• Tidak ada hasil yang ditemukan

Liriomyza Huidobrensis (Blanchard) (Diptera : Agromyzidae) : Kesesuaian Inang, Perkembangan Populasi, dan Pengaruh Aplikasi Insektisida Translamia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Liriomyza Huidobrensis (Blanchard) (Diptera : Agromyzidae) : Kesesuaian Inang, Perkembangan Populasi, dan Pengaruh Aplikasi Insektisida Translamia"

Copied!
234
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)

Liriomyza

huidobrensis (BLANCHAIU)) (DIPTERA: AGROMYZIDAE): KESESUAIAN INANG, PERKEMBANGAN POPULASI, DAN

PENGARUH

APLLKASI INSEKTISIDA TRANSLAMINA
(124)

P W O M O . Liriomyzcr huidobrensis (Blmchud) (Diptera: Agromyzidae): Kesesuaian inang, perkembangan populasi, dm pengaruh aplikasi insektisida tramlamina (Dibimbing oleh AUNU RAW sebagai ketua, SOEMARTONO SOSROMARSONO dm TEGUH SANTOSO sebagai anggota).

Liriomyur huidobrensis addah jenis ldat pengomk daun yang sejak kedatangannya di Indonesia selalu menimbulkm pernasalahan p d a tamman sayuran dataran tinggi. Hama

ini

tidak mudah dikendalikan

h a

krsitht poUhg, dan k a n a telah resisten tehadap banyak insektisida. Upya pengendalian krpadu lalat pengomk dam memerlukan pemahaman tentang interaksi hama ini dengan tumbuhm yang menjadi inangnya, dengan musuh daminya, serta kaitannya dengan tebologi pengenddian kimiawi yang ditempkan. Penelitian Wjuan (1) mengkaji kesesuaian

dan

preferensi

L

huidobrensis pada berbagai tumbuhan inang, (2) memahami perkembangan populasi lalat pengorok daun d m pamitoidnya, (3) mengidentifikasi dan mengevalwi peranan tumbuhan liar sebagai sumber invasi lalat pengorok daun dan atau sebagai reservoas pamitoid, dan (4) mengevduasi pengaruh insektisida abamektin terhadap in festasi lalat pengom

k

dam dan parasitisasi. Penelitian laboratorium dilaksmakan di Juman Hama dan Penyakit Tumbuhan Fahltas Pertanirtn IPB

,

sedangkan penelitian lapangan dilaksanakan

di

Pacet (Cianjur) serta di Pangalengan (Bandung). Penelitian berlangsung sejak a d tahun 1 999 hingga akhir tahun 2000.

Hasil penelitian Iaboratorium menunjWm Mwa berdas* berbagai parameter pertumbuhan dan terutama laju pertambahan intrinsik (r) L. huidobrensis, tumbuhan inang yang tingkat kesesuaiannya paling tinggi adalah kentang diikuti caisin, kacang endul dm kacang buncis. Ada pun pada mentimun, tomat, sawi tanah, dan galinggmg nilai r nya lebih

mW.

Tdapat konsistensi mtara kesesuslisln dengan preferensi inang. Keempat jenis tumbuhan yang disebut pertama lebih dipilih oleh ldat pengorok daun untuk penusukan m d m dm peletakan telur.

Hasil penelitian lapangan pada pertanaman kacang endul menunjukkan bahwa lalat pengorok dam lebih banyak yang tertangkap pa& perangkap den* ketinggian 50 cm dari pemukam tanah, dan larva pengorok daun lebih banyak ditemukan pada tajuk b a g h b a d . Terdapat korelasi yang kuat antma bsmyhya lalat p g tertmgkap dengan banyaknya larva serta tingkat kerusakan daun pada minggu berikumya Parasitoid yang ditemukan addah Herniptarsem vuricornis (Girault) (Hymenopteta: Eulophidae), dengan tinghit parasitisasi berkisar 40

-

50 %. Pamitoid ini memperlihatkan sifat terpaut-Ice- sempuma dengan peninghhn kelirnpahan lm inang.

Pada clan di sekitar pertanaman kentang di wilayah Pangalengm terdapat enam M l i tumbuhan yang menjadi inang

L.

huidobrensis, yaitu Amaranhcae,
(125)

Proporsi imago yang rnuncul dari tumbuhan liar addah 68.5 % Mat pengomk dam

d m

3 1.5 % parasitoid, sedangkan yang muncul dari kentang 58.8 % lalat pengorok daun dan 4 1.2 % parasitoid.

Aplikasi hsektisida abamektin dapat menekan k e r u d m yang te jadi pada

(126)

ABSTRACT

PURNOMO. Liriomyza huidobrensis (Blanchard) (Diptera: Agrornyzick): Host suitability, popuiation development, and e B c t of tmnslaminar insecticide application. Supervised by AUNU RAUF, WEMARTONO SOSROMARSONO, and TEGUH SANTOSO.

Potato leafhiner, Liriomyza huidobrensis (Bhnchd) (Diptern: Agromyzik) has become a major pest on highland vegetables since its invasion in Indonesia in 1994. The objectives of this research were (1) to elucidate the level of suitability and the preference of L. ktridobrensis on different host plant species,

(2) to study population development of

the

leafhinet fly and its pamitoid, Herniptarsenus vrrricornis (Girault) (Hymenoptera: Eulophidae) on kncung endul p h t (Piraseolzrs vulgaris L.), (3) to identify and evaluate the role of noncrop vegetation on the abundance of leahiner fly and its parasitoids, and (4) to evaluate the effect of application of abamectin on the abundance of l a n e r flies and its pmitoids. Research was conduct4 in Insect Ecology Laboratory, Department of Plant

Pests

and Diseases, Faculty of Agriculhue-iPB and in m e r ' s fields in Ciloto (Cianjur) and Pangalengan (Bandung). The research was conducted h m 1999 until 2000.

The result of laboratory experimenl indicated that host plants showing the highest level of suitability (based on the intrinsic rate of increase, r) were potato (Solanurn tuberosum), chinese cabbage (Brussica chinensis var. parackinensis), h c a n g e d u l

(P.

vulgaris), and snap bean

(P.

vuIguris). Low host suitability were found

on

cucumber (Cucumis sativus), tomato (

S.

Zycopersicum), wild radish (Nmburtium indicum) and a non-crop vegetation, galinggang (Galinsoga paw~jZora). There was consistency between suitability and host preference. The first four host plants mentioned above were preferred fbr feeding and laying eggs.

The field experiments on kacang endul showed that the highest number of adult caught was on the yellow trap put 50 cm above the ground. More larvae were found on lower canopy compared to upper one. The level of p i t i z a t i o n of H varicomis during the growth of the plant ranged from 40 to 50 %.

Survey on non-crop vegetation around potato plant showed that six families of plants were the host of L. huidobrensis. Those families are, Amatmthaceae, As-, Chenopodiaceae, Convolvulaceae, Mdvaceae, and Solanelceae. The most abundan noncrop vegetation found in the field was galinggang (Galinsoga parvgora). The pamitoids that emerged h m the noncrop vegetation were H

varicornis and Opius sp. (Hymenoptera: BmconidEte).

The

proportion of emerged fly

were 68.5 % from nonerop vegetation and 58.8 % from potato, while those of parasitoids were 3 1.5 %

h m

non-crop vegetation and 41 -2 % h m potato.
(127)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudd:

Liriomyta hudobrensis (Blanchard) (Dptera Agromyzidae): Kesesuaian inang, perkembangan populasi, dan pengaruh aplikasi insektisida translamina

(128)

Liriomyza huidobrensis

(BLANCHARD)

(DXPTERA: AGROMYZIDAE): KESESUAIAN INANG, PERKEMBANGAN POPULASI, DAN

PENGARUH APLIKASI INSEKTISIDA TRANSJAMJNA

OLEH:

PURNOMO

Disertasi

sebagai

salah satu syarat

untuk memperoleh gelar

Doktor pada

Program Studi Entomologi-Fitopatologi

PROGRAM

PASCASAtWANA

INSTITUT PERTANIAN B W R

(129)

Judul Disertasi : Liriomyra huido brensis (Blanchad) (Diptera: Agromy zidae) :

Kesesuaian hang, perkembangan populasi, dan pengaruh aplikasi insektisida translamina

Nama :

Pumomo

NRP

: 975034

Program Studi : Entomologi-Fitopatologi

1. Kamisi Pembimbing

Prof. Dr. Aunu Rauf i

''I

Ketua

I

prof, Dr. Soemarbno Sosromarsono Anggota

>x&s

Dr.

Tegub Santoso
(130)

Penulis dhahirkan di Tanjungkarang, Provinsi Lampung pada tang@ 13 Julli 1964 sebagai anak pertarna dari dua bersauclara keluarga Ibu K a s m i d t dan Ayah Djorno Suryadi. Penulis menyelesaikan SD tahun 1975 di SD Negeri 1 Gadingrejo Larnpung Selatan, SMP tahuo 1979 di SMP Negeri Gadingrejo Lampung Selatau, dm SMA tahun 1982 di SMA Xaverius Tanjungkarang, Bandar Lampung.

Pada tahun 1986 peuulis memperoleh gelar Sarjana Pertaman dari Jufllsan Budidaya Pdanian, Fakdtas P&an Universitas Lampung. Pada tahun 1991 pendis memperoleh gelar Magister Sains bidang Entomologi Pertanian dari F a k W Pascisarjana Institut Pertanian Bogor.

Sejak tahun 1987 h g g i kini, penulis bekerja sebagai dosen di

Jurusan

Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
(131)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hahat Allah

SWT,

kareoa berkat h a t dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan disertasi yang bejudui Liriomyza Ituidobrensis (Blanchard) (Diptera: Agmmyzidae): Kesesuahn inang, perkembangan populasi, dan pengaruh aplikasi insektisida transhmina.

Pada kesempatan ini pendis menyampaikan pengbargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhomt Prof.

Dr.

Aunu Rauf atas kesedman beliau menjadi ketua komisi pembimbing. Beliau tanpa kenal lelah telah membimbing dm mengajari penulis tentang penyajian

dm

interpretasi data yang baik. Behau juga selalu menekankan pentingnya membaca banyak jurnal guna menghasdkan karya tulis yang bermutu. Semakin banyak bahan bacaan yang dibaca

&an sernakin mudab menyajikan tulisan yang badc. Melalui proyek kerja sama penelitian dengan berbagai pihak, Prof. Aunu juga telah sangat membantu pendanaan penelitian yang ddakukan penuiis.

Penghargaan dan ucapan terima kasih yang tulus juga &sampaikan kepada yang terhorrnat Prof.

Dr.

Soemartono Sosromarsono

d m

Dr.

Teguh Santoso. Prof. Soemartono, meskipun telah pensiun, mash sangat peduli terhadap mahasiswa bimbingannya. Bimbingan beliau yang sangat cermat dan t e d mernberi mtunan berfikir analisis, sintesis, dan sistematis bagi penulis.

Dr.

Teguh selalu mernbesarkan hati clan memberi semangat kepada penulis u t u k segera menyelesaikan penulisan disertasi. Beberapa koreksi dari beliau telah menyempurnakan karya tulis hi.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung (Unila) dan Bapak Rektor Urzlla, atas ijin clan kesempatm yang diberikan kepada penulis untuk mengdcuti Program Doktor ( S 3 )

di

IPB. Terirna kasih disampaikan pula kepada Direktur Program Pascasarjana

P B

dan Tim Pengelola Beasiswa BPPS Depdiknas atas kesempatan clan dukungan biaya yang telah dibenkm sehingga proses peoyelesaian studi penulis dapat berjalan dengan

baik.

Kepada Jurusan Hama dan Penyakit Fakultas Pertanian lPB, khususnya Program Studi Entomologi-Fitopatologi penulis sangat berterima kasih atas

kesungguhan bati para dosennya dalarn mentransfer ilmu pengetahuan rneMui

perkuldmn, diskusi, dan seminar.

Kepada Pemerintah Provinsi h p m g melalui Rektor U d a pendis mengucapkan terima kash atas bantuan pendkan chsertasi.

fial

yang sama juga penulis sampaikan kepada Dekan Fakultas Pertanian Unila.
(132)

Kepa& rekan-rekan satu program studi clan rekan-rekan satu laboratorium penulis mengucapkan terima kasib atas budi baik dan ke rjasama yang telah penulis rasakan selama hi. Rekan-rekan telah rnernberi banyak bantuan meldui kegiatan dtskusi dan tukar piluran yang bemanfaat bagi pen&. Rekan-rekan juga seringkali mendorong penulis untuk segera menyelesaikan studi

di

IPB.

Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih kepada selwuh keluarga yang telah sangat membantu penulis selama mengrkuti pendidikan di IPB. Dukungan mod dari keluarga sangat bemakna bagi penulis. Kepada is& Ainin Niswati penulis sangat berhutang budi atas kepercayaannya melepas suami bersekolah di IPB. Bantuan pustaka serta dukungan moril dan materiil yang diberikan oleh istri kepada penulis sangat mernbantu bagi proses penyelesaian disertasi clan studi.

Disertasi yang tidak luput dari kekurangan dm kelemahan ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bogor, Suni 2003

(133)

DAFTAR IS1

DAFTAR TABEL ...

xi

...

DAFT AR GAMB AR xii

BAB I

.

PENDAHLLUAN ... 1 Latar Belakang ... 1 Pendekatan Masalah

...

2

Tujuan Penelit ian ... 4 Manfaat Penelitian

...

.., ... 4 Daftar Pustaka ... 5

...

BAB II

.

TZNJAUAN PUSTAKA .

...

...

Biologi Liriomyza huidobrens~~ (Blanchard)

...

Wilayah Persebaran

dan

Tanaman hang

...

Kesesuaian hang

... ...

Perkembangan Populasi Serangga

-

...

Kerusakan Tanaman

...

Peranan Tumbuhan Liar pada Budidaya Tanaman

...

.

Musuh AIami L huzdobrensis

...

Insektisida Translamina Abamektin

dan

Siromazin

... ...

Abamekt in --

...

Daftar Pustaka

BAT3 111

.

K E S E S U W DAN PREFERENSI Lircomyza huidobrensis

(BLANCHARD)

(DIPTERA: AGROMYZDAE) PADA

...

BERBAGAI TUMBUHAN LN ANG

...

Absbak

...

Pendahuiuan

...

Bahan dan Metode . .

...

Penyiapan Tumbuhan UJI

...

Lama Perkembangan Pradewasa

...

Lama Hidup Imago Betina dm Keperidian

...

Preferensi Makan dan Peletakan Telur

.

....

..

...

Parameter Neraca Kehidupan

...

...*...*-.

Analisis Data

.

.

.

...

Hasil

Lama Perkembangan Pradewasa, Imago, dan Keperidian

...

Preferensi Makan dm Peletakan Telur
(134)

BAB

IV

. PERKEMBANGAN

P O P W I Lirhmyzu kurdobrePIsa (BIANCHARD) @IPTERA: AGROMYZDAE)

DAN

PARASITOID Hem iptarsenus varicomir (GIRAULT)

(HYMENOPTERA: EULOPHIDAE) PADA PERTANAMAN

...

KACANG ENDUL 38

...

Abstrak 38

Pendahuluan ... 38 BahandanMetode

...

39 Kelimpahan Lalat Pengorok Daun ... 40

...

Kerapatan Larva Pengorok 40

...

Hubungan Antara Kenrsakan dan Hasil Pmen 41

. . .

...

Tingkat Parasihsasi ...

-

42

...

Analisis Daia 43

...

Hasil dan Pembahasan 43

...

Pengaruh Ketinggian Peran&p 43

...

.

Perkembangan Populasi

dan

Serangan L huidobrensk 45

...

Persebaran Larva pada Tajuk Tamman 46

Hubungan antara Tangkapan Imago, Kerapatan Larva,

...

Kerusakan Tanaman dm Hasil Panen 47

Parasitisasi dan Hubungannya dengan Kelimpahan hang

..

49

...

Kesimpulan 52

...

Daftar Pustaka 53

BAB

V

. PARASITOD LALAT

PENGOROK DAUN PADA PERTANAMAN KENTANG DAN

TUMBUHAN

LIAR

...

DIWILAYAHPANGALENGAN 56

...

Abstrak 56

...

Pendahduan

.

56

.

Metodepenelltan ... 58 Hasil dan Pembahasan

...

59 LaIat Pengorok Daun

dan

Parasitoid pada

Tanaman

Kentang 59 M a t Pengorok Daun

dan

Parasitoid pada Turnbuhan Liar 60 Tumbuhan liar: reservoar lalat pengorok

.

b u n atau

.

...

paraslto~d? 64

Kesimpulan

...

66

...

...

D a k Pustaka .-. 66

BAB

V1 . PENGARUH APLZKASI INSEKTISlDA ABAMEKTIN TEWADAP INFESTASI LALAT PENGOROK DAUN

DAN PARASITOJD PADA PERTANAMAN KENTANG 70

...

Abstrak 70

...

Pendahduan 70

...

...

Meto& Penelitian

.

.

72

Analisis Data

...

74

...

(135)

...

Penganrh Terhadap Kerusakan Tanaman

...

Penganih Terha&p Parasitoid

...

P e n g a d Terhadap Bobot Umbi

...

Kesimpdan

...

Daftar Pustaka

...

BAB VII . PEMBAHASAN UMUNi

...

Pemanfaatan Parasibid

...

Fernantauan dm Peng gunaan Insektisida Selektif

...

Daftar Pustaka

...

BAB

VIII . KESIMPULAN DAN SARAN
(136)
(137)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Teks

...

4.1. Perkembangan populasi imago dan larva L. hudobrensis 46 4.2. Hubungan antara banyaknya imago yang tertangkap dan

...

kerapatan larva (A) dm intensitas kerusakan tanaman

(B)

48

...

4.3. Hub- antara intensitas kerusakau dm basil panen 49 4.4. Hubungan antara kelunpahan inang dengan banyaknya parasitoid yang

...

muncul (A) dan persentase inang terparasit

(B)

5 1 6.1. Banyaknya korokan (A), persentase dam terkorok

(B),

dan intensitas

...

ketusakan (C ) menurut perlakuan dan umur tamman 7 5

6.2. Rataan (*

SE

) bany aknya imago parasitoid

H.

varicomis (A)

dan

Opius sp.

(B)

yang muncd

dati

daun contoh, serta tingkat

...

parasitisasi (C) 78

Lampiran

3.1. Tempat pengumph lalat asal seledri (A: sebelum ditutup kertas

...

karbon,

B:

sesudah ditutup kertas karbon) 37

4.2. h g o H. varicomis (A: betina, B: jantan)

...

55 5.1. bberapa jenis turnbuhan liar b Paagalengan (A: gabggang, B:
(138)

BAB

I P E N D A r n U A N

Sebelum tahun 1970-an persebaran Mat pengorok &un, Liriompa huidobrensis (Blanchad) (Diptera: Agromyzidae), terbatas hanya di wilayah Amerika Selatan (Spencer 1973). Melalui perdagmgan bunga potong dan produk

sayuran segar, hama

ini

kernudian menyebar

ke

Eropa, Afda,

dan

Asia. Di

Indonesia lalat pengorok ini pertama kali ditemukan

di

C i s m

-

Bogor pada tahun 1994, saat hama itu menimbulkan kerusakan berat pada pertanaman kentang (Rauf 1995, 1997). Segera setelah itu, idat tersebut menyebar ke berbagai sentra produksi sayuran di seluruh Jawa, Sumatera, dan Sulawesi (Rauf et al. 2000).

Selain pada tanaman kentang, L. huiubbrensis di Indonesia dikenal juga sebagar hama penting pada tanaman hias pa& banyak p e n r s a b n bunga; juga dapat menjadi hama penting pada berbagai sayurao &taran tinggi seperti se1edx-1, kacang buncis, horinso, kacang endul, mentimu, dan tomat. Supartha (1998) telah melakukan penelitian mengenai bioekologi L. hzndobrensh pada tanaman kenhug, sedang informasi bioekologt bama tersebut pa& tanaman lain di Indonesia belum

ada.

Mormasi biologi dan ekologi hama rnerupakan falctor peating yang ham diketahui dalam usaha mengatasi secara menyeiurub persoalan suatu hama.
(139)

2

insektisida konvensional dan (2) serangga hama iui sudah resisten terhadap beberapa jenis insektisida. Dengan adanya kendala tersebut, pencarian clan pemilihan jenis insektisida yang efebf menekan serangan ldat pengorok dam rnerupakan ha1 penting dalam upaya mengatas! kerugian oleh b atersebut.

Di samping penggunam insektisida, upaya mengatasi permasalahan Ialat pengorok daun hendaknya juga dilakukan dengan memanfaatkan agens hayati yang telah ada di lapangan. Untuk itu mfonnasi mengenai jenis d m keefektifan agens hayati perlu terus dicari meldui serangkam penelitian.

Pendekatan Masalah

LaIat pengorok daun, L. huidobrensis, merupakan serangga polifag (Pareb 1987). Rauf et al. (1999, 2000) menyebutkan ada lebh

dari

50 spesies tumbuhan yang tergoiong ke dalarn 13 f d i yang dapat menjadi inangnya. Tumbuhan inang tersebut dapat berupa tanaman sayuraa, tanaman hias, maupun tumbuhan liar yang biasa ditemukan di ekosistem pertanian dataran tin=.

Oleh karma inangnya banyak, lalat pengorok daun selaiu &pat diternukan &

ekosistern pertanian sayuran dataran tinggi. Keadaan itu akan sangat merugdm jika petani menanam tanaman sayuran yaug sangat sesuai bagi kehidupan l a . Kerugian akan sernakin meningkat jika penhgkatan populasi Mat tidak &ti oleh musuh alaminya.

(140)

3

Dari s w e i pendahuiuan diketahui bahwa selain tanaman kentang, tanaman kacang endul (Phaseolus vulgaris) mempakan salah satu tanaman yang terserang oleh lalat pengorok d m dengan intensitas yang tinggi. Oleh karena informasi perkernbangan populasi hama ini pada tanaman kentang telah hperoleh oleh peaeliti sebelumnya, maka penelitian perkembangan populasi ldat pa& kacang endul merupakan ha1 yang menarik mengingat tananao ini sangat berbeda dengan tanaman kentang. Tanaman kentang dm tanaman kacang mdul sering &temwkan ditamm oleh pem dalam satu hamparan yang sama.

Perkembangan populasi serangga &pat &pen* oleh faktor biotik dm abiatik. Termasuk ke dalam fkktor biotik adalah. pakan atau inang clan musuh alami. Serangga yang hidup memakan hang yang sesuai akan berkembang dengan cepai, sedan@ serangga yang hidup memakan mang yang kurang sesuai

akan

berkembang lebih lambat.

Contoh faktor biotik ymg lain adalah rnusuh alami,

di antaranya

parasitoid. Parasitoid yang efektif

akan menekan perkernbangan populasi serangga

inangnya.

Adapun kernampuan parasitoid dalam menekan serangga inangnya antara lain dipengaruhi oleh tumbuhan inang tempat serangga hang parasitoid tersebut berada @out 1964, Bergman dan Tingey 1 979).

Penggunaan insektisida untuk mengendakan serangga hama menrpakan sesuatu yang lazim. Dalam konsep pengendalian bama terpadu (PHT), iusektsida merupakan salah satu komponen yang keberadaanaya kadmgkala masih diperlukan di samping kornponen pengendali hama y m g lain.

(141)

4 Insektisida yang biasa digunakan un& mengendalrkan hama sayuran ternyata tidak mampu mengatasi serangan lalat itu. Johnson et ai. (1980) bahkan berpendapat bahwa penggunaan insektisida dapat berakbat bunk bagi keberadaan musuh alami lalat pengorok daun.

Pada saat iai telah beredar di pasaran jeais insekiisida yang diaplikas~h ke dam dan bersifat translamina yang dinyabkan mampu mengatasi serangan Liriompa. Jenis insektisida tersebut berharga mahal dan biasa digunakan oleh pemdmm penghasil bunga potong yang bernilai ekonomi iinggi. Untuk kalangan petani sayur penggunaannya hafils benar-benar seksama dan penuh perhitungan. Penggunaan insektisida untuk tanaman sayuran harus terbukti efektif dm tidak berdarnpak buruk bagi keberadaan musuh alami.

Tujuan Penelitian

Secara umum keseluruhan penelitian bertujuan un& (1 ) rnengkaj i kesesuaian L. huidobrensis pada berbagai tumbuhan inan& (2) memahami perkembangan populasi Idat pengorok daun beserta parasitoidnya, (3) mendden-i clan mengevaluasi tumbuhan

liar

dataran tinggi yang dapat menjadi sumber invasi lalat pengorok d m dadatau resewoar parasibid, dart (4) mengkaji penganrh a p b i abarnektin terhadap infestasi lalat pengorok daun dm terhadap parasitoid.

Manfaat Penelitian

(142)

Selain itu peneiitian populasi Mat p g o r o k tersebut pada kacang endul akan menghasilkan informasi mengenai dinamika p o p h i . Akan diketahui juga hubungm antara banyahya imago dengan k e h a d d larva swta akibatnya terhdap tingkat

Penelitian ini juga akan menghasih informasi berbagai jenis tumbuhan liar yang &pat menjadi inmg L. huidobrensis serta parasitoid yang rnenyertainya. Dengan dernikian

akan

dapat diketahui jenis tumbuhan liar yang menguntungkan dan merugkao bagi pengelolaan hama L. Auidobrensis..

Dari penelitian gengenddian kimiawi dengan insektisida akan hperoleh informasi mengenai jenis insektisida yang efekbf bagi pengendalian L. huidobrensis. Akan diketahui pula dampak penggunaan insektisida tertentu terhbp keberadaan parasitoid yang biasa ditemukan berasosiasi dengan lalat itu.

Daftar Pustaka

Bergman JM, Tingey

WM.

1979. Aspects of interaction between plant genotypes and biological control. Bul Entomot Soc Am 25 (4): 275 - 279.

Dout

a.

1964. Biological characteristic of entomophagous adults. Di dalam:

De

Bach

P,

ed.

Biological Control of Insect Pests and Weeds. London: Chapman and Hall Ltd. htm: 145 - 167.

Johnson MW, Oatman ER, Wyman JA. 1980. Effects of insecticides on populations of vegetable leafminer and assuciated parasites on

fall

pole tomatoes.

J

E w n Entomol73: 67 - 71.

Parrefla MP. 1987. Biology of liriomya. Annu Rev Entomol32: 20 1 - 204. Rauf A. 1995. Liriomyza: hama pendatmg baru di Indonesia.

Bd

Hama Penyalat

Tumbuhan 8 (1): 46

-

48.
(143)

6 Rauf A, Harahap IS, Zakia H. 1999. Hama pengorok d m : tantangan baru bagi agribisnis bunga di Indonesia. Makalah disajikan pada Workshop FloWtura 11, Bogor, 12 Mei 1999.8

hlm.

Rauf A, Shepard

BM,

Johnson M W . 2000. LRafminer in vegetables, ornamental plants and weeds

in

Indonesia: surveys of host crops, species composition and parasitoids. h t J Pest Manage 46 (4): 257 - 266.

Spencer KA. 1973. Agromyndae (Dipteca) of Economic Importance.

Dr

W Junk

BV.

The Hague.
(144)

BAB 11

TINJAUAN PUSTAKA

Liriomyza huuiobrensis merupakan hama pendatang dan mulai ditemukan di Indonesia setelah tahun 1990. Rauf (1 995) menyatakan bahwa lalat tersebut pertama kali ditemukan pada bulan September 1994 di pertanaman kentang dl Kecamatan Cisarua, Bogor. L. huldobrensis yang sampai ke Indonesia drduga berasal dari Eropa, setelah sebelumnya berasal dari Amerika (Rauf 1997).

Secara genetik, L. huidobrensis dapat dikelompokkan ke dalarn dua golongan besar: California dm Amerika Selatan (Scheffer, 2000) . Sampel L. kurdobrensis yang berasal dari pertmaman kentang di Jawa Barat ternyata t e m s u k

ke

dalam

golongan Amerika Selatan. Balk di Indonesia, khususnya Jawa Barat maupun di Amerika Selatan lalat itu merupakan hama penting pada tanaman kentang.

Biologi Liriamyza Ruidobrensif (Blanchard)

Li riomyza huido brensis tergolong dalam famiIi Agromyzidae, ordo Diptera. Mat tersebut dideskripsi pertama kali pada tahun 1926 oleh Blanchard dari tanaman

Cineraria. L. huidobrensis pernah disebut sebagai Agromyza huidobrensis, L. cucumifodiue, L. langei, dan L. dianthi (Spencer 1973).

Ciri-chi imago L. huidobrensis antam lain adalah frons berwarna kuning- jingga, mesopleura bemama hitam dan ada bercak kuning pa& mesonotum (Spencer 1973). lmago 1;. huidobrensis berukuran 1.7

-

2.3 mm. Imago be& umumnya
(145)

8

Telw L. huidobrensk benifig dan berukuran 0.28 x 0.5 nrm (Parreila 1987). Stadium telur berlangsung 2

-

4 ha14 (Supartha 1998). Larva berbentuk silinder, krwama put& dan menyerupai ternpayak (ParreUa 1987, Supartha 1998). h a terdiri atas tiga instar, dengan waktu perkembangan untuk setiap instar 2

-

4 hari (Supartha 1998).

Wihyah Persebamn dao Tamman Inang

Genus Llriomyzu yang terdiri atas lebih dari 300 spesies, sebagian besar tersebar di daerah beriklim sedang dan beberapa spesies ditemukan di daerah tropis (Parrella 1987). Spencer (1 973) menyebut spesies-spesies L. trifolii (Burgess), L. huidobrensis, dm L. sativae Blanchad sebagai spesies-spesies Nearctic dan Neotropical. Tiga spesies tersebut tersebar luas di Am& Utara dan Selatan, bahkan dua yang terakhir ditemukan di kepulauan Pasifik. Tiga spesies tersebut merupakan serangga polifag.

Spencer (1973) menyatakan bahwa meskipun L, htitdobrensis mempunyai kisaran inang yang luas, preferensi t&dap suatu jenis tumbuban tertentu pada suatu wilayah sering ditemukan. Di Argentina dan California, tanaman jenis Beta

dan

Pisum kerap menjadi inang pilihan L. huidobrensis. Genus Allium juga merupakan tumbuhan yang disukai di Venezuela dm California. Heinz dan Chaney (1995) menyatakan bahwa L. huidobrensis merupakan hama penting imaman seledri di

Womb, sedangkzm di Florida menrpakan hrrma penting tanamau hias (Parreh dm

(146)

9

Selain ditemukan pada tanaman kentang, L. huidobrensis di Indonesia juga ditemukan pada tanaman tomat, buncis, kacang merah, bawang merah, kedelai, wortel, bayam, bawang dam, kubis dan s e j e d y a , gulma, dm tanaman hias (Shepard er al. 1996). Tanaman-tamman tersebut di atas biasa dijumpai di daerah dataran tinggi. Hal ini sesuai dengan hasil swei Tapahillah (2002) yang menyebutkan bahwa L. huidobrensis h y a diternuh

di

daerab dataran tjnggi, di dataran rendah ditemukan spesies Liriomyza yang lain.
(147)

Amaranthaceae Amaranthus sp. A Deeringia amamnloides (Lamk.)Merr A

Celosia argenrea B

Gomphrena globosa 3

Asteraceae/Composltae Cullistephus chinemis (L.) Nees

Chrysantemum spp.

Emilia sonchrfolia (L) DC. Lacllrca indica L.

Lacttrca saliva L.

Gerbera jamesonii Bolus ex Hook. F . Dahlia pinnata..

Dahlia sp.

Ageratum conyzoides L.

Erechriles hieracgolia (L.) Raf. ex DC Synedrella nodlrfora (L. ) Gaertn

Callendula ofJicinalis

Gazania splenderrs Helianihus annuus L.

Tageles erecia L.

Zinnia angustvolia

BrassicaceaelCruclferae Brassica campestris L. Bmssica chinensia L. Bmssica juncea L.

Brassica oleracea (L)

Bmssica r a p L. Bmssica sp.

Nast~irtium indicum (L) Hassk

Nasturtium oflcinale R. Br.

Raphanus satiws L.

Capparidaceae

CaryophyIlaceae Dianthus ~ r y o p h y l l u s B

(148)

Laniutan

Chenopodiaceae Beia vulgaris L.

fhc

Spinacea oleracea L.

4 c

Cucurbitaceae

Ipomoea batatas (L.) Lam.

Cucumis sativus L.

k c

Melothria irufica L. A

Sechium edule (Jacq.) Sw- A

Citrrdius lanalus (Thunb. ) Matsum.danNakai C

Ctrcurnis melo L. C

Crrciim is p e p L. C

i ~ g e n u r i a siceraria (Molina) S t a n l e y C

Fabaceaehguminoceae Glycine mux ( L ) Merr . Y haseolus vulgaris L. Yisilm sativum L.

Vicia faba L.

Vigna sinensis (L.) Hassk

Vigna unguictrlata (L.) Walp

Medicago sativa L.

Lab iatae Liliaceae Llnaceae Malvaceae Polemoniaceae Solanaceae

Salvia splendens B

Allium ampeloprasum L. Allirrm cepa L.

Alliirm Jistulosum L. Allirrm sativum L.

Hibiscus esculentus L. C

Phlox ,drummondii B

Capsicum annuurn L Physulis angulata L Solanum melungenu L. Solantrm americanum MiU.

Solanum tuberosum L Solanurn nigwm L.

Petunia spp.

Nicotiam alata

(149)

Apium graveolens L. Daucus carofa L.

Coriandnrm sativum L.

Verbenaceae Verbena speciosa B

V lolaceae Viola hybrida B

Ketemgan:

A : Rauf A. d al. (2000) B : Rauf A. el al. (1 999) C : Rajabalee A (1993)

Kesesuaian Tnang

L. hvidobrensis adalah serangga polifag. Oleh karenanya serangga tersebut memiliki kisaran inang yang lebar, yaitu berbagai jenis turnbuhan dari berbagai farrdi. Narnun demikian, tingkat kesesuaian dari berbagai jenis turrhuhan itu belum tentu sama untuk perkembangan L. hurdobrensis. Jenis tumbuhan yang paling sesuai

akan

memberikan pengamh yang paling bark bagi perkernbangan serangga.

Suatu tumbuhan akan dtpillh clan menjadi inang yang sesuai bagi serangga &fag jika tumbuhan tersebut &pat menank perhatian serangga. Ddam ha1 iai faktor fisik

dan

kimia yang

ada

pada tumbuhan memegang peranan penting. Hasil peneiitian Supartha (1998) menunjukkan bahwa dam kentang yaug tebal dan memiliki kerapatan trikom thggi serta berkadar air rendah kuraag disukai oleh L. huidobrensis untuk penusukan daun dan peletakan teltnnya. Ipe dan Sadaruddin (1984) menyatakan bahwa kandungan senyawa fen01 pada tumbuban hang juga
(150)

positif den- kandungan air tanaman ymg tinggi, dan berkorelasi negatif dengan ketebalan epidermis serta kerapatan jaringan palisade clan bunga karang.

Untuk rnenentukan suatu inang {ebb sesuai daripada inang yang lain biasanya digumkan pafameter perhunbuhan seperti lama stadia pradewasa, lama stadia imago, dm keperidian. Cara demikian seringkali menimbulkan kesulitan dalam pengambilan keputusan jika nilai parameter tersebut saling bertentangan. Penggunaan statitktik demografi mampu mengatasi kesulitan tersebut. Statistik demografi seraugga oleh Zeng et al. (1983) d h a n sebagai analisis secara kuantitatif populasi serangga hama dalam hubungannya dengan kelangsungan hidup, keperidian,

dan

pola pertumbuhan populasi, Statistik demografi seperti laju repxcduksi bersih (Ro) dan laju pertambahan intrinsik (r) rnerupakan mformasi penting yang biasa hgunakan pada stud resistensi tanaman terhadap serangga hama.

Niiai Ro dan r dapat ditenhrkan melalui perhitungm seperti yang telah clwumuskan oleh Birch (1948):

Ix adalah proporsi kohort yang masib hidup pada waktu tertentu (0 I

Ix

5 1) dan mx adalah baayaknya k e m a n betina yang dihasilkan oleh serangga betiaa pada umur x. Pada perhitungan ini perban- jmtan dan betina dianggap 1 : 1.
(151)

14

Perkembangan Populasi Semngga

Naik huunnya populasi organisme

di

suatu ekosistem dipenganthi oleh W r - faktor lingkmgan fisik, inang atau surnkr pakan, ruang, pop111asi itu sen- dan spesies atau o m m e lain. Lima faktor tersebut berperanan dalarn mene~~tukan laju natalitas, mortalitas dm migrasi (Dent 1995).

Faktor hngkungan fisik antara lain mliputi suhu dan kelembaban,

bak

pada tajuk tanaman maupun di pemukaan tanah.

Lama

hidup imago Liriomyza akan menurun pada suhu yang semakin rneninggi (Pmelh 1987). Minkenberg dan Helderman (1990) menyatakan bahwa suhu optimum bagi perkembangan dan reproduksi L. bryonzue pada tanaman tornat adalah 25 "C. Hasil penelitian Keularts dm Lindquist (1989) menyebutkan bahwa pada kelembaban nisbi ch bawah 50 %

terjadi kematian pupa yaug sangat tinggi pada L. trijbtii.

Faktor pakan juga dapat m e m p e n e perkembangan Liriomyza Pakan dengan kualitas dm kuantitas yang tepat akan menunjang perkembangan serangga secara optimal. Imago L. tr@olii yang hidup pada tanaman tomat dengan kandungan nitrogen yang tin* akan menghasilkan keturunan yang persentase kematiannya rendah, &wan pupa yaug lebih besar, dan siklus hidup yang lebih pendek (Mukenberg

dan

Ottenheim 1990).

Faktor spesies atau organisme lain meliputi pesaing

dan

mush alami. Musuh

aZami L. hurdobrmis yang mum dijumpai pada pertanaman kentang di Jawa Bard

adahh Herniptarsenus varkomif Girault (Hymenoptera: Eulophidae) (Supartba

1998).

(152)

15

tanaman tersebut tumbuh. Selanjutnya dinyatakan, pa& umur tanaman yang berbeda laju pertumbuhan serangga dapat berbeda. Faktor hgkungan selain berpenganrh langsung terhadap serangga ternyata juga &pat mempengaruhi penampilan tanaman sehingga juga mempengaruhl ketahanan fanaman terhadap serangan hama.

Kerusakslo Tanaman

L i r i o m y z ~ rnenimbulkan kerusakan pada tanaman melalui perusakan pada daunnya. Minkenberg dan van Lenteren (1986) menyatakan bahwa genus Liriumyza menyebabkan kerusakan langsung terutama melalui korokan larvanya, di samping tusukan oleh imagonya. Sedangkan kerusakan tidak langsung &pat tejadi karena adanya infeksi cendawan

dan

bakteri pada luka tusukan.

Hubungan antara kerusakan oleh hama dengan kehilangan hasil sangat dtentukan oleh kemampuan jenis tanaman dalarn rnengkompensasi kerusakan itu. L. huidobrensis diketahui &pat menyebabkan p e n m a n produksi umbi 30

-

70 % pada tanaman kentang (Rauf et a[. 2000). Penelitian Schreiner et 01. (1986) pada kacang panjang yang diserang L. rrrfolii di Guam menunjukkan bahwa alubat peningkatan kerusakan daun dari 5 menjadi 70 korokan per tanaman, produksi lcacang panjang berkurang dari 300 kg menjadi hanya 75 kg per 100 m baris.

Faktor-faktor yang &pat meneatukan trnggi atau rendahnya kehhgan basil pada tanaman yang terserang harna antara lain adalah tmgkat kerusakan, stadia pertumbuhan,

dao

bagian tanaman yang dipanen.

Peranan Tumbuban Liar pada Budidaya Tanaman

(153)

16 spesies bmbuhan yang tergolmg ke d a r n 13 famili &pat menjadi inang lalat tersebut, termasuk di antaranya berbagai jenis twnbuhan liar. Oleh karena itu tumbuhan h mempunyai peranstn yang genting bagi kelangsungan hidup Mat itu.

Peranan tumbuhan liar pa& budidaya tanaman ditinjau

h

i

aspek harna selalu dapat diperdebatkan. Altieri dm Whitcomb (1 979) berpendapat bahwa twnbuhan liar &pat berperan bagi tersedianya serangga berguaa

dalam

budi&ya tanamm. Keadaan

ini

dapat dimengerti mengingat tumbuhan liar &pat menjadi inang berbagai serangga

yaag merupakan inane d t e d rnusuh alami. Tumbuhan liar yang behunga juga dapat menyediakan nektar

dan

tepungsari yang diperlukan oleh serangga parasitoid. Turnbuhan liar, di pihak lain juga dapat berperan bagi selalu krsedianya seraugga hama yang setiap saat dapat meny erang taaaman budidaya.

Keberadaan L. huidobrensis pada berbagai jenis tumbuhan liar tentu saja memberi peluang bagi parasitoid untuk bertahan hidup pada vegetasi tersebut. Dengan demdcian kepunahan parasitoid &pat terhindarkan.

Melalui kegiatan surveinya, Supartha (1998) menemukan t i e spesies parasitoid Hymenoptera yaog diketahui memarasit L.huidobremis pada tahaman

(154)

17

Neochrysocharis sp., Pnigalio sp., Qdrasrichus sp

.,

Zagrammusoma sp

.,

dan Grono foma sp.

Hasil survei Rauf et 01. ( 2000) juga menyebutkan satu spesies predator, Coenosia humilis (Diptera: Anthomyiidae).

insektisida Translamina Abamektin

Insektisida translamina dapat diartikan sebagai insektisida yang setelah dqlikasikan ke dam

akan

segera meresap ke daiam jaringan daun. InseIctisida translamina sering pula dinyatakan sebagai insektisida sisternik yang bplikasikan ke bagian tertentu tanaman, misahya dam. k k h s i d a translamina dimhi lebih

cocok

untuk mengatasi serangga yang mengorok dam dibandingkan insebsida kontak atau

Abamektin

Abamektiu adalah nama gene& senyawa B1 yang merupakan komponen utama atau prduk terpenting dari fermentasi actinornicetes tanah Streptomyces avemitilis (Mrozik 1994, jansson dan Dybas 1997). Abamektin mematikan semgga melalui

gangguan sistem syaraf pusat (Casida dan Qlustad 1998), efektif mematikan serangga jika senyawa tersebut termakan oleh serangga (Mrozik 1994).

(155)

Sekalipun pa& mulanya digunakan sebagai akarisida, abamektin ternyata efektif unruk mengendalikan Mat pengorok daun, Liriornym spp. dau pengorok dam jeruk, Phyllocnistis citrella (hsota dan Dybas 1991). Selanjulnya mereka menyebutkan bahwa abamektin d?iual dalam berbagai nama dagang.

Aplikasi insektisida abamektm tidak berpengaruh bagi tingkat parasitisasi L. trgolii oieh parasibid-mitoid Uigbpus inrermedius (Girault),

D.

begini (Ashmead), Neochrysocharis pncfiventris (Crawford), Chrysocharis parhi Crawford, C. aindiei Crawford (Hymenoptera: Edophidae) dm Hufticoptera

dm Horowitz (1998) menunjukkan bahwa aplikasi abarnektin pa& seledri &pat

. .

menurunkan populasi parasitoid yang biasa menekan L. huidobremis. Demhan juga hasil penelitian Weintraub (2000) yang menunjukkan turunnya populasi parasitoid penekan L huidobrensis pada tanaman kentang, meskipun kemudian populasi parasitoid tersebut meningkat kembali.

Dsftnr Pustaka

Altieri MA, Whitcomb WH. 1979. The potential use of weeds in the manipulation of beneficial insects. Hort Sci 14 (1): 12 - 18.

Birch LC. 1948. The intrinsic rate of natural increase of an & a t populajion. j Anim Ecol 17: 15 -26.

Casi&

JE,

Qwstad GB. 1998. Golden age of insecticide: past, present, or future? Ann Rev Entomol 43: 1

-

16

Chavez GL, Raman

KV. 1987.

Evaluation of trapping and trap types ta reduce damage to potatoes by the leahher, Liriomyza huidobrensis optera: Agromyzidae) Insect Sci Applic 8 (3): 369 - 372.

Dent D. 1995. PrincipIes of integrated pest management. Di dalam Dent D, 4..

(156)

H a m h i , Prijono D, Rauf A. 200 1. Keefekafan insektisida alami terhadap pengorok daun Liriomyza huidobrensis (Blanchard) (Ihptera: Agromyzidae) pada tanaman hias, Makalah -aikan pada seminar Program Pascasaqana LPB, Bogor, 15 Februari 200 1 . 16 hlm.

Heinz KM, Chaney WE. 1995. Sampling for Liriomyza huidobrensis (Diptern: Agrornyzidae) larva and damage in celery. Environ Entorno124 (2): 204

-

2 2 1. Ipe

M,

Sadaruddin

M.

1984. Infestation and host specifity of Liriomyza Brussicae

Riley and the role of phenolic compouflds in host plant resistance. Entomon 9 : 265-270.

Jansson

RK,

Qbas RA. 1997. Avermectia: Biochemical mode of action, biological activity and agricultural importance. Di dalam: Isaac Ishaaya, Danny Degbeeie, eds. Insecticides with Novel Modes of Action. Berlin: Springer. h h : 152

-

170.

Johnson

MW,

Oatman

ER,

Wyman JA. 1980. Effwts of insecticides on populations of vegetable leafminer and associated parasites on fall pole tomatoes.

J

Econ Entomol73: 67

-

7 1

Keularts JLW, Lindquist RK. 1989. Increase in mortality of prepupae and pupae of Liriornyza frrfolii (Diptera: Agromyddae) by manipulation of celatif humidity and substrate. Environ Entomol 18 (3): 499

-

503.

Lasota JA, Dybas RA. 1 99 1. Avemectins, a novel class of compounds: implications for use in arthropod pest control. Annu Rev Entomol36: 9 1 - 1 17.

Lologau BA. 1998. Hubungan kerusakan tanaman dengan kehdangan h a d dan pengendalian Liriomya huidobrensis (Blanchad) @iptera: Agromyzidae) pada pertanaman kentang [tesis]. Bogor: Lnstitut Perkman Bogor, Program Pascasarjana.

Minkenberg OPJM, Van Lenteren JC. 1986.

me

leafinhers Liriornpa trfolii and L. bryoniae ( Diptera: Agromyzidae), their parasites and host plants: A review. Ag-r~cultucal University Wageningen Papers 86-2: 1 - 50.

Minkenberg OPJM, Heldennau CAI. 1990. Effects of temperature on the life history

of

Liriomyza blyoniae ( f)lptera: Agromyzidae) on tomato. J Econ Entomol83: 117-125.

Minkenberg OPJM, Ottenheim JJGW. 1990. Effects of leaf nitrogen content

of

(157)

Mrozik H. 1997. Advances in research and development of avermectins. Di dalam: Briggs GG, ed. Advances in the chemistry of Insect Control 111. S&on Walden

Essex

UK: Agr Evo UK Ltd. hlm 54 - 7 1.

Parrella MP. 1987. Biology of liriomyza.

Annu

Rev Entomol32: 20 1 - 204. Parrella MP, Bethke JA. 1984. Biological studies of Liriomyza huidobrensis

(Diptera: Agromyzidae) on chrysanthemum, aster, and pea.

J Econ

Entomol 77: 342 - 345

Rajabalee A. 1993. [ZRs mouches mineuses du genre Liriompu (Bptera: Agromyzidae) a Maurice, 'Liriomyza' - Colloque sur les mouches mineuses des plantes cultivees- Montpellier -

Mars

19931 [ d a b Bahasa Perancis].

Rauf A. 1995, Liriomyza: hama pendatang barn di Indonesia. Bul

Hama Penyht

Tumbuhan 8 (1): 46 - 48.

Rauf A. 1997. L i r i o m p datang menantang PHT kentang. Makalah disajikan pada rapat Komisi Perlindungan Tanaman, Bogor 10 - 12 Maret 1997. 10

hlm.

Rauf A, Shepard

BM,

Johnson MW. 2000. Leahher in vegetables, ornamental

plants and weeds in Indonesia: surveys of host crops, species composition and parasitoids. Int .J Pest Manage 46 (4): 257

-

266.

Scheffer SJ. 2000. Molecular evidence of cryptic species witbin the Liriomyza huidobrensis (Diptera: Agropmyzidae). J

Econ

Entomol 93 (4) : 1 146

-

1 1 5 1 Schreiner I, Nafus D, Bjork C . 1986. Control of Liriomyza trzfuiii (Burgess) (Dip:

Agromyzidae) on yard-long (Mgna unguiculata) and pole beans (Phaseolus vulgaris) on Guam: effsct on yield loss and parasite numbers. Trop Pest Manage 32: 333

-

337

Setiawati W, Rustamma

ES,

hksanawati. 1997. lnventarisasi pencaran harna Liriomyza sp. @iptera: Agromyddae) dan musuh alaminya pada tanaman kentang. Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang. 16 hlm.

Shepard BM, Bram A, Rauf A, Samsudin. 1996. L i r i a m p huidobrensis: hama pendatang baru pada sayuran. Warta PHT Palawija dm Sayuran 1 (1): 2

-

3. Spencer KA. 1973. Agromyzidae @Iptera) of Economic Importance. Dr

W

Junk
(158)

2 1 Supartha IW. 1998. Bionomi Liriomyzcr huidobrensis planchard) optera:

Agromyzidae) pa& tanaman kentang [disertasi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor, Program Pascasarjana.

Tapahillah T. 2002. Survei

lalat

pengorok dam Liriamyza spp. (Diptera: Agromyzidae)

dan

pmitoidnya pada berbagai tumbuhan inang dan ketinggian tempat di Jawa Barat. Makalah dmtnpaikan pada seminar tugas akhir Jurusan HPT

PB,

Bogor 1 Oktober 2002. 6

hlm.

Trumble JT. 1985. Integrated pest management of Liriomyza trrfolii: influence of avermatin, c y r d e , and methomyl on leafminer ecology in celery. Agric Ecosys Environ 12: 1 8 1 - 1 88.

van Emden

HF.

1987. Cultural methods: the plant. Di dalam:

Bum

AJ,

Coaker

TH,

Jepson PC, eds. Integrated Pest Management. London: Academic Press.

Wei Jianing, Li Zou, Rongping Kuang, Liping He. 2000. Influence of leaf tissue structure on host feeding selection by pea leafminer L i r i o m ~ a hurdobrensis (Diptera: Agromyzidae). Zoo1 Studies 39 (4): 295 - 300.

Weintraub PG, Horowitz AR. 1998. E f k t s of translaminar versus conventional insecticides on Liriomyza huidobmnsis (Diptera: Agromyzidae) and Diglyphu.~ isaea (Hymenoptera: Eulophidae) jmpulation

in

celery. J Econ Entorno19 1 ( 5 ) : 1180 - 1185.
(159)

BAB I11

KESESUAIAN

DAN

PREFERENSI Lkbmym h~idobrensis (BLANCHARD) (DIPTERA: AGROMYZIDAE) PADA BERBAGAI TUMBUHAN INANG

Kesesuaian dan preferensi lalat pengorok dam kentang, Liriomyza huidobrensis (Blanchad) (Diptera: Agromyzidae), pa& berbaga~ tumbuhan hang diteliti

d~

laboratoriurn. Tumbuhan yang diuji

adalah caisin

(Brassica chhensis L. var

.

parachinensis), galinggang (Galinsoga parviflora Cav .)

,

kacang buncis (Phaseolais vulgaris L.), kacang endul

(P.

vulgaris L.), kentang (Solanurn rtlberosum L.), mentimun (Cueurnis satiws L), sawi tanah (Nasturt.lium utdictrrn (L.)) dan tomat (Solanurn lycopersicum L.). Hasil penelitian menunjukkan bahwa L. huidobrensis

yang dipelihara pada kentang, kacang endul, kacang buncis, dm caisin

memperlihatkan

masa

perkembangan ptadewasa yang lebih singkat, bobot pupa yang lebih berat, keperidian yang lebih tinggi danpada tumbuhan uji lainnya. Keempat tumbuhan tad juga lebih d i p u oleh lalat pengorok dam yang ditunjukkan oleh lebih banyhya gejata tusukan-dcm dan telw yang diletakkan. Secara keselufilhan kesesuaian kentang, caisin, h a n g endul, dan kacang buncis bagi kehidupan L. huidobrensis diperhhatkan oleh laju pertambahan i n h s i k (r) yang relatif lebih tmggi dibandingkan pa& turn- uji iainnya.

Kata kunci: Liriom~a huidobrensis, lalat pengmok daun kentang, kesesuaian hang

Penda huluan

Sebelwn tahun 1970-an persebaran laiat pengorok dam, Liriomyza huzdobrensis (Blanchard) (Diptera: Agromyzldae), terbatas hanya di wilayah Amerika Selatan (Spencer 1973). Melahi perdagangan bung potong dan produk sayuran segar, hama ini kemudian menyebar

ke

Eropa, Mrika,

dan

Asia. Di Indonesia L. huidob

Gambar

Tabel 3.1 . Rataan lama perkembangan pradewasa dan bobot pupa (It SE)
Tabel 3.2. Persentase larva jadi pupa dm pupa jadi imago beserta Iama hdup
Tabel 3 -3. Rataan banyaknya tusukan dan banyaknya telur yang diletakkan
Tabel 3.4. Parameter neraca kehidupan L. hudobrensis pada berbagai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tabuhan Opius chromatomyiae adalah parasitoid yang dominan berasosiasi dengan larva pengorok daun pada pertanaman sayuran dataran tinggi di Indonesia. Penelitian bertujuan untuk

Hasil pengamatan pada tingkat parasitisasi parasitoid hama L.chinensis pada lahan tanpa aplikasi insektisida mulai terlihat ketika tanaman bawang merah Lembah Palu mulai

Hasil survei pada tanaman sayuran di beberapa wilayah Jawa Barat berdasarkan lokasi ketinggian yang berbeda ditemukan tiga spesies lalat pengorok daun yaitu L.

Dalam beberapa tahun terakhir, petani bawang merah di daerah Lembah Palu resah karena adanya serangan lalat pengorok daun ( Liriomyza chinensis ) yang dapat menyebabkan gagal

Hasil pengamatan pada tingkat parasitisasi parasitoid hama L.chinensis pada lahan tanpa aplikasi insektisida mulai terlihat ketika tanaman bawang merah Lembah Palu mulai

Hubungan regresi tersebut sangat nyata secara statistik pada taraf P < 0,001 dengan koefisien determinan (R) 80,8% yang berarti korokan berkorelasi positif dengan populasi

Survai yang dilakukan dari bulan Januari hingga Mei 2003 ini bertujuan menemukan dan mengidetifikasi tumbuhan inang pengorok daun, Liriomyza huidobrensis (Blanchard), dan