PERBEDAAN TINGKAT KEMANDIRIAN ANTARA
MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN
SKRIPSI
Oleh :
Siska Nilam Sari
06810025
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PERBEDAAN TINGKAT KEMANDIRIAN ANTARA
MAHASISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi
Oleh :
Siska Nilam Sari
06810025
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufik dan hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun skripsi yang berjudul Perbedaan Tingkat Kemandirian Antara Mahasiswa Laki-laki dan Perempuan. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada teladan kita Nabi Muhammad Saw, keluarga, para sahabat, dan para pengikut yang di ridhoi-Nya.
Sungguh merupakan suatu anugerah yang tak terhingga yang harus disyukuri ketika penulis berhasil menyelesaikan karya tulis ini. Hanya suatu persembahan teramat sangat kecil jika dibandingkan dengan nikmat yang telah penulis terima dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa semua keberhasilan ini tidak diperoleh dengan mudah tanpa perjuangan yang sungguh-sungguh dan tentunya dengan bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan rasa terimakasih banyak kepada
1. Bapak Drs. Tulus Winarsunu, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ibu Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan dan motivasi dalam penyususunan skripsi ini.
3. Ibu Diana Savitri, M.Psi selaku pembimbing II yang yang telah banyak memberikan masukan, senantiasa sabar dalam membimbing dan selalu memberikan motivasi kepada penulis.
4. Bapak Yudi Suharsono, M.Psi selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini. 5. Mama dan Abah yang selalu sabar memberikan dukungan, semangat, nasehat,
karena sering memberikan pertanyaan yang memotivasi “kapan diwisuda?”. Penulis teramat mencintai kalian lebih dari apa yang bisa peneliti berikan untuk kalian.
6. Teman-temanku seperjuangan, Riza Faida, Retno Septyaningtyas, Anton Pranowo, Ike Taurisha, Onta Husein, yang tidak pernah kehabisan cara untuk mencairkan suasana jenuh saat menunggu antrian bimbingan. Semoga kita tetap jadi keluarga yang solid dan meramaikan suasana.
7. Para soulmates yang sudah terlebih dahulu diwisuda, Siska Kusumawati dan Nada Ulvyani. Terima kasih atas doa dan supportnya selama ini. Semoga persahabatan kita tidak pernah putus selamanya
8. Para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang telah bersedia menjadi subyek penelitian
9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih belum sempurna dan banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas semua bantuan dan dukungan yang diberikan. Semoga karya ilmiah/ skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Malang, ... Oktober2011 Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN SAMPUL DALAM ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ... iii
LEMBAR PENGESAHAN ... iv
SURAT PERNYATAAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
INTISARI ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ……… x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian ... 7
1. Pengertian kemandirian ... 7
2. Ciri-ciri kemandirian ... 8
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian ... 10
4. Aspek-aspek kemandirian ... 12
B. Dewasa Awal ... 13
1. Penegertian dewasa awal... 13
3. Tugas-tugas perkembangan dewasa awal ... 15
C. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 19
D. Hipotesis Penelitian ... 20
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 21
B. Identifikasi Variabel Penelitian ... 21
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 22
D. Populasi dan Sampel ... 22
E. Jenis data dan Instrumen Penelitian ... 23
1. Jenis data ... 23
2. Instrumen penelitian ... 24
F. Prosedur Penelitian ... 28
G. Validitas dan Reliabilitas ... 29
1. Uji validitas ... 29
2. Uji reliabilitas ... 31
H.Analisis Data ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi data ... 35
B. Analisa Data ... 36
C. Pembahasan ... 37
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 40
B. Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 41
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Blue Print Skala Kemandirian... 27
Tabel 3.2 : Blue Print Skala Kemandirian Setelah Try Out ... 26
Tabel 3.3 : Hasil Analisa Data Validitas Item Skala Kemandirian ... 31
Tabel 3.4 : Uji Reliabilitas Item Skala Kemandirian ... 33
Tabel 3.5 : Rancangan Analisis Data pada Penelitian ... 34
Tabel 4.1 : Hasil Analisa t-score ... 36
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Afiatin, T. (1993). Persepsi Laki-laki dan Perempuan terhadap Kemandirian.
Jurnal Psikologi. No 1,7-13. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM Ali, M. & Asrori. M. (2004). Psikologi Remaja. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta : Bumi Aksara
Ardi (2010). Psikologi (Perkembangan Dewasa Awal). Jakarta : PT. Rineka Cipta Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Azwar. S. (2008). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar _________. (2008). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar Desmita. (1999). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Fahmy, M. (1982). Penyesuain Diri. Pengertian dan Peranannya dalam
Kesehatan Mental. Jakarta : Bulan Bintang.
Faturochman. Kemandirian Pria-Wanita Seimbang. www.psikologi.online. Diakses tanggal 23 Mei 2010.
Halim, A. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Sulita Jaya.
Hurlock, E.B. (1999). Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan). Alih Bahasa oleh Istiwidayati & Zarkasih. Jakarta: Erlangga
_________. (1999). Psikologi Perkembangan. Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga Kerlinger, F.N. (2006). Asas- Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: UGM
Press
Mahmud, D. (1984). Psikologi Pendidikan. Suatu Pendekatan Terapan.
Yogyakarta : BPFE
Mappiare, A. (2010). Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional
Monks, F.J; Knoers, A.M.P; Siti R.H. (1999). Psikologi Perkembangan:
Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada
Mu’tadin. 2002. Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologis Pada Remaja. www.psikologi.online. Diakses tanggal 18 Mei 2010
Nazir. (2003). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Nuryoto (1993). Kemandirian dan Orang Tua. www.psikologi.online. Diakses tanggal 4 April 2010.
Poerwati, E. (1998). Dimensi-Dimensi Riset Ilmiah. UMM Press Santrock, J. (2002). Life Span Development. Jilid 2. Jakarta : Erlangga Sujanto, A. (1986). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Aksara Baru
Suryabrata, S (1987). Pengukuran Dalam Psikologi Kepribadian. Jakarta : Rajawali
Yusuf, S.L.N. 2000. Psikologi Anak dan Remaja. Bandung: PT. Rosdakarya Winarsunu, T. (2007). Statistik Dalam Penelitian Psikologi Dan Pendidikan.
Malang : UMM Press
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya, ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di sekitar lingkungannya hingga waktu tertentu. Seiring dengan perkembangan waktu dan perkembangan selanjutnya seorang anak yang tumbuh menjadi seorang remaja perlahan-lahan akan melepaskan diri dari ketergantungan pada orang tuanya dan orang-orang yang berada di sekitarnya dan belajar untuk mandiri. Hal ini merupakan suatu proses alamiah yang akan dialami oleh setiap makhluk hidup tidak terkecuali manusia. Mandiri atau sering juga disebut berdiri di kaki sendiri merupakan kemampuan seseorang untuk tidak tergantung pada orang lain serta bertanggung
jawab atas apa yang dilakukannya (Mu’tadin, 2002).
Erikson menyatakan kemandirian adalah suatu proses mencari identitas ego yang merupakan perkembangan ke arah individualitas yang mantap untuk berdiri sendiri (dalam Monks, dkk, 1999). Kemandirian sendiri menurut Havighurst (dalam Mu’tadin, 2002) memiliki empat aspek, yakni aspek intelektual (kemauan untuk berpikir dan menyelesaikan masalah sendiri), aspek sosial (kemauan untuk membina relasi secara aktif), aspek emosi (kemauan untuk mengelola emosinya sendiri), aspek ekonomi (kemauan untuk mengatur ekonomi sendiri).
Kemandirian secara psikologis dianggap penting karena individu berusaha untuk menyesuaikan diri serta aktif dengan lingkungannya. Tanpa kemandirian individu mungkin dapat dipengaruhi lingkungan dan akhirnya akan dikuasai oleh lingkungan. Dengan adanya kemandirian yang kuat, maka seseorang dapat melakukan sesuatu atas keinginannya sendiri, bertanggung jawab akan perbuatannya, mampu mengambil keputusan, berani mengambil resiko, serta tidak bergantung secara emosional pada orang lain (Nuryoto, 1993).
2
yang terjadi pada seorang mahasiswa, mereka menganggap dirinya sebagai individu yang sudah dewasa.
Sesuai dengan pernyataan dari Hurlock (1990) yang menyatakan bahwa masa dewasa awal dimulai sejak usia 18-40 tahun serta definisi mahasiswa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) bahwa mahasiswa merupakan individu yang belajar di perguruan tinggi dan mayoritas mahasiswa pada umumnya berusia antara 18-25 (Suryabrata, 1982) maka mahasiswa dikategorikan masuk dewasa awal pada usia 18-25 tahun.
Dua kriteria yang diajukan untuk menunjukkan permulaan dari masa dewasa awal adalah kemandirian ekonomi dan kemandirian dalam membuat keputusan. Hal yang paling diakui sebagai tanda memasuki masa dewasa adalah ketika seseorang mendapatkan pekerjaan penuh waktu yang kurang lebih menetap sebagai wujud dari kemandirian serta kemampuan untuk membuat keputusan adalah ciri lain yang tidak sepenuhnya terbangun pada kaum muda, pengambilan keputusan secara luas tentang karir, nilai-nilai, keluarga dan hubungan, serta tentang gaya hidup (Santrock, 2002).
Kemandirian sangat penting dalam mempengaruhi tinggi dan rendahnya motivasi mahasiswa dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. Seorang mahasiswa harus memiliki kemandirian sebagai bentuk bahwa ia dapat berdiri sendiri sebagai individu yang tidak tergantung pada orang tua atau orang lain. Selain itu, individu yang memiliki kemandirian yang kuat akan mampu bertanggung jawab, berani menghadapi masalah dan resiko dan tidak mudah terpengaruh atau tergantung pada orang lain (Nuryoto, 1993).
3
mampu mengarahkan tingkah lakunya menuju kesempurnaan, kurang memperoleh kepuasan dari usahanya serta kurang memiliki sifat eksploratif (Afiatin,1993).
Sehubungan dengan kemandirian, dalam kehidupan sehari-hari terdapat perlakuan yang berbeda dari orang tua dan masyarakat berdasarkan jenis kelamin. Perlakuan yang berbeda dari orang tua dan masyarakat akan memberikan pengalaman yang berbeda pada pria dan wanita begitu juga yang terjadi pada mahasiswa dan mahasiswi. Hal ini sejalan dengan pernyataan dari Spock (dalam Afiatin, 1993) yang mengatakan bahwa pada umumnya pria lebih didorong untuk menjadi lebih mandiri sedangkan wanita lebih diharapkan untuk mencintai orang tua dan keluarga, serta bersifat merawat dan memelihara
Menurut Hurlock laki-laki akan lebih banyak diberi kesempatan untuk berdiri sendiri dan menanggung resiko, serta banyak dituntut untuk mewujudkan inisiatif dan originalitasnya daripada perempuan. Sedangkan Conger dalam Afiatin (1993) menyatakan bahwa anak laki laki lebih berperan aktif dalam membentuk kemandirian dan dituntut untuk lebih mandiri, sedangkan anak perempuan mempunyai ketergantungan yang lebih stabil karena memang dimungkinkan untuk tergantung lebih lama. Keadaan tersebut menurut Mussen (dalam Monks, 2004) disebabkan karena adanya pemberian reinforcement terhadap sikap tergantung wanita dan proses emansipasi tidak begitu distimulasi dalam pendidikan dan dorongan eksplorasi yang dihambat. Pada anak laki-laki sikap eksplorasi justru didorong, mereka harus belajar menghadapi dunia dan mengembangkan diri mereka.
4
Penelitian Hirmaningsih (dalam Ardi,2010) dengan judul “Kemandirian
Mahasiswi UIN Suska Ditinjau dari Kesadaran Gender” membuktikan bahwa perbedaan perlakuan yang diterima anak laki-laki dan perempuan sejak lahir akan mempengaruhi tingkat kemandirian. Semakin tinggi kesadaran gender maka semakin tinggi kemandirian pada mahasiswa UIN Suska Riau. Dengan makin tingginya kesadaran gender yang dimiliki, mahasiswa UIN Suska Riau lebih mandiri dibandingkan dengan mahasiswi yang tidak memiliki kesadaran gender atau memiliki kesadaran gender yang rendah. Mahasiswi yang memiliki kemandirian tinggi akan lebih mudah menghadapi kehidupan, tantangan yang dihadapinya, serta menjalin hubungan yang mantap dalam kehidupan sosialnya.
Namun seiring dengan berkembangan jaman dimana emansipasi wanita diperjuangkan untuk memperoleh kesejajaran kedudukan yang sama dengan kaum pria saat ini, didapati bahwa kemandirian tidak hanya didominasi oleh pria karena berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Masrun dkk (dalam Faturochman, 1992) pada suku Jawa ternyata tidak ada perbedaan kemandirian yang signifikan antara pria dengan wanita, bahkan ada kecenderungan wanita lebih mandiri. Hasil penelitian serupa didapatkan juga pada penelitian yang dilakukan Sugiyanto dan Murtini (dalam Faturochman, 1992), yang terakhir ini dilakukan juga di Jawa dengan kekhususan pada nelayan di daerah pantai utara. Berdasarkan penelitian itu ternyata pria dan wanita memiliki sifat tergantung yang tidak berbeda.
Berdasarkan paparan di atas diketahui bahwa kemandirian adalah sesuatu yang penting karena sebagai mahasiswa dan mahasiswi, seseorang dituntut untuk bertanggung jawab akan perbuatannya, mampu mengambil keputusan, berani mengambil resiko, serta tidak bergantung pada orang lain dan tidak mudah terpengaruh. Sebaliknya ketidakmandirian akan membawa dampak yang negatif bagi perkembangan seseorang. Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa laki-laki lebih mandiri daripada perempuan namun sebaliknya ada pula penelitian yang menyebutkan bawa perempuan lebih mandiri dari pada laki-laki. Melihat pentingnya kemandirian bagi pengembangan sumber daya manusia khususnya mahasiwa dan mahasiswi sebagai generasi penerus maka peneliti tertarik untuk
membahas tentang “Perbedaan Tingkat Kemandirian Antara Mahasiswa
5
B.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan tingkat kemandirian antara mahasiswa laki-laki dan perempuan?
C.Tujuan Permasalahan
Tujuan adanya penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat kemandirian antara mahasiswa laki-laki dan perempuan.
D.Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi perkembangan ilmu psikologi terutama psikologi pendidikan dan perkembangan serta psikologi klinis
2. Secara praktis