• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA DAN AKTIVITAS SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA DAN AKTIVITAS SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA DAN AKTIVITAS SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM

BASED LEARNING DAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Oleh:

Nurkumalasari 4123331035

Program studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA DAN AKTIVITAS SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING DAN INKUIRI TERBIMBING PADAMATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Nurkumalasari (4123331035) Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia dan aktivitas siswa yang dibelajarkan dengan model Problem Based Learning (PBL) dengan Inkuiri Terbimbing pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit. Penelitian ini merupakan penelitian eksprimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Kartini Utama yang tediri dari tiga kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan acak yaitu secara undian diambil 2 kelas dari 3 kelas yaitu kelas X-1 sebagai kelas eksprimen I dan kelas X-2 sebagai eksprimen II. Sampel penelitian kelas eksprimen I dan kelas eksprimen II masing-masing berjumlah 32 dan 35 orang. Instrumen test yang digunakan adalah instrument test dan nontest. Instrumen test digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa berupa tes objektif dalam bentuk pilihan berganda berjumlah 20 soal dan instrument non test digunakan untuk mengetahui aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung. Kelas eksprimen I diberikan perlakukan dengan model pembelajaran Problem Based Learning dan kelas eksprimen II diberikan perlakuan dengan model Inkuiri Terbimbing. Dikedua kelas diberikan perlakuan yang sama yaitu pada pertemuan awal dilakukan pretest dan pada pertemuan terakhir dilakukan posttest. Data hasil belajar siswa diuji normalitas dan homogenitasnya, hasil yang diperoleh kedua kelompok sampel homogen dan berdistribusi normal. Perbedaan hasil belajar dan aktivitas siswa dilihat dari nilai post-test masing-masing eksperimen. Hasil belajar kimia siswa yang diperoleh dari eksperimen I sebesar 86,40±5,11 sedangkan hasil belajar kimia siswa dari eksperimen II sebesar 82,00±44,41. Nilai aktivitas siswa pada eksperimen I sebesar 85,75±5,44 sedangkan eksperimen II sebesar 81,43±6,87. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar kimia dan aktivitas siswa yang dibelajarkan dengan Model Problem Based Learning dengan Inkuiri Terbimbing.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahhirabbal A’lamin Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhana Wa Ta’ala, atas segala berkat dan rahmat-Nya, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Kimia dan Aktivitas Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Inkuiri Terbimbing Pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Ibu Lisnawaty Simatupang,S.Si,M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi (PS) yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan skiripsi sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Ratna Sari Dewi, S.Si,M.Si, bapak Dr. Saronom Silaban, S.Pd, M.Pd dan bapak Drs. Pasar Maulim Silitonga,Ms yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari penelitian sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada ibu Dra.Hafni Indriati Nasution,M.Si selaku dosen pembimbing akademik (PA) dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih kepada guru-guru sekolah yang telah mendidik penulis sehingga penulis dapat memperoleh gelar Sarjana. Ucapan terima kasih kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia dan Siswa/i kelas X SMK Kartini utama yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.

(5)

v

dan Fatimah Sagala,Amk) dan abang-abang saya (Ahmad Darwis Sagala, Agus Salim Sagala S.Pdi, dan Faisal Bahri Sagala).

Terkhusus ucapan terimakasih saya sampaikan kepada sahabat terbaikku Dina, Meli, Rahmi dan Rizka yang memberikan dukungan dan warna terindah kepada saya sehingga saya lebih bersemangat dalam menjalani hidup ini. Tak lupa ucapan hangat terima kasih juga saya sampaikan kepada abang ainal Mustofa Pohan S.Kep dan adik-adik SMK Amir Hamzah ( Santi, Wati, Sukma, Dian dan XI-I PT) yang telah membantu dan memotivasi selama dalam penyelesaian skripsi ini. Begitu juga saya ucapkan terimakasih untuk Kimia Eks’ B untuk semua dukungan dan semangatnya selama ini. Terima kasih juga kepada kakak dan adik saya di Kost Tercinta: Kak Ayu, Kak Tina, Ros, Ani, Nisa, Paung, Putri, Dwi yang selalu setia menemani bersama di Kost Tercinta dengan suka dan dukanya serta memberikan semangat dalam perjalanan memperoleh pendidikan ini. Tak lupa ucapan terima kasih kepada teman-teman PPL(Juju, Tari, Canrika, Lasma, uni, Dea, Ade, Galih, Hengki) dan Pamong Terbaik Ibu Sulastri,SPd yang telah memberi warna kehidupan. Ucapan terima kasih juga kepada seluruh teman-teman, kakak, abang dan saudara/i yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang selalu memberikan senyuman hangat dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi saya ini.

Medan, Juni 6 Penulis,

(6)

vi

2.1.1. Pengertian Belajar 6

2.1.2. Hasil Belajar 7

2.2. Kerangka Teoritis Model Pembelajaran 9

2.2.1.Pengertian Model Pembelajaran 9

2.2.2.Model Problem Based Learning (PBL) 9

2.2.2.1. Ciri – Cirri Pengajaran Berdasarkan Masalah 10

2.2.2.2 Sintaks Model Pembelajaran PBL 11

2.2.2.3. Keunggulan dan Kelemahan PBL 12

(7)

vii

2.2.3.1. Prinsip-prinsip penggunaan Inkuiri Terbimbing 15 2.2.3.2 Langkah Pelaksanaan inkuiri terbimbing 17 2.3.3.3. Keunggulan dan Kelemahan Inkuiri Terbimbing 20

2.2.4. Aktivitas Belajar 21

2.3. Materi Pelajaran Kimia Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit 22

2.4. Kerangan Berpikir 25

2.5. Hipotesis Penelitian 26

BABIII. Metodologi Penelitian

3.1. Lokasi dan aktu Penelitian 28

3.2. Populasi dan Sampel 28

3.2.1. Populasi 28

3.2.2. Sampel 28

3.3. ariabel Penelitian 28

3.3.1. ariabel Bebas 28

3.6. Teknik Pengumpulan Data 34

3.7.Teknik Analisis Data 36

BAB IV HASI DAN PEMBAHASAN 40

4.1.Analisis Instrumen Penelitian 40

4.2.Deskripsi Data Hasil Penelitian 41

4.3.Analisis Data Hasil Penelitian 42

4.4. ji Hipotesis 44

(8)

viii

BAB V ESIMPU AN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan 49

5.2.Saran 49

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perbedaan Belajar Aliran Behavioristik dan Kognitif 6 Tabel 2.2. Pengertian Dimensi Kognitif Menurut Bloom 8 Tabel 2.3. Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning 12 Tabel.3.1. Katagori tingkat Kesukaran Butir Test 31

Tabel 3.2. Matriks Rancangan Penelitian 33

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus 54

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan I 57 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan II 64

Lampiran 4 Lembar Analisis Masalah PBL 70

Lampiran 5 kunci jawaban PBL 71

Lampiran 6 Lembar Analisis Masalah Inkuiri ternimbing 73 Lampiran 7 Kunci jawaban inkuiri terbimbing 74

Lampiran 8 Lembar Penuntun Percobaan 75

Lampiran 9 Lembar Aktivitas Siswa 79

Lampiran 10 Kisi Indicator 80

Lampiran 11 Kisi-Kisi Instrumen Tes 81

Lampiran 12 Instrumen Tes Sebelum Validasi 96

Lampiran 13 Instrumen Tes Sesudah Validasi 113

Lampiran 14 Tabel Uji Validitas 120

Lampiran 15 Perhitungan Validitas 121

Lampiran 16 Tabel Uji Realibilitas 124

Lampiran 17 Realibitas Tes 125

Lampiran 18 Tabel Uji Tingkat Kesukaran 126

Lampiran 19 Perhitungan Tingkat Kesukaran 127

Lampiran 20 Tabel Uji Daya Beda 129

Lampiran 21 Perhitungan Daya Beda 130

Lampiran 22 Data Hasil Belajar dan aktivitas 132 Lampiran 23 Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians

Nilai Pre-Tes, Post-Tes 134

Lampiran 24 Perhitungan Uji Normalitas 137

Lampiran 25 Uji Homogenitas Data Penelitian 143

Lampiran 26 Pengujian Hipotesis 146

(12)

xii

Lampiran 28 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2) 150 Lampiran 29 Tabel Nilai – Nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t) 151 Lampiran 30 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 152

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran dikelas diarahkan kepada anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika anak didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi (Sanjaya, 2011).

Selain itu, pada proses belajar mengajar dijumpai berbagai permasalahan baik pada siswa maupun pada guru, permasalahan dari siswa terletak pada kecenderungan siswa yang pasif dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan permasalahan dari guru diantaranya masih menggunakan pembelajaran yang bersifat verbalistik, proses pembelajaran masih terpusat pada pengajar (teacher centered learning) dan dalam penyajian materi yang monoton sehingga kurang menarik dan membosankan bagi siswa (Yuniyanti dkk., 2012).

(14)

Berdasarkan pengalaman yang didapat peneliti pada masa Pelatihan Pengalaman Lapangan erpadu (PPL ) 2015 di SMK dan observasi serta diskusi dengan guru kimia yang menyatakan bahwa satu kesulitan yang sering kali dihadapi guru adalah ketika merancang kegiatan pembelajaran kimia. Penyampaian materi kimia tentang Larutan elektrolit dan non elektrolit di kelas X yang dilakukan oleh guru masih menggunakan metode ceramah (tanpa model), siswa cenderung pasif, penggunaan laboratorium yang kurang optimal, dan belajar kimia masih berdasarkan buku teks atau teori saja sehingga membuat siswa tidak memahami dan tidak menguasai materi tersebut. Hal ini mengakibatkan nilai mata pelajaran kimia menjadi rendah, yaitu masih dibawah KKM.

(15)

pembelajaran tersebut sesuai dengan proses pembelajaran kimia yang mengarah pada pendekatan saintifik yang diterapkan dalam kurikulum 2013 (Magdalena, 2014).

Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah hasil belajar kimia yang rendah dalam proses pembelajaran adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa. Model pembelajaran yang ditawarkan peneliti adalah dengan menggunakan model pembelajaran PBL dan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah (2011) menunjukkan bahwa, hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran PBL lebih baik dari pada konvensional. Hal senada juga dikemukakan oleh Maryati (2015), dimana aktivitas dan hasil belajar siswa lebih tinggi ketika menggunakan model pembelajaran PBL dengan flash card ( 0,54%) dari pada model direct instructi n ( , 4%). Sementara penelitian yang senada juga terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa ketika menggunakan model PBL (Widodo dkk., 2012).

Sementara penelitian mengenai model inkuri terbimbing dilakukan Maikristina (2013). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa, hasil belajar kognitif siswa yang dibelajarkan menggunakan model tersebut lebih tinggi (rerata ) dibandingkan menggunakan model pembelajaran r blem s lving (rerata 5). Hal yang senada mengenai model inkuiri terbimbing juga dilakukan Yuliastutuik (2014), Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen (inkuiri terbimbing) lebih baik daripada kelas kontrol sehingga model inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA.

(16)

. . Ruang L ngku

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka ruang lingkup pada penelitian ini adalah Perbedaan Hasil Belajar Kimia dan Aktivitas Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Pr blem Based Learning Dan Inkuiri erbimbing Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit.

. . Rumusan Masala

Berdasarkan Latar belakang dan masalah yang di uraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Pr blem Based Learning dan Inkuiri erbimbing pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit.

2. Bagaimana aktivitas belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Pr blem Based Learning dan Inkuiri erbimbing pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit.

I. . Batasan Masala

Berdasarkan rumusan masalah diatas, batasan masalah dalam penelitan ini adalah

1. Model yang digunakan adalah model pembelajaran Pr blem Based Learning dan Inkuiri erbimbing.

2. Objek penelitian hanya dibatasi pada siswa kelas X semester II SMK Kartini tama Sei Rampah ahun Ajaran 2015/201 .

3. Materi pembelajaran pada penelitian ini hanya dibatasi pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit.

I. . Tu uan Penel t an

(17)

1. ntuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Pr blem Based Learning dan Inkuiri

erbimbing pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit.

2. ntuk mengetahui bagaimana aktivitas belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Pr blem Based Learning dan Inkuiri

erbimbing pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit.

I. . Manfaat Penel t an

Penelitian ini dapat bermanfaat secara teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis adalah memahami model problem based learning dan memahami model inkuiri terbimbing. Sedangkan manfaat praktis adalah model pembelajaran problem based learning dan inkuiri terbimbing akan diterapkan pada materi pokok bahasan kimia lainnya.

I. . Def n s O eras nal

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi

(18)

49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Analisis data hasil belajar diperoleh nilai post-test pada kelas Eksperimen I (Problem based learning) sebesar 86,40 ± 5,11 sedangkan nilai post-tes pada kelas Eksperimen II (Inkuiri terbimbing) sebesar 82,00 ± 6,66. Oleh karena itu, ada perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

Problem Based Learning dan Inkuiri Terbimbing, dan terlihat model problem based

learning lebih baik dari pada inkuiri terbimbing khususnya pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit.

2. Aktivitas belajar siswa yang dibelajarkan dengan model problem based learning lebih baik dari pada model inkuiri terbimbing khususnya pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit.

5.2. SARAN

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas maka penulis menyarankan hal-hal berikut:

1. Bagi guru dan calon guru, penerapan model Problem Based Learning mempermudah pencapaian tujuan instruktusional dan dapat memperoleh hasil belajar siswa yang lebih baik, khususnya pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit

2. Bagi guru dan calon guru yang ingin menerapkan model Problem Based

Learning hendaknya mampu menguasai kelas dan mengatur waktu dengan

baik supaya sintaks dari Problem Based Learning dapat berjalan dengan baik dan efisien.

(19)

50

penentuan kelompok diskusi di usahakan agar anggota kelompok bervarisi tingkat kemampuan yang dimiliki sehingga intraksi social yang terjadi antara siswa menjadi lebih baik.

(20)

51

DAFTAR PUSTAKA

Argandi, R., Martini, K.S., dan Saputro, A.N.C. (2013). Pembelajaran Kimia Dengan Metode Inquiry Terbimbing Dilengkapi Kegiatan Laboratorium Real dan Virtual pada Pokok Bahasan Pemisahan Campuran. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK).2(2) : 44-49.

Ariyanti,P.,Martini,K.S.,dan Agustina,W.(2015).Penerapan Problem Based Learning (PBL) Dengan Penilaian Portofolio Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Pada Materi Stoikiometri Di SMAN 2 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014.Jurnal Pendidikan Kimia (JPK).4(3) : 1 – 9.

Djamarah, S.B., dan Zain, A. (2006).Strategi Belajar Mengajar.Rineka Cipta. Jakarta.

Fakhriyah, F. (2014).Penerapan Problem Based Learningdalam Upaya Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia(JPII).3(1) : 95-101.

Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Hidayah S. (2011). Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Termokimia. Skripsi. FITK UIN syarif. Jakarta.

Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E. (2011).Models of Teaching. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Magdalena, O. (2014).Pengaruh Pembelajaran Model Problem Based Learning Dan Inquiry Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Kreativitas Verbal Pada Materi HukumDasar Kimia Kelas X SMAN1 Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia. 3(4): 162-169.

Maikristina, N. (2013). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas Xi Ipa Sman 3 Malang Pada Materi Hidrolisis Garam, Artikel,https://www.google.com/search?q=pengaruh+penggunaan+mode l+pembelajaran+inkuiri+terbimbing+terhadap+hasil+belajar+dan+ketera mpilan+proses+sains+siswa+kelas+xi+ipa+sman+3+malang+pada+mate ri+hidrolisis+garam.

(21)

5

Maryati, S. (2015).Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning engan Menggunakan lash ard Sebagai Media hemo- dutainment Untuk Meningkatkan Aktivitas an Hasil Belajar Kimia Siswa. Skripsi. FMIPA UNIMED. Medan.

Milfayetty, S., Yus, N., Rahmulyani., Hutasuhut, E., dan Zulhaini. (2015).Psikologi Pendidikan. PPs Unimed. Medan.

Nasution, N. (2014). Pengaruh Penerapan Pembelajaran Inquiry Terbimbing Menggunakan Macromedia Flash Player Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Struktur Atom. Jurnal Pendidikan Kimia U IM . Medan.

Nurjannah. (2014).Pengaruh ModelProblemBased Learning MelaluiPendekatan Process riented Guided Inquiry Learning Terhadap Hasil Belajar KimiaSiswa Kelas X SMA Swasta Panca Budi Medan Pada Materi Reaksi Redoks.Skripsi. FMIPA UNIMED. Medan.

Purba, M . (2013). Kimia SMK Kelas X. Erlangga. Jakarta.

Refriwati. (2015). Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dengan Pendekatan Problem Based Learning Pada Pelajaran Kimia Kelas XI TSM Semester 1 SMKN 1 Bukit Sundi Kecamatan Bukit Sundi Kabupaten Solok.Jurnal

ducationJurnal Pendidikan Indonesia1(1) : 36 – 42.

Ristanto, R.H. (2010).Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing engan Multimedia dan Lingkungan Riil itinjau ari Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Awal. Tesis. Program Pascasarjana. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Roestiyah. (2012).Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Sahala, S dan Samad, A. (2010). Penggunaan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Statistika Dasar Di Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas PGRI Palembang. Jurnal Matematika dan IPA. 1(2) : 12-25.

SanjayaW. (2011).Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. kencana Preneda Media Group. Jakarta.

Sardiman, A.M. (2011).Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta.

(22)

5

Silitonga, P.M. (2011).Metodologi Penelitian Pendidikan. FMIPA Unimed. Medan.

Sugiharti, G. (2014). valuasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia. Unimed Press. Medan.

Suseno, B. (2009).Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah Melalui Inkuiri Terbimbing dan Bebas Termodifikasi itinjau ari Minat dan Kreativitas Siswa. Tesis. Program Pascasarjana. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Tanjung, F. (2013).Strategi Belajar Mengajar. Unimed Press. Medan.

Trianto. (2010).Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana, Jakarta.

Widodo., Widayanti L. (2013). Peningkatan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Problem Based Learning Pada Siswa Kelas Viia Mts Negeri Donomulyo Kulon Progo Tahun Pelajaran 2012/2013.Jurnal

isika Indonesia. 49(XVII) : 32-35.

Yuniyanti E D., Sunarno W., Haryono. (2012). Pembelajaran Kimia Menggunakan Inkuiri Terbimbing Dengan Media Modul Dan E-Learning Ditinjau Dari Kemampuan Pemahaman Membaca Dan Kemampuan Berfikir Abstrak. Jurnal Inkuiri.1(2): 112-120.

Referensi

Dokumen terkait

PERSEPSI DOSEN AKUNTANSI DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP TEKNOLOGI INFORMASI YANG HARUS DIKUASAI.. OLEH

ANALISA PENGARUH BIAYA KEAGENAN, RESIKO PERUSAHAAN DAN KESEMPATAN INVESTASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN.. PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA

Undenwiting Treaty & Retrosesi, Kepala Dibisi Undehting Facultative clan Kepala Bagian Undmwiting Treaty & Retrosesi. Reasuransi Nasional Indonesia dengan nilai TAS

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SDN KARTASURA I.. DAN SDN NGADIREJO II DI

Melihat latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Minat Membaca Buku Perpustakaan Dan Media Pembelajaran

[r]

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat diambil simpulan: (1) Penge ncer tris glukosa, natrium sitrat glukosa dan natrium sitrat fruktosa dapat dipakai untuk IB

Pakan hijauan telah dirasakan semakin hari semakin sulit diperoleh, sehingga diperlukan usaha mencari alternatif penggantinya. Salah satu alternatif adalah dengan memanfaatkan limbah