SKRIPSI
ABDI RAHMAN IMANSYAH
STUDI PENGGUNAAN FUROSEMID
PADA PASIEN SIROSIS HATI DENGAN
ASITES
(Penelitian di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Lembar Pengesahan
STUDI PENGGUNAAN FUROSEMID
PADA PASIEN SIROSIS HATI DENGAN ASITES
(Penelitian di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)
SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang 2016
Oleh:
ABDI RAHMAN IMANSYAH NIM: 201210410311099
Disetujui Oleh:
Pembimbing II Pembimbing III
Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt Emi Sulistioningsih.,S.Farm., Apt
Lembar Pengujian
STUDI PENGGUNAAN FUROSEMID
PADA PASIEN SIROSIS HATI DENGAN ASITES
(Penelitian di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)
SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji Pada tanggal 1 Agustus 2016
Oleh:
ABDI RAHMAN IMANSYAH NIM : 201210410311099
Tim Penguji:
Penguji II Penguji III
Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt Emi Sulistioningsih., S.Farm., Apt
NIP. 1143110522 NRP. 0511195
Penguji IV Penguji V
Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt, Sp.FRS
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warohmatullahiwabarokatuh
Alhamdulilah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan
semesta alam karena berkat rahmat dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul STUDI PENGGUNAAN FUROSEMID PADA PASIEN
SIROSIS HATI DENGAN ASITES(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan). Skripsi ini diajukan untuk
memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi pada program studi
Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam
penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari peranan pembimbing dan
bantuan seluruh pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis
ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Allah SWT, Tuhan semesta alam yang selalu memberikan rahmat,hidayah,
serta nikmat kepada hambanya-Nya, serta Rasullullah SAW yang sudah
menuntun kepada rahmat Islam yaitu tujuan akhir manusia.
2. Bapak Yoyok Bekti P, M.Kep., Sp. Kom., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan. Ibu Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt., selaku Ketua Program
Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Ibu dr.Hj. Umi Aliyah, MARS selaku Direktur Rumah Sakit
Muhammadiyah Lamongan beserta jajarannya khususnya bagian farmasi
klinik dan seluruh staff pegawai bagian rekam medik Rumah Sakit
Muhammadiyah Lamongan yang telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk melakukan penelitian ini.
4. Bapak Drs. Didik Hasmono, M.S., Apt., selaku dosen pembimbing 1, Ibu
Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt, selaku dosen pembimbing II, Ibu Emi Sulistioningsih, S.Farm., Apt., selaku dosen pembimbing III, yang saya
kagumi dan selalu sabar. Ibu Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp. FRS selaku
dosen penguji I, dan Ibu Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp. FRS.,
membimbing dan memberi saran, pengarahan, dan dukungan kepada
penulis selama penyusunan skripsi.
5. Ibu Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt selaku dosen wali beserta semua
dosen Program Studi Farmasi UMM, terimakasih untuk ilmu yang
diberikan, kesempatan serta bantuannya selama penulis menempuh
pendidikan
6. Kedua orang tua tercinta, ibunda Siti Aisyah, Amd. Keb., dan ayahanda
Kawit, dan adikku yang tersayang Arif Firmansyah, dan keluarga besar
yang sangat saya cintai untuk doa dan motivasinya yang tiada henti
menjadi penenang bagi penulis.
7. Sahabat dan keluarga yang terbaik tim futsal bomber 2012 (M.Hafiz, M.
Iskandar, M. Syutonil, Hanityo, Irman Arri, Yudha, Dinsar) dan
teman-teman Telo’s (Rizki Nurhidayah, Dita, Novan, Surayda, Yuni, Wendi, Iddo) dan teman-teman farmasi UMM 2012 terima kasih atas perhatian,
doa, motivasi selama ini.
8. Untuk semua pihak yang belum disebutkan namanya dikarenakan
keterbatasan, penulis mohon maaf dan terimakasih yang sebesar-besarnya.
Semua keberhasilan ini tak luput dari bantuan dan doa yang telah
diberikan.
Penulis tidak mampu membalas jasa yang telah diberikan. Semoga Allah
SWT membalas amal kebaikan semua pihak. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun untuk memperbaiki kekurangan yang ada.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi dalam dunia farmasi
dan dunia ilmu pengetahuan pada umumnya, serta berguna bagi penelitian
selanjutnya.
Wassalamu’alaikumwarahmatullahhiwabarakatuh
Malang, 15 Juli 2016
Penyusun,
RINGKASAN
STUDI PENGGUNAAN FUROSEMID PADA PASIEN SIROSIS HATI DENGAN ASITES
(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)
Sirosis merupakan keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir dari fibrosis hati dan adanya perubahan dari struktur hepar normal menjadi nodul struktural yang abnormal. Hal ini terjadi akibat nekrosis, penghancuran hepatosit dan penggantian dengan jaringan fibrosa. Sirosis hati merupakan penyebab kematian terbesar ketiga pada penderita yang berusia 45 – 46 tahun (setelah penyakit kardiovaskular dan kanker). Diseluruh dunia sirosis hati menempati urutan ketujuh penyebab kematian. Penderita Sirosis Hati lebih banyak laki-laki, jika dibandingkan dengan wanita rasionya sekitar 1,6 : 1. Sirosis merupakan penyebab meningkatnya morbiditas dan kematian di negara-negara yang lebih maju. Penyebab utama di negara-negara maju adalah infeksi virus hepatitis C, penyalahgunaan alkohol, penyakit hati non-alkohol dan infeksi virus hepatitis B (Tsochatzis et al.,2014).
Manifestasi klinis dari sirosis hati antara lain yaitu hipertensi portal, GI
bleeding (pendarahan), asites, SBP (Spontaneous Bacterial Peritonitis), sindrom
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PENGUJIAN... iii
KATA PENGANTAR... iv
RINGKASAN ...vi
ABSTRACT ...viii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR GAMBAR..... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
DAFTAR SINGKATAN ...xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.3.1 Tujuan Umum ... 3
1.3.2 Tujuan Khusus ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.4.1 Bagi Peneliti ... 4
1.4.2 Bagi Rumah Sakit ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Tinjauan Tentang Hati ... 5
2.2 Tinjauan Tentang Sirosis Hati ... 8
2.2.1 Definisi ... 8
2.2.2 Epidemiologi ... 8
2.2.4 Patogenesis ... 9
2.2.5 Patofisiologi ... 11
2.2.6 Komplikasi Sirosis Hati ... 12
2.2.7 Penatalaksanaan Sirosis Hati ... 18
2.3 Tinjauan Tentang Asites ... 17
2.3.1 Definisi ... 17
2.3.2 Etiologi ... 17
2.3.3 Patogenesis ... 18
2.4 Manifestasi Klinik dan Laboratorium ... 21
2.4.1 Data Laboratorium ... 21
2.5 Tinjauan Tentang Penatalaksanaan Terapi ... 24
2.5.1 Penatalaksanaan pada Sirosis Hepatik ... 24
2.5.2 Penatalaksanaan Sirosis Hepatik dengan Komplikasi ... 27
2.6 Tinjauan Tentang Diuretik pada Asites ... 24
2.6.1 Penggolongan Diuretik dan Efek Samping ... 31
2.6.2 Penggunaan Terapi Furosemid pada Asites... 37
BAB IIIKERANGKA KONSEPTUAL ... 39
3.1 Kerangka Konseptual ... 39
3.2 Kerangka Operasional ... 40
BAB IV METODE PENELITIAN ... 41
4.1 Jenis Penelitian ... 41
4.2 Bahan Penelitian ... 41
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 41
4.4 Kriteria Inklusi. ... 41
4.5 Kriteria Eksklusi ... 42
4.7 Tempat dan Waktu Penelitian ... 42
4.8 Metode Pengumpulan Sampel ... 43
4.9 Pengolahan Data ... 43
4.10 Analisis Data ... 44
BAB V HASIL PENELITIAN ... 45
5.1 Data Demografi ... 46
5.1.1 Jenis Kelamin Pasien ... 46
5.1.2 Usia Pasien ... 46
5.1.3 Status Pasien ... 47
5.2 Manifestasi Klinis Pasien Sirosis Hati ... 47
5.3 Penggunaan Furosemid pada Pasien Sirosis Hati dengan Asites ... 48
5.3.1 Pola Penggunaan Terapi Furosemid ... 48
5.3.2 Pola Penggunaan Terapi Furosemid Tunggal ... 48
5.3.3 Pola Penggunaan Terapi Kombinasi... 48
5.3.4 Lama Penggunaan Terapi Furosemid ... 49
5.4 Pola Terapi Selain Furosemid pada Pasien Sirosis ... 49
5.5 Lama Pasien Masuk Rumah Sakit (MRS) ... 50
5.6 Kondisi Pasien Keluar Rumah Sakit (KRS) ... 50
5.7 Profil Pasien Sirosis dengan Asites dengan KRS meninggal ... 51
BAB VI HASIL PENELITIAN ... 53
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 63
DAFTAR PUSTAKA ... 65
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
II.1 Penyebab Sirosis Hati ... 9
II.2 Tes Laboratorium Sirosis Hati ... 23
II.3 Klasifikasi Child-Turcotte-Pugh ... 24
II.4 Diuretik yang digunakan pada Sirosis Hati... 36
V.1 Jenis Kelamin Pasien Sirosis Hati dengan Asites ... 46
V.2 Usia Pasien Sirosis Hati dengan Asites ... 46
V.3 Status Pasien Sirosis Hati dengan Asites ... 47
V.4 Manifestasi Klinis Sirosis Hati ... 47
V.5 Pola Penggunaan Terapi Furosemid ... 48
V.6 Pola Penggunaan Terapi Furosemid Tunggal ... 48
V.7 Pola Penggunaan Terapi Kombinasi ... 49
V.8 Lama Penggunaan Terapi Furosemid ... 49
V.9 Terapi Selain Furosemid pada Pasien Sirosis ... 50
V.10Lama Pasien Masuk Rumah Sakit (MRS)... 50
V.11 Kondisi Keluar Rumah Sakit (KRS) Pasien Sirosis Hati dengan Asites ... 51
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Anatomi dan Struktur Hati ... 5
2.2 Hati Normal dan Sirosis Hati ... 8
2.3 Patogenesis Sirosis Hati dengan Asites ... 11
2.4 Hepatic lobule ... 12
2.5 Sirkulasi Hati ... 13
2.6 Asites ... 17
2.7 Teori Underfilling ... 19
2.8 Teori Overfilling... 20
2.9 Bagan Patogenesis Asites Sesuai Teori Vasodilatasi Perifer ... 21
2.10 Interpretasi dari Tes Fungsi Hati ... 26
2.11 Mekanisme Kerja Diuretik ... 31
2.12 Struktur Hidroklorotiazid, Indapamida, dan Metolazon ... 33
2.13 Struktur Furosemid dan Asam Etakrinat ... 34
2.14 Struktur Spironolakton dan Amilorida ... 35
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Daftar Riwayat Hidup ... 68
2 Surat Pernyataan ... 69
3 Keterangan Kelayakan Etik... 70
4 Daftar Nilai Normal Data Klinik dan Data Laboratorium ... 71
5 LPD Pasien Sirosis di Instalasi Rawat Inap RS. Muhammadiyah Lamongan ... 73
DAFTAR PUSTAKA
Berzigotti, A., Seijo, S., Reverter, E., Bosch, J. 2013. Assessing Portal
Hypertension in Liver Disease. (Access November 2015). Expert Reviews
Gastroenterol Hepatol 7 (2). Page 141 – 155
Biecker, Erwin. 2011. Diagnosis and Therapy of Ascites in Liver Cirrhosis. (Access September 2015). World Journal of Gastroenterology
Corwin, Elizabeth, J., 2001. Patofisiologi. Jakarta: EGC. Halaman 573
Effendi,Ian dan Pasaribu,Restu.2014.Edema Patofisiologi dan
Penanganan.Jakarta:Interna publishing
Emmanuel, a., Inns, Stephen., 2014. Gastronenterologi dan Hepatologi. Jakarta : Erlangga.hal. 153-164
European Association for The Study of Liver. 2010. EASL Clinical Practice Guideline on The Management of Ascites, Spontaneus Bacterial
Peritonitis, and Hepatorenal Syndrome in Cirrhosis.p 397-417
Fauci, K. Braundwald. 2008. Cirrhosis and Complications. Harrison’s Internal
Medecine 17th edition. The Mc. Grow-Hill Companies
Godong,Brigitta.2013.Patofisiologi dan Diagnosis Asites pada Anak.Jakarta:Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading
Hadi, Sujono. 2002. Gastroenterologi. Bandung: P.T. Alumni. Halaman 613
Hirlan. 2014. Asites. In: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S., Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta Pusat: Pusat Penerbitan FKUI. Halaman 1984 - 1986
Hu, Ke-Qin and Bruce, A., Runyon. 2005. Ascites and Its Complication.In: Theodore bM.Bayless, Ana Mae Diehl.Advanced Therapy in
Gastroenterology and Liver Disease 5th ed. London: B. C Decker Inc.p.
658
Katzung, Betram G., 2012. Basic & Clinical Pharmaclogy 12th ed. New York:
McGraw-Hill
Lindseth, Glenda, N., 2006. Gangguan Hati, Kandung Empedu, dan Pankreas. In: Price, Sylvia, A., Wilson, Lorraine, M., (Eds). Patofisiologi: Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit edisi 6: Alih Bahasa Brahm, U., Pendit, et
al; Editor Edisi Bahasa Indonesia, Huriawat Hartanto, et al. Jakarta: EGC. Halaman 472 – 493
Madan, K., Mehta, A., 2011. Management of Renal Failure and Ascites in
Patients with Cirrhosis. (Access Desember 2015). International Journal of
Hepatology.Volume 2011, Article ID 790232, 7 pages
Moore, K.P., Aithal, G.P., 2006. Guidelines on the Management of Ascites In
Cirrhosis. (Access September 2015). Ascites in Cirrhosis
Muslim,Zamharira,Arifin,Helmi dan Zubir,Nasrul,2015.Comparative Effects of Spironolactone and Combination with Furosemide of Ascites Fluid
and Blood Electrolyte in Cirrhosis.ISSN- 0975-1491 Volume 7
Muthia, Alisa Nurul,2013. Peran Rifaximin dalam Penatalaksanaan
Ensefalopati Hepatik Akut.Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
N.,Effendi,Ian,Ali,Zulkhair.2014.Sindrom Hepatorenal. Jakarta:Interna publishing
Ndraha,Suzanna,2015.Ensefalopati Hepatikum Minimal. Jakarta:Fakultas Kedokteran Ukrida.
Nordqvist,Christian,2015.Cirrhosis of the Liver. (Access Januari 2016).
Nurjanah S., 2014. Sirosis Hati. In: Sudoyo A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S., Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid II. Jakarta Pusat: Pusat Penerbitan FKUI
Pagana, Kathleen D., & Pagana, Thimothy J. 2002. Manual of Diagnostic and
Laboratory Test 2nd. New York: Mosby Inc.
Pleguezuelo,Maria,et al.2013. Diagnosis and management of bacterial
infections in decompensated cirrhosis.
Purohit,Payal H.,et all.2015. A study of bacteriological profile of ascitic fluid in suspected clinical cases of spontaneous bacterial peritonitis at a
tertiary care hospital in India.India:Departement of Pharmacology
Qavi,Ahmed Hassaan,Kamal,Rida,Schrier,Robert W.,2015. Clinical Use of Diuretics in Heart Failure,Cirrhosis, and Nephrotic
R. W. Schrier, 2011. Use of diuretics in heart failure and cirrhosis.
Seminars in Nephrology vol. 31, no. 6, pp. 503–512. (Access Oktober
2015)
Saskara, P.M.A., Suryadharma, I., 2012. Sirosis Hepatis
Stein SM. BOH’S.Pharmacy practice manual: a guide to the clinical
experience 3rd ed.2010. Lippincott Williams & Wilkins.
Tambunan, A., Mulyadi, Y., Kahtan, M.I., 2012. Karakteristik Pasien Sirosis Hati di RSUD Dr. Soedarso Pontianak Periode Januari 2008-Desember 2010
Tjay T.H., K. Rahardja. 2002. Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan
Efek-Efek Sampingnya Edisi kelima cetakan I. Jakarta: Penerbit PT. Elex
Media Komputindo Kelompok Gramedia
Wells, B.g., Dg, Dipiro, J.T.,Schwinghammer, T.L., Hamilton,C.W., 2008.
Pharmacotherapy Handbook. New York; McGraw-Hill,p.210-212.
Wells, B.g., Dg, Dipiro, J.T.,Schwinghammer, T.L., Hamilton,C.W., 2012.
Pharmacotherapy Handbook. New York; McGraw-Hill,p.185-190.
Wolf, David C., 2010. Definition, Epidemiology, and Etiologi of Cirrhosis. New York
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1.1 Latar belakang
Sirosis adalah keadaan patologis yang menggambarkan stadium
akhir dari fibrosis hati dan adanya perubahan dari struktur hepar normal
menjadi nodul struktural yang abnormal. Hal ini terjadi akibat nekrosis,
penghancuran hepatosit dan penggantian dengan jaringan fibrosa (Dipiro,
2012).
Sirosis penyebab utama kematian di dunia, sirosis meningkatkan
angka morbiditas dan mortalitas di negara-negara maju, Keseluruhan
mortalitas sirosis di dunia diperkirakan 1.030.000 penduduk per tahun, di
Eropa tengah merupakan penyebab keempat mortalitas, 8.170. 000
penduduk per tahun di Eropa, dan 33.539 penduduk per tahun di USA
(Emmanuel et al, 2014). Di Indonesia belum ada data resmi nasional prevalensi tentang sirosis hati, namun dari beberapa laporan rumah sakit
umum pemerintah di Indonesia berdasarkan diagnosis klinis saja,
prevalensi sirosis hati yang dirawat di bangsal penyakit dalam umumnya
berkisar antara 3,6-8,4% di Jawa dan Sumatera, sedangkan di Kalimantan
dan Sulawesi dibawah 1% (Tambunan et al, 2012).
Etiologi terjadinya sirosis antara lain karena konsumsi alkohol
kronis, penyakit hepatis B, C dan D, penyakit hati metabolit, penyakit hati
kolestasis, dan pemakaian obat seperti isoniazid, metildopa, estrogen, dan
steroid (Puspasari,2012). Hasil penelitian di Indonesia menyebutkan virus
hepatitis B menyebabkan sirosis sebesar 40-50% dan virus hepatitis C
sebesar 30-40%, sedangkan 10-20% penyebabnya belum diketahui.
Sementara itu, alkohol sebagai penyebab sirosis di Indonesia mungkin
frekuensinya lebih kecil karena belum ada penelitian yang mendata kasus
2
Patofisiologi mekanisme terjadinya asites salah satunya adalah
hipertensi portal yaitu pertukaran cairan antara darah dan cairan interstitial
dikontrol oleh keseimbangan antara tekanan darah kapiler yang
mendorong cairan masuk ke dalam jaringan interstitial dan tekanan
osmotik dari plasma protein yang menarik cairan tetap tinggal dalam
kapiler. Pada dasarnya penimbunan cairan dirongga peritoneum dapat
terjadi melalui 2 mekanisme dasar yakni transudasi dan eksudasi. Asites
yang ada hubungannya dengan sirosis hati dan hipertensi porta adalah
salah satu contoh penimbunan cairan di rongga peritoneum yang terjadi
melalui mekanisme transudasi. Asites jenis ini paling sering dijumpai di
Indonesia. Penimbunan cairan asites merupakan suatu patofisiologis yang
kompleks dengan melibatkan berbagai faktor dan mekanisme
pembentukannya, yaitu berdasarkan teori underfilling, teori overflow dan teori periferal vasodilatation (Hirlan, 2014).
Manifestasi klinis dari sirosis hati antara lain yaitu hipertensi
portal, GI bleeding (pendarahan), asites, SBP (Spontaneous Bacterial
Peritonitis), sindrom hepatorenal, dan ensefalopati hepatikum. Sirosis hati
menimbulkan banyak perubahan tata sirkulasi pembuluh darah di jaringan
hati (cabang-cabang vena porta dan vena hepatika). Halangan pada aliran
darah ke luar yang berakibat timbulnya hipertensi porta, halangan aliran
limfe ke luar serta meningkatnya tekanan osmosis plasma (rendah albumin
serum) merupakan faktor-faktor yang menimbulkan asites. Asites yang
bermakna menumpuknya cairan diruang abdomen berakibat pengecilan
kompartimen cairan intravascular. Hal ini dapat mengakibatkan retensi
cairan dan garam oleh ginjal berkat diproduksinya hormon antidiuretik dan
tata renin-angiotensin-aldosteron.
Penatalaksanaan sirosis hati dengan komplikasi meliputi : asites,
ensefalopati hepatikum, varises esophagus, peritonitis bakterial spontan
dan sindrom hepatorenal. Pengobatan asites dilakukan dengan
komperhensif yaitu : tirah baring dan diawali dengan diet rendah garam,
3
dikombinasi dengan obat-obatan diuretik. Awalnya dengan pemberian
spironolakton dengan dosis 100-200 mg sekali sehari. Respon diuretik bisa
dimonitor dengan penurunan berat badan 0,5 kg/hari, tanpa adanya edema
kaki. Bila pemberian spironolakton tidak kuat bisa dikombinasi dengan
furosemid dengan dosis 20-40 mg/hari. Furosemid merupakan loop
diuretik, mekanisme kerjanya menghambat reabsorbsi NaCl secara selektif
di bagian henle bagian ascendens (Katzung, 2007). Pemberian furosemid
bisa ditambah dosisnya bila tidak ada respon, maksimal dosisnya 160
mg/hari. Parasintesis dilakukan bila asites sangat besar (Sudoyo,2009).
Parasintesis dilakukan bila asites pada tingkatan yang sangat parah, untuk
setiap liter cairan asites sebaiknya diikuti dengan penggantian albumin
parenteral 6 – 8 gram untuk mencegah terjadinya penurunan volume
plasma dan gangguan keseimbangan elektrolit (Runyon,Bruce A., 2012).
Permasalahan dalam penggunaan diuretik kuat (furosemid) menimbulkan
efek samping yang cukup serius, seperti hiperurisemi, hiperglikemi,
hipokalemi, kelainan hematologis dan dehidrasi (Siswandono,2008).
Penggunaan diuretik kuat (furosemid) harus dimonitoring dengan cermat,
terutama dalam dosis tinggi karena mereka dapat memicu transient
ototoxicity. Pemberian furosemid juga terkait dengan hipokalemia dan
dapat menyebabkan aritmia jantung (Qavi, Ahmed Hassaan et al,2015).
Berdasarkan data diatas, penelitian ini dilakukan untuk mempelajari
dan mengetahui pola penggunaan furosemid pada pasien dengan asites,
sehingga dapat mencapai efek terapetik yang maksimal. Penilitian ini
dilakukan di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan karena rumah sakit
tersebut merupakan rumah sakit yang sudah diakui pemerintah dan
terakreditasi.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana profil penggunaan diuretik pada pasien sirosis hepatik dengan
4
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mempelajari pola penggunaan Furosemid pada pasien sirosis hepatik
dengan asites untuk mendapatkan profil pengobatan yang rasional.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mempelajari pola penggunaan Furosemid pada pasien sirosis hepatik
dengan asites di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.
2. Mengetahui dan mengidentifikasi hubungan terapi Furosemid terkait
dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian, interval
pemberian, dan lama pemberian yang dikaitkan dengan data klinik di
Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
1. Mengetahui penatalaksanaan terapi farmakologi pada pasien sirosis
hepatik dengan asites sehingga farmasis dapat memberikan asuhan
kefarmasian dan bekerjasama dengan profesi kesehatan lain.
2. Melalui penelitian ini, hasilnya dapat menjadi sumber informasi
kepada para praktisi kesehatan dan masyarakat umum serta dapat
digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan
variabel yang berbeda.
1.4.2 Bagi Rumah Sakit
1. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan baik bagi
klinisi maupun farmasis terutama pada pelayanan farmasi klinik
2. Sebagai bahan informasi bagi Komite Medik Farmasi dan Terapi
dalam merekomendasikan penggunaan obat di Rumah Sakit