LAMPIRAN 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Jananee a/p Bhaskar
Tempar / Tanggal Lahir : Pulau Pinang / 23.08.1991
Agama : India
Alamat : 29, Lrg Seri Pinang 3, Tmn Seri Pinang, 13020 Sg.Puyu, Butterworth,
Pulau Pinang, Malaysia.
Riwayat Pendidikan :
1. SJK (T) Palaniandy , Kepala Batas
2. SJK (T) Mak Mandin, Butterworth
3. SMK Dato’Onn, Butterworth
4. AIMST University, Kedah
LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN PENELITIAN
Dengan Hormat,
Saya, Jananee Bhaskar, adalah seorang mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) angkatan tahun 2010. Saat ini saya sedang melakukan penelitian dengan judul Dampak Pencahayaan dan Jarak Pandang ke Layar Monitor terhadap Penurunan Tajam Penglihatan pada Stambuk 2012 di Fakultas kedokteran, USU.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dampak pencahayaan yang berlebihan terhadap penurunan tajam penglihatan dan untuk mengetahui dampak jarak pandang ke layar monitor yang berlebihan terhadap penurunan tajam penglihatan. Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan Adik untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini. Saya memohon kesediaan Adik untuk dilakukannya pemeriksaan terhadap kedua mata Adik dengan membaca kartu Snellen sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Jika Adik bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelawanan Adik.
Identitas pribadi Adik sebagai partisipan akan disamarkan, kerahasiaan data Adik akan dijamin sepenuhnya, dan semua informasi yang adik berikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Bila terdapat hal yang kurang dimengerti, Adik dapat bertanya langsung kepada saya atau dapat menghubungi saya di nomor +6283191686514.
Demikian informasi ini saya sampaikan, atas bantuan, partisipasi, dan kesediaan waktu Adik-Adik sekalian, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya, Peneliti,
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN PENELITIAN (INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : ... Umur : ... tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan *)
Alamat : ... ... Kelas : V / VI *)
Setelah mendapat keterangan dan penjelasan yang cukup dari peneliti secara lengkap, maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan saya menyatakan ‘BERSEDIA’ berpartisipasi menjadi sukarelawan dalam penelitian ini yang berjudul Dampak Pencahayaan dan Jarak Pandang ke Layar Monitor terhadap Penurunan Tajam Penglihatan pada Stambuk 2012 di Fakultas kedokteran, USU.
HALAMAN PERSETUJUAN
Proposal Penelitian dengan Judul :
Dampak Pencahayaan dan Jarak Pandang ke Layar Monitor Komputer terhadap Penurunan Tajam Penglihatan Pada Stambuk 2012
di Fakultas Kedokteran, USU.
Yang dipersiapkan oleh :
JANANEE A/P BHASKAR 100100399
Proposal Penelitian ini telah diperiksa dan disetujui untuk dilanjutkan ke Lahan Penelitian Medan, 3 Juli 2013
Disetujui, Dosen Pembimbing
DAFTAR PUSTAKA
American academy of Ophthalmology, 2013. Myopia. USA: EyeWiki. Available from: http//www.eyewiki.aao.org/Myopia. [Accessed 3 March 2013].
American Optometric Association, 2006. Care of Patient with Myopia. USA: AOA Board of Trustees.
Ilyas, S., 2012. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Juliandi, H., Isti, I., Rina,A., Arlinda, S., 2010. Panduan Penulisan Proposal Penelitian dan Laporan Hasil Penelitian karya Tulis Ilmiah. Medan: fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Sherwood, L., 2001. Mata: Penglihatan. In : Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC. Sloane, E., 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Sudigdo, S., Sofyan, I., 2010. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ketiga: cetakan kedua. Jakarta: Sagung Seto.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 720 – 730
Tarwaka, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja, Surakarta : Harapan Press, 2008
Fauzi, A. Penyakit Akibat Kerja Karena Penggunaan Komputer. Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas, Program Studi Pendidikan Dokter, Universitas Lampung. 2007.
http://repository.unila.ac.id:8180/dspace/bitstream/123456789/1047/1/laptunilapp-gdl-jou-2007-Affandi, Edi.S. Sindrom Penglihatan Komputer (Computer Vision Syndrome). (Online), Majalah Kedokteran Indonesia, Vol.55, No.3, Maret 2005,
(http://masrip.sarumpaet.net/wpcontent/uploads/2010/03/SindromPenglihatanKomputerCompute rVisionSyndrome
Hendra STANP, Amah Majidah V.D. Tingkat Pencahayaan pada Perpustakaan di Lingkungan Universitas Indonesia. 2010.
(Online),(http://staff.ui.ac.id/internal/132255817/publikasi/PencahayaanPerpustakaandiUniversit asIndonesia.pdf
Ilyas, Sidarta. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003.
Depkes. Pencahayaan Salah Perburuk Penglihatan. 2008.
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI PENELITIAN 3.1 KERANGKA KONSEP PENELITIAN
Pada kerangka konsep penelitian ini peneliti mengutip dari beberapa teori atau sumber yang menyatakan bahwa pencahayaan dan jarak pandang ke layar monitor yang dapat menyebabkan penurunan visus. Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :
3.2 DEFINISI OPERASIONAL 3.2.1 Tajam Penglihatan
Definisi :ukuran kemampuan sistem visual untuk menilai rincian dan bentuk suatu objek
Cara Ukur : meminta siswa –siswi untuk membaca Snellen Chart dan menilai visus berdasarkan skala yang tertera pada Snellen Chart tersebut. Jika
penglihatan kurang maka nilai visus anak dinilai dengan pemeriksaan hitung jari, lambaian tangan dan persepsicahaya.
Alat Ukur : Snellen Chart Pencahayaan layar
monitor
Jarak pandang ke layar monitor
Skala Ukur : Nominal
3.2.2 Pencahayaan
Definisi: cahaya yang dikeluarkan dari layar monitor (kontras)
Cara Ukur: meminta siswa- siswi untuk menggunakan komputer dengan
pencahayaan maksimal, tetapi jarak pandang dikontrol. Setelah 4 jam, visus siswa – siswi diukur kembali.
Alat Ukur: Observasi
Kategori : 500 – 750 lux = normal >750 lux = penurunan visus Skala Ukur : Nominal
3.2.3 Jarak Pandang
Definisi: hal ini adalah jarak antara mata dengan monitor komputer.
Cara Ukur: Siswa – siswi diatur dengan jarak pandang yang maksimal selama 4 jam. Pencahyaan dikontrol dan dikukur visus setelah 4 jam.
Alat ukur: Observasi
Kategori : 40cm – 50 cm = normal >50cm = penurunan visus Skala Ukur : Nominal
3.3 HIPOTESA
1) Pencahayaan monitor yaitu > 750 lux dapat menimbulkan penurunan tajam penglihatan.
BAB 4
METODE PENELITIAN 4.1 JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross-sectional untuk mencari hubungan antara pencahayaan dan jarak pandang ke layar monitor dengan penurunan tajam penglihatan.
4.2 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN 4.2.1 Waktu
Penelitian ini bermula sekitar bulan September dan berakhir dengan suskses penelitian ini pada bulan Oktober. Penelitian ini mengambil masa selama sebulan .Hal ini karena penurunan visus lebih nyata pada masa yang lebih lama.
4.2.2 Lokasi
Penelitian ini dilakukan di rumah kos setiap responden yang beralamat di sekitar area kamupus yaitu di sekitar Jalan Dr. Mansyur.
4.3 POPULASI DAN SAMPEL 4.3.1 Populasi
Populasi merupakan seluruh objek atau subjek penelitian yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa- siswi dalam stambuk 2012 di Fakultas Kedokteran, USU.
4.3.2 Sampel
Pada pengambilan sampel penelitian, peneliti menggunakan rumus untuk menentukan besar sampel yang kurang dari 1000, yaitu :
Dimana :
n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi
d = Tingkat signifikan ( 0,05 )
n = N n= 530 1+ 530 (0,0025) 1+ N (0,05) ²
n= 530 n= 530 2.325 1+ 1.325 n= 227. 95 = 228
Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 228 orang. 4.3.3 Sampling
Kriteria inklusi penelitian ini adalah:
i) Subjek yang tidak memakai kacamata dan lensa ii) Siswa – siswi dari stambuk 2012
Kriteria eksklusi penelitian ini adalah: i) Subjek yang memakai kaca mata ii) Subjek yang memakai lensa
iii) Subjek yang tidak bersedia menjadi responden
4.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA 4.4.1 Data Primer
Data yang digunakan dalam peneltian ini adalah data primer. Data primer adlah data yang diperoleh langsung dari responden melalui wawancara. Mahasiswa diminta untuk dikumpul untuk pemeriksaan visus. Pada masa yang sama mereka diobservasi untuk mendapatkan informasi tentang jarak pandang mereka ke layar monitor dan pencahayaan semasa menggunakan computer. Setelah 4 jam mereka dikumpul lagi dan diperiksa visus mata lagi. Mereka juga diberi edukasi tentang penggunaan computer secara efektif tanpa ada gangguan pada visus mata.
4.4.2 Metode Penelitian A) Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan Kartu Snellan E yang merupakan tes standard an yang terpercaya untuk memeriksa visus mata. Selain itu, teknik ini juga mudah dan murah selama melakukan penelitian.
ii) Meminta pasien untuk menutup salah satu mata lalu membaca kartu Snellan mulai dari menutup mata kanan.
iii) Meminta pasien membaca atau menyebutkan huruf yang ada pada kartu snellan, pembacaan dimulai dari huruf terbesar sampai ke huruf terkecil.
c) Penilain Visus
Snellen chart yang yang digunakan dalam ukuran kaki = normalnya 20/20.Misal, pasien dapat membaca semua huruf pada baris ke 8. Berarti visusnya normal .Bila hanya membaca huruf E, D, F, C pada baris ke 6 => visusnya 20/30 dengan false 2.Artinya, orang normal dapat membaca pada jarak 30 kaki sedangkan pasien hanya dapat membacanya pada jarak 20 kaki.
Bila tidak bisa membaca kartu, maka dilakukan penghitungan jari. Penghitungan jari di mulai pada jarak tepat di depan Snellen Chart => 5 atau 6 m. Dapat menghitung jari pada jarak 6 m => visusnya 6/60. Bila tidak dapat menghitung jari pada jarak 6 m, mka maju 1 m dan lakukan penghitungan jari. Bila pasien dapat membaca, visusnya 5/60. Begitu seterusnya, bila tidak dapat menghitung jari 5 m, di majukan jadi 4 m, 3 m, sampai 1 m di depan pasien.
Bila tidak bisa menghitung jari pada jarak tertentu, maka dilakukan pemeriksaan penglihatan denganlambaian tangan.Lambaian tangan dilakukan tepat 1 m di depan pasien.Dapat berupa lambaian ke kiri dan kanan, atau atas bawah. Bila pasien dapat menyebutkan arah lambaian, berarti visusnya 1/300
4.5 Pengolahan dan Analisa Data
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Lokasi dalam penelitian ini adalah rumah kos setiap responden yang beralamat di sekitar jalan Dr. Mansyur, Medan. Penelitian ini dilakukan sekitar bulan September setiap hari di rumah kos setiap responden.
5.2 DESKRIPSI KARAKTERISTIK RESPONDEN
Dari 228 siswa siswi yang dipilih secara random yang menjadi responden, didapatkan total subjek penelitian adalah 110 orang sesuai dengan criteria inklusi dan eksklusi. Dari 110 orang hanya 94 yang bersedia menjadi responden. Dari 94 orang mereka dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok yang pertama diteliti dengan dengan menggunakan variabel pencahayaan dengan penurunan visus dan kelompok yang kedua dengan jarak pandang ke layar monitor dengan penurunan visus.
Tabel 5.1 Deskripsi karakteristik responden bagi penelitian pencahayaan yang melebihi 750 lux dengan penuruan
Nomor Jenis kelamin Frekuensi
( orang )
Persentase (%)
1 Laki – laki 19 40.4
2 Perempuan 28 59.6
Total 47 100
Tabel 5.2 Deskripsi karakteristik responden bagi penelitian jarak pandang ke layar monitor yaitu antara 50cm – 70cm dengan penurunan
Nomor Umur Frekuensi
( orang)
Persentase (%)
1 17 24 51.1
2 18 14 30.0
3 19 9 18.9
Total 47 100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa umur yang berdistribusi antara 17 tahun , 18 tahun dan 19 tahun. Umur 17 tahun memiliki persentase terbesar yaitu sebanyak 24 orang ( 51,1%) , umur 18 tahun sebanyak 14 orang ( 30,0%) dan yang terakhir 19 tahun dengan frekuensi sebanyak 9 orang (18,9%).
5.3 HASIL ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 5.3.1 Hasil Analisa Data
Hasil uji terhadap dampak pencahyaan dan jarak pandang ke layar monitor dengan penurunan dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi pencahyaan dan jarak pandang ke layar monitor dengan penurunan visus
Variabel Penuruan Visus Tidak terjadi
Penurunan Visus
Total
Pencahayaan ( > 750 lux)
47 0 47
Jarak Pandang ( 50cm – 70cm)
Dari tabel di atas dilihat bahwa pencahayaan yang melebihi 750 lux dapat menyebabkan penurunan visus kepada semua responden yang terlibat. Untuk penelitian kedua jarak pandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah 50cm – 70cm dan yang mengalami penurunan visus hanyak sebanyak 32 orang responden dan yang tidak mengalami penurunan visus adalah 15 orang.
5.3.2 Pembahasan
5.3.2.1 Pencahayaan dengan penurunan visus
Dari hasil penelitian ini didapatkan pencahayaan yang maksimal yaitu lebih dari 500 lux dapat menyebabkan penurunan visus sebanyak 100%. Hasil ini melebihi penelitian yang dilakukan di Yogyakrta yaitu penurunan visus sebanyak 18, 1 % ( Riza wijayanti, 2012 ). Semetara dari hasil penelitian di Semarang didapatkan prevalensi penurunan visus sebanyak 50% (Tetty Merry Friska, 2005).
Perbedaan berbagai hasil penelitian tersebut mungkin disebabkan oleh perbedaan faktor penyebab pencahayaan seperti pencahyaan indoor yang tidak sebar merata dan pencahayaan outdoor yang masuk dan mempengaruhi intensitas pencahayaan monitor. Berdasarkan hasil uji statistic diketahui bahwa nilai pvalue= 0,000 yang berarti bahwa hubungan antara pencahayaan dan penurunan visus. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian ( Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2012 ) yang menyatakan ada hubungan antara intensitas pencahayaan dengan penurunan visus.
5.3.2.2 Jarak pandang ke layar monitor dengan penurunan visus
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dari data yang diperoleh, adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Dampak pencahayaan yang melebihi 750 lux dapat menurunkan visus sebanyak 100%. Dampak jarak pandang ke layar monitor komputer dengan menggunakan jarak 50cm –
70cm ternyata hanya 68,1%. Hal ini disebabkan oleh jarak pandang ke layar monitor tergantung kenyamanan masing – masing.
6.2 SARAN
Beberapa hal yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Bagi subjek penelitian
Siswa siswi harus mampu mengetahui tanda dan gejala penurunan visus seperti mata berair, mata merah dan pandangan kabur. Mereka juga harus mengatur waktu penggunaan komputer dan faktor faktor lain seperti jarak pandang dan juga pencahayaan komputer. Apabila siswa siswi mengalami tanda dan gejala seperti yang di atas mereka harus segera mampu melakukan pencegahan sedini mungkin yaitu pemeriksaan mata setiap enam bulan.
2.Bagi penelitian selanjutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 MONITOR
2.1.1 PENGERTIAN MONITOR
Komputer berasal dari bahasa Latin Computare yang berarti menghitung dalam Bahasa
Inggris (to compute) dengan arti yang sama. Komputer adalah alat elektronik atau mesin yang
dapat diprogram untuk menerima data dan mengolahnya menjadi informasi yang berguna.
Monitor atau dengan istilah lain disebut VDU (Video Display Unit), merupakansalah satu
bagian terpenting dari suatu unit komputer. Bagian monitor inilah yang paling sering kita
pandang bila kita memakai komputer.
Dengan adanya layar atau monitor maka kita bisa melihat berbagai hal yang ada dalam
komputer maupun laptop seperti tampilan desktop, melihat tampilan web, melihat tulisan yang
kita input, menonton video, dan masih banyak lagi. Fungsi monitor adalah memperagakan data
atau proses yang terjadi dalam CPU secara visual. Proses yang terjadi dalam CPU (Central
Processing Unit) dikonversikan oleh suatu “ Adapter Video / Video board “ dari data yang
digital menjadi sinyal yang akan disalurkan melalui kabel penghubung ke monitor.
2.1.2 JENIS JENIS MONITOR
Monitor komputer memilik beragam ukuran dan kualitas. Kualitas yang dimaksudkan di
sini mengarah pada tingkat resolusi yang dimiliki. Setiap merek monitor cenderung memiliki
tingkat resolusi yang berbeda, tingkat resolusi ini berpengaruh pada tingkat ketajaman gambar
yang ditampilkan pada monitor. Dengan demikian, semakin tinggi tingkat resolusi, maka
semakin tinggi pula tingkat ketajaman gambar pada monitor. Jenis monitor yang beredar di
pasarn terdiri dari berbagai macam. Berdasarkan warnanya, monitor komputer dapat dibedakan
iii)Monitor Color
Sementara berdasarkan bentuknya , secara garis besar monitor dapat dibedakan menjadi tiga
yaitu:
i)Monitor CRT (Cathode Ray Tube)
ii)Monitor LCD (Liquid Crystal Display)
iii)Monitor Plasma
2.1.3 BATAS WAKTU PENGGUNAAN MONITOR
Lamanya penggunaan komputer merupakan faktor yang menentukan. Terutama
penggunaan komputer yang lebih dari dua jam dan penggunanya jarang mengedipkan mata
(kedipan mata normal terjadi sekitar 12 kali permenit). Jika penggunaan dalam waktu lebih dari
empat jam tidak bisa dihindari, frekuensi istirahatnya pun harus sering.
2.1.4 RADIASI DARI MONITOR
Kenyataannya bahwa kehidupan manusia memang tidak pernah luput dari
sumber-sumber radiasi. Radiasi yang berarti pemancaran atau penyinaran merupakan penyebaran
partikel-partikel elementer dan energi radiasi dari suatu sumber radiasi. Energi radiasi dapat
mengeluarkan elektron dari inti atom dan sisa atom akan dapat menjadi muatan positif dan
disebut ion positif. Sementara itu elektron yang dikeluarkan itu dapat tinggal bebas atau
mengikat atom netral lainnya dan membentuk ion negatif. Ionisasi, yaitu peristiwa pembentukan
ion positif dan ion negatif ini sangat penting sekali diketahui karena melalui proses ionisasi ini
jaringan tubuh akan mengalami kelainan atau merasakan pada sel-sel tubuh.
Monitor komputer menghasilkan beberapa jenis radiasi, yang semuanya tidak dapat
dirasakan oleh panca indera kita. Adapun gelombang – gelombang dan radiasi yang dihasilkan
oleh sebuah monitor diantaranya :
•Sinar – X
• Sinar ultraviolet
•Gelombangmikro ( microwave )
• Radiasi elektromagnetik frekwensi amat sangat rendah ( Extremely Low Freqierncy / Elf ).
Diantara radiasi yang tersebut diatas, sinar – X merupakan sinar ataupun radiasi yang berbahaya
karena sinar ini mengion, sehingga akan merusak jaringan tubuh.
2.2 PENCAHAYAAN MONITOR
Mencahayakan yang buruk seperti kurangnya pencahayaan atau cahaya terlalu terik bias
menimbulkan efek silau, sakit kepala, nyeri pada mata dan pusing.
Umumnya masalah cahaya muncul pada:
i)intensitas cahaya monitor
ii) cahaya indoor, mencakup:
- kurang pencahayaan
- sebaran cahaya tidak merata
iii) cahaya outdoor : cahaya outdoor yang masuk dan mempengaruhi pencahayaan monitor.
Beberapa tingkat pencahayaan yang tepat untuk aktivitas tertentu, antara lain:
- 300-500 lux = pencahayaan pada umumnya
- 500-750 lux = bekerja dengan menggunakan komput er
- 500-1000 lux = cahaya pada meja kerja yang dianggap nyaman
- 1000–2000 lux = membaca dan menggambar dan pekerjaan yang membut uhkan det ail
Atur pencahayaan dan kontras monitor. Tingkat pencahayaan dan kontras yang diatur terlalu
tinggi akan menghabiskan banyak energi serta dapat menjadi tingkat yang lebih membahayakan
kesehatan mata. Oleh karena itu, atur pencahayaan dan kontras pada tingkat yang lebih rendah.
Tombol pengatur pencahayaan biasanya terletak di bagian bawah monitor komputer, sedangkan
pada laptop biasanya terintegrasi di bagian keyboard. Sebaiknya gunakan wallpaper monitor
2.3 JARAK PANDANG KE LAYAR MONITOR
Ketika menggunakan komputer, posisi duduk dan jarak pandang dengan layar monitor
juga harus diperhatikan. Hal ini untuk mencegah timbulnya sakit/ kelelahan yang disebabkan
oleh penggunaan komputer dengan posisi yang tidak ergonomis.
Posisi duduk yang benar sangat penting diperhatikan oleh pengguna komputer. Apalagi
jika pengguna memakai komputer hingga berjam-jam lamanya. Posisi duduk yang salah, selain
lebih cepat menimbulkan rasa lelah, juga dapat membentuk postur tubuh anda menjadi tidak
baik.
Usahakan jarak meja dan kursi tidak terlalu jauh sehingga tangan tidak terlalu jauh
dengan keyboard dan mouse. Jarak yang terlalu jauh akan menyebabkan posisi duduk yang
cenderung mebungkuk. Tinggi meja kerja, tempat meletakkan keyboard dan mouse juga harus
diperhatikan. Jangan gunakan meja yang terlalu tinggi, karena memaksa penggung menjadi sakit
terangkat sehingga mengakibatkan pegal/ kelelahan. Jika memungkinkan gunakan kerja
komputer dengan posisis mouse dan keyboard yang lebih rendah dari posisi layar monitor.
Selanjutnya, atur jarak mta dengan layar monitor agar berada pada jarak 46-70cm. Ini
adalah jarak pandang yang cukup nyaman dan aman untuk mata anda. Atur posisi monitor agar
bagian tertinggi dari layar berada pada posisi yang sejajar dengan mata. Posisi ini akan membuat
anda duduk tegak sehingga leher selalu pada posisi yang benar. Untuk pandangan ke monitor,
usahakan tidak menetap komputer secara terus menerus saat bekerja karena melelahkan mata
bahkan merusakkan mata. Alihkan pandangan dengan menatap hal lain setiap 15 menit sekali
agar kelenturan mata tetap terjaga.
2.4 PENURUNAN TAJAM PENGLIHATAN 2.4.1 PENGERTIAN
Ketajaman penglihatan didefinisikan sebagai kemampuan mata untuk dapat melihat objek
secara jelas dan sangat tergantung pada kemampuan akomodasi mata. Ketajaman penglihatan
dipengaruhi oleh perubahan kecepatan sudut target, vibrasi, luminance, kontras, trackling
gerakan kepala dan mata, waktu reaksi, faktor belajar, dan kelelahan (Wijaya dan Sakundarini,
2.4.2 ANATOMI MATA
Mata merupakan organ penglihatan yang dimiliki manusia. Mata adalah sistem optic
yang memfokuskan berkas cahaya pada fotoreseptor, yang mengubah energi cahaya menjadi
impuls saraf. Mata dilindungi oleh area orbit tengkorak yang disusun oleh berbagai tulang seperti
tulang frontal, sphenoid, maxilla, zygomatic, greater wing of sphenoid, lacrimal, dan ethmoid
(Rizzo, 2001).
Sebagai struktur tambahan mata, dikenal berbagai struktur aksesori yang terdiri dari alis
mata, kelopak mata, bulu mata, konjungtiva, aparatus lakrimal, dan otot-otot mata ekstrinsik.
Alis mata dapat mengurangi masuknya cahaya dan mencegah masuknya keringat, yang dapat
menimbulkan iritasi, ke dalam mata. Kelopak mata dan bulu mata mencegah masuknya benda
asing ke dalam mata. Konjungtiva merupakan suatu membran mukosa yang tipis dan transparan.
Konjungtiva palpebra melapisi bagian dalam kelopak mata dan konjuntiva bulbar melapisi
bagian anterior permukaan mata yang berwarna putih. Titik pertemuan antara konjungtiva
palpebra dan bulbar disebut sebagai conjunctival fornices.
Air mata tidak hanya dapat melubrikasi mata melainkan juga mampu melawan infeksi
bakterial melalui enzim lisozim, garam serta gamma globulin. Kebanyakan air mata yang
diproduksi akan menguap dari permukaan mata dan kelebihan air mata akan dikumpulkan di
bagian medial mata di kanalikuli lakrimalis. Dari bagian tersebut, air mata akan mengalir ke
saccus lakrimalis yang kemudian menuju duktus nasolakrimalis. Duktus nasolakrimalis berakhir
pada meatus inferior kavum nasalis dibawah konka nasalis inferior (Rizzo, 2001). Struktur
aksesoris mata dapat dilihat pada gambar 2.1.
Untuk menggerakkan bola mata, mata dilengkapi dengan enam otot ekstrinsik. Otot-otot
tersebut yaitu superior rectus muscle, inferior rectus muscle, medial rectus muscle, lateral rectus
Gambar 2.1 : Stuktur Akseosori Mata
OTOT OTOT BOLA EXTRINSIK MATA
Mata mempunyai diameter sekitar 24 mm dan tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu
outer fibrous layer, middle vascular layer dan inner layer. Outer fibrous layer (tunica fibrosa)
dibagi menjadi dua bagian yakni sclera dan cornea. Sclera (bagian putih dari mata) menutupi
sebagian besar permukaan mata dan terdiri dari jaringan ikat kolagen padat yang ditembus oleh
pembuluh darah dan saraf. Kornea merupakan bagian transparan dari sclera yang telah
dimodifikasi sehingga dapat ditembus cahaya (Saladin, 2006).
Iris memiliki dua lapisan berpigmen yaitu posterior pigment epithelium yang berfungsi
menahan cahaya yang tidak teratur mencapai retina dan anterior border layer yang mengandung
sel-sel berpigmen yang disebut sebagai chromatophores. Konsentrasi melanin yang tinggi pada
chromatophores inilah yang memberi warna gelap pada mata seseorang seperti hitam dan
coklat(Saladin, 2006). Struktur anatomi yang telah dijelaskan sebelumnya dapat dilihat pada
gambar 2.3.
2.4.3 FISIOLOGI PENGLIHATAN
Gambar 2.4 : Fisiologi Penglihatan
Proses visual dimulai saat cahaya memasuki mata, terfokus pada retina dan menghasilkan
sebuah bayangan yang kecil dan terbalik. Ketika dilatasi maksimal, pupil dapat dilalui cahaya
sebanyak lima kali lebih banyak dibandingkan ketika sedang konstriksi maksimal. Diameter
pupil ini sendiri diatur oleh dua elemen kontraktil pada iris yaitu papillary constrictor yang terdiri
dari otot-otot sirkuler dan papillary dilator yang terdiri dari sel-sel epithelial kontraktil yang telah
termodifikasi. Sel-sel tersebut dikenal juga sebagai myoepithelial cells (Saladin, 2006).
Jika sistem saraf simpatis teraktivasi, sel-sel ini berkontraksi dan melebarkan pupil
sehingga lebih banyak cahaya dapat memasuki mata. Kontraksi dan dilatasi pupil terjadi pada
kondisi dimana intensitas cahaya berubah dan ketika kita memindahkan arah pandangan kita ke
benda atau objek yang dekat atau jauh. Pada tahap selanjutnya, setelah cahaya memasuki mata,
pembentukan bayangan pada retina bergantung pada kemampuan refraksi mata (Saladin, 2006).
Beberapa media refraksi mata yaitu kornea (n=1.38), aqueous humor (n=1.33), dan lensa
(n=1.40). Kornea merefraksi cahaya lebih banyak dibandingkan lensa. Lensa hanya berfungsi
untuk menajamkan bayangan yang ditangkap saat mata terfokus pada benda yang dekat dan jauh.
proses visual adalah perubahan energi cahaya menjadi aksi potensial yang dapat diteruskan ke
korteks serebri. Proses perubahan ini terjadi pada retina (Saladin, 2006).
Retina memiliki dua komponen utama yakni pigmented retina dan sensory retina. Pada
pigmented retina, terdapat selapis sel-sel yang berisi pigmen melanin yang bersama-sama dengan
pigmen pada choroidmembentuk suatu matriks hitam yang mempertajam penglihatan dengan
mengurangi penyebaran cahaya dan mengisolasi fotoreseptor-fotoreseptor yang ada. Pada
sensory retina, terdapat tiga lapis neuron yaitu lapisan fotoreseptor, bipolar dan ganglionic.
Badan sel dari setiap neuron ini dipisahkan oleh plexiform layer dimana neuron dari berbagai
lapisan bersatu. Lapisan pleksiform luar berada diantara lapisan sel bipolar dan ganglionic
sedangkan lapisan pleksiformis dalam terletak diantara lapisan sel bipolar dan ganglionic
(Seeley, 2006). Setelah aksi potensial dibentuk pada lapisan sensori retina, sinyal yang terbentuk
akan diteruskan ke nervus optikus, optic chiasm, optic tract, lateral geniculate dari thalamus,
superior colliculi, dan korteks serebri (Seeley, 2006). Gambaran jaras penglihatan yang telah
dijelaskan sebelumnya dapat dilihat pada gambar 2.4.
2.4.4 Perkembangan Ketajaman Penglihatan
Perkembangan kemampuan melihat sangat bergantung pada perkembangan tumbuh anak
pada keseluruhan, mulai dari daya membedakan sampai pada kemampuan menilai pengertian
melihat. Tajam penglihatan bayi sangat kurang dibanding penglihatan anak. Perkembangan
penglihatan berkembang cepat sampai usia dua tahun dan secara kuantitatif pada usia lima tahun
(Ilyas, 2009).
Tajam penglihatan bayi berkembang sebagai berikut:
- Baru lahir : Menggerakkan kepala ke sumber cahaya besar
- 6 minggu : Mulai melakukan fiksasi; Gerakan mata tidak teratur
- 3 bulan : Dapat menggerakkan mata ke arah benda bergerak
- 4-6 bulan : Koordinasi penglihatan dengan gerakan mata;
Dapat melihat dan mengambil objek
- 9 bulan : Tajam penglihatan 20/200
- 1 tahun : Tajam penglihatan 20/100
- 2 tahun : Tajam penglihatan 20/40
- 3 tahun : Tajam penglihatan 20/30
- 5 tahun : Tajam penglihatan 20/20 (Ilyas, 2009).
2.4.5 FAKTOR FAKTOR PENURUNAN VISUS
Penurunan ketajaman penglihatan dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti usia,
kesehatan mata dan tubuh dan latar belakang pasien. Ketajaman penglihatan cenderung menurun
sesuai dengan meningkatnya usia seseorang. Jenis kelamin bukan merupakan suatu faktor yang
mempengaruhi ketajaman penglihatan seseorang (Xu, 2005). Dari penelitian yang dilakukan di
2.4.6 PENGARUH KOMPUTER TERHADAP KESEHATAN MATA
Menurut Jeffrey Anshell, Optometris di California, karakteristik layar/ monitor komputer
(VDT) dan kebutuhan bekerja dengan menggunakan komputer, dapat memicu timbulnya
masalah mata dan penglihatan. Apabila kedua mata focus pada satu titik dalam jangka waktu
lama, lensa mata akan mengalami stuck at that focal point, yang akan menyebakan timbulnya
keluhan kelelahan mata. (Goldsborough, 2007).
Miller (2004) mengatakan bahwa keluhan mata akibat bekerja dengan menggunakan
komputer dalam jangka waktu lama, yang dikenal dengan Computer Vision Syndrome (CVS)
memiliki gejala- gejala meliputi:
a) M at a lelah b) Sakit kepala c) Pandangan kabur d) M at a kering e) M et a t erasa gat al f) M at a t erasa t erbakar
g) M at a menjadi sensit ive t erhadap cahaya h) Pandangan ganda
i) Sakit pada leher dan panggung
Gejala- gejala di atas terkadang juga disertai dengan keluhan pusing, mual dan muntah.
2.4.7 PEMERIKSAAN VISUS MATA
Pemeriksaan tajam penglihatan merupakan pemeriksaan fungsi mata. Gangguan
penglihatan memerlukan pemeriksaan untuk mengetahui sebab kelainan mata yang
mengakibatkan turunnya tajam penglihatan. Tajam penglihatan perlu dicatat pada setiap mata
yang memberikan keluhan mata. Untuk mengetahui tajam penglihatan seseorang dapat dilakukan
dengan kartu Snellen dan bila penglihatan kurang maka tajam penglihatan diukur dengan
menentukan kemampuan melihat jumlah jari (hitung jari), ataupun proyeksi sinar. Untuk
besarnya kemampuan mata membedakan bentuk dan rincian benda ditentukan dengan
melihat huruf pada jarak 20 kaki yang seharusnya dapat dilihat pada jarak tersebut. Tajam
penglihatan normal rata-rata bervariasi antara 6/4 hingga 6/6 (atau 20/15 atau 20/20 kaki). Tajam
penglihatan maksimum berada di daerah fovea, sedangkan beberapa faktor seperti penerangan
umum, kontras, berbagai uji warna, waktu papar, dan kelainan refraksi mata dapat merubah
tajam penglihatan mata (Ilyas, 2009).
Pemeriksaan tajam penglihatan sebaiknya dilakukan pada jarak lima atau enam meter.
Pada jarak ini mata akan melihat benda dalam keadaan beristirahat atau tanpa akomodasi. Pada
pemeriksaan tajam penglihatan dipakai kartu baku atau standar, misalnya kartu baca Snellen
yang setiap hurufnya membentuk sudut lima menit pada jarak tertentu sehingga huruf pada baris
tanda 60, berarti huruf tersebut membentuk sudut lima menit pada jarak 60 meter; dan pada baris
tanda 30, berarti huruf tersebut membentuk sudut lima menit pada jarak 30 meter. Huruf pada
baris tanda 6 adalah huruf yang membentuk sudut lima menit pada jarak enam meter, sehingga
huruf ini pada orang normal akan dapat dilihat dengan jelas (Ilyas, 2009).
Untuk mengetahui sama tidaknya ketajaman penglihatan kedua mata dapat dilakukan
dengan uji menutup salah satu mata. Bila satu mata ditutup akan menimbulkan reaksi yang
berbeda pada sikap anak, yang berarti ia sedang memakai mata yang tidak disenangi atau kurang
baik dibanding dengan mata lainnya (Ilyas, 2009).
Bila seseorang diragukan apakah penglihatannya berkurang akibat kelainan refraksi,
maka dilakukan uji pinhole. Bila dengan pinhole penglihatan lebih baik, maka berarti ada
kelainan refraksi yang masih dapat dikoreksi dengan kacamata. Bila penglihatan berkurang
dengan diletakkannya pinhole di depan mata berarti ada kelainan organik ataukekeruhan media
Pada Tabel 2.1. dibawah ini terlihat tajam penglihatan yang dinyatakan dalam sistem desimal,
Snellen dalam meter dan kaki (Ilyas, 2009).
2.4.8 PENCEGAHAN
Berikut adalah beberapa langkah praktis untuk mengurangi resiko gangguan penglihatan akibat
bekerja dengan komputer terlalu lama setiap hari:
a) Posisikan monitor komputer sedeemikian rupa sedemikian rupa sehingga layar monitor
berada di bawah mata. Jarak antara monitor dan mata sebaiknya 45cm. sudut penglihatan
diusahakan tegak lurus terhadap monitor. Monitor dapat diatur kemiringnya sesuai
kebutuhan, jangan terlalu atas atau terlalu bawah karena akan mempengaruhi otot
leher.leher akan mudah kaku dan pegal-pegal.
b) Letakkan bahan-bahan ketikan sedekat mungkin ke layar monitor. Tujuannya mengurangi
gerakan kepala dan mata, serta peruabahn akomodasi mata.
c) Atur pencahayaan sehingga pantulan layar sesedikit mungkin
d) Bersihkan layar monitor untuk mengurangi muatan elektrostatik.
e) Beristirahatlah secara berkala.
f) Sering mengedipkan mata untuk menghindari mata kering.
g) Jagalah jarak focus yang nyaman ke layar monitor.
SNELLEN (6METER)
20 KAKI SISTEM DESIMAL
6/6 20/20 1.0
5/6 20/25 0,8
6/9 20/30 0,7
5/9 15/25 0.6
6/12 20/40 0.5
5/12 20/50 0.4
6/18 20/70 0.3
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Komputer sebagai alat bantu yang digunakan manusia dalam bekerja dapat menimbulkan
penurunan tajam mata. Dalam waktu yang cukup lama serta pencahayaan dan jarak pandang ke
layar monitor komputer yang kurang atau lebih dari standar ukur dapat menimbulkan masalah
penurunan tajam penglihatan. Penurunan tajam penglihatan merupakan gejala yang diakibatkan
oleh upaya berlebih dari sistem penglihatan yang berada dalam kondisi kurang sempurna untuk
memperoleh ketajaman penglihatan.
Mata merupakan organ fotosensoris yaitu organ yang menerima rangsangan cahaya.
Cahaya masuk melintasi kornea, lensa, dan beberapa struktur refraksi di dalam orbita. Cahaya
kemudian difokuskan oleh lensa ke bagian saraf mata yang sensitif terhadap cahaya yaitu retina.
Retina mengandung sel-sel batang dan kerucut yang akan mengubah impuls cahaya menjadi
impuls saraf. Setelah melintasi suatu rangkaian lapisan sel saraf dan sel-sel penyokong informasi
penglihatan diteruskan oleh saraf optik ke otak untuk diproses.
Tajam penglihatan disebut juga Visual Acility atau Acies Visus yaitu kemampuan
seseorang untuk dapat melihat suatu objek yang sekecil mungkin tanpa akomodasi. Seseorang
dikatakan berpenglihatan normal bila seseorang tersebut dapat melihat atau membedakan 2 buah
titik yang membentuk sudut sebesar 1’ atau 0,0003 radial. Bila kita melihat 2 buah titik cahaya,
misal : sumber cahaya yang datang dari lampu mobil yang berada sangat jauh dari tempat kita
memandang, maka akan terlihat oleh mata kita seakan-akan berasal dari satu sumber cahaya.
Bila mobil tersebut mendekati tempat kita berdiri, lama kelamaan sumbercahaya tersebut
menjadi makin besar dan semakin terang sampai pada suatu jarak tertentu akan terlihat oleh mata
kita bahwa sumber cahaya tersebut berasal dari 2 buah lampu mobil.
Penurunan tajam penglihatan direfleksikan dalam berbagai macam abnormalitas pada
sel di korteks visual. Perubahan-perubahan ini meliputi penurunan yang nyata akan jumlah
sel-sel yang terhubung pada mata yang terkena dan juga beberapa sel-sel yang menghubungkan kedua
atau streopsis. Mata terhubung pada korteks visual melalui nervus optikus yang muncul dari
belakang mata.
Tajam penglihatan merupakan salah satu parameter pengukuran kemampuan visual
seseorang sehingga pengukuran tajam penglihatan dan koreksi dini perlu dilakukan agar dapat
tercapai kemampuan visual yang optimal. Dengan alasan inilah, diperlukan penelitian yang
terfokus pada prevalensi penurunan ketajaman penglihatan pada siswa-siswi agar dapat dinilai
apakah kejadian penurunan tajam penglihatan telah mendapat perhatian oleh keluarga maupun
masyarakat. Anak-anak yang dimaksud terutama adalah siswa-siswi di Fakultas Kedokteran,
Universitas Sumatera Utara.
1.2. Rumusan Masalah
1) Apakah ada hubungan antara pencahayaan layar monitor komputer dengan penurunan
tajam penglihatan?
2) Apakah ada hubungan antara jarak pandang ke layar monitor dengan penurunan tajam
penglihatan?
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pencahayaan computer dengan penurunan
tajam penglihatan. Selain itu, ia juga bertujuan untuk jarak pandang layar monitor dan efeknya
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui seberapa besar efek penggunaan komputer pada
penurunan tajam penglihatan.
2. Untuk mengetahui jarak pandang layar monitor komputer yang sesuai
pada pengguna komputer.
3. Untuk mengetahui pencahayaan layar monitor komputer yang sesuai pada pengguna
komputer
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1) Sebagai bahan informasi penelitian lebih lanjut mengenai efek
penggunaan komputer pada tajam penglihatan.
2) Sebagai dasar evaluasi keamanan penggunaan komputer.
3) Untuk memperkirakan risiko penggunaan komputer secara berlebihan terhadap mata.
ABSTRAK
Komputer sebagai alat bantu yang digunakan manusia dalam bekerja dapat menimbulkan
penurunan tajam mata. Dalam waktu yang cukup lama serta pencahayaan dan jarak pandang ke
layar monitor komputer yang kurang atau lebih dari standar ukur dapat menimbulkan masalah
penurunan tajam penglihatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pencahayaan
dan jarak pandang ke layar monitor komputer terhadap penurunan tajam penglihatan pada
stambuk 2012 di Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi
penelitian ini adalah mahasiswa stambuk 2012 yaitu sebanyak 228 orang yang dipilih secara
simple random sampling dari 530 orang mahasiswa. Penurunan visus ditentukan dengan menggunakan Snellan Chart E, sedangkan pencahayaan ditentukan sebagai 750 lux dan jarak
pandang ke layar monitor ditentukan di antara 50cm – 70cm untuk penelitian ini. Data dianalisis
dengan menggunakan Paired T- test Dependent.
Data yang diperoleh dianalisis dengan uji kemaknaan ( p value< 0.05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dampak yang nyata pencahyaan dan jarak pandang ke layar
monitor terhadap penurunan tajam penglihatan.( p value= 0,00).
Kata kunci : Penurunan Tajam Penglihatan, Pencahayaan Monitor , Jarak Pandang ke
ABSTARCT
Computer as a tool used by humans in work can lead to a sharp drop in the eye power. In
quite a long time as well as the light intensity of monitor and viewing angle of the monitor screen
computer that is less or more than the standard measure can cause a decrease in visual acuity
problems. This study aims to investigate the impact of light intensity of monitor and viewing
angle of the monitor screen of the computer to drop of eye power in Batch of 2012 at the
Faculty of Medicine, University of North Sumatra, Medan.
This research is a cross sectional analytic. The population is the student of batch 2012 as
many as 228 people were selected by simple random sampling out of 530 students. Decrease of
eye power was determined using Snellan Chart E, while light intensity of monitor defined as 750
lux illumination and viewing angle of the screen is determined in between 50cm - 70cm for this
study. Data were analyzed using paired t-test Dependent.
Data were analyzed with the test of significance (p value > 0.05). The results of this study
indicate that there is a real impact of light intensity and viewing angle of the monitor screen on
decrease of eye power. (P value = 0.00).
HUBUNGAN PENCAHAYAAN DAN JARAK PANDANG KE LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN PENURUNAN TAJAM PENGLIHATAN
PADA STAMBUK 2012 DI FAKULTAS KEDOKTERAN, USU
Oleh :
JANANEE A/P BHASKAR 100100399
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HUBUNGAN PENCAHAYAAN DAN JARAK PANDANG KE LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN PENURUNAN TAJAM PENGLIHATAN
PADA STAMBUK 2012 DI FAKULTAS KEDOKTERAN, USU
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
JANANEE A/P BHASKAR 100100399
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Hubungan pencahyaan dan jarak pandang ke layar monitor
komputer dengan penurunan visus pada stambuk 2012 di Fakultas kedokteran, USU.
Nama : Jananee a/p Bhaskar NIM : 100100399
Pembimbing Penguji I
(dr. Ruly Hidayat, M.ked, Sp.M) (dr. Nurfida Khairina Arrasyid, M.kes) NIP: 19740918 200501 1 001 NIP: 19700819 199903 2 001
Penguji II
(dr. Pertin Sianturi, Sp.A) NIP: 196301031989101003 Medan, Desember 2013
Dekan
ABSTRAK
Komputer sebagai alat bantu yang digunakan manusia dalam bekerja dapat menimbulkan
penurunan tajam mata. Dalam waktu yang cukup lama serta pencahayaan dan jarak pandang ke
layar monitor komputer yang kurang atau lebih dari standar ukur dapat menimbulkan masalah
penurunan tajam penglihatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pencahayaan
dan jarak pandang ke layar monitor komputer terhadap penurunan tajam penglihatan pada
stambuk 2012 di Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi
penelitian ini adalah mahasiswa stambuk 2012 yaitu sebanyak 228 orang yang dipilih secara
simple random sampling dari 530 orang mahasiswa. Penurunan visus ditentukan dengan menggunakan Snellan Chart E, sedangkan pencahayaan ditentukan sebagai 750 lux dan jarak
pandang ke layar monitor ditentukan di antara 50cm – 70cm untuk penelitian ini. Data dianalisis
dengan menggunakan Paired T- test Dependent.
Data yang diperoleh dianalisis dengan uji kemaknaan ( p value< 0.05). Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa terdapat dampak yang nyata pencahyaan dan jarak pandang ke layar
monitor terhadap penurunan tajam penglihatan.( p value= 0,00).
Kata kunci : Penurunan Tajam Penglihatan, Pencahayaan Monitor , Jarak Pandang ke
ABSTARCT
Computer as a tool used by humans in work can lead to a sharp drop in the eye power. In
quite a long time as well as the light intensity of monitor and viewing angle of the monitor screen
computer that is less or more than the standard measure can cause a decrease in visual acuity
problems. This study aims to investigate the impact of light intensity of monitor and viewing
angle of the monitor screen of the computer to drop of eye power in Batch of 2012 at the
Faculty of Medicine, University of North Sumatra, Medan.
This research is a cross sectional analytic. The population is the student of batch 2012 as
many as 228 people were selected by simple random sampling out of 530 students. Decrease of
eye power was determined using Snellan Chart E, while light intensity of monitor defined as 750
lux illumination and viewing angle of the screen is determined in between 50cm - 70cm for this
study. Data were analyzed using paired t-test Dependent.
Data were analyzed with the test of significance (p value > 0.05). The results of this study
indicate that there is a real impact of light intensity and viewing angle of the monitor screen on
decrease of eye power. (P value = 0.00).
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan karunia yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan proposal penelitian ini. Sebagai salah satu area kompetensi dasar yang harus dimiliki
oleh seorang dokter umum, proposal penelitian ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam
menyelesaikan pendidikan di program studi Sarjana Kedokteran , Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua
pihak yang telah turut serta membantu penulis menyelesaikan laporan hasil penelitian ini,
diantaranya :
1. Kepada Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH selaku dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Kepada dosen pembimbing penulisan penelitian ini ,dr.Ruly Hidayat, M.ked (oph), Sp.M
yang telah memberikan waktu, tenaga, dan pikiran untuk dapat memberikan bimbingan,
saran, motivasi serta semangat mulai dari awal penyusunan penelitian, pelaksanaan di
lapangan, hingga selesainya laporan hasil penelitian ini. Juga kepada dr. Nurfida K.
Arrasyid, M.kes dan dr. Pertin Sianturi, Sp.A (K) selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran dan masukan yang membangun untuk penelitian ini.
3. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dr. Zaimah Z Tala, MS, Sp.GK yang telah
menjadi dosen penasihat akademik penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
4. Kepada Bapak/Ibu dosen Ilmu Kedokteran Komunitas (IKK) Fakultas Kedoteran
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan panduan , tanggapan, dan saran kepada
saya selama penelitian ini.
5. Rasa cinta dan terima kasih yang tidak terhingga saya persembahkan kepada kedua
orangtua saya, ayahanda En.M.Bhaskar dan ibunda Pn.A.Vasugi, dan anggota keluarga
lainnya atas doa, perhatian,dukungan serta bantuan dalam menyelesaikan penelitian ini.
6. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh sahabat penulis, Pravind
memberikan motivasi dan dukungan bagi penulis dalam melakukan penelitian ini, dan
seluruh teman-teman 2010 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
7. Kepada teman-teman seperjuangan satu kelompok , yaitu Ria Amelia , yang telah turut
bersusah payah dan tetap menjaga kekompakan dalam mensukseskan penyelesaian laporan
hasil penelitian ini.
Cakupan belajar sepanjang hayat dan menggembangkan pengetahuan baru, dalam area
kompetensi KIPDI-3 , telah memotivasi penulis untuk melaksanakan penelitian yang berjudul “:
Dampak Pencahayaan dan Jarak Pandang ke Layar Monitor Komputer terhadap Penurunan
Tajam Penglihatan Pada Stambuk 2012 di Fakultas Kedokteran, USU.” ini. Harapan penulis
semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan ,
khususnya di bidang ilmu kedokteran.
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih belum sempurna, baik dari segi
materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan laporan hasil penelitian ini di
kemudian hari.
Medan , 5 Juni 2013
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT... iii
KATA PENGANTAR... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR LAMPIRAN... xi
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah... 2
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.3.1. Tujuan Umum ... 3
1.3.2 .Tujuan Khusus ... 3
1.4. Manfaat Penelitian ... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……… 4
2.1 Monitor ……… 4
2.1.1 Pengertian Monitor……….. 4
2.1.2 Jenis – Jenis Monitor………... 4
2.1.3 Batas Waktu Penggunaan Monitor……… 5
2.1.4 Radiasi Monitor……… 5
2.2 Pencahayaan………. 6
2.4 Penurunan Tajam Penglihatan……….. 8
2.4.1 Pengertian………. 8
2.4.2 Anatomi Mata……….. 8
2.4.3 Fisiologi Penglihatan………... 12
2.4.4 Perkembangan Ketajaman Penglihatan……… 14
2.4.5 Faktor- Faktor Penurunan Visus………... 15
2.4.6 Pengaruh Komputer Terhadap Kesehatan Mata.. 15
2.4.7 Pemeriksaan Visus Mata……….. 16
2.4.8 Pencegahan……….. 18
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI PENELITIAN….. 19
3.1 Kerangka Konsep Penelitian……… 19
3.2 Definisi Operasional……….. 19
3.3 Hipotesa………. 20
BAB 4 METODE PENELITIAN……… 22
4.1 Jenis Penelitian……… 22
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian……… 22
4.3 Populasi dan Sampel……… 22
4.4 Teknik Pengumpulan Data………. 24
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 27
5.1 Deskripsi Lokasi Penelitian………. 27
5.2 Deskripsi Karakteristik Responden……….. 27
5.3 Hasil Analisa Data dan Pembahasan……… 28
5.3.1 Hasil Analisa Data………... 28
5.3.2 Pembahasan……….. 29
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN……….. 31
6.1 Kesimpulan………. 31
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1………. 17
Tabel 5.1………. 27
Tabel 5.2……….. 28
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 ……….. 10
Gambar 2.2 ……….. 10
Gambar 2.3………... 11
[image:48.612.72.433.83.246.2]Gambar 2.4……… 12
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Daftar Riwayat Hidup
LAMPIRAN 2 Data Induk
LAMPIRAN 3 OutputData Hasil Penelitian
LAMPIRAN 4 Lembar Ethical Clearence
LAMPIRAN 5 Surat Izin Penelitian