelasi minimal 0.30, daya pembedanya dianggap baik. Tetapi apabila jumlah aitem yang

lolos dalam masih tidak mencukupi, dapat mempertimbangkan untuk menurunkan

batas kriteria menjadi 0.25 (Azwar, 2000). Dalam penelitian ini, batasan yang

digunakan r  0.275, karena ada beberapa aspek yang jumlah aitemnya tidak

terwakili. Jumlah aitem yang diuji cobakan adalah 64 aitem. Diperoleh 48 aitem

(45)

dalam penelitian dengan kisaran koefisien rxx = 0.287, sampai dengan rxx = 0.610

dan reliabilitas sebesar 0.915 . distribusi aitem yang sahih dari kepuasan

konsumen dapat dilihat pada tabel 5

Tabel 5. Distribusi aitem-aitem Kualitas Produk setelah Uji Coba

No. Dimensi kualitas

produk

Aitem Skala Jumlah

(Persen)

Sebelum skala digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu aitem disusun

(46)

Tabel 6. Distribusi aitem-aitem Kualitas Produk untuk penelitian

No. Dimensi kualitas produk Aitem Skala Jumlah

(Persen)

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan melalui prosedur penelitian yang telah

ditetapkan sebagai berikut:

1. Persiapan penelitian

Persiapan penelitian dilakukan dengan mempersiapkan alat ukur penelitian

yaitu skala Kepuasan konsumen dan skala kualitas produk yang dibuat oleh

peneliti sendiri berdasarkan teori yang telah diuraikan. Peneliti membuat 60 aitem

untuk skala kepuasan konsumen dan 64 aitem untuk skala kualitas produk. Skala

kemudian diberikan kepada sampel masing-masing satu eksemplar. Sebelum

dijadikan sebagai sebuah alat ukur dalam penelitian, maka kedua skala tersebut

(47)

2. Uji Coba alat ukur penelitian

Uji coba skala kepuasan konsumen dan skala kualitas produk dilakukan pada

tanggal 25 Oktober 2008 – 06 November 2008. Uji coba dilakukan dengan cara

memberikan skala kepada setiap orang pengguna flexi trendy yang sebelumnya

telah dilakukan survei. Penelitian ini dibantu oleh beberapa rekan peneliti. Rekan

peneliti yang membantu membagikan skala kepada setiap subjek. Dari 100 yang

disebarkan hanya 90 skala yang kembali. Semua skala memenuhi persyaratan

untuk dilakukan pengolahan.

3. Revisi Alat Ukur

Setelah peneliti melakukan uji coba alat ukur yang diberikan kepada 90 orang

subjek pengguna flexi trendy, peneliti melakukan uji daya beda aitem dan

reliabilitas pada skala kepuasan konsumen dan skala kualitas produk dengan

menggunakan bantuan aplikasi komputer SPSS versi 15.0 for windows. Setelah

diketahui aitem-aitem mana saja yang memenuhi validitas dan reliabilitasnya,

peneliti mengambil aitem-aitem tersebut untuk disajikan dalam skala kepuasan

konsumen dan skala kualitas produk. Skala kepuasan konsumen dan skala kualitas

produk disusun dalam bentuk booklet. Skala ini yang akan digunakan peneliti

dalam mengambil data untuk penelitian.

4. Pelaksanaan penelitian

Setelah alat ukur diuji cobakan dan telah direvisi, maka dilaksanakan

penelitian pada tanggal 10 November 2008 – 20 November 2008. Pengambilan

(48)

karakteristik sampel. Pembagian skala dilakukan dengan cara membagikan skala

kepada setiap orang pengguna flexi trendy yang sebelumnya telah dilakukan

survei. Pembagian skala ini dibantu oleh beberapa rekan peneliti. Rekan peneliti

yang membagikan skala ke masing-masing pengguna flexi trendy. Dari 110 skala

yang dibagikan, hanya 95 skala yang kembali ke peneliti. Jadi, jumlah sampel

dalam penelitian ini adalah 95 orang pengguna flexi trendy.

5. Analisis Data

Setelah mendapatkan hasil skor skala kepuasan konsumen dan skala kualitas

produk dari masing-masing subjek, peneliti kemudian melakukan analisis data

dengan menggunakan aplikasi komputer SPSS versi 15.0 for windows.

G. Metode Analisis Data

Metode analisa data yang akan digunakan untuk pengujian hipotesis dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan Analisa Regresi untuk melihat

pengaruh antara variabel bebas (kualitas produk) terhadap variabel tergantung

(kepuasan konsumen). Seluruh data penelitian ini dianalisa dengan menggunakan

bantuan program SPSS versi 15.0 for windows.

Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi

terhadap variabel-variabel penelitian, yaitu:

1 Uji normalitas sebaran

Uji normalitas sebaran dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data

(49)

bebas (kualitas produk) telah menyebar secara normal. Pada penelitian ini

pengukuran normalitas menggunakan teknik One-sample Kolmogorov Smirnov.

Data penelitian telah dapat dikatakan menyebar secara normal jika nilai p > 0.05.

2 Uji linieritas hubungan

Uji linieritas hubungan dilakukan untuk mengetahui apakah data variabel

kualitas produk telah berkorelasi secara linier terhadap variabel kepuasan

konsumen. Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan analisis statistik uji F

(50)

BAB IV

ANALISA DATA DAN INTERPRETASI

Pada bab ini akan diuraikan analisa dan interpretasi hasil penelitian sesuai

dengan data yang diperoleh. Pembahasan pada bab ini akan diawali dengan

memberikan gambaran umum subjek penelitian, hasil utama dan hasil tambahan

yang dapat memperkaya hasil penelitian.

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah konsumen pengguna flexi trendy. Subjek

penelitian ini berjumlah 95 orang. Dari subjek penelitian ini diperoleh gambaran

umum subjek menurut jenis kelamin, usia, dan lama penggunaan flexi trendy.

1. Gambaran Subjek Penelitian berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel berikut ini menggambarkan penyebaran subjek penelitian berdasarkan

jenis kelamin yaitu, sebagai berikut :

Tabel 7. Penyebaran Subjek berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin (Jumlah) N Persentase (%)

Pria 41 43.2 %

Wanita 54 56.8 %

Jumlah 95 100 %

Berdasarkan data pada tabel 7 diatas dapat diketahui bahwa jumlah subjek

penelitian dengan jenis kelamin wanita adalah jumlah yang tertinggi (56.8 %) dan

(51)

2. Gambaran Subjek Penelitian berdasarkan Usia

Tabel berikut ini menggambarkan penyebaran subjek penelitian berdasarkan

usia yaitu, sebagai berikut :

Tabel 8. Penyebaran Subjek berdasarkan Usia

Usia Jumlah (N) Persentase (%)

15 – 19 tahun 11 11.6 %

20 – 24 tahun 50 52.6 %

25 – 29 tahun 25 26.3 %

30 – 34 tahun 4 4.2 %

35 – 39 tahun 2 2.1 %

≥ 40 tahun 3 3.2 %

Jumlah 95 100 %

Berdasarkan data pada tabel 8 diatas dapat diketahui bahwa jumlah subjek

pada penelitian ini terbanyak berada pada kategori usia 20 – 24 tahun (52.6 %)

dan yang paling sedikit berada pada kategori usia 35 – 40 tahun (2.1 %).

3. Gambaran Subjek Penelitian berdasarkan lama penggunaan flexi trendy

Tabel berikut ini menggambarkan penyebaran subjek penelitian berdasarkan

lama penggunaan flexi trendy yaitu, sebagai berikut :

Tabel 9. Penyebaran Subjek berdasarkan Lama Penggunaan Flexi trendy

Lama penggunaan flexi trendy Jumlah (N) Persentase (%)

< 1 tahun 21 22.1 %

1 – 2 tahun 53 55.8 %

2 – 3 tahun 16 16.8 %

> 3 tahun 5 5.3 %

Jumlah 95 100 %

Berdasarkan data pada tabel 9 diatas dapat diketahui bahwa jumlah subjek

penelitian ini terbanyak adalah subjek yang menggunakan flexi trendy selama 1–2

(52)

B. Hasil Penelitian

Berikut ini akan dipaparkan hasil uji asumsi normalitas, linieritas, hasil

pengolahan data pengaruh kualitas produk flexi trendy terhadap kepuasan

konsumen serta hasil tambahan dari penelitian ini.

1. Hasil Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

(1) Uji Normalitas sebaran pada skala Kepuasan Konsumen dilakukan dengan

metode statistik one sample Kolmogorov-Smirnov test. Data dapat dikatakan

terdistribusi normal jika memiliki nilai p > 0.05. Hasil uji normalitas diperoleh

Z = 0.569 dan p = 0.903 (dapat dilihat dalam Lampiran B). Hasil uji

normalitas ini menunjukkan bahwa distribusi data skala Kepuasan Konsumen

telah menyebar secara normal.

(2) Uji Normalitas sebaran pada skala Kualitas Produk dilakukan dengan metode

statistik one sample Kolmogorov-Smirnov test. Data dapat dikatakan

terdistribusi normal jika memiliki nilai p > 0.05. Hasil uji normalitas diperoleh

Z = 0,760 dan p = 0,611 (dapat dilihat dalam Lampiran B). Hasil uji

normalitas ini menunjukkan bahwa distribusi data skala Kualitas Produk telah

menyebar secara normal.

Tabel 10. Hasil Uji Normalitas

Variabel Z p Keterangan

Kepuasan Konsumen 0.569 0.903 Sebaran Normal

(53)

b. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan uji F, yang menunjukkan bahwa

data variabel bebas (kualitas produk) berkorelasi secara linier terhadap data

variabel tergantung (kepuasan konsumen). Data penelitian dikatakan berkorelasi

secara linier apabila p < 0.05 (Santoso, 2000). Dari hasil uji linieritas diperoleh

nilai F = 57.425 dan ρ = 0.000 (dapat dilihat pada Lampiran B). Hasil tersebut

menunjukkan variabel Kualitas Produk memiliki hubungan yang linier dengan

Kepuasan Konsumen.

Hubungan linieritas positif antara kualitas produk terhadap kepuasan

konsumen dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 11. Hasil Uji Linieritas

Variabel df F Sig keterangan

Hubungan antara Kualitas Produk dengan Kepuasan

Konsumen

1 57.425 .000(a) Linier

Hubungan linier diatas dapat dilihat juga pola penyebaran skor skalanya

dengan menggunakan teknik interactive graph (dapat dilihat dalam Lampiran B),

yang menghasilkan diagram pencar (scatter plot).

2. Hasil Utama Penelitian

Berikut ini akan dijelaskan hasil pengolahan data mengenai Pengaruh antara

variabel Kualitas Produk Flexi Trendy terhadap Kepuasan Konsumen yang

diperoleh dengan menghitung koefisien korelasi. Metode yang dipilih untuk

(54)

15.0. Apabila suatu korelasi memiliki nilai probabilitas kurang dari 0.05 atau

p<0.05, maka hubungan korelasi tersebut adalah signifikan (Budi, 2006).

Hasil perhitungan menyatakan bahwa koefisien korelasi sebesar R = 0.681

dengan ρ = 0.000 (dapat dilihat dalam Lampiran B). Hasil ini menunjukkan

adanya pengaruh positif yang signifikan antara Kualitas Produk Flexy Trendy

terhadap kepuasan konsumen pada taraf kepercayaan 95 %. Dengan demikian,

maka hipotesis penelitian ini menyatakan bahwa ada pengaruh positif anatara

Kualitas Produk terhadap Kepuasan Konsumen.

Dari hasil analisa regresi pada tabel 12 (dapat dilihat dalam Lampiran B ),

koefisien determinan (R-square) yang diperoleh dari pengaruh Kualitas Produk

Flexy Trendy terhadap Kepuasan Konsumen adalah sebesar 0.382 (R-square =

0.382). Hasil ini menunjukkan bahwa pengaruh Kualitas Produk adalah 38.2 %.

Artinya, Kualitas Produk memberikan sumbangan efektif sebesar 38.2 % dalam

membentuk Kepuasan Konsumen pada pengguna flexi trendy, sedangkan sisanya

sebesar 61.8 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

Tabel 12. Hasil Analisa Regresi

R Sig R-Square Persamaan Regresi

.618(a) 0.000 .382 KK = 74.47 + 0.44 * KP

Selain itu, garis persamaan regresi yang dihasilkan, yaitu Kepuasan Konsumen

= 74.47 + 0.44 * Kualitas Produk, artinya, nilai kepuasan konsumen akan

bertambah sebesar 74.47 + 0.44 * jika nilai Kualitas Produk = 1 satuan, dengan

kata lain bahwa semakin tinggi Kualitas produk flexi trendy maka akan semakin

(55)

3. Hasil Tambahan

a. Kategorisasi Data Penelitian

Berdasarkan deskripsi data penelitian dapat dilakukan pengelompokkan yang

mengacu pada kategorisasi. Azwar (2000) menyatakan bahwa kategorisasi ini

didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek penelitian terdistribusi normal.

Kriterianya terbagi atas tiga kategori, yaitu : tinggi, sedang, rendah. Tabel 13

berikut ini menunjukkan deskripsi data penelitian Kepuasan Konsumen.

Tabel 13. Deskripsi Data Penelitian Kepuasan Konsumen

Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik

Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD

Kepuasan konsumen

92 179 139.98 18.21 41 205 123 27.3

Berdasarkan tabel 13 diperoleh mean empirik skala Kepuasan Konsumen

adalah 139.98 dengan standar deviasi empirik 18.21 dan mean hipotetiknya adalah

123 dengan standar deviasi hipotetik sebesar 27.3. Dari perbandingan mean

empirik dan mean hipotetik terlihat bahwa mean empirik lebih besar dari mean

hipotetik (139.98 > 123), yang berarti bahwa secara umum kepuasan konsumen

subjek penelitian lebih tinggi daripada rata-rata kualitas produk populasi pada

umumnya

Tabel 14. Kriteria Kategorisasi Jenjang Data Hipotetik Kualitas Produk Dan Kepuasan Konsumen

Variabel Kriteria jenjang Kategori

(56)

Tabel 15. Kategorisasi Data Hipotetik Kepuasan Konsumen

Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase

Kepuasan

Berdasarkan kategorisasi pada tabel 15 diatas dapat dilihat bahwa sebagian

besar konsumen pengguna flexi trendy memiliki tingkat kepuasan yang sedang

(68,5 %), diikuti dengan konsumen pengguna flexi trendy yang memiliki tingkat

kepuasan tinggi (29,4 %) dan konsumen pengguna flexi trendy yang memiliki

tingkat kepuasan rendah (2,1 %).

Deskripsi data penelitian Kualitas Produk dapat dilihat pada tabel 16 berikut.

Tabel 16. Deskripsi Data Penelitian Kualitas Produk

Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik

Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD

Kualitas produk

94 231 148.71 25.54 48 240 144 32

Berdasarkan tabel 16 diperoleh mean empirik skala Kualitas Produk adalah

148.71 dengan standar deviasi empirik 25.54 dan mean hipotetiknya adalah 144

dengan standar deviasi hipotetik sebesar 32. Dari perbandingan mean empirik dan

mean hipotetik terlihat bahwa mean empirik lebih besar dari mean hipotetik

(148.7 > 144), yang berarti bahwa secara umum kualitas produk yang

dipersepsikan subjek penelitian lebih tinggi daripada rata-rata kualitas produk

yang dipersepsikan populasi pada umumnya.

Tabel 17. Kategorisasi Data Hipotetik Kualitas Produk

Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase

(57)

Berdasarkan kategorisasi pada tabel 17 diatas dapat dilihat bahwa sebagian

besar konsumen pengguna flexi trendy menyatakan bahwa kualitas produk flexi

trendy dipersepsikan berada pada level sedang (80 %), sedangkan yang

dikategorisasikan sebagai kualitas produk yang dipersepsikan berada pada level

tinggi (14.7 %) dan rendah (5.3 %).

Untuk melihat penyebaran variabel dalam bentuk matriks, kategori dapat

ditunjukkan pada tabel 18 berikut ini :

Tabel 18. Matriks kategorisasi subjek penelitian pada variabel Kepuasan konsumen dan kualitas produk

Kualitas produk

Kepuasan konsumen

Jumlah Rendah Sedang Tinggi

Rendah 0

Matriks diatas menunjukkan bahwa persentase terbesar terlihat pada frekuensi

tingkat kepuasan konsumen yang sedang dan kualitas produk yang sedang pula

sebanyak 58 orang (61.1 %). Dan presentase terkecil pada frekuensi tingkat

kepuasan rendah dengan kualitas produk yang sedang serta tingkat kepuasan

sedang dengan kualitas produk yang tinggi sebanyak 2 orang (2.1 %)

Gambar

Tabel 1. Blue Print  Skala Kepuasan Konsumen Sebelum Uji Coba
Tabel 2. Blue Print  Skala Persepsi kualitas produk Sebelum Uji Coba
Tabel 3. Distribusi aitem-aitem Kepuasan Konsumen setelah Uji Coba
Tabel 4. Distribusi aitem-aitem Kepuasan Konsumen untuk penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Konsumen Serabi Notosuman Di Surakarta”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kualitas produk, kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen dalam pembelian roti ganeca terhadap

Teknik analisis yang digunakan adalah SEM untuk melihat pengaruh kualitas produk, harga dan kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen pada Restoran “Den Bei”

Dalam hubungan ini kualitas yang dirasakan konsumen akan berdampak positif bagi perusahaan, diantaranya: kepuasan konsumen dan reputasi perusahaan akan berdampak positif

maka hipotesis yang menyatakan bahwa “ Terdapat pengaruh positif kualitas produk terhadap kepuasan konsumen Sim. Card GSM Prabayar XL Palangka

Teknik analisis yang digunakan adalah SEM untuk melihat pengaruh kualitas produk, harga dan kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen pada Restoran “Den Bei”

Hasil lain yang ditunjukkan dari nilai koefisien variabel kualitas produk terhadap kepuasan konsumen melalui variabel keputusan pembelian menunjukkan bahwa konsumen juga

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kualitas produk, kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen dalam pembelian roti ganeca terhadap