PENGARUH FILTRAT BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP JUMLAH KOLONI BAKTERI
PADA FILLET IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsk) SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI.
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi
Disusun Oeh : DWI OKTAVIANTI
201110070311091
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
ii
PENGARUH FILTRAT BAWANG PUTIH (
Allium sativum
Linn.) DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP JUMLAH
KOLONI BAKTERI PADA FILLET IKAN BANDENG (
Chanos
chanos
Forsk) SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI.
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi
Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi
Disusun Oleh : DWI OKTAVIANTI
201110070311091
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama : Dwi Oktavianti
NIM : 201110070311091
Program Studi : Pendidikan Biologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Pengaruh Filtrat Bawang Putih (Allium sativum Linn.) Dan Lama Penyimpanan Terhadap Jumlah Koloni Bakteri Pada Fillet Ikan
Bandeng (Chanos chanos Forsk) Sebagai Sumber Belajar Biologi.
Diajukan untuk Dipertanggung Jawabkan di hadapan Dewan Penguji Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)
pada Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang
Menyetujui,
Pembimbing I, Pembimbing II,
iv
SURAT PERNYATAAN
Nama : Dwi Oktavianti
Tempat/tgl Lahir : Blitar, 28 Oktober 1991
NIM : 201110070311091
Fakultas/ Jurusan : KIP/ Pendidikan Biologi
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “Pengaruh Filtrat Bawang Putih (Allium sativum Linn.) Dan Lama Penyimpanan Terhadap Jumlah Koloni Bakteri Pada Fillet Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk.) Sebagai Sumber Belajar Biologi.” adalah bukan skripsi orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan
apabila pernyataan ini tidak benar saya bersedia mendapatkan sanksi akademik.
Malang, 5 Februari 2016 yang Menyatakan,
v
LEMBAR PENGESAHAN
Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang dan Diterima untuk Memenuhi
Sebagian dari Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pendidikan Biologi
Mengesahkan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 5 Februari 2016
Dekan
(Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes)
Dewan Penguji
1. Dr. Iin Hindun, M.Kes 1. ...
2. Drs. Wahyu Prihanta, M.Kes 2. ...
3. Dra. Sri Wahyuni, M.Kes 3. ...
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Barangsiapa bertawakkal pada Allah, maka Allah
akan memberikan kecukupan padanya dan
sesungguhnya Allah lah yang akan melaksanakan
urusan (yang dikehendaki)-
Nya“
(Qs. Ath-Thalaq: 3)
“Perbedaan antara orang yang berhasil dengan yang lain bukan pada kekuatan, bukan pula pada
pengetahuan, namun pada kemauan”
“Jika kamu tidak bersemangat melanjutkan apa yang kamu lakukan, ingatlah apa alasan dan bagaimana
kamu memulai pekerjaan itu”
Tugas Akhir ini kupersembahkan untuk :
Kedua orang tuaku tersayang sebagai tanda bakti dan terima kasih atas do’a, kasih sayang, cinta, dukungan, dan pengorbanan tanpa pamrih yang selalu
diberikan sepanjang hidupku. Serta untuk kakak dan adikku
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Filtrat Bawang Putih (Allium sativum Linn.) Dan Lama Penyimpanan Terhadap Jumlah Koloni Bakteri Pada Fillet Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk.) Sebagai Sumber Belajar Biologi.”. Penulisan skripsi bertujuan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Biologi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang.
Penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan tenaga, informasi, bimbingan dan juga bantuan do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ibu Dr. Yuni Pantiwati, M.M., M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Ibu Dr. Iin Hindun, M.Kes selaku Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk, ide serta saran yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Drs. Wahyu Prihanta, M.Kes selaku Pembimbing II yang dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk, ide serta saran yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan selama masa perkuliahan.
viii
kepentinganku menjadi amal kebaikan yang terus mengalir untukmu di surga nanti.
7. Kakakku Septian Eko Pambagyo, terimakasih atas kasih sayang, nasehat, motivasi, doannya untukku dan telah memberiku kesempatan untuk kuliah disini dan selalu menjadi contoh yang baik untuk adik-adiknya, serta adikku Rizal Aprianto yang selalu memberikan doa dan semangat.
8. Sahabatku (Mbak Hamas, Iim, kakak Luluk, Rahayu, Mbak Tri, Neni) dan teman-temanku (Rindang, Fitri, Lissa, Wati, Ninik, Rifky, Tika), Keluarga LASKAR Biologi C dan semua Angkatan Biologi 2011 terima kasih atas dukungan, bantuan dan persahabatannya.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis berharap kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Malang, 5 Februari 2016 Penulis
Dwi Oktavianti
ix
HALAMAN SAMPUL LUAR ... i
HALAMAN SAMPUL DALAM ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN ... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat penelitian ... 8
1.5 Batasan penelitian ... 9
1.6 Definisi Istilah ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Tinjauan Umum Bawang Putih (Allium sativum Linn.) ... 11
2.1.1 Taksonomi Bawang Putih (Allium sativum Linn.) ... 11
x
2.1.3 Kandungan Umbi Bawang Putih (Allium sativum Linn.) ... 15
2.1.4 Manfaat Bawang Putih (Allium sativum Linn.) ... 17
2.2 Tinjauan Anti Mikroba Bawang Putih ... 20
2.2.1 Kandungan Kimia Bawang Putih ... 20
2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kerja Zat Antimikroba ... 21
2.2.3 Mekanisme Kerja Zat Antimikroba ... 22
2.2.4 Mekanisme Kerja Zat Antimikroba Bawang Putih ... 24
2.3 Tinjauan Tentang Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk.) ... 25
2.3.1 Taksonomi Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk.) ... 25
2.3.2 Morfologi Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk.) ... 26
2.3.3 Habitat Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk.) ... 27
2.3.4 Daging Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk.) ... 28
2.3.5 Kandungan Gizi Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk.) ... 29
2.3.6 Standart Mutu Ikan Segar Menurut SNI ... 31
2.3.7 Kerusakan Daging Ikan ... 32
2.4 Tinjauan Fillet Ikan ... 38
2.5 Ketentuan Kualitas Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk.) ... 39
2.5.1 Perhitungan Jumlah Koloni Mikroorganisme dengan Metode Hitungan Cawan (Total Plate Count) ... 39
2.5.1.1 Prinsip Hitungan Cawan ... 39
2.5.1.2 Pengenceran ... 40
2.5.1.3 Cara Pemupukan Metode Tuang (Pour Plate) ... 40
2.5.1.4 Cara Menghitung Koloni ... 42
xi
2.6 Tinjauan Tentang Sumber Belajar ... 43
2.6.1 Pengertian Sumber Belajar ... 43
2.6.2 Jenis-jenis Sumber Belajar ... 44
2.6.3 Kriteria Memilih Sumber Belajar... 45
2.6.4 Syarat Sumber Belajar... 46
2.6.5 Manfaat Sumber Belajar ... 47
2.6.6 Cara Memilih Sumber Belajar ... 47
2.6.7 Lembar Kerja Siswa Sebagai Sumber Belajar ... 49
2.6.7.1 Manfaat LKS ... 50
2.6.7.2 Cara Menyusun Lembar Kerja Siswa ... 51
2.6.7.3 Pengembangan LKS ... 52
2.7 Kerangka Konsep ... 54
2.8 Hipotesis ... 55
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 56
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 56
3.2.1 Tempat Penelitian... 56
3.2.2 Waktu Penelitian ... 56
3.3 Populasi dan Sampel ... 56
3.3.1 Populasi ... 57
3.3.2 Sampel ... 57
3.4 Jenis Variabel Penelitian ... 58
xii
3.4.2 Variabel Terikat ... 58
3.4.3 Variabel Kontrol ... 58
3.5 Definisi Operasional Variabel ... 59
3.6 Prosedur Penelitian ... 59
3.6.1 Persiapan Alat dan Bahan ... 59
3.6.1.1 Alat ... 59
3.6.1.2 Bahan ... 60
3.6.2 Sterilisasi Alat dan Bahan ... 60
3.6.3 Pengambilan Sampel ... 61
3.6.4 Pelaksanaan Penelitian ... 62
3.6.4.1 Bagan Pelaksanaan Penelitian ... 63
3.7 Rancangan Percobaan ... 67
3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 69
3.9 Teknik Analisis Data ... 69
3.9.1 Uji Normalitas ... 69
3.9.2 Uji Anava dua faktor ... 70
3.9.3 Uji Homogenitas ... 71
3.9.4 Uji Duncan 5% ... 71
3.10 Langkah Penyusunan Lembar Kerja Siswa... 72
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 74
xiii
4.1.2 Konsentrasi Filtrat bawang Putih dan Lama Penyimpanan Terhadap Kondisi Visual Perubahan Kenampakan Luar Fillet
Ikan Bandeng. ... 76
4.2 Hasil Analisis Data ... 80
4.2.1 Konsentrasi Filtrat Bawang Putih dan Lama Penyimpanan terhadap Jumlah Koloni Bakteri pada Fillet Ikan Bandeng .... 80
4.2.1.1 Hasil Uji Normalitas ... 80
4.2.1.2 Hasil Uji Homogenitas ... 81
4.2.1.3 Hasil Uji Analisis Varian Dua Faktor ... 82
4.2.1.4 Hasil Uji Duncan 5% ... 83
4.2.2 Konsentrasi Filtrat Bawang Putih dan Lama Penyimpanan terhadap Penilaian Sensori Fillet Ikan Bandeng ... 84
4.2.2.1 Hasil Uji Normalitas ... 84
4.2.2.2 Hasil Uji Homogenitas ... 83
4.2.2.3 Hasil Uji Analisis Varian Dua Jalan ... 85
4.2.2.4 Hasil Uji Duncan 5% ... 86
4.3 Pembahasan ... 87
4.3.1 Pengaruh Filtrat Bawang Putih dan Lama Penyimpanan terhadap Jumlah Koloni Bakteri pada Fillet Ikan Bandeng ... 87
4.3.2 Pengaruh Konsentrasi Filtrat Bawang Putih dan Lama Penyimpanan terhadap Mutu Sensori pada Fillet Ikan Bandeng ... 91
4.3.3 Penerapan Pengaruh Filtrat Bawang Putih dan Lama Penyimpanan terhadap Jumlah Koloni Bakteri (Chanos chanos Forsk.) sebagai Sumber Belajar ... 95
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 99
5.2 Saran ... 100
DAFTAR PUSTAKA ... 101
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kandungan Gizi Umbi Bawang Putih (100 g ) ... 17
Tabel 2.2 Nutrisi Ikan Bandeng ... 30
Tabel 2.3 Batas cemaran mikroba dalam Pangan ... 32
Tabel 3.1 Denah Rancangan Acak Lengkap (RAL) ... 68
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Jumlah Koloni Bakteri Fillet Ikan Bandeng .... 74
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Sensori Kenampakan Fillet Ikan Bandeng ... 76
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Sensori Bau Fillet Ikan Bandeng ... 78
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Sensori Tekstur Fillet Ikan Bandeng ... 79
Tabel 4.5 Hasil Ringkasan Uji Normalitas Konsentrasi Filtrat Bawang Putih dan Lama Penyimpanan terhadap Jumlah Koloni Bakteri pada Fillet Ikan Bandeng ... 81
Tabel 4.6 Hasil Ringkasan Uji Homogenitas Konsentrasi Filtrat Bawang Putih dan Lama Penyimpanan terhadap Jumlah Koloni Bakteri pada Fillet Ikan Bandeng ... 81
Tabel 4.7 Hasil Ringkasan Uji Analisis Varian Dua Faktor Konsentrasi Filtrat Bawang Putih dan Lama Penyimpanan terhadap Jumlah Koloni Bakteri pada Fillet Ikan Bandeng ... 82
Tabel 4.8 Hasil Ringkasan Uji Duncan 5% Konsentrasi Filtrat Bawang Putih dan Lama Penyimpanan terhadap Jumlah Koloni Bakteri Fillet Ikan Bandeng ... 83
Tabel 4.9 Hasil Ringkasan Uji Normalitas Konsentrasi Filtrat Bawang Putih dan Lama Penyimpanan terhadap Kadar Penilaian Sensori Fillet Ikan Bandeng ... 84
Tabel 4.10 Hasil Ringkasan Uji Homogenitas Konsentrasi Konsentrasi Filtrat Bawang Putih dan Lama Penyimpanan terhadap Kadar Penilaian Sensori Fillet Ikan Bandeng... 85
xv
Tabel 4.12 Hasil Ringkasan Uji Duncan 5% Konsentrasi Konsentrasi Filtrat Bawang Putih dan Lama Penyimpanan terhadap Kadar
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Umbi Bawang Putih (Allium sativum Linn.) ... 15
Gambar 2.2 Tanaman Bawang Putih. ... 15
Gambar 2.3 Struktur Allicin ... 21
Gambar 2.4 Reaksi Pembentukan Allicin ... 24
Gambar 2.5 Bagan Perubahan-Perubahan Ikan Setelah Mati ... 35
Gambar 2.6 Metode Pour Plate ... 41
Gambar 3.1 Prosedur Kerja ... 64
Gambar 4.1 Diagram Rerata Jumlah Koloni Bakteri Fillet Ikan Bandeng ... 75
Gambar 4.2 Diagram Rerata Penilaian Sensori terhadap Perubahan Kenampakan Daging Fillet Ikan Bandeng ... 91
Gambar 4.3 Diagram Rerata Penilaian Sensori terhadap Bau Fillet Ikan Bandeng ... 93
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Hasil Penelitian Sesungguhnya ... 106
Lampiran 2. Data Jumlah Koloni Bakteri Per 6 jam ... 107
Lampiran 3. Ringkasan Hasil Penilaian Sensori ... 108
Lampiran 4. Data Hasil Penilaian Sensori ... 111
Lampiran 5. Hasil Perhitungan SPSS Jumlah Koloni Bkateri ... 117
Lampiran 6. Hasil Perhitungan SPSS Kenampakan Daging ... 120
Lampiran 7. Hasil Perhitungan SPSS Sensori Bau ... 123
Lampiran 8. Hasil Perhitungan SPSS Sensori Tekstur. ... 126
Lampiran 9. Foto Kegiatan Penelitian ... 129
Lampiran 10. Foto Hasil Uji TPC ... 135
Lampiran 11. Silabus ... 138
Lampiran 12. Lembar Kerja Siswa ... 142
101
101
DAFTAR PUSTAKA
Agustini, T.W., I Susilowati, W.A. Setyati and P.A. Wibowo. 2010. Will Soft_Boned Milk Fresh- A Treaditional Food Product From Semarang City, Indonesia. Journal of Coastal Development, 14: (1): 81-90.
Alam, Citra. 2012. Pengaruh Berbagai Konsentrasi Dekok Cabe (Capsicum sp.) Terhadap Mortalitas Ulat Spodoptera litura pada Tanaman Kubis (Brasica oleracea) Organik. Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.
Ankri, Serge, Mirelman, David. 1999. Antimrobial properties of Allicin from Garlic, The Garlic Centre Allisin as an Antibiotic, Diakses tanggal 5 Januari 2016
Atiningsih, Nur. 2005. Pengaruh Berbagai Metode Dan Lama Pengolahan Terhadap Kandungan Protein Dan Lemak Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk). Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
Badan Standarisasi Nasional. 2009. Batas maksimum Cemaran Mikroba Dalam Pangan. SNI 7388: 2009. ICS 67.220.2009.
Buckle, K.A., Edward, R.A., Fleet, H.G., Wootori, M. 1987. Ilmu Pangan. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.
Ernawati. 2011. Efek air perasan bawang putih (Allium sativum Linn) terhadap pertumbuhan koloni bakteri Shigelladysenteriase. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
Fardiaz, D. 1992. Teknik Analisis Sifat Kimia dan Fungsional Komponen Pangan. Bogor: ITP.
Fardiaz, S. 1993. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Fardiaz, S. 1994. Pengendalian Keamanan dan Penerapan HACCP Dalam
Perusahaan Jasa Boga. Buletin Teknologi dan Industri Pangan, No.5 Vol.3, Hal 71-77.
102 pai.blogspot.com/2013/01/sumber-belajar.html. diakses tanggal 11 Agustus 2015.
Hijriy, Layli. 2014. Pengaruh Pemberian Sari Jahe (Zingiber Officinale) Terhadap Jumlah Koloni Bakteri Dan Perubahan Kenampakan Permukaan Ikan Tongkol (Euthynnus Affinis) Sebagai Sumber Belajar Biologi. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang
Husni, Amir, dkk. 2014. Penggunaan Ekstrak Padina sp. Untuk Peningkatan
Kemper,K.J. Garlic (Allium sativum). The Longwood Herbal Task Force.
Josling, peter. 2000. Allisin is the key component from garlic, Diakses tanggal 5 Oktober 2015.
Lay, B. W. 1994. Analisis Mikroba di Laboraturium. Edisi 1. Jakarta: P.T Raja Grafindo Persada.
Lay, B & Sugyo, H. 1992. Mikrobiologi. Jakarta: Rajawali Press.
Lindiani. 2008. Pengembangan Sumber Belajar (Online). http://sumsel.kemenag.go.id Diakses 04 Juni 2015
Lingga ME & MM Rustama. 2005. Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Air dan Etanol Bawang Putih (Allium sativum L.) terhadap Bakteri Gram Negatif dan Gram Positif yang Diisolasi dari Udang Dogol (Metapenaeus monoceros), Udang Lobster (Panulirus sp), dan Udang Rebon (Mysis dan Acetes). Jurnal Biotika 5 (2).
103
103
Londhe VP, Gavasne AT, Nipate SS, et al. 2011. Role of Garlic (Allium sativum) in Various Dissease: An Overview Journal of Pharmaceutical Research and Opinion 1(4),pp 129-134.
Mahfudoh, Siti Shifidatul. 2010. Uji Daya Antimikroba Air Perasan Bawang Putih (Allium sativum L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.
MAI (Masyarakat Akuakultur Indonesia). 2014. Bandeng : Indonesia Masih Jawara, (Online), (http://www.aquaculture-mai.org/, Diakses 15 Mei 2015.
Masirah. 2004. Mempelajari Pengaruh Konsentrasi dan Lama Penyemprotan Larutan Kapur Sirih terhadap Mutu Fillet Ikan Tuna (Thunnus sp) Pada Suhu Chilling. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Mashuri. 2004. Prosedur Pemeriksaan Mikrobiologi Air, Makanan, Daging dan Ikan (Prosedur Sederhana yang Sering Dilakukan). Bagian Mikrobiologi Laboratorium Universitas Muhammadiyah Malang.
Muhtadi. 2006. Manajemen Sumber Belajar. (online) (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/MANAJEMEN%20SUMBER%20 Belajar.pdf. Diakses tanggal 11 Agustus 2015.
Mulyono, Ham. 1997. Kamus Kimia. Ganesa Silatama. Bandung.
Mulyasa. 2006. Kurikulum berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda.
Muslim, MP Hotly & H Widjajanti. 2009. Penggunaan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) Untuk mengobati benih ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus) yang Diinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophylla. Jurnal Akuakultur Indonesia 8 (1) : 91-100.
Najmulmunir, Nandang. 2010. Memanfaatkan Lingkungan Di Sekitar Sekolah Sebagai Pusat Sumber Belajar (Artikel). Region Volume 2 Nomor 4. http://www.ejournal-unisma.net Diakses 24 Juni 2015.
Pelezar & Chan, 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press. Jakarta.
Puspitasari, I. 2008. Uji Anti Bakteri Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum L.) Terhadap Staphylococcus aureus In Vitro. Skripsi. Universitas Diponegoro.
104
104
Rofieq, A. 2004. Metodelogi Penelitian. Modul Mahasiswa Biologi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Rohmana, Qorry Aulya. 2015. Pengaruh sari buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) Dan Lama Penyimpanan Terhadap Jumlah Koloni Bakteri Dan Kadar Protein Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk.) Sebagai Sumber Belajar Dalam Perencanaan Pembelajaran Biologi Materi Kingdom Monera. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang.
Rukmana, R. 2004. Temu-Temuan Apotik Hidup di Pekarangan (E-book). Kanisius : Yogyakarta. www. books.google.co.id. diakses 17 Mei 2014. Samadi, B. 2000. Usaha Tani Bawang Putih. Kanisius. Yogyakarta.
Saparinto, C. Membuat Aneka Olahan Bandeng. Penerbit Swadaya. Jakarta. Sawari, Kalshovia meida. 2011. Perbandingan Efektivitas Ekstrak Etanol Bawang
Putih (Allium sativum Linn) dengan Kloramfenikol Sebagai Antimikroba Salmonella typhi Seacara Invitro. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang.
Sudarmanto, Ahmad. 2010. Aktivitas Antimikroba Yogurt Probiotik dari Susu Kambing Saanen dan Pesa (Persilangan Peranakan Etawah danSaanen) selama Penyimpanan. (online) http/www.docstoc.com Diakses tanggal 1 Desember 2015.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sukmawijaya, Putri, dkk. 2014. Pengaruh ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) sebagai antioksidan terhadap oksidasi lemak Fillet ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk.) Segar selama penyimpanan dingin. Universitas Diponegoro. Semarang
Sunyoto, Mulyo. 2015. Berwisata Ke Pasar Bandeng Gresik. (online) http://antaranews.com/2015/07/17/berwisata-ke-pasar-bandeng. Diakses tanggal 22 Januari 2016.
Tilawah, Anis Wardati. 2012. Efektivitas Berbagai konsentrasi Sari Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn) Dan Lama Penyimpanan Terhadap Jumlah Koloni Bkateri Dan Kadar Histamin Fillet ikan Tuna (Thunus sp). Skripsi. Malang.Universitas Muhammadiyah Malang.
105
105
Waluyo, Lud. 2010. Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi. Malang: UMM Press.
Wiryawan KG, S Suharti & M Bintang. 2005. Kajian Anti Bakteri Temulawak, Jahe dan Bawang Putih Terhadap Salmonella typhimurium serta Pengaruh Bawang Putih Terhadap Performans & Respon Imun Ayam Pedaging. Media Peternakan (28(2): 52-62.
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan bandeng (Chanos chanos Forsk) merupakan ikan bernilai ekonomis
tinggi dan salah satu komoditas budidaya ikan yang penting (Rosari, 2014).
Produksi ikan bandeng secara nasional saat ini menempati urutan ke-enam setelah
rumput laut, patin, nila, lele dan udang. Catatan Kementrian Kelautan Perikanan
(KKP) menunjukkan produksi ikan bandeng meningkat lebih dari 17% tiap
tahunnya. Produksi ikan bandeng tahun 2012 tercatat 503.400 ton, tahun 2013
ditargetkan mencapai 604.000 ton, dan ditahun 2014 akan tembus 700.000 ton
(MAI, 2014).
Ikan bandeng banyak dikonsumsi masyarakat di Indonesia karena nilai
gizinya yang tinggi. Ikan bandeng memiliki kandungan gizi per 100 gram yaitu
129 kkal energi, 150 gram fosfor, 20 gram kalsium, 2 mg zat besi, 150 SI vitamin
A, 0,05 gram vitamin B1, 74 gram air, 20 gram protein dan 4,8 gram lemak,
sehingga digolongkan ikan berprotein tinggi dan berlemak sedang. (Saparinto,
2006). Lemak pada ikan bandeng merupakan sumber asam lemak tak jenuh,
dalam penelitian Agustini et al. (2010), ikan bandeng segar (%) mengandung
omega-3 sebesar 19,56; omega-6 sebesar 7,47; dan omega-9 sebesar 19,24.
Kandungan asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi pada ikan bandeng
sangat mudah mengalami oksidasi yang dapat menyebabkan bau tengik. Proses
pembusukan ikan disebabkan oleh aktivitas enzim, mikroorganisme dan oksidasi
2
mencapai 80% berat ikan yang menyebabkan daya simpan ikan singkat, yaitu 5-8
jam setelah penangkapan (Buckle, et al, 1987). Mudahnya kerusakan ikan tersebut
menjadi kendala bagi penjual di pasaran. Oleh karena itu perlu upaya untuk
mengawetkan bahan makanan tersebut sehingga dapat diterima konsumen dalam
keadaan yang masih layak dikonsumsi.
Fillet merupakan daging yang diperoleh dari sayatan daging ikan utuh
sepanjang tulang belakang. Fillet memiliki beberapa keuntungan sebagai bahan
baku olahan, diantaranya dapat disimpan lebih lama, bebas duri tulang serta dapat
menghemat waktu dan tenaga. Hal ini dikarenakan penanganannya lebih mudah,
sehingga akan bisa mengefesienkan dalam proses produksi dan dapat
meningkatkan mutu produk olahannya (Suparno, 1992). Fillet bandeng umunya
digunakan sebagai bahan dasar makanan otak-otak, otak-otak bandeng merupakan
olahan khas yang digemari dibeberapa daerah di Indonesia khususnya Gresik dan
Sidoarjo (Sunyoto, 2015).
Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2011, tercatat
bahwa terjadi kenaikan jumlah rata-rata produksi ikan di Indonesia dari tahun
2007 hingga 2011 sebesar 54,41%. Namun Indonesia masih mengimpor daging
irisan (fillet) sebanyak 900 ton atau setara dengan 2700 ton ikan. Oleh karena itu
ikan masih berpeluang dikembangkan dalam bentuk olahan fillet.
Fillet rentan terhadap kontaminasi bakteri karena kandungan proteinnya
yang tinggi dan kandungan asam amino bebas pada daging bandeng, sehingga
perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan daya simpan dan daya awet hasil
3
dengan cara penyimpanan dingin. Penyimpanan dingin selain dapat menghambat
aktivitas mikrobia dan enzim juga dapat mempertahankan sifat-sifat asli ikan
segar. Namun demikian, penyimpanan dingin masih memiliki keterbatasan, yaitu
umur simpan daging yang masih relatif pendek (Hadiwiyoto, 1993).
Bahan pengawet yang pada umumnya ditambahkan untuk mencegah
bakteri pada fillet adalah natrium nitrit (Aliyah, 2004). Penambahan bahan
pengawet pada fillet ikan seperti nitrit dalam dosis yang tidak tepat dalam
menyebabkan penyakit degeneratif (Masirah, 2004) dan dapat menimbulkan
komponen toksik (nitrosamine) yang berbahaya bagi kesehatan (Muchtadi, 2005).
Timbulnya senyawa nitrosamine diduga sebagai penyebab timbulnya kanker
sehingga sering dihindari penggunaannya (Hadiwiyoto, 1993). Berdasarkan hal
tersebut, penelitian untuk mencegah kerusakan ikan akibat aktivitas mikroba
menggunakan bahan alami mulai dikembangkan karena dinilai lebih aman bagi
kesehatan.
Salah satu bahan alami yang dapat menghambat aktivitas mikroba yaitu
bawang putih. Bawang putih (Allium sativum Linn.) merupakan bumbu dapur
yang biasa digunakan dalam masakan tanpa merusak cita rasa dari ikan bandeng.
Kemampuan bawang putih sebagai antibakteri dalam menghambat pertumbuhan
jumlah bakteri didukung oleh penelitian Lingga & Rustama (2005) yang
menyatakan bahwa ekstrak bawang putih yang dilarutkan dalam air bersifat
antibakteri terhadap bakteri gram positif dan gram negatif, serta Wiryawan et al
(2005) menyatakan bawang putih dapat menghambat pertumbuhan koloni bakteri
4
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mafudhoh (2011), air perasan
bawang putih mempunyai efek anti mikroba terhadap pertumbuhan
Staphylococcus aureus. Ernawati (2011) menyatakan dalam penelitiannya bahwa
efek air perasan bawang putih mempunyai efek antimikroba terhadap koloni
bakteri Shigelladysentriae. Hal ini membuktikan bahwa air perasan bawang putih
dianggap berpotensi sebagai anti bakteri terhadap beberapa bakteri.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa bawang putih berpotensi
untuk mencegah pertumbuhan bakteri pembusuk, dan hasilnya lebih baik
dibandingkan dengan jahe dan kunyit (Suharti, 2004). Berdasarkan penelitian
yang dilakukan Dwiyitno dkk (2008), bahwa perlakuan perendaman dalam air
perasan bawang putih 2–6% dapat mempertahankan daya simpan ikan kembung
segar 6 jam lebih lama dibandingkan dengan perlakuan kontrol (tanpa perlakuan).
Senyawa kimia yang terkandung dalam bawang putih (Allium sativum
Linn.) adalah Allicin yang memiliki kemampuan sebagai anti bakteri (Puspitasari,
2008). Allicin dapat dihasilkan dengan mengiris dan menghaluskan umbi bawang
putih menggunakan juicer yang diambil hanya cairan dari bawang putih tersebut.
Allicin merupakan salah satu senyawa aktif yang terdapat di dalam hancuran
bawang putih segar.
Perlakuan perendaman dengan ekstrak bawang putih dengan suhu
perendaman adalah suhu kamar biasa antara 25-27oC sehingga dapat
menghasilkan allicin sebagai zat antibakteri yang menghambat pertumbuhan
koloni bakteri (Hernawan & Setyawan 2003). Wiryawan et al (2005) menyatakan
5
menghambat sintesis protein. Allicin lebih bersifat bakteriostatik dari pada
bakterisidal, allicin memiliki permeabilitas yang tinggi dalam menembus dinding
sel bakteri dengan menghancurkan gugus S-H atau gugus sulfihidril yang
menyusun membran sel bakteri sehingga struktur dinding sel bakteri rusak dan
pertumbuhannya terhambat (Muslim et al 2009; Miron et al 2000).
Penggunaan filtrat bawang putih sebagai anti mikrobial alami yang
ditambahkan pada ikan untuk memperpanjang daya simpannya dalam penelitian
ini dapat dijadikan sebagai materi pengembangan untuk melakukan percobaan
yang terkait dengan materi Archaebacteria dan Eubacteria pada kompetensi inti 4
dan kompetensi dasar 4.4. KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan, dan pada KD 4.4 menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran
archaebacteria dan eubacteria dalam kehidupan berdasarkan hasil pengamatan
dalam bentuk laporan tertulis.
Dalam pembelajaran eksperimen/eksplorasi di silabus, siswa dituntut
untuk melakukan pengamatan koloni bakteri dengan menggunakan salah satu
metode yaitu pour plate. Permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran
adalah pengamatan koloni bakteri dengan menggunakan salah satu metode yaitu
pour plate tidak diperkenalkan kepada siswa.
Hasil penelitian mengenai pengamatan koloni bakteri memiliki peran
penting dalam pembelajaran yaitu sebagai penunjang sumber belajar untuk
6
penting diberikan kepada siswa sebagai tambahan informasi dalam mempelajari
ciri-ciri dan bentuk bakteri. Penelitian yang mengenalkan pengamatan koloni
bakteri menggunakan metode pour plate dalam pembelajaran belum ada.
Sehingga, perlu adanya penelitian tersebut yang nantinya memiliki manfaat
sebagai sumber belajar dan dapat memperkaya pengetahuan bagi siswa ataupun
mahasiswa dalam mempelajari ciri-ciri bakteri dan peranannya.
Kendala yang selama ini ditemukan dalam pembelajaran adalah
pengamatan jumlah koloni bakteri kurang diperkenalkan kepada siswa. Dalam
wawancara yang telah dilakukan terhadap guru SMA Biologi bahwa pengamatan
jumlah koloni bakteri untuk mengetahui ciri-ciri dan peranannya hanya sebatas
menerangkan dengan gambar tentang ciri-ciri dan bentuk koloni bakteri dan tidak
melalukan praktikum pengamatan jumlah koloni bakteri. Kenyataan bahwa
pembahasan pengamatan jumlah koloni bakteri yang kurang lengkap juga
diperkuat dengan adanya buku biologi SMA kelas X yang tidak ada pembelajaran
eksperimen/eksplorasi tentang pengamatan jumlah koloni bakteri. Dari empat
buku ajar biologi SMA kelas X, hanya ada satu buku ajar yang materi
pembelajaran eksperimen/eksplorasinya mengamati koloni bakteri.
Penelitian mengenai pengamatan jumlah koloni bakteri ini diharapkan
dapat bermanfaat sebagai sumber belajar bagi siswa ataupun mahasiswa dalam
mempelajari ciri dan peranan bakteri terutama pada pembelajaran
eksperimen/eksplorasi dengan menyajikan langkah-langkah percobaan
pengamatan koloni bakteri. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik
7
(Allium sativum Linn.) Dan Lama Penyimpanan Terhadap Pertumbuhan Koloni Bakteri Pada Fillet Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk.) Sebagai Sumber Belajar Biologi”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
masalah pada penelitian ini, yaitu :
a. Adakah pengaruh berbagai konsentrasi filtrat bawang putih (Allium sativum
Linn.) dan lama penyimpanan terhadap pertumbuhan koloni bakteri pada
fillet ikan bandeng?
b. Berapakah konsentrasi filtrat bawang putih yang berpengaruh optimal
terhadap pertumbuhan koloni bakteri pada fillet ikan bandeng yang masih
sesuai standar SNI?
c. Bagaimana aplikasi penelitian pengaruh filtrat bawang putih pada fillet ikan
bandeng selama proses penyimpanan sebagai sumber belajar Biologi?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Mendiskripsikan pengaruh filtrat bawang putih (Allium sativum Linn.) dan
lama penyimpanan terhadap pertumbuhan jumlah koloni bakteri pada fillet
8
b. Menentukan konsentrasi filtrat bawang putih yang berpengaruh optimal
terhadap pertumbuhan koloni bakteri pada fillet ikan bandeng yang masih
dibawah standar SNI.
c. Mengaplikasikan pengaruh air perasan bawang putih pada fillet ikan bandeng
selama proses penyimpanan sebagai sumber belajar Biologi.
1.4 Manfaat
Manfaat Umum :
a. Bagi masyarakat yaitu memberikan alternatif pengawet alami yang aman bagi
kesehatan menggunakan filtrat bawang putih dalam proses penyimpanan ikan
bandeng (Chanos chanos Forsk).
b. Menambah informasi ilmiah dalam hal eksplorasi dan penemuan senyawa
bioaktif dari bahan alam.
c. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya
berkaitan dengan memanfaatkan bahan hayati sebagai bahan pengawet alami.
Manfaat Khusus :
a. Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa filtrat bawang putih dapat
menghambat jumlah koloni bakteri fillet ikan bandeng.
b. Manfaat dalam bidang pendidikan khususnya mata pelajaran biologi sebagai
sumber belajar LKS pada peserta didik jenjang SMA/MA kelas X semester
genap yang berisi berisi petunjuk praktikum, materi untuk diskusi, tugas
portofolio, dan soal latihan, maupun segala bentuk petunjuk yang mampu
9
kompetensi inti (KI) 4. Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam
ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya disekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode
sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi dasar (KD) 4.4 menyajikan data tentang
ciri-ciri dan peran archaebacteria dan eubacteria dalam kehidupan
berdasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tertulis.
1.5 Batasan Penelitian
a. Objek penelitian adalah ikan bandeng (Chanos chanos Forsk) yang akan
diberi perlakuan dengan filtrat bawang putih. Ikan bandeng diperoleh dari
pasar Induk Gadang, Malang.
b. Penelitian ini menggunakan bawang putih yang diperoleh dari pasar
Merjosari.
c. Parameter penelitian yaitu menghitung jumlah koloni bakteri (TPC) ikan
bandeng.
d. Konsentrasi filtrat bawang putih yang digunakan adalah 0%, 10%, 15%,
20%, 25%.
e. Lama perendaman fillet ikan bandeng dalam filtrat bawang putih adalah 30
menit.
f. Parameter penelitian pengaruh pemberian filtrat bawang putih terhadap
jumlah koloni bakteri adalah melalui pengujian mikrobiologis menggunakan
10
perubahan kenampakan luar fillet ikan bandeng dilakukan dengan
menggunakan penilaian sensori pada fillet ikan bandeng.
1.6 Definisi Istilah
a. Filtrat adalahhasil dari penyaringan, biasanya berwujud cair yang terpisah
dari campuran padatnya/ cairan yang jernih hail penyaringan (Mulyono,
1997).
b. Konsentrasi adalah ukuran yang digunakan untuk menyatakan kuantitas zat
terlarut dalam suatu pelarut atau larutan yang dinyatakan dalam bentuk persen
(Alam, 2012).
c. Fillet adalah daging yang diperoleh dari sayatan daging ikan dengan
penyayatan ikan utuh sepanjang tulang belakang (Suparno, 1992).
d. Jumlah koloni adalah jumlah sekumpulan dari bakteri-bakteri sejenis yang
mengelompok menjadi satu dan membentuk suatu koloni-koloni
(Sudarmanto, 2010).
e. Zat pengawet adalah zat tambahan makanan yang dapat mencegah atau
menghambat fermentasi, pengasaman atau peruraian lain terhadap makanan