ANALISIS DAN PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA SMA KELAS X PADA MATERI LARUTAN
ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
Oleh: Melinda Siregar
4123331027
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
RIWAYAT HIDUP
Melinda Siregar dilahirkan di Kota Parit tanggal 10 Agustus 1994, anak
kedua dari 4 bersaudara. Ayah bernama Gusnar Siregar dan Ibu bernama
Marianah Ritonga. Pada tahun 2000 penulis memasuki jenjang pendidikan
Sekolah Dasar Negeri 112154 Purba Bangun dan lulus pada tahun 2006. Penulis
melanjutkan pendidikan ke Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 (MTS) Rantauprapat
dan lulus pada tahun 2009. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Rantauprapat dan lulus tahun 2012. Pada tahun
yang sama penulis diterima di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan dan
lulus ujian pada tanggal Juli 2016. Kegiatan ekstrakurikuler di Universitas Negeri
iii
Analisis dan Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia SMA Kelas X pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
Melinda Siregar (NIM 4123331027) ABSTRAK
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh penuntun praktikum yang standar untuk siswa kelas X SMA/MA semester II pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit. Populasi dalam penelitian ini adalah penuntun praaktikum kimia SMA yang beredar disekolah, seluruh guru kimia di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Pematangsiantar, seluruh dosen kimia di Universitas Negeri Medan dan seluruh siswa kelas X di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Pematangsiantar. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling. Penelitian ini bersifat deskriptif dan pengembangan eksperimen (development and research). Langkah penelitian meliputi : a) Analisis penuntun praktikum yang dipergunakan dikelas X semester II; b) Pengembangan penuntun praktikum untuk materi larutan elektrolit dan non elektrolit; c) Validasi penuntun praktikum oleh dosen, guru dan siswa; d) Uji coba penggunaan penuntun praktikum dalam pembelajaran untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penuntun praktikum yang telah dikembangkan untuk siswa kelas X MAN semester II pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit telah layak/standar sesuai dengan BSNP. Penuntun praktikum untuk materi larutan elektrolit dan non elektrolit terdiri dari percobaan mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit dan mengelompokkan larutan kedalam elektrolit kuat dan lemah. Standarisasi penuntun praktikum yang dilakukan oleh guru dan dosen memberikan respon yang positif terhadap penuntun praktikum yang telah dikembangkan yang terdiri dari 3 komponen yaitu kelayakan isi, kelayakan bahasa, dan kelayakan penyajian dengan nilai rata-rata dari dosen sebesar 3,53 adalah valid dan tidak perlu direvisi dan nilai rata-rata dari guru sebesar 3,76 adalah valid dan tidak perlu direvisi. Uji coba dilakukan pada percobaan mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit dan mengelompokkan larutan kedalam elektrolit kuat dan lemah. Hasil uji coba menunjukkan bahwa implementasi penuntun praktikum yang telah dikembangkan memberikan hasil pemahaman siswa pada Madrasah Aliyah Negeri (MAN) sangat tinggi pada percobaan larutan elektrolit dan non elektrolit dengan nilai pretest sebesar 55,833 sedangkan untuk postest sebesar 86. Itu menunjukkan bahwa penuntun praktikum yang telah dikembangkan baik dan layak digunakan untuk pembelajaran kimia di SMA/MA.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala kasih dan berkatNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi yang berjudul “Analisis dan Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia SMA Kelas X pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Marham Sitorus, M.Si., sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Albinus Silalahi M.S., Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si., Ibu Dra. Ani Sutiani, M.Si,selaku dosen penguji yang memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini, serta kepada Ibu Dra. Anna Juniar, M. Si., selaku dosen pembimbing akademis dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia UNIMED yang sudah membantu penulis. Penghargaan juga disampaikan kepada guru-guru Kimia dan Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Pematangsiantar yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada ayahanda Gusnar Siregar dan ibunda Marianah Ritonga yang telah membesarkan, mendidik, memberikan dukungan, doa serta dana bagi penulis untuk menyelesaikan studi di Unimed. Dan kepada Abang tersayang (M.Lokot Siregar), Adik-adik tersayang (Nurainun Siregar, dan Raja Fahmi Siregar) yang terus memberikan semangat dan doa kepada penulis.
v
Riska dan Dina), teman-teman se-PS (Marta, Sherlin Zega, Rizky Nopasa, Rizky Khairani dan Fridayuni), teman-teman se-PPL SMA Negeri 4 Kisaran terkhusus buat “Kamar 03” (Sari, Eyak, Teteh dan Serik). Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada adik-adik satu kost (Gita, Sukma, Ronda, Nikmah).Dan tidak lupa kepada teman seperjuangan Riski Ananda Putra Ucapan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa Pendidikan Kimia Eks. B 2012, yang telah memberikan semangat, motivasi selalu berbagi pengalaman, canda tawa selama menjalani perkuliahan ini dan telah banyak membantu dan sama-sama berjuang dalam pengerjaan skripsi.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Juni 2016 Penulis,
vi DAFTAR ISI Halaman Lembar Pengesahan Riwayat Hidup Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1.2.Identifikasi Masalah 1.3.Batasan Masalah 1.4.Rumusan Masalah 1.5.Tujuan Penelitian 1.6.Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bahan Ajar
2.1.1. Jenis Bahan Ajar 2.1.2. Bahan Ajar Cetak
2.2.Standar Bahan Ajar Berdasarkan BSNP
2.2.1. Komponen Penilaian Bahan Ajar Menurut BSNP 2.3.Hakikat Pendidikan IPA
2.4.Pendekatan Keterampilan Proses 2.4.1 Definisi Keterampilan Proses
2.4.1. Tujuan Pendidikan Keterampilan Proses
2.5.Kimia dan Hubungannya dengan Keterampilan Proses IPA 2.6.Laboratorium
2.6.1. Definisi Laboratorium 2.6.2. Manajemen Laboratorium
vii
2.7.Kegiatan Praktikum
2.7.1 .Definisi Kegiatan Laboratorium 2.7.2. Pelaksanaan Kegiatan Praktikum 2.7.3. Manfaat Kegiatan Praktikum 2.8.Penuntun Praktikum
2.9.Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit 2.10.Kerangka Konseptual
2.11.Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.Populasi dan Sampel
3.3.Instrumen Penelitian
3.3.1. Angket Validasi Penuntun Praktikum Kimia 3.3.2. Tes Soal
3.4.Jenis Penelitian 3.5.Prosedur Penelitian
3.5.1. Analisis dan Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia 3.5.2. Validasi Penuntun Praktikum yang Dikembangkan 3.5.3. Uji Coba Penuntun Praktikum yang Dikembangkan 3.6.Teknik Pengumpulan Data
3.7.Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 36
4.1. Analisis Penuntun Praktikum Pokok Bahasan Larutan Elektrolit
dan Non Elektrolit Penerbit Duta Nusantara Berdasarkan BSNP 36
4.2. Analisis Penuntun Praktikum yang Telah Dikembangkan 4.2.1. Aspek Penilaian BSNP
4.2.2. Aspek Umum
viii
4.2.3. Aspek Isi
4.2.4. Aspek Kedalaman 4.2.5. Aspek Tampilan Fisik 4.2.6. Aspek Bahasa
4.3. Hasil Uji Coba Penuntun Praktikum yang Telah Dikembangkan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 51
5.1. Kesimpulan 51
5.2. Saran 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
48 49 50 51 54
57 57
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Prosedur dan Tahapan Penelitian Analisis dan 37 Pengembangan, validasi dan Uji Coba Penuntun
Praktikum Pada Materi Kesetimbangan Kimia
Gambar 4.1. Hasil Analisis Penuntun Praktikum 42
Gambar 4.2. Hasil Analisis Penuntun Praktikum Oleh Dosen dan Guru 45 Gambar 4.3. Hasil Analisis Penuntun Praktikum Oleh Siswa 46 Gambar 4.4. Hasil Analisis Penuntun Praktikum Kimia Berdasarkan 47
Aspek Umum
Gambar 4.5. Hasil Analisis Penuntun Praktikum Kimia Berdasarkan 48 Aspek Isi
Gambar 4.6. Hasil Analisis Penuntun Praktikum Kimia Berdasarkan 49 Aspek Kedalaman
Gambar 4.7. Hasil Analisis Penuntun Praktikum Kimia Berdasarkan 50 Aspek Tampilan Fisik
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1. Kriteria Validasi Analisis Nilai Rata-rata Penuntun 35
Praktikum Kimia
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus Pembelajaran Kimia 61
Lampiran 2. Angket Penilaian Penuntun Praktikum Kimia untuk 66 Dosen dan Guru
Lampiran 3. Penjabaran Angket Penilaian Penuntun Praktikum 73 Lampiran 4. Hasil Analisis Penuntun Praktikum Kimia Kelas X Pada 81 Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Penerbit
Duta Nusantara
Lampiran 5. Hasil Analisis Penuntun Praktikum Kimia SMA Kelas X 86 Pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
Oleh Dosen
Lampiran 6. Hasil analisis Penuntun Praktikum Kimia SMA Kelas X 91 Pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
Oleh Guru
Lampiran 7. Angket Penilaian Penuntun Praktikum Kimia untuk Siswa 96 Lampiran 8. Hasil analisis Penuntun Praktikum Kimia SMA Kelas X 98 Pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
Oleh Siswa Kelas XI–MIPA di MAN Pematangsiantar
Lampiran 9. Kisi-kisi Instrument Tes 99
Lampiran 10. Instrumen Tes 111
Lampiran 11. Nilai Pretest Siswa Pada Soal Kesetimbangan Kimia 118 Lampiran 12. Nilai Postest Siswa Pada Soal Kesetimbangan Kimia 119
Lampiran 13. Penuntun Praktikum Kimia 120
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Kimia merupakan ilmu yang mencari jawaban atas dasar pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur, sifat, perubahan, dinamika dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ilmu kimia sebagai bagian dari IPA terdiri atas aspek teoritis dan empris. Belajar kimia harus mampu mengukur kedua aspek tersebut, yaitu selain mempelajari aspek teoritis (produk kimia) seperti konsep, teori, hukum, prinsip juga harus melakukan aktivitas empris (produk kimia) dalam rangka membuktikan suatu produk kimia yang diperoleh melalui eksprimen (kemendikbud : 2013).
Lingkungan pembelajaran kimia tidak hanya terbatas pada penggunaan atau penurunan dan teori saja, melainkan merupakan produk dari sekumpulan fakta yang diperoleh yang dikembangkan berdasarkan serangkaian kegiatan (praktikum) yang mencari jawaban atas apa, mengapa, dan bagaimana. Secara garis besar kimia mencakup dua bagian, yakni kimia sebagai proses dan kimia sebagai produk. Kimia sebagai produk meliputi sekumpulan pengetahuan yang terdiri atas fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip ilmu kimia. Sedangkan kimia sebagai proses meliputi keterampilan-keterampilan dan sikap yang dimiliki oleh para ilmuwan untuk memperoleh dan mengembangkan produk kimia. Hal tersebut berarti dalam pembelajaran kimia tidak cukup hanya meliputi aspek kognitifnya saja, tetapi aspek afektif (sikap ilmiah) dan aspek psikomotorik (unjuk kerja) (Zakiah, 2015).
2
3
adalah prosedur praktikum. Penggunaan penuntun praktikum yang tidak optimal dapat menyebabkan diperolehnya hasil yang tidak sesuai dengan tujuan praktikum yang hendak dicapai. Senada dengan Sitorus dan Sutiani (2013), untuk melaksanakan kegiatan laboratorium hendaknya kita punya moto “hasil didapat, diri selamat atau jangan mengorbankan diri demi target”. Sehingga dalam hal ini, diperlukan pengorganisasian dan implementasi manajemen laboratorium yang baik agar tercapainya tujuan pembelajaran di sekolah melalui kegiatan praktikum.
Selain itu, survei yang dilakukan oleh Rosmalinda (2013) menunjukkan bahwa keinginan menciptakan kegiatan belajar mengajar di kelas secara ideal serta tuntutan banyaknya materi yang harus dikuasai siswa, terkadang membuat para guru kesulitan memfokuskan perhatian terhadap kualitas praktikum yang dilakukan siswa. Banyak kendala yang dialami guru dalam memaksimalkan kegiatan praktikum siswa seperti yang dialami oleh guru kimia di salah satu SMA di kota Jambi. Berdasarkan penuturannya kegiatan praktikum belum bisa dilaksanakan secara optimal karena belum tersedianya modul praktikum kimia yang dapat membantu mengarahkan siswa ketika praktikum. Kendala yang tak kalah pentingnya yaitu terbatasnya persediaan alat dan bahan kimia, karena harganya yang mahal dan juga beberapa bahan kimia yang saat ini tidak dijual secara bebas.
Dari hasil wawancara dengan beberapa guru kimia yang mengajar di Madrasah Aliyah Negeri yang ada di Sumatera Utara, diperoleh fakta bahwa dalam proses pembelajaran kimia di sekolah jarang melakukan praktikum, hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor di antaranya :
1. Gedung laboratorium ada tetapi sarana dan prasarana yang kurang memadai. 2. Kurangnya pengalaman dalam diri siswa sehingga menimbulkan kesulitan
atau rasa takut saat melakukan percobaan. 3. Alat dan bahan yang kurang lengkap
4
Melihat kondisi yang memprihatinkan ini, kita diingatkan untuk kembali pada prinsip pembelajaran kimia yaitu pembelajaran berlandaskan eksperimen (percobaan). Penuntun praktikum merupakan suatu pedoman dalam melaksanakan praktikum dan juga sebagai alat evaluasi dalam kegiatan belajar mengajar. Penuntun praktikum yang diadopsi dari luar dan tidak disesuaikan dengan keadaan laboratorium sekolah juga sering menjadi kendala. Oleh karena itu, penuntun praktikum perlu didesain sedemikian rupa sehingga menarik, sesuai dengan kebutuhan siswa, mudah dilaksanakan dan tidak terlalu banyak membutuhkan alat dan bahan. Untuk itu perlu disusun suatu pedoman (penuntun) praktikum kimia dengan cara mereview semua dokumen/buku tentang pengelolaan laboratorium kimia yang telah ada selama ini.
METODE PENGEMBANGAN
Penelitian pengembangan ini menggunakan model ADDIE, yang diadaptasi dari Lee & Owens (2004). Model ini terdiri atas beberapa tahap pengembangan, yaitu Analysis (analisis), Design (desain), Development (pengembangan), Implementation (implementasi) dan Evaluation (evaluasi).
1. Analisis
5
2. Desain;
bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendokumenkan hal penting untuk mencapai tujuan produk. Pada tahap ini dilakukan penentuan jadwal pengembangan, tim kerja yang terlibat, spesifikasi desain, dan pembuatan struktur isi modul.
3. Pengembangan dan Implementasi;
Pada tahap ini semua bahan dikumpulkan, disiapkan, dan diujikan. Produk yang telah didesain sebelumnya selanjutnya dibuat, setelah itu divalidasi oleh tim ahli. Validasi yang dilakukan yaitu validasi komponen desain pembelajaran, struktur urutan dan isi materi, dan desain/media. Setelah produk divalidasi, dilanjutkan dengan uji coba kelompok kecil. Subjek uji coba terdiri atas 6 orang siswa yang dibagi dalam 3 kelompok, yaitu kelompok dengan tingkat kemampuan kognitif baik, sedang, dan rendah. Tujuan pengelompokan ini agar peneliti dapat melihat pada kelompok mana modul dapat diterima dengan baik. Kemudian dilanjutkan dengan validasi kedua, yang bertujuan agar saran dan komentar yang diperoleh lebih banyak dan produk yang dihasilkan lebih baik lagi.
4. Evaluasi;
6
Julaiha (2014) juga mengatakan penggunaan bahan ajar penting sebagai penunjang dalam proses pembelajaran kimia untuk mendapatkan pengalaman belajar berupa keterampilan sains. Mengingat pentingnya bahan ajar kimia dalam proses pembelajaran yang berupa buku penuntun praktikum kimia, kebanyakan guru-guru kimia SMA hanya menggunakan buku-buku paket dan buku LKS yang belum standar maka perlu sekiranya dilakukan pengembangan buku penuntun praktikum kimia agar dapat digunakan oleh siswa SMA serta sebagai salah satu bahan ajar kimia SMA bagi guru-guru kimia.
Keadaan seperti ini juga ditemukan dilapangan ketika peneliti melaksanakan kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) selama 3 bulan di SMA Negeri 4 Kisaran. Di sekolah ini jarang sekali dilakukan proses pembelajaran di laboratorium. Padahal gedung laboratorium dan sarana prasarana sudah memadai. Kurang optimalnya pelaksanaan pembelajaran di laboratorium ini disebabkan oleh kesulitan guru dalam mengkoordinir siswa pada saat praktikum dan tidak adanya buku penuntun praktikum kimia serta ketersediaan alat dan bahan kurang lengkap.
Melihat keadaan yang seperti ini, maka diperlukan pengembangan penuntun praktikum. Tidak tersedianya buku penuntun praktikum juga merupakan salah satu faktor terhambatnya pelaksanaan praktikum disekolah. Karena penuntun praktikum merupakan suatu pedoman dalam melaksanakan praktikum dan juga sebagai alat evaluasi dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk itu perlu dikembangkan suatu bahan ajar yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-idenya. Menurut Nur dan Wikandri (dalam Zulaiha, 2014) guru hanya memberi tangga yang membantu siswa untuk mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi, namun harus diupayakan agar siswa dapat menaiki tangga tersebut.
Penelitian sejenis juga pernah diterapkan pada :
7
mahasiswa terhadap materi praktikum sebesar 74,77 % sedangkan base line 59% dan jumlah penuntun praktikum kimia SMA yang dihasilkan dalam kegiatan pembelajaran sebesar 4 judul.
Analisi Penerapan Metode Praktikum pada Pembelajaran Ilmu Kimia di Sekolah Menengah Atas (Jahro, 2008) dimana hasil yang diperoleh adalah metode praktikum dalam proses belajar mengajar berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa lebih dari 75%. Kemudian 89,3% siswa sepakat kegiatan praktikum dapat membantu meningkatkan pemahaman materi kimia yang dipelajari.
Selain itu penelitian yang telah dilakukan oleh Hendra Eka Putra (2009) Standarisasi penuntun praktikum interaktif menunjukkan bahwa responden memberikan respon yang positif terhadap penuntun praktikum interaktif dengan nilai rata-rata 4,22 lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata standarisasi penuntun praktikum yang ada disekolah (penuntun praktikum A = 3,58) dan penuntun praktikum B = 3,67). Sedangkan penelitian yang telah dilakukan oleh Ahmad fauzi syahputra yani (2015) Peningkatan hasil belajar yang diajar dengan menggunakan penuntun penemuan yaitu sebesar 79,48% dan yang diajar dengan menggunakan penuntun berbasis proyek yaitu sebesar 60,33%
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mencoba mengembangkan penuntun praktikum dalam pembelajaran kimia dan akan melakukan standarisasi penuntun praktikum ini kepada beberapa dosen kimia, guru kimia, dan siswa SMA/MA. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan bahwa penuntun praktikum sangat penting untuk menunjang keberhasilan dalam kegiatan praktikum, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
8
1.2. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Sarana dan prasarana di laboratorium yang kurang memadai termasuk bahan dan alat praktikum.
2. Penggunaan penuntun praktikum kimia atau buku-buku paket yang belum standar berdasarkan BSNP.
3. Ketidaksesuaian penuntun praktikum kimia yang dipakai dengan kebutuhan siswa dan keberadaan laboratorium sekolah.
1.3. Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan pada penelitian ini, maka diperlukan batasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis penuntun praktikum kimia kelas X pada materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit berdasarkan kriteria BSNP.
2. Menyusun, dan mengembangkan penuntun praktikum kimia SMA kelas X berdasarkan kurikulum 2013 pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit. 3. Uji coba penuntun praktikum kimia dilakukan di laboratorium MAN
Pematangsiantar
1.4. Rumusan Masalah
Untuk memberikan arahan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian, maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
9
2. Apakah buku penuntun praktikum yang dikembangkan untuk kelas X SMA/MA semester II pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit telah memenuhi kriteria Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)?
3. Bagaimana pengaruh penuntun praktikum terhadap hasil belajar siswa?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk memperoleh data atas kelayakan penuntun praktikum untuk kelas X SMA/MA semester II pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit yang beredar disekolah.
2. Untuk memperoleh penuntun praktikum kimia kelas X SMA/MA pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit yang layak berdasarkan BSNP. 3. Untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa terhadap penuntun
praktikum untuk kela X SMA/MA semester II pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit yang telah dikembangkan.
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat setelah dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti untuk menyusun penuntun
praktikum kimia SMA/MA kelas X pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit.
2. Untuk memperoleh penuntun praktikum kimia yang layak dan menarik, mudah dilaksanakan dan dapat membantu siswa dalam mempelajari kimia khususnya melakukan praktikum kimia.
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Penuntun praktikum untuk kelas X SMA/MA semester II pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit yang ada di sekolah telah memenuhi kriteria Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
2. Buku penuntun praktikum yang telah dikembangkan untuk kelas X SMA/MA semester II pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit telah memenuhi kriteria Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
3. Pengaruh penuntun praktikum terhadap hasil belajar siswa mengalami peningkatan.
5.2. Saran
Adapun saran dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi guru tidak hanya mengajarkan teori tetapi juga memberikan praktikum sehingga siswa dapat lebih memahami bahwa kimia bukan merupakan pelajaran yang bersifat abstrak tetapi juga dapat dibuktikan melalui praktikum.
2. Bagi sekolah SMA sebaiknya menggunakan penuntun praktikum kimia karena dapat meningkatkan hasil belajar dan kreaktifitas siswa dalam pembelajaran kimia terutama dalam praktikum.
58
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M., (1994), Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia, Airlangga Press, Surabaya.
Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian :Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI), Rineka Cipta, Jakarta.
BSNP, (2008), Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.
Darsana, W., Wayan, S., dan Nyoman, T., (2014), Analisis Standar Kebutuhan Laboratorium Kimia dalam Implementasi Kurikulum 2013 pada SMA Negeri di Kabupaten Bangli, E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 4:1-10.
Depdiknas, (2006), Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah, Depdiknas, Jakarta.
Djamarah, S.B., (2002), Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Jahro, I.S., (2009), Desain Praktikum Alternatif Sederhana (PAS) Wujud Kreaktifitas Guru dalam Pelaksanaan Kegiatan Praktikum Pada Pembelajaran Kimia, Jurnal Pendidikan Kimia, Prodi Kimia, Program PascaSarjana, Unimed.
Jahro, I.S., Susilawati, (2008), Analisis Penerapan Model Praktikum dan Pembelajaran Ilmu Kimia di Sekolah Menengah Atas ,Jurnal Pendidikan Kimia, Prodi Kimia, Program Pascasarjana, Unimed.
Julaiha, Hartono, Rachman, I., (2014), Pengembangan Buku Panduan Praktikum Kimia Hidrokarbon Berbasis Keterampilan Proses Sains di SMA,Jurnal Pendidikan Kimia, 1:87-93.
Maharani, M.U., (2013), Pengembangan Petunjuk Praktikum IPA Terpadu Tema Fotosintesis Bebasis Learning Cyrcle untuk Siswa SMP, Pendidikan IPA, FMIPA, Skripsi, Universitas, Negeri Semarang.
Majid, A., (2008), Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
59
Kegiatan Praktikum Terpadu, Journal Penelitian Bidang Pendidikan, 11 : 107-112.
Nugraha, A.W., (2006), Penerapan Model Praktikum Semi Riset pada Praktikum Kimia Fisika 2, Laporan Hasil Penelitian, FMIPA, Universitas Negeri Medan.
Padmo, D., (2004), Teknologi Pembelajaran Peningkatan Kualitas Belajar Melalui Teknologi Pembelajaran, Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan, Ciputat.
Purba, M., dan Sunardi, (2006), Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI, PT. Gelora Aksara Pratama, Penerbit Erlangga.
Rosmalinda, D., Rusdi, M., dan Haryadi, B., (2013), Pengembangan Modul Praktikum Kimia SMA Berbasis PBL, Edu-Sains, 2 : 1-7.
Rustaman, N., (2003), Strategi Belajar Mengajar, Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UPI, Bandung.
Salirawati, D., (2011), Materi Pelatihan Kepala Laboratorium Kimia Bagi Guru-Guru Kimia Kabupaten Kulon Progo, Disampaikan di Laboratorium FMIPA UNY Yogyakarta, 1 Oktober 2011.
Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenadamedia Group, Jakarta.
Sanjaya, W., (2008), Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Kencana Prenadamedia Group, Jakarta.
Sawitri, S., (2008), Model Pengembangan Buku Petunjuk Praktek Mata Kuliah Draping, Jurnal Penelitian Pendidikan, 24(1): 23-24
Siagian, H.S., (2012), Pengembangan dan Standarisasi PenuntunPraktikum Kimia SMA Kelas X Semester II Sesuai dengan Tuntutan KTSP, Jurusan Kimia, FMIPA, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Sihole, H.R., Situmorang, M., (2006), Efektifitas Metode Praktikum Pada Pengajaran Gugus Fungsional di SMA Toba Samosir, Journal Pendidikan Matematika dan Sains, 1 : 1-7.
Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan.
60
Sitorus, M., dan Sutiani, A., (2013), Pengelolaan dan Manajemen Laboratorium Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Sugiyono, (2014), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods), Alfabeta, Bandung.