• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Kecemasan Mahasiswa Dalam Penyelesaian Skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tingkat Kecemasan Mahasiswa Dalam Penyelesaian Skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA DALAM PENYELESAIAN SKRIPSI DI FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA

SKRIPSI

Oleh

Febri Wibowo Adek Syaputra NIM. 101101062

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Tingkat Kecemasan Mahasiswa Dalam Penyelesaian Skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program S1 Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian Skripsi ini, sebagai berikut:

1. Terima kasih kepada kedua orang tua saya bapak Saman dan ibu Misni yang selalu memotivasi, memberi dukungan moral dan materil, memberi do’a untuk kelancaran dalam kuliah dan menyelesaikan skripsi ini, terima kasih juga kepada seluruh keluarga besar yang selalu mendukung saya dalam perkuliahan penyelesaian skripsi ini.

2. Terima kasih kepada bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

(4)

4. Terima kasih kepada ibu Roxsana Devi Tumanggor S.Kep, Ns, MNurs (Mntl Hlth) sebagai dosen pembimbing dalam proses penyelesaian skripsi saya. 5. Terima kasih kepada ibu Wardiyah Daulay, S.Kep, Ns. M.Kep dan ibu

Nunung Febriany Sitepu, S.Kep, Ns. MNS selaku dosen penguji yang telah memberi masukan-masukan yang bermamfaat untuk skripsi ini. Terima kasih kepada ibu Salbiah, S.Kep, M.Kep sebagai dosen pembimbing akademik. 6. Terima kasih kepada seluruh setaf pengajar di Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

7. Terima kasih kepada teman-teman satu dosen bimbingan (Yenikha Gea Arafah, Natalisda Halawa, dan Leli Elvanita Sembiring) yang selalu berbagi tentang pengerjaan skripsi. Dan seluruh teman-teman stambuk 2010 yang telah banyak berpartisipasi dalam penyelesaian skripsi ini sebagai tempat berbagi, tukar pikiran, dan mencari jalan keluar jika menemui hambatan dalam penyelesaian skripsi

8. Terima kasih kepada Ertha Dwianti yang banyak membantu dan memotivasi saya dalam penyelesaian skripsi saya.

9. Terima kasih kepada abang saya Latif Suwandar, Khairul Bahri dan Erwin yang telah memotivasi dan berbagi pengalaman tentang proses dan cara mengerjakan skripsi.

Medan, Juli 2014

(5)

DAFTAR ISI

Bab 4. Metodologi Penelitian ……….. 36

4.1Desain Penelitian ………. 36

4.2Populasi dan Sampel ……… 36

4.3Lokasi dan Waktu Penelitian ……….. 37

4.4Pertimbangan Etik Penelitian ………. 37

4.5Instrumen Penelitian ……… 38

(6)

4.7Pengumpulan Data ……….. 39

4.8Analisa Data ………. 40

Bab 5. Hasil dan Pembahasan ……… 41

5.1Hasil Penelitian……… 41

5.2Pembahasan ………. 45

Bab 6. Kesimpulan dan Saran ……… 51

6.1Kesimpulan ……….. 51

6.2Saran ………. 52

Daftar Pustaka ……….. 54

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Definisi Operasional ……….. 33

Tabel 2. Distribusi dan Frekunsi Demografi……… 41

Tabel 3. Distribusi dan Frekuensi Kecemasan……….. 43

(8)

DAFTAR SKEMA

(9)

DAFTAR DIAGRAM

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran …….……….. 57

1. Inform Consent ……… 57

2. Data Demografi ………. 58

3. Kuesioner Penelitian………. 59

4. Jadwal Tentaif Penelitian……….. 61

5. Bukti bimbingan ………. 51

6. Data Komputerisasi………... 64

7. Taksasi Dana ………. 71

8. Surat Pernyataan Validitas ………... 72

9. Surat Izin Penelitian ………. 73

(11)

Judul :Tingkat Kecemasan Mahasiswa dalam Penyelesaian Skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Nama Mahasiswa : Febri Wibowo Adek Syaputra

NIM : 101101062

Jurusan : S 1 Keperawatan

Tahun : 2014

Abstrak

Kecemasan merupakan gangguan psikiatrik yang paling sering terjadi dikalangan masyarakat termasuk mahasiswa khususnya mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi. Hal ini dikarenakan proses penyelesaian skripsi membutuhkan ketelitian, ketekunan, dan keterampilan dalam menulis karya ilmiah sebagai persyaratan untuk mendapat gelar sarjana. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan mahasiswa dalam penyelesaian skripsi dengan meggunakan desain penelitian deskriptif dan jumlah populasi sebanyak 125 orang. Metode pengambilan sampel yang dipilih adalah total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 125 responden dan alat yang digunakan dalam pengumpulan data berupa instrumen dalam bentuk kuesioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami kecemasan, dengan persentase ringan 7,2%, sedang 54,4%, berat 32,8% dan panik 5,6%. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran tentang kecemasan mahasiswa dalam penyelesaian skripsi dan beberapa penyebab gangguan kecemasan itu dapat terjadi, sehingga nantinya mahasiswa mampu mengelola kecemasan dengan baik dan menjadikan kecemasan sebagai motivasi dalam mencapai tujuan.

(12)

Title : The Level of Students’ Anxiety in The Completion of A Thesis in The Faculty of Nursing University of North Sumatera

Name : Febri Wibowo Adek Syaputra Student No : 101101062

Major : Program Study of Nursing

Yaer : 2014

Abstract

Anxiety is the most common psychiatric disorders occur among the society, including students, especially students who are completing a thesis. This is due to the completion of the thesis requires carefulness, persistence, and skill in writing scientific papers as a requirement to obtain a university degree. This research aims to identify the level of anxiety of students in the completion of a thesis by using a descriptive research and design of a population of 125 people. The selected sampling method sampling is the total number of samples as much as 125 respondents and tools used in the collection of data in the form of the instrument in the form of a questionnaire. The results showed that most of students experiencing anxiety, with the percentage of the light 7.2%, average 54.4% hard 32.8%, panic 5.6%. Based on the results of this research are expected to give an overview about the anxiety of the students in the completion of the thesis and some causes of anxiety disorders that can occur., so later the student is able to manage anxiety and make the anxiety as a motivation in achieving goals.

Keywords: Anxiety, thesis.

(13)

Judul :Tingkat Kecemasan Mahasiswa dalam Penyelesaian Skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Nama Mahasiswa : Febri Wibowo Adek Syaputra

NIM : 101101062

Jurusan : S 1 Keperawatan

Tahun : 2014

Abstrak

Kecemasan merupakan gangguan psikiatrik yang paling sering terjadi dikalangan masyarakat termasuk mahasiswa khususnya mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi. Hal ini dikarenakan proses penyelesaian skripsi membutuhkan ketelitian, ketekunan, dan keterampilan dalam menulis karya ilmiah sebagai persyaratan untuk mendapat gelar sarjana. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan mahasiswa dalam penyelesaian skripsi dengan meggunakan desain penelitian deskriptif dan jumlah populasi sebanyak 125 orang. Metode pengambilan sampel yang dipilih adalah total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 125 responden dan alat yang digunakan dalam pengumpulan data berupa instrumen dalam bentuk kuesioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami kecemasan, dengan persentase ringan 7,2%, sedang 54,4%, berat 32,8% dan panik 5,6%. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran tentang kecemasan mahasiswa dalam penyelesaian skripsi dan beberapa penyebab gangguan kecemasan itu dapat terjadi, sehingga nantinya mahasiswa mampu mengelola kecemasan dengan baik dan menjadikan kecemasan sebagai motivasi dalam mencapai tujuan.

(14)

Title : The Level of Students’ Anxiety in The Completion of A Thesis in The Faculty of Nursing University of North Sumatera

Name : Febri Wibowo Adek Syaputra Student No : 101101062

Major : Program Study of Nursing

Yaer : 2014

Abstract

Anxiety is the most common psychiatric disorders occur among the society, including students, especially students who are completing a thesis. This is due to the completion of the thesis requires carefulness, persistence, and skill in writing scientific papers as a requirement to obtain a university degree. This research aims to identify the level of anxiety of students in the completion of a thesis by using a descriptive research and design of a population of 125 people. The selected sampling method sampling is the total number of samples as much as 125 respondents and tools used in the collection of data in the form of the instrument in the form of a questionnaire. The results showed that most of students experiencing anxiety, with the percentage of the light 7.2%, average 54.4% hard 32.8%, panic 5.6%. Based on the results of this research are expected to give an overview about the anxiety of the students in the completion of the thesis and some causes of anxiety disorders that can occur., so later the student is able to manage anxiety and make the anxiety as a motivation in achieving goals.

Keywords: Anxiety, thesis.

(15)

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Kecemasan adalah suatu keadaan perasaan kepribadian, rasa gelisah, ketidaktentuan, takut dari kenyataan, atau persepsi ancaman dari sumber aktual yang tidak diketahui atau dikenal (Laraia & Stuart, 1998). Sedangkan (Corey dalam Purba dkk, 2008) mengartikan kecemasan sebagai sesuatu keadaan tegang yang memaksa individu untuk berbuat sesuatu.

Sedangkan menurut Smaltzer & Bare (2002), kecemasan adalah situasi atau respon yang alami ketika ada reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya, baik yang nyata ataupun yang tidak nyata. Sejalan dengan pernyataan tersebut menurut Alloy (2005), kecemasan adalah sebuah perasaan takut, ketakutan yang berlebih terhadap sesuatu yang mengancam ataupun kesulitan-kesulitan yang belum tentu terjadi, dan tidak benar-benar terjadi pada masa depan dan dapat membahayakan kesejahtraannya.

(16)

Kecemasan mempengaruhi hasil belajar mahasiswa, karena kecemasan cenderung menghasilkan kebingungan dan distorsi persepsi. Distorsi tersebut dapat mengganggu belajar dengan menurunkan kemampuan memusatkan perhatian, menurunkan daya ingat, mengganggu kemampuan menghubungkan satu hal dengan hal yang lain (Kaplan & Saddock, 2005).

Skripsi itu sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), ialah karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademis. Pendidikan pada umumnya, terutama diperguruan tinggi yaitu pendidikan tersier yang telah dipicu oleh kemajuan teknologi, harus mampu menghasilkan generasi penerus mahasiswa dan dosen yang menghasilkan karya-karya yang berguna bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam kompleksitas kehidupan yang penuh perubahan (Zulkfli, 2012).

Skripsi menurut pengertiannya adalah akhir dari semua pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh sebelumnya, untuk diterapkan dalam menggali permasalahan yang ada, agar dengan penelitian itu dapat diperoleh temuan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan (Arikunto, 2006)

(17)

harapan dari orang tua, dan konflik antara orang tua dan anak seringkali memerlukan penanganan gangguan kecemasan, stres dan adaptasi oleh mahasiswa (Omizo & Suzuki dalam Hutagalung, 2008). Penomena yang terjadi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, proses penyusunan skripsi dibarengi dengan proses belajar mengajar, tutorial, skillab dan praktikum yang terus berjalan secara bersama-sama. Ini tentu saja menambah tekanan dan beban psikologis, terutama kecemasan yang dialami juga semakin bertambah.

Pada umumnya penyelesaian skripsi diberikan waktu satu semester atau kurang lebih enam bulan. Kenyataannya banyak mahasiswa yang memerlukan waktu lebih dari enam bulan dalam mengerjakan skripsinya. Berdasarkan penelitian yang diakukan oleh Linayaningsih (2007), di Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Soegijapranata, tercatat 73 mahasiswa yang lulus tahun 2006 periode I diperoleh hasil bahwa dari 73 mahasiswa tersebut, terdapat lima orang mahasiswa yang mampu menyelesaikan skripsi paling cepat yaitu dalam waktu 5 bulan, dan satu orang mahasiswa menyelesaikan skripsi paling lama yaitu 38 bulan, rata-rata mahasiswa mengerjakan skripsi membutuhkan waktu diatas 18 bulan. Ada beberapa hal yang menyebabkan mahasiswa semakin lama dalam menyelesaian skripsi, salah satunya adalah kecemasan yang dihadapi mahasiswa yang terjadi dalam proses penyelesaikan skripsi.

(18)

mengalami kecemasan sedang dan 8,1% (5 orang) mengalami kecemasan berat. Penelitian lain yang dilakukannya pada mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional (FKUPN) Jakarta, menunjukkan bahwa dari 81 responden didapatkan frekuensi tingkat kecemasan, tingkat tidak cemas 22,2% (18 orang), tingkat ringan 9,9% (8 orang), tingkat sedang 51,9% (42 orang), sedangakan tingkat kecemasan berat sebanyak 16% (13 orang) (Perdana, 2011). Jika dilihat dari hasil penelitian diatas tingkat kecemasan yang banyak dialami mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi di jurusan ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dan di Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan, berada ditingkat ringan sampai tingkat sedang.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti merasa tertarik untuk meneliti bagaimanakah tingkat kecemasan mahasiswa dalam penyelesaian skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana tingkat kecemasan mahasiswa dalam penyelesaian skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 1.3 Tujuan Penelitian

(19)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1.4.1 Bagi Pendidikan Keperawatan

a) Sebagai bahan pertimbangan untuk lebih memperkaya pengetahuan dan bahan masukan bagi bagian pendidikan.

b) Menjadi sumber rujukan yang bisa digunakan sebagai dasar untuk mengatasi kecemasan yang terjadi pada mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi.

1.4.2 Bagi Mahasiswa Keperawatan

a) Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa untuk menjadi dasar dalam proses penyusunan skripsi khususnya mahasiswa keperawatan, sehingga tingkat kecemasan dapat diminimalkan.

b) Mendapatkan gambaran mengenai tingkat kecemasan dan sumber-sumber kecemasan pada saat penyelesaian skripsi, sehingga dapat mengantisipasi dan mengelola kecemasan dengan baik.

1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KECEMASAN

2.1.1 Definisi Kecemasan

Kecemasan merupakan gangguan psikiatrik yang paling banyak terjadi. Menurut Fortinash & Worret (2003), gejala kecemasan sering diidentifikasi sebagai bagian lain dari gangguan jiwa. Kecemasan sangat umum terjadi pada manusia, semua pernah mengalami kecemasan, dan terkadang mereka menghabiskan banyak waktu, usaha, dan uang untuk mencoba menghindari atau mengurangi kecemasan yang dialami.

(21)

seseorang menjadi stres (Davies & Armstrong, 2002). Thomas (2004) mengungkapkan, kecemasan menjadi gangguan ketika konsistensi dan intensitasnya mampu melemahkan dan mengganggu kehidupan dari seseorang.

Kecemasan merupakan gangguan psikiatrik yang paling umum dan sering terjadi, kecemasan dapat menimbulkan rasa khawatir yang tidak jelas dan menyebar, berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan menyebabkan rasa tidak berdaya. Walaupun merupakan hal yang normal dialami namun kecemasan tidak boleh dibiarkan karena lama kelamaan dapat menyebabkan gangguan dan dapat melemahkan dan mengganggu kehidupan dari individu yang mengalami kecemasan.

2.1.2 Penyebab Kecemasan a) Faktor Predisposisi

Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal kecemasan (Stuart, 2012).

1) Dalam pandangan psikoanalisis, kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian; id dan super ego. Id mewakili dorongan insting dan implus primitif, sedangkan superego mencerminkan hati nurani dan dikendalikan oleh norma budaya. Ego atau A ku, berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan tersebut, dan fungsi kecemasan adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.

(22)

berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kerentanan tertentu. Individu dengan harga diri rendah sangat rentan mengalami kecemasan yang berat.

3) Menurut pandangan perilaku, kecemasan merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ahli teori perilaku lain menganggap kecemasan sebagai suatu dorongan yang dipelajari berdasarkan keinginan dari dalam diri untuk menghindari kepedihan. Ahli teori konflik memandang kecemasan sebagai pertentangan antara dua kepentingan yang berlawanan. Mereka meyakini adanya hubungan timbal balik antara konflik dan kecemasan; konflik menimbulkan cemas, dan cemas menimbulkan perasaan tidak berdaya, yang pada gilirannya meningkatkan konflik yang dirasakan.

4) Kajian keluarga, menunjukan bahwa gangguan kecemasan biasanya terjadi dalam keluarga.

(23)

b) Faktor Presipitasi

Menurut Stuart (2012), faktor presipitasi dapat berasal dari sumber internal atau eksternal. Faktor presipitasi dapat dikelompokan dalam dua kategori yaitu;

1) Ancaman terhadap integritas fisik meliputi disabilitas pisiologi yang akan terjadi atau penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.

2) Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu.

2.1.3 Proses Terjadinya Kecemasan

Menurut Stuart (2012), kecemasan dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secara interpersonal. Kecemasan berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap bahaya, kecamasan merupakan respon emosional terhadap penilaian tersebut. Kecemasan diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat kecemasan yang berat dapat tidak sejalan dengan kehidupan dan dapat menyebabkan kelemahan dan kematian. Kecemasan pada individu dapat menberikan motivasi untuk mencapai suatu tujuan dan merupakan sumber penting dalam usaha untuk memelihara keseimbangan hidup.

Hampir sama dengan pernyataan diatas, menurut Healy (2005), respon

(24)

Misalnya ketika suatu masalah atau akan menghadapi ujian tubuh akan mengalami reaksi alamiah yang ditandai oleh keluarnya keringat dingin, rasa takut atau rasa gelisah. Pada beberapa orang, kondisi ini malah akan mempertajam pikiran sehingga dapat mecari jalan keluar secara cepat, ini merupakan mekanisme fight. Sedangkan mekanisme flight adalah suatu perasaan depresi ketika individu tidak mampu lagi menghadapi masalah yang datang dan memilih untuk menghindari atau melarikan diri dari masalah. Mekanisme fight or flight ini banyak memakan energi, yang diikuti terjadinya kelelahan. Saat kelelahan dan kehabisan energi individu tidak mampu lagi melakukan aktivitas sehari-hari, sehingga tidak heran bila individu yang sedang mengalami kecemasan dan stres akan mendapati gejala nyeri otot dan sendi, sakit kepala, depresi, cemas dan mudah tersinggung.

2.1.4 Respon Kecemasan

Orang sering mengatakan stres ketika mereka merasa cemas, banyak juga yang mengatakan stres ketika mengalami pertukaran antara kejadian atau situasi yang menyebabkan ketidaknyamanan tersebut, baik dari perasaan yang dihasilkan, pikiran, dan tingkah laku yang timbul. Secara ilmiah sebenarnya

stressor dan reaksinya adalah respon yang berbeda. Perbedaan ini penting karena stressor tidak dapat disamakan dengan gangguan kecemasan (Fortinash & worret, 2003).

(25)

dianggap tidak berbahaya dan dapat diterima. Sedangkan respon maladaptif dapat membahayakan atau tidak dapat diterima (Fortinash & Worret, 2003).

Menurut Fortinash & Worret (2003), kecemasan menimbulkan dua respon, yaitu respon adaptif dan maladaptif.

a) Respon Adaptif

Jika kecemasan timbul dan individu mampu meregulasi dan mengatur kecemasan, hal yang positif mungkin akan timbul. Tidak semua kecemasan merugikan namun, hal itu bisa menjadi tantangan, kekuatan, faktor motivasi untuk memecahkan sebuah masalah, resolusi konflik dan pencapaian fungsi level yang lebih tinggi. Contohnya seseorang dengan pekerjaan yang buruk dan pengalaman kecemasan yang tidak bisa dihindari akan membuat individu tersebut kembali mempelajari sesuatu yang baru. Seorang pelajar yang gagal dari ujian karena kurang belajar akan mengalani ancaman terhadap hilangnya harga diri sebagai pelajar, dukungan dan hal tersebut menyebabkan kecemasan. Seorang motivator bisa membantu pelajar tersebut untuk mendapatkan bimbingan dan konsenterasi yang lebih untuk melewati ujian.

(26)

b) Respon Maladaptif.

Kebiasaan sehari-hari dapat melindungi orang dari kecemasan, bertahan dari ancaman dan memberi kenyamanan bisa mengarah pada pola respon maladaptif, yang dapat menunjukkan gejala fisik dan psikologis baik dalam lingkungan diri individu, sosial dan gangguan pekerjaan. Contohnya mekanisme ego untuk denial (menolak), represion (mengabaikan), projection

(menyalahkan orang lain) dan rationalization (memberikan penjelasan) mencari kebenaran akan melindungi sesorang dari kecemasan tetapi juga mencegah penilaian yang sebenarnya dari diri sendiri, orang lain, situasi atau kejadian. Ketika kecemasan tidak dapat diatur, individu mungkin akan dikatakan mengalami gangguan atau ketidaknormalan oleh orang lain. Pola koping maladaptif dari kecemasan termasuk didalamnya adalah tingkah agresif, isolasi (menarik diri), makan dan minum secara berlebih, mengguanakan obat-obatan terlarang dan aktivitas seksual yang berlebih. Respon-respon dari kecemasan tersebut dikatakan sebagai gangguan kecemasan.

2.1.5 Tanda Dan Gejala Kecemasan

(27)

a) Respon fisiologis berhubungan dengan kecemasan terutama dimediasi oleh sistem saraf otonom yaitu saraf simpatis dan parasimpatis. Berbagai respon fisiologis yang dapat diobservasi, yaitu:

1) Kardiovaskular: palpitasi, jantung berdetak kencang, kehilangan kesadaran, tekanan darah meningkat, tekanan darah menurun, denyut nadi menurun.

2) Pernafasan: nafas cepat dan dangkal, tekanan pada dada, terengah-engah. 3) Neuromuskular: refleks meningkat, terkejut, kelopak mata berkedut,

insomnia, tremor, mondar-mandir, kaku, gelisah, wajah tegang, kaki goyah, gerakan lambat, kelemahan.

4) Gastrointestinal: nafsu makan menurun, jijik terhadap makanan, tidak nyaman pada perut, mual, mulas dan diare.

5) Traktus urinarius: sering berkemih

6) Kulit: wajah kemerahan, keringat terlokalisasi (telapak tangan), gatal, wajah pucat, keringat dingin.

b) Respon perilaku: kegelisahan, ketegangan fisik, tremor, terkejut, bicara cepat, kurang koordinasi, menarik dan menahan diri, menghindar, hiperventilasi.

(28)

d) Respon afektif: mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, gugup, ketakutan, dan khawatir.

2.1.6 Tingkat Kecemasan

Respon kecemasan berada pada satu kesatuan, dan individu bisa lebih sukses atau kurang sukses pada penggunaan metode-metode yang bervariasi untuk mengontrol pengalaman kecemasan mereka sendiri. Fortinash & Worret (2000) menjelaskan bahwa tingkat kecemasan terdiri dari ringan, sedang, berat, panik dan menguraikannya berdasarkan respon kecemasan.

a) Cemas ringan

1) Fisiologis: tanda-tanda vital normal. tegang otot minimal, pupil normal, konstriksi.

2) Kognitif atau persepsi: lapangan persepsi luas. kesadaran terhadap lingkungan dan stimulus internal. Pikiran mungkin acak, tetapi terkontrol. 3) Emosi atau perilaku: perasaan relatif nyaman dan aman. Rileks,

penampilan dan suara tenang. Kinerja secara otomatis dan kebiasaan perilaku terjadi pada level ini.

b) Cemas sedang

1) Fisiologis: tanda-tanda vital normal atau sedikit meningkat. Muncul ketegangan, mungkin ketidaknyamanan atau merasa antusias.

(29)

3) Emosi atau perilaku: siap siaga dan merasa tertantang, bertenaga. ikut serta dalam aktifitas yang kompetitif dan belajar banyak kemampuan. Suara, ekspresi wajah terlihat tertarik dan memperhatikan.

c) Cemas Berat

1) Fisiologis: respon “fight or flight”. Sistem saraf autonom terstimulasi dengan berlebihan (tanda-tanda vital meningkat, diaforesis meningkat,

urgensi dan frekuensi kemih meningkat, diare, mulut kering, nafsu makan berkurang, dilatasi pupil). Otot kaku, sensasi nyeri berkurang.

2) Kognitif atau persepsi: lapangan persepsi sangat sempit. Kesulitan menyelesaikan masalah. Perhatian selektif (fokus pada satu detail). Kurangnya perhatian selektif (memblok rangsangan yang mengancam), cenderung disosiatif.

3) Emosi atau perilaku: Merasa terancam, terkejut pada stimulus yang baru. Aktivitas bisa meningkat atau menurun. Mungkin muncul dan merasa tertekan. Mendemonstrasikan penolakan; bisa mengeluh nyeri atau sakit, bisa gelisah atau pemarah. Tatapan mata bisa mengarah pada seluruh ruangan atau mengarah pada satu titik. Menutup mata sebagai sikap menghalangi lingkungannya.

d) Panik

(30)

2) Kognitif atau persepsi: keseluruhan persepsi buyar dan tertutup. Tidak mampu mengatasi stimulus. Sangat tidak mungkin untuk menyelesaikan masalah dan berfikir logis. Persepsi yang tidak realistis tentang dirinya, lingkungan, atau kejadian. Disosiasi bisa terjadi.

3) Emosi atau perilaku: Merasa tidak berdaya dengan kehilangan control. Marah, ketakutan, bisa agresif atau menyendiri, menangis atau berlari. Perilaku biasanya sangat aktif ataupun sebaliknya.

2.1.7 Jenis-jenis Kecemasan

a) Gangguan Kecemasan Umum. Menurut American Psychiatric Association (APA) dalam Isaacs (2005), ciri-ciri utamanya adalah kecemasan dan kekhawatiran berlebihan yang sering terjadi berhari-hari setidaknya selama enam bulan. Ciri lainnya ialah gelisah, tegang, mudah lelah, sulit berkonsentrasi, iritabilitas dan ketegangan otot serta gangguan tidur.

Penyebab yang pasti belum diketahui, tetapi faktor-faktor yang berhubungan ialah:

1) Kerentanan biologik. Gangguan ini cenderung berhubungan dengan abnormalitas neurotrasmiter (misalnya; disregulasi GABA, serotonin, atau

norepinefrin) didalam sistem limbik.

2) Gender. Gangguan ini menyerang wanita dua kali lebih banyak dibanding laki-laki

(31)

4) Faktor Psikososial. Rendahnya harga diri, berkurangnya toleransi terhadap stres, dan kecenderungan kearah lokus eksternal dari keyakinan kontrol. b) Gangguan Panik. Ciri-cirinya adalah serangan panik yang terjadi pada waktu

yang tidak terduga, disertai kecemasan, ketakutan dan teror yang kuat, timbul gejala fisiologik dari respon fight or flight seprti jantung berdetak kencang, nyeri dada, pusing dan mual, sulit bernafas, terasa tercekik, kebas dan kesemutan, gemetar, merasa mendapat. serangan jantung, takut kehilangan kendali, menurunnya kemampuan perseptual dan menurunnya kemampuan kognitif (APA dalam Isaacs, 2005).

1) Gangguan panik tanpa agorafobia. Dicirikan dengan kambuhnya serangan panik yang tidak terduga, diikuti dengan kekhawatiran persisten tentang akan datangnya serangan itu lagi selama minimal satu bulan, kekhawatiran tentang kemungkinan implikasi atau konsekuensi serangan, atau perubahan prilaku yang signifikan berkaitan dengan serangan panik tersebut (APA dalam Isaacs, 2005).

(32)

Penyebab yang tepat belum ditetapkan, tetapi faktor-faktor yang terkait meliputi:

a.Kerentanan biologik. terjadi akibat tidak teraturnya sintesis dan pelepasan norepinefrin, hipersensivitas reseptor terhadap seretonin atau GABA, atau keduanya (Isaacs, 2005).

b.Sensitivitas laktat. Natrium laktat kimia dapat menimbulkan gejala fisik yang berkaitan dengan panik pada kira-kira empat dari lima orang penderita gangguan tersebut, tetapi pada populasi umum hanya menyerang satu dari lima penduduk; kepekaan atau sensitivitas ini sering terdapat pada anggota keluarga yang menderita gangguan panik (Brown dalam Isaacs, 2005).

c.Teori alarm asfiksia. Berkaitan dengan pernafasan yang berat dan cepat (hiperventilasi) yang terjadi selama serangan panik. Individu dengan gangguan panik dapat menerima sinyal palsu dari otak tentang adanya kekurangan oksigen atau meningkatnya kadar karbondioksida, yang memicu serangan panik (Brown dalam Isaacs, 2005).

d. Prolaps katup mitral. Wanita dalam gangguan ini mengalami peningkatan insidensi gangguan panik. Gangguan ini sepertinya bersifat genetik (Brown dalam Isaacs, 2005).

(33)

f.Fakto-faktor psikososial. Termasuk peristiwa hidup yang menimbulkan stres dan fikiran yang salah sehingga reaksi tubuh yang normal diinterpretasikan sebagai suatu katastrofik (Isaacs, 2005).

c) Gangguan Obsesif-kompulsif. Menurut American Psychiatric Association (APA) dalam Isaacs (2005), mengemukakan ciri-ciri utama dalam gangguan ini adalah obsesi (ide persisten) atau kompulsi (dorongan yang tidak terkendali untuk melakukan suatu tindakan secara berulang) yang cukup parah hingga menghabiskan waktu, menyebabkan distres berat, atau kerusakan fungsi yang signifikan. Karakteristiknya adalah sebagai berikut; 1) Obsesi dan kompulsi pada umunya terjadi bersamaan.

Obsesi. yang paling banyak terjadi adalah pemikiran berulang tentang kontaminasi, keraguan berulang, kebutuhan untuk menyusun benda dengan urutan tertentu, inpuls, agresif atau buruk, dan imajinasi seksual.

Kompulsi. yang paling banyak terjadi meliputi mencuci dan membersihkan, menghitung, mencetak, meminta atau menuntut jaminan, tindakan berulang, dan memerintah.

2) Individu menyadari bahwa obsesi dan kompulsi tersebut bersifat tidak realistik, mengganggu dan tidak tepat (digambarkan sebagai gejala ego-distonik).

3) Berupaya untuk menolak pikiran obsesif atau kompulsif menyebabkan individu tersebut mengalami peningkatan kecemasan.

(34)

Penyebab yang tepat belum ditetapkan tetapi faktor-faktor yang terkait (Isaacs, 2005), meliputi:

a.Kerentanan biologik. Berkaitan dengan meningkatnya responsivitas serotonin. Teori ini diperkuat dengan suksesnya penggunaan obat antidepresan (baik antidepresan trisiklik maupun SSRI) dalam pengobatan gangguan obsesif-kompulsif.

b.Teori disfungsi striatum. Striatum adalah bagian dari otak yang mengendalikan gerakan volunter. Tindakan motorik berulang, seperti berjalan dan mengunyah, dapat menstimulasi pelepasan serotonin, yang pada giliranya akan meningkatkan mood.

c.Kerentanan genetika. Resiko bertambah pada individu yang memiliki riwayat gangguan obsesif-kompulsif.

d) Gangguan Fobia. Ciri utama dari gangguan ini adalah ketakutan yang tidak rasional terhadap objek, aktivitas atau kejadian tertentu seperti, terhadap suatu objek, orang atau situasi tertentu. Ketakutan ini disertai perilaku menghindar dari objek, orang atau situasi tersebut. Penderita biasanya menyadari bahwa rasa takutnya tidak rasional dan tidak tepat (ego distonik) tetapi merasa tidak berdaya untuk mengendalikannya (Isaacs, 2005).

Penyebab yang tepat belum ditetapkan namun faktor-faktor yang terkait meliputi:

(35)

2) Kondisi respon. Teori perilaku mengatakan bahwa fobia terjadi akibat kondisi respon saat individu belajar menghubungkan objek yang ditakutinya dengan perasaan yang tidak nyaman; prilaku menghindar dapat mengurangi kecemasan dan memperkuat fobia tersebut.

e) Gangguan Stres Pascatrauma. Ciri utama dari gangguan ini adalah pikiran dan perasaan yang terjadi berulang-ulang berkaitan dengan trauma yang buruk. Misalnya pengalaman peperangan, pemerkosaan, kecelakaan yang serius atau penyiksaan yang buruk. Dapat berupa respon takut atau lambat, dapat juga menjadi kronik. Gejalanya meliputi respon terkejut yang berlebihan, gangguan tidur, rasa bersalah, mimpi buruk dan kilasan-kilasan ingatan, rasa marah dengan penumpukan emosi-emosi lain. Penderita sering menggunakan obat-obatan, alkohol atau keduanya untuk mengobati sendiri gejala yang mereka rasakan (Isaacs, 2005).

f) Gangguan disosiatif. Ciri khususnya adalah perubahan kewaspadaan sadar, yang meliputi periode lupa, kehilangan ingatan tentang kejadian-kejadian yang menimbulkan stres, merasa terputus dari kejadian sehari-hari, atau munculnya kepribadian yang berbeda seperti disosiasi, atau persaan terpisah dari kehidupan biasa atau dalam keadaan seperti mimpi. Subtipe gangguan dari disosiatif menurut (APA dalam Isaacs 2005);

(36)

2) Fague disosiatif adalah melarikan diri dari rumah secara tiba-tiba dan tidak terduga disertai dengan ketidakmampuan mengingat kembali kejadian pada masa lalu.

3) Gangguan depersonalisasi adalah perasaan terpisah dan seolah-olah menjadi pengamat diluar pikiran atau tubuhnya sendiri.

4) Gangguan identitas disosiatif adalah adanya dua atau lebih kepribadian yang berbeda dengan pola persepsi masing-masing, hubungan, dan pemikiran terhadap lingkungannya.

5) Gangguan disosiatif yang lain adalah gangguan yang kriterianya tidak sesuai dengan kriteria gangguan disosiatif lainnya.

Penyebab dari gangguan disosiatif menurut Isaacs (2005), adalah sebagai berikut:

a.Trauma. Gangguan disosiatif pada umumnya berkaitan dengan peristiwa traumatik. Dimana individu berusaha menjauhkan dirinya dari ingatan traumatik tersebut.

b.Penganiayaan. Gangguan identitas disosiatif pada umunya dianggap sebagai akibat penganiayaan traumatik yang buruk pada masa anak-anak.

2.1.8 Rentang kecemasan

(37)

seorang psikiater terkemuka dari Amerika dan ahli teori perkembangan (Fortinash & Worret, 2000).

Diagram. 2.1. Rentang Kecemasan

Moderate Panic

Mild Severe

Hildegrad Peplau menerangkan bahwa kecemasan yang meningkat mengakibatkan:

a. Lapangan persepsi menyempit

b. Energi akan tersedia untuk menyelesaikan masalah c. Disorganisasi meningkat

Diagram diatas menjelaskan tentang proses terjadinya kecemasan. Mulai dari ringan (mild), sedang (moderate), berat (severe), panik (panic). Kecemasan orang pada umumnya berada pada tahap ringan, pada tahap ini dapat menjadi sarana pembelajaran, peningkatan kreativitas dan pengembangan kepribadian.

Tingkat kecemasan sedang juga masih dikatakan sebuah mekanisme yang adaptif untuk mengatasi situasi stres yang dialami, sepanjang individu mampu mengelola dan mengatasi stressor yang dialami dan tingkat kecemasan bisa kembali ketingkat ringan. Pada tingkatan sedang kecemasan bisa bersifat akut

kecemasan

(38)

Pada tingkat berat, energi difokuskan untuk mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan dari pada untuk mengahadapi stressor atau ancaman yang menyebabkan rasa cemas, akibatnya dapat mengganggu fungsi dari individu itu sendiri dan dia membutuhkan bantuan untuk mengatasi kedaan yang dia alami.

Sedangkan pada tingkat panik, individu tidak mampu lagi mengontrol dirinya, aktivitas motorik meningkat, persepsi yang menyimpang, kehilangan pikiran yang rasional dan tidak mampu berhubungan dengan orang lain.

Diagram. 2.2. Respon Kecemasan

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

Rentang Respon Kecemasan menurut Stuart & Sundeen (1998)

Menggambarkan karakteristik respon kecemasan mulai dari respon yang adaptif yaitu tahap antisipasi sampai respon yang maladaptif yaitu panik. Kecemasan memang diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat kecemasan yang berat tidak dapat sejalan dengan kehidupan.

(39)

bisa dihadapi mahasiswa dalam menulis tugas akhir sehingga bisa menimbulkan kecemasan, antara lain kendala internal yang meliputi malas, motivasi yang kurang, dan takut bertemu dengan dosen pembimbing untuk konsultasi. Kendala eksternal meliputi dosen pembimbing skripsi, literatur, keterbatasan dana dan metodelogi penelitian.

Sedangkan menurut Carpenito (2000) dalam Asmika dkk (2009), sumber kecemasan pada mahasiswa antara lain pembuatan bermacam tugas, laporan dan makalah harus dikerjakan mahasiswa serta ujian sebagai evaluasi dilakukan secara rutin, dan salah satu sumber kecemasan bagi mahasiswa tingkat akhir adalah kewajiban menyusun tugas akhir.

2.2 Skripsi

2.2.1 Pengertian Skripsi

Skripsi merupakan sebuah karya ilmiah, ada banyak karya ilmiah yang ditulis orang, bergantung pada penggunaannya. Ada karya ilmiah berupa skripsi, tesis, disertasi, atau berupa laporan penelitian (search report) bagi lembaga yang membiayai penelitian tersebut. Ada juga karya ilmiah berupa karya ilmiah untuk dimuat dimajalah ilmiah, jurnal, atau makalah untuk seminar (Dwiloka & Riana, 2005). Akan tetapi, umumnya karya ilmiah di perguruan tinggi, menurut Arifin (2003) dalam Dwiloka & Riana (2005), dibedakan menjadi makalah, kertas kerja, skripsi, tesis, dan disertasi.

(40)

karya ilmiah hasil penelitian mandiri atau kajian kepustakaan dengan bantuan seseorang dosen pembimbing yang dikerjakan untuk memperoleh gelar sarjana (jenjang SI) dan telah berhasil dipertahankan didepan suatu tim penguji yang dibentuk oleh perguruan tinggi (Setiadi, 2007).

Skripsi adalah peroses penelitian ilmiah atau eksperimen ilmiah yang melibatkan pengumpulan data yang sangat banyak, memiliki tujuan dan disusun secara sistematis. Analisa dan interpretasi data kemudian dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan yang baru atau menambah pengetahuan ilmiah yang terorganisir (Dempsey, 2002).

2.2.2 Tujuan Penulisan Skripsi.

(41)

persoalan peningkatan latiahan berpikir dan berkerja secara ilmiah dikalangan mahasiswa (Setiadi, 2007).

2.2.3 Persyaratan Penyusunan Skripsi

Menurut Arikunto (2006), tanpa adanya skripsi, pengetahuan tidak akan bertambah maju. Padahal pengetahuan adalah dasar semua tindakan dan usaha. Jadi penelitian sebagai dasar untuk meningkatkan pengetahuan, harus diadakan agar meningkat pula pencapaian usaha-usaha manusia.

Ada tiga persyaratan penting dalam melakukan penyusunan skripsi yaitu: sistematis, berencana, dan mengikuti konsep ilmiah. Sistematis artinya mengikuti dilaksanakan menurut pola tertentu, dari yang paling sederhana sampai kompleks hingga tercapai tujuan secara efektif dan efesien. Berencana artinya dilaksanakan dengan adanya unsur tentang langkah-langkah pelaksanaannya. Mengikuti konsep ilmiah artinya mulai awal sampai akhir kegiatan penelitian yaitu prinsip yang digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan.

Apabila diterapkan dalam kegiatan skripsi maka utamanya sebagai berikut: a) Penlitian dihadapkan pada suatu kebutuhan dan tantangan.

b) Merumuskan masalah, sehingga masalah tersebut jelas batasannya, kedudukan, dan menemukan cara alternatif untuk pemecahan masalah.

c) Menetapkan hipotesis sebagai titik tolak mengadakan tindakan menentukan alternatif pemecahan masalah yang dipilih.

(42)

e) Mengambil kesimpulan berdasarkan pengelolahan data dan dikembalikan kepada hipotesis yang sudah dirumuskan.

f) Memutuskan kemungkinan untuk mengadakan generalisasi dari kesimpulan tersebut serta implikasinya dimasa yang akan datang.

Berdasarkan buku panduan program pendidikan diprogram studi ilmu keperawatan (2010), menjelaskan bahwa syarat penyusunan skripsi didasarkan pada BAB V pasal 20 tentang:

1) Program studi yang mewajibkan mahasiswa menyusun skripsi, mahasiswa tersubut harus memperoleh minimal 110 SKS tanpa nilai D dan E serta memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan masing-masing fakultas.

2) Mahasiswa yang telah memenuhi ayat 1 (yang tertera diatas) wajib menyampaikan penyusunan rencana skripsi sesuai dengan lingkup masalah yang terjadi perhatian jurusan atau bagian program studi yang bersangktan.

2.2.4 Tahapan Proses Penelitian Dalam Skripsi

Menurut Dempsey (2003), langkah-langkah sistematis pada proses penelitian terdiri dari tiga tahapan yang berurutan untuk menjawab pertanyaan penelitian atau menyelesaikan masalah yang sedang diteliti.

a) Tahap I; Perencanaan Studi

(43)

yang tepat harus tersedia untuk menyelidiki masalah tersebut., perlu dipertimbangkan juga mengenai ketersediaan subjek yang diharapkan dapat berpatisipasi dalam studi penelitian, sekaligus implikasi etis penelitian, seperti perlindungan terhadap hak-hak pertisipasi studi, waktu dan dana juga harus dipertimbangkan dalam melakukan penelitian. Tahap perencanaan dalam proses penelitian terdiri dari lima langkah awal:

1) Pernyataan masalah

2) Tinjauan pustaka terkait penelitian 3) Pernyataan tujuan studi

4) Rencana pengumpulan data 5) Rencana analisis data

b) Tahap II; Pelaksanaan Proposal Penelitian

Setelah proposal penelitian yang lengkap telah dievaluasi oleh pembimbing penelitian dan telah diperbaiki oleh peneliti, maka proposal harus diajukan kepihak institusi yang berwenang untuk disetujui. Jika persetujuan telah diberikan, peneliti kemudian dapat melaksanakan proposal tertulis tersebut. Pada tahap pelaksanaan ini, peneliti mengikuti proposal tertulis dengan mengumpulkan data secara sistematik untuk dianalisis.

c) Tahap III; Penyebarluasan Hasil Penelitian

(44)

Kemudian peneliti menulis laporan penelitian yang lengkap untuk menyampaikan temuannya sehingga dapat diketahui oleh orang lain.

2.2.5 Hubungan Penyelesaian Skripsi Dengan Kecemasan

Mahasiswa rentan terhadap kecemasan dan depresi. Stresor psikososial adalah setiap keadaan yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga orang itu terpaksa beradaptasi atau menanggulangi stressor yang timbul. Perubahan lingkungan belajar juga menjadi salah satu faktor pencetus kecemasan dan depresi pada mahasiswa. Kecerdasan bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan sukses atau tidaknya seseorang dalam belajar, tapi ketenangan jiwa juga mempunyai pengaruh atas kemampuan untuk menggunakan kecerdasan tersebut (Daradjat, 1988).

Kecemasan mempengaruhi hasil belajar mahasiswa, karena kecemasan cenderung menghasilkan kebingungan dan distorsi persepsi. Distorsi tersebut dapat mengganggu belajar dengan menurunkan kemampuan memusatkan perhatian menurunkan daya ingat, mengganggu kemampuan menghubungkan satu hal dengan yang lain (Kaplan & Saddock, 2005).

(45)

yang pencemas, serta mahasiswa yang memiliki pikiran-pikiran negatif atau penilaian yang tidak realistik.

Penyebab kecemasan pada mahasiswa teknik informatika tingkat akhir dikarenakan beban tugas yang semakin tinggi, karena harus menyelesaikan studi terutama skripsi, yang menjadi langkah terakhir untuk ketentuan kelulusan. Dalam penulisan skripsi dituntut kemandirian dan ketelitian dalam pengerjaannya. Ada banyak beban yang menimbulkan kecemasan pada saat mengerjakan skripsi antara lain mahasiswa dituntut memiliki ide untuk membuat konsep yang jelas, wawasan yang luas, harus mengetahui kondisi lapangan, harus mampu menjelaskan apa yang telah dituliskan, harus mempu menjelaskan produk yang dibuat dan lain-lain (Rosma, 2012). Sedangkan berdasarkan penelitian Zulkifli (2012), 80% mahasiswa mengalami kecemasan ketika akan menghadapi ujian skripsi.

(46)

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan.

Kerangka konseptual dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan mahasiswa dalam penyelesaikan skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Skema 3.1 Kerangka Penelitian Kecemasan

Mahasiswa dalam penyelesaian

skripsi

-ringan

-sedang

-berat

(47)

Tabel 1. Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala

(48)
(49)

- Panik Kecemasan mahasiswa dalam penyelesaian skripsi di fakultas keperawatan USU pada

tingkat panik menyebabkan

mahasiswa merasa ketakutan dan teror dan kehilangan kendali. Mahasiswa yang mengalami panik tidak

mampu melakukan sesuatu walaupun sudah diarahkan.

Diambil dari kuesioner

kecemasan

Spieberger (1977) sebanyak 20 pernyataan.

(50)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan mahasiswa KBK dalam penyelesaian skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4.2 Populasi Dan Sampel 4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2003). Berdasarkan pengertian tersebut, populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara pada tahun 2014 yaitu 125 orang mahasiswa.

4.2.2 Sampel.

Menurut Arikunto (2010), sampel adalah sebagian atau yang mewakili dari populasi yang diteliti. Teknik yang digunakan pada penelitian ini menggunakan

total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2010).

(51)

4.3 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang beralamat di Jalan Prof. Ma’as No.3 kampus Universitas Sumatera Utara, Medan. Adapun alasan pemilihan lokasi tersebut karena subjek penelitian yang merupakan daerah kampus dimana peneliti berada sehingga diharapkan akan memudahkan peneliti dalam melakukan kegitan penelitian untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 26 April sampai 2 Mei 2014

4.4 Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah proposal penelitian selesai diuji dan peneliti mendapatkan persetujuan dari Fakultas Keperawatan USU. Setelah mendapatkan izin dalam pengumpulan data, maka dilakukan pendekatan kepada responden dan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. Menurut Nursalam (2003), ada beberapa pertimbangan etik yang diperhatikan pada penelitian ini yaitu:

4.4.1 Right to Self Determination, responden diperlakukan secara manusiawi dan peneliti memberi kebebasan kepada responden untuk menentukan apakah bersedia atau tidak untuk mengikuti kegiatan penelitian.

(52)

responden bersedia menjadi peserta penelitian maka responden diminta menandatangani lembar persetujuan.

4.4.3 Anonimity, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data, tetapi akan memberikan kode pada masing-masing lembar persetujuan tersebut.

4.4.4 Confidentiality, peneliti menjamin kerahasiaan informasi responden dan data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.

4.5 Instrumen Penelitian 4.5.1 Kuesioner Penelitian

Untuk memperoleh data dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner. Kuesioner ini dibagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama adalah data demografi meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat tempat tinggal, suku, agama, pendapatan perbulan.

Bagian kedua adalah kuesioner kecemasan yang menggambarkan tingkat kecemasan mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi. Kuesioner kecemasan ini terdiri dari 20 pertanyaan, 10 pertanyaan positif dan 10 pertanyaan negatif. Pernyataan positif terdapat pada nomor 1,2,3,4,6,8,9,11,15,16 dan pernyataan negatif terdapat pada nomor 5,7,10,12,13,14,17,18,19,20. Kuesioner tingkat kecemasan mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi menggunakan skala Likert

(53)

kecemasan ringan = 20-35, kecemasan sedang = 36-50, kecemasan berat = 51-65, panik= 66-80.

4.6 Uji Validitas Dan Reliabilitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006). Uji validitas instrumen bertujuan untuk mengetahui kemampuan instrumen untuk mengukur apa yang diukur (Notoadmojo, 2005). Kuesioner ini divalidasi dengan menggunakan validitas isi (content validity) yang dilakukan oleh dosen berstrata magister dari Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas. Pernyataan yang tidak valid langsung diganti oleh peneliti berdasarkan saran dari penguji validitas.

(54)

4.7 Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan setelah seminar proposal penelitian dan mendapatkan izin penelitian dari Fakultas Keperawatan, peneliti selanjutnya membawa surat izin penelitian ke Fakultas Keperawatan Sumatera Utara. Setelah mendapat izin dari bagian kemahasiswaan, peneliti melakukan pengumpulan data penelitian. Pada saat pengumpulan data, peneliti menjelaskan waktu, tujuan, dan prosedur pelaksanaan penelitian kepada calon responden dan yang bersedia berpartisipasi diminta untuk menandatangani informed consent. Setelah menandatangani informed consent, peneliti menjelaskan prosedur pengisian kuesioner dan memberikan kuesioner kepada responden yang diisi sendiri oleh responden.

4.8 Analisa Data

(55)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menguraikan hasil tentang tingkat kecemasan mahasiswa dalam penyelesaian skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, yang diperoleh melalui pengumpulan data menggunakan kuesioner terhadap 125 responden yaitu mahasiswa KBK semester VIII stambuk 2010 yang sedang menyelesaikan skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 5.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diperoleh berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan selama 1 minggu dimulai pada tanggal 26 April 2014 sampai 2 Mei 2014, dengan jumlah responden sebanyak 125 orang mahasiswa KBK semester VIII. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan mahasiswa dalam penyelesaian skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Pengumpulan data dilakukan berdasarkan dua karakteristik yaitu karakteristik demografi dan karakteristik kecemasan mahasiswa. Karakteristik demografi terdiri dari; umur, jenis kelamin, suku dan agama.

5.1.1 Karakteristik demografi responden

(56)

Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik mahasiswa KBK semester VIII yang menjadi responden (N=125)

Demografi Jenis kelamin Laki-laki

(57)

Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh hasil tentang data demografi mahasiswa yaitu mayoritas mahasiswa berumur 21 tahun sebanyak 69 orang (55,2%) dan yang paling sedikit berumur 20 tahun sebanyak 1 orang (0,8%). Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki sebanyak 17 orang (13,6%), dan perempuan sebanyak 108 orang (86,4%). Berdasarkan suku yaitu mayoritas mahasiswa bersuku Batak sebanyak 78 orang (62,4%) dan yang paling sedikit suku Melayu sebanyak 1 orang (0,8%). Sedangkan untuk agama diperoleh data dari karakteristik responden yaitu mayoritas mahasiswa beragama Protestan sebanyak 65 orang (52%) dan yang paling sedikit beragama Katolik sebanyak 4 orang (3,2%).

5.1.2 Distribusi frekuensi dan persentase tingkat kecemasan mahasiswa dalam Penyelesaian skripsi

(58)

Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase tingkat kecemasan mahasiswa dalam penyelesaian skripsi

Tingkat kecemasan Frekuensi (n)

Persentase (%)

Ringan 9 7,2 Sedang 68 54,4 Berat 41 32,8 Panik 7 5,6 Keterangan :

Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh hasil mengenai tingkat kecemasan mahasiswa dalam penyelesaian skripsi yaitu kecemasan ringan sebanyak 9 orang (7,2%), kecemasan sedang sebanyak 68 orang (54,4%), kecemasan berat 41 orang (32,8%) sedangkan untuk tingkat panik didapatkan hasil yaitu sebanyak 7 orang (5.6%).

5.2 Pembahasan

Dalam pembahasan ini peneliti membahas tentang karakteristik responden yang mempengaruhi tingkat kecemasan mahasiswa dalam penyelesaian skripsi dan peneliti mencoba untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan mahasiswa dalam penyelesaian skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5.2.1 Karakteristik demografi mahasiswa

(59)

yang dapat mempengaruhi kecemasan mahasiswa dalam penyelesaian skripsi. Karakteristik demografi responden tersebut yang dapat mempengaruhi kecemasan mahasiswa dalam penyelesaian skripsi yaitu umur dan jenis kelamin.

a. Umur

Hasil penelitian menunjukan bahwa umur reponden dalam penelitian ini 1 orang berumur 20 tahun (0,8%), 69 orang berumur 21 tahun (55,2%), 49 orang berumur 22 tahun (39,2%) dan 6 orang berumur 23 tahun (4,8%). Jika dilihat dari data demografi rentang usia responden berada pada rentang remaja akhir yaitu 17-25 tahun Depkes RI (2006). Usia merupakan salah satu faktor penyebab kecemasan, Menurut Zulkarnain & Novliadi (2009), dalam penelitiannya diperoleh hasil bahwa usia ikut mempengaruhi kecemasan seseorang saat menghadapi ujian, subjek yang berusia 18 tahun memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi ketika menghadapi ujian.

(60)

b. Jenis Kelamin

(61)

perempuan lebih merasa tertekan dan lebih mudah mengalami gangguan kecemasan

5.2.2 Tingkat kecemasan mahasiswa dalam penyelesaian skripsi.

(62)

Menurut Rosma (2008), dalam penelitiannya mengatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecemasan dalam pengerjaan skripsi, misalnya faktor internal dan eksternal, faktor eksternal atau dari luar diri misalnya birokrasi kampus yang rumit atau dosen pembimbing yang sulit ditemui. Faktor internal atau dari dalam diri misalnya kemampuan dasar mahasiswa yang rendah, inteligensi yang rendah, kurang memahami dan menguasai meteri yang akan dibuat, mahasiswa dengan gangguan kecemasan umum atau mahasiswa yang pencemas, serta mahasiswa yang memiliki pikiran-pikiran negatif atau penilaian yang tidak realistik.

Mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi sangat mudah mengalami kecemasan, hal tersebut dikarenakan proses penyusunan skripsi adalah hal baru yang harus dikerjakan dan harus selesai dengan tepat waktu, banyak perubahan yang terjadi ataupun perbedaan yang timbul dari proses belajar biasa dengan proses penyusunan skripsi, hal tersebut memicu timbulnya stressor kecemasan.

Stressor psikososial adalah setiap keadaan yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga orang tersebut terpaksa beradaptasi dengan

(63)

kecemasan cenderung menghasilkan kebingungan dan distorsi persepsi. Distorsi tersebut dapat mengganggu belajar dengan menurunkan kemampuan memusatkan perhatian, menurunkan daya ingat, mengganggu kemampuan menghubungkan satu hal dengan yang lain (Kaplan & Saddock, 2005).

Menurut Mujiyah dkk (2001) dalam Suryadi (2001), dalam penelitiannya memaparkan bahwa mahasiswa dapat mengalami kecemasan akibat kesulitan-kesulitan dalam proses penyusunan skripsi, seperti kesulitan-kesulitan dalam menentukan latar belakang masalah, teori dan metodologi, ketakutan menghadapi dosen dan lain-lain. Sejalan dengan pernyataan tersebut, menurut Darmono & Hasan (2008), permasalahan yang biasanya dihadapi mahasiswa dalam proses penulisan skripsi diantaranya kesulitan mencari literatur, dana yang terbatas, tidak terbiasa menulis karya ilmiah, kurang terbiasa dengan sistem kerja terjadwal dengan pengaturan waktu sedemikian ketat dan masalah dengan dosen pembimbing skripsi, selain itu kegiatan mahasiswa diluar kampus yang banyak seperti ekstrakulikuler dan organisasi-organisasi kemahasiswaan yang diikuti membuat mahasiswa menjadi sangat sibuk dan tidak memiliki banyak waktu untuk mengerjakan skripsinya.

(64)

kecemasan mahasiswa dalam penyelesaian skripsi sebagai tugas akhir dari perkuliahan dan harus selesai tepat waktu. Menurut Dayfiventy (2012), dalam penelitiannya, menemukan stressor utama yang dialami mahasiswa KBK Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara adalah jadwal kuliah yang padat, persiapan waktu ujian yang singkat, bahan yang susah didapat dari dosen dan kekhawatiran dalam menghadapi ujian. Hal ini sejalan dengan Hawari (2006) dalam Zulkifli (2012), menyatakan bahwa stressor dalam kehidupan (stressor psikososial) adalah setiap kejadian atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga orang tersebut terpaksa mengadakan adaptasi atau penyesuaian diri untuk menanggulanginya. Namun hal itu tidak semua orang mampu melakukan adaptasi dan mengatasi stressor

(65)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai tingkat kecemasan mahasiswa dalam penyelesaian skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara didapat kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut.

6.1 Kesimpulan

Hasil penelitian yang didapat mayoritas mahasiswa semester VIII KBK yang sedang menyelesaikan skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara mengalami kecemasan. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas mahasiswa mengalami kecemasan pada tingkat sedang sampai berat dalam penyelesaian skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

(66)

untuk faktor internalnya misalnya kemampuan dasar mahasiswa yang rendah, kurang memahami materi yang menjadi fokus penelitiannya dan pemikiran pemikiran yang negatif dan penilaian yang tidak realistik.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Pendidikan Keperawatan

Diharapkan kepada institusi pendidikan keperawatan agar dapat meningkatkan metode-metode pembelajaran yang efektif, meninjau ulang jadwal perkuliahan yang telah diatur sebelumnya dan mempertimbangkan waktu perkuliahan dengan proses penyusunan skripsi pada semester VIII, sehingga mahasiswa keperawatan tidak akan mengalami gangguan kecemasan.

6.2.2 Bagi Mahasiswa Keperawatan

(67)

6.2.3 Bagi Penelitian Selanjutnya

(68)

DAFTAR PUSTAKA

Alloy, Dkk. (2005).abnormal Psychology: Curren Perspective ( ed.). New York: Mc Crow Hill.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asmika, Dkk. (2012). Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Drajat Dysmenorrhea Pada Mahasiswi Yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan Ilmu Keperawatan Program A Angkatan 2009 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Diambil pada tanggal 27, bulan 9, tahun 2013, http://www.old.fk.ub.ac.id.htm

Darmono & Hasan. (2008). Menyelesaikan skripsi dalam satu semester: Gramedia. Widia sarana indonesia. Diambil pada tanggal 15, bulan

6, tahun 2014, http://eprints.uns.ac.id/4116/1/130740508201003381.pdf

Dempsey, P. A., & Dempsey, A. D. (2002). Riset keperawatan: buku ajar dan latihan/penulis. Jakarta: EGC

Eysenck, M.W. (1990). Cognitive Psychology: An International Review. London: Jhon Wiley & Sons, Inc.

Linayaningsih,. F. (2007). Kecemasan pada mahasiswa fakultas psikologi Universita Katolik Soegijapranata dalam pengerjaan skripsi.

Diambil pada tanggal 27, bulan 9, tahun 2013. http://www.eprints.unika.ac.id.htm

Fortinash, K. M., & Worret, P. A. H. (2003). Psychiatric Nursing Care Plans.

Philadelphia. USA: Mosby.

Gunadi. (2004). Karakter kepribadian. (Online) diambil 24 juni 2014 http://www.sabda.org/e3i/kategori/karakter-kepribadian

Healy, D (2005). Psychiatric Drugs Explained ( ed.). London: Elsevier.

Hutagalung, Evalina Asnawi. (2007). Tatalaksana Diagnosis dan Terapi Gangguan Anxietas.(Online). diambil 15 Oktober 2013). (http://www.idijakbar.com/prosiding/gangguananxietas.htm,

(69)

Maslim, R. (2001). Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III.

Jakarta: Nuh Jaya.

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, Praktik ( ed. vol.1). Jakarta: EGC.

Purba, J. M., dkk. (2012). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Psikososial Dan Gangguan Jiwa ( ed.). Medan: USU Press. Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Stuart, G. W. (2012). Buku Saku Keperawatan jiwa ( . . Jakarta: EGC.

Stuart, G. W., & Sundeen, S. J. (1987). Principles and Practice of Psyhiatric Nursing. Washington D.C: Mosby.

Spielberger, C. D. (1997). State-Trait Anxiety Inventory for Adults. Redwood City: Mind Garden.

Wangmuba. (2009). Pengertian kecemasan. (Online) diambil 25 Maret 2014. http://wangmuba.com/2009/03/13/pengertian-kecemasan.html. Wilkinson, J. M. (2005). Prentice Hall Nursing Diagnosis Handbook With NIC

Interventions And NOC Outcomes ( ed.). USA: Pearson Prentice Hall.

Zulkarnain & Novliadi. (2009). Majalah kedokteran USU. Vol. 42. No. 1 diambil

tanggal 24 juni 2014 http://jurnal.usu.ac.id/index.php/jkh/article/download/49/68

Zulkifli, (2012). Perbedaan Tingkat Kecemasan Program A dan Program B Psik FK UNAND Sebelum Menghadapi Ujian Skripsi Mahasiswa FK

UNAND. Skripsi. Universitas Andalas.

(70)

Lampiran 1 No. Kode Responden:

(Diisi oleh peneliti) Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Tingkat Kecemasan Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Skripsi Di Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara Oleh :

Febri Wibowo Adek Syaputra/101101062

Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan. Saat ini saya sedang mengadakan penelitian yang berjudul “Tingkat Kecemasan Mahasiswa Dalam Penyelesaikan Skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara”. Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan mahasiswa dalam penyelesaian skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penelitian ini, mahasiswa akan diberikan dua buah kuesioner yaitu kuesioner data demografi dan kuesioner kecemasan mahasiswa. Untuk keperluan tersebut, saya mengharapkan kesediaan saudara/saudari untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, dimana penelitian ini tidak memberi dampak yang membahayakan. Jika saudara/saudari bersedia, saya mohon kesediaan saudara/saudari untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan saudara/saudari.

Partisipasi saudara/saudari dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehinggga saudara/saudari bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Semua informasi yang saudara/saudari berikan akan dirahasiakan dan hanya dipergunakan dalam penelitian ini.

Terima kasih atas partisipasi saudara/saudari dalam penelitian ini.

Medan, 2014 Responden

(71)

Lampiran 2 KUESIONER TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA DALAM

PENYELESAIAN SKRIPSI DI FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Petunjuk pengisian:

a. Saudara/saudari diharapkan bersedia menjawab pernyataan yang ada.

b. Menjawab setiap pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist () pada tempat yang disediakan.

c. Bila ada yang tidak dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti. A. Data Demografi

1. Nama (Inisial) :

2. Umur :…………Tahun

3. Jenis Kelamin : 1. ( ) L 2. ( ) P 4. Alamat Tempat Tinggal :

5. Suku : 1. ( ) Aceh 4. ( ) Minang 2. ( ) Batak 5. ( ) Melayu

3. ( ) Jawa 6. ( ) Lain-lain, sebutkan … ………..

(72)

Lampiran 3 B. Kuesioner Tingkat Kecemasan Mahasiswa Dalam Penyelesaian Skripsi di

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Petujuk pengisian:

Berilah tanda checklist () pada setiap kolom jawaban yang tersedia

dibawah ini sesuai dengan situasi dan kondisi yang anda alami Keterangan:

TP =Tidak Pernah K = Kadang-kadang SR = Sering

SL = Selalu

Berikut ini adalah pernyataan-pernyatan tentang tingkat kecemasan mahasiswa dalam penyelesaian skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

(73)

No Pernyataan TP K SR SL 1 Saya merasa senang

2 Saya merasa percaya diri 3 Saya merasa tenang 4 Saya merasa tersiksa 5 Saya merasa sedih 6 Saya merasa aman 7 Saya merasa tegang 8 Saya merasa santai 9 Saya merasa mantap 10 Saya merasa ragu-ragu 11 Saya merasa nyaman 12 Saya merasa bingung 13 Saya merasa gelisah 14 Saya merasa cemas 15 Saya merasa lega

16 Saya merasa cemas akan kemungkinan-kemungkinan kegagalan 17 Saya merasa ketakutan

(74)
(75)

TAKSASI DANA

4. Fotocopy sumber-sumber yang digunakan

5. Fotocopy memperbanyak proposal 6. Sidang proposal

Rp. 50.000 2. Pengumpulan Data

1. Transportasi 2. Cenderamata

Rp. 100.000 Rp. 300.000 3. Analisa Data dan Pengumpulan Laporan

1. Kertas A4 2 rim 80gr 2. Penjilidan

3. Fotocopy laporan penelitian 4. Sidang skripsi

Rp. 64.000 Rp. 100.000 Rp. 50.000 Rp. 300.000

4. Biaya Tak Terduga Rp.100.000

(76)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Febri Wibowo Adek Syaputra Tempat/Tanggal Lahir : Kacangan / 12 Februari 1991 Jenis Kelamin : Laki - Laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. Titi Papan. Gang Pertahanan No. 48 Medan Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 056617 Parit Pomopa 1998-2004

(77)
(78)

26 2  3  3  2 2 2 2 1 3 3 3 2 2  2 2 2 2 3 3 2

27 3  1  3  2 2 3 2 3 3 2 3 2 2  2 3 2 2 2 3 3

28 1  1  2  2 2 3 2 2 1 3 1 3 3  3 1 3 3 3 1 1

29 1  1  3  2 2 3 2 3 4 2 3 2 2  2 3 2 2 2 3 2

30 4  1  1  1 1 2 2 1 1 1 1 1 1  1 2 3 3 2 3 2

(79)

RELIABILITY

/VARIABLES=O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7 O8 O9 O10 O11 O12 O13 O14 O15 O16 O17 O18 O19 O20 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL

/MODEL=ALPHA

/STATISTICS=DESCRIPTIVE.

Reliability [DataSet0]

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.888 20

 

 

 

 

(80)
(81)
(82)
(83)

112  22 thn  P  2 batak  2 islam  1

113  21 thn  P  2 batak  2 islam  1

114  21 thn  P  2 batak  2 islam  1

115  22 thn  L  1 minang  4 islam  1

116  21 thn  P  2 batak  2 protestan  2

117  21 thn  P  2 batak  2 katolik  3

118  23 thn  P  2 batak 2 protestan  2

119  22 thn  L  1 nias  6 protestan  2

120  21 thn  P  2 gayo  7 islam  1

121  22 thn  P  2 minang  4 islam  1

122  21 thn  P  2 aceh  1 islam  1

123  22 thn  P  2 batak  2 protestan  2

124  21 thn  P  2 batak  2 protestan  2

125  21 thn  P  2 gayo  7 islam  1

(84)
(85)
(86)
(87)

Gambar

Tabel 1. Definisi Operasional
Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik
Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase tingkat kecemasan mahasiswa

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian terhadap tingkat kecemasan secara umum didapatkan hampir setengah dari mahasiswa 48% (12 orang mahasiswa) mengalami tingkat kecemasan ringan

diatas yang melihat gejala nyeri pinggang bawah menurut tingkat sindroma kecemasan ditemukan bahwa gejala terbanyak ditemukan pada mahasiswi dengan tingkat kecemasan

Partisipan : Kalau dari ceramah untuk masuk ke bagian PBL yah, menurut saya sih bisa yah, bisa tidak, artinya kalau ketika dalam metode ceramah, tidak pure hanya membahas

Hasil : Berdasarkan Hasil penelitian didapatkan bahwa pada Mahasiswi FK USU sindrom tingkat kecemasan yang paling banyak adalah Tingkat kecemasan ringan ( 49% ) dimana

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi persepsi dan kecemasan mahasiswa dalam menghadapi tugas akhir skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas

Menurut Hall dan Lindzey (1998), orang ekstrovert itu mudah bersosialisasi, senang hura,hura, mempunyai banyak teman, membutuhkan orang untuk diajak bicara, tidak suka

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi persepsi dan kecemasan mahasiswa dalam menghadapi tugas akhir skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas

Tingkat kecemasan yang paling banyak dialami pada mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura dalam menghadapi ujian skripsi adalah kecemasan ringan.. Peneliti