• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan Dan cara Membatik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bahan Dan cara Membatik"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Bahan Dan cara Membatik

Zat Pewarna dan Bahan Pewarnaan dalam Membatik

Pewarna kain batik ikat celup dapat dikategorikan menjadi dua yaitu zat pewarna alam dan zat pewarna kimia. Zat pewarna alam dihasilkan dari warna warna yang dapat kita peroleh dari berbagai macam tumbuhan misalnya pada bagian buah, akar, daun, atau kulit pohon. Zat pewarna kimia diproses/hasilkan secara kimiawi oleh industri. Zat pewarna kimia tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tujuh bahan warna yaitu, Napthol, Indigosol, Rapide, Ergan Soga, Kopel Soga, Chroom Soga, dan Prosion.

a. Bahan warna Napthol

Napthol memiliki jenis yaitu AG, D, G, OL, BO, GR, LB, LB (Extra), BS, AS-KN, dan AS-BR. Napthol AS memiliki sifat netral artinya warna yang dihasilkan menurut warna garamnya. Untuk membangkitkan warna dipergunakan jenis Garam Diazo diantaranya adalah Biru B, Biru BB, Violet B, Hitam B, Merah B, Merah GG, Merah GC, Merah R, Merah 3GL Spesial, Bordo GP, Orange GC, Orange GR, Biru Hijau B, dan Kuning GC. Agar pelarutannya bagus, sebaiknya dibuatkan lebih dulu pesta dengan bahan pendukung meliputi Turkish Red Oil (TRO) dan Loog 38 BE (larutan Kaustik Soda / NaoH).

b. Bahan warna Indigosol

Warna Indigosol ini memiliki jenis yaitu Blue 06B, Blue 04B, Yellow FGK, Yellow 1GK, Green 1B, Green 13G, Orange HR, Violet BF, Violet ABBF, Brown IRRD, Abu-abu 1BL, Rosa 1R, dan RED AB. Bahan pelengkapnya adalah Natrium Nitrit (NaNo2) dengan komposisi 2x indigosol, dan TRO. Untuk membangkitkan warna dilakukan dengan mengoksidasikan secara langsung ke panas matahari. Selain itu dengan larutan Asam Chlorida atau Asam Sulfat.

c. Bahan warna Rapide

Bahan ini biasanya untuk pewarnaan teknik colet. Jenis rapide ada tiga macam yaitu Rapide biasa, Rapidosen, dan Rapidosol. Rapide biasa meliputi Kuning GCH, Orange RH, Biru BN, Hitam G, dan Hijau N-16G. untuk membangkitkan warna dipergunakan larutan asam cuka, dengan komposisi 50 cc asam cuka dipakai untuk 1 liter air panas. Sedangkan bahan pendukungnya adalah Turkish Red Oil (TRO) (2x Rapide) dan Loog 380Be.

(2)

Bahan warna ini memiliki tiga jenis yaitu COklat (soga) tua, Coklat (soga) sedang, dan Coklat (soga) muda. Bahan pelarut menggunakan obat hijau (chromfarbesalz), dan pembangkit warnanya memakai beningan larutan air kapur (50 gr untuk 1 liter air dingin).

2. Pewarnaan

Bahan pewarna batik ikat celup sangat beragam, tetapi yang lebih banyak digunakan yaitu bahan pewarna napthol dan remasol, walau tidak ada salahnya juga mencoba jenis pewarna yang lain. Berikut akan dijelaskan cara pewarnaan dengan napthol dan remasol.

a. Pewarnaan Napthol dengan Satu Warna (Celup)

Napthol yang dimaksud untuk pewarna batik ikat celup bukan jenis napthol yang biasa untuk mewarnai kain jeans tetapi jenis pewarna napthol dingin, disebut napthol dingin karena proses pewarnaannya tidak direbus seperti halnya pewarna napthol untuk jeans pewarna napthol untuk batik yaitu pewarna napthol yang harus dibangkitkan dengan pembangkit warna (Garam Diazo). Secara umum proses pewarnaan dengan napthol dingin adalah sebagai berikut:

a) Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu membuat larutan TRO (Turkish Red Oil). TRO berbentuk serbuk putih dan merupakan salah satu bahan pelengkap napthol. Tetapi sebelumnya harus diketahui berapa kuantitas dari napthol, karena perbandingan Napthol dengan TRO yaitu 1 : ½ atau (1/3).

b) Kain lalu dicelup dalam larutan TRO tersebut. Kemudian tiriskan hingga air yang menetes pada kain habis, tetapi jangan sampai diperas dan jangan sampai kering benar.

c) Sementara menunggu kain atus/sampai air tidak ada yang menetes, larutkan napthol dan kaustik soda (NaoH) dalam sedikit air panas. Fungsi air panas hanya untuk melarutkan kedua bahan tersebut. Setelah larut masukkan dalam larutan TRO yang pertama tadi lalu tambahkan air dingin dengan perbandingan 3 gr napthol : 1 Liter air.

d) Kain yang sudah atus/sampai air tidak ada yang meneters tadi kemudian dicelup dalam larutan napthol tersebut. Usahakan agar seluruh kain terendam, kemudian atus/sampai air tidak ada yang meneteskan lagi pada gawangan dan tunggu sampai air yang menetes pada kain habis.

e) Sementara

(3)

f) Ketika kain dicelup pada larutan garam maka warna akan segera muncul. Usahakan kain terendam kurang lebih 2 – 3 menit sambil bolak-balik hingga larutan garam benar-benar meresap ke kain.

g) Setelah warna muncul kemudian tiriskan dan keringkan tapi jangan dijemur di bawah matahari.

h) Setelah kain kering maka proses pelorotan bisa dilakukan. Ditiris Ditiris Ditiris Ditiris & Dijemur Dicuci air

b. Pewarnaan Napthol dengan 2 warna atau lebih (Celup)

Apabila menginginkan lebih dari satu warna maka setelah setengah kering dilakukan pemalaman/penutupan dengan plastik/tali rafia kembali. Sebelumnya harus sudah dipikirkan bagian mana yang akan tetap berwarna sebelumnya dan bagian mana yang akan diwarna berikutnya. Jika menginginkan warna sebelumnya (warna pertama) tetap ada, maka bagian tersebut ditutup malam/plastik/tali rafia.

c. Pewarnaan Remasol dengan 2 warna atau lebih (Colet)

Remasol adalah pewarna batik yang biasa digunakan untuk teknik colet. Dengan pewarna remasol maka dalam beberapa colet bisa menggunakan lebih dari beberapa warna. Remasol juga biasa dipakai pada lukis batik modern. Teknik pewarnaan colet dengan remasol adalah sebagai berikut:

a) Larutkan remasol dalam air panas kemudian tambahkan poliron dan ludigol. Aduk hingga merata, perbandingan Remasol : Poliron : Ludigol = 1 : 1/2 : 1/2 . Perbandingan remazol dan air panas yaitu 3 gr : 50/100 cc air

b) Tunggu sampai larutan tersebut dingin, apabila sudah dingin maka pewarna tersebut siap digunakan.

c) Siapkan kain yang sudah di malam, lalu dengan menggunakan kuas ambil pewarna tersebut dan oleskan pada bagian yang dikehendaki.

d) Lalu keringkan, pengeringan jangan di bawah matahari. Apabila sudah kering, rendam ke dalam larutan waterglass + air + caustik soda dengan perbandingan1:1. Air dapat dikurangi apabila menginginkan warna lebih pekat.

e) Kemudian tiriskan dan dijemur sampai kering sekali.

f) Setelah kain kering maka proses pelorotan bisa dilakukan. Dikuaskan Ditiriskan & dijemur Ditiriskan & dijemur Dicuci air

(4)

Bahan untuk melorod (membersihkan malam) kain, diperlukan air panas mendidih di atas tungku dan Soda Abu atau TRO. Fungsi soda abu tersebut untuk menghindari terjadinya penempelan ulang malam di permukaan kain sehingga kain benar-benar bersih dari malam. Bila proses pemalaman telah selesai maka tahap selanjutnya yaitu tahap pewarnaan. Tetapi sebelumnya telitilah kain yang sudah dimalam tersebut, mungkin ada tumpahan atau tetesan kain yang tidak dikehendaki, apabila ada untuk menghapusnya gunakan alat logam yang tahan panas untuk menghilangkannya.

Caranya ujung logam tersebut dipanaskan pada bara api sementara kain yang terdapat malam yang tidak dikehendakitsb dibasahi dengan air ssabun atau deterjen. Setelah ujung logam panas tempelkan pada malam yang telah dibasahi tadi. Hal ini dapat dilakukan berulang kali sampai malam yang akan dihapus hilang. Penggunaan malam di wajan juga harus diperhatikan, malam yang terlalu lama dipanaskan akan berubah warna menjadi hitam dan timbul serbuk hitam (pasir) di dasar wajan. Kondisi seperti ini disebut Gentho, dan sebaliknya jangan dipakai membatik lagi karena cenderung lebih kental dan susah

menempel/meresap pada kain, serta akan membuat canting sering tersumbat. Untuk itu, segera buanglah gentho tersebut dan bersihkan wajan serta gantilah dengan malam yang baru.

Zat Pewarna dan Bahan Pewarnaan dalam Membatik

Pewarna kain batik ikat celup dapat dikategorikan menjadi dua yaitu zat pewarna alam dan zat pewarna kimia. Zat pewarna alam dihasilkan dari warna warna yang dapat kita peroleh dari berbagai macam tumbuhan misalnya pada bagian buah, akar, daun, atau kulit pohon. Zat pewarna kimia diproses/hasilkan secara kimiawi oleh industri. Zat pewarna kimia tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tujuh bahan warna yaitu, Napthol, Indigosol, Rapide, Ergan Soga, Kopel Soga, Chroom Soga, dan Prosion.

a. Bahan warna Napthol

Napthol memiliki jenis yaitu AG, D, G, OL, BO, GR, LB, LB (Extra), BS, AS-KN, dan AS-BR. Napthol AS memiliki sifat netral artinya warna yang dihasilkan menurut warna garamnya. Untuk membangkitkan warna dipergunakan jenis Garam Diazo diantaranya adalah Biru B, Biru BB, Violet B, Hitam B, Merah B, Merah GG, Merah GC, Merah R, Merah 3GL Spesial, Bordo GP, Orange GC, Orange GR, Biru Hijau B, dan Kuning GC. Agar pelarutannya bagus, sebaiknya dibuatkan lebih dulu pesta dengan bahan pendukung meliputi Turkish Red Oil (TRO) dan Loog 38 BE (larutan Kaustik Soda / NaoH).

b. Bahan warna Indigosol

(5)

pelengkapnya adalah Natrium Nitrit (NaNo2) dengan komposisi 2x indigosol, dan TRO. Untuk membangkitkan warna dilakukan dengan mengoksidasikan secara langsung ke panas matahari. Selain itu dengan larutan Asam Chlorida atau Asam Sulfat.

c. Bahan warna Rapide

Bahan ini biasanya untuk pewarnaan teknik colet. Jenis rapide ada tiga macam yaitu Rapide biasa, Rapidosen, dan Rapidosol. Rapide biasa meliputi Kuning GCH, Orange RH, Biru BN, Hitam G, dan Hijau N-16G. untuk membangkitkan warna dipergunakan larutan asam cuka, dengan komposisi 50 cc asam cuka dipakai untuk 1 liter air panas. Sedangkan bahan pendukungnya adalah Turkish Red Oil (TRO) (2x Rapide) dan Loog 380Be.

d. Bahan warna Ergan Soga

Bahan warna ini memiliki tiga jenis yaitu COklat (soga) tua, Coklat (soga) sedang, dan Coklat (soga) muda. Bahan pelarut menggunakan obat hijau (chromfarbesalz), dan pembangkit warnanya memakai beningan larutan air kapur (50 gr untuk 1 liter air dingin).

2. Pewarnaan

Bahan pewarna batik ikat celup sangat beragam, tetapi yang lebih banyak digunakan yaitu bahan pewarna napthol dan remasol, walau tidak ada salahnya juga mencoba jenis pewarna yang lain. Berikut akan dijelaskan cara pewarnaan dengan napthol dan remasol.

a. Pewarnaan Napthol dengan Satu Warna (Celup)

Napthol yang dimaksud untuk pewarna batik ikat celup bukan jenis napthol yang biasa untuk mewarnai kain jeans tetapi jenis pewarna napthol dingin, disebut napthol dingin karena proses pewarnaannya tidak direbus seperti halnya pewarna napthol untuk jeans pewarna napthol untuk batik yaitu pewarna napthol yang harus dibangkitkan dengan pembangkit warna (Garam Diazo). Secara umum proses pewarnaan dengan napthol dingin adalah sebagai berikut:

(6)

b) Kain lalu dicelup dalam larutan TRO tersebut. Kemudian tiriskan hingga air yang menetes pada kain habis, tetapi jangan sampai diperas dan jangan sampai kering benar.

c) Sementara menunggu kain atus/sampai air tidak ada yang menetes, larutkan napthol dan kaustik soda (NaoH) dalam sedikit air panas. Fungsi air panas hanya untuk melarutkan kedua bahan tersebut. Setelah larut masukkan dalam larutan TRO yang pertama tadi lalu tambahkan air dingin dengan perbandingan 3 gr napthol : 1 Liter air.

d) Kain yang sudah atus/sampai air tidak ada yang meneters tadi kemudian dicelup dalam larutan napthol tersebut. Usahakan agar seluruh kain terendam, kemudian atus/sampai air tidak ada yang meneteskan lagi pada gawangan dan tunggu sampai air yang menetes pada kain habis.

e) Sementara

menunggu kain atus/sampai air tidak ada yang menetes, larutkan garam diazo dalam sedikit air hingga larut, setelah larut tambahkan air dan aduk. Perbandingan napthol dan garam yaitu 1 : 3.

f) Ketika kain dicelup pada larutan garam maka warna akan segera muncul. Usahakan kain terendam kurang lebih 2 – 3 menit sambil bolak-balik hingga larutan garam benar-benar meresap ke kain.

g) Setelah warna muncul kemudian tiriskan dan keringkan tapi jangan dijemur di bawah matahari.

h) Setelah kain kering maka proses pelorotan bisa dilakukan. Ditiris Ditiris Ditiris Ditiris & Dijemur Dicuci air

b. Pewarnaan Napthol dengan 2 warna atau lebih (Celup)

Apabila menginginkan lebih dari satu warna maka setelah setengah kering dilakukan pemalaman/penutupan dengan plastik/tali rafia kembali. Sebelumnya harus sudah dipikirkan bagian mana yang akan tetap berwarna sebelumnya dan bagian mana yang akan diwarna berikutnya. Jika menginginkan warna sebelumnya (warna pertama) tetap ada, maka bagian tersebut ditutup malam/plastik/tali rafia.

c. Pewarnaan Remasol dengan 2 warna atau lebih (Colet)

Remasol adalah pewarna batik yang biasa digunakan untuk teknik colet. Dengan pewarna remasol maka dalam beberapa colet bisa menggunakan lebih dari beberapa warna. Remasol juga biasa dipakai pada lukis batik modern. Teknik pewarnaan colet dengan remasol adalah sebagai berikut:

(7)

b) Tunggu sampai larutan tersebut dingin, apabila sudah dingin maka pewarna tersebut siap digunakan.

c) Siapkan kain yang sudah di malam, lalu dengan menggunakan kuas ambil pewarna tersebut dan oleskan pada bagian yang dikehendaki.

d) Lalu keringkan, pengeringan jangan di bawah matahari. Apabila sudah kering, rendam ke dalam larutan waterglass + air + caustik soda dengan perbandingan1:1. Air dapat dikurangi apabila menginginkan warna lebih pekat.

e) Kemudian tiriskan dan dijemur sampai kering sekali.

f) Setelah kain kering maka proses pelorotan bisa dilakukan. Dikuaskan Ditiriskan & dijemur Ditiriskan & dijemur Dicuci air

Bahan pelorodan malam

Bahan untuk melorod (membersihkan malam) kain, diperlukan air panas mendidih di atas tungku dan Soda Abu atau TRO. Fungsi soda abu tersebut untuk menghindari terjadinya penempelan ulang malam di permukaan kain sehingga kain benar-benar bersih dari malam. Bila proses pemalaman telah selesai maka tahap selanjutnya yaitu tahap pewarnaan. Tetapi sebelumnya telitilah kain yang sudah dimalam tersebut, mungkin ada tumpahan atau tetesan kain yang tidak dikehendaki, apabila ada untuk menghapusnya gunakan alat logam yang tahan panas untuk menghilangkannya.

Caranya ujung logam tersebut dipanaskan pada bara api sementara kain yang terdapat malam yang tidak dikehendakitsb dibasahi dengan air ssabun atau deterjen. Setelah ujung logam panas tempelkan pada malam yang telah dibasahi tadi. Hal ini dapat dilakukan berulang kali sampai malam yang akan dihapus hilang. Penggunaan malam di wajan juga harus diperhatikan, malam yang terlalu lama dipanaskan akan berubah warna menjadi hitam dan timbul serbuk hitam (pasir) di dasar wajan. Kondisi seperti ini disebut Gentho, dan sebaliknya jangan dipakai membatik lagi karena cenderung lebih kental dan susah

menempel/meresap pada kain, serta akan membuat canting sering tersumbat. Untuk itu, segera buanglah gentho tersebut dan bersihkan wajan serta gantilah dengan malam yang baru.

INDIGOSOL UNTUK PENCELUPAN

Zat warna indigosol memiliki beberapa sifat dasar yaitu, Memiliki warna dasar muda dan mudah larut dalam air dingin, Setiap warna disebutkan pada zat warna

Indigosol dengan tambahan kode di belakangnya, Bisa digunakan untuk Pencelupan atau Pencoletan, Warna yang timbul melalui proses oksidasi langsung di bawah sinar matahari atau dengan zat asam.

(8)

dalam proses pencelupan kain Batik pada pewarna yang menggunakan zat warna Sintetis, khususnya Indigosol.

1. Tahap Persiapan Zat Pewarna

2. Tahap Persiapan Kain Batik

3. Tahap Pencelupan/pewarnaan Kain Batik

4. Tahap Finishing/fixasi Kain Batik

I. TAHAP PERSIAPAN ZAT PEWARNA

Untuk standar pewarnaan satu meter kain, bahan yang harus disiapkan antar lain :

 3-5 gr indigosol

 6-10 NaNO2 (Natrium Nitrit) [biasanya dua kali jumlah pewarna indigosolnya]

 1 gelas kecil air panas (100'C)

 1-2 lt air dingin

Proses Persiapan :

1. Larutkan indigosol dengan air panas sampai benar-benar larut

2. Masukkan Natrium Nitrit dan larutkan hingga larut juga

3. tambahkan air dingin secukupnya

II. TAHAP PERSIAPAN KAIN BATIK

1. Kain dibatik (ditempeli malam sesuai motif, menggunakan canting)

2. Setelah melekat kuat, kain direndam dalam larutan TRO/Turkish Red Oil (10lt air + 10gr TRO)

3. Tiriskan Kain Batik

III. TAHAP PENCELUPAN

(9)

2. Diangin-angin di bawah sinar matahari langsung sambil dibolakbalik berkali-kali

3. Lakukan Proses 1 dan 2 tersebut dua kali.

IV. TAHAP FINISHING/FIKSASI KAIN BATIK

Siapkan 4 lt air + 60cc HCL (diaduk hingga larut merata)

Masukan Kain Batik hasil pewarnaan Indigosol ke dalam larutan, sebentar saja Angkat dari larutan HCL, lalu cuci bersih dengan air.

Kain Batik Dilorod (direbus) untuk menghilangkan lilim/malam batik yang masih menempel

Lalu keringkan

Bahan Dan Cara Membatik, Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat

dari kapas yang dinamakan kain mori. batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera,

poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan

menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran

besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain.

Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya

dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna

lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan

ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.

Bahan Dan Cara Membatik

1. Alat Pembatik

(10)

B. Diklik/Tempat Duduk : untuk tempat duduk saat membatik

C. Wajan Dan Kompor : untuk mencairkan lilin batik

(11)

E. Canting cap dan Meja Cap : untuk membuat motif di atas kain batik

(12)

G. Gelas Ukur, Sarung Tangan, Gunting, Ember, Stik Besi untuk menghilangkan tetesan air di

batik, Pensil, Penghapus, Kuas, Meteran, Setrika, dll yang penting adalah pada saat membatik.

2. Bahan

* Lilin Klowong : untuk membatik motif

* Untuk membantu pembangkit warna ada: HCL, Garam Biru BB, Garam Kuning GC, Garam

Orange GC

* Untuk zat warna ada : Natrium Nitrit, Indigosol Violet B, Kostik, Indigosol Kuning IGK

* Untuk Warna Dasar : Napthos AS, ASG, AS-OL, AS-BS

* Lilin Tmebok : untuk menembok/menutupi bagian yang tidak dihendaki

* Parafin : untuk membuat motif pecahan pada kain batik

* Tro : untuk pembasah

* Kertas Roti : untuk memngambar peta batik

* Water Glass: untuk obat bantu

* taplak meja motif batik, birkolin ukuran 90 x 90 cm.

Yang di atas adalah bahan dan alat di mana kita membuat batik dan sekarang kita akan membuat

bahan dan cara membatik

Contoh Membuat batik taplak meja tamu :

• Selendang dari tenunan ATBM ukuran 70

• Kostik soda, 3 gr/L air dingin cm x 190 cm

• TRO, 2 gram/L air

• Lilin/malam klowong

• Waterglass, 100 cc/L air panas

• Lilin/malam tembok

• Soda Abu, 10 gram /L air panas

• Zat warna napthol, 5 gr/L air panas+dingin

• Korek api, Garam pembangkit 10 gr/L air dingin

• Plastik/kemasan

Alat yang digunakan untuk membuat taplak meja tamu batik:

• Canting tulis (cecek, klowong, tembok)

• Kompor batik sumbu 8.

• Kuas besar dan Kecil

• Gawangan

(13)

• Mangkok

• Sendok plastik

• Ember/bak pencelup

• Sarung tangan

• Ceret

• Kompor minyak

• Kompor gas

• Kompor pompa

• Kenceng

• Serok

• Jemuran

• Seterika

• Meja seterika

PROSES PEMBUATAN PRODUK BATIK

Teknik pembuatan selendang dengan teknik batik tulis adalah sebagai berikut:

1. Mempola

Yaitu memindahkan gambar pola dari kertas kedalam kain yang akan digunakan untuk

membuat batik.

2. Membatik atau melekatkan lilin Membatik yaitu melekatkan lilin pada kain sesuai dengan

pola, untuk menutup sebagian kain agar tidak kemasukan warna. Ada tiga tahap pelekatan lilin

yaitu:

• Nglowong:melekatkan lilin yang pertama pada pola dasar atau kerangka dari motif tersebut.

• Nembok: menutup kain setelah diklowong dengan menggunakan lilin yang lebih kuat. Nembok

meliputi menutup permukaan tertentu dan memberikan isen-isen pada kain yang sudah

diklowong.

• Nerusi: mengulangi membatik dari bagian belakang mengikuti batikan pertama.

3. Mewarna adalah memberikan warna pada kain yang sudah dibatik. Bagian yang tertutup

malam nantinya akan tetap berwarna putih dan yang tidak tertutup malam akan kena warna. Zat

warna untuk batik terdiri dari zat warna alam dan sintetis.

4. Nglorod atau Menghilangkan lilin secara keseluruhan pada akhir proses pembuatan batik

disebut

mbabar, ngebyok, atau nglorod. Menghilangkan lilin secara keseluruhan ini dilakukan dalam air

yang mendidih. Untuk mempermudah proses nglorod maka dalam air panas ditambahkan obat

pembantu yaitu waterglass atau soda abu.

Referensi

Dokumen terkait

39 Kuna sotsieteet võttis üle ka esimese maailmasõja ajal suletud sak- sa seltside, nagu Liivimaa Saksa Seltsi ja selle Tartu grupi juures moodustatud laenu- ja säästukassa

Senyawa Heliannuol A, B, C, D, dan E diharapkan mampu berikatan dengan Estrogen Receptor β ERβ melalui teknik molecular docking yang mana nantinya diharapkan tempat berikatan

Michael Berthold University of Konstanz, Germany Liz Bradley University of Colorado, USA Jo˜ ao Gama University of Porto, Portugal Jaakko Hollm´en Aalto University, Finland.. Frank

[r]

Apabila outlet tersebut memiliki 5 (lima) varian rasa yang artinya sudah memenuhi syarat, akan tetapi pada saat Mbak Ajeng melakukan kunjungan di outlet

Aberasi penuh lebih banyak yang menderita konstipasi (35%) dibanding dengan mosaik (25%). Encopresis ditemukan pada 30% pasien sedangkan soiling pada 26% pasien. Kesimpulan,

Analisis jabatan/ analisis pekerjaan ( job analysis ) sebagaibagian dari manajemen sumber daya manusiadalam organisasi merupakan penentuan isi dari suatu jabatan (

Dalam pembelajaran terpadu Pengantar Teknologi Informasi, fasilitas ini digunakan untuk memberitahukan adanya dokumen pembelajaran yang dipublikasikan pada satu blog, menawarkan