• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor- Faktor Resiko Terjadinya Kanker Serviks di RSUP Adam Malik Medan 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor- Faktor Resiko Terjadinya Kanker Serviks di RSUP Adam Malik Medan 2014"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

ESTER FARIDA SITUMORANG

145102157

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

FAKTOR-FAKTOR RESIKO TERJADINYA KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014

Karya Tulis Ilmiah

Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis ilmiah ini tidak terdapat karya

orang lain yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dan

sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain

atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis di acu dalam Karya Tulis

Ilmiah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juli 2015 Yang Menyatakan

(4)

i

FAKTOR-FAKTOR RESIKO TERJADINYA KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014

Abstrak

Ester Farida Situmorang

Latar belakang : Kanker seviks atau kanker leher rahim adalah tumor ganas primer yang berasal dari sel epitel skuamosa dan salah satu penyakit kanker yang paling banyak terjadi bagi kaum wanita. Setiap tahun di seluruh dunia, lebih dari 500 ribu kasus baru kanker leher rahim diketahui, 80% terjadi di negara berkembang. Angka kejadian kanker leher rahim di Indonesia sekitar 100 kasus per 100.000 penduduk.

Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan resiko terjadinya kanker serviks di RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2014.

Metodologi : Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah semua ibu yang terdiagnosa kanker serviks sebanyak 214 orang di RSUP H Adam Malik Medan

Tahun 2013-2014 dengan menggunakan teknik pengambilan sampel

total sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan analisa univariat.

Hasil : Dari hasil penelitian ini diperoleh ibu yang menderita kanker serviks berdasarkan paritas mayoritas ibu multigravida sebanyak 181 orang (85%).

Kesimpulan dan saran : Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa ibu yang memiliki

paritas multigravida dan usia pertama kali melakukan hubungan seksual ≤20

tahun faktor yang paling beresiko terjadinya kanker serviks. Diharapkan bagi wanita supaya lebih peduli dan mau memeriksakan diri ke petugas kesehatan khususnya pemeriksaan paps smear dan IVA Test untuk mengurangi terjadinya kanker serviks lebih lanjut.

(5)

ii Abstract

Ester Farida Situmorang

Background: Cancer of the cervix or cervical cancer is a primary malignant tumor derived from epithelial squamous cell and one of the most common cancer for women. Each year worldwide, more than 500 thousand new cases of cervical cancer are known, 80% occur in developing countries. The incidence of cervical cancer in Indonesia around 100 cases per 100,000 population.

Objective: This study aimed to determine the factors associated with the risk of cervical cancer in RSUP H. Adam Malik Hospital Medan 2014.

Methodology: This Research design descriptive with cross sectional approach. The sample was all women diagnosed with cervical cancer as many as 214 people at RSUP H. Adam Malik Hospital Medan Year 2013 to 2014 by total sampling technique. The data used is secondary data by univariate analysis.

Results: The results of this research showed that mothers who suffer cervical cancer by maternal parity majority multigravida as many as 181 people (85%).

Conclusions and suggestions: Based result on the research, mothers who have

multigravida parity and age at first sexual intercourse ≤20 years of the factors

most at risk of cervical cancer. Expected for women to be more caring and willing to consult with a healthcare especially by paps smear examination and IVA Test to reduce the occurrence of cervical cancer further.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya

Tulis Ilmiah yang berjudul “Faktor- Faktor Resiko Terjadinya Kanker Serviks di

RSUP Adam Malik Medan 2014 ”.

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan

moril maupun materil dari berbagai pihak untuk itu penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Asnah Sitohang , S.Kep, Ns, MKep. selaku Ketua Program

Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara.

3. Bapak Dr.Christoffel L Tobing, M.Ked(OG), SpO-(K) selaku Dosen

Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan masukan

kepada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Ibu Diah Lestari Nasution, SST, M.Keb , selaku dosen penguji I dalam

Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi studi D-IV Bidan Pendidik

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah

memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan serta nasihat selama

(7)

iv

memberikan dukungan, mendidik, membesarkan penulis dengan cinta

dan kasih sayang serta perhatian.

7. Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa, dukungan, cinta

dan kasih sayang, serta dorongan baik berupa moril maupun materil.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik, saran, dan

tanggapan demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini, sehingga karya tulis ilmiah

ini dapat diterima dan dilanjutkan serta memberi manfaat khususnya bagi penulis

sendiri dan semua pihak yang membaca.

Medan, Juli 2015

Penulis

(8)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

1. Tujuan Umum ... 4

2. Tujuan Khusus ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Anatomi dan Histologi Serviks ... 6

B. Kanker Serviks ... 7

1. Pengertian Kanker Serviks ... 7

2. Epidemiologi Kanker Serviks ... 8

3. Etiologi Kanker Serviks ... 8

4. Faktor Resiko Kanker Serviks ... 10

5. Gejala Klinis Kanker Serviks ... 13

6. Diagnosa Kanker Serviks ... 15

7. Klasifikasi Histopatologi dan Stadium Klinik Kanker Serviks ... 16

8. Terapi Kanker Serviks ... 19

(9)

vi

BAB III KERANGKA KONSEP ... 23

A. Kerangka Konsep ... 23

B. Defenisi Operasional ... 24

BAB IV METODE PENELITIAN ... 25

A. Desain Penelitian ... 25

B. Populasi dan Sampel ... 25

1. Populasi ... 25

2. Sampel ... 25

C. Tempat Penelitian... 26

D. Waktu Penelitian ... 26

E. Etika Penelitian ... 26

F. Alat Pengumpulan Data ... 26

G. Prosedur Pengumpulan Data ... 26

H. Pengolahan dan Rencana Analisa Data ... 27

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Karakteristik Individu ... 29

B. Pembahasan ... 33

1. Umur ... 33

2. Usia Pernikahan Pertama ... 34

3. Jumlah Paritas ... 35

4. Kontrasepsi ... 35

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 37

A. Kesimpulan dan Saran ... 37

B. Saran ... 37

DAFTAR PUSTAKA

(10)

vii

DAFTAR SKEMA

(11)

viii

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Kejadian Kanker Serviks Yang Tercatat di

Rekam Medik di Rumah Sakit Haji Adam MalikMedan Tahun

2014 ... 29

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Kejadian Kanker Serviks Berdasarkan usia

di Rumah Sakit Haji Adam MalikMedan Tahun 2014 ... 30

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kejadian Kanker Serviks Berdasarkan Usia

Nikah Pertama di Rumah Sakit Haji Adam MalikMedan Tahun

2014 ... 30

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Kejadian Kanker Serviks Berdasarkan

Jumlah Paritas di Rumah Sakit Haji Adam MalikMedan Tahun

2014 ... 31

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Kejadian Kanker Serviks Berdasarkan

Riwayat Penggunaan Kontrasepsi di Rumah Sakit Haji Adam

(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat izin penelitian dari Fakultas Keperawatan DIV Bidan

Pendidik

Lampiran 2 : Surat balasan penelitian dari RSUP Adam Malik Medan

Lampiran 3 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 4 : Lembar Checklist

Lampiran 5 : Master Data Penelitian

Lampiran 5 : Daftar Riwayat Hidup

(13)

i Abstrak

Ester Farida Situmorang

Latar belakang : Kanker seviks atau kanker leher rahim adalah tumor ganas primer yang berasal dari sel epitel skuamosa dan salah satu penyakit kanker yang paling banyak terjadi bagi kaum wanita. Setiap tahun di seluruh dunia, lebih dari 500 ribu kasus baru kanker leher rahim diketahui, 80% terjadi di negara berkembang. Angka kejadian kanker leher rahim di Indonesia sekitar 100 kasus per 100.000 penduduk.

Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan resiko terjadinya kanker serviks di RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2014.

Metodologi : Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah semua ibu yang terdiagnosa kanker serviks sebanyak 214 orang di RSUP H Adam Malik Medan

Tahun 2013-2014 dengan menggunakan teknik pengambilan sampel

total sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan analisa univariat.

Hasil : Dari hasil penelitian ini diperoleh ibu yang menderita kanker serviks berdasarkan paritas mayoritas ibu multigravida sebanyak 181 orang (85%).

Kesimpulan dan saran : Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa ibu yang memiliki

paritas multigravida dan usia pertama kali melakukan hubungan seksual ≤20

tahun faktor yang paling beresiko terjadinya kanker serviks. Diharapkan bagi wanita supaya lebih peduli dan mau memeriksakan diri ke petugas kesehatan khususnya pemeriksaan paps smear dan IVA Test untuk mengurangi terjadinya kanker serviks lebih lanjut.

(14)

ii

RISK FACTORS OF CERVICAL CANCER IN HAJI ADAM MALIK PUBLIC HOSPITAL MEDAN 2014

Abstract

Ester Farida Situmorang

Background: Cancer of the cervix or cervical cancer is a primary malignant tumor derived from epithelial squamous cell and one of the most common cancer for women. Each year worldwide, more than 500 thousand new cases of cervical cancer are known, 80% occur in developing countries. The incidence of cervical cancer in Indonesia around 100 cases per 100,000 population.

Objective: This study aimed to determine the factors associated with the risk of cervical cancer in RSUP H. Adam Malik Hospital Medan 2014.

Methodology: This Research design descriptive with cross sectional approach. The sample was all women diagnosed with cervical cancer as many as 214 people at RSUP H. Adam Malik Hospital Medan Year 2013 to 2014 by total sampling technique. The data used is secondary data by univariate analysis.

Results: The results of this research showed that mothers who suffer cervical cancer by maternal parity majority multigravida as many as 181 people (85%).

Conclusions and suggestions: Based result on the research, mothers who have

multigravida parity and age at first sexual intercourse ≤20 years of the factors

most at risk of cervical cancer. Expected for women to be more caring and willing to consult with a healthcare especially by paps smear examination and IVA Test to reduce the occurrence of cervical cancer further.

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker merupakan suatu penyakit yang dianggap sebagai masalah besar

di dunia. Setiap tahun dijumpai hampir 6 juta penderita baru yang diketahui

mengidap kanker dan lebih dari 4 juta di antaranya meninggal. Menurut

data WHO, setiap tahun ada 6,25 juta penderita kanker dan dalam dekade terakhir

ada 9 juta manusia mati karena kanker. Kanker serviks masih menempati posisi

kedua terbanyak pada keganasan wanita setelah kanker payudara dan

diperkirakan diderita oleh 500.000 wanita tiap tahunnya. Pada tahun 2006, dari

470 kasus baru kanker serviks di seluruh dunia, 79% terjadi di negara

berkembang.

Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada daerah rahim yaitu

daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk kearah rahim.

Letaknya antara rahim (uterus) dengan liang senggama wanita atau vagina

(Isdarianto,2010).

Kanker serviks atau karsinoma serviks uterus merupakan merupakan jenis

kanker yang kedua terbanyak pada perempuan diseluruh dunia setelah kanker

payudara, di Indonesia kanker serviks menduduki perinkat pertama (Setiawan, 2008).

Menurut data WHO setiap dua menit wanita meninggal dunia karena kanker

serviks di Negara berkembang. Sekitar 510.000 wanita diseluruh dunia didiangnosa

menderita kanker serviks dan rata-rata 280.000 meninggal tiap tahunnya. Angka

(16)

2

setelah kanker payudara. Sementara itu dinegara berkembang masih menempati urutan

teratas sebagai penyebab kematian akibat kanker di usia reproduktif. Dari 100% kasus

kanker serviks hampir 80% kasus berada di Negara berkembang (Suheimi, 2010).

Data yang diperoleh dari Ferlay Parkin, dkk, pada tahun 2006

menyebutkan bahwa Asia masih menduduki peringkat pertama kasus kanker

serviks yaitu 265,884 setelah Amerika 14,670 (<9,2%), Europe 59,931(<26,2%),

Afrika 78,897 (<32,6%) (Rasjidi,2009).

Angka prevalensi kanker serviks di dunia adalah 39,7%. Di Asia Pasifik

tahun 2000, insidens kanker serviks ditemukan sebanyak 510/100.000 wanita

dengan case fatality rate (CFR), 52%. Salah satu jenis kanker yang paling

populer ditemukan di kalangan wanita Indonesia adalah kanker serviks dengan

frekuensi relatif tertinggi (25,6%). Kanker ini merupakan penyakit keganasan

yang menimbulkan masalah kesehatan reproduksi pada kaum wanita. Terdapat

perbagai faktor resiko dan paparan yang diduga mendukung terjadinya

kanker serviks. Insidens kanker serviks di Indonesia masih menempati urutan

teratas dari 10 jenis kanker pada wanita yaitu sekitar 68,1%. Angka prevalensi

kanker serviks di Indonesia adalah 28,66%.

Menurut perkiraan Departemen Kesehatan RI, jumlah wanita penderita

baru kanker serviks berkisar 90-100 kasus per 100.000 penduduk dan setiap tahun

terjadi 40 ribu kasus kanker serviks. Selain itu, lebih dari 70% yang didapati

dirumah sakit dalam kondisi stadium lanjut.

Menurut data yayasan kanker Indonesia, angka prevelensi wanita pengidap

kanker serviks di Indonesia tergolong besar. Setiap hari ditemukan 40-45 kasus

(17)

Pada usia remaja (12-20 tahun) organ reproduksi wanita sedang aktif

berkembang.Ransangan penis/ sperma dapat memicu perubahan sifat sel menjadi

tidak normal, apalagi bila terjadi luka saat berhubungan seksual dan kemudian

infeksi virus HPV. Sel abnormal inilah yang berpotensi tinggi menyebabkan

kanker serviks (Soebachman, 2011).

Di Indonesia prevelensi kanker serviks adalah 4,3%. Ini berarti jumlah

penderita kanker serviks adalah sekitar 8174 penderita. Kanker serviks terjadi

pada wanita dibawah usia <35 tahun. Sebesar 50% kasus ditemukan pada wanita

usia 35-55 tahun, 50% nya ditemukan pada wanita dibawah usia <35 tahun.

(Laila, 2011).

Beberapa yang diduga meningkatkan kejadian kanker serviks yaitu faktor

sosiodemokrafis yang meliputi usia, status social ekonomi, dan faktor gaya hidup

yang meliputi usia usia pertama kali melakukan hubungan seks, pasangan seks

yang berganti-ganti, paritas, kurang menjaga kebersihan genitalia, merokok,

riawayat penyakit kelamin, terutama kronis pada serviks (Rasjidi, 2007).

Penularan virus HPV (Human Papiloma Virus) bisa terjadi melalui

aktivitas seksual yang terlalu muda (<16 tahun). Penularan virus ini dapat terjadi

baik dengan trasmisi melalui organ genitalia organ genital, oral kegenital, maupun

secara manual kogenital. (Rasjidi,2010).

Di Sumatera Utara diperoleh data dari Dinas Kesehatan Provinsi, jumlah

penderita kanker serviks pada tahun 1999 tercatat 475 kasus, tahun 2000

sebanyak 548 kasus dan tahun 2001 sebanyak 683 kasus. Angka kematian ini

juga menunjukkan bahawa upaya pencegahan di negara-negara sedang

(18)

4

dilakukan penelitian tentang gambaran penderita kanker serviks berdasarkan

faktor-faktor resiko di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan

pada tahun 2014.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “Faktor - faktor apa sajakah yang berhubungan dengan resiko terjadinya

kanker serviks di RSUP H. Medan Tahun 2014.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum :

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan resiko

terjadinya kanker serviks pada penderita kanker serviks di RSUP H. Medan Tahun

2014.

2. Tujuan Khusus

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui antara lain yaitu :

a. Untuk mengidentifikasi faktor resiko terjadinya kanker serviks di Rumah

Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2014 berdasarkan umur.

b. Untuk mengidentifikasi faktor resiko terjadinya kanker serviks di Rumah

Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2014 berdasarkan usia

(19)

c. Untuk mengidentifikasi faktor resiko terjadinya kanker serviks di Rumah

Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2014 berdasarkan jumlah

paritas.

d. Untuk mengidentifikasi faktor resiko terjadinya kanker serviks di Rumah

Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2014 berdasarkan alat

kontrasepsi yang digunakan dalam jangka panjang.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan dalam menerapkan ilmu yang

didapat selama duduk dibangku kuliah khususnya ilmu metodologi penelitian dan

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan D IV Bidan Pendidik.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Untuk menambah bahan bacaan diperpustakaan yang dapat dijadikan sebagai

informasi bagi pengembangan mutu pelayanan kesehatan lebih lanjut bagi yang

membutuhkan.

3. Bagi Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik

Sebagai sumber masukan dan informasi tambahan bagi pimpinan Rumah

Sakit Haji Adam Malik Medan serta petugas kesehatan yang ada disana dalam

pengambilan kebijakan terhadap penanganan faktor resiko terjadinya kanker

(20)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi dan Histologi Serviks

Serviks merupakan bagian bawah uterus yang menonjol ke dalam

liang vagina sebagai porsio vaginalis dan menghubungkan organ ini ke vagina

melalui kanalis servikalis. Ini dibagi atas porsio yang menonjol ke dalam vagina

(porsio vaginalis) dan di atas vagina (porsio supravaginal). Kanalis servikalis

yang bermuara ke dalam uterus adalah orifisium internum, dan yang bermuara ke

dalam vagina adalah orifisium eksternum. Permukaan luar dari porsio vaginalis

dikenal sebagai ektoserviks dan porsio yang berhubungan dengan kanal

endoservik adalah endoservik. Berbeda dengan stratum fungsional endometrium,

mukosa servikal mengalami sedikit sekali perubahan dan tidak dilepaskan selama

masa menstruasi. Namun serviks mengandung banyak kelenjar bercabang, dan

kelenjar ini menampakkan perubahan aktivitas sekretoris selama fase-fase siklus

menstruasi yang berbeda. Jumlah dan jenis mukus yang disekresi

kelenjar-kelenjar servikal berubah selama siklus menstruasi karena dipengaruhi hormon

ovarium berbeda. Sebagian besar ektoserviks dilapisi epitel skuamous non

keratinizing dan pada anak terdiri dari 3 lapisan yaitu : sel basal, midzone

(stratum spongiosum) dan superfisial.

Morfologi dari berbagai lapisan ini bervariasi pada setiap usia dimana

pada wanita post menopause sel-sel atrofi dan menunjukkan inti dan sitoplasma

(21)

Mukosa kelenjar endoserviks dilapisi oleh sel-sel kolumnar yang

mensekresi mukus. Epitel kelenjar ini imunoreaktif terhadap reseptor estrogen.

Daerah peralihan epitel skuamous dengan epitel kelenjar dikenal

sebagai squamocolumnar junction atau daerah zona transisi ( T zone (Rasjidi,

Sulistiyanto,2007).

B. Kanker Serviks

1. Pengertian Kanker Serviks

Kanker Serviks ataupun lebih dikenali sebagai kanker leher rahim adalah

tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim / serviks yang merupakan bagian

terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Pada penderita kanker

serviks terdapat sekelompok jaringan yang tumbuh secara terus - menerus yang

tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak berguna bagi tubuh, sehingga

jaringan disekitarnya tidak dapat berfungsi dengan baik (Samadi H, 2010). 90%

dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10%

sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang

menuju ke dalam rahim. Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi

abnormal dan membelah secara tak terkendali (Rasjidi I, 2008). Jika sel serviks

terus membelah maka akan terbentuk suatu massa jaringan yang disebut tumor

yang bisa bersifat jinak atau ganas. Jika tumor tersebut ganas, maka

keadaannya disebut kanker serviks. Kanker serviks biasanya menyerang wanita

(22)

8

2. Epidemiologi Kanker Serviks

Kanker serviks merupakan penyebab terbesar kematian dari kanker

ginekologik di seluruh dunia, di mana setengah juta kasus di diagnosa setiap

tahun. Dilaporkan insiden kanker serviks lebih tinggi di negara sedang

berkembang. Akibat kurangnya program skreening pap smear yang dilakukan.

Di Amerika latin, sub sahara Afrika dan Asia tenggara termasuk Indonesia kanker

serviks menduduki urutan kedua setelah kanker payudara.

Di Indonesia dilaporkan jumlah karsinoma serviks baru adalah 100

per 100.000 penduduk per tahun atau 180.000 kasus baru dengan usia antara

45-54 tahun dan menempati urutan teratas dari 10 kanker yang terbanyak pada

wanita. Federation of Gynecologists and Obstetricians (FIGO) melaporkan

pada tahun 1998 menunjukkan kelompok usia 30-39 tahun dan 60-69 tahun sama

banyaknya. Kelompok usia 30-39 tahun pada stadium I a, sedang stadium I b dan

II pada kelompok usia 40 tahun. Kelompok usia 60-69 tahun merupakan

proporsi tertinggi pada stadium III dan IV.

3. Etiologi Kanker Serviks

Penyebab tersering kanker serviks adalah infeksi virus HPV. Lebih

dari 90% kanker serviks jenis skuamosa mengandung DNA virus HPV dan

50% kanker serviks berhubungan dengan HPV tipe 16 (Ferlay J et al, 2002). HPV

adalah virus DNA yang menginfeksi sel-sel epitel (kulit dan mukosa).

Infeksi HPV umumnya terjadi setelah wanita melakukan hubungan seksual dan

umumnya terjadi pada usia sekitar 25 tahun. Selama hidupnya, hampir

kebanyakkan wanita dan laki-laki pernah terkena infeksi HPV dan 80 persen

(23)

bersifat hilang timbul sehingga tidak terdeteksi dalam kurun waktu 2 tahun

setelah infeksi.

Hanya sebagian kecil saja dari infeksi tersebut menetap dalam jangka

lama sehingga menimbulkan kerusakan lapisan lendir menjadi pra-kanker. HPV

jenis 16, 18, 31,33, 35, 39, 45, 51, dan 58 tergolong menimbulkan risiko tinggi

terjadinya pra- kanker, yaitu menimbulkan kerusakan sel lendir luar menuju

keganasan yaitu cervical intraephitelial neoplasma atau disingkat CIN. HPV tipe

16 mendominasi infeksi (50-60%) pada penderita kanker leher rahim disusul

dengan tipe 18 (10-15%). Dari infeksi HPV sampai dengan terjadinya kanker

memerlukan waktu cukup lama, yaitu hampir 20 tahun. Hanya sebagian kecil

wanita pengidap HPV akan berubah statusnya menjadi fase pra-kanker.

Apabila fase tersebut tidak segera diobati maka setelah beberapa tahun

mengidap infeksi maka kondisi pra- kanker berubah menjadi kanker. Virus HPV

tipe 16 dan 18 ini replikasi melalui sekuensi gen E6 dan E7 dengan mengode

pembentukan protein-protein yang penting dalam replikasi virus. Onkoprotein dari

E6 akan mengikat dan menjadikan gen penekan tumor (p53) menjadi tidak aktif,

sedangkan onkoprotein E7 akan berikatan dan menjadikan produk gen

retinoblastoma (pRb) menjadi tidak aktif. (Lilis R., 2002).

Penelitian yang dilakukan RSCM bekerjasama dengan Universitas

Leiden, Belanda (2000), menunjukkan HPV ditemukan pada 96% penderita

kanker serviks. Menurut spesialis kebidanan, ahli kanker dan kandungan dari

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr Laila Nuranna, SpOG(K),

99,7% kanker serviks disebabkan oleh HPV Onkogenik. HPV 16 dan 18

(24)

10

Insidens kanker serviks menurut Departemen Kesehatan (2000), 100 per 100.000

perempuan pertahun, sedangkan dari data laboratorium patologi anatomi seluruh

Indonesia, frekuensi kanker serviks adalah paling tinggi di antara kanker

yang ada di Indonesia maupun di Rumah Sakit Pusat Nasional Dr. Cipto

Mangunkusumo dengan frekuensi 76,2% (Aziz M.F, 2006).

4. Faktor Resiko Kanker Serviks

Faktor resiko adalah faktor yang mempermudah timbulnya penyakit

kanker serviks. Antara faktor resiko terjadinya kanker serviks adalah :

a. Umur

Pada umumnya, resiko untuk mendapatkan kanker serviks bertambah

selepas umur 25 tahun. Stadium prakanker serviks dapat ditemukan pada

awal usia 20-an. Kanker serviks juga ditemukan pada wanita antara umur 30-60

tahun dan insiden terbanyak pada umur 40-50 tahun dan akan menurun drastis

sesudah umur 60 tahun (Parson). Sedangkan, penderita kanker serviks rata-rata

dijumpai pada umur 45 tahun. Menurut Aziz M.F.(2006), umumnya insidens

kanker serviks sangat rendah di bawah umur 20 tahun dan sesudahnya menaik

dengan cepat dan menetap pada usia 50 tahun. Menurut Agustina S, 2011)

kanker serviks terjadi pada wanita yang berumur lebih 40 tahun tetapi bukti

statistik menunjukkan kanker serviks dapat juga menyerang wanita antara usia

20- 30 tahun.

b. Aktivitas seksual pada usia muda

Umur pertama kali hubungan seksual merupakan salah satu faktor yang

cukup penting. Makin muda seorang perempuan melakukan hubungan seksual,

(25)

dalam kehidupan selanjutnya (Rasjidi I., 2008). Resiko kanker serviks akan

meningkat pada pernikahan usia muda atau pertama kali koitus, yaitu pada umur

15-20 tahun atau pada belasan tahun serta period laten antara pertama kali koitus

sampai terdeteksi kanker serviks selama 30 tahun.Menurut Aziz M.F (2006),

wanita di bawah usia 16 tahun menikah biasanya 10-12 kali lebih besar terserang

kanker serviks daripada yang berusia 20 tahun ke atas.

c. Kebiasaan Berganti Pasangan

Wanita yang sering melakukan seks dengan bertukar pasangan

mempunyai resiko mendapat kanker serviks. Selain itu, pasangan dari pria

dengan kanker penis atau pasangan dari pria yang istrinya meninggal terkena

kanker serviks juga akan meningkatkan resiko kanker serviks. Dari hasil

penelitian, ditemukan bahwa faktor koitus dengan seringnya berganti pasangan

merupakan faktor yang berpengaruh untuk terjadinya kanker serviks. Belinson

menemukan kasus kanker serviks 4 kali lebih banyak pada wanita yang

melakukan prostitusi. Berganti- berganti pasangan dalam hubungan seksual

memperbesar kemungkinan terinfeksi HPV (Kartikawati, 2013).

d. Riwayat Ginekologis Dan Jumlah Paritas

Walaupun usia menarke atau menopause tidak mempengaruhi resiko

kanker serviks, hamil di usia muda, jumlah kehamilan atau manajemen persalinan

yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko.Kanker serviks sering diasosiasikan

dengan kehamilan pertama pada usia muda, jumlah kehamilan yang banyak dan

jarak kehamilan yang pendek (Rasjidi I.,2008). Umur melahirkan pertama kali

kurang dari 20 tahun dianggap mempunyai resiko untuk terjadi kanker serviks.

(26)

12

Kategori partus ini belum ada keseragaman tetapi menurut pakar angka berkisar

antara 3- 5 kali partus. Green menemukan penderita kanker serviks adalah 7,9

% multi para dan 51 % nulli para.

e. Agen Infeksius

Human Papilloma Virus (HPV). Terdapat sejumlah bukti yang

menunjukkan HPV sebagai penyebab neoplasia servikal. HPV tipe 6 dan 11

berhubungan erat dengan displasia ringan yang sering regresi. HPV tipe 16 dan

18 dihubungkan dengan dysplasia berat, yang jarang regresi dan seringkali

progresif menjadi karsinoma insitu (Aziz, M.F.,2002). Walaupun semua virus

herpes simpleks tipe 2 belum didemonstrasikan pada sel tumor, teknik hibridisasi

insitu telah menunjukkan terdapat HSV RNA spesifik pada sampel jaringan

wanita dengan displasia serviks. Infeksi Trikomonas, sifilis, dan gonokokus

ditemukan berhubungan dengan kanker serviks.

f. Kontrasepsi

Pemakaian kontrasepsi lebih dari 4 atau 5 tahun dapat meningkatkan

resiko terkena kanker serviks 1,5 - 2,5 kali. Beberapa penelitian menunjukkan

bahwa kontrasepsi jenis oral menyebabkan wanita sensitif terhadap HPV

yang dapat menyebabkan adanya peradangan pada genitalia sehingga beresiko

untuk terjadi kanker serviks. ( A m i a t i , 2 0 1 3 ) . Pil merupakan bentuk

kontrasepsi yang paling dapat diandalkan untuk sebagian besar perempuan namun

pil KB dapat menurunkan kekebalan alami terhadap infeksi dan dapat juga

mempengaruhi cara tubuh menggunakan asam folat ( dan terbukti yang

menyatakan perempuan dengan test Pap Smear positif seringkali menderita

(27)

g. Merokok

Merokok pada wanita selain mengakibatkan penyakit pada paru-paru dan

jantung, kandungan nikotin dalam rokok pun biasanya mengakibatkan

kanker serviks. Nikotin mempermudah selaput untuk dilalui zat karsinogen.

Bahan karsinogenik spesifik dari tembakau dijumpai dalam lender serviks

wanita perokok. Bahan ini dapat merusak DNA sel epitel skuamosa dan bersama

dengan infeksi HPV mencetuskan transformasi maligna. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa semakin banyak dan lama wanita merokok maka semakin

tinggi resiko untuk terkena kanker serviks (Rahayu W, 2011).

5. Gejala Klinis Kanker Serviks a. Keputihan

Pada permulaan penyakit yaitu pada stadium praklinik (karsinoma insitu

dan mikro invasif) belum dijumpai gejala-gejala yang spesifik bahkan sering

tidak dijumpai gejala. Awalnya, keluar cairan mukus yang encer, keputihan

seperti krem tidak gatal,kemudian menjadi merah muda lalu kecoklatan dan

sangat berbau bahkan sampai dapat tercium oleh seisi rumah penderita. Bau ini

timbul karena ada jaringan nekrosis (Tilong A, 2012).

b. Perdarahan Pervaginam

Awal stadium invasif, keluhan yang timbul adalah perdarahan di luar

siklus haid, yang dimulai sedikit-sedikit yang makin lama makin banyak

atau perdarahan terjadi di antara 2 masa haid.Perdarahan terjadi akibat

terbukanya pembuluh darah disertai dengan pengeluaran sekret berbau busuk,bila

perdarahan berlanjut lama dan semakin sering akan menyebabkan penderita

(28)

14

kanker serviks stadium lanjut (Aziz,M.F. dan Saifuddin,A.B., 2006).

c. Perdarahan Kontak

Keluhan ini sering dijumpai pada awal stadium invasif, biasanya timbul

perdarahan setelah bersenggama. Hal ini terjadi akibat trauma pada permukaan

serviks yang telah mengalami lesi (Rasjidi I, 2008).

d. Nyeri

Rasa nyeri ini dirasakan di bawah perut bagian bawah sekitar

panggul yang biasanya unilateral yang terasa menjalar ke paha dan ke seluruh

panggul. Nyeri bersifat progresif sering dimulai dengan “Low Back Pain” di

daerah lumbal, menjalar ke pelvis dan tungkai bawah, gangguan miksi dan berat

badan semakin lama semakin menurun khususnya pada penderita stadium lanjut.

e. Konstipasi

Apabila tumor meluas sampai pada dinding rektum, kemudian terjadi

keluhan konstipasi dan fistula rectoingional (Thomas, R.,2002).

f. Inkontinensia Urin

Gejala ini sering dijumpai pada stadium lanjut yang merupakan

komplikasi akibat terbentuknya fistula dari kandung kemih ke vagina ataupun

fistula dari rektum ke vagina karena proses lanjutan metastase kanker serviks

(Thomas, R., 2002)

g. Gejala-gejala lain

Semakin lanjut dan bertambah parahnya penyakit, penderita akan menjadi

kurus, anemis karena perdarahan terus-menerus, malaise, nafsu makan hilang,

(29)

6. Diangnosa Kanker Serviks

Kanker serviks pada masa prakanker atau stadium awal tidak

menimbulkan gejala sehingga dengan membuat diagnosis sedini mungkin

dan memulai pengobatan yang sesuai, hasil yang diperoleh akan lebih baik

sehingga jumlah wanita yang meninggal akibat kanker serviks dapat berkurang.

a. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan serviks merupakan prosedur mutlak yang perlu dilakukan

untuk melihat perubahan portio vaginalis dan mengambil bahan apusan

untuk pemeriksaan sitologi ataupun biopsi. Setelah biopsi, pemeriksaan

dilanjutkan dengan palpasi bimanual vagina dan rektum untuk mengetahui luas

massa tumor pada serviks dan rektum.

b. Tes Paps smear.

Tes Pap merupakan salah satu pemeriksaan sel serviks untuk mengetahui

perubahan sel, sampai mengarah pada pertumbuhan sel kanker sejak dini.

Apusan sitologi pap diterima secara universal sebagai alat skrining kanker

serviks. Metode ini peka terhadap pemantauan derajat perubahan pertumbuhan

epitel serviks. Pemeriksaan Tes Pap dianjurkan secara berkala meskipun tidak ada

keluhan terutama bagi yang berisiko (1-2 kali setahun). Berkat teknik Tes Pap,

angka kematian turun sampai 75% (Manam E, 2011).

c. Kolposkopi

Kolposkopi adalah alat ginekologi mikroskop binokuler dengan sumber

cahaya yang terang yang digunakan untuk melihat perubahan stadium dan luas

pertumbuhan abnormal epitel serviks. Metode ini mampu mendeteksi pra

(30)

16

Kolposkopi hanya digunakan selektif pada sitologi Tes Pap abnormal yaitu

displasia dan karsinoma in situ atau kasus yang mencurigakan maligna.

Kombinasi kolposkopi dan tes Pap memberikan ketepatan diagnostic lebih

kuat. Sensitivitas tes Pap dan kolposkopi masing-masing 55% dan 95% dan

spesifisitas masing-masing 78,1% dan 99,7% (Tilong A, 2012)

d. Konisasi

Konisasi adalah operasi dengan mengambil volume jaringan dari aksis

sentral longitudinal serviks, tindakan ini meliputi os eksternal dan

kanalendoserviks dengan panjang tertentu. Jika pemeriksaan kolposkopi tidak

memuaskan maka konisasi harus dilakukan yaitu pengawasan endoserviks

dengan serat asetat selulosa di mana daerah abnormal ternyata masuk ke dalam

kanalis servikalis.

e. Biopsi

Biopsi memerlukan prosedur diagnostik yang penting sekalipun

sitologi apusan serviks menunjukkan karsinoma. Spesimen diambil dari

daerah tumor yang berbatasan dengan jaringan normal. Jaringan yang

diambil diawetkan dengan formalin selanjutnya diproses melalui beberapa

tahapan hingga jaringan menjadi sediaan yang siap untuk diperiksa secara

mikroskopis (Amalia, 2009).

7. Klasifikasi Histopatologi dan Stadium Klinik Kanker Serviks. a. Klasifikasi Histopatologi

Secara histopatologi kanker serviks terdiri atas berbagai jenis. Dua bentuk

yang sering dijumpai adalah karsinoma sel skuamosa dan adenokarsinoma.

(31)

jenis adenokarsinoma dan 5% adalah jenis adenoskuamosa, sel jernih, sel

kecil dan lain-lain (Rasjidi, 2007)

Jenis histopatologik kanker serviks menurut WHO, 1994 dibagi menjadi

sebagai berikut :

KARSINOMA SEL SKUAMOSA Dengan pertandukan

Tanpa pertandukan Tipe verukosa

Tipe limfoepitelioma ADENOKARSINOMA Tipe musinosa

Tipe mesonefrik Tipe sel jernih Tipe serosa

Tipe endometrioid

KARSINOADENOSKUAMOSA Karsinoma glassy cell

Karsinoma sel kecil Karsinoma adenoid basal Tumor karsinoid

Karsinoma adenoid kistik TUMOR MESENKIM

(32)

18

b. Stadium Klinik Kanker Serviks

Stadium klinik yang sering digunakan adalah klasifikasi yang dianjurkan

oleh International Federation Of Gynecology and Obstetricts (WHO, 2006) yaitu

seperti berikut :

Stadium 0 : Karsinoma insitu atau intraepitel, selaput basal masih utuh.

Stadium 1 : Karsinoma masih terbatas pada serviks

1A : Invasi kanker ke stroma hanya dapat dikenali secara mikroskopik, lesi

dapat dilihat secara langsung walau dengan invasi yang sangat superfisial

dikelompokkan sebagai stadium 1b. Kedalaman invasi ke stroma tidak

lebih dari 5mm dan lebarnya lesi tidak lebih dari 7 mm

1A1 : Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih dari 3mm dan lebar tidak

lebih dari 7mm.

1A2 : Invasi ke stroma dengan kedalaman lebih dari 3mm tapi kurang dari

5mm dan lebar tidak lebih dari 7 mm.

1B : Lesi terbatas di serviks atau secara mikroskopis lebih dari 1a.

1B1 : Besar lesi secara klinis tidak lebih dari 4cm.

1B2 : Besar lesi secara klinis lebih dari 4cm.

Stadium II : Telah elibatkan vagina, tetapi belum sampai 1/3 bawah atau

infiltrasi ke parametrium belum mencapai dinding panggul.

IIA : Telah melibatkan vagina tapi belum melibatkan parametrium.

IIB : Infiltrasi ke parametrium,tetapi belum mencapai dinding panggul

Stadium Ш : Telah melibatkan 1/3 bawah vagina atau adanya perluasan sampai

dinding panggul. Kasus dengan hidroneprosis atau gangguan

fungsi ginjal dimasukkan dalam stadium ini, kecuali kelainan

(33)

ШA : Keterlibatan 1/3 bawah vagina dan infiltrasi parametrium belum

mencapai dinding panggul.

ШB : Perluasan sampai dinding panggul atau adanya hidroneprosis atau

gangguan fungsi ginjal.

Stadium ІV : Perluasan ke luar organ reproduktif.

ІVA : Keterlibatan mukosa kandung kemih atau mukosa rectum.

ІVB : Metastase jauh atau telah keluar dari rongga panggul.

8. Terapi Kanker Serviks

Bila diagnosa histopatologik telah dibuat, maka pengobatan harus

segera dilakukan dan pilihan pengobatan tergantung pada beberapa faktor yaitu :

1. Letak dan luas lesi

2. Usia dan jumlah anak serta keinginan menambah jumlah anak

3. Adanya patologi lain dalam uterus

4. Keadaan sosial ekonomi

5. Fasilitas

Pengobatan kanker serviks tergantung pada tingkatan stadium klinis. Secara

umum dapat digolongkan ke dalam tiga golongan terapi yaitu :

i. Operasi

Operasi dilakukan pada stadium klinis І dan П, meliputi histerektomi

radikal, histerektomi ekstrafasial dan limpadenotomi. Pada stadium klinis П, di

samping operasi, dilakukan juga terapi radiasi untuk mengurangi resiko penyakit

(34)

20

ii. Radioterapi

Terapi radiasi yaitu dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi

yang dapat dilakukan secara internal maupun eksternal. Terapi radiasi dilakukan

pada Stadium klinis Ш. Selain radiasi terkadang diberikan pula kemoterapi

sebagai kombinasi terapi. (Rini B, 2009).

iii. Kemoterapi

Kemoterapi dilakukan bila terapi radiasi tidak mungkin diberikan karena

metastase sudah sangat jauh. Umumnya diberikan pada Stadium klinis ІV B dan

hanya bersifat paliatif. (Rini B, 2009)

9. Prognosis Kanker Serviks

Faktor-faktor yang menentukan prognosis adalah umur, keadaan umum

fisik, tingkat klinik, ciri-ciri histologik sel-sel tumor, kemampuan ahli yang

menangani dan sarana yang tersedia. Kemampuan mempertahankan kelangsungan

hidup pasien 5 tahun setelah pengobatan adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Angka Ketahanan Hidup Berdasarkan Stadium Kanker STADIUM KANKER ANGKA KETAHANAN HIDUP

Stadium I 80 % - 90 %

Stadium II 50 % - 65 %

Stadium III 25 % - 35 %

Stadium IV 0 % - 15 %

(35)

10. Upaya Pencegahan

Upaya pencegahan dapat dilakukan melalui pencegahan primer, sekunder,

dan tertier.

a. Pencegahan Primer

Pencegahan primer harus dilakukan dengan menghindari faktor resiko

seperti tidak merokok dan juga dengan vaksinasi. Kelompok yang beresiko juga

harus melakukan tes paps smear secara rutin. Pencegahan primer juga dilakukan

dengan penyuluhan dan pendidikan kepada masyarakat mengenai penyebab dan

faktor resiko terjadinya kanker serviks. Keberhasilan program penyuluhan

dilanjutkan dengan skrining (Rasjidi,2008).

b. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan dengan cara deteksi dini terhadap kanker.

Artinya penyakit harus ditemukan pada saat pra kanker. Salah satu bentuk

pencegahan sekunder adalah dengan melakukan tes paps smear secara teratur.

Paps smear adalah semata-mata alat screening dan peranannya terutama pada

wanita-wanita yang asimtomatis. Pemeriksaan papsmear berguna untuk

mendeteksi adanya kanker serviks pada stadium dini, khususnya pada wanita yang

telah melakukan hubungan seksual (Grunberg A.G., Vischjager P., 2005).

Bagi wanita yang beresiko tinggi sebaiknya menjalani paps smear lebih

sering (dua kali setahun) dan dilakukan secara teratur selama dua tahun. Jika

hasilnya negative, maka pemeriksaan selanjutnya setiap 3 tahun sekali sampai usia

65 tahun. Bila ada lesi pada serviks harus dilakukan biopsi sebab lesi dapat

menunjukkan hasil paps smear negative. Penting sekali untuk melakukan

(36)

22

c. Pencegahan Tertier

Pencegahan tertier dapat dilakukan berupa penyuluhan terhadap pasangan

penderita kanker serviks khususnya yang telah menjalani histerektomi total agar

tetap memperlakukan pasangannya sebagaimana biasanya, sehingga

keharmonisan hubungan suami istri tetap terjaga. Konseling dapat dilakukan

terhadap penderita stadium lanjut agar faktor psikologis tidak memperburuk

keadaan.

(37)

23 BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

A.Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah kerangka antara konsep-konsep yang ingin di

amati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2010)

Berdasarkan latar belakang, tujuan penelitian dan tinjauan pustaka yang

ada, maka kerangka konsep penelitian tentang faktor-faktor resiko terjadinya

kanker serviksdi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2014

adalah sebagai berikut :

1. Umur

2. Jumlah Paritas 3. Usia pertama kali

melakukan hubungan seksual

4. Kontrasepsi yang digunakan dalam jangka panjang

(38)

24

B. Defenisi Operasional

Variabel Penelitian

Definisi Operasional

Alat Ukur Cara Ukur

Hasil Ukur Skala Ukur

Penderita kanker serviks Ibu yang menderita kanker serviks Rekam Medik

Cheklist 1= Ya 2= Tidak

Ordinal

1. Usia ibu Usia ibu yang dihitung sejak lahir hingga saat dilakukan penelitian.

Rekam Medik

Cheklist 1= <35 tahun 2= 35-55 tahun 3= >55 tahun

Ordinal

2. Jumlah Paritas

Jumlah anak yang dilahirkan maik dalam kedaaan hidup maupun meninggal.

Rekam Medik

Cheklist 1= Primigravida 2= Secundigravida 3= Multigravida

Ordinal

3. Usia Pertama Kali

Melakukan Hubungan Sexual

Usiadimana seseorang melakukan hubungan seksual yang pertama sekali.

Rekam Medik

Cheklist 1= ≤ 20 tahun

2= > 20 tahun Ordinal

4. Riwayat kontrasepsi

Suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan.

Rekam Medik

Cheklist 1= Pil 2= Suntik 3= Susuk 4= IUD 5= Kontap 6= Tidak ada

(39)

25 BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan

pendekatan crossectional untuk mengetahui faktor-faktor resiko terjadinya kanker

serviks di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan Tahun 2014.Retrospektif adalah

melakukan penelitian ke arah belakang berdasarkan data yang telah tersedia yaitu

dengan merujuk rekam medik pasien ibu menderita kanker serviks.

B. Populasi Dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Notoadmodjo,2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu

penderita yang terdiagnosa kanker serviks dan menjadi pasien di Rumah Sakit

Umum Haji Adam Malik Medan serta tercatat dalam rekam medik dari Januari

2014 sampai dengan Desember 2014 sebanyak 214 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili suatu

populasi(Notoadmodjo, 2010). Teknik dalam pengambilan sampel ini adalah total

sampling yaitu semua ibu yang terdiaknosa kanker serviks yang tercatat di rekam

medik Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan dari bulan Januari 2014

(40)

26

C. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan Tahun

tahun 2015 dengan pertimbangan karena lokasi mudah dijangkau oleh peneliti,

adanya populasi yang mencukupi untuk dijadikan responden, serta rumah sakit ini

merupakan rumah sakit rujukan wilayah regional Sumatera Utara dan rumah sakit

ini memiliki rekam medis yang sangat baik.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan mulai dari April 2015 sampai dengan

Juni 2015 di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan.

E. Etika Penelitian

Pertimbangan etik yang harus diperhatikan dalam melakukan penelitian ini

yaittika penelitian beneficence :

1.Untuk menjaga kerahasiaan, maka peneliti tidak akan mencantumkan

nama responden ( respect for privacy )

2.Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti dan kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan ( confidentiality )

F. Alat Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan

data (Notoatmodjo, 2010). Instrumen dalam penelitian ini dengan menggunakan

lembar checklist.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan peneliti yaitu setelah menerima surat izin

penelitian dari Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik Fakultas

(41)

Sakit Pusat Haji Adam Malik Medan. Setelah mendapat izin peneliti

melaksanakan pengumpulan data, metode pengumpulan data berupa data

sekunder dari rekam medik. Setelah mendapat jadwal selama 1 bulan dari instalasi

litbang yaitu pada tanggal 28 April – 28 Mei 2015 , peneliti diarahkan keruangan

khusus penelitian untuk pengumpulan data. Satu lembar checklist diisi

berdasarkan isi data dari satu rekam medik selama  10 menit. Setelah semua

lembar checklist diisi, maka peneliti melakukan pengolahan dan analisa data.

H. Pengolahan Dan Analisa Data

Data yang akan terkumpul selanjutnya diolah dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Pengeditan (editing)

Pada tahap pengeditan data yang akan dilakukan dengan memeriksa

kelengkapan data dari rekam medik yang bertujuan agar data yang diperoleh

dapat diolah dengan benar sehingga pengolahan data memberikan hasil yang

menggambarkan masalah yang akan diteliti.

2. Pengkodean (coding)

Setelah data diperoleh, peneliti akan melakukan pengkodean untuk

memudahkan dalam pengolahan data dengan penomoran misalnya nama

responden diganti nomor responden 1,2,3,4,5...dst.

3. Pemasukan data (entering)

Pemasukan data merupakan kegiatan memasukkan data yang telah selesai di

coding dari lembar checklist. Pemasukan data merupakan kegiatan yang

menuntut ketelitian oleh peneliti sehingga data tidak menjadi bias meskipun

(42)

28

4. Pembersihan (cleaning)

Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah

dimasukkan ke dalam komputer apakah ada kemungkinan kesalahan atau

tidak misalnya kesalahan pengkodean, ketidaklengkapan data atau

sebagainya. Kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi saat memindahkan data

ke dalam komputer. Apabila ada data yang salah maka akan dilakukan editing

data.

5. Pentabulasian (tabulating)

Penyusunan data sedemikian rupa agar mempermudah analisa data dan

pengolahan data serta pengambilan kesimpulan untuk dimasukkan ke dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi.

Untuk mengetahui faktor-faktor resiko terjadinya kanker serviks di Rumah

Sakit Haji Adam Malik Medan tahun 2014 dilakukan dengan menggunakan

analisis Univariat yaitu analisis yang bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoadmodjo,

2010). Analisis univariat berfungsi untuk meringkas data hasil pengukuran

sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi

yang berguna. Semua variabel yang ada dianalisa secara deskriptif dengan

menghitung distribusi frekuensi, kemudian dibandingkan dengan teoritis

(43)

29 BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Resiko Yang

Mempengaruhi Terjadinya Kanker Serviks di Rumah Sakit Haji Adam Malik

Medan Tahun 2014” sebanyak 214 orang dan didapat hasil distribusi frekuensi

kejadian kanker serviks berdasarkan usia, paritas, usia nikah pertama, riwayat

[image:43.595.121.516.374.645.2]

kontrasepsi.

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Kejadian Kanker Serviks Yang Tercatat di Rekam Medik di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik

MedanTahun 2014

Kejadian kanker serviks

f %

214 100

Usia

< 35 tahun 35-55 tahun

> 55 tahun

17 155 42 8,0 72,4 19,6 Paritas Primigravida Secundigravida Multigravida 13 19 181 7,0 8,0 85,0 Usia nikah pertama

≤ 20 Tahun >20 Tahun 137 77 64,0 36,0 Riwayat

Kontrasepsi Pernah Menggunakan Tidak pernah menggunaka

169 45

(44)

30

[image:44.595.134.484.202.303.2]

1. Umur

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Kejadian Kanker Serviks Berdasarkan umur Yang Tercatat di Rekam Medik di Rumah Sakit Umum Haji Adam

Malik MedanTahun 2014

No. Variabel f %

Umur (tahun)

1. <35 17 8,0

72,7272 2. 35-55 155 72,4

3. >55 42 19,6

Jumlah 214 100,0

Dari tabel 5 . 2 b a h w a h a s i l p e n e l i t i a n m a y o r i t a s terjadi pada

kelompok umur 35-55 tahun, yaitu sebanyak 155 orang (72,4 %) dan minoritas

terjadi pada kelompok umur >55 tahun, yaitu sebanyak 17 responden (8,0 %).

2. Usia Pertama Kali Melakukan Hubungan seksual Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Kejadian Kanker Serviks Berdasarkan Usia Nikah Pertama Yang Tercatat di Rekam Medik di Rumah Sakit

Umum Haji Adam Malik MedanTahun 2014

No. Variabel f %

Usia Pertamakali melakukan hubungan seksual (tahun)

1. ≤ 20 137 64,0

2. >20 77 36,0

Jumlah 214 100,0

Berdasarkan tabel 5.3, dapat dilihat bahwa usia pertama berhubungan

sex mayoritas adalah ≤20 tahun sebanyak 137 orang (64%) sedangkan

[image:44.595.136.489.538.637.2]
(45)

3. Jumlah Paritas

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Kejadian Kanker Serviks Berdasarkan Jumlah Paritas Yang Tercatat di Rekam Medik di Rumah Sakit Umum Haji

Adam Malik MedanTahun 2014

No. Variabel N %

Jumlah Paritas

1. Primigravida 13 7,0

2. 3.

Secundigravida Multigravida

19 181

8,0 85,0

Jumlah 214 100,0

Berdasarkan tabel 5.4 diatas, mayoritas kasus kanker serviks yang lebih

besar terdapat pada pasien yang mempunyai paritas multigravida sebanyak 181

orang (85,0%) sedangkan minoritas pada primigravida sebanyak 13 responden,

(46)

32

[image:46.595.134.505.209.407.2]

4. Kontrasepsi Yang Digunakan

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Kejadian Kanker Serviks Berdasarkan Penggunaan Kontrasepsi Yang Tercatat di Rekam Medik di Rumah

Sakit Umum Haji Adam Malik MedanTahun 2014

No. Variabel F %

Kontrasepsi

1 Pil (oral) 92 43,0

2 Suntik 50 23,3

3 Susuk 4 1,8

4 Spiral 14 6,5

5 Kontap 9 4,2

6 Tidak pakai 45 21,0

Jumlah 214 100,0

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa alat kontrasepsi yang

digunakan mayoritas adalah pil dengan jumlah 92 orang (43%), sedangkan

(47)

B. Pembahasan

Setelah dilakukan penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Resiko

Terjadinya kanker Serviks di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan Tahun 2014”

maka pembahasannya sebagai berikut :

1. Umur

Dari hasil penelitian, terlihat bahwa proporsi terbesar kejadian kanker

serviks adalah pada kelompok umur 35-55 tahun, yaitu sebanyak 155 pasien

(72,4 %). Kelompok umur yang kedua tertinggi adalah >55 tahun, yaitu

sebanyak 42 pasien (19,6%) dan proporsi penderita kanker serviks yang paling

kecil adalah pada kelompok <35 tahun, yaitu sebanyak 17 pasien (8,0%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di RS

St.Elisabeth dengan desain case series,dari 59 penderita kanker serviks, 42,37 %

adalah dari kelompok umur 40 - 49 tahun (Pakpahan,1999). Di samping itu,

terdapat juga penelitian yang menunjukkan proporsi penderita kanker serviks

terbesar pada kelompok umur 40 - 49 tahun (Lilis,2002). Umur > 40 tahun

merupakan faktor resiko yang paling berpengaruh dalam kejadian lesi prakanker

dan kanker serviks dan sudah terbukti dalam banyak penelitian (Belinson S,2002).

Selain itu, masa preinvasif (pertumbuhan sel-sel abnormal sebelum menjadi

keganasan) penyakit ini terbilang cukup lama. Pada tahap awal infeksi, sebelum

menjadi kanker didahului oleh adanya lesi prakanker yang disebut Cervical

Intraepthelial Neoplasia (CIN) atau Neoplasia Intraepitel Serviks (NIS). Lesi

prakanker ini berlangsung cukup lama yaitu mengambil waktu antara 10-20 tahun.

(48)

34

kemudian menjadi CIN III (NIS III) yang bila penyakit berlanjut maka akan

berkembang menjadi kanker serviks. (Arifuddin).

2. Usia Pertama Kali Melakukan Hubungan Sex

Dari hasil penelitian, didapati bahwa dari 214 pasien kanker serviks,

sebanyak 137 pasien adalah dari kelompok pertama kali melakukan hubungan seks

umur ≤ 20 tahun (64,0 %) sedangkan bagi kelompok yang menikah > 20 tahun

adalah sebanyak 77 pasien (36,0 %). Hal ini sejalan dengan penelitian

I n d r i ya n i ( 1 9 9 1 ) di RS Sardjito Yogyakarta, di mana pernikahan usia ≤ 20

tahun bere siko terkena kanker serviks adalah lebih tinggi.

Menurut Aziz MF (2001), wanita yang melakukan hubungan seksual ≤ 20

tahun biasanya beresiko tinggi terkena kanker serviks berbanding yang telah

berusia > 20 tahun.. Menurut penelitian Arifuddin (2000) di RS Wahidin

Sudirohusodo, resiko terkena kanker serviks meningkat pada pernikahan ≤ 20

tahun. Hal ini karena, hubungan seks idealnya dilakukan setelah wanita

benar-benar matang. Ukuran kematangan bukan hanya dilihat dari sudah

menstruasi atau belum, tetapi juga bergantung pada sel – sel mukosa yang

terdapat di selaput kulit bagian dalam rongga tubuh. Umumnya sel – sel mukosa

matang setelah wanita berusia > 20 tahun. Pada usia muda, sel – sel mukosa pada

serviks belum matang dan lebih rentan terhadap rangsangan sehingga tidak siap

menerima rangsangan dari luar termasuk zat – zat kimia yang dibawa sperma.

Faktor ini bisa menyebabkan sel – sel mukosa bisa berubah menjadi kanker. Sel–

sel mukosa yang belum matang juga lebih mudah untuk mendapat kecederaan

dan luka, di mana luka tersebut bisa menyebabkan lebih rentan untuk mendapat

(49)

3. Jumlah Paritas

Dari hasil penelitian, didapati bahwa kebanyakkan pasien yang

menderita kanker serviks mempunyai jumlah paritas ≥ 3. Menurut

Manuaba (2002), peningkatan infeksi semakin besar pada persalinan melebihi

3 kali, diperkirakan resiko 3 – 5 kali lebih besar pada wanita yang sering

partus untuk terjadi kanker serviks.

Menurut Harahap (1997), persalinan pervaginam yang tinggi

menyebabkan angka terjadinya kanker serviks meningkat karena

dengan seringnya seorang wanita melahirkan, maka akan berdampak pada

seringnya terjadi perlukaan di organ reproduksinya di mana dari luka

tersebut akan memudahkan timbulnya Human Papiloma Virus (HPV)

sebagai penyebab terjadinya penyakit kannker serviks. Justeru, melalui

penelitian saya, dari 214 pasien, jumlah paritas yang < 3 adalah hanya 32 pasien

(15,0 %) sedangkan 181 pasien adalah pada kelompok yang mempunyai paritas

≥ 3 ( 8 5 , 0 %). Makanya, penelitian saya ini adalah sejalan dengan penelitian

Manuaba dan Harahap.

4. Kontrasepsi

Dari hasil penelitian,terlihat bahwa banyak responden yang

menderita kanker serviks adalah dari kelompok yang pernah menggunakan

kontrasepsi, yaitu sebanyak 169 pasien (79,0%). Dari kelompok pasien

yang pernah menggunakan kontrasepsi, pasien yang pernah konsumsi

kontrasepsi jenis pil adalah sebanyak 92 pasien (43,0%). 50 pasien pernah

(50)

36

menggunakan kontrasepsi jenis susuk (1,8%), 14 pasien pernah menggunakan

kontrasepsi jenis spiral (6,4%) dan alat kontrasepsi kontap 9 pasien (4,2%).

Hal ini sesuai dengan teori menurut Wijaya (2010) bahwa penggunaan

kontrasepsi pil ( kombinasi estrogen dan progesteron) dalam jangka waktu lama,

yakni 5 tahun atau lebih, dapat meningkatkan resiko kanker serviks dua kali lipat

lebih besar. Secara bersamaan, penggunaan kontrasepsi pil kombinasi tersebut

terbukti dapat mencegah terjadinya kanker indung telur (ovarium) dan kandungan

(uterus). Oleh karena itu pemakai kontrasepsi pil kombinasi tidak perlu

menghentikan penggunaan pil karena keuntungannya jauh lebih besar

dibandinkan kekurangan yang ada. Namun, apabila hasil pemeriksaan secara

mendalam ternyata seorang wanita memiliki resiko tinggi terhadap kanker serviks,

maka tidak diperkenankan menggunakan pil kontrasepsi tersebut. Apalagi dari

hasil pemeriksaan skrining seorang wanita positif mengalami prakanker atau

(51)

37 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian terhadap penderita kanker serviks di Rumah

Sakit Haji Adam Malik Medan tahun 2014 dengan menggunakan data sekunder

dari catatan rekam medik, maka kesimpulan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Penderita kanker serviks, ditemukan persentase umur yang terbanyak adalah

pada kelompok 33-55 tahun yaitu 155 orang (72,4%).

2. Penderita kanker serviks, ditemukan persentase jumlah paritas yang terbanyak

adalah multigravida yaitu 181orang (85%).

3. Penderita kanker serviks, ditemukan persentase usia pertama berhubungan

sex yang terbanyak adalah ≤ 20 tahun yaitu 137 orang (64%).

4. Penderita kanker serviks, ditemukan persentase alat kontrasepsi yang

digunakan yang terbanyak adalah pil yaitu 92 orang (43%).

B. Saran

1. Diharapkan kepada masyarakat terutama ibu-ibu yang telah aktif

melakukan hubungan seksual diharapkan memeriksakan diri dengan menjalani

pemeriksaan Paps Smear dan IVA Test secara rutin 1 atau 2 kali setahun kepada

(52)

38

2. Diharapkan kepada petugas kesehatan terutama bidan agar dapat

melaksanakan tugasnya dan lebih giat memberi penyuluhan kepada PUS/WUS

tentang masa kurun waktu reproduksi sehat dengan frekuensi kehamilan yang

dibatasi, jarak kelahiran yang tidak terlalu dekat, tanda dan bahaya melakukan

hubungan seksual di usia dini, penggunaan alat kontrasepsi.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan

dengan aspek lebih luas dan metode yang lebih lengkap untuk lebih

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Azis, M.F., Sarifuddin, A. B. (2006). Onkologi Ginekologi

1.Jakarta:Yayasan

Bina Pustaka, (442-456).

Agustina, S. (2011).

Deteksi Dini Kanker

. Jakarta: Fakultas

Kedokteran UniversitasIndonesia, (97-110).

Depertemen Kesehatan Republik Indonesia. (2005).

Profil Kesehatan

RI Tahun 2005

.(diakses tanggal 3 Oktober 2014).

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. (2005-2006).

Survailans

Terpadu Penyakit Berbasis Rumah Sakit Sentiel di Sumatera

Utara

(STPRS.SEN). Sumatera utara.

Kartikaati. (2013).

Deteksi Dini Kanker Serviks

.Yogyakarta: Buku

Biru

Lilis. R. (2002). Angka Kejadian

Serviks Berdasarkan Etiologi di RSU

Sardjito

Yogyakarta: Badan Penerbitan Universitas GM

(67-71).

Mangan Y. (2009).

Solusi Sehat Mencegah dan Mengatasi Kanker

.

Jakarta: Agro Media Pustaka.

Notoadmodjo, S. (2010).

Metodologi Penelitian.

Jakarta Rineka Cipta.

Pradjatmo, H. (2000).

Pengaruh Derajat dan Jenis Hispatologik

Karsinoma Serviks Uteri Terhadap Kemampuan Hidup

Penderita

. Volume 32: Berkata Ilmu Kedokteran (111=117).

Rahayu, U, W. (2009). Mengenali Mencegah dan Mengobati 35 Jenis Kanker. Jogjakarta: Victory Inti Cipta

Rasjidi, I. Sulistiyanto, H. (2007).

Vaksin Human Papiloma Virus dan

Eradikasi Kanker Mulut Rahim

. Jakarta : Sagung Seto

(54)

______ . (2009).

Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker pada Wanita

.

Jakarta: Sagung Seto.

______ . (2010). 100

Question and Answer Kanker Pada Wanita

.

Jakarta: Komputer Media.

Setiati, E. (2009). Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta: C.V. Andi Offset

Soemardini. 2007.

Gambaran Tingkat Pengetahuan tentang Kanker

Serviks Berdasarkan Karakteristik Ibu yang Datang Untuk

Melakukan Pemeriksaan Pap Smear di Yayasan Indonesia

(YKI) Kota Malang

(15-17). Jawa Timur.

Tilang, A.D (2009).

Bebas dari Ancaman Kanker Serviks

. Jkarta:

Flashbook. Manam. E.(2011). Yogyakarta: agan Tapan.

(55)
(56)
(57)
(58)
(59)

LEMBAR CHECKLIST

FAKTOR-FAKTOR RESIKO TERJADINYA KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK

MEDAN TAHUN 2014

No RM

Usia Paritas Usia Menikah Kontrasepsi

<35 tahun 35-55 tahun >55 tahun Primi Gravida Secun Gravida Multi gravida ≥20 tahun >20

tahun Pil Suntik Susuk Spiral Kontap

Tidak ada

1. - 45 - - - ˅ ˅ - - ˅ - - - -

2. - 46 - - - ˅ - ˅ - - - - - ˅

3. - 51 - - - ˅ - ˅ ˅ - - - -

4. - 45 - - ˅ - - ˅ - ˅ - - - -

5. - 35 - - ˅ ˅ - - ˅ - - - -

6. - - 57 - - ˅ - ˅ - - - - - ˅

7. - 50 - - - ˅ ˅ - - ˅ - - - -

8. - 55 - - - ˅ - ˅ - ˅ - - - -

9. - 49 - - - ˅ ˅ - - - ˅ - - -

10. - - 70 - - ˅ - ˅ - ˅ - - - -

11. - 52 - - - ˅ ˅ - ˅ - - - - -

12. - 55 - - - ˅ ˅ - ˅ - - - - -

13. - - 58 - - ˅ - ˅ - ˅<

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Kejadian Kanker Serviks Yang Tercatat di
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Kejadian Kanker Serviks Berdasarkan umur
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Kejadian Kanker Serviks Berdasarkan

Referensi

Dokumen terkait

Sepanjang tahun 2013, Bank Kalteng telah berupaya menjaga kepatuhan terhadap PBI dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, standar-standar kepatuhan lainnya

PROBABILISTIC RECONSTRUCTION OF ORTHODOX CHURCHES FROM PRECISION POINT CLOUDS USING BAYESIAN NETWORKS AND CELLULAR AUTOMATAM. Luhmann

Arsitektur eropa pada abad itu bersifat Ekletik dengan banyak bangunan elitnya yang terjebak dalam gaya dari masa lalu atau disebut Neo-Klasikisme.. Arsitektur pada era

3.2 Mengenal teks cerita narasi sederhana kegiatan dan bermain di lingkungan dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan

Harapan peneliti selanjutnya adalah dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca baik itu pengetahuan tentang adat dan kebudayaan yang ada di Kecamatan Paloh

Materi dalam buku ini tersusun secara sistematis dan dilengkapi dengan ilustrasi serta latihan soal sehingga memudahkan para peserta didik untuk memahami materi yang disampaikan

Penelitian ini bertujuan (1) Mendeskripsikan keterampilan guru dalam mengimplementasikan model pembelajaran Make A Match pada pembelajaran PKn kelas IV SD 3

Surat Keputusan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 di atas ditembus- kan kepada Pimpinan Cabang, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Pusat IPM serta Kepala Sekolah dan atau Pimpinan