• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengalaman Pasien Penerima Bantuan Iuran Program Jaminan Kesehatan Nasional yang Menjalani Perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengalaman Pasien Penerima Bantuan Iuran Program Jaminan Kesehatan Nasional yang Menjalani Perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

56 Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN (Informed Concent)

Yth.

Bapak/Ibu Partisipan,

Saya Yosafat Syukur Ndraha adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan yang melakukan penelitian dengan judul “Pengalaman pasien Penerima Bantuan Iuran program Jaminan Kesehatan Nasional yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli”. Penelitian ini bertujuan untuk menggali pengalaman pasien dengan kepesertaan sebagai Penerima Bantuan Iuran pada program Jaminan Kesehatan Nasional yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan selama menjalani perawatan di RSUD Gunungsitoli. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan sebagai langkah awal untuk menyelesaikan skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

(2)

untuk pengembangan ilmu keperawatan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud lain.

Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, karena Bapak/Ibu memiliki hak untuk bersedia atau tidak bersedia untuk menjadi responden tanpa ada sanksi apapun.

Jika Bapak/Ibu berkenan menjadi partisipan pada penelitian ini, silahkan Bapak/Ibu menandatangani surat persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan sebagai bukti kesukarelaannya. Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu pada penelitian ini.

Gunungsitoli, Agustus 2015

Partisipan, Peneliti,

(3)

58 Lampiran 2 KUESIONER DATA DEMOGRAFI

PENGALAMAN PASIEN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN YANG MENJALANI PERAWATAN DI

RSUD GUNUNGSITOLI

Kuesioner Data Demografi (KDD)

Petunjuk pengisian: isilah data dibawah ini dengan memberi tanda check list (√) pada kotak pilihan yang tersedia, atau dengan mengisi titik – titik sesuai dengan situasi dan kondisi Anda saat ini. Setiap pertanyaan dijawab hanya satu jawaban yang sesuai menurut Anda.

1. Nama (Inisial) :

2. Usia : ...tahun

3. Jenis Kelamin : Laki- laki Permpuan

3. Kepesertaan JKN : PBI Non PBI

4. Lama sudah dirawat 1 Hari 3-6 hari Lebih 1 Minggu………hari 3. Agama Islam Kristen Protestan Kristen Katolik Hindu Buddha Lain – lain,... 4. Suku Nias Batak Minang Melayu Aceh Lain-lain 5. Pendidikan terakhir Tidak Sekolah

SD SLTP/ SMP SMA/SMU/SMK Diploma Sarjana Lain – Lain, ...

(4)

JAMINAN KESEHATAN NASIONAL YANG MENJALANI PERAWATAN DI RSUD GUNUNGSITOLI

1. Bagaimanakah pengalaman Bapak/Ibu selama dirawat di Rumah sakit ini sebagai peserta PBI BPJS?

2. Bagaimanakah petugas kesehatan yang bertugas disini menjelaskan tentang Jaminan Pelayanan PBI BPJS selama bapak/ibu dirawat?

3. Apakah ada kendala yang Bapak/ Ibu alami selama dirawat sebagai pasien PBI BPJS?

4. Apakah ada keluhan selama perawatan terkait Bapak/ Ibu sebagai peserta PBI BPJS?

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)

No Kegiatan Biaya 1. Menyiapkan proposal sampai sidang proposal

 Pulsa modem

 Kertas A4 80gr 1 rim + Tinta Printer  Fotocopy sumber–sumber daftar pustaka  Fotocopy memperbanyak proposal 2. Pengumpulan data dan analisa data

Izin Penelitian dan ethical clereance dari FK USU  Transportasi

Fotocopy KDD dan informed consent

(19)

74 Lampiran 10

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Yosafat Syukur Ndraha

Tempat, Tanggal Lahir : Hilinaa, 15 April 1978

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Katolik

Alamat : Jl.Fondrako km 2,5 Hilinaa, Gunungsitoli

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1985 - 1991 : SDN Hilina’a

2. Tahun 1991 - 1994 : SMP Swasta Bunga Mawar G.sitoli 3. Tahun 1994 - 1997 : SPK Gunungsitoli

4. Tahun 2000 - 2003 : Akper Santa Elisabeth Medan

(20)

Adam Malik. Jurnal Mutu Pangan, Vol. 1(2): 83-90, 2014

Adisasmito, W. (2014). Sistim Kesehatan. Edisi 2. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Alamsyah, D. (2012). Manajemen pelayanan kesehatan dilengkapi materi asuransi kesehatan dan mutu pelayanan kesehatan, Yogyakarta: Nuha medika.

Anggraini R, Syahrir A, Nur Isradi K. (2015). Tingkat kepuasan pasien JKN terhadap pelayanan kesehatan di Rumah sakit UNHAS,Departemen manajemen Rumah sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Repositori Unhas.ac.id diakses tanggal 01 februari 2016. Hagnyonowat, Pujo S., dan Martha I.K., (2013). Hubungan kepuasan pelayanan

makanan Rumah sakit dan asupan makanan dengan perubahan status gizi pasien (Studi di RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak). Sunan Kalijaga, Demak. Jurnal Gizi Indonesia Vol. 2, nomor 1, Desember 2013: 32-41 Halu, D. (2010). Persepsi pasien JAMKESMAS terhadap kepuasan pelayanan

rawat inap di RSUD. Gunungsitoli. Universitas Sumatera Utara (USU): repository USU.

Hartono, B. (2010). Manajemen pemasaran untuk Rumah sakit, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Herlambang, Susatyo, Arita, Murwani. (2012). Cara mudah memahami manajemen kesehatan dan Rumah sakit, Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Indonesia Corruption Watch (2010). Layanan Rumah sakit bagi pasien miskin buruk. (http://www.republika.co.id/berita/shortlink/103569/ diakses tanggal 21 Juni 2015)

Karunia, T.S. (2007). Hak atas derajat kesehatan optimal sebagai HAM di Indonesia, Bandung: P.T. Alumni.

(21)

54

Lestari, T.R.P. (2008). Pelayanan Rumah sakit bagi masyarakat miskin (study kasus di enam wilayah di Indonesia). Pusat pengkajian pengolahan data dan informasi sekretariat jendral Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Jurnal kesehatan masyarakat Indonesi Vol.5 no.1 Agustus 2010.

Lufti, Alimin, Rini. (2015). Kepuasan pasien peserta JKN rawat inap di RSUD Andi Djemma Masamba; Bagian Manajemen Rumah sakit FKM Universitas Hasanuddin. Journal 3 from #publisher#, 05-06-2015

Mulyana, B. (2013). Kualitas pelayanan Rumah sakit umum daerah (studi tentang kepuasan pasien rawat inap peserta jamkesmas pada Rumah sakit umum daerah kabupaten Indramayu). Indramayu. Jurnal aspirasi vol.5 no. 2 februari 2015.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014. Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor 40 Tahun 2012 Tentang Pedoman pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Nomor 101 Tahun 2012. Tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan.

Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan. Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan.

Polit, D.F. & Beck, C.T. (2012). Nursing Research: Generating and Assessing Evidence for Nursing Practice (9th ed). Philadelphia: Lippincot.

Potter. P., A., Perry. A., G. 2009. Fundamental of nursing; concept, process and practice. St. Louis: Mosby

Rattu, P., Herman W., & Revoline S.H., (2015). Perbedaan kualitas pelayanan keperawatan pasien Penerima Bantuan Iuran dan Pasien Bukan Penerima Bantuan Iuran di Irina C RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado; Universitas Sam Ratulangi. ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

Sari, A., Hesti L., dan Dyah L, (2014). Analisis Kualitas Pelayanan Pasien Jamkesmas Rawat Jalan di RSUD Kabupaten Sukoharjo; Universitas Diponegoro. Journal of Public Policy and Management Review Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014

(22)

Sulastomo, (2007). Sistim Jaminan Sosial Nasional sebuah introduksi. Jakarta: Rajawali Pers.

Thabrany, H. (2014). Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. Undang-undang RI. Nomor 36 tahun 2009 Tentang kesehatan.

(23)

18 BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1.DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian dalam penelitian ini adalah desain fenomenologi. Fenomenologi menekankan pengalaman manusia, dengan gambaran yang cermat dari pengalaman kehidupan sehari-hari. Fenomenologi deskriptif menjelaskan hal-hal yang dialami manusia seperti mendengar, melihat, percaya, merasa, mengingat, memutuskan, menilai, dan bertindak (Polit & Beck, 2012) sehingga dengan pendekatan ini peneliti memperoleh informasi yang mendalam tentang pengalaman pasien dalam menjalani perawatan sebagai peserta penerima bantuan iuran pada program jaminan kesehatan nasional.

.

3.2.TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

(24)

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 24 Juli sampai dengan 28 Agustus 2015.

3.3.PARTISIPAN

Jumlah partisipan pada penelitian ini sebanyak 8 orang, yaitu pasien dengan kepesertaan sebagai penerima bantuan iuran jaminan kesehatan. Prinsip dasar penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah saturasi data, yaitu partisipan sampai pada titik kejenuhan, dimana tidak ada informasi baru yang didapatkan dan pengulangan informasi telah dicapai (Polit & Beck, 2012)

Penelitian ini menggunaka metode Purposive Sampling dalam menentukan partisipan, yaitu pemilihan sampel dengan pertimbangan tertentu, yaitu partisipan dipilih berdasarkan kriteria dan tujuan penelitian. (Polit & Beck, 2012). Partisipan yang dipilih harus memenuhi kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Partisipan tersebut dianggap dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh peneliti. Partisipan yang dipilih adalah mempunyai kriteria, yaitu partisipan yang menjalani rawat inap non intensif peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan dan telah dirawat minimal 3 hari, umur partisipan berada antara 34-59 tahun, kondisi baik dan stabil, mampu berkomunikasi dengan baik.

3.4. PERTIMBANGAN ETIK

(25)

20

selanjutnya peneliti menjumpai partisipan di RSUD Gunungsitoli setelah mendapat izin dari Bupati Nias. Partisipan harus sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Setelah bertemu dengan partisipan maka peneliti membina hubungan saling percaya antara peneliti dan partisipan, Peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian.

Partisipan sebagai pihak yang memberikan informasi dan mengungkapkan pengalaman-pengalamannya selama menjalani perawatan di RSUD Gunungsitoli, mempunyai hak untuk tidak memberikan informasi kepada peneliti. Sebagai perwujudan dari hak tersebut sebelum melakukan wawancara peneliti meminta persetujuan (informed consent) kepada para partisipan yang memberikan informasi. Sebagai bukti bahwa partisipan setuju untuk diwawancarai, sebelum memulai wawancara, partisipan terlebih dahulu menandatangani surat persetujuan (informed consent).

(26)

3.5.PENGUMPULAN DATA 3.5.1.Metode pengumpulan data

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan wawancara mendalam dan kuesioner data demografi. Wawancara mendalam berisi pertanyaan yang diajukan kepada partisipan, dimana pertanyaan tersebut dibuat sendiri oleh peneliti. Panduan wawancara adalah pertanyaan terbuka yang diajukan seputar pengalaman partisipan sebagai pasien peserta Penerimana Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan yang menjalani perawatan di RSUD Gunungsitoli. Kuesioner data demografi berisi pernyataan mengenai data umum partisipan meliputi inisial, usia, jenis kelamin, jenis kepesertaan BPJS, lama dirawat, pendidikan terakhir, dan pekerjaan. Panduan wawancara telah divalidasi oleh perawat professional yang bertugas di Rumah sakit. Hasil dari validasi pertanyaan tersebut didapatkan pertanyaan yang jelas, mudah dipahami partisipan, dan relevan dengan judul penelitian yang akan dilakukan.

3.5.2.Alat pengumpulan data

Alat pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah panduan wawancara. Untuk wawancara mendalam peneliti menggunakan alat bantu yaitu alat perekam untuk merekam wawancara dengan partisipan.

3.5.3.Proses pengumpulan data

(27)

22

wawancara dan melakukan analisa data kualitatif. Hasil dari wawancara pilot study dibuat dalam transkrip dan dilakukan proses analisa data. Selanjutnya, dikonsulkan kepada dosen pembimbing. Setelah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing, maka peneliti kemudian melakukan wawancara yang sesungguhnya kepada partisipan.

Proses wawancara dimulai saat peneliti berjumpa dengan partisipan dengan melakukan pertemuan dan pendekatan kepada partisipan agar memiliki keterkaitan, saling akrab, terbuka dan saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan. Peneliti memperkenalkan diri serta maksud dan tujuan dari penelitian. Setelah partisipan bersedia untuk diwawancarai maka partisipan diminta membaca dan mengisi lembar persetujuan (Informed consent) dan data demografi untuk mendapatkan data dasar kemudian peneliti akan melakukan wawancara mendalam atau in-dept interview. In depth interview adalah salah satu cara pengumpulan data melalui percakapan dan proses tanya jawab antara peneliti dengan partisipan yang bertujuan untuk memperoleh pengalaman tentang makna-makna subjektifitas yang dipahami oleh individu (Polit & Beck, 2012). Wawancara dilakukan diruangan dimana pasien dirawat. Sesuai dengan jenisnya, peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara lebih luas tanpa terikat oleh susunan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya, biasanya pertanyaan muncul dengan spontan sesuai dengan situasi dan kondisi.

(28)

peneliti dan partisipan menggunakan bahasa daerah Nias yang kemudian diterjemahkan peneliti saat menyusun transkrip wawancara. Partisipan juga mengisi data yang terdapat pada lembar kuesioner data demografi sesuai dengan petunjuk masing-masing bagian.

Langkah selanjutnya adalah peneliti menyusun transkrip hasil wawancara setiap kali selesai wawancara, dan jika ada hal-hal yang kurang jelas maka peneliti akan kembali menjumpai partisipan untuk wawancara ulang. Pengumpulan data pada penelitian ini akan dihentikan jika sudah mencapai saturasi data, dalam arti bahwa jika dilakukan wawancara dengan partisipan yang lain tidak akan ditemukan lagi hal-hal yang baru (Polit & Beck, 2012).

3.6. ANALISA DATA

Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Analisa data dalam penelitian fenomenologi ini menggunakan metode Colaizzi, dengan membaca berulang-ulang semua transkrip dari pernyataan partisipan (Polit & Beck, 2012).

(29)

24

dan pernyataan-pernyataan partisipan dan mengutip pernyataan yang bermakna atau signifikan. Ketiga. menguraikan arti dari setiap pernyataan yang signifikan yaitu dipelajari untuk diambil pengertiannya atau merumuskan makna. Keempat, mengorganisir makna yang dirumuskan ke dalam kelompok-kelompok tema. Kelima, mengintegrasikan hasil kedalam uraian yang lengkap atau deskriptif dari fenomena yang diteliti. Keenam, menyusun atau Memformulasikan deskripsi yang lengkap tentang fenomena yang diteliti dalam pernyataan identifikasi yang sejelas mungkin. Ketujuh, memvalidsi apa yang telah ditemukan kepada partisipan sebagai tahap validasi akhir.

3.7. TINGKAT KEPERCAYAAN DATA

Data hasil wawancara mendalam pada penelitian kualitatif fenomenologi dengan bantuan alat perekam suara sangat mendukung proses penyusunan transkrip hasil wawancara dari partisipan. Dalam penelitian ini untuk memperoleh hasil penelitian yang dapat dipercaya maka data divalidasi dengan beberapa kriteria, yaitu credibility, transferability, dependability dan confirmability (Lincoln & Guba, 1985 dalam Polit & Beck 2012).

(30)

demikian, informasi yang akan diperoleh lebih lengkap. Peneliti juga melakukan member checking yaitu melakukan pengecekan tema kepada partisipan dimana hasil wawancara dalam bentuk transkrip ditunjukkan kepada partisipan.

Langkah selanjutnya adalah konfirmabilitas yang dilakukan dengan menunjukkan seluruh transkrip dan catatan lapangan, tabel analisis tema kepada pembimbing kemudian berdiskusi bersama untuk menentukan tema dari hasil penelitian yang disusun dalam bentuk skema tema.

Dependabilitas digunakan untuk menilai kualitas dari proses yang ditempuh oleh peneliti. Hal ini dilaksanakan dengan cara peneliti melibatkan pembimbing sebagai peneliti lain yang mengaudit cara dan hasil penelitian mulai dari menentukan masalah, pengambilan data penelitian, analisa data dan uji keabsahan data sampai dengan pembuatan kesimpulan.

(31)

26 BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menggambarkan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan, dengan tujuan untuk mendeskriptifkan dan menjelaskan mengenai pengalaman pasien penerima bantuan iuran program jaminan kesehatan nasional selama menjalani perawatan di RSUD Gunungsitoli. Hasil penelitian ini memunculkan lima tema yang memberi suatu gambaran atau fenomena pengalaman pasien PBI-JKN yang menjalani perawatan di RSUD Gunungsitoli. Hasil penelitian terdiri dari dua bagian, bagian pertama menceritakan secara singkat gambaran karakteristik partisipan yang ikut dalam penelitian ini dan bagian kedua adalah analisis tematik dari masing-masing tema.

4.1. HASILPENELITIAN 4.1.1.Karakteristik partisipan

Partisipan dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap dengan status sebagai penerima bantuan iuran program jaminan kesehatan nasional yang diselenggarakan oleh badan penyelenggara jaminan sosial atau biasa disebut BPJS. Jumlah partisipan dalam penelitian ini berjumlah delapan orang, Usia partisipan antara 30-60 tahun dan bersedia untuk diwawancarai dengan menandatangani surat persetujuan bersedia menjadi partisipan. Semua partisipan adalah masyarakat suku Nias.

(32)

kelamin partisipan terdiri dari tiga orang perempuan dan enam orang laki-laki dengan usia yang bervariasi, yaitu termuda 34 tahun dan tertua 59 tahun. Pekerjaan partisipan adalah nelayan 1 orang, ibu rumah tangga 1 orang dan petani 6 orang

4.1.2.Tema hasil analisis wawancara data penelitian

(33)

28

menggambarkan keseluruhan tema yang terbentuk berdasarkan jawaban partisipan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada tujuan penelitian.

Tabel 4.2. Hasil analisa data penelitian

ramah oleh dokter Keramahan dokter 2 Memperoleh

Perlakuan yang sama Mendapat perlakuan yang sama

(34)

4 Mengeluh dokter, tindakan keperawatan yang baik, pendidikan kesehatan, pelayanan yang cepat oleh tenaga kesehatan, peningkatan mutu pelayanan, kebersihan ruangan, prilaku caring perawat, dilayani dengan dengan ramah oleh dokter

a. Pelayanan yang memuaskan dari sikap tenaga kesehatan

(35)

30

“…kalau pengalaman yang saya rasakan selama dirawat disini ya pak, perawat dan dokter diruangan ini melayani dengan baik dan sepenuh hati, saya puas dengan pelayanan mereka…” (partisipan 1)

“…maksud saya para perawat dan juga dokternya sangat serius dan bersungguh-sungguh untuk pelayanan yang mereka lakukan…” (partisipan 5)

Pernyataan lainnya dari partisipan mengatakan bahwa pelayanan perawat dan dokter baik dan memuaskan, hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:

“…jadi secara pribadi saya katakan bahwa kalau pelayanan secara keseluruhan baik perawat maupun dokternya sudah maksimal pelayanan yang mereka lakukan, saya bisa katakan baik dan memuaskan gitulah pak…” (Partisipan 1)

“…pelayanan yang diberikan kepada saya selama dirawat disini, baik itu perawat maupun dokternya cukup baik dan memuaskan pelayanan yang mereka berikan…” (Partisipan 3)

b. Tindakan keperawatan yang baik

Dua partisipan menyatakan bahwa saat perawat melakukan tindakan, mereka dilayani dengan tindakan perawatan yang baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini

“…sebagai pasien saya bisa melihat dan merasakan bahwa ada kesungguhan saat seorang perawat melaksanakan pekerjaannya. Misalnya aja saat perawatnya mendorong tempat alat-alat mereka itu kalau mau menyuntik, mereka sangat hati-hati, tidak seperti diburu-buru, kalau perawatnya kesini juga mau nyuntik, ya perawatnya sangat sabar dan hati-hati,..gitu lah pak…” (Partisipan 2)

(36)

Satu orang partisipan menyatakan bahwa luka operasinya cepat kering karena perawatan yang baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan yang menyatakan:

“…oh..kalau dengan hasil operasinya ya baiklah pak, lukanya cepat kering, verbanya tiap 2 hari diganti, kalau perawatannya bagus lah pak mereka…”

c. Pendidikan kesehatan

Dua orang partisipan menyatakan bahwa mereka diberikan penjelasan atau pendidikan kesehatan selama dirawat. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisan yang mengatakan:

“…maksud saya kan pak, dengan keadaan penyakit saya yang darah tinggi seperti ini, yah ada juga perawatnya yang member penjelasan bahwa untuk selanjutnya nanti kalau saya uda sehat, uda pulang kerumah disampaikan kepada saya agar jangan terlalu banyak makan daging…tau ajalah kita Ono niha ini pak ( orang Nias ), terus…jangan banyak makan yg mengandung garam juga, jangan terlalu banyak pemikiran, gitu pak…” (Partisipan 3)

“…ya itu pak dijelaskan agar tidak terlambat makan, tidak makan yang pedas dan makanan yang byk mengandung berminyak agar sakit maag tidak kambuh..,” (partisipan 7)

d. Pelayanan yang cepat

Empat orang partisipan menyatakan bahwa mereka mendapatkan pelayanan yang cepat dari perawat dan dokter saat pertama kali masuk UGD. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan partisipan berikut ini:

“…yah, pengalaman saya waktu pertama dirawat di UGD, yang saya rasakan pelayanannya disana baik jugalah pak, saya langsung ditangani sama petugas disana, saya diperiksa sama dokter yang jaga disitu Saya tidak dibiarkan terlantar lama menunggu, mereka langsung memberi penanganan, jadi ngak sempat gelisah disitu menunggu kapan akan dilayani…” (Partisipan 2)

(37)

32

“…iya, Saya ingat waktu pertama masuk di UGD, mereka cepat dalam melakukan pelayanan, saya tidak dibiarkan lama menunggu, petugas di UGD langsung menangani saya, tidak menunggu lama begitulah pak, setelah saya ditanya-tanya tentang penyakit saya, saya di periksa dan saya di infus mereka dengan cepat. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:

“…perawatnya cepat menanggapi kalau ada keluhan yang kita sampaikan, misalnya yang lebih sering saat dilapor infus ngak jalan, mereka cepat datang, puaslah pelayanan perawat disini…” (partisipan 3)

“…pengalaman yang saya rasakan selama dirawat disini yang pertama mulai dari segi perawat-perawat disini sangat baik ya pak, perawat selalu mempedulikan keluhan pasien, dan cepat juga dalam penangan…” (partisipan 6)

e. Kualitas pelayanan meningkat.

Partisipan juga menyatakan bahwa mereka puas dengan pelayanan di RSUD Gunungsitoli karena ada peningkatan kualitas pelayanan dari waktu-waktu sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan dua orang partisipan yang menyatakan:

“… ya Maksudnya saya terutama pelayanan perawat- perawat di ruangan ini, apalagi ya pak saya ini uda sering keluar masuk di Rumah sakit ini, pelayanannya makin baik dan berkualitas…” (Partisipan 7)

(38)

f. Ruangan yang bersih

Partisipan dalam penelitian ini juga menyatakan kepuasan mereka dengan kebersihan ruangan pasien. Hal ini sesuai dengan pernyataan dua orang partisipan sebagai berikut: keramahan saat berhadapan dengan mereka. Hal ini sesuai dengan pernyataan dibawah ini:

“…saya mengatakan baik karena yang saya alami sendiri bahwa perawatnya ramah dan tidak sombong begitulah pak,..misalnya kalau ada perawat datang kesini mereka selalu memperkenalkan dirinya, memberikan salam “yaahowu bu.,bagaimana keadaannya hari ini, membaik kan” kan sebagai pasien senang juga diberi perhatian seperti itu walau hanya dicakapi sekedar aja.…” pak, jadi dengan senyum dan keramahan mereka itu, sebagian sakit pasien pun bisa hilang.…” (partisipan 4)

“…perawatnya ramah, mereka serius memberikan pelayanan, tidak asal-asalan…” (partisipan 5 )

(39)

34

Partisipan juga menyatakan bahwa saat berhadapan dengan partisipan, perawat melakukan komunikasi dengan baik. Tiga orang partisipan menyatakan hal tersebut dengan pernyataan seperti dibawah ini.

“…apalagi kan pak, kita pasien kan pasti senang juga kalau sering didatangi perawatnya, menanyakan bagaimana perkembangan kesehatan, biasanya disini kalau pagi ada perawat sepertinya senior diruangan ini selalu jumpai pasien menanyakan keadaan, itukan membuat kita juga merasa diperhatikan oleh mereka…” (partisipan 2)

”…misalnya saat mereka overan jaga itukan pak, mereka memberi sapaan dengan ramah sambil senyum terlebih dahulu “yaahowu pak, kami mau overan jaga ya Pak, nanti utk selanjutnya ibu-ibu ini yang melayani bapak “ (partisipan 4 )

”…perawat itu kan mau juga datang dekat ke pasien, walaupun itu hanya sekedar nanya-nanya keadaan sakit, atau mau memberi penjelasan begitu kan pak…” (partisipan 7)

Satu orang partisipan menyatakan bahwa perawat diruangan peduli pada pasien. Hal ini sesuai dengan pernyataan dibawah ini:

“…malah perawatnya sendiri yang membantu datang kesini membawa airnya minum hangatnya, itulah salah satu perhatian dan kepedulian yang saya rasakan pertama kali dirawat…” (partisipan 4)

h. Keramahan dokter

Enam orang partisipan juga menyatakan bahwa selama mereka dirawat, dokter yang menangani mereka melayani dengan ramah. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut:

“…dokter yang menangani saya sikapnya baik, ramah, tidak seperti yang kita dengar diluar sana, kalau opname di Rumah sakit Gunungsitoli, kalau kita pakai kartu miskin BPJS maka pasiennya kurang diperhatikan, ..tapi saya buktikan sendiri ngak kok Pak, dokternya member perhatian kepada pasiennya…”(partisipan 1)

(40)

obatnya dan nanti kalau uda sehat, jangan suka terlambat makan lagi biar ngak kambuh sakitnya” jadi kan pak, dengan jawaban yang ramah dari dokter seperti itu kan, merasa puas lah..dan lega rasanya bisa mendapat jawaban walau hanya sekedar seperti itu…” (partispan 1 )

”…dokter yang menangani saya dokter N, dokternya sangat ramah misalnya aja kalau ada yang saya tanyakan dokternya memberi waktu dan dengan ramah memberi penjelasan dan menghargai kita sebagai orang sakit, itu saya rasakan sendiri saat dokter memeriksa tiap hari, tidak memeriksa asal-asalan tapi pemeriksaannya saya rasakan puas begitulah pak …” (partisipan 2)

”…yah kalau dari sikapnya saat pelayanan, dokter yang menangani saya juga ramah dan baik orangnya, mau memberikan penjelasan-penjelasan tentang keadaan penyakit..” (partisipan 4)

”…Kalau dokter yang menangani saya cukup baik orangnya Pak, ramah lagi kita pun selalu diberi penjelasan kalau ditanya tentang perkembangan luka operasi saya, yang penting kalau dengan dokter saya cukup baik dan ramah Pak…” (partisipan 5)

”…ya sama pak, begitu juga dengan dokter yang menangani saya, baik dan ramah orangnya. kalau lagi visite pun dokternya selalu memberi penjelasan tentang kemajuan kesehatan saya…” (partisipan 6)

”…artinya kan pak, kalau dokter itu saat memeriksa mau juga sambil ngomong-ngomong menanyakan, misalnya apa ada keluhan lagi bu, bagaimana makannya, bagaimana tidurnya, dan memberi penjelasan megenai penyakit saya gitu pak keramahandokternya…”(partisipan 7)

4.1.2.2.Memperoleh Pelayanan kesehatan tanpa pembedaan status sosial Hasil wawancara dengan partisipan, ditemukan dua sub tema yang menyatakan bahwa partisipan tidak dibeda-bedakan atau mendapat pelayanan yang adil selama mereka dirawat.

a. Memperoleh pelayanan tanpa diskriminasi.

(41)

36

“…sebagai pasien yang menggunakan kartu miskin atau BPJS, saya merasa bahwa di Rumah sakit ini tidak adalah membeda-bedakan pelayanan yang pasien miskin, pasien umum, sama semua pelayanannya pak…” (partisipan 1)

“…yang penting yang saya rasakan selama disini bahwa perawatnya tidak membeda- bedakan yang mana pasien BPJS yang mana pasien yang bukan BPJS, semuanya sama-sama diperhatikan dan dilayani dengan baik…” (Partisipan 4)

“…jadi pak, walaupun saya ini memakai kartu BPJS tapi pelayanan perawat di RS ini selalu baik, istilahnya tidak ada membedakan antara yang kaya dan yang miskin, walaupun menggunakan kartu BPJS, pelayanan tetap sama…” (partisipan 6)

“…kalau yang saya rasakan selama disini, ngak begitu pak, baik kok pelayanannya, perawatnya tidak membeda-bedakan pasien BPJS dan pasien bukan BPJS, saya bisa merasakan pelayanan yang sama…” (partisipan 7)

“…tapi sebagai pasien pemakai kartu BPJS saya tidak melihat atau merasakan bahwa ada perbedaan pelayanan dengan pasien yang lain atau pasien umum, semuanya diberi pelayanan dan perhatian yang sama oleh perawatnya, tidak membedakan yang kaya dan miskin…” (partisipan 8)

b. Perlakuan yang sama

Satu orang partisipan menyatakan bahwa dia mendapat perlakuan yang sama dengan pasien lain selama dia dirawat.Hal ini sesuai dengan pernyataannya dibawah ini:

“…Ya dalam hal pelayanan BPJSlah pak,…sekarang pasien BPJS itu diperlakukan sama dengan pasien-pasien yang lain, di tanggapi dengan cepat keluhannya,ngak di pilah-pilah bahwa yang ini yang BPJS yang ini bukan BPJS, gitu maksud saya pak…” (partisipan 8

c. Perhatian yang sama

Dalam hal perhatian dari perawat, tiga orang partisipan menyatakan bahwa

mereka menerima perhatian yang sama dengan pasien lain selama dirawat. Hal ini sesuai dengan pernyataan dibawah ini:

(42)

“…pelayanan di RS ini sangat baik, walaupun saya pasien BPJS tapi saya selalu ditangani dengan penuh perhatian tanpa dibeda-bedakan dalam hal pelayanan…” (partisipan 6)

“…bagaimana saya mengatakannya ya pak, tidak membeda-bedakan dalam pelayananlah pak, perawatnya mau mendengar dan menerima keluhan yang kita sampaikan, juga memberi perhatian yang sama kepada siapapun yang dirawat disini…” (partisipan 7)

4.1.2.3. Memperoleh pelayanan administrasi dan informasi yang tepat

Dalam hal proses administrasi dan informasi pelayanan BPJS, ditemukan dua

sub tema, yaitu:informasi pelayanan bagi pasien PBI-JKN dan pelayanan adminstrasi yang baik.

a. Informasi pelayanan kesehatan.

Empat dari delapan partisipan menyatakan bahwa mereka mendapat informasi tentang macam-macam pelayanan bagi pasien PBI-JKN. Hal ini sesuai dengan pernyataan mereka dibawah ini.

“…palingan dihari pertama itu kami diminta menyerahkan fotocopy kartu BPJS, KTP dan Kartu Keluarga,..itu aja Pak, waktu masuk pertama di UGD memang sudah dijelaskan bahwa, kalau opname hanya menggunakan ruangan kelas 3, semua obat diambil diapotik yang disediakan rumah sakit, makanan khusus pasien disediakan Rumah sakit…yah itu aja pak yang dijelaskan..” (partisipan 1)

“…iya dikasitau juga ruangannya ngak dikelas,tapi di ruangan kelas 3 seperti ini, itu aja pak yang dijelaskan…(partisipan 2)

“…kalau dari segi palayanan memang ada juga peraturan-peraturan yang disampaikan kepada kami, yaitu sebagai peserta BPJS yang iurannya dibayar oleh pemerintah, bahwa sudah ada ketentuan bahwa kami hanya bisa dirawat diruangan kelas tiga…” (partisipan 5)

(43)

38

Lima orang partisipan juga menyatakan bahwa mereka diberi informasi bahwa selama dirawat, mereka akan dibebaskan dari semua biaya. Hal ini sesuai dengan pernyataan dibawah ini:

“…iya dijelaskan bahwa kami di gratiskan dari semua biaya dirumah sakit ini, biaya ruangannya, obat-obatnya, yah semua lah pak…” (partisipan 1)

“…apalagi ya…yah waktu di UGD juga dijelaskan tentang perauran -peraturan selama di Rumah sakit, lalu mengenai obat-obat diambil di apotik rumah sakit, semua pemeriksaan seperti di labor ngak bayar, makanan pasien disediakan oleh Rumah.sakit, yang penting pak..kalau ada yang diperlukan disampaikan aja sama mereka…” (partisipan 3)

“…semuanya gratis seperti ruangannya, obat-obatnya, semua pemeriksaan dan makanan juga dari Rumah sakit semua.…” (partisipan 6)

“…ya dikasitau juga bahwa selama dirawat di Rumah sakit kalau memakai kartu BPJS tidak akan bayar baik ruangannya, labornya dan obat-obat disediakan Rumah sakit…” (partisipan 7)

“…iya dijelaskan juga bahwa saya hanya boleh dirawat di ruangan kelas 3, yah seperti diruangan sekarang lah pak. Semuanya tidak bayar mulai dari biaya pemeriksaan dokter, pemeriksaan labor, foto rontgent, obat-obat yang digunakan, dan makanan pasien juga semuanya disediakan oleh Rumah sakit.…” (partisipan 8)

b. Layanan administrasi yang baik

Dalam hal pelayanan administrasi, dua orang partisipan menyatakan bahwa mereka mendapatkan pelayanan administrasi yang baik selama dirawat. Hal ini sesuai dengan pernyataan dibawah ini:

“…terus kan Pak waktu itu kan saya diantar sama anak saya, untuk ngurus- ngurus pendaftarannya tidaklah ribet ya pak, yang penting didaftar dulu pasiennya, untuk administrasi yang lain bisa menyusul.…” (partisipan 3)

(44)

4.1.2.4.Mengeluh terhadap pelayanan tenaga kesehatan

Tema ini menyatakan bahwa selama partisipan dirawat, ada juga partisipan yang mengeluh terhadap pelayanan dari tenaga kesehatan. Dalam tema ini terdapat empat sub tema, yaitu: Kepedulian perawat kurang, pelayanan dokter kurang maksimal, Pelayanan gizi tidak maksimal.

a. Kepedulian perawat kurang aja,..,ngak mau nanya-nanya keadaan gitulah pak…”(partisipan 1)

”…seperti saya yang sampaikan tadi lah pak, ada juga perawatnya yang cuek, yah asal mengerjakan pekerjaanya aja, ngak mau ngomong-ngomong, ngak mau berkomunikasi gitulah pak …”(partisipan 1)

”…tapi tidak semua juga sih, ada 1-2 yang yah..kurang peduli begitulah pak, artinya cuek aja dengan semua keadaan.…”(partisipan 2)

”…iya pak, mau juga kadang ngak dikawani mahasiswanya, dibiarkan begitu aja melakukan kegiatan, walaupun itu hanya sekedar mengukur tensi atau hal-hal kecil menurut saya sebaiknya dikawani sama perawatnya, kan tau kita pak mana yang masih mahasiswa dan mana yang sudah pegawai…”(partisipan 5)

Satu orang partisipan juga menyatakan bahwa dia merasa tidak dihargai oleh

perawat. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:

(45)

40

Satu orang partisipan menyatakan bahwa perawat lambat dalam merespon

keluhan yang disampaikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:

”…tapi kadang kalau ada keluhan yang kita sampaikan perawatnya agak lambat juga datangnya, dalam bahasa kita Nias „ ahou-hou‟ Bisa sampai 2 kali datang istri saya menyampaikan, baru dating perawatnya, tapi itu tidak semua ya pak, satu dua orang saja bersikap seperti itu.…”(partisipan 5)

b. Pelayanan dokter kurang maksimal

Satu orang partisipan menyatakan bahwa dokter kadang terlambat melakukan

pemeriksaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:

”…kalau dokter biasa ajalah pak…tau ajalah pak,,..dokter itukan cuma periksa sebentar aja, apalagi kalau misalnya dokter uda terlambat datang, uda seperti buru-buru gitulah pak pemeriksaanya, hanya sebentar aja. …”(partisipan 5)

Dua orang partisipan menyatakan bahwa pemeriksaan dokter kurang mamuaskan. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan dibawah ini:

”… iya pak seperti hari ini kan pak, tadi pagi saya diperiksa sama dokternya, tapi hanya periksa sebentar aja, saya merasa tidak puas dengan pemeriksaannya…” (partisiapan 3.)

”…ya itulah pak, kalau dokternya uda datangnya agak kesiangan ya, dokternya kalau periksa itu ngak bisa lagi diajak bicara atau nanya-nanya gitu pak, kesannya buru-buru gitulah pak…”(partisipan 4)

(46)

berkurang, makanya saya sering makan makanan yang dari rumah saja…”(partisipan 1)

”…iya pak, saya tidak selera dengan makan dari RS, ntah bagaimana lah rasanya itu, seperti tidak ada rasa, ngak enak gitulah pak.…”(partisipan 6)

4.1.2.6.Mengeluhkan fasilitas ruangan pasien yang kurang memadai

Dalam hal fasilitas pelayanan Rumah sakit, partisipan mengeluhkan beberapa failitas yang kurang memadai. Pada tema ini, ada dua sub tema yaitu: Fasilitas ruangan kurang memadai dan fasilitas kamar madi kurang memadai

a. Fasilitas ruangan

Dua orang partisipan mengeluhkan ruangan yang padat. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan sebagai berikut:

”…saya kurang nyaman karena ruangannya panas ya pak. Apalagi banyak juga pasien tapi ruangannya agak kecil ditambah lagi keluarga yang jaga …”(partisipan 1)

” kalau kendala pribadi yang saya alami, disini kurang nyaman apalagi kalau mau istirahat siang, ngak bisa pak, karena yang berkunjung kan sepertinya tidak diatur jadwalnya, artinya suka-suka yang berkunjung kapan mau datang dan banyaknya juga ngak dibatasi. …”(partisipan 6)

Satu orang partisian mengeluhkan tidak bias istiraha karena kipas dalam ruangan tidak berfungsi, hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan dibawah ini:

”…kipas yang diatas juga tidak berfugsi, akibatnya jadi ngak bisa istirahat karena ruangan yang gerah seperti ini …”(partisipan 1)

Empat orang partisipan mengeluhkan tidak bias istirahat karena ruangan gerah. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan dibawah ini:

(47)

42

”…terus ruangannya juga panas pak, kipasnya ngak berfungsi jadi panaslah, apalagi pasien padat begini jadi makin gerahlah seperti saat ini. Kalau uda gerah begini mana bisa lagi istirahat. …”(partisipan 7)

”…kalau mengenai ruangan disini yah beginilah ruangannya panas, banyak pasien yang dirawat apalagi cuaca panas juga, istirahat pun ngak bisa kalau sore seperti ini.…”(partisipan8 )

Tiga orang partisipan mengeluhkan fasilitas ruangan khususnya tempat tidur

pasien kurang bersih, hal ini sesuai dengan pernyataan pasien seperti dibawah ini ”…terus pak keluhan saya lagi, kasur dan bantal jorok sekali, tidak layaklah digunakan, sepertinya jarang dibersihkan, spreinya pun ntah gimanalah itu, apalagi ini kan rumah sakit ya pak, maunya tetap dijagalah kebersihannya makanya pun untuk sprei dan sarung bantal kami bawa aja dari rumah,…”(partisipan1)

”…kalau ruangan sudah cukuplah pak hanya agak panas sedikit, tempat tidurnya juga kurang bersih, seperti kasurnya uda lembek-lembek,bantalnya juga kotor spreinya juga ngak pernah diganti makanya kami pake aja bantal dan sprei dari rumah…”(partisipan 3)

”…hari pertama saya masuk disini, ngak nyamanlah tidurnya kasurnya disini kurang bersih, bau amis juga, mungkin karena gonta ganti pasien, ngak mandinya bau lah pak, jadinya ngak segar gitu ya pak apalagi dengan cuaca yang panas begini, bau kamar mandinya kemana-mana. …”(partisipan 1)

(48)

”…oh ya pak..satu lagi keluhannya tentang kamar mandi disini kurang bersih, apalagi airnya sangat terbatas, itupun mau airnya sampai kosong, jadinya kalau kekamar mandi lumayan bau dan jorok. …”(partisipan 4)

”,,,satu lagi pak, tentang keadaan air dikamar mandi yang sering habis,

”kamar mandi disini terbatas airnya, sering kosong, jadinya kamar mandi pun kurang bersih, jadi saya sebagai pasien merasa kurang nyaman kalau ke kamar mandi. …”(partisipan 5)

Satu orang partisipan juga mengeluh karena jumlah kamar mandi yang terbatas. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan dibawah ini:

”…iya seperti kamar mandinya lah pak kurang bersih, jorok kali pun pak. airnya juga kadang habis.terus kamar mandi kurang banyak, kamar mandi disini kan cuma dua kamar mandi, yang pake juga dua ruangan, yang dikamar ini dan yang dikamar sebelah juga, apalagi kalau pasien banyak, belum lagi kalau ada keluarga yang jaga, yah kuranglah kebutuhan kamar mandi juga airnya…”(partisipan 3)

4.2.PEMBAHASAN

Bagian ini akan diuraikan tentang pembahasan hasil penelitian dengan teori-teori, peraturan-peraturan maupun penelitian yang berhubungan dengan pengalaman pasien penerima bantuan selama menjalani perawatan di Rumah sakit. Bagian ini akan membahas mengenai keseluruhan tema yang didapatkan dari hasil penelitian.

4.2.1. Menerima pelayanan kesehatan yang memuaskan

(49)

44

dirawat sebagai peserta PBI-JKN di RSUD Gunungsitoli. Kepuasan pada sikap pelayanan tenaga kesehatan, kepuasan pada tindakan keperawatan, kepuasan pada kecepatan penangan dari tenaga kesehatan, ada peningkatan mutu pelayanan, dan kebersihan ruangan pasien yang baik. Tema ini menunjukkan hasil yang sama dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Lufti,alimin, Rini (Skripsi) tahun 2015 di RSUD Andi Djemma, Masamba tentang kepuasan pasien JKN rawat inap. Penelitian ini juga dilakukan di ruang perawatan kelas tiga, dengan kesimpulan hasil penelitian bahwa pasien puas terhadap keahlian dan profesionalisme, sikap dan perilaku, aksesibilitas (kemudahan) dan fleksibilitas, reliabilitas (kehandalan pelayanan) dan dapat dipercaya, pemulihan layanan, reputasi dan kredibilitas, dan kualitas pelayanan.

Tema ini juga menyatakan bahwa ada perbedaan dengan hasil survey yang dilakukan ICW terkait pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Dari hasil survei, hampir 74,9 persen responden yang berasal dari masyarakat miskin mengeluhkan pelayanan rumah sakit. Beberapa peserta jamkesmas mengeluhkan kekecewaan yang berkaitan dengan sikap perawat dan dokter yang tak ramah, lamanya waktu menunggu tindakan-tindakan medis dan fasilitas ruang rawat yang kurang memadai. Survei tersebut, dilakukan pada akhir tahun 2009 di lima kota, Jakarta, Bogor, Depok,Tangerang, dan Bekasi. Survei menyasar 738 responden di 23 rumah sakit yang terdiri dari lima rumah sakit swasta dan 18 rumah sakit pemerintah (Republika, 2010).

(50)

Perry (2009) menyatakan bahwa caring adalah perhatian perawat dengan sepenuh hati terhadap pasien, kepedulian , empati, komunikasi yang lemah lembut dan rasa kasih sayang perawat terhadap pasien akan membentuk hubungan perawat–klien yang terapeutik. Dengan demikian pasien merasa nyaman, aman dan rasa stress akibat penyakit yang diderita menjadi berkurang sehingga kepuasan pasien dapat diwujudkan.

Dengan hasil analisa pernyataan partisipan bahwa perawat menunjukkan prilaku caring dan keramahan yang ditunjukkan oleh dokter saat pemeriksaan menimbulkan rasa puas partisipan selama menjalani perawatan di RSUD Gunungsitoli

4.2.2.Memperoleh pelayanan kesehatan tanpa pembedaan status sosial

Pada tema ini terdapat sub tema sesuai dengan pernyataan partisipan yaitu memperoleh pelayanan tanpa diskriminasi, mendapat perlakuan dan perhatian yang sama. Tema ini menunjukkan bahwa selama partisipan dirawat, Rumah sakit dalam hal pelayanan telah menjalankan kewajibannya sesuai dengan undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit, yaitu memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit dan pasien juga memperoleh haknya sesuai dengan undang-undang yaitu memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur,dan tanpa diskriminasi.

(51)

46

pemerintah adalah adanya perbedaan pemberian pelayanan atas dasar tingkat sosial ekonomi pasien. Pasien miskin akan mendapat pelayanan berbeda dibandingkan pasien yang membayar lebih.

4.2.3. Mendapatkan informasi pelayanan dan administrasi yang tepat

Dalam hal proses administrasi dan informasi pelayanan BPJS, terdapat sub

tema, yaitu:informasi pelayanan bagi pasien PBI-JKN dan pelayanan adminstrasi yang baik. Dengan tema ini menunjukkan bahwa partisipan sebagai pasien PBI-JKN telah mendapatkan haknya sesuai dengan hak peserta PBI-PBI-JKN Pasal 25 ayat 1 huruf (f), yaitu mendapatkan informasi pelayanan kesehatan. Tema ini sesuai juga dengan kewajiban Rumah sakit pada Undang-undang Republik Idonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit pasal 29 ayat 1 huruf (a); memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat dan huruf (i); memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan kewajiban pasien.

(52)

4.2.4. Mengeluh terhadap pelayanan tenaga kesehatan

Dalam penelitian ini ditemukan pernyataan partisipan yang menyatakan bahwa ada juga pelayanan kesehatan yang kurang maksimal yang dirasakan selama partisipan dirawat. Bahwa ada satu dua perawat yang kurang peduli terhadap partisipan selama dirawat, pelayanan dokter yang kurang maksimal dalam hal ini waktu periksa yang terlambat, pelayanan gizi yang kurang maksimal dan keluhan partisipan yang tidak terealisasi.

Hasil penelitian pada tema ini, berbeda dengan penelitian yang pernah dilakukan Halu (skripsi) tahun 2010 tentang tentang persepsi pasien Jamkesmas terhadap kepuasan pelayanan rawat inap di RSUD Gunungsitoli yaitu dari segi reliability/dipercaya 100% responden puas terhadap prosedur pelayanan dan

jadwal periksa dokter. Dari segi emphati/perhatian 100% responden puas terahadap perhatian dokter dan perhatian perawat. Dari segi responiveness/ketanggapan 100% responden puas terhadap ketanggapan

informasi yang jelas dari petugas kesehatan lainnya.

(53)

48

pelayanan makanan di Rumah sakit, semakin tinggi asupan energi dan protein dan selanjutnya semakin kecil penurunan status gizi pasien. Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Adawiyah D, Liber, dan Nuri (tesis) tahun 2013 di RSUP H. Adam Malik. Penelitian yang dilakukan adalah tentang peningkatan kualitas cita rasa makanan Rumah sakit untuk mempercepat penyembuhan pasien (penelitian 11 hari), pada hasil penelitian, satu kesimpulannya adalah dengan peningkatan kualitas cita rasa makanan di rumah sakit meningkatkan asupan gizi, status kesehatan dan memperpendek lama perawatan pasien.

4.2.6. Mengeluhkan fasilitas ruangan pasien yang kurang memadai

(54)

alangkah baiknya jika setiap tempat tidur memiliki satu kipas angin agar pasien tidak lagi kepanasan dan keluarga pasien tidak lagi kelelahan akibat melakukan kipas manual kepada pasien. Kondisi kamar mandi pada kelas III dirasa masih tidak bersih dan berbau sehingga menimbulkan rasa ketidaknyamanan dalam menggunakannya.

Demikian juga Hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Mulyana (skripsi) tahun 2013 di Indramayu. Penelitian tentang kualitas pelayanan Rumah sakit umum daerah (studi tentang kepuasan pasien rawat inap peserta jamkesmas pada Rumah sakit umum daerah kabupaten Indramayu) dari 3 tiga dimensi pelayanan yang banyak mendapat keluhan pasien, satu diantaranya adalah dimensi tangibles (bukti fisik). Pada dimensi ini, ditujukan pada aspek fasilitas ruang tunggu perawatan, kondisi kamar mandi di beberapa ruang rawat inap, dan ketenangan waktu istirahat pasien

4.3.SARAN PARTISIPAN

Pada hasil wawancara juga terdapat saran partisipan terutama mengenali peningkatan kualitas pelayanan tenaga kesehatan dan kualitas fasilitas ruangan pasien. Hal ini seperti pernyataan partisipan berikut ini:

“…Kemudian diperhatikan keadaan sarana dan prasarana yang ada agar pasien lebih nyaman, mulai dari keadaan ruangannya agar selalu bersih, fasilitas yang sudah rusak ya diperbaiki biar nyaman pasiennya…” (Partisipan 1)

(55)

50

“…Kalau saran saya ya agar perawat dan dokter selalu memberikan pelayanan yang baik dan tidak membeda-bedakan kepada pasien. Apalagi seperti kami masyarakat miskin ini. Janganlah sampai kami merasa dibedakan dengan pasien-pasien yang kayalah, yang keluarga perawatnya, yang PNS lahTerus kan pak agar lebih ditingkatkan juga keadaan kebersihan, mulai dari kebersihan ruangan pasien, tempattidurnya juga, dan kamar mandi juga diperhatikan kebersihannya…” (Partisipan 3)

“…demi untuk kenyamanan pasien agar jadwal berkunjungnya diatur dan dibatasi agar pasien yang lain tidak terganggu, kemudian agar keadaan kebersihan kamar mandi diperhatikan, terlebih agar air bersih selalu tersedia dikamar mandi,…itu aja saran saya pak…” (Partisipan 6)

(56)

5.1. KESIMPULAN

Hasil penelitian yang diperoleh dari kedelapan partisipan terdapat lima tema terkait dengan pengalaman pasien PBI-JKN yang menjalani perawatan di RSUD Gunungsitoli. Kesimpulan penelitian ini adalah yang pertama bahwa pasien PBI-JKN secara umum menerima pelayanan kesehatan yang memuaskan dari tindakan dan sikap khususnya perawat maupun dokter. Kedua, pasien PBI-JKN dilayani tanpa membedakan status sosial ekonomi pasien. Ketiga, informasi pelayanan yang tepat dan administrasi yang memudahkan pasien. Keempat,Mengeluh terhadap pelayanan tenaga kesehatan. Kelima, partisipan mengeluhkan fasilitas ruang pasien kurang memadai.

5.2. SARAN

5.2.1.Bagi pelayanan keperawatan

(57)

52

5.2.2.Bagi Rumah sakit

Rumah sakit sebagai penyedia jasa pelayanan kesehatan bagi masyarakat sangat penting untuk menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai. Untuk memperoleh kualitas pelayanan yang baik dan pasien memperoleh kepuasan selama dirawat hingga memperoleh kesembuhan maka fasilitas kesehatan sangat mendukung hal tersebut

5.2.3.Bagi Peneliti Selanjutnya

(58)

2.1. PASIEN PENERIMA BANTUAN IURAN 2.1.1.Pengertian pasien penerima bantuan iuran

Undang-undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit menyebutkan bahwa pasien adalah orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah sakit. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 101 tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan disebutkan bahwa Penerima Bantuan Iuran Jaminan kesehatan yang selanjutnya disebut PBI Jaminan Kesehatan adalah fakir miskin dan orang tidak mampu sebagai peserta jaminan kesehatan. Jadi, pasien Penerima Bantuan Iuran adalah fakir miskin dan orang tidak mampu yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan. bantuan iuran jaminan kesehatan adalah Iuran program jaminan kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu yang dibayar oleh pemerintah.

(59)

10

kebutuhan dasar yang layak namun tidak mampu membayar Iuran bagi dirinya dan keluarganya.

2.1.2.Ruang Perawatan Pasien PBI

Pada Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kesehatan nomor 1 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan disebutkan bahwa akomodasi atau ruang perawatan bagi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) adalah ruang perawatan kelas III.

2.2.PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL 2.2.1.Pengertian Jaminan Kesehatan

Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Untuk Program Jaminan Kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, Implementasinya telah dimulai 1 Januari 2014. Program tersebut disebut sebagai program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

(60)

2.2.2.Hak Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional

Hak seluruh peserta program Jaminan Kesehatan Nasional sesuai dengan peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 Tentang penyelenggaraan Jaminan Kesehatan adalah mendapatkan mendapatkan nomor identitas peserta, mendapat nomor Virtual Account, memilih fasilitas kesehatan tingkat pertama yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, memperoleh manfaat jaminan kesehatan, menyampaikan pengaduan kepada fasilitas kesehatan dan/ atau BPJS kesehatan yang bekerjasama, mendapatakan informasi pelayanan kesehatan, mengikuti program asuransi kesehatan tambahan. 2.2.3.Manfaat Program Jaminan Kesehatan Nasional

Manfaat jaminan kesehatan bagi seluruh peserta Jaminan Kesehatan Nasional telah di atur dalam Peraturan Presiden nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan, yaitu setiap peserta berhak memperoleh manfaat jaminan kesehatan yang bersifat pelayanan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan pormotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan. Manfaat jaminan kesehatan yang dimaksud adalah manfaat medis dan non medis. Manfaat non medis adalah manfaat akomodasi dan ambulans

(61)

12

(FKRTL). Fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan berupa: Klinik utama atau yang setara, Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Khusus.

Pelayanan Kesehatan rujukan tingkat lanjutan meliputi pelayanan kesehatan yang mencakup rawat jalan dan rawat inap. Rawat jalan pada fasilitas kesehatan tingkat lanjutan meliputi administrasi pelayanan, pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis dan subspesialis, tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis, pelayanan obat dan bahan medis habis pakai, pelayanan alat kesehatan implant, pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis, rehabilitasi medis, pelayanan darah, pelayanan kedokteran forensik, pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan. Sedangkan Pelayanan rawat inap pada fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan terdiri atas perawatan inap non intensif dan perawatan inap di ruang intensif.

Manfaat pelayanan preventif dan promotif pada program JKN antara lain penyuluhan kesehatan perorangan mengenai pengelolaan faktor resiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat. Pelayanan skrining kesehatan untuk mendeteksi resiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan, yaitu Diabetes mellitus, hipertensi, kanker leher rahim, kanker payudara. Pemeriksaan penunjang pelayanan skrining kesehatan meliputi pemeriksaan gula darah, pemeriksaan IVA untuk kasus kanker leher rahim, pemeriksaan Pap Smear.

(62)

perundang-undangan. Pelayanan obat mengacu pada daftar obat yang tercantum dalam fornasi dan harga obat yang tercantum dalam e-katalog obat.

Prosedur Pelayanan pada fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan adalah Peserta datang ke Rumah Sakit dengan menunjukkan nomor identitas peserta JKN dan surat rujukan supaya memperoleh Surat Eligibilitas Peserta (SEP) untuk mendapatkan pelayanan, kecuali kasus emergency, tanpa surat rujukan. Peserta dapat memperoleh pelayanan rawat jalan dan atau rawat inap sesuai dengan indikasi medis. Apabila Rumah sakit belum memiliki dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi medik, maka kewenangan klinis dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi medik dapat diberikan kepada dokter yang selama ini sudah ditugaskan sebagai koordinator pada bagian/ departemen/ instalasi rehabilitasi medik rumah sakit, dengan kewenangan terbatas sesuai kewenangan klinis dan rekomendasi surat penugasan klinis yang diberikan oleh komite medik rumah sakit kepada direktur/kepala rumah sakit.

(63)

14

Seluruh peserta yang menjalani pelayanan perawatan rawat inap di rumah sakit mendapatkan haknya, hal ini sesuai dengan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit. Hak tersebut meliputi hak untuk memperoleh informasi mengenai tata tertib, hak dan kewajibannya selama berada di Rumah sakit. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi. Hak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional, Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi, mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan, mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya.

(64)

2.2.4.Badan Penyelenggara Program Jaminan Kesehatan Nasional

Undang-undang republik Indonesia nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, menyatakan bahwa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. BPJS menyelenggarakan sistem jaminan sosial nasional berdasarkan asas kemanusiaan, manfaat, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) bertujuan untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan anggota keluarganya. BPJS terbagi atas: BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan menyelenggarakan program jaminan kesehatan.

2.3. STUDI FENOMENOLOGI

(65)

16

Sumber data utama dalam penelitian fenomenologi berasal dari perbincangan yang cukup dalam (in-depth interview) antara peneliti dan partisipan dimana peneliti membantu partisipan untuk menggambarkan pengalaman hidupnya tanpa adanya suatu diskusi. Melalui perbincangan yang cukup dalam peneliti berusaha untuk menggali informasi sebanyak mungkin dari partisipan. Partisipan yang terlibat dalam penelitian akan dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Dalam hal ini, partisipan harus memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti (Polit & Beck, 2012). Hasil penelitian dalam studi fenomenologi diperoleh melalui proses analisis data.

(66)
(67)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Harus disadari bahwa hidup dan kebebasan manusia akan menjadi tanpa makna jika kesehatannya tidak terurus. karena itu kesehatan sebagai isu HAM, dalam hal ini hak atas derajat kesehatan yang optimal, dengan konsekuensi setiap manusia berhak atas derajat kesehatan yang optimal. Negara berkewajiban memenuhi hak itu tentu bukan sesuatu yang tanpa dasar (Karunia, 2007). Falsafah dan dasar negara Pancasila terutama sila ke-5 mengakui hak asasi warga atas kesehatan. Hal ini juga tercantum dalam pasal 28H dan pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Hak atas kesehatan ini merupakan hak setiap warga negara, maka pemerintah berkewajiban memenuhi hak tersebut kepada seluruh warga Negara termasuk fakir miskin dan orang tidak mampu.

Jaminan Kesehatan Nasional atau National Health Insurance (NHI) kini semakin banyak digunakan di dunia. Inggris merupakan Negara pertama yang memperkenalkan JKN ditahun 1911, yang sekarang disebut National Health Service (NHS). Suatu sistem kesehatan yang didanai dan dikelola oleh pemerintah

(68)

kemampuan ekonominya. Asuransi Kesehatan Nasional di Australia disebut Medicare. Begitu baiknya pengelolaan Medicare di Australia, maka Asuransi

kesehatan komersial kurang diminati masyarakat walaupun memberikan pengurangan kontribusi asuransi wajib. JKN di Taiwan disebut NHIA (National Health Insurance Administration), Sistim JKN di Taiwan ini dimulai dengan menggabungkan penyelenggaraan asuransi kesehatan bagi pegawai negeri, pegawai swasta, petani, dan pekerja disektor informal. Penggabungan tersebut telah meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan yang menjamin akses yang sama kepada seluruh penduduk. Dengan paket jaminan komprehensif yang sama meningkatkan kepuasan peserta dengan tingkat kepuasan lebih dari 70%. (Thabrany, 2014)

(69)

3

penduduk indonesia terlindung dalam sistim asuransi sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan (Permenkes, 2014).

Berdasarkan pengelolaan dana, asuransi kesehatan dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : asuransi kesehatan pemerintah dan asuransi kesehatan swasta. Pada asuransi kesehatan pemerintah , pemerintah ikut serta dalam pembiayaan kesehatan, dapat mengawasi biaya kesehatan dan pelayanan kesehatan dapat di standarisasi. Tetapi terdapat kekurangan dari asuransi kesehatan pemerintah, yaitu berkaitan dengan mutu pelayanan kurang sempurna (Alamsyah, 2012). Konsep asuransi kesehatan sosial merupakan konsep asuransi dimana prinsip kesehatan sebagai suatu pelayanan sosial masih dijunjung tinggi. Ada suatu prinsip, bahwa pelayanan kesehatan tidak semata-mata berdasarkan status sosial, sehingga masyarakat lapisan bawah terhambat untuk memperoleh pelayanan kesehatan (Sulastomo, 2007)

(70)

tercantum dalam Permenkes nomor 903 tahun 2011 pada bagian kepesertaan, yaitu peserta Jamkesmas adalah masyarakat miskin dan tidak mampu diseluruh Indonesia.

Pelayanan rumah sakit kepada pasien miskin dinilai masih buruk. Hal itu terungkap pada hasil survei yang dilakukan oleh ICW terkait pelayanan kesehatan. Dari hasil survei, hampir 74,9 persen responden yang berasal dari masyarakat miskin mengeluhkan pelayanan rumah sakit. Masalah lainnya berdasar temuan ICW adalah akses terhadap obat generik, selain fasilitas rumah sakit yang buruk Beberapa peserta jamkesmas mengeluhkan kekecewaan yang berkaitan dengan rumitnya proses administrasi untuk mengurus persyaratan jamkesmas, sikap perawat dan dokter yang tak ramah, lamanya waktu menunggu tindakan-tindakan medis atau operasi dan fasilitas ruang rawat yang kurang memadai. Survei tersebut, dilakukan pada akhir tahun 2009 di lima kota, Jakarta, Bogor, Depok,Tangerang, dan Bekasi. Survei menyasar 738 responden di 23 rumah sakit yang terdiri dari lima rumah sakit swasta dan 18 rumah sakit pemerintah (Republika, 2010)

(71)

5

tentang persepsi masyarakat terhadap pelayanan BPJS, didapatkan persepsi masyarakat terhadap pelayanan BPJS di Rumah Sakit Islam Kendal dari 215 responden sebanyak 84 orang (39,1%) mengatakan pelayananan BPJS tidak baik. Demikian juga dengan hasil penelitian (skripsi) yang dilakukan oleh Sari, Hesti, dan Dyah (2014) tentang Analisis kualitas pelayanan pasien Jamkesmas rawat jalan di RSUD kabupaten Sukoharjo disimpulkan bahwa pelayanan Jamkesmas bagian rawat jalan masih kurang memuaskan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan persepsi antara petugas dalam memberikan pelayanan rawat jalan kepada pasien Jamkesmas. Petugas menganggap bahwa pelayanan yang diberikan sudah sesuai dengan kemampuan dan pedoman pelaksanaan Jamkesmas, akan tetapi pelayanan yang diberikan petugas masih kurang mampu memenuhi kebutuhan dan keinganan pasien Jamkesmas. Baik dari cara pelayanan, sikap pelayanan, pembedaan pelayanan serta tidak ada transparansi tindakan pelayanan untuk pasien jamkesmas.

(72)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Namun dengan seiringnya peningkatan persaingan global yang mengharuskan perusahaan melakukan perubahan-perubahan besar dalam teknologi dan organisasi proses produksi dan

[r]

Data yang digunakan adalah data penjualan angsuran untuk salah satu transaksi untuk (1) satu jenis mobil yaitu jenis âAvanzaâ type G pada bulan September 2008 Oleh karena

Bafadal Ibrahim, Teknik Analisis Data Penelitian Kualitaitif, (dalam Metodologi Penelitian Kualitatif: Tinjauan Teoritis dan Praktis), (Malang: Unisma).. Bahreij Hussein,

Untuk memperoleh gelar Magister Seni (M.Sn.) dalam Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni pada Fakultas Ilmu Budaya.. Universitas

You were given two numbers, 79 and 22 and you wrote the first as some multiple of the second added to a third number which was smaller than the second number. Can this always be

a- Spnantiasa menjaga interaksi yang baik dengan guru agar kegiatan. penrbelajaran dapat berjalan lancar