• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Keragaman Genetik Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.) Berdasarkan Marka Morfologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Keragaman Genetik Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.) Berdasarkan Marka Morfologi"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

417

Studi Keragaman Genetik Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.)

Berdasarkan Marka Morfologi

(Variability Genetic Analysis For Jackfruit [Artocarpus heterophyllus Lam.]

Based on Morphologycal Marker)

Sulassih1), Sobir*1,2), Santosa E1), Tirtawinata MR3) 1)

Pusat Kajian Hortiultura Tropika, Institut Pertanian Bogor Kampus Baranangsiang, Jl Pajajaran, Bogor (0251-8326881) Indonesia 2) Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

3)

Taman Wisata Mekarsari, Jl Cileungsi-Jonggol KM3 Bogor (021-82318128231811,8231813 Indonesia

*)Corresponding author: sobir@ipb.ac.id

Abstrak

Nangka (Artocarpus heteropyllus Lam.) merupakan tanaman yang banyak ditemui di Indonesia. Nangka memiliki banyak manfaat untuk konsumsi buah segar, sumber antioksidan, mineral dan vitamin, tetapi saat ini belum menjadi komoditas prioritas di Indonesia. Program pengembangan pemuliaan tanaman nangka perlu dilakukan melalui proses seleksi uji observasi. Keragaman genetik nangka dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk mendapatkan varietas unggul baru. Berdasarkan hasil pengamatan 21 karakter morfologi yang mencakup 71 sub karakter, pada 30 aksesi nangka di kawasan Bogor dengan menggunakan software NTSYS diperoleh rentang koefisien kemiripan antara 0,23 sampai 1.00 dan membentuk 7 kelompok dengan tingkat kemiripan sebesar 0.544. Pengelompokan tersebut berdasarkan bentuk buah yaitu bentuk buah bulat seperti pada nangka Bola, oblong pada nangka Kandel dan elips pada umumnya semua aksesi. Karakter lain yang menonjol adalah pada nangka telanjang yang memiliki daging buah tampak di luar kulit. Nangka bola dan nangka telanjang perlu dilindungi sebagai sumber plasma nutfah Indonesia, sedangkan nangka Sindangsari2 dapat dikembangkan sebagai varietas unggul baru.

Keywords: nangka bola, nangka kandel, nangka telanjang, morfologi

Abstract

Jackfruit (Artocarpus heteropyllus Lam.) is a common fruit crop in Indonesia. Jackfruit is not an Indonesian priority crop although it contains antioxidants, minerals and vitamins, and it is suitable for fresh consumption. Selection by observation is one of important methods in jackfruit breeding program. The genetic variability of jackfruit could be a source of diversity to find out the new cultivars. Based on 21 morphological descriptors which consist of 71 characters, 30 jackfruit accessions originated from Bogor have been clusterred into 7 classes with similarity coefficient 0.544. The classification was based on fruit shape, such as spherical for Bola accession, oblong for Kandel accession and elips for the other accessions. Prominent character of Telanjang accession was it has visible bulb doe to less or no peel. Bola and Telanjang accessions are needed to be protected as Indonesian germplasm, and Sindangsari2 accession as a candidate for new cultivar of jackfruit.

Keywords: Bola accession, Kandel variety, jack fruit, Telanjang accession, morphological marker

Pendahuluan

(2)

418

lain dari nangka adalah daun yang memiliki antioksidan untuk hiperglikemiks dan hiperlipidemia (Omar et al. 2011). Kayu nangka dapat djadikan sebagai bahan bangunan, bahkan di Tana Toraja Sulawesi Selatan kayu nangka menjadi kayu pilihan untuk membuat replikasi berupa patung kayu sebagai penghargaan terhadap yang sudah wafat. Ukuran patung kayu setinggi 0,5-1 m bisa mencapai harga Rp. 30.000.000.

Saat ini produksi nangka di Indonesia belum terdata secara resmi. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh : (1) komoditas nangka belum menjadi 10 prioritas komoditas unggulan seperti pisang, mangga, manggis, jeruk, durian, rambutan, salak, semangka, nenas dan melon, (2) penanaman nangka masih disekitar pekarangan, kebun buah campuran atau sebagai tumpang sari tanpa melalui pendekatan agribisnis, (3) serangan hama dan penyakit, (4) buah nangka mudah busuk, ukuran buah besar dan wangi yang menyengat sehingga masih sulit untuk diekspor. Tantangan komoditas produk hortikultura terdapat pada faktor yang mempengaruhi persaingan pasar diantaranya isu-isu yang berkaitan dengan peningkatan daya saing produk pertanian Indonesia terutama yang berkaitan dengan mutu/standarisasi dan perubahan paradigma serta pola hidup penduduk akan hidup lebih sehat dengan mengkonsumsi produk pertanian segar. Permintaan terhadap nangka merupakan potensi untuk dikembangkan. Pemeliharaan kultivar-kultivar unggul merupakan langkah yang penting. Sasaran perbaikan dalam program pemuliaan tanaman dalam perbaikan potensi hasil, perbaikan kualitas, resistensi terhadap hama dan penyakit dan tingkat adaptasi terhadap cekaman lingkungan perlu diawali melalui studi keragaman nangka berbasis identifikasi morfologi.

Penelitian bertujuan sebagai tahap seleksi dan observasi keragaman morfologi pada aksesi nangka di sekitar wilayah Bogor sebagai dasar untuk memperoleh informasi calon pohon induk tunggal.

Metodologi

(3)
[image:3.595.115.525.88.472.2]

419

Tabel 1. Bahan tanaman yang digunakan untuk studi morfologi

No. Aksesi Lokasi

Elevasi (m di bawah permukan laut)

1. Leuwi Sadeng1 Leuwiliang Kab. Bogor 232

2. Leuwi Sadeng2 Leuwiliang Kab. Bogor 208

3. Sindangsari1 Gunung Batu Bogor Barat 231

4. Sindangsari2 Gunung Batu Bogor Barat 238

5. Tanah Baru Tanah Baru Bogor Utara 187

6. Bantar Kambing Bantar Kambing Bogor Barat 159

7. Barata Cimangu Tanah Sareal Bogor 222

8. Cimanggu Cimanggu Tanah Sareal Bogor 231

9. Darmaga Darmaga Kab. Barat 204

10. Cikabayan Darmaga Kab. Bogor 175

11. Babakan Madang2 Babakan Madang Kab. Bogor 308

12. Babakan Madang3 Babakan Madang Kab. Bogor 115

13. Babakan Madang4 Babakan Madang Kab. Bogor 285

14. Babakan Madang5 Babakan Madang Kab. Bogor 285

15. Kunir1 Taman Wisata Mekarsari Kab. Bogor 104

16 Kunir2 Taman Wisata Mekarsari Kab. Bogor 204

17. Kandel Taman Wisata Mekarsari Kab. Bogor 94

18. Salak Taman Wisata Mekarsari Kab. Bogor 109

19. Kapuk1 Taman Wisata Mekarsari Kab. Bogor 94

20. Kapuk2 Taman Wisata Mekarsari Kab. Bogor 109

21. Bola2 Taman Wisata Mekarsari Kab. Bogor 95

22. Bola3 Taman Wisata Mekarsari Kab. Bogor 95

23. Mas Taman Wisata Mekarsari Kab. Bogor 90

24. Telanjang Taman Wisata Mekarsari Kab. Bogor 96 25. Kandel Cipaku Taman Wisata Mekarsari Kab. Bogor 323 26. Merah Putih Taman Wisata Mekarsari Kab. Bogor 315

27. Sempur1 Sempur Bogor Tengah 263

28. Sempur2 Sempur Bogot Tengah 263

29. Pondok Rumput2 Pondok Rumput Tanah Sareal 237

30. Marang Taman Wisata Mekarsari Kab. Bogor 308

Analisis Marka Morfologi Tanaman

Pengamatan morfologi mengacu pada IPGRI (2000) dengan diskriptor ditampilkan pada Tabel 2. Karakter yang diamati sebanyak 21 karakter yang mencakup 71 subkarakter. Dokumentasi diperoleh dengan menggunakan kamera digital Canon Powershoot A480. Analisis data diolah dengan menggunakan program NTSYS pc (Numerical Taxonomy and Multivariate Analysis) versi 2.0 (Rohlf 1998) berbasis data biner pada data karakter dan subkarakter (Sulassih et al. 2013).

Tabel 2. Pengamatan karakter morfologi nangka

No Marka Morfologi Sub karakter

1 Ukuran biji Sangat kecil (kurang dari 3gr),kecil (3-5,95 gr), sedang (6,0-8,0 gr), besar (lebih dari 8 gr)

2 Ukuran buah Buah kecil ukuran 6,9 gr, buah sedang ukuran 7-14gr, buah besar ukuran lebih dari 14 gr

3 Warna rami Putih, kuning, coklat muda

4 Bentuk buah Spheroid, ellipsoid, clavate, oblong, irreugular

5 Panjang buah Buah pendek ukuran kurang dari 28 cm, buah sedang ukuran 28-38,95, buah panjang ukuran lebih dari 39 cm

[image:3.595.109.528.634.757.2]
(4)

420

24 cm

7 Ketebalan kulit buah Tipis kurang dari 1,295 8cm, sedang 1,3-1,595, tebal lebih dari 1,6 8 Warna kulit buah Hijau tua, hijau, kuning kehijauan, kuning, kuning terang,

cream 9 Duri dipermukaan

kulit buah

Berduri, tidak berduri

10 Ketajaman duri Duri tajam, tumpul, rata 11 Ketebalan daging

buah

Daging tipis kurang dari 0,595 mm, sedang 0,6-0,895 mm, tebal lebih dari 0,9 mm

12 Bentuk daging buah Spheroid, cordate, obovate

13 Warna daging buah Kuning tua/orange, kuning, kuning muda, cream

14 Panjang hati Pendek kurang dari 28,95 cm, sedang 29-46,95 cm, panjang lebih dari 47 cm

15 Bentuk biji Spheroid, ellipsoid, oblong, reniform, irregular, 16 Panjang daging

buah

Pendek kurang dari 2,2695 cm, sedang 2,7-3,195 cm, panjang lebih dari 3,2 cm

17 Munculnya daging buah dipermukaan kulit

Daging buah keluar permukaan kulit, daging buah di dalam kulit

18 Bentuk duri Limas, rata, silinder

19 Jumlah biji Kurang dari 100 biji, lebih dari 100 biji 20 Panjang duri Lebih dari 1 cm, kurang dari 1 cm

21 Bobot daging buah Sangat kecil kurang dari 6gr, kecil 24,85-42 g, sedang 42,05-60,80 g, besar 60,85 g

Hasil dan Pembahasan

Keragaman Morfologi 30 Aksesi Nangka

Keragaman morfologi terhadap 30 aksesi nangka di wilayah Bogor tampak pada 21 karakter meliputi bentuk buah, warna kulit, warna daging buah seperti pada Gambar 1.

Keragaman karakter pada 30 aksesi nangka mampu dijelaskan oleh hasil observasi subkarakter yang menunjukan polimorfik. Konteks polimorfik adalah ada atau tidak adanya karakter suatu objek yang dikelompokan ke dalam subkarakter yang telah ditetapkan. Hasil rekapitulasi observasi polimorfik terdapat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rekapitulasi karakter polimorfik pada marka morfologi nangka

No. Karakter Jumlah

sub karakter Sub karakter polimorfik

1. Ukuran biji 4 4

2. Ukuran buah 3 3

3. Warna rami 4 4

4. Bentuk buah 4 4

5. Panjang buah 3 3

6. Diameter buah 3 3

7. Ketebalan kulit buah 3 3

8. Warna kulit buah 6 6

9. Duri dipermukaan kulit buah 2 2

10. Ketajaman duri 3 3

11. Ketebalan daging buah 3 3

12. Bentuk daging buah 4 4

(5)

421

14. Panjang hati 3 3

15. Bentuk biji 5 5

16. Panjang daging buah 4 4

17. Munculnya daging buah dipermukaan kulit 2 2

18. Bentuk duri 3 3

19. Jumlah 100 biji 2 2

20. Panjang duri 2 2

21. Bobot daging buah 4 4

Total 71 71 (100%)

Gambar 1. Keragaman morfologi pada warna kulit (A), duri (B), bentuk dan warna daging. Aksesi Leuwisadeng (1;2), Sindangsari (3;4), Tanah Baru (5), Bantar Kambing (6),

(6)

422

Analisis pengelompokan terhadap 30 aksesi nangka di wilayah Bogor menunjukan 7 kelompok pada koefisien kemiripan 0.544 dengan nilai goodness of fit sebesar 0, 79534. Kelompok A meliputi Leuwi Sadeng1, Babakan Madang5, Leuwi Sadeng2, Bantar Kambing, Cikabayan, Kapuk2, Salak, Barata, Babakan Madang2, Darmaga, Kunir1, Kandel, Sempur1, Sempur2, Kapuk1, Cimanggu, Kunir2, Sindang Sari1, Sindang Sari2, Mas dan Babakan Madang3. Kelompok B meliputi Tanah Baru, Merah Putih, dan Pondok Rumput2. Kelompok C hanya Kandel Cipaku serta kelompok D hanya Telanjang. Kelompok E terdiri dari Babakan Madang4, kelompok F meliputi Bola2 dan Bola3. Kelompok G hanya Marang (Artocarpus odoratissimus Blanco)sebagai out group (Gambar 5).

Gambar 5. Pengelompokan 30 aksesi nangka di wilayah Bogor berdasarkan marka morfologi.

Kemiripan karakter morfologi hampir dimiliki oleh 21 aksesi pada kelompok A, meskipun demikian keragaman karakter morfologi masih tampak pada hasil dendrogram. Keragaman tersebut dapat disebabkan karena tanaman nangka bersifat tanaman menyerbuk silang. Menurut Jagadesh et a.. (2007) nangka memiliki keragaman akibat menyerbuk silang dan hasil perbanyakan melalui biji. Khan et a.. (2010) mendapatkan keragaman berdasarkan pengamatan morfologi pada karakter kualitatif dan kuantitatif antara nangka yang sudah dibudidayakan di pekarangan dibandingkan dengan yang tumbuh secara alami di hutan. Berdasarkan hasil penelitian Adelina et al. (2006) pada 50 kultivar

Koefisien Kemiripan

0.23

0.43

0.62

0.81

1.00

(7)

423

nangka di 10 desa Kota Palu dan Kabupaten Donggala membentuk 6 kelompok berdasarkan marka morfologi dan isoenzim.

Keragaman morfologi 30 aksesi nangka di wilayah Bogor cukup tinggi dengan rentang koefisien kemiripan 23-100%, hal tersebut dapat ditunjukan oleh perbedaan (1) bentuk buah yang sangat mencolok terutama nangka Bola2 dan Bola3 yang berbentuk bulat, sedangkan yang lainnya berbentuk elips atau oblong, (2) permukaan kulit yang memiliki duri dan tidak berduri/rata seperti pada nangka bola dan nangka Kandel Cipaku tidak memiliki duri, (3) fenomena pembentukan daging buah sekaligus menjadi kulit buah seperti pada nangka telanjang. Sebagai pembanding nangka yang sudah dilepas adalah (1) nangka Kunir SK No 121/Kpts/TP.40/1991 asal Kabupaten Lumajang Jawa Timur atas usulan BPSBTPH Jawa Tmur, (2) nangka Kandel SK No 99/KPts/TP.240/3/2000 asal Kabupaten Bogor Jawa Barat atas usulan BPSBTPH DKI Jakarta. Nangka bola dan nangka telanjang perlu dilindungi sebagai sumber plasma nutfah Indonesia, sedangkan nangka Sindangsari2 dapat dikembangkan sebagai varietas unggul baru.

Kesimpulan

Keragaman karakter nangka dapat digunakan sebagai langkah awal untuk program pengembangan pemuliaan tanaman, diantaranya yaitu untuk mendapatkan aksesi yang memiliki karakter yang diharapkan dan sesuai/idiotype dengan sasaran perbaikan dalam program pemuliaan tanaman guna perbaikan potensi hasil, perbaikan kualitas, resistensi terhadap hama dan penyakit dan tingkat adaptasi terhadap cekaman lingkungan. Oleh karena itu nangka Sindangsari2 dapat dijadikan sebagai kandidat varietas unggul baru. Nangka telanjang dan nangka bola dapat dijadikan sebagai sumber plasma nutfah dan perlu dilakukan tahap perlindungan varietas tanaman.

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih penulis ucapkan untuk sumber pendanaan penelitian dari program Biaya Operasional Perguruan Tinggi (BOPTN) Tahun 2013 dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Daftar Pustaka

Adelina E., Tambing Y., Budiarti T., dan Murniati E. 2006. Identifikasi keragaman kultivar nangka berdasarkan ciri morfologi, dan analisis isoenzim. Jurnal Agrisains 7(3) : 150-155

[Ditjen Horti]. 2012. Daftar Varietas Hortikultura. Direktorat Perbenihan Hortikultura Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian.

Hettiaratchi UPK, Ekanayake S, Welihinda J. 2011. Nutritional assessment of jackfruit (Artocarpus heterophyllus) meal. Ceylon Medical Journal. 56 : 54-58.

(8)

424

Jagadeesh, SL, Reddy BS, Basavaraj N, Swamy GSK, Gorbal K, Hedge L, Raghavan GSV, Kajjidoni ST. 2007. Inter Tree Variability for Fruit Quality in Jackfruit Selections of Western Ghats of India. Scientia Horticulturae 112 : 382-387.

Khan R, Zerega N, Hossain S, Zuberi MI. 2010. Jackfruit (Artocarpus heterophyllus Lam.) Diversity in Bangladesh : Land Use and Artificial Selection. Economic Botany 64 (2) : 124-136.

Omar HS, El-Beshbishy HA, Moussa Z, Taha KF, B. Singab AN. 2011. Antioxidant activity of Artocarpus heterophllus Lam. (jack fruit) leaf exstract : Remarkable attenuations of hyperglycemia and hyperlipidemia in streptozotocin-diabetic rats. The Scientific World Journal. 11 : 788-800.

Rohlf FJ. 1998. NTSYSpc numerical taxonomy and multivariate analysis system version 2.0. User guide. New York : Department of Ecology and Evolution State University.

(9)
(10)
(11)

Bukittinggi 23-25 September 2014

Tema

:

Dukungan Teknologi dan Hasil Penelitian dalam

Membangun Pertanian Bio-industri Buah Tropika

Berkelanjutan

Diselenggarakan Oleh:

BALAI PENELITIAN TANAMAN BUAH TROPIKA

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

(12)

ISBN : 978-979-1465-43-4

PROSIDING

Seminar Nasional Buah Tropika Nusantara II

Bukittinggi, 23 – 25 September 2014

X, 1270 halaman, 2015

Penyunting Pelaksana : Dr. A. Soemargono Dr. Muryati, MP. Ir. Sri Hadiati, MP. Dr. Martias, MP. Dr. Agus Sutanto, MSc. Ir. NLP. Indriyani, MP. Dra. Jumjunidang, M.Si

Setting Layout : M. Nufur, AM.d Ismuharti, AM.d

Diterbitkan oleh : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika

Jl. Raya Solok–Aripan Km 8, Kotak Pos 5 Solok Sumatera Barat 27301

(13)

i

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan

yang Maha Kuasa, Prosiding Seminar Nasional Buah Tropika

Nusantara II telah dapat diselesaikan dengan baik. Seminar

Nasional yang diselenggarakan pada tanggal 23-25 September

2014 di hotel The Hills Bukittingi dengan tema:

Dukungan

Teknologi dan Hasil Penelitian dalam Membangun

Pertanian Bio-industri Buah Tropika Berkelanjutan

bertujuan untuk: (1)

Menginformasikan

hasil-hasil

penelitian

tanaman

buah

tropika,

(2)

Mensosialisasikan dan mengkomunikasikan isu-isu terbaru dalam perbuahan

nasional, (3) Mengidentifikasi peluang konservasi, perbenihan, pengolahan dan

pemasaran buah tropika dalam mewujudkan pertanian bio-industri berkelanjutan, (4)

Mendapatkan umpan balik, masukan, tindak lanjut dari pengguna terhadap

penerapan

science, innovation

, and

networks

dalam pengembangan buah tropika

dan (5) Meningkatkan kualitas dan kuantitas Karya Tulis Ilmiah (KTI) komoditas

tanaman buah pada jurnal Nasional dan Internasional.

Beberapa rumusan yang telah dihasilkan dalam Seminar Nasional tersebut, berupa

rangkuman inovasi dan teknologi buah-buahan yang dihasilkan oleh berbagai

lembaga penelitian, dapat ditingkatkan aplikasinya guna membangun pertanian

Bio-industri buah tropika secara berkelanjutan.

Makalah yang disampaikan dalam seminar ini disusun dalam Prosiding Seminar

Nasional Buah Tropika Nusantara II yang terdiri dari dua bundel. Semua naskah

dalam prosiding telah dipresentasikan dalam seminar tersebut, baik secara oral

maupun poster dan telah melalui proses evaluasi dan editing oleh tim penyunting.

Pada kesempatan ini saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu penyusunan Prosiding Seminar Nasional Buah

Tropika Nusantara II ini. Semoga prosiding ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak

yang membutuhkan.

Jakarta, April 2015

Kepala Pusat,

Dr. Ir. M. Prama Yufdy, MSc.

(14)
(15)

iii

SAMBUTAN

KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

Dalam

SEMINAR BUAH TROPIKA NUSANTARA KEDUA

BUKITTINGGI, 23-25 SEPTEMBER 2014

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua, Yang saya hormati,

 Direktur Jenderal Hortikultura,

 Para pejabat yang mewakili eselon I lingkup Kementan,  Kepala Dinas Propinsi Sumatera Barat

 Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Agam

 Dekan Fakultas Pertanian UNAND, UMMY, Politani  Para Narasumber

 Kepala Pusat/Puslitbang dan Balai Besar lingkup Badan Litbang Pertanian;

 Serta Para Kepala BPTP, Balai Penelitian, Peneliti, Perekayasa, Penyuluh dan Hadirin yang berbahagia,

Pertama tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kesehatan kepada kita semua sehingga dapat berkumpul pada

acara “Seminar Nasional Buah Tropika Nusantara II” dengan tema “Dukungan teknologi dan

hasil penelitian dalam membangun pertanian bio-industri buah tropika berkelanjutan”. Juga tidak lupa disampaikan salawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia menuju jalan yang terang.

Hadirin yang saya hormati,

Pada pagi hari ini kita menghadiri seminar buah tropika nusantara yang kedua yang merupakan salah satu rangkaian dari Pekan Bakti Agroinovasi dalam rangka hari ulang tahun Badan Litbang Pertanian ke 40. Topik Bio-industri pertanian memang sengaja diangkat pada seminar ini dengan tujuan untuk menghimpun informasi sejauh mana hasil-hasil penelitian bio industri tanaman buah tropika telah dilakukan. Hal ini penting untuk dilakukan guna mendukung program Kementerian Pertanian tahun-tahun berikutnya yang menekankan pada pertanian bio-industri berkelanjutan.

Para hadirin sekalian,

(16)

iv

produktivitas pertanian harus dua kali lipat pada tahun 2025 untuk memenuhi peningkatan permintaan pangan akibat pertumbuhan populasi penduduk dan penurunan sumberdaya pertanian. Oleh karena itu tantangan terbesar adalah bagaimana menghasilkan pangan dengan efisiensi tinggi namun dengan dampak lingkungan minimal.

Para hadirin sekalian,

Terkait dengan buah-buahan, daya saing buah tropika Indonesia masih rendah terutama untuk pasar ekspor. Hal ini dikarenakan belum optimalnya (1) kuantitas produksi sehingga berpengaruh pada pemenuhan kuota permintaan dan kontinyuitas suplai, (2) kualitas produksi yang berpengaruh pada tingkat kesukaan konsumen, (3) penanganan pascapanen yang terutama berkaitan dengan daya simpan buah. Kesemua ini terjadi karena sebagian besar buah tropika Indonesia dihasilkan dari lahan pekarangan atau hutan yang umumnya belum menerapkan teknologi rekomendasi. Tanaman biasanya dirawat dengan teknologi sekedarnya dan beragam sehingga menghasilkan kuantitas dan kualitas produksi yang beragam pula. Sehingga bila dihubungkan dengan persyaratan pasar biasanya hanya sedikit yang memenuhi syarat terutama untuk pasar ekspor, yaitu hanya sekitar 10-15%. Rendahnya daya saing buah tropika terlihat dari data ekspor impor tahun 2012, dimana volume ekspor sebesar 216.752 ton dengan nilai U$ 227.403.266 sedangkan volume impor sebesar 885.174 ton dengan nilai U$ 963.684.451. Kondisi ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk meningkatkan daya saing buah tropika Indonesia sehingga mampu bersaing dengan buah dari negara lain.

Para hadirin yang berbahagia,

(17)

v

ekspor dan mendorong berkembangnya pusat pertumbuhan ekonomi berbasis bioindustri di daerah.

Para hadirin sekalian,

Memasuki periode pembangunan tahun 2015 – 2019, Badan Litbang Pertanian menempuh pendekatan 9 sistem inovasi sesuai dengan segmentasi sistem agribisnis, yaitu (1) Pengelolaan Sumber Daya, (2) Sistem Produksi, (3) Pasca Panen/Pengolahan, (4) Logistik/Distribusi, (5) Pengelolaan Lingkungan, (6) Pemasaran hasil, (7) Inovasi Kelembagaan, (8) Dukungan Manajemen, dan (9) Blok Program. Sistem inovasi tersebut diselaraskan dengan konsep bioekonomi yang bertumpu pada bidang bioteknologi dan bioenjinering. Di dalam menerapkan 9 sistem inovasi tersebut, Badan Litbang Pertanian mengembangkan jaringan kerjasama dengan berbagai instansi terkait di dalam maupun luar negeri. Hal ini sejalan dengan tagline Badan Litbang Pertanian yaitu Science, Innovation, dan Network yang mengimplementasikan keterpaduan hulu – hilir dalam penciptaan invensi dan pengembangan inovasi melalui sinergi sistem litkajibangdiklatluhrap.

Para hadirin yang saya hormati,

Demikian sambutan yang bisa saya sampaikan pada hari ini. Mudah-mudahan dari kegiatan seminar dapat dihimpun semua teknologi inovasi mendukung pertanian bio-industri sekaligus masukan/saran/pendapat agar pertanian bio-industri berkelanjutan terutama untuk perbuahan dapat diwujudkan. Dengan mengucap Bismilahirrohmanirrohim seminar

“Dukungan teknologi dan hasil penelitian dalam membangun pertanian bio-industri buah

tropika berkelanjutan” dengan ini secara resmi dibuka.

Wabillahi taufiq Walhidayah,

Wassalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh,

Bukittinggi, 23 September 2014

Kepala Badan Litbang Pertanian

(18)
(19)

vii

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR i

SAMBUTAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PERTANIAN iii

DAFTAR ISI vii

MAKALAH UTAMA

1. System Approach Pertanian Bio-industri Buah Tropika Berkelanjutan

Sekretaris Badan Badan Penelitian dan Pengambangan Pertanian

Dr. Agung Hendriadi 1

2. Konsep Dan Penerapan Sistem Pertanian-bioindustri Berkelanjutan

Prof. Dr. Pantjar Simatupang 9

3. Penelitian Tanaman Buah Menuju Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Dr. Ir. M. Prama Yufdy, MSc. 37

4. Status Dan Arah Pengembangan Kawasan Buah-buahan Di Indonesia

Direktur Budidaya dan Pasca Panen Buah

Ir. Rahman Pinem, MM 71

5. Inovasi Alat dan Mesin Pertanian Dalam Meningkatkan Mutu dan Nilai

Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian

Dr. Astu Unadi, M.Eng 83

6. Dukungan Teknologi Pascapanen Dalam Meningkatkan Nilai Tambah Produk Buah Tropika Dan Pertanian Bio-industri

Balai Besar Pasca PanenPertanian

Ir. Rudy Tjahjohutomo, MT 103

7. Peranan PKHT-IPB dalam Pengembangan Tanaman Buah Pusat Kajian Hortikultura Tropika

Dr. Darda Efendi 137

8. Peluang, Tantangan dan Upaya Mendorong Pengembangan Bio-Industri Tanaman Buah Indonesia Memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN

Prof. Dr. Roedhy Poerwanto 165

9. Model Pembangunan Pertanian Bio-industri Berbasis Pertanian PT. Great Giant Pineapple

Ruslan Krisno dan Supriyono Loekito 183

10. Potensi Pasar dan Daya Saing Buah Indonesia pada Era Pasar Global

ASEIBSSINDO 191

SDG dan Pemuliaan

11. Konservasi Jangka Pendek Secara In Vitro Sumber Daya Genetik Pisang Menggunakan Media dengan Berbagai Tekanan Osmotik dan Penyimapanan Suhu Rendah

Wiwik Hardaningsihdan Muzakkir 199

12. Diversitas Tanaman Buah di Lahan Pekarangan Sumatera Barat (Diversity of Fruit Crops in Home Garden of West Sumatera)

Hardiyanto dan Nirmala Friyanti Devy 209

13. Penerapan Konsep Community Based Biodiversity Management (CBM) dalam Konservasi Sumber Daya Genetik Garcinia sp Mendukung Pertanian

Bioindustri

Idha Widi Arsanti dan Ellina Mansyah 221

14. Karakterisasi 25 Klon Mangga untuk Perbaikan Varietas Mangga Gedong Gincu

Karsinah, Rebin, Sri Hadiati, Kusrini Setyowati, dan M. Jawal Anwaruddin Syah 231

15. Aegle marmelos (L.) Corr.: Peningkatan Potensi Buah Lokal Indonesia

Fitri Fatma Wardani, Frisca Damayanti, dan Inggit Puji Astuti 239

16. Mangifera pajang Kostermann: Mangga Liar Endemik Borneo yang Kritis di Alam dan Persebarannya di Kalimantan

(20)

viii

17. Inventarisasi dan Karakterisasi Morfologi Tanaman Durian (Durio zibethinus) di Langkahan dan Sawang Kabupaten Aceh Utara.

Rd. Selvy Handayani dan Ismadi 253

18. Analisis Keragaman Sumber daya Genetik Buah-Buahan di Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau melalui Pendekatan Indeks Shanon dan Koofisien Sorenson

Dahono, Yayu Zurriyati dan Lutfi Izhar 263

19. Keanekaragaman Gandaria (Bouea oppositifolia (Roxb.) Adelb., Anacardiaceae) Asal Sumatra dan Kebun Raya Bogor

Tri Harsono, Nursahara Pasaribu, Sobir, Fitmawati, Yusron E. Ritonga 271

20. Karakterisasi dan evaluasi Koleksi Plasma Nutfah Durian Berdasarkan Karakter Morfologi Buah

Sri Hadiati, S., F. Nasution dan D. Sunarwati 279

21. Pendugaan Keragaman Garcinia sp dan Nephelium sp di Propinsi Sumatera Barat dan Jambi serta Potensi Pemanfaatannya dalam Pertanian Bioindustri,

Ellina Mansyah dan Edison Hs 289

22. Karakterisasi Beberapa Aksesi Indigenous Durian di Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah

Ni Luh Putu Indriyani dan Sri Hadiati 301

23. Seleksi Karakter Agronomis beberapa Hasil Persilangan Pepaya,

Sunyoto, Tri Budiyanti, Liza Octriana, dan Dewi Fatria 307

24. Karakterisasi Buah Galur Melon Generasi Lanjut

Makful, Hendri, Sunyoto dan Sahlan 319

25. Performa Beberapa Galur Harapan Melon Serta Prospeknya Sebagai Calon Kultivar Unggul Baru

Suharyon Mayunardan Busyra 331

26. Teknologi Genomika Untuk Akselerasi Pemuliaan Tanaman Buah Tahunan

I Made Tasma dan Puji Lestari 341

27. Analisis Sidik Jari DNA pada Mangga (Mangifera indica L.)

Puji Lestari, Reflinur dan I Made Tasma 351

28. Konservasi In Vitro Tanaman Jeruk (Citrus sp.) dan Pengaruhnya Terhadap Stabilitas Genetik

Farida Yulianti, F. Devy 361

29. Sebaran dan Keragaman Plasma Nutfah Jenis Buah-buahan di Kalimantan Selatan

Aidi Noor dan Rina Dirgahayu Ningsih 367

30. Keragaan Morfologi dan Kualitas Buah Pepaya Di Empat Lokasi di Wilayah Bogor pada Dua Musim

Siti Noorrohmah, Sobir, Sriani Sujiprihati 377

31. Morfogenesis Aksis Bunga Pisang Kepok Kuning dan Kluthuk Awu

Ika Roostika, Suci Rahayu, Edison, Agus Sutanto 385

32. Kajian Konservasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Genetik Lokal Tanaman Buah-Buahan di Bali

I Gusti Komang Dana Arsana 393

33. Eksplorasi dan Karakterisasi Duku (Lansium sp.) Unggulan Lokal Kabupaten Dharmasraya

Edison, HS, Catur Hermanto, dan Titin Purnama 401

34. Pemanfaatan SNP berbasis Gen Spesifik sebagai Marka Molekuler yang Menunjang Program Pemuliaan Tanaman Buah Tropika

Agus Sutanto 407

35. Studi Keragaman Genetik Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.) Berdasarkan Marka Morfologi

Sulassih, Sobir, Santosa E, Tirtawinata MR 417

36. Keanekaragaman Spesies Tanaman Pekarangan di Wilayah Pedesaan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur)

Noor Roufiq Ahmadi dan Farid R. Abadi 425

37. Potensi dan Konservasi Durian Hutan Kalimantan (Durio kutejensis)

(21)

ix

38. Inventarisasi dan Prospek pengembangan Sumber Daya Genetik Tanaman

Buah spesifik Kabupaten Muaro Jambi Propinsi Jambi

Julistia B, Desi Hernita dan Endrizal 449

39. Kajian Dampak Deforestasi terhadap Ancaman Kepunahan Sumber Daya Genetik Buah-Buahan Tropika Nasional

Dian Kurniasih 457

40. Pendugaan Nilai Heterosis dan Heterobeltiosis Pepaya Koleksi Balitbu Tropika di Kebun Percobaan Subang

Noflindawati dan Dewi Fatria 465

BUDIDAYA

41. Pengaruh Sumber Eksplan dan Teknik Sterilisasi pada Perbanyakan Tin (Ficus carica) melalui Kultur Jaringan

Agustina E. Marpaung , Rina C. Hutabarat dan Liza Octriana 471

42. Pengaruh Kombinasi Benzil Amino Purin (BAP) dan Napthalene Acetic Acid (NAA) terhadap Pertumbuhan Kultur Tunas Manggis (Garcinia mangostana L.)

Andre Sparta dan Rahayu Triatminingsih 479

43. Induksi dan Pendewasaan Embrio Somatik Asal Eksplan Tangkai Benang Sari Durian

Rahayu Triatminingsih, Yosi Zendra Joni dan Ida Fitrianingsih 487

44. Regenerasi Manggis (Garcinia mangostana L.) Melalui Embriogenesis Somatik

Yosi Zendra Joni, Darda Efendi, dan Ika Roostika 495

45. Evaluasi Aplikasi Perbanyakan Bibit Jeruk Melalui Embriogenesis Somatik (SE) Secara In Vitro

Nirmala Friyanti Devy dan Hardiyanto 505

46. Induksi Kalus Embriogenik Jeruk Siam Medan Triploid Sebagai Eksplan dalam Transformasi Gen Ap1 dan Lfy untuk Memperpendek Fase Juvenil

Mia Kosmiatin, Diani Damayanti, Ali Husni 517

47. Studi Pendahuluan : Perkembangan Jaringan Endosperma dan Induksi Pembentukan Kalus dari Endosperma Jeruk Siam (Citrus nobilis L)

M. Kosmiatin, A. Husni dan A. Purwito 527

48. Efek Pemberian Kapur Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pisang pada Lahan Marjinal di Kalimantan Timur

Irwan Muas

,

Jumjunidang, Hendri, D.Emilda dan D. Fatria 535

49. Keragaman Pertumbuhan Beberapa Varietas Manggis (Garcinia mangostana

L.)

Djoko Mulyono, M. Jawal Anwarudin Syah, Adhitya Marendra Kiloes 555

50. Perencanaan Kebun Buah Tropika di Kawasan Pusat Inovasi Agroteknologi (Piat) Ugm Mangunan Girirejo Kabupaten Bantul Yogyakarta

Siti Nurul Rofiqo Irwan, Taryono, Susilo, ErlinaAmbarwati, Sri Trisnowati, Rohlan

Rogomulyo, Dyah Wenny Respatie 563

51. Status Budidaya dan Harapan Pelaku Usaha Durian Terhadap Idiotipe Durian Nasional

Panca J. Santoso dan Fitriana Nasution 571

52. Pengaruh Jenis Pembungkus dan Saat Pembungkusan Terhadap Kehilangan Hasil dan Kualitas Buah Mangga Arumanis

Rebin, Karsinah, A. Soemargono, Djoko Sudarso dan Kusrini Setyowati 579

53. Aktivitas Fotosintesis Bibit Durian (Durio zibethinus Murr.) ’Monthong’ yang disemprot Giberelin

Nursuhud, Liferdi, dan Andina Sukmabudiarto 587

54. Induksi Pembungaan Hylocereus undatus di Luar Musim dengan Penyinaran

Palupi, ER, dan Farida, S 593

55. Kalender Budidaya Durian TM: Panduan Budidaya Durian Masa Produksi Selama Satu Tahun

Panca Jarot Santoso 601

56. Efek Pembungkusan terhadap Kandungan Nutrisi Buah Mangga Hibrida

Syarif Husen, Kuswanto, Rebin 609

57. Pengaruh Dosis Iradiasi Sinar Gamma terhadap Pertumbuhan Benih Sambungan Mangga (Mangifera indica L.)

(22)

x

58. Pengaruh Panjang Entris Terhadap Keberhasilan Penyambungan Benih Sirsak var. Ratu

Sudjijo 625

59. Studi Komparasi Struktur Anatomi Perikarp Durian (Durio zibethinus Murr.) Tahan Simpan dan Tidak Tahan Simpan Asal Pulau Bengkalis Provinsi Riau

Gambar

Tabel 2. Pengamatan karakter morfologi nangka
Tabel 3. Rekapitulasi karakter polimorfik pada marka morfologi nangka
Gambar 1. Keragaman morfologi pada warna kulit (A), duri (B), bentuk dan warna daging
Gambar 5. Pengelompokan 30 aksesi nangka di wilayah Bogor berdasarkan marka morfologi

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis alternatif strategik terbaik diperoleh enam strategik yang paling efektif dilakukan oleh unit usaha Agroindustri Tepung Gandum adalah (1)

Penelitian ini dilakukan untuk menguji metode Applied Behavior Analysis sebagai sebuah metode terapi yang dilakukan ibu dalam meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak

permkembangan gerak, patuh pada peraturan, dan mengetahui kemampuan gerak dirinya sendiri. Dalam penelitian ini terlihat bahwa variabel lari 40 meter antara siswa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh yang signifikan variabel Kecerdasan Emosional, Perilaku Belajar, dan Kepercayaan Diri terhadap Tingkat

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa induk sapi bunting yang divaksin dengan vaksin in-aktif AI H5N1 mampu menghasilkan antibodi spesifik terhadap AI di dalam

Judul : Analisis Pengaruh Pelaksanaan PNPM Mandiri – KP, Modal, dan Jumlah Tanggungan Keluarga Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Nelayan Di Kota Sibolga.. Tanggal:………2011

(6) Bagi penyelenggara reklame setelah 7 (tujuh) hari kerja dari masa berakhirnya izin penyelenggaraan reklame atau media informasi belum membongkar sendiri, maka

Berdasarkan hasil pengolahan data terlihat bahwa koefisien regresi variabel perputaran piutang tidak berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas KUD Pratama Jaya., karena dari