• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN REKRUTMEN CALON KEPALA DAERAH DALAM PARTAI POLITIK (Studi di DPD Partai Golkar Kota Tarakan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELAKSANAAN REKRUTMEN CALON KEPALA DAERAH DALAM PARTAI POLITIK (Studi di DPD Partai Golkar Kota Tarakan)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

1

A.Latar Belakang

Agenda reformasi telah mengamanatkan sejumlah konsekuensi penting dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dewasa ini. Melalui amandemen ke-4 Undang-Undang Dasar 19ke-45 diadakan perubahan konstitusi, salah satunya adalah Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Secara Langsung. Menyusul pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara Langsung yang untuk pertama kalinya digelar pada Tahun 2004. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah diamanatkan perubahan-perubahan penting, salah satunya yaitu Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang harus dilakukan secara langsung.

Pemilihan langsung kepada daerah merupakan proses yang sangat penting dalam perwujudan demokrasi di daerah. Pentingnya pemilihan langsung kepada daerah dikemukakan oleh Mutiarin dkk,1 bahwa pemilihan kepala daerah secara langsung memungkinkan untuk memilih pemimpin baru yang lebih bertanggungjawab. Pentingnya pemilihan kepala daerah dalam kerangka demokrasi juga dikemukakan oleh Isa,2 bahwa pemilihan langsung kepala daerah

1

Dyah Mutiarin, Nurhayati, Delina Asriyani, Analisis Dampak Positif dan Negatif Dalam Pemilukada Langsung Bagi Kualitas Pelayanan Publik di Daerah, Paper disajikan dalam Forum Ilmiah Nasional Program Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 24 Desember 2011, hal. 1-8

2

(2)

diperlukan untuk menciptakan stabilitas politik dan efektifitas pemerintahan di tingkat lokal. Selain itu, pemilihan langsung kepala daerah juga penting dalam rangka memperkuat dan meningkatkan kualitas seleksi kepemimpinan di daerah karena makin terbuka peluang bagi munculnya pemimpin-pemimpin di daerah baik yang maju secara perorangan (independen) maupun yang diusung oleh partai politik.

Terkait dengan pilkada langsung, maka Partai Golkar melakukan seleksi bakal calon kepala daerah. Sebagai salah satu partai politik yang telah lama berkuasa, Partai Golkar memiliki banyak kader yang menjadi kepala daerah baik di tingkat nasional maupun daerah. Dalam hal proses seleksi calon kepala daerah yang akan diusung, Partai Golkar mengacu pada juklak nomor 13 tahun 2001 tentang tata cara rekrutmen calon kepala daerah dari Partai Golkar. Menurut Cerdikia,3 bahwa untuk menjamin penentuan calon kepala daerah berlangsung demokratis, diatur soal hak suara untuk DPP, DPD Partai Golkar Provinsi, DPD Partai Golkar Kabupaten/Kota dan Ormas serta organisasi sayap. Selain itu, untuk menjaring calon yang benar-benar sesuai dengan keinginan rakyat, maka dalam proses penentuan calon kepala daerah, Partai Golkar selalu melakukan survei Pilkada yang dilakukan oleh DPP Partai Golkar. Dalam pelaksanaan survey, Partai Golkar bekerjasama dengan lembaga survey independen, di antaranya adalah Lembaga Survei Indonesia (LSI). Hasil survei itulah, yang akan dijadikan sebagai satu-satunya pedoman bagi DPP Partai Golkar dalam menyusun

3

(3)

rekomendasi calon kepala daerah yang diprioritaskan untuk menjadi nominasi calon yang akan dipilih dan ditetapkan dalam Rapat Tim Pilkada Partai Golkar.

Partai Golkar melakukan proses bakal calon kepala daerah yang ditujukan untuk memperoleh nominasi yang kredibel dan akuntabel dengan jabatan publik. Hal ini dikarenakan banyak pejabat publik yang terkait dengan kasus korupsi,4 bahwa sekitar 70 persen dari 281 kepala daerah terjerat pidana korupsi. Besarnya kuasa yang dimiliki kepala daerah, bukan tidak mungkin sebagai variabel pendukung lahirnya korupsi, mengingat power tends to corrupt. Selain itu, variabel lain yang turut menyumbang tingginya korupsi kepala daerah adalah partai politik.5 Bagaimanapun, parpol adalah pabrik produksi calon kepada daerah. Sampai saat ini belum terlihat parpol yang mampu menjadi institusi handal dalam memproduksi calon kepala daerah. Tidak jarang kader yang dicalonkan sudah terindikasi kuat terlibat korupsi dan parpol tetap saja nekat mengusungnya.

Berdasarkan kategori kasus yang diajukan sebanyak 131 orang (74,43%) menyangkut tindak pidana korupsi, dan 45 (25,29%) terkait tindak pidana. Dari data yang dirilis oleh Sekretariat Negara, terungkap urutan Peringkat Juara “Lomba Korupsi” di kalangan pejabat negara dari kepala daerah hingga anggota

DPR, berdasarkan izin pemeriksaan yang pernah diterbitkan oleh Presiden SBY untuk memeriksa oknum-oknum pejabat terduga korupsi dan tindak pidana tersebut. Berikut ini adalah urutan Peringkat Juara “Lomba Korupsi” dan tindak

4

Herdi Sahrasad, 280 Kepala Daerah Korupsi, Pilkada Biang Keladi?, 9 Nopember 2012, http://nasional.inilah.com/read/detail/1924879/280-kepala-daerah-korupsi-pilkada-biang-keladi 5

(4)
[image:4.595.142.482.232.446.2]

pidana umum yang dirilis Sekretariat Kabinet berdasarkan latar belakang partai politik induk para pejabat negara tersebut, peringkatnya sebagaimana dalam tabel berikut: 6

Tabel 1

Daftar Jumlah Pejabat Korupsi dan Partainya

No. Asal Partai Jumlah Persentase

1 Partai Golkar 64 orang 36,36%

2 PDIP 32 orang 18,18%

3 Partai Demokrat 20 orang 11,36%

4 PPP 17 orang 5,97%

5 PKB 9 orang 5,11%

6 PAN 7 orang 3,97%

7 PKS 4 orang 2,27%

13 Gabungan partai 3 orang 1,70%

8 PBB 2 orang 1,14%

9 PNI Marhaen 1 orang 0,56%

10 PPD 1 orang 0,56%

11 PKPI 1 orang 0,56%

12 Partai Aceh 1 orang 0,56%

(Sumber: www.citizenjurnalism.com)

Berkaitan dengan korupsi yang melibatkan kepala daerah disampaikan oleh Divisi Pencegahan Korupsi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Dedi Rahim sebagaimana diberitakan oleh Ekspo News,7 bahwa lebih dari 170 kepala daerah (bupati/wali kota/gubernur) kini dalam proses hukum di lembaga tersebut. Kasus korupsi yang melibatkan kepala daerah itu sedang didalami dan menjadi perhatian KPK.

Merajalelanya para pelaku koruptor di negeri ini bukan saja akibat ketidaktegasan aparat penegak hukum dalam pemberian sanksi bagi para koruptor,

6

Citizen Journalism, PDI-P Tak Mau Parpolnya Disebut di Peringkat Lomba Korupsi, 30 September2012, http://www. citizenjurnalism.com/

7

(5)

tapi juga dipengaruhi akibat dari proses rekrutmen kader partai tidak berjalan baik (Wiranata, 2012).8 Tidak sedikit terjadinya perpecahan di internal partai politik akibat adanya rekrutmen kader partai dilakukan hanya karena yang direkrut memiliki dana lebih banyak daripada kader-kader partai yang benar-benar ingin mengabdikan dirinya dalam mengembangkan dan melaksanakan perjuangan partai. Di satu sisi orang-orang yang banyak memiliki uang lebih mudah diterima dalam salah satu partai. Meskipun semangatnya bukan untuk mengabdi, sebaliknya mereka yang telah menjadi anggota partai hanya memiliki semangat juang untuk mengambil keuntungan pribadi. Obsesi semangat mengambil keuntungan pribadi inilah justru akan menjadi pemicu pecahnya kesolidan partai. Ironisnya justru mempengaruhi citra partai itu sendiri yang berdampak pada ketidakpercayaan rakyat kepada partai politik.

Salah satu hal yang harus diperbaiki dalam meminimalisasi praktek korupsi di Indonesia adalah memperbaiki sistem perekrutan politik mulai dari kepala daerah serta anggota legislatif di daerah dan pusat (Satriawan, 2012).9 Hal ini terutama disebabkan banyaknya kepala daerah dan anggota legislatif yang akhirnya mendekam dibalik jeruji besi setelah divonis dalam kasus korupsi. Pemilihan kepala daerah (pilkada) langsung semula diharapkan dapat mencegah praktek korupsi. Namun, kekuatan uang telah mengalahkan segala-galanya. Kerja sama antara politisi, pengusaha, dan birokrasi menyebabkan praktek korupsi tumbuh subur di Indonesia. Perbaikan rekrutmen politik dapat dimulai dengan

8

A. A. Ngurah Oka Wiranata, Rekrutmen Buruk Berdampak Tingginya Korupsi, 2012, http://www.denpasarkota.go.id/main.php?act=i_opi&xid=132

9

(6)

cara mengamandemen undang-undang pilkada dan anggota legislatif. Kepala daerah dan anggota legislatif saat mencalonkan diri harus diaudit.

Sebagai partai dengan jumlah kepala daerah paling banyak terlibat kasus korupsi, maka Partai Golkar berupaya untuk membenahi diri, terutama dalam proses pelaksanaan rekrutmen bagi calon kepala daerah pada pilkada ke depan. Hal ini dikemukakan oleh Akbar Tandjung sebagaimana diberitakan oleh Tempo,10 agar partai Golkar lebih selektif dalam memilih kepala daerah. Seleksi ketat partai ini diyakini akan mengurangi jumlah kepala daerah yang terlibat dalam kasus korupsi. Partai harus menerapkan sistem yang ketat untuk mencegah meluasnya kasus korupsi oleh kepala daerah. Semakin banyak kepala daerah dari Golkar yang terlibat korupsi, penilaian publik terhadap partai itu akan terpengaruh. Bahkan hal itu bisa saja mempengaruhi elektabilitas Golkar, yang menurut sejumlah survei dalam setahun terakhir berada di posisi teratas. Dari segi politik, kesukaan publik itu sangat dipengaruhi oleh citra dan persepsi publik. Kasus korupsi akan menjadi perhatian utama publik dalam menentukan pilihan. Oleh karena itu, pihak Golkar tak ingin kasus-kasus korupsi yang menyeret kepala daerah yang diusung partai akan mempengaruhi suara partai pada pemilu dan pilpres 2014. Ditambah lagi komitmen partai sudah sangat jelas menyatakan perang terhadap tindakan korupsi. Para politikus senior Partai Golkar meminta pengurus DPP segera melakukan evaluasi internal terhadap sistem rekruitmen. Dia pun meminta partai bersikap tegas terhadap kepala daerah yang dinyatakan terlibat kasus korupsi.

10

(7)

Masalah pembenahan dalam proses perekrutan calon kepala daerah di tubuh Partai Golkar juga disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Partai Golkar Fadel Muhammad yang mengatakan partainya akan mengevaluasi secara internal terhadap perekrutan calon kepala daaerah. Apalagi setelah Sekretaris Kabinet Dipo Alam mengumumkan mayoritas kepala daerah yang bermasalah berasal dari Partai Golkar.11

Pelaksanaan rekrutmen memang tidak bisa dipandang sebelah mata oleh suatu partai politik, apalagi dalam mengusung calon kepala daerah. Sebagaimana dikemukakan oleh Junaedi yang dinyatakan dalam Koran Jakarta,12 seorang peneliti dalam Perkumpulan Pemilu dan Demokrasi (Perludem), bahwa kualitas calon kepala daerah ditentukan oleh baik tidaknya mekanisme yang berlaku di partai. Sayang rekrutmen politik di partai masih bermasalah. Rekrutmen calon masih didominasi elite. Banyak calon ketika terpilih tersangkut korupsi, di antaranya Tomohon dan Mesuji, kepala daerah atau wakilnya dilantik di penjara.

Oleh karena itu, calon kepala daerah yang ideal diusung oleh partai politik adalah mereka yang dinilai mempunyai kapasitas di atas rata-rata, didukung sebagian besar masyarakat yang dibuktikan dengan survei dan berkemampuan secara finansial. Tetapi ini sulit didapat. Namun yang jelas, partai politik harus berani mengembangkan pola rekrutmen calon yang dapat menjaring calon yang berkualitas dan diterima masyarakat luas, sebab rakyat akan semakin pandai memilih mana calon yang berkualitas mana yang tidak.

11Ibid

. 12

(8)

Hasil penelitian Prasetya,13 menyimpulkan bahwa ketokohan menjadi pertimbangan masyarakat umum ketika menentukan pilihanya bukan pada

ideologi apa yang dipeganganya hal ini merupakan konsekuensi dari pemilihan

langsung. Ketokohan menjadi incaran atau yang dikejar ideologi melalui partai

politik dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari kekuasaan politik.

Politik pencitraanlah yang kemudian yang menonjol dalam tarik menarik mencari

dukungan dalam pemilu. Dengan peran media yang begitu besar baik media cetak

maupun elektonik. Di satu sisi masyarakat lebih mudah mengenali sang kandidat

melalui apa yang dilihat melalui media, tetapi disisi yang lain masyarakat luas

mudah terkecoh dengan pencitraan yang mereka bangun. Kondisi seperti inilah

yang sering menyebabkan kekecewaan di masyarakat di kemudian hari.

Di sisi lain terjadi pergeseran peran ideologi, ideologi yang seharus

dijadikan landasan partai politik beserta kadernya dalam melakukan kerja-kerja

politik yang menyangkut banyak hal tetapi ideologi dijadikan konten pencitraan

yang acapkali manipulatif. Ideologi kemudian hanya menjadi aksesoris dari partai

politik, ideologi dikalahkan oleh kepentingan jangka pendek elit-elit partai politik

dalam mengejar kepentingan pribadi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya elit

partai politik berpindah dari satu partai ke partai yang lain. Ideologi tidak bisa

mengikat perlaku elit-elit partai politik, perilaku elit kadang tidak mencerminkan

ideologi partai politik, baik dari tindakan asusila, korupsi, atau kebijakan yang

bertentangan dengan ideologi partai ketika ia menjadi pejabat negara.14

13

Imam Yudhi Prasetya, Pergeseran Peran Ideologi Dalam Partai Politik, Jurnal Ilmu Politik & Ilmu Pemerintahan, Volume 1, Nomor 1, 2009, hal. 30-40

14Ibid

(9)

Partai Golkar memiliki perwakilan daerah di Kota Tarakan, yaitu Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Golkar Kota Tarakan. Pada tahun 2013 mendatang, Kota Tarakan akan menyelenggarakan pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) berupa pemilihan Walikota (pilwali) Tarakan. Dalam rangka mengikuti pemilukada tersebut, tentu saja Partai Golkar akan menyiapkan calon walikota yang diusung oleh partainya. Dalam penyelenggaraan pilwali Tarakan tahun 2009, Partai Golkar berhasil menang sehingga calon yang diusungnya yakni H. Udin Hianggio kini menjadi Walikota Tarakan periode 2009 – 2013. Tentu saja dalam pilwali tahun 2013 mendatang, Partai Golkar akan mempersiapkan diri dan berupaya semaksimal mungkin untuk mempertahankan kemenangannya. Namun siapapun calon yang akan diusung oleh Partai Golkar dalam pilwali Tarakan 2013 mendatang harus melewati proses rekrutmen yang dilakukan oleh DPD Partai Golkar Tarakan. Mengingat adanya fakta keberhasilan Partai Golkar dalam pilwali Tarakan tahun 2009, maka hal ini menjadi alasan yang mendasari dilakukannya penelitian mengenai pelaksanaan rekrutmen calon kepala daerah di DPD Partai Golkar Tarakan.

Mengingat pentingnya suatu mekanisme dalam pelaksanaan rekrutmen yang baik dalam menjaring calon kepala daerah dalam suatu partai politik, maka perlu dilakukannya suatu penelitian tentang “Pelaksanaan Rekrutmen Calon

Kepala Daerah Dalam Partai Politik (Studi di DPD Partai Golkar Kota

(10)

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan rekrutmen calon kepala daerah oleh Partai Golkar Kota Tarakan?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi Partai Golkar Kota Tarakan dalam pelaksanaan rekrutmen calon kepala daerah?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan rekrutmen calon kepala daerah oleh Partai Golkar Kota Tarakan.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat apa saja yang dihadapi Partai Golkar Kota Tarakan dalam pelaksanaan rekrutmen calon kepala daerah.

D.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoritis

(11)

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pihak DPD Partai Golkar Kota Tarakan dalam rangka mengevaluasi pelaksanaan rekrutmen calon kepala daerah dari Partai Golkar.

E.Definisi Konseptual

Konsep menurut Singarimbun dan Effendi,15 adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok atau individu tertentu. Adapun definisi tersebut sebagai berikut:

Definisi rekrutmen politik menurut Budiarjo,16 adalah suatu proses seleksi anggota-anggota kelompoknya dalam jabatan administratif maupun politik. Menurut undang-undang,17 rekrutmen politik merupakan sebuah fungsi politik bagi partai politik untuk melakukan proses penempatan orang-orang tertentu dalam jabatan politik tertentu. Proses penjaringan, pengusungan dan pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik dan pemerintahan dikenal sebagai sebagai rekrutmen politik. Jadi, rekrutmen politik adalah proses pelaksanaan penjaringan, pengusungan, dan pemilihan calon dari suatu partai politik untuk menjadi seorang kepala daerah.

Setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintah daerah yang disebut kepala daerah. Kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk provinsi

15

Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metode Penelitian Survey, Jakarta, LP3ES, 1998, hal. 34

16

Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008, hal. 408 17

(12)

disebut Gubernur, untuk kabupaten disebut bupati, dan untuk kota disebut walikota.18 Jadi, kepala daerah adalah jabatan bagi orang yang memimpin suatu pemerintahan daerah, seperti provinsi (disebut gubernur), kabupaten (disebut bupati), dan kota (disebut walikota).

Definisi Partai politik menurut Budiajo,19 adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama dengan tujuan memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik (biasanya), dengan cara konstitusional guna melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan mereka.

Dalam hal ini peneliti akan menfokuskan pada:

1. Pelaksanaan rekrutmen calon kepala daerah di Partai Golkar Kota Tarakan 2. Faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi Partai Golkar Kota

Tarakan dalam pelaksanaan rekrutmen calon kepala daerah.

F. Definisi Operasional

Ruang lingkup dalam penelitian ini difokuskan pada beberapa hal sebagai berikut:

1. Pelaksanaan rekrutmen calon kepala daerah di Partai Golkar Kota Tarakan a. Persyaratan calon kepala daerah

1) Persyaratan umum 2) Persyaratan khusus

18

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 24, ayat 1 dan 2. 19

(13)

b. Tahapan penjaringan bakal calon kepala daerah (survey) c. Tahapan penetapan pasangan calon kepala daerah

2. Faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi Partai Golkar Kota Tarakan dalam pelaksanaan rekrutmen calon kepala daerah

a. Faktor penghambat dalam pelaksanaan rekrutmen calon kepala daerah b. Faktor pendukung dalam pelaksanaan rekrutmen calon kepala daerah

G.Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Di dalam penelitian ini, penulis mengunakan jenis penelitian deskriptif yaitu, “prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan mengerakkan, melukiskan keadaan subyek, obyek penelitian (seorang, lembaga masyarakat dan lain-lain) saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak.20 Dan kemudian penulis akan memberikan gambaran mengenai pelaksanaan rekrutmen calon kepala daerah oleh Partai Golkar Kota Tarakan.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian tentang pelaksanaan rekrutmen calon kepala daerah dalam partai politik ini dilaksanakan di Kantor DPD Partai Golkar Kota Tarakan Kalimantan Timur. Alasan dipilihnya lokasi penelitian ini dikarenakan Partai Golkar selalu menang dalam Pilkada langsung di wilayah Kota Tarakan Kalimantan Timur.

20Ibid

(14)

3. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode teknik non random sampling yaitu penentuan responden secara teratur (tidak secara acak), sedangkan penentuan respondennya ditentukan dengan melihat tujuan peneliti (purposive sampling). Teknik ini biasanya dipilih karena keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya. Sehingga tidak mengambil sampel dengan jumlah yang besar dan letaknya saling berjauhan.

Menurut Bungin,21 dalam prosedur sampling yang terpenting adalah bagaimana menentukan informan kunci (key informan) atau situasi sosial tertentu yang sarat informasi sesuai dengan fokus penelitian. Teknik pemilihan sampel secara acak (seperti yang lazim digunakan dalam penelitian kuantitatif), dengan sendirinya tidak relevan. Untuk memilih sampel (dalam hal ini informan kunci atau situasi sosial) lebih tepat dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Selanjutnya, bilamana dalam proses pengumpulan data tidak lagi ditemukan variasi informasi baru, proses pengumpulan informasi dianggap sudah selesai. Dengan demikian, penelitian kualitatif tidak dipersoalkan jumlah sampel. Dalam hal ini, jumlah sampel (informan) bisa sedikit, tetapi juga bisa banyak, terutama tergantung dari: a) tepat tidaknya pemilihan informan kunci, dan b) kompleksitas dan keragaman fenomena sosial yang diteliti.

Responden sebagai pemberi tanggapan sangat diperlukan, mengingat dalam penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif responden sebagai

21

(15)

kunci untuk mendapatkan hasil penelitian untuk mengetahui pelaksanaan, faktor pendukung, dan faktor penghambat rekrutmen calon kepala daerah di DPD Partai Golkar Kota Tarakan. Adapun responden dalam penelitian ini, yaitu:

a. Ketua DPD Partai Golkar Kota Tarakan 1 orang

b. Kepala Divisi Pengkaderan 1 orang

c. Ketua Panitia Perekrutan Calon Kepala Daerah 1 orang d. Simpatisan Partai Golkar Tarakan 5 orang

4. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari narasumber penelitian. Dalam penelitian ini sumber data primernya adalah orang-orang yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang ada kaitannya dengan masalah-masalah dalam penelitian, yakni jajaran pengurus DPD Partai Golkar Kota Tarakan. Sumber data primer tersebut adalah:

1) Ketua DPD Partai Golkar Kota Tarakan 1 orang

2) Kepala Divisi Pengkaderan 1 orang

3) Ketua Panitia Perekrutan Calon Kepala Daerah 1 orang 4) Simpatisan Partai Golkar Tarakan 5 orang b. Sumber Data Sekunder

(16)

perundang-undangan dan informasi lain serta laporan yang terkait dengan masalah penelitian ini.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Teknik Interview

Wawancara atau interview dapat diartikan tanya jawab antara dua orang atau lebih secara langsung. “Dalam kaitannya dengan teknik interview, dapat ditegaskan bahwa wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu. Percakapan itu oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.22

Jenis wawancara yang dipakai untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara dengan menggunakan instrumen wawancara berupa daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya dan dijawab secara bebas oleh individu yang diwawancarai atau biasanya disebut wawancara terstruktur.

b. Teknik Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data berupa arsip dan termasuk buku-buku tentang pendapat/delik, hukum, teori, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.23 Data yang didapat dari hasil penelitian melalui dokumentasi ini adalah data pelengkap dari bahan penelitian yaitu dengan cara pencatatan atau pengutipan dari dokumen-dokumen, arsip-arsip dan sumber-sumber

22

Lexy J. Moloeng, Metode penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007, hal. 135.

23Ibid

(17)

lainnya untuk melengkapi data primer yang diperoleh langsung dari responden.

6. Teknik Analisa Data

Moloeng,24 mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Adapun tahapan analisis data ini adalah: a. Pengumpulan data yang terdiri dari:

1) Mengedit data, yaitu memeriksa data yang terkumpul apakah sudah lengkap dan benar sehingga siap untuk diproses lebih lanjut.

2) Mengkode data, yakni data yang terkumpul diberi kode tertentu dan dikelompokkan.

3) Klasifikasi data, yakni menyeleksi data yang terkumpul sesuai dengan sumber data masing-masing.

b. Pengelolaan dan penyajian data yaitu setelah data terkumpul diklasifikasikan dengan macam kebutuhan, kemudian dilakukan pengelolaan data dengan cara mengklasifikasikan dalam bentuk uraian. c. Pengembangan dan pengambilan alternatif yakni setelah data diolah

maka diambil beberapa alternatif yang terbaik atau dijadikan sebagai bahan penyampaian informasi dan pengambilan keputusan25.

Setelah meninjau pendapat di atas maka metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan

24Ibid

, hal. 5 25Ibid

(18)

kualitatif yaitu dengan cara menggambarkan fenomena-fenomena yang ditangkap di lapangan, Selanjutnya dengan analisis dan interpretasi data penulis berusaha mencari jalan keluar atau pemecahan masalah sehingga mendapatkan kesimpulan.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh akan diperiksa keabsahannya melalui beberapa teknik, sebagaimana yang diuraikan oleh Moleong,26 yaitu:

1) Data yang diperoleh disesuaikan dengan data pendukung lainnya untuk mengungkap permasalahan secara tepat.

2) Data yang terkumpul setelah dideskripsikan kemudian didiskusikan, dikritik, ataupun dibandingkan dengan pendapat orang lain (dalam hal ini dosen pembimbing).

3) Data yang diperoleh kemudian difokuskan pada subtantif permasalahan yang diteliti

Melalui tahap-tahap tersebut diharapkan penelitian yang dilakukan dapat memperoleh data yang memenuhi keabsahan suatu penelitian, sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku.

26Ibid

(19)

DALAM PARTAI POLITIK

(Studi di DPD Partai Golkar Kota Tarakan)

Oleh:

Randy Ramadhana Erdian 09230007

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(20)
(21)

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang selalu dirahmatkan kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi sebagai persyaratan akademis untuk lulus di Universitas Muhammadiyah

Malang. Penulis mencoba mengangkat judul Skripsi tentang PELAKSANAAN REKRUTMEN

CALON KEPALA DAERAH DALAM PARTAI POLITIK (Studi di DPD Partai Golkar Kota

Tarakan) “Penulisan skripsi ini, yang merupakan usaha penulis secara maksimal, tentu saja melibatkan bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, untuk itu, peneliti merasa wajib

menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada mereka secara khusus sebagai berikut :

1. Kepada pimpinan Universitas Muhammadiyah Malang Bapak Rektor, Pembantu Rektor I, Pembantu Rektor II dan Pembantu Rektor III .Terima kasih atas dedikasi mereka yang begitu tinggi, mereka adalah para pencinta pengetahuan dan kebijakan yang telah mengabdi demi terciptanya umat manusia yang beradab.

2. Kepada Dosen Pembimbing I (Hevi Kurnia Hardini, S.Ip,MA.Gov) dan Dosen Pembimbing II (Dra.Su’adah M.Si Terima kasih atas kesabaran, pengertian dan kesedian menjadi sharing partner sehingga skripsi ini dengan segera terselesaikan. 3. Kedua orang tua saya, Drs. Ardiansyah dan Hj. Rahmi Padlilah dan yang telah

menuntun hidup penulis dengan keteladanan, kesabaran, kedamaian, cinta kasih yang sangat dalam dan tulus, dan telah menitiskan niat dan ruh suci dan keikhlasan dalam menuntut ilmu sehingga penulis dapat mencapai cita-cita. Selanjutnya, terima kasih pula untuk adik saya tercinta, My lil sister Ardilla Utari Dewi dan my brother Algi Fari Sidiqi atas dukungan semnagat dan doanya selama ini. Semoga kita bisa selalu membahagiakan ayah dan mama, Amin

(22)

5. Kepada teman-teman Ilmu Pemerintahan angkatan 2009, yang tidak bias saya sebutkan satu persatu. Bisa berteman dengan kalian merupakan anugrah yang sangat luar biasa bagi hidup saya.

6. Kepada Tim Hore Ociez macan, Sali Bosu, Pandi Persema, Gaw Babbol, Iradhat Taqwa, dan Ancha Fivers.

7. Kepada keluarga besar AA23 Dian, Iwan, Nug, Azmy, Adi, Hedyr, Ozy, dan Pincank. Serta Asrama Mandau, my team j8, Asrama Kutim, dan masih banyak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Sekali lagi terima kasih banyak ya kawan.

Malang, 29 Juli 2013

Penulis

(23)

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

BERITA ACARA BIMBINGAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ...v

KATA PENGANTAR ...vi

ABSTARAKSI ... viii

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...10

C. Tujuan Penelitian ...10

D. Manfaat Penelitian ...10

E. Definisi Konseptual ... 11

F. Definisi Operasional ...12

G. Metode Penelitian ...13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekrutmen Politik ...19

1. Pengertian Rekrutmen Politik ...19

2. Tujuan dan Fungsi Rekrutmen Politik ...19

3. Sistem dan Mekanisme Rekrutmen Politik ...23

B. Kepala Daerah ...27

1. Pengertian Kepala Daerah ...27

2. Tugas, Kewenangan, dan Fungsi Kepala Daerah ...28

C. Partai Politik ...31

1. Pengertian Partai Politik ...31

2. Tujuan Partai Politik ...33

3. Klasifikasi Partai Politik ...35

(24)

BAB III DESKRIPSI WILAYAH

A. Gambaran Umum Kota Tarakan ...45

1. Sekilas Sejarah Kota Tarakan ...45

2. Geografi ...46

3. Iklim ...49

4. Pemerintah dan Kependudukan ...50

5. Visi, Misi, dan Motto Kota Tarakan ... 51

B. Gambaran Umum Partai Golkar ...51

1. Sejarah Partai Golkar ...51

2. Visi, Misi, dan Program Umum Partai Golkar ...53

C. Partai Golkar Kota Tarakan ...55

1. Tujuan, Tugas Pokok dan Fungsi Golkar ...55

2. Keanggotaan Partai Golkar dan Kader ...57

3. Kewajiban dan Hak Anggota Partai Golkar ...57

4. Struktur Organisasi Partai Golkar Kota Tarakan ...58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Rekrutmen Calon Kepala Daerah di Partai Golkar Kota Tarakan...59

1. Persyaratan Calon Kepala Daerah ...61

2. Tahapan Penjaringan Bakal Calon Kepala Daerah di DPD Partai Golkar Tarakan ... 65

3. Tahapan Penetapan Pasangan Calon Kepala Daerah ...77

B. Faktor Penghambat dan Pendukung yang Dihadapi Partai Golkar Kota Tarakan Dalam Pelaksanaan Rekrutmen Calon Kepala Daerah ...91

1. Faktor Penghambat ...91

2. Faktor Pendukung ...96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...103

B. Saran ...106

DAFTAR PUSTAKA ...108

(25)

Althoff, Phillip dan Michael Rush. 2007. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Bappeda dan BPS Kota Tarakan, 2007. Kota Tarakan Dalam Angka 2006. Bappeda dan BPS Kota Tarakan

Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Bungin, Burhan. 2005. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Cerdikia, Tifia, 2012. Mekanisme Rekrutmen Politik Partai Politik. http://tifiacerdikia.wordpress.com/lecture/lecture-4/politik/mekanisme-rekrutmen-politik-partai-politik/

Citizen Journalism, 2012. PDI-P Tak Mau Parpolnya Disebut di Peringkat Lomba Korupsi, 30 September2012, http://www. citizenjurnalism.com/

Diskominfo Tarakan. Rekapitulasi Data Penduduk Kota Tarakan 2011, www.tarakankota.go.id/in/Software_Pendukung.php

Ekspo News, KPK: 170 Kepala Daerah diproses Terkait Korupsi, 11 Oktober 2012, http://www.eksponews.com/news-detail.html?id=KPK:_170_

Kepala_Daerah_diproses_Terkait_ Korupsi

Isa, Rusli. 2009. Pemilihan Kepala Daerah Langsung Sebagai Legitimasi Kepemimpinan di Era Otonomi Daerah. Jurnal Inovasi. Volume 6, Nomor 2, Juni 2009, hal. 183-198 Kantaprawira, Rusadi. 1988. Sistem Politik Indonesia suatu Model Pengantar. Bandung:

Sinar Baru.

Koran Jakarta. 21 Mei 2012. Seleksi Kepala Daerah Diusulkan Lewat Konvensi, http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/91366

Moloeng, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Mutiarin D., Nurhayati, D. Asriyani. 2011. Analisis Dampak Positif dan Negatif Dalam

Pemilukada Langsung Bagi Kualitas Pelayanan Publik di Daerah. Paper disajikan dalam Forum Ilmiah Nasional Program Pascasarjana. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 24 Desember 2011

N.Z. Nurahmi. 2009. Perempuan dan Politik Calon Legislatif Perempuan Dalam Partai Keadilan Sejahtera Tahun 2004 (Studi Kasus DPD Partai Keadilan Sejahtera Kota Medan), Medan, USU Repository.

(26)

Pemkot Tarakan, Kepala Pemerintahan, http://www.tarakankota.go.id/in/Kepala_ Pemerintahan.php

Purnomo, Djati. 2009. Strategi kepala Daerah Membangun Dukungan Politik dengan DPRD Dalam Kondisi Pemerintahan Terbelah (Divided Government) di Kabupaten Grobogan, Program Studi Magister Ilmu Politik Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang.

Prasetya, Imam Yudhi. 2009. Pergeseran Peran Ideologi Dalam Partai Politik. Jurnal Ilmu Politik & Ilmu Pemerintahan, Volume 1, Nomor 1, hal. 30-40

Rahman, A.H.I. 2007. Sistem Politik Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu

Rupiarsieh, 2009. Perempuan Dalam Rekrutmen Legislatif pada Pemilu 1999 di Jawa Timur, Jurnal Delegasi, Nomor 1, Tahun VIII, April 2009, hal. 1-19

Sahid, Komarudin. 2011. Memahami Sosiologi Politik. Jakarta: Ghalia Indah.

Sahrasad, Herdi. 280 Kepala Daerah Korupsi, Pilkada Biang Keladi? 9 Nopember 2012, http://nasional.inilah.com/read/detail/1924879/280-kepala-daerah-korupsi-pilkada-biang-keladi

Satriawan, M. Iwan. 5 Juni 2012. Relasi Politik dan Korupsi. http://www.lampungpost.com/index.php/component/content/article/66-opini/37362- relasi-politik-dan-korupsi-m-iwan-satriawan-dosen-hukum-tata-negara-universitas-lampung.html

Simanullang, W.P. 2012. Jangan Hanya Salahkan Pemilukada Langsung, 12 September

2012, http://www.analisadaily.com/news/read/2012/09/12/

73842/jangan_hanya_salahkan_pemilukada_langsung/

Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 1998. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES Solechah, Siti Nur. 2009. Rekrutmen Politik Perempuan Bakal Calon Anggota DPRD

Provinsi Sumetera Utara. Jurnal Kajian. Volume 14, Nomor 4, Desember 2009. Surbakti, Ramlan. 1999. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo.

Suriata, I Nengah. 2011. Fungsi Kepala Daerah Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Sesuai dengan Prinsip-prinsip Demokrasi, Program Pascasarjana Universitas Udayana, Bali.

Syueb, Sudono. 2009. Dinamika Hukum Pemerintahan Daerah Sejak Kemerdekaan Sampai Era Reformasi. Surabaya: Laksbang Mediatama.

Tempo. 1 Oktober 2012. Golkar Evaluasi Rekrutmen Kepala Daerah, http://www.tempo.co/read/news/2012/10/01/

(27)

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik

Gambar

Tabel 1 Daftar Jumlah Pejabat Korupsi dan Partainya

Referensi

Dokumen terkait

Alasan siswa yang mengalami miskonsepsi jenis ini baik pada soal bentuk kartun maupun soal bentuk teks sama seperti alasan mereka pada kelompok benda diam

Berbagi link melalui note dapat dilakukan oleh guru Anda, kawan-kawan Anda, maupun Anda sendiri. Apabila Anda ingin berdiskusi atau menanyakan sesuatu melalui website

[r]

KGK 524 Ketika Gereja merayakan liturgi Adven setiap tahunnya, ia menghadirkan kembali pengharapan di jaman dahulu akan kedatangan Mesias, sebab dengan mengambil

4) Karmaşõk parçalar, bir ya da iki mõknatõslama ile bölümler halinde mõknatõslanmalõdõr. kolaylõkla muayene edilebilir. 5) Malzemenin artõk mõknatõslõk özelliklerini

kriteria ruang lingkup dan tingkat kompetensi yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang dirumuskan pada Standar Kompetensi Lulusan, yakni sikap,.. pengetahuan,

Penerapan Google MAPS dalam pengembangan sistem sudah cukup banyak digunakan, misalnya penelitian yang dilakukan oleh Intan Akbar Dewangga mengenai perancangan

Anak panah oranye = Angiogenesis; Anak panah hitam= pendarahan; Anak panah pink = blastema; Anak panah biru tua= pendarahan akibat ikan terjatuh; Anak panah biru muda = pembuluh